Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
PERAN ETIS PEMIMPIN UNTUK MENGENTASKAN KEMISKINAN DI INDONESIA Pdt. Jelty J. Ochotan, M.A. Dipersembahkan bagi Civitas Akademika Fakultas Teologi UKIT PENDAHULUAN Banyak persoalan bangsa yang belum dapat diselesaikan secara tuntas oleh pemimpin, hal ini dilihat sebagai potensi memiskinkan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Kurangnya peran para pemimpin masyarakat dan pemimpin Kristen terhadap kebutuhan masyarakat, menjadi salah satu faktor kuat yang mempengaruhi pemiskinan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tulisan ini bermaksud meng-kaji secara etis bagaimana peran pemimpin masyarakat dan para pemimpin Kristen dalam bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Mengentaskan (Ingg: Alleviating or Overcoming: mengentaskan, mengatasi) kemiskinan adalah “mengangkat, memperbaiki nasib, menyadarkan (KLBI)”1 masyarakat dari kemiskinan. Hal ini merupakan salah satu tugas yang dipercayakan rakyat pada pemimpinnya. Karena itu tugas dan tanggung jawab pemimpin ini menjadi perhatian yang sangat serius, sebagaimana pentingnya membantu sebuah Negara keluar dari kemiskinan menuju pada kesejahteraan. Kenyataannya bahwa, akibat ketidaksejahteraan hidup masyarakat, maka kritikan-kritikan pedas, tajam dan tegas bahkan secara berulang-ulang di alamatkan kepada mereka yang dipercayakan memimpin oleh masyarakat. Pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab atas orang yang mereka pimpin dalam segala situasi. Dengan kata lain ada tanggung jawab besar yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mendapatkan jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi masyarakat. Peter G. Northouse tentang kepemimpinan ( Leadership ), ia menulis "Leadership is a process whereby an individual Influences a group of individuals to achieve a common goal."2 Hal ini berarti Pemimpin adalah orang yang memiliki
Tim Prima Pena. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press. 228 Peter G. Northouse. Leadership. Theory and Practice.Fifth Edition. Zage Publications: London, 2010. page 3 1 2
16
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama memiliki aktivitas aktivitas spesifik untuk pencapaian satu tujuan atau beberapa. Pemimpin juga memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang benar dan baik atau salah dan jahat. Sudah tentu, Pemimpin harus memiliki tujuan- tujuan baik dan benar maka cita-cita membawa masyarakat pada kesejahteraan benar-benar tercapai. Ada beberapa ciri pemimpin yang efektif : Kharismatik, memiliki visi, daya persuasi, dan intensitas. Seorang management terkenal Peter Drucker seperti yang di kutip Wikipedia menyebutkan bahwa “Pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya secara jelas dan nyata.”3 Dalam Kepemimpinan kita dapat membedakan pemimpin kelompok yang terdiri dari kelompok kecil seperti keluarga biasanya dipimpin oleh mereka yang disebut orang tua, tetapi juga kelompok dalam organisasi besar seperti Gereja di pimpin oleh seorang hamba Tuhan atau yang disebut Pelayan. Demikian pula dalam sebuah Negara, Pemerintah disebut sebagai Pemimpin Negara atau Pemimpin masyarakat. Keduanya, baik pemimpin dalam organisasi kecil maupun organisasi besar harus memiliki tujuan-tujuan nyata untuk memberikan kesejahteraan bagi yang dipimpinnya. Indonesia memiliki Pemimpin mulai dari Presiden, Menterimenteri, Gubernur, Bupati dan Wali kota, Camat hingga Kepala Desa atau Lurah di desa dan kelurahan. Mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab kepada masyarakat yakni memberikan kesejahteraan. Didalam gereja secara khusus Pendeta (ingg: Pastor) adalah pemimpin tapi juga pelayan karena seorang Pendeta bukan saja melayani dan bertanggung jawab kepada manusia tetapi lebih lagi ia harus melayani dan bertanggung jawab kepada Tuhan Allah yang mempercayakan tugas kepemimpinan-Nya (Kolose 3 : 23). Ada banyak persoalan atau masalah yang dihadapi bangsa ini antara lain Korupsi yang makin merajalela, ketidakadilan, penegakan hukum, kesetaraan, konflik antar agama, kekerasan ekonomi dalam wajah kemiskinan yang dalam banyak aspek telah menyebabkan penderitaan masyarakat. Melihat persoalan besar bagi masyarakat ini
3 Wikipedia. Kepemimpinan. id.wikipedia.org/wiki/kepemimpinan… diakses 13 April 2013
17
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
sesungguhnya memacu semangat para pemimpin untuk mencari jalan keluar dalam menangani masalah masalah ini. Salah satu lembaga yang turut memberikan sumbangsih bagi penyelesaian permasalahanpermasalahan ini adalah Gereja yang dipimpin oleh para pelayan atau hamba Tuhan dimana kepemimpinan hamba Tuhan memancarkan kehendak Tuhan bagi gereja-Nya dan dunia. Kepemimpinan Gereja bersifat menyeluruh yang menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat dan dunia dimana Gereja itu diutus Tuhan. Sebagaimana Yesus datang membawa kabar baik bagi manusia dan keutuhan segala ciptaan maka demikianlah tugas kepemimpinan para Pelayan Tuhan untuk meneruskan kabar baik itu bagi manusia dan dunia. A. PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA Beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan di negeri ini, antara lain, korupsi, bencana alam, kurangnya pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia, Mahalnya biaya pendidikan,sulitnya akses bantuan kepada orang yang benar-benar miskin, mahalnya biaya perawatan kesehatan, kesenjangan antara yang kaya dan miskin, hubungan inter religious tidak membaik, dan masih banyak persoalan lain menyebabkan kemiskinan di Negara ini. Di Indonesia seperti yang dilaporkan Kementrian PPN/ Bappenas bahwa kemiskinan “pada bulan Maret tahun 2012 tercatat turun pada angka 11,96 persen atau tercatat 29.13 juta jiwa miskin dari 13.33 persen pada tahun 2010”4. Padahal sebenarnya, Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, seperti yang diungkap seorang teolog wanita Asia Marianne Katoppo 1989, ia menuliskan bahwa "Indonesia for example was estimated by a World Bank survey last year to be the Second Richest Country in the world in natural resources,"5 Tetapi karena beberapa hal yang dijelaskan di atas, maka kemiskinan tetap menjadi masalah terbesar di negara ini. Siapa yang harus bertanggung jawab untuk hal ini. Di sinilah letak
