22
BAB II KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DAN MENGEMBANGKAN BAKAT
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan 1. Pengertian Ekstrakurikuler Keagamaan Ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh peserta didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.1 Sedangkan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dalam bukunya B. Suryosubroto adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau diluar jam sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.2 Menurut Rohmat Mulyana, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk melatih
1
Bangka Pos, http://bangka.tribunnews.com/2014/01/17/pengembangan-minat-danbakat-siswa-dengan-ekstrakurikuler/. (17 Januari 2014). Diakses, 16 September 2015. 2 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Cet. 2, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 287.
22
siswa pada pengalaman-pengalaman nyata.3 Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan aspekaspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.4 Kegiatan keagamaan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan membiasakan peserta didik untuk berakhlak mulia. Manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan ini terjadi dan berlangsung seumur
hidup
baik
dilingkungan
keluarga,
sekolah,
maupun
dimasyarakat.5 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, yaitu dilakukan diluar jam pelajaran
tatap
muka/pelajaran
bertujuan
untuk
memperkaya,
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
3
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 162. 4
Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter di SD (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 107. 5 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 76.
23
dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, juga pada umumnya merupakan kegiatan pilihan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT., dan membiasakan peserta didik untuk berakhlak mulia. 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Kegiatan pengalaman
ekstrakurikuler
belajar
yang
yang
memiliki
merupakan nilai-nilai
seperangkat
manfaat
bagi
pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.6 Jadi, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minat serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler.
6
B. Suryosubroto, op. cit., hlm. 288.
24
Tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diterapkan di madrasah adalah untuk menghargai dan menghormati kitab sucinya yaitu Al-qur'an, menumbuh kembangkan sifat cinta terhadap agama, khususnya pada kitab suci Al-quran serta untuk melestarikan budaya Islami. Tetapi terkadang aplikasi praktiknya kegiatan ekstrakurikuler cenderung kurang menunjukkan hubungan signifikan dengan tujuan-tujuan yang tertera dalam kurikulum.7 Banyak siswa yang tidak memahami arti penting dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut, yang mereka tahu hanya bersenang-senang dan mendapat pengakuan dan posisi dilingkungan teman-teman sebayanya, tanpa menyentuh pada ranah tujuan pendidikan yang berusaha direalisasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut dan lebih diorientasikan pada kepentingan jangka pendek saja yaitu perolehan nilai akhir yang tinggi. 3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran III bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki empat fungsi yaitu antara lain a. Fungsi pengembangan, yakni untuk mendukung perkembangan personal pserta didik melalui perluasan minat, pengembangan
7
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 187.
25
potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan. b. Fungsi sosial, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. d. Fungsi persiapan karir, yakni untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas. Program ekstrakurikuler bagi satuan pendidikan sebenarnya memiliki beberapa fungsi terhadap satuan pendidikan (sekolah). Menurut Ahmad Yani sekurang-kurangnya ada empat fungsi yaitu: a. Pendukung kegiatan kurikuler. Sekolah dapat memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai "sarana" dalam kegiatan penilaian sikap spiritual dan sosial peserta didik. Menurutnya penilaian sikap melalui aktivitas ekstrakurikuler lebih objektif karena dapat dilakukan secara terus menerus dan dalam waktu yang "tidak" disadari oleh peserta didik. Umumnya, jika penilaian sikap
diketahui maka mereka akan berpura-pura
supaya mendapat penilaian yang terbaik. b. Kebanggaan bagi warga sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi unggulan sekolah secara langsung atau tidak langsung menumbuhkan rasa bangga sebagai warga sekolah. Dengan 26
merasa bangga terhadap prestasi yang dibina dalam kegiatan ekstrakurikuler
menimbulkan
solidaritas
dan
kedekatan
hubungan antara guru, peserta didik, dan pihak lainnya. c. Sarana promosi sekolah. Gagasan ini telah banyak ditangkap oleh sekolah yang ingin menggenjot "rating" atau nama baik sekolahnya.
