CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
PERAN PENDIDIKAN MUATAN LOKAL TERHADAP PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Durrotun Nafisah Abstrak
S
emakin meningkatnya peristiwa yang terjadi pada bangsa Indonesia, antara lain tingginya tingkat kriminaitas, korupsi, penegakan hukum yang jauh dari keadilan, dan terorisme. Menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri. Berdasarkan kenyataan tersebut, pendidikan nilai moral memang sangat diperlukan pada bangsa ini. Pelaksanaan pendidikan muatan lokal mampu membangun karakter bangsa, karena pelaksanaan muatan lokal benar-benar memperhatikan karakteristik lingkungan dan kebudayaan lokal. Konsep muatan lokal sesuai dengan konsep trikon yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu salah satunya konsentris, yang berarti setelah bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, jangan kehilangan kepribadian sendiri. Muatan lokal mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang asli karena sebagai penguat sumber daya manusia Indonesia akan kecintaan dan nilai lokal daerah sebagai bentuk pertahanan diri dalam arus globalisasi. Muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum karena dilandasi kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata acara, tata krama pergaulan, bahasa dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa muatan lokal mampu membangun karakter bangsa sesuai dengan ciri khas dan jati diri bangsa. Tulisan ini berupaya menjelaskan peran pendidikan muatan lokal terhadap pembangunan karakter bangsa dengan metode conceptual paper, yaitu melalui kajian bersifat kualitatif melalui pengumpulan jurnal deskriptif dan literatur. Kata Kunci: Pendidikan, Muatan Lokal, Karakter Bangsa
Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 451
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
penyebab mendesakkan dihidupkan
PENDAHULUAN Dalam UU RI No 20 tahun
kembali
tentang
bangsa. Peristiwa itu antara lain:
2003
Nasional,
Sistem
Pendidikan
merumuskan fungsi dan
pembangunan
kenakalan
remaja;
karakter
korupsi
yang
tujuan pendidikan Nasional yang
begitu meluas dan menggila; budaya
harus
dalam
kurang santun dalam mengungkapkan
mengembangkan upaya pendidikan di
perbedaan pendapat seperti sering
Indonesia pasal 3 UU Sikdiknas
terlihat
menyebutkan “Pendidikan Nasional
kekerasan di lingkungan pendidikan
berfungsi
menengah
digunakan
mengembangkan
dan
di
DPR;
dan
tawuran
di
PT;
dan
konflik
membantu watak serta peradaban
horizontal di tengah masyarakat yang
bangsa
dalam
sering memakan korban banyak jiwa.
bangsa.
Selain itu tantangan globalisasi dalam
yang
rangka
bermartabat
mencerdaskan
Bertujuan
untuk
berkembangnya
berbagai
aspek
kehidupan,
juga
potensi, peserta didik agar menjadi
menuntut disikapi dengan karakter
manusia yang beriman yang bertakwa
yang lebih kuat.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,
sehat,
Secara
berilmu,
mewujudkan
umum
untuk
pendidikan
karakter
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
bangsa
warga negara yang demokratis serta
pendidikan formal, non formal, dan
bertanggung
informal yang saling melengkapi dan
Pendidikan
jawab”. Nasional
Tujuan merupakan
dapat
mempercayai
dilakukan
dan
diatur
melalui
dalam
rumusan mengenai kualitas manusia
peraturan dan undang-undang. Saat
modern yang harus dikembangkan
ini hampir di setiap sekolah formal
oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
SD, SM, dan PT mulai diusahakan
sebab itu rumusan tujuan pendidikan
berbagai program pendidikan karakter
nasional
bangsa. Berbagai model pendidikan
menjadi
dasar
pengembangan pendidikan karakter
karakter
bangsa.
pendidikan karakter lewat suatu mata
Nampaknya peristiwa akhir–
bangsa
dicoba,
seperti
pelajaran tersendiri, lewat semua
akhir ini yang dapat mengkawatirkan
mata
kehidupan bangsa, telah menjadi
kegiatan
452
pelajaran
sekolah,
kokurikuler
lewat dan
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
ekstrakurikuler.
Banyak
kegiatan
penguasaan
unsur
tiruan
dari
outbound dan live in digunakan untuk
kehidupan dan kebudayaan bangsa
membantu
lain;
pendidikan
karakter
konvergensi
berarti
bangsa pada peserta didik (Suparno,
menghindari
P., 2010).
terisolasi dan mampu menuju ke arah
Salah satu strategi yang dapat digunakan
dalam
karakter
bangsa
pengembangan lokal
membentuk
kurikulum
(MULOK)
dilakukan
adalah
yang
dalam
hidup
harus
pertemuan
antar
komunikasi
antar
kemakmuran
menyendiri,
bangsa negara
bersama
dan menuju
atas
dasar
muatan
saling menghormati, persamaan hak,
sudah
dan kemerdekaan masingmasing; dan
pendidikan
di
konsentris berarti setelah bersatu dan
Indonesia. Pengembangan MULOK
berkomunikasi dengan bangsabangsa
merupakan
pengembangan
konsep
lain di dunia, jangan kehilangan
pendidikan
yang
dengan
kepribadian sendiri. Bangsa Indonesia
konsep dari Ki Hajar Dewantara yaitu
adalah masyarakat merdeka yang
Trikon. Pendidikan menurut Ki Hajar
memiliki adat istiadat dan kepribadian
Dewantara
merupakan
proses
sendiri. Meskipun kita bertitik pusat
pembudayaan
yakni
usaha
satu, namun dalam lingkaran yang
sesuai
suatu
memberikan nilai-nilai luhur kepada
konsentris
generasi baru dalam masyarakat yang
memilik lingkaran sendiri yang khas
tidak hanya bersifat pemeliharaan
yang
tetapi
dengan Negara lain.
