UPAYA MADRASAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (Penelitian di MAN 4 Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh Sofi Roziqoh NIM: 1110011000060
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Upaya Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler disusun oleh Sofi Roziqoh, NIM 1110011000060, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah seuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta. 09 Januari 2015
Yang Mengesahkan, Pembimbing
Yudhi Munadi. MA NIP. 197012031998031003
Lembar Pengesahan Panitia ujian
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Upaya Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler disusun oleh Sofi Roziqoh Nomor Induk
Mahasiswa
1110011000060, diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 05 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S I (S. Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 08 Februari 2015
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia (Ketua Jtrusan/Program Studi)
Tanggal
Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ae NIP. 19580707 198703 1 005 Sekertaris (Sekertari s Jurusan/Prodi) Marhamah Saleh Lc. MA NIP. 19720313 200801 2 010
{f,L -1-?tg
zlbr.s< C1
Penguli I Dr. H. Sapiudin Shidik. M.Ag NIP. 19670328 200003 1 001
Penguji
,'t'-i(
Itf
tl
Siti Khadijah. MA NIP. 19700727 t99703 2 004 Mengetahui: Dekan,
Nurlena kffa'i MA. Ph. D NIP. 19591020 198603 2 001
-//
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Sofi Roziqoh
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat
Jl. Assofa II Rt 005/ 01 No. 5 Sukabumi Utara Jakarta Barat
1001 1000060
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen: Nama Pembimbing
: Yudhi Munadi,
NIP
: 19701203 1 99803 1 003
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan
ini
MA
(PAI)
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. J
akarta, 09 J anuari 20I 5
ABSTRAK Sofi
Roziqoh
(NIM:
1110011000060).
Upaya
Madrasah
dalam
Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler (di MAN 4 Jakarta). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya madrasah, faktor pendukung dan penghambat kegiatan, serta keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan kreativitas siswanya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lebih spesifik lagi penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dalam upaya mengembangkan kreativitas melalui kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta terlihat cukup efektif dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatannya. Mengenai faktor pendukung kegiatan ditandai dengan besarnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan, sedangkan faktor penghambat kegiatan yaitu perlu pengembangan untuk sarana prasarananya serta terbatasnya dana untuk kegiatan. Untuk keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta yaitu terbukti dengan banyaknya prestasi yang diraih dari setiap kegiatan ekstrakurikuler.
i
ABSTRACT Tittle : Efforts in Developing Creativity Madrasah Students Through Extracurricular Activities (in MAN 4 Jakarta) The purpose of this study was to determine the madrassa efforts in developing students' creativity through extracurricular activities. This study used a qualitative approach to generate descriptive data in the form of words written or spoken of people and behaviors that can be observed. The data were collected through observation, interviews, and documentation. From the research that has been done can be seen that in developing creativity through extracurricular activities at MAN 4 Jakarta looks quite effective in terms of planning, implementation, monitoring and evaluation activities. It can be known after the author conducted research on MAN 4 Jakarta efforts in developing students' creativity which in terms of planning, ie to plan and extracurricular programs, planning time and space, infrastructure and budget, as well as the selection of coaches, trainers and managers of activities in accordance with expertise in every type of extracurricular. In practice, the level of participation of students is large enough to take part. In terms of supervision that is the direct inspection carried out by the respective coaches of extracurricular as well as the evaluation of extra-curricular activities that have been very effective, although it is still the need for development in terms of planning and implementation to improve the quality of MAN 4 Jakarta.
i
Kata Pengantar ﺑﺴﻢ ﷲ ﺍﻟﺭّﺤﻤﻦ ﺍﻟﺭّﺤﻴﻢ Maha suci Allah, segala puji bagi-Nya, Dialah yang telah melimpahkan segala nikmat, mencurahkan rahmat dan karunia untuk hamba-Nya. Shalawat serta salam tak lupa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Teladan bagi umat manusia dan rahmat bagi seluruh alam, rasa syukur alhamdulillah dipanjatkan kehadirat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini tentunya banyak pihak yang terlibat dan selalu meberi sumbangsi berupa motivasi, petunjuk, bimbingan dan arahan kepada penulis, oleh karenanya dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Hj. Nurlela Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta para wakil dekan dan jajarannya 3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah jakarta dan Ibu Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam serta Bapak Faza Amri, S.Th.I 4. Bapak Yudhi Munadi, MA. Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan
bimbingan
dengan
penuh
kesabaran
serta
telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk penulis 5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya yang berharga kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 6. Kepala Madrasah, segenap Dewan Guru dan siswa-siswi MAN 4 Jakarta yang turut membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan penulis ii
7. Orang tua penulis yaitu Hafiz Abd Halim dan Fatimah, penulis mengucapakan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas pengorbanan dan kasih sayangnya selama ini. Semoga Allah senantiasa memuliakan dan mengangkat derajatnya serta mengganjarkan surga atas apa yang mereka korbankan 8. Kakak Rifkah Hanikah serta adik-adikku tersayang Ais, Laili dan tak lupa abang ipar Ahmad Khusairi yang telah menghibur penulis lewat candaannya sehingga penulis selalu semangat menyelesaikan skripsi ini 9. Sahabat-sahabat penulis, Fitri Farhani, The Rempongs (Ela, Aji, Ngeok, Puji, Ncek, Wilda) serta teman seperjuangans penulis saat mengerjakan skripsi: Yani, Reren, Ziah, Teti dan tak lupa teman-teman mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI khususnya kelas B dan Peminatan Fiqih 10. Teman-teman Languange Army, Mecosin, dan lainnya yang tak henti menghibur dan mendoakan penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini Penulis tidak dapat membalas segala kebaikannya kecuali mendoakan segala usaha, pengorbanan dan amal baik semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi yang telah penulis selesaikan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, 09 Januari 2015
Sofi Roziqoh 1110011000060
iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
4
D. Perumusan Masalah .....................................................................
4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
5
BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori…………………………. .........................................
6
1. Upaya Madrasah.......................................................................
6
a. Pengertian Upaya Madrasah ................................................ 6 b. Karakteristik Pendidikan di Madrasah ................................
7
c. Peluang dan Tantangan Madrasah ...................................... 10 2. Konsep Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................ 11 a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ................................. 11 b. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ................................. 13 c. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ...................... 13 d. Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ........................... 14 e. Pengertian Pengembangan Kreativitas ............................... 15 f. Ciri Kreativitas ................................................................... 19 g. Proses Kreativitas ............................................................... 19 h. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas ................ 21 3. Lingkup Pengembangan Kreativitas siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................................... 27
iv
B. Penelitian yang Relevan................................................................ 34 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
35
B. Metodologi Penelitian .................................................................. 36 C. Sumber Data ................................................................................. 36 D. Prosedur pengumpulan dan Pengolahan Data .............................. 37 E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .......................... 38 F. Analisis Data ................................................................................ 41 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta ................................................ 43 1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta ............................................... 43 2. Visi, Misi MAN 4 Jakarta ....................................................... 44 3. Data Siswa dan Data Guru ....................................................... 44 4. Sarana Prasarana ..................................................................... 44 5. Program Ekstrakurikuler .......................................................... 45 B. Deskripsi Data................................................................................ 49 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 50 1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................... 50 a. Penyusunan rencana dan program ekstrakurikuler ................ 51 b. Waktu dan Tempat ............................................................... 52 c. Sarana prasarana dan anggaran kegiatan .............................. 52 d. Pembina, pelatih dan pengelola kegiatan ............................
53
2. Pelaksanaan kegiatan kestrakurikuler ...................................... 54 a. Partisipasi siswa ................................................................... 57 b. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler 58 c. Program penunjang kegiatan ekstrakurikuler yaitu: intrakurikuler dan kokurikuler ..........................................
59
3. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................
61
4. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................
61
a. Pihak yang terlibat dan perannya dalam evaluasi ekstrakurikuler ..................................................................... 62
v
b. Penilaian kegiatan eksrakurikuler ........................................ 62 5. Keberhasilan Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................. 63 a. Motivasi internal...................................................................
64
b. Motivasi eksternal...............................................................
64
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 65 BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 67 B. Implikasi ....................................................................................
68
C. Saran ...........................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….................... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan madrasah saat ini tengah menghadapi masalah-masalah global, yang bukan saja membutuhkan ilmu agama, ilmu umum, tetapi juga keterampilan untuk masuk ke dunia kerja. Untuk itu diperlukan madrasah yang bukan saja profesional dalam pengelolaannya, tetapi juga lengkap dalam sarana dan prasarana pembelajarannya baik yang berkaitan dengan pengembangan keilmuan maupun yang berkaitan dengan peningkatan skill siswa.1 Seperti pada umumnya, kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata pelajaran dilaksanakan dengan lebih mengutamakan pada kegiatan tatap muka di kelas, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum (pembelajaran reguler), untuk itu dimungkinkan dan bahkan sangat disarankan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di luar kelas guna memperdalam materi dan kompetensi yang sedang dikaji dari setiap mata pelajaran melalui jenis kegiatan pengembangan diri yaitu kegiatan ekstrakurikuler.2
Oleh
karena
itu,
diperlukan
pengelolaan
dan
pengorganisasian pengembangan diri yang betul-betul diarahkan untuk melayani seluruh siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai bakat, minat dan kebutuhannya masing-masing.3 Sangatlah penting bahwa orang tua atau pendidik menyadari ciri-ciri siswa manakah yang perlu dipupuk untuk menumbuhkan pribadi-pribadi yang kreatif. Biasanya pendidik atau orang tua kurang menyadari dampak dari sikap mereka terhadap perkembangan kepribadian siswa.
1
Hasbi Indra, Pendidikan Melawan Globalisasi, (Jakarta: Ridamulia, 2005), h. 210. Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 415-416. 3 Ibid., h. 418. 2
1
2
Di lingkungan sekolah, siswa sering kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya jika kurikulum terlalu padat dan jika dipentingkan hanya pemecahan menuju satu jawaban tunggal. Dengan demikian, perkembangan kreativitas, seperti potensi-potensi lain perlu diberi kesempatan dan rangsangan untuk berkembang.4 Sebetulnya alternatif sistem program pendidikan untuk siswa berbakat cukup banyak dan bervariasi mulai dari program yang diberikan di dalam kelas atau di sekolah biasa, program yang diberikan di luar jam pelajaran atau di dalam masa liburan. Namun dari sekian banyak kemungkinan, dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing, perlu ditinjau dan kemudian diambil keputusan, alternatif manakah yang paling berdayaguna dan berhasil guna untuk dikembangkan?5 Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki siswa yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap siswa memiliki bakat kreatif dan perlu dipupuk sejak dari usia dini. Bila bakat kreatif anak tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan berkembang secara optimal, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Oleh sebab itu diperlukan upaya pendidikan yang dapat mengembangkan kreativitas siswa. Selain bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan manusia yang sedemikian unik dan kreatif, kita juga perlu mensyukuri kiprah orang yang senantiasa menjaga kekuatan daya hidup dan kreativitasnya. Karena berkat jasa orang-orang inilah maka kehidupan dapat berkembang. Harus kita akui secara jujur, tidak semua orang mau berpikir dan bekerja keras seperti Archimides ataupun Newton. Tidak semua orang berani berkhayal dan mewujudkan khayalannya, seperti Wright bersaudara yang ingin terbang seperti burung hingga terciptalah pesawat terbang. Tidak semua orang mau tetap berkarya meskipun dicerca orang seperti Mozart, tidak setiap 4
Monty P. Satiadarma & Fidells E. Waruru, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), h. 115-117. 5 Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat, Pembinaan dan Pendidikannya, (Jakarta: Rajawali, 1982).
3
orang memperhatikan rengekan anaknya yang berusia 3 tahun seperti yang dilakukan Edwind Land sehingga terciptalah foto langsung jadi. Tidak semua orang punya keinginan untuk selalu maju dan meningkatkan diri, punya motivasi dan jiwa pencari pengetahuan yang besar seperti Aristoteles ataupun Plato. Orang-orang kreatif inilah yang sebenarnya banyak memberikan sumbangsih bagi dunia dan kemajuan peradaban dengan penemuan, karya mereka, dan ilmu pengetahuan. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa penemuan-penemuan baru hanya dapat dihasilkan oleh manusia yang berani berpikir “lain daripada yang lain” walaupun pada zamannya hal itu mungkin dianggap “nyeleneh”, “aneh” ataupun “gila”. Namun pada akhirnya masyarakat dunia pun tidak dapat memungkiri manfaat besar yang diperoleh, karena keberanian orang-orang kreatif ini. sehingga kehidupan pun semakin maju, lebih mudah, lebih indah, lebih nyaman, lebih cepat dan lain sebagainya.6 Kenyataannya, banyak kita temui persoalan yang muncul menyangkut kegiatan ekstrakurikuler. Diantaranya kurangnya waktu untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan padatnya program intrakurikuler yang wajib siswa ikuti. Selain itu masih terdapat siswa-siswi yang menganggap kegiatan ekstrakurikuler hanya kegiatan selingan saja dan tidak perlu mengikutinya secara serius, kurangnya kemauan anak untuk berpikir luas dan mencoba hal-hal yang baru. Maksudnya, siswa hanya mengikuti kegiatan/ tuntutan yang berlaku di sekolah. Dorongan dan motivasi yang kurang dari berbagai pihak serta adanya batasan yang menghambat siswa untuk berkreativitas. Melihat permasalahan tersebut, maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “UPAYA MADRASAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER”. 6
Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 4.
4
B. Identifikasi Masalah Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta dengan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Masih terdapat siswa-siswi yang menganggap kegiatan ekstrakurikuler hanya kegiatan selingan saja dan tidak perlu mengikutinya secara serius 2. Masih kurangnya kesadaran pihak madrasah dalam melayani kebutuhan siswanya untuk kegiatan ekstrakurikuler 3. Kurangnya kemauan siswa untuk berpikir luas dan mencoba hal-hal yang baru 4. Dorongan dan motivasi yang kurang dari berbagai pihak serta adanya batasan yang menghambat siswa untuk berkreativitas, seperti ruang dan waktu yang kurang memadai serta masih terdapat hambatan dalam pengelolaan program ekstrakurikuler, terutama dari segi sarana dan prasarana serta terbatasnya dana untuk kegiatan ekstrakurikuler.
C. Pembatasan Masalah Sebelum penulis menguraikan permasalahan lebih lanjut, maka penulis akan memberikan pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang akan diteliti disini yaitu upaya mengembangkan kreativitas melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diminati siswa di MAN 4 Jakarta yaitu Tari Saman, ECC dan PASKIBRA. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan penulis bahas adalah: 1. Bagaimanakah upaya MAN 4 Model Jakarta dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Model Jakarta?
5
3. Apa saja keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan
kreativitas
siswanya
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan, yaitu: 1. Untuk mengetahui upaya MAN 4 Model Jakarta dalam membantu siswanya mewujudkan kemampuan potensi dan mengembangkan kreativitasnya melalui kegiatan ekstrakurikuler 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Model Jakarta 3. Untuk mengetahui keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan
kreativitas
siswanya
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah. 1. Bagi siswa Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuannya melalui kegiatan ekstrakurikuler agar menjadi seorang yang berguna untuk dirinya dan masyarakat 2. Bagi guru dan pembina ekstrakurikuler Agar lebih memperhatikan dan membimbing siswa agar siswa mampu mengembangkan dirinya menjadi seorang yang berguna bagi dirinya dan masyarakat 3. Bagi madrasah Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mencapai hasilhasil
yang optimal
dengan
mengembangkan
pengelolaan
dan
pengorganisasian program pengembangan diri siswa khususnya melalui program eksktrakurikuler yang diarahkan untuk melayani seluruh siswa agar dapat mengembangkan dirinya untuk berkreativitas secara optimal sesuai bakat, minat dan kebutuhannya.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Upaya Madrasah a. Pengertian Upaya Madrasah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “upaya” berarti: usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).1 Sebelum penulis memaparkan tentang pengertian madrasah, terlebih dahulu penulis menjelaskan seputar kemunculan madrasah. Madrasah adalah salah satu bentuk kelembagaan pendidikan Islam yang memiliki sejarah sangat pannjang. Pendidikan itu sendiri dalam pengertian umum dapat dikatakan muncul atau berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri, yakni berawal dari pendidikan yang bersifat informal berupa dakwah islamiyah untuk menyebarkan Islam. Seiring dengan perkembangan Islam dan terbentuknya masyarakat Islam, pendidikan Islam diselenggarakan di masjid-masjid yang dikenal dalam bentuk halaqah. Kebangkitan madrasah merupakan awal dari bentuk pelembagaan pendidikan Islam secara formal.2 Madrasah merupakan isim makan dari fi’il madhi “darasa”, yang mengandung arti tempat atau wahana untuk mengenyam proses pembelajaran.3 Menurut Abd. Hamid Al-Hasyim sebagaimana dikutip oleh Andewi Suhartini dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, “istilah madrasah tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi juga dapat
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1250. 2 Maksum, Madrasah; Sejarah & Perkembangannya, (Jakarta, PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 1. 3 Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 117.
6
7
dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, masjid dan lainlain. Bahkan, seorang ibu dapat dikatakan sebagai madrasah pemula”.4 Mengenai sejarah dan perkembangan madrasah, Prof. Malik Fajar sebagaimana dikutip oleh Abdul Rachman Shaleh dalam bukunya Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, “Madrasah adalah madrasah, artinya, lembaga madrasah tidak dapat digantikan dengan lembaga-lembaga lainnya, karena madrasah mempunyai visi, misi dan karakteristik yang sangat spesifik di dalam masyarakat maupun kelembagaannya, baik dilihat dari segi kebudayaan, sosial politik maupun ekonomi”.5 Selanjutnya menurut Hasan Abd al-„Al, “madrasah sebagai era baru dari tahapan perkembangan institusi pendidikan Islam”.6 Jadi, dapat disimpulkan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan yang bercirikan Islam untuk mengenyam pendidikan yang mana akan mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan masyarakat. b. Karakteristik Pendidikan di Madrasah Wirjosukarto membagi pendidikan pada abad 20 M menjadi corak lama yang berpusat di pondok pesantren (madrasah) dan corak baru yang lahir dan berkembang dari sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda (sekolah). Wirjosukarto secara spesifik merinci ciri-ciri dari masing-masing corak pendidikan tersebut. Menurutnya, ciri yang dimiliki oleh madrasah pada periode awal (corak lama) dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Berorientasi menyiapkan calon kyai atau ulama yang hanya menguasai masalah agama semata. 2) Kurang memberikan pengetahuan untuk menghadapi perjuangan hidup sehari-hari. 4
Ibid., h. 117. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2004), cet. 1, h. 67. 6 Maksum, Madrasah; Sejarah & Perkembangannya, (Jakarta, PT LOGOS WACANA ILMU, 1999), cet. 1, h. 53. 5
8
3) Sama sekali tidak memberikan pengetahuan umum. 4) Mengisolasi diri, disebabkan sikap non kooperasi secara total dari pihak pesantren terhadap segala sesuatu yang berbau Barat. Berbeda
dengan
madrasah,
pendidikan
kolonial
Belanda
mempunya ciri sebagai berikut: 1) Hanya menonjolkan pengetahuan umum saja 2) Pada umumnya bersikap negatif terhadap agama Islam 3) Alam pikirannya terasing dari kehidupan bangsanya. Jurang yang memisahkan antara kedua golongan ini semakin jelas dan semakin hari semakin meluas, baik dalam aktifitas-aktifitas sosial maupun intelektual, dalam cara bergaul, berpakaian, berbicara, berfikir, dan sebagainya. Beberapa intelektual muslim, seperti H. Abdullah Ahmad, Zeinuddin Labay El-Yunusiy, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Ilyas (penerus perjuangan KH. Hasyim Asy‟ari) berupaya melakukan inovasi penyelenggaraan pendidikan melalui dua cara, yaitu: Pertama, mendirikan lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmuilmu pengetahuan agama dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum. Dengan begitu, madrasah diharapkan akan dapat melahirkan ulamaintelek. Kedua, memberikan tambahan pelajaran agama pada sekolahsekolah umum yang sekuler. Tujuannya, mengisi kekosongan intelegensia
masyarakat
kolonial
akan
agama,
atau
minimal
menghilangkan sikap negatif mereka terhadap agama (Islam). Idealnya, langkah ini dapat meningkatkan concern dan semangat mereka untuk memperdalam pengetahuan agama (Islam) secara mandiri. Dari uraian ini, dapat ditegaskan bahwa di samping kedua corak pendidikan di atas, pada perkembangan selanjutnya, terdapat corak pendidikan ketiga yang dianggap sebagai sintesa antara corak lama dan dengan
corak
baru.
