105
IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MTs. NEGERI MODEL MAKASSAR Oleh : SRI YUNARSI Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di MTs. Negeri Model Makassar; 2) Faktor – faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di MTs. Negeri Model Makassar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa guru mata pelajaran dan bidang kemahasiswaan yang dianggap mengetahui kondisi PMR di MTs. Negeri model Makassar dan para pengurus PMR pada tingkatan pengurus inti, koordinator dan anggota aktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawncara dan dokumentasi. Sementara, dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR mayoritas positif. Karena pada kegiatan PMR banyak program – program yang dijalankan dan sangat besar kontribusinya dalam rangka menanamkan karakter yang positif bagi peserta didik. Diantara program – progmnya antara lain : pelayanan kesehatan sekolah, pengadaan piket kebersihan, latihan rutin 1 kali/pekan, mengadakan bakti sosial, dan mengadakan kunjungan kesehatan. (2) Faktor - faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter peseta didik MTs. Negeri Makassar yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah dari dalam diri sendiri peserta didik dan kebijakan dari pihak madrasah. Dimana peserta didik yang semangat dalam mengolah potensinya dalam pengembangan karakter dirinya positif sangat didukung oleh tekat yang kuat dalam dalam dirinya dan juga adanya dukungan dari pihak madrasah dalam bentuk kebijakan yang diterapkan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang salah satu diantaranya Palang Merah Remaja (PMR). Kata Kunci: Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja, Pembentukan Karakter
106
ABSTRACT: This study aims to determine: (1) How the character of learners who follow extracurricular activities Red Cross Youth in MTs. Negeri Model Makassar; 2) Factors that influence the character formation of learners who follow extracurricular activities Red Cross Youth in MTs. Negeri Model Makassar. This research is qualitative descriptive research. The sample in this research are some subject teachers and student affair which are considered to know the condition of PMR in MTs. Makassar model country and PMR managers at the level of core board, coordinator and active members. Data collection techniques used observation, wawncara and documentation. Meanwhile, in this research data source obtained from primary and secondary data. The results showed that: (1) the character of learners who followed PMR activity was positive majority. Because in PMR activities many programs - programs that run and very large contribution in order to instill a positive character for learners. Among its programs include: school health services, cleanliness picket pickups, 1 / week routine training, social work, and health visits. (2) Factors that influence the formation of pesantren character of MTs. Negeri Makassar who participated in extracurricular activities of PMR is from within the students themselves and the policy of the madrasah. Where learners who are enthusiastic in processing their potential in the development of their positive character is strongly supported by a strong adhesive within him and also the support of the madrasah in the form of policies applied to learners to follow extracurricular activities which one of them Red Cross Youth (PMR) ). Keywords: Extracurricular Youth Red Cross, Character Formation
107
PENDAHULUAN Dalam proses pengembangan dan pembentukan karakter peserta didik tidak cukup hanya melalui pendidikan yang formal saja di sekolah. Melainkan membutuhkan kegiatan tambahan yang dapat menjadi penunjang dan memudahkan dalam pembentukan kualitas peserta didik yang diantaranya berprestasi dan berkarakter mulia. Selain itu, kegiatan tambahan diluar jam sekolah dapat membantu pembinaan yang tepat untuk pengembangan bakat dan kemampuan secara utuh dan optimal. Di Indonesia khususnya sangat diharapkan pendidikan mampu mewujudkan manusia beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mendiri serta mengedepankan rasa tanggungjawab kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara. Maka pendidikan harus mempersiapkan warga negaranya agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan yang mana perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan mereka sebagai generasi penerus dan pewaris bangsa dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan kehidupan kedepan. Kecemasan atas penyimpangan perilaku kemunduran moral dan akhlak, kurang kreativ bahkan sampai kehilangan kendali sepatutnya menjadi kerisauan semua pihak dan butuh antisipasi terutama ditempat mereka menuntut ilmu yaitu sekolah. Karena sekolah menjadi tempat menunut ilmu mempunyai sistem belajar mengajar dan menjadi media dalam pengembangan diri, pengembangan kreativitas, dan pengembangan
