PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG TAHUN 2012
Oleh Ria Putri Anggraeni
[email protected] Dosen PSIK STIK BINA HUSADA PALEMBANG
ABSTRAK Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer) karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Satu dari tiga orang dewasa Indonesia menderita hipertensi, bahkan di kalangan usia 50 tahun ke atas satu dari dua orang. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mendalam tentang pengetahuan, kegiatan, dan sarana dan prasarana Peran Perawat sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2012. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Dalam penelitian ini terdapat 5 orang informan yang terdiri dari 1 orang perawat senior (key informan),3 orang perawat pelaksana (informan), dan 2 orang pasien lansia penderita hipertensi. Hasil penelitian ini adalah pada pengetahuan perannya sebagai pendidik yaitu dengan memberikan pendidikan tentang pola hidup untuk mengatasi hipertensi dan pengetahuan perawat sebagai edukator belum optimal karena terkendala pada pemahaman pasien. Pada kegiatan peran perawat sebagai pendidik yaitu dengan memberikan penyuluhan dan poyandu lansia di dalam puskesmas dan di luar puskesmas atau di desa-desa jaringan kerja Puskesmas Tanjung Lago dan kegiatan sudah cukup optimal. Pada sarana dan prasarana peran perawat sebagai pendidik yaitu dengan dengan menggunakan pamflet dan alat peraga dan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan peran perawat sebagai edukator belum optimal karena belum memadainya sarana dan prasarana. Kepada pihak puskesmas khususnya perawat agar lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan terutama dalam hal perannya sebagai edukator agar lebih tercapai derajat kesehatan pasien yang lebih baik lagi. Kata kunci : Peran Perawat, Edukator, Hipertensi
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer) karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya Menurut World Health Statistics tahun 2010, prevalensi kenaikan tekanan darah pada orang dewasa (>25 tahun) adalah 32,5 % pada laki – laki dan 29,3 % pada wanita. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan prevelensi hipertensi sebanyak 31,7%. Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian utama di perkotaan maupun perdesaan pada usia 55-64 tahun. Satu dari tiga orang dewasa Indonesia menderita hipertensi, bahkan di kalangan usia 50 tahun ke atas satu dari dua orang. Diperkirakan
ada 76% kasus hipertensi di masyarakat yang belum terdiaknosis, artinya penderitanya tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit ini, dari prevelensi 31,7% tersebut diketahui yang sudah mengetahui dirinya menderita hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan hanyalah 7,2%. Berdasarkan jumlah ini yang sadar dan menjalani pengobatan hipertensi hanya 0,4%. Artinya banyak sekali kasus hipertensi tetapi sedikit sekali yang terkontrol. Berdasarkan data dinas kesehatan Kota Palembag penderita hipertensi tahun 2009 sebesar 24.469 kasus dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 35.673. Serta di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 36.384. Dari data Puskesmas Basuki Rahmat penderita hipertensi pada lansia di tahun 2009 terdapat 2,57% kasus dari 543 jumlah pasien. Di tahun 2010 terdapat 2,22% kasus dari 540 jumlah pasien. Dan di tahun 2011 terdapat 2,76% dari 470 jumlah pasien.(Profil Puskesmas Basuki Rahmat, 2011). Hasil studi yang telah dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan, terungkap bahwa
Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ……………. 1
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sangat kurang dan praktik mereka juga masih rendah , Sebagai tindak lanjutnya jajaran kesehatan dalam konfrensi Nasional Promosi Kesehatan 2001, antara lain menyepakati menitik beratkan program pendidikan kesehatan (promosi) melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia (Lasmito, Wening. 2009). Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Suliha, 2010). Merubah gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan seseorang membutuhkan suatu proses yang tidak mudah. Untuk merubah prilaku biasanya ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, salah satunya adalah pengetahuan seseorang tentang objek baru tersebut. Diharapkan dengan baiknya pengetahuan seseorang terhadap objek baru dalam kehidupannya maka akan lahir sikap positif yang nantinya kedua komponen ini menghasilkan tindakan yang baru yang lebih baik. Dengan mendapatkan informasi yang benar, diharapkan penderita hipertensi mendapat bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskuler (Sustrani, 2006) penelitian yang dilakukan Agustina, Ni.K.S tentang ”Peran Perawat Dalam Perawatan Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2012” hasil yang didapatkan menunjukan bahwa perawat cukup maksimal dalam melakukan perannya sebagai pendidik dan belum maksimal melakukan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan. Perawat sebagai pendidik sudah cukup maksimal. Hasil wawancara mendalam dengan perawat didapatkan kesimpulan bahwa semua informan melakukan perannya sebagai pendidik yaitu dengan memberitahu atau menjelaskan tentang penyakit dan pentingnya kontrol secara rutin. Hal ini didukung oleh informan lain yang mengatakan bahwa perawat memberitahukan tentang penyakit dan pentingnya kontrol secara rutin.(Ni Kade, 2012) Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Basuki Rahmat didapatkan bahwa sebagian besar klien mengatakan informasi yang mereka dapatkan mengenai hipertensi belum sepenuhnya diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di puskesmas tersebut. Sehubungan dengan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Tahun 2012.