Yaitu,
corak
pendidikan
yang
berusaha
memasukkan pendidikan agama pada sekolah umum. Corak madrasah
9
seperti inilah yang kemudian dinilai sebagai embrio bagi penyiapan calon ulama-intelek atau intelek-ulama.7 Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pada periode H.A. Mukti Ali (mantan Menteri Agama RI), ia menawarkan konsep alternatif pengembangan madrasah melalui kebijakan SKB 3 Menteri, yang berusaha menyejajarkan kualitas madrasah dengan non-madrasah, dengan porsi kurikulum 70% umum dan 30% agama. Pada periode Menteri Agama RI H. Tarmizi Taher menawarkan konsep madrasah sebagai sekolah umum yang bercirikan agama Islam. Dilihat dari isu sentralnya, Mukti Ali ingin mendobrak pemahaman masyarakat yang bernada sumbang terhadap eksistensi madrasah, di mana ia berkutat pada kajian masalah keagamaan Islam dan miskin pengetahuan umum. Sebagai akibat dari kemandulan keilmuan yang dimiliki output madrasah, maka Menteri Agama Tarmidzi Taher mencoba menawarkan kebijakan dengan jargon madrasah “madrasah sebagai sekolah umum yang berciri khas agama Islam”, yang muatan kurikulumnya sama dengan sekolah non-madrasah. H. A Malik Fadjar memantapkan eksistensi madrasah untuk memenuhi tiga tuntutan minimal dalam peningkatan kualitas madrasah, yaitu: (1) bagaimana menjadikan madrasah sebagai wahana untuk membina
ruh
atau
praktik
hidup
keIslaman
(2)
bagaimana
memperkokoh keberadaan madrasah sehingga mampu merespon tuntutan masa guna mengantisipasi perkembangan iptek dan era globalisasi.8
7
Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta‟arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, (Jakarta: Listafariska Putra, 2004), h. 37-38. 8 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 197-199.
10
c. Peluang dan Tantangan Madrasah 1) Peluang Madrasah a) Kehidupan beragama yang semakin semarak dan semakin diamalkan baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan sosial kemasyrakatan, memberikan peluang untuk bersama-sama membangun khususnya di bidang pendidikan yang mempunyai peran strategis dalam peningkatan sumber daya manusia. b) Terbukanya peluang yang seluas-luasnya secara yuridis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yang mampu mengayomi dan memberikan jaminan hukum terhadap masyarakat yang berperan serta dalam menyelenggarakan
madrasah.
Selanjutnya
dengan
ini
dimaksudkan untuk mengatur pengembangan madrasah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengindahkan ciri kekhususan yang dimiliki madrasah. c) Adanya peluang untuk mengembangkan program sesuai dengan kemandirian dan ciri kekhususan madrasah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional. 2) Tantangan Madrasah a) Adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, perubahan sosial
dan globalisasi yang demikian cepat, yang tidak
dibarengi dengan percepatan konsepsional, teknik metodologi maupun administrasi manajemen di lingkungan madrasah. b) Adanya ketidaksiapan pelaksanaan pendidikan di madrasah berkenaan dengan tuntutan kurikulum, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sosial, khususnya dalam hubungan dengan kemampuan teknik metodologis dan manajemen pendidikan.
11
c) Implementasi kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan pada madrasah antara pembina dan masyarakat pengelola madrasah belum dikembangkan secara optimal dan profesional.9 Madrasah dalam posisinya memasuki Era Indonesia Baru menghadapi persaingan yang berorientasi kelulusan. Oleh karena itu, dunia madrasah memerlukan dinamika di bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Madrasah harus membekali lulusannya untuk ke masyarakat. Selanjutnya dalam rangka menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks, madrasah harus mampu beradaptasi dengan kecenderungan nasional dan global.10 Jadi, dapat disimpulkan bahwa madrasah harus meningkatkan kualitas dan mutu pendidikannya seiring perkembangan zaman serta sesuai dengan kebutuhan dan perubahan masyarakat. 2. Konsep
Pengembangan
Kreativitas
Siswa
Melalui
Kegiatan
Ekstrakurikuler a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam kamus ilmiah popular, kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum.11 Pengertian lain mengenai kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
oleh
pendidik
atau
tenaga
kependidikan
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
9
yang
12
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta: PT Gemawindu Pancaperkasa, 2000), h. 134-138. 10 Ibid., h. 65. 11 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 187-188. 12 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 74.
12
Lebih lanjut Percy E. Burrup, dalam bukunya “Modern High School Administration” yang dikutip oleh Mulyono mengemukakan, kegiatan ekstrakurikuler adalah: “variously referred to as “ectracuriculer,” “cocuriculer,” or “out school activities”. Artinya, bermacam-macam kegiatan seperti ekstrakurikuler atau kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Kegiatan itu lebih baik digambarkan sebagai kegiatan di luar kelas hanya sebagai kegiatan-kegiatan siswa. Dengan demikian yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi, minat bakat dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.13 Menurut Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa pengertian, diantaranya: 1) Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan
mengembangkan
satuan potensi,
pendidikan, bakat,
bertujuan
minat,
untuk
kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian siswa secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. 2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh siswa. 3) Kegiatan
Ekstrakurikuler
pilihan
adalah
Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh siswa sesuai bakat dan minatnya masing-masing. 13
Mulyono, op. cit., h. 187-188
13
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangankan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki siswa, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.14 b. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). 2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan penguasaan keilmuan, kemampuan akademik dan penelitian. 3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater dan keagamaan. 4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain
karier,
pendidikan,
kesehatan,
perlindungan
HAM,
keagamaan dan seni budaya.15 c. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi; 1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka, 2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan 14 15
Ibid. Muhaimin, op. cit., h. 75.
14
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa, 3) rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi siswa yang menunjang proses perkembangan, 4) persiapan karier, yaitu kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kesiapan
karier
siswa.16
5)
menyalurkan
dan
mengembangkan potensi dan bakat siswa agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya 6) memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar memiliki fisik yang sehat, bagus, kuat, cekatan dan terampil 7) memberi peluang siswa agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.17 d. Prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikulerjuga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa serta tuntutan-tuntutan lokal di mana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga melalui kegiatan yang diikutinya, siswa mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang dilingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh siswa.18 Proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan melalui prinsip-prinsip; 1) individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai denga potensi, bakat dan minat siswa masing-masing, 2) pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan yang diikuti secara sukarela siswa, 3) keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan siswa secara penuh, 4) menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan siswa 5) etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat siswa untuk bekerja 16
Ibid., h. 75. Mulyono, op. cit., h. 188-189. 18 Mulyono, Ibid., h. 189. 17
15
dengan baik dan berhasil, 6) kemanfaatan sosial, prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenisjenis kegiatan yang memuat unsur-unsur, yaitu: 1) Sasaran kegiatan 2) Substansi kegiatan 3) Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya 4) Waktu dan tempat 5) Sarana.19 e.
Pengertian Pengembangan Kreativitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengembangan” berarti:
proses, cara, perbuatan mengembangkan.20 Di dalam bahasa Arab, kata kreatif merupakan terjemahan dari kata al-mushawwir, yakni orang yang menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Ia adalah seorang yang inovatif, kreatif, imajinatif dan progresif. Kata al-mushawwir selanjutnya menjadi salah satu sifat yang dimiliki Allah Swt. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Imran ayat 6 dan surat Al-Mu‟min ayat 64, sebagai berikut:
“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
19
Muhaimin, op. cit., h. 75. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 538. 20
16
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.”21 Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kreativitas, sebagai berikut: Menurut James J. Gallagher yang dikutip oleh Yeni Rahmawati & Euis Kurniati mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and products, in fashion that is novel to him or her” (kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya). Supriadi mengutarakan sebagaimana dikutip oleh Yeni Rahmawati & Euis Kurniati bahwa kreativitas adalah “kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada”.22 Angelou berpendapat sebagaimana dikutip oleh Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono bahwa kreativitas ditandai dengan adanya kemampuan untuk menciptakan, mengadakan, menemukan suatu bentuk baru dan atau untuk menghasilkan suatu melalui keterampilan imajinatif.23 21
H. Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h. 236. 22 Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, op. cit., h. 13-14. 23 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), h. 38.
17
Lebih lanjut lagi Seto Mulyadi yang dikutip dalam buku pengalaman hidup 10 tokoh kreativitas Indonesia mengembangkan kreativitas memaknai kreativitas dengan merumuskan
strategi 4-P,
yaitu pribadi (person), proses, produk dan press; 1) Pribadi. Kreativitas disini dikaitkan dengan adanya ciri-ciri kreativitas yang terdapat pada diri individu, yaitu ciri-ciri yang bersifat aptitude atau kognitif (berkaitan dengan kemampuan berpikir) seperti kelancaran, keluwesan, keunikan dan kemampuan elaborasi, serta ciri-ciri yang bersifat non-aptitude atau afektif (berkaitan dengan sikap dan perasaan) seperti: rasa ingin tahu, ingin mencoba hal-hal baru, berani menghadapi risiko, tidak takut salah, keras kepala, dan sebagainya. 2) Pendorong. Pendorong yang bersifat internal adalah pendorong dari dalam diri individu, yaitu hasrat dan motivasi yang kuat pada diri kita sendiri. Sementara pendorong yang bersifat eksternal adalah pendorong dari luar diri individu, seperti: diperolehnya aneka macam pengalaman yang kaya, lingkungan yang cenderung menghargai berbagai gagasan unik dari sang anak, tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang sikap kreatif, dan sebagainya. 3) Proses. Disini lebih ditekankan pada kegiatan bersibuk diri secara kreatif. Artinya kreativitas lebih ditinjau dari aspek kegiatan „bermain‟ dengan gagasan-gagasan dalam pikiran tanpa terlalu menekankan pada apa yang dihasilkan oleh proses tersebut. Keasyikan yang timbul akibat dari keterlibatannya dengan aktivitas yang penuh dengan tentangan itulah yang lebih mendapatkan porsi utama. 4) Produk. Disini kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan dan menghasilkan produk-produk baru. Pengertian baru disini tidak berarti harus selalu baru sama sekali, namun bisa pula merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari beberapa hal yang sebelumnya sudah pernah ada. Dari seseorang yang memiliki ciri pribadi yang kreatif, memperoleh sesuatu pendorong untuk mengembangkan kreativitasnya secara optimal, melalui suatu proses kreatif yang aman dan bebas secara psikologis, maka akan memungkinkan lahirnya produk-produk kreatif yang bermakna. Menurutnya lagi tentang kreativitas yang senantiasa diajarkan oleh Ibu Utami Munandar kepada saya: K = f (I x D x E x A) dimana kreativitas adalah merupakan fungsi dari adanya Imajinasi, Data, Evaluasi dan Aksi. Maksudnya memiliki imajinasi kreatif, lalu mengumpulkan data untuk bahan-bahan perbandingan, kemudian mengevaluasi apa yang sudah diperoleh,
18
akhirnya melakukan suatu aksi yang konkret dalam bentuk sebuah karya nyata.24 Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta suatu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin saja gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya.25 Maka produk baru yang dimaksud di sini adalah inti dari ide-ide baru yang biasanya dengan meminjam, menambah, menggabungkan atau menyempurnakan yang lama. Bagaimanapun juga, setiap hal yang lama dapat dikombinasikan dalam berbagai cara. Dan disinilah daya kreatif itu digunakan.26 Menurut buku Utami Munandar yang berjudul Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, kreativitas adalah kemampuan untuk kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Yang dimaksudkan dengan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, atau sudah dikenal sebelumnya, adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya. Jelaslah, makin banyak pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang makin memungkinkan dia memanfaatkan dan menggunakan segala pengalaman dan pengetahuan tersebut untuk bersibuk diri secara kreatif.27 Misalnya orang yang pertama kali menemukan sepatu roda sebagai gabungan dari sepatu dan roda juga termasuk orang yang kreatif. Jadi di sini kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubunganhubungan baru antara unsur, data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.28
24
Utami Munandar, Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia Mengembangkan Kreativitas, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001), h. 205-208. 25 Conny Semiawan., dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, (Jakarta: PT Gramedia, 1990), h. 8. 26 Michael Le Boeuf, Imageenering (Bagaimana Cara Memanfaatkan Daya Kreativitas Anda), (tt.p: t.t). h.45. 27 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), h. 47. 28 Conny Semiawan., dkk, op. cit., h. 8.
19
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kreativitas merupakan suatu proses tumbuh kembang diri seseorang yang didukung oleh motivasi internal maupun eksternal untuk melahirkan suatu gagasan ataupun produk baru atau mengombinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi baru dan dikembangkan melalui sikap dan pengalaman yang seseorang alami dalam perkembangannya. f.
Ciri Kreativitas Sund menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat
dikenal melalui ciri-ciri sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Hasrat keingintahuan yang cukup besar Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru Panjang akal Keinginan untuk menemukan dan meneliti Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas Berpikir fleksibel Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak 10) Memiliki semangat bertanya serta meneliti 11) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik 12) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas29 g.
Proses Kreativitas
Proses kreativitas dapat dibagi dalam beberapa tahap: 1) Persiapan Mengumpulkan informasi, berkonsentrasi, dan mengakrabkan diri sepenuhnya dengan semua aspek masalah. 2) Inkubasi Beristirahat sejenak, mengesampingkan dahulu masalah, memberi waktu bagi pikiran untuk beristirahat dan mengumpulkan energi. Ada sebuah hipotesa yang mengatakan bahwa permasalahan yang menyibukkan pemikiran orang kreatif dalam waktu yang lama sebenarnya adalah aktivitas dalam daerah bawah sadar setelah
29
Slameto, op. cit., h. 147-148.
20
ditinggalkannya selama beberapa saat. Meskipun kita tidak mengetahui bagaimana solusi itu datang, tetapi solusi itu mungkin datang setelah ia terbangun dari tidurnya, atau di sela-sela menjalankan aktivitasnya sehari-hari.30 3) Iluminasi Saat NAH, INI DIA! Saat jawaban tiba-tiba muncul sering terjadi saat sedang benar-benar santai dan melakukan hal lain. 4) Implementasi Menyelesaikan masalah praktis, berusaha memperoleh dukungan orang lain, menentukan berbagai sumber daya yang diperlukan. Dalam fase ini, orang kreatif melakukan pengujian atas kebenaran dan kelayakan kreativitasnya melalui eksperimen. Bisa jadi dalam fase ini dilakukan sebagian revisi atau perubahan atas produk kreativitas tersebut yang dimaksudkan untuk memperbaikinya dan memunculkannya dengan bentuk sebaik mungkin.31 Kita akan mengkhususkan diri pada tahap persiapan dan iluminasi. Pemetaan-pikiran menolong kita menyusun informasi sedemikian rupa sehingga memantul kesana-sini serta terbentuk kaitan-kaitan baru. Teknik ini memusatkan pemikiran dan informasi kita dengan sangat cepat, dan sering membawa kita langsung melaju ke tahap iluminasi.32 Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses kreativitas adalah sebuah proses berpikir untuk menciptakan atau mengkreasikan sesuatu dengan kemampuan inderawi yang dimiliki seseorang dengan cara berfantasi dan berimajinasi seluas-luasnya tanpa perlu khawatir gagal yang kemudian diaplikasikan menjadi produk kreativitas.
30
Amal Abdussalam Al-khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), h. 247. 31 Ibid., h. 248. 32 Joyce Wycoff, Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan-Pemikiran, (Bandung: Kaifa, 2003), hal. 52.
21
h.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan
kreativitas yaitu; Pertama, memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun
kepribadiannya
serta
suasana
psikologis
(Psichological
Athmosphere). Kedua, menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses apa pun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja simulan otak kiri dan kanan. Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika kita ingin siswa menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada siswa. Keempat, peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas siswa. 1) Rangsangan mental Suatu karya kreatif dapat muncul jika siswa mendapatkan rangsangan mental yang mendukung. Pada aspek kognitif siswa distimulasi agar mampu memberikan berbagi alternatif pada setiap stimulan yang muncul. Pada aspek kepribadian siswa distimulasi untuk mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif seperti percaya diri, kepribadian, ketahanan diri, dan
lain
sebagainya.
Pada
aspek
suasana
psikologis
(Psichological Athmosphere) distimulasi agar siswa memiliki rasa aman dan kasih sayang dan penerimaan. Hal ini berarti para pendidik harus siap untuk menerima apa pun karya siswa dukungan mental bagi siswa sangat diperlukan. Dengan adanya dukungan mental siswa akan merasa dihargai dan diterima keberadaannya sehingga ia akan berkarya dan memiliki
22
keberanian untuk memperlihatkan kemampuannya. Sebaliknya, tanpa dukungan mental yang positif bagi siswa maka kreativitas tidak akan terbentuk. 2) Iklim dan Kondisi Lingkungan Cherry dan Ayan mengemukakan beberapa kondisi lingkungan yang harus diciptakan untuk menumbuhkan jiwa kreatif, sebagai berikut; a) Pencahayaan Cahaya merupakan salah satu sumber energi kreatif paling ampuh, bahkan cahaya matahari yang terang langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan pikiran. b) Sentuhan warna Ada beberapa cara dasar penggunaan warna untuk menciptakan lingkungan kreatif. Pertama, warnailah sebagian besar ruang kerja untuk mendapatkan perasaan yang diinginkan. Kedua, buatlah variasi warna sesuatu dengan suasana hati dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga, banyaknya warna merangsang berbagai pikiran dan perasaan. c) Seni dalam lingkungan Seni dalam lingkungan meliputi apa saja mulai dari poster, hiasan dinding dan foto berbingkai, hingga hiasan kecil, ukiran dan benda seni. Seni bernuansa lingkungan tidak harus sempurna atau abadi, namun ia dapat diubah dan diganti karena “keanekaragaman adalah bumbu kehidupan”. d) Bunyi dan musik Musik dan bunyi mempunyai 2 fungsi: (1) Jenis musik tertentu dapat meningkatkan fungsi otak dan membantu kecepatan belajar dan daya ingat. (2) Mempengaruhi penataan dan suasana hati. Musik dapat mengeluarkan siswa dan zona kenyamanan menuju pikiran dan perasaan baru, tpat pada bidang yang kita butuhkan agar menjadi kreatif. e) Aroma Menurut berbagai sumber bebauan dan aroma diketahui secara langsung merangsang bagian otak-sistem limbikyang bekerja atas emosi dan ingatan primitif. Akibatnya satu jenis bau mampu mengeruk segunung emosi dan menggugah ingatan lama.
