ISBN: 978-602-957-93-8
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” Palembang, 15 Desember 2012
ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Palembang, 15 Desember 2012
Artikel‐artikel dalam prosiding ini telah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan pada tanggal 15 Desember 2012 di Universitas PGRI Palembang
ALPPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Palembang, 15 Desember 2012 Penerbit: Universitas PGRI Palembang Jalan. Jend. A.Yani Lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang Telp. 0711-510043 Fax. 0711514782 Cetakan I, Desember 2012 Editor ahli: H. Syarwani Ahmad Penyunting: Andinasari, Nila Kesumawati, Edi Harapan, Misdalina, Dessy Wardiah Desain: Achmad Sani Saidi Setting: Catur Pamungkas
ISBN No:
Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras memperbanyak isi buku ini, sebagian atau keseluruhan dengan foto kopi, cetak dsb, tanpa izin dari penerbit
KATA SAMBUTAN Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya jualah, sehingga kita dapat mempersiapkan dan Insyaallah melaksanakan Seminar Nasional Pendidikan 2012 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta Indonesia (ALPTKSI) bekerjasama dengan Universitas PGRI Palembang. Pada kegiatan seminar ini, akan dipresentasikan tiga makalah oleh tiga pembicara utama, dan makalah pendamping sebagai seminar paralelnya. Adapun tema dalam seminar ini adalah “Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia”. Tema ini sejalan dengan undang-undang yang menyatakan bahwa salah satu tanggung jawab pendidikan adalah masyarakat dan lembaga. ALPTKSI, merupakan Asosiasi LPTK Swasta Indonesia yang berperan mencetak SDM tenaga kependidikan. Oleh karena itu, harus dikelola secara profesional dengan mengedepankan mutu, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. ALPTKSI adalah suatu asosiasi yang berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap mutu lulusan LPTK, dengan kepengurusan pusat berada di Surakarta, dan Insya Allah pada hari ini juga akan dilantik kepengurusan ALPTKSI Wilayah II Sumbagsel. Kami pengurus pusat ALPTKSI, mengucapkan banyak terima kasih kepada pembicara utama, yang telah bersedia berpartisipasi dalam kegiatan seminar ini, dan juga kepada panitia pelaksana, yang telah bekerja keras sehingga seminar ini dapat berlangsung dengan baik. Juga kepada semua pemakalah pendamping dan peserta saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya. Demikian sambutan dari kami. Semoga seminar nasional pendidikan ini bermanfaat tidak hanya untuk kepentingan pemakalah, melainkan juga bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Selamat melaksanakan Seminar Nasional Pendidikan tahun 2012. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pengurus ALPTKSI Pusat, Ketua, Dr. Sulistyo, M.Pd.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk berkumpul di kampus Universitas PGRI Palembang. Kami ucapkan selamat datang, kepada para peserta seminar nasional pendidikan, dan kami juga menyambut dengan gembira atas terselenggaranya seminar ini, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta Indonesia (ALPTKSI) yang bekerja sama dengan Universitas PGRI Palembang. Hadirin yang kami hormati, Pada seminar nasional pendidikan 2012 ini, akan dipaparkan berbagai hasil kajian dan penelitian pada bidang pendidikan melalui seminar utama dan seminar paralel. Peserta dan pemakalah yang mengikuti seminar ini adalah guru, dosen dan mahasiswa S1, S2, dan S3 yang berasal dari beberapa provinsi, diantaranya dari Lombok, Ambon, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan. Harapan kami seminar ini dapat mengkaji lebih dalam mengenai dunia pendidikan sebagai jembatan dalam mencari solusi atas berbagai masalah pendidikan pada saat ini. Diharapkan hasil seminar pada hari ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu perioritas pendukung pembangunan Indonesia. Seminar nasional pendidikan ini diselenggarakan sebawai wujud dari komitmen ALPTKSI untuk selalu meningkatkan kualitas program dan hasil penelitian dibidang pendidikan. Forum seminar nasional seperti ini hendaknya lebih sering diselenggarakan, karena sangat diperlukan untuk memfasilitasi penyebaran dan berbagi informasi tentang hasil penelitian yang berkualitas bagi sesama insan pendidikan. Hadirin yang kami muliakan, Izinkan kami memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pembicara utama dan pemakalah pendamping, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam mensukseskan acara ini. Demikian juga panitia pelaksana yang telah bekerja keras sehingga seminar ini dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kepada peserta, kami ucapkan selamat mengikuti seminar nasional pendidikan 2012. Mudah-mudahan pelaksanaan seminar ini membawa manfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia umumnya dan khususnya kemajuan pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR ISI Hal
Halaman Judul ............................................................................................................ Kata Sambutan............................................................................................................ Kata Pengantar Rektor ................................................................................................
i iii iv
PENDIDIKAN KARAKTER DALAMPENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Syarwani Ahmad ........................................................................................................................