1.2.1 Tujuan Umum Diperolehnya informasi mendalam tentang peran perawat sebagai edukator dalam penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2012. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Diperolehnya informasi mendalam tentang pengetahuan perawat terhadap peran sebagai educator dalam penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2012. 2.
3.
Diperolehnya informasi mendalam tentang kegiatan perawat sebagai edukator dalam penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2012. Diperolehnya informasi mendalam tentang sarana dan prasarana dalam pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2012.
1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Bagi Peneliti Memberi pengetahuan dan ikut mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu keperawatan, juga menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam mempraktikan ilmu yang diperoleh. 1.3.2 Bagi Puskesmas Basuki Rahmat Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan menjadi pedoman dalam peran perawat dan petugas-petugas puskesmas lainnya sebagai edukator untuk mengatasi hipertensi pada lansia. 1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan fenomena untuk memahami arti dari makna peran perawat sebagai edukator, teknik wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi difokuskan untuk menggali informasi yang mendalam tentang peran perawat sebagai educator dalam penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2012. Informan dalam penelitian ini adalah Perawat dan Pasien yang menjalani pemeriksaan di Puskesmas Tanjung Lago. Informan ditentukan dengan sampling purposive. Penelitian dilakukan di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang. Alasan pemilihan tempat penelitian karena angka kejadian hipertensi pada lansia mengalami peningkatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012.
1.2 Tujuan Penelitian Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ……………. 2
Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dan observasi. Selanjutnya peneliti memberikan kode untuk mempermudah proses analisa data dengan memberikan garis bawah dan kode untuk kata-kata kunci yang diperoleh dari transkrip wawancara tersebut. Selanjutnya peneliti mengelompokan tema – tema kedalam tujuan khusus. Triangulasi yang dilakukan adalah dengan 2 cara : 1) dengan melakukan triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara. : 2) dengan melakukan triangulasi metode yaitu dengan pengecekan derajat keterpercayaan beberapa data dengan metode yang sama (Maleong. 2011). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Wawancara Mendalam Mengenai Pengetahuan Perawat Tentang Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Hasil wawancara mendalam dengan 3 orang informan (perawat pelaksana) mengenai pengetahuan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia yaitu : Ya kalau hipertensi pada lansia ya kita ajarkan bagaimana mengatasinya, memberitahukan apa itu hipertensi, dan memberitahukan agar mengurangi makanan yang asin-asin, agar menjaga pola hidup yang baik. Ya gitulah.(S) Memberikan pendidikan dalam mengatasi hipertensi dengan mengurangi kebiasaan mengkonsumsi garam berlebihan, makan gorenggorengan dan ikan asin.(J) Ya dengan memberikan pendidikan bagaimana pola makannya dikurangi yang asinasin, paleng yang sederhana-sederhana cak itu be. Terus makan iwak asen la yang asen tukan. Perbanyak istirahat kurangi stress.(RW) Peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada key informan (perawat senior) mengenai pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, yaitu: Yaitu melakukan pendidikan tentang bagaimana cara mengatasi hipertensi pada lansia itu seperti menghindari makanan yang banyak mengandung garam, istirahat yang cukup, dan jangan sampai mengalami stress karena itu bisa memicu naiknya tekanan darah.(R) Hal ini didukung oleh informan pendukung yang mengatakan: Di lakuke cumo langsung omongan bae lewat penyuluhan......... Di kasih tau caro makannyo suruh ngurangi yang asin-asin , yg belemak, jangan miker macem-macem la.(K) Dilakuke lewat penyuluhan, tapi dak setiap saat nglakukenyo. Biasonyo cumo waktu di perikso................ Dikasih tau apo itu darah
