1
Penulis:
Asep Hermana M.Pd
i
Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar ini tepat pada waktunya, walaupun ada beberapa hambatan. Bahan Ajar ini ditulis untuk digunakan oleh siswa SMK sesuai dengan jurusannya agar dapat memahami dan lebih mendalami permasalahanpermasalahan materi yang dibahas pada buku ini yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak baik secara kelembagaan maupun perseorangan yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan Bahan Ajar ini, semoga semua bantuannya mendapat ganjaran yang berlipat ganda. Harus diakui, dan kami menyadarinya bahwa Bahan Ajar ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan saran, kritik atau apapun untuk perbaikan penulisan Bahan Ajar ini, terima kasih.
Penulis
ii
KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang ditulis dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Buku Siswa ini dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai. Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatankegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan kemampuan mencipta . Sebagaimana lazimnya buku teks pembelajaran yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, buku ini memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Buku ini memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatankegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan hal-hal yang harus dilakukan peserta didik bersama guru dan teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu; bukan buku yang materinya hanya dibaca, diisi, atau dihafal. Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Buku ini merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu buku ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045). Jakarta, Januari 2014 Direktur Pembinaan SMK
Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA
iii
DAFTAR ISI
Penulis: ................................................................................................................. i Kata Pengantar Penulis ....................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv Daftar Gambar .................................................................................................... vi Daftar Tabel ......................................................................................................... x BAB. I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 BAB. II PEMBELAJARAN .................................................................................... 7 Bagaimana pemasangan kaca jendela supaya tidak pecah karena pemuaian? . 39 Ciri Ciri Kondisi Karat pada Masing Masing Stadium .................................. 53 Jenis Perancah ........................................................................................... 57 Fungsi Scaffolding .......................................................................................... 81 Kelengkapan Alat Pelindung .......................................................................... 98 Panduan Menggunakan Perancah Atau Scaffolding Di Tempat Kerja Untuk Menghindari Seringnya Kecelakaan Kerja Yang Terjadi .................................. 117 Jenis-Jenis Bekisting ....................................................................................... 130 Bekisting Atau Formwork Dan Jenisnya ........................................................... 134 Metode Kerja Bekisting Kolom Dan Dinding.............................................. 163 Kelengkapan Alat Pelindung ........................................................................ 164 METODA PELAKSANAAN ....................................................................... 169 Sloof dibuat untuk 2 Fungsi, yaitu: ............................................................ 200 Sloof Pada Rumah dan Gedung ........................................................ 200 Sloof untuk Pagar Dinding Batubata .................................................. 200 Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting (mall) Sloof : .......................... 202 Metode Pekerjaan Pemasangan Bekisting dengan Bracket. ........................ 205 Kelengkapan Alat Pelindung ........................................................................ 206 Sloof dibuat untuk 2 Fungsi, yaitu: ............................................................ 212 Sloof Pada Rumah dan Gedung ........................................................ 212 Sloof untuk Pagar Dinding Batubata .................................................. 212 4. Sloof Pada Rumah dan Gedung dan Sloof untuk Pagar Dinding Batubata ................................................................................................... 214
iv
5. Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Dan beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya. ........................ 214 g.
Lembar kerja siswaa. ..................................................................... 214
Memasang bagian-bagian bekisting pelat lantai ....................................... 214 a.
Alat ................................................................................................... 214
BAB. III EVALUASI .......................................................................................... 217 A.
Tes Tertulis ........................................................................................... 217
B.
Tes Praktik ............................................................................................ 218
KUNCI JAWABAN ........................................................................................... 219 A.
Tes Tertulis ........................................................................................... 219
BAB. IV PENUTUP .......................................................................................... 223 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 224
v
Daftar Gambar GBR 2. 1 2 contoh lembaran kaca .............................................................................. 10 GBR 2. 2 Gambar Kerja 1 ............................................................................................. 16 GBR 2. 3 Gambar Kerja 2 ............................................................................................. 16 GBR 2. 4 Gambar memasang kaca pada daun Jendela ......................................... 18 GBR 2. 5 Gambar memasang kaca pada daun pintu geser ................................... 19 GBR 2. 6 Gambar yang sedang memasang kaca jendela ...................................... 19 GBR 2. 7 Gambar yang sedang memasang kaca jendela ...................................... 20 GBR 2. 8 Gambar jenis kaca biasa ............................................................................. 21 GBR 2. 9 Gambar pemasangan kaca jenis akrilik pada daun pintu....................... 21 GBR 2. 10 Gambar pemasangan kaca jenis bermotif pada daun jendela ........... 22 GBR 2. 11 Gambar pemasangan kaca jenis bertulang ............................................ 22 GBR 2. 12 Gambar pemasangan kaca jenis bertulang pada daun jendela .......... 23 GBR 2. 13 Gambar kaca jenis majemuk .................................................................... 23 GBR 2. 14 Gambar kaca jenis bertulang .................................................................... 24 GBR 2. 15 Gambar kaca jenis bertulang .................................................................... 24 GBR 2. 16 Jendela ......................................................................................................... 24 GBR 2. 17 Gambar memasang kaca pada daun pintu lipat ................................... 25 GBR 2. 18 Pengukuran ................................................................................................. 28 GBR 2. 19 Memotong kaca dengan lurus sesuai dengan ukuran .......................... 28 GBR 2. 20 Gambar alat pemotongan kaca ............................................................... 30 GBR 2. 21 Gambar alat pematah kaca....................................................................... 31 GBR 2. 22 Gambar Tang alat bantu memotong kaca .............................................. 31 GBR 2. 23 Gambar perletakan kaca yang akan dipotong ....................................... 32 GBR 2. 24 Gambar cara pemotongan kaca............................................................... 32 GBR 2. 25 Gambar cara memotong kaca .................................................................. 32 GBR 2. 26 Menekan Hasil Pemotongan..................................................................... 33 GBR 2. 27 Gambar cara mematahkan kaca yang sudah dipotong ........................ 33 GBR 2. 28 Gambar cara menghaluskan tepi kaca ................................................... 33 GBR 2. 29 Gambar cara menghaluskan tepi kaca ................................................... 34 GBR 2. 30 Gambar perletakan kaca yang akan dipotong ....................................... 36 GBR 2. 31 Posisi pemotong Kaca ............................................................................... 37 GBR 2. 32 Gambar posisi pemasangan kaca ........................................................... 38 GBR 2. 33 Gambar cara pemasangan kaca .............................................................. 38 GBR 2. 34 Gambar Pintu utama dengan penerangan kaca.................................... 39 GBR 2. 35 Gambar memasang kaca jendela ............................................................ 40 GBR 2. 36 Gambar memasang kaca pintu ................................................................ 41 GBR 2. 37 Gambar memasang kaca pintu double ................................................... 41 GBR 2. 38 Memasang Daun Jendela ......................................................................... 44 GBR 2. 39 Memasang List Kaca ................................................................................. 47 GBR 2. 40 Contoh pemasangan Lis Kaca ................................................................. 49
vi
GBR 2. 41 Scaffolding ................................................................................................... 55 GBR 2. 42 Proyek Scaffolding ..................................................................................... 56 GBR 2. 43 Aerial Lifts .................................................................................................... 56 GBR 2. 44 Gambar perancah andang kayu ................................................................. 57 GBR 2. 45 Gambar perancah andang bambu ........................................................... 58 GBR 2. 46 Gambar perancah andang besi ................................................................ 59 GBR 2. 47 Gambar perancah tiang dari bambu ........................................................ 60 GBR 2. 48 Gambar perancah tiang dari bambu, konsol besi.................................. 61 GBR 2. 49 Gambar perancah tiang logam pipa ........................................................ 62 GBR 2. 50 Gambar perancah besi beroda................................................................. 62 GBR 2. 51 Gambar Perancah Besi tanpa Roda........................................................ 63 GBR 2. 52 Gambar Perancah Menggantung ............................................................. 64 GBR 2. 53 Gambar perancah frame ........................................................................... 65 GBR 2. 54 Gambar perancah dolken .......................................................................... 65 GBR 2. 55 ........................................................................................................................ 66 GBR 2. 56 Strip Board One Side Scaffold.................................................................. 66 GBR 2. 57 Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding ................................................... 67 GBR 2. 58 Bracket One Side Scaffold ........................................................................ 67 GBR 2. 59 Gambar perancah Independent Scaffold ................................................ 68 GBR 2. 60 Gambar perancah Independent Scaffold ................................................ 69 GBR 2. 61 Gambar Birdcage Scaffold ........................................................................ 69 GBR 2. 62 Gambar perancah Access Tower Scaffold ............................................. 70 GBR 2. 63 Gambar perancah Cantilever Scaffold .................................................... 71 GBR 2. 64 ........................................................................................................................ 72 GBR 2. 65 Gambar perancah Suspended Scaffold .................................................. 73 GBR 2. 66 Mobile Scaffold ........................................................................................... 73 GBR 2. 67 Gambar perancah Mobile Scaffold .......................................................... 74 GBR 2. 68 Mobile Scaffold ........................................................................................... 75 GBR 2. 69 Pasangan Perancah................................................................................... 79 GBR 2. 70 Gambar perancah dari bambu.................................................................. 80 GBR 2. 71 Perancah satu sisi dari bambu ................................................................. 82 GBR 2. 72 Pemasangan perancah.............................................................................. 83 GBR 2. 73 Rangkaian batang bambu bagian atas dan batang bawah ................. 88 GBR 2. 74 perancah dari bahan bambu ..................................................................... 88 GBR 2. 75 Gambar Pipa dan klem perancah ............................................................ 89 GBR 2. 76 Perancah Logam ........................................................................................ 90 GBR 2. 77 Gambar Jenis-jenis bahan perancah, Perancah logam, scaffolding .. 91 GBR 2. 78 Gamabar perancah menara ...................................................................... 93 GBR 2. 79 Tangga Anjungan Kerja ............................................................................. 95 GBR 2. 80 Perancah logam .......................................................................................... 96 GBR 2. 81 Gambar Safety Helmet .............................................................................. 98 GBR 2. 82 gambar Sabuk Keselamatan (safety belt)............................................... 99 GBR 2. 83 gambar Sepatu Karet (sepatu boot) ........................................................ 99
vii
GBR 2. 84 Sepatu pelindung (safety shoes)............................................................ 100 GBR 2. 85 Sarung Tangan ......................................................................................... 100 GBR 2. 86 Tali Pengaman (Safety Harness) ........................................................... 101 GBR 2. 87 Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) .................................................. 101 GBR 2. 88 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) ............................................... 101 GBR 2. 89 Masker (Respirator).................................................................................. 102 GBR 2. 90 Pelindung wajah (Face Shield)............................................................... 102 GBR 2. 91 Jas Hujan (Rain Coat).............................................................................. 103 GBR 2. 92 Perancah dari bahan kayu ...................................................................... 106 GBR 2. 93 Pemasangan perancah di tembok ......................................................... 109 GBR 2. 94 Membuat Lobang tiang perancah .......................................................... 110 GBR 2. 95 Perancah tetap dari bambu .................................................................. 111 GBR 2. 96 Perancah yang dapat dipindah ............................................................... 112 GBR 2. 97 Gambar perancah tiang dari kayu.......................................................... 114 GBR 2. 98 Standar Industri scaffolding .................................................................... 114 GBR 2. 99 Perancah gantung .................................................................................... 116 GBR 2. 100 Perancah rangka yang dilas ................................................................. 117 GBR 2. 101 Gambar pemasangan perancah oleh petugas K3L khusus perancah ........................................................................................................................................ 121 GBR 2. 102 perancah satu sisidari bambu .............................................................. 124 GBR 2. 103 Gambar Bekisting Konvensional .......................................................... 132 GBR 2. 104 Gambar Bekisting Konvensional .......................................................... 133 GBR 2. 105 Gambar bekisting konvensional ........................................................... 134 GBR 2. 106 Bekisting ................................................................................................. 134 GBR 2. 107 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan pile cap ................ 136 GBR 2. 108 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan tie beam............... 136 GBR 2. 109 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan kolom ................... 137 GBR 2. 110 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan balok .................... 137 GBR 2. 111 Gambar Bekisting fiberglass ................................................................. 139 GBR 2. 112 Gambar Bekisting fiberglass................................................................. 139 GBR 2.113 Bekisting Tradisional ............................................................................... 142 GBR 2. 114 Gambar hutan yang gundul .................................................................. 143 GBR 2. 115 Bekisting Rkeayasa ............................................................................... 145 GBR 2. 116 Bekisting Plastik...................................................................................... 146 GBR 2. 117 Bekisting Permanen ............................................................................... 146 GBR 2. 118 Bekisting Struktural Stay in Place ........................................................ 147 GBR 2. 119 Bekisting material plastik ....................................................................... 148 GBR 2. 120 Gambar perspektif bekisting balok ...................................................... 152 GBR 2. 121 Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom.............................................. 160 GBR 2. 122 Safety Helmet ......................................................................................... 164 GBR 2. 123 Sabuk Keselamatan ............................................................................... 165 GBR 2. 124 Sepatu karet boot ................................................................................... 165 GBR 2. 125 Sepatu Pelindung ................................................................................... 166
viii
GBR 2. 126 Sarung Tangan ....................................................................................... 166 GBR 2. 127 Tali Pengaman ........................................................................................ 167 GBR 2. 121 Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom.............................................. 167 GBR 2. 122 bekisting kolom ....................................................................................... 177 GBR 2. 123 Kolom Segi empat dan delapan ........................................................... 181 GBR 2. 124 Acuan dan Perancah ............................................................................. 182 GBR 2. 125 Pelat lantai dengan Balok ..................................................................... 183 GBR 2. 126 Cetakan dan acuan untuk pelat lanti dan balok................................. 184 GBR 2. 127 Cetakan dan acuan untuk pelat lantai tanpa balok ........................... 185 GBR 2. 128 Bekisting/ cetakan beton untuk balok. ................................................ 189 GBR 2. 129 Gambar bekisting kolom........................................................................ 191 GBR 2. 130 Gambar cara memasang bekisting dinding ........................................ 193 GBR 2. 131 Gambar Cara memasang bekisting pelat lantai ................................ 195 GBR 2. 132 Bagian bekisting balok........................................................................... 197 GBR 2. 133 Bekisting plat beton ................................................................................ 198 GBR 2. 134 Gelegar dan tiang penyangga .............................................................. 198 GBR 2. 135 Bekisting papan multiplek ..................................................................... 199 GBR 2. 136 Acuan tangga beton ............................................................................... 199 GBR 2. 137 (Sloof untuk Rumah ............................................................................... 201 GBR 2. 138 (Sloof untuk Pagar Dinding Batu Bata) ............................................... 202 GBR 2. 139 Sloof yang dipasang Duduk diatas Tanah langsung. ....................... 203 GBR 2. 140 Sloof yang dipasang Gantung (tidak duduk diatas Tanah) .............. 204 GBR 2. 141 Bekisting dengan bracket ...................................................................... 205 GBR 2. 149 Helmet ...................................................................................................... 206 GBR 2. 150 Sabuk Keselamatan ............................................................................... 207 GBR 2. 151 Sepatu karet ............................................................................................ 207 GBR 2. 152 Sepatu Pelindung ................................................................................... 208 GBR 2. 153 Kaus Tangan ........................................................................................... 208 GBR 2. 154 Tali pengaman ........................................................................................ 209 GBR 2. 155 ear plug .................................................................................................... 209 GBR 2. 156 Kacamata................................................................................................. 210 GBR 2. 157 Masker ..................................................................................................... 210 GBR 2. 158 Pelindung Wajah .................................................................................... 210 GBR 2. 159 Jas hujan ................................................................................................. 211 GBR 2. 142 Cetakan dan acuan pelat lantai beton tanpa balok ........................... 216
ix
Daftar Tabel Tabel 1. 1 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ................................... 4
Tabel 2. 1 Sub Kompetensi ............................................................................................ 7 Tabel 2. 2 ......................................................................................................................... 13 Tabel 2. 3 Sub Kompetensi .......................................................................................... 49 Tabel 2. 4 Sub Kompetensi ........................................................................................ 125 Tabel 2. 5 PEDOMAN PENILAIAN............................................................................ 221
x
BAB. I PENDAHULUAN A.
Deskripsi Dalam bahan ajar ini Anda akan mempelajari tentang : 1.
Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu jendela, pekerjaan ini tidak semudah yang dilihat atau dibayangkan. Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada kusen dan daun pintu jendela.
2.
Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasngan perancah/ scaffolding.
pembahasan
materi
tentang
perancah
merupakan
pekerjaan yang bersifat sementara, perancah /scaffolding atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian dua meter atau lebih dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. 3.
Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan bekisting untuk kolom, balok dan plat lantai. Pembahasan materi tentang bekisting, merupakan pekerjaan yang bersifat sementara, bekisting atau cetakan beton merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung, kualitas penampilan dan bentuk beton sangat tergantung kepada cetakan beton yaitu bekisting.
B.
Prasyarat Untuk dapat mempelajari dan mengerjakan bahan ajar ini peserta didik /siswa harus sudah menguasai dan dapat mengerjakan tentang: 1. Menggunakan dan merawat alat-alat kerja kayu tangan 2. Membuat macam-macam sambungan dan hubungan kayu 3. Menggunakan dan merawat mein-mesin fortable kerja kayu 4. Menggunkan dan merawat mein-mesin tetap/stasioner kerja kayu 5. Mengetahui ukuran dan jenis-jenis kaca yang akan dipasang. 6. Malaksanakan K3 dan penggunaan APD 7. Merencanakan pemasangan perancah 8. Merencanakan pemasangan bekisting 1
C. 1.
Petunjuk Penggunaan Modul Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema bahan ajar akan nampak kedudukan bahan ajar yang sedang anda pelajari dengan bahan ajar yang lain.
2.
Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki.
3.
Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70 % terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini.
4.
Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.
5.
Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan
suatu
pekerjaan
dengan
membaca
secara
teliti.
Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. 6.
Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.
7.
Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur.
8.
Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.
9.
Gunakan pakaian kerja dengan benar dan rapi agar dapat bekerja dengan bebas dan aman.
10. Siapkan semua peralatan yang mendukung pelaksanaan pembuatan kusen pintu tunggal. 11. Buat daftar potongan bahan untuk pembuatan kusen pintu tunggal secara lengkap. 12. Ikuti prosedur dan langkah-langkah kerja secara urut sebagaimana tercantum dalam modul ini. 13. Bila
ada
yang
meragukan
segera
konsultasikan
dengan
Instruktur/guru.
2
14. Mengawali dan mengakhiri pekerjaan dengan berdo’a agar diberikan kelancaran, perlindungan dan keselamatan dari yang Maha Agung. D.
Tujuan Akhir Setelah mempelajari dan mengerjakan tugas bahan ajar ini bila disediakan peralatan, bahan, gambar kerja dan waktu yang cukup peserta didik/ siswa mampu dan dapat melaksanakan pemasangan kaca pada kusen daun pintu,jendela maupun ventilasi, dan dapat melaksanakan pemasangan perancah dan bekisting dengan berbagai bentuk, ukuran dan variasi secara mandiri maupun kelompok dengan hasil yang baik sesuai gambar kerja, tepat
ukuran,
rapi
dan
dalam
waktu
yang
cepat
serta
dapat
mengoptimalkan penggunaan mesin-mesin tetap/stasioner, mesin-mesin fortble maupun alat-alat tangan kerja kayu yang ada serta melaksanakan K3 dan penggunaan APD sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat.
3
E. Kompetensi
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI KAYU Untuk SMK KELAS: XI Tabel 1. 1 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI INTI KI- 1
KOMPETENSI DASAR 1.1. Menambah
keimanan
dengan
menyadari
Menghayati dan mengamalkan
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam
ajaran agama yang dianutnya
terhadap
kebesaran
Tuhan
yang
menciptakannya 1.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhana manusia terhadap kebutuhan
papan
Implementasi
yang
rekayasa
berkaitan dan
dengan
pelaksanaan
konstruksi kayu. KI – 2
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
Menghayati dan Mengamalkan
tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
perilaku jujur, disiplin,
bertanggung
tanggungjawab, peduli (gotong
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
royong, kerjasama, toleran,
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
damai), santun, responsif dan pro-
dalam melakukan percobaan dan diskusi
aktifdan menunjukan sikap
jawab;
terbuka; kritis;
kreatif;
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
sebagai bagian dari solusi atas
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
berbagai permasalahan dalam
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
berinteraksi secara efektif dengan
percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan
lingkungan sosial dan alam serta
akan rekayasa dan pelaksanaan
dalam menempatkan diri sebagai
kayu
cerminan bangsa dalam
pergaulan di bermasyarakat
sebagai
cerminan
konstruksi
kehidupan
dan
pergaulan dunia. KI – 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
3.4. Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela kayu 3.5. Menerapkan dan menganalisis prosedur
4
KOMPETENSI INTI prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
KOMPETENSI DASAR pemasangan perancah kayu 3.6. Menerapkan dan menganalisis prosedur
pengetahuan, teknologi, seni,
pemasangan bekisting kayu untuk kolom, balok,
budaya, dan humaniora dalam
dan pelat lantai
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KI – 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
4.4. Menyaji pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela Kayu 4.5. Mengolah kebutuhan pemasangan perancah kayu 4.6. Mengolah keburtuhan pemasangan bekisting kayu
dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
5
F.
Cek Kemampuan Awal 1.
Jelaskan langkah-langkah merencanakan pemasangan kaca!
2.
Jelaskan alat-alat yang diperlukan untuk pekerjaan memotong kaca!
3.
Jelaskan gunanya Perancah!
4.
Sebutkan tiga jenis pekerjaan perancah!
5.
Sebutkan syarat-syarat merencanakan perancah!
6.
Sebutkan gunanya bekisting!
7.
Sebutkan lima macam jenis pekerjaan bekisting!
8.
Sebutkan syarat-syarat merencanakan bekisting!
9.
Sebutkan peralatan apa saja untuk pekerjaan perancah dan bekisting!
10.
Jelaskan penggunaan APD dalam melaksanakan K3
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
6
BAB. II PEMBELAJARAN A.
Deskripsi Kompetensi
: Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu, jendela kayu
Sub Kompetensi 1.
Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Pemasangan Kaca
2.
Memasang kaca pada kusen daun pintu jendela
3.
Memotong kaca dengan lurus sesuai ukuran.
4.
Memasang kaca pada bagian yang telah ditentukan
5.
Memasang Lis kaca
Tabel 2. 1 Sub
Kompetensi
Sub.
