perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI OBYEK WISATA TIRTA DI KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu Administrasi Negara Oleh: SYIHABUDDIN AQ DAMI D0108146
PROGRAM STUDI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit i to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing
Drs. Is Hadri Utomo, M.Si NIP. 195909071987021001
commit ii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari
: Selasa
Tanggal
: 17 Juli 2012
1. Drs. Sukadi, M.Si
(
)
(
)
(
)
NIP. 194708201976031001 2. Drs. Muchtar Hadi, M.Si NIP. 195303201985031002 3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si NIP. 195909071987021001
Mengetahui, Dekan FISIP UNS
Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 195408051985031002 commit iii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: SYIHABUDDIN AQ DAMI
NIM
: D0108146
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul : “Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Pengembangan Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali” adalah betul-betul karya saya sendiri. Halhal yang bukan karya saya, dalam Skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut.
Surakarta, 17 Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
Syihabuddin Aqdami NIM. D0108146
commit iv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Man Jadda Wajadda (Barang siapa bersungguh sungguh, maka dialah yang akan berhasil) (Penulis)
commit v to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan teruntuk : Bapak dan Ibu ku Tercinta, yang selalu berkorban untuk keberhasilan Ananda, Bulek dan Paman ku Sekeluaraga, Terima kasih atas dukungan dan Motivasinya Dan Adik – Adik ku Indah Kuriyati Umma dan Fajar Tias Purnomo
commit vi to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala Puji syukur dihaturkan ke hadirat Allah Ta’ala, atas segala nikmat dan kekuasaanNYA kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI OBYEK WISATA TIRTA DI KABUPATEN BOYOLALI” ini diajukan untuk melengkapi syarat ujian akhir pada Program Study Ilmu Administrasi, jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari pengarahan, bimbingan, dorongan serta semangat yang telah diberikan oleh berbagai pihak, sehingga penulis mempersembahkan ucapan terimakasih setulustulusnya kepada : 1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Terima kasih atas segala bimbingan, arahan, kritik dan sarannya selama ini. 2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas saran dan masukannya selama ini. 3. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali. Terima kasih atas ijin penelitian yang di berikan kepada penulis. Semoga bermanfaat bagi kemajuan pariwisata Kabupaten Boyolali. commit vii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pak Agus Purwanto, Pak Hartono, Pak Tri Harjanto, Bu Siti Munawaroh dan Bu Farida. Terima kasih atas informasi terkait pengembangan pariwisata, khususnya wisata air di Kabupaten Boyolali 6. Teman-teman Administrasi Negara Kelas B angkatan 2008, Sahabat – sahabat di LKI FISIP UNS dan BIRO ASISTENSI FISIP. Terima kasih atas persahabatan kita selama ini, semoga kebersamaan dan kekompakan kita tidak pernah pudar. 7. Dan terakhir untuk berbagai pihak yang tak dapat disebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas segenap bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga karya ini dapat selasai. Akhirnya, semoga Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.
Surakarta, 17 Juli 2012
Penulis,
commit viii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................
ii
LEMBAR VALIDASI ..........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vii
DAFTAR ISI ........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN ..................................................................................
xiii
DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN ...........................................
xiv
ABSTRAK .............................................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
12
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI PARIWISATA DAN WISATA .................................
15
1. Definisi Pariwisata ....................................................................
15
2. Definisi Wisata ...........................................................................
20
commit ix to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. DEFINISI PENGEMBANGAN PARIWISATA ..........................
23
1. Pengembangan Pariwisata ............................................................
23
2. Pengembangan Obyek wisata ......................................................
44
3. Pendekatan Dalam Pengembangan Pariwisata ................. ...........
50
C. KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................
7
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................
74
B. Lokasi Penelitian ...............................................................................
75
C. Sumber Data .....................................................................................
75
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................
76
E. Validitas Data .....................................................................................
79
F. Analisis Data .....................................................................................
80
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................................
82
1. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali ...........................................
82
2. Gambaran Umum Dinbudpar Kabupaten Boyolali .........................
85
3. Perkembangan Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali ......................
92
B. Pembahasan ........................................................................................
94
1. Potensi Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali ....................................
94
2. Peran Disbudpar Kab Boyolali dalam pengembangan wisata tirta …
108
commit x to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Wisata Tirta …
117
4. Upaya untuk mengembangakan potensi air menjadi Wisata Tirta …
120
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................
144
B. Saran ……………………………………………………………………
146
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit xi to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel. 1.1 Kunjungan wisatawan di obyek wisata di Kab. Boyolali 2008-2011
4
Tabel 1.2 Daftar Jenis Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali
8
Tabel 1.3 Daftar Obyek wisata yang di publikasikan di dunia pariwisata
9
Tabel 1.4 Renstra Pengembangan Wisata di Kabupaten Boyolali 2008-2009
10
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2010
83
Tabel 4.2 Pendidikan Penduduk Kab. Boyolali Dalam Angka Thn 2010
85
Tabel 4.3 Data POKDARWIS Kabupaten Boyolali
commit xii to user
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Pengembangan Pariwisata
33
Bagan 2.2 Peran Tiga Sektoral
41
Bagan 3.2 Kerangka Pikiran
71
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Dinbudpar Kab. Boyolali
87
commit xiii to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN 1. Daya Tarik Obyek Wisata 1.1. Wisata Air Tlatar 1.2. Wisata Air Pengging 1.3. Wisata Waduk Cengklik 1.4. Wisata Waduk Bade 1.5. Wisata Waduk Kedungombo 1.6. Wisata Air Terjun Kedung Kayang 1.7. Sungai Serang dan Sungai Canden 2. Fasilitas Obyek Wisata 2.1. Fasilitas Obyek Wisata Air Tlatar 2.2. Fasilitas Obyek Wisata Air Pengging 2.3. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Cengklik 2.4. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Bade 2.5. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Kedungombo 3. Infrastruktur 3.1. Papan Informasi Penunjuk Arah ke Obyek wisata 3.2. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata 3.3. Papan Informasi di Obyek Wisata 4. Media Promosi dan Pemasaran 4.1. Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali 4.2. Website Javapromo 4.3. Website Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali 4.4. Bookflet Pesona Wisata Kabupaten Boyolali 2012 4.5. VCD Potensi Wisata Boyolali 2011 4.6. Tnda bukti Masuk Obyek Wisata
commit xiv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Syihabuddin Aqdami, D.0108146, 2012. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Kabupaten Boyolali, terletak di antara dua kota besar Solo-Semarang dan kekayaan alam yang melimpah. Wisata Tirta potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali, apabila dikembangkan secara profesional akan menjadi primadona daerah tujuan wisata yang dikunjungi wisatawan. Peran pemerintah daerah, dinas terkait dan masyarakat dalam pengembangan potensi wisata-wisata air (tirta) tersebut diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dinas kebudayaan dan pariwista dalam mengembangkan potensi obyek wisata tirta dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan potensi obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif. Teknik pengumpulan data di peroleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan di peroleh dengan teknik purposive sampling. Seperti Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata, Kepala Bagian Pengembangan pariwisata, Pemasaran Pariwisata, Kepala Sub Perencanaan dan pelaporan, Staff di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, pendagang di sekitar obyek wisata tirta, beberapa pengunjung, dan msayarakat sekitar. Agar diperoleh data yang benar-benar sesuai dengan kenyataan dan teruji validitasnya, maka dipergunakan trianggulasi data, sedangkan teknik analisa data menggunakan analisa interaktif. Hasil penelitian ini bahwa wisata tirta menjadi salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Wisata Tirta tersebut meliputi : Wisata Air Tlatar, Wisata Pengging, Waduk Cengklik, Waduk Badhe, dan Waduk Kedungombo. Wisata Tirta andalan Kabupaten Boyolali, sekarang baru di Wisata air Tlatar dan Wisata Pengging. Peran pengembangan potensi obyek wisata tirta tersebut dalam bentuk : perencanaan pengembangan potensi wisata Tlatar, Pengging, Cengklik, Bade, dan Kedungombo. Kerjasama dengan instansi pemerintah lain, swasta, dan masyarakat. pengembangan promosi dan pemasaran dengan Bookflet, Film Potensi wisata Kabupaten Boyolali, website, dan event kesenian. Peran kelembagaan dalam meningkatkan sumber daya manusia meliputi pelatihan, dan pembinaan. Pembuat regulasi pengembangan pariwisata dan fasilitator dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. Hambatan dalam pengembangan potensi wisata tirta diantaranya : kemampuan keuangan daerah yang terbatas, peran pengusaha minim, perijinan yang sulit, lahan yang di miliki oleh dinas dan pemda sangat minim dan beberapa lahan banyak yang berstatus sengketa, dsb. Faktor pendukung dalam upaya pengembangan wisata air diantaranya : potensi ada, akses baik, adanya dukungan dan inspirasi dari masyarakat, kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, adanya dukungan dari pemerintah dan instansi terkait, lahan untuk obyek wisata ada, pengelola ada, kepedulian masyarakat dan pihak ketiga ada. Kunci : Peran, Pengembangan, Wisata tirta, Kabupaten Boyolali commit xv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Syihabuddin Aqdami, D.0108146, 2012. The Role of Culture and Tourism Department In Development of Water Tourism Object in Boyolali. Thesis. Faculty of Political and Social Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta. Boyolali district, located between two major cities of Semarang and Soloabundant natural wealth. Water (Tirta) tourism potential to develop into one of the leading tourist in Boyolali, if developed in a professional manner will be excellent tourist destination visited by tourists. The role of local government, relevant agencies and communities in the development of potential water tours (Tirta) is required. This study aims to determine how the agency role in developing the culture and pariwista tirta tourism potential and to find out what are the factors inhibiting and supporting the development of tourism potential in Boyolali tirta. This study is a descriptive study with qualitative data support. Data collection techniques was obtained through interviews, observation and documentation study. Determination of informants was obtained by purposive sampling technique. As Head of Culture and Tourism, Head of Tourism Development, Tourism Marketing, Division Head of Planning and reporting, staff at the Department of Culture and Tourism Boyolali, food seller around tirta attractions, few visitors, and socity around. In order to obtain data that actually correspond to reality and tested its validity, then used triangulation of data, while data analysis techniques using interactive analysis. The results of this study that tirta tourism became one of the leading tourist Boyolali. Tirta tour includes: Air Tlatar Travel, Tourism Pengging, Cengklik Reservoir, Reservoir Badhe, and Reservoir Kedungombo. Tirta Boyolali mainstay tourism, it's only in Travel and Tourism Pengging Tlatar water. The role of tourism development potential in the form tirta: Tlatar tourism potential development plans, Pengging, Cengklik, Bade, and Kedungombo. Cooperation with other government agencies, private, and community. development and marketing promotion with Bookflet, Film tourism potential Boyolali, websites, and art events. Institutional role in improving human resources include training, and coaching. Tourism development regulators and facilitators in the development of tourism in the district of Boyolali. Obstacles in the development of tourism potential tirta include: limited financial capacity of the region, the role of entrepreneurs minimal, permitting difficult, land which is owned by the agency and the government was minimal and many of the status of some land disputes, etc.. Contributing factor in the development of water attractions including: the potential exists, access to good, the support and inspiration from the community, opportunities open up new job opportunities, lack of support from government and related agencies, land for tourism there, there are managers, community care and third party. Keywords: Role, Development, Tourism tirta, Boyolali commit xvi to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Pembangunan pada hakekatnya merupakan usaha pertumbuhan dan berubahan
terstruktur yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah untuk menuju moderisasi dalam rangka mensejahterakan rakyat baik secara lahir maupun batin. Dalam pembangunan terjadi suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan. Peran pemerintah harus lebih jeli menggerakan masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki Negara itu, untuk mencapai tujuan dan citacita bangsa, karena pada dasarnya pembangunan diselengarakan oleh rakyat bersama pemerintah. Peranan masyarakat dalam pembangunan harus ditumbuhkan, dengan mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan, bahwa hak, kewajiban dan tangungjawab seluruh masyarakat, maka hasil-hasil dari pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan beraktivitas di dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung kegiatan ini mampu memberikan keuntungan bagi setiap orang dari segi psikologis, sosial maupun financial. Dari segi financial mampu meningkatkan devisa bagi suatu daerah dan lapangan pekerjaan untuk setiap orang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
dan dari sisi psikologis membantu seseorang melupakan kebosanan rutinitas yang setiap hari dilakukan. Indonesia, sebagai salah satu Negara kaya akan kebudayaan, etnis, agama, bahasa dan pesona alam berpotensi dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya bidang pariwisata, melalui wisata/ pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penyumbang devisa bagi Negara maupun suatu daerah. Kekayaan alam Indonesia banyak dan beragam dari Sabang sampai Merauke dan Mianggas ke Rote harus dimaanfaatkan dan dikembangkan, sebab setiap kekayaan alam adalah aset dan berpeluang menghasilkan devisa yang luar biasa. Provinsi Jawa Tengah saat ini sedang mensosialisasikan program visit jateng 2013 sebagai upaya menarik wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Bisa di bilang ini adalah salah satu program pemerintah Provinsi Jawa Tengah di sektor kepariwisataan, segala aspek disiapkan guna mendukung kelancaran Visit Jateng 2013 ini mulai dari perbaikan infrastruktur, pembenahan saranaprasarana, fasilitas dan sarana penunjang lainnya di seluruh kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Boyolali, sebagai salah satu kabupaten yang mempunyai potensi pariwisata yang tinggi, karena wilayahnya yang strategis terletak diantara dua kota besar Solo Semarang dan kaya potensi alam, separti ; Gunung, Waduk, Sungai, Pemandian, Air commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
terjun, Pedesaaan, Batik Asli Boyolali, Kuliner dan masih banyak lagi. Hal ini potensial jika dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata unggulan. Kota “Emas Putih”, itulah branding baru dari Kabupaten Boyolali selain dikenal sebagai penghasil susu sapi yang terkenal hingga pelosok nusantara sampai mancanegara. Alam Boyolali menyimpan sejumplah potensi wisata yang dapat membantu perekonomian dan kesejahteraan bagi penduduknya, ini berpotensi sekali mendatangkan para wisatawan maupun investor yang selama ini menjadi prioritas utama di dalam pembangunan ekonomi. “Pro Investasi” sebuah jargon visi dan misi dari Pemerintahan Kabupaten Boyolali sekarang, dengan melihat potensi alam mulai dari gunung, sungai, pemandian, waduk, pertanian, pedesaan, perkotaan, kesenian, kerajianan tangan, event kebudayaan, dan kuliner yang di miliki Kabupaten Boyolali sangat mendukung guna menarik wisatawan maupun investor sehingga mampu menghasilkan devisa guna membangun ekonomi kabupaten ini. Berdasarkan data dari BPS dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali pada tahun 2011, tercatat 415.909 Wisatawan dan Pelancong berkunjung ke Kabupaten Boyolali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Tabel. 1. 1 Kunjungan wisatawan di obyek wisata di Kabupaten Boyolali 2008-2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Angka dalam Tahun 2008 2009 2010 2011 Umbul Pengging 56.541 40.168 52.670 58.153 Makam yosodipuro 18.602 17.257 22.927 23.879 Umbul Tlatar 141.532 141.512 140.521 260.968 Wahana Wisata telaga 31.504 25.954 23.286 26.277 Waduk cenglik 8.447 8.806 10.743 12.300 Waduk bade 4.413 7.170 10.906 9.880 Kawasan selo 16.934 12.166 14.251 12.314 Argomerapi-merbabu 5.107 4.763 2.570 1.234 Makam pantaran 2.630 1.555 2.840 2.629 Gunung tugel 2.512 3.119 3.743 5.462 Irung Pertuk 5.460 3.831 251 Swasta umbul sewu 46.600 76.471 35.800 2.561 Total 303.318 344.401 324.088 415.909 Sumber data : ( BPS Kab. Boyolali & Disbudpar Kabupaten Boyolali) Obyek Wisata
total 207.532 82.665 684.533 107.012 38.660 32.369 55.655 13.674 9.654 18.579 9.542 161.432 1.387.716
Melihat banyaknya wisatawan yang berkunjung dan melancong ke Kabupaten Boyolali, semakin menguat bahwa potensi alam dan pariwisata Kabupaten Boyolali tidak kalah dengan potensi wisata di kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Dari tahun ke tahun wisatawan dan pelancong yang menikmati pariwisata alam Kabupaten Boyolali terus meningkat. Berdasarkan pada Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pembangunan daerah, memang saat ini Kabupaten tersebut sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur sebagai langkah awal pembangunan ekonomi, ini terlihat dari pembangunan akses jalan menuju Kabupaten Boyolali. Selain itu sektor pariwisata juga menjadi salah satu bidang yang diperhatikan oleh pemerintah daerah dan dinas terkait. Pengembangan destinasi pariwisata menjadi hal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
yang diperhatikan oleh pemerintah daerah sebagai upaya memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam pembangunan. Dengan adanya kepedulian pemerintah daerah dan dinas terkait mampu meningkatkan pengembangan wisata di kabupaten tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) terutama di sektor pariwisata. Konsekuensi yang besar ditanggung pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahannya, fungsi pemerintahan itu antara lain fungsi pelayanan masyarakat, fungsi pelaksanaan pembangunan, dan fungsi perlindungan kepada masyarakat. Untuk melaksanakan ketiga fungsi pemerintahan tersebut tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit, dalam situasi ini daerah pasti berusaha menggali dan memajukan potensi yang ada dalam daerahnya guna memakmurkan daerah dan masyarakat setempat mengingat saat ini sudah menjadi otoritas daerah itu untuk mengatur dan membangun daerahnya. Pemerintah daerah dihadapkan dengan dua permasalah sekaligus, pertama adalah kenyataan bahwa pembiayaan untuk menjalankan pemerintahan agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sangat besar, di sisi lain daerah tersebut merupakan daerah yang minim sumber daya alam. Oleh karena itu jalan yang di tempuh adalah membangun sektor-sektor non-SDA, seperti sektor pariwisata. Untuk merealisasikan tujuan tersebut banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan warga masyarakat di Kabupaten commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Boyolali. Salah satu yang dikembangkan oleh pemerintah adalah sektor pariwisata dimana pengembangan obyek wisata baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan secara bertahap. Pemerintah daerah selaku pihak yang paling berwenang dalam memulai pengembangan dan pemberdayaan berbagai wisata-wisata yang ada di Kabupaten Boyolali bertugas menjaga, memelihara, mempromosikan sekaligus mengembangan agar wisata-wisata yang ada di Kabupaten Boyolali agar mampu dikenal oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Pengembangan dan pemeliharaan obyek wisata di Kabupaten Boyolali bisa menarik para investor di dalam upaya pembangunan ekomomi masyarakat yang mandiri. Masalah pengembangan dan pemeliharaan saat ini menjadi sorotan publik di dalam upaya pembangunan sektor ekomoni, dan menarik investor. Ketidak pedulian pemerintah daerah terlihat dalam segi pengembangan terlihat dari banyaknya potensi wisata yang tidak dirawat dan di tambah fasilitas untuk publik seperti fasilitas rekreasi dan lainnya dan wisata yang sudah di kekola tidak bisa di manfaatkan dan di optimalkan keberadaanya. Berdasarkan evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Boyolali tentang pengembangan pengelolaan sektor pariwisata pada tahun 2010 yang lalu, diperoleh rencana dan menyarankan untuk penyempurnaan pengembangan pariwisata pada masa yang akan datang, antara lain; (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek wisata, (2) Berusaha bekerjsama dengan pihak investor untuk mengembangkan pariwisata di Boyolali, (3) Perlunya dasar atau landasan hukum untuk pengembangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
pariwisata, (4) Tersedianya lahan atau tanah yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Boyolali untuk pengembangan pariwisata, (5) Perlunya studi banding dengan daerah yang lebih maju sektor pariwisatanya. (renstra pengembangan bidang pariwisata 2010) Salah satu contoh konkrit pemerintah Kabupaten Boyolali berencana mengembangkan salah satu obyek wisata di kawasan wana wisata tirta Kedung Ombo yang terletak di Kecamatan Kemusu. Tempat tersebut di nilai sangat potensial dijadikan salah satu pariwisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Sebab kawasan wana wisata tirta ini di bidik sebagai salah satu proyek pengembangan pariwisata. Kajian sudah mulai dilakukan dan melibatkan konsultan dari Solo dan Semarang. Lokasi yang terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu itu di bidik menjadi tempat wisata tirta, kuliner dan outbond. untuk menunjang pengembangan wana wisata Kedung Ombo diharapkan ada perbaikan infrastruktur jalan menuju ke sana. Jika ingin mencapai kawasan tersebut, pengunjung memang harus melewati jalur Boyolali-Juwangi. Diharapkan perbaikan akses akan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke wana wisata. (sumber Solopos.com) Berdasarkan data dari Media Cetak dan elektronik (Solopos.com), DPRD Boyolali menyayangkan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali belum tergarap dengan baik. Pasalnya, dari tahun ke tahun bidang yang di anggap bisa meningkatkan potensi Kabupaten Boyolali belum banyak tergali. Menurut mereka masih banyak potensi-potensi menjanjikan di sektor pariwisata belum ada peningkatan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
signifikan. Dikatakan bahwa Boyolali memiliki beragam seni budaya mulai dari tari hingga upacara ritual, potensi ini bisa dikemas dan ditampilkan dengan baik sehingga bisa mengundang pengunjung untuk datang atau sekadar singgah menikmati wisata di Boyolali. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali selaku instansi yang berwenang dalam mengelola, mengarahkan, mengembangkan dan pemberdayaaan wisata di Kabupaten Boyolali masih jauh dari harapan dalam memberikan pengembangan potensi pariwisata di kabupaten tersebut. terlihat masih banyaknya obyek wisata yang kurang terurus dan tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan ketidak maksimalan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data yang ada 29 macam jenis obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali dan tersebar di berbagai kecamatan, antara lain : Tabel 1.2 Daftar Jenis Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali Kecamatan
Jenis obyek wisata
Jumplah
Selo
Wisata Alam, Rekreasi, budaya spiritual
6
Boyolali
Wisata Alam, Tirta dan Rekteasi
3
Cepogo
Wisata Alam, Budaya Spiritual, ziarah
4
Ampel
Wisata Alam, Budaya Spiritual
2
Simo
Wisata Tirta dan Rekreasi
1
Sambi
Wisata Budaya Spiritual dan ziarah
2
Wisata Tirta
1
Wisata Tirta, Budaya Spiritual, ziarah
7
Kemusu Banyudono
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Klego
Wisata Tirta
1
Ngemplak
Wisata Tirta
1
Wisata Desa dan industry
1
Sawit
(Sumber : Wikipedia dan www.promojateng-pemprovjateng.com) Data menunjukan lebih dari 20 obyek wisata yang ada di kabupaten boyolali dan tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali, akan tetapi yang baru dikelola dan di perkenalkan kepada dunia pariwisata baik lokal maupun asing sekitar 11-13 obyek wisata yang tersebar di beberapa Kecamatan diantaranya : Tabel 1.3 Daftar Obyek wisata yang di kelola dan dikenalkan di dunia pariwisata Kecamatan Selo Boyolali Cepogo Kemusu Banyudono Klego