kemampuan berinteraksi yang dapat mempengaruhi bagaimana karakternya. Kegiatan ekstrakurikuler sangat menguntungkan sangat peserta didik itu sendiri. Selain itu, ekstrakurikuler merupakan proses yang sistematis dan sadar di dalam membudayakan warga Negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya. Dalam kegiatan ekstrakurikuler menjadi program yang sangat membantu dalam mecetak sumber daya manusia yang berkualitas dan sayang untuk disia – siakan. Apalagi data realistik menunjukkan bahwa moralitas dan karakter bangsa saat ini telah runtuh, sehingga dengan sendirinya telah mengundang berbagai bencana dan musibah yang luas pada ranah sosial, keagamaan, hokum, maupun politik di negeri ini. Dimana oleh Kemendiknas disinyalir bahwa sumber dari musibah dan bencana yang telah meluluhlantahkan moralitas bangsa ini adalah terabaikannya pendidikan karakter.1 Hal diatas menunjukkan bahwa betapa pentingnya kita memperhatikan pendidikan karakter terutama bagi peserta didik yang tentunya bukan hanya melalui tatap muka pada saat proses belajar mengajar di kelas melainkan ada kegiatan tambahan yang menjadi wadah untuk mengolah potensinya dalam rangka pembentukan karakter yang salah satunya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ektrakulikuler yang mempunyai banyak manfaat adalah ekstrakulikuler PMR (Palang Merah Remaja). Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik sebagai program 1
Mukhlas Samami dan Hariyanto. 2013. Konsep da Model Pendidikan Karakter. Edisi ke 3. Bandung: Remaja Rosda Karya, hal 7
108
yang sangat membantu dalam mecetak sumber daya manusia yang berkualitas. Termasuk didalamnya bagaimana pembentukan karakter peserta didik yang diharapkan adanya penerapan langsung dalam membangun karakter anak bangsa yang berkepribadian luhur sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, peserta didik yang ikut dalam kegiantan ekstrakurikuler PMR ini tidak hanya memiliki rasa kepedulian yang tinggi melainkan juga dapat menjadi manusia Indonesia yang cerdas, demokratis dan berperadaban yang belangsung secara terus menerus. Pembentukan karakter peserta didik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pola pembinaan, baik yang dilakukan dalam rumah tangga, masyarakat dan sekolah. Sebagai pionir yang paling berperan dalam pembentukan karakter peserta didik, sekolah memang seyogyanya menyediakan wadah. Diantaranya kegiatan ekstrakurikuler PMR yang menjadi salah satu wadah dalam pembentukan karakter peserta didik. TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter peserta didik yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial Menurut Direktorat Pendidikan Menengah (1987) bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. Mengembangkan bakat serta didik dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui, mengenal dan membedakan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler erat hubungannya dengan karakter dan prestasi peserta didik yang juga erat kaitannya dengan manajemen dalam belajar. Melaui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat bertambah wawasan mengenai kepedulian terhadap sesama dan bagaimana mengatur waktu dengan baik. Selain itu para peserta didik dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya Palang Merah Remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah organisasi kepemudaan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan remaja yang dibina oleh Palang Merah Indonesia (PMI). 2. Hal tersebut juga diperkuat oleh ketua bidang penguatan sumber daya PMR dan relawan, Ulla Nuchrawaty Usman (2007:1) yang mengatakan bahwa palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI), yang selanjutnya disebut PMR. 3 Dalam PMR ada tugas yang harus dilaksanakan, dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. Tribakti PMR tersebut adalah: a. Meningkatkan keterampilan hidup sehat. b. Berkarya dan berbakti di masyarakat.
