Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Tahun 2008
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Tahun 2008
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
PENYAJIAN DATA INFORMASI KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2008
ISBN: Ukuran Buku: 15,7 cm x 24 cm Jumlah Halaman: 163 + xii
Naskah: Tim Penyusun Gambar Kulit: Tim Penyusun Diterbitkan oleh: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
i
PENYAJIAN DATA INFORMASI KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2008
Tim Penyusun Naskah Penangung Jawab
:
Wynandin Imawan
Penyunting
:
Wien Kusdiatmono Nur Syahrizal
Penulis
:
Wien Kusdiatmono Retno Harisah Dewa Ayu Eka Sumarningsih Suhariadi
Penyiapan Data
:
Wien Kusdiatmono Retno Harisah Dewa Ayu Eka Sumarningsih Suhariadi
ii
Kata Pengantar Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 2008 merupakan publikasi yang menyajikan informasi mengenai kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia. Data dan Informasi pemuda yang disajikan meliputi kependudukan, pendidikan, kesehatan, angkatan kerja, pemberdayaan pemuda, proyeksi penduduk, serta pemuda dan pengentasan kemiskinan. Informasi kependudukan mencakup jumlah dan persebaran pemuda, pemuda menurut jenis kelamin, status perkawinan dan partisipasi pemuda dalam keluarga berencana. Informasi aspek pendidikan antara lain mencakup partisipasi sekolah, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Informasi aspek kesehatan meliputi
angka
kesakitan
dan
jenis
keluhan
kesehatan.
Pembahasan angkatan kerja meliputi tingkat partispasi angkatan kerja pemuda dan angka pengangguran di kalangan pemuda. Informasi
pada
aspek
pemberdayaan
pemuda
mencakup
ketersediaan fasilitas olah raga, prestasi olah raga dan sains yang dicapai pemuda Indonesia dan Sarjana Pembangunan di Pedesaan (SP-3). Publikasi ini juga menyajikan proyeksi pemuda sampai tahun 2015.
Pembahasan pemuda dan pengentasan
kemiskinan, meliputi kemiskinan dan umur dan peranan pemuda dalam pengentasan kemiskinan. Sumber data dan informasi yang digunakan dalam publikasi ini berasal dari berbagai sumber antara lain: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005 dan Susenas Panel Maret 2007, Susenas Kor Juli 2007, Survei Potensi Desa (PODES) 2005 dan PODES 2008, dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007. Ketiga sumber data tersebut berasal dari kegitan survei/sensus yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain ketiga sumber data tersebut, dalam publikasi ini menggunakan pula
iii
data yang bersumber dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
dan
Kementerian
Negara
Pemuda
dan
Olahraga
khususnya mengenai pencapaian prestasi olah raga dan Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan. Publikasi ini merupakan publikasi tahunan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam
penyusunan
publikasi
ini,
disampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga publikasi ini bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna penyempurnaan di masa mendatang. Jakarta, Desember 2008
Tim Penyusun
iv
Sambutan ...
v
vi
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar......................................................................................iii Sambutan ..............................................................................................v Daftar Isi...............................................................................................vii Daftar Tabel..........................................................................................ix Daftar Gambar ......................................................................................xi Daftar Lampiran ...................................................................................xii Bab 1 Pendahuluan ...............................................................................1 1.1 Latar Belakang....................................................................1 1.2 Tujuan.................................................................................3 1.3 Sumber Data .......................................................................5 1.4 Sistematika Penyajian.........................................................6 Bab 2 Kependudukan............................................................................7 2.1 Jumlah dan Persebaran Pemuda..........................................7 2.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Propinsi dan Kelompok Umur ................................................................10 2.3 Status Perkawinan Pemuda.................................................11 2.4 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana .................12 Bab 3 Pendidikan..................................................................................15 3.1 Tingkat Partisipasi Sekolah ................................................16 3.2 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan .............................18 3.3 Buta Aksara ........................................................................20 Bab 4 Kesehatan ...................................................................................23 4.1 Angka Kesakitan Pemuda...................................................25 4.2 Jenis Keluhan Kesehatan ....................................................27 Bab 5 Pemuda dan Angkatan Kerja......................................................29 5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda ......................31 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka..........................................34
vii
Bab 6 Pemberdayaan Pemuda ..............................................................37 6.1 Pembangunan Olahraga ......................................................39 6.2 Prestasi Pemuda..................................................................42 6.2.1 Prestasi Pemuda di Pekan Olahraga Nasional ...........43 6.2.2 Prestasi Pemuda di SEA Games................................44 6.2.3 Prestasi Pemuda di ASIAN Games ...........................48 6.2.4 Prestasi Pemuda di Olimpiade...................................51 6.2.5 Prestasi Pemuda di Bidang Sains ..............................53 6.2.6 Prestasi Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan.....................................................................57 Bab 7 Proyeksi Pemuda........................................................................63 7.1 Metode Proyeksi .................................................................63 7.2 Hasil Proyeksi.....................................................................64 Bab 8 Pemuda dan Pengentasan Kemiskinan.......................................69 8.1 Rata-rata Umur Kepala Rumah Tangga Miskin .................71 8.2 Distribusi Kemiskinan Pemuda Sebagai Kepala Rumah Tangga....................................................................76 8.3 Peran Pemuda dalam Program Penanggulangan Kemiskinan.........................................................................81 8.3.1 Program Terpadu Program Keluarga Sejahtera (PROKESRA)...........................................82 8.3.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera .............83 8.3.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) ....................84 8.3.4 Program Kesejahteraan Sosial (PROKESOS)..........85 8.3.5 Program Terkait Lainnya..........................................87 Daftar Pustaka ......................................................................................89 Lampiran...............................................................................................91
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ............12 Tabel 2.2
Persentase Pemuda Pernah Kawin menurut Partisipasi dalam Keluarga Berencana dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 .......................................................................13
Tabel 3.1
Persentase Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ...............................................17
Tabel 3.2
Angka Buta Aksara menurut Daerah Tempat Tinggal Kelompok umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 .............21
Tabel 4.1
Angka Kesakitan Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Pulau/Kepulauan, Tahun 2007 ...................................26
Tabel 4.2
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ......................28
Tabel 4.3
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan , Kelompok Umur Tahun 2007 .................28
Tabel 5.1
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda menurut Propinsi, Jenis Kelamin dan Daerah, Tahun 2007 ............33
Tabel 5.2
Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda menurut Propinsi, Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ............36
Tabel 6.1
Perolehan Medali SEA Games Tahun 2007 .....................46
Tabel 6.2
Lokasi ASEAN ParaGames...............................................46
Tabel 6.3
Perolehan Medali ASEAN ParaGames III .......................47
Tabel 6.4
Perolehan Medali ASEAN ParaGames IV .......................47
Tabel 6.5
Perkembangan Peringkat Indonesia dalam ASEAN Games .................................................................49
Tabel 6.6
Perolehan Medali Kejuaraan ASEAN Beach Games I......50
ix
Tabel 6.7
Perolehan Medali Tim Indonesia, menurut Cabang Olahraga, Olimpiade Tahun 1952-2008 ...........................51
Tabel 6.8
Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Tahun Kejuaraan...........................................................................52
Tabel 7.1
Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda 2006-2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan) .........................66
Tabel 7.2
Perbandingan Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda, Tahun 2015 .........................................................68
Tabel 8.1
Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, Tahun 2007 .......................................................................72
Tabel 8.2
Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, Tahun 2005 .......................................................................73
Tabel 8.3
Persentase Rumah Tangga Miskin, Tidak Miskin dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007 .............................................75
Tabel 8.4
Persentase Rumah Tangga Miskin, Tidak Miskin dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2005 .............................................76
Tabel 8.5
Persentase Rumah Tangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007...................77
Tabel 8.6 Distribusi Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Provinsi dan Pendidikan, Tahun 2007 ........................................................................79 Tabel 8.7 Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Provinsi dan Lapangan Pekerjaan, Tahun 2007 ........................................................................80 Tabel 8.8 Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Tangga menurut Status Pekerjaan dan Provinsi, Tahun 2007 ........................................................................81
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Persentase Pemuda menurut Pulau, Tahun 2007 ........... 9 Gambar 2.2 Rasio Pemuda menurut Kelompok Umur, Tahun2007...11 Gambar 2.3 Persentase Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Kelompok Umur, Tahun 2007 .........................14 Gambar 3.1 Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 .......................................................18 Gambar 3.2 Persentase Pemuda menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2007........................19 Gambar 4.1 Angka Kesakitan Pemuda menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ........................26 Gambar 5.1 Persentase Pemuda menurut Kegiatan, Tahun 2007.......30 Gambar 5.2 Persentase Pemuda Bekerja dan Mengurus Rumah Tangga, Tahun 2007 ......................................................30 Gambar 5.3 Persentase Pemuda Bekerja menurut Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal Tahun 2007 .....................31 Gambar 6.1 Jumlah SP-3 menurut Angkatan ....................................59 Gambar 7.1 Proyeksi Pemuda menurut Kelompok Umur, 2005-2015 ......................................................................65 Gambar 7.2 Persentase Pemuda menurut Pulau, 2005-2015 ..............68
xi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ...................................................92
Lampiran 2
Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Kepadatan Pemuda, Tahun 2007 ....................................................93
Lampiran 3
Rasio Pemuda menurut Propinsi, Tahun 2007 ...............94
Lampiran 4
Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Propinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2007 .........95
Lampiran 5
Persentase Pemuda menurut Propinsi dan Partisipasi Sekolah, Tahun 2007 ...................................97
Lampiran 6
Persentase Pemuda menurut Propinsi, Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ..........................................98
Lampiran 7
Persentase Pemuda menurut Kemampuan Baca-Tulis dan Propinsi, Tahun 2007 ..........................100
Lampiran 8
Angka Kesakitan Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ..........................................101
Lampiran 9
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Propinsi, Tahun 2007 .............102
Lampiran 10 Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan Olahraga, Tahun 2005 ..................................................104 Lampiran 11 Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan Olahraga, Tahun 2008 ..................................................106 Lampiran 12 Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan Jenis Olahraga, Tahun 2005 ...................................................................108
xii
Lampiran 13 Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan jenis Olahraga, Tahun 2008 ...................................................................110 Lampiran 14 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1993 ......................112 Lampiran 15 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1996 ......................113 Lampiran 16 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 2000 ......................114 Lampiran 17 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat, Tahun 2004 .....................115 Lampiran 18 Jumlah Perolehan Medali PON XVII menurut Propinsi, dan Jenis Medali, Tahun 2008 .......................116 Lampiran 19 Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXI menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2001 ...................................................................117 Lampiran 20 Jumlah Perolehan Medali dari Medali Emas yang Diperebutkan SEA Games XXII menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2003 ......................118 Lampiran 21 Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXIV menurut Negara, Jenis Medali, Jenis Kelamin, dan Peringkat, Tahun 2007 ...........................................119 Lampiran 22 Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 .........................120 Lampiran 23 Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 .........................122
xiii
Lampiran 24 Banyaknya Events SEA Games XIX-XXIV menurut Cabang Olahraga, Tahun 1997-2007 ..............126 Lampiran 25 Jumlah Perolehan Medali dan Nama Atlet menurut Cabang Olahraga, Events, Jenis Medali, dan Nama Pelatih SEA Games XXIV, Tahun 2007 ............128 Lampiran 26 Jumlah Perolehan Medali Asian Beach Games Bali menurut Peringkat, Negara, dan Jenis Medali, Tahun 2008 ...................................................................152 Lampiran 27 Jumlah Perolehan Medali Olimpiade menurut Event Olahraga, Cabang Olahraga, Atlet Peraih Medali, dan Jenis Medali, Tahun 1988-2008 ...............153 Lampiran 28 Data Realisasi SP-3 Angkatan I s/d XVII .....................154 Lampiran 29 Proyeksi Pemuda Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam ribuan) ..................156 Lampiran 30 Proyeksi Pemuda Laki-Laki Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan) .............................................................158 Lampiran 31 Proyeksi Pemuda Perempuan Berumur 18-35 Tahun menurut Provinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan) .............................................................160 Lampiran 32 Proyeksi Pemuda Indonesia menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2005 – 2015 (dalam Ribuan) .............................................................162 Lampiran 33 Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda Tahun 2006-2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan) ...............................................................163
xiv
BAB
1
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Pemuda
dan
olahraga
mempunyai
peran
strategis
dalam
menunjang terciptanya masyarakat Indonesia yang berkualitas di masa mendatang. Pemuda merupakan kelompok masyarakat yang memiliki peranan penting dalam pembangunan serta memiliki nilai dan posisi strategis dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, kelompok pemuda selalu mengambil peran penting, mulai dari sebagai pelopor organisasi modern Budi Utomo, Sumpah Pemuda, pelaksanaan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 1945, peristiwa sekitar tahun 1965 sampai pelopor reformasi di tanah air. Siapakah pemuda yang dimaksud? Pemuda merupakan sebutan bagi penduduk yang berusia 18 hingga 35 tahun. Pada publikasi Penyajian Data Informasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2006 dan 2007 yang disebut dengan pemuda adalah penduduk yang berumur 15-35 tahun. Namun, berdasarkan Rancangan Undang-Undang
Kepemudaan
tahun
2008,
penyebutan
pemuda
ditujukan untuk penduduk yang berusia 18-35 tahun. Dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Pasal 1 tentang Perlindungan Anak disebutkan secara jelas bahwa usia di bawah 18
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
1
tahun dikategorikan sebagai anak. Sehingga definisi pemuda yang digunakan pada publikasi tahun 2008 tidak memasukkan anak (15-17 tahun) sebagai bagian dari pemuda. Peranan pemuda tidak berhenti sampai perjalanan sejarah bangsa di masa lalu. Kini pemuda merupakan generasi penerus, penanggung jawab dan pelaku pembangunan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia khususnya kelompok pemuda yang berkualitas di masa depan sangat dibutuhkan. Untuk menunjang terciptanya manusia yang berkualitas, maka olahraga merupakan salah satu instrumen pembangunan nasional yang akan mewujudkannya. Dalam UU No. 3 Tahun 2005 secara jelas disebutkan bahwa tujuan keolahragaan nasional adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional disebutkan bahwa olahraga adalah segala kegiatan
yang
sistematis
untuk
mendorong,
membina,
serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Mengingat peran penting pemuda dalam pembangunan serta proporsinya yang mencapai 32,4 persen penduduk Indonesia (Angka Proyeksi, BPS) menjadikan pembangunan pemuda sebagai fokus perhatian pemerintah. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang keberhasilan di berbagai sektor pembangunan lainnya. Di samping itu, berbagai tantangan yang muncul dalam mempersiapkan, membangun, dan
2
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
memberdayakan pemuda dapat mengganggu kesinambungan, kestabilan dalam pembangunan nasional, bahkan mungkin akan mengancam integrasi
bangsa.
Seperti
tawuran
dan
kriminalitas
lainnya,
penyalahgunaan Narkoba dan Zat Adiktif lainnya (NAZA), minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular, penyaluran aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadap kalangan pemuda. Pembangunan di bidang kepemudaan secara khusus ditangani oleh Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Kementerian ini mempunyai tugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pemuda dan olahraga. Untuk mendukung pembangunan di bidang kepemudaan dan olahraga yang terarah dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan berbasis data pemuda dan olahraga yang akurat. Data pemuda dan olahraga ini dapat menjadi pijakan dalam mempersiapkan, membangun, dan memberdayakan pemuda. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dipandang perlu melakukan kegiatan penyediaan data pemuda dan olahraga yang berkelanjutan dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Keberadaan data ini diharapkan dapat membantu berbagai program pembangunan pemuda dan olahraga di masa mendatang yang dapat dipertanggungjawabkan.
1.2 Tujuan
Penyajian data dan informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, tahun 2008 ini bertujuan untuk: 1.
Menyajikan gambaran kondisi (profil) pemuda Indonesia dilihat dari aspek jenis kelamin, umur, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Profil ini akan memberikan gambaran tentang sumber daya pemuda Indonesia. Sehingga diharapkan dapat
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
3
diketahui kualitas pemuda dari aspek pendidikan dan kesehatan. Melalui profil ini diharapkan pula dapat mengetahui angka penyerapan tenaga kerja dan tingkat pengangguran di kalangan pemuda. 2.
Menyajikan data ketersediaan fasilitas olahraga di setiap propinsi. Ketersediaan fasilitas merupakan syarat mutlak memasyarakatkan olahraga di masyarakat. Adalah suatu kemustahilan apabila mengharapkan prestasi olahraga yang tinggi tanpa memperhatikan ketersediaan fasilitas, karena itu perlu diketahui ketersediaan fasilitas olahraga di setiap propinsi.
3.
Menyajikan data tingkat pencapaian prestasi keolahragaan pemuda Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang olahraga adalah tingkat pencapaian prestasi. Pada dasarnya semua kegiatan pembangunan bidang olahraga, baik yang berupa sarana dan prasarana, regulasi dan kebijakan bermuara pada tujuan meningkatnya prestasi di bidang keolahragaan.
4.
Menyajikan data proyeksi pemuda Indonesia sampai tahun 2015. Proyeksi
penduduk
diperlukan
terutama
terkait
dengan
perencanaan program pembangunan di masa mendatang. Sehingga diharapkan dapat disusun suatu program yang tepat guna dan tepat waktu. 5.
Menyajikan karakteristik rumah tangga miskin, termasuk di dalamnya adalah rumah tangga miskin yang dikepalai pemuda.
4
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
1.3 Sumber Data
Sumber data dan informasi yang digunakan dalam publikasi ini sebagian besar bersumber dari survei atau sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu meliputi: 1.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005 dan Susenas Panel Maret 2007 dan Kor Juli 2007. Susenas adalah survei rutin tahunan yang diselengarakan BPS melalui pendekatan rumah tangga. Sampel Susenas mencakup seluruh wilayah Indonesia. Data yang dicakup meliputi variabel sosial dan ekonomi.
2.
Potensi Desa (Podes) 2005 dan Podes 2008. Podes adalah suatu kegiatan
pencacahan
lengkap
(sensus)
terhadap
seluruh
desa/kelurahan di Indonesia. 3.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007. Sakernas merupakan kegiatan survei tahunan khusus mengenai angkatan kerja. Sampel Sakernas mencakup seluruh wilayah Indonesia.
4.
Data tingkat pencapaian prestasi pemuda Indonesia dalam arena olahraga bersumber dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Kementerian Pemuda dan Olahraga serta website-website yang berhubungan.
5.
Data Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan di Perdesaan tahun 2006.
6.
Data Proyeksi Pemuda 2008 yang diolah dari Proyeksi Penduduk Indonesia per Propinsi tahun 2005-2015.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
5
1.4 Sistematika Penyajian
Publikasi ini dibagi menjadi 8 bab. Bab pertama adalah pendahuluan, yang membahas mengenai latar belakang, tujuan, sumber data dan sistematika penulisan. Bab ke dua menyajikan masalah kependudukan yang meliputi jumlah dan persebaran pemuda, pemuda menurut jenis kelamin, status perkawinan dan partisipasi pemuda dalam keluarga berencana. Bab ke tiga mengenai pendidikan yang mengulas tentang partisipasi sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan buta aksara. Bab ke empat membahas tentang kesehatan yang mencakup angka morbiditas dan pemuda yang mempunyai keluhan kesehatan. Bab ke lima membahas pemuda dan angkatan kerja yang meliputi partisipasi pemuda dalam angkatan kerja, dan angka pengangguran. Bab ke enam tentang pemberdayaan pemuda yang meliputi peran serta pemuda dalam keolahragaan, di bidang sains, serta prestasi sarjana penggerak pembangunan di perdesaan. Bab ke tujuh mengenai proyeksi jumlah pemuda sampai tahun 2015. Dan bab ke delapan yang merupakan bab terakhir membahas mengenai pemuda dan pengentasan kemiskinan, kemiskinan dan umur dan peranan pemuda dalam pengentasan kemiskinan.
6
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB
2
Kependudukan
Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peranan penting. Data kependudukan yang lengkap dan akurat akan mempermudah pembuatan perencanaan pembangunan serta diperoleh perencanaan pembangunan yang tepat. Data kependudukan, khususnya kelompok usia 18-35 tahun yang dikategorikan sebagai pemuda juga sama pentingnya dengan data kependudukan keseluruhan, karena terkait dengan peran strategis mereka di dalam pembangunan bangsa. Data
kependudukan,
khususnya
kelompok
pemuda
akan
membahas masalah jumlah dan persebaran pemuda di Indonesia, rasio jenis kelamin pemuda menurut kelompok umur, status perkawinan pemuda, dan partisipasi pemuda dalam Keluarga Berencana (KB).
2.1 Jumlah dan Persebaran Pemuda
Berdasarkan angka proyeksi BPS, penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebanyak 225,64 juta jiwa, 32,4 persen di antaranya adalah kelompok pemuda. Jumlah pemuda yang cukup besar merupakan salah satu potensi yang dimiliki bangsa Indonesia dalam rangka membangun
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
7
Indonesia di masa kini dan mendatang. Dari 73,12 juta jiwa, ternyata persentase pemuda perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, namun selisihnya tidak berbeda jauh, yaitu hanya 0,11 persen dengan perbandingan 50,37 persen berbanding 50,48 persen. Di samping jumlah, persebaran penduduk juga perlu mendapat perhatian khusus para perencana pembangunan. Informasi mengenai persebaran penduduk, khususnya pemuda dapat menjadi pijakan dalam menentukan
tingkat
konsentrasi
pembangunan.
Wilayah
dengan
konsentrasi pemuda tinggi memerlukan perhatian khusus agar sesuai dengan daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan
yang
dapat
meminimalisasi
arus
urbanisasi
maupun
perpindahan penduduk ke satu wilayah saja. Data Susenas tahun 2007 menunjukkan lebih dari 50 persen (tepatnya 52,62%) pemuda bertempat tinggal di perdesaan. Hal tersebut merupakan suatu kewajaran mengingat jumlah penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di perdesaan mencapai 56 persen dan wilayah di Indonesia masih berstatus perdesaan sekitar 87,8 persen (Podes 2005). Jika persebaran pemuda dilihat menurut kepulauan, tampak persebaran yang sangat tidak merata. Sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang masing-masing mencapai 57,69 persen dan 21,32 persen (lihat Gambar 2.1.). Kedua pulau tersebut termasuk sebagai kawasan barat Indonesia (KBI). Seperti diketahui selama ini bahwa pembangunan di Indonesia lebih banyak terkonsentrasi di kawasan tersebut. GBHN 1999 secara eksplisit menyebutkan bahwa salah satu arah kebijakan pembangunan daerah adalah meningkatkan pembangunan di seluruh daerah terutama kawasan timur Indonesia (KTI). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di kawasan barat Indonesia lebih maju dibanding kawasan timur sehingga KTI perlu
8
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
perhatian khusus. Menurut garis Wallace, KBI meliputi seluruh propinsi di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, sedangkan KTI meliputi seluruh propinsi di Pulau Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, NTB, dan NTT.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Berdasarkan hasil proyeksi, propinsi-propinsi yang menjadi pusat konsentrasi pemuda di Pulau Jawa adalah Jawa Barat (13,26 juta), Jawa Tengah (9,77 juta), dan Jawa Timur (11,46 juta), untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di Lampiran 1. Besarnya konsentrasi pemuda (lihat Lampiran 2) di Pulau Jawa menyebabkan kepadatan yang tinggi dibanding pulau-pulau utama lainnya. Pulau Jawa yang hanya 7 persen dari keseluruhan wilayah Indonesia dan memiliki jumlah pemuda tertinggi menyebabkan sangat tingginya kepadatan pemuda di Pulau Jawa yaitu mencapai 326 jiwa setiap 1 km2. Sedangkan, Propinsi Papua yang luasnya mencapai 16,70 persen dari total wilayah Indonesia (merupakan propinsi terluas), pada setiap kilometer perseginya hanya didiami sekitar 2 pemuda. Propinsipropinsi dengan kepadatan pemuda tertinggi semuanya berada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta (5.285 jiwa/ km2) dengan kepadatan tertinggi jauh di atas propinsi lainnya, kemudian diikuti oleh propinsi lain di Pulau
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
9
Jawa dengan kisaran di atas 200 pemuda per kilometer persegi. Untuk propinsi di luar Pulau Jawa, Bali merupakan propinsi dengan kepadatan tertinggi (191 jiwa/ km2).
2.2
Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Propinsi dan Kelompok Umur
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk lakilaki dengan 100 penduduk perempuan. Data ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Rasio jenis kelamin di Indonesia secara keseluruhan menunjukkan angka 98 yang berarti bahwa untuk setiap 98 pemuda laki-laki dibarengi dengan 100 pemuda perempuan atau dengan kata lain pemuda yang berjenis laki-laki jumlahnya lebih sedikit dibanding pemuda yang berjenis kelamin perempuan. Namun, rasio ini tidak menggambarkan keadaan setiap wilayah di Indonesia. Seperti Propinsi Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu jumlah pemuda lakilaki yang lebih banyak dibanding pemuda perempuan (lihat Lampiran 3). Menurut kelompok umur (lihat Gambar 2.2.), terlihat pola yang menarik. Semakin tua, rasio jenis kelamin pemuda semakin menurun yang berarti semakin tua, jumlah pemuda laki-laki semakin berkurang dibanding pemuda perempuan. Pada kelompok umur 18-19 tahun dan 20-24 tahun, jumlah pemuda laki-laki lebih banyak dibanding pemuda perempuan (rasio di atas 100). Pada kelompok umur yang lebih tua, yaitu
10
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
25-29 tahun dan 30-35 tahun, terjadi kodisi sebaliknya, jumlah pemuda perempuan lebih banyak dibanding pemuda laki-laki (rasio di bawah 100).
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
2.2 Status Perkawinan Pemuda
Mengingat definisi pemuda adalah penduduk yang berumur 18-35 tahun, maka sesuatu yang wajar jika ditemukan ada pemuda yang telah berstatus kawin. BPS mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik yang tinggal bersama maupun terpisah, yang menikah secara sah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri. Dari Tabel 2.1 terlihat sebagian besar pemuda di Indonesia telah berstatus kawin. Seperti di perkotaan, lebih dari 50 persen penduduk yang berusia 18-35 tahun telah berstatus kawin. Di perdesaan bahkan hampir mencapai 66 persen. Pola yang cukup menarik terlihat dalam Tabel 2.1 pemuda perempuan yang berstatus kawin, cerai hidup, dan cerai mati menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibanding pemuda laki-laki
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
11
baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan, begitu juga halnya dengan pola nasional. Tingginya persentase pemuda perempuan yang berstatus kawin dibanding pemuda laki-laki terkait dengan keberadaan UU Perkawinan No. 1 Tahun 2004 mengijinkan perempuan dapat melakukan perkawinan dengan umur terendah 16 tahun, sedangkan lakilaki harus berumur 21 tahun ke atas. Serta adanya stigma dalam masyarakat bahwa menjadi perawan tua merupakan sesuatu yang harus dihindari dapat menjadi pemicu tingginya perkawinan pemuda perempuan. Tabel 2.1:
Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin
Belum kawin
Kawin
Cerai hidup
Cerai mati
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Perkotaan
45,70
52,60
1,40
0,40
Laki-laki
54,90
44,30
0,70
0,10
Perempuan
36,90
60,60
2,00
0,60
31,90
65,80
1,80
0,50
Laki-laki
43,80
54,80
1,10
0,20
Perempuan
20,40
76,40
2,40
0,70
38,40
59,60
1,60
0,40
Laki-laki
49,00
49,90
0,90
0,20
Perempuan
28,20
68,90
2,20
0,70
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
2.3 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana (KB)
Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam rangka menekan jumlah penduduk. Program yang mulai diluncurkan pada 29 Juni 1970 ini telah menunjukkan keberhasilan yang ditandai dengan penurunan tingkat fertilitas, yaitu mulai dari 5,61 anak per wanita pada tahun 1968 menjadi
12
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
4,68 tahun 1977, dan mencapai 2,27 anak per wanita pada tahun 2000 (www.datastatistik-indonesia.com). Pelaku KB adalah pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun. Hal ini berarti pemuda yang merupakan penduduk berusia 18-35 tahun (termasuk penduduk usia subur) merupakan salah satu pelaku KB. Jumlah yang mencapai sepertiga penduduk Indonesia, pemuda dapat menunjukkan perannya sebagai pelaku KB dalam rangka mengendalikan jumlah serta meningkatkan kualitas penduduk. Tabel 2.2:
Persentase Pemuda Pernah Kawin menurut Partispasi dalam Keluarga Berencana dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 Partisipasi dalam Keluarga Berencana
Daerah Tempat Tinggal
Sedang menggunakan
Tidak menggunakan lagi
Tidak pernah menggunakan
(2)
(3)
(4)
Perkotaan
59,20
18,60
22,20
Perdesaan
60,80
17,40
21,80
Total
60,10
17,90
22,00
(1)
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Hasil Susenas 2007 menunjukkan jumlah pemuda yang sedang menggunakan alat KB atau yang sedang berpartispasi dalam KB telah mencapai lebih 60 persen yang merupakan tingkat partisipasi yang cukup tinggi. Jika dibedakan menurut daerah tempat tinggal, ternyata selisih antara pemuda yang sedang menggunakan KB yang tinggal di perkotaan dengan yang tinggal di daerah perdesaan hanya 1,6 persen. Ini merupakan indikasi bahwa kesadaran pemuda untuk mengikuti program KB di perdesaan hampir sama dengan di perkotaan. Pencapaian partisipasi KB secara nasional yang mencapai 60 persen tidak searah dengan pencapaian di KTI seperti di Nusa Tenggara
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
13
Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat (lihat Lampiran 4). Di keempat propinsi tersebut keikutsertaan pemuda dalam program KB termasuk rendah. Pemuda yang tidak pernah menggunakan KB di NTT mencapai 48,6 persen, di Maluku mencapai 52,4 persen, di Papua mencapai 52,7 persen dan di Papua Barat mencatat angka tertinggi yaitu sebesar 54,7 persen.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Partisipasi KB menurut kelompok umur dari kelompok umur 1819 tahun ke kelompok 30-35 tahun tampak meningkat sejalan dengan meningkatnya umur, yaitu dari 40,89 persen menjadi 62,37 persen. Kelompok umur 18-19 tahun adalah kelompok pasangan usia perkawinan muda yang pada umumnya menginginkan punya anak sehingga mereka belum menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Sebaliknya pada umur perkawinan tua, mereka sudah memiliki anak yang mungkin lebih dari 10 orang, sehingga mereka banyak menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
14
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB
3
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya
dan
masyarakat.
(http://id.wikipedia.org). Proses pembelajaran yang dilalui melalui pendidikan merupakan salah satu cara dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya pemuda yang merupakan tulang punggung pembangunan nasional. Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang selalu disertai dengan terobosan secara konsisten dan berkelanjutan akan mampu menghasilkan manusiamanusia yang unggul, cerdas, dan kompetitif. Pendidikan merupakan pondasi dasar untuk menyiapkan SDM bangsa yang berkualitas, khususnya bagi pemuda yang notabene merupakan SDM potensial yang akan menjadi penggerak aktif pembangunan bangsa. Untuk mengukur berhasil atau tidaknya pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan angka buta aksara. Ketiga indikator yang
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
15
disebutkan di atas akan dibahas pada bab ini, baik menurut jenis kelamin maupun daerah tempat tinggal. 3.1 Tingkat Partisipasi Sekolah
Susenas 2007 membedakan tingkat partisipasi sekolah menjadi tiga, yaitu tidak atau belum pernah bersekolah, masih bersekolah, dan tidak bersekolah lagi. Partisipasi sekolah di sini merujuk kepada jenjang pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pemuda masih termasuk penduduk aktif di pendidikan formal, yaitu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi berdasarkan usia yang dijadikan standar menurut jenjang pendidikan di Indonesia atau rentang usia yang dianjurkan pemerintah dan umum. Usia 18 tahun merupakan bagian dari kelompok usia standar untuk jenjang pendidikan SMA dan usia 19 tahun ke atas merupakan kelompok usia standar untuk jenjang perguruan tinggi. Tingkat partisipasi sekolah menggambarkan bagaimana status pemuda dalam jenjang pendidikan formal. Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa lebih dari 90 persen pemuda berumur 18-35 tahun sudah tidak duduk di bangku sekolah formal lagi atau tidak bersekolah lagi baik laki-laki maupun perempuan. Pada penduduk usia 18-35 tahun ini, ternyata ada yang sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan formal, baik laki-laki mapun perempuan. Dalam Tabel 3.1 terlihat sebesar 1,34 persen pemuda lakilaki belum pernah mengenyam bangku sekolah. Bias gender dalam dunia pendidikan masih kentara terlihat di Indonesia. Masih ditemukan sebesar
16
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
2,12 persen (lebih tinggi dari pemuda laki-laki) pemuda perempuan yang juga belum pernah mencicipi bangku sekolah. Tabel 3.1:
Persentase Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Jenis Kelamin
Belum/Tidak Pernah Sekolah
Masih/Sedang Sekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1)
(2)
(3)
(4)
Laki-laki
1,34
7,38
91,28
Perempuan
2,12
6,53
91,35
Total
1,74
6,94
91,32
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Sekitar 7 persen pemuda, tepatnya pemuda laki-laki 7,38 persen dan pemuda perempuan 6,53 persen masih berstatus sekolah. Pada usia ini (18-35 tahun) umumnya pemuda bersekolah di pendidikan menengah (SMA) atau perguruan tinggi. Fakta menarik terlihat pada partisipasi sekolah pemuda di propinsi-propinsi di Indonesia (lihat Lampiran 5). Pemuda yang tidak/belum pernah sekolah antar propinsi secara umum tidak terlalu bervariasi, angkanya berkisar antara 0,50 s.d. 5,80 persen, kecuali Papua. Persentase pemuda yang tidak pernah sekolah di Propinsi Papua mencapai 22,60 persen, suatu angka yang sangat tinggi dibandingkan dengan propinsi lainnya. Dengan propinsi tetangga pun menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan, yaitu Papua Barat yang hanya 5,80 persen. Sesuai dengan julukan yang disematkan ke Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu kota pelajar, pemuda yang tidak pernah sekolah termasuk rendah, yaitu hanya 0,60 persen dan jumlah pemuda
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
17
yang masih berstatus sekolah merupakan yang tertinggi dibanding propinsi lain, yakni mencapai 21,50 persen.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Selama ini ada wacana mengenai ketimpangan pendidikan antara masyarakat perdesaan dengan perkotaan. Data Susenas 2007, secara jelas menunjukkan hal tersebut (lihat Gambar 3.1). Persentase pemuda yang belum sempat mengenyam pendidikan formal di perdesaan jauh lebih rendah dibanding yang tinggal di perkotaan, yaitu 0,72 persen berbanding 2,65 persen. Di sisi lain, pemuda yang masih/sedang bersekolah di perdesaan hanya mencapai separuhnya (4,32%) dari pemuda yang tinggal di perkotaan (9,86%).
