Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, Hal: 133-150 • Desember 2016
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS Andina Nur Fathonah* Universitas Widyatama, Jl. Cikutra No.204A, Bandung, Jawa Barat Indonesia *(
[email protected])
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance terhadap financial distress pada perusahaan-perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. Pada penelitian ini konsep good corporate governance diproksikan menggunakan indikator kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen dan komite audit. Sample dipilih secara purposive dan data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris independen secara signifikan berpengaruh negatif terhadap financial distress. Sementara kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit, secara berturut-turut, berpengaruh negatif, positif dan positif terhadap financial distress, namun tidak signifikan. Kata kunci: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen, komite audit, financial distress ABSTRACT The purpose of this study is to determine the effect of good corporate governance on financial distress in the property, real estate and construction of buildings companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013. In this research, the concept of good corporate governance is proxied using indicators of institutional ownership, managerial ownership, the composition of the independent board and audit committee. Sample selected purposively and the data were analyzed using logistic regression. The results showed that the composition of the independent board significantly have negative effect on financial distress, while institutional ownership, managerial ownership and the audit committee, respectively, have negative effect, positive and positive impact on financial distress, yet insignificant. Keywords: institutional ownership, managerial ownership, the composition of the independent board, audit committee, financial distress
133
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
PENDAHULUAN
yang berbunga tinggi maka tingkat
Kebangkrutan perusahaan
dari
dapat
suatu
diukur
pengembalian
dengan
dari
mengalami
debitur
gangguan.
akan Apalagi
laporan keuangan yang diterbitkan
ditambah dengan kondisi daya beli
oleh perusahaan tersebut, laporan
masyarakat yang menurun hingga
keuangan
bisa
satu
perusahaan
sumber
merupakan
informasi
mengenai
menyebabkan
pembayaran kredit perumahan baik
posisi keuangan perusahaan, kinerja
RSh
serta
kemungkinan
perubahan
perusahaan untuk
yang
posisi
keuangan
sangat
mendukung
macetnya
berguna
maupun
real
estate.
krisis
Maka
ekonomi
di
Indonesia akan terjadi mirip tahun
pengambilan
1997 – 1998).
keputusan yang tepat. Data keuangan
Dampak yang akan menyelimuti
harus dikonversi menjadi informasi
masyarakat
yang
dibayang-bayangi kredit perumahan
berguna
dalam
pengambilan
yang
terus
keputusan ekonomis. Model financial
yang
distress perlu untuk dikembangkan,
dikarenakan kenaikan BI rate. Krisis
karena dengan mengetahui kondisi
keuangan di Amerika Serikat yang
financial distress perusahaan sejak
terjadi
dini
dilakukan
berpengaruh
langsung
terhadap
untuk
keseluruhan
kegiatan
industri
diharapkan
dapat
tindakan-tindakan mengantisipasi
yang
mengarah
semakin
sekarang
berat
sebenarnya
tidak
properti di Tanah Air. Berbeda dengan
kepada kebangkrutan. Fenomena
akan
akan
dampak yang dirasakan akibat krisis
yang
terjadi
ekonomi
yang
dialami
Indonesia
menjelang akhir triwulan III-2008,
tahun 1997 – 1998. Banyak proyek
perekonomian
properti
pada
satu
dunia babak
dihadapkan
berhenti
Akibatnya,
runtuhnya stabilitas ekonomi global,
gelombang
seiring
krisis
kerja (PHK). Namun demikian industri
finansial ke berbagai negara. Tidak
properti di Indonesia tetap terkena
menutup kemungkinan kondisi ini
dampak dari krisis global ini.
meluasnya
bisa juga dapat dirasakan dampaknya
ketika
seketika.
yaitu
dengan
baru
yang
itu
pemutusan
Kondisi
terjadi hubungan
tersebut
di Indonesia salah satunya adalah
mempengaruhi
industri properti. Pada tahap awal
tidak menutup kemungkinan akan
goncangan itu sudah dipicu dengan
berdampak
ditandai oleh naiknya BI rate. Ketika
perusahaan-perusahaan di Indonesia
kredit konstruksi dan kredit properti
termasuk perusahaan yang bergerak
134
situasi
dapat
terhadap
pasar
yang
stabilitas
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
di bidang Properti, Real Estate dan
perilaku yang dapat menjadi acuan
Konstruksi
Fahmi
bagi organ perusahaan dan semua
situasi
karyawan dalam menerapkan nilai-
Bangunan.
(2013:68)
mengatakan
jika
dan kondisi tersebut masih berada
nilai
dalam
sehingga menjadi bagian dari budaya
posisi
kendali
manajemen
(values)
dan
etika
bisnis
(management control) maka dianggap
perusahaan.
dalam posisi aman, namun apabila
yang harus dimiliki oleh perusahaan
sebaliknya
adalah:
(uncontroller)
maka
perusahaan akan mengalami kendala
Prinsip-prinsip
1. Setiap
dasar
perusahaan
harus
dan masalah baik secara finansial
memiliki nilai-nilai perusahaan
maupun non finansial.
yang
menggambarkan
sikap
moral
perusahaan
dalam
Ujiyantho Widyasaputri Corporate salah
(2007)
dalam
(2012:2)
menyatakan
Governance
merupakan
satu
elemen
meningkatkan
kunci
efisiensi
pelaksanaan usahanya. 2. Untuk
dalam
dapat
merealisasikan
sikap moral dalam pelaksanaan
ekonomis,
usahanya,
perusahaan
harus
yang meliputi serangkaian hubungan
memiliki rumusan etika bisnis
antara
yang
manajemen
dewan
komisaris,
saham
dan
Efisiensi
perusahaan,
dan
ekonomis
perusahaan
pemegang
stakeholder
lainnya.
