JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.1, Juni 2016, 195 - 220 E-ISSN: 2528-0163
Peran Mekanisme Good Corporate Governance dalam Mencegah Perusahaan Mengalami Financial Distress Jeffry Hanafi 1 , Ririn Breliastiti 1,* 1
Akuntansi; Universitas Bunda Mulia; Jalan Lodan Raya No.2 Jakarta Utara 14430 021-6909090; e-mail:
[email protected] * Korespondensi: e-mail:
[email protected]
Diterima: 11 Mei 2016; Review: 18 Mei 2016; Disetujui: 25 Mei 2016 Cara sitasi: Hanafi J, Breliastiti R. 2016. Peran Mekanisme Good Corporate Governance dalam Mencegah Perusahaan Mengalami Financial Distress. Jurnal Online Insan Akuntan. 1 (1): 195 – 220.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari mekanisme good corporate governance (GCG) dalam upaya mencegah terjadinya financial distress pada perusahaan publik di Indonesia. Populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2013, dengan sampel sejumlah 20 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif terhadap terjadinya financial distress, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap terjadinya financial distress, sedangkan pengaruh dari proporsi komisaris independen belum dapat ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan direksi dan proporsi kepemilikan manajerial memiliki peran dalam meminimalisasi potensi terjadinya potential distress pada perusahaan manufaktur. Kata kunci: good corporate governance, financial distress, perusahaan manufaktur, 2011-2013 Abstract: This study aims to determine the role of the mechanisms of good corporate governance (GCG) in an effort to prevent financial distress in public companies in Indonesia. The population is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011 - 2013, with a sample of 20 companies. Data were analyzed using logistic regression analysis techniques. The results showed that the size of the board of directors and managerial ownership has a negative effect on the financial distress, institutional ownership has no effect on the occurrence of financial distress, while the influence of the proportion of independent directors can not be deduced. Based on the results of this study concluded that the size of the board of directors and the proportion of managerial ownership has a role in minimizing the potential for the occurrence of potential distress in manufacturing companies. Keywords: good corporate governance, financial distress, manufacturing company, 2011-2013
1. Pendahuluan
maupun di Indonesia yang mengalami
Sejak terjadinya krisis minyak
kesulitan keuangan. Hal ini disebabkan
pada tahun 2005 dan krisis pada
oleh meningkatnya biaya produksi yang
subprime mortgage tahun 2008, banyak
berakibat
perusahaan manufaktur baik di dunia
profitabilitas. Hal ini berdampak pada
pada
menurunnya
tingkat
Copyright@2016. P2M AAK BINA INSANI
195
196
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
perusahaan di Bursa Efek Indonesia
Mekanisme
GCG
(Good
Governance)
dapat
yang mengalami delisting sekitar tahun
Corporate
tersebut.
menentukan sukses tidaknya pengelolaan
Kondisi kurang
perekonomian
menguntungkan
ini
yang
suatu
perusahaan.
dapat
perusahaan
Tata
(corporate
kelola
governance)
menimbulkan financial distress bagi
menjadi salah satu syarat utama dari
perusahaan. Financial distress adalah
manajemen
suatu
kondisi
menghadapi keuangan.
yang
sehat
di
antara
dimana
perusahaan
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
masalah
kesulitan
Corporate governance merupakan suatu
Perusahaan
dikatakan
sistem yang mengatur hubungan antara
mengalami kondisi financial distress
dewan
komisaris,
direksi,
dan
yaitu pada saat perusahaan tersebut tidak
manajemen agar tercipta keseimbangan
memiliki kemampuan untuk memenuhi
dalam pengelolaan perusahaan.
jadwal pembayaran kembali hutangnya
Hasil penelitian Sastriana (2012)
kepada kreditur pada saat jatuh tempo.
menunjukkan bahwa variabel corporate
Menurut Platt dan Platt (2002) dalam
governance
Sastriana
distress
signifikan negatif terhadap financial
didefinisikan sebagai tahap penurunan
distress. Hasil berbeda diperoleh Putri
kondisi keuangan yang terjadi sebelum
dan Merkusiwati (2014) dimana variabel
terjadinya
ataupun
corporate governance tidak berpengaruh
likuidasi. Suatu perusahaan mengalami
terhadap financial distress. Masih adanya
kondisi financial distress terlebih dahulu
perbedaan hasil penelitian inilah yang
sebelum akhirnya perusahaan tersebut
menjadikan motivasi dari penelitian ini.
mengalami kebangkrutan.
Penelitian
(2013),
financial
kebangkrutan
memiliki
ini
pengaruh
diharapkan
akan
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
memberikan bukti empiris mengenai
adanya pemisahan antara kepemilikan
pengaruh mekanisme good corporate
dan
governance terhadap financial distress,
(Bodroastuti,
dimana dengan diterapkan GCG pada
keagenan,
perusahaan
menimbulkan
khususnya
perusahaan
pengelolaan
perusahaan
2009).
Menurut
pemisahan
ini
konflik.
teori dapat
Terjadinya
manufaktur, dapat mencegah perusahaan
agency conflict disebabkan pihak-pihak
mengalami financial distress. Semakin
yang
baiknya
akan
memberi kontrak atau pemegang saham)
perusahaan
dan agen (yang menerima kontrak dan
penerapan
mengurangi
GCC
potensi
terkait
yaitu
principal
(yang
mengalami financial distress.
mengelola dana principal) mempunyai
Rumusan masalah :
kepentingan yang saling bertentangan.
1. Apakah dewan direksi berpengaruh
Apabila agen dan principal berupaya
negatif terhadap financial distress?
memaksimalkan
2. Apakah dewan komisaris independen
masing, serta memiliki keinginan dan
berpengaruh negatif terhadap financial
motivasi yang berbeda, maka agen
distress?
(manajemen)
3.
Apakah
kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif terhadap financial
utilitasnya
tidak
selalu
masing-
bertindak
sesuai keinginan principal (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Sastriana, 2013).
distress?
Financial distress adalah suatu
4. Apakah kepemilikan institusional
kondisi dimana perusahaan menghadapi
berpengaruh negatif terhadap financial
masalah kesulitan keuangan. Menurut
distress?