3.2 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Angka pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pemuda dapat menjadi acuan dalam membuat perencanaan tenaga kerja dan memberi gambaran tentang kualitas sumber daya tenaga kerja yang tersedia di suatu wilayah, serta dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan pendidikan di wilayah tersebut.
18
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Data pendidikan tertinggi yang ditamatkan pemuda merupakan persentase pemuda yang
menamatkan jenjang pendidikan tertentu
terhadap jumlah pemuda.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa sumber daya pemuda Indonesia lebih dari sepertiganya (31,81%) berpendidikan SMA; 29,20 persen berpendidikan SD, dan 24,02 persen telah berpendidikan SMP dan hanya 7,15 persen yang telah menyelesaikan perguruan tinggi. Pola serupa dapat ditemukan di hampir semua propinsi di Indonesia (lihat Lampiran 6), tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pemuda rata-rata SD, SMP, dan SMA. Dibanding dengan angka nasional, pemuda yang berpendidikan sampai tingkat perguruan tinggi di Propinsi DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta mencapai lebih dari 10 persen, yaitu masing-masing 15,40 persen dan 13,10 persen. Di samping itu, ternyata cukup banyak pemuda yang tidak punya ijazah, yang berarti belum pernah menamatkan pendidikan SD sekalipun.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
19
3.3 Buta Aksara
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk dewasa. Kemampuan baca tulis tercermin dari data angka melek huruf. Sebaliknya buta aksara menunjukkan kondisi yang berlawanan. Angka buta aksara merupakan indikator yang mengukur persentase penduduk (pemuda) yang tidak bisa membaca dan menulis huruf latin. Tinggi rendahnya angka buta aksara di suatu wilayah dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Kualitas pemuda pun dapat dicerminkan oleh data buta aksara ini. Persentase pemuda dengan angka buta aksara yang tinggi perlu mendapat perhatian. Kemampuan baca tulis adalah modal dasar pemuda untuk mengembangkan diri dan membangun bangsanya. Berdasarkan data Susenas 2007, secara nasional persentase pemuda yang tidak bisa membaca dan menulis huruf latin mencapai 2,60 persen. Meskipun angka buta aksara secara nasional hanya 2,60 persen, namun masih ada propinsi dengan angka buta aksara di atas angka nasional. Sebanyak 14 propinsi memiliki persentase pemuda yang buta aksara di atas 2,6 persen. Di antara 14 propinsi tersebut, Propinsi Papua mempunyai angka buta aksara tertinggi yaitu mencapai 22,60 persen. Secara keseluruhan angka buta aksara untuk pemuda di propinsi-propinsi di Indonesia kurang dari 8 persen dan predikat propinsi dengan angka buta aksara pemuda terendah terdapat di Propinsi DKI Jakarta yang hanya 0,6 persen.
20
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tabel 3.2:
Angka Buta Aksara menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Kategori
Perkotaan
Perdesaan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
18-19
1,39
2,36
1,91
20-24
1,07
2,81
1,95
25-29
1,27
3,62
2,50
30-35
1,67
4,85
3,40
Laki-laki
1,14
2,91
2,07
Perempuan
1,56
4,44
3,07
1,35
3,69
2,58
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Total
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Mengamati angka buta aksara menurut kelompok umur, tampak pola yang wajar. Angka buta aksara pemuda yang berada pada kelompok umur yang lebih muda cenderung lebih rendah dibanding pemuda pada kelompok umur lebih tua. Seperti yang terlihat pada Tabel 3.2, angka buta aksara pemuda yang berumur 30-35 tahun lebih tinggi dibanding yang berumur 25-29 tahun, begitu juga angka buta aksara pada kelompok umur 25-29 tahun lebih tinggi dibanding pada kelompok umur 20-24 tahun. Namun, pola yang sedikit berbeda diperlihatkan angka buta aksara pemuda di perkotaan. Angka buta aksara pemuda umur 18-19 tahun lebih tinggi dibanding yang berumur 20-24 tahun. Secara keseluruhan memperlihatkan bahwa pemuda yang buta aksara di perdesaan jauh lebih tinggi dibanding di perkotaan, pemuda yang buta aksara di perdesaan mencapai dua kali lipat dibanding perkotaan, yaitu 3,69 persen berbanding 1,35 persen. Angka buta aksara menurut jenis kelamin masih memperlihatkan ketertinggalan dan keterbatasan kesempatan bagi perempuan dalam
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
21
mengenyam
pendidikan.
Di
perkotaan
maupun
di
perdesaan
menunjukkan kesenjangan tersebut. Seperti di perdesaan, persentase perempuan yang buta aksara mencapai 4,44 persen dan laki-laki hanya 2,91 persen. Sebenarnya pola serupa terlihat di perkotaan, namun kesenjangan tersebut tidaklah terlalu tinggi. Walaupun persentase pemuda yang buta aksara lebih rendah dibanding pemudi, namun selisihnya tidak terlalu jauh, yaitu hanya 0,42 persen.
22
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB
Kesehatan
4
Sebagai generasi penerus bangsa, kaum muda harus siap mengahadapi persaingan hidup. Untuk itu, sudah selayaknya pemuda senantiasa meningkatkan kemampuannya agar tidak terlindas oleh roda kemajuan zaman. Peningkatan kualitas kesehatan di kalangan pemuda menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekarang dan di masa yang akan datang. Pada bulan April 2007, Menteri Kesehatan mencanangkan pembentukan Pemuda Siaga Peduli Kesehatan. Dalam sambutannya, dikatakan bahwa pemuda yang tergabung dalam Pemuda Siaga Peduli Kesehatan akan dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai berbagai hal tentang kesehatan seperti penanggulangan bencana, wabah demam berdarah, flu burung dan lain-lain. Sehingga diharapkan organisasi kepemudaan dan mahasiswa dapat berperan aktif menangani masalah kesehatan yang terjadi. Isi Deklarasi Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai berikut:
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
23
DEKLARASI PEMUDA SIAGA PEDULI KESEHATAN Pemuda mempunyai
sebagai
hak
bagian
hidup
sehat
dari
masyarakat
berkewajiban
untuk
Indonesia
yang
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Menyadari bahwa Indonesia masih dilanda berbagai masalah kesehatan yang perlu segera ditanggulangi. Pemuda
Indonesia
sebagai
pejuang
bangsa
dengan
potensi
pengetahuan dan keterampilan memiliki kewajiban untuk ikut berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan berperan
sebagai
pelopor,
penggerak,
pelaksana
pembangunan
kesehatan bangsa. Untuk itu kami: - Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai pelopor pembangunan kesehatan siap memprakarsai dan memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatannya. - Pemuda
Siaga
Peduli
Kesehatan
sebagai
penggerak
pembangunan kesehatan siap menggerakkan sumber daya yang ada dalam membantu penanganan masalah kesehatan. - Pemuda
Siaga
pembangunan
Peduli
siap
Kesehatan
bersama
sebagai
masyarakat
untuk
pelaksana mengatasi
masalah kesehatan khususnya menjadi mitra pelaksana di desa siaga. - Pemuda Siaga Peduli Kesehatan bersama dengan komponen masyarakat
lainnya
ikut
mengkritisi
jalannya
pembangunan
kesehatan. Dalam rangka merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut dibentuk kelompok Pemuda Siaga Peduli Kesehatan yang anggota-anggotanya adalah organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang dikoordinasi dan difasilitasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Demikian Deklarasi ini kami nyatakan sebagai bentuk komitmen dan
Sumber: http://www.ppk-depkes.org/index.php?option=com_content&view=article& id=275:pemuda-siaga-peduli-kesehatan&Itemid=151
24
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Deklarasi ini menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar menyadari betapa pentingnya peran pemuda dalam pembangunan bangsa.
4.1 Angka Kesakitan Pemuda
Informasi status kesehatan pemuda memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan pemuda yang dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan. Angka ini menyatakan persentase pemuda yang mengalami gangguan kesehatan hingga menggangu aktivitas sehari-hari. Secara nasional, angka kesakitan pemuda di daerah perdesaan lebih tinggi dibanding di daerah perkotaan. Hal ini mungkin disebabkan kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat di perdesaan relatif masih rendah. Sedangkan jika dilihat menurut propinsi yang disajikan pada Lampiran 7, ada 4 propinsi yang angka kesakitan pemuda di daerah perkotaannya justru lebih tinggi dibanding perdesaan. Keempat propinsi tersebut beruturt-turut dari yang angka kesakitan pemudanya paling tinggi adalah Banten (kota = 11,56% - desa = 11,11%), Nusa Tenggara Barat (kota = 18,22% - desa = 17,96%), Papua Barat (kota = 23,09% desa = 14,36%), dan Papua (kota = 17,34% – desa = 16,16%). Angka kesakitan pemuda menurut tipe daerah dan jenis kelamin Tahun 2007 disajikan pada Gambar 4.1
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
25
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa secara nasional tingkat kesakitan pemuda laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal serupa juga tergambar pada angka kesakitan pemuda menurut pulau dan jenis kelamin tahun 2007 yang disajikan pada Tabel 4.1 berikut. Angka Kesakitan Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Pulau/Kepulauan, Tahun 2007
Tabel 4.1:
Angka Kesakitan
Pulau/Kepulauan Laki-laki
Perempuan
Total
(2)
(3)
(4)
Sumatera
13,40
13,20
13,30
Jawa
11,10
10,50
10,76
Nusa Tenggara
19,50
18,80
19,10
Kalimantan
12,50
12,90
12,67
Sulawesi
17,40
17,00
17,20
Maluku
18,10
18,10
18,08
Papua
17,20
16,40
16,79
Total
12,70
12,30
12,49
(1)
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Secara nasional, pada tahun 2007 pemuda yang mengalami gangguan keluhan kesehatan sebesar 12,49 persen. Angka kesakitan lakilaki lebih tinggi 0,40 persen dibanding angka kesakitan perempuan.
26
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tidak ada perbedaan signifikan antara pemuda laki-laki dengan perempuan. Jika dilihat menurut pulau, angka kesakitan pemuda tertinggi berada di Kepulauan Nusa Tenggara sebesar 19,1%, Maluku di urutan kedua sebesar 18,08% dan Pulau Jawa pada urutan terendah sebesar 10,76%. Dilihat menurut propinsi (Lampiran 8), 5 propinsi dengan angka kesakitan tertinggi berturut-turut adalah Nusa Tenggara Timur (24%), Gorontalo (21,9%), Maluku Utara (21,7%), Sulawesi Tengah (21,5%), dan Sulawesi Barat (21,1%). Tahun 2007, Propinsi Jawa Tengah mencetak angka kesakitan terendah sebesar 9,3%. Dari daerah tempat tinggal, angka kesakitan pemuda pada daerah perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Angka kesakitan di daerah perdesaan sebesar 14,07 persen, sedangkan di daerah perkotaan hanya 10,7 persen. Hal ini dimungkinkan karena di daerah perdesaan pada umumnya prasarana kesehatan dan kesadaran terhadap pentingnya hidup sehat masih lebih rendah dibanding perkotaan, sehingga berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan pemuda.
4.2
Jenis Keluhan Kesehatan
Pada umumnya, semua orang pernah merasakan gangguan kesehatan. Hasil Susenas 2007 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan pilek dan batuk paling banyak diderita pemuda dibandingkan penyakit yang lain. Persentase pemuda yang sakit menurut jenis keluhan kesehatan disajikan pada Tabel 4.2.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
27
Tabel 4.2:
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 Jenis Keluhan
Jenis Kelamin
Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Laki-laki
35,10
45,10
46,20
Perempuan
30,10
38,30
Total
32,50
41,60
(6)
Sakit Kepala (7)
Sakit Gigi (8)
Lainnya (9)
3,90
5,80
21,80
7,60
31,10
41,60
4,20
5,40
26,90
8,10
34,20
43,80
4,10
5,60
24,50
7,90
32,70
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Dari Tabel 4.2 terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara persentase pemuda laki-laki dan perempuan yang mengalami keluhan kesehatan dari setiap jenis keluhan. Jika melihat tingkat keluhan kesehatan menurut kelompok umur yang disajikan pada Tabel 4.3, relatif tidak ada perbedaan. Tabel 4.3:
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Kelompok Umur, Tahun 2007 Jenis Keluhan
Kelompok Umur
Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
18-19
35,20
41,00
44,50
20-24
33,00
41,20
25-29
32,50
30-35 Total
(6)
Sakit Kepala (7)
Sakit Gigi (8)
Lainnya (9)
3,70
5,40
21,30
7,40
31,40
44,00
3,70
5,40
22,40
7,50
32,20
41,20
43,70
4,20
5,60
25,30
8,10
32,40
31,70
42,20
43,60
4,30
5,70
25,90
8,10
33,60
32,50
41,60
43,80
4,10
5,60
24,50
7,90
32,70
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
28
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB Pemuda dan Angkatan Kerja
5
Ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Untuk itu pemerintah terus berusaha menciptakan program pembangunan pada sektor ekonomi dan sektor ketenagakerjaan, terutama ditujukan pada kelompok penduduk yang tergolong miskin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat. Penduduk usia kerja (PUK) dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Di Indonesia, PUK adalah penduduk yang telah berusia 15 tahun ke atas. Angka PUK ini terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Jumlah PUK pada bulan Agustus 2007 mengalami peningkatan sekitar 1,05 persen dibandingkan kondisi Februari 2007 (Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS). Dari seluruh PUK pada Agustus 2008, sekitar 67 persennya adalah pemuda berusia 18-35 tahun. Persentase pemuda menurut jenis kegiatannya sehari-hari disajikan pada Gambar 5.1.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
29
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa kegiatan pemuda terkonsentrasi pada kegiatan bekerja dan mengurus rumah tangga. Jika ditinjau menurut jenis kelamin, ada perbedaan yang cukup signifikan pada dua kegiatan ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa hampir semua pemuda yang mengurus
rumah
tangga
adalah
perempuan.
Pemuda
laki-laki
mendominasi dalam kegiatan bekerja, dari semua pemuda yang bekerja, sekitar 63 persennya adalah laki-laki. Persentase pemuda yang bekerja berdasarkan jenis kelamin dan daerah tempat tinggal disajikan pada Gambar 5.3.
30
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa dalam kegiatan bekerja, laki-laki tidak hanya mendominasi secara keseluruhan, tapi juga di daerah perkotaan dan perdesaan. Hal ini sangat wajar karena secara umum, tanggung jawab menopang kebutuhan keluarga ada di pundak laki-laki. Peran angkatan kerja sebagai faktor penting dalam proses produksi, kedudukannya lebih penting daripada sarana produksi yang lainnya, seperti; bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Hal itu tidak lain karena manusialah yang menggerakkan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang. Besarnya partisipasi angkatan kerja digambarkan melalui indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Dua indikator ini merupakan indikator utama ketenagakerjaan yang sering dipakai untuk melihat perkembangan suatu wilayah di bidang ketenagakerjaan.
5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda
Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja
(TPAK)
menyatakan
persentase jumlah penduduk angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Angka TPAK menunjukkan besaran relatif dari pasokan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
31
tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Ada berbagai faktor yang menyebabkan pemuda memasuki angkatan kerja. Salah satu alasan di antaranya karena sudah tidak bersekolah lagi,
baik sukarela maupun terpaksa. Sukarela, misalnya
apabila seseorang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan yang terpaksa, misalnya karena alasan ekonomi seseorang memilih putus sekolah sementara masih mempunyai keinginan untuk melanjutkan. Dengan kondisi tersebut terpaksa harus bekerja/mencari pekerjaan. Angka TPAK pemuda menurut jenis kelamin dan wilayah per propinsi disajikan dalam Tabel 5.1. Secara nasional, TPAK pemuda tahun 2007 sebesar 69,76, lebih tinggi 3,57 poin dibandingkan angka TPAK untuk PUK yang nilainya 66,19. Angka TPAK pemuda laki-laki adalah 88,88 persen, sedangkan perempuan sebesar 51,65 persen. Perbedaan antara TPAK pemuda laki-laki dengan perempuan cukup signifikan, yaitu sebesar 37,23 poin. Angka yang cukup bisa menggambarkan bahwa di Indonesia, laki-laki masih mendominasi peran sebagai tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut propinsi, TPAK tertinggi ada di Bali yaitu sebesar 80,46. Untuk pemuda laki-laki, TPAK pemuda tertinggi ada di Kalimantan Tengah sebesar 94,96, sedangkan terendah ada di DI Yogyakarta sebesar 81,26. Untuk TPAK pemuda perempuan, TPAK tertinggi ada di Papua sebesar 71,23, sedangkan terendah ada di Propinsi Riau sebesar 31,48.
32
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tabel 5.1:
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda menurut Propinsi, Jenis Kelamin dan Daerah Tahun 2007
PROPINSI NAD
Wilayah PerPerkotaan desaan 59,35 69,95
Jenis Kelamin PeremLaki-laki puan 84,07 51,02
Total 66,76
Sumatera Utara
70,42
73,75
89,19
55,74
72,16
Sumatera Barat
66,34
68,98
87,04
49,68
68,07
Riau
57,32
58,72
87,24
31,48
58,27
Jambi
69,90
72,36
91,16
53,09
71,63
Sumatera Selatan
63,34
79,99
90,85
58,59
74,17
Bengkulu
77,46
79,93
92,89
67,27
79,20
Lampung
65,57
72,36
89,87
52,00
70,77
Kep Bangka Belitung
73,91
71,30
94,04
49,80
72,40
Kepulauan Riau
80,85
60,16
94,13
61,59
76,29
DKI Jakarta
67,41
-
85,78
50,11
67,41
Jawa Barat
63,63
62,93
89,49
39,26
63,32
Jawa Tengah
74,60
75,34
89,57
60,68
75,02
DI Yogyakarta
68,63
78,30
81,26
62,71
71,92
Jawa Timur
67,89
71,88
87,81
52,48
70,09
Banten
66,88
65,39
89,42
44,25
66,26
Bali
75,50
86,18
90,48
70,83
80,46
Nusa Tenggara Barat
69,93
74,76
89,12
60,06
72,87
Nusa Tenggara Timur
64,56
80,60
89,27
67,12
77,24
Kalimantan Barat
68,03
82,33
92,75
64,13
78,27
Kalimantan Tengah
74,29
81,60
94,96
64,21
79,32
Kalimantan Selatan
64,45
76,54
90,99
54,22
72,00
Kalimantan Timur
63,77
71,05
87,42
46,42
66,99
Sulawesi Utara
73,59
68,74
92,90
50,67
70,65
Sulawesi Tengah
63,16
69,01
87,18
50,48
67,67
Sulawesi Selatan
63,31
66,22
86,84
45,11
65,11
Sulawesi Tenggara
63,37
73,35
91,53
53,57
71,16
Gorontalo
62,37
71,16
89,16
48,73
68,68
Sulawesi Barat
73,78
64,90
89,80
47,29
66,76
Maluku
64,10
64,46
81,48
48,13
64,35
Mauku Utara
65,85
75,16
90,05
55,36
72,31
Papua Barat
70,66
77,33
92,29
59,14
75,10
Papua
62,68
85,54
89,58
71,23
79,99
Total
67,58
71,64
88,88
51,65
69,76
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
33
5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
Sampai saat ini, pengangguran masih menjadi isu sentral sebagai salah satu faktor terbesar penyebab kemiskinan. Penyebab umum pengangguran antara lain adalah karena jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mampu mengimbangi kian meningkatnya jumlah pencari kerja, tidak sesuainya kompetensi pencari kerja dengan kebutuhan pasar, masalah besaran gaji yang ditawarkan dan masalah-masalah lainnya. Peningkatan angka pengangguran juga diperparah dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja oleh perusahan yang gulung tikar atau melakukan efisiensi karena peningkatan biaya produksi. Angka pengangguran digambarkan dengan indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menunjukkan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Tingginya angka pengangguran tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, melainkan berimbas juga pada masalah sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial. Tabel 5.2 menyajikan angka TPT pemuda Indonesia menurut jenis kelamin dan wilayah perkotaan/perdesaan per propinsi tahun 2007. Ada hal yang menarik jika mengamati angka TPAK menurut jenis kelamin. Angka TPT pemuda di tingkat nasional sebesar 15,30 persen, dengan TPT laki-laki sebesar 13,52 persen dan perempuan 18,20 persen. Hampir di semua propinsi, angka TPT laki-laki lebih rendah dari TPT perempuan kecuali di tiga propinsi yaitu DI Yogyakarta, NTB, dan Papua. Lebih tingginya angka TPT perempuan dimungkinkan karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan kondisi tenaga kerja yang ditawarkan serta tidak sesuainya kompetensi dan kualifikasi pencari kerja perempuan dengan kebutuhan pasar kerja yang tersedia. Di tingkat propinsi, TPT tertinggi ada di Propinsi Maluku sebesar 24,29 persen, sedangkan terendah ada di Propinsi Sulawesi Barat sebesar
34
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
6,07 persen. Jika dipisahkan pengamatan TPT pada daerah perkotaan dan perdesaan, secara umum angka TPT di perkotaan relatif lebih tinggi kecuali di Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur. Angka TPT di perkotaan sebesar 19,7 persen, sedangkan di perdesaan 11,71 persen. Angka-angka ini membantah anggapan banyak orang bahwa di kota selalu lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Sejalan dengan angka TPT nasional, angka TPT di tingkat propinsi juga memiliki kecenderungan yang sama, yaitu angka TPT di perkotaan relatif lebih tinggi daripada di perdesaan. Angka TPT perkotaan per propinsi berkisar antara 9,54 persen (Bali) dan 29,47 persen (Sumatera Selatan). Di perdesaan, angka TPT berkisar antara 3,01 persen (NTT) dan 23,18 persen (Maluku). Diduga penyebab angka pengangguran terbuka di perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah pencari kerja, kompetensi dan kualifikasi pencari kerja.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
35
Tabel 5.2
Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda menurut Propinsi, Daerah, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
PROPINSI
Wilayah PerPerkotaan desaan
Jenis Kelamin LakiPeremlaki puan
Total
NAD
20,99
13,32
8,64
25,46
15,37
Sumatera Utara
18,45
13,05
11,65
21,61
15,57
Sumatera Barat
22,10
15,78
13,94
24,63
17,90
Riau
25,22
10,25
11,22
24,60
14,97
Jambi
14,80
8,86
8,43
14,04
10,56
Sumatera Selatan
29,47
8,42
13,72
16,12
14,70
Bengkulu
13,64
5,24
6,09
9,61
7,69
Lampung
21,41
10,88
8,95
20,32
13,16
Kep Bangka Belitung
15,12
5,78
7,35
14,61
9,79
9,73
13,85
9,42
11,73
10,45
Kepulauan Riau DKI Jakarta
17,65
-
17,47
17,93
17,65
Jawa Barat
24,41
18,63
19,38
27,00
21,84
Jawa Tengah
16,23
12,75
14,11
14,46
14,25
DI Yogyakarta
15,97
6,13
12,45
12,18
12,33
Jawa Timur
17,91
9,85
12,67
14,50
13,36
Banten
21,91
20,03
19,92
23,51
21,14
9,54
6,77
7,80
8,60
8,16
Nusa Tenggara Barat
16,46
8,84
12,60
10,65
11,70
Nusa Tenggara Timur
20,68
3,01
3,42
9,10
6,10
Kalimantan Barat
20,80
6,54
8,36
12,44
10,05
Kalimantan Tengah
14,59
4,30
5,62
9,69
7,30
Kalimantan Selatan
19,34
4,96
9,12
10,88
9,80
Kalimantan Timur
17,90
20,29
15,30
26,07
19,02
Sulawesi Utara
29,41
17,12
11,37
39,93
22,16
Sulawesi Tengah
20,12
8,37
6,39
17,72
10,89
Sulawesi Selatan
24,88
14,03
12,31
28,29
18,07
Sulawesi Tenggara
16,74
8,68
5,48
17,30
10,25
Gorontalo
13,68
7,31
4,13
17,51
8,95
Sulawesi Barat
12,27
4,20
5,43
7,09
6,07
Maluku
26,86
23,18
16,72
36,42
24,29
Mauku Utara
23,46
8,28
8,73
18,37
12,50
Papua Barat
28,12
7,70
9,74
20,46
14,12
Papua
19,57
5,28
8,11
7,87
8,00
Total 19,70 Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
11,71
13,52
18,20
15,30
Bali
36
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB Pemberdayaan Pemuda
6
Indonesia saat ini adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang terkendali dan berkualitas, akan sangat mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Selanjutnya, pemuda sebagai generasi penerus, penanggung jawab, dan pelaku pembangunan di masa depan, memiliki proporsi yang relatif besar dari penduduk Indonesia, yaitu 32,4% (Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2015, BPS, 2007). Pemuda sebagai pemegang peran potensi pembangunan dan merupakan generasi penerus bangsa, tenaga kerja produktif bangsa, memiliki peran penting di dalam menggerakkan arah pembangunan dan menentukan masa depan bangsa, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitasnya. Pemuda dituntut untuk menjadi sumber daya yang bermutu, yang memiliki kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kemampuan tersebut meliputi penguasaan ilmu pengetahuan yang terus berkembang, teknologi dan seni, bekerja secara profesional, dan menghasilkan karya unggul yang mampu bersaing di pasar global. Oleh karena itu, diperlukan penyusunan kebijakan dalam program-program pembangunan pemuda. Programprogram kebijakan pembangunan pemuda ini perlu mendapat perhatian
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
37
dan pemikiran prioritas di dalam agenda pembangunan melalui penyusunan kebijakan dan program, dan bila tidak ditangani dengan baik, maka akan merugikan perkembangan negara di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pembangunan pemuda memiliki peran stategis dalam peningkatan kualitas SDM. Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM juga dilakukan malalui pembangunan olahraga yang bertujuan untuk menciptakan manusia yang sehat, ulet dan berjiwa sportif. Kebijakan di bidang olahraga diarahkan untuk mewujudkan kebijakan dan manajemen olahraga; meningkatkan budaya dan prestasi olahraga secara
berjenjang
termasuk
pemanduan
bakat,
pembibitan
dan
pengembangan bakat; dan meningkatkan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha dalam mendukung pembangunan olahraga. Saat ini telah ditunjukkan kepedulian pemerintah terhadap pembangunan pemuda. Hasil yang dicapai pembangunan pemuda dan olahraga di antaranya adalah disahkan dan disosialisasikannya UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 17/2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga, serta Peraturan Pemerintah No. 18/2007 tentang Pendanaan Keolahragaan; disusunnya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kepemudaan;
dilaksanakannya
pelatihan
kepemimpinan
pemuda;
dioptimalkannya peran sarjana penggerak pembangunan di perdesaan; disusunnya Sport Deevelopment Index (SDI)
sebagai
indikator
keberhasilan keolahragaan nasional; dicapainya prestasi di beberapa cabang olahraga internasional, seperti meningkatnya peringkat Indonesia dari lima pada SEA Games tahun 2005 di Manila ke peringkat empat pada tahun 2007 di Thailand; dan dilaksanakannya pembinaan keolahragaan melalui event Olahraga Pelajar Nasional. Penyusunan dan pembinaan ini merupakan sinyal kuat bahwa adanya keseriusan
38
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
pemerintah dalam pengembangan dan peningkatan peran pemuda dan olahraga sebagai dua pilar bangsa dalam menunjang pembangunan nasional. Bab ini mengulas tentang pemuda serta prestasi pemuda baik lingkup nasional maupun internasional. Pembahasan difokuskan pada peran serta kegiatan pemuda dalam olahraga dan prestasi yang telah dicapai pemuda Indonesia. Pembahasan kegiatan pemuda terbatas pada peran serta pemuda dalam olahraga. Prestasi pemuda dilihat dari bidang olahraga, sains dan prestasi kepeloporan pemuda di tingkat nasional dalam program Sarjana Penggerak di Perdesaan (SP-3).
6.1 Pembangunan Olahraga
Pembangunan negara membutuhkan pemuda yang berkualitas, yaitu pemuda yang sehat dan cerdas. Pemuda yang berkualitas, antara lain ditentukan oleh derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, serta perilaku terpuji seperti kejujuran dan sportivitas. Namun demikian, penerapan hidup sehat dan kebiasaan olahraga secara teratur dan berkesinambungan, belum menjadi budaya di tengah masyarakat, termasuk di kalangan pemuda. Dalam rangka mengukur kemajuan pembangunan olahraga pemuda di Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusun suatu indeks yang disebut Sport Development Index (SDI). Ada empat dimensi yang diukur yaitu ruang terbuka, sumber daya manusia, partisipasi, dan kebugaran. Keempat dimensi indeks tersebut merupakan ukuran indikator input dalam keolahragaan. Ada tiga aktegori penilaian yang dihasilkan dari SDI yaitu kategori tinggi jika indeks yang diperoleh antara 0,800 – 1, menengah jika indeks antara 0,500 – 0,799, dan rendah jika antara 0 – 0,499.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
39
Pada tahun 2006 SDI nasional sebesar 0,280 dengan rincian dimensi ruang terbuka sebesar 0,226, dimensi sumber daya manusia sebesar 0,099, dimensi partisipasi sebesar 0,422, dan dimensi kebugaran sebesar 0,335. Dari semua indeks yang diperoleh menunjukkan bahwa semua masuk dalam ketegori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya perhatian semua pihak terhadap olahraga. Masyarakat lebih mementingkan membangun prasarana perekonomian daripada prasarana umum untuk olahraga. Di sisi lain peduduk juga belum menjadikan kegiatan olahraga sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, apa lagi untuk berprestasi sehingga partisipasi penduduk dalam keolahragaan masih kurang. Tidak tersedianya prasarana umum untuk olahraga, belum membudayanya olahraga, dan pasifnya penduduk terhadap keolahragaan maka mengakibatkan kebugaran penduduk yang rendah. Salah satu upaya untuk melindungi pemuda dari aktifitas yang bersifat destruktif adalah melalui kegiatan positif, seperti olahraga. Olahraga yang terarah dan terbina memerlukan waktu dan keseriusan. Oleh karena itu, waktu luang pemuda dapat dialihkan kepada kegiatan olahraga dengan didukung pengembangan sarana dan prasarana olahraga. Berdasarkan data Podes 2008, untuk ketersediaan fasilitas lapangan
olahraga,
lapangan
sepakbola
banyak
terdapat
di
desa/kelurahan di wilayah Propinsi Bangka Belitung (93,02%), Riau (85,72%), Kalimantan Barat (83,75%) dan Kepulauan Riau (83,44%). Lapangan bola voli relatif lebih banyak dibanding lapangan sepakbola. Terdapat 5 propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan yang memiliki lapangan voli lebih dari 95 persen, yaitu Riau (97,92%), D.I. Yogyakarta (97,72%), Bangka Belitung (96,57%) dan Kalimantan Barat (95,25%). Sedangkan ketersediaan lapangan bulu tangkis paling banyak ditemui di desa/kelurahan wilayah Propinsi DKI Jakarta.
