e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP PADA GAPOKTAN AMERTA SARI DESA SUDAJI KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Kadek Widi Artawan [1], Ni Kadek Sinarwati [1], Gede Adi Yuniarta [2] Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Gapoktan Amerta Sari merupakan organisasi yang bergerak di bidang usaha perputaran modal ke anggota melalui usaha simpan pinjam. Sumber modal yaitu diperoleh dari simpanan pokok anggota dan BLM PUAP dari Pemerintah Pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) proses pertanggungjawaban keuangan Gapoktan Amerta Sari, 2) kendala yang dialami Gapoktan Amerta Sari dalam menyusun laporan keuangan sesuai SAK ETAP, 3) laporan keuangan yang seharusnya dibuat Gapoktan Amerta Sari sesuai dengan SAK ETAP. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan observasi langsung kelapangan dan mengumpulkan data yang akan dianalisis berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: 1) pengumpulan data 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) analisis data 5) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) proses pertanggungjawaban keuangan dilakukan saat “buda wage” yaitu menggunakan hari baik. Proses pertanggungjawaban keuangan sudah dilakukan dengan baik dimana dibuktikan dengan pemahaman dari anggota Gapoktan akan laporan keuangan yang dilaporkan walaupun hanya dalam bentuk laporan keuangan yang sederhana. 2) kendala yang dihadapi Gapoktan Amerta Sari dalam penyusunan laporan keuangan sesuai SAK ETAP yaitu: faktor usia, tingkat kompetensi, transaksi yang tidak rutin terjadi, dan lingkup organisasi yang kecil. 3) penyesuaian penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP menyebabkan terjadinya perubahan akun pada laporan perubahan ekuitas. Kata Kunci: Gapoktan, SAK ETAP, Pertanggungjawaban Keuangan, Laporan Keuangan Abstract Farmers’ Group Association “Amerta Sari” is an organization engaged in the venture capital turnover mong the members through saving and loans business. The capital source were obtained from the members’ man deposit and BLM PUAP from the central government. The study was conducted in order to find out: 1) the financial accountability process of the Farmers’ Group Association “Amerta Sari”, 2) problems encountered by the Farmers’ Group Association “Amerta Sari”, when writing financial report based on SAK ETAP, 3) the financial report which should be made by the Farmers’ Group Association “Amerta Sari”, based on the SAK ETAP. It was a qualitative design study, where the researcher conducted a direct observation in the location, and collecting data which would be analyzed based on the observation and the researcher’s knowledge. The data were analyzed by using the
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 ) following stages, such as: 1) collecting data 2) reducing the data, 3) presenting data, 4) analyzing data 5) drawing conclusion. The results of analysis indicated that: 1) the process of financial accountability was conducted on a good day, called “buda wage”. This process had been done quite well, which was proved by the members’ understanding towards the financial accountability, even the process of report presentation was made very simple. 2) the problems encountered by the members of Farmers’ Group Association “Amerta Sari”, in writing the financial report based on SAK ETAP such as: age factor, level of competency, irregular transaction, and a small scope of organization. 3) the adaptation of report writing based on SAK ETAP could cause some modification account of the equity modification report. Keywords: Farmers’ Group Association “Amerta Sari”, SAK ETAP, Financial Accountability, Financial Report
