PENULISAN NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA OLEH HANUM SALSABIELA RAIS SEBAGAI MEDIA DAKWAH
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun oleh: Muhammad Ahsanul Falah NIM 10210033
Pembimbing : Dr. H. Akhmad Rifa’I, M.Phil. NIP 19600905 198603 1 006
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk: Kedua orang tua yang selalu memberiku do’a dan restu serta begitu ikhlas dalam mencintai, menyayangi dan membimbingku Almarhum Aba Akhmad Rifai’e Sandhi yang telah memberi arahan untuk menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Kakak-Kakak ku dan Adikku yang selalu menjadi motivator bagiku Almamaterku tercinta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
v
MOTTO
Tekat, semangat, kegigihan dan keyakinan kita, itulah modal uta ma kita mencapai kesuksesan yang kita inginkan.1 ~ Calvin Coolidge, 30th American President (1872-1933) ~
Dakwah is Never End ~ Muhammad Ahsanul Falah ~
1
http://graciaclara.blogspot.com/2011_06_01_archive.html, diakses pada 12 Oktober 2014 pukul 19.34
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirohim Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa menaungi hamba-Nya dengan limpahan kasih sayang, khususnya terhadap penulis sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Penulisan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa oleh Hanum Salsabiela Rais sebagai Media Dakwah” telah dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta seluruh keluarga, shahabat, tabi’in dan seluruh generasi kaum muslim. Penulisan skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya berdasarkan petunjuk buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta” serta mengacu kepada saran dan bimbingan dosen pembimbing skripsi guna memperoleh hasil sebaik mungkin. Selanjutnya melalui kata pengantar ini dengan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyampaikan terimakasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang telah berperan demi terwujudnya penulisan skripsi ini, khususnya kepada: 1.
Dr. H. Waryono Abdul Ghofur M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Khoiro Ummatin, S.Ag., M.Si. selaku ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Anisah Indriati, Dra. M.Si selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan serta petunjuk selama menjadi mahasiswa.
vii
4.
Dr. H. Akhmad Rifai, M.Phil. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5.
Seluruh dosen yang telah membagi ilmunya terhadap penulis selama berproses di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
6.
Segenap karyawan yang telah banyak membantu terhadap kelancaran proses belajar-mengajar di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
7.
Adikku Ahmad Husein Nashrullah yang telah menjadi seorang motivator bagiku.
8.
Ria Pangesti Putri Tanimbar yang dengan iklas selalu menemani dan menjadi motivator selama pengerjaan skripsi.
9.
Sahabatku Abdul Hakim dan Bayu Budi Utomo yang berjuang bersama-sama selama perkuliahan maupun dalam kehidupan.
10. Umi Hainur Fardatin yang selalu mendoakan dan mendukungku serta menjadi seorang ibu kedua bagiku. 11. Saidatul Mubarokah Ardhi serta Khomsatun Khamilah Ardhi yang menjadi tauladan bagi kehidupanku. 12. Teman-teman KPI angkatan 2010 yang sudah berproses bersama selama perkuliahan. 13. Segenap Pimpinan dan Karyawan PT. Ultra Visitama Indonesia yang sudah mendukungku selama perkuliahan. 14. Teman-teman RAIHAN yang sudah menjadi keluarga dan berproses bersama.
viii
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam segala hal baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Teriring harapan semoga amal baiknya diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal. Amin. Akhirnya penulis berharap apa yang terdapat dalam skripsi ini dapat bermanfaat dan sebagai catatan amal ibadah yang diridhoi-Nya sebagai wujud ikhtiyar mencari ilmu. Yogyakarta, 20 Oktober 2014 Penulis,
Muhammad Ahsanul Falah
ix
ABSTRAK
MUHAMMAD
AHSANUL
FALAH,
10210033.
2014.
Skripsi:
PENULISAN NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA OLEH HANUM SALSABIELA RAIS SEBAGAI MEDIA DAKWAH, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Novel 99 Cahaya di langit Eropa merupakan novel yang dihasilkan oleh novelis Hanum Salsabiela Rais. Novel ini menceritakan perjalanannya sewaktu Hanum tinggal di Eropa dan menjadikan hasil karyanya ini sebagai media dakwah.
Penelitian
ini
berusaha
untuk
mendeskripsikan
apa
yang
melatarbelakangi novel novel yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa menjadi sebuah media dakwah yang dilakukan olehnya, serta bagaimana proses penulisan novel yang dihasilkannya. Tujuan penelitian ini digunakan sebagai acuan dan ajakan kepada para novelis agar tidak hanya mengharapkan materi dari novel yang dihasilkan, namun juga dapat menggunakan novel sebagai media untuk berdakwah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang akan digunakan adalah analisis model Milles & Hubermen. Hasil dari penelitian ini adalah berjihad dan menginspirasi merupakan hal yang melatarbelakangi Hanum menggunakan novel sebagai media dakwah. Proses penulisan dan pengangkatan novel Hanum Salsabiela Rais kedalam film juga merupakan bagian dari proses novel sebagai media dakwah.
Kata Kunci: Proses Penulisan, Hanum Salsabiela Rais, Novel 99 Cahaya di langit Eropa
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ………………………………………..
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………….
iv
PERSEMBAHAN …………………………………………………………..
v
MOTTO …………………………………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
vii
ABSTRAK ………………………………………………………………….
x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
xi
BAB I : PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ………………………………………………
1
B. Latar Belakang Masalah ………………………………….......
3
C. Rumusan Masalah …………………………………………….
6
D. Tujuan dan Manfaat penelitian………………………………..
6
E. Kajian Pustaka …..………………………………....................
7
F. Kerangka Teori...……………………………………………...
9
G. Metode Penelitian…………………………………….............
28
H. Sistematika Pembahasan...…………………………………….
32
BAB II : GAMBARAN TENTANG NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA DAN HANUMSALSABIELA RAIS A. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa.......................……………….
xi
33
B. Hanum Salsabiela Rais ………………………..………..
36
BAB III : PROSES PENULISAN NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT
45
EROPA SEBAGAI MEDIA DAKWAH A.
B.
