Penyakit Daun Hasil Bakteri pada Tanaman Berdaun FAUZIAH AINI ROHMAWATI 115040201111098
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
Penyakit Daun Hasil Bakteri pada Tanaman Berdaun F.L. Pfleger dan S.L. Gould
Banyak tanaman berdaun yang peka terhadap penyakit hasil bakteri, khususnya selama bulan-bulan musim dingin yang suram. Gejala-gejala umum meliputi bintik-bintik daun, perusakan, dan menjadi layu. Penyakit hasil bakteri yang terbatas hanya pada daun seringkali bisa dikendalikan.
Apakah bakteri itu? Bakteri adalah organisme mikroskopis bersel tunggal yang bereproduksi dengan membelah diri. Proses ini dapat terjadi sesering sekali setiap 20 menit, atau bisa berlangsung selama beberapa jam. Pada spesies yang mengganda dengan cepat, satu bakteri dapat menghasilkan lebih dari 47 juta keturunan dalam 12 jam. Kira-kira 170 spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tanaman berdaun. Bakteri tidak dapat menembus ke dalam jaringan tanaman, tapi harus masuk melalui luka atau bukaan alami seperti stomata (pori-pori untuk pergantian udara) dalam daun.
Kondisi yang disukai untuk pertumbuhan dan penggandaan bakteri Secara normal bakteri berada pada permukaan tanaman dan hanya akan menyebabkan masalah saat kondisi yang disukai untuk pertumbuhan dan penggandaan. Kondisi ini meliputi kelembaban yang tinggi, berkerumun, dan sirkulasi udara yang kurang di sekitar tanaman. Tanaman yang berkabut akan menyediakan selaput air pada daun dimana bakteri dapat mengganda. Pengairan yang terlalu banyak, terlau sedikit, atau tidak tetap dapat menempatkan tanaman dalam ketegangan dan mungkin mempengaruhi daun tersebut terhadap infeksi hasil bakteri. Kondisi lain yang menghasilkan ketegangan meliputi intensitas cahaya yang rendah, suhu yang berfluktuasi, pengeringan tanah yang sedikit, pot yang terlalu kecil atau terlalu besar, dan kekurangan atau kelebihan nutrien. Penyakit hasil bakteri cenderung lazim terjadi pada tanaman berdaun selama bulanbulan musim dingin saat intensitas dan durasi cahaya berkurang. Selama masa ini, tanaman tidak tumbuh secara aktif dan mudah tegang.
Penyakit khusus tanaman berdaun yang disebabkan oleh bakteri Spesies bakteri yang berbeda mempengaruhi tanaman dalam cara yang berbeda-beda. Gejala tanaman meliputi tipburn, bintik daun, perusakan, menjadi layu, atau roboh keseluruhan jaringan tanaman.
Penyakit tanaman berdaun yang paling kejam dan membinasakan disebabkan oleh bakteri yang termasuk dalam jenis Erwinia, Xanthomonas dan Pseudomonas. Bakteribakteri ini menginfeksi banyak tanaman, beberapa di antaranya terdaftar di bawah beserta gejala umumnya. Namun, banyak tanaman terpengaruh oleh penyakit hasil bakteri tidak disebutkan di sini. Ukuran pengendalian untuk semua penyakit daun hasil bakteri pada tanaman berdaun sama dan didiskusikan nanti pada lembar nyata ini.
Bintik dan Tipburn Daun Hasil Bakteri (Xanthomonas) Bintik Daun Akibat Bakteri Gambar 1. bintik daun bakteri dan tipburn (Xanthomonas campestris pv. dieffenbachiae) pada daun Dieffenbachia. Mencermati pinggiran daun yang menguning. Daerah pada daun yang lebih dulu terinfeksi berubah warnanya menjadi coklat. Bakteri diisolasi dari pemotongan segiempat pada daun. Tanaman yang rentan akan hal ini adalah Philodendron spp., Dieffenbachia spp., Anthurium spp., dan lainnya. Penyakit ini aktif terutama pada kondisi panas dan lembab. Gejala paling umum adalah menguningnya pinggiran daun yang dimulai dari ujung daun. Dalam keadaan panas dan lembab, pinggiran daun biasanya menjadi coklat kemerah-merahan bukan kuning. Gejala awal dari infeksi ini adalah bintik kecil yang tembus cahaya yang kemudian berubah warnanya menjadi kuning. Pusat bintik ini yang diinfeksi pertama kali sering berubah warna menjadi coklat. Karena penyekit ini semakin parah, daun yang terinfeksi menjadi kuning dan gugur.
Bintik Daun Akibat Bakteri (Pseudomonas circhorii, Gambar 2) Bintik daun akibat bakteri Gambar 2. bintik daun akibar bakteri (Pseudomonas cichorii) pada Epipremnum aureum (Pothos). Lingkaran kuning dapat terlihat di sekeliling bintik-bintik pada bagian bawah daun Pothos ini. Tanaman yang rentan akan penyakit ini antara lain Epipremnum aureum (Pothos), Philodendron panduraeforme (Fiddleaf Philodendron), Aglaoneme spp. (Cemara Cina), dan Monstera spp. (daun terpisah Philodendron.) Gejalanya bervariasi dan dalam hal ini termasuk luka hitam kecoklatan, daerah gelap dan terang pada daun Epipremnum aureum, dan lingkaran kuning di sekitar daerah yang terinfeksi pada daun Monstera deliciosa.
Penyakit Daun Akibat Bakteri (Xantomonas spp.)