Mereka
membiaya
berbagai
kegiatan
ekstrakurikuler sehingga peserta didik menjadi jago di berbagai ajang perlombaan. Secara sistematis, juara-juara kegiatan ekstrakurikuler dijadikan sarana promosi bagi sekolah yang sangat murah. d. Perekat komunikasi antar stakeholder sekolah. Biasanya dalam kegiatan ekstrakurikuler banyak kegiatan untuk mengundang stakeholder. Sebut saja dalam upacara pelantikan-pelantikan, orang tua atau komite sekolah diundang hadir ke sekolah. Dengan demikian jalinan hubungan antar stakeholder sekolah akan menjadi sangat dekat.8 4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Jenis kegiatan ekstrakurikuler dibagi dua yaitu ada yang wajib dan pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu tidak memungkinkan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah kepramukaan yang berlaku sejak di SD/MI, SMP/MTs,
8
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 192-195
27
sampai SMA/SMK. Sedangkan ekstrakurikuler pilihan merupakan program yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Contoh kegiatan ekstrakurikuler pilihan antara lain OSIS, UKS dan PMR, atau kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan untuk mendukung kegiatan mata pelajaran, misalnya klub olah raga seperti klup sepak bola, klub voli dan lain-lain.9 Menurut Amir Daien dalam buku karangan B. Suryosubroto, kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan periodik. a. Kegiatan ekstrakurikuler yang betrsifat rutin atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program satu kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama. Contohnya: latihan Volly, bola basket, sepak bola dan lain sebagainya. b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja. Seperti: lintas alam, kemping dan lain-lain.10 Menurut Hadari Nawawi, jenis kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas. a. Pramuka (Praja Muda Karana) b. Olahraga dan kesenian 9
Ibid., hlm. 191. B. Suryosubroto,op. cit., hlm. 288.
10
28
c. Kebersihan dan keamanan Sekolah d. Tabungan Pelajar dan Pramuka (Tapelpram) e. Majalah sekolah f. Kantin sekolah g. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)11 Program keagamaan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler misalnya adalah, ekstra dakwah, tilawah al-Qur'an, pengajian halaqah, peringatan hari besar Islam dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Atau juga dapat melalui program kegiatan keagamaan yang secara terintegrasi dengan kegiatan lain. 12 Namun dalam hal ini yang akan diteliti oleh peneliti adalah mengenai kegiatan ekstrakurikuler keagamaan (simtudurror dan seni baca al-Qur’an). 5. Prinsip-prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Dengan
pedoman
pada
tujuan
dan
maksud
kegiaan
ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler keagamaan. Menurut Oteng Sutisna, prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah: a. Semua murid, guru dan personal administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program. b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental. c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. d. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasil. 11 12
Ibid., hlm. 289-290. Heri Gunawan, op. cit., hlm. 76.
29
e. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang, dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa. f. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. g. Program harus dinilai berdasarkan sumbangnnya kepada nilai-nilai pendiidkan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya. h. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar sebagai tambahan atau sebagai kegiatan yang bersiri sendiri. Dalam
usaha
membina
dan
mengembangkan
program
ekstakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa. b. Jenis kegiatan tidak membebani siswa. c. Memanfaatkan potensi alam lingkungan. d. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.13 Berdasarkan sasaran dari kegiatan ekstrakurikuler (siswa), maka prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam ekstrakurikuler adalah. a. Individual, yaitu sesuai dengan potensi, bakat, dan minat siswa secara individual. b. Pilihan, yaitu sesuai dengan keinginan dan diikuti secara suka rela oleh siswa.
13
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritika untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 58.
30
c. Keterlibatan aktif, yaitu menuntut keikutsertaan siswa secara penuh. d. Menyenangkan, yaitu kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana menggembirakan dan menimbulkan kepuasan siswa. e. Etos kerja, yaitu dapat membangun semangat siswa untuk bekerja dengan baik dan berhasil. f. Kemanfaatan sosial, yaitu dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.14 6. Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan a. Peran
dan
Tugas
Guru/Kepala
Sekolah
dalam
Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, tugas guru antara lain memberikan rangsanagan dan motivasi serta arahan-arahan pembinaan mulai dari persiapan, pelaksanaan, penilaian, dan upaya pengembangan. Selama kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, peranan guru/ Kepala Sekolah adalah sebagai berikut. 1) Sebagai motivator, memberikan rangsanagn dan dorongan kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan, kelompok, maupun klasikal.
14
Aprianto, http://apri76.wordpress.com/2009/05/11/ekstrakurikuler-pai-dan-diklat-gmppai/httm. (11 Mei 2009). Diakses, 10 Juni 2015.