Jenis
Komp
Kegiatan
1
2
3
4
5
:
Tanggal
Waktu
Tempat
Alasan
Tanda Tangan
Belajar
Perubahan
Guru
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Jumlah Jam
B.
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
7
Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu, jendela kayu
1.1. Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan kaca
a.
b.
Tujuan pembelajaran 1.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan yang dipakai untuk pemasangan kaca
2.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan bahan yang diperlukan dalam pemasangan kaca dengan benar
3.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan persiapan pemasangan kaca pada kusen, daun pintu/ daun jendela dengan benar
Uraian Materi Pekerjaan pemasangan Kaca Pekerjaan ini tidak semudah yang dilihat atau dibayangkan. Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hatihati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Persyaratan Bahan 1.
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
2.
Toleransi lebar dan panjang kaca adalah ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3.
Kesikuan untuk kaca lembaran
yang
harus mempunyai sudut serta tepi
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
berbentuk segi empat
potongan yang
rata dan
8
lurus,
toleransi
kesikuan
maximum
yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter. 4.
Cacat-cacat pada kaca
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/ masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah
cacat
pandangan, gelombang
garis
timbul
yang
tembus
adalah permukaan kaca yang
berubah dan mengganggu pandangan.
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 3 mm.
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
9
GBR 2. 1 1 contoh lembaran kaca
Bahan Kaca Bahan kaca dari jenis Clear Glass dan kaca polos/ buram dengan ketebalan 3 mm harus sesuai SNI 0047-1989-A. Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS. Cara Memasang Kaca dan Pelaksanaanya : Lingkup pekerjaan memasang kaca rumah baik untuk kusen jendela, atau daun pintu apa saja persyaratan bahannya, dan langkah-langkah pelaksanaan pemasangan kacaharus sesuai prosedur. Lingkup Pekerjaan 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam detail gambar.
Persyaratan Bahan 1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
10
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass). 2. Toleransi lebar dan panjang, ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik. 3. Kesikuan kaca lembaran mempunyai
sudut
yang
serta
berbentuk segi empat harus
tepi
potongan
yang
rata
dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. 4. Cacat-cacat - Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. -
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
-
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
-
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
-
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/ masuk).
-
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan. - Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). - Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. -
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 3 mm.
5. Bahan Kaca -
Bahan kaca dari jenis Clear Glass dan kaca polos/ buram dengan ketebalan 3 mm harus sesuai SNI 0047-1989A.Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS.
-
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
11
Persiapan memasang kaca Alat : 1.
Lantai kerja datar
2.
Meja kerja
3.
Palu besi
4.
Drip
5.
Batu gerinda
6.
Catut/ tang
Bahan : 1.
Kaca
2.
Paku
3.
Lis kayu
4.
Kusen
5.
Daun pintu
6.
Daun jendela
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Tempat kerja
Lantai kerja yang rata/datar
Meja kerja selebar benda kerja
Benda kerja
Harus siku
Tidak baling
Ketepatan ukuran
Kaca
Harus siku
Ketepatan ukuran
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
12
c.
Tebalnya sesuai
Tidak boleh ada sisi tajam
Tidak boleh tergores/cacat
Rangkuman Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu.
Tabel 2. 2
Jenis kaca
Tebal (mm)
Penggunaan
-Tebal tunggal
0,8 – 1,8
Peralatan lab dan cermin
-Tebal ganda
1,8 – 4
Jendela rumah, perabot
-Tebal rangkap
5-7
Etalase dan penyekat ruang
Faktor yang mempengaruhi pemasangan kaca
d.
1.
Fungsi
2.
Ukuran kayu
3.
Rangka daun pintu/jendela
4.
Ketebalan kaca
Tugas
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
13
Buatlah rencana persiapan pemasangan kaca dengan rencana penempatan kaca pada pintu, jendela dan ventilasi tersebut!
e.
Tes Formatif 1.
Jelsakan pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara?,
f.
2.
Jelaskan syarat pemasangan Kaca pada daun pintu/jendela ?
3.
Jelaskan penggolongan kaca berdasarkan ketebalan?
4.
Jelaskan faktor yang mempengaruhi pemasangan kaca?
5.
Jelaskan fungsi Lis pada pemasangan kaca?
Kunci Jawaban 1. a. tergantung dari ukuran kayu, b. material rangka daun pintu/jendela, c. fungsi, dan d. ketebalan kaca. 2. Harus siku , Ketepatan ukuran, Tebalnya sesuai, Tidak boleh ada sisi tajam dan Tidak boleh tergores/cacat. 3. - Tebal tunggal 0,8 – 1,8 Penggunaan Peralatan lab dan cermin -
Tebal ganda 1,8 – 4 penggunaan Jendela rumah, perabot
-
Tebal rangkap 5 – 7 penggunaan Etalase dan penyekat ruang
4. Fungsi, Ukuran kayu, Rangka daun pintu/jendela dqn Ketebalan kaca 5. Penahan sekaligus penjepit kaca pemasangan kaca pada kusen daun.
g.
Lembar kerja siswa Persiapan memasang kaca Alat : 1.
Lantai kerja datar
2.
Meja kerja
3.
Palu besi
4.
Drip
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
14
5.
Batu gerinda
6.
Catut/ tang
7.
Pemotong kaca
Bahan : 1.
Kaca
2.
Paku
3.
Lis kayu
4.
Kusen
5.
Daun pintu
6.
Daun jendela
Hal-hal yang perlu diperhatikan
h.
Tempat kerja
Lantai kerja yang rata/datar
Meja kerja selebar benda kerja
Benda kerja berupa daun pintu jendela
Harus siku
Tidak baling
Ketepatan ukuran
Kaca
Harus siku
Ketepatan ukuran
Tebalnya sesuai
Tidak boleh ada sisi tajam
Tidak boleh tergores/caca
Gambar kerja
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
15
GBR 2. 2 Gambar Kerja 1
GBR 2. 3 Gambar Kerja 2
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
16
1.2. a.
b.
Memasang kaca pada kusen daun pintu/ jendela Tujuan kegiatan pembelajaran 1.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan mempengaruhi pemasangan kaca
hal-hal
yang
dapat
2.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan macam-macam tebal kaca dengan benar
3.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan macam-macam jenis kaca/warna kaca sesuai standart pabrik
4.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan prosedur pemasangan kaca dengan benar
Uraian Materi Lingkup Pekerjaan 1.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2.
Pekerjaan
kaca
meliputi
seluruh
detail
yang
disebutkan/
ditunjukkan dalam detail gambar perencanaan pemasangan kaca. 3.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca antara lain :
Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui,
tanda-
tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat
dari
potongan
kertas
yang
direkatkan
dengan
menggunakan lem aci.
Pemotongan
kaca
harus
rapi
dan
lurus,
diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.
Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
17
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan
cara
pemasangan
dan
persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan.
Pemasangan kaca pada kusen dan daun
GBR 2. 4 Gambar memasang kaca pada daun Jendela
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
18
GBR 2. 5 Gambar memasang kaca pada daun pintu geser
GBR 2. 6 Gambar yang sedang memasang kaca jendela
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
19
GBR 2. 7 Gambar yang sedang memasang kaca jendela
Macam-macam ketebalan kaca
2 mm
3 mm
4 mm
5 mm
6 mm
8 mm
10 mm
12 mm
Macam-macam jenis/warna kaca
Kaca buram
Kaca berwarna
Kaca bunga Es
Kaca mobil
Kaca bertulang
Kaca majemuk
Kaca akrilik
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
20
Kaca biasa (bening, Riben)
Kaca bermotif
GBR 2. 8 Gambar jenis kaca biasa
GBR 2. 9 Gambar pemasangan kaca jenis akrilik pada daun pintu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
21
GBR 2. 10 Gambar pemasangan kaca jenis bermotif pada daun jendela
GBR 2. 11 Gambar pemasangan kaca jenis bertulang
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
22
GBR 2. 12 Gambar pemasangan kaca jenis bertulang pada daun jendela
GBR 2. 13 Gambar kaca jenis majemuk
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
23
GBR 2. 14 Gambar
kaca jenis bertulang
GBR 2. 15 Gambar
kaca jenis bertulang
GBR 2. 16 Jendela
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
24
Melaksanakan pemasangan kaca
GBR 2. 17 Gambar memasang kaca pada daun pintu lipat
c.
Rangkuman Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut; 1.
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
2.
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
3.
Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca.
4.
Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela.
5.
Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
6.
Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil
Prosedur pemasangan kaca
Siapkan benda kerja
Pastikan kaca siap untuk dipasang
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
25
d.
Siapkan peralatan
Pekerjaan siap dilaksanakan
Bersihkan tempat kerja
Tugas Kerjakan memasang kaca pada Kusen jendela maupun daun pintu jendela sekaligus memasang lis kayu sesuai dengan prosedur!
e.
Tes formatif 1.
Apa yang dilakukan agar kaca tidak tajam ? jelaskan alasannya !
2.
Jelaskan kegunaan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu?
f.
3.
Jelaskan macam-macam dari ketebalan kaca?
4.
Sebutkan 3 Macam-macam jenis/warna kaca?
5.
Sebutkan Bagaimana prosedur pemasangan kaca?
Kunci jawaban 1.
Digerinda dengan menggunakan batu gosok.
2.
Untuk menghindari goresan pada permukaan kaca, karena gerakan martil.
3.
1mm,2mm,3mm,4mm,5mm,6mm,8mm,10mm dan 12mm.
4.
a. Kaca biasa (bening, Riben), b. Kaca bunga Es, c. Kaca bertulang
5.
g.
Pastikan kaca siap untuk dipasang, Siapkan peralatan
Lembar kerja siswa Prosedur pemasangan kaca
Siapkan benda kerja
Pastikan kaca siap untuk dipasang
Siapkan peralatan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
26
Pekerjaan siap dilaksanakan
Bersihkan tempat kerja
Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut;
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca.
Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela.
Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca antara lain :
Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, serta diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
Pemotongan
kaca
harus
rapi
dan
lurus,
diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca yang tajam.
Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen.
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
27
Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan
cara
pemasangan
dan
persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan.
h.
Gambar kerja
GBR 2. 18 Pengukuran
GBR 2. 19 Memotong kaca dengan lurus sesuai dengan ukuran Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
28
a.
b.
Tujuan kegiatan pembelajaran 1.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan yang dipakai untuk pemotongan kaca dengan baik
2.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan alat dan bahan yang diperlukan dalam pemotongan kaca dengan benar
3.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan langkah kerja memotong kaca dengan benar
Uraian Materi Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memotong kaca. Langkah kerja memotong kaca dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kaca yang akan dipotong serta peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pemotongan kaca. Peralatan dan bahan yang harus disiapkan untuk memotong kaca.
Peralatan yang digunakan : 1.
Tang
2.
Gerinda
3.
Palu kecil
4.
Siku - siku
5.
Meja kerja
6.
Minyak tanah
7.
Pemotong kac
Bahan :
Kaca
Langkah kerja pelaksanaan memotong kaca.
Langkah kerja : 1.
Meletakkan kaca dimeja kerja
2.
Memberi ukuran pada kaca
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
29
3.
Meletakkan mistar ± 3mm lebih dalam ukuran yang dihendaki
4.
Memberi tanda gores pada kedua ujungnya
5.
Oleskan minyak tanah diatas kaca
6.
Goreskan pemotong kaca dengan kemiringan stabil
7.
Patahkan kaca
8.
Tepi kaca ditumpulkan dengan gerinda
Cara memotongan kaca
GBR 2. 20 Gambar alat pemotongan kaca
Untuk mematahkan kaca yang hanya sedikit biasanya sulit, maka dapat digunakan :
Gigi pada pemotong
Tang
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
30
GBR 2. 21 Gambar alat pematah kaca
GBR 2. 22 Gambar Tang alat bantu memotong kaca
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
31
GBR 2. 23 Gambar perletakan kaca yang akan dipotong
Periksa apakah kaca sudah betul-betul siku.
Letakan mistar ± 3 mm, lebih dalam dari ukuran yang dikehendaki.
GBR 2. 24 Gambar cara pemotongan kaca
Letak pisau pemotong masuk kedalam 3 MM dari penggaris / mal
GBR 2. 25 Gambar cara memotong kaca
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
32
GBR 2. 26 Menekan Hasil Pemotongan
Untuk mematahkan kaca setelah tergores diberi ganjal dibawahnya dengan lis atau kayu bentuk segitiga Untuk kaca yang tipis dengan mudah bisa diganjal dengan tangkai pemotong
GBR 2. 27 Gambar cara mematahkan kaca yang sudah dipotong
GBR 2. 28 Gambar cara menghaluskan tepi kaca
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
33
Agar sisi kaca yang baru dipotong tidak tajam, maka ditumpulkan dengan gerinda
GBR 2. 29 Gambar cara menghaluskan tepi kaca
c.
Rangkuman Langkah kerja memotong kaca dapat dilakukan dengan bermacammacam metode, tergantung dari ukuran kaca yang akan dipotong serta peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pemotongan kaca. Cara pemotongan kaca Letak pisau pemotong masuk kedalam 3 mm dari penggaris / mal Untuk mematahkan kaca setelah tergoresdiberi ganjal dibawahnya dengan lis atau kayu bentuk segitiga Untuk kaca yang tipis dengan mudah bisa diganjal dengan tangkai pemotong Menghaluskan tepi kaca Agar sisi kaca yang baru dipotong tidak tajam, maka ditumpulkan dengan gerinda
d.
Tugas Kerjakan memotong kaca lurus dan siku dengan ukuran yang ada pada gambar kerja sesuai prosedur ! .
e.
Tes formatif
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
34
1.
Jelaskan Langkah kerja memotong kaca dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode?
f.
2.
Peralatan apa saja yang digunakan pada pemotongan kaca?
3.
Apa fungsi minyak tanah pada pemotongan kaca ?
4.
Apa tujuan tepi kaca digerinda ?
Kunci Jawaban Tes Formatif 1.
Tergantung dari ukuran kaca yang akan dipotong serta peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pemotongan kaca.
2.
Tang, Gerinda, Palu kecil, Siku kayu, Meja kerja dan Minyak tanah
g.
3.
Untuk melicinkan pisau potong kaca, agar pemotongan tajam
4.
Agar tidak tajam pada waktu dibawa atau dipasang.
Lembar Kerja siswa Peralatan dan bahan yang harus disiapkan untuk memotong kaca.
Peralatan yang digunakan : 1. 2.
Tang Gerinda
3.
Palu kecil
4.
Siku kayu
5.
Meja kerja
6.
Minyak tanah
7.
Pemotong kaca
Bahan :
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
35
Kaca
Langkah kerja pelaksanaan memotong kaca.
Langkah kerja : 1.
Meletakkan kaca dimeja kerja
2.
Memberi ukuran pada kaca
3.
Meletakkan mistar ± 3mm lebih dalam ukuran yang dihendaki
h.
4.
Memberi tanda gores pada kedua ujungnya
5.
Oleskan minyak tanah diatas kaca
6.
Goreskan pemotong kaca dengan kemiringan stabil
7.
Patahkan kaca
8.
Tepi kaca ditumpulkan dengan gerinda
Gambar Kerja
GBR 2. 30 Gambar perletakan kaca yang akan dipotong
Periksa apakah kaca sudah betul-betul siku.
Letakan mistar ± 3 mm, lebih dalam dari ukuran yang dikehendaki.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
36
Letak pisau pemotong masuk kedalam 3 MM dari penggaris / mal
GBR 2. 31 Posisi pemotong Kaca
1.3.
Memasang kaca pada bagian yang telah ditentukan
a.
Tujuan pembelajaran : 1.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan yang dipakai untuk pemasangan kaca pada kusen, pintu dan jendela dengan benar
2.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan bahan yang dipakai untuk pemasangan kaca pada kusen, pintu dan jendela dengan benar
3.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan cara pemasangan kaca pada kusen, daun pintu dan jendela dengan benar
b.
Uraian Materi Konstruksi pemasangan kaca pada kusen dan daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus kusen atau daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
37
sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca
GBR 2. 32 Gambar posisi pemasangan kaca
GBR 2. 33 Gambar cara pemasangan kaca
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
38
GBR 2. 34 Gambar Pintu utama dengan penerangan kaca
Bagaimana pemasangan kaca jendela supaya tidak pecah karena pemuaian? Berikan sedikit ruang di antara bingkai yang 'mengikat' kaca dengan bingkai yang di gunakan untuk menghubungkan kaca berbingkai ke jendela. Agar tidak pecah saat pemuaian, kaca itu hendaknya dipasang agak dilonggarkan sedikit. Karena jika kaca dipasang pas dengan bingkai kayu atau logam, kaca tersebut akan memuai dan nantinya akan pecah. Beri selisih jarak atau ruang pada bingkai bagian dalam sehingga ketika kaca tersebut memuai karena panas, masih ada ruang untuk pemuaiannya. Pemasangan Kaca Jendela pada Bingkainya Bingkai kaca jendela dibuat harus lebih besar dari kaca jendelanya. Ini dimaksudkan agar ada tempat pemuaian kaca pada siang hari.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
39
Jika kaca jendala dipasang rapat pada bingkainya, maka pada saat memuai, kaca dapat retak atau bahkan pecah. Pemasangan kaca pada kusen, daun pintu dan jendela
Alat : 1.
Palu besi
2.
Tang/ catut
3.
Drip baja
Bahan : 1.
Kaca
2.
Kusen
3.
Daun pintu
4.
Daun jendela
5.
Lis kayu
6.
Paku
GBR 2. 35 Gambar memasang kaca jendela
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
40
GBR 2. 36 Gambar memasang kaca pintu
GBR 2. 37 Gambar memasang kaca pintu double
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
41
c.
Rangkuman Memasang kaca pada kusen 1.
Pastikan kusen siap dipasang kaca
2.
Pastikan tepi kaca tidak tajam
3.
Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada kusen
4.
Masukan kaca kedalam kusen
5.
Pasang lis kayu
6.
Lis kaca dimatikan dengan paku
7.
Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu
8.
Bersihkan tempat kerja
Memasang kaca pada daun pintu/jendela
d.
1.
Pastikan pintu/jendela siap dipasang kaca
2.
Pastikan tepi kaca tidak tajam
3.
Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada pintu/jendela
4.
Masukan kaca kedalam rangka pintu/jendela
5.
Pasang lis kayu
6.
Lis kaca dimatikan dengan paku
7.
Masukkan kepala paku dengan drip hingga masuk kepermukaan kayu
8.
Bersihkan tempat kerja
Tugas Tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dari kegiatan belajar ini adalah melaksanakan pemasangan kaca secara nyata baik itu bersipat simulasi dibengkel maupun secara riil dilapangan pada pekerjaan proyek pembangunan rumah yang sedang berjalan.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
42
e.
Tes formatif 1.
Apabila
kaca
dengan
tebal
kurang
dari
4
mm,
pemasangannya seperti apa? jelaskan dan beri alasan ! 2.
Apabila tebal kaca lebih dari 5 mm, pemasangannya seperti apa? Jelaskan dan beri alasan!
f.
3.
Peralatan apa saja untuk memasang kaca?
4.
Bahan apa saja yang diperlukan untuk memasang kaca?
Kunci jawaban 1.
Sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus kusen atau daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya
2.
dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca
3.
Palu besi, Tang/ catut, Drip baja
4.
Kaca, Kusen, Daun pintu, Daun jendela, Lis kayu dan Paku kaca
g.
Lembar kerja siswa Memasang kaca pada daun jendela yang sudah terpasang pada kusen. 1.
Pastikan daun jendela sudah terpasang pada kusen yang siap dipasang kaca
2.
Pastikan tepi kaca tidak tajam
3.
Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada daun jendela.
4.
Masukan kaca kedalam daun jendela yang akan dipasang.
5.
Pasang lis kaca dari kayu.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
43
6.
Lis kaca dimatikan dengan paku
7.
Masukkan
kepala
paku
dengan
drip
hingga
masuk
kepermukaan kayu
h.
Gambar kerja
GBR 2. 38 Memasang Daun Jendela
1.4.
Memasang Lis kaca.
a.
Tujuan kegiatan pembelajaran : 1.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan peralatan dan bahan yang dipakai untuk pemasangan lis kayu pada kusen, pintu dan jendela dengan benar
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
44
2.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan bahan yang dipakai untuk pemasangan lis kayu pada kusen, pintu dan jendela dengan benar
3.
Diharapkan siswa dapat menjelaskan cara pemasangan lis kayu pada kusen, daun pintu dan jendela dengan benar.
b.
Uraian Materi Lis kayu merupakan bahan penjepit sekaligus penahan kaca yang ditempel pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu. Pemasangan lis pada kusen dan daun menggunakan paku. Bahan lis yang digunakan dari kayu yang tidak mudah pecah sewaktu di paku. Alat dan bahan
Alat : 1.
Palu besi
2.
Tang/ catut
3.
Drip baja
Bahan : 1.
Kaca
2.
Kusen
3.
Daun pintu
4.
Daun jendela
5.
Lis kayu
6.
Paku
Memasang lis kaca pada kusen jendela, ventilasi. 1.
Pastikan kusen siap dipasang lis kayu
2.
Pastikan ukuran lis sama dengan ukuran rangka yang akan dipasang lis
3.
Pasanglah lis kayu dengan paku
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
45
4.
Masukan lis kayu kedalam kusen
5.
Pakukan lis kayu satu persatu
6.
Masukkan
kepala
paku
dengan
drip
hingga
masuk
kepermukaan kayu 7.
Bersihkan tempat kerja
Memasang lis kaca pada daun pintu, jendela dan ventilasi. 1.
Pastikan pintu/jendela siap dipasang kaca
2.
Pastikan ukuran kaca sama dengan sponing kaca pada pintu/jendela
3.
Masukan kaca kedalam rangka pintu/jendela
4.
Pasanglah paku sebelum lis dipasang
5.
Pasang lis kayu satu persatu
6.
Lis kayu dimatikan dengan paku
7.
Masukkan
kepala
paku
dengan
drip
hingga
masuk
kepermukaan kayu 8.
Bersihkan tempat kerja
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
46
GBR 2. 39 Memasang List Kaca
Rangkuman Fungsi lis kayu pada pemasangan kaca adalah untuk menahan sekaligus menjepit kaca yang terpasang pada kusen maupun daun pintu jendela. sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela diantaranya peralatan dan bahan serta langkah kerja pemasangan kaca.
c.
Tugas Tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dari kegiatan ini adalah melaksanakan pemasangan Lis kaca secara nyata baik itu bersipat simulasi dibengkel maupun secara riil pada kusen yang sudah disiapkan
d.