juga
dengan
maksud
memajukan
serta
memperkembangkan
kebudayaan
itu
membedakan
Konsep dikemukakan Dewantara
manusia.
pengembangan
kebudayaan
masih
tetap
Negara
konsentris oleh
menuju ke arah keluhuran budaya Upaya
kita
kita
yang
Ki
Hajar
merupakan
dasar
kurikulum
melalui
(pendidikan) dapat ditempuh dengan
muatan lokal. Muatan lokal diberikan
sikap (laku) yang dikenal dengan
dalam
teori Trikon, yaitu kontinuitas berarti
pemahaman
bahwa garis hidup sekarang harus
karakteristik daerah kepada peserta
merupakan lanjutan dari kehidupan
didik. Kedudukan muatan lokal dalam
pada
kurikulum bukanlah mata pelajaran
zaman
lampau
berikut
rangka dan
usaha
pengenalan
pewarisan
nilai
453
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
pembentukan
mata pelajaran terpadu, yaitu bagian
Modernisasi mengikis budaya lokal
dari mata pelajaran yang sudah ada.
menjadi kebarat-baratan, sedangkan
Melalui muatan lokal yang diterapkan
puritanisme
di sekolah, diharapkan peserta didik
budaya sebagai praktik sinkretis yang
dapat
harus dihindari. Menurut penulis,
meningkatkan
terhadap
budaya
kecintaannya
sering
bangsa.
menganggap
dan
sepanjang tidak bertentangan dengan
menanamkan nilai sosio kultural yang
norma, budaya lokal harus selalu
melingkupi peserta didik. Pemahaman
dipertahankan
nilai
kepada
karakter anak bangsa. Padahal, jika
dapat
kita memahami, kebudayaan lokal di
membentuk karaktek peserta didik.
daerah tidak kalah saing dengan
Dengan begitu peserta didik akan
budaya-budaya asing yang belum kita
menjadikan
kenal.
karakteristik
peserta
didik
tambahan
daerahnya
karakter
daerah
diharapkan
arus
global
kekayaan
menjadi
Prof.
kultural tanpa menghilangkan nilai
mengatakan
budaya daerah.
sejati bersifat nyata, dekat, dikenal, arus
globalisasi,
Dr.
memperkuat
sosio
Derasnya
nilai
untuk
M.
bahwa
Surya
pembelajaran
alami dan natural, yang merupakan
modernisasi dan ketatnya puritanisme
kesatuan
dikhawatirkan dapat mengakibatkan
Pembelajaran sejati inilah yang akan
terkikisnya rasa kecintaan terhadap
mewujudkan SDM berkualitas dan
kebudayaan
siap
lokal.
Sehingga
dari
konsep
menghadapi
MULOK.
tantangan
dan
kebudayaan lokal yang merupakan
peluang bangsa. Dalam tulisan ini
warisan leluhur terinjak-injak oleh
akan dibahas apa peran pendidikan
budaya asing. Bangsa Indonesia lebih
muatan lokal terhadap pembangunan
bangga dengan karya-karya asing,
karakter bangsa tersebut.
dan gaya hidup yang kebarat-baratan dibandingkan lokal di
dengan
kebudayaan
NILAI KARAKTER BANGSA
daerah mereka sendiri.
Penguatan pendidikan moral
Padahal, bahasa sebagai alat dalam
(moral education) atau pendidikan
menyampaikan pembelajaran sangat
karakter (character education) dalam
besar
konteks
454
pengaruhnya
terhadap
sekarang
sangat
relevan
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
untuk mengatasi krisis moral yang
agama lain, dan
sedang melanda di negara kita. Krisis
hidup rukun dengan
tersebut
antara
meningkatnya
lain
pemeluk agama
berupa
pergaulan
bebas,
lain. Perilaku
yang
maraknya angka kekerasan anak-anak
didasarkan
pada
dan
upaya
remaja,
kejahatan
2
Jujur
terhadap
dirinya
teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
penyalahgunaan
menjadikan sebagai
orang yang selalu
obat-
obatan, pornografi, dan perusakan
dapat
dipercaya
dalam
perkataan,
milik orang lain sudah menjadi
tindakan,
masalah sosial yang hingga saat ini
pekerjaan.
belum dapat diatasi secara tuntas,
3
Toleransi
dan
Sikap dan tindakan yang menghargai
oleh karena itu betapa pentingnya
perbedaan agama,
pendidikan karakter.
suku, etnis,
Oleh Kementerian Pendidikan
pendapat, sikap,
dan Kebudayaan (Kemdikbud), telah
dan tindakan orang
dirumuskan
lain yang berbeda
18
nilai
pendidikan
dari dirinya.
budaya dan karakter bangsa yang diharapkan kepada
untuk peserta
disampaikan didik
4
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan
dalam
perilaku tertib dan
pendidikan formal. Nilai-nilai itu
patuh pada berbagai
adalah:
ketentuan dan peraturan.