Platt dan Platt (2002) dalam Sastriana
Teori keagenan (agency theory) merupakan
teori
yang
menjelaskan
(2013) financial distress didefinisikan sebagai
tahap
penurunan
kondisi
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
197
198
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
keuangan
yang
terjadinya
terjadi
sebelum
Prediksi atas kelanggengan perusahaan
kebangkrutan
ataupun
adalah suatu fungsi penting
likuidasi. Suatu perusahaan mengalami
diperoleh
kondisi financial distress terlebih dahulu
keuangan dari perusahaan. Prediksi ini
sebelum akhirnya perusahaan tersebut
sangat penting bagi semua pihak yang
mengalami
berkepentingan
kebangkrutan,
hal
ini
melalui
analisis
yang
terhadap
laporan
perusahaan
disebabkan karena pada saat tersebut
untuk
mengantisipasi
kemungkinan
keadaan
adanya
potensial
kebangkrutan.
keuangan
yang
terjadi
di
perusahaan dalam keadaan yang krisis,
Kebangkrutan
dimana dalam keadaan seeperti ini dapat
umumnya diartikan sebagai kegagalan
dikatakan bahwa perusahaan mengalami
perusahaan dalam menjalankan operasi
penurunan dana dalam menjalankan
perusahaan untuk menghasilkan laba.
usahanya yang dapat disebabkan karena
Berikut
suatu
ini
perusahaan
adalah
beberapa
adanya penurunan dalam pendapatan
pengertian dari corporate governance:
dari hasil penjualan atau hasil operasi
a.
yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menurut
mendapatkan laba, namun pendapatan
Governance in Indonesia (FCGI:) “a set
atau
of rules that define the relationship
hasil
yang
diperoleh
tidaklah
Definisi
corporate
Forum
governance
for
sebanding dengan kewajiban-kewajiban
between
atau hutang yang banyak dan telah jatuh
creditors, the government, employees,
tempo.
and
Kondisi
financial
distress
other
shareholders,
Corporate
internal
and
managers,
external
tergambar dari ketidakmampuan atau
stakeholders in respect to their right and
tidak tersedianya dana untuk membayar
responsibilities, or the system by which
kewajiban yang telah jatuh tempo.
companies are directed and controlled.”
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
b.
Corporate
governance
dapat
stakeholder
lainnya,
berlandaskan
didefinisikan sebagai suatu proses dan
peraturan perundangan dan nilai-nilai
struktur yang digunakan oleh organ
etika.”
perusahaan (pemegang saham/pemilik
Mekanisme penerapan corporate
modal, komisaris/dewan pengawas dan
governance merupakan suatu prosedur-
direksi)
prosedur
untuk
meningkatkan
yang
keberhasilan usaha dan akuntanbilitas
mengendalikan
perusahaan
memberikan
guna
mewujudkan
nilai
bertujuan
dapat
perusahaan, nilai
tambah
pemegang
dengan
secara berkesinambungan dalam jangan
memperhatikan
kepentingan
stakeholder
berlandaskan
peraturan
lainnya,
panjang.
dan
terhadap
pemegang saham dalam jangka panjang tetap
saham
sehingga
Mekanisme
stakeholders
corporate
perundang-
governance bertujuan untuk menciptakan
undangan dan nilai-nilai etika. (Sutedi,
nilai tambah bagi semua pihak yang
2011, p1).
berkepentingan, sehingga tidak terjadi
c. Menurut Keputusan Menteri Badan
konflik antara pihak agen dan principal
Usaha Milik Negara Nomor KEP-
yang berdampak pada penurunan agency
177/M-MBU/2002,
cost (Bodroastuti, 2009).
corporate
governance adalah: “Suatu proses dari
Mekanisme
Corporate
struktur yang digunakan oleh organ
Governance terdiri dari:
BUMN
a. Dewan direksi, dimana dewan direksi
untuk
meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntanbilitas
dalam
perusahaan
menentukan
guna
mewujudkan
nilai
pemegang saham dalam jangka panjang
suatu
perusahaan
kebijakan
yang
akan akan
diambil atau strategi perusahaan tersebut
dengan tetap memerhatikan kepentingan
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
199
200
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
secara jangka pendek maupun jangka
d. Kepemilikan institusional, dimana
panjang (Wardhani, 2006).
semakin besar kepemilikan institusional
b. Komisaris independen, yang berfungsi
maka
mengawasi kinerja dewan direksi dan
aktiva perusahaan, sehingga potensi
juga sebagai penyeimbang kekuatan
kesulitan keuangan dapat diminimalkan
antara CEO dengan dewan komisaris
karena perusahaan dengan kepemilikan
(Triwahyuningtias, 2012).
institusional yang lebih besar (lebih dari
c.
Kepemilikan
manajerial,
dimana
5
semakin
efisien
persen)
pemanfaatan
mengindikasikan
dengan semakin meningkat proporsi
kemampuannya
kepemilikan saham oleh dewan direksi
manajemen (Triwahyuningtias, 2012).
dan komisaris, maka semakin baik
Hipotesis penelitian ini adalah :
kinerja
1. Jumlah Dewan Direksi terhadap
perusahaan
kemungkinan
perusahaan
tekanan
keuangan
Dengan
adanya
sehingga mengalami
untuk
memonitor
Financial Distress.
semakin
kecil.
Berdasarkan pada teori agency,
kepemilikan
oleh
mekanisme corporate governance dapat
manajerial, pengambilan keputusan yang
menciptakan nilai tambah bagi semua
berkaitan
akan
pihak yang berkepentingan, sehingga
dilakukan dengan tanggung jawab penuh
tidak terjadi konflik antara pihak agen
karena
kepentingan
dan principal atau untuk mengurangi
pemegang saham dalam hal ini termasuk
agency problem yang dalam jangka
kepentingan manajemen sebagai salah
panjang dapat menimbulkan indikasi
satu
kebangkrutan.
dengan
sesuai
komponen
(Sastriana, 2013).
perusahaan
dengan
pemilik
perusahaan
Penelitian
Sastriana
(2013) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
financial
distress.