dalam
disepakati
organ
dan
karyawan.
suatu
oleh
semua
Pelaksanaan
etika
bisnis yang berkesinambungan
perusahaan ini memegang peranan
akan
penting
antara
perusahaan
yang
merupakan
dewan
manifestasi
dari
nilai-nilai
saham
perusahaan.
dimana
menajemen komisaris, ngdan
hubungan
perusahaan, dan
pemegang
stakeholder
lainnya
harus
membentuk
budaya
3. Nilai-nilai dan rumusan etika
berjalan beriringan satu dengan yang
bisnis
lainnya.
dituangkan dan dijabarkan lebih
Komite
Nasional
perusahaan
perlu
lanjut dalam pedoman perilaku
Kebijakan
Governance (KNKG) dalam Pedoman
agar
Umum Good Corporate Governance
diterapkan.
(2006:8)
Good Corporate Governance pada
menjelaskan
untuk
dapat
mencapai keberhasilan dalam jangka
dasarnya
panjang,
memberikan
pelaksanaan
GCG
perlu
memiliki
dilandasi oleh integritas yang tinggi,
kinerja
sehingga
serangkaian
diperlukan
pedoman
135
dipahami
suatu
tujuan
kemajuan perusahaan pola
dan
untuk
terhadap seperti perilaku
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
perusahaan kinerja,
yang
diukur
melalui
pertumbuhan,
pengaruh penerapan Good Corporate
struktur
Governanceyang
diproksikan
dalam
pembiayaan, perlakuan terhadap para
Kepemilikan
pemegang
saham
dapat
memprediksi perusahaan mengalami
dijadikan
sebagai
analisis
financial distress, 3) Seberapa besar
corporate
pengaruh penerapanGood Corporate
dalam
sehingga dasar
mengkaji
governance di
good
suatu
negara yang
Manajerial
Governanceyang
dapat
diproksikan
dalam
transparansi dan akuntabel dalam
Komposisi
Dewan
pengambilan keputusan.
Independen
dapat
Governance
perusahaan
mengalami
merupakan
distress, 4) Seberapa besar pengaruh
Good (GCG)
Corporate
secara
sistem
definitif
yang
mengatur
dan
penerapanGood
mengendalikan
perusahaan
yang
Governanceyang
menciptakan added)
nilai
untuk
semua
(Monks,
2003)
(2006:2).
Ada
ditekankan
tambah
Komite
stakeholder
dalam dua
dalam
(value Kaihatu
hal
financial
diproksikan dapat
dalam
memprediksi
mengalami
kesulitan
financial distress.
yang
konsep
memprediksi
Corporate
Audit
perusahaan
Komisaris
Penelitian ini dilakukan dengan
ini,
maksud
untuk
memperoleh
data
pertama, pentingnya hak pemegang
seberapa
besar
implementasi
dari
saham untuk memperoleh informasi
Good
dengan
dapat
benar
waktunya
dan
dan,
perusahaan
tepat
kedua,
untuk
kewajiban
(disclosure)
akurat,
waktu,
terhadap
semua
perusahaan,
penelitian
transparan
informasi
kepemilikan,
kinerja
penerapan
dan
Governance diproksikan
yang
mempunyai
akan
Good yang
dalam
dalam
ini
Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan
sebagai berikut: 1) Seberapa besar
Independen,
dan
pengaruh penerapan Good Corporate
mempunyai
pengaruh
Governanceyang
financial distress.
Institusional
hal
Kepemilikan
Komposisi
Kepemilikan
tujuan
Corporate
dibahas dalam penelitian ini adalah
diproksikan
masalah,
untuk mengetahui seberapa besar
stakeholder. Permasalahan
distress.
perumusan
ini
(GCG)
perusahaan
financial
Berdasarkan
secara
Governance
memprediksi
mengalami
melakukan
pengungkapan tepat
pada
Corporate
dalam dapat
memprediksi perusahaan mengalami financial distress, 2) Seberapa besar
136
Komisaris
Komite
Audit
terhadap
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
TELAAH LITERATUR DAN
sebagai barang komoditi yang
PERUMUSAN HIPOTESIS
bisa diperjual belikan.
Teori Keagenan Hubungan sebuah (agent)
keagenan
kontrak dengan
antara investor
Good Corporate Governance
adalah
Istilah
manajer
agen
terjadi
kesulitan
ketika
untuk
kesejahteraan
Cadbury dalam
principal
sebagai
memastikan
principal,
tentang
manusia untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas
(bounded
rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion).
Governance
adanya konflik antar anggota
asimetri
efisiensi
sebagai
produktivitas, informasi
proses
dan
Definisi
yang
Corporate
(2002:8) bahwa
adalah
pengendalian
menaikkan
antara
sebagai
Corporate
sistem
yang
nilai
bentuk
usaha
saham, perhatian
untuk
sekaligus kepada
stakeholders, karyawan, kreditor, dan
3. Asumsi tentang informasi
masyarakat sekitar. Good Corporate
Asumsi tentang informasi adalah informasi
teori
mengatur, mengelola, dan mengawasi
prinsipal dan agen.
bahwa
pendefinisiannya
oleh
menyimpulkan
Asumsi keorganisasian adalah
kriteria
CG yang
Sjahputra
2. Asumsi tentang keorganisasian
organisasi,
(Tjager
“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara para pemegang saham, pengurus (pengelola), pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang barkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”.