Tabel 1. Nilai Pendidikan Budaya
dan
Karakter
Bangsa
5
Kerja Keras
1
Nilai Karakter Religius
yang
menunjukkan
Menurut Kemdikbud No
Tindakan
perilaku tertib dan Deskripsi
patuh pada berbagai
Sikap dan perilaku
ketentuan
yang patuh dalam
peraturan.
melaksanakan
6
Kreatif
Berpikir
dan
dan
ajaran agama yang
melakukan sesuatu
dianutnya, toleran
untuk menghasilkan
terhadap
cara atau hasil baru
pelaksanaan ibadah
dari sesuatu yang
455
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016 telah dimiliki. 7
Mandiri
dan kelompoknya.
Sikap dan perilaku
12
yang tidak mudah tergantung
8
Demokratis
Ingin
Tahu
Prestasi
yang
menghasilkan
menyelesaikan
sesuatu
yang
tugas-tugas.
berguna
bagi
masyarakat,
dan
Cara
berfikir,
bersikap,
dan
bertindak
yang
mengakui, menghormati
keberhasilan orang
dan
lain.
kewajiban 13
Bersahabat/Ko
Sikap dan tindakan
munikatif
yang dirinya
yang
selalu
menghasilkan
berupaya
untuk
sesuatu
yang
mengetahui
lebih
berguna
bagi
mendalam
dan
masyarakat,
dan
mengakui,
yang dipelajarinya,
menghormati
dilihat,
keberhasilan orang
Kebangsaan
bertindak,
Air
dan
serta
lain. berpikir,
14
Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang
dan
mendorong
dirinya
yang
untuk
menempatkan
menghasilkan
kepentingan bangsa
sesuatu
yang
dan negara di atas
berguna
bagi
kepentingan
masyarakat,
dan
diri
dan kelompoknya.
mengakui,
Cara
menghormati
berpikir,
bertindak, berwawasan
lain.
yang 15
kepentingan bangsa
Gemar
Kebiasaan
Membaca
menyediakan waktu
dan negara di atas
untuk
kepentingan
berbagai
diri
serta
keberhasilan orang
dan
menempatkan
456
untuk
meluas dari sesuatu
Cara
Tanah
mendorong
Sikap dan tindakan
Semangat
Cinta
serta
menilai sama hak
berwawasan
11
untuk
orang lain dalam
didengar. 10
mendorong
dirinya
lain. Rasa
Sikap dan tindakan
pada
dirinya dan orang
9
Menghargai
membaca bacaan
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa yang
memberikan
kebajikan
bagi
dirinya. 16
Peduli
Sikap dan tindakan
Lingkungan
yang
selalu
warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat
secara
keseluruhan.
Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all
berupaya mencegah
dimensions of school life to foster
kerusakan
optimal
pada
lingkungan alam di sekitarnya,
dan
character
(usaha
kita
seluruh
secara
development sengaja
dimensi
dari
kehidupan
mengembangkan upaya-upaya untuk
pembentukan
memperbaiki kerusakan
alam
yang sudah terjadi. 17
Peduli Sosial
sekolah/madrasah untuk membantu
Sikap dan tindakan
optimal).
karakter Pendidikan
secara karakter
memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat
yang selalu ingin memberi
bantuan
tercapai. Salah satu statetgi dalam
pada orang lain dan
pembentukan karater bangsa adalah
masyarakat
dengan muatan lokal.
yang
membutuhkan. 18
Dari 18 nilai yang dirumuskan
Tanggung
Sikap dan perilaku
Jawab
seseorang
untuk
melaksanakan tugas
oleh Depdikbud pada table 1, sangat jelas bahwa nilai karakter bangsa itu
dan kewajibannya,
merupakan sikap dan tindakan, bukan
yang seharusnya dia
hanya pengertian. Maka bila peserta
lakukan,
didik sungguh mempunyai nilai itu
terhadap
diri
sendiri,
masyarakat, lingkungan
(alam,
berarti mereka mempunyai tindakan nyata yang bercirikan karakter bangsa
sosial dan budaya),
tersebut. Mereka bukan hanya tahu
negara dan Tuhan
(to
Yang Maha Esa.
melakukannya (to do), dapat hidup
know),
tetapi
mereka
dengan orang lain lebih baik (to live Pendidikan
karakter
telah
together),
dan
semakin
menjadi
menjadi perhatian berbagai negara
pribadi yang utuh dan berkembang (to
dalam
rangka
be) (bdk. Delors, J., 1996). Dengan
generasi
yang berkualitas, bukan
mempersiapkan
demikian
anak
didik
dibiasakan
hanya untuk kepentingan individu 457
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
melakukan sesuatu nilai yang baik,
dilestarikan
yang menjadikan hidupnya makin
dengan tetap mempertahankan nilai-
sempurna. Dengan pembiasaan itu,
nilai luhur bangsa Indonesia melalui
mereka akan berkembang menjadi
upaya
pendidikan.
pribadi yang utuh, mencintai dan
keadaan
lingkungan,
menghormati Tuhan, hidup damai
budaya
kepada
dengan
memungkinkan mereka untuk lebih
sesama,
mengembangkan
dan
lingkungan, memajukan diri sendiri,
mengakrabkan
dan gembira sebagai warga bangsa
lingkungannya.
Indonesia (Suparno, 2012:5).
