UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN WATAK KEWARGANEGARAAN PESERTA DIDIK (Diterima 08 November 2016; direvisi 29 Desember 2016; disetujui 30 Desember 2016)
Ria Yuni Lestari 1 1
Program Studi PPKn, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang e-mail :
[email protected] Abstrak
Penelitian ini membahas implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan watak kewarganegaraan peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran watak kewarganegaraan yang dibentuk dalam kegiatan ekstrakurikuler dan proses kegiatannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian bahwa watak kewarganegaraan yang dibentuk meliputi kesopanan, menghormati hak individu orang lain, patuh kepada hukum, jujur, membuka pikiran, berpikir kritis, patriotisme, keberanian, toleransi, hal tersebut dibentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra, jurnalistik, ROHIS dan KIR. Rekomendasi penelitian kepada sekolah memperhatikan dalam pelaksanakan kegiatan ekstrakurikuler agar lebih baik untuk mendukung pembentukan watak kewarganegaraan peserta didik. Kata Kunci: kegiatan ekstrakurikuler, watak kewarganegaraan .
136
137
PENDAHULUAN Kegiatan
ekstrakurikuler
merupakan
wahana
dalam
dipandang
sebelah
sebagai
pelengkap
intrakurikuler.
mata,
hanya kegiatan
Hal
itu
sangat
mengembangkan bakat dan minat
disayangkan sekali, karena menurut
siswa
Karim
diluar
jam
pelajaran.
(2013:
2)
melalui
Ekstrakurikuler
menurut
Asmani
ekstrakurikuler
(2011:
adalah
kegiatan
memiliki karakter yang abadi dan
62)
siswa
diarahkan
pendidikan diluar jam mata pelajaran
universal
dan
untuk
kedisiplinan, menghargai pluralisme,
membantu pengembangan peserta
mempunyai empati dan simpati.
didik
Semua
pelayan
konseling
sesuai
dengan
kebutuhan,
seperti
aspek
ini
kejujuran,
akan
sangat
potensi, bakat, dan minat mereka
menunjang kesuksesan peserta didik
melalui kegiatan yang secara khusus
kelak di masa mendatang.
diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga
kependidikan
Lestari (2006: 17) memaparkan
yang
pendidikan pertama yang didapat
berkemampuan dan berwenang di
anak berlangsung dalam lingkungan
sekolah.
32)
keluarga, tetapi hakikat anak sebagai
kegiatan
warga sekolah ialah kedudukan anak
diselenggarakan
sebagai peserta didik atau siswa.
sejak lama di sekolah, mulai dari
Pendidikan anak adalah tugas orang
sekolah
dengan
tua, tetapi dalam lingkungan sekolah
perguruan tinggi dampaknya belum
peran guru yang sangat penting.
signifikan
Peserta didik sebagai subjek didik,
Noor
mengemukakan
(2011: setelah
ekstrakurikuler
dasar
sampai
bagi
keterampilan tersebut
pengembangan
peserta
didik,
disebabkan
hal
dalam
tidak akan lepas dari peran guru dan orang
tua
dalam
membantu dan
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
perkembangan
dirinya
di sekolah belum maksimal dan
peserta
didik
tetap
hanya
mendorong
potensi
sendiri-sendiri.
dan
ekstrakurikuler di sekolah sebagai
cenderung
pengembangan
bakat
minat
peserta didik. Menurut
tiap
mempunyai Kegiatan
wahana yang tepat dalam membatu Asmani
(2011:63)
pengembangan peserta didik.
kegiatan ekstrakurikuler selama ini
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
138
Peserta didik merupakan warga
menggambarkan krisis moral yang
negara hipotik, yang akan menjadi
melanda bangsa Indonesia mengenai
warga negara yang nantinya apabila
kekerasan, pelangaran lalu lintas,
sudah mencapai umur yang pas dapat
kebohongan
dikatakan sebagai warga negara yang
kekuasaan,
baik.
penyalahgunaan wewenang, konflik
Seperti
diungkapkan
Budimansyah
(2010:139)
oleh siswa
antar
publik,
arogan,
korupsi
warga
kolektif,
pemeluk
agama,
merupakan warga negara hipotik
pemalsuan ijazah, konflik buruh
yang harus dididik untuk menjadi
dengan majikan jika hal tersebut
warga negara yang dewasa yang
tidak segera ditanggulangi maka
sadar akan hak dan kewajibannya.
akan menyebar luas permasalahan
Namun dalam kenyataannya, masih
nya. Oleh sebab itu kegiatan ekstra
banyak tindakan kriminalitas yang
kurikuler
dilakukan
pelajar.