Nama obyek wisata Jenis obyek wisata Agrowisata Sayur Selo, Air Terjun Wisata Alam, Tirta, Rekreasi, Kedung Kayang (klakah), Gunung budaya spiritual Merapi dan Gunung Merbabu Tlatar Reservoir, Kawasan Wisata Wisata Alam, Tirta dan Umbul Tlatar, Agrowisata Padi Rekteasi Agrowisata Sapi Perah Cepogo Wisata Alam, Waduk Kedung Ombo Wisata Tirta Pemandian Umbul Pengging, Wisata Tirta, Budaya Spiritual, Pemandian Tirto Marto, Masjid Cipto Mulyo, Pengging Fair, Waduk Badhe Wisata Tirta (Sumber : www.boyolalikab.go.id)
Padahal dari data yang terekspos ke media lebih dari 20 obyek wisata yang berpotensi untuk di kembang, Sebenarnya bagimana peran pemerintah daerah dan pihak terkait dalam megembangkan potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali. Pesona alam Kabupaten Boyolali memang tidak henti-hentinya membuat pemerintah daerah dan dinas terkait tertarik untuk mengembangkan potensi wisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
berdasarkan renstra yang dikembangkan tahun 2008 ada beberapa langkah pengembangan potensi obyek pariwista yang diupayakan pemerintah daerah Kabupaten Boyolali dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali yang tersebar di berbagai Kecamatan diantaranya ; Tabel 1.4 Renstra Pengembangan Wisata Tahun 2008 di Kabupaten Boyolali Kecamatan Wonosegoro
Jenis Pengembangan obyek wisata Wisata Alam, Tirta, budaya spiritual
Musuk
Wisata Kerajianan dan Budaya History
Cepogo
Wisata Kerajianan dan Budaya History
Ampel
Wisata Alam, Rekreasi dan Kerajinan
Simo
Wisata Tirta dan Rekreasi, budaya spiritual
Sambi
Wisata Alam, Tirta, budaya spiritual
Mojosongo
Wisata Tirta
Banyudono
Wisata Alam, Tirta, Budaya Spiritual, ziarah
Karanggede
Wisata Alam, Tirta
Selo
Wisata Alam
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Boyolali 2008) Melihat banyaknya potensi alam Kabupaten Boyolali
yang sangat
menggiurkan sebagai salah satu strategi memperoleh pemasukan kas keuangan daerah, perlu dilakukan pengembangan dan pemberdayaan wisata baik yang sudah terkenal dan yang belum dikenal seperti Wisata Tirta, Wisata Alam, Wisata Budaya dan Wisata Historis. Hal ini perlu dukungan dari berbagai kalangan mulai dari pemerintah
daerah,
masyarakat
dan
investor
memberdayakan potensi wisata-wisata tersebut. commit to user
untuk
mengembangkan
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Wisata Tirta potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan dan daya tarik wisata ke Kabupaten Boyolali. Banyaknya obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali apabila dikembangkan secara profesional akan sangat mungkin jika Kabupaten Boyolali menjadi primadona kunjungan wisatawan baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional dengan melihat pada potensi yang ada. Didukung oleh letak geografis Kabupaten Boyolali strategis dan kondisi alam yang sangat indah sangat memungkinkan pariwisata untuk berkembang pesat. Perkembangan tingkat kebutuhan masyarakat yang tinggi, yang ingin melepaskan rutinitas keseharian dengan melakukan rekreasi baik sendiri maupun bersama teman dan keluarga menjadikan dorongan untuk mengunjungi obyek wisata air (tirta) yang ada. Sehingga perlu adanya pengembangan obyek wisata air (tirta) yang nantinya
dapat
bersaing dan
menjadi
primadona
wisatawan
untuk
mengunjunginya. Melihat banyaknya potensi wisata di kabupaten boyolali sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan dan daya tarik wisata ke Kabupaten Boyolali, sehingga perlu peran serta pemerintah daerah dan dinas terkait dan masyarakat dalam pengembangan wisata-wisata air (tirta) di wilayah Boyolali. Ini sangat baik untuk perekonomian wilayah serta bisa meningkatkan kesejahteraan masyrakat sekitar dan pendapatan asli daerah sehingga bisa membantu sector pembangunan ekonomi kabupaten ini. Melihat fenomena yang ada tersebut peneliti semakin tertarik untuk mengetahui lebih jauh terkait tentang Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Kabupaten Boyolali dalam Pengembangan Potensi Wisata Tirta (Air) yang ada di Kabupaten Boyolali yang seharusnya bisa memberikan kontribusi dalam Pendapatan Asli Daerah dan Pembangunan ekonomi Kabupaten Boyolali. B. RUMUSAN MASALAH Melihat uraian latarbelakang tersebut peneliti tertarik lebih jauh untuk meneliti tentang pariwisata di Kabupaten Boyolali sehingga membuat rumusan masalah : 1. Bagaimana Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali? 2. Faktor apa saja yang penghambat dan pendukung dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali? C. TUJUAN 1. Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui Bagaimana Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali. b. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang penghambat dan pendukung dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
2. Tujuan Fungsional Diharapakan dapat memberikan masukan kepada semua pihak yang terkait dalam pengembangan obyek wisata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali 3. Tujuan Individual Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara untuk peneliti D. MANFAAT a) Bagi Peneliti 1. Sebagai sebuah karya ilmiah sebagai sarana menambah pengetahuan dan wawasan oleh peneliti 2. Sebagai upaya pengembagan potensi wisata dan memberikan sumbangsih dalam fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi. b) Bagi Masyarakat 1. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat terkait pengembagan obyek pariwisata. 2. Memberikan gambar tentang besarnya potensi pariwisata yang di miliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
c) Bagi Instansi terkait 1. Sebagai laporan temuan dilapangan akan kinerja dari dinas terkait dalam upaya pengembangan potensi pariwisata untuk kedepannya 2. Sebagai refrensi Dinas dan pihak-pihak terkait untuk mengetahui faktorfaktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan potensi pariwisata. 3. Sebagai sarana informasi kepada dinas terkait di dalam langkah kedepan yang seharusya dilakukan untuk mengembangkan potensi wisata sehingga memberikoan kontribusi pendapatan asli daerah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka ini membahas beberapa teori dan kajian yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian. A. DEFINISI PARIWISATA DAN WISATA 1. DEFINISI PARIWISATA Menurut para ahli bahasa kata pariwisata berasal dari bahasa Sanksekerta, sesungguhnya bukanlah berarti ”tourisme” (Bahasa Belanda) atau “tourism” (Bahasa Inggris). Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Kata Pari dapat diartikan banyak, berkali-kali, berputar-putar dan penuh. Kata Wisata, dapat diartikan perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa inggris. Dengan demikian Pariwisata dapat diartikan sebagai Perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa inggris di sebut denga kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “kepariwisataan dapat digunakan kata toursme atau tourism. Dengan kata lain Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah “tour”. (Oka A. Yoeti, 1996 : 112-113) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Istilah “pariwisata” pertama kali muncul di Perancis menjelang abad ke 17. Konon untuk pertama kali diguanakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism. Menurut R.G Soekadijo, Pariwisata itu ialah segala kegiatan dalam masyarakat
yang
berhubungan
dengan
wisatawan.
Semua
kegiatan
pembangunan hotel, pemugaran obyek budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya. Semua itu dapat disebut kegiatan kepariwisataan sepanjang kegiatan-kegiatan itu semua dapat diharapkan para wisatawan akan berdatangan. (Soekardijo, 1997 : 1-2) A.J. Burkart dan S. Mendelik, mengakatakan bahwa : Tourism, Past, Present and Future, berbunyi “ Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan selama mereka tinggal di tempat-tempat tujuan itu”. (R.G Soekardijo, 1997 : 3). Menurut Profesor Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku Grundriss der Allgemeinen Fremdenverkehrslehre mendefinisikan pariwisata sebagai “keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di sesuatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting (a major.... activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
sementara”. Definisi
ini
terdiri
atas dua
bagian.
Bagian pertama
(keseluruhan...... gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing) adalah definisi pariwisata seperti sudah dijelaskan di atas. Definisi yang pada umumnya di anggap baik itu pada bagiannya yang kedua mengartikan “tinggal sementara atau tidak menetap secara ekonomik” dan menjabarkannya sebagai ; “wisatawan tidak melakukan pekerjaan penting yang memberikan keuntungan.” (R.G Soekardijo, 1997 : 12-13). Oka A. Yeoti menyimpulkan bahwa “pariwisata” adalah suatu perjalaanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarkan dari suatu tempat ketempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (busines) atau mencari nafkah di timpat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Oka A. Yeoti, 1996 : 118) Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. (Gamal Suwantoro, 2004 : 3). Sedangkan Murphy (1985), Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen. ( Gede Pitana & G. Gayatri, 2005 : 45). Institut of Tourism in Britain (1976) mendefinisikan Pariwisata sebagai kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat kerja sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan hari atau darmawisata. (Kusuma Yadi & Endar Sugiarto, 2000 : 5) Dr. Salah Wahab mengungkapkan bahwa “pariwisata” dalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik senbenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga di pandang sebagai industri. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 35). Robert Intosh bersama Shahikant Gupta mencoba mengungkapakan bahwa “pariwisata” adalah gabungan gejala dan hubungan yang ditimbulkan dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawanwisatawan ini serta para pengunjung lainnya. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 37)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
E. Guyer-Freuler dalam bukunya yang berjudul Hanbuch des Schweizerschen Volkswirtaschaft, merumuskan bahwa Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan phenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenkmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan pada alat-alat pengangkutan. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 38). Sedangkan Herman von Schullerm zu Schratenhofen merumuskan pariwisata adalah istilah bagi semua, lebih-lebih bagi ekonomi, proses yang ditimbulkan oleh arus lalu lintas orang-orang asing yang datag dan pergi ke dan dari suatu tempat, daerah atau negara dan segala sesuatunya yang ada sangkut-pautnya dengan proses tersebut. (Nyoman S.Pendit, 1999 : 38) Definisi berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, bahwa pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usahausaha yang terkait di bidang tersebut. UU No. 10 tahun 2009 tentang pariwisata, pengertian Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Berdasarkan pendapat-pendapat dan para ahli tersebut maka penulis dapat memberikan pengertian pariwisata adalah “suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain yang mempunyai obyek dan daya tarik wisata untuk dapat dinikmati sebagai suatu rekreasi atau hiburan mendapatkan kepuasan lahir, batin serta dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitanya. 2. DEFINISI WISATA Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa Wisata merupakan bepergian untuk bersenang-senang, rekreasi atau piknik. Menurut Oka A. Yoeti, Pengertian Wisata adalah perjalanan : dalam bahasa inggris dapat disamakan dengan perkataan “travel”. (Oka A. Yoeti, 1996 :113) Dalam Undang-Undang Nomor.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan bab I pasal 1 menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Menurut UU No. tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Wisata juga bisa diartikan sebagai piknik (http://carapedia.com), Sedangkan Wisata tirta : kegiatan wisata yg berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau, dsb (http://deskripsi.com). Dengan demikian dapat di simpulkan dari beberapa pengertian bahwa Wisata adalah bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.dan tujuan lainnya menghilangkan kepenatan dari aktivitas sehari hari. Sedangkan Wisata Tirta merupakan kegiatan wisata (rekreasi) yang berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau, waduk, sungai, dsb. OBYEK WISATA Obyek wisata dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Selanjutnya Undang-Undang Nomor. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan dalam bab III pasal 4 disebutkan : a) Obyek dan daya tarik wisata terdiri atas : -
Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
-
Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
b) Pemerintah menetapkan obyek dan daya tarik wisata selain sebagaimana di maksud dalam ayat 1 huruf b. Gamal Suwantoro 1997 : 19 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 16-17 menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu : a) Obyek wisata dan daya tarik wisata alam Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam. b) Obyek wisata dan daya tarik budaya Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya. c) Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Obyek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olah raga, memancing dan lain-lain. B. PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN OBYEK WISATA 1. PENGEMBANGAN PARIWISATA Pengertian pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik. Instrumen ilmiah untuk mewujudkan perubahan pada organisasi dikenal dengan pengembangan organisasi (Organizational Development). Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa pengembangan sangat bermanfaat bagi organisasi untuk menghadapi berbagai perubahan yang pasti terjadi.Pengembangan organisasi memungkinkan organisasi meningkatkan efektivitas dan kemampuannya beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah. Menurut Siagian, 2000 : 3, Upaya-upaya pengembangan organisasi merupakan pendekatan terprogram dan sistematis dalam mewujudkan perubahan. Sasaran utamanya adalah : 1)
Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
2)
Mengembangkan potensi yang masih terpendam
3)
Intervensi
keperilakuan
dilaksanakan
melalui
kerjasama
antara
manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisai dan tujuan organisai sebagai keseluruhan. (Argyo Demantoto, 2008 : 22) Dalam banyak hal pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan organisasi secara berencana.Perubahan berencana adalah perubahan yang dilakukan secara sengaja, lebih banyak atas kemauan sendiri.Perubahan berencana ini dimaksudkan agar sistem tersebut dapat berfungsi secara efektif dan adanya tekanan dari luar dijadikan sebagai pendorong untuk melakukan perubahan. Proses pengembangan organisasi adalah suatu proses yang dilakukan secara bertahap, baik dalam usaha peningkatan kemajuan, memecahkan masalah maupun dalam rangka meningkatkan kemampuan melakukan adaptasi terhadap tuntutan perubahan akan masa depan. Pengembangan organisasi tidak hanya memberikan perhatian pada pencapaian hasilnya suatu hasil yang diharapkan tetapi dalam proses pencapaiannya diusahakan memberikan kepuasan kepada mereka berperan serta dalam pencapaiannya. Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. (Argyo Demantoto, 2008 : 23) Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Menurut Oka A Yoeti, (1996 : 177-178), hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar dapat menarik unntuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi tiga syarat yaitu : 1. Daerah itu harus menpunyai “something to see” yaitu harus mempunyai obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. 2. Di daerah tersebut harus mempunyai “something to do” di tempat tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, dan harus banyak disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka betah, tenggal tibih di tempat itu. 3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan “something to boy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir dan kerajian rakyat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
sebagian oleh-oleh atua souvenir untuk dibawa pulang ketempat asal masing-masing. Selain itu juga harus ada sarana-sarana lain, seperti money charger, bank, kantorpos, kontor telpon, dsb. The results from the research showed that such dimensions as Quality of accessibility, accommodation, venue and their components contribute directly in satisfaction of tourists, their intend to return and eventually development of tourism industry in a region. (Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010 : 1) (Hasil dari penelitian
perlihatkan bahwa dimensi sebagai Kualitas
aksesibilitas, tempat akomodasi, dan mereka komponen berkontribusi langsung pada kepuasan wisatawan, mereka berniat untuk kembali dan akhirnya terjadi pengembangan industri pariwisata di suatu wilayah.) (Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayaan Pariwisata) 1. Destination (Tempat Tujuan) 2. Hotel 3. Accommodation Quality ( Kualitas akomodasi) 4. Interactions (Interaksi) 5. Environment (Lingkungan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
6. Value (nilai atau budaya) (Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010 :10- 12) Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah : The Role of Service Quality in Development of Tourism Industry , Tehran South Branch of Islamic Azad University, Tehran-Iran and UTM (University of Technology, Malaysia) Date posted: August 31, 2010. Kriteria untuk mengidentifikasi proyek-proyek pengembangan pariwisata Kriteria pariwisata sangat penting untuk memastikan bahwa program pembangunan pariwisata akan sukses dalam membantu orang miskin. Minat untuk wisata situs dalam program mana yang akan dilaksanakan tidak boleh diabaikan. Sejumlah memuaskan pengunjung hanya akan dicapai jika daya tarik dari situs ini dikelola oleh proyek untuk membangun commodation dan infrastruktur. Berikut ini adalah kondisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kriteria pariwisata menurut Evelina Bazini, Alexandru Nedelea, 2008 : 5 yaitu : 1. Tourism potential. (pariwisata potensial) 2. Tourism assets. (Aset pariwisata) 3. Tourism synergies. (Pariwisata sinergi) (Evelina Bazini , Alexandru Nedelea : Impact of the Tourism Development on Poverty Reduction in Albania as a Country in Transition affiliation not commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
provided to SSRN and Stefan cel Mare University Suceava.
Revista de
Turism, Vol. 3, No. 5, 2008.) Menurut Dr. James J. Spillane (1994: 63-72) suatu obyek wisata atau destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat menikmati perjalanan wisatanya, maka obyek wisata harus meliputi : a. Attractions Merupakan
pusat
dari
industri
pariwisata.Menurut
pengertiannya
attractions mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Attractions dapat diklasifikasikan menjadi skala local, provinsi, wilayah, nasional, internasional.Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau permintaan.Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah : o Keindahan alam o Iklim dan cuaca o Kebudayaan o Sejarah o Ethnicity - sifat kesukuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
o Accessibility - kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu. b. Facility Fasilitas diperlukan untuk melayani wisatawan dalam menikmati perjalannya, fasilitas cenderung berorientasi pada attractions disuatu lokasi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah attractions berkembang. Suatu attractions juga dapat merupakan fasilitas.Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan.Seperti fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut. c. Infrastruktur Attractions dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar.Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
1. Sistem pengairan/air Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari. 2. Sumber listrik dan energi (power) Suatu pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energy yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan terus menerus. Misal : tegangan volt harus cocok dengan kebiasaan konsumen ditempat asal. 3. Jaringan komunikasi Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasajasa telepon dan/atau telgram yang tersedia. 4. Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kirakira 90 % dari permintaan akan air. Jaringan saluran harus di desain berdasarkan permintaan puncak atau permintaan maksimal. 5. Jasa-jasa kesehatan Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktorfaktor geografis lokal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
6. Jalan-jalan/jalan raya Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan : - Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta - Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan - Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah - Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai dengan keadaan tanah - Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang indah. d. Transportation Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat menjadi semacam pedoman termasuk : 1. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan (destination) harus tersedia untuk semua penumpang sebelum berangkat dari daerah asal. 2. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas. 3. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara udara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
4. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif. 5. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon. 6. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang. 7. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal. 8. Peta kota harus tersedia bagi penumpang. e. Hospitality (keramahtamahan) Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing. Pengembangan pariwisata memerlukan kebijakan dan perencanaan yang sistematis, sebagai contoh, pemerintah pada semua level terlibat dalam mempersiapkan infrastruktur, penggunaan tanah atau tata ruang, dan sebagainya. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata maka ada beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu : 1. Mengembangkan kegiatan-kegiatan promosi internasional 2. Mencermati kompetisi di tengah tren persaingan pasar – pasar internasional 3. Mendorong sinergi kegiatan promosi dan meningkatkan professional SDM yang menjadi ujung tombak promosi pariwisata internasional commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
4. Mengkaji dan merumuskan peran dan fungsi badan pariwisata Indonesia 5. Memperkuat & memelihara citra pariwisata Indonesia (Angelina sondakh, 2010 : 26) Menurut Sekjen ASITA, Yekti P Suradji, untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia ada tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu perbaikan infrakstruktur di sekitar daerah tujuan wisata, promosi dan keamanan Bagan 2.1 Pengembangan Pariwisata
Perbaikan infrastruktur di sekitar daerah tujuan wisata
Perbaikan promosi
3 FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN
Perbaikan keamanan
(Angelina sondakh, 2010 : 43) Gagasan
kebudayaan
nasional
dalam
pariwisata
dan
pembangunan
kepariwisatan ditunjukan bagi persatuan dan kesatuan bangsa.Tujuan ideal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
adalah penghapusan kemiskinan, pembanguan yang berkesinambungan, pelestarian budaya, pemenuhan kebutuhan hidup dan hak asasi manusia, dan peningkatan ekonomi serta industri.Hal ini begitu ditekatan dalam pengembangan pariwisata. Terkait dengan dinamika pemikiran kebudayaan nasional dan daya saingnya dalam pengembngan industri pariwisata, ada beberapa hal yang menjadi perhatian yang menjadi perhatian, yaitu : 1. Gagasan tentang warisan budaya, semangat proteksi terhadapnya dan bagaimana melakukan pemeliharaan 2. Gagasan tentang perkembangan kebudayaan nasional pada masa kini dan mendatang di tengah perubahan global 3. Kreativitas yang berkembang terkait dengan daya cipta dalam arena kebudayaan local dan nasional 4. Pemikiran yang berkembang dalam berbagai sector-sektor kehidup;an masyarakat di tengah pengaruh industrialisasi terhadap kebudayaan. 5. Perpektif yang berkembang dalam memahami, mempraktikan dan memanfaatkan arena kebudayaan Indonesia. (Angelina sondakh, 2010 : 67)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Menurut Razali Ritonga (2008) ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar pariwisata Indonesia dibanjiri wisatawan : 1. Infrastruktur Pembanguan infrastruktur perlu dilakukan agar lokasi wisata mudah di jangkau.Banyak lokasi pesona alam di tanah air sulit dijangkau, karena lokasinya dipedalaman dan terpencil. Dengan dibangun infrastruktur merupakan salah satu cara mendatangkan investor. 2. Promosi Keberhasilan dan kesuksesan dalam menarik wisatawan mancanegara tentu saja sangat dipengaruhi oleh sejauhmanan geliat kegiatan promosi yang dilakukan.Dan kendala untama di faktor pembiayaan. 3. Komunikasi Kemampuan bahasa asing penduduk yang terlibat langsung maupun tidak langsung di industry pariwisata masih amat rendah.Bahkan kurangnya penguasaaan bahasa asing tersebut seringkali menimbulkan salah pengertian saaar turis melakukan embarkasi bandara dan pelabuhan.Dan kurang serius untuk mempelajari bhasa asing tersebut. (Angelina sondakh, 2010 : 79-80)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Menindak lanjuti pemikiran presiden, Menbudpar Ir. Jero Wacik, berpendapat bahwa dalam pembngunan pariwisata Indonesia memerlukan peran akttif dari stakeholder. Dalam hal ini, para pelaku dalam indutri pariwisata yhharus melakukan beberapa kebijakan penting yaitu : 1. Melayani seluruh wisatawan dengan baik tanpa membedakan perlakuaan bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara 2. Memberikan apresiasi kepada seniman untuk berkreasi mengembangkan potensi wisata dimasing-masing daerah. 3. Menunjukan keperpihakan kepada rakyat kecil 4. Mengadakan rapat kordinasi wisata ditanah air 5. Mencari investor yang berminat dibidang pariwisata ( Angelina sondakh, 2010 : 87) Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan. (Oka A. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Yoeti, 1997: 13-14 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 23-24) mengungkapkan beberapa prinsip perencanaan pariwisata : 1. Perencanaan pengembangan kepariwisataan haruslah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan regional atau nasional dari pembangunan perekonomian
negara.
