PERAN PENCIPTAAN NILAI PRODUK CROCHET DAN SULAM TANGAN UNTUK KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN DI ERA MEA 2015 Yenny Maya Dora Dosen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung
[email protected]
ABSTRAK Tujuan makalah ini untuk mengetahui bagaimana peran penciptaan nilai untuk keunggulan bersaing pada industri kecil dan menengah crochate dan sulam tangan. Dan menghasilkan strategi penciptaan nilai untuk keunggulan bersaing industri tersebut di era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Rumusan masalah makalah ini dengan menganalisa informasi yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pemilik bisnis crochate dan sulam tangan. Pendekatan yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan data yang diperlukan. Implikasi yang akan diperoleh dari studi ini adalah strategi penciptaan nilai untuk produk crochate dan sulam tangan agar tetap dapat memenangkan persaingan di era MEA 2015. Kata kunci: Penciptaan Nilai, Keunggulan bersaing, strategi dan Era MEA 2015
1.
PENDAHULUAN
Crochet merupakan bentuk kerajinan yang sejenis dengan bordir, cross stitch, atau menyulam yang sudah terkenal sejak zaman dahulu. Kerajinan tangan crochet berkembang di dalam seluruh kebudayaan yang ada di dunia, meskipun pada waktu dan penyebutan yang berbeda. Crochet merupakan salah satu kerajinan yang populer pada masa kini, terutama di negaranegara empat musim, dan mulai menjadi suatu tren di Indonesia. Kerajinan crochet yang mendunia saat ini, mengalami banyak perkembangan, baik dari segi teknik ataupun materialnya. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku “Menuju ASEAN Economic Community”, menyatakan ; Dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor dan mendorong integritas ekonomi ASEAN menuju pasar tunggal untuk barang, jasa dan investasi serta berbasis produksi tunggal ASEAN, diperlukan mekanisme perdagangan dan kepabean, proses, prosedur dan arus informasi terkait yang simpel, harmonis dan terstandar. Dengan adanya
fasilitas perdagangan ini akan diharapkan tercipta suatu lingkungan yang konsisten, transfaran dan dapat diprediksi bagi transaksi perdagangan international sehingga dapat meningkatkan perdagangan dan kegiatan usaha termasuk usaha kecil dan menengah, serta menghemat waktu dan mengurangi biaya transaksi. Namun Kesamaan produk ekspor unggulan merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra ASEAN hanya berkisar antara 20 - 25 persen dari total perdagangan ASEAN. Indonesia perlu melakukan peningkatan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari negara-negara ASEAN lainnya. (Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku buku “Menuju ASEAN Economic Community). Menurut Vargo, Akaka, (2009,penciptaan Nilai memperluas melampaui batas-batas penciptaan individu atau pasang Sistem Pelayanan Dan Nilai Menjadi, proses menerjemahkan Yang Berkelanjutan Yang Dinamis Yang melibatkan Sistem Sistem Pelayanan. Untuk tetap kompetitif dalam lingkungan baru dan untuk tetap mengikuti harapan konsumen, para pebisnis crochet harus Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
196
memperbarui produk mereka dan teknik mereka secara terus menerus. Mereka juga harus mampu merebut peluang yang ditawarkan oleh dunia.
definisi penciptaan nilai dengan jelas dari pendapat beberapa ahli yang hasil penelitiannya telah dipublikasikan pada jurnal terindeks.
Berdasarkan uraian di atas makalah ini fokus strategi penciptaan nilai untuk produk crochate dan sulam tangan agar tetap dapat memenangkan persaingan di era MEA 2015.
