PERAN SARJANA ISLAM TERHADAP DAKWAH DI DESA ROKO-ROKO KECAMATAN WAWONII TENGGARA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN CICI HAYANI NIM. 11030101008 PENDAHULUAN Berdasarkan observasi awal penulis di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan, penulis mendapati bahwa peran Sarjana Islam dalam dakwah masih rendah. Hal tersebut terlihat dari organisasi yang ada di Desa Roko-Roko tidak aktif seperti Majelis Taklim dan Remaja Mesjid. Padahal organisasi majelis taklim dan remaja masjid merupakan wadah untuk melaksanakan dakwah. Selain itu program-program Sarjana Islam dalam membina dan membentuk generasi muda mudi dalam mengembangkan dakwah belum terealisasi secara keseluruhan. Apabila peran serta Sarjana Islam dalam
usaha-usaha
dakwah
telah
berlangsung
secara
melembaga
dan
terorganisasikan serta telah lebih besar dari peran pemerintah, maka benih-benih amar ma'ruf itu di tengah-tengah pergaulan hidup masyarakat akan tercipta. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis pun tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang masalah tersebut peranan Sarjana Islam terhadap dakwah di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawanii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan, faktor pendukung Sarjana Islam dalam dakwah di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan, Serta faktor penghambat Sarjana Islam dalam dakwah di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggambarkan sekaligus mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang dikumpulkan.
Teknik
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
observasi,
dokumentasi dan wawancara dengan sarjana Islam, tokoh masyarakat dan Masyarakat yang ada di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara
Kabupaten Konawe Kepulauan serta segala sesuatu yang ada hubungannya dengan penelitian ini sehingga dapat diperoleh data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan. PEMBAHASAN A. Deskripsi Peran Sarjana Islam 1. Pengertian Sarjana Islam Dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 Bab IV Pasal 19 menyatalan bahwa “Sarjana Islam merupakan gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan Sarjana yang di selenggarakan di Perguruan Tinggi”.1 Berdasarkan pengertian di atas penulis mengartikan Sarjana Islam adalah gelar seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan di kampus yang diselenggarakan oleh Departemen Agama atau Lembaga yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan tentang agama dan telah mendapatkan gelar Sarjana. 2. Peran dan Tanggung Jawab Sarjana Islam dalam Masyarakat dan Dakwah Keagamaan Peran dan tanggung jawab Sarjana Islam dalam dakwah keagamaan berintikan pada 3 aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal, yang pada dasarnya berisi tentang: a. Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang taat kepada perintah Allah SWT dan RasulNya. b. Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Pengembangan pengetahuan 1
Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39 (Sinar Grafika), h. 14 sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp.../uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-Sisdiknas.pdf (di unduh 24/6/2016)
agama dilandasi dengan pengetahuan ilmu dimungkinkan pembentukan pribadi yang berakhlak dan bertakwa kepada Allah SWT. Pengembangan tentang pentingnya agama dan ilmu maka masyarakat akan menyadari keharusan menjadi seorang hamba Allah yang beriman dan berilmu pengetahuan. Dengan iman dan ilmu masyarakat akan lebih bertakwa kepada Allah SWT. c. Menumbuhkan dan membina ketrampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat menghayati ajaran agama Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dalam hubungan dengan Allah SWT maupun lingkungan dan masyarakat.2 Menarik kesimpulan dari beberapa penjelasan di atas peran dan tanggung jawab Sarjana Islam dalam ritual keagamaan (ibadah) adalah berupaya untuk memelihara masyarakat untuk menjadi insan kamil dengan cara, (1) memelihara agama (hifah al-din) dengan cara menunaikan rukun Islam, memelihara agama dari serangan musuh, memelihara jiwa agama yang tumbuh sejak lahir secara fitri dan orang yang tidak dapat menjaga kebutuhan ini berarti telah kehilangan esensi kehidupan, (2) memelihara jiwa (hifah al-nafs) dengan cara memenuhi hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku, (3) memelihara akal pikiran (hifah al-aql) dengan cara menggunakan sebagaimana mestinya seperti memikirkan kekuasaan Allah, melalui diri sendiri, alam maupun yang lainnya, serta menghindarkan perbuatan yang merusak daya pikir, (4) memelihara keturunan (hifah al-nasl) dengan cara mengatur pernikahan dan melarang perbuatan tentang syariat pernikahan seperti berzina, pelecehan seksual dan lain, dan (5) memelihara kehormatan dan harta benda (hifah al-irdh waalamwad) dengan cara mencari rizki yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidup,
2
Direktorat jendral, Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, (Jakarta: PT. Intermasa, 2003),
h. 84-85
dan mengharamkan segala bentuk riba, perampokan dan penipuan, karena pada dasarnya rizki yang halal berpengaruh terhadap menjalankan.