2
https://billybas.files.wordpress.com/2010/03/buku -saku-pembina-pmr.pdf/,28/6/2015.Pkl.20.23 WITA 3 Nucrahmawati,.Jalaluddin, dkk/et.all. 2008. Pelatihan Dasar KSR. Edisi ke- 4. Jakarta: PMI Pusat, hal. 7
109
c. Mempererat persahabatan nasional dan internasional4 Prinsip dasar dalam kepalangmerahan yaitu: kemanusian, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan. Karakter Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab dan hormat terhadap orang lain.5 Menurut Suyanto (2010:34), karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.”6 Orang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral yang positif. Pendidikan karakter di sekolah merupakan kebutuhan vital agar generasi penerus dapat dibekali dengan kemampuan – kemampuan dasar yang tidak saja amampu menjadikannya life long learner sebagai salah satu karakter penting untuk hidup di era irformasi yang global, tetapi juga mampu berfungsi dengan peran yang positif baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara maupun warga dunia. Ketika hendak mengetahui karakter yang baik tidak terlepas dari bagaimana moral seseorang dimana hal demikian dapat diperoleh disekolah melalui mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Dalam pasal 39 ayat (2) uu nomor 2 tahu 1989 menegaskan bahwa pendidikan pancasila 4
Juliati Susilo. 2008. Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Edisi ke-1. Jakarta: PMI Pusat, hal. 12 5 Mulyasa.2011. Manajemen Pendidikan Karakter..Jakarta. Bumi Aksara, hal . 3 6 Ibid hal. 34
mengarahakan perhatiannya pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari – hari, yaitu perilaku yang memancarakan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. masyarakat dan suatu bangsa sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penulisan ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa guru mata pelajaran terkait dan pengurus PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar. Analisis data menngunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji variabel penelitian HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MTs. Negeri Model Makassar yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler PMR Tidak dapat dipungkiri bahwa persoalan karakter dalam kehidupan manusia di muka bumi ini sejak dulu sampai sekarang dan zaman yang akan datang, merupakan persoalan yang sangat penting bahkan menjadi penentu hidup dan matinya suatu bangsa. Apalagi bukti – bukti sejarah telah cukup membuktikan kepada kita bahwa kekuatan dan kebesaran suatu bangsa pada hakikatnya berpangkal pada kekuatan karakternya, yang menjadi tulang punggung bagi setiap bentuk kemajuan lahiriah suatu bangsa terutama Indonesia. Sehingga menjadi hal yang penting pun untuk memperhatikan bagaimana karakter peserta didik sebagai generasi yang menjadi ujung tombak bagi kemajuan bangsa. Dimana peserta didik tersebut diwadahi dengan kegiatan
110
ekstrakurikuler yang diadakan diluar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial. Dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial peserta didik, hal ini tentu berkaitan dengan hakikat manusia yang diantaranya : a. Makhluk moral, yaitu berbuat sesuai dengan norma – norma susila; b. Manusia sebagai makhluk individual, yaitu berbuat untuk kepentingan diri sendiri; dan c. Manusia sebagai makhluk sosial, yaitu hidup bermasyarakat, bekerja sama dan tolong menolong. Ketiga hakikat diatas harus berkembang dan mendapat bimbingan serta pengarahan yang benar semenjak kecil sampai dewasa, bahkan sampai usia lanjut. Sebagaiamana hakekat dari adanya kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu unsur penting dalam pembentukan karakter peserta didik termasuk di MTs. Negeri Model Makassar, ternyata peserta didik yang dulunya sulit dalam bersosialisasi dengan temannya maupun guru di sekolah sudah bisa diperbaiki. Meskipun memang tidak dipungkiri ada yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya karena ikut – ikut rame dengan temannya atau bahkan sekedar mencari popularitas apalagi diusia mereka yang masih remaja. Namun, sambil berjalannya waktu, dengan mereka mengikuti kegiatan PMR lama – kelamaan kepribadian atau karakter dari peserta didik tersebut dapat menjadi lebih baik. Menurut pengamatan peneliti dan informasi dari informan peserta didik yang ada di MTs. Negeri Model Makassar ada beberapa macam tipe peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. Seperti yang dikemukakan oleh