Asumsi tentang sifat manusia sifat
Report
(2001:3) adalah sebagai berikut:
1. Asumsi tentang sifat manusia
memiliki
Cadbury
Corporate Governance in Indonesia)
keagenan
dilandasi oleh 3 buah asumsi yaitu:
bahwa
dikenal
Governance menurut FCGI (Forum for
Menurut Eisenhard (1989) dalam
menekankan
1992
yang
melandasinya.
Jansen dan Meckling (1976:5). teori
tahun
laporannya
dipengaruhi
seperti halnya yang dijelaskan oleh
(2007:5),
Committee
dkk.,2003). Terdapat banyak definisi
sehingga
memicu biaya keagenan (agency cost)
Arief
Governance
(CG) pertama kali diperkenalkan oleh
(principal).
Konflik kepentingan antara pemilik dan
Corporate
Governance
dipandang
berusaha
menjaga
keseimbangan di antara pencapaian
137
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
tujuan
ekonomi
dan
tujuan
tekanan
masyarakat. Kepemilikan Institusional
keuangan
banyak
dipengaruhi
oleh
struktur
kepemilikan
perusahaan
tersebut.
Struktur
Kepemilikan institusional adalah
juga
kepemilikan
menjelaskan
tersebut
komitmen
jumlah persentase hak suara yang
pemiliknya
dimiliki oleh institusi Beiner et al
perusahaan.
Dengan
adanya
(2003)
institusional
ownership,
monitoring
dalam
Arief
dan
Pramuka
untuk
dari
menyelamatkan
(2007:10). Kepemilikan institusional
atas perusahaan akan meningkat. Hal
memiliki
untuk
ini diakibatkan karena institusi lain
manajemen
yang menanamkan modalnya pada
kemampuan
mengendalikan
pihak
melalui
proses
monitoring
efektif.
Hal
ini
secara
suatu perusahaan akan memonitor
dikarenakan
lebih
ketat,
yang
didukung
oleh
kepemilikan saham mewakili suatu
information channel yang lebih baik
sumber
dibandingkan
kepemilikan
saham
digunakan untuk mendukung atau
oleh
Perusahaan
dengan
sebaliknya
kepemilikan institusional yang besar
kekuasaan
yang
terhadap
manajemen,
dapat
keberadaan
sehingga
dengan
individu.
(lebih
dari
5%)
mengindikasikan
kepemilikan institusional biaya agensi
kemampuannya
untuk
dapat diminimalkan. Pernyataan ini
manajemen.
Semakin
besar
sejalan dengan Crutchly et al. (1999)
kepemilikan
institusional
maka
dalam
semakin efisien pemanfaatan aktiva
Widyantini
(2009)
yang
menyatakan bahwa semakin tinggi
perusahaan.
kepemilikan
proporsi
semakin
institusional
kuat
kontrol
maka eksternal
dapat mengurangi biaya keagenan.
manajemen.
meningkat
jika
juga
institusi
dan
Eka
institusional
yang
dilakukan
akan mampu
Kepemilikan Manajerial
menjadi alat monitoring yang efektif. Dwi
demikian
bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan
perusahaan
Dengan
kepemilikan
terhadap perusahaan dan hal ini Nilai
memonitor
Kepemilikan
(2008:90)
persentase
manjerial
jumlah
adalah
saham
menjelaskan juga bahwa kepemilikan
dimiliki
manajemen
saham institusional adalah saham
jumlah
saham
perusahaan
oleh
dikelola Gideon (2005:175). Hal ini
institusi lain. Kemungkinan suatu
berkaitan dengan rasa memiliki yang
perusahaan
tinggi
yang berada
dipegang pada
posisi
138
terhadap
dari
yang seluruh
perusahaan
saham
yang
tersebut
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
sehingga
diharapkan
dapat
(2006:13). Peranan dan keberadaan
mengurangi financial distress atau
Komisaris
kesulitan keuangan. Hasil penelitian
Komisaris selaku supervisory board
yang dilakukan oleh Emrinaldi (2007)
pada
dalam Hastuti (2014:5) menunjukkan
sangat
adanya hubungan antara kepemilikan
mengawasi
manajerial yang semakin besar akan
akan
mengurangi kemungkinan terjadinya
executive board. Sebagai komisaris
financial distress pada perusahaan
independen, mereka memiliki fungsi
tersebut. Menurutnya hal ini dapat
dan kedudukan mewakili kepentingan
terjadi
pemegang saham independen. Dalam
karena
semakin
besar
Independen
struktur vital
Dewan
organisasi
dalam setiap
diambil
dan
menjadi
memilah kebijakan
oleh
Direksi
yang selaku
kepemilikan manajerial akan mampu
melaksanakan
menyatukan kepentingan pemegang
kewajibannya
saham dan manajer sehingga mampu
perseroan,
mengurangi
terlibat, memeriksa memutuskan dan
potensi
terjadinya
mengambil
kepemilikan
menyangkut
dengan
persentase
dimiliki
oleh
diukur
saham
pihak
yang
jawab
manajemen
sebagai mereka
financial distress. Dalam penelitian ini manajerial
tugas
dan
dan pengawas
juga
harus
tindakan
yang
kepatuhan,
tanggung
hukum
direksi
atas
setiap
keputusan, informasi dan perilaku
perusahaan terhadap total jumlah
yang
berhubungan
saham yang beredar.
pengelolaan
keuangan
dengan dan
usaha
perseroan (Dwi dan Eka, 2008:89). Komposisi
Dewan
Komisaris
Proporsi independen
Independen Komisaris
independen
adalah
menggunakan
dewan
komisaris
diukur
dengan
indikator
anggota dewan komisaris yang tidak
anggota
terafiliasi
berasal dari luar perusahaan dari
dengan
manajemen,
dewan
persentase
komisaris
anggota dewan komisaris lainnya dan
seluruh
pemegang saham pengendali, serta
komisaris
bebas dari hubungan bisnis atau
(2005:176)
hubungan
dapat
dalam mengukur komposisi dewan
kemampuannya
komisaris adalah persentase jumlah
lainnya
mempengaruhi untuk
bertindak
bertindak kepentingan Nasional
yang
independen
ukuran
anggota
yang dewan
perusahaan.Gideon menggunakan
indikator
atau
anggota dewan yang berasal dari luar
semata-mata
demi
perusahaan,
dari
perusahaan
Komite
anggota
dewan
Kebijakan
Governance
perusahaan.