kegiatan-kegiatan
Sementara menurut Asmani (2011:
mengembangkan
8)
berpakaian,
keterampilan para anggotanya baik
berinteraksi dengan lawan jenis,
dari jenis program kegiatan yang
manikmati hiburan di tempat-tempat
direncanakan
spesial
dilaksanakan. Menurut Pujowinarto
oleh
bahwa
dan
para
cara
menikmati
narkoba
harus diarahkan kepada yang dan
(2010)
ditanggulangi. Rukmana (2014: 1)
ketidaksanggupan
menjelaskan
dalam
melakukan
remaja merupakan faktor utama yang
karakter
warga
sangat memengaruhi proses belajar
berpotensi
mengajar
beragam
peserta
kenakalan
didik,
karena
menyebutkan
bahwa
sebuah
menimbulkan kewarawan sehingga
berbangsa.
dalam kehidupan
Ekstrakurikuler
merupakan
berbagai pihak baik dari masyarakat
suatu
dan pemerintah.
dilakukan di sekolah yang dilakukan
dan
kegiatan
akan
menghadirkan
masalah
penyelenggaraan
bangsa
pembinaan
negaranya
untuk
kenakalan remaja dewasa ini sudah
perlu mendapatkan perhatian dari
membina
maupun yang akan
menjadi tren anak muda yang sulit
bahwa
dapat
pendidikan
yang
Lebih jauh lagi Winataputra
di luar kelas. Dalam Peraturan
Budimansyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(2007;
166)
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
139
Nomor
62
mengenai
Tahun
2014
Ekstrakurikuler
Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa adalah
kegiatan kegiatan
ekstrakurikuler
akademik,
penelitian, dan lainnya; 3. Latihan olah-bakat latihan olahminat, misalnya: pengembangan
yang
bakat olahraga, seni dan budaya,
dilakukan oleh peserta didik di luar
pecinta alam, jurnalistik, teater,
jam belajar kegiatan intrakurikuler
teknologi
dan kegiatan kokurikuler, dibawah
komunikasi,
bimbingan dan pengawasan satuan
lainnya;
pendidikan,
bertujuan
mengembangkan minat,
kurikuler
kemampuan
potensi,
kemampuan,
secara
dan
rekayasa,
dan
untuk
4. Keagamaan, misalnya: pesantren
bakat,
kilat, ceramah keagamaan, baca
kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik
informasi
tulis Al Qur’an, retreat; atau 5. Bentuk kegiatan lainnya.
optimal
untuk
Kegiatan ekstrakurikuler dapat
mendukung
pencapaian
tujuan
berbentuk individu dan berbentuk
pendidikan.
Selanjutnya
dalam
kelompok.
Kegiatan
individu
Peraturan Menteri Pendidikan dan
bertujuan mengembangkan baklat
Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
peserta didik secara individu atau
Tentang Ekstrakurikuler Pendidikan
perorangan
Dasar dan Menengah disebutkan
masyrakat.
pula
esktrakurikuler secara berkelompok
bahwa jenis ekrakurikuler
di
sekolah
Sementara
dan
kegiatan
antara lain sebagai berikut.
menampung kebutuhan bersama atau
1. Krida, misalnya: Kepramukaan,
berkelompok.
Kegiatan
ekstra
Latihan Kepemimpinan Siswa
kurikuler merupakan sub sitem dari
(LKS), Palang Merah Remaja
pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler
(PMR),
ini dirasakan wadah yang tepat untuk
Sekolah
Usaha (UKS),
Kesehatan Pasukan
mengembangkan
potensi
yang
Pengibar Bendera (Paskibra), dan
dimiliki oleh peserta didik agar
lainnya;
mengembangkan
2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan
minat,
potensi,
kemampuan,
bakat,
kepribadian,
Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
kerjasama, dan kemandirian peserta
penguasaan
didik
keilmuan
dan
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
secara
optimal
untuk
Lestari
140
mendukung
tujuan
atau bangsa, menjadi jiwa dan sifat
Ishartiwi
yang mencerminkan kualitas mental
(2009:1) berpendapat pengembangan
dan moral, akhlak dan budi pekerti,
potensi
melalui
seseorang. Tujuan dari pembinaan
optimal
watak itu sendiri yaitu melahirkan
pendidikan.
pencapaian Kemudian
peserta
pendidikan
didik
secara
merupakan langkah nyata layanan
seseorang
yang
baik.