Sedangkan wawancara dengan pemilik perusahaan dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pengambilan data melalui kuesioner guna melakukan analisa dengan menggunakan Analisa SWOT dilakukan untuk melihat peran penciptaan nilai sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan khususnyadi era MEA 2015
1.1 Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian, sebagai berikut: Bagaimana strategi penciptaan nilai produk chrocate dan sulam tangan agar tetap dapat memenangkan persaingan di era MEA 2015 menggunakan analisis SWOT? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Mengetahui strategi penciptaan nilai agar tetap dapat memenangkan persaingan di era MEA 2015 dengan menggunakan analisis SWOT. 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada pengusaha chorate pengrajin tentang strategi penciptaan nilai guna memberikan manfaat berupa dukungan dalam pengambilan keputusan kepada usaha kerajinan crochat dan sulam tangan dengan melihat faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada terhadap sumber daya guna meningkatkan nilai tambah.
2.
MODEL, ANALISA, DESAIN, DAN IMPLEMENTASI
Dalam penelitian ini Model yang dilakukan adalah studi literatur, wawancara langsung dengan pemilik perusahaan dan kuesioner kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan Analisa SWOT. Studi literatur dilakukan guna mendapatkan
. 3. KAJIAN PUSTAKA Crochet dalam Bahasa Indonesia terkadang diterjemahkan menjadi “merajut”, namun istilah ini menjadi rancu karena “merajut” juga terjemahan dari knitting. Sehingga ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa terjemahan paling pas untuk istilah crochet adalah merenda. Kata crochet berasal dari Bahasa Perancis yang berarti mengait; tentunya berhubungan dengan proses pembuatan bahan dengan mengaitkan benang pada jarum dan menjalinnya sehingga membentuk suatu garmen yang dapat dipakai. yang Pada perkembangannya, produk dihasilkan dengan teknik crochet ini tidak terbatas pada garmen yang dapat dipakai setiap hari, namun juga aksesoris dan perlengkapan rumah tangga. Crochet yang termasuk dalam bentuk kerajinan tangan ini berkembang pesat di Eropa dan mendapatkan istilah tersendiri dalam masing-masing bahasa. Ada beberapa ahli yang menyebutkan bahwa crochet sudah dikenal sebelum tahun 1500 SM dengan melihat bukti-bukti berupa tekstil yang merupakan hasil kerajinan yang dibuat oleh biarawati-biarawati di Eropa. Ada pula teori-teori yang menyebutkan bahwa crochet berasal dari negara-negara Arab yang menyebar ke wilayah Tibet dan kemudian ke arah Spanyol, sesuai dengan rute
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
197
perdagangan negara-negara Arab pada masa itu. Teori lain menyebutkan pula bahwa crochet berasal dari Amerika Selatan dengan melihat penggunaan aksesoris-aksesoris yang digunakan pada ritual perayaan akil balig pada beberapa suku di sana. Sementara itu, di wilayah Cina pun ditemukan bonekaboneka yang terbuat dengan teknik crochet pula. Kerajinan ini berkembang pesat di negaranegara empat musim didasari akan kebutuhan mereka untuk mempunyai garmen-garmen tebal yang terbuat dari wol untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin. Indonesia yang juga tak kalah kaya dengan jenis-jenis kerajinan tangan mungkin tidak begitu mengenal crochet seperti halnya kerajinan tenun yang lazim ditemui. Kerajinan crochet dibawa oleh kebudayan Belanda pada masa pendudukannya dan kemudian berkembang hingga saat ini. Tren ini mungkin disebabkan oleh gencarnya gerakan DIY (do-it-yourself) dan didukung pula dengan adanya platformplatform seperti Pinterest yang menjadi perpustakaan bagi berbagai jenis kerajinan tangan. Begitu pula dengan beberapa figur publik terkenal seperti Katy Perry, Audrey Hepburn, Eva Longoria, Alyssa Milano, Madonna, Katherine Heigl, dan Aretha Franklin pun diketahui menekuni hobi crochet. Kerajinan crochet dan sulam tangan yang mendunia saat ini, mengalami banyak perkembangan, baik dari segi teknik ataupun materialnya. Bahkan, crochet pun sekarang dapat diselami dari sisi psikologis dan filosofisnya pula. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerajinan crochet dapat membantu mengurangi depresi dan stres dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan ini, muncul pula desainerdesainer crochet yang erat hubungannya dengan keragaman fashion. Beberapa desainer terkenal pun mulai mengaplikasikan crochet pada karya-karya high fashion, seperti Miu Miu, John Rocha, dan Moschino.