Tes Formatif 1. Jelaskan fungsi dari pemasangan Lis kayu pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu? 2. Jelaskan peralatan yang digunakan pada pemasangan lis kayu? 3. Jelaskan bahan yang digunakan pada pemasangan lis kayu?
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
47
4. Bagaimana
cara
agar
pada
pemasangan lis
kayu
tidak
mengalami lis kayu pecah ? 5. Berapa jarak pemasangan paku pada lis kayu ?
e.
Kunci Jawaban 1.
Lis kayu merupakan bahan penjepit sekaligus penahan kaca yang ditempel pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu
f.
2.
Palu besi, Tang/ catut, Drip baja
3.
Kaca, Kusen, Daun pintu, Daun jendela, Lis kayu dan Paku
4.
Pilih bahan kayu lis yang tidak mudah pecah
5.
Kurang lebih 20 cm.
Lembar kerja siswa Memasang lis kaca pada kusen jendela, ventilasi. 1.
Pastikan kusen maupun daun pintu jendela siap dipasang lis kayu
2.
Pastikan ukuran lis sama dengan ukuran rangka yang akan dipasang lis
3.
Pasanglah lis kaca satu persatu
4.
Masukan lis kayu kedalam sponing kusen maupun daun.
5.
Pasanglah lis kaca dengan paku
6.
Pakukan lis kaca satu persatu
7.
Masukkan
kepala
paku
dengan
drip
hingga
masuk
kepermukaan kayu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
48
g.
Gambar Kerja
GBR 2. 40 Contoh pemasangan Lis Kaca A.
Deskripsi Kompetensi
: Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan Perancah Scaffoldings
Sub Kompetensi
:
1.
Menjelaskan Prosedur pemasangan perancah
2.
Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan perancah.
3.
Membuat bagian – bagian komponen perancah.
4.
Memasang bagian-bagian komponen perancah
Tabel 2. 3 Sub Kompetensi Sub.
Jenis
Komp
Kegiatan
1
2
Tanggal
Waktu
Tempat
Alasan
Tanda Tangan
Belajar
Perubahan
Guru
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
49
3
4
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Jumlah Jam
B.
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 2. Menerapkan dan menganalisis prosedur pemasangan Perancah /Scaffoldings 2.1.
Menjelaskan prosedur pemasangan perancah
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menjelaskan pengertian perancah.
2.
Siswa dapat menjelaskan langkah awal pembuatan perancah
3.
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis perancah
4.
Siswa dapat menyebutkan macam-macam bahan perancah
5.
Siswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian perancah menurut bentuk konstruksinya.
6.
b.
Siswa dapat menjelaskan APD pada K3.
Uraian Materi Pengertian perancah (Scaffoldings) Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
50
Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah. Salah satu pekerjaan perancah dan bekisting merupakan pekerjaan yang
bersifat
sementara,
perancah
(scaffolding)
atau
steger
merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara. Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain seperti bambu, kayu atau kayu dolken. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah. Syarat-Syarat Umum Keamanan Perancah (Scaffoldings)
Sediakan perancah untuk semua pekerjaan kecuali bila dapat dilakukan dengan aman dari lantai atau tanah.
Perancah dirancang, dibangun, diubah dan dibongkar oleh petugas yang ahli dan juga dipimpin oleh supervisor yang ahli.
Semua perancah harus dirancang, dibangun, dan dipelihara sesuai dengan petunjuk dari produsennya dan standar industri
Bagian-bagian dari perancah yang rusak atau lemah harus segera diperbaiki atau diganti.
Jangan menggabungkan bagian-bagian dari perancah dari produsen yang berbeda.
Perancah diletakkan pada pondasi yang kuat dan rata.
Tanah atau pondasinya harus mampu menahan berat perancah dan berbagai baban yang akan diletakkan diatasnya.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
51
Hati-hati terhadap rongga-rongga kosong seperti ruang bawah tanah atau timbunan tanah lembek, yang mengakibatkan anjungan dapat roboh bila memperoleh beban.
Berikan pendukung tambahan bila diperlukan.
Jangan menggunakan kotak, drum, batu bata, atau balok beton untuk mengganjal atau mendukung perancah
Perancah meletakkannya harus datar
Ditahan atau diikat pada suatu struktur permanen atau lainnya yang stabil. Rangka ini akan stabil bila ditahan dan ditegakkan dengan baik. Letakkan penghubung rangka pada tempatnya saat perancah ditegakkan.
Perancah harus mampu menahan beban yang akan diletakkan diatasnya. Perancah biasanya tidak dirancang untuk memikul beban berat diatas anjungan kerjanya.
Rancangan perancah adalah untuk dapat menahan setidaknya 4X beban yang mungkin ada, dari beban pekerja dan bahan-bahan bangunanya. 1.
Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar perancah, harus bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan penggunanya.
2.
Lebar perancah, lantai kerja, harus cukup untuk bekerja dan meletakkan bahan-bahan. Lebarnya jangan kurang dari 46 cm
3.
Papan-papan
perancah
didukung
penuh
dan
tidak
menggantung. 4.
Bila diatas perancah ada orang yang bekerja, maka perancah harus
diberi
pelindung
untuk
pekerja
yang
sedang
menggunakannya. Pelindung ini jangan lebih tinggi dari 3 meter diatas lantai kerja perancah, terbuat dari papan atau bahan lain yang cukup kuat. Fungsi Perancah (Scaffolding)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
52
Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya
Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu
memikul
beratnya
sendiri
(Pada
pelaksanaan
pengecoran).
Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata,plesteran,pengecatan.
Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin.
Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
Sementara itu Scaffolding memiliki 2 fungsi yaitu sebagai Support dan sebagai Access 1. Fungsi Scaffolding Sebagai Support : Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu. 2. Fungsi Scaffolding Sebagai Access Akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan. Tiga pendekatan utama design scaffolding jenis ini :
Independent self-scaffolding scaffold
Self-supporting scaffold
Trust out atau cantilever scaffold
Ciri Ciri Kondisi Karat pada Masing Masing Stadium Kondisi Karat Stadium I Ciri-cirinya :
Warna cat pada pipa frame sangat jelas.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
53
Karat hanya terjadi pada sebagian kecil saja.
Tidak terjadi keropos atau lubang
Kondisi ini sangat dianjurkan
Kondisi Karat Stadium II Ciri cirinya :
Warna cat masih terlihat namun tidak terlalu jelas karena mengelupas.
Karat terjadi sebagian besar pada pipa frame
Tidak terjadi keropos atau lubang
Kondisi ini masih dianjurkan
Kondisi Karat Stadium III Ciri cirinya :
Warna cat sudah tidak terlihat lagi (mengelupas)
Seluruh badan frame tertutup oleh karat
Sudah terjadi keropos atau lubang
Kondisi ini sudah tidak dianjurkan
Nah dari penjelasan diatas kita sudah dapat menyimpulkan bahwa Jenis Karat pada Kondisi Karat Stadium I dan Kondisi Karat Stadium II masih dianjurkan pada scaffolding. Sedangkan untuk Kondisi Karat Stadium III sudah tidak dianjurkan lagi alias tidak boleh digunakan. Macam-macam bentuk konstruksi perancah Ada tiga type dasar : 1.
Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungansambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers
2.
Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
3.
Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
54
1. Supported scaffolds
GBR 2. 41 Scaffolding
Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. 2. Suspended scaffolds
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
55
GBR 2. 42 Proyek Scaffolding
Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu
proyek. Keuntungan
penggunaan
scaffolding
ini
adalah
penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding. 3. Aerial Lifts
GBR 2. 43 Aerial Lifts
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
56
Jenis Perancah 1.
Perancah Andang. Perancah andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam - macam perancah andang:
Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan.Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang.
GBR 2. 44 Gambar perancah andang kayu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
57
Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.
GBR 2. 45 Gambar perancah andang bambu
Perancah
besi
pemasangannya
sangat mudah
praktis dan
dan
efisien
dapat
karena dipindah-
pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
58
GBR 2. 46 Gambar perancah andang besi
2.
Perancah Tiang. Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan.
Perancah tiang ada 3 macam: a.
Perancah tiang dari bambu.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
59
GBR 2. 47 Gambar
perancah tiang dari bambu
Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:
Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.
Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu.
b.
Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.
Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
60
GBR 2. 48 Gambar perancah tiang dari bambu, konsol besi
Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang. Keuntungannya adalah sbb :
Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,
Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,
Lebih praktis dan menghemat tempat.
Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
c.
Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,
Perancah tiang besi atau pipa.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
61
GBR 2. 49 Gambar perancah tiang logam pipa
Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu. 3.
Besi Beroda
GBR 2. 50 Gambar perancah besi beroda
Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan.
Fungsi
rodanya
adalah
untuk
memindahkan
perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
62
sudah
berbentuk
kusen,
sehingga
penyetelan
/
pemasangannya lebih mudah dan praktis. 4.
Perancah Besi tanpa Roda.
GBR 2. 51 Gambar
Perancah Besi tanpa Roda
Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
63
penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel. 5.
Perancah Menggantung
GBR 2. 52 Gambar Perancah Menggantung
Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.
6.
Perancah Frame
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
64
GBR 2. 53 Gambar
perancah frame
Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
7.
Perancah Dolken.
GBR 2. 54 Gambar
perancah dolken
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm 8.
Two Point Adjustable Suspension Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
65
GBR 2. 55
9.
Strip Board One Side Scaffold
GBR 2. 56 Strip Board One Side Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
66
10,
Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding
GBR 2. 57 Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding
11.
Bracket One Side Scaffold
GBR 2. 58 Bracket One Side Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
67
12.
Independent Scaffold
GBR 2. 59 Gambar perancah Independent Scaffold
Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m
Mempunyai daya dukung sendiri
Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak 1.2m hingga 2.4m
Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung
Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung
Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.
Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.
Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung
sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.
Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.
Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms.
Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.
Transoms
dapat
berjarak
dari
tiang
250mm
untuk
menyesuaikan panjang papan. Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
68
GBR 2. 60 Gambar
13.
perancah Independent Scaffold
Birdcage Scaffold
GBR 2. 61 Gambar Birdcage Scaffold
Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces
Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.
Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari scaffold platform
14.
Access Tower Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
69
GBR 2. 62 Gambar perancah Access Tower Scaffold
Scaffold yang hanya digunakan untuk access.
Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan.
Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames.
Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas.
Access menggunakan tangga atau papan-papan
Aluminium steps setiap level.
Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty.
Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab.
Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua lift.
Tower tidak dapat berdiri sendiri.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
70
Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.
15.
Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical
Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.
Cantilever Scaffold
GBR 2. 63
Gambar perancah Cantilever Scaffold
Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya
Cantilever pipa (tubular)
scaffold dan
umumnya fittings,
tetapi
dibangun sistem
dengan lain
dari
scaffod dapat digunakan juga. 16.
Putlog Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
71
GBR 2. 64
Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold.
17.
Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
Ledgers dipasang pada tiang
Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
Panjang pipa (Transoms) 1.5m
Suspended Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
72
GBR 2. 65 Gambar perancah Suspended Scaffold
Suspended scaffold ditopang dari atas
Tidak ada penyangga dari bawah
Digunakan pada bukaan yang tinggi
Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah
18.
Mobile Scaffold
GBR 2. 66 Mobile Scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
73
GBR 2. 67 Gambar perancah Mobile Scaffold
Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain
Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk yang lebih tinggi lebih dari 3 m
Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan
Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability contoh mobile scaffold:
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
74
GBR 2. 68 Mobile Scaffold
Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake
Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan
Ladder access dapat ditambahkan
Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
75
Perancah Tetap di tempat
Dipasang di sisi pasangan tembok/ plesteran, banyaknya perancah menyesuaikan banyaknya pekerjaan.
Untuk menghemat bahan, konstruksi perancah harus dibuat konstruksi yang mudah dipasang dan dibongkar setelah pekerjaan selesai dan bahan dapat digunakan perancah di tempat lain.
Keuntungan dan kerugian perancah tetap: Keuntungannya:
Bahan tidak perlu dipotong-potong.
Dibuat secara serentak.
Pekerjaan dapat dilaksanakan secara keseluruhan.
Perancah dapat disetel naik/turun
Kerugian:
Bahan cukup banyak
Waktu pembuatan lama
Perancah dapat dipindah-pindah
Perancah ini mempunyai ukuran lebar, panjang, dan tinggi tertentu/tetap.
Untuk memindahkan tidak perlu dibongkar
Keuntungannya:
Bahan sedikit
Pekerjaan membuat perancah sedikit
Untuk pekerjaan yang panjang dapat dipasang perancah yang berdampingan.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
76
Kerugian:
Bahan harus dipotong-potong
Perancah tidak dapat disetel turun/naik.
Tidak dapat diletakkan di sembarang tempat bekerja.
Langkah-langkah awal pembuatan perancah
c.
Pemilihan jenis perancah yang akan dibuat.
Penentuan tempat yang akan didirikan perancah.
Pemilihan bahan untuk perancah.
Pembuatan perancah
Rangkuman
Pondasi yang menyangga perancah harus diperhatikan.
Tiang-tiang penyangga (footing) serta pengaitan dengan strukur (anchorage) harus kuat dan mampu menyangga beban yang diperlukan, tanpa terjadi pergeseran dan deformasi struktur.
Struktur yang belum/tidak stabil dilarang untuk digunakan sebagai tumpuan papan perancah seperti papan cetak beton (bekisting)
Perhtikan titik pengait perancah (Tie points) dancara penguatan struktur perancah.
Bila ketinggian perancah melebihi 15m atau perancah gantung maka dipelukan Loading bay (areal) yang harus disetujui oleh penanggung jawab (supervisor).
Bila lokasi perancah terletak pada areal lalu lintas ramai maka amankan dengan pembatas yangmemadai.
d.
Akses ke lokasi perancah berikan barikade yangdiperlukan.
Tugas 1. Buatlah rencana pembuatan perancah dari bambu, sesuai prosedur 2. Buatlah rencana penempatan perancah dari bambu tersebut!
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
77
e.
Tes Formatif 1. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari kayu? 2. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari Bambu? 3. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari besi? 4. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah dari kayu dolken? 5. Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah frame pipa tabung logam?
f.
Kunci Jawaban 1. Perancah
andang
pengikatnya
kayu
dengan
cara
cara
membuatnya
dipaku,
dan
cepat dapat
sebagai dipindah
pindahkan.Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m. 2. Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m 3. Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm. 4. Perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm. 5. Perancah frame biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
78
g.
Lembar kerja siswa Menggambar rencana penempatan perancah dari bambu sesuai gambar denah rumah. 1.
2.
Alat -
1 unit meja gambar
-
Alat-alat tulis dan gambar
Bahan -
3.
kertas
Keselamatan Kerja
Periksa meja gambar sebelum dimulai pekerjaan
Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh
Ikuti petunjuk prosedur perencanaan perancah kayu dengan segala ketentuan-ketentuan yang diperlukan
Membersihkan kembali meja gambar atau tempat kerja setelah selesai bekerja
h.
Gambar kerja
GBR 2. 69 Pasangan Perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
79
GBR 2. 70 Gambar perancah dari bambu
2.2.
Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan perancah
a.
Tujuan kegiatan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menentukan tempat yang akan didirikan perancah.
2.
Siswa dapat menentukan jenis perancah yang akan dibuat sesuai dengan volume pekerjaan yang akan dikerjakan.
3.
b.
Siswa dapat memilih bahan untuk pembuatan perancah.
Uraian Materi Perancah adalah anjungan kerja yang dibangun untuk membantu baik pekerja maupun bahan-bahan bangunan. Ini merupakan struktur sementara,
digunakan
untuk
pekerjaan
pembangunan
dan
pemeliharaan bangunan, dibuat dari kayu atau logam yang menunjang lantai kerja diatas. Perancah adalah susunan konstruksi untuk tempat bekerja apabila pekerjaan pasang tembok atau plesteran sudah mencapai 1 meter tingginya dari muka tanah atau pekerjaan atau plesteran tidak dapat dilaksanakan lagi/keseulitan tanpa bantuan perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
80
Fungsi Perancah (Scaffolding) Scaffolding adalah adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Fungsi Scaffolding Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum
mampu
memikul
beratnya
sendiri
(Pada
pelaksanaan
pengecoran). Sebagai
struktur
sementara
untuk
membantu
pelaksanaan
pemasangan bata,plesteran,pengecatan. Sementara
itu
Scaffolding
memiliki
2
fungsi
yaitu
sebagai Support dan sebagai Access : 1.
Fungsi Scaffolding Sebagai Support : Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu.
2. Fungsi Scaffolding Sebagai Access : Akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan.pendekatan utama design scaffolding jenis ini :
Independent self-scaffolding scaffold
Self-supporting scaffold
Trust out atau cantilever scaffold
Bahan perancah
Tiang-lintang dari kayu atau bambu.
Balok-lintang dari kayu atau bambu.
Balok-geladak dari kayu atau bambu.
Tali ikat dari bambu atau tali kawat
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
81
Tempat yang perlu didirikan perancah
Di sisi luar/dalam pekerjaan tembok yang kedua sisinya akan diplester.
Pada tempat perkerjaan tembok mempunyai ketinggian lebih dari 1.5 meter
GBR 2. 71 Perancah satu sisi dari bambu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
82
GBR 2. 72 Pemasangan perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
83
Menentukan jenis perancah
Untuk pekerjaan yang banyak dan jumlah tenaga yang cukup banyak pula, perancah tetap di tempat lebih menguntungkan dibandingkan dengan perancah dapat dipindah, karena pekerjaan dapat dilaksanakan secara serentak.
Untuk pekerjaan yang kecil dan jumlah tenaga yang sedikit, perancah dapat dipindah-pindah lebih menguntungkan.
Pemilihan bahan perancah
Bahan untuk perancah
Bambu
Kayu
Perancah yang dapat dipindah-pindah dengan bahan kayu lebih menguntungkan karena konstruksi stabil.
Perancah tetap di tempat bahan bambu lebih menguntungkan karena harga di Indonesia relatif murah.
Pemilihan bahan harus mempertimbangkan ketersediaan bahan yang
ada untuk perancah di lingkungan pekerjaan yang
dilaksanakan
c.
Rangkuman Dewasa ini tipe Perancah yang dipakai di Indonesia adalah: 1.
Tipe Tradisional, type ini masih menggunakan bahan kayu kelas II dan III berupa papan alba, balok atau bentuk alami seperti dolken dan bambu. Kelemahan tipe ini adalah pemakaian yang biasanya hanya 1 kali pakai atau ulang kali pakai yang sedikit serta depresiasi bahan yang tinggi akibat pemotongan serta akibat mutu dipasaran yang jelek seperti sulitnya menemukan ukuran dan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
84
panjang yang sesuai serta adanya retak serta lengkung akibat usia kayu yang masih muda. 2.
Tipe system, type ini merupakan perbaikan dari tipe tradisional. Bahan dasarnya merupakan hasil pabrikasi berupa logam seperti scaffolding, material organis seperti panel plywood bahkan ada yang material plastic. Dalam pelaksanaannya, tipe system bisa di adjust ukurannya sesuai kebutuhan serta pabrikasi dilapangan dilakukan hanya 1 kali. Perancah ini karena digunakan untuk untuk berbagai tipe dan bentuk bangunan, sehingga dilapangan sudah tersedia
gambar
petuntuk
pabrikasi,install,pengangkatan
kerja dan
berupa
gambar
pemasangan.
Untuk
mendukung percepatan sebuah proyek, tipe ini juga telah dilengkapi dengan alat Bantu sesuai kebutuhan dilapangan. Dasar Pertimbangan Pemilihan Perancah 1.
Jenis Proyek Untuk gedung tinggi dan melebar seperti apartemen dan Mall yang umumnya mempunyai tinggi dan bentuk lantai yang tipikal, tipe perancah sangat ideal untuk digunakan, mengingat pabrikasinya yang cukup 1 kali tapi bisa digunakan berulang ulang.
2. Ketersediaan
Material
Bahan
Tipe
tradisional
sangatlah
tergantung pada ketersediaan material bahan untuk perancah . Untuk berbagai lokasi,harga papan dan kayu tentunya sangatlah beragam tergantung pada ketersediaan bahan bakunya. Factor kecepatan pengadaan material tentunya sangat menentukan akan siklus pekerjaan. 3.
Alat Bantu Umumnya dalam suatu proyek tersedia alat Bantu seperti Tower crane, Mobile Crane. Dalam hal ini tentunya tipe perancah tersistem sangat cocok untuk digunakan sehingga keberadaan alat Bantu crane untuk tercapainya effisiensi waktu diimbangi oleh kecepatan pabrikasi dan install dari perancah system.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
85
d.
Tugas Kerjakan pekerjaan pemasangan perancah andang dari bambu dan siapkan peralatan serta bahan untuk perancah sekaligus ukurannya sesuai gambar kerja.
e.
Tes Formatif 1.
Jelaskan fungsi dari Perancah/Scaffolding memiliki 2 fungsi yaitu sebagai Support dan sebagai Access?
2.
Sebutkan Bahan-bahan yang bisa digunakan pada bagian-bagian jenis perancah, buat tiga bagian serta bahannya?
3.
Jelaskan Tempat yang perlu didirikan perancah ?
4.
Apa
yang
dimaksud
perancah
tipe
tradisional
dan
apa
kelemahannya? 5.
f.
Apa yang dimaksud perancah tipe system dan apa kelebihannya?
Kunci Jawaban Tes Formatif 1.
a.
Fungsi Scaffolding Sebagai Support menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu.
b.
Fungsi Scaffolding Sebagai Access adalah akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan.
2.
a.
Tiang-lintang, Balok-lintang dari kayu, bambu, kayu dolken dan besi pipa.
3.
b.
Balok-geladak dari kayu, bambu, kayu dolken dan besi pipa.
c.
Tali ikat dari bambu ,kawat, ijuk, paku dan klem besi pipa.
Di sisi luar/dalam pekerjaan tembok yang kedua sisinya akan diplester, atau Pada tempat perkerjaan tembok mempunyai ketinggian lebih dari 1.5 meter
4.
Tipe Tradisional, type ini masih menggunakan bahan kayu kelas II dan III berupa papan alba, balok atau bentuk alami seperti dolken dan bambo. Kelemahan tipe ini adalah pemakaian yang biasanya hanya 1 kali pakai
5.
Tipe system, merupakan perbaikan dari tipe tradisional. Bahan dasarnya merupakan hasil pabrikasi berupa logam seperti
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
86
scaffolding, material organis seperti panel plywood bahkan ada yang material plastic, dalam pemakaian mempunyai kelebihan dapat digunakan tidak hanya 1 kali pakai bisa berulang ulang.
g.