4 Kementrian PPN/Bappenas. Kemiskinan di Indonesia dan penanggulangannnya. 15 agustus 2012. www.bappenas.go.id/.../kemiskinan-di-... accessed 17 Februari 2013 5 Katoppo Marianne. Compassionate And Free. An Asian Woman’s Theology. Orbis book : New York, 1980. Page 29
18
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
permasalahannya jika melihat angka-angka di atas, kelihatannya masalah kemiskinan semakin berkurang tapi fakta-fakta dalam kehidupan masyarakat berbeda kenyataannya bahkan sangat memprihatinkan. Negara-negara Asia lainnya dapat menjadi pembanding signifikan dimana keterbatasan sumber daya alam mereka tidaklah menjadi penghalang untuk membentuk sumber daya manusia yang hebat sehingga mereka mengalami kemajuan nyata seperti Singapura, Malaysia, Korea dan Jepang. Jika meneliti lebih dalam seperti yang diungkap Marianne Katoppo, maka sesungguhnya Indonesia terbalik, dimana terdapat kemiskinan di tengah kekayaan alam yang sangat melimpah. Hal ini sangat disayangkan karena di sinilah kegagalan pemimpin bangsa ini. Pemerintah tidak jujur mengatakan keadaan sebenarnya dari masyarakat Indonesia, mungkin karena menjaga "image" di mata dunia? "Image" seperti apa? Apa citra yang baik? Menyebutkan angka-angka tertulis tidak salah tetapi persoalan ketidaksejahteraan telah menjadi persoalan krusial bagi bangsa ini, yang sekali lagi disebut Negara yang teramat kaya dengan sumber daya alamnya. Seorang guru bagi anak-anak terlantar di Jakarta dalam wawancara dengan RCTI menyampaikan “ Pemerintah banyak menutup-nutupi keadaan Indonesia sebenarnya, dengan laporan kemiskinan telah turun padahal fakta pengangguran, anak-anak jalanan yang tidak disekolahkan banyak sekali di Indonesia.”6 Tentu saja realita pengalaman hidup masyarakat menjadi pengingat jelas bagi para pemimpin masa lalu sampai kini bahwa terjadi kurangnya respon mereka terhadap persoalan besar ini. Sebagian besar masyarakat saat ini tidak lagi mudah tertipu oleh janji-janji pemerintah untuk pemulihan ekonomi dan Pendidikan gratis. Sekarang ini banyak masyarakat kurang simpati pada pemimpinnya, karena masyarakat makin cerdas menilai pemimpinnya dengan melihat beberapa kasus penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintah masa kini. Kita juga menemukan begitu banyak orang yang mengambil keuntungan dari situasi ini, antara lain, karena ketidaktahuan si miskin tidak jarang orangorang yang memiliki pengetahuan menggunakan si miskin untuk kepentingan pribadi dan kelompok untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Seperti beberapa lembaga dan partai-partai yang
6
06.45.
RCTI TV. Berita. Seputar Indonesia Pagi. Diakses tanggal 20 Desember 2013.
19
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
mendukung pencalonan Presiden, Gubernur, Bupati juga legislative menggunakan kekuatan lembaga yang dipimpin dan partai (incumbent), untuk menyuap si miskin dengan uang (Money Politics), memberikan bahan pokok makanan, kemudian memberikan janji-janji manis untuk memilih kandidat mereka. Tapi ketika mereka terpilih mereka melupakan janji kepada orang-orang miskin dan yang kurang berpendidikan untuk memenuhi janji mereka membawa masyarakat pada kesejahteraan. Sangat menyedihkan karena ketidaktahuan si miskin mengorbankan hak pilih mereka kepada orang-orang yang hanya memanfaatkan mereka. Memilih dan menentukan pemimpin dalam konteks kemiskinan dan kompleksitas persoalan bangsa seperti ini, masyarakat harus diajarkan bagaimana memilih pemimpin dengan cara cerdas atau menjadi pemilih cerdas seperti pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta “Jokowi dan Basuki 2012”, dengan kata lain tidak memilih pemimpin yang hanya menampilkan image baik didepan publik, mengiming-imingi masyarakat dengan uang, tetapi yang dipilih adalah pemimpin yang berjiwa kuat, jujur, berdedikasi, terlebih memberikan keteladanan moral dalam semua aspek kehidupan. Secara khusus para pemimpin memiliki tugas utama untuk membawa orang-orang pada kesejahteraan. Sampai saat ini fakta di lapangan mengatakan kemiskinan masih merupakan angka terbesar di Indonesia karena masyarakat kurang diberikan akses untuk belajar dan mengenali kekayaan Indonesia dan bagaimana mengelolanya. Hal ini disebabkan kurangnya pendidikan bagi masyarakat miskin bagaimana untuk mengelola, mendapatkan manfaat dan memelihara kekayaan alam untuk peningkatan kesejahteraan mereka. Memang ada beberapa lembaga yang berpartisipasi untuk meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat Indonesia seperti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup, beberapa diantara mereka melakukan penelitian secara khusus tentang kekayaan Indonesia tetapi baru menjadi konsumsi sendiri dan belum banyak dinikmati hasilnya oleh warga masyarakat. Di Jerman seperti “UFZ merupakan pusat penelitian internasional yang menyelidiki bagaimana interaksi antara manusia dengan alam dari berbagai disiplin ilmu, di biayai oleh pemerintah”7 UFZ meneliti dalam berbagai bidang
7 DW.Future Now. UFZMeneliti untuk Futurenow.dw.de/Indonesia/2011/02/01/ufz… diakses 30 Maret 2013.
Lingkungan.