31
2) Sebagai fasilitator/tutor, memberikan materi dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. 3) Sebagai dinamisator/akseletator, mendorong aktivitas siswa agar dapat melakukan kegiatan yang lebih banyak dan lebih bervariasi dari segi kualitas dan kreativitas siswa. 4) Sebagai
konselor,
memberikan
bimbingan
dan
menjadi
narasumber, tempat berkonsultasi untuk kegiatan dari tahap persiapan,
pelaksanaan,
penilaian,
tindak
lanjut,
dan
penegmbangnnya.15 b. Pembina Ekstrakurikuler Keagamaan Pembina ekstrakurikuler adalah guru atau petugas khusus yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk membina kegiatan ekstrakurikuler. Adapun
tugas-tugas
seorang
pembina
kegiatan
ekstrakurikuler oleh Made Pidarta dikatakan sebagai berikut. 1) Tugas mengajar (a) Merencanakan aktifitas (b) Membimbing aktifitas (c) Mengevaluasi 2) Ketatausahaan (a) Mengadakan presensi 15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 43-48.
32
(b) Menerima dan mengatur keuangan (c) Mengumpulkan nilai (d) Memberikan tanda penghargaan 3) Tugas-tugas umum Mengadakan pertandingan, pertunjukan, perlombaan, dan lain-lain. Selain tugas-tugas utama diatas, Pembina juga mempunyai tugas tambahan, yaitu: (a)
Mengadakan pra-survei, maksudnya adalah apabila suatu kegiatan akan dilakukan diluar lingkungan sekolah, Pembina terlebih dahulu mengadakan pengamatan ketempat tersebut untuk mengetahui tepat tidaknya lokasi tersebut dikunjungi dan dapat merencanakan segi keamanannya bagi siswa.
(b)
Mengadakan presensi untuk tiap kali latihan.
(c)
Menerima uang khusus, misalnya uang tabungan, iuran pembelian buku dan sebagainya.
(d)
Memberikan penilaian terhadap prestasi siswa tiap semester kemudian dimasukkan kedalm nilai rapor.
(e)
Tugas umum, yaitu mengantar ke tujuan apabila aktifitas dilakukan diluar lingkungan sekolah, seperti pertandinganpertandingan.16
16
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Malang,: Sarana Press, 1986),
hlm. 35.
33
B. Mengembangkan Bakat 1. Pengertian Bakat Bakat merupakan talenta untuk membangun kekuatan pribadi anak dimasa mendatang. Seseorang dikatakan mempunyai bakat terhadap kegiatan tertentu ketika ia merasakan kelegaan dan kenikmatan
serta
apabila
gembira
mengerjakannya
dan
membicarakannya, juga ketika ia berusaha atas dasar keinginannya untuk menampakkan seluruh tenaganya guna mencapai hal itu. Pengalaman menyinari bakat dan bakat didapat melalui belajar, baik berhubungan dengan mapel, permainan, pikiran dalam menjawab tekateki.17 Sedangkan menurut Utami Munandar yang mengadopsi definisi dari U.S. Office of Education (USOE) anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan
yang
unggul.
Anak-anak
tersebut
memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan diluar jangkauan program sekolah agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi: a. Kemampuan intelektual umum 17
G. Fedric Kuder dan Blace B. Paulson, Mencari Bakat Anak, (Jakarta:Bulan Bintang, 1982), hlm. 12-13.
34
b. Kemampuan akademik khusus c. Kemampuan berpikir kreatif-produktif d. Kemampuan memimpin e. Kemampuan dalam salah satu bidang seni f. Kemampuan psikomotor (seperti dalam olah raga)18 Menurut C. Semiawan dkk dalam buku karangan Yudrik Jahja mendefinisikan bahwa bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat pada suatu bidang tertentu dengan kualitas yang berbeda-beda. Bakat yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu memungkinkannya mencapai prestasi pada bidang ini. Untuk itu diperlukan adanya latihan, pengetahuan, dorongan asosiasi dan moral (social and moral support) dari lingkungan yang terdekat. Bakat yang ada bersifat akademik dan nonakademik. Bersifat akademik berhubungan dengan pelajaran dan bersifat non-akademik berhubungan dengan bakat dalam bidang sosial, seni, olahraga, serta kepemimpinan.19 Dari pemaparan definisi bakat diatas, maka dapat disimpulkan anak berbakat adalah anak yang cerdas, kreatif, mempunyai minat pada bidang tertentu yang secara tekun dan konsisiten mengembangkannya serta memiliki dorongan untuk meraih prestasi dalam bidang tertentu
18
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 23. 19 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Cet. 3, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 68.