Definisi penciptaan beberapa ahli .
nilai
menurut
Berikut ini adalah definisi penciptaan nilai menurut pendapat para ahli yang telah melakukan penelitian terkait denhan penciptaan nilai : Bowman and Ambrosini (2007), "penciptaan nilai adalah proses penciptaan nilai dari Tingkat perspektif perusahaan dan Strategi bisnis dengan mempertimbangkan apakah kegiatan penambahan dapat erat atau longgar." Foster (2007, P. ) Penciptaan nilai adalah proses kerjasama antara produsen dan konsumen. " Stefanie Bro¨ring (2008, P. 76), "penciptaan nilai adalah kolaborasi dengan mitra di industri lain yang memiliki kompetensi yang saling melengkapi.” Bowman and Ambrosini (2007, P. ), “penciptaan nilai adalah proses penciptaan nilai dari perspektif tingkat perusahaan dan bisnis strategi dengan mempertimbangkan apakah kegiatan ini dapat erat atau longgar ditambah.” D. P. Lepak, K. G. Smith, and M. S. Taylor, (2007, P. 180-194), “penciptaan nilai dianggap sebagai proses dinamis menciptakan produk atau jasa yang berharga untuk subyektif akan dihargai oleh pengguna berdasarkan pengguna kriteria nilai.” Stephen L. Vargo a, Paul P. Maglio b,*, Melissa Archpru Akaka a, (2008, P. 146), “penciptaan nilai sering dianggap sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.” Pitelis, C.N, (2008, P. 6),” penambahan nilai dalam hal ini 'nilai tambah' sama dengan 'penciptaan nilai' dan kelayakan dirasakan tambahan dilakukan melalui harga dikurangi atau ditambah diferensiasi.” Vargo dan Akaka (2009, hal. 39) adalah proses menciptakan Nilai-digunakan dari sumber daya tersebut.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
198
Christian Gro¨nroos and Annika Ravald (2010, P.7), "Penciptaan nilai adalah proses menciptakan nilai-yang di-gunakan dari sumber daya tersebut." Chatain, O., & Zemsky, P. (2011, P.35),” penciptaan nilai muncul sebagai interaksi strategis hasil.”
Lautermann (2013, P.192), "penciptaan nilai sebagai cara yang kondusif untuk mencapai kehidupan yang baik, berbagai macam barang - barang yang dapat diperdagangkan menjadikan mereka materi atau barang estetis, kultural, dan spiritual material - yang dihasilkan oleh kegiatan subsisten seperti berkebun atau pekerjaan masyarakat, harus diperhitungkan.” Leat (2013, P. ) “penciptaan nilai adalah tantangan yang berkelanjutan, terutama dalam sulitnya lingkungan ekonomi. " 2.4 Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang berpengaruh dalam merumuskan strategi perusahaan (Lipinski, 2002; Rangkuti, 2006). Berbagai faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan dibandingkan dengan faktor lingkungan internal yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan berbagai alternatif strategi sesuai dengan hasil formulasi pada matriks SWOT (Rangkuti, 2003; Dyson, 2004; Rangkuti 2006).
Promosi ‘dari mulut ke mulut, mengikuti pameran dan Iklan melalui media elektronik dan cetak. Sistem penjualannya adalah pre-order, atau langsung untuk sejumlah barang yang ready stock. Untuk pre-order, customer bebas memilih model yang disuka disesuaikan dengan warna, dan ukuran. Seperti online shop pada umumnya, customer diminta untuk transfer terlebih dahulu (full ataupun DP), baru kemudian dijadwalkan utk proses perajutan. Selama ini target market kami adalah dari semua golongan. Mengingat peminat barangbarang hasil rajutan ini ternyata cukup banyak. Produk yang dihasilkan berupa keperluan rumah tangga, misalnya : Taplak meja makan,meja tamu, sarung bantal meja tamu, alas piring dimeja makan, dan lain-lain. Keperluan pribadi, misalnya : Jepit rambut, brous, jilbab, topi, selendang, pakaian, sepatu, tas, dompet, dan lain- lain. Desain yang dimunculkan adalah desain empat musim atau ciri khas tiap negara. Konsumen tidak hanya dari Indonesia tetapi dari mancanegara. Contoh: Amerika, Belanda, Jerman, Belgia, Turki, Arab Saudi, India, Malaysia. Ciri khas dari produk perusahan adalah rajutan dan desain gambar yaitu padu padan crochate dan sulam dengan manik-manik serta renda, Gambar kartun atau film yang sedang tren serta gambar kultur dari negaranegara di dunia.