PENDAHULUAN Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi tidak langsung yang berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Peran tersebut terutama dalam penyediaan kebutuhan pangan pokok, perolehan devisa melalui ekspor, penampung (reservoir) tenaga kerja yang kembali ke perdesaan, penanggulangan kemiskinan, pengendalian inflasi, dan pertumbuhan yang masih positif (Departemen Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian, 2007:6). Departemen Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian (2008:116) dalam modul diklat calon pegawai tenaga harian lepas menyatakan bahwa pada tanggal 11 Juni 2005 Presiden RI telah mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) sebagai salah satu dari Triple Track Strategy dari Kabinet Indonesia bersatu dalam rangka pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan daya saing ekonomi nasional dan menjaga kelestarian sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Arah RPPK mewujudkan “pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani”. Usaha mikro kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Informasi keuangan yang merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi tersebut digunakan oleh berbagai pihak-pihak yang berkepentingan. Karena ada beragam pemakai yang berkepentingan tersebut maka diperlukan adanya standar dalam penyusunannya, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami laporan keuangan. Standar tersebut dituangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi keuangan (DSAK) (Delviana, 2012). Dalam penelitian Delviana (2012) Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik atau lebih dikenal dengan SAK ETAP diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk UKM dalam menyajikan laporan keuangan. Tujuan dari SAK ETAP sendiri yakni untuk memberikan kemudahan bagi entitas skala kecil dan menengah. Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP, maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik, entitas tanpaakuntabilitas publik yang dimaksudkan adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Desa Sudaji adalah desa yang memiliki luas wilayah desa 1.817 ha. Keseluruhan wilayah dipergunakan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
berbagai keperluan hidup, diantaranya untuk sawah, perkebunan, pekarangan, dan lain-lain. Luas tanah sawah 453 ha, tanah perkebunan 210,68 ha, tanah pekarangan 94,5 ha, dan tanah negara 40 ha. Desa sudaji terbagai dalam Banjar Dinas, yaitu Banjar dinas Desa, dinas Ceblong, dinas Kaja Kangin, dinas Klod Kangin, dinas Sanda, dinas Celuk, dinas Singkung, dinas Mayungan, dinas Kubu Kili, dinas Dukuh, dinas Rarangan, dan Banjar dinas Bantas (Wikipedia, 2013). Desa Sudaji merupakan daerah yang terkenal dengan adanya sistem pertanian yang cukup maju. Desa Sudaji memiliki potensi yang sangat besar terhadap hasil pertanian. Desa Sudaji saat ini telah dikembangkangkan dengan dibentuknya suatu organisasi pertanian yaitu organisasi Gabungan Kelompok Tani-Nelayan atau disingkat GAPOKTAN. Gapoktan ini pada awal berdiri yaitu pada tahun 2009 mendapatkan bantuan dana PUAP tahun 2009 dari pemerintah sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) oleh Departemen Pertanian. Pada awal berdirinya Gapoktan Amerta Sari
memiliki anggota sebanyak 16 kelompok subak. Kemudian pada tahun 2012 anggota gapoktan bertambah 2 (dua) anggota poktan dimana anggota ini merupakan kelompok tani (poktan) dan kelompok ternak (poknak). Hal ini menyebabkan dalam penerimaan dana bantuan dari Departemen Pertanian sulit dalam mengelola keuangan. Awal berdiri Gapoktan Amerta Sari ini, para anggotanya menyetorkan modalnya masing-masing sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) yang digunakan sebagai modal awal para anggota untuk membentuk kelompok tani ini dalam bentuk simpanan pokok. Gapoktan Amerta Sari sampai tahun 2014 sudah memiliki 18 kelompok dan jumlah dana yang sudah terkumpul pada saat ini sudah mencapai Rp118.000.000,00 (merupakan total dana hibah Rp 100.000.000 ditambah simpanan pokok anggota Rp 18.000.000) dan bunga yang sudah terkumpul yaitu Rp 31.246.000. Berikut daftar anggota Gapoktan Amerta Sari beserta jumlah pinjaman yang diberikan ke anggota sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar Anggota Gapoktan Amerta Sari dan Jumlah Pinjaman pada tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Anggota Gapoktan Subak Mayungan Pungakan Subak Mayungan Pitu Subak Mayungan Gede Subak Babakan Lanyahan Subak Munduk Kangin Subak Teheb Subak Babakan Sanda Subak Munduk Kauh Subak Dauh Yeh Subak Benyah Subak Bangasawan Subak Dukuh Gede Subak Dukuh teben Subak Getih Subak Juwuk Subak Rarangan Subak Dukuh Nem Poknak/ KTT Dwi Gopala Sumber: Gapoktan Amerta Sari 2014