Latar Belakang Hanum Salsabiela Rais menggunakan Novel sebagai Media Dakwah…………………………………… .
47
Proses Penulisan Novel Hanum Salsabiela Rais……….
52
BAB IV : PENUTUP
63
A. Kesimpulan …………………………………………………...
63
B. Saran-Saran …………………………………………………...
65
C. Penutup………………………………………………..
66
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….
73
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalahpahaman karena sebab-sebab tertentu, maka penulis perlu memberikan penegasan terhadap istilah-istilah yang dimaksud dalam judul tersebut. 1.
Penulisan Kegiatan menulis adalah suatu proses, yaitu proses penulisan. Ada lima tahap yang harus dilakukan pada kegiatan menulis, yaitu tahap pratulis, tahap pembuatan draf, dan tahap revisi, tahap penyuntingan, dan tahap publikasi. Proses penulisan ini merupakan keterampilan penyusunan dan penyajian isi tekstual, visual, atau pun isi lainnya kepada suatu khalayak dalam situasi retoris apa pun.. Proses penulisan itu meliputi aksi menyiapkan bahan tulisan, merancang naskah, merevisi, dan mengedit tulisan. Aksi-aksi ini tidak harus secara urut. Aksi mana yang perlu lebih ditekankan pada suatu waktu dalam proses menulis itu bergantung pada konteks dan tujuan menulis. 1
1
Munirul Abidin, Menjadi Kreatif Dengan Menulis,(Malang:Uin Malang Press, 2010),
hlm.32.
1
2. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa 99 Cahaya di Langit Eropa adalah novel laris karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utamapada tahun 2011. Buku ini adalah catatan perjalanan atas sebuah pencarian. Pencarian cahaya Islam di Eropa
yang
kini
sedang
tertutup
awan
saling
curiga
dan
kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun, Hanum merasakan hidup di suatu negara dimana Islam menjadi minoritas. Pengalaman yang makin memperkaya spiritualnya untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda.2 3. Hanum Salsabiela Rais Hanum Salsabiela Rais merupakan novelis muslim yang juga putri dari politikus Amien Rais. Seorang novelis yang menggunakan novel sebagai media untuk berdakwah. Lahir dan dibesarkan di Yogyakarta di lingkungan Muhammadiyah membuat Hanum memiliki ide untuk berdakwah melalui media novel. Hanum Salsabiela Rais adalah subjek yang akan penulis teliti dalam penelitian ini.
2
http://id.wikipedia.org/wiki/99_Cahaya_di_Langit_Eropa_(buku), diakses pada 12 Oktober 2014 pukul 19.34
2
4. Media Dakwah
Media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam berdakwah.3 Media dakwah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya novelis Hanum Salsabiela Rais. Penulisan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa oleh Hanum Salsabiela Rais sebagai media dakwah merupakan judul dalam penelitian ini. Penelitian ini akan mendeskripsikan apa yang yang melatarbelakangi Hanum menulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa dan bagaimana proses dan tahapan penulisan novel ini selama proses penulisannya.
B. Latar Belakang Menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekedar menuangkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari itu. Menulis merupakan proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak.4 Menulis memiliki dua pengertian yang berbeda. Pertama adalah menulis sebagaimana pengertian harfiah, yaitu menulis di lembaran kertas, catatan harian, buku tulis dan sebagainya. Kedua menulis untuk orang banyak, atau dengan kata lain ide yang kita tulis harus mengandung
3
Hamzah Ya’qub, Publisistik; Teknik Berdakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hlm. 12. 4
St. Kartono, Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 17.
3
kepentingan orang lain. Proses menulis adalah satu upaya untuk mewariskan
dan meneruskan idea tau gagasan
kepada generasi
berikutnya agar ide tersebut dapat terpelihara.5 Penulis adalah sebutan bagi orang yang melakukan pekerjaan menulis, atau menciptakan karya tulis. Seorang penulis tentunya memiliki alasan-alasan tersendiri dalam menulis. Alasan dan motivasi yang mendorong seseorang untuk menulis tentunya berbeda-beda. Penulis dapat mempergunakan novel atau karya tulisnya sebagai media untuk berdakwah. Media dakwah adalah alat atau sarana yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam berdakwah.6 Penulis dan novelis muda di era sekarang ini sudah mulai menggunakan novelnya untuk berdakwah. Novel dapat dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan dan mempengaruhi.7 Novelis yang menggunakan novel sebagai media dakwah salah satunya adalah Hanum Salsabiela Rais yang merupakan putri dari politikus Amien Rais. Hanum Salsabiela Rais merupakan salah satu novelis yang menggunakan novelnya sebagai media dakwah. Hanum Salsabiela Rais
5
Zulhasril Nasir, Membaca untuk Dibaca: Feature & Kolom, (Jakarta: Pustaka Obor, 2010), hlm. 1. 6
Hamzah Ya’qub, Publisistik; Teknik Berdakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hlm. 12. 7
Hendri Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Satu Ketrampilan Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1982), hlm. 20-21.
4
yang notabene sebagai lulusan kedokteran gigi mulai terketuk untuk menggunakan hasil karyanya sebagai media dakwah. Hanum mencoba menceritakan perjalanannya sewaktu ia tinggal di Eropa melalui novelnya yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa. Hanum dalam perjalanannya menemukan banyak sekali peninggalan-peninggalan Islam di Eropa dan ia tuangkan dalam novel tersebut. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa berhasil meraih best seller di tahun 2011 dan diangkat menjadi sebuah film karena isinya. Pencapaian tersebut tidaklah dilalui dengan mudah oleh seorang novelis Hanum Salsabiela Rais. Banyak sekali proses serta tahapan dalam menulis novel tersebut hingga menjadi terkenal seperti sekarang. Menulis memerlukan sebuah teknik yang terkadang banyak diabaikan oleh mereka yang menggeluti dunia tulis menulis. Menulis dengan menggunakan teknik menjadikan penulis tersebut professional guna menghadapi persaingan yang semakin hari semakin sulit. Penelitian
ini
nantinya
akan
mendeskripsikan
apa
yang
melatarbelakangi novel yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa menjadi sebuah media dakwah yang dilakukan oleh novelis Hanum, serta bagaimana proses penulisan novel yang dihasilkannya hingga diangkat menjadi sebuah film. Penelitian ini digunakan sebagai acuan dan ajakan kepada para novelis agar tidak hanya mengharapkan materi dari novel yang dihasilkan, namun juga dapat menggunakan novel sebagai media untuk berdakwah.