Ketika
pendidikan.
seseorang berwatak baik maka energi
Watak kewarganegaraan atau
positiflah yang akan disalurkan ke
civic disposition merupakan salah
dalam lingkunngan hidupnya dan
satu
dari
jika seseorang berwatak tidak baik
kompetensi kewarganegaraan yang
maka energii negatiflah yang akan
secara
berimbas
komponen
umum
utama
mempunyai
peran
dalam mengantarakan warga negara
dalam
bermasyarakat,
kehidupan
berbangsa,
dan
lingkungan
sekitarnya.
untuk menjadi semakin dewasa dan tertib
pada
Hambali
dan
Q
Annes
(2008:1) watak adalah lautan, tak terselami
dan
tak
bernegara. Watak kewarganegaraan
diinventariskan.
merupakan sifat batin seseorang
membuktikan bahwa orang yang satu
yang mempengaruhi pikiran dan
dengan yang lain mempunyai ke
tingkah laku yang berkenaan dengan
khasan yang berbeda pada watak.
tabiat dan budi pekerti (Sultan,
Menurut Fromm (dalam Alwisol,
2010:1)
2006:152)
Watak
kebiasaan-kebiasaan
merupakan
watak
tersebut
berkembang
telah
berdasarkan kebutuhan mengganti
melekat kuat pada diri seseorang
insting kebinatangan yang hilang
sehingga wataklah yang menjadi
ketikan manusia berkembang dari
penentu bagaimana seseorang itu
tahap ke tahap. Watak manusia
berkontribusi terhadap diri sendiri,
berkembang
keluarga dan bangsa. Seperti yang
peraturan sosial.
dinyatakan oleh Fattah (2008;17)
Bronson (1999; 23)
bahwa watak merupakan kebiasaan-
bahwa
kebiasaan yang tertanam kuat pada
mengisyaratkan
seseorang,
publik dan karakter privat yang
kelompok,
yang
Hal
dapat
masyarakat
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
dan
dibentuk
oleh
menegaskan
civic
disposition kepada
karakter
Lestari
141
penting
bagi
pemeliharaan
dan
Budimasnyah (2012: 35) merinci
pengembangan
demokrasi
kemampuan dari civic disposition
konstitusional.
Watak-watak
warganegara
seba
gaimana
kecakapan warganegara, berkembang
atau watak adalah sebagai berikut. 1. Civily (kesopanan) 2. Respect for the right of other
secara perlahan sebagai akibat dari
individual
upaya yang telah dipelajarinya dan
individu orang lain)
telah dialami oleh seseorang di rumah, sekolah maupun di dalam kehidupan
masyrakat.
Karakter
privat seperti tanggung jawab moral disipin
diri
terhadap manusia
dan
harkat seriap
penghargaan dan
martabat
individu
adalah
wajib. Karakter publik juga tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warganegara,
kesopanan
(menghormati
3. Respect for law ( Patuh kepada hukum) 4. Honesty (jujur) 5. Open
mindedness
(membuka
pikiran) 6. Critical
Mindednes
(berpikir
kritis) 7. Negotiation
and
compromise
(Negosiasi dan Kompromi) 8. Persistence (gigih)
mengindahkan aturan main (rule of
9. Compatsion ( belas kasih)
law), berpikir kritis dan kemampuan
10. Patriotism (patriotisme)
untuk mendengar, bernegosiasi dan
11. Courage (keberanian)
berkompromi merupakan karakter
12. Tolerance
yang sangat diperlukan. Budimasyah (2008: 61)
juga
dan
hak
of
ambiguity
(Toleransi) Suryadi
mengemukakan
Dapat
disimpulkan
bahwa
indikator dari civic disposition atau
bahwa watak kewarganegaraan dapat
watak
berkembang secara perlahan secara
karakter privat dan publik. Dimana
perlahan sebagai akibta yang telah
karakter publik adalah watak-watak
dipelajari dan dialami oleh seseorang
yang telah dimiliki individu dengan
di rumah, sekolah, komunitas, dan
cara belajar dan karakter publik
organisasi-organisasi civil society.
muncul karena seorang individu
CEE ( Center of Civic Education)
berinteraksi dengan individu yang
dalam
lain. Watak-watak kewarganegaraan
Winataputra
dan
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
kewarganegaraan
adalah
Lestari
142
meliputi kesopanan, menghormati
untuk
hak individu orang lain, patuh
mungkin
kepada
informasi
hukum,
jujur,
membuka
mengeksplorasi. menghasilkan tentang
Literatur sedikit fenomena
pikiran, berpikir kritis, negosiasi dan
penelitian, dan anda perlu belajar
kompromi,
lebih banyak dari peserta melalui
gigih,
belas
kasih,
patriotis, keberanian, toleransi.
eksplorasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
METODE PENELITIAN Penelitian ini
menggunakan
Suryasubrata
desain penelitian dengan pendekatan
menjelaskan
kualitatif.