Lembar kerja siswa Membuat Perancah andang dari bambu 1. Alat
Alat Lukis: -
Pensil/Krespen
-
Meteran/Rol Meter
Gergaji kayu tangan: -
Gergaji potong
-
Gergaji punggung
Pahat tangan: -
Pahat lubang
-
Pahat tusuk
Palu: -
Palu Kayu
Badik/kater
2. Bahan
Bambu ukuran diameter 10cm panjan 300 cm
Tali ijuk
3. Langkah kerja Memotong bahan sesuai dengan panjang yang diinginkan -
Potong bambu 4 batang menurut tinggi yang diinginkan (1-2 meter).
-
Potong bambu 0.8-1 meter, untuk balok-lintang atas.
-
Potong bambu 1-1.5 meter untuk balok-lintang bawah.
Merakit bagian-bagian perancah -
Rangkai balok lintang-atas, balok-lintang bawah dan tiang.
-
Pasang batang sokong diagonal.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
87
-
Buat pasangan tiang sepasang.
-
Pasang batang diagonal kiri dan kanan arah memanjang.
-
Pasang rakit/ geladak.
GBR 2. 73 Rangkaian batang bambu bagian atas dan batang bawah
h.
Gambar kerja Perancah andang dari bahan bambu
GBR 2. 74 perancah dari bahan bambu
2.3.
Membuat bagian-bagian komponen perancah
a.
Tujuan kegiatan Pembelajaran
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
88
1.
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian perancah.
2.
Siswa dapat membuat bagian-bagian komponen perancah.
3.
Siswa dapat menyebutkan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
b.
Uraian Materi Perancah Pipa Dan Klem Adalah merupakan perancah yang seluruh bagian-bagiannya terdiri dari pipa-pipa dan diikat dengan sambungan berupa klem untuk mengikat antar bagian perancah.
Untuk pipa beban ringan,bahan dari pipa baja dengan pipa pengaman berdiameter luar 5cm (2 inci). Pemasangannya dengan jarak tidak boleh lebih dari 1.8 meter ( 6 feet / kaki) pada bentangan tidak lebih dari 3 meter ( 10 feet / kaki)
Untuk pipa beban menengah, bahan dari pipa baja dengan pipa
pengaman
berdiameter
luar
6cm
(2,5
inci).
Pemasangannya dengan jarak tidak boleh lebih dari 3 meter (10 feet /kaki)
Untuk pipa beban menengah, bahan dari pipa baja dengan pengaman berdiameter luar 5cm (2 inci). Pemasangannya dengan jarak tidak boleh lebih dari 1.5 meter ( 5 feet / kaki pada bentangan tidak lebih dari 3 meter (10 feet / kaki).
GBR 2. 75 Gambar
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
Pipa dan klem perancah
89
Perancah Logam Berbentuk Pipa Perancah logam berbentuk pipa adalah perancah siap pakai, serba guna, dapat disesuaikan dengan berbagai masalah perancah yang timbul, dan ekonomis. Banyak produsen dan penyalurnya yang menyediakan bantuan rekayasa untuk membantu perencanaan perancah untuk berbagai situasi. Banyak penyalur melaksanakan pekerjaan pemasangan dan pembongkarannya. Bangun perancah sesuai dengan petunjuk atau rekomendasi dari produsen. Jangan melewati batas beban yang ditentukan oleh produsen, dan jangan menggunakan bahan-bahan logam yang tidak sama bersama dalam satu perancah.
GBR 2. 76 Perancah Logam
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
90
GBR 2. 77 Gambar Jenis-jenis bahan perancah, Perancah logam, scaffolding
Petunjuk pemasangan dan pembongkaran perancah a.
Tempelkan peraturan keselamatan perancah pada tempat yang mudah terlihat dan pastikan pekerja mentaatinya.
b.
Periksa semua peralatan sebelum digunakan. Jangan pernah menggunakan peralatan yang cacat dan rusak.
c.
Peralatan selalu diperbaiki dengan baik. Jangan menggunakan bahan yang sudah berkarat yang kekuatannya sudah tidak diketahui lagi.
d.
Periksa perancah yang sudah berdiri secara teratur untuk memastikan bahwa kondisinya masih tetap aman.
e.
Konsultasikan dengan penyalur perancah bila ada keraguan dengan produknya, jangan mengambil resiko.
f.
Berikan perhatian ekstra bila perancah logam digunakan didekat jaringan tenaga listrik.
g.
Untuk menaiki atau menuruni perancah jangan dengan cara memanjat melalui rangka silangnya, gunakan tangga atau undukan. Sediakan lantai untuk tempat berpijak yang berpagar pada setiap jarak ketinggian 10 meter. Apabila ada tangga yang menyatu pada sistem perancah maka tangganya harus sesuai dengan persyaratan tangga.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
91
h.
Semua bahan perancah harus terpasang tegak lurus atau mendatar. Bagian-bagian dari perancah logam terhubung dengan kuat dan terkunci.
i.
Papan-papan perancah tidak boleh melampaui 30 cm atau kurang dari 15 cm dari kedua penyangga dipinggir, untuk mencegah papannya bergerak. Ikat papan-papan pada perancah dengan kuat.
j.
Agar tidak bergerak, ikat perancah pada bangunan atau struktur dengan teratur dengan jarak tidak lebih dari 8 meter secara vertikal dan 9 meter horisontal.
Perancah Berpindah Perancah berpindah atau bergerak adalah perancah logam berbentuk pipa yang dapat dengan mudah dipindah-pindahkan lokasinya. Perancah ini juga dapat dibuat dari komponen khusus yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya. Persyratan untuk perancah berpindah adalah:
Perancah bergerak hanya digunakan pada permukaan yang keras, datar dan bersih
Tinggi perancah yang berdiri bebas tidak boleh melebihi 3 kali ukuran sisi terkecil dari ukuran dasarnya.
Gunakan tenaga yang cukup dan sedekat mungkin dengan dasar perancah untuk memindahkannya.
Jaga kestabilan perancah sewaktu memindahkannya dari satu lokasi ke lokasi yang lain
Pengaman Saat Memindahkan Perancah
Amankan atau singkirkan semua bahan atau peralatan dari anjungan sebelum memindahkan perancah
Gunakan pengunci roda setiap saat bila perancah tidak sedang bergerak berpindah
Jangan mencoba menggerakkan atau memindahkan perancah tanpa bantuan yang cukup.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
92
Hati-hati dengan adanya lubang dilantai atau sesuatu di atas perancah
Gunakan batang pengguat mendatar pada perancah pada setiap 6 meter.
Tidak Seorang Pun Boleh Menaiki Perancah Yang Sedang Bergerak Kecuali Kondisi Yang Ada
Lantai atau permukaan tanahnya dalam kemiringan maksimum 30 dan bebas dari lubang, tidak rata, atau benda-benda penghalang.
Ukuran minimum sisi dasar perancah adalah setengah ukuran tingginya.
Roda-rodanya dilengkapi dengan lapisan karet atau sejenis.
Perancah logam yang tinggi harus selalu dikontrol untuk memastikan tidak terkena kabel listrik diatas.
GBR 2. 78 Gamabar perancah menara Perancah menara dapat dipasang dengan cepat dan dapat memberikan sarana yang aman dan baik. Bagaimanapun juga alat ini Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
93
juga
terlibat
dalam
Kecelakaan-kecelakaan
sejumlah ini
kecelakaan
biasanya
terjadi
setiap
tahunnya.
karena
perancah
dipasang dengan tidak benar atau digunakan secara tidak benar. Bila suatu perancah menara akan digunakan, maka:
Ikuti petunjuk produsen dalam pemasangan, penggunaan dan pembongkarannya. Miliki salinan dari instruksi penggunaan yang tersedia bila perancah disewa. Perusahaan harus menyediakan informasi ini.
Menara harus tegak lurus dan kakinya duduk dengan baik pada tanah yang keras dan rata.
Kuncilah setiap roda penyangga, alas pelat akan memberikan stabilitas yang lebih besar bila menara tidak harus dipindahkan
Sediakan
sarana
yang
aman
untuk
mencapai
dan
meninggalkan anjungan kerja di atasnya, contohnya, tangga dalam. Memanjat dari bagian luar dapat menyebabkan menara terguling.
Pasang pelindung pinggiran (pagar pengaman atau pelindung lain yang sesuai, dan papan pelindung) pada anjungan dari tempat dimana orang dapat terjatuh dari ketinggian 2 meter atau lebih.
Ikatlah menara dengan kuat pada struktur yang sedang dilayani atau buat pendukung tambahan yang lain bila:
Manara bertingkat.
Kelihatannya ada angin yang kuat.
Digunakan
untuk
penyemprotan
udara
atau
air
bertekanan.
Bahan yang berat diangkat melalui bagian luar menara.
Dasar menara terlalu kecil untuk memberikan stabilitas pada ketimggian menara.
Bila diperlukan penyangga, periksa letaknya apakah sudah selesai, setelah perancah berdiri. Pastikan bahwa perancah diperiksa dari waktu ke waktu.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
94
Jangan menggunakan tangga berdiri pada anjungan kerjanya atau memberikan beban horisontal lainnya yang dapat menggoyangkan menara
Jangan memberikan beban lebih pada anjungan kerja
GBR 2. 79 Tangga Anjungan Kerja
Pengaman Saat Memindahkan Perancah
Amankan atau singkirkan semua bahan atau peralatan dari anjungan sebelum memindahkan perancah.
Gunakan pengunci roda setiap saat bila perancah tidak sedang bergerak berpindah
Jangan mencoba menggerakkan atau memindahkan perancah tanpa bantuan yang cukup
Hati-hati dengan adanya lubang dilantai atau sesuatu di atas perancah
Gunakan batang pengguat mendatar pada perancah pada setiap 6 meter
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
95
Tidak Seorang Pun Boleh Menaiki Perancah Yang Sedang Bergerak Kecuali Kondisi Yang Ada
Lantai atau permukaan tanahnya dalam kemiringan maksimum 30 dan bebas dari lubang, tidak rata, atau benda-benda penghalang
Ukuran minimum sisi dasar perancah adalah setengah ukuran tingginya
Roda-rodanya dilengkapi dengan lapisan karet atau sejenis
Perancah logam yang tinggi harus selalu dikontrol untuk memastikan tidak terkena kabel listrik diatas.
Gambar: perancah, Perancah logam, scaffolding
GBR 2. 80 Perancah logam
Bagian Bagian Perancah Scaffolding, kali ini akan menjelaskan beberapa materi mengenai perancah atau scaffolding.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
96
Bagian Bagian Perancah Scaffolding : 1.
Frame
2.
Cross Brace
3.
Brace Locking
4.
Join Poin
5.
Jack Base
6.
U-Head Jack
7.
Catwalk/deck/platform
Pelengkap :
Stair
Coupler
Bagian-bagian perancah
Tiang perancah
Batang sokong datar
Batang dukung
Batang sokong miring
Pasak penguat
Rakit
Membuat bagian-bagian perancah 1.
Memotong bahan sesuai dengan panjang yang diinginkan
2.
Merakit bagian-bagian perancah
Keselamatan kerja Penggunaan Alat pelindung Diri dalam pemasangan perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
97
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah : Kelengkapan Alat Pelindung
Safety Helmet Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
GBR 2. 81 Gambar Safety Helmet
Sabuk Keselamatan (safety belt) Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
98
GBR 2. 82 gambar Sabuk Keselamatan (safety belt)
Sepatu Karet (sepatu boot) Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
GBR 2. 83 gambar Sepatu Karet (sepatu boot)
Sepatu pelindung (safety shoes) Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
99
GBR 2. 84 Sepatu pelindung (safety shoes)
Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
GBR 2. 85 Sarung Tangan
Tali Pengaman (Safety Harness) Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
100
GBR 2. 86 Tali Pengaman (Safety Harness)
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
GBR 2. 87 Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
GBR 2. 88 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
101
Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
GBR 2. 89 Masker (Respirator)
Pelindung wajah (Face Shield) Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
GBR 2. 90 Pelindung wajah (Face Shield)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
102
Jas Hujan (Rain Coat) Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
GBR 2. 91 Jas Hujan (Rain Coat)
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan) c.
Rangkuman Perancah pipa dan klem adalah merupakan perancah yang seluruh bagian-bagiannya terdiri dari pipa-pipa dan diikat dengan sambungan berupa klem untuk mengikat antar bagian perancah. Perancah kayu adalah merupakan perancah yang seluruh bagiannya terdiri dari kayu di paku dengan sambungan konstruksi kayu untuk mengikat antar bagian perancah Perancah bambu adalah merupakan perancah yang seluruh bagiannya terdiri dari bambu di ikat dengan tali untuk mengikat antar bagian perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
103
Pada pemasangan dan penggunaan perancah pekerja selalu menggunakan semua jenis APD sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). d.
Tugas Buatlah komponen-komponen/bagian-bagian perancah kayu, sesuai gambar kerja yang ada dengan cermat, agar menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.
e.
Tes Formatif 1. Jelaskan secara singkat persyratan untuk perancah berpindah? 2. Jelaskan secara singkat bila suatu perancah menara akan digunakan? 3. Jelaskan apa yang dimaksud Alat Pelindung Diri (APD)? 4. Alat Pelindung Diri berupa masker kegunannya untuk apa pada pemasangan perancah? 5. Alat Pelindung Diri berupa Tali Pengaman (Safety Harness) kegunaannya untuk apa pada pemasangan perancah?
f.
Kunci Jawaban 1. Perancah bergerak hanya digunakan pada permukaan yang keras, datar dan bersih Jaga kestabilan perancah sewaktu memindahkannya dari satu lokasi ke lokasi yang lain. 2. Menara harus tegak lurus dan kakinya duduk dengan baik pada tanah yang keras dan rata, Kuncilah setiap roda penyangga, alas pelat akan memberikan stabilitas yang lebih besar bila menara tidak harus dipindahkan. 3. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan
pekerja
itu
sendiri
dan
orang
di
sekelilingnya. 4. Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
104
5. Berfungsi
sebagai
pengaman
saat
bekerja
di
ketinggian.
Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
g.
Lembar kerja siswa Membuat komponen perancah kayu 1. Alat : Mesin-Mesin fortable kerja kayu: -
Mesin gergaji tangan listrik
-
Mesin Ketam tangan listrik
-
Mesin Bor tangan listrik
Alat-alat tangan kerja kayu: -
Pensil/Krespen
-
Meteran/Rol Meter
-
Perusut
-
Siku-Siku
-
Jangka
-
Gergaji potong
-
Gergaji punggung
-
Ketam pendek
-
Ketam penghalus
-
Pahat lubang
-
Pahat tusuk
-
Palu Kayu
-
Palu Besi
2. Bahan -
Balok kayu ukuran 5/12 - 250 cm
-
Balok kayu ukuran 4/6 - 250 cm
-
Papan kayu ukuran 2/10 - 400 cm
-
Paku usuk
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
105
3. Langkah kerja Membuat bagian-bagian perancah Memotong bahan sesuai dengan panjang yang diinginkan -
Potong kayu 4 batang menurut tinggi yang diinginkan (1-2 meter).
-
Potong kayu 0.8-1 meter, untuk balok-lintang atas.
-
Potong kayu 1-1.5 meter untuk balok-lintang bawah.
Merakit bagian-bagian perancah
h.
-
Rangkai balok lintang-atas, balok-lintang bawah dan tiang.
-
Pasang batang sokong diagonal.
-
Buat pasangan tiang sepasang.
-
Pasang batang diagonal kiri dan kanan arah memanjang.
-
Pasang rakit/ geladak
Gambar Kerja Perancah andang bahan dari kayu
GBR 2. 92 Perancah dari bahan kayu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
106
2.4.
Memasang bagian-bagian komponen perancah
a.
Tujuan kegiatan Pembelajaran 1.
Siswa dapat memasang bagian-bagian perancah tetap di tempat.
2.
Siswa dapat memasang bagian-bagian komponen perancah kayu dapat dipindah-pindah.
3.
Siswa dapat menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam melaksanakan K3.
b.
Uraian Materi Persyaratan Pekerjaan Perancah Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti kekuatan (strength) dan kemampuan untuk dikerjakan (workability) karena itu harus memenuhi syarat:
1.
Ekonomis
2.
Kokoh dan kuat
3.
Mudah dipasang dan dibongkar
4.
Mampu menahan gaya horizontal
Persyaratan Khusus perancah :
Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk perancah sesuai dengan rencana.
Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi sebenarnya.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
107
Ekonomis : Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan bisa digunakan kembali, mudah disimpan
Memasang perancah tetap 1.
Menyiapkan lubang-lubang tempat tiang yang sepasang 0.8-1 meter.
2.
Membuat lubang jarak dari 2 pasang 2-3 meter
3.
Pasang tiang perancah pada lubang
4.
Pasang balok lintang pada tiap pasangan tiang ± dari muka tanah.
5.
Pasang batang sokong miring
6.
Pasang rakit
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
108
GBR 2. 93 Pemasangan perancah di tembok
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
109
GBR 2. 94 Membuat Lobang tiang perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
110
GBR 2. 95 Perancah tetap dari bambu
Membuat perancah dapat dipindah-pindah 1.
Potong kayu 4 batang menurut tinggi yang diinginkan (1-2 meter).
2.
Potong kayu 0.8-1 meter, untuk balok-lintang atas.
3.
Potong kayu 1-1.5 meter untuk balok-lintang bawah.
4.
Rangkai balok lintang-atas, balok-lintang bawah dan tiang.
5.
Pasang batang sokong diagonal.
6.
Buat pasangan tiang sepasang.
7.
Pasang batang diagonal kiri dan kanan arah memanjang.
8.
Pasang rakit/ geladak.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
111
GBR 2. 96 Perancah yang dapat dipindah
Syarat-Syarat Umum Keamanan Perancah (Scaffoldings) a.
Sediakan perancah untuk semua pekerjaan kecuali bila dapat dilakukan dengan aman dari lantai atau tanah.
b.
Perancah dirancang, dibangun, diubah dan dibongkar oleh petugas yang ahli dan juga dipimpin oleh supervisor yang ahli.
c.
Semua perancah harus dirancang, dibangun, dan dipelihara sesuai dengan petunjuk dari produsennya dan standar industri.
d.
Bagian-bagian dari perancah yang rusak atau lemah harus segera diperbaiki atau diganti.
e.
Jangan menggabungkan bagian-bagian dari perancah dari produsen yang berbeda.
f.
Perancah diletakkan pada pondasi yang kuat dan rata. Tanah atau pondasinya harus mampu menahan berat perancah dan berbagai baban yang akan diletakkan diatasnya. Hati-hati terhadap rongga-rongga kosong seperti ruang bawah tanah atau timbunan tanah lembek, yang mengakibatkan anjungan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
112
dapat roboh bila memperoleh beban. Berikan pendukung tambahan bila diperlukan. g.
Jangan menggunakan kotak, drum, batu bata, atau balok beton untuk mengganjal atau mendukung perancah
h.
Perancah meletakkannya harus datar
i.
Ditahan atau diikat pada suatu struktur permanen atau lainnya yang stabil. Rangka ini akan stabil bila ditahan dan ditegakkan dengan baik. Letakkan penghubung rangka pada tempatnya saat perancah ditegakkan.
j.
Perancah harus mampu menahan beban yang akan diletakkan diatasnya. Perancah biasanya tidak dirancang untuk memikul beban berat diatas anjungan kerjanya.
Rancangan perancah adalah untuk dapat menahan setidaknya 4X beban yang mungkin ada, dari beban pekerja dan bahan-bahan bangunanya. 1.
Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar perancah, harus bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan penggunanya.
2.
Lebar perancah, lantai kerja, harus cukup untuk bekerja dan meletakkan bahan-bahan. Lebarnya jangan kurang dari 46 cm
3.
Papan-papan
perancah
didukung
penuh
dan
tidak
menggantung. 4.
Bila diatas perancah ada orang yang bekerja, maka perancah harus
diberi
pelindung
untuk
pekerja
yang
sedang
menggunakannya. Pelindung ini jangan lebih tinggi dari 3 meter diatas lantai kerja perancah, terbuat dari papan atau bahan lain yang cukup kuat.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
113
GBR 2. 97 Gambar perancah tiang dari kayu
Perancah, Scaffoldings, Standar Industri Scaffoldings
GBR 2. 98 Standar Industri scaffolding
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
114
Perancah Gantung
Perancah gantung biasanya dibuat dipabrik
Semua bagian dari sistem perancah gantung, kecuali kabel penahannya, mempunyai faktor keselamatan 4 kali beban
Kabel penggantung mempunyai faktor keselamatan 6 kali beban. Setiap perancah dipasang atau direlokasi dibawah pengawasan seorang ahli
Perancah gantung digantungkan dari atap atau parapet (tembok pembatas) pada kaitan yang terpasang kuat atau pada balok penggantung yang cukup kuat untuk faktor keselamatan minimum 4 kali. Balok penggantung ini terikat kuat atau di angkur pada rangka atau lantai struktur.
Perancah harus diberi tali atau batang penahan untuk mencegah perancah terayun-ayun.
Setiap
perancah
di-test
dengan
beban
2
kali
beban
maksimumnya sebelum digunakan. Periksa semua ikatan balok penggantung atau angkur pada setiap permulaan pergantian grup kerja.
Lakukan inspeksi secara periodik terhadap seluruh bagian perancah bila sedang digunakan.
Setiap orang yang berada diatas perancah harus diberi sistem pelindung diri terhadap jatuh. Tali pelindungnya harus terikat pada bagian struktur (bukan pada perancah), yang secara kuat akan menahan orang bila terjatuh Gambar: faktor keselamatan, Perancah gantung, scaffolding
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
115
GBR 2. 99 Perancah gantung
Perancah Rangka Berbentuk Pipa Yang Di Las Adalah perancah yang berupa rangka yang dilas di pabrik, yang dirangkai dan telah dilengkapi dengan bagian-bagiannya termaksud penyangga, sekrup-sekrup, dongkrak dan pelat alasnya. Persyaratannya adalah:
Logam
rangkanya,
termaksud
bagian-bagiannya,
sekrup,
tangga, dan sebagainya dirancang, dirangkai, dibangun untuk memikul beban 4 kali beban maksimum yang diperkirakan ada.
Perancah di perkuat dengan penguat melintang dengan diagonal untuk menjaga bagian yang berdiri dengan kuat. Penguat melintang cukup panjang untuk secara otomatis membentuk konstruksi tegak yang tegak lurus, segi empat dan kaku
Untuk membuat rangka benar-benar tegak lurus maka bagian yang satu diletakkan diatas yang lainnya dengan menggunakan penyambung atau pin.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
116
Gambar dan persyaratan untuk perancah dengan ketinggian diatas 38 meter diatas lantai dasar harus dirancang oleh seorang ahli.