Pernyataan
ini
kesulitan keuangan. Teori keagenan
didukung oleh Hanifah (2013) yang
menilai bahwa komisaris independen
menyatakan
dibutuhkan pada dewan komisaris untuk
bahwa
ukuran
dewan
direksi berpengaruh negatif terhadap
mengawasi
financial distress. Hal ini menyatakan
tindakan-tindakan direksi, sehubungan
bahwa ukuran dewan direksi yang besar
dengan perilaku oportunistik mereka
dapat
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam
memonitor
keuangan
proses
dengan
pelaporan
lebih
efektif
mengendalikan
Sastriana, 2013).
dibandingkan ukuran dewan direksi yang kecil.
dan
Adanya
fungsi
komisaris
independen dalam mengawasi kinerja H1 : Jumlah dewan direksi
dewan direksi dalam hal mengontrol
berpengaruh negatif terhadap financial
mengenai masalah keuangan agar tidak
distress
terjadi
2. Proporsi Dewan Komisaris terhadap
merugikan perusahaan, dapat membuat
Financial Distress.
komisaris independen berperan penting
Komisaris merupakan
independen
mekanisme
suatu
supaya
tindakan
perusahaan
yang
dapat
dapat
terhindar
corporate
kesulitan keuangan. Sehingga, tingkat
mengurangi
proporsi komisaris independen yang
masalah dalam teori agency yang disebut
semakin tinggi akan sangat berpengaruh
agency problem. Karena dengan adanya
pada semakin rendahnya kemungkinan
komisaris
dapat
suatu perusahaan mengalami financial
information
distress. Penelitian yang dilakukan oleh
antara kedua belah pihak yang dapat
Deviacita (2012) menyatakan bahwa
menimbulkan
corporate
governance
yang
dapat
independen
menghindari
assymetric
ini,
kemungkinan
kondisi
governance
berpengaruh
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
201
202
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
negatif
terhadap
financial
distress
perusahaan. H2 independen
manajerial diharapkan manajer dapat menghasilkan
:
Proporsi
komisaris
berpengaruh
negatif
kinerja
yang
baik
sehingga perusahaan akan terhindar dari masalah kesulitan keuangan.
terhadap financial distress.
Hasil penelitian Emrinaldi (2007)
3. Proporsi Kepemilikan Manajerial
menyatakan
terhadap Financial Distress.
manajerial berpengaruh negatif terhadap
Struktur kepemilikan merupakan salah
satu
faktor
yang
dapat
bahwa
kepemilikan
kondisi keuangan perusahaan. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa
mempengaruhi kondisi perusahaan di
peningkatan
masa yang akan datang. Kepemilikan
akan
manajerial
mampu
potensi terjadinya kesulitan keuangan.
yang
Keadaan tersebut disebabkan karena
mengurangi
diasumsikan masalah
kagenan
kepemilikan
mampu
manajerial
mendorong
timbul pada suatu perusahaan yang
peningkatan
apabila terjadi terus menerus dapat
akan mampu menyatukan kepentingan
menimbulkan financial distress pada
antara pemegang saham dan manajer.
perusahaan. Menurut Handayani dan
H3
kepemilikan
turunnya
:
manajerial
Proporsi
kepemilikan
Hadinugroho (2009) dalam Sastriana
manajerial berpengaruh negatif terhadap
(2013)
financial distress.
menyatakan
bahwa
dengan
adanya kepemilikan saham oleh pihak
4. Proporsi Kepemilikan Institusional
manajemen akan ada suatu pengawasan
terhadap Financial Distress.
terhadap kebijakan-kebijakan yang akan
Kepemilikan
diambil oleh manajemen persuahaan.
merupakan
Jadi, dengan adanya kepemilikan saham
corporate
salah
institusional satu
governance
mekanisme yang
dapat
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
mengurangi masalah dalam teori agency
institusional
antara pemilik dan manajer sehingga
terhadap kesulitan keuangan perusahaan.
timbul keselarasan kepentingan antara
Hal ini berarti bahwa peningkatan
pemilik
kepemilikan
perusahaan
dan
manajer.
berpengaruh
negatif
institusional
dalam
Sehingga tidak menimbulkan agency
perusahaan akan mendorong semakin
cost yang dapat menyebabkan kondisi
kecilnya potensi kesulitan keuangan.
kesulitan keuangan perusahaan. Semakin
Keadaan tersebut disebabkan semakin
besar kepemilikan institusional maka
besar kepemilikan institusional akan
semakin
aset
semakin besar monitor yang dilakukan
perusahaan, sehingga potensi kesulitan
terhadap perusahaan yang pada akhirnya
keuangan dapat diminimalkan karena
akan
perusahaan
kecilnya potensi kesulitan keuangan
efisien
pemanfaatan
dengan
kepemilikan
mampu
institusional yang lebih besar (lebih dari
yang
5
perusahaan.
persen)
kemampuannya
mengindikasikan untuk
memonitor
manajemen (Bodroastuti, 2009). Hasil
penelitian
mungkin
H4 institusional
Bodroastuti
(2009) menyatakan bahwa kepemilikan
:
mendorong
terjadi
Proporsi
semakin
di
dalam
kepemilikan
berpengaruh
negatif
terhadap financial distress. Kerangka berpikir penelitian ini adalah :
Sumber: Hasil olahan peneliti Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
203
204
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
2. Metode Penelitian Populasi
Perusahaan
yang
digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah
sebagai data adalah perusahaan yang
perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sektor
manufaktur
yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama
tahun
Jumlah
Memiliki data lengkap untuk
perusahaan manufaktur yang terdaftar
menghitung keseluruhan variabel, yaitu
selama
berupa jumlah dewan direksi, proporsi
tahun
2011-2013.
pada periode 2011-2013.
2011-2013
di
BEI
sebanyak 128 perusahaan.
dewan komisaris independen, proporsi
Sampel
kepemilikan manajerial dan proporsi
Metode sampel yang digunakan dalam
kepemilikan institusional.
penelitian ini adalah metode purposive
Hasil dari purposive sampling diperoleh
sampling. Pengambilan sampel dibatasi
20 perusahaan manufaktur, sehingga
dengan persyaratan sebagai berikut :
terdapat 60 sampel. Operasionalisasi Variabel
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Variabel Jumlah Dewan Direksi (DIRSIZE)
Definisi Dewan direksi merupakan organ perusahaan yang menentukan kebijakan dan strategi yang diambil oleh perusahaan.