tinggi,makmano ngatasinyo, biasonyo dikasih tau pola makannyo.(D) Dari hasil wawancara dengan 3 informan (perawat pelaksana) 1 key informan (perawat senior), dan 2 informan pendukung (pasien) menunjukan bahwa pengetahuan perawat tentang peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi adalah dengan memberikan pendidikan kepada pasien bagaimana mengatasi hipertensi melalui pola makan dan pola hidup. Dan hasil observasi yang peneliti lakukan informan (perawat pelaksana) melakukan pendidikan tentang bagaimana mengatasi hipertensi. Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa pengetahuan perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia yaitu dengan memberikan pendidikan kepada pasien tentang pola makan dan pola hidup, pada saat melakukan penyuluhan perawat terkendala pada pemahaman klien. Dari teori terkait bahwa peran perawat juga dapat mengajar lansia mengenai mengobati sendiri dan aktivitas perawatan diri lainnya. Mereka mengajar di komunitas mengenai hipertensi, faktor resiko penyakit jantung, atau penyakit lain. Untuk mencegah penyakit atau cedera, masyarakat harus diberi informasi. Perawat dihargai dan memiliki pengetahuan serta berada dalam posisi untuk memberikan informasi seperti itu. Berdasarkan penelitian terkait yang dilakukan Ni Kade Swista Agustina tentang”Peran Perawat Dalam Perawatan Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2012” peran perawat sebagai pendidik yaitu dengan memberitahukan atau menjelaskan tentang penyakit dan pentingnya kontrol secara rutin. Menurut analisis, peneliti berpendapat bahwa pengetahuan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia didapat dari hasil wawancara dengan informan bahwa informan melakukan pendidikan tentang bagaimana pola makan dan pola hidup dalam mengatasi hipertensi. 3.2 Hasil Wawancara Mendalam Mengenai Kegiatan Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Hasil wawancara mendalam dengan 3 orang informan (perawat pelaksana) mengenai kegiatan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia yaitu : Penyuluhan-Penyuluhan dan posyandu lansia, kegiatan promotif prefentif.(S) Penyuluhan ada yang langsung ke pasien, itu biasanya kalau langsung dilakukan di dalam puskesmas pada saat pemeriksaan, bisa juga penyuluhan masyarakat yang biasa dilakukan saat melakukan pusling.(J) Kegiatan di dalam puskesmas ya di luar juga. Kalau di dalam biasanya penyuluhan-penyuluhan, amen di luar dengan program pusling.(RW)
Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ……………. 3
Peneliti juga melakukan wawancara dengan key informan (perawat senior) mengenai kegiatan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, yaitu: Dengan posyandu lansia dan juga melakukan penyuluhan-penyuluhan.(R) Hasil wawancara dengan informan pendukung mengatakan: Cumo dikasih tau waktu di perikso bae.(K) Kurang Tau jugo amen itu, taunyo waktu di perikso tula di kasih tau pola makannyo, istirahatnyo, mak itula.(D) Dari hasil wawancara dengan 3 informan (perawat pelaksana), 1 key informan (perawat senior), dan informan pendukung menunjukan bahwa kegiatan perawat tentang peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi adalah dengan melakukan posyandu lansia dan melakukan penyuluhan-penyuluhan. Dan hasil observasi yang peneliti lakukan informan (perawat pelaksana) melakukan posyandu lansia dan penyuluhan-penyuluhan, namun informan pendukung mengatakan hanya secara lisan. Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa kegiatan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia dilakukan dengan penyuluhan kedesa-desa yang mencakup jaringan kerja Puskesmas Tanjung lago dengan program pusling dan juga dilakukan di dalam puskesmas, dan juga melakukan posyandu lansia. Dari teori terkait bahwa tujuan perawat sebagai pendidik adalah mempromosikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan sesuatu yang integral.