Makalah Seminar Kerja Praktek PERALATAN ALIRAN DAYA LISTRIK DAN SISTEM DISTRIBUSI TRANSFORMATOR ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) DAPUR 6 SSP I PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Kurniawan Galih, Ir. Agung Nugroho M,Kom. Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang Email :
[email protected] Abstrak Baja memegang peranan penting sebagai material rekayasa dalam kemajuan peradaban manusia. Hampir di sekeliling kita banyak dijumpai peralatan engineering dengan baja sebagai material dasarnya. Kebutuhan akan baja di dunia saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan baja yang terintegrasi yang terbesar di Indonesia. PT. Krakatau Steel memiliki pabrik utama penghasil baja slab yaitu Slab Steel Plant 1 (SSP 1) dan Slab Steel Pant 2 (SSP 2). Tranformator merupakan salah satu komponen penting dalam proses produksi baja di Electric Arc Furnace. Adanya gangguan pada transformator Electric Arc Furnace dapat menghentikan proses produksi dari baja slab . Perangkat yang digunakan sebagai sistem proteksi transformator Electric Arc Furnace (EAF) Dapur 6 SSP 1 PT. Krakatau Steel transformator Electric Arc Furnace dapat menghentikan proses produksi dari baja slab. Perangkat yang digunakan sebagai sistem proteksi transformator Electric Arc Furnace (EAF)Dapur 6 SSP 1. Peralatan switchgear yang digunakan untuk memproteksi adalah peralatanPMT,dan PMS untuk proteksi dan sistem perawatan pabrik pengolah baja Kata kunci : Peralatan, PMT, Switchgear, Proteksi,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan baja terbesar di Indonesia yang menghasilkan produknya secara terintegrasi. PT. Krakatau Steel memiliki pabrik utama penghasil baja slab yaitu Slab Steel Plant 1 (SSP 1) dan Slab Steel Pant 2 (SSP 2). SSP 1 menghasilkan produksi baja kasur (slab) sebesar 1.000.000 ton/tahun dan SSP 2 menghasilkan 800.000 ton/tahun. Dan dalam hal ini optimalisasi sumber daya yang ada sangat diperlukan. Untuk mendukung sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan sistem penyaluran tenaga listrik yang handal. PT. Krakatau Steel juga menggunakan alat yang handal dalam sistem proses peleburan baja. Juga memberikan Rele proteksi sebagai salah satu peralatan dalam sistem proteksi merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur / memasukan suatu perangkat listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain yang selanjutnya memberikan perintah kepada pemutus tenaga (PMT) sebagai pengaman. Pengamanan juga di gunakan untuk proses
perawatan pada pabrik. Untuk menjaga keamanan bagi perawat alat sesuai dengan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja). Sistem proteksi yang di deteksi oleh relai berhubungan dengan peralatan pengaman. Salah satu bentu alat terdapat juga alat pemisah tegangan,Yaitu (PMS) yaitu sama seperti PMT akan tetapi dalam PMS tidak bolah ada daa yang masuk saat pengoprasianya.di contohkan adalah Disconecting switch dioprasikan mengunakan motor. Pada saat dioprasikan tidak ada hubungan dengan sumber daya listrik yang mengaliri. 1.2 Tujuan Mahasiswa dapat melakukan observasi secara langsung terhadap alat-alat sistem proteksi yang terdapat pada transformator Electrical Arc Furnace (EAF) Dapur 6 SSP 1 PT. Krakatau Steel. 1.3 Batasan Masalah Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah hanya pada penggunaan,prinsip kerja peralatan alat
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
1
distribusi yang berasal dari substation menuju ke dapur produksi. II. DASAR TEORI 2.1 Sistem distribusi daya Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. Dalam penyaluranya energi listrik didistribusikan dalam tegangan yang sangat tinggi,dikarenakan untuk mengurangi rugirugi daya. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. 2.1.1 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Menurut nilai tegangannya: a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi
b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban 2. Menurut bentuk tegangannya: a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolak-balik. 3. Menurut jenis/tipe konduktornya: a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga (tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas: Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus. Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel tanah (ground cable). c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut (submarine cable). 2.1.2 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi sistem tenaga listrik adalah system proteksi yang dilakukan kepada peralatanperalatan listrik yang terpasang pada suatu sistem tenaga misanya generator, transformator jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain : hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lainlain. 2.2 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat didefinisikan sebagai semua kejadian yang menyebabkan bekerjanya relai dan menyebabkan Pemutus Tenaga (PMT) bekerja (trip) diluar kehendak operator, sehingga menyebabkan terputusnya aliran daya ke beban. Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masihberefungsi dengan semestinya. 2.2.1 Peralatan Pemutus dan pemisah daya Terdapat 2 macam jenis peralatan pemutus daya yaitu PMT dan PMS. PMTdapat bekerja apabila ada terdapat gangguan,walaupun suplai tegangan tidak ada ketika terjadi
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
2
gangguan tersebut. Beda halnya dengan PMS (Pemisah Daya ) ini adalah peralatanyang ketika pengoprasianya tidak diperbolehkan ada daya yang mengaliri sistem yang di oprasikan. Harus di terputus dari saluran daya dan untuk supaya keamanan saluran harus di grounding terlebih dahulu. 2.2.2 CIRCUIT BREAKER Circuit breaker (CB) atau Pemutus Daya (PMT) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi beban yang dapat bekerja secara otomatis ketika terjadi gangguan atau secara manual ketika dilakukan perawatan atau perbaikan. Ketika kontak PMT dipisahkan, beda potensial di antara kontak tersebut menimbulkan medan elektrik di antara kontak tersebut. Medan elektrik ini akan menimbulkan ionisasi yang mengakibatkan terjadinya perpindahan elektron bebas ke sisi beban sehingga muatan akan terus berpindah ke sisi beban dan arus tetap mengalir. Karena hal ini menimbulkan emisi thermis yang cukup besar, maka timbul busur api (arc) di antara kontak PMT tersebut. Agar tidak mengganggu kestabilan sistem, maka arc tersebut harus segera dipadamkan. 2.2.2.1 SF6 Circuit breaker (Pemutus Daya SF6)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan
kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka.
Gambar 2.1 SF6 CB Rating 500kV 2.2.2.2 Vacuum Circuit breaker (Pemutus Daya Vakum) Pada PMT jenis ini kontak ditempatkan pada suatu bilik yang vakum. Tidak boleh terjadi kebocoran sedikitpun pada bilik ini. PMT jenis ini umumnya tidak menggunakan kontak yang bergerak secara mekanik seperti kontak yang lain. Kontak mekanik akan menyebabkan pergeseran kontak yang memungkinkan terjadinya kebocoran. Untuk mencegah kebocoran tersebut maka digunakan logam fleksibel berbentuk gelombang yang dapat diperpanjang dan diperpendek. Pada PMT vakum, pemadaman arc dilakukan dengan memperpanjang lintasan serta menghilangkan molekul udara yang dapat mengalami ionisasi.
Gambar 2.2 Vacuum CB Rating 12-24kV buatan VEI 2.3 DISCONNECTING SWITCH
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
3
yang dapat memutus dan menyambung rangkaian. biasa dipakai ketika dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban. Pada dasarnya PMS dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan yang tersambung kepada PMT tersebut. Agar dapat dilakukan perawatan ataut perbaikan pada PMT tersebut, maka PMS harus dibuka agar pada PMT tidak terdapat tegangan dan PMT aman bagi teknisi.
2.4 Transformator Tenaga Transformator merupakan suatu alat listrik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Penggunaan trafo memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai untuk tiap keperluan misalnya untuk pengiriman daya listrik jarak jauh dengan daya yang besar.