1
MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA Shahibul Ahyan ..........................................................................................................................
15
MENINGKATAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Christi Matitaputty, T.G Ratumanan, dan C.S. Ayal ..................................................................
22
APLIKASI PENGGABUNGAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN OPERASI ARITMATIKA PADA MATRIKS DALAM PROSES CODING Maya Saftari ...............................................................................................................................
34
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DI SMA MUHAMMADIYAH 4 BENGKULU Risnanosanti ...............................................................................................................................
39
IMPROVING STUDENTS’ READING COMPREHENSION OF NARRATIVE TEXT THROUGH PICTURE AT TENTH ONE GRADE OF SMA NEGERI 2 KOTABUMI NORTH LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2011/2012 Ida Puspita Dewi Wati ...............................................................................................................
46
PENERAPAN PEMBELAJARAN TTP MENGGUNAKAN PROGRAM WXMAXIMA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN INTEGRAL Navel O. Mangelep.....................................................................................................................
57
PENGGUNAAN KARYA SASTRA DALAM KELAS BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Jonner Simarmata ......................................................................................................................
67
ACADEMIC WRITING: THE ESSAY ORGANIZATION Haripansi ....................................................................................................................................
72
ESP BASED GENRE IN DEVELOPING BUSINESS LETTER -WRITING MATERIALS AND INSTRUCTIONAL DESIGN AT TRIDINANTI UNIVERSITY Rusman Roni...............................................................................................................................
79
KONTRIBUSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK) Munajat, Yamanto Isa ................................................................................................................
87
SENJANG MATEMATIKA POKOK BAHASAN LINGKARAN Dina Suprianti.............................................................................................................................
97
PENGGUNAAN MEDIA KARTU PERMAINAN FUNGSI KUADRAT – GRAFIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Apriana Sari Ruslan ....................................................................................................................
102
MODEL TUTOR TEMAN SEBAYADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Siti Romelah...............................................................................................................................
110
EVALUASI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA Suryani........................................................................................................................................
118
STANDARISASI MUTU PENDIDIKAN YANG ADA DI INDONESIA Triyana Hartatie..........................................................................................................................
124
PEMBELAJARAN MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DI KELAS IV SD Tanzimah ....................................................................................................................................
131
HUBUNGAN BERPIKIR, BERBAHASA DAN BERBUDAYA Erma Jaya ...................................................................................................................................
140
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH Eva Harista..................................................................................................................................
146
GURU DAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK) Taty Fauzi ...................................................................................................................................
153
3MENENTUKAN AKAR BILANGAN DESIMAL TANPA MENGGUNAKAN KALKULATOR Usnia Marsitoh, M. Sutrisno.......................................................................................................
160
MEMANFAATKAN BATANG NAPIER SEBAGAI ALAT PERAGA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH Tri Oktaria, Nila kesumawati ......................................................................................................
164
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN Trisia Miranty .............................................................................................................................
172
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH LOKAL MENGGUNAKAN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Nur Syafaruddin dan Sukardi .....................................................................................................
182
MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI DI SEKOLAH Hafizi Isro....................................................................................................................................
197
TRIK DAN TIPS MENULIS BAHASA JURNALISTIK BAGI MAHASISWA DAN PENULIS PEMULA Achmad Sani Saidi ......................................................................................................................
204
POTRET PENDIDIKAN DI INDONESIA Santi Mayasari............................................................................................................................
212
PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA ( PMRI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 BABAT TOMAN Desiana, Misdalina ....................................................................................................................
222
PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA AL-MASHRI PANGKALAN BALAI KABUPATEN BANYUASIN DALAM MENENTUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI BERSATULAH KAUM PELAJAR KARYA RAHMAT JABARIL Dessy Wardiah............................................................................................................................