40
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Sebanyak 96,25 persen desa/kelurahan di DKI Jakarta terdapat lapangan bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah D.I. Yogyakarta (94,52%), kemudian diikuti Jawa Barat (82,52%). Sedangkan ketersediaan untuk lapangan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase yang tinggi untuk lapangan bola basket terdapat di DKI Jakarta (65,17%), D.I. Yogyakarta (24,66%) dan Sumatera Barat (21,75%). Demikian pula untuk lapangan tenis dan renang yang tampak menonjol di DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta. (Lihat Lampiran 11). Berdasarkan data Podes 2008 bahwa lapangan yang banyak tersedia sampai ke tingkat desa/kelurahan berturut-turut bola voli, sepak bola dan bulu tangkis. Pada tahun 2008 sebanyak 78,10 persen, sedikit menurun dibandingkan dibandingkan tahun 2005 yang sebesar 79,35 persen desa/kelurahan memiliki lapangan bola voli; 56,11 persen desa/kelurahan memiliki lapangan sepak bola sama banyak dengan tahun 2005; dan 49,36 persen desa/kelurahan memiliki lapangan bulu tangkis sedikit meningkat dari tahun 2005 yang sebesar 47,3 persen. Hal ini merupakan sinyalemen bahwa ketiga jenis olahraga tersebut merupakan olahraga rakyat yang digemari dan dilakukan banyak orang. Sementara lapangan/gelanggang untuk bola basket, tenis lapangan dan kolam renang masih sangat terbatas. Ketiga jenis olahraga yang terakhir ini pada umumnya dilakukan oleh masyarakat perkotaan. sehingga wajar apabila ketersediaan lapangan untuk olahraga tersebut sangat terbatas hanya di sebagian kecil desa/kelurahan (lihat Lampiran 10-11). Keberadaan kelompok kegiatan olahraga pada umumnya seiring dengan ketersediaan fasilitas lapangan olahraga yang ada. Berdasarkan data Podes 2008, untuk keberadaan kelompok kegiatan olahraga sepak bola banyak terdapat di desa/kelurahan di wilayah Propinsi Bangka Belitung (96,22%) hampir sama dengan tahun 2005 yang sebesar 96,57 persen, Jawa Barat (91,23%), Banten (89,69%), Kepulauan Riau
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
41
(88,65%), dan D.I. Yogyakarta (88,58%). Kelompok kegiatan bola voli relatif lebih banyak dibanding kelompok kegiatan sepak bola. Hanya satu propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan yang memiliki lapangan voli lebih dari 95 persen, yaitu Kepulauan Riau (98,16%). Sedangkan kelompok kegiatan bulu tangkis paling banyak ditemui di desa/kelurahan wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta. Sebanyak 94,75 persen desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta terdapat kelompok kegiatan bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah DKI Jakarta (89,51%), kemudian diikuti Jawa Barat (83,43%). Sedangkan ketersediaan untuk kelompok kegiatan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase yang tinggi untuk kelompok kegiatan bola basket terdapat di DKI Jakarta (50,56%), D.I. Yogyakarta (19,63%) dan Kepulauan Bangka Belitung (18,02%). Demikian pula untuk kelompok kegiatan tenis lapangan, renang, tenis meja dan bela diri tampak menonjol di DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta. (Lampiran 13).
6.2 Prestasi Pemuda
Prestasi yang telah dicapai dalam arena kompetisi baik di tingkat regional maupun internasional sering dijadikan sebagai indikator untuk mengevaluasi
program
di
dalam
penyusunan
rencana
strategis
pembangunan pendidikan, pemuda dan olahraga, terutama yang bersifat pendidikan/pembinaan. Namun, keberhasilan program pendidikan/ pembinaan bukan hanya dinilai dari tingkat pencapaian prestasi yang telah diperoleh, banyak hal lain yang ikut berperan. Akan tetapi karena prestasi merupakan salah satu bentuk output yang mudah untuk dievaluasi, sehingga sering dijadikan sebagai acuan keberhasilan suatu program. Keunggulan prestasi hanya dapat dilihat melalui arena kompetensi. Bab ini akan mengulas prestasi pemuda Indonesia pada kompetisi olahraga dan sains, baik di tingkat regional maupun
42
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
internasional, serta prestasi kepeloporan pemuda di tingkat nasional dalam program Sarjana Penggerak di Perdesaan (SP-3).
6.2.1 Prestasi Pemuda di Pekan Olahraga Nasional
Prestasi pemuda di bidang olahraga tercermin dari perolehan peringkat di arena-arena olahraga baik di tingkat regional maupun internasional. Prestasi di tingkat nasional salah satunya dapat terlihat dari prestasi masing-masing propinsi di arena kompetisi kejuaraan Pekan Olahraga Nasional (PON). Prestasi olahraga antar propinsi sangat beragam. Perkembangan perolehan peringkat PON selama empat kali pelaksanaan PON terakhir (1993, 1996, 2000, 2004 dan 2008) posisi ke 1 – 4 tetap diraih oleh propinsi di Pulau Jawa. DKI Jakarta selalu mengungguli propinsi lain dalam perolehan medali sampai dengan PON 2004. Jawa Tengah selama tiga kali pelaksaan PON tersebut tetap bertahan pada posisi ke 4. Sedangkan Jawa Timur menggeser posisi Jawa Barat. Pada PON 1996 Jawa Timur berada di posisi ke 3 dan Jawa Barat pada posisi ke 2, mulai PON 2000 Jawa Timur meraih posisi peringkat II dan Jawa Barat peringkat III. Gebrakan terjadi pada PON 2008, yaitu Jawa Timur dapat mengungguli DKI Jakarta ke posisi pertama. Sedangkan di posisi ketiga, tuan rumah Kalimantan Timur menggeser Jawa Barat dan Jawa Tengah yang menjadi urutan IV dan V. Perolehan peringkat masing-masing propinsi disajikan pada Lampiran 14-18. Kejuaran kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional bukan hanya untuk kondisi atlet yang sehat jasmani saja, namun event olahraga atlet cacat telah membuktikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Walaupun dengan keterbatasan fisik, dilandasi oleh semangat jiwa penuh sportivitas dan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
43
mengabdi bagi daerah, para atlet ini dapat memberikan sumbangsih baik bagi propinsi maupun mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Pada kejuaran tingkat nasional di ajang Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas) XII, juara umum diraih oleh Jawa Barat dengan perolehan 30 medali emas, 23 perak dan 18 perunggu. Urutan kedua dipegang oleh Jawa Tengah dengan 22 emas, 17 perak dan 14 perunggu. Sedangkan pada Porcanas XIII, Jawa Tengah menunjukkan keperkasaannya di urutan teratas dengan memperoleh 63 medali emas, 33 perak dan 29 perunggu. Jawa Barat yang pada saat Porcanas XII lalu menggenggam juara umum, harus puas pada urutan kedua dengan 48 emas, 33 perak dan 20 perunggu, diikuti tuan rumah Kalimantan Timur dengan 36 medali emas, 31 perak dan 41 perunggu.
6.2.2 Prestasi Pemuda di SEAGames
Di tingkat Asia Tenggara, pada SEA Games XXIV yang diadakan di Thailand, pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara 2007 (Southeast Asian Games 2007), yang dilaksanakan di Nakhon Ratchasima, utara Thailand, dari 6-15 Desember 2007 atlet Indonesia mampu menunjukkan prestasi yang cukup membanggakan.. Komite Olimpiade Thailand merancang penyelenggaraan acara ini bertepatan dengan hari ulang tahun ke-80 Raja Bhumibol Adulyadej. Ini merupakan keenam kalinya Thailand menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara setelah sebelumnya menyelenggarakan SEA Games pada tahun 1959, 1967, 1975, 1985, dan 1995. SEA Games 2007 mempertandingkan lebih dari 400 pertandingan dalam 43 cabang olahraga dan juga 2 olahraga demonstrasi (Go dan Kempo).
44
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Upacara penutupan diawali dengan pertunjukan kesenian yang menampilkan kreasi Message from the Heart, The Creation of Spirit, The Creation of Celebrations, The Creation of Sport Ceremony, The Creation of Hope dan berbagai kreasi lainnya. Berbeda dengan yang lazim dilakukan pada saat penutupan ketika semua peserta berpawai menurut cabang olahraga, namun kali ini mereka berpawai menurut negara masing-masing seperti saat upacara pembukaan. Saat berpawai, satu persatu negara menampilkan lagu khas negara masing-masing dan ketika giliran Indonesia, mereka mengalunkan lagu Bengawan Solo. Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 56 medali emas, 64 perak, dan 83 perunggu menempati urutan ketiga. Thailand di posisi pertama dengan 183 emas, 123 perak, dan 103 perunggu, dan Malaysia diurutan kedua dengan 68 emas, 52 perak dan 96 perunggu. Laos, yang akan menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Negara-negara Asia Tenggara XXV/2009 menempati posisi kedelapan dengan mengumpulkan lima emas, tujuh perak, dan 32 perunggu, diikuti Kamboja dengan dua emas, lima perak, dan 11 perunggu, Brunei dengan satu emas, satu perak, dan empat perunggu, dan terakhir Timor Timur yang tidak mendapatkan satu medali pun. Prestasi Indonesia pada SEA Games XXIV ini menunjukkan peningkatan dibandingkan SEA Games XXIII di Filipina (27 November – 5 Desember 2005). SEA Games XXIII mempertandingkan 41 cabang olahraga dalam lebih dari 395 ajang. Pada SEA Games XXIII Indonesia hanya mengantongi 50 emas, 78 perak, dan 89 perunggu, dengan total 217 medali. Hasil ini hanya mengantarkan Indonesia pada posisi ke-5, yang merupakan prestasi terburuk sepanjang sejarah SEA Games. Perolehan medali secara lengkap disajikan pada Tabel 6.1. Di tingkat Asia Tenggara tim Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam kejuaraan ASEAN ParaGames. ASEAN ParaGames adalah ajang olahraga dua tahunan yang diadakan setelah Southeast Asian Games
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
45
untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik. ASEAN ParaGames diikuti oleh 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Ajang ini mengikuti konsep dari Paralimpiade. ASEAN ParaGames di bawah pengawasan ASEAN Para Sports Federation (APSF). Tuan rumah penyelenggaraan ajang
ini
sama
dengan
negara
penyelenggara
SEA
Games.
Penyelenggaraan ASEAN ParaGames ini mulai diadakan tahun 2001. Tabel 6.2 memperlihatkan negara penyelenggara ASEAN ParaGAmes. Tabel 6.1: Perolehan Medali SEA Games 2007 Peringkat
Negara
(1)
(2)
Emas
Perak
Perunggu
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Thailand
183
123
103
409
2.
Malaysia
68
52
96
216
3.
Vietnam
64
58
82
204
4.
Indonesia
56
64
83
203
5.
Singapura
43
43
41
127
6.
Filipina
41
91
96
228
7.
Myanmar
14
26
47
87
8.
Laos
5
7
32
44
9.
Brunei
2
5
11
18
10.
Kamboja
1
1
4
6
11.
Timor Timur
0
0
0
0
Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta
Tabel 6.2: Lokasi ASEAN ParaGAmes Tahun
Acara
Tuan Rumah
Negara
(1)
(2)
(3)
(4)
2001
I
Kuala Lumpur
Malaysia
2003
II
Hanoi
Vietnam
2005
III
Manila
Filipina
2008
IV
Nakhon Ratchasima
Thailand
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_ParaGames
Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 33 emas, 25 perak, dan 18 perunggu. Thailand di posisi pertama dengan 256 emas, 109 perak, dan 84 perunggu, diikuti Malaysia dengan 81 emas, 74 perak dan 46 perunggu dengan total perolehan medali yang diperebutkan sebanyak
46
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
485 emas, 320 perak dan 244 perunggu. Perolehan medali kontingen Indonesia pada ASEAN ParaGames IV ini, menempatkan Indonesia pada posisi ke empat, sama dengan posisi urutan Indonesia pada waktu ASEAN ParaGames III (lihat Tabel 6.3- 6.4). Tabel 6.3: Perolehan medali ASEAN ParaGAmes III Peringkat
Negara
(1)
(2)
Emas
Perak
Perunggu
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Thailand
139
64
28
231
2.
Vietnam
80
36
22
138
3.
Malaysia
75
40
26
141
4.
Indonesia
30
26
20
76
5.
Myanmar
29
12
4
45
6.
Filipina
19
39
37
95
7.
Singapura
15
9
9
33
8.
Brunei
7
5
5
17
9.
Kamboja
0
3
2
5
10.
Laos
0
2
1
3
11.
Timor Timur
0
0
0
0
294
236
154
784
Total
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/3rd_ASEAN_ParaGames
Tabel 6.4: Perolehan medali ASEAN ParaGAmes IV Peringkat
Negara
Emas
Perak
Perunggu
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Thailand
256
109
84
449
2.
Malaysia
81
74
46
201
3.
Vietnam
78
66
43
187
4.
Indonesia
33
25
18
76
5.
Filipina
17
21
21
59
6.
Myanmar
12
11
21
59
7.
Singapura
6
8
5
19
8.
Brunei
2
4
10
16
9.
Laos
0
1
3
4
10.
Kamboja
0
1
0
1
11.
Timor Timur Total
0
0
2
2
485
320
244
1049
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/4th_ASEAN_ParaGames
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
47
6.2.3 Prestasi Pemuda di Asian Games
Prestasi atlet Indonesia dilihat sepanjang perjalanan pelaksanaan Asian Games menunjukkan ketidakstabilan, bahkan cenderung makin menurun. Dalam perkembangannya, semakin banyak negara peserta, posisi peringkat Indonesia samakin jauh. Prestasi gemilang yang pernah dicapai adalah peringkat ke 2 Asian Games IV tahun 1962. Posisi ini mudah-mudahan tidak menjadi titik puncak karena sepuluh kali pelaksaaan Asian Games berikutnya posisi peringkat Indonesia semakin menurun. Dilihat dari prestasi, posisi peringkat Indonesia cukup memprihatinkan karena penurunannya semakin nyata terutama pada tiga pelaksanaan Asian Games terakhir. Seperti ditampilkan pada Tabel 6.5 jumlah negara peserta pada pelaksanaan Asian Games tersebut meningkat, tetapi prestasi Indonesia menurun tajam. Pada arena Asian Games XV (Doha-Qatar 2006) yang melibatkan 38 cabang olahraga dengan mempertandingkan 423 nomor dan merupakan Asian Games pertama yang diselenggarakan di jazirah Arab, kontingen Indonesia berpartisipasi dalam 20 cabang olahraga yang mempertandingkan 190 nomor (events) dengan jumlah atlet sebanyak 131 orang dengan 86 events. Pada Asian Games XV 2006, Indonesia memperoleh 20 medali terdiri dari 2 (dua) emas, 3 (tiga) perak dan 15 (lima belas) perunggu. Perolehan medali tersebut, menempatkan Indonesia pada peringkat 22 dari 45 negara peserta, berada di bawah negara Asia yang tampil sebagai empat besar yaitu Cina, Korea, Jepang dan Kazakhstan dan di bawah negara Asia Tenggara yaitu Negara Malaysia, Filipina dan Vietnam. Melihat perkembangan prestasi ini tentu mengundang pemikiran bangsa Indonesia
untuk
membenahi
berbagai
faktor
sehingga
mampu
meningkatkan prestasi Indonesia di ajang Asian Games XVII.
48
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tabel 6.5: Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games
Jumlah Negara Peserta
Peringkat
(2)
(1)
Perunggu
Pesta Olahraga Asian Games
Perak
No
Emas
Perolehan Medali
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
AG I
(1951)
11
7
-
-
5
5
2
AG II
(1954)
18
12
-
-
3
3
3
AG III
(1958)
20
14
-
-
6
6
4
AG IV
(1962)
17
2
11
12
28
51
5
AG V
(1966)
18
7
5
5
12
22
6
AG VI
(1970)
20
9
2
5
13
20
7
AG VII
(1974)
25
9
3
4
4
11
8
AG VIII
(1978)
27
7
8
7
18
33
9
AG IX
(1982)
33
6
4
4
7
15
10
AG X
(1986)
27
9
1
5
14
20
11
AG XI
(1990)
37
7
3
6
21
30
12
AG XII
(1994)
42
11
3
12
11
26
13
AG XIII
(1998)
33
11
6
10
11
27
14
AG XIV
(2002)
36
14
4
7
12
23
15
AG XV
(2006)
45
22
2
3
15
20
Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta
Pada pesta kejuaraan olahraga pantai pertama di Asia
“Asian
Games Beach (ABG)”, tanggal 18 sampai dengan 26 Oktober 2008, Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus menjadi juara umum. Kontingen merah putih memastikan menjadi yang terbaik dengan perolehan 23 medali emas, 8 perak, dan 20 perunggu. Thailand berada di urutan kedua dengan 10 emas, 17 perak dan 10 perunggu. Sedangkan di urutan ketiga adalah Cina dengan 6 emas, 10 perak dan 7 perunggu. ABG ini diikuti oleh 45 negara Asia dan mempertandingkan 17 cabang olahraga yaitu bola tangan, kabaddi, pencak silat, sepak bola, sepak takraw, voli pantai, gulat, bina raga, perahu naga, jetski, renang maraton, dan paragliding. Selain itu, layar, selancar, triaton, selancar angin dan woodball.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
49
Sedangkan dua cabang lainya basket dan polo air menjadi cabang ekshibisi. ABG memperebutkan 1.090 medali, terdiri dari 340 medali emas, 340 medali perak dan 410 medali perunggu. Tabel 6.6, menunjukkan perolehan medali yang dicapai oleh setiap negara peserta. Tabel 6.6: Perolehan Medali Kejuaraan Asean Beach Games I Negara
Emas
Perak
Perunggu
(1)
(2)
(3)
(4)
Indonesia
23
8
20
Thailand
10
17
10
Cina
6
10
7
Korea
4
7
10
Jepang
3
3
3
Hongkong
3
3
2
India
3
0
2
Vietnam
2
5
3
Myanmar
2
3
0
Malaysia
2
2
6
Pakistan
2
2
3
Taiwan
2
2
3
Syiria
2
0
0
Kuwait
1
2
0
UAE
1
1
1
Kazakhstan
1
1
2
Singapura
1
0
2
Afganistan
1
0
1
Mongolia
1
0
0
Oman
1
0
0
Filipina
0
2
8
Brunei
0
2
3
Yordania
0
1
0
Banghlades
0
0
1
Bahrain
0
0
1
Makao
0
0
1
Maladewa
0
0
1
Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga
50
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
6.2.4 Prestasi Pemuda di Olimpiade
Di
kejuaraan
tingkat
internasional,
yaitu pada
kejuaraan
Olimpiade, tim Indonesia mulai mengikuti kejuaraan pada tahun 1952 di Helsinki, Finlandia. Namun di tahun 1988, baru berhasil memperoleh satu medali perak dari cabang olahraga panahan. Tahun 1992 adalah masa kejayaan tim Indonesia dengan memperoleh 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Medali emas diperoleh dari cabang olahraga bulu tangkis. Sejak masuknya cabang olahraga bulu tangkis dalam Olimpiade, maka sejak tahun 1992 sampai 2008 Indonesia selalu memperoleh medali emas di cabang tersebut. Di Olimpiade 2008, Beijing Indonesia berhasil mengalami peningkatan prestasi, dengan perolehan medali 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu dibandingkan pada tahun 2004 yang mempoleh medali 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Pada Olimpiade 2008 ini, posisi Indonesia berada di urutan ke 32. Pada hari ketiga, tim baru berhasil mendapat medali perunggu pertama atas nama Eko Yuli Irawan pada cabang olahraga angkat berat laki-laki 56 kg. Perolehan medali lainnya berasal dari cabang olahraga badminton dan angkat berat laki-laki 62 kg. Tabel 6.7 menunjukkan total perolehan medali menurut cabang olahraga. Sedangkan Tabel 6.8 menunjukkan jumlah perolehan medali yang berhasil diperoleh tim Indonesia. Tabel 6.7:
Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Cabang Olahraga, Olimpiade Tahun 1952-2008
Cabang Olahraga
Emas
Perak
Perunggu
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Panahan
0
1
0
1
Badminton
6
6
6
18
Angkat Berat
0
2
4
6
Total
6
9
10
25
Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
51
Tabel 6.8:
Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Tahun Kejuaraan
Tahun
Emas
Perak
Perunggu
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1988
0
1
0
1
1992
2
2
1
5
1996
1
1
2
4
2000
1
3
2
6
2004
1
1
2
4
2008
1
1
3
5
Total
6
9
10
25
Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga
Selain di Olimpiade lagu kebangsaan Indonesia Raya juga berkumandang di arena Pesta Olahraga "Arafura Games Tahun 2007" di Darwin, Australia, setelah para atlet Propinsi Papua Barat meraih dua medali emas dan satu perunggu dari cabang atletik putra dan putri. Pelari 100 meter putra, Frans Mayor, meraih emas dalam cabang ini, sedangkan emas kedua dipersembahkan tim lari estafet 4 x 100 meter putra atas nama Caloris Tetol, Marcus Muray, Isak Rayar dan Steven Muray. Medali perunggu kita peroleh dari cabang lari 400 meter putri di bawah usia 20 tahun atas nama Yuneke Pitan. Pada pesta olahraga dua tahunan yang diikuti lebih dari 2.500 atlet dari lebih 30 negara ini, kontingen Indonesia hanya berhasil mengumpulkan tiga emas, tiga perak dan dua perunggu. Total delapan medali disumbangkan para atlet Propinsi Papua Barat (3-1-1) dan petinju atlet Propinsi NAD. Sedangkan Papua dan Bali gagal menyumbangkan medali. Perolehan medali kontingen Indonesia masih kalah jauh dari pencapaian tuan rumah Australia, dan bahkan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei, Vietnam, dan Filipina. Australia berhasil mengatongi 698 medali dengan perincian 248 emas, 251 perak dan 199
52
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
perunggu yang sekaligus menjadi juara umum, sedangkan Malaysia meraih 36 emas, 39 perak dan 24 perunggu, Singapura (24-12-22), Thailand (10-6-7), Brunai (8-10-16), Vietnam (9-2-4) dan Filipina (8-412). Korea Utara dan Lebanon menjadi negara yang gagal merebut medali pada event ini. Walaupun tuan rumah mendominasi perolehan medali, medali emas pertama pesta olahraga ini justru diraih atlet Kaledonia Baru, David Estosito, dalam nomor triathlon dengan catatan waktu 2:4:53. Pesta Olahraga Arafura Games yang dibuka Kepala Pemerintahan Negara Bagian Northern Territory (NT), Clare Martin, di Stadion TIO, Darwin, itu berlangsung hingga 19 Mei 2007. Indonesia diwakili oleh 77 atlet yang berasal dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Papua Barat, Papua, dan Bali. Selain Australia dan Indonesia, Arafura Games juga diikuti Amerika Serikat, Singapura, Libanon, Taiwan, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Selandia Baru, Filipina, Fiji, Macau, Tonga, Jepang, Malaysia, Kaledonia Baru, Samoa, dan Afrika Selatan. Pesta olahraga yang sudah masuk kalender kegiatan dua tahunan NT ini juga diikuti tujuh orang atlet cacat fisik.
6.2.5 Prestasi Pemuda di Bidang Sains
Tim Indonesia telah mampu menunjukkan prestasi yang patut dibanggakan, karena telah berhasil mengukir prestasi di arena kompetensi kejuaraan tingkat dunia di bidang sains. Bidang sains yang dikompetisikan adalah Matematika, Fisika, Biologi, dan Komputer. Bidang Matematika, Fisika, dan Biologi ini dianggap sebagai ilmu-ilmu dasar sains. Tingkat penguasaan ilmu-ilmu dasar suatu bangsa dianggap merupakan salah satu modal utama bagi suatu bangsa dalam mengikuti ajang kompetensi serta menjadi salah satu indikator seberapa jauh kiat suatu bangsa dalam keseriusannya mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
53
Dunia pendidikan dasar dan menengah di tanah air selama semester
pertama
2008
kembali
menorehkan
prestasi
dengan
mempertahankan tradisi memboyong belasan medali dari keberhasilan siswa/siswi SD hingga SMA di berbagai ajang kompetisi dan olimpiade internasional bidang matematika dan sains. Di ajang The Second International
Young
Inventor
Project
Olympiad
(IYIPO)
yang
diselenggarakan di Tbilisia, Georgia (15-18 Mei 2008) tim Indonesia berhasil memboyong dua medali emas. Dalam kegiatan tersebut, Indonesia mengirimkan dua tim. Tim pertama, dalam bidang Mathematics-Computer
Application,
dengan
proyeknya
berjudul
Numerical Solution of Heat Equation. Sedangkan tim kedua, adalah bidang Biologi, dengan proyek yang berjudul Neutralizing Contaminated See Water By Mangroves. Di tingkat Sekolah Dasar, tim Indonesia yang terdiri dari delapan siswa SD dari Jakarta, Bekasi, Semarang dan Surabaya meraih lima medali emas dan satu perak untuk kontes individu dan The Best Overall team sebagai grand Champion dalam Kontes Matematika ”The 12nd Po Leng Kuk Elementary International Contest for Math”, di Hongkong, 12-15 Juli 2008. Prestasi ini mengalami peningkatan yang sangat membanggakan dibandingkan prestasi tahun 2007 yang lalu, di mana tim Indonesia hanya meraih satu emas. Ini merupakan sebuah prestasi luar biasa, karena dari dua tim yang dikirim seluruhnya mampu memberikan yang terbaik, apalagi peserta masih anak-anak, namun memiliki prestasi sangat membanggakan. Pada kesempatan yang berbeda putra-putri Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa dalam Kejuaraan Olimpiade Fisika Asia ke 9 di Mongolia 20-28 April 2008. Tim Olimpiade Fisika Indonesia mempersembahkan 3 emas, 1 perak, 1 perunggu dan 4 Honorable Mention. Dalam kompetisi ini Indonesia berhasil meraih peringkat kedua
54
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
perolehan jumlah medali emas terbanyak, di bawah Cina. Urutan negara dengan perolehan medali emas terbaik dalam olimpiade fisika ke 9 adalah Tiongkok 8 emas, Taiwan 2 emas, Vietnam 2 emas, Thailand 1 emas dan Singapura 1 emas. Sementara, Tim Olimpiade Kimia Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) ke-40 pada 12-21 Juli 2008 di Budapest, Hungaria berhasil memboyong satu medali emas, satu perak dan satu perunggu. Peroleham medali ini melebihi target yang ditetapkan yakni dua perak dan dua perunggu, dan sekaligus persembahan medali emas sejak keikutsertaan Indonesia pada tahun 1997. Tim IChO tersebut bersaing dengan 261 peserta lainnya dari 73 negara. Sementara itu, Tim Olimpiade Biologi Indonesia di Kejuaraan Olimpiade Biologi Internasional ke-19 di Mumbai, India 13-20 Juli 2008 berhasil mendapatkan dua medali perak. Kompetisi ini diikuti oleh 55 negara dengan 220 siswa peserta. Walaupun belum berhasil mendapatkan emas, secara keseluruhan, hasil tersebut cukup mengejutkan sekaligus menggembirakan bagi tim karena semua siswa baru pertama kali mengikuti event International Biology Olympiad (IBO) maupun lomba internasional lainnya. Sedangkan pada kejuaraan Olimpiade Biologi Internasional tahun 2007, tim olimpiade berhasil meraih satu emas, satu perak dan satu perunggu. Prestasi siswa/siswi pada semester satu 2008 ditutup melalui kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang meraih dua emas, 2 perak dan satu perunggu dari ajang internasional Olimpiade Fisika Dunia 2008 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam. Perolehan medali ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, tim olimpiade memperoleh 1 emas, 3 perak dan 1 perunggu. Pada Kejuaraan Olimpiade Informatika Internasional atau International Olympiad in Informatics (IOI) ke-20 di Kairo, Tim Olimpiade Komputer Indonesia berhasil merebut 1 medali emas dan 3 perunggu, meningkat
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
55
dibandingkan tahun 2007 dengan perolehan 4 medali perunggu. Penantian yang sangat panjang sejak medali emas pertama sebelumnya yaitu pada IOI ke-9 tahun 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Ini menjadi kado dari Tim Olimpiade Indonesia untuk hari ulang tahun kemerdekaan bangsa. Perolehan ini menjadi prestasi terbaik yang dicapai oleh tim olimpiade Komputer Indonesia selama 14 kali mengikuti IOI. IOI ini diikuti oleh lebih dari 285 peserta dari 80 negara. Dalam klasemen umum, kita boleh berbangga karena prestasi siswa/siswa Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dari prestasi siswa/siswa dari negara maju seperti Inggris, Belanda, Canada, Swedia, Perancis, Spanyol juga Denmark. Sedangkan juara umum diraih oleh tim dari Cina yang meraih 3 medali emas. Di tingkat Perguruan Tinggi, sebanyak 10 mahasiswa dari enam perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Telkom mewakili Indonesia pada International Scientic Olympiad on Mathematics (ISOM), di Iran dan International Mathematics Competition for University Student di Blagoevgard, Bulgaria. Selain itu pada tahun 2008, juga dilaksanakan Olimpiade Sains Nasional 2008 bidang informatika. Propinsi DKI Jakarta yang diwakilkan
8
peserta
meraih
predikat
juara
umum,
berhasil
mengumpulkan 3 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu. Selain itu, DKI Jakarta meraih kriteria The Best Programming dan The Best Analytics. DKI Jakarta dapat merebut kembali posisinya, yang sebelumnya di tahun 2007 digeser oleh Propinsi Banten. Selanjutnya propinsi-propinsi di luar Pulau Jawa mulai menujukkan kemampuan menggeser propinsi-propinsi dari Pulau Jawa. Jambi menempati urutan kedua dan Sumatera Utara menempati urutan ketiga. Diikuti berturut-turut Jawa Barat, Jawa Timur,
56
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Jawa Tengah dan DIY (Jateng dan DIY dengan perolehan yang sama). Setelah itu, Riau dan Sumatera Barat masing-masing berhasil merebut medali perak dan ini merupakan catatan prestasi terbaik tersendiri bagi masing-masing propinsi tersebut. Sulawesi Selatan sebagai tuan rumah telah meningkatkan prestasinya dengan meraih 3 perunggu dengan catatan, satu perunggu berada di perbatasan perak-perunggu. Gorontalo berhasil meraih 1 perunggu, sehingga menambah daftar propinsi yang pernah mendapatkan medali di OSN bidang Komputer. Hal yang paling menarik dari hasil OSN 2008 Informatika ini adalah pertama kali peserta siswi mampu membuat prestasi dan berhasil menumbangkan mitos selama ini di OSN. Ellensi peserta putri dari DKI Jakarta, The Best Programmer ini mampu menunjukkan kemampuannya menempati
peringkat
pertama.
Semoga
posisinya
ini
selalu
dipertahankannya di tahap-tahap seleksi selanjutnya menuju 4 besar finalis TOKI 2009 hingga untuk pertama kalinya nanti Indonesia diwakilkan oleh peserta puteri.
6.2.6 Prestasi Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
Pemuda sebagai pilar bangsa, dituntut kepeloporannya dapat melakukan mengatasi
terobosan-terobosan masalah-masalah
dengan
yang
memberikan
dihadapi
bangsa
kontribusi Indonesia.
Pemerintah melalui program kerja kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Menpora) terus memperhatikan keberadaan pemuda di tanah air. Pengakuan dan penghargaan terhadap pemuda perlu dilakukan. Kantor Menpora, terus menggalakkan pemilihan seleksi Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (SP-3) Tahun 2006. Dengan visi terwujudnya masyarakat desa yang ditopang oleh produktivitas kegiatan ekonomi dan industri yang berbasis sumber daya lokal dan didukung oleh budaya generasi mudanya dan misi menggerakkan dan membangun
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
57
pedesaan melalui penyediaan sumber daya pemuda berpendidikan tinggi dan terlatih sebagai mitra masyarakat dalam pengembangan sumber daya yang dimiliki; mengembangkan berbagai kegiatan produktif berbasis potensi desa yang bermakna terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat desa; memacu tumbuhnya budaya kerja yang produktif, efektif, dalam bingkai kebersamaan dan kekeluargaan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa; membentuk kepribadian pemuda agar memiliki jiwa kesukarelawanan, kepeloporan, kepemimpinan, dan kewirausahaan sehingga mampu menghadapi masalah-masalah kompleks dalam kehidupan masyarakat; meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan
serta
pengalaman
pemuda
dalam
pemberdayaan
masyarakat; dan mewujudkan cita-cita dan idealisme generasi muda sebagai warga negara Indonesia yang potensial sekaligus sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Program SP-3 ini merupakan program strategis yang mempunyai dampak berganda (multiplier effect). Di antaranya dampak terhadap pembangunan
daerah,
dampak
pembangunan
ekonomi,
dan
ketenagakerjaan. Sejak diluncurkan tahun 1989 sampai 2006, telah diterjunkan sejumlah 14.816 orang sarjana dalam tujuh belas angkatan (lihat Lampiran 28). Para sarjana tersebut berasal dari berbagai disiplin ilmu dan telah mengerjakan berbagai kegiatan di perdesaan. Salah satu aktivitas penting dan menjadi ciri program SP-3 adalah di bidang ekonomi.