KURIKULUM
sosial,
peserta
dan didik
dengan
adalah
penting
pendidikan,
satu
dari
karena
sistem
merupakan
komponen pendidikan yang dijadikan
MUATAN LOKAL Indonesia keanekaragaman
Pengenalan
Kurikulum komponen
KONSEP
dikembangkan
dalam
memiliki
acuan oleh setiap satuan pendidikan,
berbagai
baik
oleh
pengelola
maupun
aspek sosial, budaya, geografis, dan
penyelenggara; khususnya oleh guru
demografis. Akan tetapi memiliki
dan kepala sekolah. Penentuan isi dan
kesatuan yang utuh berkat Pancasila
bahan
sebagai dasar dan ideologi negara.
didasarkan
Bhinneka Tunggal Ika merupakan
kebutuhan
semboyan sebagai pegangan bangsa
dituangkan dalam mata pelajaran
Indonesia
mewujudkan
dengan alokasi waktu yang berdiri
keanekaragaman.
sendiri. Hal ini sejalan dengan upaya
kesatuan
dalam dan
pelajaran pada
peningkatan
macam suku bangsa yang memiliki
nasional.
multikultur
(adat
mutu
Menurut
lokal
keadaan
lingkungan,
Indonesia yang terdiri dari berbagai
keanekaragaman
muatan
Surat
dan yang
pendidikan
Keputusan
istiadat, tata cara, bahasa, kesenian,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kerajinan, keterampilan daerah, dll)
Republik Indonesia dengan nomor
merupakan
ciri
yang
0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987
memperkaya
nilai-nilai
kehidupan
yang dimaksud dengan kurikulum
khas
bangsa Indonesia. Oleh karena itu
muatan
keanekaragaman tersebut harus selalu
pendidikan
458
lokal yang
ialah isi
program dan
media
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
penyampaiannya dikaitkan dengan
satuan
lingkungan alam dan lingkungan
tampaknya
budaya serta kebutuhan daerah dan
kurikulum muatan lokal hanya bisa
wajib dipelajari oleh murid di daerah
diakomodasi melalui kegiatan yang
tersebut. Menurut Kurikulum 1994
terpisah dengan mata pelajaran.
Kurikulum Muatan Lokal adalah materi
pelajaran
yang
diajarkan
secara
terpisah,
menjadi
pendidikan.
Pendapat
menganggap
ini
bahwa
Tujuan penyelenggaraan dan pelaksanaan
muatan
lokal
dalam
kajian
kurikulum yaitu terdiri dari tujuan
tersendiri. Tirtarahardja dan La Sula
langsung dan tak langsung. (Abdullah
mengungkapkan bahwa kurikulum
Idi, 1999: 180) Tujuan langsung
muatan lokal adalah suatu program
meliputi
pendidikan yang isi dan media dan
mudah diserap oleh murid, sumber
strategi penyampaiannya dikaitkan
belajar
dengan lingkungan alam, lingkungan
dimanfaatkan
sosial, dan lingkungan budaya serta
pendidikan, murid dapat menerapkan
kebutuhan daerah (Iim Wasliman,
pengetahuan dan keterampilan yang
2007: 209).
dipelajarinya
Secara garis besar
bahan
di
pengajaran
daerah
dapat
untuk
lebih
kepentingan
untuk
memecahkan
Kurikulum Muatan Lokal adalah
masalah
materi
diajarkan
sekitarnya, dan murid lebih mengenal
secara terpisah yang isi dan media
kondisi alam, lingkungan sosial dan
penyampaiannya sesuai dengan ciri
lingkungan budaya yang terdapat di
khas
daerahnya. Sedangkan tujuan tak
pelajaran
daerah
yang
tertentu.
Menurut
Mulyasa kurikulum muatan lokal
langsung
adalah
kegiatan
yang
lebih
ditemukan
meliputi:
murid
di
dapat
kurikuler
yang
meningkatkan pengetahuan mengenal
mengembangkan kompetensi
yang
daerahnya, murid diharapkan dapat
disesuaikan dengan ciri khas dan
menolong orangtuanya dan menolong
potensi daerah, termasuk keunggulan
dirinya
daerah yang materinya tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, dan
dikelompokkan
murid
ke
dalam
mata
sendiri
menjadi
pelajaran yang ada. (Mulyasa, 2009:
lingkungan
256)
keterasingan
Substansi
ditentukan
oleh
Muatan
lokal
masing-masing
sendiri.
dalam
dan
Oleh
akrab terhindar
terhadap karena
rangka
dengan dari
lingkungan itu
untuk
459
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
mencapai
tujuan
dimana
bahan
masyarakat. 2) Fungsi Perbedaan,
muatan lokal sifatnya mandiri dan
pengakuan atas perbedaan berarti pula
tidak terikat oleh pusat, maka peranan
memberi kesempatan bagi pribadi
guru dalam melaksanakan proses
untuk
pembelajaran dalam muatan lokal ini
diinginkannya. Karena itu muatan
sangat
lokal
menentukan.
melaksanakan
Untuk
pengembangan,
memilih
harus
apa
yang
merupakan
program
pendidikan yang bersifat luwes, yang
langkah-langkah yang ditempuh yaitu
dapat
menyusun perencanaan muatan lokal,
terhadap
melaksanakan
dan
kemampuan murid. Ini tidak berarti
pengembangan.
mendidik pribadi menjadi orang yang
pembinaan,
merencanakan (Dakir, 2010: 119). Sekolah
memberikan perbedaan
pelayanan minat
dan
individualistik tetapi muatan lokal dalam
harus dapat berfungsi mendorong
lingkungan masyarakat. Karena itu
pribadi ke arah kemajuan sosialnya
program-program
dalam masyarakat.
disesuaikan
berada
sekolah
dengan
harus
lingkungan.
