Volume 1, edisi 2, November 2013
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
1
Siti Romadoni1, Aryadi1, Desy Rukiyati2 PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang 2 Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang Email:
[email protected]
ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian masyarakat mengingat dampak negatif yang timbulnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hipertensi juga merupakan penyakit degeneratif yang berkembag seiring dengan pertambahan usia. Penurunan tekanan darah dapat diatasi dengan cara farmakologi menggunakan obat-obatan dan diatasi dengan cara non farmakologi yaitu dengan teknik distraksi, salah satunya dengan mendengarkan musik, khususnya musik klasik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam PDL RS Muhammadiyah Palembang dengan desain penelitian menggunakan Pra-Eksperimental (One group pra-post test design). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 responden diambil dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi nilai sistolik, musik dipendengarkan menggunakan MP3 Player yang dilengkapi dengan headphone, rekaman musik dari Kenny G “Heart and Soul” yang diberikan selama 10 menit. Rerata usia responden 57,71 (11,07). Rerata nilai sistolik pre test 161,47 (12,094), rerata nilai sistolik post test 158,82 (13,203) dan rerata penurunan tekanan darah sistolik responden 4,4% (1,640). Hasil uji wilcoxon (Z = -3,286 dan p value = 0,001). Berdasarkan hasil analisa data diketahui terdapat perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi terapi musik klasik. Simpulannya adalah terapi musik klasik mempunyai pengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Diharapkan praktisi perawat dapat mengaplikasikan terapi alternatif dengan menyertakan seni dan musik sebagai modalitas penanganan hipertensi. Kata kunci : Hipertensi, Terapi Musik, Penurunan Tekanan Darah
21
Volume 1, edisi 2, November 2013
PENDAHULUAN
tekanan darah sistolik sedikitnya 140
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat
perhatian
mengingat
dampak
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya
masyarakat negatif
90 mmHg (Adib, 2011 ; Price & Wilson,
yang
2005).
timbulnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Hipertensi
Terapi
musik
adalah
usaha
juga
meningkatkan kualitas fisik dan mental
merupakan penyakit degeneratif yang
dengan rangsangan suara yang terdiri
berkembang
dari
seiring
dengan
melodi, ritme, harmoni, timbre,
pertambahan usia.Hipertensi merupakan
bentuk
dan
keadaan dimana tekanan darah menjadi
sedemikian rupa hingga tercipta musik
naik dan bertahan pada tekanan tersebut
yang bermanfaat untuk kesehatan fisik
meskipun sudah rileks (Iman Soeharto &
dan
Suheni, 2007).
potensi tertentu untuk mempengaruhi
mental.
gaya
yang
Setiap
diorganisir
musik
memiliki
Berdasarkan data WHO tahun
kondisi psikologis dan psikis seseorang,
2000 menunjukkan bahwa di seluruh
baik musik itu adalah musik klasik
dunia sekitar 976 juta orang atau kurang
maupun bukan musik klasik. Tempo
lebih 26,4% penduduk dunia mengidap
musik klasik menjadi faktor yang paling
hipertensi (Puspita, 2009). Berdasarkan
penting,
data dari DINKES Provinsi Sumatera
direkomendasikan adalah non-lirik terdiri
Selatan
dari nada rendah dengan beat 60-80 per
tertinggi
diketahui per
bahwa
10.000
prevalensi
musik
yang
di
menit dan tingkat volume 60 dB (Joana,
Sumatera Selatan adalah hipertensi,
2009). Menurut Turana (2011), bahwa
dimana pada tahun 2009 mencapai
rangsangan musik dapat mengaktivasi
53,36% sedangkan pada tahun 2010
jalur-jalur spesifik di dalam beberapa
mencapai 53,22%.
area otak, seperti sistem Limbik yang
Pengobatan diatasi
dengan
penduduk
jenis
hipertensi cara
dapat
berhubungan
farmakologi
emosional.
dengan Dengan
perilaku
mendengarkan
menggunakan obat-obatan dan diatasi
musik, sistem Limbik ini teraktivasi dan
dengan
yaitu
individu tersebut pun menjadi rileks. Saat
dengan teknik distraksi, salah satunya
keadaan rileks inilah tekanan darah
dengan
musik,
menurun. Jadi tidak hanya obat Prozak
khususnya musik klasik (Satiadarma,
(antidepresi) saja, yang dapat bekerja di
2002).
sistem
cara
non
farmakologi
mendengarkan
Hipertensi adalah kondisi medis
secara
kronis,
namun
musik. Selain itu pula
yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah
Limbik,
dapat
peningkatan 22
juga
terapi
alunan musik
menstimulasi
tubuh
Volume 1, edisi 2, November 2013
untukmemproduksi
molekul
yang
HASIL PENELITIAN
disebut nitrik oxide (NO).