58
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Gambar 6.1: Jumlah SP-3 menurut Angkatan 1800
1600 1500 1500
1600
1400
1400
Jumlah SP-3
1400 1200 1000
900 796 800
800
850
800 600
405
514 467 490
465 475
400 200
0
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Angkatan
Sejak awal penempatannya, SP-3 telah diarahkan agar dapat melakukan upaya pengembangan potensi sumber daya alam desa dan kejeniusan lokal menjadi sumber daya ekonomi yang produktif, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan penduduk desa. Upaya-upaya tersebut akan dapat dicapai melalui strategi menumbuhkembangkan karakter dan budaya wirausaha, khususnya pada kelompok masyarakat usia pemuda di Indonesia. Jenis penugasan SP-3 yang fleksibel (tidak harus membuka usaha ekonomi
produktif)
menyebabkan
aktivitas
SP-3
lebih
banyak
dilaksanakan dalam bentuk partisipasi dalam program pembangunan yang ada di desa, seperti bidang pendidikan, keagamaan, olahraga, seni dan budaya, dan lain-lain. Aktivitas di bidang ekonomi dilaksanakan dalam bentuk pembinaan kelompok-kelompok usaha masyarakat yang dikaitkan dengan program lintas sektor, misalnya KUKM, perindustrian, dan program life skills dari Depdiknas. Program SP-3 yang manfaatnya dirasakan
oleh
masyarakat,
memiliki
dimensi
kepeloporan,
kepemimpinan dan kewirausahaan. Menjadi anggota Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (SP-3) bukan merupakan perkara mudah. Tugas berat telah menanti
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
59
mereka, saat ditempatkan di suatu desa. Berhadapan dengan masyarakat yang dimungkinkan mempunyai karakter dan kebiasaan yang berbeda. Kendala komunikasi antara SP-3 dengan warga dimaklumkan karena yang
datang
adalah
sarjana
dan
masyarakat
umumnya
tidak
berpendidikan setinggi peserta SP-3. Pada saat inilah, peserta dituntut untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Di awal program, peserta harus mampu meyakinkan warga binaan. Pendekatan harus tetap dilakukan. Pada umumnya, mencairnya hubungan
antara dua belah
pihak setelah warga melihat bahwa peserta SP-3 menunjukkan itikad baik dan tulus mendampingi mereka. Peserta SP-3 juga harus membuat proposal kegiatan. Seperti apa usulan prosal kegiatan. Usulan program yang baik harus jelas, realistis, dapat direalisasikan, dan dikomunikasikan kepada warga. Proposal ini lantas di kompetisikan dengan peserta SP-3 lainnya di tingkat propinsi. Peserta yang lolos sampai tingkat nasional, maka peserta SP-3 harus mampu menjelaskan dan berargumentasi dengan tim penilai dan peserta lainnya. Pada tahun 2006, dari 30 peserta tingkat nasional dipilih 17 besar. Selanjutnya disaring lagi menjadi 6 besar. SP-3 yang berprestasi di enam besar inilah yang kemudian diterima Wakil Presiden saat perayaan Sumpah Pemuda sebagai motivasi untuk menggerakkan pemuda di daerah-daerah. SP-3 berprestasi juara pertama diraih dari Jawa Tengah, Tri Wahyuni, S.Psi dengan program yang diajukan: pemanfaatan potensi alam melalui pelatihan bambu; pendampingan pada lembaga/ organisasi seperti karang taruna, kelompok tani, dll; pendirian kios untuk distribusi pupuk kimia; dan pengajuan kejar paket C secara swadaya. Sedangkan juara kedua adalah Gustamin program yang
diajukan:
pengembangan
tanaman
Lawani, S.Ag dari Gorontalo dengan
pembukaan vanile;
jalan
usaha
pengembangan
tani
jagung
4
km;
hibrida;
pengembangan kecamatan dan program dana mandiri desa, diikuti oleh
60
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Titik Suprapti, SP dari Sumatera Utara di posisi ketiga dengan program yang diajukan adalah pengembangan tanaman cabe organik dan coklat baik dari sisi teknik budi daya, termasuk penanggulangan hama dan penyakit serta peningkatan produksi tanaman. Sedangkan Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur masing-masing berada di posisi ke empat dan ke lima.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
61
62
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB
7
Proyeksi Pemuda
Bab berikut membahas mengenai perhitungan dan hasil proyeksi pemuda pada kurun 2005 – 2015. Proyeksi pemuda dipandang perlu disajikan dalam laporan ini karena diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat perencanaan pembangunan kepemudaan. Isu sentral tentang kepemudaan tidak lepas dari permasalahan pendidikan dan ketenagakerjaan (pengangguran). Oleh karena itu untuk membuat perencaan yang lebih terarah dalam menyusun kebijakan ke depan diperlukan proyeksi. Pembahasan meliputi metode proyeksi, sumber data dasar proyeksi, asumsi-asumsi yang digunakan dalam membuat proyeksi, dan pembahasan hasil proyeksi.
7.1 Metode Proyeksi
Penghitungan
proyeksi
pemuda
didasarkan
pada
proyeksi
penduduk Indonesia tahun 2005 – 2015 yang telah dilakukan oleh BPS. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponenkomponen. Perubahan penduduk seperti kelahiran, kematian dan perpindahan adalah kejadian yang paling mungkin terjadi selama periode
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
63
proyeksi. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur umur penduduk di masa yang akan datang. Khusus komponen perpindahan meskipun secara nasional dapat diabaikan,
akan
tetapi
pada
level
propinsi
mustahil
untuk
mengabaikannya. Kemustahilan ini didukung dengan pola persebaran penduduk yang menunjukkan adanya peningkatan persentase penduduk di luar Pulau Jawa. Bertambahnya komposisi persebaran penduduk di luar Pulau Jawa diyakini bukan hanya semata-mata akibat dari perubahan komponen alamiah, kelahiran dan kematian. Melainkan dipengaruhi pula oleh
perpindahan
penduduk,
terutama
dengan
adanya
proram
transmigrasi. Proyeksi penduduk Indonesia disajikan dalam kelompok umur 5 tahunan, mulai dari kelompok umur 0-4 tahun sampai kelompok umur 75+. Untuk menghitung proyeksi pemuda yaitu penduduk yang berumur 18-35 tahun, maka cukup dengan memecah kelompok umur 15-19 dan kelompok umur 35-39 sehingga diperoleh umur 18-19 tahun dan 35 tahun. Pemecahan kelompok umur dilakukan dengan formula interpolasi Korup King’s. Perhitungan dilakukan pada data setiap propinsi per jenis kelamin. Jumlah pemuda per jenis kelamin Indonesia merupakan jumlah pemuda menurut jenis kelamin seluruh propinsi.
7.2 Hasil Proyeksi
Perhitungan proyeksi menghasilkan perkiraan jumlah pemuda pada tahun 2015 sekitar 75 juta jiwa. Ini berarti jumlah pemuda bertambah sekitar 3 juta dibandingkan jumlah pemuda pada tahun 2005 yang berjumlah sekitar 72 juta jiwa (Tabel 7.1). Pertambahan jumlah pemuda selama periode proyeksi terutama disebabkan kenaikan jumlah pemuda pada kelompok usia 30-35 tahun. Pemuda pada kelompok ini berjumlah sekitar 22 juta pada tahun 2005 bertambah menjadi sekitar 25
64
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
juta pada tahun 2015 (Gambar 7.1). Sebaliknya pada usia 18-19 tahun mulai tahun 2008 mengalami penurunan. Meskipun penurunan jumlah pemuda usia 18-19 cukup signifikan, sampai tahun 2015 telah menyebabkan pertumbuhan pemuda menjadi negatif. Kenyataan ini menunjukkan bahwa program keluarga berencana yang mengendalikan pertumbuhan penduduk dari aspek fertilitas dan program pelayanan kesehatan yang berusaha “memperpanjang” usia penduduk mulai terlihat pengaruhnya dalam memperlambat pertumbuhan pemuda mulai tahun 2008. Gambar 7.1: Proyeksi Pemuda menurut Kelompok Umur, 2005-2015 (ribuan) 23000
18-19 20-24
20000
25-29 30-35 17000
14000
11000
8000 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
tahun
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
65
66
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
21.115.2
19976.4
22018.2
20-24
25-29
30-35
72251.5
36606.1
Perempuan
Total
35645.5
Laki-Laki
Jenis Kelamin
9.141,7
(2)
2005
72.564,3
36.721,2
35.843,1
22.482,5
20.144
21.069,6
8.868,1
(3)
2006
(dalam ribuan)
73.116
36.912,2
36.203,8
22.777
20.385,3
21.051,5
8.902,2
(4)
2007
73.660,9
37.106,9
36.554
23.156
20.504
21.090,6
8.910,3
(5)
2008
74.127,2
37.256
36.871,1
23.446,1
20.627,1
21.121,2
8.932,7
(6)
2009
74.370
37.283,6
37.086,4
23.677,7
20.734,3
21.146,3
8.811,7
(7)
2010
74.854,9
37.441,1
37.413,8
23.871,1
2.0807,5
21.166,8
9.009,5
(8)
2011
74.822,1
37.343,8
37.478,4
24.043,6
20.835,1
21.181,1
8.762,3
(9)
2012
Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda 2006-2015 menurut Kelompok Umur
18-19
Kelompok Umur
(1)
Kelompok Umur/ Jenis Kelamin
Tabel 7.1:
74.851
37.275,8
37.575,1
24.249,7
20.874,5
21.090,9
8.635,9
(10)
2013
74.850,6
37.199,8
37.650,7
24.399,4
20.920,3
21.000,6
8.530,2
(11)
2014
74.808,2
37.107,5
37.700,8
24.510,4
20.962,1
20.910,3
8.425,4
(12)
2015
Hasil proyeksi memperlihatkan komposisi pemuda menurut kelompok umur dari 2005 ke 2015 mengalami pergeseran dari umur muda ke umur lebih tua. Pada tahun 2005 komposisi pemuda 41,8 persen berusia 18-24 tahun dan 58,2 persen berusia 25-35 tahun. Pada tahun 2015 komposisi ini bergeser menjadi 39,3 persen pemuda berusia 18-24 dan selebihnya 60,7 persen berusia 25-35 tahun. ditinjau
dari
Pergeseran ini
pandangan ekonomi merupakan bonus kependudukan
(demographic bonus). Artinya pada masa tersebut Indonesia berada dalam posisi menguntungkan untuk investasi ekonomi karena biaya sosial untuk kelompok umur muda berkurang sementara potensi tenaga kerja meningkat. Komposisi pemuda menurut jenis kelamin meskipun belum terlihat nyata namun menunjukkan adanya pergeseran. Pada tahun 2005 pemuda berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding pemuda berjenis kelamin laki-laki. Komposisinya adalah 51,1 persen perempuan dan 49,8 persen laki-laki. Pada tahun 2015 keadaan berbalik, 49,6 persen perempuan dan 50,4 persen laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 pemuda berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan (Tabel 7.2).
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
67
Tabel 7.2:
Perbandingan Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda, Tahun 2015 Jumlah Pemuda
Persentase
Kelompok Umur/ Jenis Kelamin
2005
2015
2005
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kelompok Umur 18-19
9.141,7
8.425,4
12,3
11,3
20-24
21.115,2
20.910,3
29,5
28,0
25-29
19.976,4
20.962,1
27,8
28,0
30-35
22.018,2
24.510,4
30,4
32,8
Laki-Laki
35.645,5
37.700,8
49,8
50,4
Perempuan
36.606,1
37.107,5
51,1
49,6
72.251,5
74.808,2
100,0
100,0
Jenis Kelamin
Total
Sumber: BPS
Distribusi pemuda menurut propinsi sangat bervariasi. Seperti halnya persebaran penduduk, konsentrasi pemuda kebanyakan di Pulau Jawa terutama di Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Lampiran 29). Meskipun demikian telah tampak mulai ada pergeseran konsentrasi dari tahun 2005 sampai 2015. Pada tahun 2005 persentase pemuda di Pulau Jawa sebanyak 58,3 persen menurun menjadi 55,6 persen pada tahun 2015 (lihat Gambar 7.2). Gambar 7.2: Persentase Pemuda menurut Pulau, 2005-2015 58.3
60
55.6
50
Persentase
40
2005 2015
30 23.1
21.2
20
10
5.5 5.1
6
5.7
7.5
7.4 1.2 0.9
1.3
1.2
68
Papua
Maluku
Sulawesi
Kalimantan
Bali-Nusa Tenggara
Jawa
Sumatera
0
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
BAB Pemuda dan Pengentasan Kemiskinan
8
Pemuda sebagai bagian dari masyarakat akan mempunyai andil yang besar dalam ikut memecahkan berbagai permasalahannya. Salah satu permasalahan tersebut adalah kemiskinan yang pemuda juga ikut terkena dampaknya secara langsung. Pemuda dapat menjadi subjek dan objek dari penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan. Peran serta pemuda dalam program penanggulangan kemiskinan berpotensi besar karena
pemuda
mempunyai
kelebihan
dibandingkan
kelompok
masyarakat lainnya (orang tua maupun anak-anak). Informasi karakteristik rumah tangga miskin dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin umumnya dan pemuda khususnya. Pemuda yang dapat terentaskan dari kemiskinan akan memutuskan mata rantai lingkaran kemiskinan (cycled poverty) dari rumah tangga tersebut. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
69
Di samping tersedianya data makro yang akurat, ketersediaan profil kemiskinan menjadi sangat penting agar kebijakan program penanggulangan kemiskinan menjadi tepat sasaran dan dapat difokuskan sesuai dengan kebutuhan penduduk miskin tersebut. Profil kemiskinan diharapkan dapat mengungkap persoalanpersoalan mendasar yang dihadapi oleh penduduk miskin dan akar persoalan yang selalu menjerat penduduk miskin sehingga tidak mampu terbatas dari kemiskinan dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi penduduk miskin dari segmen petani gurem bisa berakar dari asetnya yang justru terlalu kecil, atau dari persoalan alam dan infrastruktur dalam bentuk irigasi yang tidak mendukung, dan sebagainya. Akar permasalahan pedagang kecil, pengrajin kecil, pemulung di kota, pengangguran, buruh musiman, dan sebagainya bisa berbeda. Profil kemiskinan juga diharapkan dapat mendukung usaha-usaha menurunkan kemiskinan agregat melalui sasaran wilayah geografis. Pemahaman menyeluruh mengenai karakteristik sosial demografi dan dimensi ekonomi penduduk miskin diharapkan mampu membantu perencanaan, pengawasan, dan evaluasi dari program penanggulangan kemiskinan yang efektif dan efisien. Profil kemiskinan semestinya menyajikan informasi mengenai akar permasalahan yang dihadapi oleh berbagai segmen penduduk miskin dan sasaran geografis.
Profil kemiskinan diharapkan mampu
menjawab tentang apakah permasalahan lebih berakar pada orangnya, masalah
infrastruktur/struktural
sebagainya.
atau
masalah
dan
Informasi yang tersedia dalam Susenas tidak dapat
mengungkapkan
persoalan
tersebut
secara
tuntas,
merupakan informasi tentang karakteristik rumah
70
ketrampilan,
karena
lebih
tangga miskin.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Namun demikian, perbedaan karakteristik rumah tangga miskin dan rumah tangga tidak miskin dapat mengungkap beberapa catatan mengenai persoalan mendasar kemiskinan.
8.1 Rata-Rata Umur Kepala Rumah Tangga Miskin
Rata-rata umur kepala rumah tangga digunakan untuk melihat distribusi umur dan produktifitas kerja dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Meskipun demikian hubungan antara kedua variabel tersebut tidak selalu linier. Dari Tabel 8.1 terlihat bahwa rata-rata umur kepala rumah tangga miskin tercatat 49,03 tahun pada tahun 2007. Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata umur kepala rumah tangga tidak miskin yang tercatat 48,00 tahun. Apabila dilihat antara daerah, rata-rata umur kepala rumah tangga miskin di perkotaan relatif sama dibandingkan dengan di perdesaan yaitu 49,44 tahun dan 48,75 tahun. Tetapi pada rumah tangga tidak miskin rata-rata umur kepala rumah tangga di perkotaan sedikit lebih muda yaitu 47,32 tahun dibandingkan dengan di perdesaan sebesar 48,73 tahun. Perkembangan rata-rata umur kepala rumah tangga miskin relatif tetap dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin belum dapat meningkatankan kesejahteraannya. Rata-rata selisih umur kepala rumah tangga miskin selama dua tahun sekitar dua tahun juga. Hal yang sama ditunjukkan juga oleh pemuda yang sebagai kepala rumah tangga tidak miskin. Selanjutnya, karakteristik sosial demografi juga diuraikan meliputi rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin, persentase wanita sebagai kepala rumah tangga, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga (dilihat dari indikator rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
71
tangga). Keempat karakteristik sosial demografi tersebut dibandingkan dengan melihat proporsi rumah tangga (Head Count Index) yang dikategorikan sebagai miskin dan tidak miskin (Tabel 8.1). Tabel 8.1:
1.
Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, 2007
Karakteristik Rumah tangga/Daerah
Miskin
(1)
(2)
Tidak Miskin (3)
Rata-rata jumlah anggota rumah tangga:
4,90
4,09
- Perkotaan (K)
4,64
3,85
- Perdesaan (D)
4,74
3,97
- Perkotaan (K)
13,18
15,17
- Perdesaan (D)
12,17
13,33
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
12,58
14,28
- Perkotaan (K)
49,44
47,32
- Perdesaan (D)
48,75
48,73
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
49,03
48,00
- Perkotaan (K)
5,14
8,54
- Perdesaan (D)
3,91
5,47
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
4,41
7,05
- Perkotaan + Perdesaan (K+D) 2.
3.
4.
Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga:
Rata-rata usia kepala rumah tangga (tahun):
Rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga:
Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS
72
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tabel 8.2:
1.
Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah tangga Tidak Miskin Menurut Daerah, Tahun 2005
Karakteristik Rumah tangga/Daerah
Miskin
Tidak Miskin
(1)
(2)
(3)
4,76
3,94
4,78
3,77
4,78
3,85
a. Perkotaan (K)
15,26
13,22
b. Perdesaan (D)
11,00
12,06
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
12,34
12,61
a. Perkotaan (K)
47,98
44,95
b. Perdesaan (D)
47,58
46,84
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
47,71
45,94
a. Perkotaan (K)
5,15
8,62
b. Perdesaan (D)
4,21
5,60
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
4,50
7,03
Rata-rata jumlah anggota rumah tangga: a. Perkotaan (K) b. Perdesaan (D) c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
2.
3.
4.
Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga:
Rata-rata usia kepala rumah tangga (tahun):
Rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga:
Sumber : Susenas Panel Maret 2005, BPS
Rumah tangga miskin cenderung mempunyai jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar. Hal ini dipercaya karena rumah tangga miskin cenderung mempunyai tingkat kelahiran yang tinggi. Tingkat kematian anak pada rumah tangga miskin juga relatif tinggi akibat kurangnya pendapatan dan akses kesehatan serta pemenuhan gizi anak mereka. Dengan demikian jumlah anggota rumah tangga yang besar dapat menghambat peningkatan sumberdaya manusia masa depan, yang dalam hal ini adalah anak-anak. Dari Tabel 8.1 dan Tabel 8.2 terlihat secara rata-rata jumlah anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin di Indonesia pada tahun 2007 dan tahun 2005, yaitu 4,74 orang yaitu tercatat 4,90 orang di perkotaan dan 4,64 orang di perdesaan tahun 2007. Sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga tidak miskin pada
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
73
tahun yang sama sebesar 3,97 orang yaitu tercatat 4,09 orang di perkotaan dan 3,85 orang di perdesaan. Indikasi ini membuktikan bahwa rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin. Tampak pula bahwa rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin dan tidak miskin di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan. Akhir-akhir ini mulai bergulir berbagai tuntutan dan kebijakan dalam menyikapi isu kesetaraan jender dalam menghadapi kemajuan pembangunan dan teknologi informasi yang semakin pesat. Akan tetapi secara umum peran wanita (pemudi) sebagai kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya biasanya akan mengalami banyak kendala dibanding dengan peran laki-laki sebagai kepala rumah tangga. Hal ini berkaitan dengan kodrat wanita yang harus berperan ganda di dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan ibu yang harus melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anaknya. Dari Tabel 8.1 terlihat bahwa distribusi persentase wanita sebagai kepala rumah tangga miskin pada tahun 2007 mencapai 12,58 pesen sedangakn pada kelompok rumah tangga tidak miskin tercatat 14,28 persen. Selain itu juga terlihat adanya kecenderungan bahwa persentase wanita sebagai kepala rumah tangga di perkotaan lebih tinggi dibanding di perdesaan, hal ini berlaku baik pada kelompok rumah tangga miskin maupun rumah tangga tidak miskin. Tabel 8.1 juga menunjukkan bahwa rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga miskin lebih pendek dibandingkan dengan kepala rumah tangga tidak miskin, yaitu 4,41 tahun dibandingkan dengan 7,05 tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah yang dijalani kepala rumah tangga miskin di perkotaan lebih lama
dibandingkan dengan di
perdesaan, yaitu sebesar 5,14 tahun dibandingkan dengan 3,91 tahun. Keadaan ini diduga karena sarana dan prasarana fasilitas pendidikan di
74
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
perkotaan pada umumnya lebih baik dan lebih lengkap dibanding di perdesaan, di samping kondisi ekonomi dan kesadaran masyarakat di perkotaan akan pentingnya pendidikan lebih baik dibandingkan dengan di perdesaan. Tabel 8.3:
1.
Persentase Rumah tangga Miskin, Tidak Miskin, dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga, Tahun 2007
Karakteristik Rumah tangga/Daerah
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
86,82
13,18
87,83
12,17
87,42
12,58
- Perkotaan (K)
84,83
15,17
- Perdesaan (D)
86,67
13,33
85,72
14,28
- Perkotaan (K)
11,99
10,37
- Perdesaan (D)
17,45
15,99
14,75
13,00
Rumah tangga Miskin: - Perkotaan (K) - Perdesaan (D) - Perkotaan + Perdesaan (K+D)
2.
Rumah tangga Tidak Miskin:
- Perkotaan + Perdesaan (K+D) 3.
Head Count Index:
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS
Di samping distribusi rumah tangga miskin dan tidak miskin menurut jenis kelamin kepala rumah tangga, pada Tabel 8.3 ditunjukkan pada Head Count Index (besarnya persentase rumah-tangga miskin dari jumlah rumah tangga menurut jenis kelamin kepala rumah tangga). Head Count Index untuk rumah tangga yang dikepalai oleh wanita tercatat sebesar 13,00 persen, artinya dari jumlah rumah tangga yang dikepalai wanita ternyata ada sekitar 13,00 persen yang dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Sedangkan dari jumlah rumah tangga yang dikepalai laki-laki ternyata ada sekitar 14,75 persen yang dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Dilihat menurut daerah, persentase rumah tangga miskin yang dikepalai oleh wanita tercatat
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
75
sebesar 10,37 persen di perkotaan dan 15,99 persen di perdesaan. Demikian pula persentase rumah tangga miskin yang dikepalai oleh lakilaki tercatat lebih sedikit di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu sebesar 11,99 persen di perkotaan dan 17,45 pesen di perdesaan. Tabel 8.4:
1.
Persentase Rumah tangga Miskin, Tidak Miskin, dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga, Tahun 2005
Karakteristik Rumah tangga/Daerah
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
84,74
15,26
89,00
11,00
87,66
12,34
- Perkotaan (K)
86,78
13,22
- Perdesaan (D)
87,94
12,06
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
87,39
12,61
- Perkotaan (K)
8,83
10,27
- Perdesaan (D)
16,48
15,10
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
13,05
12,77
Rumah tangga Miskin: - Perkotaan (K) - Perdesaan (D) - Perkotaan + Perdesaan (K+D)
2.
3.
Rumah tangga Tidak Miskin:
Head Count Index:
Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS
8.2 Distribusi Kemiskinan Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga
Kondisi Maret Tahun 2007, distribusi persentase pemuda sebagai kepala rumah tangga menurut propinsi dan jenis kelamin, pada Tabel 8.5 ditunjukkan besarnya persentase rumah-tangga miskin dari jumlah rumah tangga menurut jenis kelamin kepala rumah tangga. Persentase untuk rumah tangga miskin yang dikepalai oleh laki-laki tertinggi tercatat di Propinsi Bali sebesar 96,56 persen, artinya dari jumlah rumah tangga miskin yang dikepalai pria ternyata ada sekitar 96,56 persen. Diikuti oleh Propinsi Maluku Utara dan Gorontalo masing-masing sebesar 96,37 persen dan 95,48 persen. Sedangkan dari jumlah rumah tangga miskin
76
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
yang dikepalai wanita tertinggi tercatat di Propinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 14,29 persen. Diikuti oleh Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Sulawesi Selatan masing-masing sebesar 14,29 persen dan 13,23 persen. Tabel 8.5:
Persentase Rumah Tangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007 Propinsi
Laki-laki
Perempuan
(1) Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(3) 85,71 90,63 87,40 92,25 91,15 93,34 93,29 94,21 87,74 91,97 89,50 91,51 91,86 88,27 88,29 89,25 96,56 83,09 91,83 92,61 91,94 87,03 92,89 93,95 94,68 86,77 90,09 95,48 91,71 94,57 96,37 93,90 94,83
(5) 14,29 9,37 12,60 7,75 8,85 6,66 6,71 5,79 12,26 8,03 10,50 8,49 8,14 11,73 11,71 10,75 3,44 16,91 8,17 7,39 8,06 12,97 7,11 6,05 5,32 13,23 9,91 4,52 8,29 5,43 3,63 6,10 5,17
Indonesia
90,59
9,41
Sumber: Susenas Panel Maret 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
77
Tabel 8.6 menyajikan persentase pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin menurut propinsi dan pendidikan. Dari tabel tersebut tercatat 41,74 persen pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin tidak tamat SD. Persentase untuk rumah tangga miskin untuk tidak tamat SD tertinggi tercatat di Propinsi Gorontalo sebesar 57,57 persen. Sedangkan terendah tercatat di Propinsi DKI Jakarta sebesar 19,58 persen. Selanjutnya, kepala rumah tangga miskin menurut jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 38,82 persen yang berhasil tamat SD; sebesar 11,45 persen yang berhasil tamat SLTP; sebesar 7,50 persen yang berhasil tamat SLTA; dan sebesar 0,49 persen yang berhasil tamat Perguruan Tinggi. Sedangkan Tabel 8.7 terlihat perbedaan signifikan sumber penghasilan menurut propinsi dan lapangan pekerjaan. Terlihat bahwa mereka yang tidak bekerja sebesar 8,2 persen. Persentase untuk rumah tangga miskin untuk tidak bekerja tertinggi tercatat di Propinsi DKI Jakarta sebesar 17,48 persen. Sedangkan terendah tercatat di Propinsi Maluku sebesar 2,45 persen; bekerja di sektor pertanian sebesar 59,18 persen, bekerja di sektor Industri sebesar 5,38 persen; dan selebihnya 27,25 persen bekerja di sektor lainnya. Pola distribusi tersebut mengindikasikan bahwa lebih dari separuh kepala rumah tangga miskin menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Tabel 8.8 Menyajikan persentase pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin menurut propinsi dan status pekerjaan. Terlihat bahwa terdapat 59,85 persen kepala rumah tangga miskin berusaha sendiri. Berikutnya terdapat 2,16 persen kepala rumah tangga yang berstatus sebagai buruh dibantu buruh tetap dan buruh tidak tetap; terdapat 28,43 persen berstatus sebagai pekerja dibayar (buruh/karyawan/pegawai, pekerja bebas di pertanian, dan pekerja bebas di non pertanian); dan 1,36 persen berstatus sebagai pekerja tidak dibayar.
78
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tabel 8.6:
Distribusi Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Propinsi dan Pendidikan, Tahun 2007
Propinsi
Tidak/belum tamat SD
SD
SLTP
SLTA
PT
(1) Nangroe Aceh Darussalam
(2) 31,77
(4) 37,68
(5) 18,08
(6) 11,67
(7) 0,80
Sumatera Utara
29,20
32,36
21,37
16,34
0,73
Sumatera Barat
45,72
30,73
13,94
9,11
0,49
Riau
36,21
36,76
16,18
9,83
1,01
Jambi
41,14
39,63
11,85
6,83
0,55
Sumatera Selatan
33,15
44,79
11,95
10,01
0,11
Bengkulu
35,02
36,34
15,74
12,76
0,15
Lampung
44,40
33,53
14,05
7,90
0,11
Bangka Belitung
48,92
35,65
8,73
6,54
0,17
Kepulauan Riau
41,06
25,77
16,04
16,34
0,80
DKI Jakarta
19,58
32,49
28,78
18,57
0,58
Jawa Barat
39,47
48,15
8,55
3,57
0,26
Jawa Tengah
42,36
43,85
8,32
5,11
0,36
DI Yogyakarta
35,20
37,08
17,00
10,51
0,22
Jawa Timur
46,61
37,60
9,44
5,86
0,49
Banten
50,00
36,15
9,92
3,93
0,00
Bali
37,34
38,10
10,76
12,96
0,85
Nusa Tenggara Barat
58,77
25,09
9,75
5,61
0,78
Nusa Tenggara Timur
48,34
36,58
7,77
6,95
0,36
Kalimantan Barat
50,83
30,50
10,02
8,28
0,38
Kalimantan Tengah
23,97
52,55
17,24
5,90
0,33
Kalimantan Selatan
46,75
32,73
13,06
7,33
0,13
Kalimantan Timur
37,70
35,33
14,71
11,57
0,70
Sulawesi Utara
28,74
33,00
23,34
14,75
0,17
Sulawesi Tengah
33,27
40,71
14,87
10,39
0,77
Sulawesi Selatan
52,77
25,95
11,66
8,59
1,03
Sulawesi Tenggara
35,43
33,14
17,62
12,74
1,06
Gorontalo
57,57
33,11
5,13
3,89
0,29
Sulawesi Barat
45,05
36,23
10,58
7,44
0,70
Maluku
20,29
45,65
16,88
15,44
1,75
Maluku Utara
33,50
38,49
16,82
10,39
0,80
Papua Barat
28,17
36,85
15,24
18,10
1,64
Papua
46,50
26,62
12,25
12,85
1,79
Indonesia
41,74
38,82
11,45
7,50
0,49
Sumber: Susenas Panel Maret 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
79
Tabel 8.7:
Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin Menurut Propinsi dan Lapangan Pekerjaan, Tahun 2007
Propinsi
Tidak Bekerja
Pertanian
Industri
lainnya
(1) Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
(2) 6,10 7,95 9,01 8,68 6,24 4,62 2,95 5,74 7,80 10,48 17,48 8,93 8,93 10,71 10,02 10,17 4,28 11,32 3,73 6,83 2,52 8,39 7,86 5,31 2,91 11,01 4,50 2,92 6,11 2,45 4,37 3,55 3,13 8,20
(3) 68,75 64,80 63,45 67,74 69,67 72,49 83,80 71,24 57,84 48,18 1,10 42,91 54,15 46,83 58,66 46,30 54,07 51,57 83,59 74,67 73,31 65,05 62,77 66,45 78,33 63,30 72,43 70,58 81,19 81,07 77,21 68,81 82,78 59,18
(4) 2,48 2,81 2,95 2,59 4,61 2,25 1,88 4,07 1,62 7,64 8,80 7,52 7,94 8,43 5,36 3,81 13,04 7,92 2,05 2,04 1,05 5,05 3,45 2,65 3,98 4,40 3,97 5,30 1,76 3,87 4,10 1,33 0,76 5,38
(5) 22,67 24,44 24,59 20,99 19,48 20,64 11,37 18,95 32,75 33,69 72,62 40,64 28,99 34,03 25,96 39,71 28,61 29,19 10,64 16,46 23,11 21,51 25,92 25,59 14,77 21,28 19,11 21,20 10,93 12,61 14,32 26,31 13,33 27,25
Sumber: Susenas Panel Maret 2007 Catatan: kolom (2) tidak termasuk yang tidak bekerja dengan alasan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja
80
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tabel 8.8:
Persentase Pemuda Sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Status Pekerjaan dan Propinsi, Tahun 2007
Propinsi (1) Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Tidak Berusaha Bekerja Sendiri (2) 6,10 7,95 9,01 8,68 6,24 4,62 2,95 5,74 7,80 10,48 17,48 8,93 8,93 10,71 10,02 10,17 4,28 11,32 3,73 6,83 2,52 8,39 7,86 5,31 2,91 11,01 4,50 2,92 6,11 2,45 4,37 3,55 3,13 8,20
(3) 72,39 61,55 58,30 54,12 62,44 71,38 82,93 65,42 59,58 54,25 39,22 46,62 54,79 58,97 55,89 56,07 61,30 53,98 83,60 74,54 76,78 72,32 66,40 55,62 74,61 72,53 77,35 64,41 81,85 82,84 76,61 75,92 78,53 59,85
Berusaha dibantu Buruh (4) 3,56 1,92 1,54 3,21 1,47 1,89 0,66 1,61 2,39 1,06 1,59 1,53 2,10 0,82 2,80 2,72 0,62 2,80 2,03 1,78 2,62 1,22 1,20 3,35 2,53 2,19 3,35 5,80 3,02 1,22 2,88 1,02 1,40 2,16
Karyawan/ Pekerja Buruh Keluarga (5) 17,13 26,79 28,29 33,65 28,55 20,95 11,69 26,00 28,28 33,84 41,71 42,11 33,08 29,13 29,96 29,78 31,66 30,66 7,09 15,73 17,26 16,66 23,96 34,54 18,58 13,64 13,90 26,50 7,84 8,62 14,44 18,90 10,22 28,43
(6) 0,82 1,79 2,86 0,34 1,30 1,16 1,77 1,24 1,96 0,37 0,00 0,82 1,11 0,37 1,33 1,26 2,15 1,24 3,56 1,14 0,82 1,42 0,58 1,18 1,37 0,63 0,91 0,36 1,18 4,87 1,70 0,60 6,72 1,36
Sumber: Susenas Panel Maret 2007, BPS Catatan: kolom (2) tidak termasuk yang tidak bekerja dengan alasan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
81
8.3 Peran Pemuda dalam Program Penanggulangan Kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah penting yang harus ditanggulangi oleh pemerintah sesuai dengan amanat Undangundang Dasar 1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum. Upaya memajukan kesejahteraan umum ini juga digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Sasaran pemberdayaan itu adalah terciptanya manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam sasaran jangka panjang kedua sasaran ini ditegaskan kembali dengan menggaris bawahi terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan mandiri dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. Beberapa program penanggulangan kemiskinan baik langsung maupun tidak langsung akan bersinggungan dengan peran serta pemuda didalamnya. Seperti program-program berikut.