Rumus DIRSIZE = anggota dewan direksi pada periode t termasuk CEO
Proporsi Dewan Komisaris Independen (COMINDEP)
Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Kepemilikan manajerial merupakan
COMINDEP = Jumlah komisaris independen pada periode t / total komisaris pada periode t
Proporsi Kepemilikan
MAOWN = Jumlah saham
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
Manajerial (MAOWN)
kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen.
yang dimiliki oleh manajerial pada periode t / total jumlah saham yang beredar pada periode t
Proporsi Kepemilikan Institusional (INSTOWN)
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh badan hukum atau institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, bank, dan institusi-institusi lainnya.
INSTOWN = Jumlah saham yang dimiliki oleh institusional pada periode t / total jumlah saham yang beredar pada periode t
Financial Distress (FD)
Variabel financial distress dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki laba per saham (earning per share) negatif (Elloumi dan Gueyie, 2001).
EPS = Laba bersih / lembar saham yang beredar EPS positif = non financial distress =1 EPS negatif = financial distress =0
Sumber: Wardhani (2006)
Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
Pengujian hipotesis pada penelitian ini memberikan
dilakukan dengan analisis regresi logistik
gambaran atau deskriptif suatu data yang
(logistic regression).
dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai
Model penelitian ini dalam persamaan
maksimum (max) dan nilai minimum
linear sebagai berikut :
(min) (Ghozali, 2013).
0
Pengujian Hipotesis
+ β1 DIRSIZE + β2 COMINDEP + β3 MAOWN + β4 INSTOWN + ε
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
205
206
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
a. Uji Kelayakan Model (Goodness of
ditolak
Fit Test)
memprediksi nilai observasinya.
Kelayakan model regresi dinilai dengan
b. Uji Signifikansi Koefisien Regresi
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s
Pengujian koefisien regresi dilakukan
Goodness of fit test untuk menguji
untuk menguji seberapa jauh semua
hipotesis nol bahwa data empiris sesuai
variabel independen yang dimasukkan
dengan model. Goodness of fit test dapat
dalam
dilakukan dengan memperhatikan output
terhadap
dari Hosmer and Lemeshow’s Goodness
berada pada kondisi financial distress.
of fit test, dengan hipotesis :
Koefisien
H0 : Model yang dihipotesiskan fit
ditentukan dengan menggunakan p-value
dengan data
(probability value).
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan
dengan data
sebesar 5% (0,05).
Jika
nilai
statistik
Hosmer
and
dan
berarti
model
Kriteria
model
mempunyai
kemungkinan
regresi
pengaruh perusahaan
logistik
penerimaan
mampu
dan
dapat
penolakan
Lemeshow sama dengan atau kurang dari
hipotesis didasarkan pada signifikansi p-
0,05 maka hipotesis nol ditolak yang
value. Jika p-value (signifikan) > α,
berarti terdapat perbedaan signifikan
maka
antara model dengan nilai observasinya
Sebaliknya jika p-value < α, maka
sehingga goodness fit model tidak baik
hipotesis alternatif diterima.
hipotesis
alternatif
ditolak.
karena model tidak dapat memprediksi
kronologis penelitian, termasuk
nilai observasinya. Jika nilai statistik
desain penelitian, prosedur penelitian
Hosmer and Lemeshow lebih besar dari
(dalam bentuk algoritma, Pseudocode
0,05 maka hipotesis nol tidak dapat
atau lainnya), bagaimana untuk menguji
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
dan akuisisi data. Deskripsi dari program
3. Hasil dan Pembahasan
penelitian harus didukung referensi,
Statistik Deskriptif
sehingga
penjelasan
tersebut
dapat
diterima secara ilmiah. Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif N DIRSIZE
COMINDEP
MAOWN
INSTOWN
Mean
Min
Max
Non Distress
38
4,24
3
7
Distress
22
3,73
3
5
Total
60
4,05
3
7
Non Distress
38
0,3458
0,25
0,5
Distress
22
0,4073
0,25
0,6
Total
60
0,3683
0,25
0,6
Non Distress
38
0,0478
0,0001
0,2561
Distress
22
0,0273
0,0001
0,0946
Total
60
0,0403
0,0001
0,2561
Non Distress
38
0,1912
0,0089
0,4200
Distress
22
0,2518
0,0572
0,6004
Total
60
0,2134
0,0089
0,6004
Sumber: Hasil olahan peneliti maksimal sebanyak 7 anggota dewan Variabel
DIRSIZE
untuk direksi.
perusahaan
yang
tidak
Kode
perusahaan
yang
mengalami mempunyai
jumlah
dewan
direksi
financial distress memiliki nilai rata-rata sebanyak 3 orang adalah LMSH, ETWA, (mean) sebesar 4,24 yang berarti bahwa IKAI, SULI, SSTM, SKLT, ULTJ, KICI dari 38 perusahaan non financial distress dan kode perusahaan yang mempunyai mempunyai kurang lebih 4-5 anggota jumlah dewan direksi sebanyak 7 orang dewan direksi dalam suatu perusahaan. adalah PBRX pada tahun 2012. Nilai minimum dan maximum sebesar 3 Variabel dan
7
yang
berarti
bahwa
DIRSIZE
untuk
suatu perusahaan yang mengalami financial
perusahaan
setidaknya
mempunyai distress memiliki nilai rata-rata (mean)
anggota dewan direksi sebanyak 3 dan sebesar 3,73 yang berarti bahwa dari 22 (Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
207
208
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
perusahaan yang mengalami financial
perusahaan
distress mempunyai kurang lebih 3-4
setidaknya mempunyai anggota dewan
anggota dewan direksi dalam suatu
direksi
perusahaan.
mempunyai
Nilai
minimum
dan
yang
sebanyak
dijadikan
3
anggota
dan
sampel
maksimal
dewan
direksi
maximum sebesar 3 dan 5 yang berarti
sebanyak 7. Kode perusahaan yang
bahwa
mempunyai
suatu
mempunyai
perusahaan anggota
setidaknya
dewan
jumlah
dewan
direksi
direksi
sebanyak 3 orang adalah LMSH, ETWA,
sebanyak 3 dan maksimal sebanyak 5
IKAI, SULI, SSTM, SKLT, ULTJ, KICI
anggota dewan direksi. Kode perusahaan
dan kode perusahaan yang mempunyai
yang mempunyai jumlah dewan direksi
jumlah dewan direksi sebanyak 7 orang
sebanyak 3 orang adalah LMSH, ETWA,
adalah PBRX pada tahun 2012.