Ada dua arah pengembangan
Demikian pula pribadi-pribadi yang
dalam kurikulum muatan lokal, yaitu:
ada dalam sekolah hidup dalam
1)
lingkungan,
perlu
panjang,
dapat
melatih keahlian dan keterampilan
menyesuaikan diri dan akrab dengan
yang sesuai dengan harapan yang
lingkungannya.
fungsi
nantinya dapat membantu dirinya,
kurikulum muatan lokal diantaranya:
keluarga, masyarakat dan akhirnya
1) Fungsi Integrasi, murid merupakan
membantu
bagian
integral
Oleh
karena
itu
sehingga
diupayakan
agar
pribadi
Adapun
dari
muatan
masyarakat,
agar
para
untuk siswa
pembangunan
karena
itu
jangka dapat
negara.
perkembangan
harus
muatan lokal dalam jangka panjang
merupakan program pendidikan yang
harus direncanakan secara sedemikian
berfungsi untuk mendidik pribadi-
rupa oleh sekolah, keluarga, dan
pribadi
masyarakat
yang
akan
lokal
Pengembangan
memberikan
setempat
dengan
sumbangan kepada masyarakat atau
perantara pakar-pakar pada instasi
berfungsi
dan
terkait baik negeri maupun swasta.
kepada
Untuk muatan lokal di sekolah dasar
untuk
mengintegrasikan
460
membentuk pribadi
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
masih bersifat concentris, kemudian
Pendekatan kepala sekolah dengan
dilaksanakan
nara sumber dan instansi terkait
secara
kontinue
di
sekolah menengah pertama dan akan terjadi
konvergensi
cara
menentukan
sekolah
bahan pelajaran muatan lokal untuk
menengah atas. 2) Pengembangan
satu bidang studi dapat dilaksanakan
untuk jangka pendek, perkembangan
dengan empat cara : 1) Bagi mata
muatan lokal dalam jangka pendek
pelajaran yang sudah punya SK dan
dapat
KD,
dilakukan
setempat
di
Adapun
oleh
dengan
sekolah
cara
disusun
tema
dan
materi
menyusun
pembelajaran, kemudian dipilih bahan
kurikulum muatan lokal kemudian
mana yang berkriteria muatan lokal;
menyusun Indikatornya dan direvisi
2) SK dan KD yang telah dipilih,
setiap saat.
sesuaikan dengan pola kehidupan
Keberhasilan
pengembangan
masyarakat; 3)
Pola kehidupan
kurikulam muatan lokal di sekolah
dalam lingkungan alam, dijadikan
tergantung pada beberapa aspek, yaitu
sumber
:1)
dalam
mungkin sesuai; 4) Pola kehidupan
tentang
dalam lingkungan alam, dipilih unsur-
Kekreatifan
memberikan kurikulum
guru
materi mauatan
lokal;
sebagai
unsurnya
yang
indikator
perlu
yang
dimasukan
2)Kesesuaian program muatan lokal
dalam program pendidikan kemudian
yang diberikan kepada murid; 3)
dibuat indikator.
Ketersediaan sarana dan prasarana
Landasan
yang
memadai
pengembangan
demi
kesuksesan
muatan lokal adalah keberadaannya
muatan
sebagai salah satu isi dan struktur
lokal di sekolah tersebut; 4) Cara
kurikulum yang harus diberikan pada
pengelolaan kurikulum yang baik dan
tingkat dasar dan menengah. Hal ini
sesuai dengan prosedur; 5) Kesiapan
sebagaimana tercantum dalam Pasal
siswa
37 Undang-Undang (UU) Nomor 20
dalam
kurikulum
pengembangan
meneriman
muatan lokal; 6) masyarakat
setempat
materi
Partisipasi untuk
Tahun
2003
Pendidikan
tentang
Sistem
Nasional,
yang
mendukung pelaksanaan kurikulum
menyatakan bahwa Sekolah Dasar
muatan lokal disekolah tersebut; 7)
dan Menengah terdiri dari mata pelajaran
pendidikan
agama;
461
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
pendidikan kewarganegaraan, bahasa;
daerah dan Peraturan pemerintah
matematika; ilmu pengetahuan alam;
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
Ilmu Pengetahuan Sosial; Seni dan
2005
Budaya; Pendidikan Jasmani dan
pendidikan. (Rusman, 2009:404).
Olahraga;
tentang
standar
nasional
Keterampilan/Kejuruan;
dan muatan lokal (UU Sisdiknas No.
PERAN
20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat 1).
DALAM
Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri
Pendidikan
MUATAN
LOKAL
MEMBENTUK
KARAKTER BANGSA
Nasional
Pengembangan muatan lokal
(Permendiknas) No. 22 Tahun 2006
dalam membentuk karakter bangsa
tentang standar isi menyatakan bahwa
dapat
Kurikulum
Satuan
pendek dan jangka jauh. Sedangkan
Pendidikan (KTSP) selain memuat
pengembangan muatan lokal dalam
beberapa
jangka pendek dapat dilakukan oleh
Tingkat
mata
pelajaran,
juga
dilakukan
sekolah
yang wajib diberikan pada semua
menyusun kurikulum muatan lokal
tingkat satuan pendidikan. Kebijakan
kemudian menyusun silabusnya dan
yang
direvisi
dimasukkannya muatan
dengan
mata
lokal
dalam
pelajaran
Pihak
cara
yang
memegang peranan cukup penting
isi
baik di dalam perencanaan dan
dilandasi kenyataan bahwa Indonesia
pelaksanaan kurikulum adalah guru.