35
dan mereka memiliki talenta atau kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki orang lain baik yang berasal dari keturunan atau dari lingkungan belajar. 2. Karakteristik Anak Berbakat Seorang anak berbakat biasanya dapat diidentifikasi secara umum melalui karakteristik sebagai berikut. a. Anak akan dengan mudah melakukan/mempelajari hal yang menjadi bakatnya tanpa ada campur tangan orang lain. b. Anak akan senang/tak merasa terbebani untuk berlatih atau mencoba berkreasi dengan lebih challenging. Bila bermain piano maka
ia
akan
menyukai
improvisasi.
Senang
melakukan
eksperimen dengan menggabung-gabungkan sendiri, misalnya untuk lagu-lagu klasik bila dimainkan menggunakan beat pop/jazz/dangdutan. c. Anak menyukai kreasi dan memiliki apresiasi (pemahaman dan penghargaan) yang tinggi terhadap hal yang menjadi bakat dan minatnya. Apabila ia menyukai aktivitas bermain piano, maka ia juga menyukai kegiatan mendengarkan orang lain bermain piano. Ia dapat pula melihat/menganalisa secara detail teknik bermain piano yang dilakukan orang lain maupun lagunya. d. Anak tidak pernah merasa bosan dan slalu "mencari" kegiatan yang berhubungan dengan keberbakatannya. Ia memiliki motivasi internal yang sangat kuat. 36
e. Anak biasanya mempunyai kemampuan pada bidang tersebut yang amat menonjol sekali dibanding dengan kemampuan lainnya. f. Tanpa digali kemampuannya sudah muncul sendiri.20 Mooji (1991a) juga mengungkapkan beberapa ciri-ciri atau gejala yang bisa digunakan untuk melihat anak yang memiliki karakteristik sebagai anak berbakat (gifted), antara lain. a. Sangat pandai dalam hal: bicara, melakukan abstraksi, generalisasi mulai dari hal yang sederhana sampai istimewa, pemahaman terhadap pengertian-pengertian dan peletakan hubungan. b. Mempunyai rasa ingin tahu, intelektualitas yang besar. c. Mudah menerima pelajaran. d. Mempunyai bidang minatan yang luas. e. Mempunyai perhatian yang besar pada pemecahan masalah dan melakukan realisasi berbagai minatnya. f. Penggunaan bahasa baik secara kualitas maupun kuantitas berada diatas teman sebaya. g. Mandiri dan sangat efektif dalam bekerja. h. Dapat membaca diusianya yang sangat dini. i. Mempunyai kemampuan observasi yang baik. j. Menunjukkan inisiatif dan orisinalitas dalam kerja intelektual. k. Bereaksi secara alert dan cepat mendapatkan ide-ide baru. l. Cepat mengingat sesuatu. 20
Agnes Tri Harjaningrum, et al., Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 77.
37
m. Mempunyai perhatian yang besar dalam hal-hal kemanusiaan. n. Mempunyai imajinasi yang luar biasa. o. Mudah mengikuti petunjuk yang kompleks. p. Pembaca cepat. q. Mempunyai banyak hobi. r. Senang membaca berbagai macam hal. s. Menggunakan perpustakaan secara efektif. t. Sangat pandai dalam matematika/berhitung, terutama dalam hal pemecahan masalah21 Berdasarkan karakteristik dan ciri yang diungkapkan diatas maka dapat dipahami bahwasannya ketika kita telah memahami dan melihat gejala yang nampak pada diri anak, dari sana kita dapat membuat strategi untuk mengembangkan keberbakatan yang sesuai dengan ciri-ciri yang terlihat pada diri anak tersebut, agar arahan dan dorongan yang kita berikan kepada mereka sangat sesuai dengan karakter yang sesungguhnya telah terbentuk dalam diri mereka. 3. Macam-macam bakat Berdasarkan cara berfungsinya, bakat dibedakan menjadi dua, yaitu. a. Kemampuan dibidang khusus misalnya, bakat melukis, bakat bakat musik dan lain sebagainya.