penelitian
Penelitian
merupakan
kualitatif
penelitian
(1983; tentang studi
kasus
22), tujuan adalah
yang
mempelajari secara intensif tentang
dieksplorasi dan memperdalam dari
latar belakang keadaan sekarang dan
suatu
atau
interaksi lingkungan sesuatu unit
lingkungan sosial yang terdiri dari
sosial seperti individu, kelompok,
pelaku, kejadian, tempat dan waktu
lembaga atau masyarakat. Berangkat
(Satori dan Komariyah, 2010:43).
dari
Kemudian
kegiatan
fenomena
sosial
Creswell
(2012:16)
pentingnya
implementasi
ekstrakurikuler
dalam
mengungkapkan bahwa penelitian
pembentukan
kualitatif yaitu:
kewarganegaraan peserta didik di
“qualitative research is best suited to
SMA Negeri 12 Semarang yang
address a research problem in which
berada di jalan Ungaran - Gununpati
you do not know the variables and
No 22. Partisipan dalam penelitian
need to explore. The literature might
ini adalah wakil kepala sekolah
yield little information about the
urusan
phenomenon of study, and you need
ekstrakurikuler
to learn more from participants
Pembina ekstrakurikuler Jurnalistik,
through exploration”
pembina ekstrakurikuler ROHIS dan
Menurut Creswell penelitian kualitatif
paling
cocok
untuk
mengatasi masalah penelitian dimana
kesiswaan,
keretampilan
Pembina PASKIBRA,
KIR. Serta bebrapa angota kegiatan ekstrakurikuler paskibra, jurnalistik, rohis dan KIR.
anda tidak tahu variabel dan perlu
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
143
Sebagaimana
HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian
ini
akan
dikemukakan
yang
NZ
(wakil
mendeskripsikan temuan penelitian
sekolah
mengenai
kegiatan
mengatakan bahwa watak merupakan
ekstrakurikuler dalam mengembang
tabiat atau bisa disebut karakter yang
kan watak kewarganegaraan peserta
dimiliki oleh semua orang termasuk
didik.
observasi
dengan peserta didik. Watak baik
yang
dibentuk dan dikembangkan melalui
dilaksanakan di SMA Negeri 12
kegiatan apa saja seperti proses
Semarang
belajar mengajar atau kegiatan lain di
implementasi
Berdasarkan
kegiatan
ekstrakurikuler
kurikuler
terdiri yang
dari
individual
ekstra atau
urusan
kepala
sekolah.
kesiswaan)
Begitupun
kegiatan
kelompok. Kegiatan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler sangat mendukung
individual, mengembangkan bakat
untuk
dan
didik
mengembangkan watak-watak baik
sedangkan
kepada semua peserta didik sepertri
secara
keterampilan
peserta
individual,
membentuk
kegiatan ekstrakurikuler kelompok
sopan,
mengembangkan
toleransi,
bakat
dan
jujur,gigih,
dan
patriotisme
bernegosiasi,
perasaan
keterampilannya secara kelompok.
kasihan atau lebih tepatnya simpati
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA
dan
Negeri 12 Semarang merupakan
menjadikian
wahana atau wadah yang tepat dalam
mempunyai
mengembangkan
akademiknya bagus ditambah dengan
keterampilan
itu
sangat
berguna
peserta
untuk
didik
agar
intelektual
kewarganegaraan dari peseta didik.
watak
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra,
ekstrakurikuler
jurnalistik, kerohanian islam dan
KIR, jurnalistik, Rohis atau kegiatan
karya ilmiah remaja mengajarkan
ekstrakurikuler
dan
watak
mengembangkan watak baik peserta
peserta
didik dirasa sangat tepat dan sangat
mengembangkan
kewarganegaraan
kepada
yang
baik.
atau
Kegiatan
seperti paskibra,
yang
lain
dalam
didik seperti berkomunikasi, sopan,
berguna.
Seperti kegiatan ekstra
jujur,gigih, patriotisme toleransi, taat
kurikuler
di
pada hukum..
Semarang
SMA bahwa
Negeri
12
pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler bukan hanya
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
144
melatih siswa dalam hal bakat minat
bahwa
saja
bagaimana
sangat bisa dikembangkan dalam
bertabiat dan berperilaku dengan
kegiatan ekstrakurikuler Canopy atau
baik agar tercapai visi dari sekolah
jurnalistik. Watak yang seperti sopan
yakni agar membentuk peserta didik
dirasa masi dalam ranah kesopanan
berakhlak mulia.
karena
tetapi
tentang
watak
saat
kewarganegaraan
berkomunikasi
baik
AN sdelaku pembina Paskibra
kepada pembina dan pelatih atau
dan guru mata pelajaran PKn bahwa
anggota masih dengan cara yang
watak
sangat
baik. Menghormati hak individu
penting dimiliki oleh peserta didik.
orang lain, patuh kepada hukum
Pada dasarnya watak baik sudah
seperti bahwa jurnalistik mempunyai
dimiliki oleh semua peserta didik
peraturan
karena
sudah
dengan bidangnya dengan baik, tidak
belajar hal-hal itu dari lingkungan
datang terlambat dan tepat waktu, hal
keluarga. Peran sekolahlah yang
itu bisa dilakukan oleh para anggota
harus bisa mengembangkan sifat atau
jurnalistik. Kejujuran nampak dari
watak-watak yang baik itu dalam
apa yang ditulis oleh tim jurnalistik
kegiatan
ekstrakurikuler.