yang terdiri dari berbagai macam
Peranan guru bukan hanya menilai
suku
perilaku dan prestasi belajar murid-
bangsa
keanekaragaman
standar
setiap saat.
dengan
jangka
terdapat mata pelajaran muatan lokal
berkaitan
setempat
dalam
yang
memiliki
multikultur
(adat
murid dalam kelas, tetap juga menilai
istiadat, tata cara, bahasa, kesenian,
implementasi
kerajinan,
lingkup yang lebih luas. Hasil-hasil
keterampilan
merupakan
ciri
memperkaya
nilai-nilai
daerah)
khas
yang
penilaian
kurikulum
demikian
akan
dalam
sangat
kehidupan
membantu pengembangan kurikulum,
bangsa Indonesia. Adapun landasan
untuk memahami hambatan-hambatan
pengembangan
lokal
dalam implementasi kurikulum dan
tercantum pula pada UU No. 22
juga dapat membantu mencari cara
muatan
Tahun 1999 tentang pemerintahan
462
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
untuk mengoptimalkan kegiatan guru
menyatakan
(Nana Syaodih S., 2009:157).
sholat, sebagian
Kreativitas
guru
dalam
orang
dasar pengembangan muatan lokal
mengajar
yang
rumah,
tidak
hanya
meninggalkan kecil
responden menyatakan
pelaksanaan pembelajaran menjadi
terinternalisasi
tidak
tua,
(20%)
(24%) patuh pada
menyatakan
mengaji pada adik di hampir tidak ada (4%)
untuk peserta didik namun juga bagi
menyatakan mengajak teman agar
pendidiknya. Guru dituntut untuk
mengaji. Hal ini membuktikan bahwa
dapat menggunakan sumber daya ada
Muatan Lokal Baca Tulis Al-Quran
(lingkungan)
dalam
pelaksanaan
dapat membentuk karakter peserta
pembelajaran
agar
pembelajaran
didik terutama karakter religius yaitu
menjadi optimal dan kontekstual.
suatu sikap dan perilaku yang patuh
Pembelajaran
kontekstual
dalam melaksanakan ajaran agama
merupakan salah satu strategi dalam
dengan tidak meninggalkan sholat.
menerapkan muatan lokal di dalam
Selain karakter religius ada pula
semua
karakter yang sesama manusia dan
yang
materi
Pembelajaran
pembelajaran.
kontekstual
dapat
dirinya sendiri yaitu toleransi, dengan
menciptakan pembelajaran yang aktif,
mengajari adik yang bisa ngaji.
inovatif,
Disiplin
kreatif,
efektif
dan
dengan
menunjukkan
menyenangkan (PAIKEM) dengan
perilaku tertib dan patuh pada waktu
menggunakan
variasi
belajar ngaji. Rasa ingin tau, Sikap
metode, sumber dan alat/ media
dan tindakan yang selalu berupaya
pembelajaran.
untuk mengetahui lebih mendalam
berbagai
Ira Yumira dalam tulisannya
dan meluas dari belajr ngaji. Gemar
yang berjudul Peran Pendidikan Baca
Membaca, kebiasaan menyediakan
Tulis AL-Quran Sebagai Muatan
waktu untuk membaca Al-Quran.
Lokal Dalam Upaya Membentuk
Penerapan bahasa
SMP Tri Bhakti Nagreg menunjukkan
dilakukan
bahwa
dipertahankan untuk menjaga bahasa
hasil
yang
diterapkandari
pembelajaran,
setengahnya
(52%)
lebih
di
lokal
Karakter Kepribadian Siswa Studi di
apa
daerah
muatan
selama
sekolah
yang
ini
perlu
dari
daerah agar tidak punah karena
responden
bahasa daerah merupakan identitas
463
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya
pembentukan dan pembinaan karakter
perlu dibuat sebagai mata pelajaran
siswa melalui penguatan terhadap
mandiri mengingat karakteristiknya
nilai-nilai kebudayaan hasil warisan
yang
leluhur.
tidak
dapat
diintegrasikan
Jadi
dapat
disimpulkan
ini
dapat
membentuk
dengan mata pelajaran strategi belajar
penelitian
dan pembelajaran, sebagaimana yang
peserta didik yang dapat menguasai
dilakukan Pemerintah Propinsi Jawa
kebudayaan dan bahasa Using secara
Barat.
landasannya,
mendalam dan merupakan landasan
sebagaimana surat edaran Kepala
dasar dalam membangun kehidupan
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
manusia yang berkarakter luhur.
Adapun
No. 423/2372/Set-disdik tertanggal 26
Sedangkan
Maret 2013 perihal Pembelajaran
jangka
Muatan Lokal Bahasa Daerah pada
berurutan dan berkesinambungan dari
Jenjang
SMP/MTs,
berbagai muatan lokal yang pernah
SMA/SMK/MA, dengan demikian
ada di jenjang sekolah dasar sampai
pembelajaraan muatan lokal Bahasa
menengah, seperti yang dilakukan
Daerah
dalam
oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Jawa Barat
Transmigrasi Nusa Tenggara Barat,
SD/MI,
tetap
Kurikulum
diakomodir
2013 di
jauh
pengembangan
dilaksanakan
dengan pilihan bahasa yaitu Bahasa
dengan
Sunda, Bahasa Cirebon dan Bahasa
kurikulum
Melayu Betawi. (Bambang Sugiharto,
peningkatan kemampuan berbahasa
2013).