23
f) Sentuhan Menurut beberapa kiat yang dapat mempertimbangkan unsur sentuhan dan cara tekstur agar mempengaruhi suasana hati dan kreativitas, diantaranya: (1) Gunakan sentuhan untuk menghadirkan kenyamanan fisik dan relaksasi (2) Gunakan sentuhan untuk mencapai ketenangan (3) Gunakan sentuhan dan gerak untuk mendapatkan rangsangan g) Cita Rasa Santapan mempengaruhi suasana mental dan emosional menurut Junith Wurtman, ada tiga prinsip penting dalam masalah gizi yang harus diingat: (1) Karbohidrat menyebabkan kantuk, dan akan mengurangi energi kreatif (2) Protein meningkatkan kesiagaan, sedangkan lemak menumpulkan ketajaman mental (3) Pola makan terbaik adalah yang mementingkan buahbuahan segar dan sayuran, hindari makanan yang diproses, bahan sintesis, gula, tepung, kafein dan alkohol. 3) Peran guru Semua siswa di sekolah memerlukan guru yang baik, tidak hanya siswa berbakat. Guru menentukan tujuan dan sasaran belajar; membantu pembentukan nilai-nilai pada siswa, misalnya nilai hidup, nilai moral, dan nilai sosial; memilihkan pengalaman belajar; menentukan metode atau strategi mengajar; dan yang paling penting menjadi model perilaku bagi siswa.33 Beberapa hal yang dapat mendukung peran guru dalam mengembangkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut: a) Percaya diri Kepercayaan diri merupakan syarat penting yang harus dimiliki siswa untuk menghasilkan karya kreatif. Hal ini diawali dengan keberanian mereka dalam beraktivitas. Dan setiap siswa akan berani menampilkan karya alami mereka jika
lingkungan
terutama
orang
tua
dan
guru
menghargainya. 33
Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 144.
24
b) Berani mencoba hal baru Untuk menumbuhkan kreativitas siswa, mereka perlu dihadapkan pada berbagai kegiatan baru yang bervariasi. Kegiatan baru ini akan memperkaya ide dan wawasan siswa tentang segala sesuatu. c) Memberikan contoh Diakui atau tidak seorang guru tetap merupakan figur dan teladan bagi siswa-siswanya. Demikian juga dalam pengajaran kreativitas. Seorang guru yang tidak kreatif, tidak mungkin dapat melatih siswanya untuk menjadi kreatif. d) Menyadari keragaman karakteristik siswa Setiap anak adalah unik dan khas, masing-masing berbeda satu sama lain. Pemahaman dan kesadaran ini akan membantu guru menerima keragaman perilaku dan karya mereka dan tidak memaksakan kehendak. e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi dan bereksplorasi Untuk mengembangkan kreativitas, guru sebaiknya memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan mengeksplorasi kegiatan yang mereka inginkan. Dengan demikian guru harus menyiapkan berbagai pendekatan, metode dan media pembelajaran yang akan membuat siswa bebas mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya. f) Positive thingking Siswa yang aktif, tidak bisa diam, punya cara dan kehendak sendiri dalam mengerjakan tugas, tidak bisa langsung diberi cap sebagai siswa nakal, guru harus memprioritaskan positive thingkingnya, ketimbang asumsi negatifnya. Dengan melakukan positive thingking guru akan
25
mereduksi hambatan yang tidak perlu dan menghindari masalah baru yang mungkin timbul. Maker membagi karakteristik guru siswa berbakat menjadi tiga kelompok: filosofis, profesional, dan pribadi. 1) Karakteristik filosofis: karakteristik yang penting karena cara guru memandang pendidikan mempunyai dampak
terhadap
pendekatan
mereka
terhadap
mengajar. Jika guru memandang keberbakatan sebagai meliputi potensi intelektual yang tinggi, pengikatan diri terhadap tugas, kreativitas, dan prestasi yang tinggi, mereka akan menggunakan pendekatan terhadap siswa berbakat dari segi kekuatannya dan cenderung untuk berpusat terhadap bahan mata ajaran 2) Karakteristik profesional: dapat dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan seperti kemampuan untuk mempergunakan keterampilan dinamika kelompok, teknik dan strategi yang maju dalam mata ajaran tertentu,
memberi
pelatihan
penyelidikan,
dan
memahami ilmu komputer 3) Karakteristik
pribadi:
Karakteristik
pribadi
guru
meliputi motivasi, kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat luas, dan keluwesan (fleksibilitas).34 4) Peran orang tua Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota keluarga, teman orangtua, atau kakek-nenek. Tetapi model yang paling penting adalah orangtua yang kreatif yang memusatkan
perhatian
terhadap
bidang
minatnya,
yang
menunjukkan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja, semangat dan motivasi internal. Beberapa sikap orangtua yang memupuk kreativitas anak adalah: 34
Munandar, op. cit., h. 145-147.
26
a) Menikmati keberadaannya bersama anak b) Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak c) Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak35 d) Menghargai pendapat anak dan mendorong untuk mengungkapkan serta menunjang kegiatan anak. e) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal f) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan.36 5) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a) Motivasi intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan b) Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.37 Menurut Rogers sebagaimana dikutip dari buku Munandar menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologislah yang memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif. (1) Keamanan Psikologis: (a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya (b) Mengusahakan suasana yang di dalamnya evaluasi eksternal tidak ada (atau sekurangkurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek 35
Ibid., h. 135-137. Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 27-33. 37 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 19, h. 89-91. 36
27
mengancam) (c) memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). (2) Kebebasan Psikologi: Orang tua atau guru mengizinkan atau memberi kesempatan kepada siswa untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran atau perasaannya sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.38 3. Lingkup
Pengembangan
Kreativitas
Siswa
Melalui
Kegiatan
Ekstrakurikuler Pada dasarnya penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam dunia persekolahan
ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam
bidang tertentu. Karena itu, aktivitas ekstrakurikuler itu harus disesuaikan dengan hobi serta kondisi siswa sehingga melalui kegiatan tersebut, siswa dapat memperjelas identitas dirinya.39 Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya.40 Misalnya, kebutuhan untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam dunia proses pendidikan dikenal ada beberapa kegiatan yang cukup elementer selain kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan kurikuler dan kokurikuler. a. Kegiatan Kurikuler Kegiatan kurikuler adalah kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara siswa dan guru untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik.41 Setiap teori belajar menjelaskan aspek-aspek tertentu dalam belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses pembelajaran yang berlangsung. 38
Munandar, op. cit., h. 57-58. Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 187. 40 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), cet. 1, h. 65. 41 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 186. 39
28
Teori-teori belajar dibangun secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam aliran, yaitu: 1) Disiplin mental atau psikologi daya, yang memandang bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah daya yang beraneka ragam. 2) Behaviorisme
atau
psikologi
tingkah
laku,
yang
menganggap bahwa tingkah laku manusia merupakan kumpulan respon terhadap rangsangan. Kajian tentang belajar berdasarkan psikologi daya banyak menekankan pada pembentukan daya mental tertentu. Oleh karena itu, bisa dipahami bila dalam menerapkan teori belajar menurut psikologi daya ini adalah kesulitan untuk menentukan jenis bahan pelajaran apa yang terbaik untuk melatih, membentuk atau mengembangkan otak. Proses belajar yang paling menonjol dalam penerapan teori daya adalah dengan melalui praktik dan latihan (diantaranya memecahkan soal, menghafal, dan mengarang). Berbeda dengan kajian psikologi daya, aliran behaviorisme memandang bahwa perilaku manusia merupakan respon terhadap stimulus (rangsangan). Cabang dari aliran ini adalah asosiasi atau koneksionisme dan gestalt. Menurut teori asosiasi atau koneksionisme, belajar dalam hal ini adalah membentuk sejumlah ikatan stimulus-respon pada diri individu. Teori ini juga menganggap bahwa perilaku tertentu dapat dibentuk melalui pembiasaan. Maksudnya bahwa latihan yang berulang-ulang dapat menghasilkan suatu perilaku stimulus itu dalam keadaan biasa mempunyai ikatan dengan respon yang dilatihkan atau dibiasakan. Menurut teori gestalt memandang bahwa proses kognitif yang berupa insight (pemahaman/wawasan) merupakan ciri asasi dari respon manusia yang diberikan daam menanggapi lingkungan betatapun
sederhananya.
Dapat
dikatakan
bahwa
insight
29
merupakan semacam reorganisasi pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba, seperti ketika seseorang menemukan suatu ide baru atau memecahkan suatu masalah.42 Terkait dengan strategi pembelajaran siswa, peran guru sebagai fasilitator diharuskan membantu siswanya dalam belajar, bukan hanya sekedar menyampaikan materi tanpa mengetahui apakah materi tersebut sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar (multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik internal maupun eksternal. Untuk itu, guru dituntut untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui model PAIKEM, yaitu partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya siswa dapat menciptakan sebuah karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya. 43 Guru tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar, ia pun harus mampu merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, yang biasa dikenal sebagai “media pembelajaran”. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.44 b. Kegiatan Kokurikuler Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih 42
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 21-24. Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 307. 44 Ibid., h. 5-8. 43
30
menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intra kurikuler. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam berbagai
bentuk
seperti
mempelajari buku-buku tertentu, melakukan penelitian, membuat karangan, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis dengan tujuan untuk lebih menghayati/memperdalam apa yang telah dipelajari. Hasil kegiatan ini ikut menentukan dalam pemberian nilai bagi para siswa. Dari setiap aspek kegiatan, siswa diharapkan berkembang menjadi lebih baik, terutama dalam perkembangan motorik, perkembangan kognitif dan perkembangan sosial dan moral, selain itu perlu adanya motivasi instrinsik maupun ekstrinsik yang mempengaruhi perkembangan siswa dalam kegiatannya. Setelah itu, siswa diharapkan dapat menunjukkan peningkatan prestasi maupun perilaku positif, seperti: kedisiplinan, kerajinan, kerja sama, tanggung jawab, prestasi hasil belajar dan kematangan diri. Target pengembangan kreativitas siswa meliputi tumbuh kembang siswa, motivasi instrinsik dan ekstrinsik serta gagasan/produk yang dihasilkan: 1.
Tumbuh kembang siswa Tumbuh kembang dapat diartikan meningkat dan meluasnya
kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan
atau
kedewasaan dan pembelajaran. Proses-proses perkembangan meliputi: a. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik siswa (motor skill) b. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan
fungsi
intelektual
atau
perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak siswa
proses
31
c. Perkembangan sosial dan moral (social dan moral development), yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara siswa berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.45 Dalam mengembangkan setiap kegiatan, sasaran dari pengembangan kegiatan kesiswaan adalah terwujudnya berbagai kegiatan kesiswaan dalam berbagai bidang sehingga programprogram yang dapat dikembangkan antara lain: 1) Penyosialisasian kegiatan kesiswaan 2) Peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan ekstrakurikuler, kreativitas, lomba-lomba dan olimpiade) 3) Peningkatan implementasi kegiatan kesiswaan 4) Peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan 5) Peningkatan manajemen program kegiatan Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain: 1) Melaksanakan workshop/ pelatihan secara internal di sekolah 2) Melakukan kerjasama dengan komite sekolah 3) Melakukan kerjasama dengan masyarakat 4) Melakukan kerjasama dengan LPTI/ instansi lain yang relevan 5) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/ industri 6) Melaksanakan lomba-lomba dan sebagainya Hasil yang diharapkan dan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah: 45
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 14, h. 60.
32
1) Terwujudnya sosialisasi kegiatan kesiswaan 2) Tercapainya peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan ekstrakurikuler, kreativitas, lombalomba dan olimpiade) 3) Tercapainya
peningkatan
implementasi
kegiatan
kesiswaan dan hasil-hasil atau prestasi akademik dan nonakademik siswa 4) Tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan 5) Tercapainya peningkatan manajemen program kegiatan kesiswaan.46 2.
Motivasi instrinsik dan ekstrinsik Dalam pengembangan kreativitas, motivasi intrinsik dan
ekstrinsik sangat dibutuhkan untuk membangun keinginan dalam melakukan sesuatu/kegiatan agar dapat mencapai tujuan menjadi orang yang berpengetahuan dan ahli dalam bidang tertentu. a. Motivasi intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. b. Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.47 Motivasi ekstrinsik yang dimaksud juga dapat terletak pada lingkungan siswa/sarana prasarana. Misalnya, orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana prasarana pendidikan yang ia butuhkan. Atau 46
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), cet. 1, h. 94. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 19, h. 89-91. 47
33
ekonominya cukup tinggi tetapi kurang memberi perhatian terhadap pendidikan siswa. Selain sarana prasarana, motivasi ekstrinsik untuk mendukung tujuan pembelajaran agar efektif dan efisien perlu adanya sumber daya yang memadai. Komponen sumber daya dijabarkan menjadi: 1) Sumber daya manusia yang meliputi: kepala sekolah, guru-guru dan tenaga lainnya 2) Sumber daya keuangan yang meliputi: swadana dan pemerintah.48 3. Gagasan/ produk yang dihasilkan Produktivitas pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kualitas lulusan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan besar pengaruhnya terhadap produktivitas organisasi. Adapun produktivitas pendidikan mencangkup tiga fungsi: a. Fungsi managerial, yang berkaitan dengan berbagai pelayanan untuk kebutuhan siswa dan guru. Diantaranya adanya perlengkapan mengajar, ruangan, dan lain-lain yang memungkinkan tercpainya pelaksanaan pendidikan dengan baik b. Fungsi behaviorial, yang keluarannya merujuk kepada fungsi pelayanan yang dapat merubah perilaku siswa dalam kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap c. Fungsi ekonomi, yang keluarannya diidetifikasi sebagai lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga apabila bekerja dapat memperoleh penghasilan tinggi. 49 48
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 283-284. 49 Sobry Sutikno, Pendidikan Sekarang dan Masa Depan, (Mataram: NTP Press, 2006), Cet. 3, h. 114-115.
34
B. Penelitian yang Relevan Penelitian ini dilatar belakangi oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Trijadi Risnanto yang berjudul “Peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan Kreativitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu” menunjukkan bahwa peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam mengembangkan kreativitas anak di kelurahan Jurang Mangu sejauh ini telah sangat baik dengan melihat sejumlah indikator dari terselenggaranya program pengembangan kreativitas yang berjalan dengan baik, perubahan sikap dan disiplin para anak menjadi lebih baik, dan tentunya membuat para anak menjadi lebih kreatif dan memiliki pengetahuan lebih luas dibanding sebelumnya. 2. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Sriningsih
yang
berjudul
“Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Di
Madrasah
Ibtidaiyah
Al-Azhar
Asy-Syarif
Indonesia”
menunjukkan bahwa penerapan full day school dapat meningkatkan kreativitas siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia hal ini terbukti bahwa penerapan full day school telah mendorong dan membuka ruang bagi munculnya kreativitas siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia baik akademik/ non akademik 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hilda IndiaSari yang berjudul “Persepsi Guru Tentang Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Pendidikan Di MTs Khazanah Kebajikan” menunjukkan bahwa upaya sekolah dalam mengarahkan kemampuan untuk mrnguasai technical skills sangat menguasai. Hal ini terbukti dari data hasil penelitian yang telah penulis lakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta yang berlokasi di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan November dengan rincian jadwal sebagai berikut: No
Bulan
Kegiatan Mei
1.
Penyerahan revisi proposal
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
ke jurusan dan pengumuman dosen pembimbing 2.
Bimbingan awal dengan dosen pembimbing memperbaiki rancangan outline, bab 1 dan bab 2.
3.
Membuat bab 3 serta instrumen penelitian
4.
Pengajuan surat izin penelitian ke sekolah dan permohonan Surat Rekomendasi Penelitian dari Kanwil DKI Jakarta
5.
Melakukan Penelitian di
sekolah (pengambilan data) 6.
Uji keabsahan data
7.
Pengolahan data dan
penyusunan skripsi
35
Des
36
B. Metode Penelitian Metodologi penelitian berisi jenis penelitian yanng digunakan peneliti untuk memecahkan masalah penelitian. Berbagai macam metode atau teknik penelitian antara lain: metode penelitian korelasi, eksperimen, kasual komparatif, deskriprif, evaluasi, kebbijakan, tindakan kelas, sejarah, survei, studi kasus, pengembangan (R & D), dan metode penelitian kepustakaan.1 Untuk
sampai
pada
inti
permasalahan
yang
dibahas,
penulis
menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif metode yang dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.2 Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.3
C. Sumber Data Dalam hubungan populasi dan sampel Prof. Sutrisno Hadi, MA menjelaskan bahwa sampel atau contoh adalah; Sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Supaya lebih objektif istilah individu sebaiknya diganti istilah subyek atau obyek. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau representatif artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.4 Pemilihan sampel bukan saja diterapkan pada manusia sebagai responden, melainkan juga pada latar (setting), kejadian dan proses.5 Jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposeful sampling, yakni jurus agar manusia, latar, dan kejadian tertentu 1
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 61. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 5. 3 Ibid., h. 6. 4 Cholid Narbuko & H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hal. 107 5 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2011), h. 102.
37
(unik, khusus, tersendiri, aneh, nyeleneh) betul-betul diupayakan terpilih untuk memberikan informasi penting yang tidak mungkin diperoleh melalui jurus lain.6 Yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah: 1. Pembina OSIS, guru seni budaya, guru BK dan pembina ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yang banyak diminati siswa (Tari Saman, PASKIBRA dan ECC)
untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai pengelolaan dan pengorganisasian dalam upaya
pengembangan
kreativitas
anak
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler 2. Siswa-siswi MAN 4 Jakarta untuk mendapatkan data informasi mengenai program pengembangan kreativitas khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk memperoleh data dari penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan, dengan empat metode: 1. Observasi Teknik ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit understanding), bagaimana teori digunakan langsung (theory-in-use), dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai. 2. Wawancara atau interviu Wawancara atau interviu meminta waktu dan kesungguhan dari sang peneliti. Interviu dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Melalui interviu peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam (indepth information) karena beberapa hal, antara lain:
6
Ibid., h. 103.