Analisis Univariat
Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh mengurangi
darah
sehingga
tekanan
darah.
dapat
Nilai
Dengan
sistolik
sebelum
dilakukan
intervensi (pre test)
begitu, maka akan sangat bermanfaat jika
musik
dapat
digunakan
untuk
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
Nilai Sistolik Sebelum Intervensi 150 160 170 180 190 Total
Frekuensi (orang) 14 7 9 2 2 34
Persentase (%) 41,2 20,6 26,5 5,9 5,9 100
menggunakan dengan
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan
rancangan penelitian Pra-Eksperimental,
distribusi frekuensi dari 34 responden
dengan jenis penelitian One group pra-
sebelum
post test design (pra-pasca tes dalam
terendah sistoliknya 150 mmHg dan nilai
satu kelompok) (Nursalam, 2008).
sistolik tertinggi 190 mmHg.
desain
penelitian
Data
kuantitatif
responden
diberikan
intervensi,
nilai
didapatkan
dengan cara observasi yaitu dengan
Nilai
sistolik
setelah
melakukan pengukuran tekanan darah
intervensi (post test)
dilakukan
menggunakan alat tensi meter terhadap Nilai Sistolik Setelah Intervensi 140 145 150 155 160 165 170 175 180 190 Total
responden, dan subjek penelitian adalah pasien
hipertensi
di
Rumah
Sakit
Muhammadiyah Palembang. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pada identitas
kuesioner lengkap
berisi
tentang
responden
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan
pengukuran
tekanan
distribusi frekuensi dari 34 responden
darah klien dengan alat tensi meter. 3. MP3
Player
Persentase (%) 5,9 14,7 23,5 2,9 20,6 2,9 17,6 2,9 2,9 5,9 100
dan
lembar check list. 2. Melakukan
Frekuensi (orang) 2 5 8 1 7 1 6 1 1 2 34
yang
sesudah diberikan intervensi, mayoritas
dilengkapi
responden nilai sistoliknya 150 mmHg
headphone
(23,5%).
Nilai
terendah
sistolik
responden 140 mmHg dan nilai tertinggi 190 mmHg. Data ini menunjukan bahwa 23
Volume 1, edisi 2, November 2013
ada penurunan terhadap nilai sistolik
41% nilai sistolik 160 mmHg sebanyak
responden
20,6% nilai sistolik 170 mmHg sebanyak 26,5% nilai sistolik 180 mmHg sebanyak
Analisis Bivariat Variabel Nilai sistolik sebelum intervensi
5,9%
Mean 161,47
SD 12,094
Z
musik klasik menunjukkan nilai mean 161,47 (12,904) terlihat bahwa nilai
158,82
0,001
sistolik
13,203
dilakukan
dapat disimpulkan bahwa 95% rata-rata nilai sistolik sebelum diberikan intervensi
dan
nilai
intervensi
sitolik
yaitu 161,47 (12,904).
setelah
dengan
mean Nilai
158,82 (13,203). Sedangkan nilai Z -
sistolik
setelah
Didapatkan distribusi
intervensi,
hasil uji Wilcoxon. Dengan uji Wilcoxon
mmHg. Data ini menunjukan bahwa ada
pengaruh
penurunan
terapi musik klasik terhadap penurunan
dalam
tekanan
darah
pada
responden setelah diberi terapi musik
tekanan darah pada pasien hipertensi di penyakit
responden
(23,5%) dan nilai sistolik terendah 140
karena nilai p value kurang dari 0,05
poliklinik
mayoritas
mempunyai nilai sistolik 150 mmHg
diperoleh nilai signifikan p value = 0.001
terdapat
frekuensi
dari 34 responden sesudah diberikan
Pada bagian statistik menunjukan bahwa
Maka,
dilakukan
intervensi (post test)
3,286 dan P value = 0,001.
(P<0,05).
intervensi
190 mmHg, dari hasil estimasi interval
sebelum intervensi dengan mean 161,47
dilakukan
sebelum
terendah adalah 150 mmHg dan tertinggi
Dari hasil analisis didapatkan nilai sistolik
(12,094)
sistolik 190 mmHg
sebanyak 5,9%. Sebelum diintervensi
P
-3,286 Nilai sistolik setelah intervensi
dan nilai
klasik.