21
Ibid., hlm. 121.
38
b. Bakat khusus yang yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan dibidang teknik arsitek. Ada juga jenis bakat alam yaitu bakat turunan dan bakat kebiasaan,seperti. 1) Bakat alam. Bakat alam adalah bakat yang sudah ada sejak kita dilahirkan. Bakat ini mulai kelihatan ketika usia kita beranjak besar. Bakat alam terjadi karena suatu hal dengan sangat cepat tentunya dengan proses latihan. 2) Bakat turunan. Bakat turunan adalah bakat dari turunan orang tua atau keluarga. Contohnya, bapak anda pandai bermain gitar. Ternyata saat anda beranjak dewasa sangat menyukai musik dan mencoba bermain gitar. Tanpa disangka-sangka akhirnya anda pandai bermain gitar. 3) Bakat kebiasaan. Bakat ini muncul karena kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus. Tanpa disadari anda telah mengasah kemampuan yang terpendam selama ini, misalnya anda sering membantu ibu membuat kue kering. Karena terbiasa membantu ibu, maka anda hafal cara-caranya kemudian pandai membuatnya.22
22
Jamal Ma'mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak di Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 22-24.
39
4. Mengembangkan Bakat Dalam website Universitas Bina Nusantara dijelaskan beberapa hal yang harus ditempuh dalam Mengembangkan bakat. Diantaranya adalah sebagai berikut: a. Keberanian; berani memulai, berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dan lain sebagainya), dan berani bertarung. Dengan keberanian, kita bisa membuat jalan keluar dari berbagai kendala yang kita hadapi. b. Latihan. Bakat perlu selalu diasah, latihan adalah kunci keberhasilan. c. Dukungan lingkungan. Lingkungan ini mencakup manusia, fasilitas, biaya, dan kondisi sosial yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat. d. Memahami hambatan dan mengatasinya. Maksudnya, perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang terjadi, kemudian mencari jalan keluar untuk mengatasinya. e. Setiap orang pasti mempunyai bakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bakat yang dimiliki mereka pun bermacam-macam. Alangkah senangnya jika orang lain bisa memuji bakat kita. Dan biasanya banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki bakat yang hebat. Jadi,
40
memiliki bakat bisa dibilang sebuah anugerah tersendiri yang sepatutnya kita syukuri.23 Cara mengembangkan bakat tersebut menjadi pijakan bagi semua anak agar berani melakukan eksplorasi dan improvisasi bakatnya. Jangan sampe mereka merasa rendah diri, takut, dan pesimis. Justru bakat yang sudah diberikan Tuhan harus disyukuri dengan mengembangkannya secara maksimal agar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Lingkungan sangat mendukung perkembangan bakat. Oleh sebab itu, carilah lingkungan yang mendukung pengembangan bakat anak. 5. Kendala dalam Mengembangkan Bakat Kegiatan pengembangan bakat anak di sekolah sering kali berhadapan dengan berbagai persoalan. Diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sempitnya wawasan Sangat sulit mengharapkan program yang bagus dari wawasan yang sempit, eksklusif, dan picik. Maasnya membaca, mengikuti informasi aktual dan berpikir ke belakang menjadikan program penggalian dan pengembangan bakat berjalan pasif dan stagnan.
Sempitnya
pikiran
melahirkan
otoriterianisme,
sentralisme, dan diktatorisme yang memadukan demokrasi dan
23
Ibid., hlm. 42-43.
