PENULISAN ARTIKEL DARI SEBUAH LAPORAN HASIL PENELITIAN Dipersiapkan untuk disampaikan pada Workshop Penulisan Karya Fiksi dan Non Fiksi kepada Guru-Guru dan Dosen di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman yang diselenggarakan oleh Wanita Penulis Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, tanggal 12 sampai 15 April 2011
Oleh: Dr. Hermayulis,S.H.,M.S Dosen Fakultas Hukum Universitas YARSI Dan Felo Penyelidik pada Institute of the Malay Worlds and Civilisation (ATMA), Universiti Kebangsaan Malaysia, Email:
[email protected]
PENDAHULUAN Penulisan Artikel merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam suatu penelitian. Tujuannya adalah agar hasil penelitian diketahui oleh setiap peminat dan pencinta ilmu yang sedang dan telah diteliti.
Di samping laporan hasil
penelitian bertujuan untuk menunjukkan cara pemecahan masalah, dan membuktikan keberhasilan peneliti
mengungkapkan masalah
yang
telah
ditetapkan, juga merupakan sarana komunikasi dari peneliti dengan pembaca, khususnya peminat bidang ilmu yang sama. Dalam menginformasikan temuantemuan penelitian yang dilakukan, ada pendapat yang menyatakan bahwa hendaknya hasil temuan tersebut dipublikasikan dalam bentuk artikel pada jurnal ilmiah, atau dengan menyebar luaskan hasil penelitian dalam pertemuan ilmiah seperti seminar hasil penelitian. Dengan publikasi hasil penelitian tersebut, hasil kajian dan temuan ilmiah yang dilakukan dapat diketahui orang banyak dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu akan dapat dijadikan pangkal berpijak oleh peneliti lain, apakah untuk melanjutkan atau untuk membuktikan kembali guna menguji temuan yang telah ada. Untuk terwujudnya komunikasi yang baik antara peneliti
dengan
pembacanya,
maka
penulisan
laporan
ilmiah
harus
memperhatikan aturan-aturan, azas-azas ilmiah, rasionalisasi, sistematika, dan bahasa formal untuk menghindari salah interpretasi, serta konsistensi dalam penulisan.
1
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN Suatu model langkah proses penelitian baru telah diperkenalkan oleh beberapa lembaga pengelola dana penelitian, salah satu diantaranya adalah DP4M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, yaitu suatu proses penelitian baru dinyatakan berakhir jika peneliti telah menyerahkan artikel yang disusun berdasarkan hasil penelitian yang tertuang dalam laporan penelitian. Bila dikaji lebih lanjut kenapa
DP4M mewajibkan
setiap laporan hasil penelitian diikuti dengan artikel ilmiahnya, maka dapat diketahui berbagai alasan diantaranya adalah untuk mendorong minat menulis dari peneliti yang "nota bene" adalah staf pengajar di Perguruan Tinggi, mendorong peneliti untuk menginformasikan hasil temuannya secara luas (karena ada pendapat bahwa laporan hasil penelitian yang belum dipublikasikan, jika belum dimuat dalam jurnal atau majalah ilmiah). Upaya ini ditindak lanjuti melalui program URGE dengan memberikan insentif kepada peneliti yang artikelnya dimuat pada jurnal ilmiah yang bertaraf internasional. Sama beratnya dengan menyusun sebuah laporan hasil penelitian. Kerangka artikel ilmiah adalah memuat unsur-unsur atau langkah-langkah yang sesuai (hampir sama) dengan unsur-unsur yang terdapat dalam laporan hasil penelitian. Keadaan ini menjadi penyebab "kurang giatnya" peneliti untuk mempublikasikan hasil karyanya melalui jurnal atau majalah ilmiah. Kenyataan ini diperparah dengan adanya hasil karya yang ditolak (dikembalikan) oleh redaktur. Salah satu alasan penolakan adalah karena tidak mamatuhi kaedah (aturan) penulisan yang telah lazim digunakan pada jurnal atau majalah ilmiah. Setiap jurnal atau majalah ilmiah akan mempunyai kerangka artikel tersendiri. Untuk itu penulis (author) sebelum menulis artikel untuk suatu majalah atau jurnal,ilmiah perlu memperhatikan "petunjuk bagi penulis" (Information for authors) yang telah ditentukan oleh majalah atau jurnal tersebut. Namun unsurunsur yang lazim ada pada setiap artikel ilmiah adalah :
