Peran Pemulia Dalam Participatory Plant Breeding Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Varietas Lokal Breeder Role in Partcipatory Plant Breeding by Using of Genetic Resource of Local Varieties Nandariyah
ABSTRACT
P
lant germ plasm as resources of genetic variation is needed by plant breeders to arrange new varieties. In formal plant breeding program, breeders have full right to decide new varieties formed. The problem is beginning when not all of new varieties exepted by farmers.To solve the problem, in the recent program the farmer can describe what new variety that they need and give opinion to plant breeders. This is what we mean of participatory plant breeding. Key word : Germ plasm, Breeders, Participatory plant breeding
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara yang secara geografis terletak di lintasan katulistiwa dengan iklim tropika, memiliki kekayaan aneka ragam plasma nutfah tanaman yang bagi para pemulia tanaman pertanian diperlukan untuk merakit suatu varietas unggul baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Plasma nutfah tanaman adalah variasi-variasi gen yang dimiliki oleh masingmasing individu tanaman. Peningkatan ragam genetik plasma nutfah dapat terjadi melalui proses rekombinasi genetik setelah hibridisasi, mutasi, introduksi tanaman dan poliploidi. Makin banyak ragam yang tersedia makin leluasa bagi pemulia untuk merakit varietas unggul baru. Sifat-sifat suatu individu tanaman diatur oleh faktor keturunan yang disebut gen. Kalau sifat-sifat tertentu pada masing-masing individu tanaman itu dirakit akan tercipta varietas baru. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kultivar baru antara lain adalah belum adanya persepsi yang sama antara pemulia dan pengguna (petani, konsumen, dll). Hal ini menyebabkan kultivar yang
oleh petani. Untuk memfasilitasi keinginan petani dan stakeholder yang lain, maka perlu dilakukan program pemuliaan partisipatif dengan melibatkan petani atau program participatory plant breeding atau pemuliaan tanaman partisipatif (PTP). Pemuliaan partisipasif adalah program pemuliaan tanaman yang mengikutsertakan para pengguna hasil pemuliaan, termasuk petani, pedagang, pengolah hasil dan konsumen (Sperling et al., 2001 cit Sobir, 2005). Partisipasi aktif petani dalam semua tahapan kegiatan pemuliaan tanaman, meliputi penentuan tujuan, pemilihan tetua, pemilihan galur, kriteria seleksi, pengujian galur, dan pelepasan kutivar. Pemuliaan partisipasif terutama sangat diperlukan untuk menyediakan kultivar unggul adaptif bagi lingkungan marginal, petani lemah modal yang menggunakan masukan sarana tingkat rendah, alat pertanian sederhana dan skala usahatani sempit. Selanjutnya petani dapat melakukan seleksi dengan kriteria yang diinginkan, kemudian memutuskan apakah mengadopsi genotipe baru tersebut atau tidak.
dihasilkan oleh pemulia kadang-kadang tidak digunakan
Jurusan Agronomi FP-UNS
28
Agrosains 11(1): 28-35, 2009
Genotipe (kultivar) baru yang disukai petani, tentunya mempunyai sifat unggul yang sesuai dengan
dengan keinginan petani dan adaptif terhadap lingkungan spesifik. Selanjutnya untuk pelepasan
keinginan petani. Pemuliaan partisipasif sekaligus dapat meningkatkan kandungan plasma nuftah kultivar unggul yang dihasilkan, karena kultivar lokal adaptif banyak digunakan sebagai tetua dalam persilangan. Menurut Sperling et al ., 2001, terdapat dua metode dalam
kultivar disarankan bersifat regional berdasarkan kesesuaian agroekologi setempat. Dengan menerapkan PTP, para petani dapat memilih dan melestarikan kultivar yang memiliki sifat unggul (spesifik) dan yang beradaptasi baik terhadap lingkungan tumbuh setempat. Oleh karena