230
MENGATASI MASALAH BELAJAR MATEMATIKAPADA ANAK SEKOLAH DASAR Maryani ......................................................................................................................................
248
PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Riswan Aradea............................................................................................................................
254
PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF GUNA MENCAPAI INTERAKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nurul Fajriah...............................................................................................................................
263
KETERKAITAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yusliriadi .....................................................................................................................................
272
PERAN PROFESIONALISME GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN Nur Kurniati ................................................................................................................................
280
GURU IDEAL DAN LPTK BERKUALITAS Nurbaiti ......................................................................................................................................
288
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA TARUNA INDONESIA PALEMBANG Pramitha Sari..............................................................................................................................
293
THE APPLICATION OF MIMING GAME IN TEACHING VOCABULARY TO THE SEVENTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 26 PALEMBANG Andriamella Elfarissyah ..............................................................................................................
300
TEACHING SPEAKING SKILLS USING COOPERATIVE LEARNING TO THE TENTH GRADE OF SMA NEGERI 2 PALEMBANG ...................................................................................................... Sinta Alfaiq S
310
PEMANFAATAN GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ....................................... Putri Fitriasari , Yusuf hartono
318
PENGGUNAAN MEDIA KARTU PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN PECAHAN SENILAI......... Rieno Septra Nery
328
PENGGUNAAN MEDIA KARTU PERMAINAN TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ............................................................................................................................. Rika Firma Yenni
335
INTENSITAS TONTONAN TELEVISI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA ....................... Romadona Noverina PENGAJARAN MENYIMAK (LISTENING COMPREHENSION) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH.................................................................................................... Yuspar Uzer UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII DENGAN DENGAN MODEL KOOPERATIF STAD DI SMP NEGERI 5 BAYUNG LENCIR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 .............................................................................................................. Emilda PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN SAMPAI 20 MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA.................................................................... Farida Nursyahidah, Ratu Ilma Indra Putri, Somakim
343
351
360
370
BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN TEMATIK DI KELAS I SD .......................... Gustina Kurbaita
380
ACADEMIC WRITING: THE ESSAY ORGANIZATION..................................................................... PERAN SERTA ORANG TUA SISWA DAN MASYARAKAT DALAM DUNIA PENDIDIKAN............... Haripansi
386 389
MISKONSEPSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATERI SEGI EMPAT DALAM WORKSHOP PMRI DI PALEMBANG................................................................... Hermina Disnawati, Ratu Ilma Indra Putri
401
DIMENSI BELAJAR PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL.............................................................. Hestika Idil Fitri
411
SOCIAL NETWORK SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN ...................................................... Intan Buhati Asfyra
419
INFLEKSI DAN DERIVASI DALAM KAJIAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA ............................. Lanjar Palupi
428
MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (MPG) DAN SINTAKSNYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ............................................................................................................................. Lusiana
436
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SEBAGAI MEDIA VISUALISASI UNTUK KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA........................................... M. Irsadi Farista
446
PENANAMAN KONSEP KECEPATAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA................................................................................................................. Muhammad Ridhoni
445
PEMANFATAN PRECALCULUS SOLVED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ....................... Malalina KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 50 PALEMBANG ............................................................... Marlinda, Nyayu Fahriza Fuadiah
461
469
FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME PADA PENDIDIKAN DI INDONESIA....................................... Sri Gunarto
477
MATH ANXIETY : APA DAN BAGAIMANA MENGATASINYA ? ..................................................... Yunika Lestarianingsih
483
MEDIA AJAR BERBANTUAN KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA..................... Meilani Safitri
491
PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 50 PALEMBANG ................................................... Mita Parlia Sari dan Lusiana
499
ANALISIS STRATEGI GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENEMUKAN KEMBALI RUMUS KELILING DAN LUAS LINGKARAN ............................................................................................... Moch. Lutfianto
508
PEMBELAJARAN MATERI SIMETRI MELALUI PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV SD/MI ............... Mulyariadi
514
DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN CONGKLAK DI KELAS IV SD........................................................ Muslimin
523
PROSES PENDIDIKAN ERA GLOBALISASI DAN KESIAPAN SDM DALAM PROSES BELAJARMENGAJAR MENUJU GURU IDEAL ABAD 21 .............................................................................. Nopitasari dan Taty Fauzi
532
BLOG Support Pembelajaran Berbasis Flash Menggunakan Power Point dan iSpring............ Nora Surmilasari, Nila Kesumawati
539
PEMBELAJARAN PENGUKURAN SUDUT MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS V ..... Novita Sari
547
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA Saleh Afif Lubis ..................................................................................................................