IKAI, SULI, SSTM, SKLT, ULTJ, KICI
Variabel yang
COMINDEP tidak
untuk
dan kode perusahaan yang mempunyai
perusahaan
mengalami
jumlah dewan direksi sebanyak 5 orang
financial distress memiliki nilai rata-rata
adalah GDST, BRPT, UNIC, VOKS,
(mean) sebesar 0,3454 yang berarti
LMPI.
bahwa dari 38 perusahaan yang tidak Variabel DIRSIZE untuk total
mengalami financial distress memiliki
sampel memiliki nilai rata-rata (mean)
proporsi komisaris independen dalam
sebesar
suatu perusahaan sebesar 0,3454 dari
4,05
yang
berarti
bahwa
sebanyak 60 perusahaan mempunyai
jumlah
anggota
kurang lebih 4 anggota dewan direksi
minimum dan maximum sebesar 0,25
dalam suatu perusahaan. Nilai minimum
dan
dan maximum untuk total sampel adalah
perusahaan
3 dan 7 yang berarti bahwa dari 60
financial distress setidaknya mempunyai
0,5
yang yang
komisaris.
berarti tidak
dalam
Nilai
38
mengalami
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
komisaris independen sebesar 0,25 dari
mempunyai
komisaris
jumlah anggota komisaris dan maksimal
sebesar
dari
memiliki komisaris independen sebesar
komisaris di suatu perusahaan. Kode
0,5 dari jumlah anggota komisaris di
perusahaan yang mempunyai proporsi
suatu perusahaan. Kode perusahaan yang
komisaris
mempunyai
komisaris
adalah ETWA dan kode perusahaan
independen sebesar 0,25 adalah ETWA
yang mempunyai proporsi komisaris
dan kode perusahaan yang mempunyai
independen sebesar 0,6 adalah BRPT.
proporsi
proporsi komisaris independen sebesar 0,5 adalah IKAI, LMPI. Variabel
COMINDEP
0,6
independen
jumlah
independen
anggota
sebesar
0,25
Variabel COMINDEP untuk total sampel memiliki nilai rata-rata (mean)
untuk
sebesar 0,3683 yang berarti bahwa dari
perusahaan yang mengalami financial
60
perusahaan
memiliki
distress memiliki nilai rata-rata (mean)
komisaris
sebesar 0,4073 yang berarti bahwa dari
perusahaan sebesar 0,3683 dari jumlah
22 perusahaan yang mengalami financial
anggota komisaris. Nilai minimum dan
distress memiliki proporsi komisaris
maximum dari total sampel sebesar 0,25
independen dalam suatu perusahaan
dan 0,6 yang berarti bahwa dari 60
sebesar 0,4073 dari jumlah anggota
perusahaan sampel penelitian dimana
komisaris. Nilai minimum dan maximum
setidaknya
sebesar 0,25 dan 0,6 yang berarti bahwa
independen sebesar 0,25 dari jumlah
dari 22 perusahaan yang mengalami
anggota
financial distress setidaknya mempunyai
memiliki komisaris independen sebesar
komisaris independen sebesar 0,25 dari
0,6 dari jumlah anggota komisaris di
jumlah anggota komisaris dan maksimal
suatu perusahaan. Kode perusahaan yang
independen
dalam
terdapat
komisaris
proporsi
dan
suatu
komisaris
maksimal
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
209
210
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
mempunyai
proporsi
komisaris
kepemilikan saham manajerial sebesar
independen sebesar 0,25 adalah ETWA
0,0001 adalah GDST, LMPI dan kode
dan kode perusahaan yang mempunyai
perusahaan
proporsi komisaris independen sebesar
kepemilikan saham manajerial sebesar
0,6 adalah BRPT.
0,2561 adalah LMSH.
Variabel perusahaan
MAOWN
yang
Variabel
mempunyai
MAOWN
untuk
mengalami
perusahaan yang mengalami financial
financial distress memiliki nilai rata-rata
distress memiliki nilai rata-rata (mean)
(mean) sebesar 0,0478 yang berarti
sebesar 0,0273 yang berarti bahwa dari
bahwa dari 38 perusahaan yang tidak
22 perusahaan yang mengalami financial
mengalami financial distress memiliki
distress memiliki kepemilikan saham
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
yang dimiliki oleh pihak manajerial
pihak manajerial sebesar 0,0478 dari
sebesar 0,0273 dari jumlah saham yang
jumlah
saham
tidak
untuk
yang
di
setiap
beredar di suatu perusahaan. Sedangkan
minimum
dan
nilai minimum dan maximum untuk
maximum untuk perusahaan yang tidak
perusahaan yang mengalami financial
mengalami financial distress sebesar
distress sebesar 0,0001 dan 0,0946 yang
0,0001 dan 0,2561 yang berarti dari 38
berarti bahwa dari 22 perusahaan yang
perusahaan
mengalami financial distress memiliki
perusahaan.
memiliki
beredar
Nilai
setidaknya kepemilikan
perusahaan yang
setidaknya kepemilikan saham yang
dipegang oleh pihak manajerial sebesar
dimiliki oleh pihak manajerial sebesar
0,0001 dan maksimalnya sebesar 0,2561
0,0001 dan maksimalnya sebesar 0,0946
dari jumlah saham yang beredar. Kode
dari jumlah saham yang beredar di
perusahaan
perusahaan.
yang
saham
mempunyai
Kode
perusahaan
yang
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
mempunyai
kepemilikan
saham
LMPI
dan
manajerial sebesar 0,0001 adalah GDST,
mempunyai
LMPI
manajerial
dan
kode
mempunyai
perusahaan
kepemilikan
yang saham
perusahaan
kepemilikan sebesar
yang saham
0,2561
adalah
INSTOWN
untuk
LMSH.