20
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
ilmu yang kemudian hasil penelitian ini, sebesar-besarnya digunakan bagi kepentingan masyarakat Negara ini bahkan dunia. Sebaliknya yang terjadi di Indonesia bahwa Pengetahuan baru terbatas bagi peneliti dan belum sampai keluar untuk kepentingan masyarakat umum. Kekayaan sumber daya alam Indonesia tidak di support oleh komunitas pendidikan untuk mengelolanya karena tidak banyak peneliti ahli yang dimiliki bangsa ini. Kemudian penyebab lain adalah kejahatan korupsi di lembagalembaga pemerintah dan lembaga sosial masyarakat yang tidak ditangani oleh pemerintah secara baik hingga kini. Malahan kejahatan ini semakin menjadi-jadi di lembaga pemerintahan yang notebene adalah pelaku kepemimpinan itu sendiri seperti Perpajakan, Kepolisian, Badan Anggaran Negara, Keagamaan, bahkan di lembaga Penegak Hukum tertinggi Indonesia yaitu Mahkamah Konstitusi sekalipun sebagai lembaga kehormatan Negara, sama-sama terlibat menjadi pelaku korupsi seperti sebuah ungkapan kuno Indonesia mengatakan "udang dan kepiting ketika dibakar, dua - duanya berwarna merah" berarti bahwa baik oknum pemerintah sebagai aktor atau oknum dalam kepemimpinan maupun lembaga pemerintahan yang dipimpinnya sama-sama menjadi pelaku korupsi. Dalam suatu perbincangan di Universitas 11 Maret yang disiarkan secara live di Metro TV dalam acara Mata Najwa menyebutkan “ada 311 Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Walikota) tersangkut Kasus Korupsi dan ada 19 kasus korupsi di Partai GOLKAR, 15 Kasus korupsi di Partai Demokrat dan 11 Kasus korupsi di Partai PDIP”8 Selanjutnya dikatakan oleh Abraham Samad (Ketua KPK Indonesia) dalam perbincangan ini bahwa “Korupsi terjadi karena tabiat ketamakan, keserakahan, gaya hidup hedonis dan pragmatis; sebagai contoh : seorang yang bergaji Rp. 300 juta per bulan belum merasa cukup, harus korupsi karena tamak dan serakah.”9 Demikian juga didaerah daerah seperti Propinsi dan kabupaten ada beberapa kantor dinas atau saat ini disebut SKPD(satuan kerja perangkat daerah) yang tidak menyalurkan bantuan-bantuan kepada masyarakat yang berhak mendapatkannya, bantuan-bantuan ini diberikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin, seperti di Dinas Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Kehutanan
8
Metro TV. Mata Najwa. Penebar Inspirasi. Di akses 1Januari 2014. Jam 20.35
9
Band. Metro TV.Mata Najwa. 20.35. malam
malam
21
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
dan ada beberapa dinas lainnya, ada program-program Pemerintah yang harus disalurkan melalui kelompok-kelompok yang sudah memenuhi syarat yaitu memiliki anggota, sekretariat, AD/ART, tetapi pada kenyataannya banyak kelompok-kelompok yang fiktif, dan kelompokkelompok ini ada yang dibentuk oleh oknum pegawai di lingkungan SKPD sendiri. Kejahatan korupsi saat ini terjadi di hampir semua lembaga Pemerintahan, Seperti dilansir situs nusantara news yang menulis "Indonesia adalah negara terkorupsi peringkat pertama di 16 negara Asia Pasifik"10. Bahkan berita petang di Metro TV menyebutkan “ Indonesia adalah Negara ketiga terkorupsi di dunia”11. Sungguh sangat memilukan mendapat kenyataan bahwa negara dengan kekayaan alam yang luar biasa tapi belum bisa memberikan kesejahteraan memadai bagi warganya. Memang masih ada lembaga yang bersih dan jujur atau oknumoknum yang ingin berusaha untuk menjaga martabat dan keluhuran tugas dan tanggung jawab yang dipercaya masyarakat terhadap mereka di Negara ini. Salah seorang tokoh yang menjadi ikon masyarakat Indonesia yakni seorang mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) dikenal sebagai Polisi bersih, jujur, sederhana dan antikorupsi dengan nama 'Hoegeng Imam Santoso'" Dia telah meninggal namun ia menjadi seorang tokoh yang mengajarkan rakyat Indonesia sikap ksatria melalui keteladanan hidup sebagai seorang pemimpin. Beliau memiliki prinsip hidup yang kuat bahwa ia harus makan dari gaji atau upah pekerjaannya, ia tidak menerima suap, ia seorang pekerja keras untuk memberikan contoh yang baik bagi keluarganya sendiri maupun lembaga yang ia pimpin.Seorang mantan Presiden Republik Indonesia Abdul Rahman Wahid(Gus Dur) seperti dikutip situs Kompasiana, menyebut “ada 3 orang polisi yang jujur di Indonesia yakni Polisi tidur, Patung polisi dan Hoegeng.”12 Secara jujur masyarakat Indonesia telah kehilangan figure seperti Hoegeng pada masa kini. Banyak pemimpin berlomba mendapat kekayaan dibalik kepemimpinannya, akhirnya rakyat menderita sampai hari ini.