Jumlah Pinjaman Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 7.000.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 6.500.000,00 Rp 7.000.000,00
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
Berdasarkan data yang diperoleh Gapoktan Amerta Sari dalam pengelolaan bantuan yang diperoleh, tidak membuat laporan keuangan dalam bentuk catatan seperti debet kredit, namun hanya dalam bentuk catatan nama piutang atau orang yang meminjam uang dan pengeluaranpengeluaran. Gapoktan Amerta Sari dalam pengelolaan uang bantuan telah melaksanakan suatu proses akuntansi dimana telah memiliki usaha simpan pinjam. Usaha simpan pinjam ini diberikan kepada anggota kelompok yaitu berupa pinjaman modal ke masing-masing subak yang tergabung dalam Gapoktan Amerta Sari. Masing-masing dari 16 (enam belas) anggota subak 16 (nam belas) subak diberikan pinjaman sebesar Rp 6.500.000,00 dan ada 1 (satu) subak yang menerima dana pinjaman sebesar Rp 7.000.000,00 serta 1 (satu) kelompok ternak memperoleh pinjaman sebesar Rp 7.000.000,00. Dana ini diberikan ke tiap subak guna meningkatkan pembiayaan anggota subak. Bunga yang dikenakan kepada masing-masing anggota Gapoktan adalah sebesar 1,5 % menetap per subak. Pembayaran bunga pinjaman dilakukan pada saat pertemuan dilakukan. Dari pembayaran bunga pinjaman tersebut, setelah semua anggota membayar bunga, bunga yang di bayar tersebut langsung di pinjamkan kembali ke anggota dan pengurus tidak memegang uang kas. Permasalahan yang terjadi pada Gapoktan Amerta Sari adalah mengapa Gapoktan ini tidak membuat laporan keuangan sesuai standar yang ditetapkan yaitu SAK ETAP dan bagaimana sistem pertanggungjawaban yang dilakukan dari tidak membuat laporan keuangan sesuai dengan standar ini dan dalam pemberian pinjaman kepada tiap kelompok subak bagi anggota Gapoktan hanya menerima dan mengakui bunga pinjaman yaitu sepuluh kali dalam setahun yang seharusnya dalam satu tahun bunga yang diperoleh adalah dua belas kali. Hal ini akan mengurangi jumlah pendapatan bunga dan modal yang seharusnya diterima dalam setahun dari pemberian pinjaman. Melihat permasalahan ini sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Gapoktan
Amerta Sari. Peneliti mengambil judul penelitian mengenai “Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAK-ETAP pada Gapoktan Amerta Sari Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui proses pertanggungjawaban keuangan Gapoktan Amerta Sari, b) Untuk mengetahui kendala apa yang dialami Gapoktan Amerta Sari dalam menyusun laporan keuangan sesuai SAK ETAP, dan c) Untuk mengetahui laporan keuangan yang seharusnya dibuat Gapoktan Amerta Sari sesuai dengan SAK ETAP. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dimana peneliti akan melakukan observasi langsung ke lapangan dan mengumpulkan data-data yang akan dianalisis berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti. Tentang metode penelitian kualitatif, Creswell (2008) dalam Semiawan (2010:7) mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengekspolari dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat ula dalam bentuk tema-tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan pribadi (selfreflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Sugiyono (2011:15) menyimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
ada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Gapoktan Amerta Sari Desa Sudaji Kecamatan Sawan, Buleleng-Bali. Subjek dalam penelitian ini adalah Gapoktan Amerta Sari desa Sudaji. Objek penelitian adalah penyusunan laporan keuangan sesuai SAK ETAP pada Gapoktan Amerta Sari Desa Sudaji. Menurut Arikunto (1996:144) dalam Arum Puspita Sari (2014) sumber data adalah subyek. Pemilihan dan penentuan sumber data tergantung pada permasalahan yang diselidiki. Sumber data yang tidak tepat mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan. Ada dua jenis data yang dipergunakan untuk penelitian anatara lain : a. Data Primer Adalah data yang langsung diperoleh dari sumbernya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait dengan masalah yang diteliti (informan). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengurus dari Gapoktan Amerta Sari. b. Data Sekunder Adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari Gapoktan Amerta Sari. Peneliti langsung terjun ke lapangan sebagai pencari data untuk bahan penelitian dengan menggunakan alat bantu dalam melaksanakan penelitian yaitu interview guide sebagai materi pedoman wawancara dan menggunakan alat bentuk lainnya untuk mengambil data di lapangan seperti alat tulis atau alat catat-mencatat (Arum, 2014).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Menganalisa proses pertanggungjawaban keuangan Gapoktan Amerta Sari. b. Melakukan analisis terhadap kendala yang dialami Gapoktan Amerta Sari dalam menyusun laporan keuangan sesuai SAK ETAP. c. Menganalisa laporan keuangan yang seharusnya dibuat Gapoktan Amerta Sari sesuai dengan SAK ETAP. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pertanggungjawaban Keuangan Gapoktan Amerta Sari Berdasarkan hasil penelitian, pertanggungjawaban laporan keuangan Gapoktan Amerta Sari diadakan pada akhir tahun dan jatuh pada Buda Wage dalam kalender bali dengan menggunakan dewasa ayu (hari baik) dalam istilah hindu di Bali. Pelaksanaan pertanggungjawaban menggunakan dewasa ayu atau jatuh pada saat Buda Wage di akhir bulan yaitu bulan desember dijelaskan alasan dilaksanakannya yaitu menurut pengurus Gapoktan Amerta Sari, pelaksanaan pertanggungjawaban ini dipaparkan mengenai jadwal dan alasannya oleh bapak Ketut Sandiyasa selaku Sekretaris: “dalam proses pertanggungjawaban keuangan kami selaku pengurus melaksanakan pertanggungjawaban keuangan berdasarkan hari baik kalau istilah bali disebut dewasa ayu. Karena dari awal berdiri setiap melaksanakan pertemuan selalu mengutamakan dewasa ayu, maka kami bersama anggota bersepakat menetapkan hari pertemuan dilaksanakan setiap Buda Wage. Tujuan dilaksanakannya pada saat Buda Wage ini adalah agar pertemuan bisa berjalan lancar sesuai harapan dan kalo orang bali selalu bilang “sami pada becik lan lancar”. Pertemuan setiap bulannya itu pada Buda Wage melakukan pemungutan bunga. Jika dalam setahun untuk kalender Indonesia itu ada dua belas bulan, maka berbeda dengan kalender bali
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
ini yang setiap bulan itu 35 (tiga puluh lima hari) dan dalam setahun yaitu 10 (sepuluh) bulan bali. Dan untuk pertanggungjawaban dilaksanakan pada hari Buda Wage bulan terakhir jika terdapat di bulan desember maka akan dilaksanakan namun jika Buda Wage ada pada bulan januari dan bulan desember tidak ada maka dilaksanakan pada bulan januari”. Proses pertanggungjawaban yang dilakukan oleh Gapoktan Amerta Sari dengan cara sederhana sudah sangat membantu untuk menerapkan tingkat ke objektifan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dari bapak Md Print Samyana sebagai bendahara mengungkapkan bahwa: “proses pertanggungjawaban keuangan sangatlah penting bagi kami sebagai pengurus dan merupakan sebuah keharusan karena semua uang yang dikelola akan disampaikan dalam proses pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan”. Adapun pertanggungjawaban laporan keuangan Gapoktan Amerta Sari yang dilaporkan pada 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: a. Permodalan Jumlah Modal Gapoktan Amerta Sari Periode 31 Desember 2014 adalah Rp 132.471.500,00 yang terdiri dari: Simpanan Pokok : Rp 18.000.000,00 Simpanan Wajib : Rp – BLM-PUAP 2009 : Rp 100.000.000,00 Dana Cadangan SHU : Rp 14.471.500,00 Total : Rp 132.471.500,00 b. Usaha Untuk mencapai tujuannya Gapoktan Amerta Sari melakukan usaha dan kegiatan pokok berupa pengembangan usaha agribisnis khususnya dibidang permodalan bagi para anggotanya dan penunjang berupa Simpan Pinjam dan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan hukum. Sampai akhir Desember 2014 penyaluran kredit untuk penguatan modal telah mencapai Rp 118.000.000,00 dengan 18 Poktan pinjaman. Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa proses pertanggungjawaban keuangan