(17) Peran pengajaran primer perawat adalah dalam mengajarkan pasien dan keluarga mereka. Pelajaran seperti ini mencakup pendidikan kesehatan pulang. Bagaimana melakukan perawatan diri, petunjuk minum obat, termasuk efek samping, dan bagaimana melakukan terapi yang diresepkan. Sebagian besar pendidikan kesehatan diberikan secara langsung. Namun, anggota keluarga atau pemberi perawatan juga dapat diajarkan mengenai perawatan pasien. Hal ini terutama penting bagi bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam melakukan perawatan diri. Menurut hasil analisis, peneliti berpendapat bahwa kegiatan peran perawat sebgai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia didapat dari hasil wawancara dengan informan bahwa informan melakukan kegiatan penyuluhan kedesa-desa dalam jaringan kerja Puskesmas Tanjung Lago dan juga melakukan penyuluhan di dalam puskesmas, serta melakukan posyandu lansia. 3.3 Hasil Wawancara Mendalam Mengenai Sarana Dan Prasarana Dalam Pelaksanaan Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Hasil wawancara mendalam dengan 3 orang informan (perawat pelaksana) mengenai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, yaitu Bisa menggunakan proyektor dan alat peraga seperti poster-poster.(S) Biasanya menggunakan poster, pamflet, alat peraga, dan sound sistem.(J) Menggunakan poster dan pamflet alat pengeras suara. Soalnyo amen cak proyektorkan belom ado. Jadi itula yang digunoke .(RW) Peneliti juga melakukan wawancara dengan key informan (perawat senior) mengenai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, yaitu: Karena disini sarana dan prsarana belum memadai jadi hanya menggunakan poster dan pamflet........... Ya menggunakan sound sistem.(R) Peneliti juga mewawancarai informan pendukung (pasien) yang mengatakan: Idak pakek alat cumo langsung ngomong bae.(K) Amen waktu di perikso idak makek alat cumo langsung ngomong be. Tapi waktu penyuluhan makek poster bae.(D) Dari hasil WM di atas 3 orang informan (perawat pelaksana), 1 key informan (perawat senior), dan 2 informan pendukung (pasien) menunjukan bahwa sarana dan prasarana dalam pelaksanaan peran perawat sebagai edukator yaitu dengan dengan menggunakan poster, pamflet, dan alat peraga, namun ada satu informan mengatakan menggunakan proyektor, sedangkan key informan mengatakan sarana dan prasarana di Puskesmas Tanjung Lago belum memadai. Dan hasil observasi yang dilakukan peneliti, informan (perawat pelaksana) tidak menggunakan alat bantu dan alat peraga, namun hanya secara lisan. Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia yaitu ketiga informan mengatakan dengan menggunakan alat peraga berupa poster dan pamflet dalam melakukan penyuluhan. Dan salah satu dari ketiga informan mengatakan dalam melakukan penyuluhan juga menggunakan proyektor. Namun hasil wawancara dengan key informan mengatakan bahwa alat-alat atau sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan penyuluhan belum memadai. Berdasarkan penelitian terkait yang dilakukan oleh Citra Brahtika Sendra Pratiwi tentang “Peran Perawat Terhadap Penanggulangan Hipertensi: Studi Kualitatif di RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2011” sarana dan prasarana peran perawat sebagai pendidik atau edukator perawat menggunakan alat bantu seperti leaflet atau poster. Menurut hasil analisis, peneliti berpendapat bahwa sarana dan prasarana peran perawat sebgai
Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ……………. 4
edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia yaitu dengan menggunakan alat peraga berupa poster dan pamflet, serta didukung dengan menggunakan proyektor dalam melakukan penjelasan penyuluhan. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka pikir, dan hasil penelitian tentang peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia di Puskesmas Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, dapat disimpulkan bahwa: 4.1.1 Pengetahuan Dari hasil penelitian mengenai pengetahuan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, perawat pelaksana (informan) hanya menjelaskan tentang pengaruh pola makan dan pengaruh lingkungan saja dan dalam melakukan penyuluhan terkendala pada pemahaman klien. 