10 Nusantaranews. “ Informasi, Fakta dan Opini” Memalukan…Indonesia Negara Terkorup di Asia Pasifik. http://nusantaranews.wordpress.com/2010/03/09/prestasiterus-naik-indonesia-negara-terk... Accessed February 28, 2011. 11 Metro TV. Kabar Petang. 29 Januari 2013. Jam 16.10 12 Hukum-Kompasiana. Hanya Tiga “Polisi Yang Jujur”. Agustus 2012. Hukum.kompasiana.com/…/hanya-tiga-p… diakses 30 November 2013
22
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
Penyebab lain dari kemiskinan, seperti penyalah-gunaan bantuan penanggulangan kemiskinan yang diberikan oleh badan-badan bantuan asing seperti Bank Dunia, Asian Bank, United Nations Development Programme (UNDP), yang seharusnya dihargai oleh pemerintah dan warga masyarakat karena program-program yang diberikan bagi masyarakat Indonesia sangat membantu, tetapi penerapan bantuan ini belum efisien. Seperti yang dilaporkan oleh Tim penyusun Laporan MDGs(millenium development goals) 2007 bahwa “ masih banyak kendala pencapaian sasaran MDGs melalui program- program ini karena mereka belum dapat mencapai desa-desa terisolasi karena kurangnya tenaga kerja untuk membantu sosialisasi program maka yang sering terjadi tidak ada kontrol oleh pelaksana di lapangan karena kekurangan tenaga.”13 Sebuah masalah yang sangat mengganggu adalah distribusi bantuan tidak disalurkan secara merata antara satu daerah ke daerah yang lain, para pengelola bantuan ini tidak melakukan pembagian secara baik dan benar, kurang kontrol dari pemerintah dan masyarakat sehingga kualitas yang dipertaruhkan, seperti proyek pembangunan jalan di kota-kota dan di desa-desa, dimana, belum sampai setahun penggunaan jalan ini telah rusak parah atau dengan kata lain kualitas dipertaruhkan akibat ada oknum-oknum baik pemerintah maupun mereka yang mengelola mengambil keuntungan yang sangat besar. Hal lain lagi yang didapati tentang penyediaan dana seperti bantuan KUT (kredit usaha tani)di mana masyarakat petani sebagian menggunakan lahan fiktif sebagai jaminan mendapatkan uang, karena mereka harus memberikan surat jaminan kepemilikan tanah, rumah atau properti apapun. Orang-orang yang benar-benar miskin tidak mendapatkan akses ini karena mereka tidak memiliki properti seperti tanah , rumah atau kepemilikan lainnya. Pertanyaannya adalah di mana orang miskin mendapatkan sertifikat tanah atau sertifikat barang sementara mereka sendiri tidak memiliki lahan atau tidak memiliki fasilitas lainnya. Jika demikian jangan heran banyak orang-orang miskin melakukan penipuan dengan sertifikat palsu, ketika survei lapangan dari pihak bank sebagai pemberi kredit, masyarakat menunjukkan lahan yang bukan milik sendiri, tetapi atas hasil kerjasama negatif dengan pemilik sah. Dengan janji jika mereka mendapatkan pinjaman maka mereka akan membagikan
13 United Nations. Laporan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007. Diakses 5 April 2013
23
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
pinjaman itu dengan pemilik lahan yang sebenarnya. Tidak jarang juga ditemukan si miskin tidak mampu mengembalikan pinjaman karena mereka tidak tahu cara menggunakan pinjaman untuk usaha mereka tapi hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi bagaimana mereka bisa mengembalikan pinjaman tersebut. Kasus yang dialami oleh warga gereja miskin untuk mendapatkan bantuan melalui Kredit Mikro mendapatkan perhatian yang sangat serius karena jika pemerintah benarbenar ingin membantu warganya keluar dari kemiskinan, maka apa yang harus dilakukan oleh pemerintah benar-benar membantu. Jika membantu, dan harus memiliki persyaratan yang sangat sulit untuk dipenuhi orang-orang miskin itu berarti tidak membantu tetapi menyulitkan. Ditemui juga banyak kekerasan yang muncul karena orang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan baik, mereka mencuri dan membunuh untuk sesuap nasi. Tentu saja tindakantindakan seperti ini merusak hidup bersama sebagai warga negara. Sebaliknya orang kaya yang memiliki properti, sangat mudah mengakses bantuan-bantuan tersebut karena mereka memiliki sesuatu. Dengan kata lain yang kaya semakin kaya yang miskin akan semakin miskin dengan cara seperti ini. Kendala lain seperti kurangnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat miskin menjadi kendala yang cukup besar untuk mencapai kesejahteraan hidup mereka. Pendidikan ternyata menjadi ukuran penting sebuah masyarakat untuk mencapai kesejahteraan yang dimaksud. Inipun adalah kendala yang sangat berarti yang harus segera ditindak-lanjuti oleh pemimpin bangsa ini. Ada beberapa sekolah negeri maupun swasta memberikan pendidikan secara gratis dengan membebaskan biaya pendidikan dari tingkat SD sampai SMA, hal ini sangat membantu para orang tua anak didik, kendala selanjutnya ketika anak-anak didik ini masuk usia kuliah di Perguruan Tinggi, tidak banyak yang dapat melanjutkan studi pada tingkat ini karena kendala biaya yang cukup banyak. Jadi pendidikan bagi warga masyarakat benar-benar mahal dan harus mendapatkan perhatian mendalam dari para pemimpin bangsa ini. Hal inipun memperlihatkan ada perbedaan yang sangat jelas antara orang-orang yang memiliki uang, harta dan orang miskin yang tidak memiliki apa-apa, sehingga yang punya uang bisa melanjutkan pendidikan anak-anak mereka sedangkan yang miskin tidak bisa, kecuali anak-anak miskin yang punya prestasi disediakan beasiswa. Sebuah "Forum Masyarakat Peduli" melalui jejaring sosial facebook telah melibatkan ribuan anggota masyarakat Indonesia yang mengaksesnya 24
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