dilaksanakan pada saat Buda Wage dengan menggunakan dewasa ayu atau hari baik dimana ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan berjalan dengan lancar. Selain itu, walaupun laporan keuangan yang dibuat secara sederhana dan tidak seuai dengan SAK ETAP akan tetapi para anggota sudah paham dan mengerti dengan laporan keuangan yang dibuat tersebut. Kemudian dalam proses pertanggungjawaban keuangan kesimpulan rapat dilaporkan kembali hasil rapat oleh sekretaris agar anggota yang sebelumnya datang terlambat atau kurang jelas bisa memahaminya kembali. Sehingga, proses pertanggungjawaban keuangan yang dilaksanakan oleh Gapoktan Amerta Sari sudah bisa dikatakan baik dimana sudah dibuktikan dari laporan yang telah dibuat sebagai alat pertanggungjawaban. Dalam proses pertanggungjawaban keuangan ini, Gapoktan Amerta Sari melaporkan jumlah Sisa Hasil Usaha dan Perubahan Modal. Kendala yang Dihadapi Gapoktan Amerta Sari dalam Menyusun Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP Standar akuntansi keuangan dibuat dengan tujuan untuk memudahkan dalam menyusun laporan keuangan. Namun dalam penerapannya, masih terdapat kendala yang menghambat. Dalam hal ini, Gapoktan Amerta Sari dalam menyusun laporan keuangan masih mengalami kendala. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan yaitu SAK ETAP pada Gapoktan Amerta Sari terdiri dari faktor usia, tingkat kompetensi, lingkup organisasi yang kecil, dan transaksi yang tidak rutin. Adapun kendala-kendala yang dihadapi selamapenyusnan laporan keuangan oleh Gapoktan Amerta Sari sebagai berikut: a. Faktor usia Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun mati (sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Umur). Hal ini
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
sangat sesuai dengan yang terdapat di lengkap yang sesuai dengan SAK ETAP Gapoktan Amerta Sari. Rata-rata umur dari yang terdiri dari laporan neraca, laporan pengurus Gapoktan Amerta Sari adalah sisa hasil usaha, laporan perubahan sudah 40 tahun keatas sehingga mudah ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas lupa dan susah untuk memahami pelajaran. laporan keuangan, akan tetapi gapoktan b. Tingkat Kompetensi memerlukan laporan keuangan yang Maksudnya adalah kompetensi yang sederhana dan mudah dimengerti. dimiliki oleh Gapoktan Amerta Sari masih Dari kendala-kendala tersebut diatas rendah dan anggota Gapoktan adalah para meliputi faktor usia, tingkat kompetensi, petani sehingga pemahaman dan transaksi yang tidak rutin, dan lingkup pembuatan laporan keuangan sesuai organisasi yang kecil maka perlu adanya dengan Standar menjadikan kendala yang solusi untuk mengatasi kendala tersebut sangat besar. yaitu, a) Pemberian bimbingan oleh orang c. Transaksi tidak rutin terjadi yang sudah mampu dan ahli dibidang Karena organsisai di Gapoktan akuntansi, b) Memberikan pendidikan dan Amerta Sari hanya melakukan usaha pelatihan kepada pengurus Gapoktan simpan pinjam, dan bukan usaha seperti dalam hal menyusun laporan keuangan koperasi dan usaha lainnya sehingga menggunakan SAK ETAP, c) Memilih laporan keuangan tidak dibuat sesuai pengurus yang mau dan mampu untuk dengan standar. belajar baik dalam kegiatan organisasi dan d. Lingkup organisasi kecil penyusunan laporan keuangan sesuai Gapoktan Amerta Sari adalah standar akuntansi, dan d) Menjelaskan organisasi yang termasuk kategori yang mengenai penyusunan laporan keuangan kecil karena hanya beranggotakan dari para sesuai dengan SAK ETAP mudah. kelompok subak dan ada satu kelompok Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai ternak dan itupun juga diwakilkan oleh SAK ETAP Pada Gapoktan Amerta Sari pengurus tiap subak dalam setiap Desa Sudaji Tahun 2014 pertemuan. Sehingga untuk membuat 1. Penyajian Laporan Keuangan laporan keuangan sesuai dengan standar Gapoktan Amerta Sari Tahun 2014 akuntansi yaitu SAK ETAP dirasa tidak perlu. Berdasarkan hasil penelitian, laporan Karena sebagaian besar pengurus keuangan yang dibuat oleh Gapoktan gapoktan mengatakan bahwa laporan Amerta Sari terdiri dari Laporan Laba Rugi keuangan yang dibuat secara sederhana, dan Laporan Perubahan Modal yang dibuat dan banyak kendala sehingga gapoktan secara sederhana sebagai berikut: tidak memerlukan laporan keuangan yang a. Laporan Laba Rugi Tabel 2. Laporan Laba Rugi Gapoktan Amerta Sari Per 31 Desember 2014 Pendapatan : Pendapatan Bunga s/d 31 Desember 2014 Beban-beban/Biaya: Sewa tanah untuk bangunan toko Pembelian bahan bangunan dan ongkos tukang untuk bangunan toko Pembelian barang-barang toko Biaya ATK Biaya konsumsi rapat Pembelian alat kelengkapan traktor Biaya lain-lain Jumlah beban Laba Kotor Sumber: Gapoktan Amerta Sari Desa Sudaji(2014)
