Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Sultan AgengTirtayasa
[email protected] ABSTRACT This research aimed to develop a learning module on plant tissue based on the nature of science and to analyse the module quality based on the experts. This research was a development research (R&D) with3-(Define, Design, and Develop) model. The instruments in this research were questionnaire and assessment questionnaire. Module was assessed from the feasible aspects of content, language, presentation and graphics.The datawasconductedby assessmen tquestionnaire, and then processed quantitatively. The data was collected by questionnaire were analyzed descriptively. There sults howed learning module based on the nature ofscience on plan ttissue has a very good by assessment of the experts. Keywords: Module, Plant Tissue, The nature of science ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains dan mengetahui kualitas modul menurut penilaian para ahli. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model3-D (Define, Design, dan Develop). Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dan angket penilaian.Modul dinilai dari aspek kelayakan isi/materi,bahasa, penyajiandan kegrafikaan. Data yang diperoleh dari angket penilaian dianalisiss ecara kuantitatif. Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains berdasrakan penilaian para ahli adalah sangat baik (SB). KataKunci: Modul, Jaringan Tumbuhan, Hakikat Sains
Pendidikan (KTSP). Faktor lain yang PENDAHULUAN
dilakukan oleh pemerintah untuk
Kurikulum bersifat dinamis serta harus dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti pengetahuan,
dan
teknologi
(Mulyasa, 2013). Kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan
darin
kurikulum
sebelumnya
yaitu
KurikulumTingkat
Satuan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,
selain
pada
aspek
perbaikan adalah dengan melakukan penyempurnaan
dari kurikulum,
serta perbaikan dan pengembangan perangkat pembelajaran, diantaranya adalah bahan ajar. Bahan ajar Biologi saat ini
1
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
lebih
banyak
menekankan
pada
realitas yang akan berbicara sebagai
dimensi konten/isi (Aulia, 2013: 18).
informasi atau
Biologi memiliki karakteristik yang
diperoleh valid dan
sama dengan IPA. IPA berkaitan
dipertanggungjawabkan (Sujarwanta,
dengan cara mencari tahu (inquiry)
2012: 75).
tentang
alam
secara
sistematis,
data
Pembelajaran
juga
dapat
menjadikan
sehingga IPA bukan hanya sebagai
peserta
penguasaan kumpulan pengetahuan
pembelajaran
yang berupa fakta-fakta, konsep-
yang artinya peserta didik perlu
konsep atau prinsip-prinsip saja,
didorongdan diberi peluang untuk
tetapi juga merupakan suatu proses
mencari
penemuan
macam sumber, seperti buku teks
(BSNP,
2006:
451).
didik
yang
sebagai (student
informasi
centered),
dari
berbagai
Pembelajaran IPA yang diajarkan
pelajaran
sesuai dengan hakikat sains yakni
karena itu, diperlukan suatu bahan
proses, produk, dan sikap menjadi
ajar yang dapat digunakan oleh siswa
sarana untuk mengembangkan aspek
tanpa tergantung pada orang lain
kognitif, afektif, dan keterampilan
dalam pembelajarannya. Salah satu
proses sains (Titin et al., 2012:245).
bahan ajar yang dapat digunakan
Oleh karena itu, hakikat sains harus
oleh siswa secara mandiri adalah
tertuang
modul.
di
dalam
pembelajaran
biologi termasuk di dalam bahan ajar.
secara
pusat
mandiri.
Oleh
Modul memiliki karakteristik terdapat kegiatan kerja yang ditandai
Hakikat
sains
bisa
dengan adanya lembar kegiatan atau
dicapai dengan pendekatan ilmiah
petunjuk kegiatan kerja. Jadi, modul
(scientific approach). Pembelajaran
pembelajaran yang disusun berisi
dengan
pendekatan
tidak hanya tentang materi pelajaran
ilmiah adalah pembelajaran yang
tetapi juga memuat kegiatan kerja
menekankan
yang dapat digunakan oleh siswa.
menggunakan
pada
akan
pemberian
pengalaman secara langsung baik
Penelitian ini bertujuan untuk
menggunakan observasi, eksperimen
menghasilkan
dan
mengetahui
maupun cara yang lainnya, sehingga
kualitas modul pembelajaran jaringan 2
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
tumbuhan berbasis hakikat sains.