41
partisipasi public. Akhirnya sekolah berjalan dengan apa adanya, tanpa sentuhan kreativitas, dinamitas dan inovasi terus menerus. b. Hilangnya kekuatan visi dan misi sekolah Ketika terjadi perubahan dalam konteks pengetahuan, teknologi dan pengetahuan sosial, maka perubahan visi tidak terelakkan lagi agar relevansi program sekolah terus terjaga. Jika malas mengubah dan menyempurnakan visi dan misi, maka eksisitensi sekolah dalam jangka panjang dalam keadaan bahaya , karena terjadi irrelevance (ketidaksesuaian) antara program dan realita sosial. Bisa jadi sekolah kolaps dan tinggal cerita karena menolak perubahan, termasuk masukan program penggalian dan pengembangan bakat. c. Pasrah terhadap kekurangan dan keterbatasan Kekurangan dan keterbatasan ini terutama menyangkut sarana dan prasarana, mereka pasif dan tidak kreatif mencari solusinya, sehingga anak didik terbengkalai bakatnya. Mereka hanya pasrah terhadap keadaan tanpa mencoba hal-hal baru. Padahal kesuksesan akan terus menghampiri selama kita tidak berhenti berusaha. d. Sulitnya mencari bimbingan ahli Banyak sekolah yang kesulitan mencari tenaga pembimbing ahli yang mampu memotivasi dan menginspirasi anak didik untuk mengasah bakatnya. Namun, itu bukan berarti tidak ada dan tidak 42
bisa disiasati. Sekolah harus berani mengontrak secara professional tenaga ahli tersebut sambil melakukan kaderisasai secara sistematis dan fungsional. Sehingga dimasa depan lembaga tersebut melahirkan
kader-kader
ahli
yang
mampu
menggali
dan
mengembankan bakat yang variatif. e. Disfungsi Manajemen Manajemen berhasil
tidaknya
merupakan program.
eksekutor Banyak
yang
sekali
menentukan
program
yang
dirapatkan, namun tidak berjalan dilapanagn karena disfungsi manajemen. Manajemen yang diterapkan masih amburadul, tidak memiliki job-description yang jelas, serta tidak dilakukan evaluasi dan follow-up. Jika personil dimanajemen pasif dan apatis, maka program pengembangan anak akan terlantar tanpa kejelasan. f. Mandeknya kaderisasi Sekolah keterputusan
yang
mandek
program.
kaderisasi
Biasanya
program
akan
mengalami
tersebut
sangat
tergantung pada seseorang yang tentu saja mempunyai kesibukan, cita-cita dankompleksitas sendiri. Ketika pengmbangan bakat bergantung pada satu orang, maka sangat trentan terjadi masalah. Sbab
masalah
pribadi
dapat
berpengaruh
besar
terhadap
pelaksanaan suatu program . maka kaderisasi menjadi keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda demi eksistensi seolah dimasa depan. g. Terlalu materialis 43
Ada
juga
sekolah
yang
tidak
berjalan
program
pengembangan bakatnya karena personelnya terlalu materialis, tidak ada nilai perjuangan dan pengabdian. Menurut personel ini, setiap yang keluar harus dihargai dengan uang. Jika tidak demikian ia tidak melanjutkan program tersebut. Sekolah dalam kondisi yang pas-pasan tentu kesulitan diajak seperti itu. h. Rendahnya kesadaran orang tua Sebaik apapun program sekolah, jika dukungan dan dorongan dari orang tua anak didik minim, maka program tersebut sulit terlaksana dengan baik dan memuaskan. Anak pasti lebih termotivasi jika didukung orang tua. Jika orang tua perduli terhadap pendidikan anaknya, maka anak akan diarahkan mengikuti kursus dan aktif dalam program ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Sekolah harus aktif berkomunikasi dengan pihak orang tua untuk melaporkan perkembangan anak-anaknya. Hal ini supaya sang anak bisa terkontrol dan dibina dengan baik sesuai cita-cita dan target yang ingin dicapai. i. Lemahnya sektor pendanaan Dana selalu menjadi masalah klasik disetiap lembaga pendidikan. Dalam jangka panjang sekolah harus berusaha menciptakan sumber ekonomi sendiri sehingga bisa mandiri, tidak tergantung pada pemerintah dan pihak swasta lainnya.24
24
Ibid., hlm. 131-143.