3. PENGUMPULAN DATA Pesaing : Negara-negara ASIA dan Eropa. 3.1 Hasil Wawancara 3.2 Pengolahan Data Jumlah peminat kerajinan crochet dan sulam tangan banyak. Pelanggan semakin hari semakin bertambah Sebagian besar customer kami adalah loyal customer yang melakukan repeat order.
Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT yang digunakan untuk menentukan strategi penciptaan nilai untuk usaha kerajinan chrocate dan sulam tangan. Analisis SWOT
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
199
a. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Faktor Evaluation (EFE) Teknik pairwise comparison digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor internal dan eksternal. Teknik ini berfungsi membandingkan setiap variabel pada kolom horizontal dengan variabell pada kolom vertical. Penentuan bobot pada setiap variabel yang dibandingkan menggunakan skala 1, 2, dan 3.
faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan kecil yang dinilai berpengaruh besar. c. Nilai 2, Jika faktor kekuatan tersebut dinilai berpengaruh besar dan jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama yang dinilai berpengaruh kecil. d. Nilai 1, Jika faktor kekuatan tersebut dinilai berpengaruh kecil dan jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama yang dinilai berpengaruh besar.
Skala yang digunakan menunjukkan: 1= jika faktor eksternal atau internal pada baris/horizontal kurang penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal 2= jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal sama penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertical 3= jika faktor strategis eksternal dan internal pada baris/horizontal sama lebih penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal.
Pemberian nilai rating pada matriks EFE didasarkan pada kemampuan usaha kerajinan chrocate dan sulam tangan dalam meraih peluang yang ada dan besarnya ancaman yang dapat mempengaruhi keberadaan usaha kerajinan chrocate dan sulam tangan. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : a. Nilai 4, Jika industri mempunyai kemampuan sangat baik dalam meraih faktor peluang tersebut dan faktor ancaman tersebut memberikan pengaruh yang sangat lemah terhadap industri. b. Nilai 3, Jika industri mempunyai kemampuan baik dalam meraih faktor peluang tersebut dan faktor ancaman memberikan pengaruh yang lemah terhadap industri. c. Nilai 2, Jika industri mempunyai kemampuan cukup baik dalam meraih faktorpeluang tersebut dan faktor ancaman memberikan pengaruh yang kuat terhadap industri. d. Nilai 1, Jika industri mempunyai kemampuan tidak baik dalam meraih faktor peluang tersebut dan faktor ancaman pengaruh yang sangat kuat terhadap industri.
Bobot setiap faktor strategis diperoleh dengan me`nentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah keseluruhan faktor strategis dengan menggunakan rumus: ∑ Pemberian nilai peringkat/rating nilai rating pada matriks IFE menunjukkan tingkat faktor strategis kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap penciptaan nilai pada usaha kerajinan chrocate dan sulam tangan. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut: a. Nilai 4, Jika faktor kekuatan tersebut dinilai berpengaruh besar dan jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan kecil yang dinilai berpengaruh kecil. b. Nilai 3, Jika faktor kekuatan tersebut dinilai berpengaruh kecil dan jika
b. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) Nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dimasukkaan ke dalam matriks Internal-Eksternal untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini (Yuliawati, 2008). Total skor bobot
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
200
IFE dalam matriks IE, ditempatkan pada sumbu x dan total skor bobot EFE pada sumbu y.