dan terlibat aktif dalam diskusi bersama, jelas dari semua percakapan dan opini, semua mengeluh tentang hal sama yang terjadi di tengah-tengah bangsa ini seperti yang telah disebutkan di atas. Jejaring social seperti Facebook baik digunakan masyarakat sebagai media untuk menyoroti kinerja instansi pemerintah dan instansi sosial masyarakat tentang isu-isu ketidakadilan, Pendidikan yang masih relative rendah, oknum pemerintah yang korup, hubungan antar-agama semakin memanas akhirakhir ini, bahwa satu golongan agama menyalahkan agama lain bahkan fasilitas ibadah di segel, di bakar dan akibat dari konflik ini, banyak fasilitas umum masyarakat dihancurkan. Jejaring sosial seperti ini dapat membantu menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemimpinnya. Hal lain juga merupakan penyebab kemiskinan adalah bencana yang menimpa bangsa ini seperti tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 masih menyisakan penderitaan bagi rakyat daerah ini, banyak dari mereka tidak lagi memiliki tempat tinggal, bahkan pekerjaan untuk mengembalikan situasi ekonomi mereka yang stabil. Kemudian diikuti oleh gempa di beberapa daerah, Lumpur Lapindo, Tsunami di Sumatera/nias, Letusan Gunung Merapi di Jawa, yang telah mengakibatkan orang kehilangan sawah dan ladang untuk pertanian, kehilangan rumah tempat tinggal, kehilangan pekerjaan dan bahkan hilangnya ribuan nyawa yang meninggal dalam insiden- insiden ini. Tentu saja hal ini menambah daftar masalah kemiskinan di negara ini. Pertanyaan lebih dalam lagi, siapa yang bertanggung jawab untuk ini, apakah masyarakat atau pemimpin? Apakah kemiskinan harus diubah? atau sudah seperti ini. Setujukah kita bila anggota DPR yang duduk di kursi kursi parlemen dan mereka membahas masalah kemiskinan tetapi tidak memiliki tindakan jelas ? Indonesia masih terlalu banyak orang miskin, orang tidak mendapatkan akses ekonomi yang layak, Hubungan antar umat beragama terancam hancur maka tidak mengherankan bahwa kemiskinan selalu menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. B. Suatu tinjauan Etis-Alkitabiah terhadap peran pemimpin umum masyarakat dan pemimpin Kristen dalam mengentaskan kemiskinan. Pemimpin adalah orang-orang yang dipercayakan untuk memimpin, secara langsung, bertanggung jawab dan yang paling penting dari semua itu adalah keteladanan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpin. Berbicara peran etis seorang pemimpin berarti berbicara tentang penilaian-penilaian disekitar prilaku seorang pemimpin, tanggung jawab 25
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
moralnya, juga hal yang paling penting adalah keteladanan sikap seorang pemimpin yang berimplikasi pada prilaku yang dipimpinnya dalam hal ini umat dan masyarakat. Penting untuk melihat apa yang dikatakan Alkitab tentang kepemimpinan seperti Musa, yang memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir menuju tanah perjanjian Kanaan, yaitu tanah yang berlimpah susu dan madu (Keluaran 2:23 - 6: 12). Perjalanan itu sendiri memakan waktu 40 tahun. Dan jangka waktu yang panjang ini tidak mudah dilalui oleh Musa sendiri, ia membutuhkan mitra seperti Harun dan ia membutuhkan sebuah perintah, tata cara dan tata aturan untuk ditaati dalam rangka membimbing umat Allah. Ada banyak peraturan moral, perintah dan ketetapan yang harus dipatuhi oleh pemimpin dan umat (Torah) sehingga umat Allah memiliki jati diri Allah. Seorang pemimpin umat harus memiliki kemampuan atau ketrampilan sebagai kekuatan mempengaruhi antara lain Kecakapan, moralitas yang teruji, dan keteladanan. Di masa perjalanan panjang memakan waktu 40 tahun, Musa dan Harun menemukan begitu banyak hambatan, baik oleh Firaun yang keras kepala, kekafiran bangsa-bangsa sekitar Israel dan orang-orang Israel sendiri yang sering suka kesal, bersungut-sungut ketika kehausan di padang gurun Syur dan kelaparan saat mereka di padang gurun Sin (Ulangan 16), Umat meminta agar mereka dikembalikan ke Mesir karena merasa nyaman tinggal di Mesir sekalipun mereka diperbudak disana; Umat tidak taat kepada Musa serta godaan untuk menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan Tuhan Allah, dengan penyembahan pada allah lain. Tapi bagi Musa, ia telah memiliki visi dan misi yang jelas karena perintah, ketetapan dan peraturan yang di firmankan oleh Allah. Ia di panggil dari Ur-Kasdim dan berjalan pada tujuan Allah dengan segala resiko, Musa dan Harun tetap berkomitmen untuk melanjutkan tugas-tugas yang dipercayakan oleh Tuhan bagi mereka dengan penuh ketaatan yaitu untuk membebaskan umat Allah dari tanah perbudakan dan mendapatkan tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madu ( Ulangan 6: 1-9). Kepemimpinan Musa dan Harun ada untuk tujuan yang dirancang oleh Allah bagi umat-Nya agar umat dibebaskan dari kehidupan yang sulit di tanah perbudakan dan membawa mereka pada kehidupan yang diberkati. Pemimpin memiliki otoritas dari Tuhan untuk memimpin, membantu dan menyadarkan umat dan masyarakat terhadap pergumulan-pergumulan yang dihadapi. Dalam Perjanjian Baru, untuk memahami kepemimpinan Kristen tentu tidak lepas dari apa yang Yesus lakukan baik pada muridmuridnya maupun umat Allah pada waktu itu. Yesus melayani dan 26
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
memimpin selama 33 tahun tetapi Ia telah meninggalkan pesan kepemimpinan yang luar biasa bagi umat Allah di masa lalu dan dunia saat ini. Tema utama dari pelayanan Yesus membebaskan orang-orang dari dosa dan memberi kehidupan yang penuh harapan. Ini ber- indikasi pembebasan dan kemenangan dari segala kekurangan dan penderitaan manusia. Seperti apa yang di tegaskan dalam Injil Lukas 4:17-19, Ketika Yesus berada di Nazaret Ia mengambil kitab suci dan membacanya serta berkata "Roh Tuhan ada pada-KU. Oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan bahwa Tahun Rahmat Tuhan telah datang.” Yesus tidak hanya memberitakan atau menyampaikan suatu kabar atau berita yang kosong tetapi sekaligus mengerjakan pembebasan dan keselamatan itu melalui kerja nyata bagi orang-orang yang membutuhkan. Sehingga dalam konteks kemiskinan kita tahu ekspresi Yesus dalam Matius 5: 3 dimana Yesus menyampaikan kabar baik bagi orang miskin bahkan dalam Injil Yohanes 10:1-18 Yesus menyebut diri sebagai seorang gembala menggiring domba ke padang rumput agar domba dapat menikmati padang rumput hijau dan air yang tenang sebagai simbol dari kesejahteraan. Dalam Injil di beritakan saat Yesus mengajar di bukit dan orang-orang yang mengikuti-Nya kelaparan pada hampir menjelang malam kemudian murid murid Yesus menyuruh mereka untuk pulang ke rumah dan kota sekitar mereka masing-masing serta pergi mencari makan, tapi Yesus berkata kepada murid-muridNya “ Kamu harus memberi mereka makan.” Sebagai seorang Gembala, Yesus sangat mengenal domba-dombaNya bahkan mengetahui kebutuhan mereka juga. Begitu sebaliknya para domba mengenali suara Gembalanya, karena itu domba turut pada Gembalanya yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka. Ini adalah contoh yang sangat tidak biasa bagi para pemimpin umat di masa lalu bahkan pada era sekarang ini. Dalam sebuah tulisan What is Christian Leadership? mengatakan “The shepherd is one who has several roles in regard to his sheep. He leads, feeds, nurtures, comforts, corrects and protects. The shepherd of the Lord’s flock leads by modeling godliness and righteousness in his own life and encouraging others to follow
