perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FORMATIF TERSTANDAR UNTUK BIDANG STUDI FISIKA SMP
Skripsi
Oleh: Isnaini Rohayati NIM K2308094
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FORMATIF TERSTANDAR UNTUK BIDANG STUDI FISIKA SMP
Oleh: Isnaini Rohayati NIM K2308094
Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Isnaini Rohayati. PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA TERSTANDAR UNTUK BIDANG STUDI FISIKA SMP. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik instrumen tes formatif Fisika SMP kelas VIII materi Cahaya yang telah disusun. Penelitian ini merupakan penelitian dasar. Penelitian dilakukan di Surakarta dan di Girimarto dengan melibatkan responden siswa kelas VIII A, B, C, E, F dan G SMP Negeri 2 Girimarto tahun ajaran 2011 / 2012. Tes yang disusun berupa tes formatif Fisika materi Cahaya. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan penelaahan soal dan teknik kuantitatif dengan analisis butir tes pilihan ganda meliputi daya beda, tingkat kesukaran, efektivitas distraktor, dan reliabilitas soal. Hasil penelitian berupa hasil telaah kualitatif oleh ahli dan hasil analisis kuantitatif yang dilakukan oleh peneliti. Dari telaah kualitatif diperoleh soal – soal yang harus direvisi karena pilihan jawaban tidak alfabetis, kalimat tidak efektif dan materi tidak sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Hasil uji lapangan I menunjukkan hasil sebagai berikut ; paket A : terdapat 6 soal kategori sukar, 24 soal kategori sedang dan 10 soal yang sulit, Dari segi daya pembeda, terdapat 5 soal berdaya beda negative, 5 soal jelek, 5 soal cukup, 13 soal baik dan 12 soal sangat baik. Untuk soal paket B, terdapat 13 soal sukar, 23 soal sedang dan 4 soal mudah. Dari segi daya pembeda, terdapat 12 soal ditolak, 1 soal jelek, 4 soal cukup, 15 soal baik dan10 soal sangat baik. Dari Hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa Tes yang telah disusun yaitu “Tes Formatif Fisika SMP Materi Cahaya, Tahun Pelajaran 2011/2012”. Tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang berjumlah 50 soal. Alokasi waktu pengerjaan tes selama 90 menit. Tes yang telah disusun dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan kunci jawaban. Adapun karakteristik tes yang telah disusun adalah dari soal paket A, terdapat 25% soal kategori mudah, 60% soal sedang dan 15% soal sukar. Dari segi daya pembeda, soal dengan daya beda sangat baik, baik dan cukup sebanyak 75%. Sedangkan ditinjau dari aspek keefektifan distraktor diperoleh hasil 85% soal dengan 3 distraktor dengan baik. Soal paket B, terdapat 10% soal mudah, 57,5% soal sedang dan 32,5% soal sukar. Dari segi daya beda, Soal dengan daya beda sangat baik, baik dan cukup sebanyak 67,5%.Sedangkan dari aspek keefektifan distraktor diperoleh hasil 85% soal dengan tiga distraktor berfungsi dan dengan baik. Instrumen tes akhir, terdapat 22% soal mudah, 54% soal sedang dan 24% soal sukar. Soal dengan daya beda sangat baik ,baik dan cukup sebanyak 74%. Dari aspek keefektifan distraktor diperoleh hasil 68% soal dengan tiga distraktor yang sudah berfungsi dengan baik. Dari keriga paket tes, tes yang memiliki kualitas dan karakteristik terbaik adalah tes terakhir. Kata kunci : Penyusunan tes, tes formatif, aspek kognitif
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al Insyirah : 6-8 )
Untuk Istana 10 Cinta, yang Belum Nyata Akan Menadi Nyata Jika Diusahakan (Penulis)
Penjamkan Mata, Sebut Nama Sepuluh Orang yang Dicinta, Niscaya Api Semangat Itu Akan Tetap Menyala Meski Badai Menerpa (Penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Istana 10 cinta 2. Omnya ultramen kecil 3. Kel.Besar Censi 4. Lebah penyengat semangat
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penyusunan Instrumen Tes Formatif Fisika untuk SMP”. Banyak kesulitan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Sukarmin, S. Pd, M. Si, Ph. D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Supurwoko, M. Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Drs. Surantoro, M. Si. Selaku Koordinator Skripsi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun Skripsi. 5. Ibu Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd. Selaku Pembimbing I yang telah membimbing penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Ibu Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. 7. Segenap Dosen Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. 8. Bapak Basuki, S.Pd. Selaku kepala SMP Negeri 2 Girimarto yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Bapak Eko Purwanto, S, Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 2 Girimarto yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu untuk terselesaikannya penyusunan Skripsi ini.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga amal kebaikan semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan informasi dan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Surakarta, September 2012 Penulis
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGAJUAN
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
HALAMAN ABSTRAK
v
HALAMAN MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
2
C. Pembatasan Masalah
2
D. Perumusan Masalah
3
E. Tujuan Penelitian
3
F. Manfaat Penelitian
3
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
3
BAB II.LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
4
1. Pembelajaran Sains
4
2. Hasil Belajar
4
3. Penilaian Pembelajaran Fisika
7
4. Prosedur Penyusunan Tes
14
5. Analisis Hasil Tes
14
6. Penelitian yang Relevan
20
B. Kerangka Berpikir
commit to user x
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pertanyan Penelitian
22
BAB III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
24
1. Tempat Penelitian
24
2. Waktu Penelitian
24
B. Metode Penelitian
25
C. Prosedur Penyusunan
25
1. Melakukan Analisis Kurikulum
25
2. Menetapkan Tujuan Tes
25
3. Membuat Kisi – Kisi
25
4. Menulis Instrumen
25
5. Melakukan Telaah Instrumen Secara Teoritis
25
6. Melakukan Uji Coba Dan Analisis Item Hasil Uji
26
Coba Tes 7. Merevisi Instrumen Tes
26
D. Subjek Penelitian
26
E. Data dan Teknik Pengambilan data
26
1. Data
26
2. Teknik Pengambilan Data
27
F. Teknik Analisis Data
27
1. Reliabilitas
27
2. Taraf Kesukaran
28
3. Daya Pembeda
28
4. Efektifitas Distraktor
30
BAB IV.HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian
31
1. Hasil Telaah Instrumen Secara Deskriptif
31
2. Analisis Hasil Uji Coba I Menggunakan ITEMAN dan
33
SPSS 3. Analisis Hasil Uji Coba II Menggunakan ITEMAN dan SPSS
commit to user xi
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Produk Akhir
36
B. Pembahasan
37
1. Analisis Kurikulum
37
2. Penetapan Tujuan Tes
37
3. Penyusunan Kisi – Kisi
38
4. Penulisan Instrumen
38
5. Telaah Kualitatif
38
6. Uji Coba
39
7. Analisis Item Hasil Uji Coba I
39
8. Pengambilan Keputusan
53
9. Uji Coba dan Analisis Hasil Uji Coba II
55
BAB V.KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan
114
B. Keterbatasan Penelitian
115
C. Saran
115
DAFTAR PUSTAKA
117
LAMPIRAN
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi Daya Beda Butir Tabel 3.1. Waktu Penelitian Tabel 3.2. Klasifikasi Daya Beda Butir Soal Tabel 4.2. Rangkuman Telaah Secara Teoritis Tabel 4.3. Rangkuman Tingkat Kesukaran Tabel 4.4. Rangkuman Daya Beda Paket A Tabel 4.5 Rangkuman Tingkat Kesukaran Tabel 4.6 Rangkuman Daya Beda Pake Soal B Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN Paket A dan B Tabel 4.8. Tingkat Kesukaran Item Tabel 4.9 Daya Pembeda Item Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN Tabel 4.11. Persentase Taraf Kesukaran Soal Paket A dan B Tabel 4.12. Kriteria Daya Pembeda Soal Tabel 4.13. Perbandingan Persentase Daya Pembeda Paket Soal A dan B Tabel 4. 14. Klasifikasi Distraktor Soal Paket A Tabel 4.15. Klasifikasi Distraktor Soal Paket B Tabel 4.16. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 1 Tabel 4.17. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 2 Tabel 4.18. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 7 Tabel 4.19. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 9 Tabel 4.20. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 11 Tabel 4.21. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 12 Tabel 4.22. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 20 Tabel 4.23. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 23 Tabel 4.24. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 24 Tabel 4.25. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 25
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.26. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 26 Tabel 4.27. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 27 Tabel 4.28. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 28 Tabel 4.29. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 29 Tabel 4.30. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 30 Tabel 4.31. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 31 Tabel 4.32. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 32 Tabel 4.33. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 37 Tabel 4.34. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 38 Tabel 4.35. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 39 Tabel 4.36 Rangkuman Analisis ITEMAN Paket A dan B Tabel 4.37. Pemilihan Soal Tabel 4.38 Kriteria Pengambilan Keputusan Tabel 4.39 Persentase Taraf Kesukaran Soal Paket A, B, dan Soal Akhir Tabel 4.40. Persentase Daya Pembeda Soal Paket A, B dan Soal Akhir Tabel 4.41. Efektifitas Distraktor Tabel 4.42. Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir Gambar 4.1a. Diagram Batang Penyebaran Skor Uji Coba I Paket A Gambar 4.1b. Diagram Batang Penyebaran Skor Uji Coba I Paket B Gambar 4.2a Kurva Distribusi Skor Uji Coba I Paket A Gambar 4.2b Kurva Distribusi Skor Uji Coba I Paket B Gambar 4.5a. Diagram Distribusi Skor Gambar 4.5b. Kurva Distribusi Skor
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Analisis Deskriptif Instrumen
Lampiran 2
Hasil Analisis ITEMAN uji I
Lampiran 3
Pengambilan Keputusan
Lampiran 4
Hasil Analisis Kurikulum, SK dan KD
Lampiran 5
Kisi –Kisi Tes
Lampiran 6
Instrumen Tes Uji I
Lampiran 7
Hasil Analisis SPSS Paket A dan B
Lampiran 8
Hasil Analisis SPSS Paket A dan B
Lampiran 9
Instrumen Uji II
Lampiran 10
Hasil ITEMAN Uji II
Lampiran 11
Hasil SPSS Uji II
Lampiran 12
Kunci Jawaban Soal
Lampiran 13
Lembar Telaah Kualitatif
Lampiran 14
Perbandingan Item A dan B ynag Belum Seimbang
Lampiran 15
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 16
Soal Pra Validasi
Lampiran 17
Distraktor Soal A dan B
Lampiran 18
Distraktor Uji II
Lampiran 19
Lembar Jawaban
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, pendidik dan peserta memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat. Peserta didik adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok yang menjalankan pendidikan, sedangkan pendidik adalah orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina peserta didik baik individu maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah. Dari dua unsur tersebut, dapat dikatakan bahwa anak didik dan guru mempunyai hubungan saling membutuhkan. Dalam hal ini peserta didik merupakan unsur manusiawi yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Interaksi edukatif yang terjadi di dalam kelas misalnya kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari interaksi antara pendidik dan peserta didik, dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang dan diakhiri dengan evaluasi (penilaian). Penilaian merupakan salah satu unsur yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Sri Yamtinah : 2009). Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan tes. Tes merupakan suatu cara efektif yang biasa digunakan oleh guru untuk menafsirkan kemampuan siswa secara tidak langsung. Peranan tes dalam penilaian sangatlah penting, karena kualitas tes yang baik akan memberikan gambaran kemampuan siswa secara akurat sehingga guru dapat menggunakan informasi balikan dari siswa untuk mengambil keputusan dengan tepat. Terlepas dari esensi dan urgensi tes sebagai suatu metode untuk menilai, fakta yang didapatkan di sekolah adalah guru tidak mempersiapkan rancangan tesnya dengan maksimal , kebanyakan soal tes diambil dari LKS atau buku
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
pegangan guru.
Selain
itu,
soal tes
yang
digunakan
tidak
diketahui
standardisasinya. Kenyataan ini tidak sesuai dengan Permendiknas No 16 tahun 2007 mengenai kualifikasi akademik dan Standart Kompetensi Guru khususnya kompetensi pertama yang berbunyi “memahami prinsip – prinsip penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu” dan kompetensi keempat “mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Jika instrumen yang digunakan guru untuk menilai hanya diambil dari LKS atau buku pegangan dan soal tidak diketahui standardisasinya, bisa jadi soal yang digunakan terlalu susah atau terlalu mudah, sehingga hasil tes tidak memberikan gambaran yang representatif tentang kompetensi siswa yang telah atau belum dimiliki oleh siswa. Apabila tes sudah dipersiapkan dengan optimal dan instrumen yang berkualitas baik,maka informasi yang diperoleh dari hasil tes dapat menunjukkan sejauh mana kompetensi yang ditetapkan telah tercapai. Sehingga informasi tersebut
dapat
dijadikan
balikan
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
menyempurnakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menyusun skripsi berjudul PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FORMATIF TERSTANDAR UNTUK BIDANG STUDI FISIKA SMP.
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1.
Instrumen tes yang digunakan oleh guru diambil dari LKS dan buku pegangan
2.
Tes yang digunakan oleh guru belum diteliti standardisasinya.
C.
Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan permasalahan ini lebih mendalam dan cakupannya tidak terlalu luas maka permasalahan-permasalahan yang ada dibatasi sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
1.
Tes yang disusun merupakan tes formatif Fisika SMP kelas VIII materi Cahaya.
2.
Jenis tagihan yang akan dibuat berupa tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda khusus untuk mengukur aspek kognitif.
D. Berdasarkan
latar
Perumusan Masalah belakang
masalah,
identifikasi
masalah
dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah karakteristik instrumen tes formatif Fisika SMP kelas VIII materi Cahaya yang telah disusun?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik instrumen tes formatif Fisika SMP kelas VIII materi Cahaya yang telah disusun F.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1.
Memberikan informasi tentang instrumen tes formatif fisika untuk SMP
2.
Memberikan informasi tentang cara penyusunan instrumen tes yang baik
3.
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut.
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Penelitian ini memiliki keterbatasan dan asumsi sebagai berikut : 1.
Instrumen tes yang telah disusun diasumsikan layak untuk diteskan karena tes disusun berdasarkan prosedur dan memenuhi kriteria penyusunan tes.
2.
Bentuk soal pilihan ganda memungkinkan peserta tes untuk menebak jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Sains Pada tingkat SD dan SMP, Fisika diajarkan secara terpadu dengan aspek Biologi dan aspek Kimia dalam mata pelajaran IPA. Fisika bersama – sama Biologi, Kimia serta Astronomi tercakup dalam kelompok ilmu – ilmu alam (natural science) atau secara singkat disebut science. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi sains atau ilmu Pengetahuan Alam (IPA). ”Sains pada dasarnya merupakan abstraksi dari aturan atau hukum alam yang disederhanakan. Fisika maupun sains bekerja dengan landasan beberapa asumsi
bahwa
objek
–
objek
empiris
mempunyai
sifat
keragaman,
memperlihatkan sifat berulang dan kesemuanya jalin menjalin mengikuti pola – pola tertentu”. (Suriasumantri ,1892:7). Tujuan dasar setiap ilmu termasuk Fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, asas yang dapat diandalkan (Suriasumantri ,1982:19). Tujuan utama dari IPA dan Fisika yakni, mengamati, menghayati dan memanfaatkan gejala – gejala alam yang melibatkan zat atau materi dan energi. Fisika sebagai ilmu dasar juga memiliki karakteristik yang mencakup bangun ilmu yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat dan teori serta metodologi keilmuan. Fisika dalam mengkaji objek – objek telaahnya yang berupa benda – benda serta peristiwa – peristiwa alam menggunakan prosedur baku yang biasa disebut dengan metode atau proses ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran dan penilaian hasil belajar fisika seharusnya dapat mencerminkan karakteristik keilmuan tersebut.
2. Hasil Belajar Sebuah proses dijalankan tentu saja memiliki tujuan. Sebagaimana dengan proses belajar belajar Fisika. Mundilarto (2010:7) berpendapat bahwa
commit 4 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
”hasil belajar fisika berupa perilaku (behavioral objective) dan kompetensi yang bukan perilaku (nonbehavioral objectives)”. Benjamin Bloom ”mengelompokkan hasil belajar siswa dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik”. (Suharsini Arikunto , 1999 ; 117), lebih lanjut disarikan dari pendapat Sri Yamtinah mengenai komponen dari Taksonomi Bloom sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif a) Pengetahuan Ranah pengetahuan merupakan ranah yang menuntut siswa untu dapat mengingat kembali ide, gagasan dan hal – hal yang telah disampaikan tanpa harus memahaminya. Kata kerja operasionalnya adalah menyebutkan, menunjukkan, mendefinisikan kembali. b) Pemahaman Ranah pemahaman menuntut siswa untuk memahami segala sesuatu meliputi ide, gagasan dan hal lain yang telah diperoleh. Kata kerja yang biasa digunakan yakni membedakan,
mengubah, menyajikan,
menjelaskan,
memberi contoh. c)
Aplikasi Ranah aplikasi merupakan ranah yang menuntut siswa untuk dapat menentukan dan memilih suatu ide, gagasan, hukum dan hal – hal yang telah disampaikan untuk diaplikasikan pada hal yang baru. Kata kerja operasional yang digunakan antara lain menggunakan, menerapkan, menghubungkan, memilih,
mengembangkan,
memilih,
mengorganisasikan,
dan
menggabungkan
atau
mengklasifikasikan d) Sintesis Ranah
sintesis
menuntut
siswa
untuk
mengorganisasikan hal – hal yang telah diterima menjadi sesuatu yang baru. Kata kerja operasional yang digunakan antara lain menghubungkan, menghasilkan, menggabungkan, mengorganisasikan, menyimpulkan dan mengembangkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
e)
Analisis Ranah ini menuntut menganalisis bagian – bagian, faktor penyebab atau membuat kelompok hal – hal yang telah diterima. Kata kerja operasional yang biasa digunakan adalah membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, mengkategorikan dan menganalisis.