manajerial sebesar 0,0946 adalah VOKS pada tahun 2013.
kode
Variabel perusahaan
yang
tidak
mengalami
Variabel MAOWN untuk total
financial distress memiliki nilai rata-rata
sampel memiliki nilai rata-rata (mean)
(mean) sebesar 0,1912 yang berarti
sebesar 0,0403 yang berarti bahwa dari
bahwa dari 38 perusahaan yang tidak
total
mengalami financial distress memiliki
sampel
memiliki
yaitu
kepemilikan
60
perusahaan yang
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
dimiliki oleh pihak manajerial sebesar
pihak institusi sebesar 0,1912 dari
0,0403 dari jumlah saham yang beredar
jumlah saham yang beredar di suatu
di suatu perusahaan. Nilai minimum dan
perusahaan.
maximum dari total sampel sebesar
maximum
0,0001 dan 0,2561 yang berarti bahwa
mengalami financial distress sebesar
total sampel 60 perusahaan setidaknya
0,0089 dan 0,4200 yang berarti bahwa
mempunyai kepemilikan saham yang
dari
dimiliki oleh pihak manajerial sebesar
mengalami financial distress setidaknya
0,0001
memiliki
mempunyai kepemilikan saham yang
0,2561 dari jumlah saham yang beredar
dimiliki oleh pihak institusi sebesar
di perusahaan. Kode perusahaan yang
0,0089 dan maksimal sebesar 0,4200
mempunyai
dari jumlah saham yang beredar di
dan
saham
maksimalnya
kepemilikan
saham
manajerial sebesar 0,0001 adalah GDST,
38
perusahaan.
Nilai
minimum
perusahaan
perusahaan
Kode
yang
yang
perusahaan
dan tidak
tidak
yang
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
211
212
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
mempunyai
kepemilikan
institusional
sebesar
PRAS
kode
dan
mempunyai institusional
0,0089
saham
perusahaan.
adalah
mempunyai
yang
institusional
sebesar
saham
PRAS
kode
adalah
mempunyai
perusahaan
kepemilikan sebesar
0,4200
CTBN.
dan
institusional Variabel
INSTOWN
untuk
Kode
perusahaan
kepemilikan
yang saham
0,0572
adalah
perusahaan
kepemilikan sebesar
yang saham
0,6004
adalah
POLY pada tahun 2011.
perusahaan yang mengalami financial
Variabel INSTOWN untuk total
distress memiliki nilai rata-rata (mean)
sampel nilai rata-rata (mean) sebesar
sebesar 0,2518 yang berarti bahwa dari
0,2134 yang berarti bahwa total sampel
22 perusahaan yang mengalami financial
60 perusahaan memiliki kepemilikan
distress memiliki kepemilikan saham
saham yang dimiliki oleh pihak institusi
yang dimiliki oleh pihak institusi sebesar
sebesar 0,2134 dari total jumlah saham
0,2518 dari jumlah saham yang beredar
yang beredar di suatu perusahaan. Nilai
di suatu perusahaan. Nilai minimum dan
minimum
maximum
yang
sampel sebesar 0,0089 dan 0,6004 yang
mengalami financial distress sebesar
berarti bahwa dari total sampel 60
0,0572 dan 0,6004 yang berarti dari 22
perusahaan
perusahaan yang mengalami financial
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
distress
pihak
untuk
perusahaan
setidaknya
mempunyai
dan maximum untuk total
setidaknya
institusi
sebesar
0,0089
dan
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
maksimal
pihak
dan
saham institusional sebesar 0,6004 dari
maksimal mempunya sebesar 0,6004
total jumlah saham yang beredar di
dari jumlah saham yang beredar di
perusahaan.
institusi
sebesar
0,0572
mempunyai
mempunyai
Kode
kepemilikan
perusahaan
yang
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
mempunyai
kepemilikan
institusional
sebesar
PRAS
kode
dan
mempunyai institusional
0,0089
saham
empiris sesuai dengan model. Goodness
adalah
of fit test dapat dilakukan dengan
yang
memperhatikan output dari Hosmer and
perusahaan
kepemilikan sebesar
0,6004
saham
Lemeshow’s
adalah
dengan hipotesis :
POLY pada tahun 2011.
Goodness
of
fit
test,
H0 = Model yang dihipotesiskan
Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit
fit dengan data.
Test)
Ha= Model yang dihipotesiskan Kelayakan model regresi dinilai
dengan
menggunakan
Hosmer
and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test untuk menguji
hipotesis
nol
bahwa
tidak fit dengan data. Dimana tolak H0 jika nilai signifikan < 0,05.
data
Tabel 3 Hasil Hosmes and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Step Chi-square Df Sig. 1 5.869 8 Sumber : Hasil olahan peneliti
.662
Nilai probabilitas tabel hosmer
keyakinan 95%, dapat diyakini bahwa
and lemeshow test lebih besar dari
model regresi logistik yang digunakan
tingkat signifikan yaitu 0,662 > 0,05
telah cukup mampu menjelaskan data
sehingga menerima hipotesis H0 dimana
atau sesuai.
jika tingkat signifikan tabel hosmer and lemeshow test lebih besar daripada
Uji
Signifikansi
Koefisien
Regresi
tingkat signifikan (0,05) maka model
Pengujian
koefisien
regresi
yang dihipotesiskan sudah fit dengan
dilakukan untuk menguji seberapa jauh
data. Maka dari itu dengan tingkat
semua
variabel
independen
yang
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
213
214
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
dimasukkan dalam model mempunyai
diggunakan sebesar 5% (0,05). Jika p-
pengaruh terhadap variabel dependen.
value > α, maka hipotesis alternative
Koefisien
ditolak. Sebaliknya jika p-value < α,
regresi
logistik
dapat
ditentukan dengan menggunakan p-value
maka hipotesis alternatif diterima.
dengan tingkat signifikansi (α) yang Tabel 4. Hasil Uji Regresi Logistik B Step 1
a
S.E.
Wald
Df
Sig.