Watak
bahwa beritanya semuanya nyata,
tersebut
terdiri
Sopan,
membuka pikiran dan berpikir kritis
menghormati hak individu orang
terlihat saat para anggota selalu ingin
lain, patuh kepada hukum, jujur,
tahu mengenai hal-hal yang baru dan
membuka pikiran, berpikir kritis,
mau
negosiasi dan kompromi, gigih, belas
informasi sendiri baik itu bertanya
kasih,
langsung
kewarganegaraan
mereka
mungkin
dari
patriotisme,
keberanian,
seperti
mengolah
kepada
bekerja
dna
sesuai
mencari
pelatih
pantang menyerah. Karena hal itu
memanfaatkan
sangat berguna bagi semua peserta
benegosiasi dan kompromi jelas
didik dalam menjalani hidup dan
sudah sering dilakukan oleh para
bekal
angota
mereka
dalam
terjun
kemasyarakat.
jurnalistik
yang
seperti
ada.
dalam
mengajukan proposal iklan. Gigih
Kemudian wawancara
media
atau
dengan
menurut
dan belas kasih, patriotisme juga bisa
pembina
dikembangkan karena beberapa kali
Jurnalisitik MR yang mengatakan
memuat
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
berita
mengenai
Lestari
145
kebudayaan, karena sifat patriotisme
Pembina
karya
ilkmiah
yang harus dimiliki oleh para peserta
rremaja yakni SH juga mengemuka
didik buat berjuang di medan tempur
kan bahwa ekstra kurikuler KIR juga
tetapi dengan mau belajar mengenai
seperti
sejarah
yang
yang lain dimana di dalam kegiatan
berhubungan dengan indonesia bisa
menulis karya ilmiah semua anggota
dikatakan patriotisme. Keberanian
KIR dapat dilatih dan dikembangkan
dan toleransi. Karena pada dasarnya
seperti kesopanan terlihat dari sikap
pembina menekankan kepada semua
dan perilaku para anggota yang baik
anggora jurnalistik bahwa peserta
kepada
didik yang pintar secara akademik,
menghormati hak individu orang lain
berbakat
contoh
atau
tentang
sesuatu
jurnalistik
dan
kegaiatan
ekstrakurikuler
pembina
kecil
dan
saat
anggota,
ada
anggota
punya watak-watak seperti diatas
presentasi disimak dan diperhatikkan
agar menjadi manusia atau warga
dengan baik dan seksama. Perbuatan
negara yang seutuhnya dan baik.
yang mencerminkan patuh kepada
Kemudian
diperkuat
lagi
hukum yang dibuat dalam KIR dan
dengan pembina Rohis yakni FH
sekolah, jujur, membuka pikiran dan
yang
berpikir
mengatakan rohis adalah
kritis
seperti
anggota
kegiatan yang bersifat keagaaamn
mamun menganalisis masalah dan
terutama agama islam, jadi sudah
mencari
pasti dalam kegiatan ini semuanya
media yang mereka belum ketahui,
berdasarkan
dan
gigih, belas kasih, dan keberanian
ajaran islam, watak kewarganegaraan
karena saya selalu menuntut para
seperti
anggota
hukum-hukum
sopan, menghormati
hak
informasi
KIR
dari
agar
mempunyai
individu orang lain, patuh kepada
watak-watak
hukum, jujur, membuka pikiran,
memberikan persepsi tentang itu
berpikir
dan
semua karena hal itulah yang akan
kasih,
menjadikan semua anggota KIR
toleransi
dapat profesional dalam menulis dan
hampir sama dengan ajaran islam
melakukan penelitian yang berguna
yang intinya memberikan kebaikan
bagi orang banyak. Dan dari sikap-
kepada semua.
sikap
kritis,
negosiasi
kompromi,
gigih,
belas
patriotisme,
keberanian,
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
tersebut
seperti
berbagai
bisa
itu
dan
membekali
Lestari
146
kepada anggota KIR bahwasanya
11. Toleransi
dalam kehidupan nyata kelak ilmu
Proses pembentukan watak
yang bagus dan watak yang baik
kewarganegaraan
akan
dalam
sangat
berguna
dalam
kehidupan bermasyarakat.
wawancara
dokumentasi
bahwa
ekstrakurikuler
kegiatan
didik
ekstrakurikuler
paskibra dan jurnalistik terdiri dari
Berdasarkan temuan dari hasil observasi,
peserta
dan kegiatan
penilaian. bersama
pelaksanaan Perencaan
dengan
para
dan disusun anggota
dan
ektrakurikuler yang bertujuan agar
jurnalistik dapat mengembangkan
lebih tepat sasaran atau tepat guna.
keterampilan kewarganegaraan para
Perencanaan tersebut terdiri dari
peserta
mengikuti
pembentukan organisasi dan program
tersebut.
kerja yang dibuat bersama-sama.