2
1. Judul artikel Judul artikel laporan hasil penelitian adalah judul laporan penelitian itu sendiri, namun dapat dilakukan sedikit modifikasi dengan pertimbangan gaya bahasa. 2. Nama penulis (author) dan penulis pendamping (coauthor). Berkaitan dengan penulis artikel laporan hasil penelitian, sering menimbulkan pertanyaan tentang "siapa yang akan ditulis sebagai penulis utama dan pendamping". Untuk mengatasi permasalahan ini maka perlu diketahui bahwa penulis utama adalah yang menjadi motor utama dalam penulisan dan penelitian ilmiah, sedangkan penulis pendamping adalah yang turut membuat, bekerja dan mambantu dalam pembuatan artikel dan pelaksanaan penelitian. Bila menilik kepada motor utama dan turut membuat, bekerja dan membantu, maka dapat ditegaskan bahwa sudah secara tegas dinyatakan bahwa peneliti utama merupakan penulis utama. Hanya saja pada kenyataan yang sering terjadi, peneliti utama bukanlah yang merupakan "motor" karena penempatan pada posisi peneliti utama didasari berbagai pertimbangan, antara lain jabatan (struktur organisasi) pada suatu lembaga. Bahkan tidak jarang terjadi peneliti utama hanya berperan sebagai "penanda tangan dokumen". Permasalahan tersebut timbul jika ada salah satu pihak (terutama penulis pendamping) merasa dirugikan. Di Indonesia kondisi demikian akan lebih sering terjadi, karena hasil tulisan ada kaitannya dengan nilai kum untuk kenaikan pangkat dalam jenjang kepegawaian (terutama di Perguruan Tinggi dan Peneliti pada Lembaga Penelitian). 3. Nama tempat penelitian atau penulis bekerja. 4. Abstrak Suatu hal yang perlu dibedakan dan yang sering menimbulkan kerancuan penafsiran adalah antara kesimpulan dan abstrak. Kesimpulan pada artikel ilmiah berisi perasan tentang informasi pokok yang disajikan dalam suatu
3
makalah penelitian ilmiah. Informasi pokok yang ditonjolkan adalah temuan utama dan kesimpulan. Penyajian ringkasan ditujukan kepada para pembaca yang telah membaca seluruh isiartikel ilmiah yang disajikan. Sedangkan abstrak bertujuan untuk memberikan informasi lengkap kepada pembaca, sehingga tanpa membaca seluruh isi artikel telah dapat diambil intisari dan manfaat dari publikasi tersebut. Untuk itu abstrak
harus memuat seluruh
informasi yang disajikan dalam artikel laporan hasil penelitian. Unsur-unsur tersebut adalah : Judul artikel ilmiah, nama penulis, nama tempat penulis bekerja, dan uraian singkat dari semua unsur yang paling penting dari artikel, yaitu pendahuluan (latar belakang), masalah, hipotesis (asumsi), bahan dan cara, hasil, pembahasan (diskusi), kesimpulan dan saran jika dirasa perlu. Tidak jarang ditemui adanya artikel yang memuat rujukan yang paling penting dalam penulisannya. Sehubungan dengan unsur-unsur yang harus ada dalam abstrak, berikut ini dapat diinformasikan ketentuan yang digariskan oleh DP4M Dikti. Unsurunsur tersebut adalah : Tujuan dan pertanyaan yang harus dijawab oleh penelitian ; Metode penelitian ; Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian. Pertanyaan yang tidak jarang muncul pada saat menulis abstrak adalah tentang "panjang abstrak". Ada yang mengemukakan bahwa abstrak hanya boleh setengah halaman, ada yang menyatakan paling banyak 1 halaman. Terlepas dari perdebatan tentang ukuran halaman,maka batas tersebut dapat ditentukan sendiri oleh penulis dengan memperhatikan jumlah kata. Abstrak harus disajikan secara ringkas dan singkat dengan jumlah kata antara 150 sampai 300 kata. Dalam penulisan abstrak sering juga ditemui ada "Key Indexing Word". "Key Indexing Word" berfungsi membantu mempermudah pembaca yang sedang melakukan kajian literatur. "Key Indexing Word" dibuat dengan memilih katakata penting dan paling menonjol yang berkaitan dengan topik utama penelitian. Sebagai contoh sebuah tulisan yang membahas masalah UUPA