Karena
kepariwisataan
hendaknya
itu
termasuk
perencanaan dalam
pembangunan
kerangka
kerja
dari
pembangunan. 2. Seperti halnya perencanaan sektor perekonomian lainnya, perencanaan pengembangan kepariwisataan menghendaki pendekatan terpadu dengan sektor-sektor
lainnya
yang
banyak
berkaitan
dengan
bidang
kepariwisataan. 3. Perencanaan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah haruslah dibawa koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan. 4. Perencanaan suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus pula berdasarkan suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya di daerah sekitar. 5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus didasarkan atas penelitian yang sesuai dengan lingkungan alam sekitar dengan memperhatikan faktor geografis yang lebih luas dan tidak meninjau dari segi administrasi saja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
6. Rencana dan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah harus memperhatikan factor ekologi daerah yang bersangkutan. 7. Perencanaan pengembangan kepariwisataan tidak hanya memperhatikan masalah dari segi ekonomi saja, tetapi tidak kalah pentingnya memperhatikan masalah sosial yang mungkin ditimbulkan. 8. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para buruh dan karyawan akan semakin singkat dan waktu senggangnya akan semakin panjang, karena itu dalam perencanaan pariwisata khususnya di daerah yang dekat dengan industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan hiburan disekitar daerah yang disebut sebagai pre-urban. 9. Pariwisata walau bagaimana bentuknya, tujuan pembangunan tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak tanpa membedakan ras, agama, dan bahasa, karena itu pengembangan pariwisata perlu pula memperhatikan kemungkinan peningkatan kerjasama bangsa-bangsa lain yang saling menguntungkan. (Oka A. Yoeti, dalam Argyo Demantoto, 2008 : 23-24) I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, (2009 : 109-110) mengungkapkan umumnya perencanaan strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
1. Menemukan bisnis atau usaha apa yang akan dimasuki, yang biasanya dicirikan oleh misi organisasi yang tergantung pada jenis usaha yang dicirikan oleh misi organisasi memungkinkan dapat dilihat dan diketahui dengan mudah tetapi misi organisasi mungkin terkadanga tidak dapat secara eksplisit dikenali. 2. Menentujuan organisasi yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama organisasi, seperti penguasaan pasar melibatkan pengenalan produk yang baru. 3. Mengumpulakan informasi dan pengetahuan sebagia dasar dalam pengambilan keputusan. 4. Menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari organisasi. 5. Menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditentukan 6. Menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan 7. Mendistribusikan sumberdaya masing-masing program aksi untuk memberikan dampak pada strategi yang diambil 8. Mengimplementasikan rencana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
9. Mengontrol dan memonitoring hasil dan membuat perbaikan jika diperlukan. Untuk
pengembangan
ini
dilakukan
pendekatan-pendekatan
dengan
organisasi pariwisata yang ada (pemerintah dan swasta) dan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan pembangunan pariwisata di daerah itu.Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam mengembangkan suatu pariwisata.Aktor aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama yaitu : 1. masyarakat, yang termasuk dalam pilar masyarakat adalah masyarakat umum yang adaa pada destinasi, sebagai pemilik sah dari berbagai sumberdaya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan, Tokoh-tokoh masyarakat, Intelektual, LSM, dan media masa. 2. swasta, adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha. 3. pemerintah, adalah pada berbagai wilayah administrasi, mulai dari pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten, kecamatan dan seterusnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Bagan 2.2 Peran Tiga Sektoral Masyarakat adat, Tokoh, Intelektual, Wartawan, LSM Pendukung, Pemilik Modal Pariwisata
Pemerintah
Swasta
-
Pusat
1. Perhotelan
-
Provinsi
-
Kabupaten/Kota
2. Transportasi, saluran pelaku konsumen
Regulator, Fasilitator
3. keputusan membeli produk 4. rencanaan 5. pemantauan Pelaku langsung Pelayanan wisata
Bagan Sektor Pilar Aktor pengembangan Pariwisata (I Gede Pitana & I Gede Gayatri, 2005 : 96-97)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Menurut Jackson (1989) Pengembangan suatu obyek wisata (destinasi) dipengaruhi oleh: a. attactive to client(daya tarik wisata) b. fasilitas dan attractions(fasilitas dan obyek wisata) c. geograpich location(letak lokasi) d. transport link(jaringan transportasi) e. political stability(keamanan) f. healty environment(pusat kesehatan) g. government restriction(peran pemerintah daerah/bagian) (I Gede Pitana & I Gede Gayatri, 2005 : 101) Pembangunan pariwisata harus dijaga tetap terpeliharanya kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kegiatan yang akan menunjang pengembangan kepariwisataan merupakan faktor potensial di dalam usaha pembanguanan ekonomi dan masyarakat Indonesia dapat diatur secara menyeluru, dipandang perlu adanya pertanggungjawaban yang lebih terkoordinir. Sesuai dengan instruksi presiden No.9 tahun 1969 ini dikatakan dalam pasal 2 bahwa tujuan pengembangan pariwisata adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
1. meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara pada umumnya, perluasan kesempatan lapangankerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industry penunjang dan industri-industri sampingan lainnya. 2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia 3. Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional. (Oka A. Yoeti, 1999 : 23) Pembangunan
kepariwisataan
dilakukan
berdasarkan
asas
Manfaat,
kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan, yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta
kebutuhan
manusia
untuk
berwisata.
Adapun
kepariwisataan meliputi: a.
industri pariwisata;
b.
destinasi pariwisata;
c.
pemasaran; dan
d.
kelembagaan kepariwisataan. (UU No. 10 tahun 2009)
commit to user
Pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
2. PENGEMBANGAN OBYEK WISATA Berdasarkan pengertian pengembangan dan obyek wisata diatas, pengembangan obyek wisata dapat diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan menarik wisatawan untuk berkunjung. Menurut Gamal Suwantoro (1997: 57) menulis mengenai pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi : 1. Prioritas pengembangan obyek 2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan 3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata (Argyo Demantoto, 2008 : 30-31) Dalam pengembangan obyek wisata ini, perlu diperhatikan tentang prasarana pariwisata, sarana wisata, infrastruktur pariwisata dan masyarakat sekitar obyek wisata tersebut. Setelah melakukan berbagai analisa teori-teori pengembangan pariwisata yang ada dan survey/observasi pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam pengembangan pariwisata tirta di Kabupaten Boyolali lebih difokuskan pada pengembangan wisata tirta pada hal keragama jenis Atraksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
wisata air baru, Fasilitas, Infrastruktur, Transportasi, Promosi. Adapun untuk fokus lokasi penelitian nantinya lebih kepada Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan Wisata Tirta, dalam hal ini wisata tirta tersebut diantaranya ; Waduk Cenglik, Waduk Bade, Waduk Kedung Ombo, dan Air terjun Kedungkayang. Untuk itu peneliti akan memfokuskan penelitian pengembangan wisata tirta meliputi, diantaranya ;
Attractions ;Keindahan alam, Iklim dan cuaca, Kebudayaan, Sejarah, Ethnicity atau sifat kesukuan, dan Accessibility yaitu kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu. Dalam hal ini atraksi wisata tirta yang di sajikan kepada pengunjung sebagian besar hanya sebatas pemandangan alam di kawasan wisata sekitar, permainan air, pemancingan dibeberapa obyek wisata tirta seperti di waduk Cengklik, Bade, Kedungombo, Umbul Tlatar dan Pengging. Sedangkan untuk jenis atraksi wisata yang sifatnya sejarah, accebility dan kebudayaan
belum
dilakukan
karena
prosesnya
bertahap
dalam
pengembangan wisata
Facility, Seperti fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Fasilitas beberapa obyek wisata tirta yang tersedia kebanyakan baru berupa Arena bermain, Taman, Toko atau warung makanan, minuman di sepanjang kawasan obyek wisata, MCK. Akan tetapi di sebagian obyek wisata Seperti Waduk Cenglik, Kedung ombo dan Waduk Bade kurang diperhatikan, dan baru akan dikembangkan di antaranya ; Fasilatas taman bermain, penataan dan pembangun warung-warung makan dikawasan sekitar obyek wisata, Fasilitas sarana penunjang MCK, Ruang Publik, dan kegiatan dan Event tertentu.
Infrastruktur, yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :Sistem pengairan/air, Sumber listrik dan energi (power), Jaringan komunikasi, Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, Jasa-jasa kesehatan, Jalan-jalan/jalan raya. Hal terpenting yang juga dikembangkan untuk menunjang pariwisata adalah infrastruktur. Adapun beberapa infrastruktur menuju kawasan Obyek wisata Tirta seperti di Waduk Cenglik, bade, Kedungombo, Tlatar, dan pengging juga dikembangkan seperti jalan raya, jaringan telepon, listrik, jasa kesehatan, dan pembuangan kotoran. Akan tetapi infrasturktur di beberapa obyek wisata ada yang belum maksimal pengembanganya seperti di jalan menuju ke Waduk Bade, dan Kedung ombo masih bergelombang dan rusak belum diperbaiki, jaringan listrik yang kurang memadai, jasa kesehatan seperti rumah sakit jauh dari tempat obyek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
wisata, kalo pun ada hanyalah puskemas yang buka sampai sore. Untuk keseluruhan untuk sistem pembuangan kotoran/air terlihat belum di bangun secara maksimal di obyek wisata.
Transportation, sarana tersebut meliputi ; Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan (destination), Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas, Suatu sistem standar atau seragam untuk tandatanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara udara, Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif, Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal dan Peta kota harus tersedia bagi penumpang, dsb. Saran yang tidak kalah penting adalah sarana transportasi, rata-rata transportasi untuk menuju kawasan wisata air di Kabupaten Boyolali sudah di sediakan sarana trasportasi umum, seperti bus umum, angkot, dan kendaraan tradisional seperti andong. Akan tetapi untuk jumplah kuantitas dari trasportasi umum tersebut belum cukup untuk mempermudah wisatawan menuju obyek wisata, seperti bus, angkot dan andong jumplahnya terbatas dan kurang banyak sehingga seringkali wisatawan yang ingin pergi ke obyek wisata tersebut harus menungu berjam-jam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
untuk mendapatkan fasilitas umum tersebut.kebayakan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, bus pariwisata, motor. Karena alasan efisiensi dan efektifitas waktu tempuh. Khusus di obyek wisata Waduk Cenglik dan Kedung ombo belum ada sarana trasportasi umum menuju kawasan tersebut, jadi pengunjung yang pergi ke kawasan tersebut rata-rata menggunakan kendaraan pribadi. Untuk informasi tentang obyek wisata juga belum banyak tersedia di terminal induk seperti di terminal kota Boyolali, Simo, Karanggede. Hal ini perlu diperhatikan dan di kembangkan untuk memudahkan para pengunjung.
Promotion, meliputi informasi dunia maya berupa website, facebook. Sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan. Promosi sangat penting dalam upaya pengembangan suatu pariwisata. Untuk sarana Promosi yang dilakukan, setelah peneliti melakukan observasi para penelitian dari fakta lapangan belum maksimal, terlihat dari minimnya papan penujuk dan informasi menuju lokasi obyek wisata, dari Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali juga belum mempunyai website sendiri untuk menunjang pengembangan pariwisata, event kegiatan juga minim sebagai sarana promosi wisata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Comunication, meliputi Kemampuan bahasa asing pegawai dinas terkait dan penduduk yang terlibat langsung maupun tidak langsung di industry pariwisata. Dalam pengembangan wisata comunikasi lebih di identikan pada kordinasi dan komunikasi, dalam kaitanya kordinasi dan komunikasi dalah kemampuan para pegawai dinas pariwisata dalam terlibat langsung dan tidak langsung dalam pengembangan pariwisata. Seperti sosialisasi dan kerjasama dengan berbagai pihak yang berperan dan berkaitan dalam pengembangan wisata. Untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali lebih sering terjun lagsung kelapangan untuk meninjau bagaimana perkembangan obyek wisata tersebut biasanya 1 bulan sekali. Untuk pengelolaan pihak dinas pariwisata bekerja sama dengan beberapa piak seperti ; pihak swasta, karang taruna sekitar kawasan wisata, dinas lingkungan hidup, dsb. Akan tetapi untuk kordinasi yang sifatnya kerjasama antar dinas kabupaten di Jawa Tengah untuk mengembangkan obyek wisata belum banyak dilakukan, seperti di kordinasi dalam pengembangan kawasan wisata yang berada diantara dua wilayah 2 kabupaten seperti di Waduk Kedung ombo di wilayah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Purwodadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
dan Obyek wisata Air terjun Kedungkayang di wilayah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Magelang. Aspek-aspek inilah yang nantinya menjadi fokus dan batasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bagaiman peran Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan wisata tirta terutama ; Waduk Cenglik, Waduk Bade, Waduk Kedung Ombo, dan Air terjun Kedung kayang di Kabupaten Boyolali. C. PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA Dalam upaya pengembangan pariwisata diperlukan stategi dan berbagqai pendekatan yang cocok untuk mengembangkan obyek wisata agar optimal, suatu pendekatan ataupun konsep yang diperlukan secara situasi dan kondisi guna terbentuknya suatu pariwisata yang bisa menjadi destinasi unggulan kawasan wisata. Menurut I Gede Pitana dan I ketut Surya Diarta, (2009 : 134-145), Teknik pengembangan destinasi Pariwisata antara lain : 1. Carrying Capacity Teknik ini sering digunakan dalam pengembangan destinasi pariwisata dengan model daya dukungan kawasan dengan melihat aspek-aspek :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
a. Faktor dari grup pertama yang mempunyai implikasi pemasaran yang melibatkan atau berkaitan dengan wisatawan. b. Faktor group kedua berkaitan dengan atribut destinasi, seperti kondisi lingkungan dan alam, struktur ekonomi dan pembangunan, struktur social dan organisasi politik, dan level pengembangan pariwisata. (O‟Reilly, 1991 dalam Richardson dan Fluker, 2004 : 306). Sedangkan Liu (1994) berpendapat dalam teknik carrying capacity ini diaplikasikan dalam destinasi pengembangan destinasi pariwisata yaitu : a. Physical carrying capacity, yaitu merupakan kemampuan suatu kawasan alam atau destinasi wisata untuk menampung pengunjung atau wisatawan, penduduk asli, aktivitas kegiatan wisata, dan fasilitas penunjang ekowisata. b. Biological carrying capacity, yaitu konsep ini mereflesikan konsep interaksi destination pariwisata ekosistem flora dan founa. c. Social atau culture carraying capacity, yaitu mereflesikan dampak pengunjung atau wisatawan pada lifestyle komunitas local. 2. Recreational Carrying Capacity (RCC) Mengacu pada dampak kunjungan wisatawan.Dampak pengembangan destinasi wisata (baik tipe, lokasi, dan kualitasnya).Pada lingkungan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
diteliti dan diidentifikasi tingkat kritisnya.Missal mengacu pada jumplah kunjungan wisatawan per hari, perbulan, pertahunnya. 3. Recreational Opportunity Spectrum (ROS) Merupakan teknik identifikasi karakteristik dari suatu kawasan atau destinasi dengan setting yang berbeda dan memadukanya dengan peluang rekreasi untuk keuntungan terbaik bagi bagi pengguna kawasan atau destinasi dan lingkungan.Misal : kawasan wisata waduk dipadukan dengan wisata olahraga seperti berenang, memancing, dan bersepeda. 4. Limits Accaptable Change (LAC) LAC, Menolak anggapan bahwa semakin besar pemanfaatan suatu destinasi akan menyebabkan semakin besar dampak yang ditimbulkannya. 5. Visitor Impact Management Model (VIMM) Model ini beranggapan Carrying capacity tidak menjadi fokus utama tetapi lebih
difokuskan
pada
keterkaitan
perencanaan,
pengawasan,
dan
pengambilan keputusan.VIMM menyadari bahwa wisatawan bukan satusatunya yang menyebabkan dampak dari pada destinasi. 6. Visitor Experience and Resourse protection Model ( VERP)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Model ini disusun berdasarkan pengalaman terhadap model lain, tetapi menolak carrying capacity yang spesifik dan pembatasan jumplah kunjungan sebagai kondisi soasial dan ekologi. 7. Visitor Activity Management Program (VAMP) Merupakan system manajemen yang berusaha mengubahorientasi dari produk kepada orientasi pasar dengan penekanan pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. 8. Tourism Opportunity Spectrum (TOS) Merupakan teknik perencanaaan ekowisata yang menanut asumsi bahwa spectrum pengukuran dan penilaian indicator perencanaan yang digunakan haruslah : a. Dapat diamati dan diukur b. Secara langsung dapat dikendalikan dibawah manajemen control c. Terkait
langsung
dengan
prefensi
wisatawan
dan
memengaruhi
keputusannya untuk melakukan wisata atau tidak ketempat tersebut. d. Mempunyai karakteristik dengan kondisi tertentu. Sedangkan Menurut James J. Spillane (1994: 28-30) terdapat empat pendekatan di dalam pariwisata yang muncul secara kronologis yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
1. Pendekatan Advocasy Pendekatan ini mendukung pariwisata dan menekankan keuntungan ekonomis dari pariwisata. Potensi pariwisata bisa dipakai untuk mendukung macammacam kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan kerja baru, memperoleh devisa asing yang dibutuhkan bagi pembangunan dan masih banyak lagi. 2. Pendekatan Cautionary Pendekatan ini menekankan bahwa pariwisata dapat mengakibatkan banyak kerugian (disbenefits) dalam berbagai aspek sosial-ekonomi; seperti timbulnya lapangan kerja musiman dan kasar (rendahan), devisa beralih asing [investor asing], menyebabkan komersialisasi budaya, serta menyebabkan berbagai macam konflik. 3. Pendekatan Adaptancy Pendekatan Adaptancy menyebutkan agar pengaruh negatif pariwisata dapat dikontrol dengan mencari bentuk lain perkembangan pariwisata dari yang selama ini sudah dikenal secara umum, atau dengan menyesuaikan pariwisata dengan negara atau daerah tujuan wisata. Cara berpikir baru ini berdasarkan pandangan bahwa alam dan budaya dapat digabungkan dalam satu konteks.maka pendektan ini mengusulkan strategi seperti pembangunan pada skala kecil, pariwisata yang terkontrol, pariwisata yang dapat bertahan lama commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
(sustainable), pariwisata dengan cara menikmati kehidupan masyarakat setempat, dan pariwisata yang terkait dengan ekologi (eco-tourism) 4. Pendekatan Developmental Pendekatan Developmental atau sering disebut pendekatan Alternatif ini menganggap bahwa pariwisata dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat tuan rumah dan peka akan selera masyarakat tuan rumah tersebut. Dapat dipercaya bahwa perkembangan tersebut sebetulnya mempengaruhi pilihan wisatawan terhadap daerah tujuan wisatanya dan demikian juga cara kehidupan mereka di daerah tujuan wisata atau bentuk alternatif pariwisata ini mempengaruhi jurang pemisah antara hak dan tanggungjawab dari tamu, tuan rumah dan perantaranya. Menurut peneliti model pendekatan pariwisata yang sesuai dengan keadaan di Kabupaten Boyolali adalah pendekatan Advocasy, sebab pendekatan ini mendukung pariwisata
dan menekankan keuntungan ekonomis
dari
pariwisata.Potensi pariwisata bisa dipakai untuk mendukung macam-macam kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan kerja baru, memperoleh devisa asing yang dibutuhkan bagi pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat dan masih banyak lagi. Selain
itu,
Model
Teknik
Recreational
Opportunity
Spectrum
(ROS)Merupakan teknik identifikasi karakteristik dari suatu kawasan atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
destinasi dengan setting yang berbeda dan memadukanya dengan peluang rekreasi untuk keuntungan terbaik bagi bagi pengguna kawasan atau destinasi dan lingkungan. Misal : kawasan wisata waduk dipadukan dengan wisata olahraga seperti berenang, memancing, dan bersepeda.melihat banyaknya potensi obyek wisata Boyolali khususnya wisata tirta (air) Waduk ini sangat perlu di kembangkan dan dibangun, sebab dengan adanya pariwisata yang maju dan dikenal masyarakat luas akan semakin menjadikan keuntungan tersendiri baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat. Model Pendekatan Advocasy dan Recreational Opportunity Spectrum (ROS)ini juga sangat cocok diterapkan dinas terkait atau pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi obyek wisata Air [Tirta] di Kabupaten Boyolali. D. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGEMBANGAN PARIWISATA Pengembangan pariwisata ini mempunyai dampak positif maupun dampak negatif, maka diperlukan perencanaan untuk menekan sekecil mungkin dampak negatif yang ditimbulkan.Dr. James J. Spillane (1994: 51-62) menjelaskan mengenai dampak positif dan negatif dari pengembangan pariwisata. Dampak positif, yang diambil dari pengembangan pariwisata meliputi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
1. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan. 2. Sebagai sumber devisa asing 3. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata meliputi: 1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka (vulnerability), khususnya kalau Negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing. 2. Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya kalau proyekproyek pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti barang-barang impor, biaya promosi keluar negeri, tambahan pengeluaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
untuk warga negara sebagai akibat dari penerimaan dan percontohan dari pariwisata dan lainnya. 3. Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain, Sedangkan perusahaan kecil harus tergantung dari pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan dimana terjadi konflik aspasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar. 4. Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh. 5. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis disini. 6. Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air, keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional. Menurut Angelina Sondakh, (2010 : 107-108) Adapun beberapa penghambat dalam pengembangan pariwisata antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
1. Belum pulihnya citra keamanan nasional akibat aksi terorisme 2. Belum optimal dan efektifnya pengelolaan pemasaran 3. Belumoptimalnya pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata 4. Sebagai Negara bahari dan tirta, Wisata tirta dan bahari belum dikembangkan secara optimal 5. Masih lemahnya sinergi regulasi di semua level, baik pusat maupun daerah, yang berdampak pada rendahnya investasi dan pembangunan industri pariwisata. 6. Belum efektifnya pengelolaan informasi pariwisata 7. Belum optimalnya pengembangan wisata domestic 8. Masih lemahnya manajemen kemitraan dan jaringan antar pelaku industry pariwisata dan social ekonomi lainnya. 9. Masih terbatanya jumplah SDM professional dalam industry pariwisata 10. Masih belum memadainya sarana dan prasarana pendukung pengembangan industry pariwisata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
E. PERAN DINAS PARIWISATA DAN BUDAYA 1. DEFINISI PERAN Peran berkaitan dengan kontribusi secara riel menuju lebih maju. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Menurut Soekanto (1990: 268) Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utamayang harus dilaksanakan. Berdasarkan pengertian diatas, di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan peran adalah suatu tingkatan kedudukan atau tugas utamayang harus dilaksanakan yang dilakukan oleh manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan dari : a. Obyeknya sudah ada akan tetapi masih belum sempurna maka akan dijadikansempurna, atau yang sedikit dijadikan menjadi banyak, diluaskan atau diperindah. b. Obyeknya sudah sempurna di pelihara terus menerus untuk diwariskan padagenerasi yang akan datang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
2. DEFINISI DINAS Menurut menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1989) pengertian dinas berarti, segala sesuatu yang berkaitan dengan jawatan (pemerintah), bukan swasta. Selanjutnya menurut J.S Badudu (1994) Dinas diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan jawatan pemerintah. (Argyo Demantoto, 2008 : 31) sedangkan Dinas diartikan sebagi bagian kantor pemerintah yg mengurus pekerjaan tertentu jawatan. (www.artikata.com) Sehingga peneliti memberi batasan pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai dari tugas utama yang harus dilaksanakan atau bagian aktivitas yang dimainkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai dengan kedudukan dan statusnya sebagai organisasi pemerintah atau jawatan pemerintah dibidang pariwisata. 3. PERAN DINAS PARIWISATA DAN BUDAYA Pengembangan pariwisata ini tidak lepas dari peran organisasi kepariwisataan pemerintah, seperti Dinas Pariwisata dan Budaya yang mempunyai tugas dan wewenang serta kewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan aset negara yang berupa obyek wisata. Secara teoritis Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah Kontribusi secara nyata dari segala hal yang berkaitan dengan Fungsi Manajemen sebab dalam pengembangan pariwisata diperlukan perencanan, pengorganisasian, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
pelaksanaan, dan pengawasan dan evaluasi. Menurut Hendry Fayol (dalam modul Diktat Asas-Asas Manajemen oleh Priyanto Susilo Adi) Fungsi-Fungsi Manajemen
diantaranya
(Pengorganisasian),
;
Planning
Coordinating
(Perencanaan),
(pengkordinasian),
Organizing (Actuating)
Penggerakan, controlling (Pengawasan). 1. Planning (Perencanaan). Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa fungsi manajemen yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan merupakan fungsi dasar atau fungsi
fundamental
manajemen.
