Hipotesis Suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan/ dugaan yg sifatnya masih sementara Hipotesis ini perlu untuk diuji utk kmd diterima/ ditolak Pengujian hipotesis : suatu prosedur yg akan menghasilkan suatu keputusan yi keputusan menerima atau menolak hipotesis
Penolakan suatu hipotesis bukan berarti menyimpulkan bahwa hipotesis salah dimana bukti yg tidak konsisten dgn hipotesis Penerimaan hipotesis sebagai akibat tidak cukupnya bukti untuk menolak dan tidak berimplikasi bahwa hipotesis itu pasti benar
3 BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS 1. Hipotesis Deskriptif
hipotesis tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh bila rumusan masalah penelitian sbb: • Seberapa tinggi produktifitas alat tangkap gillnet? • Berapa lama umur teknis alat tangkap bagan tancap? Rumusan hipotesis: • Produktifitas gillnet mencapai 8 ton. • Umur teknis bagan tancap mencapai 5 tahun.
3 BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS
2. Hipotesis Komparatif Pernyataan yg menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Sebagai contoh rumusan hipotesis komparatif: a. Apakah ada perbedaan produktifitas gillnet di Situbondo dan di Probolinggo? b. Apakah ada perbedaan efektivitas trawl dan cantrang? Rumusan hipotesis:
Tidak terdapat perpedaan produktivitas padi di Situbondo dan Probolinggo. Ho: µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2 Efektivitas trawl tidak berbeda dibandingkan cantrang Ho: µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2.
3 BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS 3. Hipotesis Hubungan (asosiatif)
Pernyataan yg menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh rumusan hipotesis asosiatif: • Apakah ada hubungan antara jumlah fitoplankton dengan hasil tangkapan? • Apakah ada pengaruh penambahan jumlah ABK terhadap kuantitas hasil tangkapan? Rumusan hipotesis:
• Tidak ada hubungan antara jumlah fitoplankton dengan hasil tangkapan. Ho: α = 0 Ha: α ≠ 0 • Tidak ada pengaruh penambahan jumlah ABK terhadap kuantitas hasil
tangkapan . Ho: α = 0 Ha: α ≠ 0.
Prosedur Pengujian Hipotesis
Prosedur Pengujian Hipotesis
1. Menentukan formulasi hipotesis a. Hipotesis nol yaitu (Ho) dirumuskan sebagai pernyataan yang akan diuji. Rumusan pengujian hipotesis, hendaknya Ho dibuat pernyataan untuk ditolak b. Hipotesis Alternatif / Tandingan (Ha / H1) dirumuskan sebagai lawan /tandingan hipotesis nol. Bentuk Ha terdiri atas : Ho ; q = qo Ha : q > qo Ha : q < qo Ha : q ≠ qo
Prosedur Pengujian Hipotesis
1. Menentukan formulasi hipotesis .......... Contoh : Pengujian bubu berumpan lebih efektif dibanding bubu tanpa umpan. Hipotesisnya : Ho : Bubu berumpan = Bubu tanpa umpan Ha : Bubu berumpan lebih efektif daripada bubu tanpa umpan Soaking time bubu berumpan lebih singkat dibanding bubu tanpa umpan Hipotesisnya : Ho : soaking time bubu berumpan = soaking time bubu tanpa umpan Ha : soaking time bubu berumpan lebih singkat dibanding bubu tanpa umpan
Prosedur Pengujian Hipotesis
2. Tentukan taraf nyata (Significant Level) Taraf nyata (α )
adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5% dan 10% ditulis α0,01; α 0,05 ; α 0,1. Besarnya kesalahan disebut sbg daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection)
3. Tentukan Kriteria Pengujian bentuk keputusan menerima / menolak Ho
5. Membuat kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.
Contoh uji hipotesis satu rata-rata Contoh kasus 1 Seorang peneliti ingin mengetahui apakah metode ceramah mempunyai nilai matematika rata-rata masih tetap 75 atau lebih kecil dari itu. Data-data sebelumnya diketahui bahwa simpangan nilai matematika 20. Sampel yang diambil 100 siswa untuk diteliti dan diperoleh rata-rata 65. Apakah nilai tersebut masih dapat diterima Sehingga nilai matematika rata-rata 75? Ujilah dengan taraf nyata 5%.