4
(Undang-Undang Pokok Agraria) dan Konsolidasi Tanah, maka "Key Indexing Word"-nya adalah UUPA dan Konsolidasi Tanah, atau contoh lain tulisan yang membahas masalah Hukum Perburuhan dan Hak Azazi Manusia, maka "Key Indexing Word"-nya adalah "Hukum Perburuhan dan Hak Azazi Manusia". "Key Indexing Word" diletakkan di bagian bawah abstrak. 5. Pendahuluan Pendahuluan memuat informasi kunci dan berisikan seluruh ide dan inti pemikiran tentang : 1) Latar belakang 2) Masalah penelitian 3) Tujuan penelitian, hipotesis, dan hasil yang diharapkan.Penulisan pendahuluan tidak dilakukan secara terpilah-pilah dalam bagian-bagian, tetapi secara berkepanjangan. 6. Bahan dan cara atau metode Pada bagian ini dilakukan pemerian secara detail dan ringkas tentang cara, tahap, sistematika penelitian secara ringkas dan jelas, dengan tujuan agar pembaca dapat juga melakukan penelitian dengan langkah yang telah dilakukan. 7. Hasil Penelitian Pemerian tentang hasil laporan penelitian merupakan tujuan utama dari penulisan artikel laporan penelitian. Karena pentingnya pemerian ini, maka penulis sering merasa bingung untuk menentukan data atau informasi apa yang tepat disajikan dalam artkel, semua dirasakan penting dan perlu diinformasikan. Namun kebingungan tersebut dapat disingkirkan dengan berpegang kepada
judul, tujuan penelitian dan masalah yang dihadapi,
hipotesis atau asumsi yang telah diajukan (jika hal ini ada).
5
8. Pembahasan Sering ditemui adanya penggabungan hasil dengan pembahasan dalam satu bagian, namun kedua sub bagian tersebut diuraikan secara terpisah. Pembahasan hendaklah berisikan bahasan terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh dan membandingkannya dengan bahan bacaan yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian. Hal yang harus diperhatikan dalam pembahasan adalah kejujuran dan ketidak berpihakan dalam melakukan pembahasan. Penulis tetap mempertahankan kejujuran, menekankan kepada makna hasil penelitian yang diperoleh, membahas aspek-aspek baru yang diperoleh, menguraikan arti dari kesimpulan yang dibuat, dan membahas berbagai kelemahan yang ada. Dalam pembahasan
ini dapat juga diungkapkan kritik terhadap berbagai
penemuan atau pendapat orang lain, berdasarkan argumentasi ilmiah yang kita peroleh. Dengan penyajian pembahasan ini diharapkan pembaca dapat menarik manfaat yang sebesar-besarnya dari makalah ilmiah tersebut. 9. Kesimpulan (conclusion) dan saran Kesimpulan hendaklah dibuat dengan argumentasi yang logis dan benar, dengan menghubungkannya dengan masalah, tujuan penelitian
dan
hipotesis atau asumsi dari masalah yang telah diajukan. Sedangkan saran dapat dibuat berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan, atau terhadap hal yang berada diluar masalah atau ruang lingkup penelitian tetapi dirasa penting untuk diungkapkan dan dikaji lebih lanjut.
10.Daftar acuan atau kepustakaan (reference) Daftar pustaka yang dimuatkan dalam artikel penelitian hendaklah memuat sumber informasi yang berkaitan langsung (benar-benar dibaca, dibahas, dan dipakai dalam penelitian) dengan pernyataan yang ditulis.
6
Hal yang sebetulnya juga penting, tetapi kurang mendapat perhatian bahkan terabaikan adalah penyampaian ucapan terima kasih dari peneliti atau penulis
kepada
pihak-pihak
yang
sangat
penting
perannya
dalam
pelaksanaan penelitian yang dilakukannya, seperti pemberi dana atau pengelola dana, pemberi masukan yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan, dan pihak yang telah membantu. Sebaiknya pada artikel penelitian hal ini diikut sertakan, dengan menempatkannya pada bagian tersendiri dengan judul "ucapan terima kasih"
sebelum penulisan
daftar kepustakaan (reference).