44
6. Peran Orang Tua dalam Pengembangan Bakat Anak Orang
tua
merupakan
sosok
semestinya
yang
paling
mengetahui dan bertanggung jawab atas potensi anak. Karena anak lahir, tumbuh dan berkembang secara fisik dengan orang tua. Anak yang memiliki bakat tertentu jika tidak diberikan rangsanganrangasangan atau motivasi dari orang tua dan lingkungannya, maka anak tersebut tidak akan mampu memelihara bakatnya, apalagi mengembangkannya. Dengan menjadi advokat tangguh yang melindungi hak anak untuk dapat memenuhi kebutuhan proses kembangnya, maka orang tua berperan aktif dalam membantu proses tumbuh kembang anak itu sendiri. Menjadi advoat yang tangguh adalah dengan selalu kristis dan selalu mempertimbangkan kepentingan anak, menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan, serta mengaji dampak positif maupun negatif bagi keslangsungan hidup anak dimasa depan. Beberapa cara menjadi advokat tangguh bagi anak adalah. a. Kembangkan pengetahuan dan ilmu yang dimiliki berkaitan dengan kebutuhan si anak dan update selalu dengan tren perubahan yang ada. b. Berani memperjuangkan hak anak apabila dirasa si anak tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai, abaik disekolah, ditempat kesehatan, ataupun dilingkungan tempat anak tinggal.
45
c. Jangan enggan untuk terlibat langsung didalam proses pelayanan pendidikan dan mempertanyakan segala informasi maupun metode pengajaran yang diberikan sampai mendapatkan jawaban yang mencerahkan. d. Setiap koin selalu ada dua sisi, setiap keunggulan selalu ada kelemahan, gunakan prinsip ini dalam mengkaji dan menelaah hal-hal baru untuk pengambilan keputusan bagi anak dan jangan segan-segan untuk menannyakan resiko atau dampak negatif dari hal baru tersebut.25 Upaya mengembangkan bakat yang dimiliki anak sejak dini dapat memeberi dampak positif bagi perkembangan anak selanjutnya. Terbinannya bakat akan menjadikan suatu keterampilan. Tetapi adakalanya upaya berlebihan untuk mengembangkan bakat anak-anak dapat menimbulkan dampak negatif pada diri anak itu sendiri. Adakalanya orang tua yang menyadari bahwa anaknya memiliki bakat tertentu secara menggebu-gebu memaksa anaknya untuk mengkuti latihan-laihan tertetu dengan program yang demikian ketat. Orang tua dan guru dapat membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya akan perwujudan diri antara lain dengan. a. Menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu anak b. Menumbuhkan kepercayaan diri anak
25
Agnes Triharja Ningrum, et al., op. cit., hlm. 10-11.
46
c. Menumbuhkan sikap mandiri dan tanggung jawab terhadap diri sendiri d. Membantu anak mengenal bakat dan kemampuannya dan memberi kesempatan untuk mengembangkannya e. Menerima anak sebagai pribadi yang unik, yang mempunyai ciriciri khas yang berbeda dari anak-anak lain dan tidak menuntut dari anak untuk selalu melakukan hal-hal yang sama dengan anak-anak lain, atau yang sesuai dengan keinginan ibu, tetapi belum tentu sesuai dengan minat anak.26 Langkah-langkah yang dilakukan orang tua jika telah mengetahui bakat anaknya antara lain. a. Mengontrol langkah-langkah interaksi. b. Memahami permasalahan anak, membantu, mendekati, memenuhi kebutuhan mereka, dan menyediakan lingkungan yang sehat dan sesuai dengan perkembangan rasio dan fisiknya. c. Menciptakan situasi intelektual dalam rumah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. d. Mendorong anak untuk berinovasi sesuia dengan kemempuan, dan kecenderunagn mereka tanpa disertai tekanan. e. Mengembangkan rasa percaya diri dan memotivasi mereka untuk gigih, mengangkat moral, dan mengukuhkan perasaan positif terhadap diri mereka. Beberapa studi telah menemukan bahwa 26
Conny Semiawan, Utami Munandar, dan Agus Tangyong, Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini, Cet. 4, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 11-12.
47
perasaan merendah (down) itu merupakan salah satu sebab yang menghalangi kemajuan akal orang-orang berbakat dan unggul.27 7. Kiat Menggali dan Mengembangkan Bakat di Sekolah Sekolah merupakan tempat yang tepat untuk menggali dan mengembangkan bakat anak. Hal ini karena sedikit sekali orang tua yang sadar akan pentingnya mendeteksi dan mengembangkan bakat anak. Mayoritas mereka menyerahkan sepenuhnya masa depan anak mereka kepada sekolah. Mereka hanya menyiapkan kemampuan finansial yang dibutuhkan. Berikut
ini
kiat-kiat
sekolah
dalam
menggali
dan
mengembangkan bakat anak antara lain. a. Membuat ekstrakurikuler yang variatif Ekstrakurikuler merupakan wahana yang baik untuk mengasah bakat anak. Kegiatan tersebut dilaksanakan didalam atau diluar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasikan nilai-nilai atau berbagai aturan agama serta norma-norma sosial, baik lokal, nasional,
maupun
global.