139
seluruh
jumlah
komisaris
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
Komite Audit
peraturan
Ikatan Komite Audit Indonesia
Bapepam-LK
tentang
No.
Pembentukan
Pedoman
(IKAI) mendefinisikan komite audit
Pelaksanaan
sebagai suatu komite yang bekerja
Dalam peraturan tersebut emiten dan
secara profesional dan independen
perusahaan
yang dibentuk oleh dewan komisaris,
membentuk
dengan demikian tugasnya adalah
berjumlah sekurang-kurangnya tiga
membantu dan memperkuat fungsi
orang
dewan komisaris dalam menjalankan
merupakan
fungsi
perusahaan dan bertindak sebagai
pengawasan
pelaporan risiko,
atas
keuangan,
pelaksanaan
implementasi
manajemen audit,
dari
governance
di
perusahaan.
proses
corporate
diwajibkan
komite
audit
salah
komisaris
komite
yang
satunya independen
audit
(Widyati,
audit
diukur
dengan
kompetensi
komite audit yaitu jumlah anggota
Gregory
komite audit dengan latar belakang
dalam Harahap (2001) menjelaskan
pendidikan dan pengalaman di bidang
bahwa
akuntansi dan keuangan terhadap
komite
manfaat
bagi
dan
publik
Audit.
2013:238). Pada penelitian ini, komite
perusahaan-
Collier
Komite
dimana
ketua
dan
Kerja
IX.I.5
audit
memberikan
peningkatan
sistem
keseluruhan jumlah anggota komite
pengawasan dan juga pada GCG. Wolnizer Nurkholis
dalam
(2002)
audit
Indriani
dan
dapat
dalam
tiga
dan
Prihatiningtias
(2008) dalam Ginting (2012:53).
mengungkapkan Financial Distress
bahwa fungsi komite audit secara spesifik
Atmini
diidentifikasikan aspek
yang
ke
Plat
saling
dan
Plat
mendefinisikan
financial
distress
penurunan
kondisi
berkaitan, yaitu berhubungan dengan
sebagai
akuntansi dan pelaporan keuangan,
keuangan
yang
terjadi
sebelum
auditor
terjadinya
kebangkrutan
ataupun
dan
pengauditan,
serta
tahap
(2006:142)
organisasi perusahaan (Dwi dan Eka,
likuidasi. Penelitian-penelitian yang
2008:87).
Bapepam
Edaran
No.
ditujukan emiten
melalui
Surat
berkaitan dengan kondisi financial
03/PM/2000
yang
distress perusahaan pada umumnya
kepada dan
mewajibkan
setiap
direksi
menggunakan
perusahaan
publik
perusahaan.
komite
kondisi
dibentuknya
dilakukan
komite
diantaranya
perusahaan
bagi
publik
emiten diatur
dan dalam
keuangan
Penelitian
financial
audit. Pengaturan mengenai jumlah audit
rasio
oleh
tentang
distress beberapa
oleh
telah peneliti
Luciana
dan
Kristijadi (2003) yang menggunakan
140
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
rasio-rasio keuangan yang digunakan
(indikasi) kebangkrutan perusahaan.
oleh
Rasio
Berikut adalah rumus Springate S-
keuangan yang digunakan oleh Platt
Score (Citrawati dan Gede, 2014:385):
Platt
dan
dan
Platt
Platt(2002).
(2002)
adalah
rasio
S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D
keuangan yang berasal dari informasi
Dimana:
di dalam Neraca dan Laporan Rugi
A = Working Capital to Total Assets
Laba.
B = Earnings after Interest and Taxes to Total Assets
Memprediksi Financial Distress Gordon
L.V.
melakukan
Springate
penelitian
C = Earnings before Interest and Taxes
(1978)
to Current Liabilities
untuk
D = Total Sales to Total Assets
menemukan suatu model yang dapat digunakan
dalam
adanya
potensi
kebangkrutan.
memprediksi
perhitungan
(indikasi)
Springate
menggunakan
S-Score
19
dihasilkan angka-angka
dari keempat
rasio yang didapatkan dari laporan
(1978)
rasio-rasio
keuangan
dengan
cara
menjumlahkan
angka-angka
yang
keuangan populer yang bisa dipakai
didapatkan
untuk memprediksi financial distress.
dengan
Sampel yang
dari rumus Springate. Perhitungan
berjumlah
digunakan 40
manufaktur
Springate
perusahaan
tersebut
yang
didasarkan
rasio
diturunkan pada
hasil
penelitian yang dilakukan Springate
Kanada, yaitu 20 perusahaan yang
untuk perusahaan yang sehat dan
mengalami kesulitan keuangan dan
yang tidak sehat menunjukkan nilai
20
tertentu.