2.4.1
Gambar 2.3 Transformator Jenis Transformator Tenaga
a. Transformator Step-Up Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. b. Transformator Step-down Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC c. Autotransformator Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. d. Transformator Tiga Fasa Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ). III. PERALATAN ALIRAN DAYA LISTRIK DAN SISTEM DISTRIBUSI TRANSFORMATOR ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) DAPUR 6 SSP I
3.1 Distribusi Kelistrikan pada PT.KRAKATAU STEEL PT. Krakatau Steel mempunyai 3 buah Incoming Daya. Suplai daya EAF:60MVA dan untuk Ledle Furnace: 30MVA. Masukan daya listrik digunakan untuk mensuplai peralatanperalatan listrik pada produksi pabrik pengolah baja di Slab Steel Plant 1. Besar daya yang di atur diantaranya yaitu distribusi tegangan 30 kV, 6 kV, dan 400 V Distribusi 30 kV
Tegangan 30 kV ini diambil dari Main Station PT. Krakatau Daya Listrik. Distribusi tegangan 30 kV ini digunakan untuk keperluan listrik pada dapur listrik seperti Electrical Arc Furnace dan Ladle Furnace.
Gambar 3.1 single line Distribusi 30 kV
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
4
Distribusi 6 kV Pada saluran distribusi 6 kV SSP 1, suplai listrik diambil dari feeder AW-09 dengan trafo berkapasitas 20 MVA. Pensyuplaian motor ID Fan dan Main Fan. ID Fan berguna untuk menghisap debu-debu yang timbul akibat proses yang ada pada pabrik dengan menggunakan sistem dedusting. Beban yang langsung memakai tegangan 6 kV hanya tiga yaitu ID Fan 5, 6 dan 7 dan ada dua unit spare yang sebelumnya dipakai untuk mensuplai Main Fan. Distribusi 400 V Sistem kelistrikan pada saluran distribusi 400 V sama dengan sistem kelistrikan 6 kV yaitu disuplai oleh dua unit incoming feeder. 3.2 Substation Substation merupakan pusat dari distribusi listrik pada pabrik Slab Steel Plant 1. Pada substation ini juga terdapat indikatorindikator kesalahan dan gangguan ataupun short circuit, jadi apabila terjadi trip pada salah satu jaringan distribusi, maka gangguan bisa dideteksi oleh substation.
Gambar 3.2 Substation
3.2.1 Peralatan-Peralatan dalam Substation Panel Cubicle Panel Cubicle atau yang biasa di sebut Fixed-mounted circuit-breker switchgear Sebuah panel yang berisi berbagai macam kombinasi peralatan kelistrikan Single-Busbar Panel 8DA10 Panel yang mengunakan single bus bar dalam pengunaan penyaluran dayanya. Single Busbar ini mempunyai besar dimensi lebar 1764mm X 2550mm X 1840mm. Ada 3 jnis untuk seri ini 8DA11 1 pole dan 8DA12
untuk 2-pole. Semua ini digunakan dalam single busbar panel. PT.Krakatau steel mengunakan Tipe 8DA10-3-single pole yaitu terdapat 3 fasa masukan dari KDL.
Gambar 3.3 Single-Busbar Panel 3.2.2 SF 6 Gas Indikator Dalam penggunan ini panel sistem memadamkan arc pada saat pemutusan CB menggunakan gas. SF6 merupakan gas elektronegatif yang memiliki kemampuan isolasi. Alat SF 6 gas meter. Terdapat 2 batasan nilai untuk relai dapat berkerja yaitu saat tekanan gas berlebihan (overpressure) dan saat kekurangan Gas SF6 (underpressure).
Gambar 3.4 SF 6 Gas meter Indicator
3.2.3 Three position disconector Three position disconector adalah seperti saklar yang berfungsi mengganti posisi bus bar. Pergantian ini berfungsi untuk menghidupkan/ mematikan CB, Megatur aliran daya yang masuk ke sistem dan untuk perawatan penghilangan arus sisa (grounding). Feeder OFF Keadaan dimana CB pada three position disconnector terhubung Tetapi pada Disconnecting Switch mati (open circuit)
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
5
berikut sama dengan Earthing Switch juga (Open circuit), Sehingga maka peralatan semua OFF pada feeder ini.
tidak lansung dengan bantuan relai. Dalam pengaturan dari relai pada circuit breaker di substation, digunakan setting arus batas paling tinggi atau paling besar. Sehingga apabila nantinya akan ada pengembangan pada salah satu jaringan distribusinya, tidak perlu mengatur ulang lagi secara keseluruhan pabrik,
Gambar 3.5 Three posisition disconector off Keadaan ON Keadaan dimana CB pada three position disconnector terhubung sehingga ada aliran daya yang masuk ke peralatan. Pada Disconnecting Switch juga tertutup (close circuit). Akan tetapi Earthing Switch (Open circuit) sehingga maka peralatan semua ON, Karena ada aliran daya yang masuk ke feeder ini.