558
MEMAHAMI NILAI TEMPAT PADA BILANGAN TIGA ANGKA Saliza Safta Assiti ........................................................................................................................
567
THE INFLUENCE OF INTELLIGENCE ON THE ENGLISH ACHIEVEMENT OF THE TENTH GRADE STUDENTS AT SMA NEGEERI 6 PALEMBANG ............................................................................. Sri Hartati
573
PEMANFAATAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH. ................................................................................................ Allen Marga Retta
583
PEMANFAATAN ALAT PERAGA TANGRAM DALAM PEMBELAJARAN BANGUN DATAR ........... Amrina Rizta
592
KETERKAITAN INQUIRY DENGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ..... Anggria Septiani Mulbasari
600
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA ........................................................................................ R. A. Deka Natalia
609
PEMANFAATAN DADU PECAHANDAN LINTASANNYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ............................................................................................................................. Derry Alamsyah
618
PENGGUNAAN ONLINE SOCIAL NETWORK EDMODO................................................................ Dina Octaria PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BEBERAPA TEKNIK PADA MODEL PEMBELAJARAN “PAKEM”.......................................................................................................... Bukman Lian
626
636
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ADOBE FLASH PLAYAER POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI KELAS VIII .................................................................................. Azizah
644
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMPN 6 BANYUASIN I.......................... Yohanis
653
TEKNIK PEMETAAN PIKIRAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA ......................................................................................................................................... Yenny Puspita
660
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ........................................................................... Siti Rukiyah
668
KECAKAPAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA .................................................................................................. Trimuhtiharyani
674
KLAUSA DALAM BAHASA INDONESIA ........................................................................................ Tri Patmi
680
MODIFIED JIGSAW DAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ...................................... Sri Hastuti Noer, Pentatito Gunowibowo
688
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI STRATEGI SINEKTIK PADA SISWA KELAS XI SMA FITRA ABDI PALEMBANG............................................................................................................ Liza Murniviyanti PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATA KULIAH KALKULUS I ......................................................................................................... Misdalina PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PENDEKATAN PROSES ....................... Liana
PEMBELAJARAN MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR .......................................................................................................... Diah Lara Amiati
695
716
720
728
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SECARA TERPADU DENGAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE .................................................................................................................... Yudy Saroso
736
PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU .................... Budi Utomo
742
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ADOBE FLASH PLAYAER POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT........................................................................................................ Azizah dan Destiniar
749
INTERTEKSTUAL PUISI “KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH DENGAN PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR SEBAGAI BAHAN KAJIAN SASTRA ........................................................ Asriah
756
IMPLEMENTASI PROGRAM REMEDIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 12 PALEMBANG ................................................................................................ Arif Budi Pramana
765
VARIASI MENGAJAR DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA................ Andinasari
777
PEMAHAMAN PUISI MELALUI PENDEKATAN EKSPRESIF DAN KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI..................................................................................................................................... Jon Hendri
786
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ........................................................................................ Habibah
791
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE(TPS).............. Farah Diba
GURU PROFESIONAL YANG MENGUASAI ICT (KORELASI PENGUASAAN ICT DENGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA PALEMBANG........................... Edi Harapan INTERAKTIF GEOMETRI DI KELAS BERBANTUAN CABRI 3D........................................................ Drajat Friansah
801
808
818
PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALEMBANG............................................................................................................................... Djuwita Trisnawati PENDEKATAN OPEN-ENDED DAPAT MEMOTIVASI SISWA UNTUK BERPIKIR KREATIF............... Dina Renita
828
838
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PEMBAGIAN BILANGAN BULAT BERSISA DAN TAK BERSISA MELALUI PERMAINAN BEADS ON STRING DALAM WORKSHOP PMRI DI PALEMBANG ............ Dewi Hamidah
846
KEAJAIBAN CIPTAAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN (THE MIRACLES OF CREATION AND ITS IMPLICATION IN TEACHING-AND-LEARNING PROCESSES) Nangsari Ahmad
852
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK GENERASI Y ......................................