DIRSIZE
-2.322
.761
9.311
1
COMINDEP
16.268
6.971
5.445
1
-25.371
12.102
4.395
1
3.455
3.471
.991
-57.620
21.497
7.185
MAOWN INSTOWN Constant
Exp(B) .098
.002 .020
1.162E7
1
.036 .319
31.664
1
.007
.000
.000
a. Variable(s) entered on step 1: DIRSIZE, COMINDEP, MAOWN, INSTOWN
Sumber : Hasil olahan peneliti Berdasarkan hasil uji regresi logistik di atas, maka persamaan regresi
financial distress akan menurun sebesar 2,322.
logistik adalah :
Variabel COMINDEP memiliki
-57,620 – 2,322 DIRSIZE +
nilai B sebesar 16,268 yang berarti
16,268 COMINDEP –
bahwa
25,371
proporsi komisaris independen sebesar 1
MAOWN
+
3,455 INSTOWN Hubungan
antara
odds
setiap
terjadi
peningkatan
satuan, maka variabel financial distress dan
akan meningkat sebesar 16,268.
variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
Variabel
MAOWN
memiliki
nilai B sebesar -25,371 yang berarti
Variabel DIRSIZE memiliki nilai
bahwa
setiap
terjadi
peningkatan
B sebesar -2,322 yang berarti bahwa
kepemilikan saham manajerial sebesar 1
setiap terjadi peningkatan jumlah dewan
satuan, maka variabel financial distress
direksi sebesar 1 satuan, maka variabel
akan menurun sebesar 25,371.
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
Variabel INSTOWN memiliki
konsisten
dengan
penelitian
Jensen
nilai B sebesar 3,455 yang berarti bahwa
(1993) dalam Bodroastuti (2009) yang
setiap terjadi peningkatan kepemilikan
mencatat bahwa ukuran dewan direksi
saham institusional sebesar 1 satuan,
yang besar dapat memonitor proses
maka variabel financial distress akan
pelaporan keuangan dengan lebih efektif
meningkat sebesar 3,455.
dibandingkan ukuran dewan direksi yang
Berdasarkan hasil uji regresi
kecil. Hasil penelitian ini juga konsisten
logistik di atas, maka hasil pengujian
dengan penelitian Bodroastuti (2009)
hipotesisnya adalah :
dan Sastriana (2012) yang menyatakan
Berdasarkan
hasil
pengujian
bahwa terdapat hubungan yang negatif
variabel
DIRSIZE
antara jumlah dewan direksi dengan
memiliki nilai koefisien sebesar -2,322
kondisi keuangan perusahaan. Dalam
dan nilai signifikansi sebesar 0,002
penelitian
dimana nilai ini lebih kecil dari nilai
Emrinaldi (2007) dalam Sastriana (2012)
signifikansi yang dipakai yaitu 0,05 yang
menyatakan
berarti bahwa jumlah dewan direksi
dewan
berpengaruh negatif signifikan terhadap
kontribusi terhadap nilai perusahaan
financial distress. Hal ini berarti semakin
melalui aktivitas evaluasi dan keputusan
banyak jumlah dewan direksi di dalam
strategik.
perusahaan maka perusahaan tersebut
tersebut diharapkan mampu menjadi
semakin kecil berpotensi mengalami
guidance
financial distress karena dewan direksi
menjalankan
memonitor proses pelaporan keuangan
potensi salah urus (mismanagement)
regresi
lebih
logistik,
efektif.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan
bahwa
direksi
dapat
Informasi
bagi
dengan
adanya
memberikan
yang
manajemen
perusahaan,
oleh
diberikan
dalam sehingga
ini
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
215
216
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
yang berakibat pada kesulitan keuangan
jabatan lain di perusahaan publik lainnya
dapat diminimalkan.
sehingga pekerjaannya tidak fokus dan
Berdasarkan
pengujian
ikut menyampuri perusahaan. Hal ini
regresi logistik, variabel COMINDEP
juga bertolak belakang dengan agency
memiliki nilai koefisien sebesar 16,268
theory yang menjelaskan bahwa semakin
dan nilai signifikansi sebesar 0,020
besar jumlah komisaris independen pada
dimana nilai ini lebih kecil dari nilai
dewan komisaris, maka semakin baik
signifikansi yang dipakai yaitu 0,05 yang
mereka bisa memenuhi peran mereka di
berarti bahwa variabel COMINDEP
dalam
berpengaruh positif signifikan terhadap
direktur eksekutif untuk tidak melakukan
financial distress, namun dengan arah
tindakan
yang
menjauhkan
berlawanan
hasil
dengan
hipotesis
mengawasi
dan
mengontrol
oportunistik,
dan
perusahaan
distress.
besar proporsi komisaris independen
dengan yang dilakukan Ariesta (2013)
dalam perusahaan maka semakin besar
yang
juga terjadi financial distress, yang
komisaris
berarti bahwa ada beberapa faktor yang
pengaruh positif signifikan terhadap
menyebabkan
komisaris
financial distress, hal ini berarti semakin
independen melanggar pekerjaan yang
besar proporsi komisaris independen
seharusnya,
seperti
latar
akan
belakang
akuntansi
bisa
perusahaan mengalami kondisi financial
menyebabkan dalam
juga
ada
yang
pengaruh
laporan
independen
tidak
pengawasan
keuangan, menjabat
menyatakan
bahwa
independen
meningkatkan
ini
sama
proporsi memiliki
kemungkinan
distress.
komisaris sebagai
penelitian
financial
penelitian. Hal ini berarti bahwa semakin
kinerja
Hasil
dapat
Berdasarkan regresi
logistik,
hasil
pengujian
variabel
MAOWN
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
memiliki nilai koefisien sebesar -25,371
tambahan
dan nilai signifikansi sebesar 0,036
mengurangi
dimana nilai ini lebih kecil dari nilai
oportunistik
signifikansi yang dipakai yaitu 0,05 yang
menyelaraskan
berarti variabel kepemilikan manajerial
pemegang saham lainnya.