8.3.1 Program Terpadu Program Keluarga Sejahtera (Prokesra)
Dari waktu ke waktu berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan, antara lain Program Terpadu Program Keluarga Sejahtera (Prokesra) untuk Memantapkan Program Menghapus Kemiskinan
(MPMK)
yang
dicanangkan
oleh
Menteri
Negara
Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1997. Program penghapusan kemiskinan bertolak dari dasar pemikiran sederhana bahwa keluarga tertinggal adalah keluarga yang dalam proses pemberdayaan selama ini belum atau tidak bisa mempergunakan kesempatan yang terbuka karena beberapa alasan. Mereka tidak selalu merupakan keluarga yang anggotanya malas dan
82
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
sedang menganggur, tetapi bisa saja ada yang mempunyai kegiatan sosial-ekonomi dengan penghasilan yang amat kecil, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Filsafat yang mendasari pendekatan pemberdayaan keluarga adalah membantu keluarga itu sendiri agar mampu mengentaskan dirinya sendiri sendiri secara mandiri, lestari dan berjangka panjang.
8.3.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera
Program
pembangunan
keluarga
sejahtera
sesungguhnya
merupakan kelanjutan dari upaya kita membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera yang dimulai sekitar tahun 1970. Program ini dimulai dengan membebaskan keluarga Indonesia dari beban terlalu banyak mempunyai anak. Keberhasilan keluarga ber-KB dilanjutkan dengan membantu memberdayakan mereka dalam berbagai bidang lainnya termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan akhirnya dalam bidang ekonomi. Dukungan untuk pemberdayaan dalam bidang ekonomi tersebut dimulai dengan memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang berhasil dengan bantuan modal usaha, yang akhirnya muncul dan terbentuk
kelompok
“Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Akseptor
(UPPKA)”. Karena keluarga yang bukan peserta KB ingin bergabung, maka kelompok ini kemudian diubah menjadi kelompok “Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Perubahan dari kelompok peserta KB menjadi kelompok ekonomi itu mulai tahun 1994-1995 itu dikembangkan menjadi suatu proses kesadaran masyarakat yang tinggi untuk mempercepat dan memantapkan penghapusan kemiskinan dan kesenjangan yang umumnya melalui
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
83
rangkaian untuk memberdayakan keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera I yang tidak selalu miskin tetapi dengan mudah dapat terjerumus ke lembah kemiskinan. Proses itu sendiri merupakan peristiwa yang bersamaan dengan berkembangnya kelompok-kelompok yang ada dengan berbagai kegiatannya.
8.3.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT)
Program
IDT
yang
pelaksanaannya
dikoordinasikan
oleh
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) adalah salah satu pemicu dan pemacu Gerakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan yang bertujuan membantu 22,5 juta jiwa penduduk miskin. Penduduk miskin sebagian besar berada di desa-desa tertinggal. Karenanya, program IDT diarahkan mempercepat upaya pengurangan jumlah penduduk miskin yang berada di desa-desa tertinggal. Selain itu, karena cukup banyak program sektoral, regional, dan program khusus yang berdampak pada pengurangan
kemiskinan,
program
IDT
juga
bertujuan
mengkoordinasikan pelbagai program itu untuk mencapai sasaran penanggulangan kemiskinan secara lebih terpadu, khususnya di desa tertinggal. Pelaksanaan
program
IDT
ditempuh
melalui
penerapan
komponen-komponen program yang meliputi: (1) dana bantuan modal Rp 20 juta per desa yang diberikan secara langsung kepada penduduk miskin di desa tertinggal, (2) pendampingan kelompok masyarakat penerima dana IDT, dan (3) pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal yang ditetapkan untuk menerima dana bantuan langsung Rp 20 juta pada TA 1994/95 sebanyak 20.633 desa, pada TA 1995/96 ditetapkan 22.094 desa, dan pada TA 1996/97 adalah
84
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
22.054 desa. Setelah tiga tahun anggaran 1994/95-1996/97 program IDT telah menjangkau 28.223 desa yang meliputi 6.440 desa di Jawa-Bali dan 21.783 desa di luar Jawa-Bali yang merupakan 44 persen dari seluruh desa di Indonesia. Anggaran program IDT yang disediakan dalam APBN berupa modal kerja dan hibah bergulir mencapai 1,29 triliun. Modal kerja ini diberikan maksimum Rp 60 juta per desa yang dicairkan dalam periode 3 tahun. Disamping bantuan modal kerja, program IDT menekankan adanya pendampingan, yaitu sebagai pemberi motivasi (motivator), penggerak dinamika masyarakat (dinamisator), pemelancar (fasilitator), dan penghubung kelompok masyarakat miskin dengan pihak luar (komunikator). Penyediaan tenaga pendamping ini pada dasarnya adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Program ini mewajibkan penduduk miskin membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) terdiri atas 20-30 KK. Kegiatan ekonomi yang akan memanfaatkan program IDT dapat diselenggarakan secara berkelompok maupun perorangan sebagai anggota kelompok. Untuk menilai keberhasilan program IDT dan program-program penghapusan kemiskinan lainnya digunakan 4 ukuran, yaitu : (1) penurunan jumlah penduduk miskin, (2) peningkatan pendapatan penduduk miskin, (3) kemandirian usaha-usaha kelompok masyarakat (Pokmas), dan (4) kepedulian warga yang tidak miskin terhadap penduduk miskin.
8.3.4 Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos)
Secara konseptual dan substansial, Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos) berperan dan memberikan sumbangan kepada penghapusan kemiskinan dan program pembangunan keluarga dan penduduk melalui
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
85
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta upaya pengembangan wilayah melalui Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK). Pendekatan utama Prokesos adalah pertumbuhan dan pengembangan dinamika sosial baik perorangan maupun kelompok-kelompok yang ditunjukkan oleh perkembangan prakarsa dan kegiatan mandiri sebagai landasan pengembangan usaha bersama atau koperasi. Langkah-langkah yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Depsos melalui Prokesos dalam rangka Memantapkan Program Menghapus Kemiskinan (MPMK) mencakup : a. Pemantapan posisi peran dan misi Prokesos dalam Prokesra dalam hubungannya dengan instansi terkait dengan kebijaksanaan MPMK, melalui berbagai forum pertemuan lintas sektoral di Bappenas dan kantor Menduk/BKKBN. b. Pemantapan program prioritas dalam lingkup Prokesos yang terkait secara langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan meliputi: 1. Program bantuan kesejahteraan sosial fakir miskin. 2. Program pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat terasing. 3. Program pembinaan keluarga muda mandiri. 4. Program peningkatan peranan wanita bidang kesejahteraan sosial. 5. Program rehabilitasi penyandang cacat. 6. Program pembinaan kesejahteraan sosial anak terlantar. 7. Program pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia. 8. Program pembinaan karang taruna. 9. Program rehabilitasi sosial daerah kumuh. Selama Pelita IV telah dilakukan pemberian bantuan kesejahteraan sosial di 299 desa meliputi 19.450 keluarga fakir miskin dan selama Pelita V sebanyak 2.207 desa mencakup 75.110 keluarga fakir miskin.
86
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Sementara itu, selama tiga tahun pertama Repelita VI pemberian bantuan kesejahteraan sosial tersebut telah mencapai 1.750 desa meliputi 64.370 keluarga.
8.3.5 Program Terkait Lainnya
Di
samping
program-program
Prokesra,
program-program
pemberdayaan keluarga secara langsung maupun tidak langsung tersebut, maka ada beberapa program pembangunan lain yang secara sungguhsungguh akhir-akhir ini mendapat perhatian yang sangat besar. Programprogram itu digolongkan dalam dua kelompok sebagai berikut : 1. Penghapusan Kesenjangan Program-program yang akan diintensifkan dalam upaya penghapusan kesenjangan antara lain : a. Peningkatan usaha kecil, menengah, dan koperasi. b. Pengembangan wilayah Luar Jawa dan Bali. 2. Program Dukungan Untuk menghapuskan kemiskinan dan kesenjangan tersebut, maka dikembangkan berbagai program dukungan yang secara fungsional dilakukan oleh berbagai Departemen dan Instansi terkait. Programprogram tersebut adalah sebagai berikut : a. Dukungan SDM. Digerakkan melalui jalur pendidikan umum, kejuruan dan pelatihan oleh dunia usaha dan instansi. b. Dukungan pendanaan. Berbagai skim kredit untuk usaha kecil dan koperasi seperti Kukesra, KUT, KKPA, KKUD, Dana Bergulir KKU, KUK, Modal Ventura, dan lain-lain, termasuk dana yang langsung dari masyarakat setempat.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
87
c. Dukungan peluang usaha. (i)
Pencadangan bidang/jenis usaha.
(ii) Pencadangan lokasi usaha. (iii) Pengadaan barang pemerintah. d. Dukungan kemitraan. Kemitraan usaha pada dasarnya wajib dan harus dikembangkan sesuai dengan bidang usahanya dengan kriteria yang ditetapkan.
88
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
DAFTAR PUSTAKA 1998,
Pokok-Pokok Pelaksanaan Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin), Kantor Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia, Jakarta.
2002,
Dasar-Dasar Analisis Kemiskinan, Badan Pusat Statistik-World Bank Institute, Jakarta.
2005,
Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2005,
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2005,
Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2006,
Laporan Kontingen Indonesia Asian Games XV Doha 2006, Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta.
2006,
Panduan Operasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, Jakarta
2006,
Profil SP-3 (Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan 2006, Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
2007,
Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2007,
Proyeksi Penduduk Indonesia Per Provinsi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2005-2015, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2007,
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor Juli 2007, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2007,
Survei Tenaga Kerja Nasional, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2008,
Data Strategis BPS, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2008,
Statistik Indonesia Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2008,
Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Perolehan Medali Peserta PON 1996-2004, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta Perolehan Medali Peserta PON 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta Laporan Nasional Sport Development Index Indonesia 2006, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
89
Rekapitulasi Hasil Sea Games dari 1959-2004, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta Rekapitulasi Hasil Sea Games 2007, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta Perolehan Medali Peserta Asean Beach Games 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta Perolehan Medali Indonesia Olimpiade 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_ParaGames [ASEAN ParaGames] http://en.wikipedia.org/wiki/3rd_ASEAN_ParaGames [The 3rd ASEAN ParaGames] http://en.wikipedia.org/wiki/4th_ASEAN_ParaGames [The 4th ASEAN ParaGames] http://teknohikmah.blogspot.com/2008/08/membedah-sistem-informasiperolehan.html [Membedah Sistem Informasi Perolehan Medali Olimpiade Beijing 2008] http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=2 986 [Sport Development Index Cara Baru Mengukur Kemajuan Olahraga] http://www.ppk-depkes.org/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=275:pemuda-siaga-peduli-esehtan&itemid=151 [Pencanangan Pemuda Siaga Peduli Kesehatan] http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=116&lang=id [Tim Olimpiade Fisika Indonesia kembali mempersembahkan Emas bagi tanah Air] http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=127&lang=id [Prestasi Indonesia dalam IphO] http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=129&lang=id [Pelepasan tim IphO, IMO, IchO dan IBO] http://www.tofi.or.id/newsdetail.php?newsid=202 [Tim Indonesia Raih 4 Medali Perunggu di IOI 2007] http://www.tofi.or.id/newsdetail.php?newsid=207 [Tabel Nilai OSN 2007] http://www.toki.or.id/newsdetail.php?newsid=221 [Hasil OSN 2008] http://www.toki.or.id/newsdetail.php?newsid=222 [IOI 2008: Kabar dari Kairo]
90
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
LAMPIRAN
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
91
Lampiran 1:
Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Propinsi
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam
Jumlah (4)
683,1
704,3
1.387,4
Sumatera Utara
2.040,8
2.070,9
4.111,8
Sumatera Barat
697,9
720,2
1.418,1
Riau
918,6
907,9
1.826,4
Jambi
454,3
458,1
912,4
Sumatera Selatan
1.193,4
1.200,1
2.393,5
Bengkulu
272,3
274,9
547,2
Lampung
1.210,6
1.176,5
2.387,1
Kep. Bangka Belitung
198,9
177,3
376,2
Kepulauan Riau
237,9
278,1
516,0
DKI Jakarta
1.676,8
1.832,2
3.509,0
Jawa Barat
6.543,5
6.712,5
13.256,1
Jawa Tengah
4.859,5
4.911,2
9.770,7
626,3
565,3
1.191,7
Jawa Timur
5.679,7
5.778,3
11.458,0
Banten
D I Yogyakarta
1.552,5
1.628,2
3.180,6
Bali
561,3
545,1
1.106,4
Nusa Tenggara Barat
626,0
731,2
1.357,2
Nusa Tenggara Timur
657,1
681,0
1.338,1
Kalimantan Barat
684,3
687,3
1.371,6
Kalimantan Tengah
355,3
340,2
695,4
Kalimantan Selatan
556,8
569,0
1.125,8
Kalimantan Timur
534,3
504,7
1.039,0
Sulawesi Utara
351,6
334,9
686,5
Sulawesi Tengah
398,7
393,7
792,4
Sulawesi Selatan
1.180,5
1.285,4
2.465,9
Sulawesi Tenggara
319,9
338,3
658,2
Gorontalo
152,7
151,7
304,4
Sulawesi Barat
164,2
162,4
326,6
Maluku Maluku Utara
205,2 153,7
200,6 151,6
405,8 305,2
Papua Barat
120,7
114,4
235,1
Papua
335,4
324,8
660,2
36.203,8
36.912,2
73.116,0
Total
Sumber : Proyeksi Pemuda, BPS
92
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Lampiran 2:
Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Kepadatan Pemuda, Tahun 2007
Propinsi
Luas (km2)
Jumlah (jiwa)
Kepadatan (jiwa/km2)
(1) Nanggroe Aceh Darussalam
(2) 57.956,00
(3) 1.387,4
(4) 23,94
Sumatera Utara
72.981,23
4.111,8
56,34
Sumatera Barat
42.012,89
1.418,1
26,92
Riau
87.023,66
1.826,4
20,99
Jambi
50.058,16
912,4
18,23
Sumatera Selatan
91.592,43
2.393,5
26,13
Bengkulu
19.919,33
547,2
27,47
Lampung
34.623,80
2.387,1
68,94
Kep. Bangka Belitung
16.424,06
376,2
22,91
8.201,72
516,0
62,91
Kepulauan Riau DKI Jakarta
664,01
3.509,0
5284,56
Jawa Barat
35.377,76
13.256,1
374,70
Jawa Tengah
32.800,69
9.770,7
297,88
3.133,15
1.191,7
320,44
47.799,75
11.458,0
239,71
Banten
9.662,92
3.180,6
329,16
Bali
5.780,06
1.106,4
191,42
Nusa Tenggara Barat
18.572,32
1.357,2
73,08
Nusa Tenggara Timur
48.718,10
1.338,1
27,47
Kalimantan Barat
147.307,00
1.371,6
9,31
Kalimantan Tengah
153.564,50
695,4
4,53 29,06
D I Yogyakarta Jawa Timur
Kalimantan Selatan
38.744,23
1.125,8
204.534,34
1.039,0
5,08
Sulawesi Utara
13.851,64
686,5
49,56
Sulawesi Tengah
61.841,29
792,4
12,81
Sulawesi Selatan
46.717,48
2.465,9
52,78
Sulawesi Tenggara
38.067,70
658,2
17,29
Gorontalo
11.257,07
304,4
27,00
Sulawesi Barat
16.787,18
326,6
19,42
Maluku
46.914,03
405,8
8,65
Maluku Utara
31.982,50
305,2
9,54 24,18
Kalimantan Timur
Papua Barat Papua Total
9.724,27
235,1
319.036,05
660,2
2,07
1.910.931,32
73.116,0
38,26
Sumber: Proyeksi Pemuan dan Statistik Indoensia 2008, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
93
Lampiran 3:
Rasio Pemuda menurut Propinsi, Tahun 2007
Propinsi
Laki-laki
Perempuan
Rasio
(1)
(2)
(3)
(4)
Nanggroe Aceh Darussalam
683,1
704,3
97
Sumatera Utara
2.040,8
2.070,9
99
Sumatera Barat
697,9
720,2
97
Riau
918,6
907,9
101
Jambi
454,3
458,1
99
1.193,4
1.200,1
99
Bengkulu
272,3
274,9
99
Lampung
1.210,6
1.176,5
103
Kep. Bangka Belitung
198,9
177,3
112
Kepulauan Riau
237,9
278,1
86
DKI Jakarta
1.676,8
1.832,2
92
Jawa Barat
6.543,5
6.712,5
97
Jawa Tengah
4.859,5
4.911,2
99
Sumatera Selatan
D I Yogyakarta
626,3
565,3
111
Jawa Timur
5.679,7
5.778,3
98
Banten
1.552,5
1.628,2
95
Bali
561,3
545,1
103
Nusa Tenggara Barat
626,0
731,2
86
Nusa Tenggara Timur
657,1
681,0
96
Kalimantan Barat
684,3
687,3
100
Kalimantan Tengah
355,3
340,2
104
Kalimantan Selatan
556,8
569,0
98
Kalimantan Timur
534,3
504,7
106
Sulawesi Utara
351,6
334,9
105
Sulawesi Tengah
398,7
393,7
101
Sulawesi Selatan
1.180,5
1.285,4
92
Sulawesi Tenggara
319,9
338,3
95
Gorontalo
152,7
151,7
101
Sulawesi Barat
164,2
162,4
101
Maluku
205,2
200,6
102
Maluku Utara
153,7
151,6
101
Papua Barat
120,7
114,4
106
Papua
335,4
324,8
103
36.203,8
38.912,2
98
Indonesia
Sumber: Proyeksi Pemuda, BPS
94
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
95
49,10
48,50
50,70
50,80
64,30
57,70
61,90
59,90
63,00
50,10
57,40
64,40
60,10
54,20
61,30
62,40
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
(2)
Sedang Menggunakan
NAD
(1)
Propinsi
(3)
19,70
16,20
15,70
16,70
19,40
20,60
24,70
17,70
17,70
17,50
19,00
17,70
20,00
23,10
18,10
21,70
(4)
18,00
22,50
30,10
23,20
16,20
22,00
25,30
19,20
22,40
20,50
23,30
18,00
29,20
26,30
33,30
29,10
(5)
60,90
63,10
61,20
63,80
68,30
0,00
64,00
69,80
69,20
71,50
69,30
66,90
61,80
51,40
43,40
46,30
(6)
22,20
15,70
11,90
17,10
19,50
0,00
16,60
15,10
16,90
14,90
14,80
17,00
17,80
20,80
17,60
21,10
Tidak Menggunakan Lagi
Sedang Menggunakan
Tidak Menggunakan Lagi Tidak Pernah Menggunakan
Perdesaan
Perkotaan
Partisipasi KB
(7)
16,90
21,20
26,90
19,10
12,30
0,00
19,40
15,10
13,90
13,60
16,00
16,10
20,50
27,90
39,00
32,60
Tidak Pernah Menggunakan
(8)
61,70
62,40
57,10
62,40
66,30
57,40
52,80
67,30
67,40
69,20
65,80
66,20
58,20
51,20
45,60
46,90
Sedang Menggunakan
(9)
20,80
15,90
14,10
16,90
19,40
20,60
23,10
16,10
17,10
15,60
16,00
17,20
18,50
21,40
17,80
21,20
Tidak Menggunakan Lagi
Perkotaan + Perdesaan
Lampiran 4: Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Propinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2007
(10)
17,50
21,70
28,80
20,70
14,30
22,00
24,10
16,70
15,60
15,30
18,20
16,60
23,30
27,40
36,60
31,90
Tidak Pernah Menggunakan
96
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
64,40
56,20
62,70
58,90
46,60
47,00
69,90
41,20
46,50
50,00
41,40
42,00
59,20
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Total
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
66,00
Kalimantan Tengah
40,30
NTT
58,00
51,60
Kalimantan Barat
63,50
NTB
(2)
Sedang Menggunakan
Bali
(1)
Propinsi
Lampiran 4 (lanjutan)
(3)
18,60
20,30
20,90
18,50
19,60
11,10
12,40
19,40
17,70
16,50
20,50
20,00
21,70
16,50
19,50
16,60
24,90
16,80
(4)
22,20
37,60
37,80
31,50
33,90
47,70
17,70
33,70
35,80
24,60
16,80
23,70
13,90
17,40
22,50
43,10
23,50
19,70
(5)
60,80
27,40
23,70
44,10
30,20
43,70
68,30
50,50
46,90
61,80
75,70
63,00
68,20
73,30
66,90
36,30
51,10
71,40
(6)
17,40
14,60
12,80
17,60
10,10
17,40
14,80
18,90
18,50
18,00
13,30
16,50
18,80
13,40
15,70
14,00
24,30
13,40
Tidak Menggunakan Lagi
Sedang Menggunakan
Tidak Menggunakan Lagi Tidak Pernah Menggunakan
Perdesaan
Partisipasi KB
Perkotaan
(7)
21,80
58,00
63,50
38,30
59,70
38,90
16,90
30,60
34,50
20,20
11,00
20,50
13,00
13,30
17,50
49,70
24,70
15,20
Tidak Pernah Menggunakan
(8)
60,10
31,20
29,70
45,40
34,80
43,40
68,70
49,80
46,80
61,20
71,10
59,50
66,80
71,20
64,70
36,90
51,30
67,10
Sedang Menggunakan
(9)
17,90
16,10
15,60
17,80
12,80
16,60
14,20
19,00
18,30
17,70
15,80
18,30
19,90
14,30
16,60
14,40
24,50
15,20
Tidak Menggunakan Lagi
Perkotaan + Perdesaan
(10)
22,00
52,70
54,70
36,70
52,40
40,00
17,10
31,30
34,90
21,00
13,00
22,20
13,40
14,50
18,70
48,60
24,20
17,60
Tidak Pernah Menggunakan
Lampiran 5:
Persentase Pemuda menurut Propinsi dan Partisipasi Sekolah, Tahun 2007 Partisipasi sekolah
Propinsi
Tidak/Belum Pernah Sekolah
(1) Nanggroe Aceh D.
(2) 1,60
Sumatera Utara Sumatera Barat
Masih/Sedang Sekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(3) 13,10
(4) 85,20
1,10
8,70
90,20
0,90
10,20
88,90
Riau
0,90
7,40
91,70
Jambi
1,70
6,40
92,00
Sumatera Selatan
1,10
6,90
92,00
Bengkulu
1,10
8,60
90,30
Lampung
0,80
4,90
94,20
Kep. Bangka Belitung
1,40
4,70
93,90
Kep. Riau
1,10
4,80
94,20
DKI Jakarta
0,40
8,50
91,00
Jawa Barat
1,10
5,40
93,60
Jawa Tengah
1,00
5,70
93,30
D,I Yogyakarta
0,60
21,50
77,90
Jawa Timur
2,20
6,10
91,70
Banten
1,30
6,70
92,00
Bali
2,40
6,50
91,10
Nusa Tenggara Barat
4,80
8,80
86,40
Nusa Tenggara Timur
3,80
7,00
89,30
Kalimantan Barat
3,60
5,80
90,60
Kalimantan Tengah
1,00
5,90
93,10
Kalimantan Selatan
1,30
5,80
92,80
Kalimantan Timur
1,00
6,50
92,50
Sulawesi Utara
0,50
6,30
93,10
Sulawesi Tengah
1,50
7,30
91,20
Sulawesi Selatan
3,80
8,60
87,60
Sulawesi Tenggara
2,50
9,40
88,10
Gorontalo
1,40
5,40
93,20
Sulawesi Barat
4,50
4,70
90,80
Maluku
1,80
10,50
87,70
Maluku Utara
1,20
8,60
90,20
Papua Barat
5,80
7,50
86,70
Papua
22,60
8,50
68,90
Total
1,70
6,90
91,30
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
97
98
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
5,50
8,60
8,20
9,60
7,30
16,30
8,90
1,70
5,60
4,70
1,80
6,40
7,10
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Kep. Babel
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jabar
Jateng
DI Yogya
Jatim
Banten
12,60
Sumbar
Jambi
5,30
Sumut
Riau
5,20
(2)
Tidak Tamat SD
NAD
(1)
Propinsi
30,20
28,00
11,20
32,60
33,40
11,10
17,20
31,10
29,00
23,50
30,80
29,10
26,10
22,40
18,50
22,40
(3)
SD
24,10
26,10
21,70
27,80
23,20
19,90
19,80
18,50
29,50
26,20
24,20
24,80
26,30
23,50
27,50
27,30
(4)
SMP
Laki-laki
33,60
33,20
54,50
29,60
31,10
52,40
46,90
28,30
29,40
34,60
31,60
31,60
36,80
34,40
43,00
39,10
(5)
SMA
5,00
6,20
10,80
5,40
6,60
14,90
7,30
5,80
4,70
6,00
5,20
6,00
5,30
7,00
5,70
6,00
(6)
PT
7,30
9,70
6,00
6,30
9,30
7,90
2,10
5,50
6,70
2,90
6,40
16,10
6,90
9,90
8,90
11,80
(7)
Tidak Tamat SD
33,00
32,20
13,50
36,90
38,00
16,20
14,80
32,60
32,60
25,70
34,30
31,30
27,50
19,80
20,30
24,30
(8)
SD
22,30
25,30
18,90
26,40
23,00
21,50
15,40
16,80
30,00
23,80
21,70
23,00
23,90
21,20
25,50
25,70
(9)
SMP
Perempuan
28,10
27,40
49,90
24,60
25,70
43,40
58,30
27,00
24,70
33,00
28,80
26,60
32,40
37,50
40,20
33,50
(10)
SMA
7,30
7,30
15,60
6,50
6,60
16,00
5,00
7,50
5,80
7,70
6,40
7,40
8,80
11,80
8,10
10,10
(11)
PT
8,20
7,20
1,90
5,10
6,20
2,30
7,40
16,20
7,10
9,70
8,50
10,20
6,40
11,10
5,60
5,80
(12)
Tidak Tamat SD
31,70
30,10
12,30
34,80
35,70
13,70
15,80
31,80
30,80
24,60
32,60
30,20
26,80
21,10
19,40
23,40
(13)
SD
23,20
25,70
20,40
27,00
23,10
20,70
17,20
17,70
29,80
25,00
22,90
23,90
25,10
22,30
26,50
26,40
(14)
SMP
Total
30,80
30,20
52,30
27,00
28,40
47,80
53,60
27,70
27,10
33,80
30,20
29,00
34,70
36,00
41,60
36,10
(15)
SMA
Lampiran 6: Persentase Pemuda menurut Propinsi, Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
6,20
6,80
13,10
6,00
6,60
15,40
6,00
6,60
5,20
6,90
5,80
6,70
7,00
9,50
6,90
8,20
(16)
PT
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
99
7.30
27.50
19,80
21,10
24,80
22,10
36,10
31,20
24,80
26,50
33,60
22,80
17,30
31,20
32,30
28,40
33.60
25.30
19.60
(3)
SD
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Indonesia
22,40
20,00
Sulbar
Papua
30,40
Gorontalo
15,90
10,00
Sultra
Pabar
14,70
Sulsel
4,70
8,70
Sulteng
10,70
6,80
Sulut
Malut
7,20
Kaltim
Maluku
7,10
16,30
Kalbar
10,20
24.30
NTT
Kalsel
10.90
NTB
Kalteng
5.00
Tidak Tama t SD (2)
Bali
(1)
Propinsi
Lampiran 6 (lanjutan)
24.50
20,70
24,70
23,80
24,40
19,90
12,30
25,10
19,30
24,10
25,70
22,40
26,30
28,20
23,90
16.90
22.80
20.30
(4)
SMP
Laki-laki
34.10
30,50
32,40
34,60
42,50
19,50
21,60
33,40
32,80
27,20
39,20
43,50
27,30
27,50
27,50
20.30
34.00
44.70
(5)
SMA
6.60
6,60
5,80
6,20
6,30
4,40
4,40
6,80
6,80
6,30
5,40
9,60
5,00
5,00
4,00
4.90
7.00
10.50
(6)
PT
7.80
8.30
38,60
18,80
14,30
7,20
18,90
20,20
9,70
11,10
7,30
4,60
8,60
12,10
8,30
19,80
19.40
16.40
(7)
Tidak Tamat SD
30.80
17,00
26,70
29,40
24,40
39,00
35,10
26,90
28,60
35,20
21,20
21,00
32,50
35,70
29,00
38.70
31.10
23.50
14,00
22,80
19,50
23,70
18,90
14,00
24,70
21,00
23,40
23,50
22,40
24,20
27,10
21,90
160
21.90
21.70
(9)
SMP
Perempuan
25.70
(8)
SD
29.60
24,20
25,80
27,70
37,30
17,80
23,50
29,80
31,30
26,50
42,80
38,30
25,10
22,70
24,10
20.40
25.90
36.10
(10)
SMA
7.70
6,20
5,90
9,00
7,30
5,40
7,10
8,80
8,10
7,60
7,90
9,60
6,10
6,10
5,10
5.50
4.60
8.70
(11)
PT
7.80
30,70
17,40
12,50
6,00
19,40
25,20
9,90
12,80
8,00
5,70
7,90
11,20
7,70
18,00
21.70
140
6.40
(12)
Tidak Tamat SD
29.20
18,40
24,00
27,20
23,30
37,60
33,20
25,90
27,60