pemuliaan partisipasif yaitu (1) Pemuliaan partisipasif yang dibina oleh peneliti, yaitu apabila petani ikut menyeleksi dan menguji galur-galur hasil perakitan pemulia (peneliti); (2) Pemuliaan partisipasif yang dikendalikan petani, apabila peneliti hanya membantu
itu, diharapkan setiap wilayah dengan agroklimat dan masyarakat berbudaya spesifik, selalu tersedia kultivar unggul lokal yang merupakan hasil karya petani setempat. Pada pendekatan PTP petani berperan dan bertanggungjawab terhadap sebagian atau bahkan
petani dalam tahapan pemuliaan yang tidak dapat dilakukan petani,sedangkan tahapan selanjutnya dilakukan oleh petani dengan konsultasi peneliti. Pemuliaan tanaman juga memainkan peranan sangat penting dalam pembangunan dan penguatan
sebagian besar proses pengembangan atau evaluasi kultivar agar dapat menghasilkan varietas yang beradaptasi pada lingkungan spesifik, melalui program parcipatory varietal selection (PVS). Misalnya petani ikut mengevaluasi varietas yang dikembangkan di kebun
sistem pertanian lokal, serta dalam perlindungan keanekaragaman genetik. Tanpa partisipasi petani program pemuliaan untuk keperluan lokal tidak akan mencapai sasaran. Dipercaya bahwa pemuliaan berbasis partisipasi pengguna memiliki kelebihan mendasar,
percobaan, dan melakukan evaluasi di lahan petani sendiri (Maurya et al., 1988; Joshi et al., 2001 cit Sobir, 2005), atau bahkan petani ikut mengembangkan populasi segregasi sekaligus melakukan seleksi dan pengujian varietas, sehingga petani punya alternatif yang lebih baik
seperti definisi kriteria seleksi yang sesuai untuk kebutuhan lokal dan kesesuaian dengan lingkungan target yang lebih baik. (Elings et al., 2001 cit. Sobir, 2005).
dari landraces yang ada dilokasi mereka. Dalam PTP untuk lingkungan spesifik, sebenarnya merupakan interaksi mutualistik antara petani dengan pemulia / peneliti. Peran petani terutama dalam memastikan tujuan pemuliaan sesuai dengan kebutuhan, dan seleksi dilakukan sesuai
TUJUAN DAN TAHAPAN PEMULIAAN PARTISIPATIF Dalam pelaksanaan program pemuliaan tanaman partisipatif diperlukan kerjasama yang baik antara petani dan pemulia dengan memanfaatkan varietas lokal, sebagai salah satu bentuk ragam plasma nutfah yang dicirikan oleh sifat tanaman unggul yang hanya diusahakan di daerah tertentu saja. Benihnya diperoleh petani lewat seleksi dari hasil yang sudah ada terutama dari hasil tanaman yang ada di lahannya. Program pemuliaan partisipatif berbeda dengan program pemuliaan tanaman formal (Formal Plant Breeding (FPB) dalam pengelolaan sumberdaya genetik, hal ini karena FPB terkonsentrasi pada upaya varietas berdaya hasil tinggi pada lingkungan optimal. Kolaborasi pengguna dalam PTP dimulai dari penetapan tujuan, sifat yang ingin dikembangkan, pengelolaan sumberdaya genetik, perakitan genotipe-genotipe baru dan berakhir pada pengujian lapang, perbanyakan dan distribusi benih ke petani (Sperling et al.2001 cit Sobir,2005).
dengan kondisi lingkungan target, bersama dengan hal tersebut pemulia berperan dalam pembentukan keragaman genetik, pengelolaan populasi, dan disain penapisan untuk memisahkan pengaruh genetik dari pengaruh lingkungan (Sobir, 2005). Dalam rangka meningkatkan keranekaragaman genetik, konservasi plasmanutfah, pengembangan varietas untuk kelompok marginal, program pemuliaan yang lebih efisien dari segi biaya, dan pemuliaan secara desentralisasi untuk lingkungan spesifik dan konsumen khusus telah dilakukan beberapa penelitian pemuliaaan partisipatif yang melibatkan kerjasama antara peneliti perguruan tingi Universitas Sebelas Maret dengan para petani di beberapa daerah. Hasil penelitian anatara lain telah disahkannya sejumlah varietas lokal menjadi varietas unggul nasional melalui keputusan Menteri Pertanian dan varietas yang dihasilkan telah membantu peningkatan pendapatan petani setempat.