berpengaruh negatif signifikan terhadap
tersebut
maka
akan
perilaku-perilaku manajemen
dan
kepentingan
Berdasarkan
hasil
dapat dengan
pengujian
financial distress. Hal ini berarti bahwa
regresi logistik, variabel INSTOWN
semakin besarnya kepemilikan saham
memiliki nilai koefisien sebesar 3,455
yang dimiliki oleh pihak manajerial
dan nilai signifikansi sebesar 0,319
maka
terjadinya
dimana nilai ini lebih besar dari nilai
financial distress. Hasil penelitian ini
signifikansi yang dipakai yaitu 0,05 yang
juga sesuai dengan Deviacita (2012) dan
berarti variabel kepemilikan institusional
Hanifah (2013) yang menyatakan bahwa
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepemilikan
financial distress. Hasil penelitian ini
negatif
akan
mengurangi
manajerial
terhadap
Kemampuan
berpengaruh
financial
kepemilikan
distress.
sesuai dengan Bodroastuti (2009) dan
manajerial
Sastriana (2013) menyatakan bahwa
dalam memprediksi financial distress
kepemilikan
dapat
adanya
kepemilikan oleh institusional keuangan
pihak
dalam suatu perusahaan, kemungkinan
manajemen akan memberikan insentif
perusahaan tersebut mengalami tekanan
tambahan kepada manajemen dalam
keuangan adalah sama. Seperti yang
melakukan
telah dikemukakan di landasan teori
disebabkan
kepemilikan
saham
oleh
pengawasan
kebijakan-kebijakan ditetapkan.
karena
Dengan
terhadap
yang
telah
adanya
insentif
bahwa
berapapun
semakin
kepemilikan
tinggi
institusional
persentase
persentase maka
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
217
218
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
diharapkan semakin kuat pengendalian
demikian
internal terhadap perusahaan sehingga
mempunyai kemampuan yang cukup
akan dapat mengungari agency cost.
untuk
Adanya pengendalian ini akan membuat
sehingga
manajer
kemungkinan
menggunakan
hutang
pada
pemegang
saham
tidak
mengendalikan
manajemen
manajemen
mempunyai
untuk
mengambil
tingkat rendah untuk mengantisipasi
keputusan yang menguntungkan dirinya
kemungkinan
sendiri.
terjadinya
financial
distress dan kebangkrutan perusahaan. Dengan
demikian
institusional mendorong
yang
kepemilikan
diharapkan
peningkatan
4. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis
akan
dan pembahasan, maka simpulan yang
pengawasan
dapat ditarik dari penelitian ini adalah
yang lebih optimal terhadap kinerja
sebagai berikut :
manajemen sehingga biaya agensi dapat
1. Jumlah dewan direksi yang dihitung
diminimalkan, tidak dapat dibuktikan
berdasarkan total anggota dewan
dalam penelitian ini. Menurut Gunarsih
direksi
(2003)
(DIRSIZE)
berpengaruh
menyatakan bahwa perusahaan publik
signifikan
terhadap
yang ada di Indonesia kepemilikannya
distress.
dalam
Bodroastuti
(2009)
cenderung terpusat dan tidak menyebar secara
merata,
sehingga
dalam
suatu perusahaan negatif financial
2. Proporsi komisaris independen yang
perusahaan
dihitung berdasarkan total jumlah
dengan struktur kepemilikan yang tidak
komisaris independen dalam dewan
menyebar secara merata menyebabkan
komisaris
pengendalian pemegang saham terhadap
berpengaruh
manajemen cenderung lemah. Dengan
financial
(COMINDEP) positif
distress.
terhadap
Karena
tidak
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
mendukung hipotesis, maka untuk hipotesis
kedua
tidak
dapat
disimpulkan dalam penelitian ini. 3. Kepemilikan dihitung
manajerial
berdasarkan
1. Perusahaan yang menjadi sampel hanya
sebatas
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
yang
persentase
Efek Indonesia (BEI), sehingga tidak
dapat
mengamati
kepemilikan saham yang dimiliki
menjelaskan
pihak
financial distress di sektor industri
manajerial
berpengaruh
(MAOWN)
negatif
signifikan
4. Kepemilikan dihitung
institusional
berdasarkan
terjadinya
lain. 2. Periode
terhadap financial distress.
pengaruh
atau
waktu
pengamatan
yang
penelitian hanya sebatas 3 tahun
persentase
yaitu tahun 2011-2013 sehingga
kepemilikan saham yang dimiliki
sampel
yang
diperoleh
hanya
pihak institusi (INSTOWN) tidak
sebesar
60
perusahaan
yang
berpengaruh
mengalami financial distress. Hal ini
terhadap
financial
distress.
menyebabkan hasil penelitian hanya
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai berikut:
memberikan hasil yang signifikan untuk dua hipotesis.
Referensi Ariesta DR. 2013. Analisis Pengaruh Struktur Dewan Komisaris, Struktur Kepemilikan Saham dan Komite Audit Terhadap Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting, 1 (1), pp. 1-9. Bodroastuti T. 2009. Pengaruh Struktur Coporate Governance Terhadap
Financial Distress. Working Paper STIE Widya Manggala, Semarang. Deviacita AW. 2012. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting, 1 (1), pp. 1-14. Emrinaldi NDP. 2007. Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
(Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …
219
220
E-ISSN: 2528-0163; 195 - 220
Terhadap Kesulitan Keuangan (Financial Distress): Suatu Kajian Empiris. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 9 (1), pp.88-108. Ghozali I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Yogyakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanifah OE. 2013. Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Financial Indicators Terhadap Kondisi Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting, 2 (2), pp. 1-15. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/MMBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-315/BEJ/062000 tentang Peraturan Pencatatan Efek Nomor 1-A: Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa. Putri
Sutedi
A. 2011. Governance. Grafika.
Good Corporate Jakarta: Sinar
Triwahyuningtias M. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal of Management, 1 (1), pp. 1-14. Wardhani R. 2006. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi IX. www.bi.go.id www.fcgi.or.id www.idx.co.id www.knkg-indonesia.com/home
NWKA, Merkusiwati NKLA. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Pada Financial Distress. E-Jurnal Akuntansi Universtias Udayana, 7 (1), pp. 93-106.
Sastriana D. 2013. Pengaruh Corporate Governance dan Firm Size Terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress). Diponegoro Journal of Accounting, 2 (3), pp. 1-10. (Jeffry Hanafi) Mekanisme Good Corporate …