34,40
22,00
19,10
31,90
34,00
28,70
36.30
28.50
22.70
(13)
SD
24.00
17,20
23,70
21,60
24,10
19,40
13,20
24,90
20,20
23,80
24,60
22,40
25,30
27,60
22,90
16.40
22.30
21.0
(14)
SMP
Total
31.80
27,30
29,00
31,10
39,90
18,60
22,60
31,50
32,00
26,90
41,00
40,90
26,20
25,10
25,80
20.30
29.50
40.30
(15)
SMA
7.10
6,40
5,90
7,60
6,80
4,90
5,80
7,80
7,50
7,00
6,60
9,60
5,60
5,50
4,50
5.30
5.70
9.60
(16)
PT
Lampiran 7:
Persentase Pemuda menurut Kemampuan Baca-Tulis dan Propinsi, Tahun 2007 Kemampuan (LATIN) membaca dan menulis
Propinsi
Dapat
Tidak
(1) Nanggroe Aceh Darussalam
(2) 97,00
(3) 3,00
Sumatera Utara
98,00
2,00
Sumatera Barat
98,30
1,70
Riau
98,30
1,70
Jambi
98,10
1,90
Sumatera Selatan
97,90
2,10
Bengkulu
98,00
2,00
Lampung
98,40
1,60
Kep. Bangka Belitung
97,20
2,80
Kep. Riau
98,20
1,80
DKI Jakarta
99,40
0,60
Jawa Barat
98,40
1,60
Jawa Tengah
98,40
1,60
D I Yogyakarta
99,00
1,00
Jawa Timur
96,60
3,40
Banten
97,80
2,20
Bali
97,00
3,00
Nusa Tenggara Barat
93,20
6,80
Nusa Tenggara Timur
94,30
5,70
Kalimantan Barat
95,40
4,60
Kalimantan Tengah
98,60
1,40
Kalimantan Selatan
97,90
2,10
Kalimantan Timur
98,60
1,40
Sulawesi Utara
99,10
0,90
Sulawesi Tengah
96,80
3,20
Sulawesi Selatan
94,30
5,70
Sulawesi Tenggara
96,30
3,70
Gorontalo
96,50
3,50
Sulawesi Barat
92,80
7,20
Maluku
98,30
1,70
Maluku Utara
97,60
2,40
Papua Barat
92,40
7,60
Papua
77,40
22,60
Indonesia
97,40
2,60
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
100
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Angka Kesakitan Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Lampiran 8:
Angka Kesakitan
Propinsi Laki-laki
Perempuan
(1) Nanggroe Aceh Darussalam
(2) 18,30
(3) 20,50
(4) 19,50
Sumatera Utara
11,20
11,60
11,40
Sumatera Barat
12,60
11,80
12,20
Riau
13,10
13,40
13,20
Jambi
10,30
10,70
10,50
Sumatera Selatan
12,00
10,80
11,40
Bengkulu
19,60
17,90
18,80
Lampung
15,80
14,20
15,00
Kep, Bangka Belitung
16,00
13,20
14,70
Kep, Riau
12,90
12,90
12,90
DKI Jakarta
10,40
10,80
10,60
Jawa Barat
11,20
10,20
10,70
9,40
9,30
9,30
D.I. Yogyakarta
11,90
10,20
11,10
Jawa Timur
12,30
11,40
11,80
Banten
11,40
11,40
11,40
Bali
15,10
14,20
14,70
Nusa Tenggara Barat
19,30
17,10
18,10
Nusa Tenggara Timur
23,60
24,30
24,00
Kalimantan Barat
14,60
15,20
14,90
Kalimantan Tengah
13,20
13,10
13,10
Kalimantan Selatan
12,30
12,20
12,20
9,50
10,60
10,10
Sulawesi Utara
18,90
18,80
18,80
Sulawesi Tengah
21,50
21,50
21,50
Sulawesi Selatan
13,80
13,30
13,50
Sulawesi Tenggara
20,00
20,00
20,00
Gorontalo
23,00
21,00
21,90
Sulawesi Barat
20,50
21,60
21,10
Maluku
14,60
15,70
15,20
Maluku Utara
22,30
21,10
21,70
Papua Barat
17,40
17,50
17,50
Papua
17,10
16,00
16,50
Total
12,70
12,30
12,50
Jawa Tengah
Kalimantan Timur
Total
Sumber: Susenas 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
101
102
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
43,00 36,30 38,50 37,70 31,70 26,00 34,80 27,50 31,00 38,60 23,40 30,60 26,00 25,90 32,00 26,60
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep, Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
(2)
Panas
Nanggroe Aceh Darussalam
(1)
Propinsi
36,90
46,30
46,10
41,10
38,30
45,70
48,80
41,00
41,00
43,60
39,00
34,20
42,50
38,30
37,10
46,00
(3)
Batuk
39,30
46,70
52,70
44,90
43,50
47,40
45,70
44,10
40,50
44,30
44,30
35,40
44,00
40,90
36,50
46,10
(4)
Pilek
4,70
3,20
3,30
2,70
4,80
3,10
3,40
6,80
3,70
4,30
3,90
3,90
4,00
3,30
3,60
6,00
(5)
Asma
5,80
5,10
3,80
4,30
4,80
5,80
7,30
5,20
5,40
4,90
4,10
7,20
7,20
6,90
9,20
8,30
(6)
Diare
Jenis Keluhan (7)
28,90
19,20
14,60
22,40
20,10
22,80
24,90
33,20
26,90
22,50
27,00
22,20
31,40
28,20
20,10
34,30
Sakit kepala
5,30
7,60
6,90
5,90
6,80
3,70
8,40
10,70
8,80
13,60
9,60
8,10
11,20
9,10
6,50
14,50
(8)
Sakit gigi
33,00
27,70
29,80
37,40
37,80
26,90
19,50
35,30
40,30
29,50
34,00
32,80
26,80
30,10
31,10
31,80
(9)
Lainnya
Lampiran 9: Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Propinsi, Tahun 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
103
48,20 37,70 34,60 25,60 28,00 39,50 41,80 30,70 39,30 67,50 34,40 36,20 48,80 37,50 32,90
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sumber: Susenas 2007
32,50
46,00
Total
47,70
NTB
(2)
Panas
Bali
(1)
Propinsi
Lampiran 9 (lanjutan)
41,60
41,10
39,20
44,20
43,50
36,30
54,40
37,70
31,90
38,90
50,40
40,50
36,20
40,40
40,60
56,60
40,50
41,60
(3)
Batuk
43,80
40,30
37,40
30,50
41,10
36,50
46,90
37,30
37,80
40,50
52,10
43,10
38,30
39,10
41,20
55,20
46,70
46,60
(4)
Pilek
4,10
4,80
4,70
5,30
5,00
4,40
5,70
4,50
4,00
5,80
3,40
3,60
4,30
6,20
6,60
5,70
5,60
4,10
(5)
5,60
5,30
5,90
5,60
5,40
8,40
8,70
5,00
5,20
7,90
6,70
4,60
4,90
6,40
5,90
6,20
5,40
4,60
(6)
Diare
Jenis Keluhan Asma (7)
24,50
26,20
29,90
32,00
22,00
41,80
25,60
31,90
26,20
37,00
28,70
24,30
26,70
35,70
31,50
32,00
28,90
24,40
Sakit kepala
6,10
5,20
7,90
7,50
8,30
7,50
14,60
15,20
12,40
11,40
8,90
10,50
11,20
8,80
9,40
12,10
9,50
10,10
(8)
Sakit gigi
32,70
37,30
43,10
32,60
36,50
32,40
19,30
29,10
30,30
35,00
24,60
30,40
32,70
28,40
32,30
35,70
36,50
25,80
(9)
Lainnya
104
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 70,85 47,34 44,69 75,81 94,39 56,55 73,93 69,79 80,37 52,61 61,00
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
63,82
Sumatera Barat 83,26
33,43
Sumatera Utara
Riau
36,11
(2)
(1)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sepak Bola
Propinsi
89,14
78,34
97,72
86,17
94,66
90,64
96,57
95,03
89,79
94,31
92,71
97,92
89,23
54,12
64,48
(3)
Bola Voli (4)
60,93
39,96
92,01
69,64
82,27
97,38
75,70
71,88
31,94
67,24
72,06
73,67
72,81
34,10
13,34
Bulu Tangkis (5)
13,36
6,94
22,37
7,24
15,12
63,30
16,82
5,48
4,49
4,82
5,59
8,26
23,20
2,77
1,29
Bola Basket (6)
7,56
5,74
22,83
7,11
9,35
55,06
8,10
2,78
2,70
3,24
2,75
7,27
8,88
3,21
1,24
Tenis Lapangan
5,06
2,63
8,45
2,64
6,65
20,97
3,74
2,28
2,53
2,41
2,91
3,52
4,00
1,63
0,59
(7)
Renang
Lampiran 10: Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan, Tahun 2005
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
105
60,24 60,77 36,60 74,33 51,54 81,37 48,30 57,74 55,78 69,53 68,37 29,08 56,19
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Total
Sumber: Podes BPS 2005
38,66
(2)
(1)
Bali
Sepak Bola
Propinsi
Lampiran 10 (lanjutan)
79,35
55,88
68,89
80,41
74,44
91,93
74,19
91,44
62,49
84,15
54,26
88,53
81,59
89,02
(3)
Bola Voli (4)
47,25
6,29
11,78
12,60
41,33
33,41
48,02
37,12
45,00
55,65
49,41
45,67
58,05
56,21
Bulu Tangkis (5)
6,71
2,40
2,18
3,09
7,78
2,49
6,76
4,18
5,83
6,92
6,89
3,48
11,22
17,12
Bola Basket (6)
5,03
1,59
2,30
2,41
2,22
2,26
6,79
2,68
4,33
6,18
3,47
2,29
5,24
11,27
Tenis Lapangan
2,62
0,63
0,90
1,60
4,22
0,42
2,59
1,37
3,47
3,72
1,12
2,07
3,17
4,99
(7)
Renang
106
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 76,21 50,80 41,08 73,96 93,02 83,44 54,31 72,10 72,68 82,65 57,04 62,70
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
69,05
Sumatera Barat 85,72
34,33
Sumatera Utara
Riau
37,06
(2)
(1)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sepak Bola
Propinsi
84,71
81,63
96,12
83,80
94,26
89,14
99,08
96,22
90,81
87,64
93,11
91,56
98,13
87,77
54,99
62,14
(3)
Bola Voli (4)
66,09
45,44
94,52
71,82
82,52
96,25
52,15
80,23
80,68
46,04
71,52
75,67
78,62
75,76
38,53
13,84
Bulu Tangkis
2,48
1,46
13,63
7,16
24,66
8,44
16,85
65,17
17,48
19,19
5,56
6,51
5,29
6,52
7,98
21,75
(5)
Bola Basket
3,29
1,46
7,45
6,23
23,74
7,71
9,40
51,69
13,80
8,43
2,61
2,74
3,83
3,84
4,43
10,28
(6)
Tenis
(7)
6,45
3,64
9,82
3,29
7,90
22,85
5,83
2,33
2,57
1,78
1,69
2,61
3,37
4,00
1,25
0,14
Kolam Renang
Lampiran 11: Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi, dan Jenis Lapangan, Tahun 2008
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
107
49,66 83,75 59,19 41,13 72,27 39,09 61,74 55,70 52,17 51,71 57,65 58,83 60,42 31,70 27,54
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sumber: PODES BPS 2008
56,11
54,65
Nusa Tenggara Barat
INDONESIA
35,81
(2)
(1)
Bali
Sepak Bola
Propinsi
Lampiran 11 (lanjutan)
78,10
53,31
63,15
59,17
76,82
89,93
76,88
86,79
74,30
85,88
57,16
82,07
53,34
89,64
95,25
78,49
73,27
86,66
(3)
Bola Voli (4)
49,36
4,39
5,48
14,29
13,02
52,61
52,23
34,86
49,69
42,35
43,78
58,36
53,50
53,45
44,78
13,99
62,21
60,96
Bulu Tangkis (5)
7,10
1,86
3,07
2,32
3,64
5,04
9,08
3,70
8,49
4,09
6,36
7,97
7,09
4,42
4,58
3,00
8,21
14,89
Bola Basket (6)
5,10
0,98
1,66
2,22
2,76
7,09
2,91
2,27
8,83
3,32
3,08
6,00
3,70
2,56
2,96
1,43
4,16
9,97
Tenis (7)
2,59
0,34
0,08
0,10
1,32
0,75
1,54
1,38
2,14
0,36
1,74
1,76
0,76
1,24
1,40
0,50
3,18
5,06
Kolam Renang
108
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
83,08
50,18
61,60
79,92
96,57
73,03
88,77
77,42
89,04
64,65
90,35
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
71,59
Sumatera Barat
87,41
44,29
Sumatera Utara
Riau
56,25
(2)
(1)
NAD
Sepak Bola
Propinsi
91,43
76,04
97,03
82,02
93,56
83,90
94,39
92,79
85,05
90,06
90,77
95,96
83,35
54,40
70,66
(3)
Bola Voli (4)
58,97
39,64
90,41
66,52
82,01
91,76
61,68
64,72
28,43
61,52
76,36
70,73
64,93
32,96
14,76
Bulu Tangkis (5)
12,15
5,59
18,72
5,52
13,76
44,57
13,40
4,24
3,84
4,03
4,70
8,55
18,76
2,64
1,16
Bola Basket (6)
7,42
5,30
26,48
8,10
8,78
41,57
6,23
2,60
2,45
3,17
2,59
7,27
9,10
3,19
1,16
Tenis Lapangan
4,39
2,01
5,02
2,35
6,77
14,23
1,87
2,10
1,96
1,66
2,59
3,46
3,22
1,46
0,79
(7)
Renang
6,23
45,41
42,16
81,28
56,03
71,01
65,54
28,04
42,13
19,61
37,83
49,31
50,92
42,84
13,69
(8)
Tenis Meja
47,17
33,38
32,19
16,67
37,86
62,55
13,40
32,59
8,58
10,87
24,45
31,87
44,95
7,57
2,41
(9)
Bela Diri
Lampiran 12: Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan Jenis Olahraga, Tahun 2005
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
109
88,78
58,07
85,75
61,88
73,97
74,78
70,53
86,99
72,82
66,05
23,11
82,47
87,45
38,45
68,47
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Total
Sumber: PODES BPS 2005
48,64
(2)
(1)
Bali
Sepak Bola
Propinsi
Lampiran 12 (lanjutan)
77,40
47,26
75,16
85,34
29,78
75,01
75,02
90,13
61,31
78,20
59,47
82,90
89,87
71,51
90,00
85,45
(3)
Bola Voli (4)
45,73
6,26
10,88
15,12
17,33
28,37
46,26
35,62
40,03
51,41
59,42
43,15
43,14
7,85
61,83
50,50
Bulu Tangkis
5,71
2,34
1,79
2,63
2,44
2,37
6,36
3,99
5,44
5,80
6,28
3,55
3,20
0,84
10,12
12,55
(5)
Bola Basket (6)
5,03
1,53
2,30
2,29
1,78
2,43
7,70
3,33
4,41
5,21
3,83
2,44
3,40
0,80
7,07
8,56
Tenis Lapangan
2,35
0,54
1,54
2,29
1,56
1,66
1,95
0,92
3,62
2,46
1,68
2,96
1,57
0,47
2,32
3,14
(7)
Renang
36,95
4,88
17,29
20,96
16,44
39,23
42,94
40,39
46,49
35,57
28,53
34,94
34,51
5,70
61,83
55,78
(8)
Tenis Meja
18,24
2,49
4,61
6,76
3,33
10,33
12,11
10,85
11,98
16,29
9,19
12,36
10,26
3,98
21,34
37,95
(9)
Bela Diri
110
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
87,72
59,92
66,25
82,43
96,22
88,65
69,29
91,23
78,68
88,58
65,66
89,69
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
76,95
Sumatera Barat
87,59
44,29
Sumatera Utara
Riau
60,26
(2)
(1)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sepak Bola
Provinsi
89,43
78,05
94,98
80,70
93,66
80,90
98,16
94,77
89,35
89,93
91,78
91,17
94,89
83,44
53,93
69,52
(3)
Bola Voli (4)
66,76
45,73
94,75
69,70
83,43
89,51
52,15
70,93
75,76
49,74
69,47
78,59
73,88
67,75
36,52
16,78
Bulu Tangkis
1,96
1,48
12,50
5,62
19,63
6,78
15,69
50,56
15,95
18,02
4,66
5,48
5,00
6,22
7,29
17,64
(5)
Bola Basket (6)
6,72
5,63
28,31
9,03
9,57
44,57
13,80
6,69
2,31
2,22
3,67
3,84
4,36
11,36
2,98
1,84
Tenis Lapangan
6,32
2,38
8,22
3,31
8,72
18,73
5,21
2,62
2,22
1,70
1,72
2,53
2,74
2,49
1,16
0,56
(7)
Renang
5,56
49,34
36,88
78,54
53,37
69,72
65,54
34,05
37,21
39,63
26,42
39,46
47,05
50,75
43,51
16,35
(8)
Tenis Meja
48,47
35,57
28,77
18,17
39,24
67,04
26,69
22,09
36,94
11,25
15,95
26,86
37,03
44,05
7,09
2,55
(9)
Bela Diri
Lampiran 13: Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan Jenis Olahraga, Tahun 2008
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
111
83,13
63,61
87,49
59,94
68,79
73,96
62,85
83,39
70,67
66,47
63,53
61,19
66,00
83,20
36,60
32,54
68,65
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Total
Sumber: Podes BPS 2008
48,46
(2)
(1)
Bali
Sepak Bola
Provinsi
Lampiran 13 (lanjutan)
76,87
50,69
52,28
66,80
74,06
73,32
71,23
72,49
72,13
89,38
62,32
77,91
54,91
84,46
91,29
78,70
80,50
83,01
(3)
Bola Voli (4)
48,56
4,48
5,48
16,22
12,25
39,18
44,69
30,23
46,98
43,71
44,51
55,12
61,09
50,62
41,15
13,02
64,07
56,32
Bulu Tangkis
6,15
1,86
2,99
2,22
3,09
5,22
9,08
2,47
7,16
4,15
5,62
6,99
6,64
3,94
3,85
2,35
7,89
12,50
(5)
Bola Basket (6)
5,18
1,25
1,74
1,93
2,98
5,60
2,91
2,37
8,79
3,86
2,88
5,65
4,51
2,56
3,02
1,32
4,82
7,02
Tenis Lapangan
2,50
0,70
0,50
1,74
0,88
0,93
2,05
1,73
2,14
0,89
2,54
1,55
1,11
0,62
0,78
0,71
1,75
3,09
(7)
Renang
34,53
2,13
3,82
15,35
13,25
38,99
43,66
32,94
38,19
36,06
46,45
35,07
22,85
35,08
30,88
10,35
51,48
52,39
(8)
Tenis Meja
18,77
1,65
2,82
4,54
6,29
15,49
7,88
8,04
11,54
9,91
10,98
16,30
12,87
11,19
10,61
5,42
23,44
38,34
(9)
Bela Diri
Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1993
Lampiran 14:
Jenis Medali Propinsi (1)
Emas
Perak
Perunggu
Peringkat
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam
2
4
8
XXI
Sumatera Uara
11
20
26
VIII
Sumatera Barat
3
9
8
XX XVI
Riau
5
5
7
Jambi
13
21
23
VII
Sumatera Selatan
4
6
8
XVII
Bengkulu
4
6
8
XVII
Lampung
2
2
4
XXIII
Bangka Belitung
-
-
-
-
Kepulauan Riau
-
-
-
-
DKI Jakarta
98
65
55
I
Jawa Barat
67
66
81
II
Jawa Tengah
52
58
56
IV
DI Yogyakarta
9
10
15
XII
Jawa Timur
54
56
81
III
Banten
-
-
-
-
Bali
9
6
13
XIII
Nusa Tenggara Barat
1
1
1
XXV
Nusa Tenggara Timur
4
1
4
XIX
Kalimantan Barat
6
6
9
XV
Kalimantan Tengah
8
10
7
XIV
Kalimantan Selatan
10
14
11
XI
Kalimantan Timur
11
12
15
IX
Sulawesi Utara
1
5
15
XXIV
Sulawesi Tengah
0
3
7
XXVI
Sulawesi Selatan
14
15
24
VI
Sulawesi Tenggara
11
4
3
X
Gorontalo
-
-
-
-
Maluku
2
2
8
XXII
Maluku Utara
-
-
-
-
17
14
16
V
-
-
-
-
418
421
513
-
Papua Papua Barat Indonesia
Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
112
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Lampiran 15:
Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat, Tahun 1996 Jenis Medali
Propinsi (1)
Peringkat
Emas
Perak
Perunggu
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam
2
2
9
XXIV
Sumatera Uara
12
13
15
XII
Sumatera Barat
4
11
16
XX
Riau
9
6
9
XXVII
Jambi
16
14
11
VII
Sumatera Selatan
5
7
10
XIX
Bengkulu
1
4
7
XXVI
Lampung
20
20
34
V
Bangka Belitung
-
-
-
-
Kepulauan Riau
-
-
-
-
DKI Jakarta
141
84
79
I
Jawa Barat
71
85
91
II
Jawa Tengah
32
42
71
IV
DI Yogyakarta
11
12
23
XIII
Jawa Timur
65
83
79
III
Banten
-
-
-
-
Bali
9
14
21
XVI
Nusa Tenggara Barat
2
3
3
XXIII
Nusa Tenggara Timur
4
2
4
XXII
Kalimantan Barat
6
5
6
XVIII
Kalimantan Tengah
11
12
13
XIV
Kalimantan Selatan
13
10
8
X
Kalimantan Timur
14
13
22
IX
Sulawesi Utara
14
17
23
VIII
Sulawesi Tengah
2
2
6
XV
Sulawesi Selatan
12
21
24
XI
Sulawesi Tenggara
11
4
9
XV
Gorontalo
-
-
-
-
Maluku
4
6
18
XXI
Maluku Utara Papua Papua Barat Indonesia
-
-
-
-
17
17
16
VI
-
-
-
-
508
509
627
-
Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
113
Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat Tahun 2000
Lampiran 16:
Jenis Medali Propinsi (1)
Emas
Perak
Peringkat
Perunggu
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam
1
1
13
XXV
Sumatera Uara
14
10
19
IX
Sumatera Barat
0
4
8
XVI
Riau
5
9
15
XVIII
Jambi
19
9
13
VI
Sumatera Selatan
8
13
15
XIV
Bengkulu
1
3
5
XXIV
Lampung
19
22
26
V
Bangka Belitung
-
-
-
-
Kepulauan Riau
-
-
-
-
DKI Jakarta
115
85
95
I
Jawa Barat
83
91
108
III
Jawa Tengah
42
63
67
IV
DI Yogyakarta
6
13
26
XVI
112
109
114
II
Jawa Timur Banten
-
-
-
-
Bali
10
10
15
XIII
Nusa Tenggara Barat
3
6
6
XXII
Nusa Tenggara Timur
4
6
9
XX
Kalimantan Barat
4
8
8
XIX
Kalimantan Tengah
3
11
18
XXI
Kalimantan Selatan
11
8
10
XII
Kalimantan Timur
14
11
17
VIII
Sulawesi Utara
11
15
17
XI
Sulawesi Tengah
2
1
3
XXIII
Sulawesi Selatan
12
13
19
X
Sulawesi Tenggara
8
5
13
XV
Gorontalo
-
-
-
-
Maluku
6
3
6
XVII
Maluku Utara Papua Papua Barat Indonesia
-
-
-
-
18
19
24
VII
-
-
-
-
531
548
689
-
Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
114
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat Tahun 2004
Lampiran 17:
Jenis Medali Propinsi (1)
Peringkat
Emas
Perak
Perunggu
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam
6
2
5
XXII
Sumatera Uara
15
15
30
XII
Sumatera Barat
6
8
27
XXI
Riau
16
15
20
XI
Jambi
27
28
12
VI
Sumatera Selatan
30
42
41
V
Bengkulu
1
4
6
XXVIII
Lampung
22
20
20
VII
Bangka Belitung
2
4
6
XXVI -
Kepulauan Riau
-
-
-
DKI Jakarta
141
111
114
I
Jawa Barat
76
79
90
III
Jawa Tengah
55
56
64
IV
DI Yogyakarta
12
15
22
XV
Jawa Timur
76
83
118
II
Banten
7
6
29
XX
Bali
11
10
16
XIV
Nusa Tenggara Barat
4
6
9
XXIII
Nusa Tenggara Timur
8
4
4
XIX
Kalimantan Barat
8
8
13
XVIII
Kalimantan Tengah
5
5
15
XXIV
Kalimantan Selatan
10
12
10
XVI
Kalimantan Timur
18
28
35
IX
Sulawesi Utara
15
13
12
XIII XXVII
Sulawesi Tengah
1
5
4
Sulawesi Selatan
17
21
15
X
Sulawesi Tenggara
9
6
9
XVII
Gorontalo
0
0
2
XXX
Maluku
3
2
5
XXV
Maluku Utara
-
-
4
XXIX
22
13
18
XIII
-
-
-
-
623
621
775
-
Papua Papua Barat Indonesia
Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
115
Lampiran 18:
Jumlah Perolehan Medali PON XVII menurut Propinsi dan Jenis Medali, Tahun 2008
Propinsi (1)
Jenis Medali Emas
Perak
Perunggu
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
Jawa Timur
139
114
112
365
DKI Jakarta
112
118
123
353
Kalimantan Timur
117
111
114
342
Jawa Barat
101
84
132
317
Jawa Tengah
53
81
81
215
Sulawesi Selatan
25
23
28
76
Sumatera Utara
20
11
29
60
Lampung
18
12
19
49
Bali
16
18
26
60
Riau
16
14
23
53
Papua
15
22
17
54
Sulawesi Utara
14
11
16
41
DI Yogyakarta
12
16
21
49
Sumatera Selatan
12
11
17
40
Jambi
11
17
28
56
Sumatera Barat
8
16
38
62
Sulawesi Tenggara
8
5
12
25
Kalimantan Selatan
7
6
10
23
Papua Barat
7
1
7
15
Maluku
6
2
16
24
Kalimantan Barat
5
14
11
30
Banten
5
12
30
47
Nangroe Aceh Darussalam
4
4
10
18
Nusa Tenggara Timur
3
4
6
13
Nusa Tenggara Barat
3
3
9
15
Kalimantan Tengah
2
9
9
20
Riau Kepulauan
2
5
1
8
Bengkulu
2
2
5
9
Bangka Belitung
1
2
4
7
Maluku Utara
1
1
3
5
Sulawesi Tengah
0
3
6
9
Gorontalo
0
0
1
1
Sulawesi Barat
0
0
1
1
745
752
965
2462
Jumlah
Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
116
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Lampiran 19:
Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXI menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2001
Cabang Olahraga
Emas
Perak
Perunggu
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Aquatics
2
4
8
14
2. Archery
2
1
1
4
3. Athletics
3
13
6
22
4. Badminton
4
4
2
10
5. Basketball
-
1
-
1
6. Billiards & Snooker
2
1
3
6
7. Bowling Tenpin
-
-
1
1
8. Boxing
2
-
3
5
9. cycling
11
6
6
23
10. Equastrian
3
-
3
6
11. Fencing
2
1
1
4
12. Golf
1
4
1
6
13. Gymnastics
2
4
6
12
14. Judo
3
3
5
11
15. Karate-do
4
6
8
18
16. Pencak Silat
9
6
5
20
17. Rowing
5
3
-
8
18. Sailing
1
-
2
3
19. Sepaktakraw
-
-
2
2
20. Shooting
3
2
1
6
21. Squash
-
-
2
2
22. Table Tennis
-
2
3
5
23. Taekwondo
2
4
5
11
24. Tennis
5
5
1
11
25. Weightlifting
6
3
2
11
26. Wushu
2
5
3
10
Total
74
78
80
232
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
117
Lampiran 20:
Jumlah Perolehan Medali dari Medali Emas yang Diperebutkan SEA Games XXII menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2003 Perolehan Medali
Cabang Olahraga
Medali Emas Yang Diperebutkan
Emas (2)
Perak (3)
Perunggu (4)
Total (5)
1. Anggar
-
-
4
4
10
2. Angkat Besi
5
2
3
10
13
3. Atletik
4
4
7
15
45
4. Balap Sepeda
4
3
-
7
10
5. Billiar & Snooker
1
2
3
6
12
6. Voli Indoor
1
-
-
1
2
Voli Pantai
(1)
(6)
1
1
-
2
2
7. Bulutangkis
3
2
2
7
7
8. Catur
1
4
-
5
8
9. Canoeing
8
3
4
15
15
10. Rowing
4
1
-
5
8
11. TRD. Boat Race
-
-
2
2
4
12. Gulat
-
4
7
11
22
13. Judo
3
4
4
11
16
14. Karate
4
5
7
16
19
15. Menembak
-
5
5
10
42
16 Panahan
1
1
2
4
4
17. Pencak Silat
4
8
7
19
22
18. Renang
1
1
5
7
32
1
2
1
4
8
19. Selam
1
5
6
12
16
20. Senam
2
2
4
8
24
21. Sepak Takraw
-
-
2
2
-
22. Taekwondo
2
1
6
9
16
23. Tenis
3
4
5
12
7
24. Tenis Meja
-
-
4
4
7
25. Tinju
1
2
4
7
9
26. Wushu
-
2
5
7
28
55
68
99
222
427
Loncat Indah
Total
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
118
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
119
6
7
5
1
1
0
0
20
THA -Thailand
SIN - Singapore
VIE - Vietnam
MAS - Malaysia
MYA - Myanmar
PHI - Philippines
INA - Indonesia
Totals
11
0
0
1
1
2
1
6
(3)
W
31
0
0
2
2
7
8
12
(4)
T
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
(2)
M
Gold
20
0
1
2
1
1
6
9
(5)
M
11
0
1
0
2
2
0
6
(6)
W
Silver
31
0
2
2
3
3
6
15
(7)
T
19
0
1
0
3
8
3
4
(8)
M
11
2
0
1
2
3
1
2
(9)
W
Bronze
30
2
1
1
5
11
4
6
(10)
T
59
0
2
3
5
14
16
19
(11)
M
33
2
1
2
5
7
2
14
(12)
W
T
92
2
3
5
10
21
18
33
(13)
Total Medals
Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXIV menurut Negara, Jenis Medali, Jenis Kelamin, dan Peringkat, Tahun 2007
(1)
Country
Lampiran 21:
7
6
5
4
2
3
1
(14)
Rank by Total
120
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
-
16
5
1
4
3
1
12
5
9
4
5
8
-
-
6
1
2
Aquatics
Swimming
Diving
Waterpolo
Archery
Badminton
Baseball
Billiards & Snooker
Bowling – Tenpin
Boxing
Canoe / Kayak
Chess
Cycling
Dancesport
Equestrian
Fencing
Football
Golf
8
-
Artistic
Ritmic
Gymnastics
23
6
6
2
1
6
-
-
4
3
3
5
5
2
-
3
4
-
5
16
-
22
(3)
F
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
(4)
Mix
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
Open
6
14
4
2
12
2
2
12
8
7
14
10
14
1
7
8
1
10
32
-
45
(6)
Total
Nomor yang Dipertandingkan
(2)
M
-
8
2
1
6
-
-
8
5
4
9
5
12
1
3
4
1
2
16
-
11
(7)
M
6
6
2
1
6
-
-
4
3
3
5
5
2
-
3
4
-
3
16
-
11
(8)
F
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
(9)
Mix
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
Open
Nomor yang Diikuti
6
14
4
2
12
2
2
12
8
7
14
10
14
1
7
8
1
5
32
-
22
(11)
Total
-
2
-
-
1
-
-
4
-
4
-
3
-
-
4
1
-
-
4
-
1
(12)
Emas
-
2
-
-
1
-
-
3
2
3
1
-
-
-
5
4
-
1
5
-
6
(13)
Perak
2
1
1
-
5
-
-
3
3
-
10
4
3
1
1
1
-
1
3
-
5
(14)
Perunggu
Hasil Perolehan Medali
Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 SEA Games XXIII
Athletics
(1)
Cabang Olahraga
Lampiran 22:
2
5
1
-
7
-
-
10
5
7
11
7
3
1
10
6
-
2
12
-
12
(15)
Total
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
121
8
10
11
5
6
3
1
8
3
4
1
1
7
12
6
1
3
5 22 5
Judo
Karate-do
Pencak Silat
Rowing
Sailing
Sepaktakraw
Softball
Taekwondo
Table Tennis
Dragon Boat Race
Volleyball Indoors
Volleyball Beach
Wrestling
Wushu
Body Building
Squash
Tennis
Weightlifting
F
5 17 6
3
1
-
10
5
1
1
2
3
8
1
3
4
4
6
8
8
1
(3)
6
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
(4)
Mix
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
1
(5)
Open
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Total
1
(2)
M
412
10
7
2
6
2
12
2
2
6
7
16
2
6
12
9
17
18
16
4
(6)
Total
Nomor yang Dipertandingkan
Aerobic Gymnastic
(1)
Cabang Olahraga
Lampiran 22 (lanjutan) M
5 19 2
3
1
6
10
7
1
1
4
3
8
1
3
4
5
11
10
8
1
(7)
3 14 5
3
1
-
6
4
1
1
2
3
8
1
3
1
4
6
8
7
1
(8)
F
7
-
1
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
(9)
Mix
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
(10)
Open
Nomor yang Diikuti
347
8
7
3
6
16
11
2
2
6
7
16
2
6
5
9
17
18
15
4
(11)
Total
50
2
3
-
-
1
-
1
-
-
1
2
-
-
-
2
5
5
3
-
(12)
Emas
78
3
4
1
-
2
2
1
1
2
2
3
2
1
1
4
4
5
4
3
(13)
Perak
88
1
3
2
1
1
3
-
-
4
4
6
-
5
-
2
2
4
4
1
(14)
Perunggu
Hasil Perolehan Medali
216
6
10
3
1
4
5
2
1
6
7
11
2
6
1
8
11
14
11
4
(15)
Total
122
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
5
1
4
9
6
2
- Diving
- Waterpolo
3. Body Building
4. Canoeing
5. Rowing
6. TRD. Boat Race
8
86
9. Weightlifting
Total
2
- Mountainbike
2
6
- Track
8. Triathlon
2
- Road
7. Cycling
16
72
7
2
2
5
2
2
5
3
1
-
5
16
22
(3)
(2)
23
Women
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(4)
Mixed
(464 nomor)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
Open
Nomor yang Dipertandingkan
158
15
4
4
11
4
4
11
12
5
1
10
32
45
(6)
Total
70
8
1
2
6
2
2
6
9
4
1
3
15
11
(7)
Men
49
2
-
-
5
2
2
5
3
-
-
5
15
10
(8)
Women
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(9)
Mixed
(333 nomor)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
Open
Nomor yang Diikuti Indonesia
119
10
1
2
11
4
4
11
12
4
1
8
30
21
(11)
Total
26
5
-
-
4
1
1
2
4
1
-
1
-
7
(12)
Gold
26
3
-
1
-
1
-
2
5
1
-
1
5
7
(13)
Silver
23
1
-
-
4
-
2
1
3
1
1
3
2
5
(14)
Bronze
Perolehan Medali
Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005
Men
- Swimming
2. Aquatics
1. Athletics
Terukur
(1)
Cabang Olahraga
Lampiran 23:
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
123
10
5
-
-
2
2. Billiards & Snooker