f)
Evaluasi Ranah evaluasi menuntut siswa untuk dapat menggabungkan semua aspek untuk menyelesaikan masalah. Kata kerja operasional yang biasa digunakan adalah menafsirkan, mempertimbangkan, mengargumentasikan dan menaksir. Andreson dan Krathwohl melakukan revisi taksonomi Bloom untuk
ranah kognitif, revisi tersebut kemudian disebut dengan Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. Adapun komponen – komponennya sebagai berikut: (1)Mengingat(remembering) yakni mengenal kembali pengetahuan yang telah dihimpun dalam memori. Mengingat adalah ketika memori digunakan untuk mengenal kembali pengetahuan – pengetahuan yang telah diperoleh,(2) memahami (understanding) yakni membangun arti dari berbagai jenis materi, ditandai dengan kemampuan menginterpretasi, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan, (3) menerapkan (applying) yaitu melakukan atau menggunakan suatu prosedur melalui pelaksanaan atau penerapan pengetahuan. Menerapkan berkaitan dan mengacu pada situasi dimana materi yang telah dipelajari digunakan untuk menghasilkan produk seperti model, penjelasan dan simulasi, keempat, menganalisis (analyzing) yakni mengurai materi atau konsep ke dalam bagian – bagian, mengkaji hubungan antar bagian untuk mempelajari struktur atau tujuan secara keseluruhan. Kegiatan mental yang tercakup di dalamnya adalah membedakan,mengorganisasi dan mengidentifikasi,(5) mengevaluasi (evaluating) Membuat kebijakan berdasarkan pada kriteria atau standar melalui pengamatan dan peninjauan, (6) menciptakan (creating) yaitu kegiatan mengkombinasikan elemen – elemen untuk membentuk bangun keseluruhan yang logis dan fungsional. Mengorganisasi ulang elemen – elemen ke dalam pola atau struktur yang baru melalui proses pembangkitan, perencanaan, atau produksi ( Mundilarto ,2010 : 9). 2) Ranah Afektif Ranah afektif mencakup watak perilaku, seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai. (Sri Yamtinah ,2009:25). Penilaian ranah afektif dilakukan melalui pengamatan langsung dan terus – menerus. Ranah afektif menurut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Krathwohl meliputi menerima (receiving), menanggapi (responding), menilai (valuing),
mengorganisasi
(organization),
dan
membentuk
watak
(characterization). 3) Ranah psikomotik burhubungan dengan erta dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian – bagiannya. Anita harrow mengemukakan garis besar taksonomi ranah psikomotorik meliputi gerakan refleks, dasar – dasar gerakan, perceptual abilities, physical abilities, skilled movement, dan nondiscoursive communication (Arikunto, 1987:122). Dalam penelitian ini, hasil belajar yang ingin diamati yaitu hasil belajar pada ranah kognitif dengan komponen penyusun aspek sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
3. Penilaian Pembelajaran Fisika a.
Pengukuran, Evaluasi dan Penilaian Ada dua istilah yang terkait dengan konsep penilaian (assessment), yaitu
pengukuran (measurement) dan evaluasi (evaluation). (Djemari Mardaphi, 2007:1). Menurut Griffin dan Nix “pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah hirarki”. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment) sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku (Djemari Mardapi, 2008:1). Mundilarto mendefinisikan penilaian sebagai proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan profil kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum (2012:14). Penilaian didefinisikan pula sebagai rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Sri Yamtinah , 2009: 1). Pengukuran adalah proses penetapan angka tehadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Dalam bidang pendidikan, pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes atau non tes yang pada umumnya digunakan untuk mengukur perilaku peserta didik. Sedangkan evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manaat atau kegunaan suatu objek. Evaluasi biasanya dilakukan dalam rangka pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dalam evaluasi diperlukan indikator – indikator keberhasian sebagai tolok ukur pencapaian tujuan. Evaluasi dapat dipandang sebagai suatu siklus yang mencakup empat tahap berikut, persiapan, penilaian, evaluasi dan refleksi. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan kesahihah, objektifitas, adil, keterpaduan, keterbukaan, kesinambungan, aturan criteria dan akuntabilitas (Yamtinah, 2009:4). Sebuah penilaian pembelajaran dilakukan dengan beberapa tujuan. Menurut Mundilarto, penilaian bertujuan untuk “mengetahui tingkat kompetensi peserta didik, mengukur perumbuhan dan perkembangan, mendiagnosis kesulitan belajar, mengetahui hasil proses belajar mengajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong guru untuk mengajar lebih baik, sebagai upaya meningkatkan akuntabilitas lembaga dan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan “(2010 : 16). Untuk mendapatkan informasi mengenai ukuran kemampuan peserta didik maka diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur yang dipakai dalam bidang evaluasi biasanya berupa tes dan non tes. Istilah tes, pengukuran dan evaluasi merupakan istilah yang umum dijumpai dalam kegiatan evaluasi.
Djemari
berpendapat bahwa ”tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan atau keterampilan seseorang secara tidak langsung, yakni melalui respon orang tersebut terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan”(2008 :67).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1990 :51) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – atran yang sudah ditentukan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat ukur untuk menaksirkan kemampuan seseorang (peserta didik). Selain itu tes juga dapat digunakan sebagai suatu metode untuk melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Bentuk tes yang biasa digunakan ada beberapa macam tergantung penggunaan. ”Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu tes objektif dan tes non objektif” (Djemari Mardapi, 2008: 69). Bentuk tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar- salah, dan uraian objektif. 1) Tes objektif (Pilihan Ganda) Multiple choice atau pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. (Suharsini arikunto , 1999:168). Dalam Journal of Education yang dituliskan oleh Aidan O’Dwyer (2006:2) disebutkan bahwa ” Multiple – choice questions are an efficient means of knowledge assessment (particularly in well defined subjects that do not cange with time. They are used assessment methodology”. Bentuk pertanyaan pilihan ganda merupakan sarana yang efisien dalam penilaian ( khususnya untuk mata pelajaran yang tidak berubah dengan waktu). Bentuk tes pilihan ganda dapat banyak digunakan dalam metodologi penilaian. Menurut Suke Silverius, bentuk tes pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, antara lain dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang kemampuan berfikir dalam ranah kognitif, dapat dibuat banyak ragam bentuk, dapat digunakan pada semua jenjang sekolah dan kelas, dapat diskor dengan sangat objektif, dan ruang lingkup bahan yang ditanyakan dangat luas. ( Isti Nafah, 2010:10).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Dalam penulisan butir soal tentu terdapat beberapa kaidah yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan penulisan soal yang berbentuk pilihan ganda. Beberapa kaidah yang harus dipenuhi dalam penulisan soal tes pilihan ganda antara lain : Soal harus sesuai dengan indikator, pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya masalah yang hendak diukur atau ditanyakan harus jelas, tida menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda – beda bagi setiap peserta didik dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor, bahasa yang digunakan harus komunikastif sehingga mudah dimengerti peserta didik, kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, Bahasa Indonesia yang digunakan harus baku, rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pertanyaan yang diperlukan saja, letak jawaban benar ditentukan secara acak, pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban benar, pokok soal tidak boleh menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang bersifat negatif ganda, pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi, panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama, pilihan jawaban tidak boleh menggunakan pernyataan ” semua jawaban benar’ atau ’ semua jawaban salah ”, pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan besar kecilnya, pilihan jawaban tidak boleh mengulang kata atau frase yang sama yang bukan merupakan satu kesatuan, gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi, setiap soal harus mempunyai satu jawaban benar, butir soal tidak boleh bergantung pada jawaban soal sebelumnya (Mundilarto, 2010 : 53). Sebagaimana dalam penskoran instrumen tes yang lain, ada beberapa kaidah penskoran yang harus dipenuhi. Untuk memeriksa jawaban siswa pada instrumen tes yang berbentuk objektif tidaklah sukar, karena dengan sangat mudah dapat digunakan skor benar = 1 dan skor salah – 0. Namun untuk menentukan jumlahan skor secara keseluruhan, dapat digunakan beberapa pedoman penskoran berikut: a) Menggunakan faktor koreksi Faktor koreksi dimaksudkan untuk menghindari atau meminimalisasi terjadinya guessing (tebakan) dalam menjawab soal sehingga diberikan denda. Jika penskoran menggunakan faktor koreksi, maka rumus yang harus digunakan adalah skor= B-
S
option-1
commit to user
..................................... (2.1)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
dengan S
: jumlah jawaban benar
B
; jumlah jawaban salah
b) Tanpa Faktor Koreksi Jika penyusun soal tidak memberikan denda, maka rumus yang digunakan adalah skor=B .......................................................(2.2) dimana B : jumlah jawaban benar. Jika dalam penskoran digunakan bobot, maka rumus penskoran menjadi
2) Bentuk Benar Salah
skor = B x bobot .............................................(2.3)
Menurut Djemari ”Tes benar salah adalah tes yang terdiri atas sejumlah pernyataan yang bernilai benar dan salah” (2008 :71). Tes benar salah memiliki kelebihan antara lain ”dapat mencakup bahan yang luas, mudah menyusunnya, dapat digunakan berkali – kali, dapat dilihat secara cepat dan objektif dan petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti” (Arikunto : 1987:166) 3) Bentuk Uraian Objetif Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan dalam sains dan matematika dengan alasan hanya terdapat satu kunci jawaban (Mardapi , 2008:72). Sebagaimana tes bentuk benar salah, tes bentuk uraian objektif ini memiliki prosedur pengerjaan tertentu yang relatif mudah dan terdapat poin pada setiap langkahnya. Akan tetapi bentuk tes ini memiliki kelemahan yakni kerumitan dalam penskoran. Terkait dengan penelitian ini, bentuk tes yang akan disusun adalah bentuk tes pilihan ganda. Pemilihan bentuk tes pilihan ganda ini didasarkan pada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh bentuk tes pilihan ganda antara lain dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang kemampuan berfikir dalam ranah kognitif, dapat dibuat banyak ragam bentuk, dapat digunakan pada semua jenjang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
sekolah dan kelas, dapat diskor dengan sangat objektif, dan ruang lingkup bahan yang ditanyakan dangat luas b.
Macam Tes Berdasarkan Tujuan Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari suatu tes, maka tes dapat
dibedakan menjadi empat, yakni tes penempatan, tes diagnostik, tes sumatin dan tes formatif. 1) Tes penempatan Tes penempatan dilaksanakan di awal dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi yang telah dimiiki oleh peserta didik 2) Tes diagnostik Anas Sudijono menyatakan bahwa ”tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan”(2005:70). 3) Tes sumatif Tes sumatif dilakukan pada akhir semester, hasilnya digunakan untuk menentukan kebehasilan belajar peserta didik. 4) Tes Formatif Formatif berasal dari kata form. Secara umum tes ini berfungsi untuk memperoleh informasi atau masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Masukan ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya (Winarno Surachman, 1995 : 8). Tes formatif memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) dilakukan pada akhir setiap satuan pelajaran, 2) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran pada setiap satuan pelajaran sudah tercapai, 3) berfungsi memberikan umpan balik untuk perbaikan proses belajar mengajar, 4) dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner ataupun cara lain yang sesuai, 5) peserta didik dinilai berhasil jika mencapai taraf penguasaan minimal 70 % dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Mundilarto, 2010 : 49). Tes formatif juga memberikan manfaat baik kepada siswa, guru maupun program itu sendiri. Manfaat bagi siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
a)
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh b) Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan – kelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa mengetahui bab atau bagian dari bahan mana yang belum dikuasainya d) Sebagai diagnosis. Dengan mengetahui hasil tes formatif siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan yang mesih dirasakan sulit. Setelah siswa mengetahui kelemahannya dengan cepat dapat memperbaiki diri. Manfaat bagi guru a) Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus mengganti cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama. b) Mengetahui bagian – bagian mana dari bahan pelajaran yang berlum menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain. c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan. Manfaat bagi program Setelah diadakan tes formatif maka akan diperoleh hasil, dari hasil tersebut maka akan diketahui ; a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak. b) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan – pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan c) Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai. d) Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat. (Arikunto :36) Anas Sudijono (1995 : 74) berpendapat mengenai tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah tes formatif, antara lain: a)
Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru. b) Jika ada bagian – bagian yang belum dikuasai maka sebelum dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian – bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik. 4. Prosedur Penyusunan Tes Penyusunan instrumen tes melalui beberapa tahapan, yakni ”(1) melakukan analisis kurikulum, (2) menetapkan tujuan tes, (3) membuat kisi – kisi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
(4) menulis instrumen tes, (5) melakukan telaah instrumen secara teoritis, (6) melakukan uji coba dan analisis item hasil uji coba tes, dan (7) merevisi instrumen tes” (Estina Ekawati ,2011:20).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
5. Analisis Hasil Tes Analisis hasil tes dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis hasil tes dilakukan untuk melihat secara tidak langsung kaualitas dari tes yang telas disusun. a.
Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan penelaahan pada tes yang telah dibuat. Telaah tes secara kualitatif dilakukan terhadap aspek materi, konstruksi dan bahasa. Djemari (2008 : 137) memberikan definisi mengenai aspek materi, konstruksi dan bahasa sebagai berikut ”Aspek materi berkaitang dengan substansi keilmuan yang ditanyakan serta tingkat berfikir yang terlibat. Aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan soal, baik bentuk objektif maupun yang non objektif. Aspek bahasa terkait dengan kekomunikatifan / kejelasan hal yang ditanyakan.
b.
Analisis Kuantitatif
1) Validitas Sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Valid dapat diartikan sebagai sahih, sehingga validitas dapat diartikan sebagai kesahihan. Walaupun istilah ”tepat” belum tentu mencakup semua arti yang tersirat dalam kata ”valid” dan kata ”tepat” kadang – kadang digunakan dalam konteks yang lain, akan tetapi tambahan kata ’tepat” dalam menerangkan kata ”valid” dapat memperjelas apa yang dimaksud. Ada beberapa macam validitas, antara lain validitas logis dan validitas empiris a) Validitas logis Validitas logis dalam konteks instrumen memiliki arti sebagai kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kevalidan tersebut terpenuhi jika instrumen telah disusun dengan baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Ada dua macam komponen dallam validitas logis, yakni validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
kondisi bahwa sebuah instrumen yang telah disusun sesuai dengan materi pelajaran yang akan dievaluasi. Sedangkan
validitas
konstruk
sebuah
instrumen tercapai jika instrumen yang disusun berdasarkan konstruk kejiawaan yang seharusnya dievaluasi. b) Validitas empiris Validitas empiris adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan memiliki validitas empirik apabila secara tepat dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diukur melalui tes tersebut
Untuk mengetahui validitas
empirik paket soal yang telah diujikan dilakukan dengan menghitung daya ketepatan bandingan (concurrent validity). Validitas empiris dapat dihitung dengan dua metode berdasarkan jenis datanya, jika data yang dimiliki salah satunya adalah data dikotomi maka rumus yang digunakan adalah korelasi point biserial. Rumusan koefisien point biserial adalah =
[
]
..........................................(2.4) (Nonoh Siti Aminah, 2012 :9)
dengan r
Mi
: koefisien biseral : mean skor X dari seluruh subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi
Mx
: mean skor dari seluruh subjek
Sx
: deviasi standar skor X
P
: proporsi subjek yang mendapat skor 1 pada variabel dikotomi
2) Reliabilitas Sebuah tes dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali – kali. Dengan kata lain jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan ang sama dalam kelompoknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Jika dihubungkan denganvaliditas, maka validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan. Dengan kata lain, reliabilitas tes adalah tingkat atau derajat konsisten item bersangkutan, yaitu berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu item atau alat ukur teliti dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Item dikatakan reliabel jika selalu memberi hasil yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Indeks reliabilitas dapat ditentukan dengan beberapa metode, antara lain: a) Teknik ulangan tes Teknik ini dapat dilaksanakan dengan menyelenggarakan tes sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda. Tujuan dari pengulangan tes ini adalah untuk mengetahui tingkat stabilitas atau ketetapan hasil tes, antara tes yang pertama dan tes yang kedua. Teknik ini memiliki kelemahan pada sulitnya membuat kondisi penyelenggaraan tes yang benar – benar sama. b) Teknik bentuk paralel Teknik bentuk paralel dilaksanakan dengan memberikan tes yang seimbang untuk subjek tes yang sama. Kelemahan dari teknik ini adalah pada sulitnya membuat tes yang benar – benar seimbang. c)
Teknik Konsistenasi Internal Mengenai teknik konsistensi internal, Syaifuddin mengemukakan bahwa pendekatan konsistensi internal dimaksudkan untuk menghindari masalah yang biasanya ditimbulkan oleh pendekatan tes ulang dan bentuk paralel. Pendekatan konsistensi internal, hanya memerlukan satu kali tes kepada sekelompok individu, pendekatan ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi(1997:63). Berkaitan dengan penelitian ini, koefisien reliabilitas dicari dengan menggunakan teknik konsistensi internal metode koefisien alpha. Nilai koefisien reliabilitas dicari dengan menggunakan bantuan software Microcat ITEMAN 3,0. Persamaan matematis untuk mencari koefisien alpha 20 adalah
keterangan:
=
1
(
)
commit to user
............................................ (2.5)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
K
; banyaknya item dalam tes : varians skor tes
P
: proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu item, yaitu
banyaknya angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subjek yang menjawab item tersebut (Syaifuddin Azwar, 1992 :83) Kriteria : 0,00
< 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20
< 0,40 : reliabilitas rendah
0,40
< 0,60 : reliabilitas cukup
0,60
< 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80
< 1,00 : reliabilitas sangat tinggi (Suharsimi Arikunto,2005 : 100)
3) Taraf Kesukaran Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah : P=
B JS
.......................................................... (2.6) ( Suharsimi Arikunto, 2001 : 208 )
dengan P
: indeks kesukaran
B
: banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
: jumlah siswa peserta tes
Klasifikasi soal : Soal dengan p 1,00 sampai 0,30, soal kategori sukar Soal dengan p 0,30 sampai 0,70, soal kategori sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00, soal kategori mudah 4) Daya Pembeda Daya pembeda butir soal berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu butir soal membedakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal ditentukan menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
dua kelompok ujung, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group). Biasanya kedua kelompok ditentukan sebanyak 27% dari jumlah peserta tes yang medapatkan skor tinggi kelompok atas dan 27% dari jumlah peserta tes yang mendapat skor rendah sebagai kelompok bawah. Daya pembeda butir sal ditetapkan sebagai : ULI=
R u -Rl f
..................................................(2.7)
dengan ULI
: daya pembeda butir soal (Upper Lower Index)
Ru
: Jumlah subjek kelompok atas yang menjawab benar soal
Rl
: jumlah subjek kelompok bawah yang menjawab benar soal
f
: jumlah subjek tiap – tiap kelompok
Daya pembeda dapat pula dihitung dengan mencari nilai korelasi point biserial dan nilai korelasi Biserial. Secara matematis nilainya dinyatakan dengan: rpbis =
M p -M t
p
ST
1-p
=
M p -M t
p
ST
q
.....................................(2.8)
keterangan: p
: jumlah peserta tes yang menjawab benar
Mp
: mean skor tes dari peserta tes yang menjawab benar
Mt
: mean skor total
ST
: varians total
Dan nilai korelasi Biserial dinyatakan dengan persamaan rbis =
M p -M t
p
ST
y
..............................................(2.9)
Nilai korelasi Biserial selalu lebih rendah dibanding dengan korelasi point biserial. Klasifikasi daya beda butir soal adalah sebagai berikut
Tabel 2.1. Klasifikasi Daya Beda Butir Nilai p
Klasifikasi
Interpretasi
Kurang dari 0,20
Poor
0,20 – 0,40
Satisfactory
Butir item yang bersangkutan daya bedanya lemah sekali (jelek) Butir yang bersangkutan telah memiliki daya beda yang cukup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
0,40 – 0,70
Good
Butir yang bersangkutan telah memiliki daya beda yang baik 0,70 – 1,00 Excellent Butir yang bersangkutan telah memiliki daya beda yang baik sekali Bertanda negatif Butir yang bersangkutan telah memiliki daya bedanya negatif (jelek sekali) Sebagai tindak lanjut dari penganalisisan mengenai daya pembeda item, item soal dikelompokkan menurut klasifikasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas Sudijono (1995 : 389) berikut: 1. Butir – butir soal yang sudah memiliki daya pembeda item yang baik (satisfactory, good, dan excellent) hendaknya dimasukkan dalam buku bank soal tes hasil belajar. Butir – butir item tersebut dapat dipakai. 2. Butir – butir item yang daya pembedanya masih rendah (poor), ada dua kemungkinan tindak lanjut, yaitu : a) Ditelusuri untuk kemudian diperbaiki, dan setelah diperbaiki dapat diajukan lagi dalam tes hasil belajar yang akan datang. b) Dibuang dan tidak digunakan lagi. 5) Efektifitas Distraktor Analisis
efektifitas
pengecoh
atau
analisis
distribusi
jawaban
dimaksudkan untuk mengetahui apakah alternatif jawaban yang tersedia sudah berfungsi dengan baik atau belum. Berdasarkan hasil analisis distribusi jawaban tes, dapat diketahui jumlah peserta tes yang menjawab soal dengan benar, alternatif jawaban atau pengecoh (distraktor) mana yang kesalahannya terlalu mencolok sehingga tidak ada daya tarik bagi peserta tes, dan alternatif jawaban atau pengecoh yang telah berfungsi dengan baik. Pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila jumlah pemilihnya paling sedikit 2% dari jumlah peserta tes.
6. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang bertema evaluasi kh tes formatif telah dilaksanakan sebelumnya, antara lain: a.
Isti Nafah (2010 : 5) dalam penelitian yang berjudul ”Pengaruh Perbedaan Bentuk Tes dalam Evaluasi hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Kemampuan Bahasa Indonesia”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
evaluasi hasil belajar Fisika, penggunaan tes pilihan ganda lebih efektif daripada penggunaan tes esai. b.
Supardi U.S (2008) dalam penelitian berjudul ”Pengaruh bentuk tes Formatif san Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika”, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang terbiasa diberi tes formatif berbentuk pilihan ganda lebih tinggi dari siswa yang biasa diberi tes formatif bentuk essay.
c.
Elvin Yusliana (2008) dalam penelitian berjudul ”Analisis Kualitatif Tes Fisika Semester I Kelas X SMA Negeri 2 Ngaglik Kabupaten Sleman Menggunakan Pendekatan teori Tes Klasik dan Teori Respon Butir”, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah tingkat konsistensi analisis soal dengan menggunakan teori tes klasik dan teori respon butir tes Fisika semester I kelas X SMA Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman pada tahun pelajaran 2007/2008 menunjukkan nilai yang rendah. B. Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas instrumen tes formatif
yang telah disusun. Produk akhir yang dihasilkan berupa soal tes formatif materi cahaya. Aspek yang diukur melalui instrumen tes formatif yang berbentuk soal pilihan
ganda
ini
adalah
aspek
kognitif
siswa.
Hal
mendasar
yang
melatarbelakangi penelitian ini adalah urgensi tes dalam mengetahui tingkat kemampuan siswa dan kenyataan di lapangan bahwa sebagian guru belum melakukan penyusunan instrumen tes sendiri dan menganalisis instrumen yang telah dibuat sesuai dengan standar. Sebuah instrumen yang baik, seharusnya dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan dan kompetensi siswa. Siswa dinilai mampu jika memenuhi standar kelulusan minimal yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kemampuan tersebut guru menggunakan instrumen tes untuk diujikan kepada siswa. Soal
yang digunakan seharusnya sesuai dengan materi yang telah
disampaikan oleh guru tersebut, tidak kurang atau lebih. Jadi soal yang diteskan dibuat sendiri oleh guru dan disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
oleh siswa karena kualitas instrumen juga menentukan kualitas pengambilan keputusan. Untuk mengetahui kualitas instrumen tes yang telah disusun maka dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan oleh ahli dan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program ITEMAN dan analisis butir soal yang lain yang meliputi analisis mengenai reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, efektifitas distraktor. Dengan disusunnya instrumen tes formatif yang baik diharapkan dapat menjadi sarana pengumpul informasi mengenai pembelajaran secara keseluruhan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat bagan kerangka berpikir berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Analisis Kebutuhan
Pengumpulan referensi materi
Penyusunan instrumen tes
Validasi instrumen oleh pakar
Revisi instrumen tes
Validasi lapangan
Revisi instrumen
Analisis hasil
Produk akhir instrumen tes Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
C. PERTANYAAN PENELITIAN Pertanyaan dari penelitian ini adalah : Bagaimanakah karakteristik instrumen tes formtif Fisika untuk SMP kelas VIII materi Cahaya yang telah disusun?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Girimarto kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian antara bulan Januari – Juni 2012, adapun rinciannya dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 3.1. Waktu Penelitian Tahapan
Bulan keI
1.
II
III
IV
V
VI
Persiapan penelitian a. Pengajuan judul b. Permohonan pembimbing c. Pembuatan proposal penelitian d. Permohonan perijinan kepada lembaga terkait
2.
Pelaksanaan penelitian a. Pembuatan instrument b. Konsultasi instrument c. Uji coba instrument
3.
Penyelesaian a. Analisis data b. Konsultasi dengan pembimbing c. Penyusunan laporan
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian dasar. “Penelitian dasar adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
teori ilmiah atau prinsip dasar suatu disiplin ilmu yang lebih baik daripada hanya memecahkan persoalan praktis” ( Nonoh Siti A, 2002:1).
C. Prosedur Penyusunan Penelitian ini bertujuan untuk menyusun instrumen tes formatif Fisika untuk
SMP kelas VIII untuk materi Cahaya. Adapun tahapan penyusunan
instrumen tes dalam penelitian ini adalah 1.
Melakukan analisis kurikulum Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali kurikulum yang telah ada berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan. Instrumen yang disusun seharusnya sesuai dengan indikator pencapaian suatu KD (Kompetensi Dasar) yang terdapat dalam Standar isi (SI).
2.
Menetapkan tujuan tes Langkah awal dalam mengembangkan instrumen tes adalah menetapkan tujuan. Ada empat macam tes berdasarkan tujuannya, yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes formatif dan (d) tes sumatif
3.
Membuat kisi – kisi Kisi – kisi tes merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal – soal (meliputi SK – KD, materi, indikator dan bentuk soal yang akan dibuat.
4.
Menulis Instrumen Penulisan instrumen tes berdasar pada indikator yang telah dituliskan pada kisi –kisi tes dan dituangkan dalam spesifikasi butir soal.
5.
Melakukan telaah instrumen secara teoritis Telaah instrumen secara teoritis dilakukan untuk melihat kesahihan instrumen dari segi materi, konstruksi dan bahasa. Telaah instrumen secara teoritis dilakukan oleh ahli atau pakar, teman sejawat atau oleh penulis soal. Dalam penelitian ini, proses telaah instrumen secara teoritis dilakukan oleh dosen pembimbing, dosen ahli materi dan guru kelas (validasi ahli).
6.
Melakukan uji coba dan analisis item hasil uji coba tes Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data empiris tentang kualitas tes yang telah disusun. Ujicoba dapat dilakukan ke sebagian siswa sehingga dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
hasil ujicoba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar analisis reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, efektifitas pengecoh dan daya beda. 7.
Merevisi instrumen tes Dari hasil analisis item tes hasil uji coba kemudian dilakukan perbaikan untuk soal yang masih belum memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Setelah butir soal melewati semua tahap maka langkah selanjutnya adalah penyusunan instrumen tes. (Estina Ekawati : 2011).
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A, B, C, E, F dan G SMP Negeri 2 Girimarto tahun pelajaran 2011 / 2012.
E. Data dan Teknik Pengambilan data 1.
Data Data dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. a. Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil penelaahan butir tes oleh ahli. b. Data kuantitatif Data yang dikumpulkan berupa hasil tes formatif. Datta uantitatif selanjutnya dianalisis untuk reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan keefektifan distraktor.
2.
Teknik Pengambilan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain a. Instrumen non tes berupa lembar telaah kualitatif. Lembar telaah kualitatif digunakan dalam penelaahan butir soal dari tinjauan materi, konstruksi dan bahasa. b. Instrumen tes berupa soal tes tertulis pilihan ganda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data secara kualitatif dilakukan untuk menganalisis butir soal yang telah disusun secara deskriptif. Penelaahan dilakukan meliputi aspek materi, konstruksi dan bahasa.Dalam penelaahan soal digunakan lembar telaah untuk mempermudah prosedur pelaksaan. Format lembar penelaahan soal dapat dilihat pada lampiran 1. Adapun analisis kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis validitas, tingkat kesukaran item soal, daya pembeda dan efektifitas disktraktor. 1. Reliabilitas Koefisien reliabilitas dicari dengan menggunakan teknik konsistensi internal metode koefisien alpha. Nilai koefisien reliabilitas dicari dengan menggunakan bantuan software Microcat ITEMAN 3,0. Persamaan matamatis untuk mencari koefisien alpha adalah KR20 =
k p (1-p) 11-k sx 2
keterangan: K
; banyaknya item dalam tes : varians skor tes
P
: proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu item, yaitu
banyaknya angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subjek yang menjawab item tersebut (Syaifuddin Azwar, 1992 :83)
Kriteria : 0,00
< 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20
< 0,40 : reliabilitas rendah
0,40
< 0,60 : reliabilitas cukup
0,60
< 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80
< 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
(Suharsimi Arikunto,2005 : 100)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
2. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah : P=
B JS ( Suharsimi Arikunto, 2001 : 208 )
dengan P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
= jumlah siswa peserta tes
Klasifikasi soal : 1,00
0,29 ; soal kategori sukar
0,30
0,69 ; soal kategori sedang
0,70
1,00 ; soal kategori mudah
3. Daya Pembeda Daya pembeda soal dapat dihitung dengan mencari nilai korelasi point biserial dan nilai korelasi biserial. Secara matematis nilainya dinyatakan dengan: rpbis =
M p -M t p Mp -Mt = ST 1-p ST
p q
keterangan: p
: jumlah peserta tes yang menjawab benar
Mp
: mean skor tes dari peserta tes yang menjawab benar
Mt
: mean skor total
ST
: varians total
Dan nilai korelasi biserial dinyatakan dengan persamaan rbis =
M p -M t ST
p y
Nilai korelasi Biserial selalu lebih rendah dibanding dengan korelasi Point Biserial. Klasifikasi daya beda butir soal adalah sebagai berikut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Tabel 3.2. Klasifikasi Daya Beda Butir Soal Nilai p Kurang dari 0,20
0,20
p
0,39
Klasifikasi Poor
Satisfactory
0,40
0,69
Good
0,69
1,00
Excellent
Bertanda negatif
-
Interpretasi Butir item yang bersangkutan daya bedanya lemah sekali (jelek) Butir yang bersangkutan elah memiliki daya beda yang cukup Butir yang bersangkutan elah memiliki daya beda yang baik Butir yang bersangkutan elah memiliki daya beda yang baik sekali Butir yang bersangkutan elah memiliki daya bedanya negatif (jelek sekali)
Sebagai tindak lanjut dari penganalisisan mengenai daya pembeda item, item soal dikelompokkan dengan criteria sebagaimana dinyatakan oleh Anas Sudijono (1996 :389) berikut : a. Butir – butir soal yang sudah memiliki daya pembeda item yang baik (satisfactory, good, dan excellent) hendaknya dimasukkan dalam buku bank soal tes hasil belajar. Butir – butir item tersebut dapat dipakai. b. Butir – butir item yang daya pembedanya masih rendah (poor), ada dua kemungkinan tindak lanjut, yaitu : 1) Ditelusuri untuk kemudian diperbaiki, dan setelah diperbaiki dapat diajukan lagi dalam tes hasil belajar yang akan datang. 2) Dibuang dan tidak digunakan lagi. 4. Efektifitas Distraktor Berdasarkan hasil analisis distribusi jawaban tes, dapat diketahui hal – hal berikut : a.
Jumlah peserta tes yang menjawab soal dengan benar
b.
Alternatif jawaban atau pengecoh (distraktor) mana yang kesalahannya terlalu mencolok sehingga tidak ada daya tarik bagi peserta tes
c.
Alternatif jawaban atau pengecoh yang telah berfungsi dengan baik. Pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila jumlah pemilihnya paling
sedikit 2% dari jumlah peserta tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Hasil Telaah Instrumen Secara Deskriptif Telaah instrumen secara teoritis atau deskriptif (Lampiran I) dilakukan
untuk melihat keterbacaan instrumen dan untuk validasi isi. Telaah instrumen secara deskriptif
dilakukan dengan peninjauan aspek materi, konstruksi dan
bahasa. Dalam penelitian ini, telaah instrumen secara deskriptif dilakukan oleh pembimbing, dosen ahli materi dan guru kelas. Hasil telaah deskriptif untuk setiap item soal secara singkat dapat dituliskan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Rangkuman Telaah Secara Teoritis No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Rangkuman Telaah Secara Teoritis Paket A Paket B jawaban ganda dan tidak alfabetis pertanyaan soal membingungkan penulisan kata “kecuali” dan boros kata seharusnya miring pilihan jawaban tidak alfabetis dan gambar tidak diberi nomor bermakna ambigu pilihan jawaban mengulang kata pilihan jawaban mengulang kata “sumber cahaya bayangan Pilihan jawaban mengulang kata “bayangan” dan tidak alfabetis gambar tidak diberi nomor soal terlalu panjang, pilihan jawaban mengulang kata “sudut yang dibentuk oleh” pilihan jawaban mengulang kata “cahaya akan” soal berbelit – belit dan tidak sesuai pilihan jawaban direvisi dengan dengan tujuan soal menghilangkan kata “lebih”. pernyataan soal membingungkan, pilihan “berkebalikan” jawaban pengecoh kurang bagus. bermakna ambigu pernyataan soal ambigu pilihan jawaban tidak alfabetis pernyataan soal kurang jelas Gambar kurang jelas dan tidak diberi nomor. pernyataan soal tidak efektif -
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40
pernyataan soal kurang jelas pernyataan soal tidak efektif, pengecoh kurang bagus. ppernyataan soal kurang tepat, pilihan jawaban tidak alfabetis pernyataan soal terlalu panjang, pilihan jawaban tidak alfabetis Pernyataan terlalu panjang Pernyataan soal menimbulkan kebingungan siswa. gambar tidak diberi nomor pernyataan soal tidak baku dan terlalu panjang pernyataan soal terlalu panjang pernyataan soal kurang komunikatif, pilihan jawaban tidak alfabetis pilihan jawaban mengulang kata “lensa” pernyataan soal tidak efektif,pilihan jawaban mengulang kata “lensa”. pilihan jawaban mengulang kata “lensa’ gambar pada pilihan jawaban salah -
pernyataan soal tidak efektif, pengecoh kurang bagus. pernyataan soal kurang efektif pernyataan soal tidak efisien pernyataan soal tidak efisien pernyataan soal tidak efisien pernyataan soal tidak baku dan terlalu panjang -
pernyataan soal tidak efektif pilihan jawaban tidak alfabetis pilihan jawaban tidak alfabetis pernyataan soal tidak efisien pernyataan soal tidak efisien
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
2.
Analisis Hasil Uji Coba I Menggunakan ITEMAN dan SPSS
a.
Analisis Hasil Uji Coba I Menggunakan ITEMAN Setelah instrumen tes ditelaah secara deskriptif, selanjutnya instrumen
tersebut diujicobakan pada siswa kelas VIII B, VIII C dan VIII E SMP Negeri 2 Girimarto. Uji coba dilaksanakan pada Rabu, 16 Mei 2012. Hasil uji coba pertama dianalisis menggunakan program ITEMAN (Lampiran II) dan SPSS. Dari hasil analisis ITEMAN tersebut selanjutnya dibuat tabel rangkuman mengenai tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas. 1) Paket A Tabel 4.3. Rangkuman Tingkat Kesukaran Kategori sukar sedang mudah jumlah
Nomor Soal
Jumlah
9, 24, 25, 29, 30, 38 15 % 4, 5, 6, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 60 % 26, 27, 28, 32, 33, 34 , 36, 37, 39 1, 2, 3, 7, 8, 10, 14, 31, 35, 40 25 % 40 soal 100%
Tabel 4.4. Rangkuman Daya Beda Paket A Kategori poor satisfactory good excellent ditolak jumlah
Nomor Soal 1, 9, 24, 31, 38 3, 4, 5,7, 8 2, 6, 10, 11, 12, 14, 17, 20, 26, 35, 36, 37, 40 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 30, 33, 34, 39 25, 27, 28, 29, 32, 40
Jumlah 12,5 % 12,5 % 32,5 % 30 % 12,5% 100 %
2) Paket B Tabel 4.5 Rangkuman Tingkat Kesukaran Kategori sukar sedang mudah jumlah
Nomor Soal Jumlah 1, 3, 6, 9, 20, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 37, 38, 32,5 % 2, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 27, 57,5 % 28, 31, 32, 33, 34, 36, 39, 40 7, 8, 12, 35, 10 % 40 soal 100 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Tabel 4.6 Rangkuman Daya Beda Pake Soal B Kategori poor satisfactory good excellent ditolak jumlah
Nomor Soal 7 1, 2, 20, 21 4, 5, 8, 13, 14, 15, 16, 17, 31, 32, 33, 35, 38 6, 10, 18, 19, 22, 24, 27, 34, 36, 40 3, 9, 11, 12, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 37, 39 40
Jumlah 2,5 % 10 % 32,5 % 25 % 30% 100 %
3) Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN Paket A dan B Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN Paket A dan B Kriteria Paket A jumlah soal 40 jumlah peserta tes 47 skor rata – rata 21.000 varian 43.064 standar deviasi 6.562 kemiringan distribusi skor 0.418 puncak distribusi skor -1.227 skor terendah 12.000 skor tertinggi 32.000 median 18.000 koefisien reliabilitas 0.830 kesalahan pengukuran 2.705 rata – rata tingkat kesukaran 0.525 rata – rata daya beda semua soal 0.346 rata – rata daya pembeda 0.448 Ditinjau dari nilai reliabilitas tes, koefisien reliabilitas
Paket B 40 47 17.043 30.722 5.543 0.709 -0.710 8.000 29.000 15.000 0.757 2.732 0.426 0.295 0.376 paket soal A
sebesar 0,830 (dari nilai alpha), angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesahihan tinggi. Sedangkan nilai koefisien
reliabilitas tes paket soal B sebesar 0,757
menunjukkan bahwa tingkat kesahihan tes tinggi pula. Jika dibandingkan dengan paket soal A, tingkat kesahihan tes paket B lebih rendah 0,073 dari angka kesahihan paket soal A.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
3.
Analisis Hasil Uji Coba II Menggunakan ITEMAN dan SPSS
a.
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Tabel 4.8. Tingkat Kesukaran Item Kategori Mudah Sedang Sukar Jumlah b.