27
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
his example.”14 Penting dipahami oleh seorang pemimpin Kristen bahwa ia adalah gembala bagi kawanan domba yang memiliki tanggung jawab spiritual, kemudian mengidentifikasi kebutuhan mereka dan melindungi mereka dari segala ancaman bahkan harus menjadi teladan dalam setiap kata dan perbuatan. Jadi untuk seorang pemimpin Kristen, ini menegaskan betapa kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk melakukan sesuatu harus didasarkan pada teladan pemimpin itu sendiri belajar taat seperti keteladanan Yesus sang pemimpin agung. Dalam konteks kemiskinan yang disebabkan oleh korupsi, para pemimpin adalah alamat pertama untuk memberikan keteladanan bahwa korupsi adalah tindakan kejahatan yang tidak layak dilakukan oleh seorang pemimpin dan kejahatan seperti ini harus mendapatkan sangsi hukum yang sangat keras dan sangsi itu harus memberikan efek jera bagi pelaku untuk tidak mengulangi kejahatan yang sama bahkan membuat yang lain tidak akan merencanakan dan melakukan perbuatan yang sama. Contoh: Beberapa gereja didapati ada anggota gereja yang melakukan korupsi terhadap uang negara tetapi juga beberapa orang mencuri uang gereja dan orang-orang ini menganggapnya sebagai hal yang biasa. Yang penting bagi mereka berurusan dengan polisi adalah hal yang mudah karena mereka dapat membayar atau menyuap. Dalam hal pemberantasan korupsi, gereja tidak boleh menutup mata, telinga dan menutup mulutnya untuk membiarkan masalah ini. Panggilan gereja melalui kata saja tidak cukup bagi para pelaku korupsi, tetapi harus disertai dengan peran anggota masyarakat dan gereja untuk mengambil tindakan nyata memberantasnya. Salah satu cara yang efektif untuk dilakukan gereja adalah kampanye antikorupsi, mengajarkan bagaimana korupsi dapat menghancurkan masa depan bangsa dan kemudian, bersama-sama dengan semua warga gereja dan masyarakat untuk saling mengevaluasi sebagai bentuk kontrol kepada semua pihak. Jika dilakukan tindakan pencegahan dan kontrol bersama-sama, maka pemimpin akan dapat membantu warga gereja dan masyarakat untuk memiliki moral yang kuat, jujur sebagai masyarakat untuk mencapai kesejahteraan bersama. Dalam pengajaran melalui katekisasi dan khotbah-khotbah gereja diberitakan bahwa korupsi sangat merusak dan melumpuhkan
14 Got Questions. What is Christian www.gotquestions.org/Christian-... diakses 20 November 2013.
Leadership?.
28
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
sendi-sendi kehidupan gereja dan masyarakat. Gereja melalui pemimpinpemimpinnya harus melakukan pembinaan secara khusus bagi mereka yang terlibat didalamnya bahwa melakukan korupsi adalah perbuatan dosa. Tindakan korupsi adalah tindakan mencuri. Tindakan mencuri adalah mengambil apa yang bukan milik sendiri. Dengan kata lain gereja harus menyampaikan kebenaran “Truth Telling”, gereja tidak dapat berkompromi dengan pelaku korupsi karena telah menyebabkan penderitaan rakyat. Pemimpin gereja sering menghadapi hambatan besar karena takut menegur dan berbicara apa adanya. Salah satu sebab adalah keengganan pemimpin gereja(pendeta)menegur, karena adanya ‘bantuanbantuan’ yang diberikan oleh Pemimpin Pemerintahan bagi gereja dengan berkedok persembahan. Padahal bantuan-bantuan itu kebanyakan bukan dari pribadi pemimpin pemerintahan tetapi di ambil dari salah satu pos dana. Di Sulawesi Utara dalam pelayanan gereja GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa) dari 15 kabupaten/kota, ada ada 7 kabupaten/kota yang dilayani/menjadi wilayah teritorial wilayah gereja GMIM dan di 7 kabupaten/kota ini anggota jemaat gereja GMIM adalah mayoritas dan pemimpin-pemimpin pemerintahan maupun anggota legislative kebanyakan adalah adalah juga pemimpin di gereja sebagai penatua dan syamas, Wakil Gubernur, Walikota Manado, Bupati Minahasa, Wakil Walikota bitung, Walikota Tomohon, Bupati Minahasa Tenggara, Beberapa Assisten Propinsi, Kepala-kepala Dinas, Camat, sampai pada lurah/kepala desa, tetapi pada kenyataannya Korupsi juga di Propinsi Sulut masih mendominasi di propinsi ini, dengan didapati beberapa pemimpin daerah yang telah ditahan karena terbukti korupsi. Sering terjadi ketika pemimpin gereja berhadapan dengan pelaku korupsi (pejabat pemerintahan), tidak dapat berkata-kata. Selain itu, situasi di Indonesia, di mana agama Kristen adalah minoritas 25 persen dari populasi, ketika akan menyampaikan kritik pada pemerintah sebagai bentuk teguran dan peringatan, ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Memerlukan sikap keberanian dan kemampuan persuasive-kritis menghadapi persoalan ini sekaligus melakukan pastoral konseling pada pelaku. Berdasarkan komitmen gereja untuk terus bersaksi dan melayani Tuhan maka gereja tidak perlu merasa takut dan cemas dalam menyampaikan teguran tapi sekaligus gagasan untuk membangun masyarakat apalagi dalam kondisi kemiskinan. Pada masyarakat Indonesia, keteladanan Hoegeng dalam hal kejujuran, kerja keras dan makan dari upah kerja adalah kekuatan seorang pemimpin dalam mewariskan nilai-nilai luhur bagi masyarakat sehingga masyarakat dan 29
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
pemimpin itu sendiri dapat menikmati apa yang di sebut kesejahteraan. Dalam perbincangan dengan seorang Rektor Paramadina Anis Baswedan dalam acara Mata Najwa di Metro TV menyebutkan bahwa “di Universitasnya telah memasukkan salah satu mata kuliah wajib yakni Mata Kuliah Anti Korupsi”15 hal ini harus dimasyarakatkan melalui generasi ke generasi bahkan lanjutnya “masyarakat dapat menolong pemerintah dengan kampanye anti korupsi melalui jejaring sosial facebook, twitter atau melalui SMS untuk meng-upload keadaan para pejabat negara. Jika ia membeli kendaraan mewah, tinggal di rumah mewah maka masyarakat harus meng’upload’nya agar diketahui semua orang”. Hal ini sebagai bentuk kontrol nyata terhadap kinerja pejabat negara yang juga disebut pemimpin. Untuk fokus pada kepemimpinan yang menyebabkan kesejahteraan masyarakatnya maka seorang pemimpin haruslah orang yang takut akan Tuhan Allah. Kepercayaan pada Allah adalah hal yang sangat penting dalam agama apapun karena Percaya pada Tuhan berimplikasi