Springate
dalam
berlokasi
koefisien
perkalian
di
yang
yang
dari
keadaan
sehat.
akhirnya menemukan
4
Kriteria/titik
digunakan
untuk
rasio yang dapat digunakan dalam
kebangkrutan
memprediksi
sebagai berikut:
adanya
potensi
Sehat
> 0,862
Tidak Sehat
< 0,862
141
yang
memprediksi
perusahaan
Tabel 1. Kriteria Titik Cut-off Model S-Score Kriteria Nilai S
Sumber: Citrawati dan Gede (2014:385)
cut-off
yaitu
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Penerapan
Penelitian
Governance,
Isu Good Corporate Governance muncul
karena
antara
terjadi
pemisahan
kepemilikan
dengan
pengendalian seringkali
perusahaan,
Dampaknya
Financial
Terhadap
Distress
pada
Sektor Aneka Industri dan Barang Konsumsi.
atau
dengan
Corporate
Penelitiannya
menunjukkan
model
yang
di
istilah
digunakan tidak signifikan terhadap
Permasalahan
financial distress. Jika dilihat dari
keagenan dalam hubungannya antara
metode yang dipakai menggunakan
pemilik perusahaan dengan manajer
model yang dibagi menjadi tiga model
adalah bagaimana sulitnya pemilik
yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010 dan
dalam memastikan bahwa dana yang
yang paling mendekati adalah model
ditanamkan tidak diambil alih atau
2
diinvestasikan pada proyek yang tidak
memprediksi
menguntungkan
Selanjutnya
masalah
dikenal
Prediksi
Good
keagenan.
sehingga
tidak
yaitu
tahun
2009
financial penelitian
untuk distress.
yang
akan
mendatangkan return. Good Corporate
diteliti adalah studi pada perusahaan
Governance
untuk
property, real estate dan konstruksi
mengurangi masalah keagenan antara
bangunan yang terdaftar di Bursa
pemilik
Efek Indonesia pada tahun 2008 –
diperlukan dan
mengurangi
manajer terjadinya
serta asimetri
2012.
informasi dan financial distress.
Variabel independen yang akan
Corporate Governance biasanya mengacu
kepada
digunakan
dalam
penelitian
ini
sekumpulan
adalah Good Corporate Governance
mempengaruhi
dan rasio keuangan. Proksi Good
keputusan yang akan diambil oleh
Corporate Governance menggunakan
manajer ketika ada pemisahan antara
Kepemilikan
kepemilikan
Kepemilikan
mekanisme
yang
dan
pengendalian,
Institusional, Manajerial,
Komposisi
beberapa pengendalian ini terletak
Dewan Komisaris Independen, dan
pada
Komite
fungsi
dari
dewan
direksi,
Audit.
pemegang saham institusional, dan
merupakan
pengendalian dari mekanisme pasar
sebelumnya
Latcker
“Mekanisme
(2005)
dalam
Wardhani
(2006:3).
Wardhani
salah
satu
dengan Corporate
(2006:4) peneliti judul
Governance
dalam Perusahaan yang Mengalami
Penelitian ini merupakan replika
Permasalahan Keuangan (Financially
dari penelitian terdahulu yaitu Ellen
Distressed Firm)”. Hasil penelitiannya
dan Juniarti (2013:11) yang berjudul
menunjukkan bahwa ukuran direksi
142
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
berhubungan
positif
dengan
Real Estate dan Konstruksi Bangunan
kemungkinan suatu perusahaan akan
yang
mengalami
Indonesia pada tahun 2013. Sampel
tekanan
keuangan,
terdaftar
di
Bursa
variabel komisaris tidak signifikan
adalah
dalam penelitiannya, serta tingkat
karaktersistik yang dimiliki populasi
turn over dari direksi mempengaruhi
tersebut (Sugiyono, 2012:389). Teknik
kemungkinan perusahaan mengalami
pengambilan sampel dilakukan secara
tekanan keuangan secara signifikan.
purposive sampling
Selanjutnya
dirumuskan
untuk
sebagian
Efek
jumlah
dan
dengan
mendapatkan
tujuan
sampel
yang
hipotesis penelitian sebagai berikut:
representatif sesuai dengan kriteria
H 1:
yang ditetukan. Adapun kriteria yang
Kepemilikan
berpengaruh
Institusional
terhadap
financial
digunakan
distress. H 2:
Kepemilikan
Manajerial
terhadap
1. Property,
financial
Independen
Dewan
Komisaris
berpengaruh
Komite
terhadap
berpengaruh
untuk
keuangan
penelitian
yang
penelitian asosiatif
ini
baik
data
Coorporate
dengan
Good
Governance
(GCG)
diperlukan
bersifat
menanyakan hubungan antara dua lebih,
Pada Tabel 2 dapat dilihat nilai statistik
perusahaan
penelitian yang
mendeteksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
2012:55-56). adalah
untuk
yang
sedangkan
yang bersifat sebab akibat (Sugiyono, dalam
data
financial distress.
hubungan kausal adalah hubungan
Populasi
tersedia
mengenai
adalah
yang
(data
pada publikasi periode 2013),
perusahaandan
atau
yang
lengkap
keseluruhan
hubungan kausal. Metode asosiatif penelitian
tahunan
2013
tersedia
secara
metode
Efek
dinyatakan dalam rupiah (Rp)
METODE dalam
yang
mempublikasikan
tahun
3. Data
digunakan
dan
Bursa
2. Perusahaan
terhadap financial distress.
Metode
di
laporan
Audit
Estate
Indonesia pada tahun 2013.
financial distress.
variabel
sampel
Bangunan
terdaftar
Komposisi
adalah
Real
Konstruksi
distress.