Bahwasanya kegiatan ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaan pengembangan
sebagai kegiatan pelengkap dimana
watak
keterampilan-keterampilan
setiap
kegiatan
paskibra
perencanaan,
didik
yang
ekstrakurikler
yang
kewarganegaraan di dalam kegiatan
ekstrakurikuler
tidak bisa dikembangkan melalui
dilaksanakan berbeda-beda. Dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
pembelajaran
di
kelas.
paskibra
Keterampilan kewargenegaraan yang
keterampilan terlihat dikembangkan
dikembangkan
melalui
dalam
ekstrakurikuer
dapat
kegiatan dijabarkan
kegiatan
persiapan
pengambilan sabuk, dan persiapan
sebagai berikut.
lomba.
1. Sopan
terlihat
2. Patuh kepada hukum
ekstrakurikuler jurnalistik melalui
3. Jujur
kegiatan persiapan pembuatan dan
4. Membuka Pikiran
penerbitan majalah sekolah, dalam
5. Berpikir Kritis
ekstrakurikuler
6. Menghormati hak individu
dalam pertemuan rutin dan dalam
7. Negosiasi dan komunikasi
karya ilmiah terlihat dari persiapan-
8. Gigih
persiapan lomba KIR
9. Patriotisme 10. Belas kasih Keberanian
Watak di
kewarganegaraan dalam
ROHIS
kegiatan
terklihat
Sementara di dalam penilaian bahwa nilai kegiatan ekstrakurikuler
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
147
akan dimasukan ke dalam nilai rapor, bahwasanya
pembina
memberikan
penilaian
di
Seperti
halnya
dalam
diamantakan
dalam
dalam
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan
No
beberapa kriteria seperti absensi atau
Ekstrakurikuler
kehadiran, jabatan yang dipegang,
dan Menengah, bahwa ruang lingkup
prestasi
kegiatan
ditorehkan,
dan
kemampuan yang lebih baik. Deskripsi menyebutkan kewarganegaraan dengan
baik
hasil
Tentang
Pendidikan Dasar
yakni
meliputi kegiatan
penelitian
ekstrakurikuler yang diikuti oleh
bahwa
watak
peserta didik secara perorangan dan
dapat
dibentuk
kelompok
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti oleh
Semarang. Hal tersebut diindikasikan kegiatan
2014
ekstrakurikuler
individual,
ekstrakurikuler di SMA Negeri 12
dari
Tahun
yang
kegaiatan ekstrakurikuler terdapat
yang
62
apa
observasi
yang
dilakukan
oleh
peneliti
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler
dapat
yakni
peserta didik secara berkelompok. Watak kewarganegaraan yang dikembangkan
dalam
Negeri
12
Semarang
dijabarkan sebagai berikut.
mengembangkan
1. Sopan
kewarganegaraan peserta didik yang
2. Patuh kepada Hukum
aktif
3. Jujur
mengikuti
kegiatan
kegiatan
ekstrakurikuler paskibra di SMA
dijadikan wahana yang bagus dalam watak
kegiatan
dapat
ekstrakurikuler baik yang bersifat
4. Membuka Pikiran
individual ataupun yang bersifat
5. Berpikir Kritis
kelompok. Dimana di SMA Negeri
6. Menghormati hak individu orang
12
Semarang
ekstrakurikuler
ada
kegiatan
yang
bersifat
lain 7. Negosiasidan kompromi
individu seperti KIR dan ada juga
8. Gigih
yang
seperti
9. Patriotisme
islam,
10. Keberanian
sifatnya
paskibra,
kelompok
kerohanian
jurnalistik dan lain sebagainya.