3. Bowling
4. Dancesport
5. Equestrian
6. Golf
1
- Aerobics
-
61
Total
6
16
5
10. Polo
Skeet & Trap
9. Shooting
Windsurfing
4
-
- Rhythmic
8. Sailing
8
- Artistic
7. Gymnastics
4
(2)
Men
1. Archery
Konsentrasi
(1)
Cabang Olahraga
Lampiran 23 (lanjutan)
49
-
6
10
1
4
1
7
6
2
-
-
5
3
4
(3)
Women
12
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
10
1
-
-
(4)
Mixed
(464 nomor)
12
1
-
-
-
4
1
-
-
-
6
-
-
-
-
(5)
Open
Nomor yang Dipertandingkan
134
1
12
26
6
12
4
7
14
4
6
10
11
13
8
(6)
Total
36
-
-
5
4
1
1
-
8
2
-
-
5
6
4
(7)
Men
35
-
-
10
-
-
1
6
5
2
-
-
5
2
4
(8)
Women
12
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
10
1
-
-
(9)
Mixed
(333 nomor)
6
1
-
-
-
2
1
-
-
-
2
-
-
-
-
(10)
Open
Nomor yang Diikuti Indonesia
89
1
-
15
4
3
4
6
13
4
2
10
11
8
8
(11)
Total
9
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
2
2
3
(12)
Gold
12
-
-
-
2
-
-
-
-
-
1
-
3
1
5
(13)
Silver
11
-
-
2
1
-
1
-
1
2
-
-
2
1
1
(14)
Bronze
Perolehan Medali
124
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
1
1
1
2. Football
- Futsal
5
1
- Beach Volleyball
Total
1
- Indoor Volleyball
3. Volleyball
Bola Besar
1. Basketball
5
8. Wrestling
7
8
7. Taekwondo
69
8
6. Pencak Silat
Total
7
9. Wushu
10
8
3. Judo
5. Muaythai
6
2. Fencing
4. Karate-do
10
(2)
Men
1. Boxing
Bela Diri
(1)
Cabang Olahraga
Lampiran 23 (lanjutan)
5
1
1
1
1
1
59
7
4
8
6
5
8
8
6
7
(3)
Women
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(4)
Mixed
(464 nomor)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
Open
Nomor yang Dipertandingkan
10
2
2
2
2
2
128
14
9
16
14
12
18
16
12
17
(6)
Total
5
1
1
1
1
1
54
6
5
5
8
2
10
7
4
7
(7)
Men
2
1
1
-
-
-
35
2
-
4
6
2
8
4
6
3
(8)
Women
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(9)
Mixed
(333 nomor)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
Open
Nomor yang Diikuti Indonesia
7
2
2
1
1
1
89
8
5
9
14
4
18
11
10
10
(11)
Total
2
1
1
-
-
-
11
1
1
1
5
-
2
1
-
-
(12)
Gold
1
-
-
-
-
1
15
-
2
1
3
-
4
3
2
-
(13)
Silver
2
-
1
1
-
-
36
5
2
1
4
1
8
5
4
6
(14)
Bronze
Perolehan Medali
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
125
1
4
1
1
3
3
16
237
2. Baseball
3. Spk . Takraw
4. Softball
5. Squash
6. Table Tennis
7. Tennis
Total
Total seluruhnya
200
15
3
3
1
1
4
-
3
(3)
Women
15
3
1
1
-
-
-
-
1
(4)
Mixed
(464 nomor)
12
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
Open
Nomor yang Dipertandingkan
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
3
(2)
Men
1. Badminton
Bola Kecil
(1)
Cabang Olahraga
Lampiran 23 (lanjutan)
464
34
7
7
2
2
8
1
7
(6)
Total
181
16
3
3
1
1
4
1
3
(7)
Men
131
10
3
3
-
1
-
-
3
(8)
Women
15
3
1
1
-
-
-
-
1
(9)
Mixed
(333 nomor)
6
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
Open
Nomor yang Diikuti Indonesia
333
29
7
7
1
2
4
1
7
(11)
Total
56
8
1
-
-
-
-
-
7
(12)
Gold
64
10
3
1
-
1
3
-
2
(13)
Silver
82
10
3
3
-
-
1
1
2
(14)
Bronze
Perolehan Medali
Lampiran 24:
Banyaknya Events SEA Games XIX- XXIV menurut Cabang Olahraga, Tahun 1997-2007 SEA GAMES
Cabang Olahraga
XIX INA
XX BRU
XXI MAS
XXII VIE
XXIII PHI
1997
1999
2001
2003
2005
2007
32 Cabor
40 Cabor
43 Cabor (7)
34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor (1)
XXIV THA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Aquatics
-
37
43
-
-
-
- Diving
4
4
4
4
6
8
- Synch. Diving
-
-
4
4
4
2
- Swimming
32
32
32
32
32
32
- Synch. Swimming
2
-
2
-
-
-
- Waterpolo
1
1
1
1
1
1
2. Archery
4
-
4
4
4
8
3. Athletics
44
41
46
43
45
45
4. Badminton
7
7
7
7
5
7
5. Basketball
2
1
2
2
-
2
6. Baseball
-
-
-
-
1
1
7. Softball
2
-
-
-
2
2
8. Billiards & Snooker
12
10
10
11
13
13
9. Body Building
8
-
-
8
6
5
10. Bowling
12
12
12
-
10
11
11. Boxing
11
11
11
9
14
16
12. Chess
-
-
-
8
8
-
13. Cycling
16
7
20
10
11
19
14. Dancesport
-
-
-
-
2
12
15. Equestrian
-
-
7
-
2
6
-
-
-
-
-
1
10
-
5
9
12
12
16. Polo 17. Fencing 18. Fin Swimming
-
-
-
16
-
-
19. Football
2
1
2
2
2
2 2
-
-
-
-
-
20. Golf
Futsal
4
4
4
-
4
4
21. Gymnastics
16
-
20
24
22
25
22. Handball
-
-
-
2
-
2
23. Hockey
2
2
2
-
-
2
24. Judo
16
-
14
16
8
16
25. Karate
19
19
19
19
18
18
26. Pencak Silat
20
21
21
22
12
14
27. Canoeing
12
-
-
-
7
13
28. Rowing
11
-
8
8
9
11
29. Trd. Boat Race
8
-
-
4
6
4
30. Sailing
15
-
13
-
12
14
126
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Lampiran 24 (lanjutan) SEA GAMES Cabang Olahraga
XIX INA
XX BRU
XXI MAS
XXII VIE
XXIII PHI
XXIV THA
1997
1999
2001
2003
2005
2007
34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor
32 Cabor
40 Cabor
43 Cabor
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
31. Sepaktakraw
4
2
3
6
4
8
32. Shooting
42
12
36
40
22
38
33. Ski air
6
-
-
-
-
-
34. Squash
4
4
4
-
2
2
(1)
35. Table Tennis
7
7
7
7
7
7
36. Taekwondo
16
16
16
16
16
16
37. Tennis
7
7
7
7
4
7
38. Thriatlhon
-
-
-
-
2
4
- Beach Volleyball
2
-
-
2
2
2
- Indoor Volleyball
2
-
2
2
2
2
40. Weightlifting
18
-
13
12
10
15
41. Wrestling
20
-
-
22
5
9
42. Wushu
19
-
20
28
21
14
Jumlah
439
221
378
407
375
454
XIX INA
XX BRU
XXI MAS
XXIII PHI
XXIV THA
1997
1999
2001
39. Volleyball
SEA GAMES Cabang Olahraga
34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor (1)
XXII VIE 2003
2005
2007
32 Cabor
40 Cabor
43 Cabor
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Lawn Bowls
-
6
6
-
6
6
2. Muay
-
-
-
-
7
12
3. Netball
-
-
1
-
-
-
4. Petanque
-
-
6
6
4
9
5. Shuttle cock
-
-
-
7
-
-
6. Rugby
-
-
-
-
-
2
Jumlah
0
6
13
13
17
29
439
227
391
420
392
483
Jumlah Seluruhnya
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
127
128
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Loncat Indah
Muhammad Akbar Nasution
Total
5. Men’s Synch 10 m Platform
4. Women’s Synch 3 m Springboard
-
2. Muhammad Nasrullah
1
-
-
2. Eka Purnamasari 1. Husaini Noor
-
-
1. Nani Suryani
Mochammad Nasrullah
-
2. Herliyani Dias Sukmahati
3. Men’s 10 m Platform
-
1. Shenny Ratna Amelia
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
2. Women’s Synchronized 10 m Platform
-
5
-
-
-
-
-
1
1
Shenny Ratna Amelia
-
-
1. Women’s 10 m Platform
Total
7. Men’s 200 m Individual Medley
-
-
Andy Wibowo
6. Men’s 100 m Butterfly
4. Andy Wibowo
-
-
-
-
1. Richard Sam Bera
5. Men’s 4x100 Medley
1
-
-
Muhammad Akbar Nasution
4. Men’s 400 m Individual Medley
1
-
-
-
3. Herry Yudhianto
Donny Budiarto Utomo
3. Men’s 200 m Butterfly
1
-
1
(5)
-
(4)
3
-
1
-
1
1
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
2. Glenn Victor Sutanto
Billy Arfianto
2. Men’s 200 m Breaststroke
Relay
Glenn Victor Sutanto
(3)
Nama Atlet
1. Men’s 100 m Backstroke
(2)
Renang
Events
(1)
SEA Games XXIV, Tahun 2007
(7)
Nama Pelatih
3. Yun Hu (Asing)
2. Eko Setiawan
1. Abdur Rafiie Shadiqin
(Asing)
7. Hang chi Herbert Yu
(Asing)
6. Randal Mason Hyre
5. Gerarld Herman Pieter
4. Toto Juninto Dharmadji
3. Sabeni Sudiono
2. Nijarudin
1. Hartadi Noertjojo
Jumlah Perolehan Medali dan Nama Atlet menurut Cabang Olahraga, Events, Jenis Medali, dan Nama Pelatih
Cabang Olahraga
Lampiran 25:
3 Perunggu
1 Perak
1 Emas
2 Perunggu
5 Perak
(8)
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
129
Angkat Besi
Edi Kurniawan Sandow Weldemar Nasution Sinta Darmariani Reynaldi Saenal Rahman Hidayat Okta Dwi Pramita
3. Men’s 69 kg
4. Men’s 77 kg
5. Women’s 75 kg
6. Men’s 105 kg
7. Men’s 85 kg
8. Women’s 53 kg
Total
Dedi Aprianto
Triyatno
2. Men’s 62 kg
9. Men’s +105 kg
Eko Yuli Irawan
13. Indrawan Ginting
12. Heryansyahi Saragih
11. Hendra Jayaputra Taufik
10. Kemas Ahmad Mahyidin
9. Indri
8. Sudirman Prayogo
7. Soesanto Prayogo
6. Hendrik Sugianto
-
5
-
-
-
-
1
1
1
1
1
3
-
1
1
1
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
5. Joni Firdaus
4. Sukandi
3. Sori Enda Nasution
2. Efendi Eria
1. Eddy Santoso
4. Zulfikar Lubis
5. Henry Marciano Raditya
3. T. Bustaman
1. Jovinus carolus Legawa
(7)
Nama Pelatih
4. Dwinanto Ribowo
1
(6)
2. Yanyan Sumiarsa
-
(5)
Perak Perunggu
2. Maulana Bayu Herfianto
-
(4)
Emas
3. Rezza Auditya Putra
1. Andreas Rully
(3)
Nama Atlet
1. Men’s 56 kg
Total
1. Men’s Team
(2)
(1)
Polo Air
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
1 Perunggu
3 Perak
5 Emas
1 Perunggu
(8)
Keterangan
130
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Biliar
Singles 4. Men’s One chusion carom Singles Total
3. Women’s 9-Ball Pool 4. Tan Kiong An
Ticoalu
3 Angeline Magdalena
Ticoalu
2. Angeline Magdalena
2. Women’s 8-Ball Pool
Singles
1. Han Tjong
4. Meylani Anita Lelemboto
Ratu
3. Fabiolla Tirza Paulany
2. Verdiana Rihandini
1. Nova Mariana
Isnawaty Sir Idar
4. Ricky Hafidz Jan Gunarto
3. Hardianus Samuel
Khatab
2. Ismail Ibnu Abubakar
1. Dadan Heri
Agustinus Pieter Manuhutu
4. Dian Rahmawati
3. Nurul Musfira Amahoru
1. Men’s 9-Ball Pool Singles
Total
6. Women’s Team Foil
5. Women’s Individual Epee
4. Men’s Team Foil
3. Men’s Individual Epee
1. Enni Handayani
2. Women’s Team Epee 2. Isnawaty Sir Idar
Fabiola Paulany Ratu
(3)
Nama Atlet
1. Women’s Individual Foil
(2)
(1)
Anggar
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
1
-
1
-
-
2
-
-
-
-
1
1
(5)
2
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
(4)
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
2. Wanda Lanin
1. Jimmy Aryanto
8. Wei Fan (Asing)
7. Jia Song (Asing)
(Armourer)
6. Herman Kamal
5. Lucky Ramdhani
4. Perdian Triagi
Lenzun
3. Handry Octavianus
2. Ferdinand Justinus Kuron
Hehannusa
1. Gloria Florence
(7)
Nama Pelatih
4 Perunggu
2 Perak
(8)
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
131
-
Triyaningsih Triyaningsih Dwi Ratnawati Kristian Lumban Tobing Zulkarnain Purba
5. Women’s 10000 m
6. Women’s 5000 m
7. Women’s Discus Throw
8. Men’s 20 km Walk
Rini Budiarti Rose Herlinda Inggriana Indra Abdul Kadir John Herman Muray Irene Truitje Joseph Yurita Arianny Arsyad
13. Women’s 5000 m
14. Women’s Hammer Throw
15. Men’s 20 km Walk
16. Men’s 200 m
17. Women’s 100 m
18. Women’s Hammer Throw
Total
Ni Putu Desy Margawati
Darwati
19. Women’s Pole Vault
Rini Budiarti
12. Women’s 20 km Walk
4. Taufik Rahmadi
3. Asrul Akbar
2. John Herman Muray
11. Women’s 1500 m
10. Men’s 4x100 m Relay
1. Suryo Agung Wibowo
Dedeh Erawati
4. Women’s 100 m Hurdles
9. Men’s 400 m Hurdles
-
Yahuza
3. Men’s Marathon 42 km
7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
1
Suryo Agung Wibowo
2. Men’s 200 m
1
(4)
7
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
(5)
5
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
Suryo Agung Wibowo
(3)
Nama Atlet
1. Men’s 100 m
(2)
(1)
Atletik
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
11. Boedi Darma Sidi
10. Bernard Rumbiak
9. Heri Surahno
8. Nur’Aini Sumartoyo
7. Hisyam
6. Alwi Mugiyanto
5. Wita Witarsa
4. Pikouli
3. Muh. Muksin
2. Hadi Wacono
1. Eka Nugraha
(7)
Nama Pelatih (8)
5 Perunggu
7 Perak
7 Emas
Keterangan
132
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Bina Raga
Uyun Muzizah
2. Women’s 500 m Time
1. Santi Tri Kusuma
5. Women’s Team Sprint
Asep Suryaman
9. Men’s Individual Sprint
Total
Lightflyweight
3. Men’s Up to 55 kg
Lightweight
2. Men’s Up to 70 kg
Weight
1. Men’s Up to 60 kg Fly
Total
Pursuit
11. Women’s Individual
Uus Muhammad Yusuf
Syafrizaldy
Asrelawandi
Nurhayati
3. Asep Suryaman
2. Wawan Setyo Budi
1. Samai
Projo Waseso
10. Men’s Team Sprint
Popo Ariyo Sejati
8. Men’s Individual Pursuit
Tonton Susanto
7. Men’s Downhill
Trial
6. Men’s Individual Time
2. Uyun Muzizah
Santia Tri Kusuma
4. Women’s Point Race
Sprint
Uyun Muzizah
3. Women’s Individual
Trial
Ryan Ariehaan Hilmant
(3)
Nama Atlet
1. Men’s Road Race
(2)
(1)
Balap Sepeda
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
1
-
-
1
3
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
(4)
1
-
1
-
2
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
(5)
1
1
-
-
4
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
Zarmi Bachtiar
12. Casmadi (Mekanik)
(Mekanik)
11. Wahyu Wahdini
10. Ronny Rachman Yahya
9. Zaenul Siswanto
8. Sugeng Tri Hartono
7. Nur Rochman
6. Puspita Mustika Adya
5. Badroen
4. Rudy Dwi Januar
3. Endang Subagio
2. Didi Basuki Rahardjo
1. Wahyudi Hidayat
(7)
Nama Pelatih (8)
1 Perunggu
1 Perak
1 Emas
4 Perunggu
2 Perak
5 Emas
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
133
Total
1. Men’s Team
(2)
(1)
Baseball
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
20. Yuno Dewanto
19. Syaiful Noer
18. Rizki Ramadhan
Megawanto
17. Mohamad Rizki
16. Ridzki Aditya
15. Purbo Wicaksono
14. Muhammad Akbar
Insamodra
13. Mario Baraputra
Ramdhoni
12. Lukman Kurnia
11. Lucky Prasetyo
10. Indrayosa Pratomo
9. Eru Ginanjar Mahmud
8. Chindy Patria Yudharana
Dwitama
7. Bambang Rachmat
6. Angga Prananda Bakti
5. Andospa Aldo Saputra
4. Andhika Putra
Susanto
-
-
1
1. Lukmanul Hakim
(7)
Nama Pelatih
3. Kazuto Nonaka (Asing)
1
(6) 2. Endang Isnandar
-
(5)
3. Andika Nugroho Noto
-
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Ahmad Effendy
1. Adi Susanto
(3)
Nama Atlet 1 Perunggu
(8)
Keterangan
134
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Berkuda
Total
1. Team Dressage
Total
1. Men’s Team
(2)
(1)
Softball
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
4. Carles Raymond (Groom) 5. Agus Susanto (Groom)
5. Jeane Lukito
7. Amrozi (Veterinarian)
6. Risad Manarisip (Groom)
3. Suryana (Groom)
Momongan
1. James Octavianus
4. Djolfi Momongan
-
-
-
2. Rafl Muller (Asing)
1
1
1
3. Ibrachim
-
-
2. Lukas Karyanataufik
Gading
1. Larasati Iris Rischka
16. Teuku Ridwan
15. Roy Umbasan Amiruddin
14. Rizky Paramasatya
13. Otto Wahyu Minarto
12. Muhammad Said
11. Mohammad Adi Saputra
10. Michael Trisnadi
9. Jakaria
Negara
8. Jajat Darajat Kusumah
7. Heri Haeruman
6. Gunawan Pramono
5. Fricharda Oestabima
4. Dedy Purnomo
-
1. Iwan Pujiharto
(7)
Nama Pelatih
3. Ajang Suparlan
-
(6) 2. Fajarno
1
(5)
3. Dadang Bayu Sarifudin
-
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Arman Ahmad Rusmana
1. Adnan Putra Djani
(3)
Nama Atlet
1 Perak
1 Perak
(8)
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
135
Bola Voli Pantai
Total
1. Men’s Team
Total
1. Men’s Team
(2)
(1)
Bola Basket
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
2. Koko Prasetyo Darkuncoro
1. Andy Ardiyansah
14. Youbel Sondakh
13. Welyanson Situmorang
12. Wahyu Widayat Jati
11. Rony Gunawan
10. Mario Wuysang
9. Isman Thoyib
8. Faisal Julius Achmad
7. Wibawa
6. cokorda Raka Satrya
-
1
1
-
-
1
-
-
-
5. Agus Abdul Karim
4. Arief Irawan
3. Yefrizal Yasrul Gamal
2. Agus Salim
1. Slamet Mujianto
4. Tovino Afiar
5. Santosa
4. Andrie Ekayana Satya
1. Fictor Gideon Roring
(7)
Nama Pelatih
3. Johannis Winar
-
(6)
3. Andre Tiara
1
(5)
2. Raoul Miguel Hadinoto
-
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Andi Poedjakesuma
1. Amin Prihantono
(3)
Nama Atlet
1 Emas
1 Perak
(8)
Keterangan
136
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Total
2. Women’s Team
1. Men’s Team
(2)
(1)
Bola Voli Indoor
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
12. Helina Aprianti
11. Mella Marshellyna
10. Susanti Martalia
9. Dewi Wulandari
8. Agustin Wulandhari
7. Maya Kurnia Indri Sari
6. Dini Indasari
1
-
1
4. Li Qiu Jiang (Asing)
5. Josefhina Tahalele
3. Muhammad Ansori
4. Berllian Marsheilla
1. Machfud Irsjada 2. Djoko Margo Santoso
1
3. Yati Sri Susilawati
-
2. Gunarti Indahyani
1. Rita Kurniati
12. Brian Alfianto
11. Muhammad Riviansyah
10. Joko Murdianto
9. Erwin Rusni
8. I Nyoman Rudi Tirtana
7. Aris Achmad Rizqon
6. Fadlan Abdul Karim
-
4. Hu Xinyu (Asing)
5. Nur Widayanto
4. Joni Sugiyatno
1. Viktor Laiyan
(7)
Nama Pelatih
3. Ibarsjah Djanu Tjahjono
-
(6) 2. Dadang Sudrajat
-
(5)
3. Didi Irwadi
1
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Affan Priyo Wicaksono
1. Ayip Rizal
(3)
Nama Atlet (8) 1 Perunggu
1 Emas
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
137
Gulat
Ryan Leonard Lalisang 1. Haqi Rumandong
3. Men’s Master
4. Men’s Trios
Erikson Tambunan Shandi Romadon
3. Men’s Freestyle 60 kg
4. Men’s Freestyle 66 kg
Total
Lothus Malino
Ricky Fajar Adi Saputra
2. Men’s Freestyle 55 kg
5. Men’s Freestyle 84 kg
Fahriansyah
5. Ryan Leonard Lalisang
4. Rangga D. Yudhira
3. Oscar
1. Men’s Freestyle 74 kg
Total
1. Dennis R. Pulunggono 2. Haqi Rumandung
Tannya Roumimper
7. Men’s Team of Five
5. Tannya Roumimper
4. Sharon Limansantoso
3. Shalima Zalsha
2. Putty Insavilla Armein
1. Hapy Ari D. Soediyono
3. Ryan Leonard Lalisang
6. Women’s Masters
Five
5. Women’s Team of
Tannya Roumimper
2. Women’s Singles
2. Oscar
Sharon Limansantoso
(3)
Nama Atlet
1. Women’s Masters
(2)
(1)
Bowling
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
1
-
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
1
1
(4)
2
-
-
1
1
-
3
-
-
1
1
1
-
-
(5)
2
1
1
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
2. You Mong An (Asing)
Pamingotan
1. Tahi Manombang
(Asing)
2. Paul Robert Delany
1. Tim Mack (Asing)
(7)
Nama Pelatih (8)
2 Perunggu
2 Perak
1 Emas
2 Perunggu
3 Perak
2 Emas
Keterangan
138
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
6. Women’s Singles
5. Women’s Doubles
4. Mixed Doubles
1. Hendra Setiawan
3. Men’s Team
5. Richard Leonard Mainaky
4. Sigit Pamungkas
3. Hendrawan
2. Paulus Firman
1. Christian Hadinata
(7)
Maria Kristin Yulianti
2. Vita Marisa
1. Liliyana
2. Vita Marisa
1. Flandy Limpele
10. Sony Dwi Kuncoro
9. Alvent Yulianto chandra
8. Taufik Hidayat
7. Hendra Aprida Gunawan
6. Flandy Limpele
5. Simon Santoso
1
1
-
-
-
-
7. Herry Imam Pierngadi
-
-
-
-
(6)
4. Nova Widianto
-
-
-
-
(5)
Nama Pelatih
6. Bagus Setiadi utomo
1
1
1
1
(4)
Emas Perak Perunggu
3. Markis Kido
2. Joko Riyadi
Taufik Hidayat
2. Hendra Setiawan
1. Markis Kido
(3)
Nama Atlet
2. Men’s Singles
1. Men’s Doubles
(2)
(1)
Bulutangkis
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
2 Perunggu
2 Perak
7 Emas
(8)
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
139
Total
11. Mixed Doubles
10. Men’s Doubles
9. Women’s Singles
8. Women’s Doubles
7. Women’s Team
(2)
(1)
Bulutangkis (lanjutan)
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
Nova Widianto
Liliyana
2. Joko Riyadi
1. Hendra Aprida Gunawan
Adriyanti Firdasari
2. Greysia Polii
1. Jo Novita
10. Maria Kristin Yulianti
9. Lita Nurlita
8. Vita Marissa
7. Rani Mundiasti
6. Pia Zebadiah Bernadet
5. Liliyana
4. Jo Novita
3. Greysia Polii
2. Endang Nursugianti
1. Adriyanti Firdasari
(3)
Nama Atlet
7
-
-
-
-
1
(4)
2
-
-
1
1
-
(5)
2
1
1
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu (7)
Nama Pelatih (8)
Keterangan
140
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
1. Sayadin
2. Men’s K2 500 m
1. Roinadi
8. Men’s c2 500 m
Total
12. Men’s K4 10000 m
1. Diyono
11. Men’s K2 10000 m
4. Silo
3. Sayadin
2. Nursalam
1. John Feter Matulessy
2. Kuat
John Feter Matulessy
2. Royani Rais
1. Sarce Arronggear
10. Men’s K1 500 m
9. Women’s K2 500 m
Eka Octarianus
2. Asnawir
Sayadin
7. Men’s c1 500 m
2. Roinadi
1. Asnawir
4. Kanti Santyawati
3. Rasima
6. Men’s K1 1000 m
5. Men’s c2 1000 m
1. Sarce Arronggear
4. Women’s K4 500 m 2. Royani Rais
Sarce Arronggear
3. Women’s K1 500 m
2. Silo
Eka Octa Rorianus
(3)
Nama Atlet
1. Men’s c1 – 1000 m
(2)
(1)
Dayung Canoeing
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
4
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
(4)
5
-
-
-
1
1
1
1
1
-
-
-
-
(5)
3
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
(Asing)
5. Ralf Herbert Zeidler
4. Samin (Boatman)
3. Zainal Abidin
2. Mohammad Suryadi
1. La Dulu
(7)
Nama Pelatih (8)
3 Perunggu
5 Perak
4 Emas
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
141
Golf
Total
2. Women’s Team
1. Men’s Team
Total
Singles Sculls
5. Men’s Lightweight
Doubles Sculls (LM2x)
4. Women’s Lightweight
3. Men’s Pairs (M2-)
Four (LW4-)
2. Women’s Lightweight
1. Men’s Lightweight (LM4-)
(2)
(1)
Rowing
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
3. Lidya Ivana Jaya
2. Juriah
Sudjasmin
1. Agnes Retno Andriani
4. Suprapto
3. Hadjito
2. Benyta Yuniarto
1. Andik Mauludin
Jamaluddin
2. Sri Rahayu Masi
1. Bertin
2. Iswandi
1. Agus Budy Aji
4. Samlia
3. Ratna
2. Femy Batuwael
1. Femmy Yuwartini Elia
-
-
-
2
-
-
-
1
-
-
-
2
-
1
1
-
2
1
1
1
1
-
-
-
2. Rhino Roosmin
1. Made Ardhita
6. Eduard Jean Witte (Asing)
(Boatman)
5. Abdullah Walang
4. Sjafril
4. Ketut Sukasna
1. Corres Hustaaf Sahupala
(7)
Nama Pelatih
3. Suparto
-
(6) 2. Dede Rohmat Nurjaya
-
(5)
3. Ramdan Deny Prakasa
1
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Agus Budy Aji
1. Rodiaman
(3)
Nama Atlet (8)
2 Perunggu
1 Perunggu
2 Perak
2 Emas
Keterangan
142
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
(2)
1. Women’s 10 crews 1000 m
(1)
Dayung Trd. Boat Race
2. Women’s 10 crews 500 m
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
12. Mintelda Ibo
11. Astri Dwijayanti
10. Agustina Kabey
9. Seni Gantiani
8. Tika Inderiyani
7. Hartawan
6. Christina Kafolakafi
5. Marwati
4. Minawati
3. Multi
2. Farida
1. Jenny Selvis Yom
12. Seni Gantiani
11. Multi
10. Mintelda Ibo
9. Minawati
8. Marwati
7. Jenny Selvis Yom
6. Jenny Selvis Yom
-
-
1
Manager)
4. Edy Suyono (Transport
5. Hartawan
4. Farida
1. Edison Doromi
(7)
Nama Pelatih
3. Nofia Yellina Putri
-
(6) 2. Fachrudin
-
(5)
3. Christina Kafolakafi
1
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Astri Dwijayanti
1. Agustina Kabey
(3)
Nama Atlet (8) 2 Perunggu
1 Emas
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
143
(2)
(1)
Layar
(lanjutan)
2. Kris Soebiyantoro
1. Ario Dipo Subagio
4. Hobie 16
Total
I Gede Subagiasa
3. Mistral One Design Light Weight
(Youth)
1
-
-
-
Mustofa
2. Mistral One Design
1
-
(4)
2
-
1
1
-
-
-
(5)
1
1
-
-
-
2
1
(6)
Emas Perak Perunggu
1
13. Steven Sarimole
12. Rici Jamaris
11. Nursalam
10. John Travolta
9. Herdony
8. Didin Rusdiana
7. Dian Kurniawan
6. Budi Subagja
5. Asep Hidayat
4. Amat
3. Ahmad Supriadi
2. Agus
1. Abdul Azis
(3)
Nama Atlet
1. Mistral One Design Heavy Weight I Gusti Made Oka Sulaksana
Total
Dayung Trd. Boat Race 3. Men’s 10 crews 1000 m
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
1 Perunggu
2 Perak 3. Djoko Susilo ( Boatman)
1 Emas 2. Abdul Malik Faisal
(8)
Keterangan
1. Eddy Sulistianto
(7)
Nama Pelatih
144
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Senam
Total
4. Flavia Domitilla Jovita
3. Ardi Dedek Saputra 1
-
-
2
1
5. Fahmy Fachrezzy
Sianturi
2. Jonathan Mangiring
3. Yochy Rusandi -
1
2. Lody
-
1. Faizal Amirullah
1. Indra Sibarani
3. Andri Paranoan (Teknisi)
2. Hendra Nazir
1. Justinus Lhaksana
(7)
Nama Pelatih
3. Trios (Aerobik)
-
-
1
1
(6)
Dewi Prahara
-
-
-
(5)
2. Women’s Beam (Artistik)
1
-
(4)
Emas Perak Perunggu
Mohammad Aldilla Akbar
14. Yos Adi Wicaksono
13. Socrates Matulessy
12. Sayan Karmadi
11. Muhammad Amril Daulay
10. Maulana Muhammad Ihsan
9. Jaelani Ladjanibi
8. Israqul Issa
7. Hendra Kurniawan
6. Deny Handoyo
5. Dede Sulaeman
4. Angga Surya Saputra
3. Andri Irawan
2. Ade Lesmana
Andrijaya Harta
1. Achmad Maulana
(3)
Nama Atlet
1. Men’s Vault (Artistik)
Total
1. Men’s Team
(2)
(1)
Futsal
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
2 Perunggu
1 Emas
1 Perunggu
(8)
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
145
Menembak
Deni Zulfendri
10. Men’s +100 kg
Total
3. Yosheefin Shilla Prasasti
2. Erlinawati
1. Inca Ferry Wihartanti
2. Women’s 50 m Rifle
Prone Team
Erlinawati
Yuliati
1. Women’s 50 m Rifle Prone
Total
Light
14. Women’s -48 kg Extra
Lightweight
13. Men’s -73 kg Half
Jimmy Anggoro
Peter Taslim
12. Men’s -66 kg Half
Lightweight
Toni Irawan
11. Men’s -60 kg
Heavyweight
Middleweight
Krisna Bayu
9. Men’s -90 kg
Middleweight
8. Men’s -81 kg Half-
Johanes Taslim
Ade Sujana
7. Men’s -100 kg Half-
Heavy
Ira Purnamasari
(3)
Nama Atlet
6. Women’s -78 Half-Heavy
(2)
(1)
Judo
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
(4)
-
-
-
3
-
-
-
-
-
1
1
1
-
(5)
2
1
1
5
1
1
1
1
1
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
3. Gunawan (Armourer)
2. Edi Purnama Iman Susanto
1. Maolan
5. Wataru Ebina (Asing)
4. Trenggono
3. Ni Made Suyudani
(8)
2 Perunggu
5 Perunggu
3 Perak
Achsan 2. Perrence George Pantouw
1 Emas
Keterangan
1. Muhammad Anshar
(7)
Nama Pelatih
146
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Yulisar Usia Motuty Donny Darmawan Christo Mondolu Martinel Prihastuti Denies Ibrahim Sani Hendro Salim 1. Bambang Maulidin
2. Men’s Open
3. Men’s Under 65 kg
4. Men’s Under 75 kg
5. Women’s Under 48 kg
6. Men’s Individual Kata
7. Men’s Over 75 kg
8. Men’s Team Kumite
Iin Hasanah 1. Alit Tresna
3. Women’s Individual Kata
4. Women’s Team Kata
Total
5. Women’s Under 60 kg
Yellovin Prasetyo Piscessa
2. Men’s Under 60 kg
Tantri Widyasari
3. Yuli Eka Yanti
2. Dewi Yulianti
Bambang Maulidin
1. Men’s Under 55 kg
7. Yulisar Usia Motuty
