Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak
mengenai suatu populasi atau lebih Digunakan istilah diterima atau ditolak untuk suatu hipotesis Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu tidak benar Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya
Hipotesis Riset dan Hipotesis Nol Hipotesis Riset Terarah Tidak Terarah Hipotesis Nol Terarah Tidak Terarah Hipotesis Alternatif Terarah Tidak Terarah
KEKELIRUAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS KEKELIRUAN TIPE I :
Peluang menolak hipotesis Nol yang harusnya diterima( ) KEKELIRUAN TIPE 2 : Peluang menerima hipotesis Nol yang harusnya ditolak ( ) Kedua tipe kekeliruan harus dibuat sekecil mungkin biasanya ditentukan lebih dulu
Galat Peluang menolak H0
menerima H0
Kenyataan H0 benar
Kenyataan H0 salah
α Galat tipe I (taraf keberartian) 1-β
1- α
β Galat tipe II (kuasa uji)
Memperkecil galat jenis II akan menaikkan peluang
melakukan galat jenis I Peluang melakukan kedua jenis galat dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel Daerah kritis = daerah penolakan H0
Uji tentang Rata-rata
Misalkan rata-rata nilai tes hapalan mahasiswa di suatu
PT berdistribusi normal dengan simpangan baku populasi 3,6 Uji bahwa rata-rata nilai hapalan mahasiswa tsb 68 versus nilai rata-rata mahasiswa tsb tidak sama dengan 68. Jika diambil sampel berukuran 36 dan dihitung ternyata dengan rata-rata sampel 67. Apa kesimpulan anda ? Pilih taraf keberartian : α = 5%.
Langkah Pengujian Hipotesis 1. 2. 3. 4.
5.
Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya Pilih taraf keberartian atau α Pilih uji statistik yang sesuai dan tentukan daerah kritisnya Hitunglah nilai statistik dari sampel acak ukuran n Kesimpulan : tolak H0 bila statistik tsb mempunyai nilai dalam daerah kritis ; jika tidak, terima H0.
Solusi : Akan diuji H0 : µ = 68 (µ0) vs H1 : µ Dibawah H0 :
Z
X
0
~ N 0,1
n Jika dipilih α = 5%, maka/ berarti :
PZ PZ
z z
/2
/2
| H 0benar
| H 0benar
68
Dari tabel : zα/2= z0,025 = 1,96 z hitung =
= (67 - 68) / (3,6 / 6) = 1,67
x
Karena z hitung <
z0
/
/ n
, maka H0 diterima “z hitung masuk dalam daerah penerimaan yaitu daerah diantara - zα/2 dan zα/2 ” α/2
1-α α/2
α/2 -zα/2
0
zα/2
Contoh tadi merupakan uji dua arah karena ada dua
daerah penolakan yaitu Z > zα/2 untuk µ>µ0 (kanan) dan Z < -zα/2 untuk µ<µ0 (kiri) Uji satu arah :
(i) H0 : µ=µ0 vs H1 : µ>µ0 (ii) H0 : µ=µ0 vs H1 : µ<µ0
Uji Satu Arah Rata-rata waktu yang diperlukan siswa untuk mendaftar
pada permulaan kuliah baru di suatu PT pada waktu lalu adalah 50 menit dengan simpangan baku 10 menit. Suatu cara pendaftaran baru dengan menggunakan komputer yang sedang dicobakan. Bila sampel acak dengan 12 mahasiswa membutuhkan rata-rata mendaftarkan diri 42 menit dengan simpangan baku 11,9 menit menggunakan cara baru, ujilah hipotesis bahwa rataan populasi sekarang lebih kecil dari 50 dengan menggunakan taraf keberartian 0,05 dan 0,01. Anggap populasi waktu mendaftar berdistribusi normal.