Melalui kegiatan pemuliaan partisipatif diharapkan dapat diperoleh kultivar unggul yang sesuai Peran Pemulia Dalam Participatory Plant Breeding Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Varietas Lokal ..... (Nandariyah)
29
Tujuan Pemuliaan Tanaman Partisipatif Pemuliaan partisipasif terutama sangat diperlukan untuk menyediakan kultivar unggul adaptif bagi lingkungan marginal, petani lemah modal yang menggunakan masukan sarana tingkat rendah, alat pertanian sederhana dan skala usahatani sempit. Selanjutnya petani dapat melakukan seleksi dengan kriteria yang diinginkan, kemudian memutuskan apakah mengadopsi genotipe baru tersebut atau tidak. Genotipe (kultivar) baru yang disukai petani, tentunya mempunyai sifat unggul yang sesuai dengan keinginan petani. Pemuliaan partisipasif sekaligus dapat meningkatkan kandungan plasma nuftah kultivar unggul yang dihasilkan (Sujiprihati, 2005). Tahapan penelitian pemuliaan partisipatif Tahapan yang dijalankan dalam pemuliaan partisipatif sesuai dengan tahapan menurut (Schnell 1982 cit Sobir, 2005) dengan beberapa perubahan yang disesuaikan dengan keadaan yaitu:1). Menetapkan target pemuliaan, 2). Merakit keragaman melalui persilangan atau memanfaatkan koleksi varietas lokal, 3), Seleksi populasi segregasi, 4). Pengujian varietas dan karakterisasi, 5). Sistem penyediaan benih, seperti pelepasan, promosi / pemasaran/ difusi, produksi benih dan distribusi benih.
genetik yang masih banyak tersedia di alam, mengidentifikasi dan menyeleksi berdasarkan sifat unggul yang diinginkan oleh petani/pengguna dan perbanyakan secara klonal. Persilangan pada tanaman buah-buahan dilakukan apabila terdapat tujuan khusus untuk peningkatan kualitas tanaman yang belum didapati pada ragam varietas lokal yang ada. Kendala untuk mengetahui hasil seleksi setelah persilangan pada tanaman buah-buahan karena tanaman buah baru berproduksi pada umur 4-5 tahun. Untuk itu diperlukan identifikasi hasil persilangan dengan memanfaatkan metode-metode bioteknologi misalnya teknik RAPD, RFLP, AFLP, Mikro satelit dsb. Pengakuan suatu varietas lokal daerah yang bersifat unggul dan disukai konsumen perlu dilakukan dengan mengajukan varietas tersebut melalui upaya pelepasan varietas daerah sebagai varietas unggul yang disahkan oleh Menteri Pertanian. Beberapa tahapan sebelum suatu varietas lokal diajukan pengusulannya menjadi varietas unggul daerah dan nasional meliputi:1) Inventarisasi tanaman, 2) Identifikasi morfologi, genetik dan karakterisasi, 3) Analisis usaha tani tanaman, 4) Penentuan pohon induk tunggal (PIT), 5)Pengajuan proposal usulan pelepasan varietas ke Deptan. Selanjutnya pemulia/pengusul mengikuti urutan kerja seperti pada gambar 1.
Pada pemuliaan tanaman buah-buahan maka tahap pelaksanaan terpenting adalah pemanfaatan ragam BAGAN PROSES PELEPASAN VARIETAS HORTIKULTURA PENGUSUL BBN/TP2V
USULAN PERLU DILENGKAPI
USULAN SUDAH LENGKAP
SIDANG PELEPASAN
4. D I R E K O M E N D A SIKAN
3. DIEVALUASI ULANG
2. D IS I D A N G ULANG
1. T I D A K DIREKOMENDASIKA N
DIUSULKAN TP2V KE KETUA BBN/DIRJEN DIUSULKAN KETUA BBN/DIRJEN HORTI KE MENTAN
1. D I T E R I M A
2 . PERLU KLARIFIKASI
3 . DITOLAK
SK PELEPASAN DITANDATANGANIMENTAN
SK DIKIRIM KE PENGUSUL OLEH BBN PENGUSUL
Gambar 1. Bagan cara kerja pengusulan varietas tanaman hortikultura 30
Agrosains 11(1): 28-35, 2009
Setelah suatu varietas dilepas maka varietas itu menjadi milik pemulia atau milik daerah. Agar suatu
Disamping tanaman buah-buahan lokal asli daerah juga terdapat komoditi tanaman pangan yang bukan asli
varietas unggul terhindar dari pengakuan oleh daerah lain atau terjadinya duplikasi nama varietas, maka perlu didaftarkan pada kantor pusat perlindungan varietas tanaman (PVT) untuk varietas unggul yang berasal dari varietas lokal dan perlindungan hukum melalui
daerah merupakan hasil pemuliaan dan tanaman introduksi untuk dikembangkan di daerah yang sesuai. Perkembangan krisis energi minyak bumi yang dialami negara saat ini juga mendapatkan perhatian oleh para peneliti dengan melakukan eksplorasi, identifikasi
pendaftaran hak kekayaan inteektual (HAKI). Pusat perlindungan varietas tanaman mempunyai peran dalam mencatat dan melindungi kepemilikan varietas atas hak kekayaaan intelektual yang berasal dari hasil karya pemulia.