5
C. Rumusan Masalah Agar pembahasan penelitian ini dapat terarah dengan baik, maka penulis menyusun rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apa yang melatarbelakangi Hanum Salsabiela Rais menulis Novel 99 Cahaya di Langit Eropa?
2.
Bagaimana proses penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa sebagai media dakwah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja latar belakang Hanum Salsabiela Rais menulis novel 99 Cayaha di Langit Eropa. b. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses penulisan 99 Cahaya di Langit Eropa yang digunakan oleh Hanum Salsabiela Rais sebagai media dakah.
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : a. Sebagai acuan bagi novelis agar menjadikan novelnya sebagai media dakwah.
6
b. Sebagai rujukan dan acuan bagi mahasiswa khususnya Komunikasi Penyiaran Islam untuk bahan penelitian lainnya. c. Memperkaya khazanah para novelis agar menggunakan karya tulis dan buah penyanya sebagai media dakwah. E. Kajian Pustaka Penelusuran pustaka terdahulu yang penulis temukan terdapat beberapa karya yang berkaitan dengan novel. Pertama, skripsi yang disusun oleh Arief Yunanto yang berjudul Penyiaran Lentera Hikmah sebagai Media Dakwah dan Informasi (Studi terhadap Radio Global FM di Kabupaten Bantul). Penelitian ini membahas mengenai konsep penyiaran acara “Lentera Hikmah” dalam menyiarkan agama Islam kepada masyarakat luas melalui media radio. Penelitian ini meliputi bagaimana program acara “Lentera Hikmah” yang disiarkan oleh Radio Global FM dapat menjadi sebuah media dakwah yang efektif, serta bagaimana konsep yang digunakan dalam program “Lentera Hikmah” dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. 8 Kedua, skripsi yang disusun oleh Yuliati yang berjudul Peran Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Yogyakarta Dalam Pengembangan Karya Tulis Fiksi Sebagai Media Dakwah. Penelitian ini membahas tentang
bagaimana
peran
Forum
Lingkar
Pena
(FLP)
dalam
mengembangkan karya tulis sebagai media dakwah di wilayah
8
Arief Yunanto, Penyiaran Lentera Hikmah Sebagai Media Dakwah (Studi terhadap Radio Global FM di Kabupaten Bantul), skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008).
7
Yogyakarta. Metode analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Matew B. Milles dan A. Michael Huberman, yang mengatakan bahwa analisi terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.9 Ketiga, skripsi yang disusun oleh Dede Ariyanto yang berjudul Komunikasi Dakwah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini membahas tentang bagaimana komunikasi dakwah yang terjadi antar tokoh dalam novel Bumi Cinta. Hasil dari penelitian ini adalah komunikasi dakwah antar tokoh dalam novel Bumi Cinta meskipun tidak semua komunikasi yang ada merupakan komunikasi dakwah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode content analysis atau disebut juga dengan analisis isi dengan fokus penelitiannya adalah novel pada komunikasi dakwah antar tokoh yang terdapat dalam novel Bumi Cinta.10 Penelitian yang akan dilakukan penulis dengan judul Proses Penulisan Hanum Salsabiela Rais dalam Penulisan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini akan mendeskripsikan apa yang melatarbelakangi novel atau novel digunakan sebagai media dakwah oleh novelis Hanum Salsabiela Rais, serta bagaimana proses dan tahapan penulisan novel ini. 9
Yulianti, Peran Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Yogyakarta Dalam Pengembangan Karya Tulis Fiksi Sebagai Media Dakwah, skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005). 10
Dede Ariyanto, Komunikasi Dakwah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012).
8
F. Kerangka Teori 1. Menulis sebagai bentuk Komunikasi a. Pengertian Menulis Menurut Henry Guntur Tarigan, menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi struktur bahasa dan kosa kata dalam kegiatan menulis. Ketrampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.11 b. Proses Penulisan Karya Tulis Menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekedar menuangkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari itu. Menulis merupakan proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak.12 Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan
melalui
tahapan
yang
harus
dikerjakan
dengan
mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya
11
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1982), hlm. 3-4. 12
St. Kartono, Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 17.
9
berjalan dengan efektif.13 Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang arsitektur yang akan membangun sebuah gedung. Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkah- langkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut.14 1) Tahap Pratulis Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis,
memikirkan tujuan, bentuk dan audiens serta
memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca. 2) Tahap Pembuatan Draf Tahap kedua dalam proses menulis adalah menulis draf. Dalam proses menulis, penulis menyaring tulisannya melalui sejumlah konsep. Selama tahap penyusunan konsep, Penulis memfokuskan
dalam
hal
pengumpulan
gagasan.
13
penulis
“Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis,” http://jaririndu.blogspot.com/2011/10/langkah-langkah-dasar-dalam-menulis.html, akses 15 Mei 2014. 14
Nurudin, Dasar- Dasar Penulisan, (Malang: UMM Press, 2010), hlm. 92-98.
10
membuat garis besar tentang ide- ide dan pengalaman yang telah dilaluinya. 3) Tahap Revisi Merevisi berarti memperbaiki. Tahap ini dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah
urutan
penulisan
pokok-pokok
pikiran,
menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. Penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap fokus pada tujuan. 4) Tahap Penyuntingan Tahap penyuntingan merupakan penyempurnaan tulisan sampai pada bentuk akhir. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan. Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah pada isi tulisan dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Penulis menyempurnakan tulisannya dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain. Tujuannya membuat tulisan menjadi siap baca secara optimal.
11
5) Tahap Publikasi Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah mempublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.
c. Pengertian Komunikasi Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicates atau comunicatio atau communicare yang berbagi atau menjadi milik bersama. Kata komunikasi menurut bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Menurut
Webster
New
Collogiate
Dictionary
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.15
d. Unsur-Unsur Komunikasi Menurut Nurani Soyo mukti, unsur komunikasi terdiri dari 5 unsur, yaitu :16
15
Riswandi, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 1.