No soal Jumlah 1, 4, 12, 13, 18, 20, 29, 35, 39, 44, 45 22% 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 21, 23, 25, 26, 27, 54% 28, 30, 31, 34, 36, 38, 41, 42, 43, 47, 49 6, 17, 19, 22, 24, 32, 33, 37, 40, 46, 48, 50 24% 50 100%
Hasil Analisis Daya Pembeda
Tabel 4.9 Daya Pembeda Item Kategori poor satisfactory good excellent ditolak jumlah c.
Nomor Soal Jumlah 4, 15, 35, 36, 37, 38, 40, 44, 45 18 % 1, 3, 7, 14, 17, 19, 20, 29, 39, 41, 42, 43, 47, 48 28 % 2, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 18, 21, 23, 28, 30, 31, 36 % 32, 33, 46 25, 26, 27, 34, 50 10 % 6, 22, 24, 49 8% 40 100 %
Reliabilitas
Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN Kriteria jumlah soal jumlah peserta tes skor rata – rata varian standar deviasi kemiringan distribusi skor puncak distribusi skor skor terendah skor tertinggi Median koefisien reliabilitas kesalahan pengukuran rata – rata tingkat kesukaran rata – rata daya beda semua soal rata – rata daya pembeda
commit to user
Nilai 50 105 24.305 37.507 6.124 0.173 -0.014 11.000 41.000 24.000 0.746 3.084 0.486 0.266 0.353
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
4.
Produk Akhir Hasil analisis ITEMAN dan SPSS selanjutnya dijadikan dasar untuk
menentukan kualitas produk akhir penelitian. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 50 butir soal tes formatif berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Adapun kualitas dari produk yang dihasilkan ditinjau dari tingkat kesukaran diperoleh 11 soal kategori mudah, 27 soal kategori sedang dan 12 soal termasuk dalam kategori sukar. Sedangkan ditinjau dari daya pembeda, diperoleh 35 soal diterima, 5 soal direvisi dan 10 soal ditolak. Dilihat dari analisis efektifitas distraktor terdapat 16 soal yang distraktornya belum berfungsi dengan baik. Nilai indeks kesahihan 0,746, menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat reliabel yang tinggi. (Lampiran 3)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
B. Pembahasan Penelitian ini termasuk dalam penelitian dasar karena bertujuan untuk mengembangkan teori ilmiah atau prinsip dasar suatu disiplin ilmu. Adapun prinsip dasar yang dikembangkan adalah prinsip dasar mengenai cara penyusunan instrumen dan karakteristik tes yang baik. Instrumen yang disusun yakni instrumen tes formatif pokok bahasan cahaya kelas VIII semester genap. Secara rinci hasil dari setiap tahap penyusunan dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Analisis Kurikulum Analisis
kurikulum
dilakukan
dengan
mengkaji
SK
(Standar
Kompetensi) dan KD (kompetensi Dasar). Standar kompetensi yang ingin dicapai yakni memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari – hari. Sedangkan kompetensi dasarnya menyelidiki sifat – sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Uraian SK (Standart Kompetensi) dan KD (kompetensi Dasar) tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.
2.
Penetapan Tujuan Tes Instrumen tes yang disusun merupakan instrumen tes formatif.
Instrumen formatif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran pada setiap satuan pelajaran sudah tercapai, mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi (pokok bahasan) dan memberikan umpan balik untuk perbaikan proses belajar mengajar. Sesuai dengan tujuannya, tes formatif diberikan pada akhir setiap pokok bahasan.
3.
Penyusunan Kisi – Kisi Kisi – kisi tes merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal – soal yang
akan dibuat, meliputi SK (Standar Kompetensi) – KD (Kompetensi Dasar) , materi, indikator, bentuk soal, nomor soal, alokasi waktu dan kurikulum acuan. Penulisan kisi – kisi tes bertujuan untuk meningkatkan validitas isi dari suatu tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
dalam mengukur hasil belajar siswa. SK dan KD yang telah ditentukan kemudian dijabarkan menjadi indikator. Dalam penelitian ini terdapat satu SK (Standar Kompetenasi) yakni “Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari – hari”, satu KD (Kompetensi Dasar) yaitu “Menyelidiki sifat – sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa” dan 31 indikator (Lampiran 4) yang dikembangkan. Kisi – kisi tes formatif pada pokok bahasan cahaya dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.
Penulisan Instrumen Penulisan instrumen tes mengacu pada indikator yang telah dituliskan
pada kisi –kisi tes dan dituangkan dalam spesifikasi butir soal. Tes berbentuk soal objektif pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang dibuat dalam dua paket, yakni paket A dan paket B. Setiap paket soal terdiri dari 40 soal. Alokasi waktu yang disediakan 90 menit. Soal dituliskan lengkap dengan identitas soal dan petunjuk mengerjakan. Secara rinci soal dapat dilihat pada Lampiran 6.
5.
Telaah Kualitatif Tahap selanjutnya yaitu telaah kualitatif dari tes yang telah dibuat.
Validator terdiri dari dosen pembimbing, dosen ahli materi dan guru mata pelajaran. Dalam penelitian ini validator dari guru mata pelajaran yaitu guru mata pelajaran fisika kelas VIII SMP Negeri 2 Girimarto, Bapak Eko Purwanto, S.Pd. Validasi ahli dilakukan dengan penelaahan butir soal secara deskriptif dari aspek isi, konstruksi dan bahasa. Dari telaah materi yang dilakukan oleh guru kelas, ditemukan satu soal yang tidak sesuai yakni soal nomor 13 paket B, soal tersebut tidak sesuai karena tidak diajarkan kepada siswa. Soal nomor 13 paket B Tinggi badan Maulana 180 cm. Jika dia ingin melihat seluruh tubuhnya, maka cermin datar yang dibutuhkan harus memiliki tinggi minimal… a.
80 cm
b.
90 cm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
c.
180 cm
d.
360 cm Hasil penelaahan yang lain menunjukkan bahwa terdapat beberapa soal
yang belum memenuhi standar, misalnya terdapat pengulangan kata pada pilihan jawaban, pilihan jawaban tidak alfabetis, pernyataan soal ambigu, pernyataan soal tidak efektif, pengecoh yang dapat ditebak dan terdapat kunci jawaban yang salah. Rangkuman hasil telaah deskriptif disajikan pada Lampiran 1. 6.
Uji Coba Setelah instrumen tes dinyatakan baik oleh ahli, soal diujicobakan pada
siswa kelas VIII B, C dan E SMP Negeri 2 Girimarto. Ujicoba I dilakukan untuk memperoleh data empiris tentang kualitas soal yang disusun dari segi taraf kesukaran, daya pembeda dan efektifitas pengecoh. Uji coba dilaksanakan pada Rabu, 16 Mei 2012. Prosedur pengujicobaan instrumen yakni setengah bagian dari kelas mengerjakan soal paket A dan setengah bagian yang lain mengerjakan paket soal B. Alokasi waktu mengerjakan 40 soal yang disediakan yakni 90 menit. Kendala yang ditemui pada uji coba pertama adalah beberapa siswa mendapati soal yang dicetak kurang jelas sehingga harus mendapatkan ganti soal.
7. Analisis Item Hasil Uji Coba I a. Analisis Hasil ITEMAN Uji Coba I Hasil uji coba pertama dianalisis menggunakan program ITEMAN (Lampiran 2) dan SPSS. Analisis dengan program ITEMAN dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, efektifitas pengecoh dan tingkat kesahihan tes yang telah disusun. Sedangkan program SPSS digunakan untuk membuat deskripsi data, grafik dan kurva penyebaran skor. Pada hasil analisis ITEMAN, indeks kesukaran item soal ditunjukkan oleh nilai prop.corect. “Soal dikatakan mudah jika nila prop.corect lebih dari 0,7 , dikatakan sedang jika nilai prop.corect 0,3 sampai 0,7 dan dikatakan sukar jika prop.corect kurang dari 0,3” (Suharsini Arikunto, 2001). Soal yang terlalu mudah atau sukar tidak memberikan informasi yang banyak mengenai tes karena tidak mampu membedakan kemampuan peserta tes. Soal sukar adalah soal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
sebagian besar peserta tes baik dari kelompok atas maupun kelompok bawah tidak bisa mengerjakan soal. Soal kategori sedang adalah soal yang mampu dikerjakan oleh sebagian besar peserta tes dari kelas atas dan sebagian kecil dari peserta tes kelas bawah. Soal kategori mudah adalah soal yang sebagian peserta tes dari kelompok atas maupun bawah mampu mengerjakan. Berdasarkan analisis hasil uji I pada 47 responden untuk setiap paket soal, untuk paket soal A diperoleh 6 soal (9, 24, 25, 29, 30, 38) sukar, 24 soal (4, 5, 6, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 32, 33, 34 , 36, 37, 39) kategori sedang dan 10 soal (1, 2, 3, 7, 8, 10, 14, 31, 35, 40) yang mudah. Sedangkan untuk paket soal B diperoleh 13 soal (1, 3, 6, 9, 20, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 37, 38) sukar 23 soal (2, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 27, 28, 31, 32, 33, 34, 36, 39, 40) termasuk kategori sedang dan 4 soal (7, 8, 12, 35) yang mudah. Tabel 4. 11. Prosentase Taraf Kesukaran Soal Paket A dan B Soal Paket A
Kategori Prosentase Sukar 15 % Sedang 60 % Mudah 25 % B Sukar 32,5 % Sedang 57,5 % Mudah 10 % Hasil identifikasi mengenai taraf kesukaran soal paket A dan B
menunjukkan bahwa untuk paket soal A, prosentase soal sukar lebih sedikit jika dibanding paket soal B, soal kategori sedang pada paket A lebih banyak daripada soal paket B, dan soal yang tergolong mudah pada paket A lebih banyak daripada soal paket B. Dengan mengasumsikan bahwa peserta tes memiliki kemampuan yang homogen, dapat dikatakan soal paket B lebih sukar jika dibandingkan soal paket A. Analisis kuantitatif yang lain adalah analisis mengenai daya pembeda soal. Analisis daya beda soal bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok atas dan kelompok bawah. Indeks daya pembeda di dapatkan dari selisih proporsi yang menjawab dari masing – masng kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Dalam pengambilan keputusan digunakan acuan pengelompokan indeks daya pembeda berikut: Tabel 4.12. Kriteria Daya Pembeda Soal Nilai <0,20
Kategori Poor
0,20 – 0,40
Satisfactory
0,40 – 0,70 0,70 – 1,00
Good Excellent
Bertanda negatif
Jelek sekali (ditolak) (Sumber : Anas Sudijono, 1996 :389)
Interpretasi Daya pembeda lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik Memiliki daya pembeda yang cukup (sedang) Memiliki daya pembeda yang baik Memiliki daya pembeda yang baik sekali Daya pembedanya jelek
Daya pembeda soal dalam analisis data menggunakan program ITEMAN ditunjukkan dengan besarnya korelasi poin biserial (r bis).
pbis)
dan korelasi biserial (r
Korelasi poin biserial dan korelasi biserial mempunyai kelebihan masing-
masing. Butir soal yang baik memiliki daya pembeda positif dan tinggi. Sebaliknya, untuk alternatif jawaban yang merupakan pengecoh (distraktor) yang baik harus memiliki koefisien korelasi yang negatif dan tinggi. Karena hal ini mengindikasikan bahwa pengecoh (distraktor) memang berasal dari siswa yang kurang baik. Dari hasil analisis ITEMAN untuk kedua paket soal, pada paket soal A diperoleh 5 soal (1, 9, 24, 31, 38) memiliki daya pembeda poor, 5 soal (3, 4, 5,7, 8) satisfactory, 13 soal (2, 6, 10, 11, 12, 14, 17, 20, 26, 35, 36, 37, 40) good, 12 soal (soal nomor 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 30, 33, 34, 39) excellent dan 5 soal (soal nomor 25, 27, 28, 29, 32) ditolak. Sedangkan untuk paket soal B, diperoleh 1 soal (soal nomor 7) mempunyai daya pembeda poor, 4 soal (soal nomor 1, 2, 20, 21) dalam kategori satisfactory, 13 soal (soal nomor 4, 5, 8, 13, 14, 15, 16, 17, 31, 32, 33, 35, 38) good, 10 soal (soal nomor 6, 10, 18, 19, 22, 24, 27, 34, 36, 40) excellent dan 12 soal (soal nomor 3, 9, 11, 12, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 37, 39) yang ditolak. Jika kedua paket soal (tes) dibandingkan maka diperoleh pengelompokan daya pembeda dari setiap paket soal sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Tabel 4.13. Perbandingan Prosentase Daya Pembeda Paket Soal A dan B Soal paket A
Kategori Prosentase Keputusan Satisfactory 12,5 % Dapat dipakai (75 %) Good 32,5 % Excellent 30 % Poor 12,5 % Direvisi / diteliti (25%) Ditolak 12,5% B Satisfactory 10 % Dapat dipakai (67,5%) Good 32,5 % Excellent 25 % Poor 2,5 % Direvisi / diteliti (32,5%) Ditolak 30% Dari angka prosentase daya pembeda setiap paket soal, dapat
disimpulkan bahwa prosentase daya pembeda soal paket A lebih besar daripada paket soal B. Lebih besarnya angka prosentase daya pembeda tersebut menunjukkan bahwa soal paket A lebih bisa membedakan siswa kelompok kelas atas dan kelas bawah. Berbeda dengan kriteria daya pembeda untuk butir soal yang mengharuskan memiliki koefisien daya pembeda positif dan tinggi, untuk alternatif jawaban yang merupakan pengecoh (distraktor) yang baik harus memiliki koefisien korelasi yang negatif dan tinggi. Karena hal tersebut mengindikasikan bahwa pengecoh (distraktor) memang berasal dari siswa yang kurang baik. Dalam analisis ITEMAN daya pembeda pilihan jawaban ditunjukkan dengan nilai biser, dari hasil analisis ditemukan beberapa nomor soal pada kedua paket yang memiliki daya pembeda alternatif jawaban yang tidak memenuhi kriteria baik karena bernilai positif. Pada paket soal A terdapat 12 soal yang nilai koefisien korelasinya tidak memenuhi syarat, yakni 1(A), 3(B), 4(C), 9(B), 16(A), 20(A), 24(D), 27(D), 28(B), 30(D), 31(B) dan 38(A). Sedangkan pada paket soal B terdapat 15 soal yang memiliki koefisien daya pembeda alternatif jawaban tidak baik, yakni 3(B), 7(C), 11(D), 12(A), 13(C), 14(D), 20(B), 23(C), 25(D), 26(A), 28(D), 29(C), 30(D), 37(B) dan 39(A). Indeks daya pembeda alternatif jawaban tidak memenuhi syarat (bernilai positif) menunjukkan bahwa ada beberapa peserta tes kelas atas yang justru memilih pengecoh sebagai jawaban dan peserta tes yang berasal dari kelas bawah memilih jawaban yang tepat. Misalnya untuk soal paket
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
A nomor 7, dari hasil analisis ITEMAN diperoleh biser alternatif jawaban B bernilai 0,572. Nilai biser tidak memenuhi syarat karena terdapat 57,2% peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh B sebagai jawaban. Kesalahan ini dapat dikarenakan pilihan jawaban yang membingungkan sehingga disarankan untuk Check The Key (meninjau kembali kunci jawaban). Secara garis besar dapat disimpulkan soal paket A lebih baik daripada paket soal B jika ditinjau dari koefisien korelasi alternatif jawaban, Selain analisis mengenai koefisien daya beda alternatif jawaban, analisis kuantitatif mengenai efektifitas pengecoh (distraktor) juga dilakukan pada kedua paket soal. Suatu pengecoh dikatakan efektif bila dipilih oleh paling sedikit 2% dari peserta yang mengikuti tes (Fernandes, 1984:29). Apabila pengecoh dipilih secara merata, maka pengecoh yang telah dibuat dapat dikatakan berfungsi dengan baik. Sedangkan jika pengecoh dipilih lebih banyak oleh peserta tes kelas atas maka termasuk dalam pengecoh yang menyesatkan. Dari hasil analisis mengenai efektifitas distraktor (Lampiran 17) diperoleh 6 soal paket A dan 6 soal pada paket B yang distraktornya kurang berfungsi (dipilih oleh kurang dari 2% peserta tes). Tabel 4. 14. Klasifikasi Distraktor Soal Paket A Jumlah pilgan yang memenuhi 4
3 2 1
No Soal
Prosentase
3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 ,30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 1, 2, 6, 8, 10, 14 -
85%
15% 0% 0%
Tabel 4.15. Klasifikasi Distraktor Soal Paket B Jumlah pilgan yang memenuhi 4
3 2 1
No Soal
Prosentase
1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 7, 9, 25, 27, 28, 5 -
85%
commit to user
12,5% 2,5% 0%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
4) Perbandingan Hasil Analisis ITEMAN Paket A dan B Instrumen tes formatif fisika pokok bahasan cahaya telah dibuat dalam dua paket soal, yakni paket A dan B. Untuk melihat tingkat kesetaraan soal, maka dilakukan pembandingan hasil analisis ITEMAN setiap item soal dengan meninjau aspek taraf kesukaran dan daya pembeda. Soal dapat
dikatakan
seimbang jika nilai koefisien prop.corect dan daya pembeda tidak berbeda jauh. Dari 80 soal paket A dan B terdapat 21 soal yang tidak seimbang, berdasarkan nilai prop.corect dan rbis hasil analisis ITEMAN diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.16. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 1 Soal No 1
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,936 0,277 Daya pembeda 0,104 0,246 Ditinjau dari taraf kesukaran, soal A lebih mudah jika dibanding soal B.