morfologi, sitologi dan molekuler tanaman berbahan sumber energi terbarukan seperti tanaman kepuh, jarak pagar dan yang baru dalam tahap pengajuan adalah tanaman nyamplung (Callophylum inophylum) untuk mendapatkan aksesi-aksesi terbaik yang mampu
PELAKSANAAN PEMULIAAN PARTISIPATIF OLEH PEMULIA TANAMAN DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Kekayaan plasma nutfah tanaman buah-buahan dan tanaman pangan yang berpotensi ekonomis di daerah-daerah merupakan sumber utama untuk mengangkat potensi dan citra daerah melalui kerja sama peneliti perguruan tinggi UNS, pemerintah daerah dan petani dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani setempat dan upaya pelestarian plasma nutfah tanaman di tingkat petani. Beberapa daerah yang telah menjalin kerjasama penelitian dengan peneliti Universitas Sebelas Maret antara lain: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Jepara, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo. Kerjasama juga dilakukan antara peneliti UNS dengan Pemda Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo Pemanfaatan sumber genetik varietas lokal melalui Participatory Plant breeding
menghasilkan bioenergi alternatif terbaik. Salah satu contoh pelaksanaan pemuliaan tanaman partisipatif yang dilakukan oleh Nandariyah (Tabel 1 ), merupakan kerjasama peneliti Universitas Gadjah Mada dan petani salak Sleman dimana peneliti menjadi salah satu anggota tim penelitian yang berjudul "Konservasi Plasma nutfah salak di tingkat petani". Penerapan PTP oleh Tim Faperta UGM dilaksanakan di kebun salak Pondoh di Sleman (Prajitno, 2000). Program yang dilakukan antara lain mendata koleksi tanaman salak yang berada di kebun-kebun petani. Kebun petani salak Pondoh umumnya merupakan populasi "bulk" tanaman salak lokal yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Untuk meningkatkan keragaman genetik, mulai tahun 1999 dilakukan eksplorasi salak unggulan dari daerah lain yaitu salak Bali dan Suwaru,yang dikoleksi sebagai bahan persilangan untuk membentuk genotipe baru. Petani salak setempat diberi penyuluhan dan pelatihan tentang perlunya berbagai genotipe salak dan pentingnya melakukan seleksi serta hibridisasi. Petani dapat
Pemanfaatan sumber genetik varietas lokal dalam penelitian dan tujuan penelitian partisipatif antara peneliti dan petani pada setiap daerah berbeda-beda tergantung pada komoditas yang diunggulkan oleh daerah setempat.
melakukan seleksi massa dari 29 populasi campuran, dan memperbanyak dengan caravegetatif (cangkok). Saat ini juga sedang dilakukan penelitian oleh Nandariyah dan Sri Hartati (Faperta UNS) dalam rangka untuk mengangkat potensi ekonomi serta melestarikan
Kerjasama peneliti, petani dan pemerintah daerah setempat memegang peranan yang sangat penting. Berdasarkan komoditas yang pernah dan sedang diteliti penelitian meliputi tanaman buah-buahan, tanaman pangan dan pengembangan tanaman penghasil
plasma nutfah salak Bejalen Jawa Tengah yang makin lama menghadapi kemerosotan populasi dan produksi. Dalam penelitian ini petani mendapatkan penyuluhan dan pembinaan tentang perlunya perbaikan produksi melalui cara budidaya tanaman yang benar. Petani juga diberi
bioenergi (Tabel 1). Sesuai dengan kekayaan ragam plasma nutfah buah-buahan lokal yang ada di daerah-daerah terutama di Jawa Tengah yang belum mendapatkan perhatian dalam peningkatan mutu produksi dan pelestariannya
kursus tentang seleksi tanaman-tanaman unggul, teknik penyerbukan/persilangan, teknik perbanyakan secara vegetatif, generatif. Pelestarian plasma nutfah salak Bejalen sebagai bagian kekayaan plasma nutfah Jawa Tengah merupakan kegiatan yang mendesak untuk
maka penelitian banyak diarahkan pada komoditi tersebut.