4. HASIL DAN DISKUSI 4.1 Usaha kerajinan Crochat dan Sulam Tangan Dari hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa ; Peluang untuk bisnis crochet dan sulam tangan sangatlah besar itu dapat dilihat dari konsumen yang membeli produk tidak hanya lokal, tetapi juga dari Amerika, Eropa, negara-negara Asia. Tantangan, yaitu dengan para pebisnis serupa Faktor Bobot Rating Strategis Tenaga kerja 0.119 4 desain Sumber daya 0.117 3 bahan Pengetahuan 0.109 2 tentang kerajinan crochat Potensi 0.107 1 investasi yang menguntungkan Kelemahan Jalinan 0.102 4 kerjasama yang sempit Sumber daya 0.099 3 pelatih Informasi pasar 0.127 2 Ketrampilan 0.105 3 pengrajin Ketersediaan 0.135 1 modal Total Sumber: data primer diolah (2015)
Skor KeKuatan 0.465 0.353 0.326
0.325
yang ada di Indonesia yang harus dilakukan adalah memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan seperti : mengkolaborasi crochet dengan manikmanik atau renda. Selain itu desain gambar dan warna harus memiliki ciri khas seperti : Gambar untuk tas, dompet, sepatu ataupun baju, taplak dan lain-lain disesuaikan dengan trend film yang sedang marak, gambar kultur dan budaya Indonesia atau musim yang sedang berjalan. Sedangkan untuk konsumen luar negeri (manca negara) desain gambar dapat disesuaikan dengan musim yang sedang berjalan di tambah dengan kultur dari negara. Selain itu variasi dari produk yang ditawarkan terus ditambah variasinya. Melibatkan konsumen dalam melakukan penambahan nilai pada produk maupun variasi produk dengan melakukan angket atau wawancara singkat dengan para pembeli sambil mereka melihat-lihat barang yang ditawarkan, pemesanan barang atau saat melakukan pembayaran. Hal tersebut untuk mengetahui bagaimana pendapat para konsumen untuk terhadap produk yang ditawarkan. Serta apa yang menjadi harapan konsumen terhadap produk kita kedepan.
0.302
4.2 Hasil Evaluasi Lingkungan Internal Industri
0.295
Tabel 4.2 Matrik Hasil Perhitungan Iternal Factor Evaluation (IFE)
0.235 0.211 0.127 2.641
dari berbagai negara. Kekuatan : Memiliki tenaga desain yang kreatif, produk yang berkualitas. Kelemahan : Jalinan kerjasama masih sedikit (masih sempit) Oleh karena itu agar dapat tetap bersaing dengan para pebisnis crochet dari manca negara tersebut maka yang perlu dilakukan adalah memunculkan sesuatu yang berbeda dengan yang ditawarkan oleh pesaing baik dari produk maupun layanan. Untuk persaingan dengan pengusaha crochet
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat empat faktor kunci kekuatan yang usaha crochate dan sulam tangan dalam mendukung penciptaan nilai. Faktor kekuatan tersebut meliputi tersedianya tenaga kerja desain, sumber daya bahan, pengetahuan tentang kerajinan crochat dan potensi investasi yang menguntungkan. Dari keempat faktor tersebut, tersedianya tenaga kerja desain merupakan faktor kunci kekuatan yang memiliki nilai skor tertinggi sebesar 0,466 dengan rating bernilai 4. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja desain merupakan faktor kekuatan yang paling berpengaruh dalam mendukung upaya penciptaan nilai.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
201