Fungsi
pengorganisasian,
pengkoordinasian, pemberian perintah, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan perencanaan. Dalam organisasi modern masalah perencanaan makin mendapat perhatian karena manfaatnya bagi organisasi makin dirasakan. Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap atau langkah berikut ini. Empat langkah dalam perencanaan ini bias diadaptasi untuk semua kegiatan perencanaan dan pada semua tingkatan organisasi (Husnan, 1988; Handoko, 1984). a) Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan. b) Merumuskan keadaan atau kedudukan saat ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
c) Mengidentifikasi segala kemudahan (factor pendukung) dan hambatan (kendala) untuk mencapai tujuan. d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. 2. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi. T. Hani Hanadoko (1990) mengemukakan bahwa struktur organisasi disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi dan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisiposisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Dengan demikian struktur organisasi
menggambarkan
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. 3. Coordinating (pengkordinasian) Pengkoordinasian
adalah
aktivitas
menghubung
-
hubungkan,
menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semua berlangsung secara tertib dan seirama menuju tercapainya tujuan
tanpa
terjadi
kekacauan, percekcokan, commit to user
kekembaran
atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
kekosongan kerja.Tugas pengkoordinasian ini adalah tugas manajer. Karena adanya pembagian kerja dan spesialisasi didalam mencapai tujuan, maka koordinasi itu mutlak perlu, sebab tanpa koordinasi maka masingmasing karyawan atau satuan-satuan dalam suatu organisasi akan berjalan sendiri yang mungkin menuju kepelbagai arah atau tidak pernah bertemu pada tujuan yang sama. Tanpa koordinasi, individu-individu dan satuansatuan organisasi akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. 4. Actuating (Penggerakan) Actuating adalah menggerakkan orang (bawahan) agar supaya mau bekerja dengan sendirinya atau dengan penuh kesadaran untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Actuating berarti pendorongan semangat kerja dan penjurusana aktivitas bawahan agar menuju kepada maksud yang dikehendaki dan rencana yang tekah ditetapkan. Jika manajer melakukan aktifitas ini, berarti iaharus membangkitkan semangat kerja bawahan, memelihara semangat tersebut, mendorong dan menjuruskan kea rah timbulnya aktivitas yang positif dengan melakukan pembibingan yang aktif, memberi perintah-perintah kerja, penugasan-penugasan, sehingga semua aktivitas bawahan benar-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
benar menjurus kearah maksud yang dikehendaki serta rencana yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. 5. Controlling (Pengawasan). Pengawasan (controlling) adalah aktifitas manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terkendali pelaksanaannya sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana yang ditetepkan dan atau hasil yang dikehendaki. Rencana yang bagaimanapun baiknya dapat saja tidak terealisasikan sepenuhnya atau bahkan gagal sama sekali bila manajer tidak melakukan pengawasan. Dengan demikian pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pentingnya Manajemen Bagi Organisasi Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen (T. Hani Handoko, 1990) : 1. Untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,
sasaran-sasaran
dan
kegiatan-kegiatan
yang
saling
bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen, masyarakat dan pemerintah. 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan melihat efisiensi dan efektivitasnya. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau dilihat dalam praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerjasama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial. Pemerintah
dan
penyebarluasan
Pemerintah informasi
Daerah
kepada
menjamin
masyarakat
ketersediaan untuk
dan
kepentingan
pengembangan kepariwisataan.Pemerintah Daerah dapat mengembangkan dan mengelola sistem informasi kepariwisataan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan Pemerintah melakukan koordinasi strategis lintas sektor pada tataran kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan. Pemerintah juga harus melakukan Koordinasi strategis lintas sektor yang meliputi: a.
Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina
b.
Bidang keamanan dan ketertiban commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
c. Bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan d.
Bidang transportasi darat, laut, dan udara dan
e.
Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.
Menurut Angelina Sondakh, (2010 : 95). Untuk mendorong pemerintah daerah (pemda) dalam menyusun program pengembangan pariwisata daerah, maka perlu dilakukan enam langkah, diantaranya : 1. Mewadahi, membangun, dan mengembangkan manfaat potensi pariwisata sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja 2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur serta pemberdayaan tugas dan fungsidinas pariwisata daerah sebagai fasilitator dan regulator pengembangan pariwisata di daerah. 3. Meningkatkan kesempatan berusaha dan ketertiban masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata 4. Melaksanakan kerjasama pariwisata antara pemerintah daerah dan dunia usaha 5. Menciptakan dan menjaga suasana ketentraman dan kteratiban masyarakat 6. Mendorong pengembangan pariwisata daerah difokuskan pada kebijakan perbaikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kebijakan tersebut dilakukana dengan menerbitkan Permendagri No 24 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan satu pintu (PPTSP). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Menurut (Oka A. Yoeti, 1997: 48 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 29-30) Sebagaimana suatu organisasi yang di beri wewenang dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya, ia harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata pada umumnya : 1. Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya. 2. Melakukan koordinasi diantara bermacam-macam usaha, lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk mengembangkan industri pariwisata. 3. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri. 4. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat menguasai pasaran diwaktu-waktu yang akan datang. 5. Menyediakan semua perlengkapan dan fasilitas untuk kegiatan pemasaran pariwisata, sehingga dapat diatur strategi pemasaran keseluruh wilayah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
6. Merumuskan
kebijakan
tentang
pengembangan
kepariwisataan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana. Disamping itu Peran Dinas Pariwisata dan Budaya pada hakekatnya sesuai dengan TUPOKSI yang ada. Adalam hal ini TUPOKSI Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten/Kota secara makro, diantaranya : 1. perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan kepariwisataan 2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kebudayaan dan kepariwisataan 3. pembinaan dan fasilitasi bidang kebudayaan dan kepariwisataan lingkup provinsi dan kabupaten/kota 4. pelaksanaan tugas di bidang sejarah, kepurbakalaan dan permuseuman, nilai budaya, seni dan film, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata 5. pemantauan,
evaluasi
dan
pelaporan
kepariwisataan 6. pelaksanaan kesekretariatan dinas
commit to user
bidang
kebudayaan
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya (Perda jateng No. 6 tahun 2008 tentang tata kerja dinas daerah provinsi jawa tengah) Oleh karena itu peranan organisasi kepariwisataan pemerintah disini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan pariwisata disuatu daerah.Selain itu perlu pula disiapkan beberapa hal, seperti sumber daya yang ada, mempersiapkan masyarakatnya serta kesiapan sarana penunjang lainnya, karena bagaimanapun juga wisatawan menghendaki pelayanan yang memuaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
2)
KERANGKA PIKIR Potensi Obyek Wisata Tirta dikembangkan, tetapi belum digali secara maksimal
Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Pada Tahun 2012 dalam ;
Faktor Penghambat Pengembangan Obyek Wisata Tirta, meliputi : a.
Kurangnya kelompok sadar wisata
b.
Rendahnya wisatawan
c.
Terbatasny aanggaran
d.
Rendahnya Kepedulian pengembangan SDM
e.
Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia.
1.
Perencanaan
2.
Kerjasama
3.
Promosi
4.
Kelembagaan
Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta, Meliputi Aspek : 1.
Attraction
2.
Fasilitas
3.
Insfrastruktur
4.
Promosi
5.
Comunication
Faktor Pendukung Pengembangan Obyek Wisata Tirta, Meliputi : a.
Potensi Wisata
b.
Perhatian Pemerintah propinsi dan daerah
c.
Perhatian dari Dinas Pariwisata Propinsi Jawa tengah
Obyek Wisata Tirta menjadi salah satu Wisata unggulan di Kabupaten Boyolali pada Tahun 2012
Bagan 3.2 Bagan Kerangka Pikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Adapun Uraian dari Kerangka Pikir diatas dapat diuraikan : Potensi Obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali dikembangkan, namun belum digali secara maksimal. Ada sekitar delapan obyek wisata air yang ada di wilayah kabupaten Boyolali diantaranya meliputi : 3 waduk, 3 umbul pemandian, 1 Air terjun , dan beberapa wisata rekreasi air buatan yang secara khusus semuanya perlu digali potensinya. Untuk itu peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata diperlukan untuk mengembangkan potensi obyek wisata air tersebut. Pengembangan wisata tirta tidak lepas dari peran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sesuai dengan Tupoksinya, salah satunya adalah melakukan pengembangan destinasi pariwisata, yang meliputi ; Perencanaan Pengembangan Potensi Wisata Air Tahun 2011 seperti di Wisata Tlatar, Pengging, Bade, Cengklik, Kedungombo. Kerjasama antar lintas sektor seperti SKPD Kabupaten, DPU, BPKAD, PSDA, Perhutani, dsb. Promosi dalam pemasaran wisata di Kabupaten Boyolali dengan Website, Javapromo, Website Pemerintah Kabupaten Boyolali, Pemutaran VCD potensi wisata Kabupaten Boyolali Tahun 2011 dan bookflet
Pesona
Wisata
Kabupaten
Boyolali
2012.
Kelembagaan
dalam
Meningkatkan Sumber Daya Manusia, seperti Pembinaan dan Pelatihan kepada internal Disbudpar yang rutin di adakan setiap tahunnya. Dalam upaya pengembangan wisata tirta ini, diperlukan prioritas aspek pengembangan pariwisata/ wisata air, meliputi : attraction, facility, infrastuctur, transportasi, promotion, comunication. Akan tetapi dalam pengembangan pariwisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
perlu memperhatikan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam upaya pengembangan pariwisata, sehingga tercipta pengembangan pariwisata yang sesuai dengan karakteristik tempat wisata , kondisi sosial sekitar, dan efektif. Adapun faktor pendukungnya meliputi : potensi wisata, perhatian pemerintah propinsi dan daerah, serta perhatian Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan Faktor Penghambatnya meliputi : kurangnya kelompok sadar wisata, rendahnya wisatawan, terbatasnya anggaran, rendahnya kepedulian pengembangan sumber daya manusia, dan rendahnya kualitas sumber daya nanusia. Dengan melihat analisis faktor penghambat dan pendukung pengembangan obyek wisata atau pariwisata di Kabupaten Boyolali di harapkan mampu membantu sektor prioritas aspek pengembangan pariwisata atau wisata air dalam mewujudkan obyek wisata tirta yang unggul pada tahun 2011 dan 2012, sehingga obyek Wisata Tirta menjadi salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya peneliti mengungkap sejumplah cara yang diatur secara sistematis, logis, rasional, dan terarah tentang bagaimana pekerjaan sebelum, ketika dan sesudah pengumpulan data. Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan demikian, metode penelitian merupakan suatu pengetahuan untuk menggali kebenaran suatu metodologis dengan sistematis dan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada sebuah karya tulis ilmiah sehingga penelitian yang dilakukan dapat menjawab secara ilmiah sehingga penelitian yang dilakukan dapat menjawab secara ilmiah perumusan masalah yang telah di tetapkan. A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitis kualitatif, dimana peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan. James Spradley (1980) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan dengan menghimpun data dalam keadaan sewajarnya, mempergunakan cara kerja yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak kehilangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
sifat keilmiahannya. Langkah-langkah Dalam penelitian kualitatif bahwa peneliti merupakan instrumen utama dalam memilih proyek atau topik yang akan dijadikan penelitian, merumuskan data, mengumpulkan data, membuat catatan terkait kondisi di lapangan, menganalisis data, dan terakhir menulis hasil laporan dan temuantemuan yang ada di penelitian. B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di tempat-tempat yang terkait dengan pengembagan obyek wisata Air seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Unit pengembangan UPT Wisata Tirta, beberapa Obyek wisata tirta, lingkungan obyek wisata tirta dan sebagainya. Karena Kabupaten Boyolali mempunyai pontensi wisata yang sangat banyak sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali. C.
Sumber Data
Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid. Data adalah suatu fakta atau keterangan dari obyek yang di teliti. Jenis data yang ada yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Dalam penelitian ini, peneliti mengemukanan dua jenis sumber data yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menunjang, yaitu : 1. Sumber Data Primer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara. Sampel infoman yang diambil dengan memilih infoman yang dianggap mengelathui informasi dan masalah secara mendalam tentang obyek penelitian dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap (purposive sampling). (HB. Sutopo, 2002 : 56). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah Kepala bidang Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Kasubbag UPT Tirta, dan beberapa pihak yang terkait didalam pengembangan obyek wisata, sepert pihak pengelola obyek wisata air, pengunjung (wisatawan lokal/asing), pedagang, dan masyarakat sekitar obyek wisata. 2. Sumber Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain secara tidak langsung, yang dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen resmi yang berkaitan dengan obyek penelitian baik secara nasional, daerah, catatan-catan penunjang, dan literature, buku-buku perpustakaan, Koran, majalah, dokumentasi, arsip-arsip dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang digunakan sebagai pelengkap dan pendukung dari data primer. D.
Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui beberapa cara yaitu : 1. Wawancara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti. Dalam interaksi itu peneliti berusaha mengunagkap gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan tanya jawab. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengalai informasi dari infoman atau orang yang dianggap mengetahui tentang permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh : rekonstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan,
dan
sebagainya,
rekonstruksi
keadaan
tersebut
berdasarkan
pengalaman masa lalu, proyeksi keadaan tersebut diharapkan terjadi pada masa yang akan datang dan verifikasi, pengecekan, dan pengembangan informasi yang telah didapat sebelumnya. Tahapan-tahapan dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti meliputi: menentukan siapa yang diwawancarai, mempersiapkan wawancara, pendahuluan, melakukan wawancara dan menjaga agar produktif, dan menghentikan wawancara. Agar wawancara dapat berhasil dengan baik peneliti (pewawancara) mengikuti aturan-aturan dan kesopanan sebagaimana yang dianut oleh pihak yang diwawancarai, disamping itu pewawancara meninggalkan kesan baik dalam pelaksanaan wawancaranya. 2. Dokumentasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data tertulis yang sudah ada sebelumnya. Teknik pengambilan data secara tertulis bersumber pada catatan-catatan, arsip-asip, gambar atau foto pada acara tertentu yang ada di lokasi penelitian. Yang berkaitan dengan penelitian dan bertujuan untuk memperjelas dan mendukung proses penelitian. 3. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat non-verbal. Sekalipun dasar utama daripada metode observasi adalah penggunaan indra visual, tapi juga dapat melibatkan indera-indera lain seperti pendengaran, rabaan, memandang dan penglihatan terhadap fenomena sosial dan gejala-gejala yang terjadi. . Dengan teknik observasi ini kita tidak akan mengabaikan teknik pengumpulan data yang lainnya. Langkah-langkah observasi antaralain: a. Menentukan tujuan dari pada penelitian b. Menentukan kelompok obnyek yang akan diobservasi c. Menerobos masuk ke kelompok subyek yang di teliti d. Mengakrabkan dengan subyek yang diteliti e. Melakukan penelitian dngan mengamati dan mencatat keadaan lapangan dalam jangka waktu tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
f. Mengatasi krisis yang terjadi, seperti misalnya bila peneliti dianggap sebagai mata-mata.keluar dari penelitian pengamatan g. Menganalisis data dan menulis laporan penelitian E.
Validitas Data
Validitas data akan membuktikan apa yang diamati kelompok peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada di dalam kenyataan di lokasi penelitian dan apakah penjelasan yang diberikan mengenai deskrepsi permasalahan yang sebenarnya atau tidak. Menurut H.M Sonny Sumarsono (2004 : 78), Validitas data merupakan penggunaan
penarikan
contoh
sebagai
wakil
seluruh
populasi,
untuk
diamati/dikumpulkan datanya, kemudian dibahas dan diambil kesempatan untuk mengenai keadaan keseluruhan populasi. Untuk mengetahui suatu data tersebut valid (terjaga keabsahannya) Peneliti menggunakan teknik Triangulasi data. Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang di manfaatka sesuatu yang lain diluar data itu. Artinya dalam mengecek kebenaran data tersebut, peneliti menggunakan beberapa informan/ sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Sedangkan Lexy J Moelong, 2002 : 178), mengungkapkan
Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
F.
Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini mengunakan model Analisis interaktif. Untuk menyajikan data tersebut agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interactive Model Analysis dari Miles dan Huberman (1984: 23). Dalam model ini kegiatan analisis dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. 1. Tahap Reduksi Data. Reduksi data yaitu proses pemilihan data kasar dan masih mentah yang berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung melalui tahapan membuat ringkasan, memberi kode, menelusur tema, dan menyusun ringkasan. Tahap reduksi data yang dilakukan peneliti adalah menelaah secara keseluruhan data yang dihimpun dari lapangan mengenai Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali, kemudian memilah-milahkannya ke dalam kategori tertentu. 2. Tahap Penyajian Data Seperangkat hasil reduksi data kemudian diorganisasikan ke dalam bentuk matriks (display data) sehingga terlihat gambarannya
secara lebih utuh.