dilakukan. Untuk itu petani diberikan pengertian tentang
Peran Pemulia Dalam Participatory Plant Breeding Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Varietas Lokal ..... (Nandariyah)
31
Tabel 1. Pemanfaatan varietas lokal dalam penelitian partisipatif oleh para peneliti di UNS
No 1
Kabupaten Banjarnegara
Varietas yang diteliti Durian Simemang*, Salak Banjarnegara Durian Mentega, Dandang, Bokor Salak Bejalen Klengkeng Pringsurat* Salak Lawu, Duku Matesih*, Durian Sukun*
2
Semarang
3
Karanganyar
4 5 6 7 8
Magelang Boyolali Jepara Sukoharjo Sleman
Salak Saratan, salak Nglumut Durian Sunan* Durian Petruk* Wijen Salak Madu* , Manggala*, Jambu Dalhari*, salak Gading*, Kembangarum, pondoh hitam* Buah Naga , Ketela rambat
9
Sleman, DIY
10
Jawa Tengah
11
Magetan
Durian Menoreh kuning* dan Menoreh Jambon* Kacang tunggak Kedele Jeruk besar (Pamelo)
12
Sukoharjo
13 14
Jogorogo Jawa Tengah
Melon hibrida, jagung manis Tanaman obat Manggis Kepuh (Pronojiwo), Jarak pagar
Peneliti Ir. Sri Hartati, MP Dr. Nandariyah Ir. Sri Hartati, MP Dr. Nandariyah Dr. Jati Waluyo D. Dr. Nandariyah, Ir. Sukoyo,MS Dr. Jati W.D. Dr. Endang Yuniastuti , Ir. Sri Hartati Dr. Nandariyah Dr. Nandariyah Ir. Sri Hartati, MP Ir. Sri Hartati, MP Dr. Jati Waluyo Djoar Dr.Nandariyah Ir. Sukoyo, MS
Dr. Nandariyah Dr,. Jati Waluyo Djoar Ir. Djoko Mursito, MS Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, Dr Jati W aluyo D., Dr. Endang Yuniastuti Dr. Parjanto Dr. Endang Yuniastuti Dr. Endang Yuniastuti, Dr. Ahmad Yunus, M.Sc.
Catatan: Tanda * menunjukkan bahwa komoditas tersebut telah dilepas menjadi varietas Unggul melalui SK Menteri Pertanian RI.
cara pelestarian in situ dan ex situ. Tujuan akhir penelitian adalah peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat setempat serta peningkatan kesadaran petani di dalam pelestarian plasma nutfah salak Bejalen sebagai kekayaan ragam genetik salak di Jawa Tengah.
unggulan daerah menjadikan petani lebih leluasa dan bergairah dalam bekerjasama dengan peneliti. Disamping itu petani adalah orang yang lebih memahami tentang
Kegiatan pemuliaan partisipatif yang dilakukan
komoditas mana yang menguntungkan untuk dikembangkan dan mana yang tidak ingin dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah setempat. Sesuai dengan pernyataan Gubernur Jawa Tengah dalam Seminar Nasional Hortikultura di Surakarta 17
oleh tim peneliti UNS sampai saat ini telah menghasilkan varietas-varietas lokal buah-buahn Jawa Tengah dan DIY yang dilepas menjadi varetas unggul daerah dan varietas unggul nasional. Peran perguruan tinggi ternyata mendapatkan apresiasi yang bagus oleh para petani
November 2007, tentang program pengembangan komoditas hortikultura unggulan Jawa Tengah diupayakan memberikan nilai tambah dan keuntungan optimal bagi petani pelaku usaha, sesuai dengan keinginan, kemampuan dan kemauan masyarakat.
maupun pemerintah daerah setempat dalam membantu keinginan petani dan pemda setempat untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan masyarakat daerah umumnya. Adanya kebebasan petani dalam menentukan
Model Participatory Plant Breeding (PPB) adalah sistem yang menguntungkan karena efisien dalam pembiayaan sehingga bagi pemerintah yang saat ini ini sedang mengalami krisis pembiayaan sehingga melakukan efisiensi dalam segala bidang kegiatan.
PENUTUP
varietas mana yang akan dikembangkan sebagai varietas 32
Agrosains 11(1): 28-35, 2009
DAFTAR PUSTAKA Mufiz, A. 2007. Pengembangan produk hortikultura unggulan lokal dalam Meningkatkan pendapatan masyarakat Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura . Pengembangan produk hortikultura unggulan lokal melalui pemberdayaan petani. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, 17 November 2007. Nandariyah. 2007. Kajian keragaman kultivar salak Jawa berdasarkan penanda morfologi dan mo lekuler. Disertasi Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Prajitno, D. 2000. Program Pemuliaan Tanaman Salak di Fakultas Pertanian UGM. Makalah disajikan dalam Semiloka Salak , UGM di Yogyakarta, 2 Agustus, 2000.