863
Tahrun MENINGKATKAN MUTU TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)....................................................................................
875
Muliyana MODEL DISAIN KURIKULUM AKADEMIK SEBAGAI ALTERNATIF MENDISAINKURIKULUM PENDIDIKAN MATEMATIKA................................................................................................... Muhammad Win Afgani PEMAKSIMALAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VII-6 SMP NEGERI 12 PALEMBANG. Ikbal Barlian dan Arif Budi Pramana
THE INFLUENCE OF JIGSAW TECHNIQUE AND LEARNING MOTIVATION ON READING COMPREHENSION ACHIEVEMENT AT SMP NEGERI 6 BANYUASIN I ............................................................................................ Surya Ningsih PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA KELAS XI SMK NEGERI 7 PALEMBANG .........................................................................................................................
881
891
904
916
Rury Tridiningsih, Destiniar PERAN PROFESIONALISME GURU DALAM DUNIA PENDIDIKAN ........................................... Nur Kurniati
924
MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT UNTUK MATERI LINGKARAN DIKELAS VIII SMP ................................................................................................................... Nico Darwandi
933
SEJARAH LOKAL DALAM MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SMA/MA ................................................................................................ Nur Syafarudin , Sukardi
940
KONSELING MULTIKULTURAL ............................................................................................... Hafizi Isro PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN SAMPAI 20 MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA............................................................... Farida Nursyahidah, Ratu Ilma Indra Putri, Somakim IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH ........................................................................................................................... Eva Harista KESALAHAN-KESALAHAN GURU DALAM PENDIDIKAN ......................................................... Dahliana PENGARUH STRATEGI THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA MATERI POKOK LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 PALEMBANG.......................................................................................................................... Ici Trisnawati IMPLEMENTASI MEQIP DI SUMATERA SELATAN Ratu Ilma Indra Putri ............................................................................................................. UPAYA MENINGKATKAN BACAAN MAD THABI’I SISWA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI KELAS VIII.2 SMP NEGERI 3 PEMULUTAN Sutrisno .................................................................................................................................
948
957
968
976
983
992
1010
INTERAKTIF GEOMETRI DI KELAS BERBANTUAN CABRI 3D Drajat Friansah ......................................................................................................................
1017
TEORI KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nurmalia................................................................................................................................
1027
PENERAPAN LESSON STUDY Novi Hartati ...........................................................................................................................
1035
PEMBELAJARAN MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DI KELAS IV SD Tanzimah Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang Email:
[email protected] Abstrak Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan rancangan pembelajaran materi pecahan kelas IV Sekolah Dasar (SD) dengan melalui pendekatan kontekstual. Pendekatan kentekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat Dengan menggunakan pembelajaran berbasis konteks maka guru akan terlatih merancang dan memfasilitasi jalannya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga tercapailah belajar lebih bermakna bagi siswa. Kata kunci: Pembelajaran, Pendekatan kontekstual. PENDAHULUAN Matematika mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari, besarnya peranan matematika itulah yang menuntut siswa agar menguasai matematika. Pemberian mata pelajaran matematika sejak Sekolah Dasar (SD) dimaksudkan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pengetahuan yang didapat anak di SD akan sangat mempengaruhinya pada jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudojo (1990) bahwa matematika berhubungan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis, untuk mempelajari suatu konsep yang berdasarkan pada konsep yang lain, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep prasyarat tersebut, tanpa memahami konsep prasyarat tersebut tidak mungkin orang itu memahami konsep barunya dengan baik. Siswa yang tidak memahami konsep dasar akan merasa kesulitan memahami pelajaran barunya, akibatnya banyak siswa yang tidak menyukai matematika. Salah satu materi yang harus dipelajari siswa kelas IV SD semester genap adalah pecahan. Materi ini sangat dekat dengan kehidupan harian siswa. Materi ini juga sangat penting untuk menopang pengetahuan siswa pada jenjang pendidikan berikutnya. Namun sering kali siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pecahan ini. Perlu diupayakan suatu cara untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, dalam pasal 1(1) UU Sisdiknas No. 20/2003 disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
131