RS
Nilai sistolik sesudah diberikan
Muhammadiyah Palembang.
intervensi dengan nilai mean 158,82 (13,203) terlihat bahwa nilai sistolik
PEMBAHASAN
sesudah diberikan intervensi terendah
Analisis Univariat
adalah 140 mmHg dan tertinggi 190 Nilai
sistolik
sebelum
mmHg.
dilakukan
Didapatkan distribusi
intervensi
darah pada responden. Nilai sistolik
frekuensi
terendah responden sebelum dilakukan
dari 34 responden, sebelum diberikan sebagian
dilakukan
terdapat nilai sistolik penurunan tekanan
intervensi (pre test)
intervensi,
Setelah
responden
intervensi adalah 150 mmHg, kemudian
nilai
sistoliknya 150 mmHg yaitu sebanyak 24
Volume 1, edisi 2, November 2013
setelah diberikan intervensi nilai sistolik
SIMPULAN
terendah berkurang menjadi 140 mmHg.
1. Nilai
Analisis Bivariat
sistolik
responden
sebelum
diberikan intervensi (Pre tes) terapi
pada bagian test statistik dengan
musik klasik di Poliklinik PDL RS
metode analisis Shapiro-Wilk Test. Dari
Muhammdiyah
hasil statistik diperoleh nilai p value =
terendah sistolik yaitu 150 mmHg.
0,001 (p<0,05), hal ini secara statistik
2. Nilai
sistolik
Palembang
responden
nilai
setelah
ada perbedaan bermakna antara nilai
diberikan intervensi (Post tes) terapi
sistolik sebelum dan sesudah intervensi,
musik klasik di Poliklinik PDL RS
artinya terapi musik klasik mempunyai
Muhammdiyah
pengaruh yang efektif dalam penurunan
terendah sistolik yaitu 140 mmHg.
tekanan darah pada pasien hipertensi.
3. Nilai
Hal ini ada kesamaan dengan
Palembang
sistolik
tekanan
rerata
darah
nilai
penurunan
setelah
dilakukan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
terapi musik dari 34 responden yaitu
Saing (2007), dari hasil penelitian pada
4,4% (1,640).
44 pasien yang telah dibagi menjadi dua
4. Secara
statistik
ada
kelompok. Ada pengaruh yang signifikan
bermakna
terapi musik klasik dalam penurunan
sebelum dan sesudah intervensi. P
tekanan darah pada pasien hipertensi
value = 0,001, artinya terapi musik
antara
kasik mempunyai pengaruh yang
kelompok
eksperimen
dan
antara
perbedaan
nilai
kelompok kontrol di SMA Sindorame
efektif dalam
Sumatera Utara (pv=0,001).
darah pada pasien hipertensi
sistolik
penurunan tekanan
Berdasarkan penelitian, peneliti berpendapat bahwa terapi musik klasik mempunyai
pengaruh
efektif
terhadap
darah,
dengan
yang
SARAN
sangat
Diharapkan penelitian ini dapat
tekanan
memberikan pengetahun yang berharga
alunan musik dapat
bagi responden, dapat digunakan dalam
penurunan
menstimulasi tubuh untuk memproduksi
kehidupan
molekul yang disebut nitric oxide (NO).
musik ini relatif mudah dilakukan dan
Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh
tidak perlu kemampuan khusus untuk
darah
melakukan terapi musik.
tekanan
sehingga
dapat
darah.
Terapi
menurunkan musik
sehari-hari,
karena
terapi
tidak DAFTAR PUSTAKA
membutuhkan latihan khusus oleh klien sehingga relative mudah digunakan.
Adib, M. (2011). Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan Yang Paling Sering Menyerang Kita. Jogyakarta: Buku Biru. 25
Volume 1, edisi 2, November 2013
Joana, B. I. (2009). Music as an Intervention in Hospitals. Best Practice: Evidence Based Information Sheets for Health Professional; 13(3).
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari http://etd.eprints.ums.ac.id/3618/1 /F100030148.pdf Pada tangal 07 September 2012.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Saing, K.A. (2007). Pengaruh Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah. Diakses dari http://www.koleksiskripsi.com/201 1/05/pengaruh-musik-klasikterhadap. html pada tanggal 07 September 2012
Potter, P.A & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Satiadarma, M.P. (2002). Terapi Musik. Jakarta: Milenia Populer. Setyoadi & kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika
Puspita, W.R. (2009). Gaya Hidup Pada Mahasiswa Penderia Hipertensi Skripsi Fakultas Psikologi
26