Gambar 3.8 Name plate Circuit Breaker
Gambar 3.6 Three posisition disconector ON
Gambar 3.9 Vacum Circuit Breaker Substation
Keadaan Earthed Keadaan dimana CB pada three position disconnector hubung buka (Open circuit ). Pada Disconnecting Switch juga terbuka (open circuit) tetapi pada Earthing Switch aktif (close circuit). Ini digunakan untuk membuang arus sisa yang ada pada peralatan pada feeder ini. Digunakan untuk Maintanance peralatan yang ada.
3.2.5 Current Transformers(Trafo arus) Trafo Arus berfungsi untuk mengukur ada atau tidaknya sebuah arus yang mengalir memasuki panel 8DA10 ke dalam ke saluran distribusi kelistrikan.
Gambar 3.10 Trafo arus
Gambar 3.7 Three posisition disconector Earth 3.2.4 Vacum Circuit Breaker Circuit breaker merupakan pengaman pemutus dalam sebuah jaringan distribusi listrik. Circuit breaker yang bekerja dengan cara memutuskan rangkaian (circuit) secara
3.2.6 Voltage Tranformers ( Trafo Tegangan ) Trafo tegangan pada Substation terletak di dalam unit busbar panel.. Trafo tegangan di gunakan untuk mengetahui tegangan.
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
6
3.2.7 Control Board Pada papan kontrol berfungsi untuk mengetahui dalam keadan apakan alat tersebut beroperasi, Mekanisme kerja alat mengunakan low voltage, Dapat mengetahui seperti apakah keadaan three position disconnector, tombol operasi untuk VCB (Vacum Circuit Breaker), Indikator-lampu. Indikator tegangan masuk pada feeder.
relay. Pada relai jenis ini, ada 2 kondisi yang harus terpenuhi agar relai bekerja (trip), yaitu nilai arus harus melebihi nilai Isetting dan gangguan harus terjadi selama minimal sama dengan tsetting. Pengaturan Isetting dan tsetting dari relai arus lebih transformator EAF ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1 Pengaturan Relai Arus Lebih Transformator EAF
Jenis Gangguan Overcurrent (I>) Short-circuit (I>>)
Gambar 3.11 Panel Control Board 3.2.8 Relai Arus Lebih (OCR) Relai arus lebih berfungsi untuk melindungi trafo dari gangguan arus lebih seperti gangguan hubung singkat. Relai arus lebih yang digunakan pada transformator EAF dapur 6 menggunakan SIPROTEC Compact 7SJ80 Multifunction Protection Relay buatan Siemens dengan nomor seri 7SJ8011-5EB201FA0. Perangkat ini memiliki berbagai fungsi proteksi. Namun, pada transformator EAF, hanya menggunakan fungsi proteksi terhadap gangguan over current (I>) dan short-circuit (I>>).
Isetting 1800 A 3000 A
tsetting 2,5 detik 0 detik
3.2.9 Multi Tarif meter Hampir sama prinsip kerjanya dengan dengan KWH meter yang ada. Penentuan jumlah biaya per KVA di tentukan dari arus dan tegangan yang mengalir memasuki tarif meter . Tegangan dan arus yang ada berasal dari Trafo Tegangan dan Trafo arus yang berada pada substation. Arus dan tegangan yang di dapat dari trafo arus dan trafo tegangan, Pada substation dihubungkan ke KWh meter sebagai catatan banyaknya pemakaian yang ada dihitung dari KiloWatt per jam-nya.