Uji Selisih Rata-rata Suatu percobaan dilakukan untuk membandingkan
keausan karena gosokan dua bahan yang dilapisi. Dua belas potong bahan 1 diuji dengan memasukkan tiap potong bahan ke dalam mesin pengukur aus. Sepuluh potong bahan 2 diuji dengan cara yang sama dan diamati. Sampel bahan 1 memberikan rata-rata keausan (setelah disandi) sebanyak 85 satuan dengan simpangan baku 4. Sedang bahan 2 rata-ratanya 81 dan simpangan baku 5. Uji hipotesis bahwa kedua jenis bahan memberikan rata-rata keausan yang sama pada taraf keberartian 0,10. Anggap kedua populasi hampir normal dengan variansi sama.
Uji tentang Sampel yang Berpasangan Lima sampel zat yang
mengandung besi diuji untuk menentukan apakah ada perbedaan kandungan besi 1 antara analisis kimia secara lab X 2,0 dengan analisis pendar flour sinar-X. Tiap sampel dibagi menjadi dua anak sampel dan Kim 2,2 kedua jenis analisis digunakan. Berikut data yang telah disandi menunjukkan kandungan besi
2
3
4
5
2,0
2,3
2,1
2,4
1,9
2,5
2,3
2,4
Uji Simpangan Baku Suatu pengusaha pembuat baterai mobil menyatakan
umur baterainya berdistribusi normal dengan simpangan baku sama dengan 0,9 tahun. Bila sampel acak sebesar 10 baterai mempunyai simpangan baku 1,2 tahun, apakah simpangan baku lebih dari 0,9 tahun? Gunakan α = 5%.
Ukuran Sampel untuk Menguji Rataan Hipotesis : H0 : µ = µ0 vs H1 : µ > µ0
dengan taraf keberartian α dan σ2 Kuasa Uji : X 0 1
P
P
Di bawah H1 :
X
Z
/ n ( 0 ) / n
X
z H1 benar z
/ n
( 0 ) ~ N (0,1) / n
0
Untuk uji satu arah : 1
P Z z
z
n
z n
n
z
2
z 2
2
Misalkan hipotesis yang diuji :
H0 : µ = 68 vs H1 : µ > 68 dengan α = 5% , bila σ = 5. Hitung ukuran sampel yang diperlukan jika kuasa uji tersebut 95% bila rataan sesungguhnya 69.
Uji tentang Proporsi Suatu pabrik mengeluarkan suatu pernyataan
bahwa 90% dari barang produksinya tidak cacat. Suatu peningkatan proses sedang dicobakan dan menurut mereka akan menurunkan proporsi yang cacat di bawah 10% yang sekarang. Dalam suatu percobaan dengan 100 barang yang dihasilkan dengan proses baru tsb ternyata ada 5 yang cacat. Apakah kenyataan ini cukup untuk menyimpulkan bahwa telah ada peningkatan proses ? Gunakan taraf keberartian 0,05.
Misalkan H0 : p = p0 vs H1 : p > p0 Jika n cukup besar dapat digunakan hampiran
normal, sehingga di bawah H0 :
Z Tolak H0 jika
Pˆ p0 p0 q0 / n
z
X
np0 ~ N (0,1) np0 q0
x np0 > zα np0 q0
Uji tentang Selisih Dua Proporsi Misalkan H0 : p1=p2 vs H1 : p1>p2 atau p1
atau p1 p2 Jika n1 dan n2 cukup besar dapat digunakan hampiran normal :
z
pˆ1 pˆ 2 pˆ qˆ (1 / n1 ) (1 / n2 )
Tolak H0 jika z jatuh di daerah kritis
Pengujian Dua Sampel Terikat dan Kedua Variansi Tidak Diketahui Jika skor postes dianggap tidak lepas dari pengaruh
pretes, artinya seseorang yang hanya menempuh postes ada kemungkinan nilainya akan lebih jelek bila orang itu tidak menempuh pretes. (Ruseffendi,1998). Simpangan baku untuk selisih antara dua buah rataan yg bergantungan :
σX
Y
σ 2X
σ 2Y
2
XY
σXσY
σX
simpangan baku dari rataan X
σY
simpangan baku dari rataan Y
XY
koef. kor. populasi dari pasangan X dan Y
sehingga nilai hampirannya :
sX
Y
s
2 X
s
2 Y
2 r s Xs Y
Statistik ujinya di bawah H0 berdistribusi normal
baku : Z
X Y ~ N (0,1) SX Y