6. Hendro Salim
5. Christo Mondolu
4. Ismail Aswar
3. Donny Dharmawan
2. Yellovin Prasetyo Piscessa
Aswar Ismail
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
4
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
-
8
1
1
1
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
1. Willem Mantiri
(7)
Nama Pelatih
3. Aswan Ali
-
(6) 2. Omita Olga Ompi
-
(5)
3. Fidelys Lolobua
1
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Faizal Zainuddin
1. Aswar
(3)
Nama Atlet
1. Men’s Under 70 kg
15. Men’s Team Kata
(2)
(1)
Karate
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan) (8)
8 Perunggu
4 Perak
2 Emas
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
147
Total
9. Men’s Recurve Individual
Individual
8. Women’s Recurve
Team
7. Women’s compound
Individual
6. Women’s compound
5. Men’s Team compound
4. Men’s Recurve Team
Recurve
3. Women’s Team
Individual
Rahmat Sulistyawan
Rina Dewi Puspita Sari
4. Lilies Heliarti
3. Lilies Handayani
2. Farisah Asfarina
1. Dellie Threesyadinda
Dellie Threesyadinda
4. Kuswantoro
3. I Gusti Nyoman Puruhito
2. Hendra Setijawan
1. Gatot Ariyanto
4. Rahmat Sulistyawan
3. Mohammad Ali Sofian
2. Hendro Suprianto
1. Awal Ahmad
4. Suci Dwi Megasari
3. Rina Dewi Puspita Sari
2. Ika Yuliana Rochmawati
1. Gina Rahayu Sugiharti
Ika Yuliana Rochmawati
2. Women’s Recurve
Individual
I Gusti Nyoman Purihito
(3)
Nama Atlet
1. Men’s compound
(2)
(1)
Panahan
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
3
-
-
-
-
-
-
1
1
1
(4)
5
-
1
1
1
1
1
-
-
-
(5)
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
5. Jimmy Lantang (Armourer)
4. Denny Trisjanto
3. Sarju
1 Perunggu
5 Perak
2. Donald Djantunas Pandiangan
3 Emas
(8)
Keterangan
1. Wiryawan Richard Johanis
(7)
Nama Pelatih
148
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Tinju
Pencak Silat Rony Syaifullah Tuti Winarni Pengki Simbar Ni Nyoman Suparniti Mohammad Andi Supiantoro Puspa Endah Fitriani Rosmayani Suhud Indratno Pujo Janoko Rahmat Fitroh Ramdhani Mulyono
2. Men’s Under 80 kg
3. Women’s Tunggal
4. Women’s Under 50 kg
5. Women’s Under 65 kg
6. Men’s Under 55 kg
7. Women’s Over 65 kg
8. Women’s Under 55 kg
9. Men’s Under 60 kg
10. Men’s Under 65 kg
11. Men’s Under 70 kg
12. Men’s Under 75 kg
Miftah Lubis Rifai Marten Surati Rumiris Nursita Simarmata
2. Men’s Lightweight 60 kg
3. Men’s Pin Weight 45 kg
4. Women’s 48 kg – Light
-
-
Total
-
Yunike Lenda Rotty
6. Women’s Pin Weight 46 kg
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
-
-
(4)
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
(5)
6
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
(6)
Emas Perak Perunggu
5. Women’s 52 kg – Bantam Weight Yunike Abigael Busira
Flyweight
Muhammad Yunus Pane
1. Men’s Light Heavyweight 81 kg
Total
Diyan Kristianto
Winda Merawati Purba
(3)
Nama Atlet
1. Men’s Under 50 kg
Total
1. Women’s Light Flyweight 48 kg
(2)
(1)
Muay
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
4. Matskelov Sergey (Asing)
3. Ninong Labatjo
2. Jootje Mada
1. John Amanupunyo
3. Tulus Priyadi
2. Sutama
1. Indro catur Haryono
Lim Kian Tat (Asing)
(7)
Nama Pelatih
6 Perunggu
4 Perunggu
3 Perak
5 Emas
1 Perunggu
(8)
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
149
Total
4. Men’s Hoop
3. Men’s Doubles
2. Men’s Team
1. Men’s Regu
(2)
(1)
Sepak Takraw
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
6. Syamsul Hadi
5. Wisnu Dwi Suhantoro
4. Suko Hartono
3. Hadi Mulyono
2. Eko Kusdiyanto
1. Edy Suwarno
3. Suko Hartono
2. Husni Uba
1. Yudi Purnomo
12. Husni Uba
11. Saiful Majid
10. Muhammad Nasrum
9. Syamsul Hadi
8. Abrian Sihab Aldilatama
7. Yudi Purnomo
6. Wisnu Dwi Suhantoro
5. Suko Hartono
4. Hadi Mulyono
3. Eko Kusdiyanto
2. Stephanus Sampe
1. Edy Suwarno
5. Yudi Purnomo
4. Muhammad Nasrum
-
-
-
-
3
-
1
1
1
1
-
-
1. Musthakim
(7)
Nama Pelatih
(Asing)
3. Somkiet Sungsatitanon
-
(6) 2. Asry Syam
1
(5)
3. Husni Uba
-
(4)
Emas Perak Perunggu
2. Eko Kusdiyanto
1. Edy Suwarno
(3)
Nama Atlet (8) 1 Perunggu
3 Perak
Keterangan
150
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Wushu
Romana Tedjakusuma
Andrie Mulianto
Heriyanto
2. Men’s cangquan – Three
3. Men’s Nanquan – Three
Youne Victorio Senduk Susyana Tjan
5. Men’s Under 62 kg
6. Women’s changquan –
Total
Three Events combined
Handi Prayitno
4. Men’s Under 52 kg
Events combine
Events combined
Freddy
1. Men’s Taijiquan – Two
Total
Alexander Elbert Sie
7. Women’s Singles
2. Alexander Elbert Sie
Rungkat
1. Christopher Benjamin
2. Romana Tedjakusuma
1. Sandy Gumulya
4. Sandy Gumulya
3. Romana Tedjakusuma
2. Wynne Adiati Prakusya
1. Angelique Widjaja
4. Alexander Elbert Sie
3. Suwandi
6. Men’s Singles
5. Men’s Doubles
4. Women’s Doubles
3. Women’s Team
1. Christopher Benjamin
2. Men’s Team 2. Rungkat
Sandy Gumulya
(3)
Nama Atlet
1. Women’s Singles
(2)
(1)
Tenis
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
1
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
1
(4)
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
1
1
1
-
(5)
5
1
1
1
1
1
-
3
1
1
1
-
-
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
3. Wen Fu chen (Asing)
2. Salim
1. Phoon chee Kong
Suzzana Anggar Kusuma
(7)
Nama Pelatih (8)
5 Perunggu
1 Emas
3 Perunggu
3 Perak
1 Emas
Keterangan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
151
Total
4. Women’s Doubles
3. Men’s Team
2. Men’s Doubles
1. Men’s Doubles
2. Chrisitine Ferliana
1. Ceria Nilasari Jusma
4. Reno Handoyo
3. Muhammad Hussein
2. Yon Mardiyono
Jacobs
1. Dian David Mickael
2. Yon Mardiyono
Jacobs
1. Dian David Mickael
Reno Handoyo
Muhammad Hussein
Yulius Fernando
3. Men’s Under 72 kg
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
TOTAL SELURUHNYA
Tenis Meja
Basuki Nugroho
Total
Amalia Kurniasih Palupi
2. Men’s Under 78 kg
(3)
Nama Atlet
1. Women’s Over 72 kg
(2)
(1)
Taekwondo
Events
Cabang Olahraga
Lampiran 25 (lanjutan)
56
-
-
-
-
-
1
-
-
1
(4)
64
1
-
-
-
1
1
-
1
-
(5)
82
3
1
1
1
-
1
1
-
-
(6)
Emas Perak Perunggu
3. Gu Qing cheng (Asing)
Hasibuan
2. Putri Septi Naulina
Regar
1. Boebbie Jafeth Leonardo
(Asing)
3. Choi Seung Myeong
2. Rizon Oktalybsa
1. Lam Ting
(7)
Nama Pelatih
3 Perunggu
1 Perak
1 Perunggu
1 Perak
1 Emas
(8)
Keterangan
Lampiran 26: Rank
Jumlah Perolehan Medali Asian Beach Games Bali menurut Peringkat, Negara, dan Jenis Medali, Tahun 2008 Country
Gold
Silver
Bronze
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
INA
23
8
20
51
2
THA
10
17
10
37
3
CHN
6
10
7
23
4
KOR
4
7
10
21
5
JPN
3
3
3
9
6
HKG
3
3
2
8
7
IND
3
0
2
5
8
VIE
2
5
3
10
9
MYA
2
3
0
5
10
MAS
2
2
6
10
11
PAK
2
2
3
7
12
TPE
2
2
3
7
13
SYR
2
0
0
2
14
KUW
1
2
0
3
15
KAZ
1
1
2
4
16
UAE
1
1
1
3
17
SIN
1
0
2
3
18
AFG
1
0
1
2
19
MGL
1
0
0
1
20
OMA
1
0
0
1
21
PHI
0
2
8
10
22
BRU
0
2
3
5
23
JOR
0
1
0
1
24
BAN
0
0
1
1
25
BRN
0
0
1
1
26
MAC
0
0
1
1
27
MDV
0
0
1
1
Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
152
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
Lampiran 27:
Jumlah Perolehan Medali Olimpiade menurut Event Olahraga, Cabang Olahraga, Atlet Peraih Medali, dan Jenis Medali, Tahun 1988-2008
Event Olimpiade
Cabang Olahraga
(1) Olimpiade XXIV Seoul, 1988
(2) Panahan
Olimpiade XXV Barcelona, 1992
Bulutangkis (Tunggal Putri) Bulutangkis (Tunggal Putra)
Olimpiade XXVI Atlanta, 1996
Olimpiade XXVII Sydney, 2000
Olimpiade XXVIII Athena, 2004
Olimpiade XXIX Beijing, 2008
Bulutangkis (Ganda Putra) Bulutangkis (Ganda Putra)
Bulutangkis (Tunggal Putri) Bulutangkis (Ganda Putra) Bulutangkis (Tunggal Putra) Bulutangkis (Ganda Angkat Berat 48 kg Putri Angkat Berat 53 kg Putri Bulutangkis (Tunggal Putra) Angkat Berat 53 kg Putri Bulutangkis (Ganda Putra) Bulutangkis (Ganda Putra) Bulutangkis (Ganda Angkat Berat 56 kg Putra Angkat Berat 62 kg Putra Bulutangkis (Tunggal Putri)
Atlet
Medali
(3) 1. Lilies Handayani 2. Nurfitriyana Saiman 3. Kusuma Wardhani Susi Susanti
(4) Perak
1. Alan Budi Kusuma 2. Ardy Wiranata 3. Hermawan Susanto Rudy Gunawan/ Eddy Hartono 1. Rexy Mainaky/ Ricky Subagja 2. Denny Kantono/ Antonius Irianto 1. Mia Audina 2. Susi Susanti Tony Gunawan/ Chandra Wijaya Hendrawan
Emas Perak Perunggu Perak
Tri Kusharyanto/ Minarti Timur Raema Lisa
Perak
Winarni binti Slamet
Perunggu
1. Taufik Hidayat 2. Soni Dwi Kun,oro Raema Lisa
Emas Perunggu Perak
Eng hian/ Flandy Limpele Markis Kido/ Hendra Setiawan Liliyana/ Nova Widianto Eko Yuli Irawan
Perunggu
Emas
Emas Perunggu Perak Perunggu Emas Perak
Perak
Emas Perak Perunggu
Triyatno
Perunggu
Maria Kristin Yulianti
Perunggu
Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
153
154
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
30
36
25
30
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Lampung
25
50
50
25
50
0
DKI Jakarta
Jabar
Jateng
DIY
Jatim
Banten
0
30
Riau
Babel
40
40
Sumut
Sumbar
30
0
50
25
50
50
25
0
30
25
35
15
30
40
40
30
(4)
1990
1989
(3)
2
1
NAD
(2)
Propinsi
0
50
25
50
50
25
0
30
25
30
25
30
50
50
40
(5)
1991
3
0
90
35
90
90
35
0
50
30
45
30
45
80
90
60
(6)
1992
4
0
55
25
55
55
25
0
30
25
35
15
25
50
45
35
(7)
1993
5
0
55
25
55
55
25
0
30
25
35
20
25
50
45
35
(8)
1994
6
0
100
45
100
95
25
0
65
40
60
35
55
90
90
85
(9)
1995
7
0
100
45
100
95
25
0
65
40
60
35
55
90
90
85
(10)
1996
8
0
105
45
105
100
25
0
65
50
70
35
55
100
100
90
(11)
1997
9
0
95
65
85
100
50
0
90
35
45
25
50
55
55
120
(12)
1998
10
Angkatan/Tahun
R E K R U I T M E N
A D A
T I D A K
(13)
2000
11
0
15
15
15
15
15
0
15
15
15
15
15
15
15
15
(14)
2001
12
Lampiran 28: Data Realisasi SP-3 Angkatan I S/D XVII
15
15
15
15
15
25
15
15
15
15
15
12
15
15
15
(15)
2002
13
25
15
15
15
15
15
30
15
15
15
30
15
15
15
15
(16)
2003
14
10
15
15
30
30
20
10
10
15
30
10
10
30
10
10
(17)
2004
15
20
25
15
15
15
10
15
15
15
15
20
15
15
15
20
(18)
2005
16
20
10
15
20
15
15
30
15
15
30
20
15
25
15
10
(19)
2006
17
90
845
450
850
845
385
100
570
355
571
375
482
760
730
695
(20)
Total
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
155
25
20
30
20
25
35
25
25
NTT
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Timor Timur
800
20
20
0
25
0
25
35
35
30
20
30
20
25
25
25
(4)
3
900
20
20
0
25
0
25
50
45
45
20
40
25
25
30
35
(5)
1991
4
1400
15
15
0
40
0
45
85
75
75
30
50
45
40
45
50
(6)
1992
Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
796
20
Papua
Jumlah
0
20
Malut
20
Maluku
0
25
NTB
Gorontalo
25
(3)
2
1990
1
1989
Bali
(2)
PROPINSI
Lampiran 28 (lanjutan)
5
800
15
15
0
15
0
20
45
35
35
15
35
15
20
20
25
(7)
1993
6
850
15
20
0
20
0
30
45
35
35
20
35
20
25
25
25
(8)
1994
7
1500
30
30
0
35
0
50
75
60
55
35
45
30
55
45
40
(9)
1995
8
1500
30
30
0
35
0
50
75
60
55
35
45
30
55
45
40
(10)
1996
1600
25
40
0
45
0
50
75
65
55
35
55
40
55
45
40
(11)
1997
9
1400
20
20
0
30
0
40
45
40
40
25
60
20
45
65
25
(12)
1998
10
11
R E K R U I T M E N
A D A
T I D A K
(13)
2000
ANGKATAN/TAHUN 12
405
0
15
15
15
0
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
(14)
2001
13
467
0
15
15
15
30
15
15
15
15
10
15
15
15
15
15
(15)
2002
14
490
0
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
(16)
2003
15
514
0
10
10
15
10
15
10
15
15
10
45
14
20
10
30
(17)
2004
16
465
0
15
15
15
20
20
20
15
15
10
10
15
15
15
10
(18)
2005
17
475
0
10
15
15
15
15
5
15
15
15
10
15
15
15
15
(19)
2006
14362
210
310
85
380
90
455
635
575
540
330
535
354
450
410
430
(20)
TOTAL
156
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
1.343,4
1.813,2
886,7
Sumatera Barat
Riau
Jambi
9.688,0
1.170,3
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Banten
3.093,0
11.472,2
13.101,9
Jawa Barat
Jawa Timur
3.588,4
480,0
Kep.Riau
DKI Jakarta
370,8
364,6
Kep. Bangka Belitung
3.138,4
11.473,7
1.180,1
9.688,6
13.188,6
3.549,7
496,5
2.355,1
2.319,9
Lampung
540,5
533,8
2.353,4
899,8
1.821,2
1.386,3
4.025,3
1.355,3
(3)
2006
Bengkulu
2.308,9
3.942,1
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
1.320,9
(2)
(1)
NAD
2005
Propinsi
3.180,6
11.458,0
1.191,7
9.770,7
13.256,1
3.509,0
516,0
376,2
2.387,1
547,2
2.393,5
912,4
1.826,4
1.418,1
4.111,8
1.387,4
(4)
2007
3.220,4
11.432,9
1.203,1
9.838,2
13.302,0
3.467,7
535,1
380,1
2.414,8
553,2
2.427,7
922,9
1.827,9
1.447,8
4.191,4
1.416,6
(5)
2008
3.256,5
11.396,5
1.212,8
9.892,0
13.326,0
3.424,0
557,1
384,2
2.438,6
557,0
2.458,0
931,4
1.822,8
1.474,5
4.263,8
1.445,9
(6)
2009
3.291,3
11.353,6
1.219,4
9.932,8
13.329,4
3.373,4
580,4
388,8
2.460,0
561,7
2.485,3
940,1
1.814,5
1.500,0
4.331,1
1.471,3
(7)
2010
3.329,9
11.269,8
1.208,3
9.940,9
13.339,8
3.302,7
596,4
390,0
2.481,9
566,5
2.507,9
949,4
1.812,2
1.530,0
4.405,2
1.492,9
(8)
2011
3.370,8
11.181,3
1.195,8
9.935,7
13.334,8
3.228,6
614,3
390,7
2.500,6
569,4
2.524,2
957,5
1.807,1
1.556,0
4.473,2
1.512,0
(9)
2012
3.404,1
11.081,2
1.181,7
9.909,9
13.305,9
3.159,1
633,2
391,3
2.511,8
571,3
2.535,0
965,1
1.797,9
1.577,6
4.526,8
1.528,5
(10)
2013
3.435,3
10.976,1
1.166,7
9.871,3
13.272,1
3.098,4
654,4
390,5
2.521,8
572,2
2.540,7
970,4
1.789,5
1.596,1
4.571,6
1.541,8
(11)
2014
Lampiran 29: Proyeksi Pemuda Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam ribuan)
3.465,1
10.865,0
1.150,8
9.817,8
13.236,1
3.044,6
678,0
389,8
2.529,5
572,6
2.542,6
974,4
1.784,3
1.610,5
4.607,9
1.555,1
(12)
2015
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
157
1.348,5
694,0
1.116,5
1.263,1
1.322,9
689,7
1.103,6
1.014,7
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
300,5
315,8
384,9
290,0
228,8
643,0
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sumber: BPS
72.251,5
643,4
975,6
Sulawesi Tenggara
INDONESIA
2.434,2
2.402,7
Sulawesi Selatan
72.564,3
652,0
231,2
298,8
395,4
377,2
302,3
782,0
770,2
Sulawesi Tengah
688,2
688,3
Sulawesi Utara
1.027,7
1.299,8
1.332,6
1.304,2
1.117,3
1.126,3
(3)
NTB
(2)
(1)
2006
Bali
2005
Propinsi
Lampiran 29 (lanjutan)
73.116,0
660,2
235,1
305,2
405,8
326,6
304,4
658,2
2.465,9
792,4
686,5
1.039,0
1.125,8
695,4
1.371,6
1.338,1
1.357,2
1.106,4
(4)
2007
73.660,9
668,7
237,7
312,0
414,8
331,2
304,7
707,5
2.493,0
801,5
685,0
1.051,5
1.135,1
695,6
1.392,4
1.372,7
1.381,5
1.094,5
(5)
2008
74.127,2
676,6
240,0
317,1
424,1
335,7
305,4
771,6
2.517,1
808,9
683,5
1.061,3
1.144,0
697,1
1.411,3
1.406,0
1.404,6
1.082,0
(6)
2009
74.370,0
685,1
242,8
323,9
432,8
339,4
307,5
694,8
2.540,0
815,1
679,4
1.069,6
1.151,8
695,0
1.428,4
1.437,3
1.425,1
1.069,1
(7)
2010
74.854,9
692,4
245,3
330,8
441,1
478,5
309,2
804,6
2.561,3
825,1
678,8
1.080,9
1.158,3
696,4
1.447,2
1.474,6
1.447,5
1.059,0
(8)
2011
74.822,1
699,8
249,3
337,2
449,9
366,8
310,8
722,3
2.581,3
833,5
676,1
1.092,4
1.163,4
696,3
1.464,1
1.511,3
1.467,8
1.048,2
(9)
2012
74.851,0
706,9
251,2
342,9
456,3
349,8
312,5
734,5
2.596,4
841,0
672,4
1.102,1
1.167,4
696,0
1.476,9
1.542,2
1.484,4
1.037,8
(10)
2013
74.850,6
714,5
254,6
348,5
463,8
350,4
313,1
745,4
2.609,3
847,4
669,0
1.111,3
1.170,2
695,0
1.487,1
1.572,7
1.500,6
1.028,8
(11)
2014
74.808,2
723,2
257,2
352,2
468,8
352,7
313,3
755,9
2.619,2
852,9
668,1
1.122,5
1.172,8
693,8
1.497,2
1.599,8
1.514,5
1.020,2
(12)
2015
158
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
4.778,6
610,1
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
1.510,0
6.472,2
Jawa Barat
Banten
1.727,8
DKI Jakarta
5.660,8
225,2
Kep. Riau
Jawa Timur
196,8
192,5
Kep. Bangka Belitung
1.532,9
5.659,8
618,1
4.790,6
6.511,1
1.701,8
231,0
1.191,9
1.171,4
Lampung
267,8
264,9
1.172,5
447,4
919,1
677,8
1.990,5
663,8
(3)
2006
Bengkulu
1.149,0
440,4
Jambi
Sumatera Selatan
918,3
648,7
Sumatera Barat
Riau
1.936,5
644,2
(2)
(1)
Sumatera Utara
NAD
2005
Propinsi
1.552,5
5.679,7
626,3
4.859,5
6.543,5
1.676,8
237,9
198,9
1.210,6
272,3
1.193,4
454,3
918,6
697,9
2.040,8
683,1
(4)
2007
1.576,0
5.685,3
634,0
4.918,2
6.566,1
1.649,1
243,6
201,1
1.226,8
275,4
1.212,6
460,3
917,4
715,8
2.089,3
700,6
(5)
2008
1.596,6
5.685,0
642,2
4.969,5
6.578,8
1.622,2
250,6
202,6
1.243,4
277,5
1.229,7
466,8
913,8
731,1
2.133,2
717,6
(6)
2009
1.617,2
5.684,8
645,8
5.017,6
6.582,7
1.591,5
258,3
207,0
1.257,4
280,5
1.246,0
472,8
908,1
747,0
2.175,2
732,6
(7)
2010
1.640,3
5.658,5
640,1
5.041,7
6.597,3
1.554,5
263,4
206,4
1.270,2
283,1
1.261,8
479,1
907,2
766,4
2.219,2
745,9
(8)
2011
1.666,1
5.630,0
634,4
5.057,2
6.601,9
1.514,1
270,2
207,1
1.281,6
284,7
1.271,8
484,2
904,8
781,7
2.261,5
758,5
(9)
2012
1.688,2
5.593,5
626,5
5.062,9
6.597,7
1.477,8
277,1
207,3
1.288,4
286,7
1.279,2
489,9
900,3
797,2
2.293,6
768,4
(10)
2013
1.706,4
5.554,7
619,0
5.061,7
6.587,8
1.445,5
283,4
208,4
1.294,4
287,4
1.284,9
495,3
898,0
807,9
2.322,0
777,5
(11)
2014
Lampiran 30: Proyeksi Pemuda Laki-Laki Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan)
1.726,0
5.512,6
610,0
5.051,9
6.578,2
1.416,8
289,5
209,3
1.301,0
286,5
1.288,8
497,7
896,8
817,6
2.346,3
786,9
(12)
2015
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
159
551,9
353,1
543,5
523,0
351,6
386,2
1.139,2
478,0
149,2
157,9
194,0
144,2
116,5
324,9
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sumber: BPS
35.645,5
354,9
658,6
Kalimantan Barat
INDONESIA
672,0
612,6
NTT
35.843,1
330,8
117,1
149,2
200,0
188,2
150,6
312,8
1.160,4
392,6
351,2
529,2
632,8
609,7
592,2
NTB
566,5
(3)
569,8
(2)
(1)
2006
Bali
2005
Propinsi
Lampiran 30 (lanjutan)
36.203,8
335,4
120,7
153,7
205,2
164,2
152,7
319,9
1.180,5
398,7
351,6
534,3
556,8
355,3
684,3
657,1
626,0
561,3
(4)
2007
36.554,0
341,1
123,1
157,0
210,3
166,4
152,2
346,3
1.200,0
402,8
351,5
543,5
563,4
354,7
693,3
676,9
643,7
556,1
(5)
2008
36.871,1
345,9
125,1
159,1
215,4
169,4
153,6
378,7
1.215,9
407,5
351,4
548,3
569,5
355,4
705,3
697,3
660,4
552,5
(6)
2009
37.086,4
351,6
126,7
163,7
219,9
171,5
155,4
341,4
1.232,4
411,3
349,2
554,4
577,8
353,6
714,3
716,5
675,7
546,6
(7)
2010
37.413,8
356,2
129,1
167,8
224,2
240,7
157,0
396,2
1.247,0
417,0
349,8
560,6
581,0
354,6
724,5
739,2
691,4
542,5
(8)
2011
37.478,4
361,5
132,9
170,6
229,4
187,0
158,9
356,4
1.261,1
420,5
347,9
567,0
584,7
353,9
734,2
760,1
705,7
536,9
(9)
2012
37.575,1
365,1
133,4
174,6
232,3
178,2
160,8
363,3
1.273,1
425,7
346,9
571,5
590,3
353,6
741,7
778,2
718,9
533,1
(10)
2013
37.650,7
370,5
136,4
178,0
236,5
179,8
161,2
370,1
1.283,2
428,5
343,8
577,2
592,9
354,0
746,9
796,9
732,8
527,8
(11)
2014
37.700,8
375,0
137,8
179,8
238,6
180,4
162,1
376,3
1.292,1
431,4
343,6
585,0
594,6
352,0
752,9
813,5
744,7
524,9
(12)
2015
160
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
894,9
446,3
Riau
Jambi
4.909,4
560,2
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
1.583,0
6.629,7
Jawa Barat
Banten
1.860,6
DKI Jakarta
5.811,4
254,7
Kep. Riau
Jawa Timur
174,1
172,1
Kep. Bangka Belitung
1.605,5
5.813,9
562,0
4.897,9
6.677,4
1.847,8
265,5
1.163,2
1.148,5
Lampung
272,7
268,9
1.180,9
452,4
902,2
708,5
2.034,7
691,5
(3)
2006
Bengkulu
1.159,9
694,6
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
2.005,6
676,7
(2)
(1)
Sumatera Utara
NAD
2005
Propinsi
1.628,2
5.778,3
565,3
4.911,2
6.712,5
1.832,2
278,1
177,3
1.176,5
274,9
1.200,1
458,1
907,9
720,2
2.070,9
704,3
(4)
2007
1.644,5
5.747,6
569,1
4.920,0
6.735,9
1.818,5
291,4
179,0
1.188,0
277,8
1.215,1
462,6
910,5
732,0
2.102,1
716,0
(5)
2008
1.659,9
5.711,5
570,6
4.922,5
6.747,2
1.801,8
306,5
181,6
1.195,1
279,5
1.228,3
464,6
909,0
743,4
2.130,5
728,4
(6)
2009
1.674,0
5.668,8
573,6
4.915,2
6.746,7
1.781,8
322,1
181,8
1.202,7
281,2
1.239,3
467,3
906,4
753,0
2.155,9
738,7
(7)
2010
1.689,7
5.611,3
568,2
4.899,2
6.742,4
1.748,2
333,0
183,6
1.211,7
283,4
1.246,0
470,4
905,0
763,6
2.186,1
747,0
(8)
2011
1.704,7
5.551,3
561,4
4.878,4
6.732,9
1.714,6
344,1
183,6
1.219,0
284,7
1.252,4
473,3
902,3
774,3
2.211,7
753,5
(9)
2012
1.716,0
5.487,7
555,2
4.847,0
6.708,2
1.681,3
356,1
184,0
1.223,4
284,6
1.255,8
475,2
897,6
780,5
2.233,2
760,1
(10)
2013
1.729,0
5.421,4
547,7
4.809,6
6.684,3
1.653,0
371,0
182,1
1.227,4
284,8
1.255,7
475,2
891,5
788,3
2.249,5
764,4
(11)
2014
Lampiran 31: Proyeksi Pemuda Perempuan Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan)
1.739,1
5.352,4
540,8
4.765,8
6.657,9
1.627,8
388,5
180,5
1.228,5
286,1
1.253,8
476,7
887,6
793,0
2.261,6
768,2
(12)
2015
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
161
564,7
336,5
560,1
491,7
336,6
384,0
1.263,5
497,6
151,3
157,9
191,0
145,8
112,2
318,1
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sumber: BPS
36.606,1
339,0
664,3
Kalimantan Barat
INDONESIA
676,5
650,4
NTT
36.721,2
321,2
114,1
149,6
195,4
189,0
151,7
330,6
1.273,7
389,4
337,0
498,4
667,0
722,9
712,0
NTB
550,8
(3)
556,5
(2)
(1)
2006
Bali
2005
Propinsi
Lampiran 31 (lanjutan)
36.912,2
324,8
114,4
151,6
200,6
162,4
151,7
338,3
1.285,4
393,7
334,9
504,7
569,0
340,2
687,3
681,0
731,2
545,1
(4)
2007
37.106,9
327,6
114,7
155,0
204,5
164,8
152,5
361,2
1.293,0
398,7
333,5
507,9
571,7
340,9
699,0
695,8
737,8
538,4
(5)
2008
37.256,0
330,6
115,0
158,0
208,7
166,4
151,8
392,9
1.301,1
401,4
332,0
513,0
574,5
341,7
706,0
708,8
744,2
529,6
(6)
2009
37.283,6
333,5
116,1
160,3
212,9
167,9
152,1
353,4
1.307,5
403,8
330,2
515,3
574,0
341,4
714,1
720,7
749,4
522,6
(7)
2010
37.441,1
336,2
116,2
163,0
216,9
237,8
152,2
408,5
1.314,2
408,1
329,0
520,3
577,3
341,8
722,7
735,4
756,1
516,6
(8)
2011
37.343,8
338,3
116,4
166,7
220,5
179,8
151,9
365,9
1.320,1
412,9
328,2
525,3
578,6
342,4
729,9
751,3
762,1
511,3
(9)
2012
37.275,8
341,8
117,8
168,3
224,0
171,6
151,7
371,2
1.323,3
415,3
325,5
530,6
577,1
342,4
735,2
764,0
765,5
504,7
(10)
2013
37.199,8
344,0
118,2
170,4
227,3
170,7
151,9
375,3
1.326,1
418,9
325,2
534,1
577,3
341,0
740,1
775,8
767,8
501,0
(11)
2014
37.107,5
348,1
119,3
172,4
230,2
172,3
151,2
379,7
1.327,1
421,5
324,5
537,4
578,2
341,8
744,3
786,3
769,8
495,3
(12)
2015
162
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
(2)
(1)
10.742,2
25-29
30-35
10.536,0
10.275,2
11.276,0
36.606,1
20-24
25-29
30-35
Total
21.115,2
19.976,4
22.018,2
72.251,5
20-24
25-29
30-35
Total
Sumber BPS
9.141,7
18-19
Total
4.518,9
18-19
Perempuan
35.645,4
9.701,2
20-24
Total
4.622,8
10.579,2
18-19
Laki-laki
2005
Kel. Umur dan Jenis Kelamin
72.564,3
22.482,5
20.144,0
21.069,6
8.868,1
36.721,2
11.541,0
10.314,8
10.502,4
4.363,0
35.843,1
10.941,5
9.829,2
10.567,2
4.505,2
(3)
2006
73.116,0
22.777,0
20.385,3
21.051,5
8.902,2
36.912,2
11.723,5
10.371,3
10.447,3
4.370,1
36.203,8
11.053,4
10.014,0
10.604,2
4.532,1
(4)
2007
73.660,9
23.156,0
20.504,0
21.090,6
8.910,3
37.106,9
11.907,3
10.377,5
10.445,1
4.377,0
36.554,0
11.248,7
10.126,5
10.645,5
4.533,3
(5)
2008
74.127,2
23.446,1
20.627,1
21.121,2
8.932,7
37.256,0
12.043,0
10.383,1
10.440,0
4.389,9
36.871,1
11.403,1
10.244,0
10.681,2
4.542,8
(6)
2009
74.370,0
23.677,7
20.734,3
21.146,3
8.811,7
37.283,6
12.140,2
10.380,5
10.431,5
4.331,4
37.086,4
11.537,5
10.353,8
10.714,8
4.480,3
(7)
2010
74.854,9
23.871,1
20.807,5
21.166,8
9.009,5
37.441,1
12.214,3
10.371,9
10.421,5
4.433,4
37.413,8
11.656,8
10.435,6
10.745,3
4.576,1
(8)
2011
74.822,1
24.043,6
20.835,1
21.181,1
8.762,3
37.343,8
12.265,5
10.355,0
10.411,1
4.312,2
37.478,4
11.778,1
10.480,1
10.770,0
4.450,1
(9)
2012
74.851,0
24.249,7
20.874,5
21.090,9
8.635,9
37.275,8
12.304,7
10.350,3
10.371,5
4.249,3
37.575,1
11.945,0
10.524,2
10.719,4
4.386,6
(10)
2013
74.850,6
24.399,4
20.920,3
21.000,6
8.530,2
37.199,8
12.323,7
10.346,7
10.332,7
4.196,7
37.650,7
12.075,7
10.573,6
10.667,9
4.333.5
(11)
2014
4.280,6
(12)
2015
74.808,2
24.510,4
20.962,1
20.910,3
8.425,4
37.107,5
12.325,9
10.344,3
10.292,5
4.144,8
37.700,8
12.184,5
10.617.8
10.617,8
Lampiran 32: Proyeksi Pemuda Indonesia menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur,Tahun 2005 – 2015 (dalam Ribuan)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008
163
(2)
(1)
21.115,2
19.976,4
22.018,2
20-24
25-29
30-35
Sumber: BPS
72.251,5
36.606,1
Perempuan
Total
35.645,5
Laki-Laki
Jenis Kelamin
9.141,7
18-19
Kelompok Umur
2005
Umur
72.564,3
36.721,2
35.843,1
22.482,5
20.144,0
21.069,6
8.868,1
(3)
2006
73.116,0
36.912,2
36.203,8
22.777,0
20.385,3
21.051,5
8.902,2
(4)
2007
73.660,9
37.106,9
36.554,0
23.156,0
20.504,0
21.090,6
8.910,3
(5)
2008
74.127,2
37.256,0
36.871,1
23.446,1
20.627,1
21.121,2
8.932,7
(6)
2009
74.370,0
37.283,6
37.086,4
23.677,7
20.734,3
21.146,3
8.811,7
(7)
2010
74.854,9
37.441,1
37.413,8
23.871,1
20.807,5
21.166,8
9.009,5
(8)
2011
74.822,1
37.343,8
37.478,4
24.043,6
20.835,1
21.181,1
8.762,3
(9)
2012
74.851,0
37.275,8
37.575,1
24.249,7
20.874,5
21.090,9
8.635,9
(10)
2013
74.850,6
37.199,8
37.650,7
24.399,4
20.920,3
21.000,6
8.530,2
(11)
2014
Lampiran 33: Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda 2006 – 2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan)
74.808,2
37.107,5
37.700,8
24.510,4
20.962,1
20.910,3
8.425,4
(12)
2015
164
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008