Penyajian data dilakukan dengan cara menyampaikan informasi berdasarkan data yang dimiliki dan disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
mudah dipahami. Pada tahap ini peneliti membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis sehingga tema Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali 3. Tahap Verifikasi Data/Penarikan Simpulan Verifikasi data penelitian, yaitu menarik simpulan berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, kemudian peneliti mengambil simpulan yang bersifat sementara sambil mencari data pendukung/menolak kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian tentang simpulan yang telah diambil dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis yang melahirkan simpulan yang dapat dipercaya. Gambar Tahap Analisis Data Pengumpulan data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan simpulan/ Verifikasi
(H.B. Sutopo 2002 : 96) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Gambaran Umum Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak 110° 22` - 110° 50` BT dan 7° 7` - 7° 36` LS, serta mempunyai jarak bentang 48 km dari Barat ke Timur dan 54 km dari Utara ke Selatan dengan ketinggian antara 75-1.500 meter di atas permukaan laut. Batas-batas administratif Kabupaten Boyolali adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo dan Sragen
Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan DIY
Sebelah Barat
: Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang
Jarak tempuh antara kota Boyolali dengan beberapa obyek wisata air di Kabupaten Boyolali terjauh adalah 49 km yaitu ke Waduk Kedungombo kecamatan Kemusu sedangkan untuk terdekatnya adalah 4 km yaitu ke Wisata Air Tlatar di desa Kebun bimo kecamatan kota Boyolali. Berikut jarak tempuh dari kota boyolali ke obyek wisata Tirta (Air) ;
Boyolali – Wisata Air, Tlatar jarak tempuh 4 km
Boyolali – Wisata Air, Pengging jarak tempuh 11 km
Boyolali – Wisata Air, Waduk Cengklik jarak tempuh 23 km commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Boyolali – Wisata Air, Waduk bade jarak tempuh 37 km
Boyolali – Wisata Air, Waduk Kedungombo jarak tempuh 49 km
a. Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali Menurut data dalam Kabupaten Boyolali dalam Angka tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Boyolali secara keseluruhan adalah 953.839 jiwa, yang tersebar di 19 kecamatan. Jumplah penduduk tertingi berada di kecamatan Ngemplak yaitu 71.111 jiwa. Sedangkan jumplah penduduk paling sedikit berada di kecamatan Selo yaitu 26.937 jiwa. Untuk lebih jelasnya lihat ke tabel. Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kecamatan
Luas (km/segi)
Jenis kelamin
Lakilaki Selo 56. 0780 13.114 Ampel 90. 3910 33.775 Cepogo 52. 0980 26.222 Musuk 65.0410 29.495 Boyolali 26.2510 29.408 Mojosongo 43.4110 25.259 Teras 29.9360 22.855 Sawit 17.2330 16.320 Banyudono 25.3790 21.770 Sambi 46.4950 24.162 Ngemplak 38.5270 35.088 Nogosari 55.0840 29.635 Simo 48.0400 21.074 Karanggede 41.7560 19.526 Klego 51.8770 22.602 Andong 54.5280 30.314 Kemusu 49.0840 22.895 Wonosegoro 90.9980 27.037 Juwangi 79.9940 17.311 Total 1.015.1010 467.762 2009 1.015.1010 466.481 commit to user
perempuan 13.823 35.190 27.058 31.322 30.233 26.200 23.096 16.673 23.308 24.495 36.023 31.153 27.593 20.966 23.421 31.538 23.505 27.037 17.311 486.077 485.236
Total 26.937 68.965 53.280 60.717 59.641 51.459 45.951 32.990 45.078 48.657 71.111 60.788 43.667 40.492 46.023 61.853 46.400 54.865 34.963 953.839 951.717
Kepadatan 480 763 1.005 934 2.272 1.185 1.535 1.915 1.776 1.046 1.846 1.104 909 990 887 1.134 468 590 437 940 938
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
2008 2007
1.015.1010 464.837 484.757 1.015.1010 463.297 483.731 ( Sumber ; BPS Kabupaten Boyolali)
949.594 947.026
935 933
b. Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Boyolali Penduduk Kabupaten Boyolali yang tersebar di 19 wilayah kecamatan memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi, mulai dari tidak sekolah sampai dengan tamat perguruan tinggi. Informasi mengenai tingkat pendidikan mempunyai arti penting dalam memetakan potensi sumber daya manusia (SDM) di suatu wilayah. SDM yang memiliki latarbelakang/tingkat pendidikan yang memadai akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada pembangunan wilayah. Dari seluruh penduduk Kabupaten Boyolali yang berusia lima tahun ke atas, yang terbanyak adalah lulusan SD (Sekolah Dasar) yakni sejumlah 294.783 orang. Jumlah penduduk yang tamat perguruan tinggi/akademi merupakan kelompok terkecil, yakni tamat PT dengan jumlah 19.514 orang, tamat akademi/DIII 21.175 orang, tamat SLTA 118.050.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Penduduk Kab. Boyolali Dalam Angka Tahun 2010 No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kecamatan Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Sawit Banyudono Sambi Ngemplak Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi Total 2009 2008 2007
PT/D IV 110 304 753 603 2.068 879 1.404 656 788 758 887 465 1.836 439 439 487 199 222 224 19.514 12.295 12.515 12.070
Pendidikan Terakhir Akademi/ SLTA SLTP SD D3 66 1.228 2.747 10.541 332 3.132 6.341 22.385 445 6.115 7.323 19.435 642 4.284 5.717 19.228 2.708 1.1137 9.977 15.198 1.553 7.195 7.921 16.246 6.542 7.404 6.542 7.540 772 6.154 5.622 8.898 787 6.979 5.244 12.094 765 8.591 10.862 12.540 977 10.938 16.874 22.849 713 6.628 11.602 19.207 1.982 8.000 10.279 11.861 449 6.974 8.663 14.051 799 3.596 6.691 16.501 536 6.436 10.899 16.896 326 4.000 4.110 19.931 593 7.588 10.895 21.052 188 1.671 3.171 8.412 21.175 118.050 154.480 294.783 13.342 119.697 158.656 305.211 13.868 118.825 158.124 303.758 13.406 118.091 156.049 302.909 (Sumber ; BPS Kabupaten Boyolali)
Tidak Tamat 11.130 29.926 13.605 24.591 12.799 12.740 5.847 7.810 11.979 10.501 10.787 16.038 5.428 5.857 13.397 20.948 13.105 8.653 18.483 253.624 270.515 271.515 274.523
Jumplah 25.455 62.420 47.676 55.065 53.887 46.534 41.281 29.911 41.871 44.025 63.313 54.653 39.385 36.433 41.333 56.111 41.664 49.003 31.348 860.368 860.563 860.605 877.169
2. Gambaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Dalam pembangunan dan pengembangan obyek wisata selain pemerintah daerah yang perlu berperan aktif adalah dinas terkait. Sebab keberadan dinas ini sangat dibutuhkan untuk membangun, mengembangkan dan mengelola sector pariwisata, oleh karena itu tugas dinas kebudayaan dan pariwisata berkaitan dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
segala bentuk penyelenggaraan pariwisata, baik yang berskala local, nasional, dan internasonal. Di Indonesia, hampir di kabupaten dan kota mempunyai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebab dinas ini merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membantu Bupati atau walikota guna memajukan sector ekonomi pariwisata sekaligus sebagai lumbung pemasukan pendapatan asli daerah. Salah satunya adalah Kabupaten Boyolali, peran dinas kebudayaan dan pariwisata sangat dibutuhkan oleh bupati guna membantu pembangunan sector pariwisata. Kabupaten Boyolali, memiliki bentangan alam yang potensial di bidang pariwisata sehingga perlu fasilitator yang mengelola dan mengembangkan potensi alam tersebut. bentangan alam tesebut berupa hampaan pesawahan, pedesaan, perbukitan, pegunungan, waduk, hutan dan sumber mata air semua ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata terpadu baik wisata alam, wisata tirta maupun wisata budaya dan wisata lainnya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai dinas terkait yang berwenang dalam menyelenggarakan urusan pariwisata, diperlukan sebagai fasiltator dan pembuat regulasi dalam membangun, mengembangkan dan mengelola aset yang potensial ini. Dinas Pariwisata Kabuapten Boyoalali terletak di jalan raya BoyolaliSolo km. 2 Boyolali, tepatnya berada di wilayah kecamatan Mojosongo. Untuk menuju kantor dinas kebudayaan dan pariwisata cukup mudah sebab berada di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
pinggir jalan raya utama Solo- Semarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali memiliki Struktur organisasi dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya, berikut struktur organisasi dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Boyolali ;
KEPALA
Kelompok Jabatan Fungsional
Seketariat
Subbag Umum Kepegawaian
Bidang Kebudayaan
Bidang Pemasaran
Seksi kesenian, Bahasa, dan Film
Seksi promosi dan kemitraan
Seksi Sejarah, Budaya dan Purbakala
Seksi Sumber daya Pariwisata UPTD
Subbag Keuangan
Subbag Perencanaaan dan pelaporan
Bidang Pengembangan
Seksi sarana prasarana obyek wisata
Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata
1. Wisata Alam 2. Wisata Tirta 3. Wisata Budaya
(Bagan 4.1 Struktur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Adapun untuk tugas, fungsi dan pokok dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Boyolali adalah ; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi: 1. perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan 2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan kepariwisataan 3. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan dan kepariwisataan 4. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
a)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Menyusun
rencana
program
kerja
kegiatan,
laporan
kinerja
dan
pertanggungjawaban pelaksananaan tugas memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan. Selain itu mendistribusikan tugas,
memberikan
petunjuk,
dan
commit to user
arahan
kepada
bawahan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
mengoordinasikan prioritas pengaturan, pembinaan dan peningkatan obyek pariwisata. Mengoordinasikan
pelaksanaan
tugas
di
bidang
kebudayaan
dan
kepariwisataan, menyelenggarakan perizinan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan sesuai kewenangannya, memberikan rekomendasi teknis perizinan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Melakukan pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis Dinas di jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan serta memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. b)
Sekretariat, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan surat-menyurat, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, pengelolaan barang, urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan dan pelaporan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi: Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian Pengelolaan keuangan dan Pengelolaan perencanaan dan pelaporan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Sealin itu juga mempunyai tugas pokok memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan surat-menyurat, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, pengelolaan barang, urusan c)
Bidang Kebudayaan, mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengembangan,
pelestarian
dan
pengelolaan
kebudayaan.
Dalam
menyelenggarakan tugas pokok Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi: Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan Pengoordinasian
pelaksanaan
pelestarian,
perlindungan,
pembinaan,
pemanfaatan, dan pengawasan aset yang bernilai budaya daerah Pembinaan dan pengembangan pelestarian bidang kebudayaan, meliputi kesenian, bahasa dan perfilman, sejarah nilai budaya, dan kepurbakalaan. d)
Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan pembinaan, pengembangan, pemantauan dan pemasaran wisata. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai fungsi:
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pemasaran pariwisata
Perumusan, perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan, pengembangan pemasaran wisata
e)
Pengawasan dan pengendalian dan pelaporan kegiatan pemasaran wisata.
Bidang Pengembangan Pariwisata, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan pembinaan, pendataan dan pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
pemantauan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana prasarana dan obyek wisata, serta usaha pariwista. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pariwisata mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan pariwisata
Perumusan, perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan, pendataan dan pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan, pemantauan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana prasarana wisata dan obyek wisata serta usaha pariwista
Pengawasan, pengendalian dan pelaporan kegiatan pembinaan, pendataan dan pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan, pemantauan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana prasarana wisata dan obyek wisata.
f)
UPTD Kawasan Wisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dalam urusan pengelolaan Kawasan Wisata. UPTD dibagi menjadi 3 yaitu ; 1. UPTD Wisata Alam di Selo 2. UPTD Wisata Tirta di Tlatar 3. UPTD Wisata Kebudayaan di Pengging UPTD Kawasan Wisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis, diantaranya ;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
Pelaksanaan teknis penerimaan jenis pendapatan yang berada di obyek wisata di wilayah kerjanya
3.
Pemeliharaan kekayaan yang berada di obyek wisata di wilayah kerjanya
Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan obyek wisata di wilayah kerjanya
Perkembangan Wisata Tirta (Air) di Kabupaten Boyolali Ditinjau dari segi pembangunan pariwisata, pemerintah Kabupaten Boyolali
telah mencanangkan rencana pengembangan global Kawasan Wisata Air, diantaranya di Waduk Cengklik, Waduk Bade, Waduk Kedungombo, dan beberapa waterboom untuk dikembangkan menjadi obyek andalan di Kabupaten Boyolali. Sesuai dengan visi dan misi pemerintah Kabupaten Boyolali periode ini “PRO INVESTASI” dinas kebudayaan dan pariwisata di instruksikan oleh Bupati untuk membuat rencana pengembangan kawasan obyek wisata, baik air maupun obyek wisata lainnya. Ada beberapa studi perencanaan pengembangan obyek wisata yang di lakukan oleh pemerintah Kabupaten Boyolali diantaranya pengembangan kawasan wisata air wauk Kedungombo, Bade, dan Cengklik yang semua itu tujuannya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Saat ini andalan wisata air di Kabupaten boyolali adalah Wisata Air Tlatar dan Pengging yang terletak di kecamatan Boyolali dan Kecamatan Banyudono. Kawasan wisata air lain yang akan dikembangkan diantaranya waduk cengklik, waduk bade commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
dan waduk kedungombo yang masing-masing dari waduk tersebut berada di kecamatan Klego, Ngemplak, dan Kemusu. Untuk tahun ini pemerintah Kabupaten Boyolali juga berencana mengembangakan kawasan umbul tirtomoyo di kecamatan Sawit, pengembangan ini di dasarkan atas potensi yang dimiliki sehingga menjadi wisata air andalan selain Tlatar dan Pengging. Kawasan Wisata Air di Kabupaten Boyolali menyajikan pemandangan alam yang indah, hamparan air luas, rekreasi pemancingan, taman-taman, udara yang sejuk dengan pemandangan alam mempesona. Selain masih disajikan beberapa kegiatan kebudayan kebudayaan masyarakat juga masih menampilkan ciri khas sebagai masyarakat agraris tradisional. Wilayah tipografi Kabupaten Boyolali yang sebagian besar di domnasi oleh pegunungan dan perbukitan ini juga menjadi kombinasi perpaduan dalam mengembangkan wisata air, dukungan dari masyarakat dan keramahan masyarakatnya menjadikan ciri khas tersendiri dalam mengembangkan wisata air ini. Di samping itu daerah kecamatan lainnya yang memiliki daya tarik wisata air yang banyak dipadukan dengan pedesaan, kebudayaan dan salah satunya sudah dicanangkan sebagai kawasan obyek wisata air, adalah Kecamatan kota Boyolali dan Banyudono.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
B. PEMBAHASAN 1. Potensi Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi air berupa waduk dan umbul. Beberapa wisata air yang ada di Kabuapten Boyolali ini seperti ; wisata air tlatar, wisata air pengging, wisata air waduk cengklik, wisata waduk bade, wisata waduk kedungombo, dan beberapa umbul kecil lainya. Di obyek wisata alam tirta, pengunjung dapat menikmati dan memanfaatkan sumber air bersih antaranya untuk olahraga renang dan pemancingan. Disamping itu juga disajikan dengan berbagai atraksi, fasilitas, infrastruktur, promosi dan pengembangan sumberdaya manusia. Untuk atraksi yang disajikan berupa pemandangan, udara yang sejuk dan bersih, panorama pegunungan, hamparan air, dan berbagai kesenian tradisional masyarakat sekitar. Pengunjung juga bisa menikmati fasilitas rumah makan apung, warung makan, taman air, homestay, kapal, fasilitas bangunan seperti kolam renang, gedung pertemuan, TIC, arena bermain, dan arena softbool dan outbond, Sarana MCK, Musola/Masjid. Dari segi infrastruktur pengunjung jangan khawatir, sebab di sebagian besar wisata air di Kabupaten Boyolali dilengkapi dengan bangunan permanen, jaringan listrik, jaringan konunikasi sinyal, Sistem pembuangan air/kotoran.dan masih banyak lagi yang bisa dinikmati pengunjung. Berbicara mengenai potensi wisata Kabupaten Boyolali sangat banyak, yang dikarenakan letak geografisnya yang mendukung seperti pegunungan, perbukitan dan sumber mata air yang melimpah membuat Kabupaten Boyolali mempunyai sejuta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
pesona. Untuk wisata tirta memang sangat potensial sekali dikembangkan di Kabupaten Boyolali sebab beberapa sumber mata air mulai dari yang alami sampai buatan ada semua disini. Untuk itu perlu pegembangan dan pengelolaan secara bertahap untuk memanfaaatkan potensi air ini. Ada 3 Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali diantaranya : 1. Potensi Wisata Alam Pegunungan, disini pengunjung bisa menimati keindahan alam pegunungan yang sejuk dan berbagai macam tanaman dan sayuran. Di Kabbupten Boyolali juga terdapat 2 gunung yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang terletak di kecamatan Selo dan kecamatan Ampel, sebagai potensinya pengunjung atau wisatawan lokal atau asing bisa menikmati kawasan wisata Irung pertruk, UGA (Urusan Gunung Berapi), Home Teater, Homestay, Lapangan tenis, Gedung Diklat, Desa wisata dan Wisata agro. 2. Potensi Wisata Tirta, disini pengunjung bisa menikmati wisata air alami dan buatan yang sama-sama menyajikan suasana yang diinginkan pengunjung atau wisatawan. Wisata air di Kabupaten Boyolali dalam pengemasanya di padukan dengan panorama keindahan alam, bentangan perbukitan, dan kawasan hutan wisata. Selain itu pengunjung dan wisatawan juga bisa menikmati sejuknya udara di kawasan wisata air, Failitas seperti kolam renang standart nasional, taman air, rumah makan lesehan, pemancingan, kios cinderamata, arena olahraga, Balai benih ikan. Untuk wisata air di Kabupaten Boyolali ada di wisata air tlatar, pengging, waduk cengklik, waduk kedung ombo, dan waduk bade. 3. Potensi
Wisata
Budaya,
pengunjung dan commit to user
wisatawan
bisa
menikmati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
keanekaragaman tradisi dan budaya masyarakat sekitar seperti di kawasan wisata air pengging ada Peninggalan keraton Surakarta, makam R. Ng Yosodipuro, Makam Padmonegoro, Masjid Cipto Mulyo, dan beberapa umbul seperti umbul sunsang, umbul dudo, temanten, ngabean, dan kapujanggan. Makan Ki Ageng Pantaran dan Makan Gunung Tugel. Berdasarkan wawancara dengan pak Agus Purwanto (Kabid pengembangan obyek wisata Disbudpar Kabupaten Boyolali) ada 3 potensi wisata di kabupaten, berikut kutipan wawancara dengan Pak Agus : “klo potensi wisata kabupaten boyolali ada 3 yaitu ; Wisata alam itu di kawasan selo, gunung merapi-merbabu, irung pertuk. Wisata tirta itu diantaranya tlatar, pengging, cengklik, bade, kedungombo. Wisata budaya itu di penging, cepogo. kawasan pantaran yang sedang dikembangkan sama wisata airnya dan sebenarnya masih banyak potensi-potensi yang perlu digali, karena kabupaten boyolali memiliki potensi wisata yang tidak dimiliki kabupaten lainnya.” (wawancara, 28 Mei 2012) Selain itu potensi wisata, terutama air ada di beberapa obyek wisata seperti pengging, tlatar, waduk cengklik, bade, dan kedungombo. Yang merupakan wisata air andalan yang berada di Kabupaten Boyolali. Menurut Pak Hartono (Subbag Perencanaaan dan Pelaporan) ada beberapa wisata air di Kabupaten Boyolali, berikut petikan saat wawancara dengan beliau : “ Tlatar, Pengging, Cengklik, Waduk Bade, Waduk Kedungombo mas, kemudian untuk Air Terjun Kedung kayang memang sebagian untuk wilayahnya terutama yang bagian atas milik kabupaten boyolali, namun untuk air terjunnya berada kabupaten magelang.” (Wawancara, 24 Mei 2012) begitu pula dengan Ibu Siti Munawaro (Seksi sarana prasarana) juga mengatakan perihal yang sama tentang wisata air di Kabupaten Boyolali, berikut petikan saat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
wawancara dengan Ibu Siti Munawaroh ; “Tlatar, Pengging, Cengklik, Bade, Kedungombo, sedangkan untuk air terjun kedung kayang, itu bukan milik Kabupaten Boyolali dan milik kabupaten magelang.sebab untuk air terjunnya itu wilayah kabupaten Magelang, untuk wilayah milik kabupaten Boyolali berada di atas.” ( wawanacara, 24 Mei 2012) Meskipun begitu, ada beberapa obyek wisata air yang menjadi unggulan, namun untuk pengembangan wisata-wisata air terus dilakukan. terbukti dengan makin di kelolanya waduk-waduk dengan membanguan saran-prasaran penunjang pengunjung. keberadaan air yang melimpah di beberapa wilayah kecamatan kabupaten boyolali potensial untuk di manfaatkan sebagai saran rekreasi keluarga, teman, maupun hanya sekedar mencari petualangan. Upaya pengembangan wisata air terus dilakukan oleh pemerintah daerah dan dinas terkait adapun beberapan pengembangan wisata air terletak ; 1. Pembangunan waterboom di kecamatan Sawit dan Sambi, pembangunannya di realisasikan tahun 2012. 2. Waterpark di Tlatar 3. Pembuatan taman bermain di waduk cengklik 4. Kolam renang, dan taman air di desa sampetan kecamatan Ampel daerah kaki gunung merbabu 5. Waterboom dan taman air di waduk bade 6. Pengembangan umbul kendhat di kawasan wisata air pengging 7. Kolam berendam di pantaran kecamatan Ampel commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Berikut ungkapan ibu Siti munawaroh (Seksi pengembangan sarana prasarana) terkait pengembangan obyek wisata air, terungkap bahwa dinas kebudayan dan pariwisata Kabuapten Boyolali serius melakukan pengembangan obyek wisata air. berikut petikan saat wawancara : “ada beberapa mas yang sedang kami kembangkan untuk tahun ini dan tahuntahun kedepannya diantaranya di Tlatar, Cengklik, Sampetan, Umbul kendhat dan Pantaran ampel” (wawancara, 24 Mei 2012) pengembangan ini menjadi langkah awal menjadikan wisata tirta sebagai wisata unggulan di Kabuapten Boyolali selain wisata alam di kawasan selo dan arga merapimerbabu. Ada beberapa pengembangan yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Boyolali tahun ini di antaranya pembangunan waterboom di kecamatan Sawit dan Sambi, pembuatan taman wisata di waduk bade kecamatan Klego, pembuatan kolam renang dan taman air di desa sampetan kecamatan Ampel daerah kaki gunung merbabu. Kabupaten Boyolali kaya akan suberdaya alam, salah satunya melimpahnya air yang terhampar luas di wilayah ini, beberapa potensi wisata air yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali di antaranya sebagai berikut ; a.
Kawasan Wisata Air Tlatar Wisata air Tlatar merupakan salah satu wisata unggulan di Kabuapaten Boyolali.
wiasata air tlatar atau lebih dikenal dengan Etasia Woodball Course Tlatar ini berada di Desa Kebun bimo, Kecamatan Kota Boyolali, atau sekitar empat kilometer kearah utara dari Kabupaten Boyolali. selain menyediakan pemandian alami, wahana wisata tlatar ini juga menyediakan paket wisata keluarga dengan menawarkan paket wisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
rekreasi umbul yaitu umbul Pengilon dan umbul Asem dengn menawarkan wisata rekreasi, kuliner dan outbond. Kawasan wisata ini tidak hanya dikelola oleh pemerintah tetapi juga sudah bekerjasama dengan pihak ketiga dalam mengelola dan mengembangkan kawasan wisata air ini. Wisata tlatar memang menjadi ikon wisata air di Kabupaten Boyolali, selain sudah dikembangakan dengan baik serta pengelolaanya dilakukan oleh swasta dan pemerintah, wisata ini merupakan produk wisata tirta ungulan di Kabupaten Boyolali. Berdasarkan wawancara dengan Pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan) terkait dengan wisata ungulan air di Kabupaten Boyolali berada di kawasan wisata air Tlatar. adapun petikan saat wawancara dengan beliau : “Obyek wisata yang mempunyai prioritas pengembangan wisata unggulan ada tiga yaitu Tlatar, Pengging, dan Selo (wisata Alam)” (wawanacara, 24 Mei 2012) Begitu pula saat wawancara dengan Ibu Farida dan Ibu Siti Munawaroh ketika ditanyakan perihal wisata ungulan dan prioritas pengembangan wisata air, berikut petikan saat wawancara dengan Ibu Farida (Seksi Usaha Pariwisata) : “semua coba kami prioritaskan, tapi yang paling unggul dalam wisata air unggulan yaitu obyek wisata air tlatar dan pengging” (wawanacara, 24 Mei 2012) Berikut petikan saat wawancara dengan ibu Siti Munawaroh (Seksi Sarana Prasarana) ''........... tapi yang paling kami unggulkan dalam wisata air itu obyek wisata air Tlatar dan Pengging'' (wawancara, 24 Mei 2012) Fasilitas yang ada di umbul tlatar diantaranya kolam renang berstandar nasional, taman wisata air, rumah makan lesehan, pemancingan, kios cinderamata, etasia tlatar, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
lapangan olahraga woodball, balai benih ikan, pengelolaan air minum PDAM. Infrastruktur yang di wisata air ini meliputi sistem pengairan yang baik, jaringan listrik, jaringan komunikasi, pembuangan kotoran/air, dan gedung pertemuan. untuk menuju ke kawasan wisata air tlatar ini juga cukup mudah aksesnya selain bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi juga bisa ditempuh dengan mengunakan kendaraan umum, seperti angkot dan Bus. Potensi Wisata Tlatar : 1. Adanya Balai Benih Ikan, bisa dikembangkan menjadi wisata kampung ikan dengan berbasis wisata desa seperti di kecamatan sawit 2. Area Waterboom di sebelah selatan yang masih kosong bisa dikembangkan menjadi kompleks wisata air. Misalnya pembangunan kompleks sport center terutama untuk olahraga air. 3. paket wisata dengan event-event khusus dengan pergelaran kejuaraan olahraga, sebab di wisata ini mempunyai kolam standart nasional. 4. desa wisata, sebab sebagian besar wilayah desa kebunbimo masih asri, alamiyang didukung dengan udara yang sejuk dan segar. (Observasi Peneliti, 7 Juli 2012)
b.
Kawasan Wisata Air Pengging
Obyek wisata ini terletak di Desa Bendan Kecamatan Banyudono. Pada jaman dahulu, lokasi ini dipergunakan oleh Susuhunan Paku Buwono X beserta keluarga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
kerajaan (Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat) sebagai tempat pemandian untuk keluarga kerajaan. Di lokasi ini terdapat tiga buah umbul, yakni Umbul Ternanten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda. Fasilitas yang disediakan di lokasi ini antara lain adalah lapangan tenis, area permainan anak, kios cenderamata, panggung hiburan, kolam pemancingan, dan rumah makan. Tempat ini banyak di datangi pengunjung pada bulan Ruwah menjelang Ramadhan untuk melakukan event Padusan. Infrastruktur di kawasan wisata penging sangat bagus, sebab untuk masalah pengairan, jaringan listrik, komunikasi dan trasportasi cukup memadai, untuk akses menuju tempat wisata juga cukup nyaman dan mudah ditempuh, sudah tersedia angkutan umum dan bus menuju wisata air ini. kendaraan tradisional juga masih disediakan seperti kendaran tradisonal jawa yaitu kereta kuda/ DOKKAR. Potensi Kawasan Wisata Pengging : 1. Kondisi alam yang masih alami dan akses yang mudah, potensial untuk di kembangkan paket wisata kombinasi wisata air, budaya, dan alam. 2. kawasan wisata yang dekat dengan area perkampungan dengan iklim yang masih alami potensial di kembangkan menjadi desa wisata baru di kabupaten boyolali 3. area pkompleks pasar burung tradisional di sebelah timur wisata penging dekat pemandian tirtomoyo, bisa dijadikan atraksi baru di kawasan wisata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
penging. Perlu di bangun sarana pendukung agar penjual dan pembeli di pasar burung menjadi lebih nyaman. 4. pengging terkenal sebagai sentra pembuatan produk kerajinan gamelan, ini perlu di kembangkan. Promosi-promosi perlu dilakukan agar masyarakat luar tahu bahwa di pengging sebagian berprofesi sebagai perajin gamelan. 5. masih banyak situs-situs bersejarah yang tidak dirawat dan justru dibiaskan padaha ini bisa dijaddikan aset cagar budaya. Seperti cerobong dan bekas gapura jaman kolonial Belanda. 6. Air melimpah, sehingga perlu di buat festival khusus untuk lebih mnyemarakan dan memdukung kemajuan wisata di kawasan tersebut, missal festival air dengan parade-parade budaya, lomba renang, dsb. 7. perlu dibangun pusat souvenir khas wisata kabupaten boyolali di kawasan tersebut. (Observasi Peneliti, 7 Juli 2012)
c.