11. Toleransi
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
148
Hal di atas mengindikasikan bahwa
kemampuan
keterampilan
atau
untuk
menjadi
warganegara yang baik diajarkan di sekolah
melalui
kegiatan
a. Mengembangkan potensi siswa secara
optimal
meliputi
dan
terpadu
bakat,minat
dan
kreativitas. b. Memantapkan kepribadian siswa
ekstrakurikuler. Sedangkan Cogan
untuk
dan Derricott (1998) mengemukakan
sekolah
konsep
a
pendidikan sehingga terhindar
society.
dari usaha dan pengaruh negatif
Berdasarkan pendapat di atas maka
yang bertentangan dengan tujuan
kompetensi
pendidikan.
a
constituent
meliputi
citizen
sebagai
member
of
kewarganegaraan
pengetahuan,
nilai
dan
mewujudkan
ketahanan
sebagai
lingkungan
c. Mengaktualisasikan
potensi
sikap, serta keterampilan yang sangat
siswa dalam pencapaian prestasi
berguna
unggulan sesuai bakat dan minat
dan
bermanfaat
bagi
kehidupan seorang warga negara.
d. Menyiapkan siswa agar menjadi
Lebih lanjut Adnan (2005: 67) warga
warga negara dan masyarakat
negara yang memiliki keterampilan
yang
(civic
watak
demokratis, menghormati hak-
kewarganegaraan (civic disposition)
hak asasi manusia dalam rangka
akan menjadi warga negara yang
mewujudkan masyarakat madani
memiliki komitmen kuat.
(civil society).
skills)
Hal
dan
tersebut
membuktikan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Semarang dalam menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan Kesiswaan, pada pasal 1 menyatakan bahwa tujuan pembinaan kesiswaan adalah sebagai berikut.
Hal
berkahlak
tersebut
mulia,
disebabkan
bahwa dampak dari adanya kegiatan ekstrakurikuler dan aktifnya peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler memberikan tempat dan wahana yang baik bagi peserta didik dalam mengembangkan
bakat
dan
keahliannya sesua dengan kreativitas yang
mereka
miliki.
Sehingga
memberikan kegiatan yang positif yang mengarah kepada kebaikan
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
149
peserta didik, serta melatih dan
kegiatan yang berkaitan dengan
mengembagkan kemampuan peserta
usaha mempertebal ketakwaan
didik agar bisa menjadi warganegara
terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
yang baik
latihan
yang
nantinya
akan
menjadi bekal dalam kehidupannya di dalam kegiatan bermasyarakat.
kepemimpinan
sebagainya. c. Untuk
Sama halnya Wahjosumidjo
membina
keterampilan.
ekstrakurikuler harus bertujuan:
mengacu
memperdalam
dan
arti
Kegiatan
kearah
ini
kemampuan
mandiri, percaya diri dan kreatif.
memperluas pengetahuan siswa, dalam
dan
menongkatkan bakat, minat dan
(2008; 264-265) bahwa kegiatan
a. Untuk
dan
Proses
pengembangan
memperkaya,
keterampilan peserta didik melalui
serta
kegiatan ekstrakurikuler di SMA
mempertajam,
memeperbaiki pengetahuan para
Negeri
siswa yang berkaitan denagn
mengindikasikan
mata pelajaran-mata pelajaran
dalam
sesuai dengan program kurikuler
kegiatan
yang
ini
mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dilaksanakann melalui berbagai
dan penilaian. Perencanaan dalam
macam bentuk seperti lomba
kegiatan
mengarang, baik yang bersifat
umum
esai maupun yang bersifat ilmiah,
tahunan pembinaan kesiswaan dibuat
seperti
wakil
ada.
Kegiatan
penemuan
penelitian,
melalui
pencermaran
lingkungan,
narkotika
dan
sebagainya. b. Untuk
pemantapan
pembentukan kepribadian
Semarang bahwa
proses
mengimplementasikan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler atau
kepala
menyusun
sekolah
adalah
secara program
urusan
kesiswaan yang bekerjasama dengan kepala sekolah, komite sekolah serta guru kemudian diserahkan kepada
melengkapai
pembinaan,
12
upaya
para guru yang ditelah diberi tugas
dan
untuk menjadi pembina kegiatan
nilai-nilai siswa.
ekstrakurikuler.
Kegiatan
Proses kegiatan ekstrakurikuler
semacam ini dapat diusahakan
dimulai dengan penyusunan rambu-
melalui PPBN, baris berbaris,
rambu tentang mekanisme program
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
150
pengembangan diri melalui kegiatan
meliputi:
(1)
modelling,
ekstrakurikuler yang disusun oleh
engaging,
dan
(3)
wakil
Sementara penilainya secara umum
kepala
sekolah
bagian
integrating.
kesiswaan dan rambu-rambu tersebut
telah
terdiri
diseragamkan bahwa peserta didik
atas
kebutuhan,
keragaman bakat,
potensi,
minat
dan
disepakati
(2)
dapat
bersama
dikatakan
berpartisipasi
kepentingan peserta didik dan satuan
dengan
pendidikan (Kusuma, 2009: 6). Inti
ekstrakurikuler antara lain absensi
kegiatan-kegiatan
atau presensi, kehadiran, jabatan
disesuaikan
ekstrakurikuler
dengan
kegiatannya
yang
baik
dan
dalam
dipegang,
kegiatan
prestasi
yang
kemudian di musyawarahkan dengan
ditorehkan, dan kemampuan yang
ketua umum dan segala instruktur
lebih baik.