Gambar 3.13 Multi Tarif meter
3.3 Peralatan-Peralatan di dalam Switgear room Di dalam switchgear room terdapat panel yang di dalamnya mengatur Switchgear dan Indikator relai. Untuk pengamanan proses produksi dan perawatan peralatan yang ada. Gambar 3.12 Relai Arus Lebih Trafo EAF Dapur 6
Relai arus lebih transformator EAF dapur 6 menggunakan karakteristik definite time
3.3.1 Voltage Transformers Trafo tegangan dalam furnace digunakan untuk mengukur tegangan yang ada. Proses
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
7
pengukuranya sama dengan prinsip kerja trafo yaitu menurunkan tegangan, dan nilai yang ada digunakan sebagai perbandingan untuk mengirim sinyal. Nilai perbandingan tegangan yang di dapat sama yang dengan nilai tegangan yang mengalir di trafo tegangan.
Gambar 3.16 Disconnecting Switch
Gambar 3.14 (a) Trafo Tegangan 3.3.2 Earting Switch Earth switch menghubungkan kabel line dan tanah. Earth switch digunakan untuk mentanahkan bagian aktif selama pemeliharaan dan selama pengujian. Selama pemeliharaan meskipun sirkuit terbuka masih ada beberapa tegangan tersisa di rangkaian, karena kapasitansi antara line masih ada.
3.3.4 Current trafo Trafo arus yang ada pada Switchgear room ini berfungsi sebagai pembacaan arus yang ada. Trafo arus ini nantinya di gunakan sebagai sinyal untuk memproteksi overcurrent pada relai yang terletak pada panel switchroom pada furnace.
Gambar 3.17 Current Transformers
Gambar 3.15 Earting Switch 3.3.3 Disconnecting switch Pada disconnecting switch bekerja memutus arus yang mengalir pada saluran distribusi daya listrik. Pada penggunaanya Disconnecting switch memelukan motor untuk membuka dan menutup portal pada saluran yang sebelumnya terhubung. Dalam Aplikasinya DS tidak akan terbuka sebelum saluran utama di hubung buka (oper Circuit).
3.3.5 Vacum Circuit Breaker Circuit breaker merupakan pengaman dalam sebuah jaringan distribusi kelistrikan. Vacum circuit breaker memanfaatkan ruangan vacum untuk memadamkan busur arus yang terbentuk. Busur arus yang terbentuk tidak akan dapat bertahan lama dalam ruang Vacum sehingga bisa hilang dengan sendirinya. Pemutusan dilakukan dengan memisahkan kontak dalam Ruang vacum.
Gambar 3.18 Vacum Circuit Breaker
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
8
3.3.6 RC Surge Suppressor Suppressors surge digunakan untuk menekan fluktuasi daya, dan menekan lonjakan tegangan tinggi yang dihasilkan ketika relai atau kontaktor kumparan kembali mulai bekerja. Medan elektromagnetik runtuh pada kumparan menghasilkan tegangan lonjakan di kabel dari sistem kontrol. Tanpa supresor,gelombang dapat mencapai 8 sampai 10 kali tegangan coil dan bisa merambat melalui sistem menyebabkan kontrol elektronik untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak diinginkan dan mengisi counter dengan nomor yang salah Pengontrol elektronik.
Gambar 3.20 Earthing switch trafo 3.4.3 Arrester Transformator Surja Arrester adalah alat untuk memproteksi dari tegangan lebih dari surja. Macamnya ada 2 macam surja yaitu surja petir dan surja hubung. Surja petir berasal dari sambaran petir yang mempunyai tingkat arus dan tegangan yang sangat tinggi karena itu peralatan yang terkena sambaran petir ini dapat langsung rusak jika tidak ada proteksi arrester.
Gambar 3.19 RC Surge Suppressor 3.4 Peralatan-Peralatan dalam transformator room 3.4.1 Transformer Room Ruang terletaknya trafo untuk proses peleburan pada EAF. Didalamnya terdapat banyak relay untuk memproteksi trafo dan peralatan pengaman trafo lainya. Terdapat pula Diverter Switch untuk proses peleburan baja mengunakan sistem OLTC(On Load Tab Changer). Yaitu sistem pergantian jumlah arus yang dihasilkan trafo dalam keadaan berbeban.