Gambar: Konstruksi Perancah, perancah pipa, Perancah Rangka
GBR 2. 100 Perancah rangka yang dilas
Panduan Menggunakan Perancah Atau Scaffolding Di Tempat Kerja Untuk Menghindari Seringnya Kecelakaan Kerja Yang Terjadi Hal tersebut membuat banyaknya di kalangan masyarakan mulai khawatir dan resah ketika melihat ada scaffolding atau perancah yang didirikan di dekat rumah mereka untuk mendirikan sebuah bangunan disana. Kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan oleh satu pihak tersebut dapat merugikan konsumen sendiri dan juga tentu berdampak pada produsen. Produsen akan dianggap kurang professional dalam mendirikan sebuah perancah yang harusnya aman digunakan dimanapun dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pekerja. Penggunaan scaffolding yang tidak memenuhi tata cara yang baik dan benar juga akan mengakibatkan kecelakaan kerja yang berakibat
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
117
fatal pada keselamatan para kontruksi bangunan. Bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, pastikan anda dapat menggunakan atau merangkai scaffolding dengan baik dan benar, sesuai dengan prosedur yang berlaku. Perhatikan juga dimana tempat anda membeli scaffolding tersebut, pastikan penjual telah bekerja sama dengan para ahli dibidangnya atau memang sudah mahir dalam bidang scaffolding. Berikut beberapa panduan dalam penggunaan perancah di tempat kerja ;
Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan, yang tidak bisa dijamin keamanannya bila dikerjakan secara aman pada suatu ketinggian dan / atau setiap ketinggian pekerjaan yang melebihi
2
meter
harus
menggunakan
perancah
yang
memenuhi standar.
Papan untuk perancah harus tahan retak atau pecah.
Paku harus mempunyai panjang dan tebal yang cukup.
Paku besi yang getas (cast iron) tidak boleh digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan perancah harus disimpan dengan baik dan jauh dari material yang berbahaya.
Perancah harus dihitung dengan faktor pengaman (safety factor) sebesar 4 kali beban maksimal.
Perancah harus diberi tangga pengaman untuk tempat berjalan dan lain-lain fasilitas yang aman.
Perancah harus cukup diberi penguat (Brace).
Semua
kerangka
berdirinya
perancah
bangunan
harus
berdasarkan standard konstruksi; mempunyai pondasi yang kuat
dan
cukuup
tertanam
dan
diberi
penguat
untuk
kesetabilan.
Batu bata, pipa yang rusak, bahan pembuat cerobong asap dan bahan-bahan lain yang tidak semestinya dipakai untuk penahan perancah, tidak boleh dipakai.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
118
Paku-paku harus ditanam penuh, tidak boleh separuh dan kemudian dibengkokkan.
Paku tidak boleh menerima gaya tegangan langsung.
Tali baja yang digunakan untuk perancah, tidak boleh terkena asam atau bahan kimia, yang memudahkan keadaan korosi (karat) dan bahan ini tidak boleh digunakan, untuk tali perancah kayu yang terbuat dari serat tidak dapat digunakan atau yang dapat mengundang bahaya.
Bila terpaksa menggunakan perancah kayu karena ketiadaan perancah yang terbuat dari besi/pipa, maka pemilihan bahan harus berurat lurus, padat, tidak ada mata kayu yang besarbesar, kering tidak membusuk, tidak ada lubang ulat dan lainlainya yakni tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan runtuhnya susunan perancah.
Untuk perancah yang berdiri sendiri harus terdiri atas gelagar memanjang dan melintang yang dihubungkan dengan kuat pada tiang penyanggah, ke atas atau ke samping, bergantung pada pemakaiannya untuk menjamin kesetabilan sampai perancah dapat dilepas.
Setiap bagian dari perancah harus diperiksa sebelum dipasang.
Setiap bentuk dan komposisi perancah harus diperiksa sebelumnya oleh petugas K3L untuk meyakinkan:
a.
Dalam kondisi yang stabil
b.
Bahan yang dipakai tidak rusak
c.
Cukup baik untuk digunakan, dan
d.
Sudah diberi pengaman.
Pemeriksaan perancah harus dilaksanakan oleh petugas K3L dan didokumentasikan: a.
sedikitnya seminggu sekali
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
119
b.
sesudah cuaca buruk, atau gangguan dalam masa pembangunan yang agak lama
Setiap bagian harus dipelihara dengan baik dan teratur sehingga tidak ada yang rusak atau membahayakan waktu dipakai.
Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal terbuka, kecuali kalau hal itu tetap menjamin keselamatan.
Perancah yang tidak bebas harus dikaitkan ke bangunan dengan sistem jepit (rigid connections) yang kuat dengan jarak tertentu.
Perancah yang tidak boleh terlalu tinggi di atas angker yang tertinggi,
karena
dapat
membahayakan
kesetabilan
dan
kekuatannya.
Pada waktu mengangkat perlengkapan yang digunakan pada perancah: a.
Bagian-bagian dari perancah harus diperiksa dengan cermat dan kalau perlu diperkuat.
b.
Setiap penggeseran dan penyanggah ( putlog ) harus dicegah.
c.
Tiang penyanggah harus dihubungkan erat pada bagian bangunan yang kuat, di tempat alat pengangkat dipasang.
Dalam
melakukan
kegiatan
pemasangan
perancah
dan
pembongkaran perancah hanya boleh dilakukan oleh petugas yang telah memiliki keahlian dalam pekerjaan perancah dan wewenang dalam melakukan kegiatan tersebut.
Setiap tahapan pekerjaan perancah harus mengikuti urutan sesuai ketentuan teknis yang telah ditentukan oleh petugas yang mempunyai wewenang.
Tahapan
atau
urutan
yang
dibuat
oleh
tenaga
teknis
berkeahlian pekerjaan perancah harus di dokumentasikan.
Tenaga ahli perancah yang mempunyai sertifikat perancah dan / atau Petugas K3L khusus perancah/petugas K3L konstruksi
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
120
GBR 2. 101 Gambar pemasangan perancah oleh petugas K3L khusus perancah c.
Rangkuman Perancah (Scaffoldings) Perancah adalah anjungan kerja yang dibangun untuk membantu baik pekerja maupun bahan-bahan bangunan. Ini merupakan struktur sementara,
digunakan
untuk
pekerjaan
pembangunan
dan
pemeliharaan bangunan, dibuat dari kayu atau logam yang menunjang lantai kerja diatas Pada pemasangan perancah dan dalam menggunakannya pekerja selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja K3 yang diharuskan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
d.
Tugas Kerjakan memasang bagian-bagian komponen perancah bambu sesuai dengan gambar kerja dengan baik.
e.
Tes Formatif
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
121
1. Jelaskan persyaratan Khusus perancah secara kualitas? 2. Jelaskan persyaratan Khusus perancah secara keamanan? 3. Persyaratan Khusus perancah perancah secara ekonomis? 4.
Jelaskan cara memasang perancah tetap?
5. Jelaskan cara memasang perancah dapat dipindah-pindah?
f.
Kunci Jawaban Tes Formatif 1.
Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk perancah sesuai dengan rencana.
2.
Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi sebenarnya.
3.
Ekonomis : Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan bisa digunakan kembali, mudah disimpan
4.
a.
Menyiapkan lubang-lubang tempat tiang yang sepasang 0.8-1 meter.
b.
Membuat lubang jarak dari 2 pasang 2-3 meter
c.
Pasang tiang perancah pada lubang
d.
Pasang balok lintang pada tiap pasangan
tiang ± dari
muka tanah.
5.
e.
Pasang batang sokong miring
f.
Pasang rakit/ geladak
a.
Potong kayu 4 batang menurut tinggi yang diinginkan (1-2 meter).
b.
Potong kayu 0.8-1 meter, untuk balok-lintang atas.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
122
g.
c.
Potong kayu 1-1.5 meter untuk balok-lintang bawah.
d.
Rangkai balok lintang-atas, balok-lintang bawah dan tiang.
e.
Pasang batang sokong diagonal.
f.
Buat pasangan tiang sepasang.
g.
Pasang batang diagonal kiri dan kanan arah memanjang.
h.
Pasang rakit/ geladak.
Lembar kerja siswa Memasang bagian-bagian komponen perancah tiang dari bambu a.
Alat 1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
c.
Alat Lukis:
Pensil/Krespen
Meteran/Rol Meter
Siku-Siku
Gergaji kayu tangan:
Gergaji potong
Gergaji punggung
Ketam tangan:
Ketam pendek
Ketam penghalus
Pahat tangan:
Pahat lubang
Pahat tusuk
Palu:
Palu Kayu
Palu besi
Badik/kater
Bahan 1.
Bambu ukuran diameter 10 panjang 800 cm
2.
Tali ijuk, Tali ikat dari bambu atau tali kawat
Langkah kerja
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
123
Memotong bambu sesuai ukuran untuk:
Tiang-lintang dari kayu atau bambu.
Balok-lintang dari kayu atau bambu.
Balok-geladak dari kayu atau bambu.
Tempat yang perlu didirikan perancah
h.
Di sisi luar/dalam pekerjaan tembok yang kedua sisinya akan diplester.
Pada tempat perkerjaan tembok mempunyai ketinggian lebih dari 1.5 meter
Gambar Kerja Memasang bagian-bagian perancah satu sisi dari bambu
GBR 2. 102 perancah satu sisidari bambu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
124
A. Deskripsi Kompetensi
: Menerapkan dan menganalisis prosedur Memasang Bekisting untuk kolom, balok dan plat lantai
Sub Kompetensi
:
1.
Menjelaskan Prosedur pemasangan bekisting.
2.
Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan bekisting.
3.
Membuat bagian – bagian komponen bekisting.
4.
Memasang bagian-bagian komponen bekisting.
Tabel 2. 4 Sub Kompetensi Sub.
Jenis
Komp
Kegiatan
1
2
3
4
Tanggal
Waktu
Tempat
Alasan
Tanda Tangan
Belajar
Perubahan
Guru
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Teori
Ruang
Praktik
Bengkel
Jumlah Jam
B. Kegiatan Belajar
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
125
Kegiatan Belajar 3. Menerapkan dan menganalisis prosedur Memasang Bekisting untuk kolom, balok dan plat lantai 3.1.
Menjelaskan prosedur pemasangan bekisting untuk kolom , balok , dan plat lantai
a.
Tujuan kegiatan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menjelaskan pengertian bekisting.
2.
Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan untuk bekisting.
3.
Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat bekisting.
4.
Siswa dapat menyebutkan macam-macam bekisting.
5.
Siswa
dapat
menyebutkan
langkah-langkah
pembuatan
bekisting. b.
Uraian Materi Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda dengan struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggulan tersendiri yaitu mudah untuk di bentuk. Kemudahan untuk dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar yang dapat di cetak sesuai bentuk yang direncanakan. Cetakan beton tersebut lebih di kenal dengan nama bekisting (cetakan) baik untuk mendapatkan bentuk yang di rencanakan dan pengerasan beton itu sendiri. Acuan
dan
perancah
(bekisting)
merupakan
suatu
konstruksi
sementara, dikatakan smentara dikarenakan konstruksi acuan dan perancah akan dibongkar kembali apabila beton sudah cukup umur. Dengan demikia, dalam perencanaannya harus memnuhi persyaratanpersyaratan seperti, biaya, kekuatan, kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran dll. Kwalitas bekisting dapat menentukan bentuk dan rupa bekisting.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
126
Oleh karena itu, bekisting harus di buat dari bahan yang bermutu dan perencanaa pembuatannya pun harus diperhatikan dengan baik, agar beton tidak mengalami lendutan dan lentur saat proser pengecoran.
Pengertian Bekisting Acuan cetakan beton atau bekisting adalah suatu konstruksi sementara yang di dalamnya atau di atasnya dapat di stel baja tulangan dan sebagai wadah dari adukan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang kita kehendaki. Jadi bekisting atau acuan cetakan beton harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan sebagian dari beban kerja. Pada cetakan biasanya terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan samping. Papan-papan bagian bawah dari cetakan yang tidak terletak langsung
di
atas
tanah
harus
dipikul
oleh
gelagar-gelagar
acuan,sedangkan gelagar acuan itu harus di dukung oleh tiang-tiang acuan. Gelagar acuan dan tiang acuan adalah suatu konstruksi sementara, yang gunanya untuk mendukung cetakan beton. Pada konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu di beri cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran 1sp : 3ps : 5kr yang tebalnya 5 cm. jadi yang perlu di beri papan cetakan cukup bagian samping saja. Perencanaan sebuah sistem serta metode kerja bekisting menjadi tanggung jawab dari pihak pemborong kerja. Sehingga segala resiko dalam pekerjaan tersebut sudah pasti menjadi hal yang harus ditekan serendah mungkin. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan yang sematang mungkin dengan memperhatikan segala faktor yang menjadi pendukung atau yang menjadi kendala dalam pelaksanaan nantinya. Pada pokoknya sebuah konstruksi bekisting menjalani tiga fungsi :
Bekisting menentukan bentuk dari beton yang akan dibuat. Bentuk sederhana dari sebuah konstruksi beton menuntut bekisting yang sederhana.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
127
Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan bentuk yang timbul dan geserangeseran dapat diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransitoleransi tersebut.
Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas, dan dipindahkan.
Dalam menentukan sistem serta metode kerja yang akan dipakai, dari beberapa alternatif yang ada pasti terlebih dahulu dilihat kelemahan dan keunggulan dari masing-masing metode. Dalam kenyataan di lapangan, faktor pengambilan keputusan mengenai penentuan metode ini juga tergantung dari pengalaman dan jam terbang dari pemborong kerja tersebut. Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun dan merancang bekisting, yaitu : 1.
Kualitas Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan
keakurasian
sehingga
bentuk,
ukuran,
posisi,
dan
penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan. 2.
Keselamatan Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan atau menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.
3.
Ekonomis Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan dan jadwal demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan mengenai metode bekisting yang akan dipakai yaitu : 1.
Kondisi struktur yang akan dikerjakan Hal ini menjadi pertimbangan utama sebab sistem perkuatan bekisting
menjadi
komponen
utama
keberhasilan
untuk
menghasilkan kualitas dimensi struktur seperti yang direncanakan Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
128
dalam bestek. Metode bekisting yang diterapkan pada bangunan dengan dimensi struktur besar tentu tidak akan efisien bila diterapkan pada dimensi struktur kecil. 2.
Luasan bangunan yang akan dipakai Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan yang materialnya bersifat pakai ulang (memiliki siklus perpindahan material). Oleh karena itu, luas bangunan ini menjadi salah satu pertimbangan utama untuk penentuan berapa kali siklus pemakaian material bekisting. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pengajuan harga satuan pekerjaan.
3.
Ketersediaan material dan alat Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah kemudahan atau kesulitan untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem bekisting yang akan diterapkan.
Selain faktor-faktor tersebut masih banyak pertimbangan lain termasuk waktu pengerjaan proyek (work-time schedule), harga material, tingkat upah pekerja, sarana transportasi dan lain sebagainya. Setelah melakukan pertimbangan secara matang terhadap faktor-faktor tersebut maka diambil keputusan mengenai metode bekisting yang akan diterapkan.Pada pekerjaan kontruksi bekisting menjalankan 5 fungsi yaitu :
1. Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat.
Bentuk
sederhana
dari
sebuah
konstruksi
beton
menghendaki sebuah bekisting yang sederhana.
2. Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan bentuk yang timbul dan geserangeseran dapat diperkenankan asalkan tidak melampaui toleransitoleransi tersebut.
3. Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepaskan, dan dipindahkan.
4. Mencegah hilangnya basahan dari beton yang masih baru. 5. Memberikan isolasi termis.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
129
Persyaratan umum dalam
mendesain suatu struktur, baik struktur
permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja. 2.
Syarat Kekakuan, yaitu
bagaimana meterial bekisting tidak
mengalami perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. 3.
Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Ada 3 tujuan penting yang harus diperhatikan dalam membangun dan merancang bekisting, yaitu :
1.
Kualitas : Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai toleransi yang diinginkan.
2.
Keselamatan : Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan/menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.
3.
Ekonomis ; Bekisting harus di buat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan dan skedul demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik)
Jenis-Jenis Bekisting Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka berikut ini adalah jenis-jenis bekisting.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
130
Bekisting Konvensional (Bekisting Tradisional) Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting yang harus direncanakan secara matang dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Menurut Stephens (1985), formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang cukup. Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Aspek tersebut adalah : 1.
Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik.
2.
Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan mendatangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya.
3.
Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis mungkin.
Metode bekisting yang biasanya digunakan pada bangunan dengan material utama beton, adalah metode bekisting konvensional. Bahan yang digunakan pada bekisting konvensional diantaranya kayu, multiplex, papan, dan paku yang mudah didapat tetapi masa pemakaiannya lebih pendek dikarenakan penyusutan yang besar. Ini mengharuskan pembelian material berulang kali. Selain itu dalam pengerjaannya harus dipasang dan dibongkar atau dibuat pada setiap elemen struktur yang membutuhkan tenaga kerja yang kurang terampil. Sehingga pengerjaan dengan metode ini memerlukan waktu dan biaya pengerjaan yang cukup besar.
Pada awalnya bekisting yang dipakai pada pekerjaan konstruksi, Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
131
biasanya terbuat dari kayu dengan kadar kelembaban antara 15%20%. Bekisting tradisional dengan menggunakan material kayu ini dapat dipakai hampir pada semua struktur jenis bangunan, misalnya: pondasi, kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan sebagainya. Bekisting tradisional dengan menggunakan material kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.
GBR 2. 103 Gambar Bekisting Konvensional Hasil akhir permukaan beton yang diperoleh dengan menggunakan bekisting material kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian bekisting ini mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Dikatakan tinggi, karena bekisting tradisional ini dapat dibuat dan dipakai untuk struktur bangunan dengan bentuk yang bervariasi. Sehingga walaupun dalam perkembangan selanjutnya terdapat jenis material bekisting baru yang dapat digunakan dalam pembuatan bekisting, biasanya tetap mengkombinasikan pemakaian bekisting tradisional dengan bekisting yang modern untuk pekerjaan-pekerjaan struktur yang kecil.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
132
Dengan menggunakan bekisting metode konvensional kekurangannya adalah: 1.
Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali;
2.
Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama;
3.
Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi kotor;
4.
Bentuknya tidak presisi. Berikut ini adalah contoh bekisting konvensional
GBR 2. 104 Gambar Bekisting Konvensional
Karena bekisting konvensional masih memiliki beberapa kekurangan maka baca juga Jenis-Jenis Bekisting untuk mengetahui jenis-jenis bekisting lain yang lebih moderen. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa bekisting konvesional adalah bekisting yang menggunakan kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain. Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
133
GBR 2. 105 Gambar bekisting konvensional
Bekisting Atau Formwork Dan Jenisnya
GBR 2. 106 Bekisting
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
134
Bekisting atau formwork adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985) Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi sebagai pembentuk beton yang diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi menahan beban–beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal. Pada
konstruksi
bekisting,
harus
memungkinkan
untuk
dapat
melakukan:
Pemasangan tulangan (menahan beban tulangan)
Pengecoran sekaligus pemadatan adukan
Pelepasan formwork (acuan) sehingga beton tidak rusak.
Bekisting Knock Down Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut maka direncanakanlah sistem bekisting knock down yang terbuat dari plat baja dan besi hollow. Untuk 1 unit bekisting knock down ini memang biayanya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat digunakan seterusnya sampai pekerjaan selesai, jadi jika ditotal sampai selesai pelaksanaan, bekisting knock down ini menjadi jauh lebih murah. Gambar 1.1. merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan pile cap. Gambar 1.2. merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan tie Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
135
beam. Gambar 1.3. merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan kolom. Gambar 1.4. merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan balok.
GBR 2. 107 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan pile cap
GBR 2. 108 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan tie beam
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
136
GBR 2. 109 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan kolom
GBR 2. 110 Gambar Bekisting knock down pada pekerjaan balok
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
137
Bekisting Fiberglass Material fiber untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide brillian. Hal ini disebabkan karena fiber memiliki keunggulan yang lebih baik daripada kayu, disamping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah keunggulan bekisting fiber: 1.
Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk;
2.
Pemasangan
lebih
mudah
dan
tanpa
perlu
minyak
bekisting; 3.
Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting;
4.
Tidak berkarat;
5.
Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair;
6.
Efisien secara biaya;
7.
Kualitas hasil yang lebih baik;
8.
Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah;
9.
Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali;
10.
Tahan panas;
11.
Ringan, kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi;
12.
Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi;
13.
Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti gergaji;
14.
Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak, gampang untuk dibersihkan;
15.
Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang tahan cuaca;
16.
Sampah sisa material bekisting fiber ini dapat diolah kembali seluruhnya dan sangat ramah lingkungan.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
138
Terlihat bekisting fiber banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting fiber akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting fiber akan mempercepat pelaksanaan. Bagi pemerintah dan masyarakt luas, bekisting fiber akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan.
GBR 2. 111 Gambar Bekisting fiberglass
GBR 2. 112 Gambar Bekisting fiberglass
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
139
Type Pekerjaan Bekisting 1.
Sistem konvensional / tradisional -
Banyak bahan terbuang
-
Tenaga kerja banyak
-
Waktu kerja lama
-
Pemakaian berulang terbatas
2. Semi Sistem Konvensional 3.
Sistem penuh / pabrikan - Biaya investasi tinggi - Umur pemakaian lama - Multiguna - Dilengkapi dengan gambar sistem
Pertimbangan Pemilihan Bekisting 1.
Pertimbangan jenis pekerjaan - Rumit / khusus ……. Tradisional / semi sistem - Modulair ……………. Semi sistem - Tinggi / typikal ……. Sistem penuh
2.
Penguasaan teknologi …… SDM
3.
Ketersediaan peralatan
4.
Ekonomis
Persyaratan Khusus bekisting :
Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk acuan sesuai dengan rencana, hasil akhir permukaan beton rata/ tidak kropos
Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu
menahan beban-beban
khususnya
vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi seberanya.
Ekonomis : banyak
Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan
tenaga
menghemat
waktu,
kerja, mudah mudah
dipasang
dibongkar
sehingga
agar
bahan
bisa digunakan kembali, mudah disimpan Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
140
c.