PENULISAN DAFTAR KEPUSTAKAAN/RUJUKAN ATAU REFERENSI
Daftar kepustakaan bukanlah merupakan daftar dari sederetan bacaan biasa, tetapi merupakan kumpulan daftar bacaan pilihan yang digunakan oleh penulis atau peneliti. Penyajian daftar kepustakaan atau referensi pada sebuah tulisan ilmiah menunjukkan bukti sifat obyektifnya. Di samping itu juga merupakan penghargaan, pengakuan tulus dan jujur dari penulis terhadap karya orang lain yang mengilhami, mendasari, atau memperkaya khasanah berfikirnya dalam menyusun suatu karya tulis. Daftar kepustakaan merupakan kumpulan bahan bacaan atau acuan yang telah dimanfaatkan oleh penulis atau peneliti dalam merancang, melalui proses, dan penyelesaikan tulisan atau melaporkan hasil penelitiannya. Di samping berfungsi sebagai bukti sportifitas penulis atau peneliti, juga memberikan informasi kepada pembaca atau peneliti lain tentang sumber data (informasi) jika ingin mengkaji masalah tersebut lebih lanjut, atau jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang sumber data. Pada sebuah tulisan terdapat dua jenis penggunaan kepustakaan, pertama dalam naskah dan kedua dalam daftar kepustakaan.
7
1. Penulisan Kepustakaan dalam naskah Penulisan kepustakaan dalam naskah terjadi karena pengutipan dari suatu buku atau tulisan, yang ditempatkan di dalam naskah. Berbagai macam cara yang dilakukan dalam mengutip, antara lain : 1) Sistem catatan kaki (foot notes) atau disebut juga dengan sistem penomoran. Sistem penomoran disini bukan berarti hanya memberikan nomor, karena adakalanya diberi tanda seperti tanda bintang ( .... *)) atau tanda lainnya. Penampilan kepustakaan atau rujukan ini juga dilakukan secara berbeda-beda : a. Ditampilkan langsung pada halaman naskah yang bersangkutan, yang ditempatkan pada akhir halaman. b. Ditampilkan pada halaman tersendiri dengan judul "daftar catatan kaki". 2). Sistem nama penulis dan tahun. Adakalanya dilengkapi dengan halaman dari sumber yang dirujuk, misalnya : .... "pengamatan" berarti melakukan ketelitian : dan makna dasar kata tersebut bukan hanya "melihat", tetapi juga "mengamati" (Kaplan, 1964 : 126 - 127). atau Kaplan (1964 : 126 - 127) mengemukakan bahwa .........
Jika penulis dari buku lebih dari satu orang, maka penulisannya dapat dilakukan dengan menggunakan et al, contoh : Soerjani, M. et al (1987 : ) Jika rujukan diambil dari penulis dengan editor, maka cara penulisannya adalah : Hermayulis mengemukakan ...........(Ihromi, T.O (eds), tahun : halaman).
8
2. Penulisan daftar kepustakaan Sama halnya dengan penulisan rujukan dalam naskah tulisan, penulisan daftar kepustakaan juga mempunyai banyak cara, antara lain :1).Sistem Harvard. Pada sistem ini daftar pustaka disusun berdasarkan : nama penulis (famili). Di Indonesia tidak semua orang mempunyai nama famili, untuk itu ada yang berpendapat jika namanya lebih dari satu kata, maka kata yang terakhir diletakkan di depan dan kata akhir dicantumkan dalam bentuk initial, seperti :Soerjani, M., ......... Jika penulisnya lebih dari satu, maka cara penulisannya adalah
; Nama
penulis utama (yang ditulis kata terakhirnya dan initial untuk kata selanjutnya, nama penulis kedua), dan seterusnya. Dapat juga dilakukan dengan menuliskan : Nama penulis utama (yang ditulis kata terakhirnya dan initial untuk kata selanjutnya), nama penulis kedua dan seterusnya (yang ditulis kata awal nama dan initial untuk selanjutnya). Contoh : Soerjani, M., Rofiq Ahmad, Rozy Munir. tahun terbit ... atau Soerjani, M., Rofiq, A, Rozy, M. tahun terbit ... Cara penulisan daftar pustaka menurut sistem ini dibedakan menurut jenis sumber : a. Majalah atau jurnal
Urutan pemeriannya adalah : Nama, tahun terbit,
judul buku, nama jurnal, edisi jurnal, dan halaman, dengan menggaris bawahi atau mencetak miring atau tebal nama majalah atau jurnal, contoh : Zen, M.T., 1982.Sumberdaya, Konsep yang Berubah Sepanjang Sejarah, Prisma No. 11 ; November 1982; Tahun XI, Jakarta. b. Buku Urutan pemeriannya adalah : Nama, tahun terbit, judul buku, penerbit dan nama penerbit. Pada penulisan buku yang digaris bawahi atau dicetak miring atau tebal adalah judul buku, contoh :
9
Zen, M.T., 1979. Hidup Damai dengan Alam Lingkungan. Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, Bandung. Jika tulisan yang dijadikan acuan terletak dalam sebuah buku hasil editor, maka daftar pustakanya ditulis dan yang digaris bawahi atau dicetak tebal adalah nama editor : Shebeski, L.N. 1976. Agricultural Resources : TheLimits We Face. Dalam R.E. Siegel (ed.), Mankind's Future in the Pacific. The University of British Columbia, Canada. c. Terbitan badan atau lembaga resmi Cara penulisannya adalah dengan menggaris bawahi atau mencetak tebal judul subyeknya. Contoh : Departemen Perindustrian. 1985. Program Pengembagnan Nasional Dalam Repelita IV (Ringkasan), Jakarta.