Pada
tahap
pembelajaran
dilakukan
yang
berupa
pengembangan
modul
telah
selesai
disusun,selanjutnya akan dilakukan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini,
penilaian oleh paraahli. Penilaian penelitian
(Research
dilakukan oleh 3 orang guru Biologi
and
SMA Negeri di Kota Serang dan 2
Development).
Metode
penelitian
orang dosen Pendidikan Biologi
pengembangan
yang
digunakan
Untirta.
Penilaian
dilakukan
dalam penelitian ini mengacu pada
menggunakan
angket
penilaian.
desain penelitian model 3D. Model
Revisi produk dilakukan berdasarkan
3D terdiri dari3 tahap pengembangan
hasil dari penilaian para ahli.
yaitu Define, Design, dan Develop
Teknik Pengumpulan dan Analisis
(Trianto, 2012: 93).
Data Teknik pengumpulan data
Define ini
dalam penelitian ini adalah angket
dilakukan analisis. Analisis yang
penilaian modul. Selanjutnya data
dilakukan adalah berupa analisis
dianalisis secara deskriptif.
Pada
tahap
define
kurikulum, analisis kebutuhan, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis materi.
Berdasarkan hasil penilaian
Design
ahli terhadap modul pembelajaran Desain modul pembelajaran
jaringan tumbuhan berbasis hakikat
disesuaikan dengan kriteria produk
sains
yang ideal pada criteria penilaian
kualitas modul. Penilaian kualitas
yang
modul oleh ahli secara keseluruhan
memperhatikan
kelayakan
isi,
penyajiandan
kegrafikaan.
modul
aspek
kebahasaan, Desain
juga mengembangkan sains
sebagai proses, sikap, dan produk.
didapatkan
mendapat
rata-rata
hasil
4.42
penilaian
dengan
kategori sangat baik (SB). Secara keseluruhan penilaian pada aspek kelayakan
isi/materi
mendapatkan nilai rata-rata 4.5 dan Develop
termasuk ke dalam kategori sangat
3
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
baik. Gambar 1 menunjukan kriteria
ini dikarenakan menurut salah satu
yang
nilai
tertinggi
penilai,
kriteria
evaluasi
mencantumkan KI dan KD sehingga
dengan nilai rata-rata 4.8 poin (dari 5
penilai tidak bisa menyatakan bahwa
poin), hal ini dapat terjadi karena
materi yang terdapat di dalam modul
evaluasi
mencakup
sudah sesuai dengan KD, yang
kepada ketiga aspek yaitu sikap,
berdampak pada berkurangnya poin
pengetahuan, dan keterampilan. Nilai
penilaian.
terendah menurut ahli yaitu pada
isi/materi, modul yang dibuat juga
kriteria kesesuaian materi dengan
dinilai berdasarkan aspek bahasa,
KD dengan nilai rata-rata 4 poin dari
penyajian dan kegrafikaan.
terdapat
mendapat pada
yang
dibuat
di
dalam
modul
Selain
tidak
kelayakan
nilai rata-rata maksimal 5 poin. Hal
Gambar 1. Rata-rata Hasil Penilaian Ahli PadaAspek Kelayakan Isi/ Materi
Sebuah buku teks pelajaran harus
ke dalam kategori sangat baik (SB).
memperhatikan
Menurut Muljono ( 2007: 20) sebuah
kebahasaannya.