4.1.2 Kegiatan Dari hasil penelitian mengenai kegiatan perawat tentang perannya sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia perawat pelaksana (informan) melakukan penyuluhan bukan hanya untuk di dalam puskesmas tapi juga di luar puskesmas yang dilakukan dengan program pusling (puskesmas keliling) ke desa-desa dalam jaringan kerja Puskesmas Tanjung Lago. 4.1.3 Sarana dan Prasarana Dari hasil penelitian mengenai sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, perawat pelaksana (informan) hanya menyampaikan secara lisan karena keterbatasan alat-alat dalam melakukan peran sebagai edukator. 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Puskesmas Basuki Rahmat Diharapkan kepada seluruh rekan perawat untuk meningkatkan peran sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia dengan jalan meningkatkan seluruh pengetahuan peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia baik melalui pendidikan formal maupun nonformal berupa pelatihan, seminar keperawatan serta menambah wawasan dengan membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan keperawatan komunitas. Diharapkan menejemen Puskesmas Basuki Rahmat untuk menyediakan fasilitas penyuluhan agar memenuhi standar penyuluhan agar mendukung kinerja perawat dalam perannya sebagai edukator. 4.2.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang Diharapakan mampu mengelola pendidikan tinggi keperawatan secara professional dengan memperhatikan komponen penting dari proses pendidikan seperti kualitas peserta didik, kualitas pengajar serta kualitas lahan praktikum bagi peserta
didik itu sendiri dalam pelaksanaan proses belajar, dan diharapkan mampu membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan serta wawasan yang baik dan mampu berorientasi, bahkan memberi solusi terhadap kesenjangan yang ada antara landasan konseptual yang sesungguhnya dengan pelaksanaanyaa dilapangan. 5.2.3 Bagi Penelitian Lain Diharapkan bagi peneliti lain meneruskan penelitian ini agar dapat menggali lebih dalam mengenai peran perawat sebagai sebagai edukator dalam mengatasi hipertensi pada lansia, yaitu dengan menggali lebih dalam tentang peran perawat sebagai edukator yang diterapkan oleh metode/sumber yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, Ni Kade S. 2012 Peran Perawat dalam Perawatan Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Palembang. Bastable, Susan B. 2002 Prinsip-Prinsip Pengajaran Pembelajaran. EGC: Jakarta
dan
Brahtika, Citra. 2011 Peran Perawat Terhadap penanggulangan Pasien Hipertensi Studi Kualitatif di RSI Siti Khadijah Palembang Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin. 2012 Medical Record Puskesmas Banyuasin Hidayat, A. Aziz, A. 2010 Pengantar Konsep Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta Katheleen, Koening Blais. Dkk. 2007 Konsep Dan Perspektif. EGC: Jakarta Kusnanto. 2004 Pengantar Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional. EGC: Jakarta Lasmito, Wening. 2009. Motivasi Perawat Melakukan Pendidikan Kesehatan Di Ruang Anggrek RS Tugurejo Semarang. Thesis, Universitas Diponegoro. Maleong. 2011 Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya: Bandung Maryam, Siti. 2010 Asuhan Keperawatan Pada Lansia. TIM: Jakarta
Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ……………. 5
Medical Record Puskesmas Basuki Rahmat. 2011 Laporan Rawat Jalan Rekam Medis Muharmansyah. 2011 Peran Keluarga Dalam Merawat Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Renika Cipta Nugroho, Wahjudi. 2008 Keperawatan Gerontik dan Geriatri. EGC: Jakarta Ode, Sharif LA. 2012 Asuhan keperawatan Medika: Yogyakarta
Gerontik.
Nuha
Oxydi, Miming. 2010 Asuhan Keperawatan Medical Bedah Dengan Berbagai Gangguan Sistem Tubuh Suliha, U., Herawani, Sumiati, Resnayati, Y. (2010). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Sustrani, L., 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tamher, S dan Noorkasiani. 2011 Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta Udjianti, Wajan Juni. 2010 Keperawtan Kardiovaskuler. Medika: Jakarta
Salemba
Yekti, Susilo dan Ari Wulandari. 2011 Cara jitu mengatasi Hipertensi. ANDI: Yogyakarta Yulihastin, Erma. 2009 Bekerja Sebagai Cibinong
Perawat.
Erlangga:
Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi ……………. 6