Ekstrakurikuler
berfungsi
utuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak didik sesuia dengan potensi, bakat, dan minat mereka. Anak didik diajak bermusyawarah mengenai jenis-jenis ekstrakurikuler yang ingin
27
Amal Abdus-Salam Al-Khalili, Mengmbangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), hlm. 348.
48
diadakan sehingga program yang dicanangkan sesuai minat dan bakat mereka. b. Melengkapi sarana dan prasarana Pengembangan bakat harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana membutuhkan anggaran yang besar. Sekolah harus merancang untuk membuat skala prioritas sarana dan prasarana yang menjadi kecendetungan mayoritas anak didik. Artinya sarana dan prasarana dibangun setelah mengetahi bakat terbesar anak didik. Shingga ketersediaan sarana dan prasarana tersebut berdasarkan kebutuhan. c. Bekerjasama secara aktif dengan orang tua Orang tua merupakan sosok yang sangat mengetahui karakter, potensi, dan bakat anak. Informasi dari orang tua sangat penting bagi sekolah untuk mengembangkan bakat anak. Jangan sampai salah dalam menentukannya, karena berakibat fatal bagi masa depan anak. Konsultasi dengan anak seyogyanya terus dilakukan sekolah untuk memantapkan program penggalian dan pengembangan bakat. Langkah ini dilakukan agar timbul perhatian yang lebih dari orang tua kepada anak. d. Sering mengadakan kompetisi Disekolah kompetisi sangant menentukan pengembangan anak didik. Dengan kompetisi yang berlangsung secara regular, anak-anak termotivasi untuk mengambangkan bakat mereka 49
masing-masing secara terus menerus. Sebab mereka ingin membawa piala yang bisa dibanggakan dan dipersembahkan kepada orang tua mereka. e. Membuat tim pemandu bakat Tim pemandu bakat bertugas mencari tunas-tunas bermutu untuk dibina secara intensif, serta dijadikan duta dalam kejuaraankaejuaraan antar sekolah, baik level lokal, regional, nasional dan tradisional. Tim pemandu bakat harus bekerja sama dengan guru pembimbing ekstrakurikuler dan guru mata pelajaran untuk mengetahui kemampuan spesifik anak yang menjadi bakat terbesarnya. f. Mengikut sertakan anak didik dalam ajang kompetisi diluar sekolah Setelah matang "didalam" maka mengikutsertakan anak dalam ajang kompetisi diluar sekolah adalah keniscayaan. Ajang kompetisi diera globalisasi sebagai salah satu wahana pembuktian kualitas. Semakin banyak berpartisipasi dalam ajang kejuaraan diberbagai tempat dan negara, maka kematangan mental mereka akan teruji. g. Mendatangkan sang superstar didunia Salah satu cara menggerakkan cita-cita tinggi dan motivasi anak didik adalah mendatangkan sang idola, sang superstar dunia ke sekolah. Sehingga anak didik merasa yakin dan percaya bahwa 50
mereka mampu menyamai bahkan melebihi prestasi sang superstar. Walaupun sesaat namun kunjungan tersebut mempunyai arti yang besar pada anak didik. h. Mengadakan acara seminar bakat Untuk
memantapkan
pengembangan
bakat,
sekolah
mengadakan acara seminar dengan mengadakan orang-orang ahli dalam bidang tertentu. Sehingga langkah ini bisa mencerahkan dan memotivasi anak didik untuk berani melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan, berani mencoba hal-hal baru yang tidak terpikirkan dan dipikirkan orang lain. i. Memberikan penghargaan kepada anak didik yang berprestasi Dengan memberikan penghargaan kepada anak didik yang berprestasi, maka dapat mendorong mereka agar lebih keras lagi dalam meraih prestasi. Selain itu pemberian tersebut bertujuan memotivasi siswa-siswi lain agar belajar dan berlatih dengan keras.28
28
Jamal Ma'mur Asmani, op. cit., hlm. 149-174.
51