16
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
hlm. 58.
12
1) Pengirim Pesan (Komunikator) Manusia yang memulai proses komunikasi disebut dengan komunikator. Komunikator ketika mengirimkan pesan tentunya memiliki motif dan tujuan yang sering disebut juga motif komunikasi. Komunikator bisa terdiri dari satu orang, banyak orang, atau massa. 2) Penerima Pesan (Komunikan) Penerima pesan adalah manusia yang berakal budi kepada siapa pesan disampaikan. Ahli lain menyebut penerima pesan atau komunikan
sebagai
decoder.
Dalam
proses
komunikasi,
komunikan juga dapat terdiri dari satu orang, lebih dari satu orang dan banyak orang. 3) Pesan Pesan kita definisikan sebagai gejala sesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Pesan adalah suatu hal yang sifatnya abstrak, akan tetapi ketika pesan disampaikan dari komunikator kepada komunikan, pesan menjadi konkret karena disampaikan dalam bentuk simbol berupa bahasa, suara, gambar, mimic, gerak gerik, dan lainnya.
13
4) Media Komunikasi Agar pesan yang disampaikan komunikator dapat diterima oleh komunikan, dibuuhkan media komunikasi. Media komunikasi lebih identik dengan alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi berfungsi sebagai alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk mengantarkan pesannya agar sampai ke komunikan. 5) Efek Komunikasi Efek komunikasi adalah situasi yang diakibatkan oleh pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi ini berupa efek psikologis yang terdiri dari 3 hal yaitu, pengaruh kognitif, pengaruh efektif, dan pengaruh konatif. Tujuan komunikasi memang untuk menyampaikan pesan agar terjadi perubahan perasaan dan tingkah laku pada komunikan. Kita membutuhkan lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dalam kesehariannya. Kita membutuhkan komunikasi dengan orang lain untuk memberikan informasi, mendapatkan informasi, atau bahkan menghibur. Kemampuan berkomunikasi sangat penting dimiliki seseorang untuk menyampaikan pendapat. Hakekatnya komunikasi tidak hanya dapat dilakukan dengan cara lisan saja. Banyak media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Proses komunikasi berlangsung melalui 3 media yaitu visual, lisan, dan tulisan.
14
Pengertian dan unsur-unsur komunikasi di atas dapat digunakan sebagai landasan bahwa menulis merupakan suatu bentuk komunikasi. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menulis digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan agar terjadi efek perubahan sikap dari komunikan setelah membaca tulisan dari komunikator. 2. Menulis Masalah Agama Agama mempunyai peranan besar dalam memberi arah dan sisi bagi kehidupan manusia, sehingga sikap dan perilaku mereka selalu diwarnai ajaran agama yang dipeluknya. Para ahli mendefinisikan agama berbeda-beda. Menurut Soleh Isre, agama merupakan sistem keyakinan yang dipunyai secara individual yang melibatkan emosi dan pemikiran-pemikiran yang sifatnya pribadi yang diwujudkan dalam tindakan-tindakan keagamaan yang sifatnya individual ataupun kelompok dan sosial yang melibatkan sebagian atau seluruh masyarakat.17 Amsal Bakhtiar dalam bukunya yang berjudul Filsafat Agama menjelaskan bahwa agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya.18
17
Moh. Soleh Isre, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer,(Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm.20-21. 18
Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.2.
15
Di Indonesia terdapat 5 agama yang diakui oleh undangundang. Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Setiap agama tentunya mengajarkan etika dan semua hal yang baik dalam kehidupan. Begitupun agama Islam, agama Islam mengajarkan bagaimana etika dan akhlak yang baik dalam kehidupan, tidak terkecuali dalam menulis. Seorang penulis harus bisa mengerti bagaimana menulis mengenai agama. Agama merupakan topik yang sangat vital dan rawan menimbulkan kesalahpahaman, maka dalam menulis mengenai masalah agama tentu dibutuhkan cara bagaimana tulisan itu dapat diterima oleh pembaca dengan baik dan benar. Menulis mengenai agama harus tepat dan menggunakan literatur yang dapat dipertanggungjawabkan agar tidak menjadi sebuah kontrofersi bahkan bisa menyesatkan. Karya tulis yang membahas masalah agama harus sesuai dengan etika penulisan agama. Safrodin Halimi dalam bukunya Etika Dakwah dalam Perspektif Al-Quran mengatakan bahwa dalam bil qolam, penulis harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya kejujuran dan mengandung unsur kebenaran, tidak menyampaikan hal yang tidak diketahui, dan diniatkan ikhlas untuk berdakwah.19 3. Menulis sebagai Media Dakwah Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam mengatakan bahwa arti istilah media secara etimologi berasal dari 19
Safrodin Halimi, Etika Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran, (Semarang: Walisongo Press, 2008), hlm. 47.
16
kata latin “median”, yang berarti alat perantara, sedangkan kata media merupakan jamak dari kata median tersebut. Menurut arti semantis, median berarti gejala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.20 Media dakwah adalah saluran atau sarana yang menghubungkan pesan-pesan dakwah kepada sasaran dakwah. Menurut Hamzah Ya’qub, media dakwah digolongkan dalam lima golongan, yaitu :21 1. Lisan
: Media dakwah secara lisan meliputi khotbah, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah.
2. Lukisan
: Gambar-gambar hasil seni lukis, foto.
3. Tulisan
: Buku-buki, majalah-majalah, surat kabar, bulletin, risalah, pamphlet, spanduk.
4. Audio Visual
: film, radio, televisi.
5. Akhlaq
: Cara penyampaian pesan yang langsung ditujukan dengan perbuatan nyata.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa menulis juga merupakan salah satu media dakwah. Zaman globalisasi seperti saat sekarang ini, banyak sekali novelis yang menggunakan novelnya sebagai media dakwah. Novel atau karya tulis dari penulis dan novelis-novelis tidak
20
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm.
183. 21
Hamzah Ya’qub, Publisistik; Teknik Berdakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hlm. 47-68.