Muhammad Arif Nawayana Azis selaku koordinator devisi persahabatan menyampaikan bahwa tipe peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR di sekolah ini adalah peserta didik yang masih labil, pendiam, dan tidak terlalu suka ramai. Namun mempunyai keinginan untuk menghilangkan tipe tersebut pada dirinya. Hal ini didukung dengan kesadarannya untuk menjadi pribadi yang bisa bermamfaat untuk orang lain.( Wawancara pada hari Senin, 12 September 2016). Wawancara di atas menunjukkan bahwa melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR, para peserta didik dapat mempunyai wadah untuk melatih dan membiasakan dirinya menjadi pribadi yang berkarakter positif. Dimana hal ini sangat menentukan bagaimana generasi – generasi unggul yang nantinya akan menjalankan bagaimana kondisi bangsa ini menuju lebih baik. Program yang di jalankan PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar akan meningkatkan mutu peserta didik yang mengarah pada pencapaian karakter dan akhlak mulia yang utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan kompetensi mereka masing – masing. Melalui program – program akan melejitkan dirinya untuk memiki jiwa kepemimpinan yang tidak lain akan mengarahkan dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, dan disiplin. Dari berbagai pengalaman yang didapatkan juga akan mendorong untuk menggunakan pengetahuannya dalam mengaplikasikasikan nilai – nilai karakter positif dalam kehidupan sehari – hari sebagai proses menjadi manusia yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Karakter yang dimaksud diantaranya: Kepemimpinan
111
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat. Muhammad Fikri Haikal selaku ketua PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar menyampaikan bahwa diawal ketika baru menjadi ketua merasa sulit dan tidak yakin bisa memimpin teman – teman. Namun deangan adanya motivasi dan pengalaman bagaimana menjadi pemimpin telah didapatkan sebelumnya dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan PMR. Maka lama – kelamaan amanah sebagai pemimpin atau ketua umum sudah bisa dijalankan yang tentunya didukung oleh adanya kerjasama dari semua pengurus inti dan ketua devisi dalam mengarahkan anggota. Karena sya menyadari bahwa sebagai pemimpin harus bisa menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja. (Wawancara 6 September 2016). Berdasarkan wawancara tersebut dapat dipahami bahwa jiwa kepemimpinan ini dapat diterapkan dengan adanya kemampun menjalin kerjasama yang baik dengan relasi sesuai dengan potensi masing – masing. Mampu mengendalikan diri ketika ada tekanan dan tidak egois. Sehingga masalah dalam sebuah organisasi dapat dikendalikan bersama – sama dan bukan hanya dibebankan kepada pemimpin atau ketua. Hal ini akan mendorong peserta didik untuk mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dalam berinteraksi ketika sudah terjun dalam masyarakat. Kemandirian
Kemandirian sebagai salah satu prissip dasar PMR pun sangat diharapkan terbentuk bagi peserta didik MTs. Negeri Model Makassar. Dimana mereka berkepribadian aktif, independen, kreatif, dan spontan. Sebagaimana hasil wawancara bersama dengan A. Afifah Humairah salah satu pengurus PMR menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ektrakurikuler PMR sudah bisa mandiri dalam melakukan sesuatu. Bisa memecahkan masalah tanpa khawatir dan berani mengambil resiko dengan adanya pendapat dan bimbingan dari orang lain tanpa harus melibatkan mereka secara langsung.(Wawancara, 6 September 2016). Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Rusdi salah seorang guru mata pelajaran PPKn sekaligus staf kemahasiswaan beliau mengatakan bahwa mereka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih mudah dalam bersosialisasi sehingga ketika ada masalah yang dihadapi sudah mampu mengatasi dan mencari solusi dari masalahnya. Sehingga mereka tumbuh dengan mandiri tanpa harus selalu menyusahkan orang lain ketika ada masalah.Mereka cenderung mudah bersosialisasi karena disamping menambah teman juga menambah pengetahuan. Apalagi para peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR sangat berperan dalam kegiatan – kegiatan kemanusian di sekolah/madrasah karena adanya bimbingan untuk menanamkan jiwa kepedulian terhadap sesama sembil memaksimalkan pembinaan karakter dari para peserta didik tersebut ketika sementara pembelajaran PPKn”(Wawancara, 7 September 2016). Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan
112