pada dinamika kerja seorang pemimpin. Contoh : Provinsi Sulawesi Utara sekitar 75 persen menganut kepercayaan Kristen termasuk para pemimpinnya. Dengan demikian melekat dalam diri mereka tugas kepemimpinan Kristen yakni membawa kabar baik bagi orang-orang yang dipimpin, seperti dikatakan Arloa Sutter dalam bukunya The Invisible that “To follow Jesus means not only that we love God, but we follow the example of Jesus in loving and caring for people especially those who are most broken and oppressed by society, the ‘least of these,’ as Jesus called them”16 Hal ini memberi pengertian bahwa para pemimpin membawa misi Allah bagi kehidupan sosial masyarakat dengan tidak sekedar mengasihi mereka tetapi harus peduli karena masyarakat dan jemaat tengah berhadapan dengan situasi ketidakadilan sosial dan tekanan yang membawa pada ketidaksejahteraan. Selanjutnya menurut Arloa Sutter juga bahwa “ Receiving the good news it not just a personal affirmation of Jesus’ substitutionary death on the cross and hope of life in heaven after death. Embracing a new way of life. Living out the gospel including meeting physical needs 15
malam
Metro TV. Mata Najwa. Penebar Inspirasi. Di akses 1Januari 2014. Jam 20.44
16 Sutter, Arloa. The Invisible. What the Church Can Do To Find and Serve the Least of These. Wesleyan Publishing House: Indianapolis, 2010. page 86
30
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
of broken people, releasing them from their bondage and oppression, and bringing them into an experience of God’s favor in this present life. Becoming a Christ follower is more than intellectual assent to the work of Christ on the cross; It is a decision to follow Jesus in the way of the cross, a way of sacrifice and love. The gospel is indeed very good news for the poor because it means love will not only flow to them from God, but through fellow Christ followers.”17 Oleh karena itu tugas gereja menyerukan kepada dunia harus mengambil tindakan nyata seperti merawat, mengunjungi dipenjara, memberi makan yang lapar, sebagai perwujudan nyata panggilan Tuhan bagi gerejanya yang hadir di dunia (Matius 25: 31-46) . Dengan kata lain pemimpin masyarakat atau pemimpin gereja harus menyerukan untuk melakukan lebih dari sekedar program di atas kertas, tetapi mengambil tindakan untuk mengatasi masalah kemiskinan secara bersama-sama. Salah satu usaha pengentasan kemiskinan yang bisa dilakukan pemimpin seperti yang dilakukan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Minahasa Sulawesi Utara adalah bekerjasama dengan petani di satu desa tahun 1998 dengan bercocok tanam jagung, kacang, dan sayur. Untuk memenuhi produksi supaya baik, petani-petani ini harus menggunakan pupuk, dan pupuk pada tahun 1998 ini sangat mahal harganya untuk kalangan petani di desa terpencil seperti desa Tiniawangko kec. Tenga Minahasa Sulawesi Utara. Usaha yang dilakukan adalah mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organic dengan mendatangkan pakar/ahli pembuat pupuk organic yang pernah mengikuti pelatihan di Jepang dan Thailand (bpk. G.Y. Umpel). Bahan-bahan pupuk organic ini tidak dibeli dan sangat banyak tersedia di desa tersebut dan penggunaan pupuk organic bagi tanaman sangat baik untuk mengembalikan kesuburan tanah secara alami dan menghasilkan produksi tanaman yang memenuhi standar kesehatan. Dan hasil dari pembuatan pupuk organic ini sangat positif ditinjau dari segi ekonomi, ini sudah sangat membantu masyarakat dan jemaat memenuhi kebutuhan hidup mereka bahkan menolong kesehatan warga masyarakat. Hal lain yang dilakukan adalah mendirikan organisasi Ecclesia community yang ber-anggotakan Mahasiswa Fakultas Teologi (calon-calon Pendeta/Pemimpin), beberapa dokter dan perawat dengan kegiatan organisasi seperti memberikan bantuan pendampingan dalam urusan masyarakat miskin mengurus Jamkesmas/jaminan kesehatan masyarakat, karena didapati orang yang miskin seringkali tidak bisa mendapatkan hak mereka secara benar karena ketidaktahuan
17
Band Sutter Arloa, Page 90
31
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
terhadap program-program pemerintah dan bagaimana mengurusnya di kantorkantor pemerintahan, demikian juga organisasi ini melakukan perkunjungan doa dan konseling di penjara-penjara, rumah-rumah sakit sekaligus menyalurkan bantuan di panti-panti social masyarakat. Ecclesia Community adalah organisasi yang bekerja untuk kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan jemaat seperti hal-hal diatas. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia ada beberapa orang tergerak hati mereka dengan mendirikan LSM yang peduli terhadap kebutuhan masyarakat seperti AMIRA yang melihat bahwa “biaya berobat selalu jadi penghalang masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan perawatan kesehatan mereka. Kawasan miskin di Jakarta ada di 3 lokasi yakni Kramat PULO, Ciliwung-Otista, Ciliwung-Jati Petamburan Tanah Abang. Atas inisiatif AMIRA bekerja sama dengan Bank BRI didirikanlah Rumah Sehat AMIRA dengan pelayanan pengobatan penyakit ringan seperti flu, batuk,demam, berbagai penyakit perut, penyakit kulit, luka-luka, demam berdarah, diare, muntaber, Pelayanan Keluarga Berencana, Periksa Kehamilan dan pelayanan ke rumah bagi pasien yang tidak mampu berjalan ke rumah sehat ini juga memberikan konsultasi gratis tentang hidup sehat.”18 AMIRA tidak menarik uang/biaya pengobatan bagi Janda, Yatim Piatu, Pengurus Masjid, yang mengaku tidak memiliki uang, tidak punya KTP, KK atau identitas lainnya. Ini juga merupakan satu contoh yang baik dikerjakan oleh masyarakat Indonesia disamping program-program pemerintah lainnya untuk kebutuhan kesejahteraan masyarakat miskin. Apalagi Gereja yang adalah alat Tuhan bagi dunia melalui para pemimpinnya dipanggil untuk bersama-sama dengan seluruh komponen bangsa membangun ekonomi masyarakat miskin. Beberapa contoh kerja sama dengan gereja-gereja di luar negeri untuk memberikan keterampilan melalui pelatihan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat miskin. Seperti yang dilakukan Gereja Mennonite Amerika dalam membantu membangun perekonomian warga di Kenya Afrika, menyediakan lahan pertanian di daerah-daerah yang membutuhkan, mengajari cara memanfaatkannya dan juga pemberian beasiswa kepada mereka yang kurang mampu membiayai studi mereka. Demikian juga yang di lakukan oleh United Church of Christ (UCC) dan Gereja