Terdapat lima elemen kunci faktor kelemahan yang mempengaruhi penciptaan nilai usaha kerajinan crochet dan sulam tangan diantaranya adalah keterampilan pengrajin, sumberdaya tenaga pelatih, informasi pasar, ketersediaan modal, dan kelembagaan penunjang. Ketersediaan modal merupakan kelemahan utama yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap penciptaan nilai pada usaha kerajinan crochet dan sulam tangan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai skor yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 0,126 dengan nilai rating 1. 4.3 Hasil Evaluasi Lingkungan Eksternal Industri Identifikasi yang dilakukan terhadap lingkungan eksternal usaha kerajinan crochat dan sulam tangan menunjukkan adanya beberapa faktor berpengaruh yang terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut kemudian dievalusi menggunakan Matrix External Factor Evaluation (EFE). Dengan melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor tersebut, dapat ditentukan strategi yang tepat dalam melakukan pengembangan usaha kerajinan crochat.dan sulam tangan. Hasil Perhitungan EFE dapat dilihat pada Tabel 4.3 Faktor Strategis
Bobot
Rating
Potensi pasar Ketersediaan tenaga kerja Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Budaya penduduk setempat Dukungan pemerintah daerah
0.130 0.127
4 4
Skor KeKuatan 0.521 0.508
0.116
3
0.347
0.114
3
0.312
0.111
2
0.221
0.112
2
0.337
4
0.277
3
0.211
1
0.211 2.860
Ancaman Fluktuasi harga produk
Hukum dan 0.069 perundang-undangan Masyarakat ekonomi 0.106 Asean Pengusaha sejenis 0.125 1 Total Sumber: data primer diolah (2015)
Tabel 4.3 Matrik Hasil Perhitungan External Factor Evaluation (EFE) Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal, diketahui bahwa terdapat lima faktor strategis peluang yang mempengaruhi penciptaan nilai usaha kerajinan crochate dan sulam tangan, yaitu potensi pasar, ketersediaan tenaga kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari lima faktor strategis peluang tersebut, potensi pasar merupakan faktor eksternal yang memiliki nilai skor paling tinggi sebesar 0,521 dengan rating 4. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar merupakan faktor peluang yang sangat berpengaruh dan dapat dimanfaatkan dengan sangat baik oleh usaha kerajinan chochate. Dengan memanfaatkan adanya peluang potensi pasar yang baik, suatu industri akan mampu bertahan dalam persaingan global serta mendorong adanya pengembangan dari industri tersebut (Wrihatnolo, 2006). Besarnya potensi pasar yang dimiliki oleh suatu industri merupakan peluang bagi pelaku industri untuk dapat melakukan pengelolaan yang baik terhadap industri yang dimiliki. Dengan demikian berbagai upaya pengembangan dan peningkatan kualitas maupun kuantitas produksi secara otomatis akan meningkat. Pada faktor strategis ancaman terdapat empat faktor ancaman yang dirasa akan menghambat proses penciptaan nilai pada usaha kerajinan crochet dan sulam tangan, antara lain fluktuasi harga produk, hukum dan perundang-undangan, masyarakat ekonomi ASEAN, dan Pengusaha sejenis. Dari keempat faktor tersebut, pengusaha sejenis merupakan faktor ancaman yang dirasa sangat berpengaruh pada penciptaan nilai usaha kerajinan crochet dan sulam tangan. Hal ini sesuai dengan nilai skor pada matriks EFE sebesar 0,125 dengan rating 1 Pengusaha sejenis yang terjadi akan berpengaruh pada stabilitas kinerja usaha kerajinan crochat dan sulam tangan baik dari segi pemasaran produk, sehingga diperlukan usaha penciptaan nilai untuk tetap dapat bersaing dengan pengusaha sejenis tersebut.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
202
4.4 Alternatif Industri
Strategi
Pengembangan
Dari hasil perhitungan matrix IFE dan EFE, didapatkan fomulasi strategi yang tepat untuk diterapkan usaha kerajinan crochate dan sulam tangan adalah strategi pengembangan produk melalui penciptaan nilai dan strategi penetrasi pasar. Prioritas Strategi penciptaan nilai usaha kerajinan chrocate dan sulam tangan, setelah ditentukan hubungan keterkaitan diantara tiap alternatif yang diperoleh, maka dilakukan pembobotan menggunakan metode Analytical Network Process untuk menentukan nilai prioritas dari setiap alternatif strategi. Setiap alternatif strategi memiliki bobot prioritas yang berbeda-beda. Dasar pemilihan strategi penciptaan nilai yaitu berdasarkan nilai bobot yang telah disesuaikan. Berdasarkan hasil pembobotan yang ada pada Tabel 4.4, dapat diketahui urutan alternatif strategi mulai dari bobot yang tertinggi hingga terendah. No 1