Inggris. Hasil penelitian iti Rohmatin
berupaya
secara
muatan
Hal
ini
menerapkan lokal
melalui
senada
yang
dilakukan di DKI Jakarta, bahwa
Nazilah (2014) tentang implementasi
pengembangan
kurikulum muatan lokal bahasa Using
semakin menambah sarat pentingnya
sangat
muatan lokal di sekolah, seperti yang
berperan
pembentukan
dalam
karakter
upaya
siswa
di
kurikulum
2013
diungkapkan dalam replubika.co.id
SMPN 1 Giri. Kurikulum muatan
(Desember,
lokal
Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi
bahasa
penekanan
Using
pada
memiliki
wawasan
Dinas
Mulyanto menekankan bahwa bahasa
pengetahuan,
Inggris akan dijadikan muatan lokal
ilmu
tetapi
menekankan
464
Kepala
dan
pengembangan juga
2013)
pada
dalam kurikulum baru. “Jadi, di
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
Jakarta, bahasa Inggris justru akan
Selain itu implementasi muatan lokal
menjadi mata pelajaran wajib sebagai
membatik terlaksana secara optimal
tambahan dari desain minimal yang
serta minat wirausaha siswa tinggi
ditawarkan Pusat. Begitu juga dengan
setelah mengikuti mulok membatik.
Penjaskes.” Hal ini menunjukkan
Hasil penelitian Dr. Tri hartiti
bahwa muatan lokal bahasa Inggris
Retnowati
perlu diterapkan dalam membentuk
membangun karakter siswa melalui
karakter siswa yang mandiri, karena
pembelajaran
Indonesia
adalah
negara
yang
mengatakan
tergabung
dalam
MEA
dalam
batik
(2010)
batik
tentang
di
sekolah
bahwa
Pembelajaran
merupakan
pelaksanaan
menghadapi arus globalisasi peserta
pendidikan seni di sekolah diberikan
didik sudah harus siap bersaing
karena keunikan, kebermaknaan dan
dengan negara ASEAN yang lain.
kebermanfaatan terhadap kebutuhan
Perkembangan muatan lokal
perkembangan peserta didik, yang
dalam jangka jauh dapat dilaksanakan
terletak pada pemberian pengalaman
dengan pola Trikon teori oleh Ki
estetik
Hajar Dewantara yaitu konsentris,
berekspresi/berkreasi
kontinyu
dalam
berapresiasi. Pengalaman estetik yang
muatan lokal seperti yang diuraikan
diberikan pada pembelajaran batik
dalam jurnal humaniora oleh Nunung
pada prinsipnya berfungsi melatih dan
Sri Wahyuni (2013) menjelaskan
mengembangkan kepekaan rasa .
pengembangan muatan lokal melalui
Dengan kepekaan rasa yang tinggi
membatik di SMA Situbondo, hasil
mental seseorang cenderung mudah
penelitiannya
bahwa
diisi dengan nilai-nilai hidup dan
penetapan muatan lokal membatik
kehidupan, seperti nilai religius, nilai
merupakan keputusan sekolah dengan
moral, nilai budi pekerti ( melatih
tujuan
disiplin, teliti, sabar, bersih, dll).
dan
konvergensi
menyatakan
mensukseskan
pemerintah
kabupaten
program Situbondo
Dengan
dalam
bentuk
demikian
kegiatan dan
membangun
melestarikan dan mengembangkan
karakter siswa dengan pembelajaran
budaya
batik
batik dapat dilaksanakan melalui
bekal
kegiatan sekolah dan
situbondo,
lokal
khususnya
memberikan
keterampilan, dan peluang usaha.
pembelajaran
di
kelas,
proses sehingga
465
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
pembelajran batik di sekolah dapat
menetapkan pakaian daerah untuk
sebagai sarana membangun karakter
dipakai
siswa untuk membentuk insan yang
memperkenalkan dan menumbuhkan
berkualitas.
kecintaan pada budaya daerah.
Muhammad Nur Farid dalam jurnal
komunitas
Unnes
(2012)
guru
sebagai
Dalam
langkah
pengembangan
selanjutnya ada dua hal yang perlu
mengkaji bagaimana
diperhatikan yaitu perluasan muatan
pelaksanaan muatan lokal batik tulis
lokal dan pendalaman muatan lokal.
Lasem pada tingkat sekolah dasar di
Perluasan muatan lokal pada dasarnya
Kecamatan Lasem sebagai bentuk
ialah bahan muatan lokal yang ada di
pelestarian
budaya
daerahnya
itu
penelitian
ini
berbagai
jenis
lokal.