menginternalisasi serta mempersonalisasi norma - norma dan akhlak mulia yang dimiliki sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Kepedulian Sebagai organisasi yang atas dasar keinginan memberikan pertolongan pertama terhadap sesama, maka seharusnya jiwa kepedulian tumbuh dalam jiwa orang – orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. Seperti halnya di MTs. Negeri Model Makassar para pengurus PMR diharuskan memiliki semangat persahabatan dan kerjasama yang tinggi sehingga mendorong dan membangkitkan kepeduliannya terhadap sesama. Nabilah Salsabilah selaku koordinator Devisi Persahabatan dan Wahyu Dwi Ramadhan selaku wakil Devisi Umum menyampaikan bahwa sebelum saya masuk PMR hanya ingin coba – coba dan penasaran dengan program – program yang disampaikan pada saat sosialisasi di kegiatan penyambutan peserta didik baru diawal kami masuk madrasah ini. Ternyata lama – kelamaan banyak pengalaman yang didapatkan dan memberikan pelajaran yang sangat penting dalam menanamkan jiwa kemanusian pada diri. Terutama kaitannya dengan jiwa kepedulian terhadap sesame. Apalagi dalam memberikan bantuan kita harus rela dan tidak didasari keinginan untuk mencari keuntungan sendiri. Sehingga tertanam rasa saling tolong menolong apalagi saya bercita – cita menjadi dokter.(Wawancara, 13 September 2016). Dengan adanya rasa kepedulian yang tertanam didalam jiwa peserta didik, maka sanngat membantu dalam menumbhkan sikap kesderhanaan dalam menjalani kehidupan. Karena mereka akan termotivasi dengan orang disekitarnya yang ternyata meskipun kurang
berkecukupan tetap berusaha untuk melakukan yang bukan hanya untuk dirinya melainkan untuk orang lain juga. Tanggung Jawab Adanya kebijakan – kebijakan yang diterapkan oleh PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar mendorong para pengurus untuk juga tertib dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai salah satu wujud menjadi peserta didik yang dapat bertanggung jawab. Karena dalam menjalankan tanggung jawab yang baik harus ada pertimbangan yang serasi antara hak dan kewajiban. Berat ringannya tanggu jawab yang diemban oleh pengurus PMR tergantung kedudukannya dalam kepengurusan. Dimana yang menjadi ketua maka iapun mempunyai tanggung jawab pada posisi tersebut begitu halnya dengan anggota. Seperti hasil wawancara dengan Ulil Azmi selaku wakil ketua umum meyampaikan bahawa dengan adanya amanah yang diberikan kepada saya, ini menjadi sarana bagi saya untuk melatih diri menjadi orang yang bertanggung jawab. Aalagi sebagai wakil ketua umum yang dimana ada juga anggota yang satu angkatan membuat diri saya harus belajar pintar menempatkan diri sesuai kondisinya. Dimana bisa menjadi teman dan kapan seharusnya saya bertindak sebagai pemimpin mereka. (Wawancara, 8 September 2016). Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab tersebut harus dijalankan secara sungguh – sungguh dan berani menanggung konsekuensi. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa terlibatnya pserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya PMR dapat memberikan mereka pengalaman untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada dirinya. Disiplin
113
Latihan yang rutin dijalankan tiap hari Selasa pulang sekolah menajdi wadah dalam menumbuhkna sikap disiplin pengurus PMR. Apalagi disinilah mereka merelakan dirinya untuk melaksanakan tugas sebagai pengurus atau menjalankan pola aturan ekstrakurikuler PMR, meskipun terkadang malas dan dihadapkan dengan banyak tugas sekolah. Nur Faizah S. selaku pengurus Devisi Pelayanan menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR, mendorong diri saya untuk lebih disiplin. Karena terkadang waktu untuk latihan dan kegiatan PMR padat membuat saya harus tetap tenang dalam menjalani keduanya tanpa ada yang diabaikan. Demikian juga ketika kita harus latihan sementara teman yang lain sudah santai – santai untuk menunggu jemputan ketika selesai proses pembelajaran di sekolah. (Wawancara, 7 September 2016). Maka disiplin ini menjadi kontrol diri pengurus PMR dari hasrat – hasrat pribadi yang negatif. Karena disiplin ini diperlukan dalam rangka menggunakan pemikiran sehat untuk menentukan jalannya tindakan yang terbaik namun bertentangan dengan hal – hal yang lebih dikehendaki. Sehingga dapat melakukan apa Komitmen Dengan adanya sikap disiplin yang dimiliki oleh para pengurus PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar mendorong mereka untuk menanmkan jiwa komitmen dalam dirinya. Seperti yang disampaikan oleh oleh Muhammad Zarran selaku wakil bendahara umum ketika diwawancarai menyampaikan bahwa selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR saya dapat komitmen untuk tetap lancar ikuti proses pembelajaran di sekolah dan juga tetap aktif dengan kegiatan – kegiatan di PMR.