Sobir. 2005. Pemuliaan tanaman partisipasi (PTP) dan percepatan perakitan varietas. Participatory Plant Breeding (Pemuliaan partisipatif) . Kementerian Negara Riset. Teknologi. Pusat Kajian Buah-buahan tropika. Lembaga Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat.Diakses tanggal 15 Mei jam 8.30. Sperling, L., J.A. Ashby, M.E. Smith, E. Weltzien dan S.McGuire. 2001 cit Sobir, 2005. A framework f or analyzing participatory plant breeding approaches and results. Euphytica 122: 439-450. Sujiprihati,S. 2005. Partisipasi petani dalam pemuliaan tanaman. Participatory Plant Breedin (Pemu liaan partisipatif) . Kementerian Negara Riset
Setiadi, Sudarmiyono dan Hersetyani, F. Salak pondoh ada lima macam. Trubus 233-Th XX April 1989.
Teknologi. Pusat Kajian Buah-buahan tropika. Lembaga Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat.Diakses tanggal 15 Mei jam 8.30.
LAMPIRAN Tabel 2. Beberapa varietas lokal buah-buahan yang telah dilepas menjadivarietas unggul No 1
Nama Varietas lokal Durian sukun
Sifat unggul/karakteristik Tahan di lahan gersang. Bentuk buah lonjong Duri kulit buah kecil datar, ,mudah dibelah. Berat 1,5-3 kg Biji kecil,kempes. Daging buah tebal. Warna kulit kekuningan. Rasa daging buah manis, harum. Tahan terhadap penggerek buah.
2
Durian Petruk Jepara
Bentuk buah bulat telur terbalik. Berat buah 1 -2,5 kg Warna kulit buah kekuningan Duri kulit buah: kerucut kecil rapat Kulit buah keras agak sukar dibelah Warna daging buah kuning, tebal Biji agak besar Rasa daging buah manis Aroma harum Tahan terhadap penggerek buah Tahan terhadap bususk akar (Fusarium Sp)
Peran Pemulia Dalam Participatory Plant Breeding Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Varietas Lokal ..... (Nandariyah)
33
No
Varietas lokal
Sifat unggul/karakteristik
3
Durian Menoreh kuning
Bentuk buah bulat Berat buah 1,8-2,5kg Warna kulit buah coklat kuning Sukar dibelah, duri kerucut, kecil rapat Daging buah tebal warna kuning muda Rasa daging buah sangat manis, harum menyengat Lebih tahan terhadap penggerek buah Dan bususk buah dibanding Sukun dan Petruk
4
Salak Madu
Bentuk buah bulat lonjong Warna kulit buah coklat mengkilat Warna daging buah putih susu Rasa daging buah manis Kadar gula 19 0-210 Brix Tekstur daging buah renyah Kadar asam 33-35 ppm Kadar tanin 506-508 ppm Kadar vitamin C 207 -215 ppm Kadar air 84,04 % Daun ujung lebar Duri khas pada punggung daun
5
Salak Manggala
Bentuk buah oval Buah besar Warna kulit buah coklat kehitaman Sisik membentuk pola seperti garis lurik vertikal Warna daging buah putih susu Rasa daging buah manis Kadar gula190-21 0 Brix Tekstur daging buah plastis Kadar asam 330-331ppm Kadar tanin 531-534 ppm Kadar vitamin C 19-198 ppm Kadar air 81 %
34
Agrosains 11(1): 28-35, 2009
No
Varietas lokal Jambu Dalhari
Sifat unggul/karakteristik Bentuk buah bentuk lonceng Berat buah 60-100 gr Warna buah masak merah hati Daging bagian dalam kehijauan, Tebal daging 18-22 mm Rasa buah manis tanpa asam Pohon tahan pada tanah marginal
7
Klengkeng Pringsurat
Bentuk buah bulat Ukuran buah kecil-sedang Warna kulit buah kecoklatan Daging buah agak tebal, basah Warna bunga kuning Kelamin bunga jantan, betina, banci Tajuk berbentuk kanopi semi sirkular Warna daun dewasa hijau Permukaan daun menglikat Kedudukan daunberseling
8
Duku Matesih
Lebih manis daripada duku Palembang Tampilan kurang menarik Tingkat kemasakan tidak sama
Peran Pemulia Dalam Participatory Plant Breeding Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Varietas Lokal ..... (Nandariyah)
35