17
akan musnah walaupun penulisnya sudah meninggal. Para novelis dapat menjadikan karya tulisnya sebagai media dakwah yang efektif. Novelis-novelis di Indonesia yang menggunakan karya tulisnya sebagai media dakwah tidaklah sedikit. Novelis-novelis Indonesia yang menggunakan hasil karyanya sebagai media dakwah diantaranya Habiburrahman El-Shirazi, Abidah El-Khalieqi, Taufiqurrahman AlAzizy, dan Hanum Salsabiela Rais. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan salah satu novel dari Hanum Salsabiela Rais. Novel ini digunakan sebagai media dakwah oleh Hanum Salsabiela Rais. Novelis tidak hanya mendapatkan keuntungan secara materi, namun juga mendapatkan pahala karena novel yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi dakwah islam.
4. Novel dan Dakwah Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut dengan novelis. Kata novel berasal dari bahasa italia novella yang berarti sebuah kisah atau sepotong cerita. Novel panjang setidaknya terdapat 40000 kata dan lebih komplek dari cerpen. Umumnya sebuah novel diambil dari tokoh tokoh dalam kehidupan sehari hari.22 Novel mempunyai unsur-unsur yang turut membangun novel menjadi cerita yang menarik, unsur tersebut dibagi menjadi 2 yaitu 22
Robait Usman, Pedoman Praktis Penulisan Buku, (Malang, Malang Press, 2009), hlm. 5.
18
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dari sebuah novel meliputi tema, setting/latar, plot/alur, penokohan, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan lain - lain diluar unsur intrinsik. Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.23 : a.
Unsur Instrinsik: 1)
Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut. 23
Dick Hartono dan B. Rahmanto, Kamus Istilah Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1998),
hlm. 121.
19
2)
Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
20
Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. 3)
Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan
alur
longggar.
Alur
erat
ialah
alur
yang
tidak
memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam
21
alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya. 4)
Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. 5)
Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat
22
dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu. b.
Unsur Ekstrinsik Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain. Fakta cerita terdiri atas tokoh, plot atau alur, dan setting atau latar.
Sarana cerita terdiri atas hal-hal yang dimanfaatkan oleh novelis dalam memilih atau menata detil-detil cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur judul, sudut pandang, gaya dan nada, dan sebagainya. Tokoh dalam novel adalah yang melahirkan peristiwa ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita. Tokoh dalam novel dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periperal atau tokoh tambahan (tokoh bawaan). Novel juga harus memiliki alur. Alur adalah rangkaian peristiwa yang tersusun dalam
23
hubungan sebab akibat, sedankan pengaluran adalah cara novelis menyusun alur. 24 Pembuatan novel selain terdapat unsur tokoh dan alur juga terdapat unsur pelataran, sudut pandang, gaya dan nada. Pelataran merupakan waktu, tempat atau lingkungan terjadinya peristiwa. Pelataran merupakan teknik menampilkan latar yang mencakup empat unsur yang digunakan dalam membentuk latar, yaitu lokasi geografis yang sesungguhnya, termasuk didalamnya topografi, pemandangan tertentu, dan juga detil-detil interior sebuah kamar atau ruangan. Kedua adalah pekerjaan dan cara hidup sehari-hari, kemudian waktu terjadinya peristiwa termasuk dalam periode historis, musim, tahun dan sebagainya. Keempat adalah lingkungan religius, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh-tokohnya. Unsur dalam pembuatan novel yang berikutnya adalah sudut pandang. Sudut pandang adalah cara novelis atau penulis memandang siapa yang bercerita. Sudut pandang dalam novel diambil oleh novelis untuk melihat suatu kejadian cerita. Sudut pandang berfungsi melebur atau menggabungkan tema dengan fakta cerita. Gaya dan nada merupakan unsur terakhir dalam pembuatan sebuah novel atau karya tulis. Gaya dan nada mempunyai hubungan yang erat . gaya adalah ciri khas seorang novelis atau khas pengungkapan seorang novelis.25
24
Robait Usman, Pedoman Praktis Penulisan , hlm. 8. Dick Hartono dan B. Rahmanto, Kamus Istilah Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hlm. 121. 25
24
Adapun beberapa jenis novel yaitu Bila dilihat dari kebenaran isi cerita, maka novel dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu, novel fiksi dan non fiksi. Novel Fiksi adalah sebuah novel yang alur ceritanya dibangun atas dasar imajinasi penulis, tidak ada dalam kehidupan nyata. Novel fiksi yang popular di kalangan masyarakat adalah kisah percintaan Bella Cullen dengan Edward yang dikemas apik oleh Stephenie Meyer dalam novel berseri Twilight. Novel ini dimasukkan kategori fiksi karena menceritakan kehidupan asmara antara anak manusia dengan vampir. Sementara itu lawan dari novel fiksi adalah non fiksi. Lumrahnya jenis novel ini berdasarkan pengalaman seseorang, kisah nyata atau berdasarkan sejarah. Salah satu novel best seller Indonesia yang masuk dalam kategori non fiksi adalah laskar pelangi karya Andrea Hirata. Novel ini diluncurkan pada tahun 2005 dan langsung mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat. Novel ini berangkat dari kisah nyata. Kisah perjuangan anak Belitung untuk menggapai mimpi. Selain masuk dalam kategori non fiksi, novel ini bisa dipandang sebagai novel yang inspiratif.26
26
Faruk, Novel-novel Indonesia : Tradisi Balai Pustaka 1920-1942, (Yogyakarta: Gama Media ,2002), hlm. 42
25
Sedangkan bila dilihat dari isi dan tokoh novel dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:27 1. Teenlit Berasal dari kata teen yang berarti remaja dan lit dari kata literature yang berarti tulisan/karya tulis. Jenis novel ini bercerita seputar permasalahan para remaja umumnya, tentang cinta atau persahabatan. Tokoh dan pangsa pasarnya novel ini adalah anak usia remaja, usia yang di anggap labil dan memiliki banyak permasalahan. Contohnya adalah me vs heighells, dealova. 2. Chicklit Chick adalah bahasa slang dari amerika yang berarti wanita muda, jadi jenis novel yang satu ini bercerita tentang seputar kehidupan atau permasalahan yang di hadapi oleh seorang wanita muda pada umumnya. Jenis buku novel ini sebenarnya bisa di nikmati oleh siapa saja,namun umumnya cerita dari novel ini lebih kompleks, rumit bahkan kadang mengandung unsur dewasa yang tidak terlalu mudah di tangkap oleh pembaca usia remaja singkat. Contohnya adalah miss jutek, testpack. 3. Songlit Novel ini di tulis berdasarkan sebuah lagu, contohnya ruang rindu, di mana judul novel adalah judul sebuah lagu ciptaan letto