38
a. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak dimengerti responden b. Peneliti
dapat
mengajukan
pertanyaan
susulan
(follow-up
questions) c. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan d. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam. 3. Analisis dokumen Dalam literatur paradigma kualitatif ada dibedakan istilah documents dari records (bukti catatan). Guba dan Lincoln (1981) dengan singkat membedakannya sebagai berikut: records segala catatan tertulis yang disiapkan seseorang atau lembaga untuk pembuktian sebuah peristiwa atau menyajikan perhitungan, sedangkan dokumen dalah barang yag tertulis atau terfilmkan selain records yang tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti.7 Dengan kata lain, analisis dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumendokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumendokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.8 E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Penelitian Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data peneliti akan menggunakan cara berikut: 1. Perpanjangan keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi: a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks b. Membatasi kekeliruan (biases) peneliti
7
A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2011), h. 110-111. 8 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 14-15.
39
c. Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. 2. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 3. Triangulasi Dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan: a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. 9 Laporan hasil penelitian akan disertai dengan penjelasan guna meningkatkan kepercayaan yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mengetahui upaya madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh data kemudian setelah itu peneliti melakukan pengkodingan dari data-data yang telah terkumpul kemudian dikategorisasikan. 1. Tahap Pra Lapangan Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan sebelum memasuki tahap lapangan adalah: a. Menyusun rencana penelitian Rencana penelitian disusun berdasarkan BAB I (pendahuluan) yang telah ditulis yakni Upaya Madrasah dalam Mengembangkan 9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 327-332.
40
Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakutikuler yang dilakukan di MAN 4 Jakarta. Adapun fokus penelitiannya yakni ingin mengetahui
upaya
mengembangkan
yang
kreativitas
dilakukan siswanya
madrasah melalui
dalam kegiatan
ekstrakurikuler. b. Memilih lapangan penelitian Lokasi yang penulis pilih adalah MAN 4 Jakarta, karena lokasinya mudah terjangkau dan dirasa tepat karena memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang banyak sehingga mendukung peneliti dalam melakukan penelitian c. Mengurus perizinan Sebelum peneliti melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta, terlebih dahulu meminta surat izin observasi dan penelitian di akademik lantai 2 yang mana setelah itu diketahui oleh Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Setelah
itu
peneliti
meminta
surat
rekomendasi penelitian dari Kanwil Dki Jakarta baru kemudian memberikan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta ke bagian Humas untuk diserahkan kepada kepala sekolah. 2. Tahap Lapangan Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan pada saat memasuki tahap lapangan adalah: a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri Peneliti memulai dengan mengamati situasi dan kondisi seputar MAN 4 Jakarta dan menyesuaikan diri dengan berprilaku sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan dan adat istiadat serta prosedur melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta b. Memasuki lapangan Ketika peneliti berada di lapangan, peneliti berupaya menjalin keakraban dan sikap saling percaya kepada warga MAN 4 Jakarta
41
agar tidak ada informasi yang disembunyikan lagi dan apabila tersebut dapat tercipta, maka dapat diharapkan informasi yang diperoleh akurat. c. Mengumpulkan data Peneliti terlebih dahulu mencari tahu informasi seputar kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MAN 4 Jakarta. Sambil mengamati jalannya kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari Jumat
dan
Sabtu,
peneliti
mengumpulkan
data
dengan
menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi dengan alat bantu
handphone untuk mengambil
rekaman suara saat
wawancara dan gambar kegiatan.
F. Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses berjalannya analisis data kualitatif, sebagai berikut: 1. Mencatat yang mengasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusiri 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,mensistesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya 3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Adapun secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, kategorisasi data, sintesasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. 1. Reduksi Data a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang
42
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap ‘satuan’, agar supaya tetap dapat ditelusuri data/ satuannya, berasal dari sumber mana. Perlu diketahui bahwa dalam pembuatan kode untuk analisis data dengan komputer cara kodingnya lain, karena disesuaikan dengan keperluan analisis komputer tersebut. 2. Kategorisasi a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan b. Setiap kategori diberi nama yang disebut ‘label’. 3. Sintesisasi a. Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya b. Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama/ label lagi 4. Menyusun Hipotesa Kerja’ Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposional. Hipotesa kerja ini sudah merupakan teori substantif (yaitu teori yang berasal dan masih terkait dengan data).10
10
Ibid., h. 288.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta 1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta adalah Lembaga Pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas Keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan dibekali dengan Iman dan Takwa (IMTAK) sebagai Madrasah Aliyah yang didirikan pada tahun 1992 hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI nomor 64 tahun 1992 tanggal 29 April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional (MSN), seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) sesuai Surat Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Namun sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maka kini MAN 4 Jakarta tidak lagi berstatus sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI). 2. Visi dan Misi MAN 4 Jakarta a. Visi MAN 4 Jakarta “Pengembang pendidikan islami unggul dalam prestasi" b. Misi MAN 4 Jakarta 1) Menjadikan Agama Islam sebagai Ruh dan Sumber Nilai Pengembangan Madrasah
43
44
2) Mengembangkan
Proses
Belajar
Mengajar
(PBM)
dengan
Bernuansa Islam. 3) Menjadikan Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat sebagai Mitra dan Modal Kerja Madrasah. 4) Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat, Lingkungan dan Berbagai Instansi yang concern terhadap Madrasah. 5) Menyiasati Kurikulum secara Cermat dan Akurat. 6) Menempatkan Tugas Pendidik Mengajar sesuai Latar Belakang Disiplin Keilmuannya dan Meningkatkan Profesionalisme melalui Berbagai Penataran, Pembinaan dan Pelatihan. 7) Menambah dan Mengembangkan Sarana Pendukung Pembelajaran. 8) Memotivasi Semangat Peserta Didik, Pendidik dan Seluruh Komponen Madrasah lainnya untuk Belajar dan Kerja Keras. 9) Mengembangkan Madrasah sebagai Wahana Pengembangan Potensi Peserta Didik. 10) Mengembangkan Madrasah melalui Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 900: 2008. 3. Data Siswa dan Data Guru Siswa dan siswi yang terdapat di MAN 4 Jakarta tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 927 siswa, yaitu kelas X berjumlah 317, kelas XI berjumlah 314 dan kelas XII berjumlah 296. Untuk jumlah guru-guru yang terdapat di MAN 4 Jakarta yaitu berjumlah 91 orang yang masing-masing mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang ditetapkan. 4. Sarana Prasarana MAN 4 Jakarta Pada dasarnya setiap sekolah untuk mewujudkan tujuannya didukung oleh segala sarana dan prasarana yang memadai. Dengan saran dan prasarana yang memadai, kegiatan di sekolah berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan sasaran mutu sekolah.
45
Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdirilah MAN 4 Jakarta yang memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, seperti: a. Hotspot area b. Ruang belajar dilengkapi dengan LCD, AC, dan Sound System c. Lab. IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi) d. Lab. IPS e. Lab. Bahasa f. Lab. Agama g. Lab. Komputer h. Ruang Multimedia dan Workshop i. Ruang Bimbingan Konseling j. Alat musik (Band, Kedaerahan dan Marawis) k.
PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama)
l. Asrama (daya tampung 80 siswa) m. Kantin dan koperasi n. Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket) o. Masjid p. Kebun apotik hidup q. UKS dengan Dokter jaga r. Lapangan parkir yang luas dan aman. 5. Program Ekstrakurikuler Pelaksanaan program ekstrakurikuler antara satu sekolah dan sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di MAN 4 Jakarta yaitu: a. FIMK & Rohis kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di Ruang. 101 yang dibimbing oleh H. Hafidz Abdillah, S.Pdi
46
b. Qiraat & Shalawat kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang. 102 yang dibimbing oleh Drs. Sholahudin c. Kaligrafi & Qira’atul Kutub kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di Mushalla yang dibimbing oleh Muchlis Amanudin, S.Ag d. Naady Araby kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.00-16.00 di Ruang L.05 yang dibimbing oleh Endah Umayanah, S.Ag e. Pramuka kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang C.205/ Lapangan yang dibimbing oleh Drs. Agus Salim f. PMR kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang UKS yang dibimbing oleh Dra. Eridawati g. PASKIBRA kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Lapangan upacara yang dibimbing oleh Rosmawati, S.Ag h. KIR kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang 102 yang dibimbing oleh Abd. Ghafur, S.PdI i. KJS & Teater kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang 103 yang dibimbing oleh Neneng Amalia, S.Pd j. GEMPALA kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang C204 / Depan kantin yang dibimbing oleh Abdullah, S.PdI k. ECC kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang 103 yang dibimbing oleh Eva Zahrawati, S.Pd
47
l. Sepak Bola/ Futsal kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di Lapangan sepak bola yang dibimbing oleh Drs. A. Kodir m. Basket kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di Lapangan basket yang dibimbing oleh Hilal Najmy, S.Pd n. Pencak Silat & Taekwondo kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di Parkiran motor yang dibimbing oleh Drs. Jejen Zainuddin o. Marawis kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di Mushalla yang dibimbing oleh Drs. Sholahudin p. Paduan Suara kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.00-17.00 di Ruang C03 yang dibimbing oleh Tommy Safrizal q. Saman kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Teras depan BK yang dibimbing oleh Indria Sukmawati, S.Pd r. Colstra kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di PSBB yang dibimbing oleh Drs. Ida Chandraeni s. Badminton kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul di Depan Boarding yang dibimbing oleh Eddy Harapan t. Nihon kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang 105 yang dibimbing oleh Mauli
48
u. Biologi dan Fisika kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang 201 dan 202 yang dibimbing oleh Dra. Hj. Yulisnaeni dan Dra. Sahmiati v. Kimia kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang 203 yang dibimbing oleh Dra. Sri. Mayati, M, kim w. Matematika kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang 204 yang dibimbing oleh Dra. Elida Syarifah x. Akuntansi & Ekonomi kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang 205 yang dibimbing oleh Rita Widiarti, SE y. Sains Bumi kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang 206 yang dibimbing oleh Femmy Marliana, S.Pd z. TIK kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di Ruang Lab. Komputer yang dibimbing oleh Fathan Mubin, S.Kom. Dari hasil penjelasan mengenai jadwal kegiatan ekstrakurikuler di atas, sudah terlihat jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak mengambil waktu pada kegiatan intrakurikuler siswa di kelas yang dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat mulai pukul 06.30 pagi hingga pukul 15.30 sore. Adapun prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi MAN 4 JAKARTA diantaranya adalah sebagai berikut: a. Tahun 2011 1) Juara I lomba tari saman festival UMB ke 4 2) Juara I lomba kaligrafi putra HUT Pramuka ke 50 KWARCAB Jak-Sel 15 Agustus 2011
49
3) Juara I lomba pidato dalam rangka KONGRES HISPISI XIII Oktober 2011 4) Juara I lomba CCI pekan muharam 1432 H SMAN 49 5) Juara I lomba PBB & Formasi tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA kota Jak-Sel 2011 b. Tahun 2012 1) Juara I lomba tari saman hari amal bakti ke 66 KEMENAG RI tahun 2012 2) Juara III lomba basket putri tahun 2012 3) Juara II lomba futsal CIVI CUP 2012 HMS Universitas Trisakti 5-9 Maret 2012 c. Tahun 2013 1) Juara I lomba Ratu Jaroe High School Celebration SMAN 34 Jakarta 2013 2) Juara III lomba Band dalam acara Psyculture Fest 2013 BEMF Psikologi UIN Jakarta 3) Juara I lomba pidato bahasa inggris tingkat MA/ SMA/ Pondok Pesantren bulan syiar maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 23-25 Jaanuari 2013, Masjid Istiqlal d.
Tahun 2014 1) Juara I lomba Jakarta Saman Competition Sonic Linguistic 2014 2) Juara II lomba futsal SKY 2014 SKY BATTLE 3) Juara II lomba turnamen basket putri tingkat SMA/MA 40 th Madrasah Pembangunan UIN Jakarta 4) Juara II lomba puisi siswa festival Timur Tengah 2014 5) Juara I NEPAL CUP 10 Best Performance SMAN 3 Tangerang Selatan.
B. Deskripsi Data Penelitian yang dilakukan di MAN 4 Jakarta yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan kondisi objek, berbagai situasi atau berbagai fenomena
50
realitas sosial masyarakat yang menjadi objek penilaian dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh data mengenai profil sekolah, baik keadaan fisik maupun non fisik, data tentang guru, siswa serta untuk mengetahui pengorganisasian dan pengelolaan program ekstrakurikuler. Dalam teknik wawancara, peneliti mewawancarai pembina OSIS, guru seni budaya, guru BK, sebagian pembina ekstrakurikuler dan siswa-siswi MAN 4 Jakarta. Upaya-upaya yang dilakukan MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui program-program yang ditawarkan sekolah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler terlihat dari pengelolaan program ekstrakurikuler dengan langkah-langkah diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan keberhasilan sekolah dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler
yang
akan
disajikan
secara
deskriptif
berdasarkan hasil penelitian melalui instrumen penelitian berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian mengenai upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta: 1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam mempertimbangkan segala macam bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di setiap lembaga atau organisasi harus direncanakan secara matang dan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis dan program ekstrakurikuler agar proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar, menghasilkan sesuatu yang maksimal dan mencapai sasaran yang dituju.1 Begitupula
dengan
kegiatan
pengembangan
kreativitas
melalui
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta perlu direncanakan dengan baik dan matang.
1
Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
51
Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler memuat unsur-unsur sebagai berikut: a. Penyusunan rencana dan program ekstrakurikuler Dalam merencanakan program ekstrakurikuler, perlu adanya pertimbangan yang matang agar kegiatan berjalan dengan lancar dan sesuai yang diharapkan. Pertimbangan dalam merencanakan program ekstrakurikuler tentu saja harus dilihat dari segi kemanfaatan serta nilai gunanya, yang mana melalui ekstrakurikulerlah siswa diharapkan dapat berdedikasi kepada sekolah dengan mengharumkan nama sekolah lewat prestasi-prestasinya dan juga melatih dirinya agar dapat mandiri dan bertanggung jawab.2 Selain memperhatikan kebutuhan dasar siswa serta kebutuhankebutuhan lain berdasarkan jenis dan program ekstrakurikuler pastinya kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta memiliki prinsip harus berpondasi kuat dalam segi keagamaan. Misalnya ketika melakukan kegiatan ekstrakurikuler ke luar, terdapat susunan acara yang di dalamnya terdapat jadwal shalat, mengaji dan kultum walaupun ekstrakurikuler umum, diharapkan siswa mengetahui batasan-batasan yang harus mereka lakukan dan yang tidak. 3 Untuk pengelolaan ekstrakurikuler, diutamakan ditangani oleh siswa-siswi itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan keterlibatan guru-guru atau pihak-pihak lain, seperti pengurus OSIS, pembina, pelatih dan pengurus ekstrakurikuler.4 Konstribusi sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler sangat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan, karena dengan peran serta pihak-pihak dan juga dukungan dari sekolah dalam hal sarana dan prasarana serta pembiayan
2
yang memadai, akan membantu
Hasil wawancara dengan Pembina Tari saman, (Rabu, 29 Oktober 2014). Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). 4 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014). 3
52
menyukseskan tujuan kegiatan sesuai dengan perencanaan program kegiatan. b. Waktu dan tempat Untuk waktu dan tempat kegiatan dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi kegiatan sehingga tepat guna dan tepat sasaran, untuk itu kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu agar tidak mengganggu mata pelajaran wajib di sekolah.5 Dalam menentukan waktu kegiatan ekstrakurikuler perlu perencanaan yang baik, seperti adanya program jangka pendek dan jangka panjang yang sudah terorganisir secara formal dan struktural yang mana rancangan tersebut dilaporkan ke OSIS untuk diminta persetujuannya agar dapat berjalan dengan baik.6 c. Sarana prasarana dan anggaran kegiatan Sarana prasarana dan anggaran kegiatan adalah faktor yang turut mendukung keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler, tersedianya sarana prasarana dan anggaran kegiatan yang dibutuhkan dapat membantu
menyukseskan
tujuan
kegiatan
sesuai
dengan
perencanaan program kegiatan. Dinamika dan kapasitas anak-anak MAN 4 Jakarta yang sangat banyak pastinya membutuhkan penyediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.7 Untuk sarana prasarana yang sudah tersedia sebaiknya sekolah dapat memanage pemeliharaannya dengan baik sedangkan untuk sarana prasarana yang belum tersedia sebaiknya sekolah melakukan pengadaan
5
baik
alat
maupun
non-alat,
karena
Hasil wawancara dengan Pembina Paskibra, (Rabu, 19 November 2014). Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). 7 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS (Selasa, 28 Oktober 2014). 6
kurangnya
53
ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak akan berjalan efektif.8 Keberhasilan suatu kegiatan ekstrakurikuler juga bergantung pada anggaran yang dialokasikan. Dapat diketahui bahwa untuk anggaran kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta masing-masing anggota ekstrakurikuler membuat kebijakan bersama untuk membuat program anggaran mandiri karena jika hanya mengandalkan bantuan dari pihak sekolah tentu banyak kekurangan karena mereka menyadari begitu banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang ada yang mana dana bantuan tersebut tidak mungkin sepadan dengan kebutuhan dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Untuk itulah para anggota ekstrakurikuler masing-masing berinisiatif membentuk program anggaran sendiri yang mereka namakan DANUS (Dana Usaha). Untuk pengelolaan dana setiap ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yaitu dengan cara diberi urutan melalui prinsip seleksi program kerja yang tersedia dan besaran dana yang dibutuhkan.9 Karena setiap ekstrakurikuler mempunyai pengurus, seperti ketua, wakil, bendahara serta anggota-anggota ekstrakurikuler, jadi dalam pengelolaan dana mereka saling berkomunikasi setiap ingin merencanakan kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah setelah itu diketahui oleh pembinanya masing-masing untuk diketahui dan disetujui. d. Pembina, pelatih dan pengelola kegiatan Keberadaan para pembina, pelatih dan pengelola kegiatan sangat mempengaruhi
pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
membantu para siswa mencapai tujuan program yang telah direncanakan.
8 9
Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014). Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
54
Berdasarkan penelitian, para pembina, pelatih dan pengelola kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah ditentukan dengan baik sesuai dengan keahliannya serta mengerti organisasi, karena jika tidak mengerti proses organisasi bagaimana bisa mengelola dan mengembangkan kegiatan eksktrakurikuler yang dibinanya.10 Dapat
disimpulkan
dalam
aspek
perencanaan
kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan cukup efektif, yaitu dengan
menyusun
rencana
dan
program
ekstrakurikuler,
perencanaan waktu dan tempat, sarana prasarana dan anggaran kegiatan, serta pemilihan pembina, pelatih dan pengelola kegiatan yang sesuai dengan keahlian dari setiap jenis ekstrakurikuler. 2.
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan adanya
dasar tentang pelaksanaan ekstrakurikuler pada
Permendikbud Tentang Ekstrakurikuler No 62 Tahun 2014 sebuah sekolah akan lebih mantap dan lebih yakin dalam penerapan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Dijelaskan dalam lampiran Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang rincian kegiatan ekstrakurikuler, termasuk di dalamnya adalah ekstrakurikuler wajib, yaitu pramuka dan ekstrakurikuler pilihan.11 Untuk ekstrakurikuler Pramuka wajib diikuti oleh siswa kelas X dan untuk ekstrakurikuler pilihan minimal siswa punya satu yang harus diikuti di sekolah.12 Kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu. Pada hari Jumat kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setelah pulang sekolah, yaitu pada pukul 15.30-17.00, sedangkan pada hari Sabtu, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada pukul 07.3011.30. Berdasarkan hasil observasi, berikut akan penulis paparkan kegiatan ekstrakurikuler yang diminati siswa yaitu Tari Saman, PASKIBRA dan ECC: 10
Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). Lampiran Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014. 12 Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014). 11
55
a.