Alternatif Ikatan kerjasama dengan lembaga pengembangan industri 2 Kerjasama dengan pusat pelayanan informasi UKM 3 Pengadaan sumberdaya pelatih kerajinan 4 Mengembangkan & mengoptimalkan fungsi pelayanan informasi bisnis Penyediaan pusat pemasaran 5 terpadu untuk produk industri daerah Pembentukan usaha kemitraan 6 dengan pihak lain 7 Pengembangan lembaga pembiayaan industri 8 Optimalisasi kinerja pemasaran dengan penggunaan teknologi 9 Pengembangan industri hilir Total Sumber: data primer diolah (2015)
Strategi (ST2)
Bobot 0.227
(SO3)
0.191
(WO3)
0.167
(WO1)
0.148
(WT1)
0.088
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa strategi pembentukan ikatan kerjasama dengan lembaga pengembangan industri merupakan strategi dengan nilai bobot tertinggi sebesar 0.227. Melakukan ikatan kerjasama dengan lembaga pengembangan industri akan memberikan dukungan yang kuat terhadap kinerja usaha kerajinan chrocate melalui berbagai aspek. Menjalin kerjasama dengan lembaga pengembangan industri memberikan dampak yang baik dalam hal perbaikan mutu dan kualitas produk gula kelapa yang dihasilkan (Assauri, 2004). Dengan menggunakan strategi ini, pengusaha kerajinan chrocate dan sulam tangan akan memperoleh panduan dan dukungan dalam melakukan pengembangan industrinya baik dari aspek pendanaan, pengembangan teknologi maupun perbaikan sistem produksi. Peningkatan kualitas dan mutu dari produk crochat dan sulam tangan akan meningkatkan prospek produk di pasaran sehingga akan mempermudah usaha kerajinan chrocate dalam memperoleh faktor-faktor peluang yang tersedia. Untuk menjalankan strategi tersebut diperlukan adanya gerakan secara terpadu antara masyarakat, pihak industri dan pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kemitraan. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan fungsi lembaga kewirausahaan pusat dan daerah untuk mendukung berbagai upaya penginventarisasian potensi sumberdaya lahan perkebunan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
(SO2)
0.078
(WO2)
0.062
(SO1)
0.022
(ST1)
0.018 1
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Bobot Alternatif Strategi
5.1 Kesimpulan Untuk tetap kompetitif dalam lingkungan baru era MEA 2015 dan untuk tetap mengikuti harapan konsumen, para pebisnis kerajinan crochat dan sulam tangan, harus melakukan pengembangan produk dan teknik mereka secara terus menerus. Agar dapat mengembangkan produk maka ketersediaan tenaga kerja desain sangatlah memegang peranan penting dalam menciptakan desain yang unik dan inovatif. Mereka juga harus mampu merebut peluang yang ditawarkan oleh dunia dengan memberikan nilai tambah pada produk serta menjalin kerjasama
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
203
sedengan berbagai pihak dalam upaya memperluas pemasaran produk mereka. Dengan globalisasi pasar, usaha kerajinan crochet dan sulam tangan akan menemukan diri mereka wajib untuk beroperasi dalam lingkungan yang semakin kompetitif, baik dari segi harga maupun pengembangan baru atribut, pasar baru, atau prosedur baru. Oleh karena itu untuk tetap dapat 5.2 Saran Para pengusaha kerajinan crochet dan sulam tangan harus terus dapat : 1. berkolaborasi dengan pengusaha lain seperti : Pengusaha pakaian, sepatu, tas, dan topi. 2. Desain yang menarik seperti : mengkolaborasikan gambar empat musim dengan musim yang ada di Indonesia. Atau merupakan gambaran kultur dari negara-negara