Namun daya pembeda soal B lebih bagus daripada daya pembeda soal A, walaupun nilai koefisien daya pembeda soal B masuk dalam kategori satisfactory. Tabel 4.17. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 2 Soal No 2
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,872 0,362 Daya pembeda 0,435 0,259 Peserta tes yang mengerjakan dengan benar soal paket A lebih banyak
jka dibandingkan soal no 2 paket B. Dapat dikatakan soal nomor 2 paket A lebih mudah daripada soal nomor 2 paket B.Walaupun demikian, soal nomor 2 paket B masih termasuk dalam kategori sedang. Ditinjau dari koefisien daya pembeda, paket soal B termasuk dalam kategori direvisi karena nilai p<0,3. Secara kualitatif dapat ditafsirkan bahwa beberapa peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh jawaban, sebaliknya peserta tes yang termasuk kelas bawah memilih kunci jawaban. Tabel 4.17. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 3 Soal No 3
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,894 -0,364 Daya pembeda 0,283 -0,269 Soal nomor 3 paket soal A termasuk dalam kategori mudah dan memiliki
daya beda yang rendah. Namun jika dibanding soal nomor 3 paket B, soal paket A
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
lebih baik karena soal B ditolak dari segi tingkat kesukaran dan daya pembeda. Dapat pula dikatakan soal nomor 3 paket A dan B tidak seimbang. Tabel 4.18. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 7 Soal No 7
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,809 0,957 Daya pembeda 0,214 0,131 Soal nomor 7 paket A dan B dapat dikatakan seimbang. Ditinjau dari
tingkat kesukaran item, soal pada paket A dan B termasuk dalam kategori mudah. Begitu pula dengan nilai daya pembeda, kedua soal termasuk dalam kategori direvisi. Tabel 4.19. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 9 Soal No 9
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,085 0,149 Daya pembeda 0,187 -0,203 Ditinjau dari taraf kesukaran, soal nomor 9 paket A lebih sukar jika
dibandingkan soal paket B. Namun berdasarkan kriteria pengelompokan taraf kesukaran item, kedua soal termasuk dalam kategori sukar. Kedua soal tergolong sukar karena peserta tes yang menjawab benar pada setiap item soal belum mencapai 30% dari jumlah peserta tes. Jika ditinjau dari segi daya pembeda, soal paket B lebih jelek daripada soal paket A karena daya pembeda soal nomor 9 paket B ditolak. Tanda negatif pada koefisien daya pembeda menunjukkan bahwa ada peserta tes dari kelas atas yang memilih pengecoh sebagai pilihan jawaban, sedangkan peserta tes dari kelas bawah memilih jawaban yang tepat. Tabel 4.20. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 11 Soal No 11
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,596 0,553 Daya pembeda 0,444 -0,011 Soal nomor 11 paket A danB tidak seimbang. Soal paket A lebih baik
daripada soal paket B. Kedua soal termasuk dalam kategori sedang, namun nilai daya beda kedua soal berbeda. Daya beda soal paket A termasuk kategori good, sedangkan daya beda paket B termasuk dalam kategori ditolak. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan efektifitas pengecoh, ada kemungkinan pilihan jawaban soal nomor 11 paket B membingungkan sehingga ada peserta tes kelas atas yang mengerjakan paket soal tersebut memilih pengecoh sebagai jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Tabel 4.21. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 12 Soal No 12
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,638 0,723 Daya pembeda 0,632 -0,005 Soal nomor 12 paket A danB tidak seimbang. Soal paket A lebih baik
daripada soal paket B. Dilihat dari taraf kesukaran, soal paket A termasuk soal yang sedang namun soal paket B termasuk dalam kategori mudah. Daya beda soal paket A termasuk kategori good, sedangkan daya beda paket B termasuk dalam kategori ditolak. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan efektifitas pengecoh, ada kemungkinan pilihan jawaban soal nomor 12 paket B membingungkan sehingga ada 5% peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh sebagai jawaban. Tabel 4.22. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 20 Soal No 20
Kriteria Taraf kesukaran Daya pembeda Ditinjau dari taraf kesukaran, soal
Paket A Paket B 0,362 0,106 0,597 0,267 nomor 20 paket A termasuk kategori
sedang dan soal paket B termasuk soal yang sukar. Dari segi daya pembeda, soal paket A lebih baik daripada soal paket B. Dapat disimpulkan bahwa kedua soal tersebut tidak seimbang dari segi taraf kesukaran dan daya pembeda. Tabel 4.23. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 23 Soal No 23
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,447 0,277 Daya pembeda 0,894 -0,155 Soal nomor 23 paket A lebih mudah jika dibandingkan soal paket B.
Berdasarkan kriteria pengelompokan taraf kesukaran item, soal A adalah soal yang sedang dan soal paket B adalah soal yang sukar. Jika ditinjau dari segi daya pembeda, soal paket B lebih jelek daripada soal paket A karena daya pembeda soal nomor 9 paket B ditolak. Tanda negatif pada koefisien daya pembeda menunjukkan bahwa ada peserta tes dari kelas atas yang memilih pengecoh sebagai pilihan jawaban, sedangkan peserta tes dari kelas bawah memilih jawaban yang tepat. Dari tinjauan taraf kesukaran dan daya pembeda, soal A lebih baik daripada soal B.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Tabel 4.24. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 24 Soal No 24
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,170 0,234 Daya pembeda 0,166 1,000 Ditinjau dari taraf kesukaran, soal nomor 24 paket A lebih sukar jika
dibandingkan soal paket B. Namun berdasarkan kriteria pengelompokan taraf kesukaran item, kedua soal termasuk dalam kategori sukar. Kedua soal tergolong sukar karena peserta tes yang menjawab benar pada setiap item soal belum mencapai 30% dari jumlah peserta tes. Jika ditinjau dari segi daya pembeda, soal paket B dapat dikatakan berfungsi optimal, karena nilai koefisien pembeda bernilai maksimum. Sedangkan nilai daya pembeda soal paket A adalah 0,166, menunjukkan bahwa soal perlu direvisi. Dapat disimpulkan bahwa soal A dan B tidak seimbang dari tinjauan taraf kesukaran maupun daya pembeda. Tabel 4.25. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 25 Soal No 25
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,170 0,000 Daya pembeda -0,346 -9,000 Soal nomor 25 paket A danB tidak seimbang. Soal paket A lebih baik
daripada soal paket B. Dilihat dari taraf kesukaran, kedua soal termasuk soal yang sukar, namun soal paket B memiliki angka tingkat kesukaran 0,000 artinya soal tersebut sangat sulit karena tidak ada satu peserta tes yang mampu menjawab soal. Jika dilihat dari koefisien daya pembeda, kedua soal termasuk ditolak. Tabel 4.26. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 26 Soal No 26
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,574 0,128 Daya pembeda 0,455 -0,335 Soal nomor 26 paket A danB tidak seimbang. Soal paket A lebih baik
daripada soal paket B. Dilihat dari taraf kesukaran, soal paket A termasuk soal yang sedang namun soal paket B termasuk dalam kategori sukar. Daya beda soal paket A termasuk kategori good, sedangkan daya beda paket B termasuk dalam kategori ditolak. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan efektifitas pengecoh, ada kemungkinan pilihan jawaban soal nomor 26 paket B membingungkan sehingga ada 33,5% peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh sebagai jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 4.27. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 27 Soal No 27
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,362 0,596 Daya pembeda -0,459 0,702 Ditinjau dari taraf kesukaran, soal nomor 27 paket A dan B termasuk soal
yang sedang. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket B dapat dikatakan berfungsi optimal, karena nilai koefisien pembeda bernilai maksimum. Sedangkan nilai daya pembeda soal paket A adalah -0,459, menunjukkan bahwa daya pembeda soal no 27 ditolak karena ada 45,9 % peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh sebagai pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa soal A dan B tidak seimbang dari tinjauan dari daya pembeda. Tabel 4.28. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 28 Soal No 28
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,532 0,532 Daya pembeda 0,000 -0,290 Soal nomor 28 paket A danB tidak seimbang. Dilihat dari taraf
kesukaran, soal paket A dan B termasuk dalam kategori soal yang sedang. Daya beda soal paket A termasuk kategori ditolak karena nilai koefisiennya 0,000, artinya soal tidak mampu membedakan peserta tes kelas atas dan kelas bawah. Daya beda paket B juga termasuk dalam kategori ditolak namun nilai koefisiennya bernilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa
pilihan jawaban soal paket B
membingungkan sehingga ada 29% peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh sebagai jawaban. Tabel 4.29. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 29 Soal No 29
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,255 0,298 Daya pembeda -0,414 -0,029 Ditinjau dari taraf kesukaran, soal nomor 29 paket A dan B termasuk soal
yang sukar. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket A dan B termasuk dalam kategori ditolak karena koefisien daya bedanya bernilai negatif. Namun soal paket A lebih jelek daripada soal paket B, karena prosentase peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh sebagai jawaban lebih banyak jika dibandingkan soal nomor 29 paket soal B. Dapat disimpulkan bahwa soal A dan B tidak seimbang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Tabel 4.30. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 30 Soal No 30
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,255 0,277 Daya pembeda 0,747 -0,465 Soal nomor 30 paket A danB tidak seimbang. Dilihat dari taraf
kesukaran, soal paket A dan B termasuk dalam kategori soal yang sukar. Daya beda soal paket A termasuk kategori diterima, namun daya beda paket B termasuk dalam kategori ditolak karena koefisien daya pembedanya bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan jawaban soal paket B membingungkan sehingga ada 46,5% peserta tes kelas atas yang memilih pengecoh sebagai jawaban. Tabel 4.31. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 31 Soal No 31
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,787 0,617 Daya pembeda 0,190 0,440 Soal nomor 31 paket A dan B termasuk soal yang memiliki taraf
kesukaran sedang. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket A termasuk dalam kategori soal yang direvisi karena nilai koefisien daya pembedanya kurang dari 0,2. Dapat disimpulkan bahwa soal A dan B tidak seimbang dari tinjauan daya pembeda soal. Tabel 4.32. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 32 Soal No 32
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,383 0,660 Daya pembeda -0,025 0,625 Ditinjau dari taraf kesukaran, soal nomor 32 paket A dan B termasuk soal
yang sedang. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket B lebih baik dari soal paket A. Koefisien daya pembeda paket soal A bernilai -0,025, menunjukkan bahwa daya pembeda soal termasuk dalam kategori ditolak. Ada kemungkinan bahwa terdapat 2,5% peserta tes kelas atas yang justru memilih pengecoh sebagai pilihan jawaban. Dapat disimpulkan soal A dan B tidak seimbang, soal paket B lebih baik daripada soal paket A. Tabel 4.33. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 37 Soal No 37
Kriteria Taraf kesukaran Daya pembeda
Paket A 0,447 0,443
commit to user
Paket B 0,170 -0,096
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Ditinjau dari taraf kesukaran, soal nomor 37 paket A termasuk soal yang sedang dan soal paket B termasuk soal yang sukar. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket A lebih baik dari soal paket B. Koefisien daya pembeda paket soal B bernilai -0,096, menunjukkan bahwa daya pembeda soal termasuk dalam kategori ditolak. Angka tersebut menunjukkan bahwa
terdapat 9,6%
peserta tes kelas atas yang justru memilih pengecoh sebagai pilihan jawaban. Dapat disimpulkan soal A dan B tidak seimbang, soal paket A lebih baik daripada soal paket B. Tabel 4.34. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 38 Soal No 38
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,170 0,426 Daya pembeda 0,000 0,550 Dilihat dari kriteria taraf kesukaran soal nomor 38 paket A termasuk
dalam kategori soal yang sukar, sedangkan soal paket B termasuk soal yang sedang. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket B lebih baik dari soal paket A. Koefisien daya pembeda paket soal A bernilai 0,000, menunjukkan bahwa daya pembeda soal termasuk dalam kategori ditolak karena soal tidak mampu membedakan peserta tes kelas atas dan kelas bawah. Dapat disimpulkan soal A dan B tidak seimbang, soal paket B lebih baik daripada soal paket A. Tabel 4.35. Perbandingan Analisis ITEMAN Soal Nomor 39 Soal No 39
Kriteria Paket A Paket B Taraf kesukaran 0,468 0,085 Daya pembeda 0,783 -0,103 Soal nomor 39 paket A termasuk soal yang sedang, namun soal paket B
termasuk soal yang sukar. Jika dilihat dari segi daya pembeda, soal paket A lebih baik dari soal paket B. Koefisien daya pembeda paket soal B bernilai -0,103, menunjukkan bahwa daya pembeda soal termasuk dalam kategori ditolak. Angka daya pembeda -0,103 menunjukkan bahwa terdapat 10,3% peserta tes kelas atas yang justru memilih pengecoh sebagai pilihan jawaban. Dapat disimpulkan soal A dan B tidak seimbang, soal paket A lebih baik daripada soal paket B. Jika rangkuman analisis ITEMAN kedua paket soal dibandingkan (Tabel 4.35), maka akan diperoleh indentifikasi mengenai beberapa hal, antara lain skor rata – rata tiap paket tes, varian, angka kemiringan, distribusi skor dan koefisien
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
reliabilitas. Nilai skor rata – rata soal paket A (21.000) lebih tinggi dari nilai rata – rata peserta tes paket soal B (17.043). Demikian juga dengan nilai varian, varian A (43.064) lebih tinggi dari varian B (30.722). Nilai varian menunjukkan sebaran skor peserta tes. Jika varian A lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa rentang nilai antara peserta kelas atas dengan kelas bawah terpaut jauh. Nilai kemiringan menunjukkan distribusi skor peserta tes, kemiringan distribusi skor paket B (0.709) lebih tinggi daripada A (0.418). Tanda positif pada angka kemiringan menunjukkan bahwa sebagian besar skor berada pada skor rendah. Jika dikaitkan dengan nilai puncak distribusi, kedua paket soal memiliki angka puncak distribusi skor negatif. Angka negatif pada nilai puncak distribusi menunjukkan bahwa distribusi skornya landai. Gambaran hasil analisis mengenai distribusi skor dapat pula digambarkan dengan Kurva 4.1. Tingkat kesahihan atau reliabilitas suatu item tes menggambarkan tingkat konsistensi suatu item sebagai alat ukur. Nilai koefisien reliabilitas bekisar antara 0 sampai 1. Suatu tes dikatakan reliabel jika nilai koefisien reliabilitasnya mendekati 1. Dari analisis hasil ITEMAN, tingkat kesahihan ditunjukkan oleh nilai alpha
Ditinjau dari nilai reliabilitas tes, koefisien reliabilitas paket soal
A 0,830 (dari nilai alpha), angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesahihan tinggi. Sedangkan nilai indeks reliabilitas tes paket soal B sebesar 0,757 menunjukkan bahwa tingkat kesahihan tes tinggi pula. Jika dibandingkan dengan paket soal A, tingkat kesahihan tes paket B lebih rendah 0,073 dari angka kesahihan paket soal A. Tabel 4.36 Rangkuman Analisis ITEMAN Paket A dan B Kriteria jumlah soal jumlah peserta tes skor rata – rata Varian standar deviasi kemiringan distribusi skor puncak distribusi skor skor terendah skor tertinggi median koefisien reliabilitas
commit to user
Paket A 40 47 21.000 43.064 6.562 0.418 -1.227 12.000 32.000 18.000 0.830
Paket B 40 47 17.043 30.722 5.543 0.709 -0.710 8.000 29.000 15.000 0.757
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
kesalahan pengukuran rata – rata tingkat kesukaran rata – rata daya beda semua soal rata – rata daya pembeda b.
2.705 0.525 0.346 0.448
2.732 0.426 0.295 0.376
Analisis Hasil Uji Coba I Menggunakan SPSS Selain dianalisis menggunakan program ITEMAN, data hasil uji coba
juga dianalisis menggunakan program SPPSS 16 untuk mendapatkan deskripsi data dan betuk grafik. Dari Tabel 5.1 (Lampiran 7) hasil analisis dengan SPSS dapat diketahui bahwa setiap item soal memiliki nilai maksimum 1, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item soal yang tidak dapat dijawab oleh paling sedikit satu peserta tes. Untuk menunjukkan pola penyebaran skor peserta tes, data hasil uji dibuat dalam bentuk grafik. Pada diagram batang 4.1 terlihat bahwa kebanyakan peserta tes mendapatkan skor 17, sedangkan peserta tes yang mendapatkan skor 16, 21, 24, 25, 29 dan 30 relatif lebih sedikit. Nilai maksimum 32 dan nilai minimum 12. Penyebaran skor tidak merata karena tidak ada peserta tes yang mendapatkan skor tes 14, 20, 23 dan 28. Ketidakteraturan penyebaran skor ini dapat pula dilihat dari kurva 4.2a. Distribusi skor dapat dikatakan normal jika kurva yang terbentuk berdistribusi normal, sedangkan pada gambar 4.2a kurva cenderung miring ke kiri. Kurva ini mengidentifikasikan bahwa soal paket A masuk dalam kategori soal yang sukar. Dari Tabel 5.2 (Lampiran 8) deskripsi data hasil analisis SPSS 16 terlihat bahwa terdapat skor 0 pada kolom nilai maksimum per item. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satu siswa pun yang mampu menjawab item soal nomor 25 dengan benar.
Ditinjau dari distribusi skor peserta tes, skor terbanyak yang
diperoleh peserta tes adalah 13, sedangkan untuk skor 9,10,17,19,23,26,28 dan 29 relatif rendah. Jika skor digambarkan dalam bentuk kurva, maka akan diperoleh kurva yang miring ke kiri (gambar 4.2b). Dari kurva 4.2b dapat dikatakan bahwa secara umum soal termasuk kategori sukar karena skor terbanyak yang diperoleh peserta tes adalah 13. Jika disesuaikan dengan Standar Kelulusan Minimum, skor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
peserta tes belum memenuhi karena untuk dapat memenuhi SKM peserta tes harus menjawab benar 28 soal.
(a)
(b)
Gambar 4.1(a) Diagram Batang Penyebaran Skor Uji Coba I Paket A (b) Diagram Batang Penyebaran Skor Uji Coba I Paket B
(a)
(b)
Gambar 4.2(a) Kurva Distribusi Skor Uji Coba I Paket A (b) Kurva Distribusi Skor Uji Coba I Paket B
8.
Pengambilan Keputusan Soal yang telah diujicobakan dan dianalisis selanjutnya dipilih untuk
digunakan pada uji coba II. Pemilihan soal didasarkan pada hasil analisis ITEMAN yang meliputi peninjauan taraf kesukaran item, daya pembeda dan efektifitas distraktor. Dari 80 soal dari kedua paket, dipilih 50 soal untuk uji coba II. Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria sebagai berikut : (1) item soal diterima apabila karakteristik item soal memenuhi semua kriteria. Item soal terlalu skar atau terlalu mudah tetapi memiliki daya pembeda dan distribusi pengecoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
yang memenuhi kriteria maka butir soal tersebut dapat diterima atau dipilih, (2) item soal direvisi, apabila salah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakteristik item soal tidak memenuhi syarat, (3) item soal ditolak, jika item soal memiliki karakteristik yang tidak memenuh semua kriteria (Yusliana, 2000). Selanjutnya dipilih 50 soal yang mewakili setiap indikator untuk digunakan dalam uji coba II sebagai berikut Tabel 4.37. Pemilihan Soal Dipakai Dipakai melalui revisi 3A, 2B, 4A, 4B, 5A, 6B, 8B, 11A, 10B, 5B, 2A, 3B, 7B, 7A, 10A, 29A, 29B, 12A, 13B, 16B, 16A, 17B, 18B, 18A, 19A, 20A, 21A, 22B, 27B, 23A, 24B, 26A, 31B, 30A, 33B, 34A, 35B, 35A, 36B, 39A, 37A, 38B, 40B Soal – soal yang dipilih melalui tahap revisi biasanya dikarenakan soal ata pilihan jawaban yang membingungkan sehingga disarankan untuk check the key (misalnya soal 29B) atau karena tidak berfungsinya pengecoh seperti soal nomor 2 paket A. Soal nomor 29 paket B Berikut ini merupakan peristiwa pembiasan cahaya jika melalui medium yang berbeda, gambar yang tepat adalah… A
c
B
d
Analisis ITEMAN soal nomor 29B menunjukkan bahwa soal termsuk dalam kategori sukar dan peserta tes mengalami kebingungan. Nilai biser pilihan jawaban d sebagai kunci jawaban dipilih oleh -0,029, sedangkan pilihan jawaban c
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
0,78. Dari angka tersebut diketahui bahwa pengecoh C dipilih oleh lebih banyak peserta tes kelas atas, sehingga pilihan jawaban perlu diganti. Soal yang dipakai melalui revisi juga disebabkan oleh tidak berfungsinya pengecoh, misalnya soal nomor 2 paket A. Sumber cahaya diartikan sebagai… a.