Tari Saman Ekstrakurikuler saman merupakan wadah bagi para siswa yang
memiliki minat dan bakat dalam bidang olah gerak tubuh yang terwujud dalam sebuah gerakan yang teratur dan indah pada sebuah tarian yang berasal dari budaya Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Teras depan BK yang dibimbing oleh Indria Sukmawati, S.Pd. Eksrakurikuler saman di MAN 4 Jakarta dikenal sebagai kegiatan yang sangat diminati siswa karena mempunyai unsur keindahan dalam gerakan tariannya, yang mana berkat ide dan kreativitas para pembina serta pelatihnya dalam menciptakan tarian-tarian yang unik dan indah membawa ekstrakurikuler Saman sampai mengikuti lomba Go International, terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diraih. Adapun kreativitas yang ditunjukkan siswa pada ekstrakurikuler tari saman diantaranya: 1) Siswa turut menuangkan ide kreatifnya dengan merancang konsep acara yang menarik guna memperkenalkan keindahan tarian dan melestraikan tarian Indonesia. 2) Memperindah tarian dengan melakukan inovasi tarian yang indah dan unik. 3) Memberikan ide-ide dalam pembuatan kostum. 4) Mendekorasi ruangan dan panggung yang menarik saat mengadakan acara. b.
PASKIBRA Paskibra adalah (Pasukan Pengibar Bendera) melatih para siswa
agar memiliki kemampuan dalam baris-berbaris serta memiliki kedisiplinan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Lapangan upacara yang dibimbing oleh Hj. Nining Yuningsih, S.Pd. Kegiatan PASKIBRA yang dilakukan memiliki peranan penting
56
dalam kelancaran kegiatan sekolah, seperti upacara pengibara bendera setiap hari Senin dan upacara perayaan hari-hari besar Nasional. Adapun kreativitas yang ditunjukkan siswa pada ekstrakurikuler PASKIBRA diantaranya: 1) Siswa merancang konsep acara menarik yang menumbuhkan sikap kemandirian, kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. 2) Melakukan inovasi dalam membuat formasi gerakan untuk ditampilkan saat acara-acara besar. c.
ECC ECC atau English Conversation Club adalah kegiatan yang
bertujuan agar siswa dapat memperdalam keterampilan berbahasa inggris, seperti reading, writing, speaking dan listening. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di Ruang 103 yang dibimbing oleh Eva Zahrawati, S.Pd. Kegiatan ini menambah pengetahuan bahasa inggris dengan mempelajari kosa kata, arti kata dan cara mengejanya. Ekstrakurikuler ini juga diharapkan dapat mewakili sekolah dalam lomba bahasa inggris tingkat sekolah, wilayah, nasional bahkan tingkat internasional. Terbukti dari prestasi yang pernah diraih kegiatan ini yaitu pernah menjadi The Best Second Speaking Sejabodetabek. Adapun kreativitas yang ditunjukkan siswa pada ekstrakurikuler ECC diantaranya: 1) Menciptakan suasana outdoor (melakukan kegiatan di luar sekolah) dengan membuat games yang menarik saat latihan. 2) Mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan ide kreativitas siswa dalam membuat materi dan susunan acara.13 Dari uraian di atas mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di MAN 4 Jakarta dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat mengembangkan ide dan kreativitas siswa melalui sasaran mutu, 13
Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta.
57
program kerja dan langkah-langkah kegiatan yang mereka buat melalui kegiatan ini pula banyak manfaat yang diperoleh siswa dalam membentuk karakter siswa diantaranya memiliki kemandirian dan kemampuan dalam hidup beragama, memiliki kepedulian sosial, budaya dan alam sekitarnya, serta dapat menanamkan sikap sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan positif.14 Lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, berikut akan penulis paparkan mengenai partisipasi siswa, faktor pendukung dan penghambat kegiatan serta program penunjang kegiatan ekstrakurikuler. 1) Partisipasi siswa Siswa-siswi MAN 4 Jakarta sangat merespon positif kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, terbukti dari partisipasi aktif dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan, walaupun sudah waktunya pulang mereka masih tetap ingin melanjutkan kegiatannya sampai selesai.15 Selain itu banyaknya jenis kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta serta program kegiatannya yang ditawarkan juga turut mengundang partisipasi aktif dan minat siswa di sekolah. Partisipasi dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mempermudah siswa untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya, karena kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti sesuai dengan keinginan, kemauan, minat dan bakatnya yang kemudian tersalurkan, dari situlah nanti siswa akan menghasilkan produk dan prestasi untuk sekolah maupun untuk diri siswa itu sendiri
serta
mengetahui
kemana
ia
harus
melanjutkan
pendidikannya sesuai dengan bakat yang ia punya.16 Dapat
disimpulkan
mengenai
pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan cukup efektif terlihat dari tingkat partisipasi siswa yang cukup besar dan dalam 14
Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014). 16 Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014). 15
58
menentukan jadwal kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan akademik siswa. Program pendukung kegiatan ekstrakurikuler yaitu: intrakurikuler dan kokurikuler, yang mana para guru MAN 4 Jakarta memberikan materi pelajaran, strategi dan media pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa salah satunya berdiskusi, yang mana siswa dituntut aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapat. 2) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler Dalam pelaksanaan suatu program kegiatan ekstrakurikuler pasti terdapat hambatan dan dukungan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hasil observasi di MAN 4 Jakarta faktor pendukung dalam pelaksanaan ekstrakurikuler, diantaranya peran dan partisipasi aktif dari siswa dan pembinanya dalam mengikuti kegiatan, terbukti dengan banyaknya siswa-siswa yang menjuarai lomba-lomba dan adanya piala-piala yang tidak lain juga sudah membuktikan keprofesionalan para pembina dan pelatihnya.17 Untuk sarana prasarana ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta walaupun sudah memadai tetapi masih ada sarana yang belum terealisasikan, seperti penuturan dari guru seni budaya “sarana prasarana disini ada yang sudah terpenuhi ada yang belum. Khususnya paduan suara yaa karena alat musiknya ada yang rusak padahal saya sudah mengajukan kepada pihak sekolah untuk membelinya tetapi belum direalisasikan. Kemudian untuk tempat masih pindah sana-sini dan terkadang masih dibatasi”18 Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakuriler di MAN 4 Jakarta salah satunya adalah ketersediaan sarana prasarana yang kurang lengkap. Selain itu di samping faktor sarana prasarana yang perlu dikembangkan, faktor lain yang menjadi penghambat kegiatan di 17 18
Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014). Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014).
59
MAN
4
Jakarta
yaitu
terbatasnya
dana
untuk
kegiatan
ekstrakurikuler yang mana tidak adanya dana bantuan dari sekolah dikarenakan siswa tidak dipungut bayaran, jadi sekolah hanya memberikan untuk kinerja pembinanya sedangkan dana untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dari swadaya dan pengelolaan anak-anak.19 Dapat
disimpulkan
bahwa
faktor
pendukung
kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilihat dari partisipasi aktif siswa dalam pelaksanaan serta adanya pembina dan pelatih yang membimbing serta melatih siswa secara profesional dalam bidangnya sedangkan faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yaitu masih kurangnya fasilitas untuk beberapa ekstrakurikuler dan terbatasnya dana untuk kegiatan ekstrakurikuler. 3) Program
penunjang
kegiatan
ekstrakurikuler
yaitu:
intrakurikuler dan kokurikuler Kegiatan-kegiatan yang termasuk ruang lingkup kegiatan ekstra kurikuler adalah sebagai berikut : a) Intrakurikuler Kegiatan intrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat mulai pukul 06.30 pagi hingga pukul 15.30 sore dengan melakukan moving class dengan materi pelajaran, strategi dan media pembelajaran yang dapat membangkitkan
semangat
belajar
siswa
dan
mampu
mengembangkan kreativitas siswa.20 Untuk mata pelajaran di MAN 4 Jakarta yang dapat mengembangkan kreativitas siswa hampir semua sesuai dengan minat dan bakat anak itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh guru Bimbingan Konseling yaitu Ibu Titi Sumanti, “Mata pelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas itu banyak 19 20
Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). Hasil Observasi di Man 4 Jakarta.
60
sekali, hampir semuanya tergantung dari bakat dan minatnya. Misalnya bagi orang yang ikut olimpiade matematika, untuk kesenian dari seni musiknya atau tarinya, untuk bahasa, mungkin ia bisa cerpen, puisi dan lain sebagainya.”21 Berdasarkan hasil
penelitian terkait
dengan strategi
pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan guru di MAN 4 Jakarta sangat beragam sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru seni budaya “untuk metode semuanya yaa seperti demo, ceramah, diskusi, nonton film sejarah musik zaman romantik, zaman klasik agar siswa mengenal ciri-ciri dan tokoh-tokohnya. Dan untuk ulangan saya latihan atau praktek untuk menambah ilmu juga dan melalui teori untuk menambah referensi juga”22 b) Kokurikuler Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intra kurikuler. Berdasarkan
penelitian
yang
ditemukan,
kegiatan
kokurikuler yang ada di MAN 4 Jakarta yaitu diadakannya jadwal rutin shalat zuhur berjamaah, pembacaan doa dan setelah itu ada siswa yang diminta menyampaikan kultum sebagai penutup.
Selain
itu
ada
kegiatan
Hifzil
Qur’an
yang
dilaksanakan pada hari Rabu setelah pulang sekolah di ruang kelasnya masing-masing. Jadi setiap siswa dituntut untuk setoran ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan buku pedoman yang dipegang oleh masing-masing siswa.23
21
Hasil wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling, (Rabu, 29 Oktober 2014). Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014). 23 Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta (Oktober, 2014). 22
61
3. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler Pengawasan dilakukan pada kegiatan yang akan berlangsung, sedang berlangsung dan telah berlangsung untuk menjamin agar kegiatan tersebut terselenggara dengan baik. Karena bagaimanapun pengawasan bertujuan untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Setiap pelaksanaan ekstrakurikuler, inspeksi langsung dilakukan oleh masing-masing pembina ekstrakurikuler, walaupun terkadang ada yang berhalangan untuk hadir, pembina ekstrakurikuler yang lain saling mengawasi agar pelaksanaan kegiataan ekstrakurikuler tetap berjalan.24 Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta juga dilakukan oleh pihak intern, yaitu kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan dan pihak ekstern, yaitu pembina dan pelatih ekstrakurikuler.25 Dapat disimpulkan bahwa mengenai aspek pengawasan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta secara umum sudah berjalan efektif, karena adanya inspeksi langsung yang dilakukan oleh masing-masing pembina ekstrakurikuler serta adanya pengawasan dari pihak intern dan ekstern yang ikut mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. 4. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Sistem evaluasi di MAN 4 Jakarta yaitu setiap eksktrakurikuler itu ada alumni, yang mana setiap ingin mengadakan kegiatan alumni akan meminta BPH mengadakan pertemuan dan disanalah ada evaluasi. Prosesnya yaitu melalui LDK, menyusun perencanaan program yang biasanya didampingi oleh alumni juga, jadi ketika siswa ingin melakukan kegiatan setelahnya ada evaluasi agar tahun kedepan bisa lebih baik lagi.26 Kalau untuk bentuk evaluasi langsung yaitu saat latihan berlangsung, disitulah ada evaluasi/nilai. Adanya evaluasi dimaksudkan untuk bisa melihat kekurangan dan kelebihan dari yang dievaluasi
24
Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta, (Sabtu, 08 November 2014). Hasil wawancara dengan Pembina PASKIBRA, (Rabu, 19 November 2014). 26 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). 25
62
kemudian sebagai bahan perbandingan untuk masa yang akan datang dan bisa jadi perbaikan dan pertimbangan untuk ke depannya.27 a. Pihak
yang
terlibat
dan
perannya
dalam
evaluasi
ekstrakurikuler Berjalannya sistem evaluasi pastinya didukung dengan adanya komponen-komponen penting yang berperan di dalamnya. Pihak yang terlibat dalam evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta diantaranya kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan yang mana membimbing dan memantau kegiatan ekstrakurikuler serta pihak-pihak lain seperti pengurus OSIS yang memonitoring langsung kegiatan ekstrakurikuler di lapangan, mencatat materi pelatih dan kehadiran peserta ekstrakurikuler, pembina ekstrakurikuler yang memonitoring secara umum ekstrakurikuler yang dibina, menilai dan mengembangkan, pelatih
ekstrakurikuler
yang
menumbuhkembangkan
kegiatan
ekstrakurikuler secara teknis untuk mendapatkan prestasi yang diinginkan dan pengurus ekstrakurikuler yang mewujudkan program kerja ekstrakurikulernya.28 b. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler Sistem penilaian kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta menekankan pada aktivitasnya (kehadiran), prestasinya, kerjasama dan kemandiriannya serta pemberian sumbangsih, maksudnya seberapa sering siswa ikut dan memenangkan lomba.29 Dari evaluasi juga dapat diketahui siapa saja siswa yang aktif, kreatif dan berprestasi sehingga apabila ada permintaan perlombaan maupun kompetisi pihak sekolah sudah bisa memilih berdasarkan monitoring. Berdasarkan
hasil
wawancara
mengenai
pihak
yang
mengembangkan instrumen evaluasi di MAN 4 Jakarta dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler dilakukan secara rutin, baik 27
Hasil wawancara dengan Pembina PASKIBRA, (Rabu, 19 November 2014). Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014). 29 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). 28
63
antara
kepala
sekolah
dalam
menyusun
perencanaan,
mengkoordinasikan dan mengelola seluruh sumber daya yang tersedia, pembina OSIS dan pembina ekstrakurikuler.30 Dapat disimpulkan bahwa aspek evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan efektif karena didukung dengan adanya komponen-komponen penting yang berperan di dalamnya. Pihak yang terlibat dalam evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta diantaranya kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan, serta pihak-pihak lain seperti pembina OSIS, pengurus OSIS, pelatih, pembina dan pengurus ekstrakurikuler. Untuk aspek penilaian ekstrakurikuler di MAN 4 yaitu dengan menekankan pada aktivitasnya, prestasi, kerjasama dan kemandiriannya serta pemberian sumbangsih, maksudnya seberapa sering siswa ikut dan memenangkan lomba. 5. Keberhasilan Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa bukan hanya mendapatkan
kepuasan
dalam
menyalurkan
hobi
dan
perasaan
senangnya, tetapi siswa juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka. Melalui interaksinya dalam kegiatan ekstrakurikuler, seorang siswa belajar meningkatkan kreativitas mereka dalam menghadapi kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan kebekuan daya kreativitas siswa.31 Ekstrakurikuler merupakan sarana bagi siswa untuk belajar mengenal lingkungan kehidupannya karena siswa juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk saling berbagi dengan orang lain, meningkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif untuk memberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya.32 Dapat dilihat juga melalui ekstrakurikuler pramuka dan paskibra misalnya siswa belajar menghubungkan teori 30
Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014). Hasil wawancara dengan Pembina Tari saman, (Rabu, 29 Oktober 2014). 32 Hasil wawancara dengan Siswa, (Sabtu, 15 November 2014). 31
64
kedisiplinan
dengan
tindakan
nyata.
Dan
dilihat
secara
fisik,
ekstrakurikuler memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan motoriknya, seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang terdapat di MAN 4 Jakarta seperti: sepak bola, basket, pencak silat, taekwonodo, badminton yang mengembangkan kelenturan, kekuatan serta ketahanan otot pada siswa. Selain itu melalui ekstrakurikuler pulalah siswa bisa kreatif dalam memanajemen waktunya dalam program jangka pendek dan jangka panjang pelaksanaan ekstrakurikuler, membuat acara-acara yang bervariatif dan menarik serta dapat mengembangkan kreativitasnya masing-masing dalam perkembangan IPTEK dan IMTAQ dimanapun dan kapanpun ia berada.33 Faktor keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler yang mempengaruhi perkembangan kreativitasnya yaitu dengan adanya motivasi internal dan eksternal guna mendukung keberhasilan kegiatan yang dijalani. a. Motivasi internal Motivasi dari dalam diri siswa-siswi di MAN 4 Jakarta yaitu karena tertarik pada pengorganisasiannya yang mana mereka melihat sesuatu yang beda dan unik dari masing-masing ekstrakurikuler yang mereka lihat saat demo ekstrakurikuler.34 b. Motivasi eksternal Untuk motivasi eksternal atau motivasi dari luar diri siswa yaitu adanya dukungan dari orang tua dan lingkungan yang mendukung keberhasilan kegiatan. Dari faktor-faktor tersebut, MAN 4 Jakarta berhasil menuai prestasi yang diraih. Banyak sekali prestasi yang telah diraih siswa-siswi MAN 4 Jakarta dalam berbagai lomba dan kompetisi-kompetisi yang mereka juarai. Untuk tari saman pernah menjuarai lomba nasional Ratu Jaroh (tari saman) tingkat nasional yang memperebutkan piala gubernur
33 34
Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta. Hasil wawancara dengan Siswa, (15 November 2014).
65
Aceh.35 Untuk ekstrakurikuler paskibra yaitu juara 2 dalam lomba PBB di Kanwil dan juara kenaikan bendera serta formasi baris-berbaris.36 Sedangkan untuk prestasi yang diraih ECC yaitu pernah menjadi the best second speaker sejabodetabek, lalu memenangkan lomba pidato di Istiqlal dan memenangkan lomba story telling di @America di SMA 2 Tangerang.37 Dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan ekstrakurikuler banyak manfaat yang siswa dapatkan. Selain berkembangnya kreativitas siswa, kegiatan ekstrakurikuler juga sangat mempengaruhi perkembangan siswa dalam hal perkembangan kognitif, psikomotorik dan perkembangan sosialnya. Untuk itulah faktor lingkungan sekolah amatlah menentukan perkembangan siswa, terutama yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pada siswa.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitiaan ini, terdapat beberapa hal yang dijumpai peneliti di dalam proses penelitian, sehingga penelitian tidak memberikan hasil sebagaimana mestinya, yaitu: 1. Peneliti Dari segi peneliti sendiri memiliki beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian, yaitu: keterbatasan dari aspek waktu, kesempatan dan biaya. Selain itu, keterbatasan komunikasi dengan para informan membuat penulis kesulitan dalam menentukan jadwal wawancara, oleh karena itu peneliti membatasinya dengan memilih tiga kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diminati siswa yaitu ekstrakurikuler Tari saman, PASKIBRA dan ECC. 2. Tempat Penelitian (MAN 4 Jakarta) Adapun beberapa hal keterbatasan penelitian yang berasal dari pihak tempat penelitian adalah: Pertama, sistem pendataan di MAN 4 35
Hasil wawancara dengan Pembina Tari saman, (Rabu, 29 Oktober 2014). Hasil wawancara dengan Pembina PASKIBRA, (Rabu, 19 November 2014). 37 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014). 36
66
Jakarta yang tidak bisa diminta dengan lengkap sehingga peneliti tidak mudah memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan. Kedua, terkait dengan dokumentasi, rincian seluruh program ekstrakurikuler, pendataan prestasi, dan rekapitulasi absensi seluruh kegiatan ekstrakurikuler sehingga penulis sulit untuk melengkapi data terkait program ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Aspek perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan cukup efektif, yaitu dengan menyusun rencana dan program ekstrakurikuler,
perencanaan waktu dan tempat, sarana prasarana dan
anggaran kegiatan, serta pemilihan pembina, pelatih dan pengelola kegiatan yang sesuai dengan keahlian di setiap jenis ekstrakurikuler. 2. Aspek pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan cukup efektif terlihat dari tingkat partisipasi siswa yang cukup besar dalam mengikuti kegiatan dan dalam pengawasannya langsung dilakukan oleh masing-masing pembina ekstrakurikuler. Untuk jadwal kegiatan, dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu yang mana tidak mengganggu kegiatan akademik siswa. Untuk program pendukung kegiatan ekstrakurikuler yaitu: intrakurikuler dan kokurikuler, yang mana para guru MAN 4 Jakarta memberikan materi pelajaran, strategi dan media pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa salah satunya berdiskusi, yang mana siswa dituntut aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapat. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yaitu: a. Faktor pendukung pengembangan kreativitas di MAN 4 Jakarta seperti partisipasi siswa dalam pelaksanaan serta sarana dan prasarana yang sudah cukup lengkap dan memadai walaupun masih perlu adanya pengembangan agar lebih optimal. b. Faktor penghambat pengembangan kreativitas di MAN 4 Jakarta yaitu: 1) terbatasnya dana bantuan untuk kegiatan ekstrakurikuler 2) sarana dan prasarana yang masih perlu dikembangkan.