6. DAFTAR PUSTAKA Andersson, Harri;Harju, Taneli ;Larjomaa, Timo, “ Value creation - it is time to get serious PPI ; Feb 2002; 44, 2; ProQuest Agriculture Journals, pg. 33 Bowman, C. and Ambrosini, V. (2000), “Value creation versus value capture: towards a coherent definition of value in strategy”, British Journal of Management, Vol. 11 No. 1, pp. 1-15. Cliff Bowman and Ve´ronique Ambrosini (2007), “Firm value Creation and levels of Strategy,” Management Decision Vol. 45 No. 3, 2007, pp. 360-371 Christian Gro¨nroos and Annika Ravald, “Service as business logic:implications for value creation and marketing,” Journal of Service Management Vol. 22 No. 1, 2011, pp. 5-22 q Emerald Group Publishing Limited 1757-5818. France Foster, Robert J, “The Work Of The New Economy: Consumers, Brands, and Value
Creation, “Cultural Anthropology; Nov 2007; 22, 4; ProQuest Sociology pg. 707 Giner, “NEW AVENUES OF VALUE CREATION IN THE AGRO-FOOD SECTOR, “TAD /CA/APM/WP(2008)15/FINAL Hanif Mauludin, Taher Alhabsji, Syafii Idrus, Zainul Arifin, “ Market orientation, Learning Organization and Dynamic Capability as Antecedents of Value Creation” IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-ISSN: 2278487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 10, Issue 2 (May. - Jun. 2013), PP 38-48 www.iosrjournals.org. Insch, “Triggers and processes of value creation in Australia’s chicken meat industry,” British Food Journal Vol. 110 No. 1, 2008, pp. 26-41 José Ángel López Sánchez , María Leticia Santos Vijande, Juan Antonio Trespalacios Gutiérrez, “Value-creating functions, satisfaction and loyalty in business markets: a categorical variable approach using a robust methodology under structural equation modeling”, Published online: 1 January 2011, © Springer Science+Business Media B.V. 2010 Pirson, “Social entrepreneurs as the paragons of shared value creation? A critical perspective,” Social Enterprise Journal, Vol. 8 No. 1, 2012, pp. 31-48 Stefanie Bro¨ring, L. Martin Cloutier, “Value-creation in new product development within converging value chains An analysis in the functional foods and nutraceutical industry,” British Food Journal Vol. 110 No. 1, 2008 pp. 76-97 q Emerald Group Publishing Limited 0007-070X Ravald, A. (2010), “The customer’s process of value creation”, Mercati e Competetitivita` , Vol. 1 No. 1, pp. 41-51 (special issue on the 2009 Naples Forum on Service).
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
204
Ravald, Antika; Gronroos, Christian (1996), The value concept and relationship marketing, European Journal of Marketing [interactive source], Vol. 30, No 2 [referred on 10 March, 2010], p19-30, Accessed at:
. Simona Bakutyte, Dainora Grundey,” Identifying the Gap in Value Creation at Universities: the Consumer’s Perspective”, Economics & Sociology, Vol. 5, No 1, 2012,pp. 96-110. Stefanie Bro¨ring, “Value-creation in new product development within converging value chains An analysis in the functional foods and nutraceutical industry, “British Food Journal Vol. 110 No. 1, 2008, pp. 7697 Tamer Madi, Zulkhairi Dahalin, Fauziah Baharom, “TOWARDS A USER VALUE CO-CREATION MODEL FOR AGILE WEB DEVELOPMENT APPROACH”, Special Issue-Agile Symposium, Malaysia, ISSN 1013-5316; CODEN: SINTE 8 Vargo and Akaka: On value and value cocreation: A service systems and service logic perspective, “European Management Journal (2008) 26, 145– 152 Vargo and Akaka: Service-Dominant Logic as a Foundation for Service Science: Clarifications Service Science 1(1), pp. 32-
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Universitas Widyatama Bandung 19 Maret 2015
205