B. Pengertian Peran Dakwah 1. Hakikat Dakwah Islam memang merupakan agama dakwah, mungkin lebih dari agama lainnya. Ada tiga hal yang disebut sebagai hakikat dakwah islamiyah. Hakikat dakwah itu meliputi tiga hal, yaitu bahwa dakwah itu adalah merupakan sebuah kebebasan, rasionalitas, dan universal. 2. Tujuan Dakwah Adapun mengenai tujuan dakwah, yaitu: pertama, mengubah pandangan hidup. Dalam QS. Al Anfal: 24 di sana di siratkan bahwa yang menjadi maksud dari dakwah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja. Manusia dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya Kedua, mengeluarkan manusia dari gelap-gulita menuju terang-benderang. Ini diterangkan dalam firman Allah: "Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada terang-benderang dengan izin Tuhan mereka kepada jalan yang perkasa, lagi terpuji."(QS. Ibrahim: 1) 3. Metode Dakwah Tiga metode dakwah yang terkandung dalam ayat ini, yaitu : metode alhikmah, metode al-maw’izhah dan metode mujadalah. a. Metode Al-Hikmah 1) Al-hikmah dalam dakwah b. Metode al-Maw’idhah al-hasanah c. Metode al-Mujàdalah
C. Penelitian Relevan 1. Marwana dengan judul skripsi Peranan Dakwah Dalam Mencegah Perbuatan Syirik Pada Masyarakat Kelurahan Andonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. 2. Jumriyadin, dengan judul penelitian “Peran Dakwah Islam Dalam Meningkatkan Pengalaman Ibadah Masyarakat di Desa Lalobau Kecamatan Andoolo Kab. Konsel. Dari kedua penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan ke dua penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin mengetahui kondisi peran Sarjana Islam terhadap dakwah di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tengara dan mengamati peran Sarjana Islam yang selama ini menjadi perhatian bagi peneliti.
D. Peran Sarjana Islam terhadap dakwah Di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara Dalam Kegiatan Keagamaan Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran Sarjana Islam terhadap dakwah di Desa RokoRoko yaitu: 1) Peran Sarjana Islam terhadap dakwah dalam mengembangkan dakwah yang meliputi a) mendidik masyarakat Desa Roko-Roko tentang agama Islam, b) membimbing masyarakat Desa Roko-Roko agar bersikap dan berinteraksi dengan sesama warga dilandasi dengan norma dan nilai-nilai ajaran Islam, c) menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat Desa Roko-Roko tentang pentingnya dakwah Islam, d) memberi teladan yang baik dalam berpikir dan berperilaku serta e) menjaga nama baik lembaga dakwah Islam di Desa RokoRoko. 2) Peran Sarjana Islam terhadap dakwah dalam ritual agama meliputi a) membimbing masyarakat Desa Roko-Roko dalam menjalankan ritual agama (ibadah) sesuai dengan syariah Islam, b) meningkatkan pemahaman masyarakat, c) melakukan ceramah-ceramah keagamaan dan d) melakukan pengawasan terhadap masyarakat Desa Roko-Roko dalam kegiatan-kegiatan ibadah.
E. Faktor Pendukung Sarjana Islam terhadap dakwah di desa Roko-Roko Kecamatan Wawanii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan 1. Mayoritas Penduduk Beragama Islam Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara informan maka dapat disimpulkan bahwa salah faktor pendukung pelaksanaan Sarjana Islam terhadap dakwah di desa Roko-Roko yaitu mayoritas penduduk beragama Islam. 2. Ketersediaan Fasilitas Tempat Ibadah Dalam Jumlah Yang Memadai Berdasarkan hasil observasi dan wawancara informan maka dapat disimpulkan bahwa Fasilitas tempat ibadah yang terdapat di desa Roko-Roko. Cukup memadai untuk di gunakan sebagai tempat beribadah dan memudahkan para Sarjana Islam dalam dakwah. 3. Dukungan dari Masyarakat Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa masyarakat yang ada di desa Roko-Roko Kecamatan Wawanii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan sangat mendukung kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para Sarjana Islam karena memiliki keinginan untuk hidup yang lebih baik dengan ketentuan agama. 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Yang Rata-Rata Sudah Memiliki Pengetahuan Dasar Agama Berdasarkan hasil observasi wawancara informan dan dokumentasi maka dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung pelaksanaan Sarjana Islam terhadap dakwah di desa Roko-Roko yaitu mayoritas penduduk beragama Islam; ketersediaan fasilitas tempat ibadah dalam jumlah yang memadai; adanya dukungan dari masyarakat; dan tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata sudah memiliki pengetahuan dasar agama.