67
68
3. Aspek pengawasan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta terlihat cukup baik karena adanya inspeksi langsung yang dilakukan oleh masingmasing pembina ekstrakurikuler, kemudian jika ada yang berhalangan untuk hadir, pembina ekstrakurikuler yang lain siap mengawasi agar pelaksanaan kegiataan ekstrakurikuler tersebut tetap berjalan. 4. Aspek evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan efektif karena didukung dengan adanya komponen-komponen penting yang berperan di dalamnya. Pihak yang terlibat dalam evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta diantaranya kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan, serta pihak-pihak lain seperti pembina OSIS, pengurus OSIS, pelatih, pembina dan pengurus ekstrakurikuler. Untuk sistem penilaian kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yaitu menekankan pada aktivitasnya (kehadiran), prestasinya, kerjasama dan kemandiriannya serta pemberian sumbangsih, maksudnya seberapa sering dia ikut dan memenangkan lomba. 5. Untuk keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan kreativitas siswanya melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu tak lepas dari motivasi dari siswa-siswi itu sendiri, dukungan orang tua serta faktor lingkungan yang mendukungnya. Keberhasilan juga terlihat dari banyaknya prestasi yang telah diraih siswa-siswi MAN 4 Jakarta dalam berbagai lomba dan kompetisi-kompetisi yang mereka juarai.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi program ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yaitu: 1. Pengembangan dan perhatian yang penuh dari sekolah pada aspek perencanaan kegiatan ekstrakurikuler agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan 2. Pengembangan dalam membuat agenda kegiatan ekstrakurikuler yang positif dan mengasah kemampuan serta kreativitas siswa.
69
C. Saran 1. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler yang belum memadai, karena tak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana salah satu hal yang dibutuhkan demi lancarnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler 2. Pihak sekolah hendaknya terus memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa-siswinya agar terus meningkatkan dan mempertahankan prestasi yang telah diraih dengan meningkatkan sarana dan prasarana serta memberikan
sumbangsi
tambahan
untuk
kebutuhan
kegiatan
ekstrakurikuler 3. Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan saran dan masukan positif yang diajukan saat rapat ataupun evaluasi, baik dari pembina atau pelatih maupun dari siswa-siswi dalam hal pemenuhan kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler 4. Diharapkan kepada siswa-siswi di MAN 4 Jakarta agar lebih memaksimalkan dan memanfaatkan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler dengan baik agar prestasi yang diraih sekolah lebih meningkat dan melalui kegiatan
ekstrakurikuler
pulalah
masa
depan
siswa
terjamin.
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2011. Dawam Ainurrafiq dan Ahmad Ta’arifin. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Jakarta: Listafariska Putra, 2004. Ghozi, Abdul. Wawancara. Jakarta, 28 Oktober 2014. Indra, Hasbi. Pendidikan Melawan Globalisasi. Jakarta: Ridamulia, 2005. Khalili, Amal Abdussalam. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005. Le Boeuf, Michael. Imageenering (Bagaimana Cara Memanfaatkan Daya Kreativitas Anda). (tt.p: t.t). Maksum. Madrasah; Sejarah & Perkembangannya. Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, 1999. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Muhaimin, dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010. Munandar, Utami. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999. -------. Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia Mengembangkan Kreativitas. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001. -------. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Grasindo, 1999. Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012.
70
71
Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: 2013. Rahmawati, Yeni & Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana, 2010. Rohiat. Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Refika Aditama, 2010. Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press, 2009. Satiadarma, Monty P. & Fidells E. Waruru. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003. Semiawan, Conny dkk. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: PT Gramedia, 1990. Shaleh, Abdul Rachman. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. -------. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi. Jakarta: PT Gemawindu Pancaperkasa, 2000. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuanlitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010. Suhartini. Andewi. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Sumanti, Titi. Wawancara. Jakarta, 29 Oktober 2014. Sutikno, Sobry. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram: NTP Press, 2006. Syafrizal, Tomi. Wawancara. Jakarta, 28 Oktober 2014. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Remaja Rosdakarya, 2008. Wycoff, Joyce. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan-Pemikiran. Bandung: Kaifa, 2003. Yuliani, Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1
: Pedoman Wawancara Pembina OSIS
LAMPIRAN 2
: Pedoman Wawancara Pembina Ekstrakurikuler Tari Saman
LAMPIRAN 3
: Pedoman Wawancara Pembina Ekstrakurikuler PASKIBRA
LAMPIRAN 4
: Pedoman Wawancara Pembina Ekstrakurikuler ECC
LAMPIRAN 5
: Pedoman Wawancara Guru Kesenian dan BK
LAMPIRAN 6
: Pedoman Wawancara Siswa
LAMPIRAN 7
: Jadwal Ekstrakurikuler MAN 4 Jakarta
LAMPIRAN 8
: Foto-Foto
LAMPIRAN 9
: Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 10
: Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
LAMPIRAN 11
: Uji Referensi
WAWANCARA PEMBINA OSIS Nama
: Abd. Ghozi, S.Ag
Hari / Tanggal
: Rabu/ 29 Oktober 2014
Lokasi wawancara
: MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut banyak diminati siswa? 3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 5. Apa
manfaat
yang
siswa
dapatkan
setelah
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan masyarakat? 6. Bagaimana
pertimbangan
dalam
menentukan
jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler? 7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa? Mengapa? 9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan program ekstrakurikuler? 10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang profesional? 12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara mengatur keuangan dengan baik? 13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah terdapat kriteria dalam penilaian? 14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan diadakannya sistem evaluasi? 15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan meningkatkan program ekstrakurikuler?
Jawaban: 1. Pastinya anak antusias dan aktif terbukti dari data dan nilai-nilainya juga terkadang anak-anak sudah waktunya pulang masih tetap ingin melanjutkan kegiatannya. 2. Banyak, seperti band akustik, futsal, basket, badminton, saman. Terbukti saman juara 1 nasional (Gubernur Aceh) dan masih banyak lagi kegiatan yang sering menjuarai pas ikut kompetisi-kompetisi. 3. Sangat, karena bisa menyalurkan bakat, energi dan karakter khususnya dan yang terpenting tidak menjadi siswa nganggur. 95% siswa masuk perguruan tinggi negeri. Kalau pengaruhnya untuk masyarakat sangat banyak terutama dalam kegiatan sosial di lingkungan masyarakat seperti lebaran haji, ulang tahun MAN 4 Jakarta juga kita memberikan bantuan berbentuk sunatan massal, pembagian sembako dan lain sebagainya. 4. Untuk sarana sebenarnya sudah ada, tetapi terkadang masi kurang memadai dikarenakan dinamika dan kapasitas anak-anak. Barangkali tempat sudah tersedia tetapi kurang pengembangannya saja. 5. - Karakter anak lebih dewasa - Anak jadi solutif, dapat memecahkan masalah dengan baik - Kemandirian - Kreatif 6. Jumlah anggotanya, jenis kegiatannya (outdoor atau indoor), kebutuhan dan aktifitasnya serta alat-alat yang digunakan. 7. Ya, wajib untuk kelas X pramuka dan untuk ekstrakurikuler pilihan minimal 1. Untuk kelas XI dan XII tidak wajib pramuka karena mereka hanya menjadi leader, sedangkan untuk ekstrakurikuler pilihan kelas XI juga ikut.
8. Karena ekstrakurikuler adalah sarana mengekspresikan kemampuan dan bakat anak untuk kesenangan dan kemandiriannya. Kecuali untuk siswa yang fisiknya lemah, tapi itu hanya hitungan jari saja sedangkan yang lain sangat antusias. 9. Yang pasti
kebutuhan
dasar
berdasarkan
jenis
dan
program
ekstrakurikulernya untuk mencapai sasaran. 10. Yang terlibat dalam kegiatan itu pertama, pembina OSIS aktif pada setiap jenis ekskulnya di lapangan. Kedua, pengurus OSIS yang mengkoordinir dan memonitoring jalannya kegiatan serta PPK dan pengurus-pengurus dan anggota-anggota dari setiap ekstrakurikuler. 11. - Yang pasti tahu akan kemampuan anak dan pengembangannya - Sisioner - Ngemong anak - Tidak pilih-pilih kasih. Menurut saya semua pelatih sudah melakukan yang terbaik terbukti dengan banyaknya siswa-siswa yang menjuarai lomba-lomba dan adanya piala-piala juga sudah membuktikan keprofesionalan para pelatih, sampai-sampai masih banyak piala yang tidak muat di lemari dan di simpan dulu di sini (ruang pembina OSIS). 12. Untuk dana intern masing-masing kegiatan ekstrakurikuler punya. Kalau secara keseluruhan BOP itu bendahara sekolah. Cara mengelola dengan baik yaitu dengan cara di beri urutan melalui prinsip seleksi program kerja yang tersedia dan besaran dana yang dibutuhkan. Untuk anggaran mandiri anak-anak berinisiatif membentuk yang namanya DANUS (Dana Usaha). 13. - Dari aktivitasnya (kehadiran) - Dari prestasi
- Dari kerjasama dan kemandirian. Dan nilai kegiatan ekstrakurikkuler itu masuk ke rapor. 14. Dari evaluasi, kita bisa meyeleksi mana yang aktif, kreatif juga yang berprestasi mempersiapkan bibit unggul. Bila ada permintaan, entah perlombaan atau kompetisi kita sudah tinggal pilih berdasarkan monitoring. Dan setiap bulan kita mengevaluasi perkembangannya dinamis. 15. Pengurus OSIS : memonitoring langsung kegiatan ekstrakurikuler di lapangan, mencatat materi pelatih dan kehadiran peserta ekstrakurikuler Pembina ekstrakurikuler : memonitoring secara umum ekstrakurikuler yang dibina, menilai dan mengembangkan Pelatih
ekstrakurikuler
:
menumbuh
kembangkan
kegiatan
ekstrakurikuler secara teknis untuk mendapatkan prestasi yang diinginkan Pengurus
ekstrakurikuler
:
mewujudkan
program
ekstrakurikulernya. Program evaluasi selalu meningkat, dan sportivitas semakin kuat.
kerja
WAWANCARA PEMBINA TARI SAMAN Nama
: Ibu Indriyani
Hari / Tanggal
: Rabu/ 29 Oktober 2014
Lokasi wawancara
: MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut banyak diminati siswa? 3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 5. Apa
manfaat
yang
siswa
dapatkan
setelah
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan masyarakat? 6. Bagaimana
pertimbangan
dalam
menentukan
jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler? 7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa? Mengapa? 9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan program ekstrakurikuler? 10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang profesional? 12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara mengatur keuangan dengan baik? 13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah terdapat kriteria dalam penilaian? 14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan diadakannya sistem evaluasi? 15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan meningkatkan program ekstrakurikuler? 16. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang Bapak/ Ibu bina?
Jawaban: 1. Kalo siswa itu memang aktif dalam mengikuti kegiatan sampai pulangnya sore-sore dan di teleponin masih tetap ingin ikuti terus kegiatan ekskul, dan dibuktikan juga dengan prestasinyanya khususnya anak saman yang selalu juara kalau lomba 2. Yang saya tahu selain saman itu futsal yah, mungkin karena ramai dan banyak suporternya kan anak-anak suka yang ramai-ramai yah dan dari penghargaannya juga 3.
Manfaat untuk siswanya yaitu 1) disiplin 2) mandiri apapun keadaan dan situasinya 3) harus bisa berkarya dimanapun dia berada sedangkan manfaat untuk masyarakat setiap setahun sekali saman selalu kasih seperti bulan bakti ke panti asuhan, panti jompo disisihkan dari uang hasil kemenangan dari lomba-lomba yang diraih saman.
Saman InsyAllah sangat
berpengaruh, karena setiap kali saman menang dapat piagam dan piagamnya itu bisa disertakan buat undangan masuk ke perguruan tinggi negeri jadi makanya kita punya target tiap bulan punya piagam kejuaraan 4. Alhamdulillah sarana prasarana tersedia tetapi masih perlu diperbaiki, warga Man 4 kan banyak tuh sementara sarana dan prasarana kurang memadai kalau ada lapangan indoor kan kalau hujan enak kita tidak kehujanan. Kalau untuk saman sendiri terkadang di mushalah atau di depan BK 5. Kalau masalah jadwal saya hanya mengikuti scadhule yang sudah ditentukan dari sekolah pada jumat dan sabtu 6. Ya, perlu. Karena sekolah tidak hanya melatih otak kanan dan kiri saja yang bekerja untuk itu kita harus menyeimbangkannya supaya anak tidak stres 7. Ya, pasti karena dengan adanya ekstrakurikuler anak dapat melampiaskan hobinya jadi ga kemana-kemana lagi, dari pada main kemana-mana ga jelas
8. Yang dipertimbangkan 1) manfaat dan nilai gunanya 2) harus bisa melatih kemandirian anak 3) berdedikasi pada sekolah 4) mencapai sasaran 9. Waka kesiswaan, diketahui waka humas, dibina dengan pembina OSIS baru pembina ekskulnya 10. Yang harus bisa menempatkan waktu dan tempat dia berada dan yang jelas harus disiplin 11. Yang mengelola dana kegiatan itu anak-anak sendiri dan cara mengaturnya hanya anak-anak yang mengatur 12. Untuk anggaran saman swadaya dari anak-anak dan pembinanya 13. Kalau untuk kriteria penilaian dari kewenangan pembina OSIS bukan dari saya, kalau saya hanya menjalankan kegiatan dan melatih sebagai pembina harus sesuai jalurnya 14. Diadakannya evaluasi supaya kesalahan tidak terjadi dan terulang lagi dan lebih meningkatkan prestasi dari tahun ke tahun 15. Yang terlibat waka humas, waka siswa, pembina OSIS dan pembina ekstrakurikuler, mungkin kalau perannya yang pasti memberi support dan motivasi khususnya kalau anak-anak ingin lomba itu di latih dan di motivasi terus supaya semangatnya dia tidak luntur 16. Untuk tari saman prestasinya banyak, tahun kemarin saman juara lomba nasional Ratu Jaroh (tari saman) tingkat nasional yang memperebutkan piala gubernur Aceh selanjutnya hari Rabu depan tanggal 12 November saman mau tampil menghadiri event undangan serta perlombaan
di
Malaysia dan Singapura untuk ada pertukaran kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia.
WAWANCARA PEMBINA PASKIBRA Nama
: Ibu Rosmawati
Hari / Tanggal
: Rabu/ 19 November 2014
Lokasi wawancara
: MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut banyak diminati siswa? 3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 5. Apa
manfaat
yang
siswa
dapatkan
setelah
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan masyarakat? 6. Bagaimana
pertimbangan
dalam
menentukan
jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler? 7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa? Mengapa? 9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan program ekstrakurikuler? 10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang profesional? 12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara mengatur keuangan dengan baik? 13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah terdapat kriteria dalam penilaian? 14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan diadakannya sistem evaluasi? 15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan meningkatkan program ekstrakurikuler? 16. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang Bapak/ Ibu bina?
Jawaban: 1. Saya pikir ya, karena kan pilihan ekskul itu sesuai dengan pilihan mereka, jadi kalau mereka sudah masuk pasti mereka akan aktif dan antusias 2. Kegiatan yang banyak diminati saman, kolstra, ECC karena memang lebih cenderung kegiatannya di luar dan kalau saman karena keunikan tariannya, jadi ketika orang lain lihat ada keindahan, kalau untuk paskibra mungkin karena ada formasi dan perubahan-perubahan formasi yang unik, juga sering ikut dan tampil di event-event penting seperti uapacara, 17 Agustusan, dan hari-hari besar lainnya 3. Untuk paskibra saya pikir selama dia serius dan tekun pasti punya pengaruh, minimal kedisiplinan dan keterlatihan dalam ekskul membentuk kepribadian mereka menjadi lebih baik dan untuk ekskul lainnya juga seperti itu, pasti ketika mereka sudah menjadi anggota mereka akan terbawa dengan kedisiplinan dan peraturan-peraturan yang ada. Kalau pengaruh untuk masyarakat mungkin sosial livenya mereka kepada orang-orang lebih baik 4. Untuk sarana mungkin ditambah aja kali, misalnya untuk saman pasti butuh seragam, paskibra butuh bendera dan seragam juga. Tapi sejauh ini InsyAllah sudah memadai 5. Pastinya ketika latihan harus di luar jam sekolah, paskibra di hari sabtu dari jam 07.00-12.00 karena perlu banyak latihan 6. Kita mengusahakan mereka untuk ikut tetapi tergantung kepada mereka sendiri, disini maksimal dua yang harus diikuti, tapi kita selalu mengusahakan dan bilang bahwa eksktrakurikuler untuk menambah skill, karena kita menyeimbangkan antara akademik dan non-akademik 7. Ya, pasti karena dari sekian banyak jenis ekskul pastinya siswa ada yang disuka dan diminati masing-masing 8. Kita lebih cenderung kepada rutinitas, jadi apa yang sudah dilaksanakan kita teruskan saja
9. Pembina OSIS, Waka Kesiswaan dan langsung ke kepala sekolah 10. Yang pasti harus tanggung jawab dengan apa yang sudah dijadwalkan, kemudian harus baik akhlaknya karena mereka kan menjadi model untuk siswa-siswanya 11. Yang mengelola dana paskibra itu siswa dan saya juga sebagai pembina tahu karena mereka meminta izin dan tanda tangan saya dahulu untuk acara apaapanya dan untuk dimana 12. Kalau untuk ekskul dari BOP untuk pelatih, kayanya untuk kegiatan ekskul mandiri dari anak-anak karena anak-anak kan ada uang kas untuk kegiatankegiatan dan membeli perlengkapan paskibra 13. Yang jelas aktif, yang rajin latihan dan bertanggung jawab 14. Kalau adanya evaluasi untuk bisa melihat kekurangan dan kelebihan dari yang dievaluasi kemudian sebagai bahan perbandingan untuk masa yang akan datang dan bisa jadi perbaikan dan pertimbangan untuk ke depannya. Kalau untuk bentuk evaluasi di paskibra mungkin saat latihan kita langsung evaluasi/ nilai 15. Kalau yang internal pastinya pelatih dan pembina, pasti cenderung ke pembinaan dan pengawasannya tapi kalo untuk sekolah itu pembina OSIS, Waka Kesiswaan dan kepala sekolah 16. Juara 2 lomba PBB di Kanwil dan juara 2 kenaikan bendera dan formasi dan biasanya dari KEMENAG untuk paskibra kita yang diminta untuk pembukaan dan terkadang mereka mengadakan acaranya disini
WAWANCARA PEMBINA ECC Nama
: Mrs.Eva
Hari / Tanggal
: Rabu/ 19 November 2014
Lokasi wawancara
: MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut banyak diminati siswa? 3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 5. Apa
manfaat
yang
siswa
dapatkan
setelah
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan masyarakat? 6. Bagaimana
pertimbangan
dalam
menentukan
jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler? 7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa? Mengapa? 9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan program ekstrakurikuler? 10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang profesional? 12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara mengatur keuangan dengan baik? 13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah terdapat kriteria dalam penilaian? 14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan diadakannya sistem evaluasi? 15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan meningkatkan program ekstrakurikuler? 16. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang Bapak/Ibu bina?