Rangkuman Perkembangan teknologi dalam dunia konstruksi di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya inovasi yang digunakan dalam proses konstruksi. Peranan teknologi bertambahsemakin besar terutama untuk mempermudah proses yang terjadi pada suatu proyek konstruksi.Salah satu contoh aplikasi teknologi pada proses konstruksi adalah teknologi cetakan beton atau bekisting.Pada awalnya, proses pengecoran
beton
dilakukan
secara
konvensional
dengan
memanfaatkan peralatan dan bahan yang sederhana dan mudah didapat. Hal ini antara lain dapat dilihat dari sistem cetakan beton (bekisting) yang dipakai, yaitu dengan menggunakan cetakan atau bekisting konvensional. Yang dimaksud dengan bekisting konvensional adalah suatu sistem bekisting yang bagian-bagian bekistingnya dibuat dan dipasang in-situ (pada lokasi proyek).Sejalan dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi di indonesia, para pelakukonstruksi dituntut untuk mencari metode yang lebih baik termasuk dalam memilih jenis cetakan beton. Saat ini, proyek-proyek gedung yang berskala besar semakin populer dengan penggunaan bekisting prafabrikasi yang diproduksi oleh beberapa produsen tertentu dengan merek yang berbeda. Yang dimaksud dengan bekisting prafabrikasi adalah suatu sistem bekisting yang bagian-bagian bekistingnya telah dibuat di tempat fabrikasi dalam jumlah yang banyak sehinggadi lapangan hanya tinggal menggabungkan bagian-bagian tersebut Bekisting atau perancah sangat penting dalam pembuatan beton karena dapat mempengaruhi bentuk dan kualitas dari beton tersebut. bekisting juga tidak perlu menggunakan kayu yang mahal atau kayu yang kualitas bagus, cukup dengan kayu yang biasa saja ataupun dengan kayu yang murah seperti kayu/papan albasiah bekisting sudah bisa dibuat.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
141
Bekisting Tradisional
GBR 2.113 Bekisting Tradisional
Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatif singkat.
Hal ini masih digunakan secara luas di mana biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit. Kayu yang sering digunakan sebagai bekisting semakin sulit didapat. Hutan sebagai bahan baku kayu semakin berkurang. Penebangan hutan dihadapkan pada permasalahan yang semakin hari semakin serius yaitu pemanasan global (Global Warming) Bekisting dari kayu harusnya sudah sejak lama dicarikan penggantinya. Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
142
Dalam dunia konstruksi di Indonesia, penggunaan bekisting kayu hampir belum ada. penggantinya. Proyek konstruksi di Indonesia sepertinya masih sangat menggantungkan kayu sebagai material utama pembuatan bekisting. Ada alternatif dengan menggunakan material baja atau besi namun penggunaannya masih terbatas karena material tersebut memiliki berat jenis yang tinggi sehingga menimbulkan masalah kesulitan pelaksanaan dalam aplikasinya. Selama ratusan tahun negara kita merupakan penghasil bahan baku dari hutan yang besar. Bisa jadi merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Itu dulu, namun sekarang dengan banyaknya penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran dan tidak terkendali hutan kita menyusut cukup banyak sehingga saat ini mulai sering kita hadapi kelangkaan kayu sebagai bahan bekisting dalam pengerjaan proyek konstruksi di samping masalah-masalah akibat mulai rusaknya hutan seperti banyaknya bencana alam banjir, tanah longsor, perubahan iklim yang ekstrim, dan lainnya.
GBR 2. 114 Gambar hutan yang gundul
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
143
Berdasarkan pengalaman selama mengerjakan proyek, bekisting pekerjaan struktur beton telah menghabiskan begitu banyak kayu yang setelah digunakan, tidak dapat diolah kembali dan menjadi masalah baru yaitu sampah. Penggunaan kayu bekisting merupakan satu-satunya hal yang membuat pelaksanaan konstruksi masih belum bisa dikatakan ”green”. Penggunaan begitu banyak kayu telah membuat enviromental assesment pada perusahaan kontraktor yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 14000 tidak begitu bagus. Masalah ini telah menjadi handycap yang harus diselesaikan. Sudah saatnya kita mulai memikirkan alternatif lain selain kayu sebagai bahan bekisting. Beberapa tahun terkahir telah ada produk bekisting yang menggunakan bahan dasar plastik yang dikompositkan dengan bahan fiber glass. Bahan plastik yang dikompositkan dengan fiber glass memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih baik dari kayu untuk digunakan sebagai bekisting. Banyak pabrik di luar negri telah memproduksi sistem bekisting plastik ini secara massal. Bekisting plastik yang mereka buat dapat digunakan untuk elemen struktur pondasi, kolom, dinding dan pelat lantai. Hal ini berarti hampir semua elemen struktur beton dapat menggunakan sistem bekisting plastik yang mereka produksi. Beberapa perusahaan yang telah memasarkan produk sistem bekisting plastik / Plastic Formwork System di antaranya:
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
144
1.
Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering).
`
GBR 2. 115 Bekisting Rkeayasa
Bekisting ini dibangun dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanya baja atau aluminium) dan ditutup pada aplikasi (beton).
Dua
dibandingkan
keuntungan dengan
utama
bekisting
dari
kayu
sistem
bekisting,
tradisional,
adalah
kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem modular, klip, atau sekrup ) dan menurunkan biaya penggunaan kembali (perkuatan, frame hampir tidak bisa dihancurkan, sementara jika terbuat dari kayu, mungkin harus diganti setelah beberapa - atau beberapa lusin penggunaan, tetapi jika penutup tersebut dibuat dengan baja atau aluminium, penggunaan dapat mencapai hingga dua ribu penggunaan tergantung pada perawatan dan aplikasi).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
145
2.
Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable).
GBR 2. 116 Bekisting Plastik
Sistem ini saling terkait dan berbentuk modular. Digunakan untuk membangun banyak macam bentuk truktur beton yang relatif sederhana. Panelnya ringan dan sangat kuat. Jenis ini cocok
untuk
konstruksi
berbiaya
rendah,
dan
skema
perumahan massal. 3.
Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated).
GBR 2. 117 Bekisting Permanen
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
146
Bekisting ini dirakit di tempat, biasanya untuk isolasi bentuk beton / insulating concrete forms (ICF). Bekisting tetap di tempat setelah beton telah diawetkan (cured), dan dapat memberikan keuntungan dalam hal kecepatan, kekuatan, isolasi termal dan akustik yang
superior, ruang untuk
menjalankan utilitas dalam lapisan EPS, dan jalur terintegrasi untuk pemasangan cladding. . 4.
Sistem Bekisting Struktural Stay-In-Place .
GBR 2. 118 Bekisting Struktural Stay in Place
Bekisting ini dirakit di tempat, biasanya keluar dari prefabrikasi dengan diperkuat serat berbahan plastik. Ini tersedia dalam bentuk tabung berongga, dan biasanya digunakan untuk kolom dan dermaga. Bekisting tetap di tempat setelah beton telah awet (cured) dan bertindak sebagai penguat aksial dan geser, serta melayani untuk membatasi beton dan mencegah terhadap dampak lingkungan, seperti korosi dan siklus beku.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
147
GBR 2. 119 Bekisting material plastik
Material
plastik
untuk
pengganti
kayu
pada
bekisting
merupakan ide yang brillian. Hal ini disebabkan karena plastik memiliki keunggulan yang lebih dari pada kayu disamping untuk kepentingan
pelestarian
lingkungan.
Berikut
ini
adalah
keunggulan bekisting plastik:
Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk
Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting.
Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting
Tidak berkarat
Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair
Efisien secara biaya
Kualitas hasil yang lebih baik
Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
148
Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali.
Tahan panas
Ringan, Kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi
Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi
Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti digerjaji
Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak, gampang untuk dibersihkan
Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang tahan cuaca
Sampah sisa material bekisting plastik ini dapat diolah kembali seluruhnya. Sangat ramah lingkungan.
Terlihat bekisting plastik memiliki banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting plastik akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting plastik akan mempercepat pelaksanaan. Bagi Pemerintah dan Masyarakat luas, bekisting plastik akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan “Begitu banyak keunggulan bekisting plastik ini, namun kenapa kita masih nyaman menggunakan bekisting kayu yang menurut saya sudah bukan jamannya lagi. Mari kita mulai mencoba demi masa depan lingkungan yang lebih baik.”
Persyaratan Pekerjaan Bekisting Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti kekuatan
(strength)
dan
kemampuan
untuk
dikerjakan
(workability) karena itu harus memenuhi syarat:
Ekonomis
Kokoh dan kuat
Mudah dipasang dan dibongkar
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
149
d.
Tidak bocor memenuhi persyaratan permukaan
Mampu menahan gaya horizo
Tugas Buatlah rencana pembuatan bekisting pelat lantai dan rencana pembuatan bekisting balok sesuai gambar dan prosedur
e.
Tes Formatif 4.
Jelaskan pengertian bekisting suatu sarana pembantu struktur beton ?
5.
Pada konstruksi bekisting, harus memungkinkan untuk dapat melakukan beberapa pekerjaan, jelaskan?
6.
Persyaratan apa yang harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi?
7.
Persyaratan
Khusus
apa
yang
harus
dipenuhi
dalam
perencanaan pemasangan bekisting? 8.
Jelaskan
yang
dimaksud
bekisting
konvensional
dengan
bekisting pabrikasi?
f.
Kunci jawaban Tes Formatif 1. untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. 2. - Pemasangan tulangan (menahan beban tulangan) - Pengecoran sekaligus pemadatan adukan - Pelepasan formwork (acuan) sehingga beton tidak rusak. 3. Persyaratan seperti kekuatan (strength) dan kemampuan untuk dikerjakan (workability) karena itu harus memenuhi syarat 4. Kualitas, keamanan dan ekonomis. 5. - Bekisting konvensional adalah suatu sistem bekisting yang bagian-bagian bekistingnya dibuat dan dipasang in-situ (pada lokasi proyek).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
150
-
Bekisting
prafabrikasi
yang bagian-bagian
adalah
bekistingnya
suatu telah
sistem dibuat
bekisting di
tempat
fabrikasi dalam jumlah yang banyak sehingga di lapangan hanya tinggal menggabungkan bagian-bagian tersebut
g.
Lembar kerja siswa Membuat gambar perencanaan bekisting pelat lantai dan balok 1.
Alat -
1 unit meja gambar
-
Alat-alat tulis dan gambar
2. Bahan -
kertas
3. Keselamatan Kerja
Periksa meja gambar sebelum dimulai pekerjaan
Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh
Ikuti petunjuk prosedur perencanaan bekisting dengan segala ketentuan-ketentuan yang diperlukan
Membersihkan kembali meja gambar atau tempat kerja setelah selesai bekerja
h.
Gambar kerja
Gambar tampak samping bekisting pelat lantai dan balok
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
151
GBR 2. 120 Gambar perspektif bekisting balok
3.2.
Malaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan bekisting untuk kolom,balok, dan plat lantai
a.
Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan untuk pembuatan bekisting kolom.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
152
2.
Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan untuk pembuatan bekisting balok.
3.
Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan untuk pembuatan bekisting plat lantai.
4.
Siswa dapat menyebutkan alat-alat APD pelaksanaan K3 untuk pembuatan bekisting kolom,balok dan plat lantai.
b.
Uraian Materi Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda dengan struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggukan tersendiri yaitu mudah untuk di bentuk. Kemudahan untuk dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar yang dapat di cetak sesuai bentuk yang direncanakan. Cetakan beton tersebut lebih di kenal dengan nama bekisting (cetakan) baik untuk mendapatkan bentuk yang di rencanakan dan pengerasan beton itu sendiri. Acuan dan perancah (bekisting) merupakan suatu konstruksi sementara, dikatakan smentara dikarenakan konstruksi acuan dan perancah akan dibongkar kembali apabila beton sudah cukup umur. Dengan
demikia,
dalam
perencanaannya
harus
memnuhi
persyaratan-persyaratan seperti, bioaya, kekuatan, kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran dll. Kwalitas bekisting dapat menentukan bentuk dan rupa bekisting. Oleh karena itu, bekisting harus
di
buat
dari
bahan
yang
bermutu
dan
perencanaa
pembuatannya pun harus diperhatikan dengan baik, agar beton tidak mengalami lendutan dan lentur saat proser pengecoran. Acuan cetakan beton atau bekisting (perancah)
ialah suatu
konstruksi sementara yang di dalamnya atau di atasnya dapat di stel baja tulangan dan sebagai wadah dari adukan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang kita dikehendaki. Jadi acuan dan cetakan beton harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan sebagian dari beban kerja.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
153
Pada cetakan biasanya terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan samping.
Papan-papan bagian bawah dari cetakan yang tidak
terletak langsung di atas tanah harus dipikul oleh gelagar-gelagar acuan,sedangkan gelagar acuan itu harus di dukung oleh tiang-tiang acuan. Gelagar acuan dan tiang acuan adalah suatu konstruksi sementara, yang gunanya untuk mendukung cetakan beton. Pada konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu di beri cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran 1sp : 3ps : 5kr yang tebalnya 5 cm. jadi yang perlu di beri papan cetakan cukup bagian samping saja. Persyaratan umum dalam mendesain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1.
Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
2.
Syarat Kekakuan, yaitu
bagaimana meterial bekisting tidak
mengalami perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. 3.
Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Ada 3 tujuan penting yang harus diperhatikan dalam membangun dan merancang bekisting, yaitu : 1.
Kualitas : Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan sesuai toleransi yang diinginkan.
2.
Keselamatan : Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan/menyangga seluruh beban hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.
3.
Ekonomis ; Bekisting harus di buat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses pelaksanaan dan skedul demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik)
Persiapan Pemasangan Bekisting
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
154
Bekisting
merupakan
cetakan
beton
yang
mengisi
adukan
kedalamnya, sampai adukan beton mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah .Pada pembentukan triplex mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga-rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal. Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut : 1. Pensil 2. Gergaji 3. Palu 4. Meteran 5. Waterpas 6. Unting-unting 7. Selang 8.
Air
9. Benang Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah : 1. Multiplek 9 mm 2. Kayu Dolken 3. Kawat Beton 4. Minyak bekisting Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Dimensi beton decking adalah sebesar 6 x 6 x 2,5 cm.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
155
Pekerjaan Bekisting di Lapangan dan Menurut SNI Perencanaan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan SNI, yaitu cetakan menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortal, cetakan diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk, cetakan dan tumpuannya direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya. Perencanaan cetakan disertai pertimbangan faktor-faktor berikut 1.
Kecepatan dan metode pengecoran beton
2.
Beban
selama
kontruksi,
termasuk
beban-beban
vertical,
horizontal, dan tumbukan. 3.
Persyaratan-persyaratan
cetakan
khusus
untuk
kontruksi
sengkang, plat lipat, kubah, beton arsitektural, atau elemenelemen sejenis. Pengertian bekisting
Bekisting adalah suatu cetakan beton yang didukung oleh gelagar-gelagar dan tiang-tiang yang dibuat sesuai dengan bentuk konstruksi beton yang diinginkan.
Bekisting harus mampu manahan beban yang ada diatasnya dan juga beratnya sendiri.
Beban-beban yang didukung bekisting -
baja tulangan
-
adukan beton
-
pekerja
-
alat-alat bekerja
-
berat sendiri bekisting
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
156
Bekisting / cetakan terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan samping
Bahan-bahan bekisting
Kayu
Plat baja
Plat seng bergelombang
Triplek
Syarat-syarat bekisting
Ukuran tetap tepat sesuai dengan gambar rencana
Kuat
Tidak berubah bentuk waktu dicor
Mudah dibongkar
Murah
Untuk konstruksi besar dan penting untuk pembuatannya harus diadakan perhitungan dan penggambaran khusus. Macam-macam bekisting Kayu
Bekisting kolom
Beksiting balok
Bekisting pelat lantai
Bekisting kolom Pada pemakaian papan cetakan dari kayu biasanya dipakai ukuran tebal 2-3 cm, sedangkan lebarnya 15-20 cm, itu digunakan pada pekerjaan yang sifatnya un expose dan bervolume kecil, contoh : sloof, kolom praktis, ringbalk dll. Sedangkan untuk pekerjaan yg sifatnya expose dan bervolume besar bekisting menggunakan multipleks yang Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
157
memiliki ketebalan 3-9mm. untuk gelagar acuan biasanya ukuran kayuialah 3-7 cm.
Bekisting balok Tiang-tiang acuan dari kayu, dulu banyak dipakai bentuk penampang balok persegi empat atau bujur sangkar, tetapi sekarang banyak di pakai kayu yang berpenampang bulat ( dolk ) dengan garis tengah 7 sampai 13 cm, juga bisa menggunakan scalfolding yang terbuat dari besi. Meskipun cetakan dan acuan di buat dari kayu yang murah, tetapi kayu harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang terlalu basah akan mudah melengkung dan pecah. Kayu-kayu untuk cetakan dan acuan dapat dipakai beberapa kali, tergantung dari mutu kayunya, mungkin juga hanya dapat dipakai satu kali, bila mutu kayunya jelek. Pembuatan suatu cetakan dan acuan, meskipun kelihatannya pekerjaan kasar, tetapi harus dipenuhi persyaratan ketepatan ukuran dan keteguhan, sebab cetakan dan acuan harus kuat, tidak berubah bentuk waktu dicor beton, mudah dibongkar dan murah.
Bekisting pelat lantai Untuk pekerjaan bekisting pelat lantai yang perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) yang menjelaskan tentang:
Posisi/arah pemasangan pipa galvanis
Posisi Plywood dan letak sambungannya.
Setelah gambar kerja, baru dibuatkan potongan plywood yang akan dipasang.
Penyetelan Dalam pemasangan pelat lantai ini perlu ditegaskan mengenai : Pemasangan Pipa Galvanis
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
158
Dalam pemasangan pipa galvanis yang diperhatikan adalah bentangan dari plat lantai, guna menentukan kombinasi atau panjang pipa galvanis yang akan dipakai.
Keseragaman jarak antar pipa harus diperhatihan juga, karena akan mempengaruhi hasil pengecoran nantinya.
Pemasangan Plywood
Sebelum plywood dipasang, harus diminyaki dahulu permukaan yang akan kontak dengan beton.
Pemasangan
plywood
sesuai
gambar
kerja,
dan
pemasangannya mulai dari pinggir balok, karena sekaligus mengecek kelurusan balok, kemudian baru ditengah sehingga didapatkan modul plat yang sesuai dengan gambar kerja.
Hubungan plywood lantai dengan dinding balok menggunakan paku 5 cm jarak 40 cm
Sambungan antara plywood yang tidak ditumpu multi span harus menggunakan close 4/6 x 40 cm dipaku dengan paku 5 cm jarak 40 cm (tiap close terdapat 4 paku).
Bahan dan Alat Bahan: •
Plywood 12 mm
•
Paku 5 cm
•
Minyak bekisting
•
Kayu 4/6 cm
Alat-alat •
Pipa Galvanis
•
Meteran
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
159
•
Gergaji
•
Palu
Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom
GBR 2. 121 Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom
Persiapan Untuk pekerjaan bekisting pelat lantai yang perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) yang menjelaskan tentang:
Posisi/arah pemasangan pipa galvanis
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
160
Posisi Plywood dan letak sambungannya.
Setelah gambar kerja, baru dibuatkan potongan plywood yang akan dipasang. Bahan
Plywood 12 mm
Paku 5 cm
Minyak bekisting
Kayu 4/6 cm
Alat-alat •
Pipa Galvanis
•
Meteran
•
Gergaji
•
Palu
Penyetelan Dalam pemasangan pelat lantai ini perlu ditegaskan mengenai Pemasangan Pipa Galvanis
Dalam pemasangan pipa galvanis yang diperhatikan adalah bentangan dari plat lantai, guna menentukan kombinasi atau panjang pipa galvanis yang akan dipakai.
Keseragaman jarak antar pipa harus diperhatihan juga, karena akan mempengaruhi hasil pengecoran nantinya.
Pemasangan Plywood
Sebelum plywood dipasang, harus diminyaki dahulu permukaan yang akan kontak dengan beton.
Pemasangan
plywood
sesuai
gambar
kerja,
dan
pemasangannya mulai dari pinggir balok, karena sekaligus mengecek kelurusan balok, kemudian baru ditengah sehingga didapatkan modul plat yang sesuai dengan gambar kerja. Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
161
Hubungan plywood lantai dengan dinding balok menggunakan paku 5 cm jarak 40 cm
Sambungan antara plywood yang tidak ditumpu multi span harus menggunakan close 4/6 x 40 cm dipaku dengan paku 5 cm jarak 40 cm (tiap close terdapat 4 paku).
Langkah-langkah pembuatan bekisting
Perhitungan konstruksi bekisting (untuk pekerjaan besar dan berat)
Persiapan bahan
Pelaksanaan Pembuatan bekisting
Pemakuan Cetakan
Pemakuan
yang
berhubungan
langsung
dengan
cetakan
berfungsi sebagai pegangan agar tidak bergeser, sehingga pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu panjang.
Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris.
Sambungan 1.
Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan dan masing – masing sisi dipaku 2 buah paku.
2.
Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan
dirangkai
dengan
menggunakan klam
perangkai,
sambungan tersebut tidak boleh segaris. 3.
Sambungan gelagar dengan tiang pada konstruksi sederhana, gelagarnya memakai papan dan sambungan dengan tiang cukup dipakukan saja. Untuk konstruksi yang memikul beban berat, gelagarnya memakai balok 6/12 untuk gelagar utama, sedang pembaginya ukuran 5/7.
4.
Sambungan tiang dengan tiang, penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah dari tinggi tiang, karena daerah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
162
ini terjadi tekuk yg paling besar. Dan peletakan sambungan ini untuk satu dan lainnya jangan segaris lurus. Metode Kerja Bekisting Kolom Dan Dinding
Buat garis sipatan batas beton kolom pada lantai beton tempat bekisting kolom akan didirikan.
Pastikan semua pembesian berada di dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
Untuk dinding yang cukup panjang dan kolom yang besar (60X60 cm keatas) perlu dipasang sepatu dinding/kolom di setiap sudut dengan bahan siku besi. Beton dengan mutu dinding/kolom ini berfungsi untuk menjaga agar tumpuan bekisting di lantai beton tidak bergeser dari sipatan batas, pada saat disetel.
Pemilihan sistem modul bekisting dinding/kolom disesuaikan menurut masing-masing PQP (sistem konvensional, sistem steel wale & girder PERI, sistem modifikasi PERI, dll).
Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting/mould oil sebelum didirikan.