H 4:
memilih
yaitu:
berpengaruh H 3:
untuk
ini
uji
kepemilikan
bergerak
sebesar
dalam industri perusahaan Property,
wald
untuk
variabel
institusional
adalah
0,471
dengan
nilai
signifikansi sebesar 0,493. Karena
143
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
nilai statistik uji wald untuk variabel
institusional ternyata tidak signifikan.
kepemilikan institusional (0,471) lebih
La
kecil
tabel
Shleifer (1998), Claessens, Djankov
(3,841) dan sig (0,493) > dengan
dan Lang (2000) serta Faccio dan
tingkat
Lang (2002), telah menemukan bukti
dari
nilai
Chi-square
kekeliruan 5%
diputuskan
Porta,
Lopez-de-Silanes
dan
Ha
bahwa lebih dari 60% dari perseroan
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terbuka di seluruh dunia dimiliki oleh
kepemilikan
satu
menerima
Ho
dan
menolak
institusional
tidak
pemilik
terkuat
(pemegang
dalam
saham terbesar) kecuali di Amerika,
memprediksi financial distress pada
Inggris, dan Jepang. Tsun dan Yin
perusahaan property, real estate dan
(2004)
menyatakan
konstruksi bangunan di Bursa Efek
bahwa
kepemilikan
Indonesia pada periode tahun 2013.
dapat
memiliki
pengaruh
lebih yang
menimbulkan
lanjut terpusat
kurangnya
Kepemilikan
transparansi dalam penggunaan dana
Institusional pada penelitian ini tidak
pada perusahaan serta keseimbangan
memiliki pengaruh signifikan dalam
yang
memprediksi financial distress pada
kepentingan
perusahaan property, real estate dan
antara
konstruksi bangunan di Bursa Efek
pengelolaan manajemen perusahaan
Indonesia pada periode tahun 2013.
dan
Hal ini sejalan dengan penelitiannya
pengendali
Bodroastuti (2009:11) yang memiliki
dengan pemegang saham minoritas.
Indikator
tepat
antara yang
ada,
pemegang antara
kepentinganmisalnya
saham
dengan
pemegang
(controlling
saham
shareholder)
hasil penelitian bahwa kepemilikan Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Logistik Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial Komposisi Dewan Komisaris Independen Komite Audit Constant Sumber: Output SPSS
B -1,283 4,374 -8,115 3,126 3,783
Perusahaan publik yang ada di
S.E. 1,870 5,550 4,076 3,076 3,009
kepemilikan
Wald 0,471 0,621 3,963 1,003 1,581 yang
df. Sig. 1 0,493 1 0,431 1 0,047 1 0,310 1 0,209
tidak
menyebar
Indonesia kepemilikannya cenderung
secara
terpusat dan tidak menyebar secara
pengendalian
merata (Gunarsih, 2003), sehingga
terhadap
perusahaan
lemah. Dengan demikian pemegang
dengan
struktur
144
merata
Exp(B) 0,277 79,326 0,000 22,785 49,963
menyebabkan
pemegang
manajemen
saham cenderung
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
saham tidak mempunyai kemampuan
kemampuan
yang cukup untuk mengendalikan
kinerja manajer.
manajemen
sehingga
manajemen
mempunyai
kemungkinan
mengambil
keputusan
dalam
mengontrol
Hal lain diungkapkan oleh Ellen
untuk
dan
yang
Juniarti
(2013:10)
penelitiannya menjelaskan terdapat
menguntungkan dirinya sendiri.
indikasi
Sejalan dengan teori keagenan
suatu
dikarenakan perusahaan
hanya
formalitas
asumsi tentang sifat manusia yang
dengan kinerja yang efisien.
diri
sendiri
(self
yang
GCG
yang dilandasi salah satunya adalah mementingkan
dalam
Pengujian
tidak
dalam sebuah
ditunjang
hipotesis
kedua
interest). Terlihat berdasarkan data
menunjukkan hasil bahwa variabel
kepemilikan
komisaris
institusional
pada
independen
memiliki
property, real estate dan konstruksi
koefisien positif sebesar 2,609 dengan
bangunan selama tahun 2010-2013
tingkat signifikansi sebesar 0,431 > α
banyak terdapat saham yang tidak
= 0,05, yang memiliki arti bahwa
menyebar
komisaris
dan
terdapat
saham
independen
tidak
mayoritas bahkan tidak sedikit pula
berpengaruh signifikan pada financial
saham yang dimiliki oleh pihak asing
distress.
diatas
sangat
5%,
sehingga
dapat
Komisaris
independen
dibutuhkan
sikap
mempengaruhi pengendalian dalam
indepedensinya dalam menjalankan
perusahaan
tugasnya, namun terkadang seorang
Sama
serta
halnya
hasil
penelitian.
penelitian
yang
komisaris independen memiliki sikap
dilakukan oleh Widyasaputri (2012)
independensi
yang menolak H3atau tidak adanya
dapat
pengaruh Kepemilikan Institusional
pengawasan
terhadap kondisi Financial Distress.
manajemen
Menurut Widyasaputri (2012:6) menjelaskan besarnya
tidak
yang
kurang,
mengakibatkan
yang
lemahnya
terhadap
kinerja
perusahaan,
sehingga
memiliki
pengaruh
akan
bahwa
berapapun
terhadap terjadinya financial distress.
persentase
kepemilikan
Hal ini sejalan dengan penelitiannya
institusional
dapat
membuktikan
adanya
kemungkinan
financial
distress.