F. Faktor Penghambat Sarjana Islam terhadap dakwah di desa Roko-Roko Kecamatan Wawanii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan
1. Organisasi Yang Ada di desa Roko-Roko Tidak Aktif Seperti Majelis Taklim, Remaja Mesjid Dari hasil wawancara terhadap informan, terungkap bahwa organisasi yang ada di desa Roko-Roko tidak aktif seperti Majelis Taklim dan Remaja Mesjid. Hal tersebut menjadi hambatan Sarjana Islam dalam melaksanakan dakwah Islam di desa Roko-Roko. 2. Faktor Ekonomi Berdasarkan hasil wawancara informan maka dapat disimpulkan bahwa hambatan ekonomi menjadi salah satu faktor penghambat Sarjana Islam dalam melaksanakan dakwah Islam di desa Roko-Roko. Umumnya masyarakat adalah orang-orang yang kurang mampu dalam ekonomi, meskipun demikian, Sarjana Islam terus bertahan untuk menegakkan dan mensyi'arkan agama Allah. 3. Pola Pikir Masyarakat Yang Masih Materialistis Kesimpulan dari hasil jawaban informan dan hasil observasi yaitu bahwa faktor yang menjadi penghambat Sarjana Islam terhadap dakwah di desa RokoRoko ini diantaranya adalah pola pikir masyarakat yang masih materialistis, organisasi yang ada di desa Roko-Roko ini tidak aktif seperti majelis taklim, remaja mesjid dan faktor Ekonomi masyarakat masih berada di bawah rata-rata. 4. Perbedaan Pemahaman Kesimpulan dari hasil jawaban informan yaitu bahwa faktor yang menjadi penghambat Sarjana Islam terhadap dakwah yaitu adanya perbedaan pemahaman agama antara pemuka agama. Hal tersebut menjadi kendala dalam suksesnya dakwah yang dilaksanakan oleh Sarjana Islam.
PENUTUP Peran Sarjana Islam terhadap dakwah di Desa Roko-Roko yaitu 1) Peran Sarjana Islam terhadap dakwah dalam mengembangkan dakwah 2) Peran Sarjana Islam terhadap dakwah dalam ritual agama. Faktor pendukung pelaksanaan dakwah di desa Roko-Roko yaitu 1) mayoritas penduduk beragama Islam; 2) ketersediaan fasilitas tempat ibadah dalam jumlah yang memadai; 3) adanya dukungan dari masyarakat; 4) serta tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata sudah memiliki pengetahuan dasar agama. Faktor penghambat sarjana Islam terhadap dakwah Islam yaitu yaitu 1) organisasi yang ada di Desa Roko-Roko tidak aktif seperti Majelis Taklim, Remaja Mesjid, 2) Faktor Ekonomi
3) pola pikir masyarakat yang masih materialistis. 4) perbedaan
pemahaman. Dalam rangka meningkatkan dakwah pada masyarakat Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara, diharapkan agar pemerintah setempat dapat membuka atau menjalin kerja sama dengan STAIN agar Desa Roko-Roko bisa menjadi desa binaan dalam hal memberikan dakwah atau kerjasama dengan kanwil departemen agama untuk diterjunkan tenaga penyuluh di desa tersebut. Dalam rangka meningkatkan pengamalan ajaran agama masyarakat Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara, diharapkan agar tokoh agama atau sarjana muslim yang ada di desa tersebut memberikan contoh teladan baik serta motivasi masyarakat senantiasa menyelenggarakan ibadah dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan di tengah-tengah masyarakat. Diharapkan kepada sarjana muslim agar mengaktifkan lembaga pendidikan Islam yang ada berupa masjid, majelis taklim dan TPA, agar dijadikan tempat belajar dikalangan anak-anak, pemudadan orang tua untuk memahami ajaran agamanya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqi, Ismail. R., Lamnya, Lois, Atlas Budaya Islam; Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Bandung: Mizan, 1998. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Bahreisy, H. Salim, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 2, Surabaya: Pt Bina Ilmu, 2005. Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kwantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 3, 2008. Dadiri dan Hamidy, Muchlis, Pendidikan Agama Islam. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2006. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Intermasa, 1993. Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Jakarta: CV. Toha Putra, 1983. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Direktorat jendral, Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: PT. Intermasa, 2003. Fuadudin dan Bisri, Cik Hasan, Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: logos. 2009. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Singapura : Pustaka Nasional Pte Ltd, 1990. Harahap, Syahrin Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2008. Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1991.
M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006. Madjid, Nurcholis Doktrin Dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992. Mahfudz, Syekh Ali, hidayat Al-Mursyidin Ila Thuruq Al-Wa’ziwa Al-Khitabat, Beirut: Dar Al-Ma’arif,T.T. Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kwalitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Muhammad, Ahmad Bin, Al-Muqrib’al Al-Fayumi, Al-Misbahul Munir, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000 Munir, M. SMetode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006. Musthan, Zulkifli, Ilmu Dakwah, Cet; I Makassar : Yayasan Fatiyah, 2002. Nasution, Harun, Islam Rasional, Jakarta: Mizan, 1999. Nasution, S. Metodo Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 3, 2000. Quthb, Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jakarta : Gema Insane 2001. Sardiman, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bina Ilmu, 2000. Shihab, M. Quraish Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2007. Shihab, M. Quraish Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera hati 2002. Soekanto,Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta:Raja GrafindoPersada, 2006. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafido Persada, 1986. Undang-undang
Sisdiknas
No
20
tahun
2003
Bab
XI
pasal
Grafikasumberdaya.ristekdikti.go.id/wp.../uu-nomor-20-tahun-2003-tentangSisdiknas.pdf (di unduh 24/6/2016) Usman. Husain, Metodologi Penelitian Social, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
39