Industri
2). Sistem Vancouver Perbedaan sistem ini dengan sistem Harvard adalah dalam hal : a. Tahun terbit diletakkan di belakang sekali, yaitu setelah nama penerbit. b. Nama tempat terbit diletakkan sebelum nama penerbit. 3. Jika terdapat penulis yang lebih dari 6, hendaklah menggunakan fasilitas et al. Jika penulis sebuah buku lebih 6 orang atau kurang, maka semua pengarang harus dicantumkan dengan menuliskan kata terakhir dan initial untuk kata selanjutnya dari nama pengarang utama, setelah itu ditulis pengarang kedua dan ketiga. Contoh : Munir R., dan Budiarto. 1983. Teori Kependudukan Lembaga Demografi, F. E. Universitas Indonesia. Tetapi jika penulis lebih dari 6 orang, maka hendaklah menggunakan et al atau dkk setelah nama pengarang ketiga atau setelah nama pengarang pertama. Contoh :
10
Baldwin, K.M, Winder, W.W., Terjung, R.L., et al, ... tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit.
judul buku ....,
PENUTUP Hal yang selalu perlu diperhatikan dalam melakukan
penulisan artikel laporan
hasil penelitian, janganlah biarkan pena kita berhenti pada penulisan laporan penelitian. Ikuti kembali "sequence" yang telah ditempuh pada penulisan laporan hasil penelitian, lakukan penulisan artikel dengan mengadakan "simplicity" terhadap laporan hasil penelitian tersebut, dengan suatu harapan hasil penelitian dapat dibaca oleh setiap orang. Karena "ilmu yang berguna adalah ibadah bagi yang mengembangkannya". Tulisan yang dapat memupuk minat dan tetap mempertahankan rasa hormat pembaca adalah tulisan yang terjaga "obyektifitasnya" (disampaikan dengan penuh kejujuran dan terbuka terhadap kritik), dan penulis yang tetap menjaga etika penulisan. Untuk itu didalam penulisan hendaklah jangan sampai lupa menghargai karya penulis lain. Semua itu hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan cara merujuk pendapat atau hasil karya orang lain.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, S, 1993. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Barry, M.D. and Martin, G.P. 1971. A Guide to Writing Research Papers, McGraw-Hill Book Company, New York. Borg, W. & Gall M.D. 1979. Educational Research, Third Edition, New York Longman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, 1993. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Penelitian di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (edisi III). Hadi, S. 1977. Bimbingan Menulis Skripsi dan Thesis, Jilid I dan II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
11
Mayer, R.R. dan Ernest, G. 1980. Rancangan Penelitian Kebijaksanaan Sosial, Pen CV. Rajawali, Jakarta. Singarimbun, M., Sofian, E. (ed). 1989. Metode Penelitian Survei, LP3ES. Jakarta. Stanley, Shimkin, and Lanner. Ways to Writing : Purpose, Task, and Process" 2th ed., Macmillan Publihing Company, New York. Pringgodisurjo, 1982. Pedoman Tertib Menulis dan Menerbitkan, Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional, LIPI, Jakarta. Sarantakos, S. 1992, Social Research, Melbourn. Surakhmad, W. 1974. Paper, Skripsi, Tesis, Disertasi : Cara Merencanakan, Cara Menulis, Cara Meneliti. Penerbit Tarsito, Bandung. Tadjudin, M.K. 1976. Laporan Penelitian. Dalam : Laporan dan Kumpulan Naskah Penataran Tenaga peneliti di Perguruan Tinggi, Ed. M.K Tajudin. Universitas Indonesia, Jakarta. Tjokronegoro, A. Tata cara Penyajian karya Ilmiah dan Komunikasi Penelitian, Makalah pada Diklat "Metode Penelitian Teknologi" Fakultas Teknik, Jurusan Elektro, Universitas Trisakti, Jakarta 17 - 19 Desember 1987. Wallace W.L. 1990. Metoda Logika Ilmu Sosial, Bumi Aksara, Jakarta.
12