Benda yang dapat menyerap cahaya
b.
Benda yang dapat memantulkan cahaya
c.
Benda yang dapat menghasilkan cahaya
d. Benda yang dapat membiaskan cahaya Berdasarkan hasil analisis ITEMAN, tidak ada yang memilih pilihan jawaban A. Sehingga kata “menyerap” pada pilihan jawaban A diganti dengan “membaurkan”.
9.
Uji Coba dan Analisis Hasil Uji Coba II Uji Coba tahap II merupakan suatu tahap akhir penyusunan instrumen
tes. Tahap uji coba II dilakukan untuk mengetahui kualitas dari instrumen yang telah disusun. Kegiatan uji coba II dilaksanakan dengan mengimplementasikan instrumen hasil uji coba I yang telah melalui tahap analisis dan revisi dengan peserta berskala lebih besar. Instrumen uji coba II berjumlah 50 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (soal sebagaimana tertera pada Lampiran 9). Uji coba dilakukan pada Rabu, 30 Mei 2012 di kelas VIII G, VIII F dan VIII A Hasil uji coba kemudian dianalisis karakteristik internal berupa daya beda, tingkat kesukaran dan efektifitas pengecoh sebagaimana analisis pada uji coba I. Jawaban peserta tes diolah menjadi data dikotom dengan skor 1-0 dengan ketentuan bahwa jawaban benar mendapat skor 1 sedangkan jawaban yang salah atau tidak dijawab mendapat skor 0. Analisis dilakukan dengan ITEMAN untuk memperoleh informasi mengenai taraf kesukaran, daya pembeda dan efektifitas pengecoh. Acuan yang digunakan dalam menentukan keputusan uji adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 4.38 Kriteria Pengambilan Keputusan Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai <0,3 0,3 – 0,7 <0,7 Daya Pembeda <0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Bertanda negatif Pengecoh <0,02 Koefisien Reliabilitas 0-1 (Sumber ; Anas Sudijono, 1996 : 389)
Kategori Sukar Sedang Mudah Poor Satisfactory Good Excellent Jelek sekali (ditolak) Berfungsi Mendekati 1 semakin baik
Berdasarkan analisis ITEMAN (Lampiran 10) hasil uji coba II yakni pada analisis tingkat kesukaran, 22 % soal kategori mudah yakni soal nomor 1, 4, 12, 13, 18, 20, 29, 35, 39, 44 dan45. Soal termasuk dalam
kategori mudah
mengindikasikan bahwa soal tersebut mampu dikerjakan oleh peserta tes kelas atas dan peserta tes kelas bawah. Soal yang tergolong sedang sebanyak 54% yaitu soal nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 36, 38, 41, 42, 43, 47 dan 49. Soal termasuk dalam kategori sedang menunjukkan bahwa soal tersebut dapat dijawab oleh kelompok atas dan kelompok bawah dengan proporsi yang tepat artinya peserta tes kelas atas yang mampu menjawab jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan peserta tes yang mampu menjawab dari kelas bawah. Sedangkan soal yang dapat dikategorikan sulit adalah soal nomor 4, 6, 16, dan 18 dengan prosentase 24% yakni soal nomor 6, 17, 19, 22, 24, 32, 33, 37, 40, 46, 48 dan 50. 24% soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi menunjukkan bahwa untuk menjawab soal tersebut diperlukan tingkat kemampuan yang tinggi sehingga hanya peserta tes dari kelas atas yang mampu menjawab soal dengan tepat. Prosentase soal mudah, sedang, dan sukar berdasarkan tingkat kesukaran ditunjukkan pada Tabel 4.39.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Tabel 4.39 Prosentase Taraf Kesukaran Soal Paket A, B, dan Soal Akhir Soal Paket A
Kategori Prosentase Sukar 15 % Sedang 60 % Mudah 25 % B Sukar 32,5 % Sedang 57,5 % Mudah 10 % Soal Akhir Sukar 22% Sedang 54% Mudah 24% Jika taraf kesukaran soal dari setiap paket dibandingkan akan terlihat bahwa jumlah soal yang sukar pada soal akhir lebih banyak jika dibanding soal paket A dan lebih sedikit jika dibanding soal paket B. Soal yang sedang pada soal akhir lebih sedikit dari jumlah soal kategori sedang dari setiap paket. Sedangkan soal yang mudah dari paket soal akhir lebih sedikit dari jumlah soal mudah paket A dan lebih banyak dari soal mudah pada paket B. Soal dianggap dapat memberikan informasi jika soal berada dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal A lebih baik jika dibandingkan dua paket soal yang lain. Banyaknya soal yang termasuk kategori sukar dan mudah pada paket soal akhir dapat disebabkan oleh jumlah soal yang lebih banyak dari paket soal sebelumnya, ketidakstabilan kondisi peserta tes dan informasi hasil uji I yang tidak representatif sehingga tidak bisa mewakili kemampuan siswa. Analisis mengenai daya pembeda menunjukkan bahwa 18% memiliki daya beda poor, yakni soal nomor 4, 15, 35, 36, 37, 38, 40, 44 dan 45. Soal yang daya pembedanya ditolak sebanyak 8%, yaitu soal 6, 22, 24 dan 49. Daya pembeda soal poor dan ditolak merupakan kategori daya pembeda yang jelek, soal dikatakan memiliki daya pembeda jelek artinya soal – soal tersebut tidak mampu membedakan pesertga tes kelas atas dan kelas bawah. Soal yang termasuk kategori poor dan ditolak sebaiknya direvisi terlebih dahulu dengan mengkaji ulang kemungkinan penyebab rendahnya daya pembeda soal tersebut. Hal – hal yang dapat menjadi sebab rendahnya nilai daya pembeda misalnya, pilihan jawaban yang membingungkan, pernyataan soal yang kurang jelas atau mungkin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
peserta tes yang tidak memahami konsep sehingga menganggap soal terlalu sulit sehingga siswa memilh jawaban secara acak. Soal yang memiliki daya pembeda satisfactory, good, dan excellent secara berturut – turut berjumlah 28%, 36% dan 10%. Soal yang memiliki daya pembeda satisfactory yakni soal nomor 1, 3, 7, 14, 17, 19, 20, 29, 39, 41, 42, 43, 47 dan 48. Soal yang memiliki daya pembeda good sebanyak 36% yakni 2, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 18, 21, 23, 28, 30, 31, 32, 33 dan 46. Sedangkan 10% soal yang termasuk excellent yakni soal nomor 25, 26, 27, 34 dan 50. Soal yang termasuk dalam kategori satisfactory, good, dan excellent merupakan soal yang baik, artinya soal tersebut mampu membedakan peserta tes kelas atas dan peserta tes yang berasal dari kelas bawah. Soal yang baik selanjutnya dapat dimasukkan dalam bank soal dan siap untuk diimplementasikan. Jika daya pembeda soal paket A, B dan soal akhir dibandingkan maka akan terlihat bahwa kualitas daya pembeda paket soal A dan B hampir sama karena hanya berselisih 1%. Namun jika dibandingkan dengan paket soal B, soal akhir lebih baik daripada soal paket B. (Tabel 4.40) Tabel 4.40. Prosentase Daya Pembeda Soal Paket A, B dan Soal Akhir Soal paket A
Kategori Prosentase Keputusan Satisfactory 12,5 % Dapat dipakai (75 %) Good 32,5 % Excellent 30 % Poor 12,5 % Direvisi / dikaji ulang (25%) Ditolak 12,5% B Satisfactory 10 % Dapat dipakai (67,5%) Good 32,5 % Excellent 25 % Poor 2,5 % Direvisi / dikaji ulang Ditolak 30% (32,5%) Soal akhir Satisfactory 28 % Dapat dipakai (74%) Good 36 % Excellent 10% Poor 18 % Direvisi / dikaji ulang 26% Ditolak 8% Analisis mengenai efektifitas distraktor bertujuan untuk mengetahui
berfungsi tidaknya distraktor/ pengecoh pada tiap item soal. Distraktor berfungsi dengan baik apabila dipilih oleh paling sedikit 2% dari peserta tes. Pada uji coba
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
II, instrumen diujikan pada 105 responden sehingga dalam uji coba ini distraktor dikatakan teleh efektif jika dipilih oleh minimal 2 peserta tes. Efektifitas distraktor dapat dilihat dari nilai prop. Endorsing dari setiap alternatif jawaban. Tabel 4.41 menyajikan analisis efektivitas distraktor. Dari analisis ITEMAN mengenai efektifitas distraktor (Lampiran 18) diperoleh 16 soal yang distraktornya belum berfungsi dengan baik, yakni soal nomor 4, 11, 12, 13, 15, 16, 20, 27, 31, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 48. Pilihan jawaban yang distraktornya kurang efektif atau tidak berfungsi dengan baik sebaiknya direvisi jika akan digunakan. Tabel 4.41. Efektifitas Distraktor Jumlah pilgan yang No Soal memenuhi 4 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 42, 45, 47, 49, 50 3 4, 11, 15, 16, 20, 27, 31, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 48 2 12, 13, 1 -
Prosentase 68%
28% 4% 0%
Tabel 4.42 Rangkuman Hasil Analisis ITEMAN Kriteria Paket A Paket B Uji Kedua Jumlah soal 40 40 50 Jumlah peserta tes 47 47 105 Skor rata – rata 21.000 17.043 24.305 Varian 43.064 30.722 37.507 Standar deviasi 6.562 5.543 6.124 Kemiringan distribusi skor 0.418 0.709 0.173 Puncak distribusi skor -1.227 -0.710 -0.014 Skor terendah 12.000 8.000 11.000 Skor tertinggi 32.000 29.000 41.000 Median 18.000 15.000 24.000 Koefisien reliabilitas 0.830 0.757 0.746 Kesalahan pengukuran 2.705 2.732 3.084 Rata – rata tingkat kesukaran 0.525 0.426 0.486 Rata – rata daya beda semua soal 0.346 0.295 0.266 Rata – rata daya pembeda 0.448 0.376 0.353 Tabel 4.42 merupakan Tabel rangkuman hasil analisis ITEMAN paket A, paket B dan produk akhir. Dari Tabel 4.42 tampak bahwa
commit to user
nilai skor rata – rata
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
peserta tes uji coba II (produk akhir) lebih tinggi dari skor rata – rata uji coba I. Standar Kelulusan Minimal (SKM) mata pelajaran Fisika di SMP Negeri 2 Girimarto adalah 70. Jika skor siswa sebagian besar 24, maka skor rata – rata peserta tes dapat dikatakan masih kurang karena belum memenuhi SKM dan soal termasuk dalam kategori sukar. Nilai varian uji kedua lebih tinggi daripada nilai varian uji II. Hal ini terjadi dimungkinkan karena distribusi kemampuan siswa yang tidak merata dalam tiga kelas yang digunakan untuk uji coba. Varian yang baik akan diperoleh jika distribusi kemampuan siswanya normal. Rangkuman hasil analisis ITEMAN juga menunjukkan nilai koefisien reliabilitas melalui nilai alpha. Reliabilitas merupakan tingkat konsistensi sebuah tes. Menurut Syaifuddin Azwar (2006), nilai koefisien reliabilitas adalah 0 – 1. Sebuah tes dikatakan reliabel jika nilai koefisien reliabilitasnya mendekati 1. Berdasarkan hasil analisis ITEMAN diperoleh nilai alpha (koefisien reliabilitas) sebesar 0,746. Angka ini menunjukkan bahwa tes memiliki tingkat kesahihan yang tinggi. Namun jika dibandingkan dengan hasil uji coba paket soal A dan B, nilai koefisien reliabilitas uji coba II lebih rendah dari keduanya. Penurunan nilai koefisien reliabilitas dapat disebabkan karena jumlah peserta tes yang semakin banyak, kemampuan siswa yang tidak merata dan kondisi peserta tes. Selain dianalisis menggunakan program ITEMAN, hasil uji coba tahap II dianalisis menggunakan
SPSS 16 untuk mengetahui deskripsi data, grafik
persebaran skor dan bentuk kurva. Dari 50 item soal yang diteskan tidak terdapat satu soal pun yang tidak mampu dijawab oleh minimal satu peserta tes. Skor maksimum dari uji kedua adalah 41 dan skor minimumnya 11 (Tabel 5.3 , Lampiran 11). perbedaan skor cukup jauh, skor tertinggi dan terendah terpaut 30. Ditinjau dari persebaran skor siswa, skor terbanyak yang diperoleh siswa adalah 23, adapun skor yang lain tersebar merata. Namun demikian ada beberapa skor yang terlewati, yakni 13, 17, 34, 38 dan 39 (Gambar 4.5a). Ditinjau dari bentuk kurva, kurva hasil uji coba II berbeda dengan kurva hasil uji coba I. Hasil uji kedua memiliki bentuk kurva yang mendekati normal (Gambar 4.5b). Terbentuknya kurva yang mendekati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
normal ini disebabkan oleh jumlah peserta tes uji kedua yang lebih banyak daripada peserta tes uji coba pertama.
Gambar 4.5(a) Diagram Distribusi Skor
Gambar 4.5.(b). Kurva Distribusi Skor
Hasil analisis ITEMAN dari soal yang diujicobakan tahap akhir dapat diuraikan sebagai berikut: Soal no 1 Cahaya adalah salah satu bentuk gelombang… a. Elektrik b. Elektromagnetik c. Mekanik d. Supersonik Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 1
0-1
0.876
0.251 0.156
Alt. Endorsing A
0.029
Point Biser. Biser. Key 0.192 0.075
B
0.876
0.251 0.156
C
0.086
-0.434 -0.243
D
0.010
0.164 0.043
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,876 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, yakni sebanyak 87,6% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,251 dan rpbis = 0,156 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,251 menunjukkan soal tersebut perlu termasuk kategori satisfactory.
Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan
jawaban B merupakan pilihan jawaban maka tanda positif 0,876 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 2% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 8,6% dan 1% memilih D sebagai jawaban. Pilihan jawaban D kurang berfungsi sebagai pengecoh, karena hanya dipilih oleh 1% dari peserta tes. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh,hanya pilihan jawaban C yang bertanda negatif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori mudah dan dapat digunakan. Soal no 2 Berikut ini yang termasuk sifat – sifat cahaya, kecuali… a.
Cahaya dipancarkan dalam bentuk radiasi
b.
Cahaya merambat lurus
c.
Cahaya membutuhkan medium untuk merambat
d. Cahaya dapat dibelokkan Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop. Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
2
A
0-2
0.514
0.599 0.478
0.219
Point Biser. Biser. Key -0.179 -0.128
B
0.029
0.264 0.103
C
0.514
0.599 0.478
D
0.238
-0.656 -0.477
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,514 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 51,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,599 dan rpbis = 0,478 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Angka rbis = 0,599 juga menunjukkan bahwa soal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
tersebut memiliki daya pembeda yang baik dan dapat diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,514 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 21,9% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 2,9% dan 23,8% memilih D sebagai jawaban. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh,hanya pilihan jawaban B yang bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Namun nilai point biserial untuk pilihan jawaban C (kunci) masih lebih besar daripada nilai point biserial pengecoh B, sehingga soal masih dapat digunakan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Soal no 3 Terjadinya Gerhana Bulan menunjukkan bahwa cahaya … a.
Dapat dibelokkan arah perambatannya
b.
Dapat memantulkan arah
c.
Dapat menembus benda gelap
d. Merambat lurus Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 3
0-3
0.571
0.217 0.172
Alt. Endorsing A
0.114
Point Biser. Biser. Key -0.279
-0.169
B
0.124
0.069
0.043
C
0.190
-0.166
-0.115
D
0.571
0.217
0.172
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,571 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 57,1% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,217 dan rpbis = 0,172 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis : 0,271, soal berada dalam kategori satisfactory. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,571 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 11,4% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 12,4% dan 19% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Walaupun ditinjau dari pengecoh pilihan jawaban ada 6,9 % siswa pandai yang cenderung memilih pilihan jawaban B yang bukan merupakan kunci jawaban.
Soal no 4 Sumber cahaya diartikan sebagai… a.
Benda yang dapat membaurkan cahaya
b.
Benda yang dapat memantulkan cahaya
c.
Benda yang dapat menghasilkan cahaya
d. Benda yang dapat membiaskan cahaya Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 4
0-4
0.905
0.000 0.000
CHECK THE KEY C was specified, D works better
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.000
-9.000 -9.000
B
0.086
-0.007 -0.004
C
0.905
0.000 0.000
*
D
0.010
0.042 0.011
?
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,905 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, yakni sebanyak 90,5% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,000 dan rpbis = 0,000 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak, karena tidak siswa pandai banyak menjawab salah, dan yang kurang pandai menjawab benar. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,905 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Dari kolom prop endorsing, tidak ada peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 8,6% dan 1% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori mudah dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu, terdapat peringatan CHECK THE KEY, C was specified, D works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban C kurang tepat dan pilihan jawaban D berfungsi dengan baik. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu mengubah pilihan jawaban A, memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kunci jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 5 Di bawah ini merupakan contoh sumber cahaya, kecuali… a.
Api unggun
b.
Bulan
c.
Kunang – kunang
d. Matahari Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
5
A
0-5
0.514
0.595 0.475
0.095
Point Biser. Biser. Key -0.285 -0.164
B
0.514
0.595 0.475
C
0.352
-0.412 -0.320
D
0.038
-0.436 -0.189
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,514 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 51,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,595 dan rpbis = 0,475 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,514 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,514 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 9,5% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 35,2% dan 3,8% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Soal no 6 Pada peristiwa gerhana, bayangan umbra terjadi karena sumber cahaya… a.
lebih besar daripada benda
b.
terletak jauh dari benda
c.
berupa titik
d. sama dengan benda, sehingga cahaya terhalang seluruhnya Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 6
0-6
0.238 -0.038 -0.028
Alt. Endorsing A
0.448 B
CHECK THE KEY D was specified, B works better
0.210
Point Biser. Biser. Key 0.089 0.071 0.331 0.234
C
0.105
-0.654 -0.388
D
0.238
-0.038 -0.028
?