Hasil
menunjukkan
yang
terdiri
muatan
dari lokal.
pelaksanaan muatan lokal batik tulis
Sedangkan pendalaman muatan lokal
Lasem pada kelas empat dan kelas
adalah bahan muatan lokal yang
lima. Muatan lokal tersebut berhasil
sudah
menanamkan
sampai
kepedulian
dan
ada
kemudian
lanjutan.
diperdalam
Perluasan
kecintaan anak-anak pada batik tulis
pendalaman
Lasem. Hal ini menunjukkan bahwa
dimaksud
muatan lokal batik tulis mampu
penguasaan bahasa daerah selain
membentuk karakter peserta didik
bahasa asing. Melalui muatan lokal
yang kreatif dan cinta tanah air,
seperti yang diungkapkan Kompas
mereka
produk
(26 Maret 2015) adalah sebagian
berusaha
bahasa daerah di Nusantara semakin
Indonesia.
cinta
dengan
Mereka
muatan salah
satunya
dengan
terancam
dengan belajar. Contoh lain dalam
minimnya tradisi pengajaran lintas
pengembangan muatan lokal jangka
generasi. Hal ini merugikan bangsa
jauh adalah penetapan keluasan waktu
Indonesia
belajar dalam pelaksanaan muatan
bahasa, sebagai salah satu unsur
lokal di Surabaya dengan menetapkan
penting
Jumat Jawa (JJ). DKI Jakarta sebagai
menjadi semakin berkurang.
ibukota negara Indonesia juga telah
satu cara yang wajib ditempuh adalah
menerapkan muatan lokal dengan
dengan
karena
terutama
yang
melestarikan kebudayaan Indonesia
466
punah,
lokal
dan
akibat
keanekaragaman
pembentuk
kebudayaan,
mengembangkan
Salah
muatan
Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
lokal bahasa daerah sebagai wujud
kurikulum yang dilakukan adalah
penanaman nilai budaya daerah.
dengan
Penanaman 18 Nilai Karakter sangat
dianjurkan
terutama
pengembangan
kurikulum
muatan lokal dimana karakteristik dan ciri
daerah
ditingkatkan
dan
penanaman nilai karakter cinta tanah
penguasaan akan pengetahuan global
air. Banyak sekali budaya lokal
juga
Indonesia
dapat
yang
terancam
punah
dioptimalkan.
Muatan
menumbuhkan
lokal
kecintaan
bahkan diakui oleh negara lain.
peserta didik sebagai penerus bangsa
Pendidikan
akan
Nilai
karakter
harus
nilai-nilai
sosio
kultural
dijalankan banyak pihak, antara lain
daerahnya dan negerinya. Selain itu
orang tua, sekolah, masyarakat, dan
nilai moral yang terkandung pada
negara. Di beberapa negara yang
setiap daerah dapat ditumbuhkan
berdasarkan
dalam diri peserta didik maupun
agama,
pendidikan
menjadi tanggungjawab orang tua,
pendidik.
sekolah, instansi agama, masyarakat,
karakter bangsa sesuai dengan budaya
dan negara. Demikian juga dengan
lokal.
pendidikan menjadi
karakter
bangsa
tanggungjawab
Sehingga
terwujudlah
juga
Untuk mewujudkan karakter
beberapa
bangsa yang ideal kepada peserta
pihak, seperti orang tua, sekolah,
didik
masyarakat, dan Negara (Ryan &
lokal, diperlukan penelitian yang
Lickona, 1992).
mendalam. Penelitian akan membantu
KESIMPULAN
melalui
kerukulum
terwujudnya
program
yang
efektif,
tepat,
muatan
pendidikan efisien
dan
Dalam mewujudkan karakter
pengembangan karakter peserta didik.
bangsa yang kuat di era globalisasi ini
Pembangunan karakter bangsa perlu
dengan cara menerapkan kurikulum
diperhatikan
muatan
masyarakat Indonesia yang aman,
lokal.
Bangsa
Indonesia
demi
dan
terwujudnya
merupakan bangsa yang memiliki
bermartabat
sejahtera,
maka
aneka ragam budaya. Budaya tersebut
masih banyak persoalan yang diteliti,
harus terus dilestarikan dan diperkuat
sehingga dapat diambil langkah yang
melalui pengembangan kurikulum.
positif.
Salah satu caranya pengembangan
467
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
DAFTAR PUSTAKA
Komunitas/Article/View/2400
Dakir, Haji. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Rachman Taufik. (2012). Pengamat: Bahasa Inggris Jadi Muatan Lokal Saja http://www.republika.co.id/ber ita/pendidikan/beritapendidikan/12/10/22/ mca72 pengamat-bahasa-inggris-jadimuatan-lokal-saja, diakses 19 Januari 2016.
Delors, J. (1996). Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO Publishing Idi, Abdullah. (1999). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jakarta: Gaya Media Pratama. Iim
Wasliman. (2007). Modul Problematika Pendidikan Dasar. Bandung: Pps Pendidikan Dasar UPI.
Kompas. (2012). Bahasa Daerah Terancam: Sebagian dari 749 Bahasa di Nusantara kian Kehilangan Penutur. Maret 2015, halaman 12. Jakarta. Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian guru dan Kepala Sekolah, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT Bumi Aksara. Nur
468
Farid, Muhammad. (2012). Peranan Muatan Lokal Materi Batik Tulis Lasem Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Lokal. Jurnal Komunitas (Research And Learning In Sociology And Anthropologhy), 4(1) Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nj u/Index.Php/
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Ryan, K. & Lickona, T. (1992). Character Development in Schools and Beyond. Washington, D.C.: The Council for Research in Values and Philosophy. Sugiharto, Bambang. (2013). Penerapan Bahasa Daerah pada Kurikulum 2013 di Jawa Barat http://bahasa.kompasiana.com/ 2013/11/28/penerapan-bahasadaerahpada-kurikulum-2013di-jawa-barat-613871.html, diakses 19 Januari 2016. Suparno, P. (2012). Sumbangan Pendidikan Fisika terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Pidato Pengukuan Guru Besar. Yogyakarta: USD.