Kawasan Wisata Waduk Cengklik Waduk Cenglik terletak di Desa Ngargorejo dan Subokerto kecamatan
Ngemplak. waduk cengklik mempunyai luas genangan 300 ha dan di bangun pada zaman Belanda. letak waduk ini cukup strategis sebab berada di sebelah selatan Kabupaten Boyolali cukup dekat dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, dan Lapangan Golf. Waduk cengklik bisa menjadi salah satu alternatif tempat wisata, untuk akses menuju waduk cengklik bisa di tempuh dengan kendaraan pribadi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Potensi Waduk Cengklik diantaranya yaitu ; 1. Faktor Alam, terdapat perbukitan dengan pohon-pohon yang menghijau, hamparan air yang luas dan menyejukkan dan ditunjang lagi dengan adanya pulau-pulau ditengah-tengahnya sehingga terlihat seperti pulau samosir. 2. Faktor Flora dan Fauna, daerah tepian waduk ditanamai bermacam-macam tumbuhan meskipun belum bisa memberikan rsa nyaman bagi pengunjung tapi bisa menjaga waduk dari pendangkatan, sedangkan fauna yang ada di waduk cengklik yaitu meliputi ikan kasper, tawes, gabus, sepat, nila, mujair, lele, dan belut 3. Potensi waduk dapat dikelola dan dikembangkan sebagai tempat wisata dengan orientasi air, kemudian juga kondisi alam sekitar waduk yang masih hijau, diantaranya berupa pemandangan alam pedesaan dengan background perbukitan yang masih asli. 4. Potensi wisatawan sekarang akan meningkat seiring dengan laju pertumbuhan pariwisata di kota Surakarta dan sekitarnya. 5. Kecenderungan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata terpadu sehingga akan mendapatkan pengalamaan. 6. Posisi strategis waduk cengklik yang berada di perbatasan dengan kota Surakarta, dekat dengan Bandara Adi Sumarmo dan Asrama haji Donohudan sehingga bisa membuat para pengunjung atau wisatawan singgah di waduk cengklik. (Laporan
Akhir Studi Perencanaan Pengembangan Kawasan
Wisata Waduk Cengklik 2011). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Kawasan wisata air waduk cengklik secara garis besar dapat di mempunyai daya tarik meliputi ; keindahan alam, pemandangan matahari di waktu senja, daya tarik pemancingan yang menjadi salah satu tempat favorit untuk para pemancing, terdapat warung makan yang bisa menarik minat pengunjung, dan makanan khas dari waduk cengklik yaitu pecel wader, rasanya yang gurih dan khas membuat pengunjung ketagiahan. Fasilitas yang disediakan di kawasan wisata air waduk cengklik meliputi ; tiket box, entrance (pintu masuk), area parkir,warung makan (selain warung apung), Musola, kamar MCK umum. Infrastruktur yang ada seperti bangunan waduk yang kokoh, sistem pengairan baik, jaringan listrik, jaringan komunikasi, pembuangan kotoran/air, serta akses jalan yang bisa di lalui dengan mudah. Untuk menuju kawasan wisata air waduk cengklik memang belum disediakan sarana transportasi umum, dan bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor. Minimnya dukungan dari pengusaha dalam memberikan sumbangsih menjadikan salah satu faktor di kawasan wisata air waduk cengklik belum tersedia transportasi umum dan fasilitas yang memadai. Namun untuk mencapai lokasi ini pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil dan bus.
d.
Kawasan Wisata Waduk Bade Waduk bade atau lebih dikenal sebagai Bade Resourvair berada di desa Bade
kecamatan Klego, berjarak 40 km dari kota Boyolali kearah utara. waduk dengan luas 68 ha ini tidak hanya berfungsi sebagai irigasi persawahan saja, namun juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
dimanfaatkan untuk tempat wisata air. Wahana waduk air ini sangat indah pemandanganya, disekelilingya dikelilingi oleh hamparan perbukitan WONOPOTRO yang memanjang hingga kecamatan Kemusu, udara yang besih dan sejuk mebuat pengunjung menjadi betah dan tempat pemancingan yang banyak di area waduk. Potensi wisata yang dimiliki waduk bade diantaranya : 1. Faktor alam yang mendukung, seperti panorama alam yang indah, banyak pepohonan yang hijau dan tempat rindang 2. Perpaduan kombinasi pengembangan wisata air dan wisata desa, kondisi masyarakat yang ramah dan mendukung pengembangan waduk. 3. Posisi yang strategis yang dekat dengan jalan Alternatif ke Jawa timur dan beberapa kabupaten menjadikan akses mudah. 4. Pemanfaatan keramba apung dan rumah makan apung oleh masyarakat sekitar waduk untuk ekonomi masyrakat. (Observasi Peneliti Senin, 21 Mei 2012) Fasilitas yang disediakan di kawasan wisata air waduk bade sendiri diantaranya tiket box, area parkir, taman bermain, MCK, dan Musola. Infastuktur juga banyak di bangun di kawasan wisata air ini seperti bangunan yang kokoh, sisitem pengairan, jaringan listrik, jaringan komunikasi, pembuangan kotoran/air, serta akses jalan yang mudah dijangkau karena berada di jalur alternatif wilayah utara lintas kabupaten boyolali dengan kabupaen sragen, namun kondisinya banyak yang rusak dan perlu diperbaiki. sarana transportasi sudah disediakan menuju kawasan waduk ini diantaranya Bus, dan angkot bus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
e.
Kawasan Wisata Wana Air Kedungombo
Waduk kedung ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 ha yang areanya mencakup tiga kabupaten yaitu Boyolali, Grobogan, Sragen. Letak lokasi wahana wisata Kedungombo yang menjadi andalan wisata air kabupaten boyolali, berada di desa wonoharjo, di dekatnya terdapat wisata lain yaitu wana wisata yang terletak di desa Ngeboran Kecamatan Kemusu yang menawarkan sejuta keindahan yang khas. meskipun jarak tempuh yang harus dilalui dari kota boyolali sekitar 49 km, namun suasana terik matahari tidak terasa sebab di sepanjang jalan menuju kawasan wisata rindang dan banyak pepohonan hijau. Wana wisata kedung ombo merupakan perpaduan wisata air buatan kreasi manusia dengan alam ciptaan Allah SWT. perpaduan ini membuat wana wisata kedungombo menjadi begitu istimewa dibaning waduk lainya yang ada dikabupaten boyolali yang begitu luas wilayah hutan dan waduknya. begitu memasuki wilayah wisata ini pengunjung akan dibawa ke kehidupan alam yang bebas. Fasilitas yang ada di wana wisata air kedung ombo ini diantaranya meliputi ; warung apung, pemancingan, karoke, speedboat, bebek air, jetsky, kolam renang anak, lapangan voli, bumi perkemahan, Hutan wisata. namun beberapa fasilitas umum bayak yang tidak terawat dan rusak seperti tempat duduk dan peristirahatan yang belum memadai, shelter-shelter dan sarana permainan yang ada sudah tidak terawat, sarana air bersih dan MCK rusak dan kotor sehingga membuat pengunjung tidak nyaman. Infrastiktur yang ada di wana wisata air kedungombo meliputi kawasan wisata air, wisata hutan, jaringan komunikasi meskipun juga belum masksimal, jalan akses, namun beberapa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
jalan banyak yang rusak, dan belum ada papan informasi. sarana transportasi tersedia menuju kawasan wisata kedungombo. Akan tetapi saran trasportasi yang terbatas dan jalan masuk kewaduk rusak. (Observasi Peneliti Hari Minggu, 27 Mei 2012) Potensi Wana Wisata Kedung Ombo : 1. Memperbanyak homestay yang menyatu dengan rumah penduduk atau fasilitas penginapan hotel, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama di kawasan waduk kedung ombo. 2. Potensi investor, sebab waha wisata mempunyai wahana wisata air dan wisata hutan sehingga banyak investi yang mengincar kawasan tersebut. 3. Sekitar waduk potensi untuk dikembangkan rumah makan apung, keramba, wisata agrobisnis sayuran dan buah-buahan, taman safari, lapangan golf 4. Adanya rencana dinas pariwisata yang serius mengembangkan wana wisata seperti perencanan pembangunan “Wisata Kedungombo Green Park” 5. Kualitas air waduk yang bersih dan bebas polutan, cocok untuk pengembangan air minum (Laporan Akhir Studi Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Kedungombo 2012) Meskipun begitu ada beberapa obyek wisata yang beberapa tahun ini tergali seperti di sampetan, pantaran kecamatan Ampel, dan umbul tirtomoto di kecamatan Sawit kesemuanya merupakan beberapa potensi wisata air yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali. Di perlu niat serius dari Pemerintah daerah Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan, menjaga, dan mengelola dengan baik yang nantinya bisa bermanfaat untuk banyak orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
2.
Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Mengembangkan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali a. Perencanaan Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali
Dinas kebudayaan dan pariwisata menyusun perencanaan pengembangan wisata air sesuai dengan visi misi bupati boyolali sekarang PRO INVESTASI, bupati memberikan tugas kesetiap dinas untuk membuat perencanaan pengembangan di bidang wisata yang sewaktu-waktu bisa langsung diajukan ke daerah untuk di setujui. Perencanaan pengembangan wisata air yang akan dikembangkan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata dan pemerintah daerah Kabuapten Boyolali diantaranya : 1. Kawasan Wisata Air Tlatar, sangat potensial untuk masyarakat sekitar, pemerintah daerah akan membangun waterpark di daerah ini, sebagai upaya pengembangan wisata air kedepannya. 2. Kawasan Wisata Waduk cengklik, direncanakan akan dikembangkan dan dibangun dermaga air, rumah peristirahatan, akuarium dan kolam ikan, pembangunan sarana bermain anak, tempat pemancingan, pembangunan workshop dan rumah makan, penanaman perkebunan buah-buahan dan tanaman keras, sarana Failitas Umum, pangung hiburan, dan taman-taman. 3. Kawasan Waduk Bade, Pemerintah daerah melalui dinas kebudayaan dan pariwisata akan membanguan taman-taman, waterboom, kios-kios dan perbaikan akses. Untuk memberikan pelayaan dan kenyaman untuk pengunjung waduk bade commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
4. Kawasan Wisata, umbul tirtomoyo, di kecamatan Sawit tahun ini dilaksanakan pengembangan yang dimulai dikerjakan mulai tahun 2012. 5. Kawasan Wisata Air dan Religi desa Sampetan Kecamatan Ampel juga direncanakan akan dikembangkan wisata religi dan wisata air. Pengembangan tersebut dilakukan atas permintaan warga sekitar khususnya desa Sampetan. Di kawasan wisata desa sampaten dulu terdapat air terjun namun keadaannya sekarang sudah hilang sebab airnya di eksploitasi oleh PDAM untuk kebutuhan air minum. Pada hal sebelum di ekspoitasi PDAM, airnya melimpah dan air terjun ramai dikunjungi para pengunjung setiap mendekati event padusan menjelang 1 hari sebelum bulan ramadhan. 6. Kawasan Waduk Kedungombo, dalam sebuah kajian study perencanaan pengembangan kawasan wisata wahana kedungombo tahun 2011 akan di bangun “KEDUNGOMBO GREEN PARK” yaitu kombinasi tipe macam jenis wisata yaitu wisata alam, wisata air dan wisata budaya. Disana direnacanakan di bangun taman safari dipadukan dengan wisata etasia air seperti di Tlatar dan zona konservasi pendidikan dan zona konservasi budaya. Berikut petikan wawancara dengan Pak Agus Purwanto, (kabid pengembangan pariwisata) dan Bu Siti Munawaroh (Seksi sarana prasaran) dinas kebudayaan dan pariwisata kab. Boyolali : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
“ sesuai dengan visi misi bupati boyolali sekarang PRO INVESTASI, bupati memberikan tugas kesetiap dinas untuk membuat perencanaan pengembangan di bidang wisata yang sewaktu-waktu bisa langsung diajukan ke daerah untuk di setujui. jadi kami berupaya mengembangkan beberapa obyek wisata air yang potensial diantaranya di tlatar, di cengklik, di bade, di sawit, di sampetan selain selo itu ada tuk babon.” ujar Pak Agus (wawancara, 28 Mei 2012) “pembangunan waterboom di kecamatan sawit dan sambi, disini kami bangun tahun ini mas, dan sedang dalam proses pengerjaan, waterpark di tlatar, Pembuatan taman bermain di waduk cengklik, kolam renang, dan taman air di desa sampetan kec. ampel daerah kaki gunung merbabu, waterboom dan taman air di waduk bade, pengembangan umbul kedhat di kawasan wisata air pengging, kolam berendam di pantaran Ampel.” ujar Bu Siti munawaroh (wawancara, 24 Mei 2012) Disamping itu dalam pengembangan obyek wisata Kabupaten Boyolali mengacu pada RIPP (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata) akan tetapi untuk saat ini RIPP yang baru belum bisa di buat karena terkendala angaran. Untuk itu dinas kebudayaan dan pariwisata masih menggunakan RIPP yang lama sebagai acauannya. Berikut petikan wawancara dengan Pak Hartono (Subbag Perencanan dan Pelaporan) : “ perencanaan sesuai dengan RIPP (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata) yang ada, namun sekarang ini belum punya RIPP yang baru dan masih mengunakan acuan RIPP lama dalam perencanaan pengembangannya. kendala utamanya knp belum mempunyai RIPP baru karena masalah anggaran yg kurang memungkinkan, biaya yang dibutuhkan pembuatan RIPP baru sebesar 500jt. sebenarnya sudah mengajukan anggaran kepada bupati namun, belum ada tanggapan. jd kami juga kesuliatan untuk membuat RIPP baru tersebut.” (wawanacara, 24 Mei 2012) “ kami belum bisa menentukan garis besar berapa-berapa anggaran untuk pembangunan dan pengembangan pariwisata sebab RIPP belum di buat. Untuk berapa persennya kami juga belum tau, setau saya dari pemerintah daerah hanya mengalokasikan 1,5 miliar dari anggaran daerah 1 triliyun untuk satu tahunnya. Anggaran 1,5 miliar tersebut untuk keberlangsungan dinbudpar selama tahun 2012.” (wawancara, 11 Juli 2012) “ dari anggaran 1,5 miliar pertahun kami hanya mengalokasikan anggaran 300juta untuk perawatan, perbaikan, dan lain-lain.” (wawancara, 11 juli 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
b. Peran Dalam Kerjasama Antar Lintas Sektor Dalam upaya pengembangan wisata yang perlu diperhatikan adalah kerjasama antar stakeholder terkait yaitu ; Instansi pemerintah lain, swasta dan masyarakat. Instansi pemerintah lain, yang ada di Kabupaten Boyolali, diantaranya ; BP2MT berkaitan dengan perijinan modal untuk UMKM pariwisata, BPKAD berkaitan anggaran pengembangan obyek wisata dan pemasukan,
Badan Hukum barkaitan dengan
Regulasi, DPU berkaitan dengan pemeliharan fisik dan perawatan bangunan, Perhutani dan PSDA, dsb. Pengusaha berkaitan dengan perijinan dan pengelolaan untuk penanaman modal untuk pengembangan wisata. Salah satunya dengan swasta pengembang wisata CV. Win-Win yang ada di
Wisata Air Tlatar. Masyarakat termasuk di dalamnya
kelompok sadar wisata, misal di bade pengelolaan diberikan sepenuhnya kepada pihak desa dan karang taruna desa bade untuk penanggung jawab dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kerjasama tersebut bagi hasil 70 : 30 untuk pemasukannya. Kelompok sadar wisata terdiri dari sekelompok pedagang, tukang parkir, karang taruna dan kelompok lainnya yang peduli akan pariwisata. Mereka yang berperan penting dalam memberikan informasi tentang wisata secara langsung kepada masyarakat luas dan pengunjung dan wisatawan di samping dinas terkait dan pemerintah daerah. Untuk POKDARWIS (kelompok sadar wisata di kabupaten commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Boyolali ada sekitar 9 Kelompok. Berikut tabel kelompok sadar wisata di kabupaten boyolali ; Tabel 4. 3 Data POKDARWIS Kabupaten Boyolali No
Nama POKDARWIS
anggota
Nama ketua
Alamat, seketariatan
1
Argo Taruna
32
Warsito
Lecoh, Kecamatan selo
2
Guyub Rukun
18
Sutris
Jrakah, Samiran, Kec. Selo
3
Merbabu Asri
26
Sunyoto
Pantaran, Candisari, Kec. Ampel
4
Tlatar Indah
28
Joko Cahyo
Kebonbomo, Tlatar,. Kec. Boyolali
5
Mekar
19
Iskandar
Kridanggo, Kec. Boyolali
6
Yosodipuro
30
Surono
Bedan, Kec. Banyudono
7
Cermin
28
Nyaminten
Banyudono
8
Badul Darwis
37
Joko Wadoyo
Bedan, Kec Banyudono
9
Kartika
25
Agus S
Ngargorejo
Total
243
(sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Boyolali) Sistem pengawasan dalam pengembangan wisata di Kabupaten Boyolali bekerjasama dengan
swasta
pengembang
dan
masyarakat
sekitar.
Untuk
pengawasan
pengembangan secara perencanaan tidak ada, namun ada targetnya. Sedangkan pelaksanaan teknis pengembangan di lapangan di bentuk tim, yang terdiri dari 3 tim yaitu ; PPT
(pihak penangung jawab pelaksaanan pengembangan yaitu dinas
kebudayaan dan pariwisata), DPU (pelaksana pemeliharaaan dan pembanguan sarana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
fisik) dan
Pihak Swasta,
(sebagai pengawasan di lapangan dalam pelaksanaan
pengembangan) Berikut Kutipan Wawancara dengan Beberapa Infoman ; “ untuk pengembangan wisata air maupun lainya kami kerjasama dengan lintas SKPD, pengusaha dan masyarkat didalamnya termasuk kelompok sadar wisata misal di bade pengelolaan di berikan sepenuhnya kepada pihak desa dan karang taruna desa badse untk penanggung jawa dari dinas pariwisata serta bagi hasil 70 : 30 untuk pemasukannya‟‟ ujar pak Agus puwanto, Kabid Pengembangan Pariwisata. (wawanacara, 28 Mei 2012) “ ada BBE, Dinas peternakan, BAPPEDA, DPU, sekda, Kecamatan, masyarakat mas.” ujar bu Siti munawaroh, Seksi Sarana Prasarana. (wawanacara, 24 Mei 2012) “ sebenarnya upaya mendukung kegiatan wisata terutama, masyarakat meliputi kelompok sadar wisata di kabupaten boyolali dengan sapta pesona, dan p ihak ketiga dalam membantu pengembangan pariwisata dikabupaten boyoali, kalo di wisata air salah satunya ada Win-Win.” Ujar pak tri harjanto, Kabid Pemasaran Pariwisata. (wawancara, 24 Mei 2012)
c. Pengembangan Promosi dan Pemasaran Wisata Air Kemajuan suatu pariwisata salah satu dipengaruhi dari segi kemasan promosi yang sajikan oleh pemerintah. Ini adalah langkah sebagai upaya bagaimana suatu wisata bisa dikenal oleh masyarakat luas. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapten Boyolali juga berupaya mempromosikan wisata secara makro sebab, dalam hal promosi tidak bisa dilakukan 1 jenis wisata, tetapi harus dikombinasikan dengan potensi wisata lainnya. Dalam hal ini kabuapten boyolali mempunyai 3 potensi wisata yaitu wisata alam, wisata tirta, dan wisata budaya. Semua itu dikemas dalam pemasaan dan promosi untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan. Adapun upaya promosi wisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali diantaranya : Pembuatan Leaflet Buku Potensi Wisata berisikan informasi ODTW yang
ada
di
Kabupaten
Boyolali,
Website
Kabupaten
Boyolali
yaitu
www.pariwisataboyolali.info. Pameran, meliputi : pameran produk kerajinan, makan khas, batik asli Kabupaten Boyolali, tembaga dan produk ungulan lainnya. Sosialisasi penjelasan tentang pengembangan obyek wisata dilakukan media pemutaran film VCD pesona wisata Kabupaten Boyolali, Java promo merupakan sosialisasi dan pertemuan rutin lintas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata seSOLORAYA. Tujuannya untuk memberikan informasi, ajang promosi obyek wisata dan event-event berkaitan dengan penunjang kegiatan pariwisata. Promosi wisata secara makro dilakukan dengan event, pameran, gebyar nusantara, padusan, parade musik, dan upacara atau tradisi sebar apem keong mas. Promosi tersebut di sertai dengan sosialisasi dan roadsow pemutaran film potensi pariwisata Kabupaten Boyolali. Travel dialog, merupakan pertemuan lintas pelaku pariwisata seperti travel agen, biro perjalanan, dan pelakuk wisata. Untuk tahun 2012 di lakukan bulan juni. Berikut kutipan wawncara dengan Pak Tri Harjanto (kabid Pemasaran dinas kebudayaan dan pariwisata kab. Boyolali) : „‟promosi yang dilakukan terkait wisata termasuk di dalamnya wisata air, di kabuapaten boyolali meliputi Leaflet, Website, Pameran, Raodshow, Sosialisasi, Java promo. Disamping itu juga ada, pemasaran atau promosi wisata secara makro biasanya dengan event, pameran, gembayar nusantara, padusan, parade musik, dan upacara atau tradisi separ apem keong mas. Sedangkan promosi secara langsung kita biasanya dengan sosialisasi dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
roadsow pemutaran film potensi pariwisata kabupaten boyolali‟‟ ujar pak Tri harjanto (wawanacara, 28 Mei 2012)
d. Peran Kelembagaan Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia Peran secara kelembagaan dalam meningkatkan sumber saya manusia diantaranya dengan meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan, kemampuan fisik, keterampilan maupun dalam penguasaan sumber daya yang ada, melakukan study banding dengan kabupaten lain yang sektor pariwisatanya sudah maju, penempatan pegawai sesuai dengan keahlian masingmasing pegawai,
mengembangkan kemampuan melalui
upaya peningkatan
produktivitas dengan cara perluasan kesempatan kerja. Peningkatan produksi melalui pelatihan-pelatihan yang berkaitan erat dengan pembangunan pariwisata, mengembangkan jaringan pendidikan, baik formal maupun informal, yang menekankan pada profesionalisme sehingga kualitas calon tenaga kerja yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan kualitas yang mampu bersaing di era kompetisi yang tinggi pada saat ini dengan bekerjasama dengan pihak ketiga, dan membangun
sistem
kekeluargaan
untuk
memberikan
motivasi
kepada
pegawai/pekerja agar memiliki semangat bekerja yang tinggi serta dorongan untuk menunjukkan profesionalisme di bidangnya. Serta memberikan penyuluhan dan sosialisai kepada internal pegawai dinas kebudayaan dan pariwisata sendiri dan kelompok sadar wisata di kabuapten boyolali Berikut petikan wawancara dengan pak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Tri Harjanto (Kabid pemasaran pariwisata) dan pak Agus purwanto (Kabid pengembangan pariwisata) : “ untuk pembinaan secara kelembagaan dan SDM (1.) kami kedepan melakuian penmpatan yang sesuai dengan keahlian, (2). peningkatan pelatihan-pelatihan dan (3.) kesama dengan pihak lain.” Ujar pak Tri harjanto (wawancara, 28 Mei 2012) “selain itu juga da untuk meningkatkan peran dinas pariwisata dalam upaya optimalisasi peran dinas kmai juga lekukan pengembangan secara SDM biasanya dengan study banding, diklat, pembinaan, lomba-lomba sadar wisata, penyuluhan Sapta pesona” ujar pak Agus purwanto (wawanacara, 28 Mei 2012) Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pariwisata secara garis besar adalah ; 1.