Karena bagi saya kedua hal ini bisa dijalankan dua – duanya dengan adanya komitmen dalam diri bahwa bisa dijalankan keduanya. Sehingga jangan sampai ada yang diabaikan ketika kedua – duanya punya agenda yang padat. Karena situasi tersebut bagi saya merupakan salah satu tantangan yang memang harus asaya hadapi sebagai peserta didik yang tidak mencukupkan dirinya hanya dengan pembelajaran dalam kelas saja. (Wawancara, 7 September 2016). Seperti yang disampaikan oleh Ibu Hamdana selaku Pembina dari PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar beliau menyampaikan bahwa pembinaan yang dijalankan pada PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar dalam membangun karakter positif pada peserta didik mempunyai standarisasi pelatihan yang memuat 7 materi yang harus dikuasai anggota PMR, yaitu: Gerakan Kepalangmerahan, Kepemimpinan, Pertolongan Pertama, Sanitasi dan Kesehatan, Kesehatan Remaja, Kesiapsiagaan Bencana, dan Donor Darah. Dimana pembinaan ini dilakukan dengan mendatangkan anggota PMI sebagai pemateri. Tentu dalam menjalankan pembinaan dan program – program di PMR dalam rangka mencapai visi dan misi di PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar. (Wawancara, 7 September 2016). Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam pembentukan karakter positif pada peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR melalui proses yang tidak mudah dengan mendapatkan berbagai materi yang kemudian akan diaplikasikan di lapangan dengan pendampingan dari pembinan dan pemateri yang telah berpengalaman. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Peserta Didik
114
MTs. Negeri Model Makassar yang Mengikuti Kegiatan PMR Faktor dari Dalam Diri Peserta Didik Untuk menanamkan karakter yang positif memerlukan proses pemahaman, penanaman nilai, dan pembiasaan, sehingga seorang anak didik dapat mencintai perbuatan baik berdasarkan kesadaran yang timbul dari dirinya. Hal tersebut dapat terbangun dengan senantiasa akif mengikuti kegiatan eksrakurikuler PMR dengan program – program unggul yang dijalankan dan sangat mendukung dalam mebangun karakter yang positif dalam diri peserta didik itu sendiri. Ulul Azmi selaku wakil ketua umum menyampaikan bahwa dalam pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR, alhamdulillah besar dukungan orang tua. Sehingga pertama – tama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya ikut dengan teman dan jenuh cepat pulang ke rumah. Namun dengan merasakan banyaknya pengalaman yang didapatkan, menjadikan dorongan bagi diri saya untuk memanfaatkan waktu untuk mengambil pelajaran sebanyak – banyaknya terutama dalam menanamkan meningkatkan kepedulian terhadap sesame dan semakin termotivasi untuk berprestasi atas dukuang dari orang tua dan teman – teman yang juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. (Wawancara, 7 September 2016). Dari wawancara di atas didapatkan bahwa untuk dapat melijitkan potensi yang dimiliki dalam mengembangkan kepribadian, sangat didukung oleh keinginan yang besar dari dalam diri sendiri terlebih dahulu. Agar ketika ada dukungan dan motivasi dari orang lain maka semakin semangat dalam menjalankannya. Peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR pun juga tahu bahwa dalam belajar, hakekatnya
membutuhkan membutuhkan jiwa yang sehat agar mudah dalam memjalani proses pembelajaran. Dimana menjaga jiwa yang sehat tersebut dapat mereka peroleh dengan mengikuti kegiatan PMR. Kebijakan dari Pihak Madrasah Guna menghindari para peserta didik menghabiskan waktu kumpul – kumpul dengan temannya atau bahkan bergaul dengan orang – orang akan mengarahkan mereka pada perilaku yang buruk, maka pihak madrasah memberikan kebijakan yang dapat mendorong peserta didiknya untuk memanfaatkan waktunya dengan baik meskipun sudah diluar jam pelajaran di sekolah misalanya dengan ketetapan harus mengikuti kegiatan eksrakurikuler yang salah satunya PMR. Bapak Abdul Rafik sebagai Kepala Sekolah menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler termasuk PMR yang akan membangun jiwa kemanusiannya, peserta didik dapat terhindar dari aktivitas – aktivitas yang negatif. Apalagi mereka masih dalam masa remaja yang masih labil dalam menjalani