Tidak
Putri dan Merkusiwati (2016:102).
kondisi
Nilai
statistik
uji
wald
yang
dapat
terdapat pada Tabel 2 untuk variabel
dipungkiri bahwa perusahaan dapat
komisaris independen adalah sebesar
mengalami financial distress jika para
3,963
institusi perusahaan kurang memiliki
sebesar 0,047. Karena nilai statistik
dengan
nilai
signifikansi
uji wald untuk variabel komisaris
145
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
independen (3,963) lebih besar dari
Komite
nilai Chi-square tabel (3,841) dan sig
Governance (2006:13). Peranan
(0,047) < dengan tingkat kekeliruan 5%
diputuskan
menerima
menolak
Ha
disimpulkan
Ho
sehingga bahwa
Nasional
Komisaris
dan
dan
keberadaan
Independen
dan
Dewan
Komisaris selaku supervisory board
dapat
pada
komisaris
struktur
independen memiliki pengaruh dalam
sangat
memprediksi
mengawasi
financial
Kebijakan
distresspada
vital
organisasi
dalam setiap
diambil
menjadi
memilah kebijakan
oleh Direksi
dan yang
perusahaan property, real estate dan
akan
selaku
konstruksi bangunan di Bursa Efek
executive board. Sebagai komisaris
Indonesia pada periode tahun 2013.
independen, mereka memiliki fungsi
Koefisien komisaris independen
dan kedudukan mewakili kepentingan
bertanda negatif menunjukkan bahwa
pemegang saham independen. Dalam
ada
melaksanakan
kecenderungan
perusahaan
proporsi
komisaris
dengan independen
lebih
banyak
mengalami
financial
Komposisi
Dewan
Independen
dalam
kewajibannya perseroan,
tidak
dan
sebagai mereka
pengawas
juga
harus
terlibat, memeriksa memutuskan dan
distress.
mengambil
Komisaris penelitian
tugas
menyangkut
ini
tindakan
yang
kepatuhan,
tanggung
memiliki pengaruh signifikan dalam
jawab
memprediksi financial distress pada
keputusan, informasi dan perilaku
perusahaan
yang
property,
real
estate
hukum
direksi
atas
berhubungan
dengan
dankonstruksi bangunan di Bursa
pengelolaan
Efek Indonesia selama periode tahun
perseroan (Dwi dan Eka, 2008:89).
2010-2013.
Proporsi dewan komisaris independen
Komisaris
independen
keuangan
setiap
usaha
merupakan anggota dewan komisaris
diukur
yang
indikator persentase anggota dewan
tidak
terafiliasi
dengan
dengan
dan
manajemen, anggota dewan komisaris
komisaris
lainnya
perusahaan
dan
pengendali, hubungan
pemegang serta
bisnis
saham
bebas atau
yang dari
menggunakan
berasal
dari
seluruh
luar
ukuran
anggota dewan komisaris perusahaan
dari
sehingga
hubungan
dapat
dijadikan
prediksi
financial distress.
lainnya yang dapat mempengaruhi bertindak
Koefisien komite audit memiliki
independen atau bertindak semata-
koefisien positif sebesar 0,310 >
mata demi kepentingan perusahaan
dengan
kemampuannya
untuk
sehingga
146
tingkat
kekeliruan
menunjukkan
5% tidak
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
memiliki pengaruh signifikan dalam
mampu
memprediksi financial distress pada
perusahaan
perusahaan property, real estate dan
distress.
konstruksi bangunan di Bursa Efek
dikarenakan
Indonesia pada periode tahun 2013.
perusahaan hanya sebuah formalitas
Hasil
penelitian
ini
sejalan
menggunakan
komite
hasilnya
secara
konsisten
financial
Hal
ini
GCG
Berdasarkan
didalamnya audit
mengalami
mungkin
dalam
suatu
yang efisien.
yang menggunakan GCG score dalam yang
suatu
yang tidak ditunjang dengan kinerja
dengan Ellen dan Juniarti (2013:11) penelitiannya
memprediksi
pengujian
hasil
statistik
secara
hasil parsial
yang
diatas dapat disimpulkan pada tabel
tidak
berikut ini:
Tabel 3. Hasil Pengujian secara Parsial (Uji Wald)
1.
INST
FD
0,471
Chisquare tabel 3,841
2.
MAN
FD
0,621
3,841
0,431
0,05
Ho diterima
3. 4.
KDKI KA
FD FD
3.963 1.033
3,841 3,841
0,047 0,310
0,05 0,05
Ho ditolak Ho diterima
No.
Uji Wald
Model
Sig.
α
Keputusan
Ket.
0,493
0,05
Ho diterima
Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Sumber: Output SPSS Ketepatan Hasil Prediksi Ketepatan estimasi
prediksi
model
logit
menggunakan dari
hasil
keempat
independen/prediktor
dengan
variabel
ditunjukkan
pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Ketepatan Keempat Variabel Independen Dalam Memprediksi Financial Distress Classification Table*
Step 1
Financial Non-Distress Distress Distress Overall Percentage
Predicted Financial Distress Non-Distress Distress 10 4 4 10
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa dari
sebanyak
diidentifikasi
14
tidak
sampel
financial
yang
distress,
Percentage Correct 71,4 71,4 71,4 sebanyak
10
sampel diantaranya diprediksi tidak
mengalami
mengalami
147
financial
distress
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
(ketepatan halnya
prediksi
untuk
71,4%).