27
http://id.wikipedia.org/wiki/Novel, diakses pada 12 Oktober 2014 pukul 19.17
26
group band indonesia yang terkenal lewat lagu ini yang menjadi soundtrack sinetron intan yang melambungkan nama Naysila Mirdad dan Dude Herlino, buku ini bisa di nikmati oleh siapapun baik remaja maupun orang dewasa. 4. Novel Dewasa Novel jenis ini tentu saja hanya di peruntukkan bagi orang dewasa karena umumnya ceritanya bisa seputar percintaan yang mengandung unsur sensualitas orang dewasa. Contohnya adalah saman dan larung penulis ayu utami. Novel merupakan salah satu karya tulis atau novel dari seorang penulis. Dimana karya tulis tersebut dapat dijadikan sarana untuk berdakwah. Banyak sekali novel-novel islami yang dijadikan sebagai media untuk berdakwah. Contohnya adalah novel Sang Pencerah karya akmal nasery basral, ayat-ayat cinta karya habiburahman el-Shirazi, Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, dan 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais. 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan novel best Seller pada tahun 2011. Novel tersebut menceritakan bagaimana perjalanan Hanum menapaki kota-kota di Eropa yang ternyata kental akan perjuangan dakwah Islam. Terdapat banyak sekali peninggalan-peninggalan perjuangan dakwah Islam yang ada di Eropa. Novel tersebut menjadi media dakwah bagi Hanum untuk mengenalkan kepada pembaca bagaimana peninggalan-peninggalan Islam di Eropa.
27
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Pendekatan
metodologi
penelitian
yang
dipakai
dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan laporan penelitian yang berupa kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.28 Penelitian ini memberikan gambaran lengkap mengenai bagaimana novel Hanum digunakan sebagai media dakwah serta proses penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa. 2. Subyek Penelitian dan Objek Penelitian a. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah pelaku dari data penelitian yang diperoleh.29 Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Hanum yang menggunakan novel sebagai media dakwah. Novel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa. Penulis menggunakan subyek Hanum karena beliau
merupakan novelis terkenal yang menggunakan
novelnya sebagai media dakwah. b. Objek Penelitian
28
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 11. 29
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.102.
28
Obyek penelitian adalah masalah atau unit analisis yang hendak diteliti dalam penelitian.30 Objek dari penelitian ini adalah novel 99 Cahaya di Langit Eropa. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperoleh data yang lengkap, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya adalah : a. Wawancara Wawancara mendalam adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.31 Wawancara dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi.32 Wawancara ini dilakukan melalui proses tanya jawab terhadap pihak yang terlibat dalam proses penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa, dalam hal ini adalah novelis Hanum Salsabiela Rais. Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang : 30
Tatang M.Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja Grafika Persada, 1995), hlm.92-93. 31
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 186.
32
Burhan Bungan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 157.
29
1. Latar belakang Hanum Salsabiela Rais menulis novel sebagai media dakwah. 2. Proses penulisan novel yang dilakukan oleh Hanum Salsabiela Rais. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dari dokumendokumen yang dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis serta menyebarluaskan kepada pemakai informasi tersebut.33 Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengumpulan data melalui novel maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Novel yang dijadikan media dakwah oleh novelis Hanum Salsabiela Rais. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan adalah analisis model Milles & Hubermen dalam buku Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, analisis data kini terdiri dari tiga alur:34
33
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 234. 34
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, hlm. 16-20.
30
a. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan data, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam berbagai cara, yaitu melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan, menggolongkang dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. b. Penyajian Data Penyajian data merupakan seluruh data di lapangan yang berupa hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang akan dianalisis sesuai dengan teori-teori yang dipaparkan sebelumnya. Penyajian data dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah penggambaran secara utuh dari obyek yang diteliti, proses penarikan kesimpulan berdasarkan penggabungan informasi yang telah disusun dalam penyajian data.
31
Melalui informasi tersebut, peneliti dapat memaparkan kesimpulan dari sudut pandang peneliti. H. Sistematika Pembahasan Sistematikan
pembahasan
digunakan
untuk
memudahkan
pemahaman dalam penyusunan skripsi ini. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 bagian yang terdiri : Bab I: Bab pertama merupakan pendahuluan yang akan dijadikan sebagai acuan langkah dalam penulisan skripsi ini. Bab ini berisi tentang penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II: Bab ini berisi tentang subyek dan objek yang akan penulis teliti. Penulis akan memaparkan siapakah novelis Hanum, kemudian mendeskripsikan gambaran dari beberapa novel yang dihasilkan olehnya. Bab ini juga berisi tentang sinopsis dari novel 99 cahaya dilangit eropa yang digunakan sebagai media dakwah. Bab III: Bab ini terfokus tentang pembahasan dari permasalahanpermasalahan yang ada dalam rumusan masalah. Bab III nantinya akan mendeskripsikan bagaimana novel dapat dijadikan media dakwah oleh Hanum dan bagaimana proses penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Bab IV: Bab ini berisi penutup yang meliputi kesimpulan, saran saran dan kata penutup.
32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berpijak dari uraian yang telah sebutkan, dapat penulis kemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hanum
menggunakan
novel
sebagai
media
dakwah
dilatarbelakangi sebuah kenangan perjalanan Hanum dan suaminya ketika berada di Eropa. Menurut Hanum sebuah kenangan tidak akan hilang apabila ditulis dan dibagikan kepada orang lain. Selain bermanfaat sebagai penyimpan kenangan dalam bentuk novel, juga dapat
menginspirasi
banyak
orang.