Jawaban: 1. Ya, siswa sangat antusias dan aktif karena siswa yang mengikuti ekskul tersebut mereka sudah mengetahui tujuan mengapa ambil ekskul tersebut juga berdasarkan hoby dan kemauan dia pastinya 2. Yang banyak diminati saman, paskibra dan lainnya, karena banyak dipanggil lomba, sering mengadakan kegiatan di luar sekolah 3. Kalau untuk ECC tentu punya, karena mengembangkan skill mereka juga membuat mereka confidence dalam berbahasa inggris, kalau pengaruhnya untuk masyarakat setiap ekskul itu mengadakan bakti sosial, kalau ECC setiap bulan puasa mengadakan sumbangan membagikannya kepada karyawankaryawan di sekolah atau mereka pergi ke suatu daerah Sukabumi/ apa nanti mereka membagikan buku-buku dan mengajarkan kepada anak-anak kecil yang ada di sana 4. Kalau untuk fasilitas sudah cukup memadai terutama untuk ECC karena ga terlalu butuh banyak media yang penting praktis karena kita bisa pakai di ruang kelas, taman dan sering keluar juga. Untuk semua ekskul InsyAllah sudah memadai 5. Kan mereka ada jangka pendek dan ada jangka panjang, jadi mereka juga harus menentukan dan merencanakan dengan baik setelah itu dilaporkan ke OSIS apa yang sudah dikerjakan apa yang belum bisa dikerjakan dan apa yang akan dilakukan kemudian, jadi jadwal kegiatan beranjak dari proses organisasi secara formal yang direncanakan 6. Ya, setiap siswa wajib memilih satu ekskul apalagi dengan adanya kurikulum 13 seluruh siswa kelas X harus mengikuti kepramukaan dan satu ekskul pilihan maka dari itu ekskul sangat berpengaruh di dalam proses pendidikan di sekolah 7. Ya, rata-rata ekskul yang mereka ikuti akan menjadi asahan untuk diri dia pengembangan skill yang dia punya, contohnya anak yang bergabung pada
ECC mereka akan mengikuti lomba-lomba seperti pidato, story telling dan lainnya yang berkaitan dengan minat dan bakat dia 8. Pertimbangannya yaitu untuk pengembangan skill mereka, perkembangan kedewasan dan jati diri mereka, harus berpondasi keagamaan, misalnnya ketika dia bersosialisasi ke luar berkumpul satu sama lain kita susun acara ada jadwal shalat, mengaji dan kultum walaupun kita ekskul ECC kita juga harus mengetahui batasan-batasan yang harus mereka lakukan dan yang tidak 9. Waka kesiswaan, pembina OSIS dan di bawah naungan OSIS ada divisi-divisi yang memantau seluruh kegiatan ekstrakurikuler dan di bawah pembina OSIS ada pembina ekskul baru ke siswa 10. Yang punya kemampuan pastinya, kalau dia pembina ECC tentu harus punya basic english karena mau tidak mau dia harus mengajar dan melihat kemampuan dan perkembangan siswa, lalu mengerti organisasi kalau tidak mengerti mana bagaimana dia mengelola, dan harus care kepada anak-anak 11. Kalau di EEC di pengurusannya ada ketua, wakil, bendahara, mereka setiap pertemuan akan memberikan infak dan itu juga kita tidak memaksakan. Dan kita juga ada iuran bulanan itu juga sesuai kesepakatan mereka, yang menentukan badan pengurus hariannya kemudian dikominukasikan kepada anggotanya baru ditetapkan berapa nominal iurannya, jadi dari mereka untuk mereka. Kalau pembina ECC hanya tahu kalau misalnya buat acara apa lalu melihat keuangannya ada berapa dan mereka kelola. 12. Kalau untuk dana bantuan pada saat sekarang karena sekolah tidak dipungut bayaran maka untuk ekskul tidak ada, tetapi untuk kinerja pembinanya mungkin sekolah berikan, kalau untuk kegiatan dari swadaya dan pengelolaan ank-anak 13. Sistem penilaiannya yaitu kehadiran, keaktifan, memberikan sumbangsih apa, maksudnya seberapa sering dia ikut dan memenangkan lomba
14. Sistem evaluasi itu setiap ekskul itu ada alumninya, setiap mau mengadakan kegiatan alumni akan meminta BPH mengadakan pertemuan dan disanalah ada evaluasi. Pertama melalui LDK, menyusun perencanaan program agar tahun kedepan bisa lebih baik lagi. Manfaat adanya evaluasi agar tidak ada lagi kejadian-kejadian yang kurang baik dan agar kegatan yang akan datang akan lebih baik lagi 15. Pihak yang terlibat biasanya akan ada format evaluasi dan laporan kegiatannya yang diserahkan ke pembina OSIS. Dan setiap bulan/ 2 bulan sekali tidak tentu pembina OSIS akan mengadakan rapat bersama pembina-pembina OSIS dan disana akan ada evaluasi secara keseluruhan terhadap ekskul-ekskul yang aktif dan pasif 16. Pernah jadi the best second speaker sejabodetabek, menang lomba pidato di istiqlal, kemudian menang lomba story telling di SMA 2 Tangerang dan banyak lagi dan pialanya ada disini.
WAWANCARA GURU MAN 4 MODEL JAKARTA Nama
: Tomy Syafrizal
Bidang Study Yang Diajarkan
: Kesenian
Hari / Tanggal
: Selasa/ 28 Oktober 2014
Lokasi Wawancara
: MAN 4 Jakarta
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti Program Madrasah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler? 2. Menurut Bapak/Ibu, apa yang diharapkan setelah siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 5. Menurut Bapak/Ibu, apakah pengelola dan pelatih ekstrakurikuler sudah memberikan layanan dan pelatihan dengan baik dan profesional? 6. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan masyarakat? 7. Menurut Bapak/Ibu, apa saja mata pelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa? 8. Bagaimana
tugas
dan
kegiatan
yang
Bapak/Ibu
berikan
untuk
pengembangan kreativitas siswa? 9. Materi dan metode apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk pengembangan kreativitas dan dapat mencapai tujuan pembelajaran? 10. Apa sajakah media yang Bapak/Ibu gunakan dan seberapa besar pengaruhnya dalam pengembangan kreativitas siswa?
11. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 12. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa?Mengapa?
Jawaban: 1. Dalam mengikuti program madrasah, anak mempunyai ciri dan karakteristik yang bermacam-macam, ada yang antusias dan ada yang masih perlu dibimbinga secara personal, ada yang malas-malasan dan lain sebagainya. 2. Diharapkan anak mempunyai modal untuk mengenal dan punya ilmu-ilmu dasar yang ia miliki untuk mengeksplornya. Kalau untuk kegiatan yang saya bimbing (paduan suara) anak-anak minimal mengenal jenis suara yang ia miliki dan bisa menyalurkan nanti. 3. Ya, karena kegiatan ekstrakurikuler anak-anak diharapkan keinginannya, kemauannya, minat dan bakatnya tersalurkan dari situlah nanti di asa bakatbakatnya dan untuk melanjutkan lagi nanti kemana jalan yang sesuai dengan bakat yang ia punya. 4. Ada yang sudah terpenuhi ada yang belum. Khususnya paduan suara karena alat musiknya ada yang rusak saya sudah mengajukan kepada pihak sekolah untuk membelinya. Kemudian untuk tempat masih pindah sana-sini dan terkadang masih dibatasi sedangkan anak-anak pulangnya sampai jam setengah 4 dan kumpul-kumpul jam 4 itu baru mulai latihan. Sedangkan anak-anak jam 5 sudah harus pulang, jadi hanya sekitar 1 jam sehingga kurang eksplor. Apalagi jika mau ada tampilan itu anak-anak frekuensinya harus lebih tapi anak-anak minta dispensasi untuk latihan. 5. Yang lain saya kurang begitu perhatikan, tapi kalau saya sudah berusaha semampu saya membawa anak-anak saya berkompetisi sampai bisa juara. Dulu ekstrakurikuler band yang saya pegang juara di instansi swasta/ sekolah-sekolah swasta seperti Sekolah Penabur dan lain-lain. Yang terpenting sekolah mendukung dari segi waktu dan tempat agar bakat anak terpenuhi karena kalau tidak, menghambat anak-anak dan pelatihnya juga sehingga mood menjadi kurang.
6. Ilmu dasar yang dimiliki anak nanti ia kembangkan dan tersalurkan seperti hobi dan minatnya di musik, nanti jika ia lanjut ke sekolah musik/seni ia sudah punya ilmu dasarnya. 7. Saya rasa semua mata pelajaran dapat mengembangkan kreativitas siswa, yang namanya fisika, matematika itu kan ilmu logika. Ada yang membutuhkan psikomotor dan pemikiran dengan membaca buku di sanasini kan dapat berkembang pemikirannya dan tergantung siswanya juga karena kita sebagai guru hanya merangsang saja tapi tentu kita selalu memotivasi agar siswa lebih berkembang. 8. Saya dengan bermain musik bersama-sama memainkan lagu mancanegara, lagu kontemporer indonesia, lagu daerah dan lagu wajib. Karena background saya musik saya lebih fokus di musik mungkin kalau seni tari dan teater sedikit ilmu yang saya punya. Seperti tari hanya teori saja. Karena seperti yang kita ketahui seni dan budaya adalah dua bahasa yang sangat luas, seni ada seni tari, rupa, musik, kalau semuanya guru menguasai gak mungkin atau jarang ya itu mungkin pentium 10 kali. Kalau untuk saya sendiri saya hanya menguasai musik di alat-alatnya ada 5 alat yang saya kuasai dan mungkin di seni gambar juga saya kuasai. Untuk pemberian tugas saya praktek/latihan dan anak membawa alat musik sendiri-sendiri seperti gitar, pianika dan saya mengajak siswa untuk aktif bermain musik sambil membaca not sehingga tempo, notasi dan harmonisasinya sama. 9. Kalau untuk metode semuanya yaa seperti demo, ceramah, diskusi, nonton film sejarah musik zaman romantik, zaman klasik agar siswa mengenal ciri-ciri dan tokoh-tokohnya. Dan untuk ulangan saya latihan atau praktek untuk menambah-nambah ilmu juga kalau teori anak-anak sudah pasti lebih sulit karena banyak sekali kalau melalui teori tapi kalau untuk menambah referensi juga kadang teori dipakai.
10. Infokus, alat musik seperti gitar, pianika, piano dan aktif terus, ini saya bawa gitar terus nih setiap ngajar. 11. Yaa dituntut wajib, minimal ia punya satu yang diikuti karena setiap anak dilahirkan pasti membawa bakat. Mungkin waktunya saja yang kurang karena jadwal mereka terlalu padat sehingga anak-anak kasihan faktor psikologisnya
nanti
padahal
anak
butuh
bermain,
olahraga
dan
kecerdasannya seperti anak-anak tuh dijajah dengan dicekokin terlalu banyak kurikulum apalagi kita madrasah beda dengan SMU madrasah lebih banyak lagi. 12. Tidak 100%, ada yang mereka untuk pelarian saja karena dipaksa di sekolah ada yang karena dari minat anak itu sendiri. Kalau untuk bidang yang saya ajar biasanya saya melatih olah vocal anak satu persatu dengan memainkan lagu-lagu baru yang anak tahu agar ia antusias dan tertarik dengan begitu bisa terlihat jenis suara yang ia miliki setelah itu saya beri dukungan agar ia merasa percaya diri agar ia tidak ragu mengeluarkan suaranya. Saya ga galak-galak kalau mengajarkan, tapi saya melayani anakanak maunya gimana agar bisa berinteraksi dan berhasil juga supaya anak mau bisa.
WAWANCARA GURU MAN 4 MODEL JAKARTA Nama
: Dra. Hj. Titi Sumanti
Bidang Study Yang Diajarkan
: Bimbingan Konseling
Hari / Tanggal
: Rabu/ 29 Oktober 2014
Lokasi Wawancara
: Ruang Bimbingan Konseling
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti Program Madrasah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler? 2. Menurut Bapak/Ibu, apa yang diharapkan setelah siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 5. Menurut Bapak/Ibu, apakah pengelola dan pelatih ekstrakurikuler sudah memberikan layanan dan pelatihan dengan baik dan profesional? 6. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan masyarakat? 7. Menurut Bapak/Ibu, apa saja mata pelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa? 8. Bagaimana
tugas
dan
kegiatan
yang
Bapak/Ibu
berikan
untuk
pengembangan kreativitas siswa? 9. Materi dan metode apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk pengembangan kreativitas dan dapat mencapai tujuan pembelajaran? 10. Apa sajakah media yang Bapak/Ibu gunakan dan seberapa besar pengaruhnya dalam pengembangan kreativitas siswa?
11. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 12. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa?Mengapa?
Jawaban: 1. Anak-anak itu sangat antusias sekali dalam mengikuti programprogram madrasah, sampai-sampai sudah waktunya jam pulang (jam 5 sore)
dan
disuruh
pulang
tetap
ingin
melanjutkan
kegiatan
ekstrakurikulernya sampai selesai. 2. Hambatannya sebenarnya hanya waktu, kalau ia pergunakan waktunya secara maksimal kan sudah ada jadwal-jadwal khusus yang sudah di tetapkan kapan ia harus latihan kapan ia harus mengikuti kegiatan itu, mungkin kendalanya anak-anak itu hanya kurang bisa membagi waktu sehingga waktunya habis untuk melakukan kegiatan eksktrakurikuler. Itu juga bagi anak-anak tertentu tidak semuanya. 3. Kalau menurut saya harapan setelah ia mengikuti ekstrakurikuler yang pasti ia bisa menyalurkan bakat dan minatnya ke bidang yang ia sukai sehingga bakat dan minat tersebut bisa berkembang secara optimal. 4. Menurut saya sangat mempengaruhi, contoh saja kalau ia ikut paskibra. Orang paskibra itu kan harus disiplin, tegas dan lain sebagainya. Disini biasanya pada saat ia melamar pekerjaan dan ia mencantumkan ekskulnya itu biasanya akan mempengaruhi dan dapat penilaian tersendiri, misalnya ia berarti bisa kerja tim dan lain sebagainya. 5. Alhamdulillah untuk sarana ekstrakurikuler sudah cukup bagus dan lengkap tinggal bagaimana memanage pemeliharaannya saja. Kalau ia ikut marawis sudah ada tempat latihannya, ikut basket sudah ada lapangannya. Ruang dan waktu pun sudah di set dengan baik. 6. Kalau menurut saya sudah, karena setiap tahun kan ada yang namanya evaluasi pelatih, jadi ada penilaian tersendiri untuk pelatih apakah ia sudah bagus atau belum kemudian seandainya ada keluhan dicatat dan keluhan itu di informasikan dan ditindaklanjuti. Kalau saya bilang profesional itu kan yang menilai orang lain bukan saya sendiri, tetapi secara syarat-syarat keprofesionalan sudah saya lengkapi dan saya
miliki karena saya adalah jurusan saya ini adalah jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan kemudian saya menjadi guru BK saya pikir untuk profesional saya mempunya sertifikat untuk sebagai guru BK. 7. Yang pasti untuk siswa itu sendiri adalah paling tidak ia bisa mengembangkan bakat dan
minatnya sehingga kalau bakat dan
minatnya itu sesuai dengan kegiatan yang pas berarti akan tersalurkan. Kalau untuk masyarakat seandainya saja ia ikut marawis, ia bisa tampilkan di masyarakat kalau lagi ada acara-acara dan bisa mengikuti kejuaraan-kejuaraan. Alhamdulillah untuk saman sudah menjuarai tingkat nasional dan hampir semua kegiatan sering menjuarai sampai penuh yang namanya piala-piala itu. 8. Mata pelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas itu banyak sekali, hampir semuanya tergantung dari bakat dan minatnya. Kalau umpamanya matematika bagi orang yang ikut olimpiade matematika, untuk kesenian mungkin dari seni musiknya atau tarinya, untuk bahasa, mungkin ia bisa mengarang, cerpen, puisi dan lain sebagainya, jadi hampir
semua
mata
pelajaran
selama
ia
senang
dan
bisa
memanfaatkannya biasanya bisa mengembangkan kreativitasnya. 9. Pasti semua guru tujuannya ingin mengembangkan kreativitas siswanya. Kalau saya sebagai guru BK kan ada bimbingan individu, kelompok ada tes dan analisis tugas perkembangannya macammacamlah. Untuk Bk di Man 4 tidak ada masuk jam kelas kecuali hari senin ada jam pembinaan kita masuk bergantian dengan wali kelas. 10. Saya pikir semua guru sudah memberikan materi dan metode kreativitas kan jelas di kurikulum 13 misalnya guru memberi sebuah kasus atau fakta kemudian di analisa dan dilihat. Saya pikir untuk guruguru sudah menggunakan metode-metode dengan baik, untuk saya sendiri saya pernah mengajak menonton film motivasi agar anak bisa menganalisa dan mengambil pelajaran dari film motivasi tersebut
istilahnya pembelajaran apa yang ia bisa ikuti dari film itu. Untuk materi dan film saya kasi yang film motivasi, tentang perilaku-perilaku yang menyimpang yang boleh dan tidak, kita kan ada beberapa layanan orientasi, layanan informasi, konseling, bimbingan pribadi, kelompok. Alhamdulillah sekarang ini anak-anak sudah tidak menganggap guru BK itu sebagai polisi sekolah jadi malah menjadi tempat bagaimana ia mencari informasi, motivasi dan lain sebagainya. 11. Ekstrakurikuler itu biasanya minimal 1 siswa 1 kegiatan, tapi bagi yang tidak mengikuti sama sekali biasanya dengan alasan-alasan tertentu seperti ada anak-anak yang fisiknya gak kuat. 12. Ya, pasti. Karena dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler anak akan tau bakatnya dan bisa mengembangkan bakatnya disitu. Kalau untuk BK sendiri sebagai tempat mencari informasi dan motivasi khususnya kelas XII ada yang bimbingan saya berikan solusi tetapi untuk pemberian solusi saya memberikan alternatif pilihan sedangkan keputusan ada di client atau anak itu sendiri beda dengan pemberian nasehat, kalau guru BK itu harus memberikan alternatif-alternatif pilihan jalan keluar kita sampaikan nanti keputusan terakhir tetap ada di anak itu walaupun kita tetap mengarahkan dan sampaikan misalnya kalau ingin ke perguruan tinggi mana nanti kita jelaskan ke lapangan pekerjaannya kemana.