Pemeriksaan kembali instalasi M&E yang tertanam pada dinding/kolom seperti Conduit, sparing, “T” dus sebelum bekisting ditutup.
Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad support dipasang.
Pastikan kelurusan bidang bekisting dinding/kolom dengan bantuan unting-unting, waterpas dan alat ukur.
Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.
Penggunaan Alat pelindung Diri dalam pemasangan perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
163
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kelengkapan Alat Pelindung Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :
Safety Helmet Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
GBR 2. 122 Safety Helmet
Sabuk Keselamatan (safety belt) Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
164
GBR 2. 123 Sabuk Keselamatan
Sepatu Karet (sepatu boot) Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
GBR 2. 124 Sepatu karet boot
Sepatu pelindung (safety shoes) Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
165
GBR 2. 125 Sepatu Pelindung
Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
GBR 2. 126 Sarung Tangan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
166
Tali Pengaman (Safety Harness) Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
GBR 2. 127 Tali Pengaman
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
GBR 2. 128 Bekisting /Acuan Plat, balok dan kolom
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
167
Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pelindung wajah (Face Shield) Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
168
Jas Hujan (Rain Coat) Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan) c.
Rangkuman METODA PELAKSANAAN Judul Unit Uraian Unit
: :
Memasang Bekisting Unit ini berlaku pada pembuatan bekisting untuk pekerjaan pengecoran beton pada bangunan gedung
Sub Kompetensi 1. Memilih sistem, rencana dan persiapan kerja
Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Spesifikasi pekerjaan bekisting dikenali dan dipahami 1.2. Lokasi dan kebutuhan konstruksi bekisting diidentifikasi dari gambar pekerjaan beton 1.3. Sistem bekisting dipilih sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan sistem perancah yang
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
169
digunakan. 2. Melaksanakan pekerjaan
2.1. Material/ kuantitas kebutuhan sistem bekisting
persiapan pembuatan dan
ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan
pemasangan bekisting
spesifikasi konstruksi bekisting 2.2. Peralatan keamanan dan keselamatan diri dipilih, dan dipakai dengan benar. 2.3. Peralatan pertukangan dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya. 2.4. Kunci titik acuan/garis/grid diletakkan secara tepat sesuai dengan gambar kerja atau shop drawing. 2.5. Papan-papan/ panel penutup bekisiting dipotong sesuai kebutuhan
3.
Merakit bekisting kolom
3.1.
Sistem sambungan dan sistem perkuatan bekisting kolom dipilih sesuai dengan kebutuhan atau gambar shop drawing.
3.2. Papan-papan atau panel kayu lapis yang telah dipotong
dirakit
menjadi
bekisting
sesuai
dengan bentuk dan ukuran kolom, sebagaimana gambar shop drawing 3.3. Perkuatan-perkuatan bekisting dipasang untuk menjamin bekisting tidak berubah bentuk akibat tekanan cor beton. 4. Memasang bekisting kolom atau 4.1. dinding
Bekisting kolom atau dinding didirikan pada tempat dan elevasi yang telah ditentukan sesuai dengan gambar kerja atau shop drawing
4.2.
Perkuatan diagonal dipasang, kevertikalan diukur dengan lot, kemudian perkuatan diagonal dimatikan.
5. Memasang bekisting balok dan 5.1. pelat lantai
Papan-papan/
panel
penutup
bekisting
dipotong dan dipasang di atas perancah sesuai dengan bentuk balok/ pelat lantai 5.2. Perkuatan-perkuatan bekisting dipasang untuk menjamin bekisting tidak berubah bentuk akibat
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
170
tekanan cor beton. 5.3.
Lis tali air, nat, dll, dipasang sesuai dengan gambar
6. Membereskan pekerjaan
6.1. Daerah kerja dibereskan. 6.2.
Limbah dan bahan-bahan sisa yang tidak diperlukan dibuang, sisa kayu yang masih dapat dipakai disimpan.
6.3.
Peralatan dan alat bantu kerja dibersihkan, disimpan dan dirawat.
Persyaratan Unjuk Kerja 1.
Unit ini berlaku untuk seluruh tipe bekisting kayu di atas tanah untuk membentuk kolom, dinding, balok atau pelat lantai beton bertulang.
2.
Bahan yang dipakai meliputi: papan kayu balok kayu kayu lapis
3.
Persyaratan Jaminan Kualitas meliputi:
prosedur dan pengoperasian tempat kerja
prosedur kerja
kualitas bahan
prosedur pengendalian kualitas penggunaan dan perawatan perlengkapan kepedulian terhadap spesifikasi pekerjaan ketelitian pengukuran finishing permukaan beton
4.
Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu pada undang-undang atau peraturan daerah yang berlaku, dan setidaknya mencakup:
lingkungan dan keselamatan tempat kerja
perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja
penggunaan peralatan dan perlengkapan
penanganan bahan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
171
5.
perlengkapan keselamatan
lantai kerja
pekerjaan yang dilakukan di atas perancah
resiko keselamatan
Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja meliputi: sepatu kerja sarung tangan helm proyek
6.
pakaian kerja
Peralatan dan perlengkapan dapat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
alat ukur meteran
waterpas/penyipat datar
pesawat penyipat datar
benang
unting-unting
siku/pasekon
mistar
pola cetakan
klem/alat perapat
perancah
bangku kerja
palu
pahat
ketam
bor listrik mesin lamelo
router listrik gergaji
ampelas
obeng
Acuan Penilaian Kompetensi ditunjukkan dengan membuat dan memasang bekisting untuk pekerjaan pengecoran kolom, dinding, balok atau pelat lantai beton bertulang.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
172
(1) Aspek-aspek kritikal Kompetensi harus diamati dalam hal-hal:
menunjukan kesesuaian dengan peraturan peselamatan yang berlaku untuk tempat kerja.
menunjukkan kesesuaian dengan prosedur kualitas organisasi dan proses dalam konteks
pembuatan dan pemaangan bekisting.
merencanakan dan mengurutkan proses pekerjaan dalam suatu logika yang benar
memilih dan menggunakan proses, peralatan dan perabot yang sesuai
memasang, membentuk dan menempatkan bekisting sesuai dengan shop drawing
memberi perhatian pada ketelitian pengukuran, kelurusan, dan kerataan elevasi bekisting
membersihkan
dan
melapisi
bekisting
dengan
bahan
pelapis
sebelum
pemasangan tulangan
komunikasi interaksi dengan orang lain untuk memastikan keamanan dan efektifitas proses pelaksanaan
(2) Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya antara lain : Melaksanakan pengukuran di lapangan Mengukur dan menghitung kebutuhan bahan Memahami dan menginterprestasikan gambar kerja dan spesifikasi bahan Membangun perancah
(3) Pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung: Pengetahuan tentang:
Tempat kerja dan peralatan keselamatan, termasuk peraturan-peraturan keselamatan yang relevan
Tipe-tipe bekisting kayu
Konstruksi bekisting
Pengertian adanya beban merata pada bekisting ketika pengecoran
Gambar dan spesifikasi
Peralatan dan perabot
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
173
Bahan-bahan bekisting
Bahan dan alat penyetel dan pengaku
Penghitungan kebutuhan bahan
Pengukuran dan penentuan ketinggian (leveling)
Ketrampilan: Kemampuan untuk:
kerja secara aman
mengorganisir kerja
membaca dan menginterpretasikan gambar serta spesifikasi.
memulai kerja
menggunakan alat atau perabotan
memperbaiki material
berkomunikasi secara efektif
menghitung kuantitas material
(4) Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi:
Kondisi lokasi tempat kerja untuk pemasangan bekisting
Tempat kerja, peralatan dan perabot yang sesuai untuk konstruksi dan proses pemasangan bekisting
Bahan dan sistem bekisting yang sesuai untuk konstruksi bekisitng
Gambar dan spesifikasi elemen struktural beton bertulang dan bekisting yang disarankan.
(5) Metoda pengujian Kompetensi diujikan dengan pengamatan langsung dengan memberikan tugas dan pertanyaan tentang pengetahuan yang terkait. Kompetensi diujikan di bawah pengecekan umum yang terpandu pada setiap tahap proses dan pada keseluruhan aktivitas dengan melihat kriteria unjuk kerja dan spesifikasi.
d.
Tugas Kerjakan pekerjaan persiapan pemasangan bekisting kolom dengan peralatan dan bahan sekaligus ukurannya sesuai gambar kerja.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
174
e.
Tes Formatif 1.
Jelaskan Langkah-langkah pembuatan bekisting?
2.
Jelaskan pekerjaan pemakuan bekisting?
3.
Sebutkan dua pekerjaan sambunga pada bekisting?
4.
Jelaskan pengertian Alat Pelindung Diri?
5.
Pada pembuatan bekisting diperlukan APD dalam hal ini tali Pengaman (Safety Harness) ?
f.
Jawaban Tes Formatif 1.
- Perhitungan konstruksi bekisting (untuk pekerjaan besar dan berat) - Persiapan bahan - Pelaksanaan Pembuatan bekisting
2.
- Pemakuan yang berhubungan langsung dengan cetakan berfungsi sebagai pegangan agar tidak bergeser, sehingga pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu panjang. - Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris.
3.
- Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan dan
masing – masing sisi
dipaku 2 buah paku. - Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan dirangkai dengan menggunakan klam perangkai, sambungan tersebut tidak boleh segaris. 4. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan
pekerja
itu
sendiri
dan
orang
di
sekelilingnya 5. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter, karena tali pengaman berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
175
g.
Lembar kerja siswa Membuat persiapan pemasangan bekisting kolom 4.
Alat
2.
Alat Lukis: -
Pensil/Krespen
-
Meteran/Rol Meter
-
Siku-Siku
Gergaji kayu tangan: -
Gergaji potong
-
Gergaji punggung
Ketam tangan: -
Ketam pendek
-
Ketam penghalus
Pahat tangan: -
Pahat lubang
-
Pahat tusuk
Palu: -
Palu Kayu
-
Palu besi
Badik/kater
Bor pistol/Bor tangan listrik
Bahan
Kayu papan, cetakan ukuran 2/ 20 cm.
Kayu papan, rangka ukuran 3 x 8 cm.
Kayu balok, batang dukung ukuran 3 x 8 cm.
Kayu balok, tiang acuan ukuran 5/7 cm.
Kayu balok atau papan, Skur .
3. Langkah kerja.
Merangkai papan cetakan sesuai dengan lebar sisi kolom yang akan dicor.
Merangkai papan cetakan sesuai dengan bentuk kolom yang akan dicor (bulat, segi empat atau segi n).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
176
h.
Membuat skur.
Membuat tiang acuan.
Gambar Kerja
GBR 2. 129 bekisting kolom
3.3.
Membuat bagian-bagain komponen bekisting untuk kolom, balok, dan plat lantai
a.
Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bekisting kolom.
2.
Siswa dapat membuat bagian-bagian bekisting kayu untuk kolom.
3.
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bekisting balok.
4.
Siswa dapat membuat bagian-bagian bekisting kayu untuk balok.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
177
b.
5.
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bekisting plat lantai.
6.
Siswa dapat membuat bagian-bagian bekisting kayu untuk plat lantai.
Uraian Materi
Bagian-bagian bekisting pelat lantai Bagian Bekisting : a)
Cetakan
b)
Gelagar balok
c)
Gelagar untuk cetakan lantai / cetakan balok
d)
Papan penjepit cetakan
Bagian perancah : a)
Tiang perancah
b)
Baji
c)
Landasan Papan Cetakan
Cetakan balok bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klem perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan. Untuk mencegah bagian bawah bekisting terbuka saat beton dicor, harus dibuatkan klem penjepit, dapat berupa papan ataupun balok kayu ukuran 5/7. Sedangkan untuk balok yang tingginya lebih dari 55 cm, pada cetakan samping perlu ditahan untuk menahan lentur dan dibuatkan skor.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
178
Tiang Perancah
Acuan dapat menumpu pada satu tiang ataupun dua tiang, sesuai keperluannya. Apabila menggunakan satu tiang maka perletakan tiang dipasang di tengah, dan bila menggunakan dua tiang maka perletakannya pada bagian tepi.
Jarak antar tiang arah memanjang dibuat sama dengan jarak klam perangkai, sedang jarak antar tiang arah lebarnya tergantung dari lebar balok.
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah.
Agar tiang perancah tidak amblas ke dalam tanah dipakai papan alas.
Pemakuan Cetakan 1.
Pemakuan yang berhubungan langsung dengan cetakan berfungsi sebagai pegangan agar tidak bergeser, sehingga pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu panjang.
2.
Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris.
Sambungan 1.
Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan dan masing – masing sisi dipaku 2 buah paku.
2.
Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan dirangkai dengan menggunakan klam perangkai, sambungan tersebut tidak boleh segaris.
3.
Sambungan gelagar dengan tiang pada konstruksi sederhana, gelagarnya memakai papan dan sambungan dengan tiang cukup dipakukan saja. Untuk konstruksi yang memikul beban berat,
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
179
gelagarnya memakai balok 6/12 untuk gelagar utama, sedang pembaginya ukuran 5/7.
Sambungan tiang dengan tiang, penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah dari tinggi tiang, karena daerah ini terjadi tekuk yg paling besar. Dan peletakan sambungan ini untuk satu dan lainnya jangan segaris lurus.
Bagian-bagian bekisting kolom
Papan cetakan 2/ 20 cm.
Papan rangkai 3 x 8 cm.
Batang dukung 3 x 8 cm.
Tiang acuan 5/7 cm.
Skur .
Lubang untuk membersihkan kotoran.
Mambuat bagian-bagian bekisting kayu untuk kolom
Merangkai papan cetakan sesuai dengan lebar sisi kolom yang akan dicor.
Merangkai papan cetakan sesuai dengan bentuk kolom yang akan dicor (bulat, segi empat atau segi n).
Membuat skur.
Membuat tiang acuan.
Gambar memasang bagian-bagian bekisting untuk kolom
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
180
GBR 2. 130 Kolom Segi empat dan delapan
Bagian-bagian bekisting balok
Papan landasan tiang
Baji
Tiang penyangga
Balok
penyangga
cetakan
sekaligus
berfungsi
sebagai
perancah untuk pengecoran balok
Skur
Papan acuan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
181
Membuat bagian-bagian bekisting untuk balok
Membuat papan landasan.
Membuat baji.
Memotong panjang tiang.
Membuat papan cetakan.
Merangkai papan cetakan.
Gambar memasang bagian-bagian bekisting untuk balok
GBR 2. 131 Acuan dan Perancah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
182
GBR 2. 132 Pelat lantai dengan Balok
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
183
GBR 2. 133 Cetakan dan acuan untuk pelat lanti dan balok
Bagian-bagian bekisting plat lantai
Papan landasan tiang.
Baji.
Balok gelagar-gelagar.
Papan cetakan (dari kayu / multiplek).
Membuat bagian-bagian bekisting kayu untuk plat lantai
Membuat papan landasan.
Membuat baji.
Memotong panjang tiang.
Membuat skur.
Membuat batang sengkang tiang cetakan.
Merapatkan sisi papan cetakan.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
184
Memasang bagian-bagian bekisting kayu untuk plat lantai
GBR 2. 134 Cetakan dan acuan untuk pelat lantai tanpa balok
c.
Rangkuman Persiapan untuk pekerjaan bekisting kolom dan balok yang perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) yang menjelaskan tentang:
Posisi/arah pemasangan tiang penyangga kayu
Posisi papan cetakan sesuai dengan bentuk kolom dan balok yang akan dicor dan letak sambungannya.
Posisi papan cetakan sesuai dengan lebar sisi kolom yang akan dicor.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
185
Setelah gambar kerja, baru dibuatkan potongan papan yang akan dipasang.
Persiapan untuk pekerjaan bekisting pelat lantai yang perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) yang menjelaskan tentang:
Posisi/arah pemasangan tiang penyangga kayu
Posisi Plywood dan letak sambungannya.
Setelah gambar kerja, baru dibuatkan potongan plywood yang akan dipasang. Penyetelan dalam pemasangan pelat lantai ini perlu ditegaskan mengenai : Pemasangan tiang penyangga kayu
Dalam pemasangan tiang penyangga yang diperhatikan adalah bentangan dari plat lantai, guna menentukan kombinasi atau panjang tiang penyangga yang akan dipakai.
Keseragaman jarak antar tiang harus diperhatihan juga, karena akan mempengaruhi hasil pengecoran nantinya.
Pemasangan Plywood
Sebelum plywood dipasang, harus diminyaki dahulu permukaan yang akan kontak dengan beton.
Pemasangan
plywood
sesuai
gambar
kerja,
dan
pemasangannya mulai dari pinggir balok, karena sekaligus mengecek kelurusan balok, kemudian baru ditengah sehingga didapatkan modul plat yang sesuai dengan gambar kerja.
Hubungan plywood lantai dengan dinding balok menggunakan paku 5 cm jarak 40 cm
Sambungan antara plywood yang tidak ditumpu multi span harus menggunakan close 4/6 x 40 cm dipaku dengan paku 5 cm jarak 40 cm (tiap close terdapat 4 paku).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
186
d.
Tugas Buatlah komponen bekisting balok dari kayu, sesuai gambar kerja yang ada dengan cermat, agar menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.
e.
Tes Formatif 1. Uraikan dan jelaskan Bagian – Bagian Bekisting Kayu? 2. Jelaskan Persiapan untuk pekerjaan bekisting kolom dan balok yang perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) yang menjelaskan tentang? 3. Penyetelan dalam pemasangan pelat lantai ini perlu ditegaskan mengenai ? 4. Dalam pemasangan tiang Keseragaman jarak antar tiang harus diperhatikan apa alasannya?
f.
Kunci jawaban Tes Formatif 1. Cetakan, Gelagar balok, Gelagar untuk cetakan lantai / cetakan balok dan Papan penjepit cetakan 2. Posisi/arah pemasangan tiang penyangga kayu, Posisi papan cetakan sesuai dengan bentuk kolom dan balok yang akan dicor dan letak sambungannya, dan Posisi papan cetakan sesuai dengan lebar sisi kolom yang akan dicor. 3. Mengenai Pemasangan tiang penyangga kayu dan Pemasangan Plywood. 4. karena akan mempengaruhi hasil pengecoran nantinya.
g.
Lembar kerja siswa Memasang bekisting balok 1.
Alat Mesin-Mesin fortable kerja kayu: -
Mesin gergaji tangan listrik
-
Mesin Ketam tangan listrik
-
Mesin Bor tangan listrik
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
187
Alat tangan kerja kayu: a.
b.
c.
d.
e.
2.
3.
Alat-alat lukis kerja kayu: -
Pensil/Krespen
-
Meteran/Rol Meter
-
Perusut
-
Siku-Siku
-
Jangka
Gergaji kayu tangan: -
Gergaji potong
-
Gergaji punggung
Ketam tangan: -
Ketam pendek
-
Ketam penghalus
Pahat tangan: -
Pahat lubang
-
Pahat tusuk
Palu: -
Palu Kayu
-
Palu Besi
Bahan
Balok kayu ukuran 5/12 - 250 cm
Balok kayu ukuran 4/6 - 250 cm
Papan kayu ukuran 2/15 - 300 cm
Paku usuk
Langkah kerja Menyiapkan komponen pemasangan bekisting balok
Membuat papan landasan tiang sesuai ukuran gambar
Membuat baji
Membuat tiang penyangga sesuai ukuran gambar
Membuat balok penyangga cetakan sekaligus berfungsi sebagai perancah untuk pengecoran balok
Membuat batang untuk skur
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
188
h.
Membuat papan landasan.
Memotong panjang tiang.
Merangkai papan cetakan.
Gambar kerja
GBR 2. 135 Bekisting/ cetakan beton untuk balok.
3.4.
Memasang bagian-bagain komponen bekisting untuk kolom, balok, dan plat lantai
a.
Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat memasang bagian-bagian bekisting kolom,balok dan lantai
2.
Siswa dapat membongkar bagian-bagian bekisting kolom,balok dan lantai
3.
Siswa dapat menerapkan Kesehatan dan keselamatan kerja K3 serta menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
189
b.
Uraian Materi Bekisting sangat penting dalam pembuatan beton karena dapat mempengaruhi bentuk dan kualitas dari beton tersebut. bekisting juga tidak perlu menggunakan kayu yang mahal atau kayu yang kualitas bagus, cukup dengan kayu yang biasa saja ataupun dengan kayu yang murah seperti kayu/papan albasiah bekisting sudah bisa dibuat.
Pemakuan Cetakan
Pemakuan
yang
berhubungan
langsung
dengan
cetakan
berfungsi sebagai pegangan agar tidak bergeser, sehingga pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu panjang.
Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris.
Sambungan 1. Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan dan masing – masing sisi dipaku 2 buah paku. 2. Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan
dirangkai
dengan
menggunakan
klam
perangkai,
sambungan tersebut tidak boleh segaris. 3. Sambungan gelagar dengan tiang pada konstruksi sederhana, gelagarnya memakai papan dan sambungan dengan tiang cukup dipakukan saja. Untuk konstruksi yang memikul beban berat, gelagarnya memakai balok 6/12 untuk gelagar utama, sedang pembaginya ukuran 5/7.
4. Sambungan tiang dengan tiang, penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah dari tinggi tiang, karena daerah ini terjadi tekuk yg paling besar. Dan peletakan sambungan ini untuk satu dan lainnya jangan segaris lurus.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
190
Memasang bagian-bagian bekisting kolom
Pasang beton tahu pada begel kolom.
Dirikan cetakan kolom sesuai dengan gambar kerja.
Periksa tegak lurusnya acuan dengan unting-unting.
Perkuat cetakan kolom menggunakan skur pada tiang cetakan hingga keadaannya tidak bergerak.
Bersihkan kotoran di dalam begesting lewat lobang yang telah disiapkan.
GBR 2. 136 Gambar bekisting kolom Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
191
(dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan di dalam manajemen proyek.
Urutan pelaksanaan pekerjaan kolom sebagai berikut:
Stek Tulangan Kolom
Pabrikasi Tulangan Kolom
Pemasangan Tulangan Kolom
Pemasangan Sepatu Kolom
Instalasi Pipa Elektrikal
Pabrikasi Bekisting Kolom
Instalasi Bekisting yang Telah Diberi Oil Form
Pemberian Beton Eksisting dengan Calbond
Pengecoran Kolom
Pembongkaran Bekisting Kolom
Perawatan Beton
Metode Kerja Pembongkaran Bekisting Kolom 1.
Persiapan Lahan
2.
Pembersihan Area Kerja
3.