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,238 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya sebanyak 23,8% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = -0,038 dan rpbis = -0,028 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,238 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 44,8% peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 21% dan 10,5% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu, terdapat peringatan CHECK THE KEY, D was specified, B works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban D kurang tepat dan pilihan jawaban B berfungsi dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 7 Perhatikan Gambar 2.1. Bayangan yang ditunjuk oleh huruf A dan B adalah bayangan… 1. Sumber cahaya A
2. Penghalang
B
1
2
Gambar 2.1 a. Bayangan penumbra dan bayangan umbra b. Bayangan umbra dan bayangan hitam c. Bayangan umbra dan bayangan penumbra d. Bayangan hitam dan bayangan maya Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 7
0-7
0.581
0.205 0.162
Alt. Endorsing A
0.324
Point Biser. Biser. Key -0.231 -0.177
B
0.038
0.071 0.031
C
0.581
0.205 0.162
D
0.057
-0.025 -0.012
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,581 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 58,1% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,205 dan rpbis = 0,162
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,205 menunjukkan bahwa sola berada dalam kategori satisfactory. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,581 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 32,4% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 3,8% dan 5,7% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban B bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 8 Bayangan yang dapat diproyeksikan dan dapat ditangkap oleh layar, disebut bayangan… a. Nyata b. Maya c. Umbra d. Penumbra Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 8
0-8
0.638
0.587 0.458
Alt. Endorsing A
0.638
Point Biser. Biser. Key 0.587
0.458
B
0.143
-0.107 -0.069
C
0.114
-0.440 -0.267
D
0.105
-0.611 -0.362
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,638 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 58,1% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,587 dan rpbis = 0,458 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilsi rbis 0,587 menunjukkn bahwa soal memiliki daya beda yang baik (good). Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,638 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 14,3 % peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 11,4 % dan 10,5% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Soal no 9 Bayangan yang tidak dapat ditangkap oleh layar disebut bayangan … a. Nyata b. Umbra c. Penumbra d. Maya Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 9
0-9
0.638
0.538 0.419
Alt. Endorsing A
0.124
Point Biser. Biser. Key -0.091 -0.056
B
0.114
-0.697 -0.424
C
0.124
-0.235 -0.146
D
0.638
0.538 0.419 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,638 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 63,8% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,538 dan rpbis = 0,419 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis0,538 menunjukkan daya beda soal no 9 termasuk baik (good), soal berada dalam kategori diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,638 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Dari kolom prop endorsing, sebanyak 12,4% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 11,4% dan 12,4% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan Soal no 10 Sudut pantul adalah sudut yang dibentuk oleh… a. sinar datang dan sinar pantul b. sinar datang dan garis normal c. sinar pantul dan bidang datar d. sinar pantul dan garis normal Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
10
A
0-10
0.371
0.576 0.451
0.181
Point Biser. Biser. Key -0.093 -0.064
B
0.362
-0.463 -0.361
C
0.086
-0.127 -0.071
D
0.371
0.576 0.451
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,371 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, yakni sebanyak 37,1 % peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,576 dan rpbis = 0,451 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,576 soal berada dalam kategori diterima baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,371 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 18,1% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 36,2% dan 8,6% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan rpbis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Soal no 11
Gambar 4.1 Perhatikan Gambar 4.1. Sudut datang ditunjukkan oleh huruf… a. C b. B c. D d. A Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 11
0-11
0.486
0.509 0.406
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.029
-0.236 -0.093
B
0.486
0.509 0.406 *
C
0.010
-0.627 -0.165
D
0.476
-0.430 -0.343
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,486 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena sebanyak 48,6% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,509 dan rpbis = 0,406 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis o,509, artinya soal memiliki daya beda yang baik (good). Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,486 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
sebanyak 2,9 % peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 1% dan 47,6% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Soal no 12 Bila seberkas cahaya mengenai permukaan yang rata, maka cahaya tersebut akan… a.
Dipantulkan teratur
b.
Dipantulkan baur
c.
Diteruskan tanpa dibelokkan
d. Diserap oleh permukaan yang rata Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 12
0-12
0.914
0.613 0.343
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.914
0.613 0.343 *
B
0.048
-0.698 -0.325
C
0.019
-0.322 -0.109
D
0.019
-0.255 -0.087
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,914 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena sebanyak 91,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,613 dan rpbis = 0,343 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai r bis 0,613 menunjukkan soal memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,914 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
sebanyak 4,8 % peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 1,9% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban. Pilihan jawaban C dan D kurang berfungsi sebagai pengecoh karena dipilih kurang dari 2% peserta tes. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori mudah dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban C dan D. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Soal no 13 Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan benda yang tidak teratur maka cahaya akan… a.
dibelokkan arah perambatannya
b.
diteruskan seluruhnya
c.
mengalami pemantulan difus (baur)
d. mengalami pemantulan sempurna Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 13
0-13
0.924
0.472 0.255
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.067
-0.398 -0.207
B
0.010
-0.627 -0.165
C
0.924
0.472 0.255 *
D
0.000
-9.000 -9.000
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,924 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena sebanyak 92,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,472 dan rpbis = 0,255 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,472, soal memiliki daya pembeda yang baik (good). Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,924 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 6,7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 1% dan 0% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori mudah dan dapat digunakan dengan melakukan revisi. Yakni dengan mengganti kunci jawaban C dan D karena dipilih oelh kurang dari 2% peserta tes. Soal no 14 Berikut ini merupakan bunyi hukum pemantulan cahaya Snellius: 1) Arah sinar datang dan sinar pantul adalah sama 2) Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar 3) Sudut datang sama dengan sudut pantul Pernyataan yang benar adalah… a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 3 Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 14
0-14
0.657
0.347 0.269
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.133
-0.081 -0.052
B
0.657
0.347 0.269 *
C
0.067
-0.471 -0.244
D
0.143
-0.218 -0.140
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,657 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena sebanyak 65,7% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,347 dan rpbis = 0,269 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,347 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,657 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
sebanyak 13,3 % peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 6,7% dan 14,3% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Soal no 15 Seberkas cahaya datang menuju cermin dan dipantulkan. Jika sinar datang dan garis normal membentuk sudut 30 0, maka sudut diantara sinar datang dan sinar pantul sebesar… a. 60 0 b. 30 0 c. 120 0 d. 150 0 Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
15
A
0-15
0.590
0.096 0.076
CHECK THE KEY A was specified, C works better
0.590
Point Biser. Biser. Key 0.096 0.076 *
B
0.200
-0.241 -0.169
C
0.190
0.125 0.087 ?
D
0.019
-0.087 -0.030
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,590 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena hanya sebanyak 59% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,096 dan rpbis = 0,076 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,590 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 20% peserta tes yang menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 19% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban. Secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, A was specified, C works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban A kurang tepat dan pilihan jawaban C berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 16 Andi berdiri 1 meter di depan cermin datar, Ia berjalan mundur 1,5 meter. Letak bayangan Andi dari cermin datar menjadi… a.
0,5 meter
b.
1,5 meter
c.
2,5 meter
d. 3,5 meter Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 16
0-16
0.486
0.474 0.378
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.305
-0.456 -0.347
B
0.190
-0.046 -0.032
C
0.486
0.474 0.378 *
D
0.019
-0.355 -0.121
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,486 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena sebanyak 48,6% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,474 dan rpbis = 0,378 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,474 berarti soal berada dalam kategori baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
jawaban, maka tanda positif 0,486 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 30,5 % peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 19% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi kunci jawaban D, karena pilihan jawaban D dipilih oleh kurang dari 2% peserta tes. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Soal no 17 Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat… a. Maya, tegak, diperbesar b. Maya, tegak, sama besar c. Nyata, tegak, sama besar d. Nyata, tegak, diperbesar Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 17
0-17
0.248
0.325 0.238
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.143
-0.349 -0.225
B
0.248
0.325 0.238 *
C
0.486
0.294 0.235
D
0.124
-0.692 -0.429
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,248 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya 24,8% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,325 dan rpbis = 0,238 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,325 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,248 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 14,3% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 48,6% dan 12,4% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 18 Dua buah cermin datar digabungkan. Jika sudut yang dibentuk oleh kedua cermin datar tersebut adalah 40 0. Maka jumlah bayangan yang terbentuk adalah… a. 8 b. 9 c. 12 d. 15 Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 18
0-18
0.714
0.422 0.317
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.714
0.422 0.317 *
B
0.076
0.201 0.109
C
0.143
-0.245 -0.158
D
0.067
-0.904 -0.468
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,714 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena terdapat 71,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,422 dan rpbis = 0,317 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,422, artinya soal berada dalam kategori baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,714 menunjukkan bahwa kunci jawaban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 7,6% peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 14,3% dan 6,7% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban B bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 19 Dua buah cermin datar digabungkan hingga membentuk sudut. Jika sebuah benda diletakkan antara kedua cermin datar tersebut dan terbentuk 5 bayangan, maka besarnya sudut yang dibentuk oleh kedua cermin tersebut adalah… a. 40 0 b. 60 0 c. 72 0 d. 80 0 Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 19
0-19
0.286
0.283 0.213
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.381
-0.099 -0.077
B
0.286
0.283 0.213 *
C
0.210
0.131 0.093
D
0.124
-0.471 -0.293
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,286 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya 28,6% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,283 dan rpbis = 0,213 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,283, soal memiliki daya pembeda yang satisfactory. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,286 menunjukkan bahwa kunci
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 38,1% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 21% dan 12,4% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 20 Cermin cekung bersifat konvergen. Istilah konvergen memiliki arti… a. Mendekatkan sinar datang b. Mengumpulkan sinar pantul c. Melenturkan sinar datang d. Menyebarkan sinar pantul Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 20
0-20
0.714
0.362 0.272
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.133
-0.414 -0.262
B
0.714
0.362 0.272 *
C
0.010
-0.140 -0.037
D
0.143
-0.135 -0.087
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,714 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena hanya 71,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,362 dan rpbis = 0,272 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,362 maka soal termasuk kategori satisfactory. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,248 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 13,3% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 1% dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
14,3% memilih D sebagai jawaban. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan r pbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban.Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori mudah dan dapat digunakan dengan merevisi pengecoh C, karena pengecoh C tidak berfungsi. Soal no 21
Gambar 2.2 Berdasarkan Gambar 2.2, tempat bertemunya sinar pantul disebut… a.
Pusat kelengkungan cermin
b.
Sumbu utama
c.
Sumbu sejajar
d. Titik fokus Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 21
0-21
0.638
0.695 0.542
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.105
-0.663 -0.393
B
0.219
-0.490 -0.350
C
0.038
0.052 0.023
D
0.638
0.695 0.542
*
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,638 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 63,8% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,695 dan rpbis = 0,542 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,695 maka soal berada dalam kategori baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawabanD merupakan kunci
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
jawaban, maka tanda positif 0,638 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 10,5% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 21,9% dan 3,8% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 22 Berikut ini merupakan sinar – sinar istimewa pada cermin cekung, kecuali… a.
b.
c.
d.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
22
A
0-22
0.248 -0.044 -0.032
0.105 B
CHECK THE KEY B was specified, D works better Tingkat kesukaran soal
0.248
Point Biser. Biser. Key -0.269 -0.159 -0.044 -0.032 *
C
0.581
-0.066 -0.052
D
0.067
0.684 0.355 ?
ini adalah 0,248 menunjukkan bahwa soal termasuk
kategori sukar, karena hanya sebanyak 24,8% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = -0,044 dan rpbis = -0,032 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,248 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 10,5% peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 58,1% dan 6,7% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, B was specified, D works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban B kurang tepat dan pilihan jawaban D berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Hal ini terbukti dengan r bis pilihan jawaban D yang bernilai positif. Oleh karena itu, jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Soal no 23 Jika jari – jari kelengkungan sebuah cermin cekung adalah 25 cm, maka jarak titik apinya adalah… a. 5 cm b. 10 cm c. 12,5 cm d. 25 cm Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 23
0-23
0.476
0.639 0.510
Alt. Endorsing A
0.162
Point Biser. Biser. Key -0.388 -0.258
B
0.276
-0.511 -0.382
C
0.476
0.639 0.510 *
D
0.086
0.072 0.040
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,476 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 47,6% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,639 dan rpbis = 0,510 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,639 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,476 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 16,2% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 27,6% dan 8,6% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban D bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Soal no 24 Sebuah benda diletakkan antara titik fokus dan titik pusat kelengkungan cermin cekung, sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung adalah … a.
Maya, tegak, diperbesar
b.
Maya, tegak, diperkecil
c.
Nyata, terbalik, diperbesar
d. Nyata, tegak, diperbesar Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 24
0-24
0.152 -0.613 -0.402
CHECK THE KEY C was specified, A works better
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.457
0.472 0.376 ?
B
0.352
-0.097 -0.076
C
0.152
-0.613 -0.402 *
D
0.038
-0.079 -0.034
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,152 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya sebanyak 15,2% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = -0,613 dan rpbis = -0,402 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,152 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 45,7% peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 35,2% dan 3,8% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, C was specified, A works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban C kurang tepat dan pilihan jawaban A berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Hal ini terbukti dengan r bis pilihan jawaban A yang bernilai positif. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 25 Sebuah benda berada di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm. jika jarak bayangan ke cermin adalah 20 cm, maka benda diletakkan di depan cermin cekung sejauh… a. 30 cm b. 40 cm c. 60 cm d. 70 cm Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 25
0-25
0.333
0.788 0.608
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.410
-0.609 -0.481
B
0.181
-0.117 -0.080
C
0.333
0.788 0.608 *
D
0.076
-0.135 -0.073
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,333 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 33,3% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,788 dan rpbis = 0,608 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,788 maka daya pembeda soal termasuk kategori sangat baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,333 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 41% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 18,1% dan 7.6% memilih D sebagai jawaban. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Soal no 26 Sebuah benda memiliki tinggi 2 cm. Benda diletakkan di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus 15 cm. jika letak benda 20 cm di depan cermin cekung, maka perbesarannya… a. 3 kali b. 5 kali c. 8 kali d. 9 kali Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 26
0-26
0.505
0.728 0.581
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.505
0.728 0.581 *
B
0.219
-0.600 -0.429
C
0.219
-0.337 -0.241
D
0.057
-0.120 -0.059
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,505 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 50,5% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,728 dan rpbis = 0,581 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,728 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang sangat baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,505 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 21,9% peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab B sebanyak 21,9% dan 5,7% memilih D sebagai jawaban. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan rpbis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Soal no 27 Sebuah batang memiliki tinggi 4 cm diletakkan di depan cermin cekung yang memiliki jari – jari kelengkungan cermin 30 cm. Jika batang diletakkan didepan cermin sejauh 20 cm, tinggi bayangan benda adalah… a. 6 cm b. 8 cm c. 12 cm d. 16 cm Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
27
A
0-27
0.438
0.738 0.586
0.390
Point Biser. Biser. Key -0.561 -0.441
B
0.019
0.047 0.016
C
0.438
0.738 0.586 *
D
0.152
-0.329 -0.216
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,438 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 43,8% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,738 dan rpbis = 0,586 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,738 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang sangat baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,438 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 39% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 1,9% (tidak berfungsi) dan 15,2% memilih D sebagai jawaban. Namun pada r bis pilihan jawaban B bertanda positif, artinya ada peserta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban B. Soal no 28 Cermin cekung digunakan untuk… a. Kacamata b. spion c. lup d. proyektor Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 28
0-28
0.314
0.587 0.449
Alt. Endorsing A
0.181
Point Biser. Biser. Key -0.211 -0.145
B
0.371
-0.407 -0.318
C
0.133
0.005 0.003
D
0.314
0.587 0.449 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,314 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 31,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,587 dan rpbis = 0,449 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,587 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,314 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 18,1% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 37,1% dan 13,3% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 29 Jenis cermin yang dapat memperbesar bayangan benda adalah… a. cermin datar b. cermin ganda c. cermin cekung d. cermin cembung Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 29
0-29
0.752
0.275 0.201
Alt. Endorsing A
0.067
Point Biser. Biser. Key -0.771 -0.400
B
0.029
0.073 0.029
C
0.152
0.034 0.022
D
0.752
0.275 0.201 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,752 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena terdapat 75,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,275 dan rpbis = 0,201 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,275, menunjukkan bahwa soal no 29 memiliki daya pembeda yang cukup. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,752 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 6,7% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 2,9% dan 15,2% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori mudah dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban B dan C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 30 Sebuah benda dietakkan di depan cermin divergen, sifat bayangan yang terbentuk adalah… a. Terbalik, nyata, diperbesar b. Terbalik, nyata, diperkecil c. Tegak, maya, diperkecil d. Terbalik, maya, diperbesar Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 30
0-30
0.390
0.565 0.445
Alt. Endorsing A
0.143
Point Biser. Biser. Key -0.080 -0.051
B
0.124
-0.403 -0.250
C
0.390
0.565 0.445 *
D
0.343
-0.317 -0.246
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,390 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 39% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,565 dan rpbis = 0,445 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,565 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,390 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 14,3% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 12,4% dan 34,3% memilih D sebagai jawaban. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan r pbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan
peserta
tes
yang
kurang
pandai
commit to user
lebih
memilih
pengecoh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
jawaban.Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan.
Soal no 31 Sebuah lilin diletakkan di depan cermin cembung. Jika nomor ruang benda lebih kecil daripada nomor ruang bayangan, maka sifat bayangan yang terbentuk adalah… a. Sama besar b. Sama tegak c. Diperkecil d. Diperbesar Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 31
0-31
0.429
0.469 0.372
Alt. Endorsing A
0.038
Point Biser. Biser. Key -0.229 -0.099
B
0.019
0.381 0.130
C
0.429
0.469 0.372 *
D
0.514
-0.458 -0.365
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,429 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 42,9% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,469 dan rpbis = 0,372 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,469 menunjukkan bahwa soal nomor 31 memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,429 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 3,8% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 1,9% dan 51,4% memilih D sebagai jawaban .Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
digunakan dengan merevisi pilihan jawaban B karena tidak berfungsi sebagai pengecoh. Soal no 32 Sebuah lilin diletakkan 10 cm di depan cermin cembung. Jika letak titik api cermin tersebut15 cm, maka bayangan lilin terletak di …. a. 5 cm di depan cermin cembung b. 5 cm di belakang cermin cembung c. 6 cm di dalam cermin cembung d. 6 cm di belakang cermin cembung Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 32
0-32
0.124
0.403 0.250
Alt. Endorsing A
0.295
Point Biser. Biser. Key -0.344 -0.261
B
0.276
-0.162 -0.121
C
0.305
0.259 0.197
D
0.124
0.403 0.250 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,124 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena terdapat 12,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,403 dan rpbis = 0,250 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,403menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,124 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 29,5% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 27,6% dan 30,5% memilih C sebagai jawaban .Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 33 Setangkai bunga mawar diiletakkan di depan cermin cembung yang memiliki jari – jari kelengkungan 60 cm. Jika pada jarak 15 cm terbentuk bayangan, maka jarak mawar dari cermin cembung adalah… a. 4 cm di depan cermin b. 4 cm di belakang cermin c. 10 cm di depan cermin d. 10 cm di belakang cermin Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser.