Tumuhan yang rentan termasuk Syngonium spp., Aglaonema roebellinii (sering disebut Schismatoglottis), dan mungkin Aglaonema spp. Lainnya (Cemara Cina). Syngonium spp. Sering diserang bakteria. Gejalanya termasuk luka yang tembus cahaya pada ujung daun dan sepanjang tepi daun. Luka ini semakin panjang dan melebar hingga daun bagian tengah. Luka ini awalnya hijau gelap, kemudian derubah menjadi kuning dan akhirnya menjadi coklat ketika mati. Daerah yang berpenyakit biasanya dikelilingi oleh lingkaran kuning cerah yang memisahkan daerah terinfeksi itu dari bagian daun yang sehat. Serpihan putih dari bakteri kering biasanya terdapat pada luka yang lebih dulu terinfeksi pada bagian bawah daun.
Penyakit Daun Akibat Bakteri (Erwinia chrysanthemi) Penyakit ini menginfeksi banyak tumbuhan termasuk Aglaonema spp. (cemara Cina), Dieffenbachia spp., Philodendron spp., dan Syngonium spp. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini menyerang beberapa tanaman secara sistematis, terutama Dieffenbachia spp. Gejala dari infeksi yang sistematis ini adalah menguninfnya daun yang baru tumbuh, layu, dan batang yang mudah gugur serta berbau jika busuk. Penyebaran bakteri ini melalui udara dapat menyebabkan infeksi foliar. Gejalanya muncul dengan cepat, jatuhnya daun pada Philodendron spp., bintik daun tertentu pada Syngonium spp., atau semua gejala ini pada Philodewndron selloum. Erwinia chrysanthemi tumbuh dengan baik pada tempat yang memiliki suhu antara hangat hingga panas, basah, dan lembab. Penyerangan dari bakteri ini sering menghasilkan kematian pada dedaunan tumbuhan.
Bintik Daun Akibat Bakteri dan Bintik pada Batang (Xanthomonas campestris pv. hederae) Bakteri ini menyerang Hedera helix. Bintik pada daun biasanya berwarna hijau cerah dan tembus cahaya dengan tepi yang kemerah-merahan; bintik yang tua menjadi coklat atau hitam. Tangkai daun menjadi hitam dan mengerut. Kerusakan ini berlanjut hingga ranting dan batang kayu, sehingga menyebabkan bintik pada batang. Tabel 1. tanaman tambahan yang rentan terhadap penyakit ini dan gejala penyakit yang disebabkan oleh bakteri Tanaman Agave spp. Asplenium spp.
Gejala Jaringan daun menjadi tembus cahaya dan akhirnya gugur. Luka tembus cahaya di sekeliling tpi daun berubah warnanya menjadi kuning, kemudian coklat.
Begonia spp. Chlorophytum spp. (tanaman laba-laba) Cissus spp. (anggur, kangguru rambat) Coleus spp. Zebrina spp. Dracaena sanderana
Epipremnum spp.
Jaringan daun menjadi tembus cahaya dan pada daerah yang terinfeksi. Daun menjadi layu kemudian gugur.
Bintik daun yang disebabkan oleh Peudomonas spp. Memproduksi luka tembus cahaya, kadang dengan tei tipis berwarna coklat kemerahan. Daun itu menjadi kuning dan daerah yang terinfeksi menjadi kering. Kerusakan yang cepat disebabkan oleh Erwinia carotovora. Daerah yang tembus cahaya dan berwarna hijau keabu-abuan dengan cepat meluas, menjadi rapuh, dan menjadi coklat hingga hitam. Kemudian disusul dengan gugurnya tanaman yang terinfeksi ini.
Kontrol Penyakit Daun Akibat Bakteri Banyak bakteri penghasil penyakit pada daun dapat dikontrol; meskipun begitu, pencegahan jangan lantas diabaikan. Tempatkan tanaman pada kondisi cerah atau terang yang berdampak baik pada proses pertumbuhannya. Tanaman yang membutuhkan sinar matahari harus mendapat sinar yang penuh, dan tanaman lain harus diletakkan di dekat jendela atau diberikan cahaya tambahan. Jangan meletakkan tanaman di tempat yang memiliki kelembaban tinggi, sesak, dan memiliki sirkulasi udara yang buruk. Jangan mengkabuti tanaman dan jangan membasahi daun ketika menyiraminya, karena bakteri memerlukan air untuk berkembang biak menggandakan diri dan menyebar ke daun yang sehat. Jangan terlalu banyak memberi air pada tanaman berair. Pemberian air yang cukup, mengganti pot setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali dengan tanah yang baru dan steril, memberi pupuk setiap 8-12 minggu selama musim panas dan musim semi, dan mengontrol keberadaan serangga akan menjaga pertumbuhan tanaman dalam keadaan yang sehat dan mengurangi penyerangan bakteri atau organisme yang bisa menimbulkan penyakit lainnya. Jika tanaman terinfeksi bakteri, saran berikut mungkin bisa membantu untuk menghentikan penyebaran infeksi itu. Sediakan kondisi yang paling bagus untuk pertumbuhan tanaman, sebagaimana dijelaskan di atas. Isolasi tanaman yang berpenyakit dan pengkas daun yang terinfeksi, namun jangan terlalu berlebihan dalam penanganan tumbuhan. Jika lebih dari sepertiga tumbuhan terinfeksi, pangkas daun yang terinfeksi sesekali, karena memangkas terlalu banyak daun pada satu kali waktu
akan membuat tanaman tersebut stres. Sterilkan gunting sebelum digunakan dengan merendamnya ke dalam larutan dengan susunan 1/10 klorox atau hilex dan sisanya air. Jika penyakit sistemik dan telah menyebar ke seluruh tumbuhan, menginfeksi batang dan daun, tanaman itu tidak dapat sembuh. Kami sarankan untuk mematikan tanaman itu untuk mencegah penyebaran bakteri ke tanaman yang masih sehat. Sumber : http://www.extension.umn.edu/index.html