Pada saat dilakukan bongkaran kolom area kerja harus bebas dari aktifitas pekerja dan material proyek
Perawatan Bekisting Untuk menghasilkan dan menjaga life time bekisting, umumnya dilakukan perawatan sebelum dan sesudah pemakaian bekisting. Metode perawatan yang umum diberikan adalah oli bekisiting. Macam-macam Oli yang disarankan pada bekisting : 1.
Oli bekas
2.
Solar
3.
Oli Sika, dan lain-lain.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
192
GBR 2. 137 Gambar cara memasang bekisting dinding
Bahan
Plywood tebal 15 mm
Minyak Bekisting
Sparator/ Track Stank
Plastic Cones
Pipa paralon ¾” dan ½” (jika pakai sistem tembus)
Form Tie
Paku 5, 7, 10 cm
Alat-alat:
Pipa Scaffolding
Lot dan water pas
Pipa Support
Climbing set
Gergaji potong
Palu
Pekerjaan Persiapan (Pabrikasi) Sebelum memulai pekerjaan dinding maka yang perlu dilakukan adalah: Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
193
Penentuan Rangka Panel dan sistem panel yang akan dipakai, tergantung kondisi dilapangan (ada tidaknya alat bantu) Jarak rangka panel disesuaikan (maksimum jaraknya 25 cm) Setelah panel dirangkai, baru ditutup dengan plywood tebal 15 mm, masingmasing panel terdiri dari 1 lembar plywood Panel dinding dipabrikasi sebanyak kebutuhan (sesuai RAP) kemudian hasilnya ditumpuk dengan rapi. Untuk yang bentuk khusus, harus dibuat tersendiri sesuai gambar kerja.
Penyetelan Panel Dinding Sebelum penyetelan dinding, pertama-tama di check mengenai markingan
dinding
dan
panjangnya
(yang
telah
dibuat
surveyor/Main Kontraktor). Setelah cocok baru dipasang sepatu dinding. Adapun mengenai sepatu dinding dilakukan satu persatu (satu sisi diselesaikan). Kemudian pemasangan Separator/ Track Stank pada setiap lubang yang sudah disiapkan untuk sparator harus dilengkapi dengan plastic cones dan form tie nya. Setelah semua terpasang, dimana sisi yang sudah terpasang sudah di lot. Baru dipasang sisi yang satunya lagi, tinggal mencoba lubang yang sudah disiapkan dengan sparator/ trek stank yang sudah terpasang. Didalam pemasangan dinding ini perlu diperhatikan pertemuan antar panel dinding harus benar0benar rapat. Setelah panel terpasang, maka panel dirangkai dengan balok 5/10 x 4m untuk tempat dudukan support nantinya. Dipasang pipa support pada form tie yang sudah terpasang. Kemudian dipasang pipe support untuk membuat ketegakkan dinding sesuai gambar kerjanya, jarak suport adalah 61 cm.
Pengecekan Dinding Untuk pengecekan dinding kita mulai dari bawah dari pinjaman yang ada, kalau sudah ok baru di lot dari atas. Kemudian diatur sedemikian rupa sehingga dinding menjadi lot pada dua sisi. Setelah lot, baru form tie dikencangkan demikian juga pipe
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
194
supportnya. Untuk kelurusan arah meemanjang digunakan benang 2 (dua) buah.
Pembongkaran Dinding Pembongkaran dinding dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau tergantung pengawas lapangan (biasanya paling lambat setelah berumur 24 jam).
GBR 2. 138 Gambar Cara memasang bekisting pelat lantai
Bahan
Plywood 12 mm
Paku 5 cm
Minyak bekisting
Kayu 4/6 cm
Alat-alat
Pipa Galvanis
Meteran
Gergaji
Palu
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
195
Persiapan Untuk pekerjaan bekisting pelat lantai yang perlu disiapkan terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) yang menjelaskan tentang:
Posisi/arah pemasangan pipa galvanis
Posisi Plywood dan letak sambungannya.
Setelah gambar kerja, baru dibuatkan potongan plywood yang akan dipasang. Penyetelan Dalam pemasangan pelat lantai ini perlu ditegaskan mengenai :
Pemasangan Pipa Galvanis
Dalam pemasangan pipa galvanis yang diperhatikan adalah bentangan dari plat lantai, guna menentukan kombinasi atau panjang pipa galvanis yang akan dipakai.
Keseragaman jarak antar pipa harus diperhatihan juga, karena akan mempengaruhi hasil pengecoran nantinya.
Pemasangan Plywood
Sebelum
plywood
dipasang,
harus
diminyaki
dahulu
permukaan yang akan kontak dengan beton.
Pemasangan
plywood
sesuai
gambar
kerja,
dan
pemasangannya mulai dari pinggir balok, karena sekaligus mengecek kelurusan balok, kemudian baru ditengah sehingga didapatkan modul plat yang sesuai dengan gambar kerja.
Hubungan plywood lantai dengan dinding balok menggunakan paku 5 cm jarak 40 cm
Sambungan antara plywood yang tidak ditumpu multi span harus menggunakan close 4/6 x 40 cm dipaku dengan paku 5 cm jarak 40 cm (tiap close terdapat 4 paku).
Memasang bagian-bagian bekisting balok Pasang landasan tiang.
Dirikan tiang-tiang dengan jarak 50-70 cm.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
196
Hubungkan tiap tiang dengan batang melintang dan membujur sehingga tidak goyah.
Pasang balok gelagar diatas tiang.
Kontrol kedataran gelagar dengan waterpas / selang plastik.
Pasang
papan
cetakan
diatas
gelagar
dan
kontrol
kedatarannya sepanjang balok.
Perkuat papan samping dengan skur.
Memasang bagian-bagian bekisting balok
GBR 2. 139 Bagian bekisting balok
Memasang bagian-bagian bekisting plat lantai
Pemasangan bekisting plat lantai pada prinsipnya sama dengan pemasangan bekisting balok, yang membedakan hanyalah lebar bagian bawah antara balok dan lantai.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
197
GBR 2. 140 Bekisting plat beton
GBR 2. 141 Gelegar dan tiang penyangga
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
198
GBR 2. 142 Bekisting papan multiplek
GBR 2. 143 Acuan tangga beton
Bahan-bahan untuk pembuatan bekisting kolom
Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
199
Kasau 5/7 cm.
Paku reng.
Paku usuk.
Bahan-bahan untuk pembuatan bekisting balok
Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm.
Kasau 5/7 cm.
Paku reng.
Paku usuk.
Bambu / kayu sebagai tiang penyangga.
Bahan-bahan untuk pembuatan bekisting plat lantai
Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm.
Multiplek tebal 12-18 mm.
Kasau 5/7 cm.
Paku reng.
Paku usuk.
Bambu / kayu sebagai tiang penyangga.
Sloof dibuat untuk 2 Fungsi, yaitu:
Sloof Pada Rumah dan Gedung
Sloof untuk Pagar Dinding Batubata
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
200
GBR 2. 144 (Sloof untuk Rumah
1.
Sloof untuk Dinding Rumah dan Gedung Sloof Beton biasa dibuat pada Lantai 1 (atau Lantai Dasar) dan duduk diatas Tanah. Sloof dibuat sebagai Pondasi Menerus rumah, yang berfungsi untuk mendukung beban Dinding Batu bata / Batako dan Kolom.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
201
GBR 2. 145 (Sloof untuk Pagar Dinding Batu Bata)
2.
Sloof untuk Pagar Dinding Batubata Selain untuk Rumah, Sloof juga berfungsi sebagai Pondasi Menerus bagi Pagar Batubata, seperti terlihat pada Gambar disamping.
Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting (mall) Sloof :
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
202
GBR 2. 146 Sloof yang dipasang Duduk diatas Tanah langsung. a.
Setelah Besi Sloof dipasang (dirangkai) diatas Tanah, Papan/Tripleks Bekisting Sloof dipasang Tegak di kedua Sisi Luarnya (Beri Jarak 2,5 s/d 3 cm) untuk Selimut Beton. Lalu Papan/Tripleks Bekisting tersebut diperkuat dengan Skor Kayu agar tidak rusak dan pecah pada saat pengecoran
b.
Pemasangan Bekisting Sloof bisa juga dilakukan sebelum Besi Tulangan Sloof dipasang. Lalu diperkuat dengan Skor Kayu pada jarak tertentu agar Bekisting tersebut kuat dan (tidak rusak saat pengecoran).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
203
GBR 2. 147 Sloof yang dipasang Gantung (tidak duduk diatas Tanah) 1.
Kondisi seperti ini bisa terjadi karena Tapak Sloof (bottom) yang kita rencanakan ternyata lebih tinggi dari Permukaan Tanah yang ada.
2.
Bekisting
dibuat
dengan
terlebih
dahulu
membuat
Papan/Tripleks pada Bagian Bawah Sloof (gantung diatas Tanah) dan disokong ke Tanah agar tidak melendut (melengkung). Lalu Papan/Tripleks dipasang pada kedua Sisi Dindingnya (kiri dan kanan), yang kemudian diperkuat dengan Skor Kayu pada semua sisi yang dianggap perlu (agar Bekisting tersebut kuat dan tidak rusak pada saat pengecoran).
Demikian 2 Cara Pemasangan Bekisting Sloof yang sering dilakukan di Lapangan.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
204
Metode Pekerjaan Pemasangan Bekisting dengan Bracket.
GBR 2. 148 Bekisting dengan bracket
Bracket adalah suatu istilah yang sering digunakan dalam pekerjaan bekisting pada proyek pelabuhan. ini adalah salah satu gambar sket pemasangan bracket untuk pekerjaan bekisting pada project pengembangan suatu pelabuhan ikan di muara baru jakarta utara, pengembangan dimaksud adalah meninggikan elevasi dermaga, karena pada saat ini, ketika air pasang, dermaga tersebut hampir tenggelam, yang mungkin disebabkan oleh penurunan tanah disekitar pelabuhan. Pembongkaran bekisting Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Danbeton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya. Bahan Pelepas Cetakan Fungsi dari bahan pelepas cetakan adalah untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton. Bahan-bahan yang digunakan 1.
Minyak pelumas
2.
Meni
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
205
3.
Plastik
Penggunaan Alat pelindung Diri dalam pemasangan bekisting Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan
pekerja
itu
sendiri
dan
orang
di
sekelilingnya. Kelengkapan Alat Pelindung Kewajiban
itu
sudah
disepakati
oleh
pemerintah
melalui
Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :
Safety Helmet Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
GBR 2. 149 Helmet
Sabuk Keselamatan (safety belt) Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
206
GBR 2. 150 Sabuk Keselamatan
Sepatu Karet (sepatu boot) Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
GBR 2. 151 Sepatu karet
Sepatu pelindung (safety shoes) Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
207
GBR 2. 152 Sepatu Pelindung
Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
GBR 2. 153 Kaus Tangan
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
208
Tali Pengaman (Safety Harness) Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
GBR 2. 154 Tali pengaman
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
GBR 2. 155 ear plug
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
209
GBR 2. 156 Kacamata
Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
GBR 2. 157 Masker
Pelindung wajah (Face Shield) Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
GBR 2. 158 Pelindung Wajah
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
210
Jas Hujan (Rain Coat) Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
GBR 2. 159 Jas hujan
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan)
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
211
c.
Rangkuman Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi Memasang bagian-bagian bekisting balok Pasang landasan tiang.
Dirikan tiang-tiang dengan jarak 50-70 cm.
Hubungkan tiap tiang dengan batang melintang dan membujur sehingga tidak goyah.
Pasang balok gelagar diatas tiang.
Kontrol kedataran gelagar dengan waterpas / selang plastik.
Pasang
papan
cetakan
diatas
gelagar
dan
kontrol
kedatarannya sepanjang balok.
Perkuat papan samping dengan skur.
Memasang bagian-bagian bekisting plat lantai
Pemasangan bekisting plat lantai pada prinsipnya sama dengan pemasangan bekisting balok, yang membedakan hanyalah lebar bagian bawah antara balok dan lantai
Sloof dibuat untuk 2 Fungsi, yaitu:
Sloof Pada Rumah dan Gedung
Sloof untuk Pagar Dinding Batubata
Pembongkaran bekisting Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Danbeton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
212
Bahan Pelepas Cetakan Fungsi dari bahan pelepas cetakan adalah untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton. Bahan-bahan yang digunakan
d.
1.
Minyak pelumas
2.
Meni
3.
Plastik
Tugas Kerjakan memasang bagian-bagian komponen bekisting pelat lantai dari kayu sesuai prosedur dan gambar kerja.
e.
Tes Formatif 1.
Jelaskan fungsi Kolom adalah struktur bangunan yang akan dibuatkan cetakannya berupa bekisting kolom?
2.
Untuk mengontrol kedataran gelagar dengan dengan alat apakah? jelaskan!
3.
Pemasangan bekisting plat lantai pada prinsipnya sama dengan pemasangan bekisting balok, tetapi ada bagian yang membedakan, jelaskan perbedaannya?
4.
Jelaskan Sloof yang akan dipasang bekisting dibuat untuk 2 Fungsi,jelaskan ?
5.
Pelaksanaan pembongkaran bekisting dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Berikan alasannya?
f.
Kunci jawaban Tes Formatif 1.
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi
2.
Dengan waterpas / selang plastik
3.
Pemasangan bekisting plat lantai pada prinsipnya sama dengan pemasangan bekisting balok, yang membedakan hanyalah lebar bagian bawah antara balok dan lantai
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
213
4.
Sloof Pada Rumah dan Gedung dan Sloof untuk Pagar Dinding Batubata
5.
Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Dan beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
g.
Lembar kerja siswaa. Memasang bagian-bagian bekisting pelat lantai a.
Alat 1.
2.
3.
4.
5.
Alat Lukis:
Pensil/Krespen
Meteran/Rol Meter
Siku-Siku
Gergaji kayu tangan:
Gergaji potong
Gergaji punggung
Ketam tangan:
Ketam pendek
Ketam penghalus
Pahat tangan:
Pahat lubang
Pahat tusuk
Palu:
b.
Palu Kayu
6.
Badik/kater
7.
Benang
Bahan Bahan-bahan untuk pembuatan bekisting plat lantai 1.
Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
214
c.
2.
Multiplek tebal 12-18 mm.
3.
Kasau 5/7 cm.
4.
Paku reng.
5.
Paku usuk.
Langkah kerja Pemasangan bekisting plat lantai pada prinsipnya sama dengan pemasangan bekisting balok, yang membedakan hanyalah lebar bagian bawah antara balok dan lantai
Pasang landasan tiang.
Dirikan tiang-tiang dengan jarak 50-70 cm.
Hubungkan tiap tiang dengan batang melintang dan membujur sehingga tidak goyah.
Pasang balok gelagar diatas tiang.
Kontrol kedataran gelagar dengan waterpas / selang plastik.
Pasang
papan
cetakan
diatas
gelagar
dan kontrol
kedatarannya sepanjang balok. h.
Perkuat papan samping dengan skur.
Gambar Kerja
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
215
GBR 2. 160 Cetakan dan acuan pelat lantai beton tanpa balok
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
216
BAB. III EVALUASI A. Tes Tertulis Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas! 1.
Sebutkan syarat pemasangan Kaca pada daun pintu/jendela ?
2.
Apa faktor yang mempengaruhi pemasangan kaca?
3.
Apa yang dilakukan agar kaca tidak tajam ?
4.
Jelaskan kegunaan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu?
5.
Peralatan apa saja yang digunakan pada pemotongan kaca?
6.
Apa fungsi minyak tanah pada pemotongan kaca ?
7.
Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, pemasangannya seperti apa? jelaskan dan beri alasan
8.
Peralatan apa saja untuk memasang kaca?
9.
Jelaskan fungsi dari pemasangan Lis kayu pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu?
10.
Bagaimana cara agar pada pemasangan lis kayu tidak mengalami lis kayu pecah ?
11.
Jelaskan pemasangan dan penggunaan perancah andang dari kayu?
12.
Jelaskan Tempat yang perlu didirikan perancah ?
13.
Jelaskan secara singkat persyratan untuk perancah berpindah?
14.
apa yang dimaksud Alat Pelindung Diri (APD)?
15.
Jelaskan persyaratan Khusus perancah secara kualitas?
16.
Jelaskan persyaratan Khusus perancah secara keamanan?
17.
Jelaskan pengertian bekisting suatu sarana pembantu struktur beton ?
18.
Jelaskan Langkah-langkah pembuatan bekisting?
19.
Uraikan dan jelaskan Bagian – Bagian Bekisting Kayu?
20.
Pelaksanaan pembongkaran bekisting dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Berikan alasannya?
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
217
B.
Tes Praktik
Buatlah Kusen Kombinasi seperti pada gambar terlampir, dengan menggunakan mesin-mesin Stasioner, mesin fortable dan alat-alat tangan kerja kayu. Dengan beberapa ketentuan seperti berikut ini: Ukuran Kusen -
Tinggi seluruhnya 231 cm
-
Lebar daghmat pintu 80 cm
-
Lebar daghmat jendela 80 cm
-
Tinggi daghmat Ventilasi 30 cm
-
Tinggi daghmat jendela 170 cm
Bahan Kusen kayu Bengkirai ukuran 6/12 cm. Hubungan pertemuan menggunakan pen lubang dengan verstek. Hubungan pen dan lubang tersebut diperkuat dengan menggunakan lem kayu dan paku Usuk. Hubungan persilangan menggunakan hubungan takik setengah tebal kayu. Pekerjaan profil menggunakan profil cembung ukuran 8 mm atau 10 mm.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
218
KUNCI JAWABAN A. Tes Tertulis 1.
Harus siku , Ketepatan ukuran, Tebalnya sesuai, Tidak boleh ada sisi tajam dan Tidak boleh tergores/cacat.
2.
Fungsi, Ukuran kayu, Rangka daun pintu/jendela dan Ketebalan kaca
3.
Digerinda dengan menggunakan batu gosok.
4.
Untuk menghindari goresan pada permukaan kaca, karena gerakan martil.
5.
Tang, Gerinda, Palu kecil, Siku kayu, Meja kerja dan Minyak tanah
6.
Untuk melicinkan pisau potong kaca, agar pemotongan tajam
7.
Sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus kusen atau daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya
8.
Palu besi, Tang/ catut, Drip baja
9.
Lis kayu merupakan bahan penjepit sekaligus penahan kaca yang ditempel pada sponeng kaca pada kusen maupun daun pintu jendela kayu
10.
Pilih bahan kayu lis yang tidak mudah pecah
11.
Perancah andang kayu cara membuatnya cepat sebagai pengikatnya dengan cara dipaku, dan dapat dipindah pindahkan.Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m.
12.
Di sisi luar/dalam pekerjaan tembok yang kedua sisinya akan diplester, atau Pada tempat perkerjaan tembok mempunyai ketinggian lebih dari 1.5 meter
13.
Perancah bergerak hanya digunakan pada permukaan yang keras, datar dan bersih Jaga kestabilan perancah sewaktu memindahkannya dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
14.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
15.
Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk perancah sesuai dengan rencana.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
219
16.
Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi sebenarnya.
17.
untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.
18.
- Perhitungan konstruksi bekisting (untuk pekerjaan besar dan berat)
19.
- Persiapan bahan - Pelaksanaan Pembuatan bekisting Cetakan, Gelagar balok, Gelagar untuk cetakan lantai / cetakan balok dan Papan penjepit cetakan
20.
Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ). Dan beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
A.
Lembar Penilaian Tes Praktik
Nama Peserta
:
……………………………………………………………………. No. Induk
:
……………………………………………………………………. Program Keahlian
: .......................................................................
Nama Jenis Pekerjaan
: .......................................................................
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
220
PEDOMAN PENILAI Tabel 2. 5 PEDOMAN PENILAIAN
No.
Aspek Penilaian
Skor Maks.
Skor Perolehan
Keterangan
1
2
3
4
5
I.
Persiapan Kerja Daftar potongan bahan Persiapan alat dan bahan
5 5 Sub total
II.
10
Proses Kerja 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Pemotongan/pembelahan bahan bila diperlukan Pengetaman bidang I, II, III dan IV Penempatan batang dan pemberiantanda pareng Melukis benda kerja Pembuatan pen dan lubang, Verstek, sponing, profil, sponing kapur, alur kapu, kuping-kuping dan krepyak
5 5
5
20
III.
Sub total
35
Ketepatan ukuran Hubungan rapat, rapi, siku dan plat/tidak baling
15
Kwalitas pekerjaan
15
Pelaksanaan perakitan 15 Sub total
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
45
221
IV.
Sikap/Etos Kerja Tanggung jawab Ketelitian Inisiatif Kemandirian
2 3 3 2
Sub total
10 Total
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
100
222
BAB. IV PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes praktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka Anda berhak
untuk
melanjutkan
ke
topik/modul
berikutnya.
Mintalah
pada
pengajar/guru untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari guru atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
223
DAFTAR PUSTAKA 1.
Mesin tangan industri kayu, A. Dodong Budianto PIKA Semarang Penerbit Kanisius 1995.
2.
Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Dalih S.A. Oja Sutiarno. Proyek Pengadaan Buku, Depdikbud, Dikmenjur,1978.
3.
Benny Puspantoro, Ign (1995), Konstruksi bangunan gedung sambungan kayu pintu dan jendela, Andi Offset Yogyakarta.
4.
Ilmu Bangunan Gedung 2, Soegihardjo BAE, Pr. Soedibyo. Proyek
pengadaan
buku/Diktat
Pendidikan
Menengah
Teknologi,
Dikmenjur. 5.
Gambar Teknik Bangunan, 1999. Direktorat Pendidikan dan Kejuruan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
6.
Hand Out, Konstruksi Kayu. Pusat Pengembangan
Penataran Guru /
VEDC Malang. 1987 7.
A. G Tamrin Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, Direktorat Pendidikan dan Kejuruan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
8.
Sukarta.
Bsc,
Menggambar
Teknik
Bangunan,
1978.
Direktorat
Pendidikan dan Kejuruan. Departemen Pendidikan da Kebudatyaan. 9.
Soetjipto. 1978. Konstruksi Beton Bertulang 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
10.
Suratman. 1982. Petunjuk Praktek Bangunan Gedung 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
11.
Purwoko, Timbul. 1980. Petunjuk Praktek Batu dan Beton 1.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
12.
Gambar Teknik Bangunan, 1999. Direktorat Pendidikan dan Kejuruan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
13.
Hand Out, Konstruksi Kayu. Pusat Pengembangan
Penataran Guru /
VEDC Malang. 1987 14.
A. G Tamrin Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, Direktorat Pendidikan dan Kejuruan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
15.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknik Malang 1999. Teknologi Bahan.
Modul Konstruksi kayu.BGN.(2)
224