Secara garis besar sesuai dengan tupoksi dari dinas kebudayaan pariwisata, sebagai
perencana,
palaksana
dan
pengawasan
dalam
pembangunan,
pengembangan dan pengelolaan pariwisata. 2.
Sebagai pembuat regulasi dalam pengembangan wisata
3.
Sebagai fasilitator dalam pengembangan wisata
4.
Pengembangan destinasi wisata air
5.
Pengelolaan desinasi wisata
6.
Penetu SOP, masalah pemasukan, dan perijianan di bidang usaha pariwisata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali Faktor Pendukung Dalam Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali : 1. Potensi ada, wilayah kabupaten boyolali mempunyai bentangan alam yang potensial mulai dari Air, Udara, Hutan, Pegunungan dan perbukitan semuanya ada, sehingga dari sisi Alam kabupaten boyolali sangat potensial 2. Akses baik, sebagian akses menuju tempat wisata, baik dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi seperti bus, sepeda motor, dan mobil. 3. Adanya dukungan dan inspirasi dari masyarakat, mengenai pengembangan wisata air. 4. Kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, semakin menghidupkan ekonomi kerakyatan 5. Dukungan Instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan umum, Badan Perencanaan Daerah, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Dinas Perindustrian, Perdagaan dan Pasar, PSDA, Perhutani, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Bupati Kabupaten Boyolali dan masih banyak lagi 6. Lahan untuk obyek wisata ada, lahan yang di miliki Kabupaten Boyolali sangat potensial untuk di kembangakan menjadi wisata air seperti banyak umbul, waduk dan mata air 7. Pengelola ada, kepedulian masyarakat dan pihak ketiga ada dalam pengembangan obyek wisata di kabupaten boyolali. Hal ini merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
potensi untuk serius dalam mengembangkan wisata air. Faktor Penghambat Dalam Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali : 1. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas, menjadikan peran dinas terkait menjadi terhambat sebab dalam pelaksanan pengembangan dan pembangunan membutuhkan anggaran yang besar, tetapi anggaran yang minim dan terbatas membuat segala perencanaan pengembangan kawasan wisata air menjadi terhambat dan belum optimal. 2. Lahan sebagian besar bukan milik kabupaten boyolali, pihak dinas pariwisata juga kesulitan dalam menangani masalah lahan sebagian besar lahan wisata di kabuapten boyolali milik instansi lain, swasta dan masyarakat. Untuk mengembangankan juga harus menyewa dan bekerjasama dengan swasta dan masyarakat, misal waduk milik PSDA dan Perhutani, sedangkan hutan milik perhutani 3. Belum ada pihak ketiga, peran pengusaha minim dalam membantu pengembangan dan pembangunan pariwisata di kabupaten boyolali yang di sebabkan sebagian besar waduk dan hutan di wilayah Boyolali bukan milik pemerintah daerah, sehingga perijinannya juga lumayan berbelit 4. Perijinan yang sulit, sulitnya prosedur perijinan Untuk membangun fasilitas dan perbaikan infrastruktur kawasan obyek wisata dan lambantnya ijin visit jateng 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
5. Lahan yang dimiliki oleh dinas sangat minim, dan beberapa Lahan banyak yang disengketakan masuk berstatus sengketa misal di waduk kedungombo. 6. Pimpinan masih kurang peduli dangan pembangunan pariwisata secara bertahap, serta tidak ada sistem komunikasi efektif antara pimpinan dengan bawahan sehingga banyak terjadi miskomunikasi. 7. Pengembangan obyek wisata terbentur sistem (aturan), sehingga pelaksana teknis pengembangan obyek wisata harus dikaji secara teliti. Agar tidak melanggar aturan yang ada. 8. Infrastrukur yang belum mendukung dan memadai seperti : jalan rusak, fasilitas banyak yang rusak dan tidak dirawat. 9. Relatif rendahnya kepedulian pemerintah daerah dalam pengembangan SDM/aparatur negara yang dapat merumuskan konsep-konsep pengembangan pariwisata yang sesuai dengan karakteristik potensi, baik potensi alam maupun budaya, yang dimiliki oleh kabupaten Boyolali. 10. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). 11. Adanya pemahaman bahwa selama ini pariwisata belum memberikan keuntungan kepada pemerintah daerah (pemerintah kabupaten). 12. Rendahnya kepedulian pemerintah terhadap upaya meningkatkan pengalaman wisatawan sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi obyek yang pernah dikunjunginya atau bersedia memberikan rekomendasi dan kesan positif kepada teman-teman dan sanak keluarga mereka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
4. Upaya Untuk Mengembangkan Potensi Air Sebagai Daya Tarik Wisata Tirta. Dalam rangka memberdayakan dan mengembangkan potensi alam dan air yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali sebagai daya tarik wisata tirta Pemerintah Daerah dan dinas terkait setempat telah melakukan berbagai langkah sebagai berikut :
Menyediakan dan penambahan attraksi wisata sebagai daya tarik tambahan, guna menarik para penunjung agar tertarik mengunjungi wisata air di kabupaten boyolali. beberapa attraksi yang di sajikan kepada wisatawan, antara lain adalah : Pemandangan, Pemancingan, Kesenian tari tradisional, Group band dan Campursari, Upacara tradisi ritual, Taman air . Ini sebagian merupakan upaya dari dinas terkait dalam mengembangkan beberapa lokasi wisata air dikabupaten boyolali. kontribusi dari dinas terkait sangat berperan dalam mewujudkan wisata air menjadi salah satu kawasan wisata unggulan. Begitupula saat wawancara dengan Pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan) terkait upaya pengembangan wisata air di kabupaten boyolali, berikut kutipan saat melakukan wawancara ; “ dalam rakangka pengembagan wisata air ada beberapa penambahan atraksi diantaranya ; pemandangan, pemancingan, bentangan hutan dan bukit yang asri dan sejuk, ha mparan air yang melimpah, tari, band, campursari, upacara tradisi ritual.” (wawanacara, 24 Mei 2012) begitu pula ketika melakukan wawancara dengan Ibu Siti Munawaroh (Seksi Sara prasana), beliau juga mengatakan memang ada penambahan atraksi wisata dalam rangka pengembangan wisata, tidak hanya wisata air namun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
juga wisata yang lainnya ; seperti mempercantik kolam, penambahan area taman air, dan tentunya panorama alam yang masih alami turut dijaga. berikut kutipan saat wawancara dengan ibu munawaroh : “ ada bebepa penambahan attraksi mas terutama ; Pemandangan, kolam renang, dan pelebaran taman air di waduk bade di klego.” (wawanacara, 24 Mei 2012) Untuk atraksi yang disajikan dikawasan air memang sebagian besar berupa ; pemandangan, udara dan pepohonan yang asri dan sejuk, hamparan air dan beberapa warung makan. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa pengunjung obyek wisata air, dikabupaten boyolali : “ pemandangane indah, womg mancing, udarane juga sejuk beda sama dikota panas.” Miki, pengunjung waduk cengklik, (wawanacara, 28 Mei 2012) Sama yang diutarakan oleh mas Bayu juga sependapat dengan jawaban dari mas Miki, mbak Rini dan mas Handoyo ketika ditanya terkait atraksi yang disajikan di obyek wisata air, berikut kutipan wawancaranya : “........ paling pemadangane mas lumayan hijau disini banyak pepohonan.” Bayu, pengunjung obyek wisata cengklik, (wawanacara, 28 Mei 2012) “ menurut ku sini sejuk, udaranya lumayan bersih, selain itu pemandangannya.” Rini, Pengunjung obyek wisata kedungombo, (wawanacara, 27 Mei 2012) “ ya, paling pemandangan dan hamparan air bang, terus udara disini juga sejuk.” Handoyo, Pengunjung Obyek wisata kedungombo, (wawanacara, 27 Mei 2012) Senada dengan apa yang di utarakan para pengunjung wisata, masyarat dan penjual makanan di sekitar obyek wisata juga menyebutkan bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
pemandangan dan hamparan air, rumah makan dan udara yang sejuk menjadi sajian yang ada di kawasan obyek wisata. Berikut petikan wawancara dengan penjual sekaligus masyarakat di kawasan obyek wisata air : “ yang menarik pengunjung datang kesini Rumah Apunge Mas, sini itu masih kalah tenar dengan kedung ombo yang dipurwodadi, soaalnya disana diresmikan langsung oleh Suharto mas.” Bu Yuni, penjual makanan dan warga sekitar waduk kedungombo, (wawanacara, 27 Mei 2012) “ lah apa ya mas... paling cuma waduk saja, ndak ada apa-apa disini, tp katanya disini juga mau dibangun taman-taman disini, klo yang mengelola dinas pariwisata.” (Penjual makanan di waduk cengklik), (wawanacara, 28 Mei 2012) Kedepan pemerintah daerah kabupaten boyolali merencanakan akan ada beberapa penambahan atraksi diantaranya wisata kuliner, lomba-lomba, outbond, perbaikan event rutin, kerjasama dng pihak kraton, pasar burung, kapal dan tempat pemancingan. hal ini juga dikatakan oleh Pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan) ketika wawancara adapun kedepan akan ada penambahan atraksi di beberapa lokasi wisata air. berkut kutipan ketika wawancara ; “ ada beberapa tempat yang akan di tambah mas, Tlatar itu wisata kuliner, lomba-lomba, outbond. kalo Pengging itu perbaikan bangunan, event tiap tahun, dan kerjasama dengan keraton surakarta dalam pengembangan wisata air dan wisata budaya. kalo waduk cengklik, kuliner, outbond. waduk bade penambahan kios souvenir, pasar burung. dan waduk Kedungombo penambahannya kapal, kuliner dan tempat pemancingan” (wawanacara, 24 Mei 2012) Disamping itu juga akan ada penambahan atraksi yang berupa berbagaimacam event guna menarik minat wisatawan, terutama penambahan parade musik, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
pangung hiburan dan berbagi festival kebudayaan yang dikemas dalam nuansa wisata air, berikut kutipan wawancara dengan pak Agus purwanto (Kabid Pengembangan Pariwisata) : “ kedepan mengadakan sebulan sekali event penggung musik di kawasan obyek wisata air seperti cengklik, bade, pengging dan tlatar.” (wawanacara, 28 Mei 2012)
Menyediakan dan mengembangkan berbagai fasilitas (sarana penunjang) pariwisata. Dalam rangka pengembangan wisata baik wisata air maupun wisata yang lainnya pemerintah dan dinas pariwisata kedepan melakukan penambahan fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung ke berbagai obyek dan daya tarik wisata air yang terdapat di daerah tersebut. Beberapa sarana Fasilitas yang disediakan dalam rangka meningkatkan kepuasan kunjungan wisatawan, antara lain adalah :
Warung/ Rumah Makan
Kios Cenderamata
Musola
tempat pemancingan
Homestay
Sarana olah raga
Kolam air
tempat ganti pakaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
Penyedianan fasilitas tersebut diharapakan akan mampu memberikan kenyamanan kepada para pengunjung yang ingin menikmati wisata air dikabupaten boyolali. Selain itu upaya penambahan failitas dilakukan sebagai upaya pemerintah daerah dalam memberikan kenyamanan kepada pengunjung atau wisatawan, akan tetapi beberapa fasilitas yang ada memang jauh dari standar kelayakan pakai, terutama di kawasan waduk yang beberapa fasilitasnya banyak yang tidak dirawat dan rusak sehingga, banyak dari pengunjung yang tidak bisa menikmati fasilitas yang disediakan kepada mereka. Berdasarkan Laporan akhir study perencanaan pengembangan wisata air di kawasan waduk cengklik dan waduk kedung ombo, terungkap bahwa dinas pariwisata kabuapten boyolali akan menambah beberapa fasilitas untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung diantaranya : 1. Waduk Cengklik ; dermaga dan wisata air, pembangunan rumah istirahat (cottage), akuarium dan kolam ikan, pembangunan sarana bermain anak, pembangunan tempat pemancingan, pembangunan workshop dan Rumah makan, penanaman perkebunan buah-buahan, sayuran, dan tanaman keras, pembanguan Masjid diarea depan waduk, keramba, pangung hiburan. (Laporan akhir studi perencanaan pengembangan kawasan waduk cenglik ngemplak tahun 2011) 2. Waduk Kedungombo ; brand equity baru yaitu “KEDUNGOMBO GREENPARK”, penataan taman dan name board, pembangunan kolam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
air, bangunan main enternce dan plaza, patung pohon hayat dan singa banteng dr tembaga, area kawasan pedagang kaki lima, zona konservasi yaitu ; telaga, biologycal super dome, konservasi tanaman budidaya dan pusat study wisata agro (Green House), Plaza Gesang dan Dermaga Larung, pusat perawatan satwa, shelter pengunjung dan street furniture, taman rekreasi dan hiburan anak-anak, pusat konservasi seni budaya. (Laporan Studi perencanaan pengembangan kawasan wana wisata waduk kedungombo tahun 2011). 3. Selain itu juga ada beberapa pengembangan fasilitas yang ada di wisatawisata air dikabupaten boyolali diantaranya seperti ; taman air, temapat kuliner, tempat pasar burung, dan tempat pemancingan. Beradasarkan wawancara dengan pak harono ada beberapa penambahan fasilitas baik pendukung maupun untuk memberikan kenyaman untuk pengunjung. berikut kutipan wawancara dengan pak Hartono (
Subbag
Perencanaan dan Pelaporan) ; “ ada beberapa fasilitas yang akan di tambah mas, Tlatar itu tempat kuliner, outbond. kalo Pengging itu perbaikan bangunan fisik. kalo waduk cengklik ; tempat kuliner, outbond. dan waduk bade penambahan kios souvenir, pasar burung. dan waduk Kedung ombo penambahannya kapal, kuliner dan tempat pemancingan.” (wawanacara, 24 Mei 2012) berikut wawancara dengan Pak Agus Purwanto (Kabid Pengembangan Pariwisata) dan Pak Suwanto ( Pengelola obyek wisata kedungombo dari perhutani), ketika ditanya mengenai upaya pengembangan fasilitas tempat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
wisata yang tersedia di wisata air kabupaten boyolali : “ perbaikan akses jalan masuk, wisata air, gazebo, taman air, dermaga, kios-kios.” (pak agus purwanto, kabid pengembangan obyek wisata dinas pariwisata kab. Boyolali), (wawanacara, 28 Mei 2012) “ kedepan waterboom, Outbond, Gazebo, Kolam air, mas... tp itu hanya rencana saja.” (Pak suwoto, pengelola teknis obyek wisata kedungombo) (wawanacara, 27 Mei 2012)
Mempembaiki aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata air yang terdapat di Kabupaten Boyolali secara umum aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata air di Kabupaten Boyolali cukup baik dan mudah ditempuh oleh kendaraan. Bahkan di daerah tujuan wisata air pengging juga baru saja diperbaiki dan letaknya strategis karena berada dekat akses jalan raya utama solo-semarang. akses menuju wisata air tlatar, sangat baik keberadaanya. Meskipun ada sebagian kecil jalan menuju wisata air tlatar rusak dan wisata air waduk bade, kedungombo, dan waduk cengklik jalan utama desa termasuk jalan-jalan kecil dan gang-gang kecil sudah merupakan jalan beraspal yang dibangun berdasarkan swadaya masyarakat dan dibantu oleh dana pembangunan dari APBD Kabupaten Boyolali. Aksesibilitas yang disediakan juga berupa tanda penujuk arah menuju ke lokasi obyek dan daya tarik wisata di seluruh Kabupaten Boyolali, meskipun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
sebagian masih bersifat sederhana. Dengan demikian sarana aksesibilitas yang. berupa tanda penunjuk arah menuju obyek wisata dan papan info wisata juga perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Berikut petikan wawancara dengan pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan) dan Ibu Farida (Seksi Usaha pariwisata) ketika ditanya masalah aksesbilitas : “ ada, tetapi baru di untuk tujuan Tlatlar, sedangkan untuk wisata air lainya harus mengunakan kendaraan pribadi bisa mobil dan juga kendaraan motor.” petikan wawancara dengan Pak Hartono (wawanacara, 24 Mei 2012) “ ada yang baik dan ada yang rusak, tapi secara garis besar akses jalan mudah ditempuh.” ketika wawancara dengan Ibu Farida (wawanacara, 24 Mei 2012) Untuk sarana transportasi menuju tempat wisata memang sebagian besar untuk mencapai lokasi wisata air harus ditempuh degan kendaraan pribadi, seperti bus, mobil dan sepeda motor. namun, ada beberapa untuk menuju lokasi wisata air juga bisa ditempuh dengan kendaraan umum, seperti angkot, bus, ojek dan kendaraan tradisonal seperti Dokkar. berikut petikan wawancara dengan pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan), Ibu Farida (Seksi Usaha Pariwisata), dan Ibu Munawaroh (Seksi Sarana Prasarana) ketika ditanya mengenai akses transportasi menuju lokasi wisata. “ ada mas, tetapi baru di untuk tujuan Tlatlar, sedangkan untuk wisata air lainnya harus mengunakan kendaraan pribadi bisa mobil dan juga kendaraan motor untuk menjangkaunya.” ujar pak Hartono. (wawanacara, 24 Mei 2012) “ kalo jalan menuju wisata air ada yang baik dan ada yang rusak, tapi intinya jalan mudah ditempuh.” ungkapan saat wawancara dengan Ibu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
Farida (wawanacara, 24 Mei 2012) sedangkan ibu Siti munawaroh juga sependapat dengan Ibu Farida ketika di tanya mengenai kondisi akses jalan menuju lokasi wisata air, berikut petikan wawancaranya ; “ untuk jalan menuju lokasi ada yang kondisinya baik dan ada yang rusak, tapi jalan mudah di tempuh” (wawanacara, 24 Mei 2012) Hal utama yang perlu diperhatikan dalam perbaikan akses, adalah perbaikan jalan yang sebagian memang rusak dan mebuat wisatawan menjadi kurang nyaman. Jalan merupakn akses terpenting dimana wisatawan bisa menikmati disetiap perjalan menuju tempat wisata, namun ada beberapa jalan menuju wisata kondisinya rusak dan perlu ditangani serius oleh pemerintah daerah maupun provinsi. Misalnya seperti jalan menuju waduk kedungombo yang sebgaian besar kondisinya rusak dan sangat mengangu kenyamanan para pengunjung dan wisatawan. Beikut beberapa kutipan wawancara dari pengunjung dan masyarakat sekitar dinya mengenai kondisi jalan menuju waduk kedungombo : “ kondisi jalan rusak, perlu diperbiki... terutama akses menuju waduk.” Rini (pengunjung waduk kedungombo), (wawanacara, 27 Mei 2012) “ jalan rusak mas, upaya memperbaiki terkendala status yan mas, soalnya masih belum jelas jalannya yang harus membangunnya. provinsi, kabupaten boyolali, atau perhutani. tapi kalo saya beranggapan yang lebih tepat membangun jalan ini dalah Provinsi mas, soalnya jalan lintas kabupaten yang menghubungkan Boyolali, purwodadi, dan sragen.” (pengelola obyek wisata kedungombo), (wawanacara, 27 Mei 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
Penyediaan dan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Wisata Air di Kabupaten Boyolali penyedianan dan pembangunaan infrastuktur juga di perlukan dalam membentuk wisata yang bisa memberikan kenyamanan dan kepuasan, sehingga memberikan kesan yang baik kepada wisatawan. Dengan begitu wisatawan akan kembali lagi untuk megunjungi wisata air yang ada di kabupaten boyolali dalam rangka mewujudkan wisata air yang unggul pemerintah kabupaten boyolali dan dinas pariwisata juga memperhatikan infrastuktur di kawasan wisata air fasilitas pendukung sarana dan prasarana pendukung di obyek wisata air, seperti ;
Sistem pengairan
Jaringan listrik
Jaringan komunikasi
Pembuangan kotoran/air
Jalan raya
Pembangunan fisik baru.
Berdasarkan Laporan Studi Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Air di kabupaten Boyolali, dinas pariwisata kabupaten boyoalai saat ini sedang fokus dengan beberapa pengembangan dan pembanguan wisata air waduk dan waterboom. ada beberapa fokus pengembangan dan pembangunan wisata air ini diantaranya di waduk bade, waduk cengklik, waduk kedungombo serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
beberapa waterboom di kecamatan sawit, klego dan sambi. Adapun beberapa bangunan fisik baru yang di rencanakan oleh dinas kabupaten boyolali berdasarkan wawancara peneliti dan Laporan Akhir Pengembangan Wisata Air Tahun 2011.
1. waduk cengklik ; pembangunan dermaga dan wisata air, pembangunan rumah istirahat (cottage), akuarium dan kolam ikan, pembangunan sarana bermain
anak,
pembangunan
tempat
pemancingan,
pembangunan
workshop dan Rumah makan, penanaman perkebunan buah-buahan, sayuran, dan tanaman keras, pembanguan Masjid diarea depan waduk, keramba,
pangung
hiburan.