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini menyiratkan pengertian bahwa semua pihak yang terkait dalam usaha memajukan pendidikan di republik ini harus mengupayakannya sebaik mungkin agar mencapai hasil yang maksimal. Dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal maka diperlukan berbagai macam cara, diantaranya adalah pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Ada dua jenis strategi berdasarkan pendekatan yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dan berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah pembelajaran di mana guru yang lebih aktif memberikan informasi/pengajaran sebuah materi kepada siswa, dan sering terjadi guru merampas kebebasan murid, membatasi, menekan aktivitas siswa, juga menghambat pertumbuhan potensi siswa, sehingga kelas terasa lebih monoton atau terjadi komunikasi satu arah. Hal ini menjadi penyebab kegagalan pada dunia pembelajaran (Dananjaya, 2010: 35). Padahal peran penting guru adalah secara sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan, memproses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensinya sendiri. UU Sisdiknas No. 20/2003 mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran haruslah menempatkan siswa sebagai pusat perhatian, ini yang dimaksud dengan proses pembelajaran berbasis siswa (Student Centre Learning). Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran di mana guru menjadi fasilitator kepada siswa, sehingga terjadi komunikasi dua arah antara guru dan siswa, juga antar siswa, dan siswa secara aktif mencari dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Menurut Riyanto (2010), pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (Constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment). Pembelajaran berbasis konteks/ contextual teaching and learning (CTL) adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, sehingga hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk merancang suatu pembelajaran berbasis konteks (contextual teaching and learning) pada materi pecahan di kelas IV SD. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam artikel ini adalah bagaimana rancangan pembelajaran materi pecahan yang menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SD. Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran perencanaan penerapan pembelajaran kontekstual pada materi pecahan di kelas IV SD. Melalui penulisan artikel ini diharapkan para pendidik tertarik untuk mencoba alternatif
132
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, khususnya pada materi pecahan di kelas IV SD. PEMBAHASAN Pendekatan Kontekstual Pengertian Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Definisi belajar (learning) menurut American Heritage Dictionary dalam Hergenhahn (2008) adalah “To gain knowledge, comprehension, or mastery through experience or study” [Untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman atau studi]. Menurut Hamalik (2008) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan mengajar, masih menurut Hamalik (2008: 48) adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Berdasarkan definisi belajar dan mengajar yang diungkapkan tersebut, dapat kita rumuskan bahwa pembelajaran adalah rangkaian kegiatan interaksi peserta didik dengan lingkungannya serta dapat mengubah tingkah laku secara keseluruhan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mendapat hasil yang optimal dari pembelajaran maka prosesnya pun harus maksimal. Hal ini seuai dengan pasal 1(1) UU Sisdiknas No. 20/2003 menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pembelajaran kontekstual atau lebih dikenal dengan istilah contextual teaching and learning (CTL) jika ditinjau dari asal katanya, maka contextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian, contextual dapat diartikan “yang berhubungan dengan suatu keadaan (konteks)”. Sehingga contextual teaching and learning dapat dibuat pengertian sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan keadaan tertentu. Pembelajaran kontekstual sebenarnya telah berakar dari filosofi yang dikembangkan oleh John Dewey. Dewey (2004) berpendapat bahwa “orang belajar dari apa yang dikerjakannya”. Beliau mengemukakan bahwa peserta didik akan belajar dengan baik, apabila apa yang dipelajarinya itu dikaitkan dengan apa yang mereka telah ketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Departemen Pendidikan Nasional (2003) mendefinisikan pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari. Elaine B. Johnson yang dalam bukunya contextual teaching and learning (2007: 34-35) menyatakan bahwa pembelajaran dan pengajaran kontekstual, sebagai sebuah sistem mengajar, didasarkan pada pikiran bahwa makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya. Konteks memberikan makna pada isi. Semakin banyak keterkaitan yang
133
ditemukan siswa dalam suatu konteks yang luas, semakin bermaknalah isinya bagi mereka. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan peserta didik dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Menurut teori pembelajran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungannya dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya. Berdasarkan pemahaman di atas, menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, pasar, taman, sawah, atau tempat-tempat lainnya. Maka pendidik (guru) diharapkan dapat memilih dan mendesain linkungan belajarnya sehingga siswa memiliki keleluasaan untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Tiga Prinsip Ilmiah dalam CTL Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu: 1) Prinsip Kesaling-bergantungan, 2) Prinsip Diferensiasi, dan 3) Prinsip Pengaturan Diri. (Johnson, 2007: 68). Prinsip kesaling-bergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesalingbergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsipnya adalah menyatukan pengalamanpengalaman dari masing-masing individu untuk mencapai standar akademik yang tinggi. Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam CTL prinsip diferensiasi membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar masing-masing individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk selalu kreatif, berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan keterbatasan kemampuan.