18 Kompas, Metropolitan. Advertorial : Bersatu mewujudkan Masyarakat yang Sehat. Selasa, 8 Januari 2013. Hal. 25.
32
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
Presbiterian Amerika (PC USA), membantu program pendidikan di Universitas Satya Wacana Indonesia bahkan lembaga lembaga pendidikan gereja seperti contoh Pittsburgh Theological Seminary melakukan hal yang sama membiayai program studi orang asing. Tentu saja tidak ada yang mustahil bagi pemimpin gereja Tuhan untuk terus bekerja dan membangun semua warga yang miskin beroleh pendidikan yang layak sekaligus membangun ekonomi agar sejahtera secara utuh. KESIMPULAN Pemimpin Masyarakat dan pemimpin Kristen adalah bagian dari masyarakat yang memiliki peran yang sangat penting dan posisi strategis untuk membantu orang miskin. Pemimpin menjadi pemotivasi sekaligus memberikan teladan yang sangat baik bagi masyarakat yang dipimpin. Demikian juga Gereja sebagai kumpulan orang percaya melakukan pekerjaan untuk memberkati umat Tuhan dan masyarakat pada umumnya melalui pelayan/ pemimpinnya. Gereja hadir dalam sebuah negara bukan sekedar hadir, tetapi berada dan turut mengambil bagian dalam berbagai situasi yang di hadapi bangsa. Seperti ketika Yesus berada di Galilea untuk menyembuhkan orang-orang yang membutuhkan bantuan diantaranya sakit, buta, lumpuh, dan setelah itu ia harus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13-21), maka sangat luar biasa apa yang Yesus lakukan bagi orang-orang yang membutuhkan. Oleh karena itu belajar dari Injil kepada orang miskin sangat penting untuk menjadi acuan bagi mereka yang hidup dalam situasi miskin untuk melakukan seperti yang dicontohkan Yesus. Karena Yesus datang untuk membawa kabar baik bagi mereka yang miskin. Kabar baik bukan hanya melalui kata-kata sebagai firman Allah tetapi penting untuk membuktikan dengan kerja nyata, seperti yang dikatakan oleh Yakobus 2:14-17 tentang mengasihi orang lain sebagai bagian dari Iman dan tindakan nyata atau action. Jika seorang saudara/i tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari dan kita cukup berkata kasihan, pergilah, kenakkanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang, tapi ia tidak tahu apa-apa tentang kebutuhan fisiknya, apa gunanya? Memiliki Iman, jika tidak disertai dengan tindakan nyata berarti Iman itu sudah mati. " Para pemimpin gereja tidak hanya muncul untuk berkhotbah di mimbar-mimbar suci dan memberikan nasihat melalui pengajaran, tetapi apa yang diberitakan adalah untuk 33
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
direalisasikan oleh gereja sebagai bagian dari Iman. Anggota gereja yang juga adalah anggota masyarakat wajib disadarkan tentang keikutsertaan mereka dalam mengatasi masalah kemiskinan yang dihadapi. KEPUSTAKAAN DW.Future Now. UFZ- Meneliti untuk Lingkungan. Futurenow.dw.de/Indonesia/2011/02/01/ufz… diakses 30 Maret 2013 Got Questions. What is Christian Leadership?. www.gotquestions.org/Christian-... diakses 20 November 2013. ILO. Indonesia : Decent work Country Programme 2006-2010 http://www.ilo.org/public/english/bureau.program Katoppo, Marianne. Compassionate And Free. An Asian Woman’s Theology. Orbis book: New York, 1980 Kompas, Metropolitan. Advertorial : Bersatu mewujudkan Masyarakat yang Sehat. Selasa, 8 Januari 2013. Kompasiana-Hukum. Hanya tiga “Polisi yang Hukum.kompasiana.com/…/hanya-tiga-p… diakses November 2013
jujur”. 30
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab. Holy Bible. LAI Publikasi: Jakarta, 2009 Metro TV. Kabar Petang. 29 Januari 2013. Jam 16.10 Metro TV. Mata Najwa. Penebar Inspirasi. Diakses 1 Januari 2014 Northouse, Peter G. Leadership, Theory and Practice. Fifth edition. Zage Publications: London, 2010. Nusantaranews. “Informasi, Fakta dan Opini” Memalukan… Indonesia Negara Terkorup di Asia Pasifik http://nusantaranews.wordpress.com/2010/03/09/prestasiaccessed February 28,2011. RCTI TV. Berita. Seputar Indonesia Pagi. Diakses tanggal 20 Desember 2013. Jam 06.45. 34
Educatio Christi Nomor : 23 Tahun XX Agustus 2015
Sutter, Arloa. The Invisible. What the Church Can Do To Find and Serve The Least of These. Wesleyan Publishing House: Indianapolis, 2010. Tim Prima Pena. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press.
35