Alasan
lain
Hanum
menggunakan novel sebagai media dakwah adalah karena novel dianggap efektif dalam menyampaikan pesan-pesan islam. Selain itu jangkauan dakwah sebuah novel akan lebih luas dan fleksibel. Tidak seperti halnya dakwah bil lisan yang hanya terbatas dalam satu forum tertentu saja. Alasan ini lah yang membuatnya menjadikan novelnya sebagai media dakwah. Novel yang menggunakan bahasa serta jalan cerita yang menarik akan mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang disampaikan akan dengan mudah diterima.
63
2. Dalam penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa Hanum melalui beberapa tahapan. Tahap yang pertama adalah tahap pratulis. Tahap pra tulis adalah tahap dimana novelis mencari ide dan menentukan tema. Dalam tahap pra tulis ini hanum mendapatkan ide dari sebuah kenangan saat Hanum dan suaminya berada di Eropa. Hanum dalam tahap ini dibantu oleh suaminya agar novelnya lebih terarah. Kemudian yang kedua adalah tahap pembuatan draft, dalam pembuatan draft hal pertama yang dilakukan Hanum adalah menentukan konsep dan menyusun konsep apa yang akan dia tulis. Kemudian tahap ketiga yang dilakukan Hanum adalah merevisi, setelah semua konsep sudah tersusun dan novel sudah tertulis, Hanum kemudian
merevisi
Almahendra.
dengan
Setelah
ia
dibantu
selesai
oleh
merevisi
suaminya Hanum
Rangga kemudian
menyunting kembali novel yang sudah di tulisnya. Penyuntingan berguna sebagai penyempurnaan tulisannya hingga layak diterbitkan. Setelah
selesai
di
tahap
penyuntingan,
Hanum
kemudian
mempublikasikan novel yang ia tulis. Dimulai dari penentuan penerbit, hingga pemasaran yang dibantu oleh Hanum Rais Management. Dalam menentukan penerbit, Hanum ditawari banyak sekali penerbit. Hanum memilih Kompas Gramedia sebagai penerbit karena Kompas Gramedia merupakan salah satu penerbit yang besar dan efektif di Indonesia.
64
B. Saran Setelah memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan dan hasil penelitian, maka berikut ini ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dan semoga dapat bermanfaat bagi novelis maupun pembaca yang menggunakan novel sebagai media dakwah. Berikut adalah saran-saran dari penulis untuk pembaca dan novelis Hanum Rais: 1. Penelitian mengenai novel ini diharapkan dapat dijadikan sebagai titik awal dari penelitian-penelitian berikutnya mengenai sebuah karya tulis yang digunakan oleh novelis sebagai bentuk media dakwah. Penulis melihat bahwa novelis-novelis muda saat ini sudah menggunakan novelnya sebagai media dakwah. Novelis novelis yang menggunakan novelnya sebagai media dakwah layak diangkat karena para pembaca pada zaman sekarang ini beragam, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Dakwah tidak hanya dapat dilakukan oleh dai atau ustadz saja, namun seorang novelis juga dapat berdakwah melalui media novel. Novel yang dihasilkan oleh para novelis juga sudah banyak yang mengangkat tentang isu-isu dakwah islam, maka dari itu penulis berharap penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain yang mengangkat sorang novelis yang menggunakan media buah peda sebagai sarana dakwah. 2. Hanum merupakan seorang anak dari seorang tokoh reformasi dan juga politikus, namun Hanum Salsabiela Rais tidak memilih dunia
65
politik sebagai pilihan hidupnya. Hanum Salsabiela Rais juga merupakan lulusan kedokteran gigi, maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa maupun pembaca agar tidak hanya terpaku pada pendidikan yang kita tuntut tetapi setiap orang yang memiliki bakat berhak untuk memilih jalannya. Termasuk menjadi seorang novelis. 3. Hanum memiliki 4 novel yang semuanya digunakan oleh Hanum sebagai media untuk berdakwah. Novelis Hanum Rais diharapkan tidak hanya berhenti menulis di 4 novel yang sudah ditulisnya, namun juga melahirkan karya-karya tulis yang dapat digunakan untuk menyampaikan dakwah Islam. 4. Dakwah tidak hanya dilakukan oleh para da’i, namun dakwah dapat dilakukan oleh setiap orang termasuk seorang novelis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para bagi para novelis agar novelnya juga dapat berguna bagi dakwah Islam khususnya sebagai media dakwah.
C. Penutup Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmad dan hidayahNya sehingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moral dan spiritual, penulis mengucapkan terimakasih. Penulis yakin bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan., maka saran
66
dan kritik yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi penulis dan semua pihak serta menambah khasanah keilmuan di bidang dakwah.
67
Daftar Pustaka
Buku Alkhadiah S, Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta:Erlangga, 1989 Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Burhan Bungan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Dick Hartono dan B. Rahmanto, Kamus Istilah Sastra, Yogyakarta: Kanisius, 1998. Faruk. Novel-novel Indonesia : Tradisi Balai Pustaka 1920-1942. Yogyakarta: Gama Media. 2002. Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, Malang: UMM Press, 2010 Hamzah Ya’qup, Publisistik Islam, Bandung: Diponegoro, 1981. Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1982. Kriyantono Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertasi contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2006.
68
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI-Press, 2009. Moh. Soleh Isre, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003. Munirul Abidin. Menjadi Kreatif Dengan Menulis. Malang:Uin Malang Press. 2010. Nurani
Soyomukti,
Pengantar
Ilmu
Komunikasi,Yogyakarta:
Ar-Ruzz
Media,2010 Riswandi, Ilmu Komunikasi,, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Robait Usman, Pedoman Praktis Penulisan Buku, Malang: Malang Press, 2009. Safrodin Halimi, Etika Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran, Semarang: Walisongo Press, 2008. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: Rineka Cipta, 1991. St. Kartono, Menulis tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis, Yogyakarta: Kanisius, 2009.