134
Tujuh Komponen Utama CTL Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama dari pembelajaran produktif, yaitu: (1) konstruktivisme (constructivism); (2) bertanya (questioning); (3) menemukan (inquiry); (4) masyarakat belajar (learning community); (5) pemodelan (modelling); (6) refleksi (reflection); (7) penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). (Depdiknas, 2003: 5). Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Konstruktivisme (Constructivism). Konstruktivisme merupakan landasan filosofi (berpikir) CTL, di mana pengetahuan dibangun oleh diri sendiri sedikit demi sedikit melalui pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. 2. Bertanya (Questioning). Bertanya merupakan strategi utama dalam CTL. Kegiatan ini digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Sedangkan bagi siswa kegiatan ini merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran berbasis penemuan. Kegiatan bertanya berguna untuk : o menggali informasi, o menggali pemahaman siswa, o membangkitkan respon kepada siswa, o mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, o mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, o memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, o membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 3. Menemukan (Inquiry). Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Dapat diartikan bahwa menemukan adalah proses yang didasarkan pada pencarian dan penemuan makna dalam pembelajaran dengan cara berpikir sistematis. Dalam hal ini siswa diharapkan memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitasnya. Adapun proses penemuan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: o Merumuskan masalah o Mengajukan hipotesis o Mengumpulkan data o Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan o Membuat kesimpulan 4. Masyarakat Belajar (Learning Community). Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain (Depdiknas, 2003). Hasil pembelajaran yang dimaksudkan adalah siswa memperoleh hasil belajar melalui sharing antar teman sebayanya. Siswa berbagi pengetahuan kepada siswa yang sudah memahami materi dan yang belum memahami materi. 5. Pemodelan (Modelling). Pemodelan yang dimaksudkan adalah ada model yang dapat ditiru. Model dapat berupa “bagaimana cara belajar” yang diberikan oleh
135
guru. Dalam pembelajaran berbasis CTL, guru bukanlah satu-satunya model, model dapat melibatkan siswa atau dapat juga melibatkan lingkungan untuk belajar. 6. Refleksi (Reflection). Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahuan yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima 7. Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assessment). Penilaian ini bertujuan agar para siswa dapat menunjukkan penguasaan dan keahlian yang sesungguhnya dan kedalaman berpikir dari pengertian, pemahaman, akal budi, kebikajsanaan dan kesepakatan (Johnson, 2007: 165). Materi Pecahan Kelas IV SD Berdasarkan standar isi pada Kurikulum 2006 (KTSP) untuk SD, materi pecahan sudah dimulai diberikan sejak kelas III. Materi pecahan adalah materi pelajaran matematika siswa kelas III, IV, V dan VI pada semester genap yang merupakan ruang lingkup dari aspek bilangan. Dalam Materi pecahan untuk siswa kelas IV standar kompetensinya adalah menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Adapun kompetensi dasarnya adalah sebagai berikut: o Menjelaskan arti pecahan dan urutannya o Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan o Menjumlahkan pecahan o Mengurangkan pecahan o Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan Kata pecahan (fraction) diartikan berbeda-beda. Ada yang mengartikan bilangan rasional dan ada pula yang mengartikan lambang bilangan untuk bilangan rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang lambangnya dapat ditulis dengan bentuk a mana a dan b bilangan bulat dan b 0 . Pada pecahan a
b
b
di
, a disebut pembilang dan b
disebut penyebut pecahan tersebut. Kita menggunakan jenis bilangan yang disebut pecahan, apabila kita membicarakan bagian-bagian benda atau bagian-bagian himpunan atas beberapa bagian yang sama. Oleh karena itulah, bilangan pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan suatu himpunan ataupun suatu benda. a. Pecahan didasarkan atas pembagian benda Contoh : Sebuah tongkat Tongkat dianggap satuan. Artinya tongkat itu menunjukkan atau mewakili bilangan satu.