Rp 31.246.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 6.587.000,00 Rp 3.747.500,00 Rp 650.000,00 Rp 900.000,00 Rp 1.950.000,00 Rp 440.000,00 Rp 16.774.500,00 Rp 14.471.500,00
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
b. Laporan Perubahan Modal Tabel 3. Laporan Perubahan Modal Gapoktan Amerta Sari tahun 2014 Simpanan Pokok Simpanan Wajib BLM-PUAP 2009 Dana Cadangan SHU Total Modal
Rp 18.000.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 14.471.500,00 Rp 132.471.500,00
Sumber: Laporan Perubahan Modal Gapoktan Amerta Sari(2014)
2. Penyajian Laporan Keuangan Gapoktan Amerta Sari Tahun 2014 Sesuai SAK ETAP Dalam SAK ETAP ada beberapa ketentuan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan Gapoktan Amerta Sari. Adanya pemisahaan aset kedalam aset lancar dan aset tetap dan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang dalam
neraca, pengakuan biaya yang merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban dalam laporan laba rugi dan laporan keuangan yang lengkap harus ada laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan Keuangan Gapoktan Amerta Sari tahun 2014 adalah sebagai berikut: a) Laporan Neraca
Tabel 4. Laporan Neraca Gapoktan Amerta Sari Tahun 2014 yang sesuai dengan SAK ETAP (dalam rupiah) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas Bank Piutang Pinjaman Sewa Dibayar dimuka Persediaan Barang Dagang Jumlah Aktiva Lancar
PASIVA KEWAJIBAN 9.924.000,00 Kewajiban Jangka pendek 800.000,00 Kewajiban Jangka Panjang 118.000.000,00 0,00 Jumlah Kewajiban 3.747.500,00
0,00
132.471.500,00 EKUITAS Simpanan Pokok 0,00 ModalPenyertaan/PUAP 2009 0,00 SHU Tahun Berjalan 0,00
Aktiva Tetap Inventaris Kantor Traktor Jumlah Aktiva Tetap
JUMLAH AKTIVA
0,00 0,00
132.471.500,00 JUMLAH PASIVA
18.000.000,00 100.000.000,00 14.471.500,00
132.471.500,00
Sumber: Gapoktan Amerta Sari(2014)
Berdasarkan SAK ETAP maka pada tabel 4 telah disajikan Laporan Neraca. Jumlah saldo dari masing-masing akun sesuai dengan hasil observasi maka diperoleh jumlah sebesar:
a. Kas Rp 9.924.000,00 akhir tahun 2014, dan Rp 5.526.500,00 pada tahun 2013 b. Bank Rp 800.000,00 c. Piutang Pinjaman Rp 118.000.000,00
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
b) Laporan Sisa Hasil Usaha Tabel 5. Laporan Sisa Hasil Usaha Gapoktan Amerta Sari Tahun 2014 yang sesuai dengan SAK ETAP (dalam rupiah) PENDAPATAN Pendapatan Bunga Pinjaman
31.246.000,00
Pendapatan Denda Pinjaman
0,00
Jumlah Pendapatan
31.246.000,00
BEBAN/ BIAYA Beban Sewa Tanah Biaya Bahan bangunan Tenaga kerja Pembelian Barang Toko
2.500.000,00 dan
6.587.000,00 3.747.500,00
Biaya ATK
650.000,00
Biaya Konsumsi Rapat
900.000,00
Biaya Reparasi Traktor
1.950.000,00
Biaya lain-lain
440.000,00
Jumlah Beban dan Biaya
16.774.500,00
Sisa Hasil Usaha Bersih
14.471.500,00
Sumber: Gapoktan Amerta Sari (2014)
a) Laporan Perubahan Ekuitas Tabel 6. Laporan Perubahan Ekuitas Gapoktan Amerta Sari Tahun 2014 yang Sesuai dengan SAK ETAP (dalam rupiah) Ekuitas Tahun 2009 Sampai 2013 Simpanan Pokok Modal Penyertaan/PUAP2009 SHU Tahun Berjalan Perubahan Ekuitas Ekuitas Akhir Tahun 2014
0,00 18.000.000,00 100.000.000,00 14.471.500,00 132.471.500,00 132.471.500,00
Sumber: Gapoktan Amerta Sari (2014)
b) Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan histris atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Peneliti tidak menyajikan laporan arus kas sesuai dengan SAK ETAP pada Gapoktan Amerta Sari, karena keterbatasan data yang diperoleh dan Gapoktan Amerta Sari tidak memiliki transaksi rutin dari kegiatan pengeluaran dan pemasukkan uang kas. Selain itu, Gapoktan Amerta Sari hanya memiliki