69
Tatang M.Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Raja Grafika Persada, 1995. Zulhasril Nasir, Menulis untuk Dibaca:Feature & Kolom, Jakarta: Pustaka Obor, 2010. Skripsi Dede Ariyanto, Komunikasi Dakwah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, Skripsi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Arief Yunanto, Penyiaran “Lentera Hikmah” Sebagai Media Dakwah dan Informasi (Study terhadap Radio Global FM di Kabupaten Bantul), Skripsi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008 Yulianti, Peran Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Yogyakarta Dalam Pengembangan Karya Tulis Fiksi Sebagai Media Dakwah, Skripsi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Website Anne
Ahira,
Panduan
Singkat
Menulis
Makalah
Agama:
http://www.anneahira.com/makalah-agama-islam.htm//, diakses tanggal 15 Maret 2014.
70
Annisa
Ristiana,
Resensi
Buku
99
Cahaya
di
Langit
Eropa :
http://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-2733/kreatifitas/137-99-cahaya-di-langit-eropa.html//, diakses tanggal 6 Mei 2014 . Esensi,
Mengenal
Lebih
Dekat
Hanum
Salsabiela
Rais :
http://www.esensi.co.id/lifestyle/hot-news/294-republicans-plan-to-blockconsumer-agency-job.html//, diakses tanggal 2 Mei 2014. Fitryan, Menapak Jejak Amien Rais, Kado Cinta Hanum Salsabiela Rais : http://www.tnol.co.id/seni-budaya/3852-buku-menapak-jejak-amien-raiskado-cinta-hanum-salsabiela-rais.html//, diakses tanggal 2 Mei 2014. Hanum
Rais
Management,
Profil
Hanum
Salsabiela
Rais :
http://www.hanumrais.com/p/profilhanum.html//, diakses tanggal 29 April 2014. Hanum
Rais
Management,
Sinopsi
99
Cahaya
di
Langit
Eropa :
http://www.hanumrais.com/p/sinopsis-99-cahaya.html//, diakses tanggal 10 Mei 2014. Hanum
Rais
Management,
Sinopsis
Berjalan
di
Atas
http://www.hanumrais.com/2013/02/sinopsis-berjalan-di-atascahaya.htlm//, diakses tanggal 7 Mei 2014.
71
Cahaya :
Ridwan
Arifin,
Pengertian,
Jenis
dan
Ciri
Karya
Tulis :
http://chetarmembaha.blogspot.com/2012/12/pengertian-jenis-dan-cirikarya-tulis.html//, diakses tanggal 15 Maret 2014. Rina Marlina, Sebuah Resensi Buku Karya Hanum Rais, Berjalan di atas Cahaya : html://www.myzone.okezone.com/user/tuangsastra/RinaMarlina/resensi99-cahaya-dilangit-eropa.html//, diakses tanggal 7 Mei 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/99_Cahaya_di_Langit_Eropa_(buku), diakses pada 12 Oktober 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Novel, diakses pada 12 Oktober 2014
72
Lampiran-Lampiran Pedoman Wawancara 1. Apa yang membuat anda beralih profesi dari news anchor menjadi seorang novelis ? 2. Novel tentang apakah 99 Cahaya di Langit Eropa karangan anda ? 3. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa termasuk dalam kategori fiksi atau non fiksi ? 4. Apa yang membuat novel ini menjadi berbeda ? 5. Apa yang melatarbelakangi anda menulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 6. Pesan apakah yang sebenarnya ingin anda sampaikan melalui novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 7. Apakah memang novel ini menjadi media anda untuk berdakwah ? 8. Apakah menurut anda berdakwah menggunakan novel adalah cara yang efektif ? 9. Alasan apakah yang mendasari anda memilih berdakwah melalui media novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 10. Bagaimana kriteria novel yang dapat dijadikan sebagai media dakwah ? 11. Bagaimana proses pembuatan novel 99 Cahaya di Langit Eropa dari awal penulisan hingga sampai kepada pembaca ? 12. Bagaimana cara anda mendapatkan ide cerita dalam menulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa ?
73
13. Siapa saja yang menginspirasi anda dalam penentuan ide novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 14. Apakah anda melibatkan orang lain dalam penulisan novel ini ? 15. Bagaimana cara anda memilih penerbit yang tepat untuk novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini ? 16. Berapa lama waktu yang anda butuhkan dalam penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 17. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam proses penulisan novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 18. Bagaimana novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini dapat diangkat menjadi sebuah film ? 19. Apakah yang melatarbelakangi anda menyetujui novel 99 Cahaya di Langit Eropa diangkat menjadi sebuah film ? 20. Apakah dalam penentuan ide cerita film apakah ada yang berbeda maupun merubah isi cerita dari novel 99 Cahaya di Langit Eropa ? 21. Apakah setelah menjadi sebuah film, pesan yang ada dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa masih dapat tersampaikan dengan baik? 22. Apakah penentuan cerita didalam film melibatkan pihak lain ? 23. Apa kriteria anda dalam memilih rumah produksi yang akan memproduseri film dari novel anda ? 24. Apakah anda berperan penuh dalam pemilihan talent/tokoh yang bermain di film 99 Cahaya di Langit Eropa ?
74
25. Antara film dan novel, menurut anda media mana yang lebih efektif untuk berdakwah ? 26. Apa harapan anda terhadap dunia dakwah dan novelis di Indonesia khususnya ?
75
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jl. Marsda Adisucipto, Yogyakarta, 55281 Telp. (0274) 515856, Email.
[email protected]
NIM : 10210033 NAMA : MUHAMMAD AHSANUL FALAH No. Nama Mata Kuliah 1 SKRIPSI/TUGAS AKHIR
TA SMT
: 2013/2014 : SEMESTER GENAP
SKS Kls No. Uji Jadwal Kuliah 6 A SAB 13:00-18:00 R: 112
PRODI : KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM NAMA DPA : ANISAH INDRIATI, Dra. M.Si. Pengampu PANITIA
Paraf UTS Paraf UAS ... ...
Catatan Dosen Penasihat Akademik: Sks Ambil : 6/16
1/1
MAHASISWA
Yogyakarta, 23/01/2014 Dosen Pembimbing Akademik
MUHAMMAD AHSANUL FALAH NIM: 10210033
ANISAH INDRIATI, Dra. M.Si. NIP: 19661226 199203 2 002
28/01/2014