yang ada di kegiatan ekstrakurikuler tertentu dalam hal tersebut adalah peserta
didik,
untuk
Pada intinya bahwa kegiatan
proses
kegiatan
ekstrakurikuler
ekstrakurikuler merupakan wahana
mengacu pada perencanaan yang
untuk mengembangkan bakat dan
telah dibuat tersebut dan dalam
minat para peserta didik, dimana
dalam waktu tertentu dan tidak
dalam
memungkinkan kadang menyimpang
peserta didik dapat memilih sendiri
sedikit dari apa yang telah tercantum
peminatan
dalam perencanaan kemudian cara
kemampuan
dan
pengajarannya menggunakan cara
dimilikinya.
Selain
atau metode yang beragam untuk
kegiatan ekstrakurikuler bisa menjadi
materi-materi tertentu para pembina
wahana
dan pelatih biasanya ceramah dan
membentuk
dokumentasi, untuk kegiatan seperti
keterampilan kewarganegaraan dari
baris
peserta
berbaris,
sedangkan
SIMPULAN
fotografi
dengan
kegiatan
yang
yang dan
didik.
peragaan dan simulasi. Seperti yang
keterampilan
dikemukakan
mencakup
Fadlan
(2010:
4)
ekstrakurikuler
sesuai
dengan
bakat
yang
itu
dalam
tepat
dalam
mengembangkan
Pembentukan kewarganegaraan
intellectual
dan
strategi yang digunakan agar lebih
participation skill yang terlihat di
tepat
dalam kegiatan ekstrakurikuler.
guna
bagi
peserta
didik
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
151
DAFTAR PUSTAKA Adnan, M (2005). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic education) di Era Demokrasi. Vol.4 No 1, pp: 63-76. Aprilia, D (2013). Kenakalan Remaja, Faktor, dan Penanggulangannya. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan 2013 Universitas Negeri Semarang. Diakses: http://jurnalilmiahtp.blogspot. com/2013/12/kenakalanremaja-faktor-dan.html. Asmani, J. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Pers. Budimansyah, D. (2010). Penguatan pendidikan kewarganegaraann untuk membangun karakter bangsa. Bandung: Widya Aksara. Cogan, J.J. dan Derricott, R. (1998).Citizenship for the 21st Century: an International Perspectiva on Education. London: Kogan Page. Creswell, J (2012). Educational reserach: planing, conducting, and evaluating quantitativ and qualitative research. Ebook Fadlan, A. (2010). Strategi Peningkatan Calon Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran Aktif melalui MEI (Modelling, Enganging, Interacting).Jurnal Kependidikan Dasar. Vol. I No. 1, pp: 22-31.
Ishartiwi (2009). Model Inkkusif layanan Khusus Pembinaan Siswa Cerdas Istimewa/ Berbakat Istimewa Berbasis Sumber Daya Daerah. Jurnal Pendidikan Khusus. Vol. 5 No. 2, pp 1-11. Karim. (2013). Pengaruh keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar dan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Matematika. JMP Matematika. JPM IAIN Antasari.Vol. 1 No. 1, pp 1-8. Lestari, B (2006). Upaya Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol.3 No. 1, pp: 17-24. Muchson. (2003). kewarganegaraan. Depdiknas.
Etika Jakarta:
Prasetyo, W. (2010). Pengembangna Ekstrtakurikuler Panahan Sebagai Wahana Membentuk Karakter Siswa. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Vol. 7 No. 2, pp 1-8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. No 62 tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Pujowinarto, T. (2010) Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) Sebagai Wahana Pendidikan Karakter Sadar Hukum Atas Hak Kekayaan Intelektual.Jurnal Acta Civicus, 3 (2), 27-40.
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari
152
Purna, C. (2011). Kompetensi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kecamatan Bantul. Jurnal Citizenship. Vol 1 No. 1, pp 19-27. Suryosubroto. (2009). Proses belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Susanti, R. 2013. Penerapan Pendidikan Karakter Dikalangan Mahasiswa. Jurnal Al Talim. Jilid 1 No 6, pp 480-487 Wahjosumidjo (2008). Kepemimpinan kepala sekolah tinjauan teoritis dan permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers. Winataputra dan Budimansyah, D (2007). Civic education konteks, landasan, bahan ajar, kultur kelas. Bandung: Program Sudi SPS PKn UPI.
UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 136-152 ISSN : 2541-6693
Lestari