komponen Pada
Gambar
2,
buku teks pelajaran yang baik adalah
secara keseluruhan penilaian pada
buku yang berisi informasi, pesan,
aspek bahasa diperoleh nilai rata-rata
dan pengetahuan yang dituangkan
4.4 poin (dari 5 poin) dan termasuk
dalam bentuk tertulis yang dapat 4
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
dikomunikasikan kepada
pembaca
baikdan benar. Oleh karena itu,
(khususnya guru dan peserta didik)
modul
secara logis, mudah diterima sesuai
menggunakan bahasa yang baik, dan
dengan
perkembangan
benar, komunikatif, menggunakan
kognitif pembaca. Untuk itu bahasa
ejaan yang sesuai dengan EYD, dan
yang digunakan harus mengacu pada
terdapat penjelasan peristilahan yang
kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang
sulit dan tidak umum.
tahapan
ini
disusun
dengan
Gambar 2. Hasil Penilaian Ahli Pada Aspek Bahasa, Penyajian, dan Kegrafikaan Secara penilaian
keseluruhan
dikarenakan menurut salah satu ahli,
pada aspek penyajian
keterangan di dalam gambar masih
diperoleh nilai rata-rata 4.4 dan
menggunakan
termasuk ke dalam kategori sangat
sehingga
baik
berkurangnya
(SB). Pada aspek penyajian,
nilai tertinggi menurut ahli adalah
Disarankan
kriteria
dalam
kelengkapan
informasi
bahasa
Inggris
berdampak
pada
poin untuk
penilaian.
keterangan
gambar
di
sebaiknya
dengan nilai rata-rata 4.6. Hal ini
menggunakan bahasa Indonesia agar
dikarenakan di dalam modul yang
siswa memahami
dibuat sudah
disajikan. Sebuah buku
terdapat
pembelajaran, glosarium, dan Nilai
tujuan
rangkuman, peta
gambar yang materi
(Muljono, 2007:20). Pada modul
konsep.
memperhatikan
terendah menurut ahli dapat
penyajian teks
pendukung pelajaran
yang
pada kriteria kelengkapan gambar
baik
harus pendukung penyajian
dengan nilai rata-rata 4.2. Hal ini
materi berupa ini juga sudah terdapat 2
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
komponen tujuan rangkuman,
pembelajaran,
glosarium,
disajikan secara spesifik, terdapat
peta
ilustrasi yang menunjang materi,
penggunaan
terdapat soal-soal latihan, dan tugas
modul yang dapat mempermudah
yang dapat memungkinkan peserta
penggunaan modul.
didik
Penilaian keseluruhan pada aspek
tingkat penguasaannya, konstektual,
kegrafikaan diperoleh nilai rata-rata 4
menggunakan bahasa yang sederhana
poin (dari 5 poin) dan termasuk ke
dan komunikatif, terdapat rangkuman
dalam kategori baik (B). Desain
pembelajaran,
tampilan modul yang dibuat sudah
penilaian, dan terdapat umpan balik
menarik,
atas penilaian (Direktorat Tenaga
konsep,dan
petunjuk
desain
menggambarkan menggunakan
cover
isi font
materi,
yang
merespon
dan
mengukur
terdapat
instrumen
Kependidikan, 2008: 3). Modul
mudah
yang telah dibuat
dibaca, serta urutan materi yang
sudah sesuai dengan hakikat sains,
sistematis.
karena dalam modul ini materinya
Muljono
(2007:
20)
menyatakan bahwa sebuah buku teks
sudah sesuai
pelajaran yang baik secara fisik
termuat pada kurikulum 2013, dapat
tersaji dalam wujud tampilan yang
mengembangkan sikap spiritual dan
menarik dan menggambarkan ciri
ilmiah
khas buku pelajaran, kemudahan
kegiatan
untuk dibaca dan digunakan.
mengembangkan
ahli,
dengan
peserta
KD
didik,
praktikum
yang
yang
terdapat dapat
keterampilan
Berdasarkan penilaian para
peserta didik, serta terdapat evaluasi
secara
yang
pembelajaran
keseluruhan, jaringan
modul
tumbuhan
mencakup
aspek
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pada
ini
modul ini juga sudah menggunakan
mendapatkan nilai sangat baik (SB).