(Laporan
akhir
studi
perencanaan
pengembangan kawasan waduk cenglik ngemplak tahun 2011) 2. waduk kedungombo ; penataan taman dan name board, pembangunan kolam air, bangunan main enternce dan plaza, patung pohon hayat dan singa banteng dr tembaga, area kawasan pedagang kaki lima, pembangunan zona konservasi yaitu ; telaga, biologycal super dome, konservasi tanaman budidaya dan pusat study wisata agro (Green House), Plaza Gesang dan Dermaga Larung, pusat perawatan satwa, shelter pengunjung dan street furniture, taman rekreasi dan hiburan anak-anak, pembangunan pusat konservasi seni budaya. (Laporan Studi perencanaan pengembangan kawasan wana wisata waduk kedungombo tahun 2011). 3. waduk bade ; Bangunan Kios, Pasar Burung, dan Taman Air commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
4. wisata air Pengging ; perbaikan Bangunan Wisata 5. wisata air Tlatar ; Tempat OUTBOND berikut
beberapa
wawancara
dengan
narasumber
ketika
ditanya
perihal
pengembangan infrasturktur di kawasan wisata air di kabupaten boyolali. Menurut Pak Agus Purwanto (Kabid pengembangan Obyek wisata disbudpar Kabupupaten Boyolali), sesuai dengan visi misi bupati boyolali sekarang PRO INVESTASI, bupati memberikan tugas ke setiap dinas untuk membuat perencanaan pengembangan di bidang wisata yang sewaktu-waktu bisa langsung diajukan ke daerah untuk di setujui. Upaya mengembangkan beberapa obyek wisata air yang potensial diantaranya : 1. Tlatar, ini sangat potensial untuk masyarakat sekitar, waterpark 2. Cengklik, mau di bangun dermaga air, pangung hiburan, dan tamantaman. rencana untuk mengembangkan waduk cengklik 3. Bade, dibangun taman-taman, waterboom, kios-kios dan perbaikan akses. 4. Sawit tahun ini akan dikembangkan umbul tirtomoyo, dan pelaksanaan teknisnya kami kerjakan mulai tahun ini 5. Sampetan kami rencanakan kami bangun wisata budaya dan wisata air disnan rencanamau dikembangkan wisata air sekaligus wisata ziarah atas perintaan warga akhirnya disana akan dibangun kolam berendan dan taman-taman di sana sebenarnya juga da air terjun namun keadaannya sekarang sudah hilang sebab airnya di eksploitasi PDAM untuk kebutuhan air minum padahal disana sebelum diekspoitasi PDAM air disana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
melimpah dan air terjun ramai dikunjungi para pengunjung setiap mendekati padusan “ untuk infrastuktur seperti Sistem pengairan, Jaringan listrik, Jaringan komunikasi, Pembuangan kotoran/air, Jalan raya, ada semua mas. namun ada beberapa yang rusak seperti jalan raya'' ujar Ibu Farida. (Wawancara, 24 Mei 2012) sependapat dengan Ibu Farida, pak Hartono juga berpendapat untuk sistem pengairan, jaringan listrik, komunikasi dan pembuangan kotoran ada semua. berikut petikan saat wawancara ; “ ada semua itu mas, sebenarnya dulu pernah mau dibangun tempat penginapan/hotel di dekat waduk bade namun pemerintah daerah melarangnya mas takut kejadian di situ Gintung jawa barat tahun 2009 terjadi di waduk bade akhirnya tidak jadi dibangun mas.” (wawanacara, 24 Mei 2012) sedangkan ibu munawaroh juga sependapat dengan Ibu farida, berikut petikan wawancara
dengan
Ibu
Munawaroh
ketika
menjawab
mengenai
pengembangan Infrastruktur ; “untuk infrastruktur itu ada semua mas, tapi kalo jalan banyak yang rusak untuk kedepan kita juga mau membangun waterboom di sambi, klego dan sawit mas” [wawanacara, 24 Mei 2012]
Meningkatkan promosi produk wisata air Dalam rangka meningkatkan promosi pariwisata, khususnya wisata air, pihak dinas kebudayaan dan pariwisata telah mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
a. Mengembangkan
koordinasi
dengan
stakeholder
terkait.
Dalam
meningkatkan promosi perlu disusun program-program pemasaran pariwisata secara terpadu dan dirancang bersama antar seluruh elemen pemangku kepentingan. b. Menciptakan destination image atau citra daerah tujuan wisata dalam hal ini kawasan wisata air di Kabupaten Boyolali sebagai daerah tujuan wisata air yang menawarkan pengalaman yang lain. c. Meningkatkan usaha promosi obyek dan daya tarik wisata yang ada. Tujuan dari kegiatan promosi ini adalah membentuk dan meningkatkan image/citra dari Kabupaten Boyolali itu sendiri sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang potensial. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan (baik nusantara maupun mancanegara). Hal ini juga didasarkan pada kondisi aktual yang ada di mana sebagian besar wisatawan yang datang ke berbagai obyek wisata di Kabupaten Boyolali mengetahui keberadaan obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Boyolali dari teman atau keluarga mereka. d. Pengembangan materi informasi kepariwisataan. Usaha promosi produk wisata Kabupaten Boyolali melalui penyebaran brosur/leaflet/booklet saat ini masih perlu ditingkatkan. Sehingga penciptaan sarana lain juga diperlukan, seperti pembuatan CD interaktif ataupun website mengenai kepariwisataan di Kabupaten Boyolali untuk mempromosikan berbagai produk dan atraksi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
e. Pembuatan VCD potensial wisata kabupaten boyolali, nanti akan dibagiakan kepada pihak stakeholder atau pelaku pariwisata f. Kerjasama dengan SOLORAYA, JAVA PROMO, PHRI (Persatuan Himpunan Hotel Indonesia), ASITA (Asosiasi Travel Indonesia). g. Ikut serta dalam expo GWN (Gebyar Wisata Nusantara) merupakan upaya memperkenalkan produk wisata kepada pengunjung langsung h. Travel
Dialog,
pertemuan
antar
pelaku
pariwisata,
pengusaha,
pengunjung, dan instansi terkain, travel agen, biro perjalanan. i. pembenahan papan petunjuk arah j.
peningkatan akses paket koridor wisata yang menghubungkan tujuan wisata air, misal Pengging-Tlatar-bade- kedungombo-cengklik.
selain itu usaha yang dilakukan dinas kebudayaan dan pariwisata dalam pemasaran dan promosi yang dilakukan terkait wisata termasuk didalamnya wisata air, di kabuapaten boyolali meliputi ; leaflet, website kabupaten boyolali www.boyoalitourism.com, Pameran, maliputi Produk kerajinan, Batik, Tembaga dan produk ungulan lainnya. berikut beberapa kutipan wawancara dengan pak Tri harjanto (Kabid Pemasaran Pariwisata) dan bu Siti munawaroh (Seksi Sarana Prasarana) ketika ditanya mengenai promosi wisata yang ada di kabupaten boyolali ; “ promosi kami dengan beberapa cara diantaranya dengan leflet, website, pameran, sosialisasi, dan java promo.” demikian petikan wawancara dengan pak Tri harjanto (wawanacara, 24 Mei 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
sedangkan Ibu Munawaroh juga berpendapat seperti pak Tri harjanto, berikut petikan wawancara dengan ibu munawaroh ; “ promosi yang dilakukan melalui lefleat, brosur, website, java promo, event ritual upacara mas.” (wawanacara, 24 Mei 2012) selain itu untuk mempromosikan wisata pihak dinas pariwisata juga bekerja sama dengan kelompok sadar wisata yang ada dikabupaten boyolali berdasarkan catatan di bidang pemasaran dan kemitraan dinas pariwisata kabupaten boyolali ada 9 kelompok sadar wisata yang ada dikabuapten boyoali, mereka salah satunya yang membantu dinas kebudayaan dan pariwisata dalam memberikan informasi dan melakukan promosi wisatawisata yang ada di kabupaten boyolali. Berikut petikan wawancara dengan pak Tri harjanto (Kabid Pemasaran Pariwisata) ketika di tanya mengenai media lain yang di lakukan guna mempromosikan wisata air di kabupaten boyolali. “ kami juga melakukan kerjasama intensif dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dalam mempromosikan wisata-wisata-wisat air di kabuapten boyolali, dengan mengedepankan sapta pesona yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan.” (wawanacara, 24 Mei 2012) “ disamping itu yang paling penting dari promosi dengan mengedepankan sapta pesona diharapkan wistawan menjadi kenangan tersendiri dan bisa mengunjungi wisata di boyolali mas.” ujar pak Tri harjanto (wawanacara, 24 Mei 2012)
Melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait di dalam pembangunan dan pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
dalam membangun wisata air yang unggul diperlukan kordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pariwisata yang ada di kabupaten boyolali. 1. Membangun kerjasama dengan instansi lain, baik antar SKPD daerah maupun pusat. upaya pengembangan tidak bisa dilepaskan dari kerjasam dengan pihak SKPD daerah lainnya seperti dinas pertanian, peternakan, perhubungan dan informasi, perdagangan, PSDA, Pekerjaan Umum, BAPEDA, SEKDA, Dinas Pariwisata Provinsi, Perhutani, dsb 2. Membangun jaringan kemitraan dengan swasta Selain peran dinas terkait, dan SKPD daerah hal yang penting dalam upaya pengembangan wisata adalah pihak swasta, pihak ini merupakan pihak yang mengembangkan wisata yang tujuannya untuk komersialisasi kawasan tujuan wiata. pihak swasta juga merupakan pihak paling dominan dalam dunia komersialisasi pariwisata sebab swasata merupakan motor pengerak ekonomi dan dan investor. 3. Membangun kerjasama dengan kelompok sadar wisata Peranan pemerintah sangat diharapakan dalam membangun kerjasama dengan para kelompok sadar wisata, mereka dalah pelaku utama dalam memberikan informasi kepada masyaarakat. kelompok sadar wisata mereka bekerja dengan hati dan biasanya memberikan kontribusi dalam memberikan info wisata kepada masyarakat, karena sifat kecintaanya kepada pariwisata dan dunia wisata, contoh kelompok sadar wisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
meliputi pedagang, tukang parkir, dsb. 4. Membangun kerjasama dengan masyarakat Pembangunan dan pengebangan suatu wisata tidak bias lepas dari kerjasama semua pihak terutama masyarakat, masyarakat menjadi pihak yang penting sebab tampa dukungan dari masyarakat suatu obyek wisata tidak bsa berkembang tanpa bantuan dari pihak ini. masyarakat sekaligus sebagai pelaku utama dalam menikmati dan mengunjungi wisata-wisata. Berikut beberapa kutipan wawancara dengan narasumber ketika ditanya peputar masalah kordinasi dan kemitraan dalam pembangunan pariwisata air dikabupaten boyolali. “ dalam pengembangan wisata ada kerjasama dan kordinasi dengan BBE, DALBANG, PSDA, Dinas peternakan, BAPPEDA, DPU, sekda, Kecamatan, masyarakat sekitar.” ungkap Ibu Siti Munawaroh. (wawanacara, 24 Mei 2012) “ Cukup Baik, Diantaranya DPU, DINHUB, DISPERINDAG. Untuk Kerjasama yang kami lakukan dengan SKPD dalam mengembangkan Wisata Air Dengan DPU meliputi pembangunan dan pembangunan dan pemeliharaan bangunan [fisik], seperti kantor, kolam, saluran air, DINHUB meliputi akses transportasi dan informasi, DISPERINDAG meliputi penataan kios dan pameran di sekitar tempat kawasan wisata.” ungkap pak Hartono. (wawanacara, 24 Mei 2012) “ sebenarnya upaya mendukung kegiatan wisata terutama, masyarakat meliputi kelompok sadar wisata di kabupaten boyolali dengan prinsip sapta pesona, dan pihak ketiga dalam membantu pengembangan pariwisata dikabupaten boyolali, kalo di wisata air salah satunya ada CV. Win-Win.” ungkap Pak Tri Harjanto (wawanacara, 24 Mei 2012) “ ada sekitar 9 kelompok sadar wisata di kabuapaten boyolali, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
mereka yang gencar melakukan sosialisasi, memberikan info wisata-wisata kepada masyarakat.” ungkap pak Tri harjanto. (wawanacara, 28 Mei 2012) “ kalo masalah komunikasi biasanya berkaitan dengan kemitraan, biasanya kemitraan yang kami jalin itu ada 3 ; masyarakat, swasta dan pihak ketiga masyarakat tentang pemberdayaan dalam pengembangan wisata swasta juga pemberdayaan pihak ketiga tentang pengelolaan.” Ungkap pak Tri harjanto, (wawanacara, 28 Mei 2012) Dalam sistem kordinasi pengawasan pengembangan obyek wisata, dinas pariwisata mempunyai sistem untk pengawasan pengembangan secara perencanaan tidak ada tp kuita ditarget sedangkan teknis pelaksanan pengembangan dilaapngan kami membentuk tim untuk sistem pengawasan yang terdiri dari 3 tim ; a. PPT, pihak penangung jawab pelaksaanan pengembangan ; dinas pariwista b. DPU, pelaksana pemeliharaaan dan pembanguan sarana fisik c. PIHAK KETIGA, sebagai pengawasan di lapangan dalam pelaksanaan pengembangan
Mengembangkan kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan wisata air di Kabupaten Boyolali Berdasarkan Bahan Dialog RSPD Boyolali DISBUDPAR Kab Boyolali Tanggal 26 April 2012, upaya yang telah dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali antara lain adalah : a. Pembinaan kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dengan menanamkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
prinsip-prinsip Sapta Pesona yang terdiri atas aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan b. Pembinaan kelompok swadaya masyarakat dan kelembagaan lainnya yang terkait dan mendukung pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali. Sebagian dari kelompok-kelompok tersebut bergerak di berbagai bidang usaha jasa pariwisata termasuk jasa boga, jasa homestay, jasa cenderamata, jasa pemandu wisata dan lain sebagainya. c. Pembinaan Kelompok seni-seni sebagai penambah attraksi baru di obyek wisata air berdasarkan data kelompok seni di kabupaten boyolali ada sebanyak 571 kelompok seni, baik berupa Dalang, Pambirowo, dan seni rupa sebanyak 269 orang. untuk kesenian rakyat dan tarian pelatih yang diterjunkan untuk membina kelompok tari tersebut berasal dari ISI Surakarta.
Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan wisata air Dalam pembangunan pariwisata, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci yang menentukan laju perkembangan pembangunan di suatu kawasan atau daerah. Oleh karena itu SDM yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali perlu dikelola secara tepat sesuai dengan karakteristiknya. Langkah yang telah dilakukan dalam mengelola SDM pariwisata di Kabupaten Boyolali, antara lain adalah : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia meliputi peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan, kemampuan fisik, keterampilan maupun dalam penguasaan sumber-sumber daya yang ada. 2. Penempatan pegawai sesuai dengan keahlian masing-masing pegawai 3. Mengembangkan kemampuan melalui upaya peningkatan produktivitas dengan cara perluasan kesempatan kerja serta peningkatan produksi melalui pelatihan-pelatiahan yang berkaitan erat dengan pembangunan pariwisata. 4. Mengembangkan jaringan pendidikan, baik formal maupun informal, yang menekankan pada profesionalisme sehingga kualitas calon tenaga kerja yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan kualitas yang mampu bersaing di era kompetisi yang tinggi pada saat ini dengan bekerjasama dengan pihak ketiga. 5. Membangun sistem kekeluargaan untuk memberikan motivasi kepada pegawai/pekerja agar memiliki semangat bekerja yang tinggi serta dorongan untuk menunjukkan profesionalisme di bidangnya. Berikut petikan wawancara dengan pak Tri Harjanto (Kabid Pemasaran Pariwisata) dan pak Agus purwanto (Kabid Pengembangan Pariwisata) : “ untuk pembinaan secra kelembagaan dan SDM (1.) kami kedepan melakuian penmpatan yang sesuai dengan keahlian, (2). peningkatan pelatihan-pelatihan dan (3.) kesama dengan pihak lain. Ujar pak Tri harjanto.” (wawanacara, 28 mei 2012) “ selain itu juga da untuk meningkatkan peran dinas pariwisata dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
upaya optimalisasi peran dinas kmai juga lekukan pengembangan secara SDM biasanya dengan study banding, diklat, pembinaan, lomba-lomba sadar wisata, penyuluhan Sapta pesona.” ujar pak Agus purwanto (wawanacara, 28 Mei 2012) Secara garis besar Upaya pengembangan Obyek wisata yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan dinas terkait diantaranya : 1. Menyediakan dan penambahan attraksi wisata sebagai daya tarik tambahan 2. Menyediakan dan mengembangkan berbagai fasilitas (sarana penunjang) pariwisata 3. Mempembaiki aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata air yang terdapat di Kabupaten Boyolali 4. Penyediaan dan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Wisata Air di Kabupaten Boyolali 5. Meningkatkan promosi produk wisata air 6. Melakuakan kordinasi dengan stakeholder terkait di dalam pembangunan dan pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali. 7. Mengembangkan kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan wisata air di Kabupaten Boyolali 8. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan wisata air
Wisata air di kabuapetn boyolali mempunyai daya tarik sebagai tempat wisata favorit dan banyak di kuunjungi oleh wisatawan maupun wisatawan, berdasarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
observasi peneliti dan wawancara dengan beberapa infoman, wistawan dan pengunjung banyak berasal dari dalam provinsi dimana wiayah jangkauannya baru skala local, dimana wisatawan berasal dari lintas kabupaten di jawa tengah seperti Jepara, Kudus, Purwodadi, Pati, Blora, Boyolali, Solo, Semarang, Klaten. Namun untuk tempat wisata anadalan kabuapten sudah di kategorikan wisata nasionalinternasional seperti di Pengging, Tlatar dan Kawasan wisata selo sebagian besar pengunjungnya berasal dari kota-kota besar di Indonesia dan beberapa Negara. Ini sebagai langkah awal unuk membangun paariwisata kabupaten boyolali menjadi kawasan wisata unggulan di Jawa Tengah. Untuk wisata tirta memang menjadi salah satu produk andalan wisata kabupaten selain wisata alam dan budaya. Ketiga wisata ini keberadaanya tidak bisa dipisahkan sebab dalam mengembangakan potensi wisata di pelukan perpaduanperpaduan agar mampu menarik perhatian wisatawan. Untuk itu upaya optimaliasasi pengembangan dan pengelolaaan harus ditingkatkan dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti perintah daerah, provinsi, pengusaha, pihak ketiga, masyaakat serta di dukung oleh berbagai aspek yaitu keuangan, adat istiada, regulasi sehingga wisata air benar-benar menjadi primadona wisatawan dan menjadi ikon pariwisata di kabupaten boyolali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
BAB V PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian adalah : 1.
Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali bisa dikembangkan menjadi wisata unggulan, serta menjadi salah satu produk wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Wisata Tirta tersebut meliputi : Wisata Air Tlatar di Desa Kebunbimo Kecamatan Boyolali, Kawasan Wisata Pengging di Desa Bendan Kecamatan Banyudono, Wisata Waduk Cengklik di Desa Ngargorejo dan Sobokerto Kecamatan Ngemplak, Wisata Waduk Badhe di Desa Bade Kecamatan Klego, Wisata Waduk Kedungombo di Desa Wonoharjo Kecamatan Kemusu.
2. Wisata Tirta andalan Kabupaten Boyolali, sekarang baru di Wisata air Tlatar, Waduk Cengklik dan Wiasata Pengging. Sedangkan untuk obyek wisata lain seperti, waduk bade, kedungombo, Pemandian Pantaran, Sampetan, dan Umbul tirtomoyo, belum
bisa dijadikan wisata air andalan, sehingga
perlu
pengembangan lagi untuk menjadi wisata andalan. 3. Berbagai potensi air tersebut sudah diberdayakan dan dikembangkan sebagai daya tarik wisata melalui peran pihak-pihak terkait, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, pemerintah Kabupaten Boyolali dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Peran tersebut dalam bentuk ; Perencanaan pengembangan potensi wisata air, meliputi Obyek wisata air Tlatar, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
wisata Pengging, waduk cengklik, waduk Bade, dan waduk Kedungombo. Kerjasama antar lintas sektor meliputi Instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.
Pengembangan promosi dan pemasaran wisata air dengan
Bookflet, VCD, Website, javapromo, travel dialog, dan kesenian. Peran kelembagaan dalam meningkatkan sumber daya manusia, seperti pembinaan dan pelatihan-pelatihan. Pembuat regulasi pengembangan pariwisata dan Fasilitator dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. 4. Dalam pengembangan potensi wisata tirta tersebut terdapat beberapa hambatan diantaranya ; kemampuan keuangan daerah yang terbatas, belum ada pihak ketiga atau peran pengusaha minim, perijinan yang sulit, lahan yang di miliki oleh dinas dan pemda sangat minim dan beberapa lahan banyak yang disengketakan masuk berstatus sengketa, pimpinan kurang peduli pembangunan pariwisata secara bertahap, pengembangan obyek wisata terbentur sistem (aturan), infrastrukur yang belum mendukung dan memadai, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), masih adanya pemahaman bahwa selama ini pariwisata
belum
memberikan
keuntungan
kepada
pemerintah
daerah
(pemerintah kabupaten). 5. Faktor pendukung dalam upaya pengembangan wisata air diantaranya ; potensi kekayaan alam ada, akses menuju tempat wisata baik dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi, adanya dukungan dan inspirasi dari masyarakat mengenai pembangunan dan pengembangan wisata air, kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, adanya dukungan dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
pemerintah dan instansi terkait, lahan untuk obyek wisata ada, pengelola ada, kepedulian masyarakat dan pihak ketiga ada dalam pengembangan obyek wisata di Kabupaten Boyolali. 6. Untuk mengatasi hambatan tersebut pemerintah daerah dan dinas terkait melakukan upaya pengembangan wisata air diantaranya dalam bentuk : menyediakan dan penambahan attraksi wisata sebagai daya tarik tambahan guna menarik para penunjung, menyediakan berbagai fasilitas (sarana penunjang) pariwisata, mempembaiki aksesibilitas menuju obyek wisata air, penyediaan infrastruktur di kawasan wisata air, meningkatkan promosi produk wisata air, melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait di dalam pembangunan dan pengembangan
wisata
air,
mengembangkan
kelembagaan
yang
dapat
mendukung pembangunan wisata air serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) khususnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan wisata air.
B.
SARAN
Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1.
Pengembangan wisata di Kabupaten Boyolali seringkali terkendala anggaran dan lahan, maka perlu mengupayakan langkah alternatif yaitu bekerjasama dengan pihak ketiga dan swasta pengembang sebagai langkah untuk mengatasi persoalan tersebut. Misalanya mengundang Pihak ketiga untuk mengembangkan obyek wisata cengklik dan kedungombo. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 146
2.
Mengingat sebagian besar fasilitas, infrastruktur, dan atraksi di obyek wisata rusak dan tidak dirawat., maka sarana prasarana wisata termasuk akomodasi, fasilitas, infrastuktur, transportasi, dan sarana terkait lainnya. Perlu dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk memberi kenyamanan kepada wisatawan maupun masyarakat setempat.
3.
Kurang minatnya wisatawan, minimnya event dan info penunjang pariwisata menjadikan daya tarik wisata kurang bisa di kenal oleh masyarakat luas. Maka perlu optimalisasi kreativitas promosi dan pemasaran wisata, misalnya : pengemasan paket wisata air dengan berbagai penyelenggaraan event-event dan perlombaan khusus seperti olahraga lari, renang, kano, perahu naga, dan sepeda untuk menunjang pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali.
commit to user