segala aktivitasnya. (Wawancara, 7 September 2016). Adapun yang disampaikan oleh Muhammad Haikal selaku ketua umum PMR Unit 317 MTs. Model Makassar menyampaikan bahwa kebijakan dari pihak madrasah dalam pengontrolan dari jalannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini sangat membantu. Karena pada saat ada yang ingin disyeringkan untuk kebaikan atau kemaksimalan jalannya program kami mereka bersedia. Sehingga kami tidak jalan sendiri. Dan yang paling penting yang selalu disampaikan bahwa jangan sampai aktif di eskul namun ternyata tidak beres dalam proses pembelajaran di kelas. (Wawancara, 7 September 2016). Berdasarkan pemaparan diatas didapatkan bahwa dukungan dari pihak
115
madrasah dalam pembentukan karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh. Hal ini dapat memudahkan dalam mengarahkan para peserta didik sehingga mereka dapat mengembangkan bakat sesuai potensi yang dimiliki. Secara umum PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar dipahami sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang mewadahi pembinaan dan pengembangan jiwa dan semangat kemanusiaan di kalangan peserta didik. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR mental peserta didik, moral, intelejensi dan kepribadian atau karakter peserta didik dapat terbina.dalam pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR kemampuan peserta didik terutama kepedulian terhadap orang lain senantiasa meningkat dan dijalankan dengan penuh tanggungjawab tanpa harus mengharapkan bantuan dari orang lain. Karakter peserta didik yang baik, lebih patut dipuji daripada bakat yang luar biasa. Hampir semua bakat adalah anugerah. Karakter yang baik tidak dianugerahkan kepada kita. Kita harus membangunnya sedikit demi sedikit dengan pikiran, pilihan, keberanian, dan usaha keras. Karakter memang laksana “otot” yang memerlukan latihan demi latihan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan dan kekuatannya. PENUTUP Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahawa: (1) Karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Makassar mayoritas positif. Karena pada kegiatan ekstrakurikuler PMR banyak program – program yang dijalankan dan sangat besar kontribusinya dalam rangka menanamkan karakter yang positif bagi peserta didik. (2) Faktor – faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan karakter
peserta didik MTs. Negeri Model Makassar yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah faktor dari dalam diri peserta didik dan kebijakan dari pihak madrasah. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Haling. 2007.Belajar dan Pembelajaran. Makassar. Badan Penerbit UNM. Abdullah.Ridwan. 2013. Inovasi pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Daryono. 2008. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta Idi, Abdullah. 2013. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyrakat dan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Imam. Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Malang: Bumi Aksara Iyang, Sukandar. 2008. Pendidikan Remaja Sebaya. Jakarta: PMI Pusat. Juliati, Susilo. 2008. Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Jakarta: PMI Pusat. Juliati, Susilo. 2008. PMR Relawan Masa Depan. Jakarta: PMI Pusat. Kulasse, Kanto. 2015 .Prinsip – Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar..Makassar.Badan Penerbit UNM. Mohammad, Mustari. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Mukhlas Samami dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Edisi ke 3. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Akasara.
116
Nurul,
Zuriah. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Subini, Nini. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka. Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suryanto. 2010. Model Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nuchrahmawati, Ulla dkk. 2008. Pelatihan Dasar KSR, KumpulanMateri. Jakarta: Pengurus Pusat PMI Zainal, Arifin. 2014. Sosiologi Pendidikan. Makassar: Anugrah Mandiri Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sisdiknas http://ejournal.unesa.ac.id/index.php /jurnal-pendidikankewarganegaraa/article/view/9 265/12305.13/1/2016.Pkl.07.3 5 WITA