136
Apabila tongkat itu dipotong menjadi dua bagian yang sama panjang, maka tiaptiap bagian itu menunjukkan pecahan setengah atau seperdua. Lambang pecahan untuk seperdua ialah
1 . 2
Apabila tongkat tadi dibagi menjadi tiga bagian yang sama, maka setiap bagian menunjukkan pecahan sepertiga dengan lambang
1 . 3
b. Pecahan didasarkan atas himpunan bagian atau bagian dari keseluruhan Contoh :
Pada gambar di atas, banyak anggota himpunan ada 4, bagian yang berwarna coklat adalah dua perempat bagian dari seluruhnya, dengan lambang
2 . 4
Pembelajaran Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Berdasarkan teori-teori tentang CTL, maka guru dapat merancang pembelajaran materi pecahan dengan pendekatan CTL di kelas IV SD, dengan senantiasa memperhatikan tujuh komponen utamanya. Penulis merencanakannya sebagai berikut: Persiapan guru Sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran guru harus mempersiapkan rencananya dengan matang. Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan baik, dan persiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan, misalnya media dan alat peraga. Sebaiknya guru sudah memberi gambaran tentang pembelajaran CTL yang akan diterapkan, membuat kesepakatan/ aturan mainnya, termasuk menata tempat duduk siswa telah dalam kelompok-kelompok kecil. Melibatkan siswa dalam persiapan pembelajaran berguna untuk menumbuhkan rasa memiliki (Sense of Belonging). Sukses dalam perencanaan berarti merencanakan kesuksesan. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan Pada tahap ini guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Dalam kegiatan pendahuluan ini, guru: o Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; o Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. o Menjelaskan tujuan pembelajaran/ kompetensi dasar yang akan dicapai. o Menyampaikan cakupan materi, strategi pembelajaran yang digunakan, aturan mainnya, dan kesepakatan lain yang dipandang penting.
137
Keterlibatan siswa dalam kegiatan pendahuluan akan menumbuhkan rasa memiliki (Sense of Belonging) dalam diri mereka. Komponen CTL yang mulai tampak pada tahap ini adalah konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community) Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti adalah proses yang dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar, dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan memberi ruang yang cukup bagi siswa untuk berpartisipasi aktif. Dalam kegiatan inti guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran melakukan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi terhadap peserta didik. Hampir semua komponen CTL terdapat dalam kegiatan inti ini, yaitu: konstruktivisme (Constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), dan pemodelan (Modeling). Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: o Bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan pelajaran; o Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan; o Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; o Merencanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran. Kegiatan ini memenuhi komponen keenam CTL yaitu Refleksi (Reflection). Penilaian Hasil Pembelajaran Penilaian terhadap hasil pembelajaran berguna untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya pada hasil belajar, tapi juga pada proses berlangsungnya pembelajaran. Hal- hal yang bisa dugunakan untuk menilai prestasi siswa antara lain: Pekerjaan Rumah (PR), kuis, presentasi/ penampilan siswa, karya siswa, Demonstrasi, karya tulis, dan lain-lain. Bagian ini sesuai dengan komponen ketujuh CTL yaitu Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment). Secara garis besar langkah penerapan CTL dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna jika ia mampu mengkonstuksi sendiri pengetahuan/ keterampilan barunya. 2. Laksanakan kegiatan inquiry secara maksimal. 3. Kembangkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Biasakan anak belajar dalam kelompok. 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.
138
SIMPULAN Setiap pendekatan mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri, CTL dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Namun yang perlu diingatkan dalam penggunakan pendekatan, metode ataupun strategi adalah 1. Tujuan yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran; 2. Audiens atau peserta didik dan; 3. Keefektifan pendekatan yang digunakan untuk materi yang akan disampaikan. DAFTAR PUSTAKA Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Leraning). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. _________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Balitbang Depdiknas. _________. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas. Dewey, John. 2004. Experience and Education (Pendidikan Berbasis Pengalaman). Jakarta: Teraju. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana. Hudojo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Johnson, B. E. 2007. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.
139