Gambar 3.21 Arrester Hubung Delta 3.4.4 Surge Arrester fasa-Earth Surja ini juga sama prinsipnya dengan menggunakan prinsip surja hubung. Akan tetapi dalam perakitan alatnya berbeda. Pada Arrester fasa dengan tanah di hubungkan bintang. Dikarenakan ini untuk memproteksi apabila terjadi gangguan pada fasa ke tanahnya. Apabila terjadi short circuit ke tanah
3.4.2 Earthing switch Earthing switch yang digunakan juga sama prinsipnya untuk menghilangkan arus sisa setelah pemakaian. Akan tetapi mempunyai bentuk yang berbeda.karena ini terpasang di atas menuju ke ruang trafo. Gambar 3.22 Arrester Hubung Bintang Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
9
3.4.5 Transformator Transformator memegang peran penting dalam proses produksi baja di Slab Steel Plant PT. Krakatau Steel, Tbk. Pada umumnya, trafo untuk menutunkan tegangan dalam sistem kelistrikan. Ada 4 buah dapur listrik di SSP 1 dimana masing-masing dapur memiliki kapasitas produksi 120 ton disuplai oleh transformator berkapasitas 60 MVA. Idealnya dalam proses produksi baja antara kapasitas produksi dan kapasitas trafo memiliki perbandingan 1:1. Sedangkan pada pabrik SSP 1 yang digunakan adalah 1 : 0,5 dan pada pengoperasiannya terkadang kapasitas trafo yang digunakan hanya hingga 40 MVA saja. Hal ini dikarenakan adanya reduksi cost untuk penghematan biaya produksi.
Gambar 3.23 Trafo EAF Dapur 6 30kV/400V 60 MVA IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan
1. Perangkat – perangkat yang digunakan sebagai sistem proteksi transformator Electric Arc Furnace (EAF) Dapur 6 SSP 1 PT. Krakatau Steel yaitu relai arus lebih (over current),penggunaan peralatan PMT dan PMS untuk sistem keamanan dan peralatan perawatan alat. Penggunaan relai yang tepat dapat bermanfaat untuk memproteksi peralatan yang ada. 2. Selain peralatan Switchgear yang terletak pada switchgearroom terdapat juga peralatan pendukung untuk memantau sistem agar peralatan dapat bekerja sesuai
fungsi kerjanya, dan memproteksi alat agar tidak cepat rusak. Terdapat berbagai indikatorIndikator peralatan yang menunjukan tingkat optimal kerja suatu alat sesuai kebutuhan. Pengengcekan kalibrasi alat secara rutin diperlukan untuk mendapatkan hasil nilai yang benar.
4.2 Saran Untuk menghindari masalah-masalah kerusakan sistem proteksi dan mengeti tentang penggunaan peralatan daya listrik dengan melakuakan pelatihan tentang penggunaan alat tersebut. DAFTAR PUSTAK [1] IEEE Std C57.91-1995. IEEE Guide for Loading Mineral-Oil-Immersed Transformers. 1996. [2] Operating Instructions BA 2046. Dial Thermometer Temperature. Messko Reinhaussen. [3] Operating Instructions BA 2066. Pressure Relief Device MPreC. Messko Reinhaussen [4] Operating Instructions Transformer Protection Relay (Buchholz Principle). Elektromotoren und Geratebau Barleben GmbH. [5] Protective Relay RS 2001 Operating Instructions BA 59/07. Messko Reinhaussen. [6] Sarimun, Wahyudi. Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Penerbit Garamond. Depok. 2012. [7] Soekarto, J. Proteksi Sistem Distribusi Tegangan Menengah. LMK PT. PLN (Persero). Jakarta. [8] Ir. Henry Palyama, MSEE. Paper Optimalisasi Sistem Kontrol Elektroda. Cilegon. [9] Single Line Diagram PTKS-SSP1. 1981
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
10
BIODATA
Kurniawan
Galih
Putra
Pratama
21060110141029 Dilahirkan di Semarang pada tanggal 17 maret 1992. Riwayat pendidikan: SD Negri Koalisi Nasional 07 Semarang, SMP Negeri 1 Semarang, SMA Negeri 6 Semarang. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang, Konsentrasi Ketenagaan dan sampai saat ini masih menempuh pendidikan Strata-1 (S-1).
Dosen Pembimbing Teknik Elektro Kerja Praktek
Ir. Agung Nugroho M,Kom NIP.195901051987031002
Makalah Kerja Praktek PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.
11