WAWANCARA SISWA-SISWI MAN 4 MODEL JAKARTA Nama
: Nurul Azkia, Farhan Qusoyyi, Amanda Puteri, Azka Dity N.E, Raudatul Aisy Fachrudin dan Austina Luthfiyanti
Hari / Tanggal
: 15-22 November 2014
Lokasi wawancara
: MAN 4 Jakarta
Ekstrakurikuler yang diikuti
: TIK dan Fisika, PASKIBRA, KJS, PMR dan Tari Saman
1. Apakah kamu aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 2. Menurut kamu, kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut banyak diminati siswa? 3. Apa harapan kamu setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 4. Apa yang memotivasi kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 5. Apakah ekstrakurikuler yang kamu ikuti mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan? 6. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah baik/ perlu diperbaiki? 7. Apakah pengelola dan pelatih ekstrakurikuler sudah memberikan layanan dan pelatihan dengan baik dan profesional? Seperti apakah kriteria pengelola dan pelatih yang diharapkan siswa? 8. Apa yang dapat kamu hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan diri kamu sendiri dan masyarakat? 9. Bagaimana kamu menjalin kerjasama dalam mengikuti ekstrakurikuler berkelompok? 10. Menurut kamu, apakah materi dan metode yang digunakan Madrasah dapat mengembangkan kreativitas?
11. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, kegiatan ekstrakurikuler harus diikuti siswa? 12. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat siswa? Mengapa? 13. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang kamu ikuti?
Jawaban: 1. Ya, siswa dari MAN 4 banyak yang berpartisipasi dan aktif dalam ekskul mereka masing-masing dan saya sendiri juga aktif di ekskul paskibra. (Farhan Qusoyyi) 2. Ekskul kita disini rata dan banyak peminatnya dari ekskul paskibra, saman, futsal dan ekskul lainnya kaya sains-sains banyak peminatnya. Karena di MAN 4 itu terkenal banyak ekskulnya dan kegiatan-kegiatannya aktif juga di MAN 4 dan di luar juga. (Farhan Qusoyyi) 3. Harapan saya dari ekstrakurikuler yang saya ikuti saya dan teman-teman bisa mempergunakan ilmu saya khususnya pada ekskul TIK saya bisa membuat Web atau Blog, juga bisa bermanfaat jika saya sudah memasuki dunia kerja. (Nurul Azkia) 4. Dari ayah aku sih pengennya aku bisa bahasa inggris jadinya aku disuruh ikutan ekskul yang ada bahasa inggrisnya dan dari diri sendiri juga karena dari SMP aku sudah ikut english club juga. (Amanda Puteri) 5. Ya, karena dengan kekreatifan kita dapat berpengaruh besar dan ilmu yang kita miliki dan bisa di ajarkan untuk masyarakat. (Azka Dity N.E) 6. Belum, terkadang masih pindah-pindah dan waktu untuk latihan saman masih dibatasi kecuali kalau misalnya ingin ikut lomba baru di usahakan ruang dan waktu latihan yang memadai. (Austina Luthfiyanti) 7. Pelatihannya sudah baik kalau kehadiran terkadang masih suka berhalangan karena gurunya mengajar di tempat lain juga. Kalau untuk ekstrakurikuler fisika kalau pembimbingnya tidak hadir di gantikan oleh kaka kelas dan kegiatan tetap berjalan. Mungkin dari segi medianya atau ruang kelas yang lebih tertata dan lebih nyaman lagi. (Nurul Azkia) 8. Ya, sangat berpengaruh soalnya saya ingin menjadi dokter, saya juga udah belajar banyak di PMR belajar cara tensi darah dan lain-lain. Kalau untuk masyarakat kita dari PMR ada donor darah dan setiap ada event-event besar
kita ada acara pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu. (Raudatul Aisy Fachrudin) 9. Kita bisa saling membantu dan berbagi ide atau info-info yang kita ketahui agar bisa lebih kompak dan untuk support dengan memberikan semangat karena ekskul yang sudah kita pilih adalah tanggung jawab kita. (Austina Luthfiyanti) 10. Ya, karena dari masing-masing guru kan berbeda-beda cara mengajarnya ada yang menggunakan metode ceramah, diskusi, presentasi dan lain-lain. (Austina Luthfiyanti) 11. Ya, mungkin untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan karena kan kalau belajar terus kita bisa cape dan bosan, jadi ekskul untuk hiburan dan menghilangkan kejenuhan juga untuk mengembangkan bakat. (Austina Luthfiyanti) 12. Ya, karena ekskul tempat mencari bakat yang cocok dengan kita. (Austina Luthfiyanti) 13. Untuk prestasinya TIK pernah juara tingkat nasional saat lomba desain poster dan pernah ikut dan juara olimpiade fisika kalau engga salah di UIN. (Nurul Azkia) Penghargaannya pernah memenangkan piala best of the best piala bergilir dari gubernur Aceh, lalu juara 1 waktu di undang event dikmenti yang dari seluruh kampus, juara di Al-Azhar BSD dan nanti kalau tidak ada halangan tanggal 12-16 November tari saman di undang event di Singapura dan Malaysia. (Austina Luthfiyanti) Kalau prestasi kita lomba PBB/ Formasi Kibar Bendera menang juara UMUM MAN se-DKI Jakarta diselenggarakan oleh PPIMA Purna Paskibra DKI kemudian di sekolah luar di Sekolah IC/Insan Cendikia. (Farhan Qusoyyi) Banyak, pernah lomba story telling dan salah satunya pernah lomba di UIN. (Amanda Puteri) Tahun-tahun sebelumnya di FKUI menang lomba PP, tandu dan lain-lain. (Raudatul Aisy Fachrudin)
JADWAL KEGIATAN LATIHAN EKSKUL
MAN 4 JAKARTA TAHU N
EKSKUL
NO
P
ELAJARAN 2OL4 / ZOIS
H
L]AEIN7 ABNII I AH.
L
FMIKA & ROHIS
SABTU
?
QIRAAT & SHALAWAT
JUMAT
3
KALIGRAFI
4
NAA.DY ARABI
JUMAT
5
PRAMUKA
SABTU
NRq AGI
6
PMR
-7
S
TEMPAT
WAKTU
PEMBINA/PELATIH
HARI
07.30-o9.30
Pdi
R.101
15.30-17.00 R.102
NRS qF{OI AHUDIN AMANUDIN.S.AS
07.30-09.30
MUSHALLA
trt\rnaH I IMAYANAH. S.As
1s.00-16.00
R.LOS
SALIM
09.30-11.30
R.C205
SABTU
NRA FRIDAWATI
09.30-11.30
R.UKS
)ASKIBRA
SABTU
ROSMAWATI, 5. Ag
09.30-11.30
LAPANGAN UPACARA
KIR
SABTU
09.30-11.30
R.102
8 9
KJS
& QIRA.ATUL KUTUB
SABTU
N,,lI
I'I.{t
IS
^P,n
IS
GHAFT
lR s.odl
JUMAT
NENENG AMALIA, S.Pd
1s.30-17.00
R.103
SABTU
ABDULLAH, S.PdI
09.30-11.30
R.C2O4
10 GEMPALA 7L
SABTU
EVA ZAHRAWATI, S.Pd.
09.30-11.30
R.103
ECC
SEPAK BOLA/FUTSAL
SABTU
DRS. A. KODIR
07.30-09.30
LAPANGAN SEPAK BOLA
17
07.30-09.30
LAPANGAN BASKET
dan TEATER
13 BASKET
SABTU
HIIAI NAIMY.
S.Pd
-
/ DEPAN
KANTIN
SABTU
NRq IFIFN TAINUDIN
07.30-09.30
PARKIRAN MOTOR
SABTU
NRq SHOIAHUDIN
07.30-09.30
MUSHALLA
15 MARAWIS
JUMAT
Tr)N/IIV1Y SAFRIZAL
1s.00-17.00
R.C03
16 PADUAN SUARA L7 iAMAN
SABTU
INDRIA SUKMAWATI,S.Pd
0e.30-11.30
TERAS DEPAN BK
18
SABTU
NRq INA CHANDRAENI
09.30-11.30
PSBB
KOLSTRA
BADMINTON
SABTU
EDDY HARAPAN
c7.30-09.30
DEPAN BOARDING
1_9
20 NIHON
SABTU
MAULI
09.30-11.30
R.105
z7 BAND AKUSTIK
SABTU
EBRIN
09.30-11.30
PSBB
22 BIOLOGI
JUMAT
DRA. HJ. YULISNAENI
15.30-17.00
R.201
:ISIKA
JUMAT
DRA. SAHMIATI
15.30-17.00
R.202
24 KIMIA
JUMAT
NRA SRI MAYATI. M.KiM
1s.30-17.00
R.203
25 MATEMATIKA
JUMAT
DRA. ELIDA SYARIFAH
15.30-17.00
R.204
26 AKUNTANSI & EKONOMI
JUMAT
RITA WIDIARTI. SE
27 SAINS BUMI
JUMAT
FEMMY MARLIANA,S.Pd
15.30-1"7.00
2a TIK
JUMAT
FATHAN MUBIN, S,KOM
15.30-17.00
1_4
23
PENCAK SILAT & TAEKWCNDO
15.30-17.00 R.205 R.206 LAB. KOMPUTER
Jakarta, Juli 2014
l(epala Madrasah
Dra. Hj. lsnadiar Dekok, MM. N r P 195411081981032003
Hasil Pengamatan
Prestasi yang Telah Diraih Oleh MAN 4 Jakarta
KEMENTEKIAN AGAMA KANTOR WILAYATI PKOVINSI DAEKAH KNUSUS IBI.IKOTA JAKARTA JL. D.t PANJAITAN NO.
Nomor t Kw.O9.4f 2/TL.OO/ Sifot : Penting
(1
1O
3zz
TELEPON 8197479,8198296, 851?403,8563530 (HUNTING) FAX.8512402 KODE POS 13340
Jokorto, Z5- SePtember 2014
/2O14
Lomp
Perihol
, Rekomendosi
Kepodo Yth. Kepolo Modrosoh AliYoh Negeri 4 Di
Jokorto
Assolomu'oloikum Wr. Wb.
ulN syorif Menindokloniuti surot dori Kciiur Pendidikon Agomo lslom 2O14 September l9 Hidoyotuttoh, nornor', U".Oi /F.i /KlA.Al.S1ZOAa72014 .tartgEdl, perihol lzin Penelition, otos nomo mohosiswo sebogoi beiikut
Nomo NIM
' SOFI ROZIQOH , 11100'l ]000060
Juruson
: Pendidikon Agomo lslom
:
skripsi yong beriudul "upoyo Modrosoh Dolom Mengembongkon Kreotiviios pembuoton Skripsi' Siswq" guno mendopdtkciii dOfO-doto yong diperlukon dolom rongko dengon ketentuon '1. Penelition tersebut tidok menggonggu.kegioton beloior mengoior; ). Memperhoiikon segolo perofurdfi dd; tdfd lertib yong berloku di Modrosoh Aliyoh Negeri 4 Jokorto. Demikion otos perhotionnyo diucopkon tefirno kosih'
Wossolom,
epolo
ds*Y +Y
o Bidong Pendidikon Modrosoh
A 199102 Tembuson Yth:
1. Kepolo Konwil Kementerion Agomo
2. Koiur 3. Ybs
Provinsi
Pendidikon Agomo lslom UIN Syorif Hidoyotulloh
1
00t
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGER! (MAN} 4 JAKARTA lnduk
:
Filial :
Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12310 Tlp. O2t-769O283Fax.021-7697795 website : www.man4ikt.kemenoq.qo.id E-mail : mo n4i kt@ keme na o.ao.id Jl. M. Kahfi ll No. 64 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, t2640Tlp./Fax.021.-7868970 Website i www.mo-olozhor.com E-mail :
[email protected]
SURAT KETERANGAN Nomor: Ma.09. 1 .41TL.00 12245 12014
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah
ini
Sofi Roziqoh
NIM
11
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Jenjang Pendidikan
( S1) Strata Satu
1001 1000060
Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri
dilaksanakan pada tatggal
Jakarta
:
Nama
telah melaksanakan penelitian
4
di
Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 4
Qf$
Syahid,
Jakarta. Penelitian
: 9 Oktober s.d. 28 November 2014, dengan judul skripsi
"
Upaya
Madrasah dalam mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
".
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakhrta" 16 Desember 2014 Kepalari,.
lah, M.Pd 8t994032001
No. Dok : MA-FR-15-03-02
Tgl. Terbit : 01-11-2010
No. Revisi:02
Hal:
1/1
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ATIYAH NEGERI (MAN) 4 JAKARTA tnduk
:
Filial :
ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta selatan, 12310 Tlp. 021-7690283- Fa x. O2L-7697795 website : www. mo n4i kt.ke me h a q. o o.i d E-mail : m o n4 i kt @ ke m e n a o.o o.id Jl. M. Kahfi ll No. 6A Srengseng Sawah, jagakarsa, Jakarta Selatan, L264OTlp./Fax. 021-7868970
Jl.
Website : WWW.lTld-Alazho
r,cOm
E-mail
:
[email protected]
SURAT KBTERANGAN Nomor: Ma.09. 1 .41TL.0012245 l20l 4
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah
ini
Nama
Sofi Roziqoh
NIM
I I 1001 1000060
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Jenjang Pendidikan
( Sl) Strata Satu
:
Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri
telah melaksanakan penelitian
di
Madrasah Aliyah Negeri
OfN)
Syahid,
(MAN) 4 Jakarta. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal : 9 Oktober s.d. 28 November 2014, dengan judul skripsi
"
Upaya
Madrasah dalam mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
"'
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 16 Desember 2014 Kepala,
"tt^l M.Pd r994032001
No. Dok : MA-FR-15-03-02
Tgl. Terbit : 01 -l I-20I0
No. Revisi :02
Hal: 1/l
LEMBAR UJI REFERBNSI
Nama
: Sofi Roziqoh
NIM
:
Jurusan
: Pendidikan Agama Islarn (PAI)
Judul
:
11 1001 1000060
Upaya Madrasah dalam Mengernbangkan Kreativitas
Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
NO
HALAMAN
REFERENSI
PARAF
PEMBIMBING I
Amal
Abdussalam
Al-khalili,
241,248
Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005. 2.
A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang
102,103, 1 10111
Dan Melakukan Penelitian l1nhatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka laya,2Oll. 3.
Ainunafiq Dawa.n dan Ahmad Ta'arifin.
Manajemen Madrasah
J /-J6
Berbasis
\.
Pesantren. Jakarla: Listafariska Putra, 2004. 4.
Hasbi Indra, Pendidikart ll,{elcnt;cut
210
Globalisasi. Jakarla: RIDAMULIA.
;.
2005. 5.
Maksum. fuIoclrasah; Sejarcth A Perlientbangannya. Jakafta, PT LOGOS
53 -+-
WACANA ILMU, 6.
1999.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya,2007 7.
6,327-332
Remaja
.
Muhaimin, dkk. Pengembangan Model
74.75,357-359
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiknn
6fSO
Pada Sekolah
&
Madrasah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. 8.
Mulyono. Manajemen Administrasi &
75,187-189,
Organisasi Pendidikan Jogjakarla: Ar-
283-284,285
Ruzz Media,2070. 9.
Utanri Munandar, Kreativitas
dan
Keberbakatan Strategi l4ewujudkan
t45-147 ,135t37 , 57 -58
Potensi Kreatif dan Bakat Jakarla: PT Grarnedia Pustaka Utama, 1999.
--------.Pengalaman Hidup
Tokoh
Kreativitas
l0
Indonesia
205-208
Mengembangkan Kreativitas. Jakarla: Pustaka Populer Obor, 2001.
10.
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadr.
107
Metodologi Penelitian Jakarla: PT Bumi
Aksara.2004. t1
Abuddin Nata. Kapita Selekta Pendidilcan Islam. Jakarla: PT
236
RajaGrafindo Persada, 2012. 12.
Yeni
Rahn-rarvati
& Euis Kumiatr
4,73-14,14-15,
<___->
Strategi Pengembangan Kreativitas
L I-J)
Pada Anak UsiaTaman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana, 2010. 13.
Rohiat. Manajemen Sekolah. Jakarta: pT
115-116
Refika Aditama, 2010.
t4.
---'-"'-'-
Rusman. Manajemen
Kurikulum.
415-416,419,
Jakarta: Rajawali Press, 2009. 15.
Monty P. Satiadarma
&
307
Fidells
E
115-117
Waruru. Mendidik Kecerdasan. Jakafia
-^
Pustaka Populer Obor, 2003. 16.
Abdul Rachnran Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: pT
67
RajaGrafindo Persada, 2004.
Agama dan Keogamaan, Visi, Misi dan
Aksi. Jakarta: PT
Gemawindu
Pancaperkasa, 2000.
65,134-139
i7.
Slarneto. Belcjar
dan
Faktor-Faktor
yang Mentpengaruhinya. Jakarta: pT
137
,145,
147
148
Rineka Cipta, 2010. 18.
Sugiyono. Metode
penelitian
247-252
Pendidikan, Pendekatan Kttanlitatif Kualitati,f, dan n & D. Bandung: Alfabeta, 2010. 19.
Arrdervi Suharlini, Sejarah pendidikan
Islam. Jakarla: Departemen
Agama
It7
-
--)
'
Republik Indonesia, 2009. 20.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode
l4-15
Penelitian Pendidikan Bandung: PT.
------/'
Remaja Rosdakarya, 2006. 21
Yudhi Munadi, Media Pembelcijaran,
21 22
-r
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2010) 22.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja
60
Remaja
Rosdakarya, 2008. 23.
Joyce Wycoff, Metladi Super Kreatif
Melalui Metode
52
Pemetaan-Pemikiran.
Bandung: Kaifa, 2003. 25.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar., (Jakarta: Rajawali
89-91
Pers, 2011) 26.
Abdurralnnan An-Nahlawi, Pendidikan
187
islant di rumah, sekolah dan masyarakat,
"/
Qakarta: Gema Insani Press, 1996) 27.
Eka Prihatin, Manajernen Peserta Didik,
159,164,181
(Bandung: Alfabeta, 20I 1)
28.
Sobry Sutikno, Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram: NTP Press,
2006.
114-115
-)-