Alt. Endorsing
33
A
0-33
0.162
0.487 0.324
0.267
Point Biser. Biser. Key -0.362 -0.269
B
0.286
-0.325 -0.245
C
0.286
0.324 0.244
D
0.162
0.487 0.324 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,162 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena terdapat 16,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,487 dan rpbis = 0,324 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai r bis 0,487, menunjukkan bahwa soal nomor 33 memiliki daya pembeda yang baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,162 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 26,7% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 28,6% dan 28,6% memilih C sebagai jawaban .Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 34 Sebuah benda berada 30 cm di depan cermin cembung. Jika pada jarak 10cm di belakang cermin terbentuk bayangan, maka perbesaran bayangannya… a. 1/3 kali b. ½ kali c. 2 kali d. 3 kali Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 34
0-34
0.381
0.726 0.569
Alt. Endorsing A
0.381
Point Biser. Biser. Key 0.726 0.569 *
B
0.076
-0.396 -0.214
C
0.038
-0.793 -0.343
D
0.505
-0.387 -0.308
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,381 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 38,1% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,726 dan rpbis = 0,569 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,726, artinya daya pembeda soal nomor 34 termasuk baik sekali. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,381 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 7,6% peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab B sebanyak 3,8% dan 50,5% memilih D sebagai jawaban. Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban.Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Soal no 35 Sebuah lilin yang memiliki tinggi 3cm berada di depan cermin cembung. Jika perbesaran bayangan lilin 5 kali, maka tinggi bayangan lilin… a. 3/5 cm b. 5/3 cm c. 5 cm d. 15 cm Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 35
0-35
0.714
0.179 0.135
Alt. Endorsing A
0.190
Point Biser. Biser. Key -0.149 -0.103
B
0.057
-0.228 -0.113
C
0.038
0.071 0.031
D
0.714
0.179 0.135 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,714 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena terdapat 71,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,179 dan rpbis = 0,135 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Soal memiliki daya pembeda yang jelek, karena nilai r bis <0,2. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,714 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 19% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 5,7% dan 3,8% memilih C sebagai jawaban .Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban C bertanda positif, artinya ada peserta tes yang pandai memilih alternatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Soal no 36 Cermin cembung digunakan untuk… a. Kaca mata positif b. Cermin rias c. Spion d. Kaca pembesar Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 36
0-36
0.343
0.009 0.007
CHECK THE KEY D was specified, C works better
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.048
-0.134 -0.062
B
0.086
-0.097 -0.054
C
0.524
0.063 0.051 ?
D
0.343
0.009 0.007 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,343 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya sebanyak 34,3% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,009 dan rpbis = 0,007 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,343 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 4,8% peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 8,6% dan 52,4% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan. Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, D was specified, C works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban D kurang tepat dan pilihan jawaban C berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Hal ini terbukti dengan rbis pilihan jawaban C yang bernilai positif. Oleh karena itu, jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 37 Pada kolam yang berisi air jernih, dasar kolam akan tampak lebih dangkal. Peristiwa ini terjadi karena… a. Terjadi pembiasan cahaya dari air ke udara yang arahnya menjauhi garis normal b. Terjadi pembiasan cahaya dari air ke udara yang arahnya mendekati garis normal c. Terjadi pembiasan cahaya dari udara ke air yang arahnya mendekati garis normal d. Terjadi pembiasan cahaya dari udara ke air yang arahnya mendekati garis normal Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 37
0-37
0.257
0.057 0.042
CHECK THE KEY A was specified, C works better
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.257
0.057 0.042 *
B
0.267
0.050 0.037
C
0.295
0.156 0.118 ?
D
0.181
-0.335 -0.229
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,257 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya sebanyak 25,7% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,057 dan rpbis = 0,042 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,257 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 26,7% peserta tes yang menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 29,5% dan 18,1% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, A was specified, C works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban A kurang tepat dan pilihan jawaban C berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
merupakan kunci. Hal ini terbukti dengan r bis pilihan jawaban C dan B yang bernilai positif. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 38 Berikut ini merupakan peristiwa pembiasan cahaya jika melalui medium yang berbeda, gambar yang tepat adalah… a.
b.
c.
d.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 38
0-38
0.305
0.090 0.068
CHECK THE KEY D was specified, C works better
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.067
-0.218 -0.113
B
0.524
-0.112 -0.090
C
0.105
0.228 0.135 ?
D
0.305
0.090 0.068 *
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,305 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena sebanyak 30,5% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,090 dan rpbis = 0,068 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban D merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,305 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 6,7% peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 52,4% dan 10,5% memilih C sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, D was specified, C works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban D kurang tepat dan pilihan jawaban C berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Hal ini terbukti dengan r bis pilihan jawaban C yang bernilai positif. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Soal no 39 Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa… a. Difraksi cahaya b. Dispersi cahaya c. Refraksi cahaya d. Refleksi cahaya Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 39
0-39
0.876
0.220 0.137
Alt. Endorsing A
0.038
Point Biser. Biser. Key -0.342 -0.148
B
0.876
0.220 0.137 *
C
0.067
-0.062 -0.032
D
0.019
-0.188 -0.064
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,876 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena terdapat 87,6% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,220 dan rpbis = 0,137 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Soal nomor 39 memiliki daya pembeda yang cukup, karena nilai rbisnya sebesar 0,220 (lebih dari 0,2).. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,876 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 3,8% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 6,7% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban . Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena rbis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban D, karena dipilih oelh kurang dari 2% dari peserta tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Soal no 40 Kecepatan cahaya 3x108 m/s pada medium udara. Jika cahaya merambat pada medium yang memiliki indeks bias 1,5 , maka kecepatan cahaya pada medium tersebut adalah… a. 2x10 8 m/s b. 4,5 x 10 8 m/s c. 6 x 10 8 m/s d. 18 x 10 8 m/s Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 40
0-40
0.190
0.142 0.099
Alt. Endorsing A
0.190
Point Biser. Biser. Key 0.142 0.099 *
B
0.590
-0.104 -0.082
C
0.200
0.053 0.037
D
0.019
-0.288 -0.098
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,190 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena terdapat 19% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,142 dan rpbis = 0,099 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis sebesar 0,142 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang jelek. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,190 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 59% peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 20% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban (tidak berfungsi). Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban D.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Soal no 41 Lensa konvergen, adalah istilah lain dari lensa… a. cembung b. cekung c. datar d. plan parallel Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 41
0-41
0.524
0.298 0.237
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.419
-0.272 -0.216
B
0.524
0.298 0.237 *
C
0.038
-0.023 -0.010
D
0.019
-0.221 -0.075
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,524 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 52,4% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,298 dan rpbis = 0,237 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai r bis 0,298 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang cukup. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,524 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 41,9% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 3,8% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban (tidak berfungsi) . Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban D.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Soal no 42 Benda bening yang memiliki bentuk lebih tebal di bagian tengahnya daripada bagian yang lain, disebut lensa… a. cekung b. datar c. cembung d. plan parallel Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 42
0-42
0.600
0.273 0.215
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.248
-0.083 -0.061
B
0.086
-0.464 -0.260
C
0.600
0.273 0.215 *
D
0.067
-0.050 -0.026
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,600 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 60% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,273 dan rpbis = 0,215 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Soal nomor 42 memiliki daya pembeda yang cukup karena nilai rbisnya 0,273. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,524 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 24,8% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 8,6 % dan 6,7% memilih D sebagai jawaban . Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
Soal no 43 Lensa divergen, merupakan nama lain dari lensa… a. cekung b. cembung c. bikonkaf d. plan konkaf Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 43
0-43
0.505
0.284 0.227
Alt. Endorsing A
0.448
Point Biser. Biser. Key -0.261 -0.207
B
0.505
0.284 0.227 *
C
0.038
-0.192 -0.083
D
0.010
0.225 0.059
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,505 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 50,5% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,284 dan rpbis = 0,227 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,284, menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang cukup. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,505 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 44,8% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 3,8% dan 1% memilih D sebagai jawaban . Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban D, karena pilihan jawaban D bukan pengecoh jawaban yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Soal no 44 Titik pertemuan sinar bias pada lensa cembung disebut… a. titik fokus b. pusat cermin c. jari – jari kelengkungan cermin d. titik benda Hasil analisis Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 44
0-44
0.790
Alt. Endorsing
0.150 0.106
Point Biser. Biser. Key
A
0.790
0.150 0.106 *
B
0.010
0.103 0.027
C
0.143
-0.052 -0.034
D
0.057
-0.296 -0.146
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,790 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori mudah, karena terdapat 79% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,150 dan rpbis = 0,106 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Soal nomor 44 memiliki daya pembeda yang jelek, karena nilai rbis<0,2. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,790 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 1% peserta tes menjawab B (pengecoh tidak berfungsi), peserta tes yang menjawab C sebanyak 14,3% dan 5,7% memilih D sebagai jawaban . Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban B, karena pilihan jawaban B dipilih oleh kurang dari 2% peserta tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Soal no 45 Jika seberkas sinar datang menuju titik fokus lensa cekung, maka sinar tersebut akan dibiaskan… a. sejajar pusat kelengkungan lensa b. sejajar sumbu utama c. melalui pusat kelengkungan lensa d. melalui sumbu utama Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 45
0-45
0.610
0.095 0.075
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.076
-0.026 -0.014
B
0.610
0.095 0.075 *
C
0.067
-0.278 -0.144
D
0.248
0.010 0.007
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,610 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 61% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,095 dan rpbis = 0,075 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Soal nomor 45 memiliki daya pembeda yyang jelek, karena nilai rbis nya hanya 0,095. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,610 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 7,6% peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 6,7% dan 24,8% memilih D sebagai jawaban . Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan, Walaupun nilai rbis pilihan jawaban B bertanda positif (ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban) dan nilai rbisnya ditolak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
Soal no 46 Pada lensa cembung, titik fokus merupakan titik pertemuan …. a. sinar bias b. sinar datang c. sinar sejajar d. sinar lurus Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 46
0-46
0.286
0.635 0.478
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.286
0.635 0.478 *
B
0.657
-0.554 -0.429
C
0.057
-0.106 -0.052
D
0.000
-9.000 -9.000
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,286 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena hanya terdapat 28,6% peserta tes yang dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,635 dan rpbis = 0,478 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,635 maka soal berada dalam kategori diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban A merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,286 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 65,7% peserta tes menjawab B, peserta tes yang menjawab C sebanyak 5,7% dan 0% yang memilih D sebagai jawaban . Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sukar dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban D karena pilihan jawaban tersebut tidak dipilih oleh peserta tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
Soal no 47 Jika sinar – sinar sejajar dikenakan pada sebuah lensa divergen, maka sinar – sinar tersebut akan menyebar seolah – olah berasal dari… a. jauh takhingga b. titik dekat mata c. titik fokus d. pusat kelengkungan lensa Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 47
0-47
0.343
0.216 0.167
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.114
-0.166 -0.101
B
0.200
0.148 0.103
C
0.343
0.216 0.167 *
D
0.343
-0.241 -0.187
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,343 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena terdapat 34,3% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,216 dan rpbis = 0,167 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai r bis 0,216 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang cukup. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,343 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 11,4% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 20% dan 34,3% memilih D sebagai jawaban . Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan, Walaupun nilai rbis pilihan jawaban B bertanda positif (ada peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban) dan nilai r bisnya ditolak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
Soal no 48 Sebuah batang diletakkan di depan lensa cekung. Sifat bayangan yang terbentuk adalah… a. maya, tegak, diperkecil b. maya, tegak, diperbesar c. nyata, terbalik, diperkecil d. nyata, terbalik, diperbesar Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 48
0-48
0.238
0.394 0.286
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.552
-0.018 -0.015
B
0.238
0.394 0.286 *
C
0.190
-0.378 -0.262
D
0.019
-0.255 -0.087
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,238 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena terdapat 23,8% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,394 dan rpbis = 0,286 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,394 maka soal berada dalam kategori diterima. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban B merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,238 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 55,2 % peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab C sebanyak 19% dan 1,9% memilih D sebagai jawaban (pengecoh tidak berfungsi). Ditinjau dari daya pembeda masing – masing pengecoh juga dapat dikatakan baik karena r bis dan rpbis bertanda negatif, artinya peserta tes yang pandai cenderung memilih jawaban yang tepat sedangkan peserta tes yang kurang pandai lebih memilih pengecoh jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan dengan merevisi pilihan jawaban D.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
Soal no 49 Sebuah lilin diletakkan di depan lensa cembung, jika benda terletak diantara F dan 2F, maka sifat bayangan yang terbentuk adalah… a. maya, terbalik, diperbesar b. maya, terbalik, diperkecil c. nyata, terbalik, diperbesar d. nyata, terbalik, diperkecil Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 49
0-49
0.343 -0.013 -0.010
CHECK THE KEY C was specified, D works better
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.181
-0.152 -0.104
B
0.238
-0.345 -0.251
C
0.343
-0.013 -0.010 *
D
0.238
0.489 0.356 ?
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,343 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sedang, karena sebanyak 34,3% peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = -0,013 dan r pbis = -0,010 menunjukkan bahwa soal tersebut ditolak. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,343 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 18,1% peserta tes yang menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 23,8% dan 23,8% memilih D sebagai jawaban. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan perlu direvisi sekiranya akan digunakan Oleh karena itu terdapat peringatan CHECK THE KEY, C was specified, D works better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban C kurang tepat dan pilihan jawaban D berfungsi dengan baik karena terdapat siswa pandai justru menjawab pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci. Hal ini terbukti dengan r bis pilihan jawaban D yang bernilai positif. Oleh karena itu jika soal akan digunakan maka perlu memeriksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban salah maka dilakukan analisis ulang, jika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada pilihan jawaban yang membingungkan dan penguasaan konsep siswa. Soal no 50 Sebuah benda yang memiliki tinggi 5 cm diletakkan 6 cm di depan lensa cembung, jika jarak titik api lensa tersebut 4 cm, maka letak bayangan benda adalah… a.
7 cm
b.
10 cm
c.
12 cm
d. 15 cm Hasil analisis ITEMAN Seq. Scale Prop.
Point
Prop.
No. -Item Correct Biser. Biser. 50
0-50
0.171
0.755 0.510
Alt. Endorsing
Point Biser. Biser. Key
A
0.095
-0.304 -0.175
B
0.314
0.030 0.023
C
0.171
0.755 0.510 *
D
0.419
-0.388 -0.307
Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,171 menunjukkan bahwa soal berada dalam kategori sukar, karena terdapat 17,1% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda soal tersebut bernilai rbis = 0,755 dan rpbis = 0,510 menunjukkan bahwa keduanya memiliki tanda positif. Tanda positif menunjukkan bahwa siswa yang pandai cenderung menjawab dengan benar dan siswa yang kurang pandai menjawab salah. Nilai rbis 0,755 menunjukkan bahwa soal memiliki daya pembeda yang sangat baik. Ditinjau dari pilihan jawaban siswa, Pilihan jawaban C merupakan kunci jawaban, maka tanda positif 0,171 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari kolom prop endorsing, sebanyak 9,5% peserta tes menjawab A, peserta tes yang menjawab B sebanyak 31,4% dan 41,9% memilih D sebagai jawaban . Secara umum dapat disimpulkan bahwa, soal ini termasuk dalam katergori sedang dan dapat digunakan. Namun pada rbis pilihan jawaban B bertanda positif, artinya ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
peserta tes yang pandai memilih alternatif jawaban yang bukan kunci dan siswa yang kurang pandai tidak memilih alternatif jawaban yang merupakan kunci jawaban. Dari analisis mengenai taraf kesukaran, indeks daya pembeda dan efektifitas distraktor selanjutnya dapat dibuat keputusan uji. Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria sebagai berikut : (1) item soal diterima apabila karakteristik item soal memenuhi semua kriteria. Item soal terlalu skar atau terlalu mudah tetapi memiliki daya pembeda dan distribusi pengecoh yang memenuhi kriteria maka butir soal tersebut dapat diterima atau dipilih, (2) item soal direvisi, apabila salah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakteristik item soal tidak memenuhi syarat, (3) item soal ditolak, jika item soal memiliki karakteristik yang tidak memenuh semua kriteria (Elvin Yusliana, 2000). Dengan mengacu pada aturan tersebut diperoleh 21 soal direvisi dan 29 soal kualitas baik yang siap digunakan (Lampiran 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasi penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan 1.
Tes yang telah disusun yaitu “Tes Formatif Fisika SMP Materi Cahaya, tahun Pelajaran 2011/2012”. Tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang berjumlah 50 soal. Alokasi waktu pengerjaan tes selama 90 menit. Tes yang telah disusun dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan kunci jawaban. Adapun karakteristik tes yang telah disusun adalah a. Soal paket A 1) Dari segi taraf kesukaran ada 25% soal kategori mudah, 60% kategori sedang dan 15% kategori sukar. 2) Daya beda sangat baik (excellent) sebanyak 30%, baik (good) sebanyak 32,5%, cukup (satisfactory) sebayak 12,5%, rendah (poor) sebanyak 12,5% dan ditolak sebanyak 12,5%. 3) Aspek keefektifan distraktor diperoleh hasil 85% soal empat distraktor berfungsi dan 15% soal 3 distraktor berfungsi, 0% soal dua distraktor berfungsi dan 0% soal satu distraktor berfungsi. b. Soal paket B 1) Dari segi taraf kesukaran ada 10% soal kategori mudah, 57,5% kategori sedang dan 32,5% kategori sukar. 2) Daya beda sangat baik (excellent) sebanyak 25%, baik (good) sebanyak 32,5%, cukup (satisfactory) sebanyak 10%, rendah (poor) sebanyak 2,5% dan ditolak sebanyak 30%. 3) Dari aspek keefektifan distraktor diperoleh hasil 85% soal empat distraktor berfungsi dan 12,5% soal 3 distraktor berfungsi, 2,5% soal dua distraktor berfungsi dan 0% soal satu distraktor berfungsi.
commit 114 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
c. Instrumen tes akhir 1) Dari segi taraf kesukaran ada 22% soal kategori mudah, 54% kategori sedang dan 24% kategori sukar. 2) Daya beda sangat baik (excellent) sebanyak 10%, baik (good) sebanyak 36%, cukup (satisfactory) sebayak 28%, rendah (poor) sebanyak 18% dan ditolak sebanyak 8%. 3) Dari aspek keefektifan distraktor diperoleh hasil 68% soal empat distraktor berfungsi dan 28% soal 3 distraktor berfungsi, 4% soal dua distraktor berfungsi dan 0% soal satu distraktor berfungsi. d. Dari keriga paket tes, tes yang memiliki kualitas dan karakteristik terbaik adalah tes terakhir.
B. Saran Skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan, oleh sebab itu untuk kebaikan penelitian dan penyusunan berikutnya akan lebih baik jika: 1.
Dalam penyusunan tes sebaiknya soal disusun dan dianalisis untuk setiap sub materi (disesuaikan dengan guru yang mengajar) sehingga produk akhir yang dihasilkan benar – benar merupakan kumpulan soal yang berkualitas baik.
2.
Pada langkah telaah kualitatif, hendaknya dilakukan penelaahan dari segi bahasa oleh ahli bahasa agar tes berkualitas baik dari aspek bahasa.
3.
Pada tahap uji lapangan kedua, soal yang diujikan merupakan soal yang belum baik. Selanjutnya hasil uji kedua yang baik, digabungkan dengan soal hasil uji pertama yang sudah baik.
4.
Penyusunan tes formatif dapat dikembangkan untuk kelas dan materi yang lain.
commit to user