financial
Sama
manajerial dan komite audit bahwa
distress
semakin
banyak
di
dalam
suatu
terdapat 14 sampel, sebanyak 10
perusahaan belum tentu efisien dan
sampel
diprediksi
efektif dalam menekan atau tehindar
distress
dari terjadinya financial distress, 2)
diantaraya
mengalami
financial
(ketepatan prediksi 71,4%). Secara
Keempat
variabel
independen/
keseluruhan
prediktor
yaitu
kepemilikan
kedelapan
ketepatan variabel
prediksi
independen/
institusional, kepemilikan manajerial,
prediktor (kepemilikan institusional,
komposisi
kepemilikan
independen, dan komite audit, secara
manajerial,
komisaris
dewan
komisaris
independen, dan komite audit) dalam
bersama-sama
memprediksi
memprediksi
financial
distresspada
perusahaan
property,
real
financial
distress
sebesar 71,4%.
berpengaruh
dalam estate
dankonstruksi bangunan di Bursa KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
Efek Indonesia pada periode tahun
KETERBATASAN PENELITIAN
2013.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Setelah melihat hasil penelitian
pembahasan yang telah dijelaskan,
dan mengambil kesimpulan, maka
maka
berikut ini saran yang dapat dijadikan
penulis
dapat
menarik
kesimpulan sebagai berikut: 1) Good
bahan
Corporate Governance yang diukur
pertimbangan beberapa pihak untuk
oleh kepemilikan institusional dan
penelitian di masa yang akan datang,
komposisi
dewan
antara lain sebagai berikut: 1) Untuk
independen memiliki koefisien negatif
Operasional yaitu bagi perusahaan
yang
negatif
analisis ini merupakan salah satu
dalam memprediksi financial distress,
alat yang dapat membantu dalam
sedangkan
pengambilan
komisaris
artinya
berpengaruh
kepemilikan
manajerial
masukan
atau
bahan
keputusan
dan
dan komite audit memiliki koefisien
mengetahui financial distress sejak
yang positif yang artinya berpengaruh
dini.
positif dalam memprediksi financial
menganalisis dengan menggunakan
distress. Hal ini menunjukkan bahwa
strategi dan keputusan yang baik
semakin
kepemilikan
untuk
institusional dan komposisi komisaris
(going
dewan
Governance
besar independen
mengalami sedangkan
cenderungtidak
financial untuk
distress,
langkah
kepemilikan
Perusahaan
kelangsungan concern) yang yang
membangun
148
sebaiknya
perusahaan
karena baik
Corporate merupakan
penting
dalam
kepercayaan
(market
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 133-150 • Desember 2016
confidence) investasi
dan
mendorong
internasional
yang
arus
Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
lebih
stabil, dan bersifat jangka panjang
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.
salah satunya dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai
dengan
kemampuan
dan
kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan,
2)
Untuk
Akademisi
Citrawati, Etta Yuliastary dan Made Gede Wirakusuma. 2014. Analisis Financial Distress dengan Metode Z Score Altman, Springate dan Zmijewski. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014): 379-389 ISSN: 2302-8556.
yaitu bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
untuk
meneliti
mengenai
financial distress dapat menggunakan model
lainnya
Zmijewski, Ohlson,
seperti
Model Model
Model
Grover,
Model
Zavgren,
Model
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Risiko, Teori, Kasus dan Solusi. Bandung: CV. Alfabeta
Chesser dll. Periode yang diteliti bisa lebih
panjang
dan
sebaiknya
menggunakan data primer agar lebih
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2001. Corporate Governance. Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Jilid I (Edisi ke-3). Jakarta: Citra Graha.
mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap
dan
rasio
financial
keuangan
distress
secara
lebih baik serta mendapatkan data
Ginting, Yoremia Lestari BR. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Serta Implikasinya Terhadap Pengungkapan CSR. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Bandung: Universitas Padjajaran.
yang lebih lengkap untuk diteliti. Peneliti
selanjutnya
menambahkan dari non
faktor
perspektif
keuangan
keuangan
mempengaruhi
yang
lainnya
terjadinya
dapat dilihat maupun yang financial
Hastuti, Indra. 2014. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kemungkinan Kesulitan Keuangan. Artikel Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
distress. REFERENSI Arief, M. 2005. Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan Dalam Hubungan Keagenan.
Jensen, C, Michael and William H. Mecling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3,
Arief, M dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan.
149
Fathonah – Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance …
No. 4, pp 305 – 360. Harvard Business School and University of Rochester.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposisum Nasional Akuntansi X Unhas Makasar 26 – 28 Juli 2007. STIE Muhammadiyah dan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Juniarti, dan Ellen. 2013. Penerapan Good Corporate Governance, Dampaknya Terhadap Financial Distress Pada Sektor Aneka Industri dan Barang Konsumsi. Business Accounting Riview, Vol. 1, No. 2, 2013. Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra. Kaihatu, Thomas. S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.8, No.1. Universita Kristen Petra.
Wardhani, Ratna. 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financial Distress). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Universitas Indonesia.
Komite Nasional Kebijakan Governace. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.
Widyantini, Dian. 2009. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Tesis. Universitas Padjajaran. Tidak Dipublikasikan.
Platt, Harlan D dan Marjorie B. Platt. Understanding Differences Between Financial Distress and Bankruptcy. 2006. Review of Applied Economics, Vol 2, No. 2, (2006): 141-157.
Widyasaputri, Erlindasari. 2012. Analisis Mekanisme Corporate Governance pada Perusahaan yang Mengalami Kondisi Financial Distress. Accounting Analysis Journal (AAJ) 1 (2) (2012). Universitas Negeri Semarang.
Putri, Ni Wayan Krisnayanti Arwinda dan Ni Kt. Lely A. Merkusiwati. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada Financial Distress, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):93-106. Universitas Udayana.
Widyati, Maria Fransisca. 2013. Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM) Vol. 1, No. 1 (2013).
Sjahputra, Iman Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal. 2002. Membangun Good Corporate Governance (GCG). Jakarta: Harvarindo.
150