Contoh uji hipotesis satu rata-rata Contoh kasus 2 Dosen PGSD mengembangkan model pembelajaan X, yang dikatakan effektif dalam pembelajaran SD. Sebelum dikembangkan nilai rata-rata pada model pembelajaran X yaitu 8,00 dan sipangan baku 0,5. Ujilah hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata pengembangan model pembelajaran X lebih dari 8,00 bila sampel yang diperoleh 50 siswa, setelah dites diperoleh rata-rata 8,4 . Gunakan α = 5%.
Contoh uji hipotesis satu rata-rata Contoh kasus 3 Akurasi neraca timbangan perkalian sebesar 80 dengan simpangan baku 7. Setelah 3 tahun digunakan, guru meragukan keakuratan alat tersebut. Guna meyakinkan keabsahan hipotesis itu, seorang peneliti mengambil sampel acak 100 guru SD dan diperoleh hasil perhitungan keakuratan adalah 83 cm dan standar deviasinya tetap. Apakah ada alasan untuk meragukan bahwa rata-rata akurasi neraca perkalian yang digunakan sama dengan 80 pada taraf signifikan 5% ?
Contoh uji hipotesis satu rata-rata Contoh kasus 4 Hasil angket motivasi pada 15 siswa seperti pada data berikut :
12,1 ; 12,1 ; 12,3 ; 12,0 ; 12,1 ; 12,4 12,2 ; 12,4 ; 12,1 ; 11,9 ; 11,9 ; 11,8 11,9 ; 12,3 ; 11,8. Jika taraf nyata 1%, dapatkah diyakini bahwa Motivasi siswa SD kelas 6 sebesar 12,00?
Contoh uji hipotesis satu rata-rata Contoh kasus 5 Siswa diberi pendekatan Kooperatif bertujuan menambah kerjasama antar siswa rata-rata dengan 7,5. Sampel acak yang terdiri atas 25 siswa. Setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan kooperatif memberikan rata-rata 7,9 gram dan simpangan baku s = 0,8 gram. Jika taraf nyata 1%, dapatkah diyakini untuk menerima pernyataan bahwa pertambahan kemampuan kerjasama rata-rata berat sama dengan 7,5 gram?
Contoh uji hipotesis dua rata-rata Contoh kasus 1 Dosen PGSD ingin menguji mahasiswa menggunakan dua metode yang berbeda. Kelas A terdiri dari 12 mahasiswa sedangkan Kelas B terdiri dari 10 mahasiswa. IPK rata-rata mahasiswa pada kelas A adalah 2 dengan simpangan baku 0.4 sedangkan IPK rata-rata mahasiswa pada kelas B adalah 4 dengan simpangan baku 0.5. Yakinkah dosen bahwa kelas B lebih pintar dengan taraf signifikan 1 %? (Asumsikan dua populasi berdistribusi normal dengan variansi yang sama.)
Contoh uji hipotesis dua rata-rata Contoh kasus 2
N Makanan A 11 Makanan B 10
rata-rata
SD
3,22 3,07
0,45 0,33
Contoh uji hipotesis dua rata-rata Contoh kasus 3
Untuk mempelajari kemampuan belajar tentang menjumlahkan bilangan, 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan telah diambil secara acak. Dari pengamatan masa lampau kemampuan belajar anak laki-laki umumnya lebih baik dari kemampuan belajar anak perempuan. Hasil ujian yang dilakukan adalah: Laki-laki
30 21 21 27 20 25 27 22 28 18
Perempuan 31 22 37 24 30 15 25 42 19 38
Apakah yang dapat disimpulkan dari hasil ujian ini? Signifikansi 5%?