pendekatan ilmiah (scientific approach)
Sebuah modul dapat dikatakan baik
yang dapat mendukung hakikat sains
berbasis
dan
hakikat
menarik
karakteristik
sains
apabila diantaranya
memiliki adalah
yang terdiri dari mencoba, mengamati, mengumpulkan
informasi,
dan
mengkomunikasikan.
terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, materi pembelajaran 3
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
KESIMPULAN Modul pembelajaran jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains disusun melalui beberapa tahapan, yaitu Define, Design, dan Develop. Pada tahap Define dilakukan analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan analisis materi. Pada tahap Design dilakukan penyusunan modul yang dapat mengembangkan sikap yang ditanamkan
melalui
praktikum,
materi
keterampilan
dan yang
ditanamkan melalui praktikum, dan pengetahuan. Pada tahap Develop dilakukan uji ahli dan revisi modul. Penilaian kualitas modul oleh ahli secara keseluruhan adalah sangat baik (SB). Dengan rincian aspek materi,
bahasa,
dan
penyajian
mendapat nilai sangat baik (SB), sedangkan
aspek
kegrafikaan
mendapat nilai baik (B).
DAFTAR PUSTAKA Adisendjaja, Y. H. 2014. Hakikat sains. Modul pelatihan pengembangan tentang hakikat sains dan inkuiri serta implikasinya dalam kurikulum 2013. UPI Bandung. 188 hlm. Agustanti.T.H.
2012.Implementasi
metode inquiry untuk meningkatkan hasil belajar biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1 (1): 16 – 20. Astuti, Y. & B. Setiawan. 2013. Pengembangan lembar kerja siswa (lks) berbasis pendekatan inkuiri terbimbing dalampembelajaran kooperatif pada materi kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (1): 88 – 92. Aulia, A. N. 2013. Analisis buku teks biologi smp di kota bandung berdasarkan hakikat sains. Skripsi Pendidikan Biologi UPI. Tidak diterbitkan. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar isi. 839 hlm.BSNP.Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan pengembangan bahan ajar. 29 hlm.Depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penulisan modul. 27 hlm. Direktorat Tenaga Kependidikan Kurniasih, I. & Berlin S. 2014. Implementasi kurikulum 2013 konsep dan penerapan. Kata Pena, Surabaya: v + 162 hlm. Muljono, P. 2007. Kegiatan penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah. Buletin BNSP 2 (1): 14 – 23. Mulyasa, E. 2013.Pengembangan dan implemetasi kurikulum 2013. PT Remaja Rosadakarya, Bandung: viii + 4
Biodidaktika, Volume 10 No 2, Juli 2015 ISSN: 1907-087X
231 hlm. Prastowo, A. 2013.Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Diva Press, Jogjakarta: xii + 419 hlm. Pummawan, A. 2007.The development of an e-learning module on the sandy shores ecosystem for grade- 8 secondary student. Educational journal of Thailand 1 (1): 95 – 108. Rezeki, A., S. W. Arsyad, & Aminiddin. 2011. Penggunaan peta konsep untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas x1 sma negeri Banjarmasin pada konsephewan vertebrata. Jurnal wahanabio 6 (1): 20 – 39. Riduwan & Sunarto. 2011. Pengantar statistika untuk penelitian pendidikan, sosial, ekonomi,
komunikasi, dan bisnis. Alfabeta, Bandung: viii + 362 hlm. Sudijono, A. 2008.Pengantar evaluasi pendidikan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta: xii + 467 hlm. Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung: x + 334 hlm. Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan pembelajaran ipa dengan pendekatan saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan 16 (1): 75 – 83. Toharudin, S. Hendrawati, & A. Rustaman. 2011. Membangun literasi sains peserta didik. Humaniora, Bandung: x + 291 hlm.
5