usaha simpan-pinjam sebagai bentuk perputaran modal usaha di organisasinya tersebut. Dengan demikian, peneliti tidak menyajikan laporan arus kas. c) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Menurut Muhammad Gade (2005: 9091) Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. 1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2. Infromasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. 3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi tidak diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu (1) Proses pertanggungjawaban keuangan dilaksanakan pada saat Buda Wage dengan menggunakan dewasa ayu atau hari baik dimana ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan berjalan dengan lancar. (2) Ada beberapa kendala yang dialami oleh Gapoktan Amerta Sari dalam menyusun Laporan Keuangan Sesuai dengan SAK ETAP, yaitu (a) faktor usia, (b) tingkat kompetensi, (c) transaksi yang tidak rutin terjadi, (d) lingkup organisasi yang kecil. (3) Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan SAK ETAP pada Gapoktan Amerta Sari bahwa (a) Penyajian laporan keuangan Gapoktan Amerta Sari tahun 2014 terdiri atas laporan laba rugi/laporan sisa hasil usaha dan laporan perubahan ekuitas. (b) Penyajian laporan keuangan Gapoktan Amerta Sari tahun 2014 yang telah disesuaikan dengan SAK ETAP terdiri atas laporan neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan. (c) Penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan Gapoktan Amerta Sari tahun 2014 berimplikasi pada perubahan akun-akun pada laporan perubahan ekuitas Gapoktan Amerta Sari tahun 2014. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP pada Gapoktan Amerta Sari tahun 2014 adalah (1) Untuk mengatasi kendala-kendala dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP maka peneliti menyarankan Gapoktan dan Pembina yaitu, (a) Pemberian bimbingan oleh orang yang sudah mampu dan ahli dibidang akuntansi, (b) Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengurus Gapoktan dalam hal menyusun laporan keuangan menggunakan SAK ETAP, (c) Memilih pengurus yang mau dan mampu untuk belajar baik dalam kegiatan organisasi dan penyusunan laporan keuangan sesuai standar akuntansi, dan (d) Menjelaskan mengenai penyusunal laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP mudah. (2) Gapoktan Amerta Sari sebaiknya menyusun laporan keuangan sepenuhnya berdasarkan SAK ETAP, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lengkap dan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Gapoktan Amerta Sari juga diharapkan membuat buku besar pembantu sebagai rincian dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Kemudian, untuk denda pinjaman agar dibedakan dengan bunga pinjaman. (3) Bagi peneliti berikutnya yang bermaksud meneliti penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan diharapkan dapat melakukan penelitian pada subyek lain maupun bidang apapun yang memiliki transaksi yang beragam, sehingga lebih mudah untuk menerapkan SAK ETAP secara penuh.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Letak Geografis Desa Sudaji, Sawan, Buleleng-Bali. Tersedia di:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015 )
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sudaji,_S awan,_Buleleng [diakses 18 Pebruari 2015]. . 2015. Umur. Tersedia di: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Umur [diakses 11 Mei 2015]. Departemen Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian. 2007. Diklat Pembekalan Calon Pegawai Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Modul 1-4. Malang: Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Malang. . 2008. Diklat Pembekalan Calon Pegawai Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Tahap II, Modul 1-4. Malang: Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Malang. Gade, Muhammad. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Salemba Empat. Sagala, Delviana. 2012. Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK-ETAP study Kasus Pada Home Industry Otak-Otak Bandeng Mulya Semarang. Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro 2014. Sari, Arum Puspita. 2014. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2014. Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Cikarang: Grasindo Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaf,
Kualitatif, Alfabeta.
dan
R&D). Bandung: