JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
1
Penjadwalan Preventive Maintenance berdasarkan Perspektif Service Center dan Customer (Studi Kasus : Toyota Avanza) Mita Musoffa Asti, Yudha Prasetyawan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] ,
[email protected] Abstrak— Penjadwalan maintenance berkaitan erat dengan biaya service. Terdapat perbedaan antara perspektif service center dan customer terkait biaya service. Dari perspektif service center menginginkan adanya cost effective pada saat service berkala yaitu dengan mengikutsertakan kegiatan penggantian komponen, meskipun sebenarnya komponen tersebut masih reliabel untuk digunakan. Sedangkan dari perspektif customer, menginginkan agar biaya maintenance dapat ditekan seminimum mungkin (cost efficient) dengan meminimalkan jumlah penggantian komponen pada saat service dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat jadwal preventive maintenance penggantian komponen Toyota Avanza serta menghitung total biaya service berdasarkan perspektif service center dan customer. Penyusunan jadwal maintenance dimulai dari penentuan shape dan scale parameter dari umur hidup komponen, menghitung reliability komponen dan membuat algoritma jadwal penggantian komponen. Berdasarkan jadwal maintenance yang telah dibuat dari perspektif service center dan customer, terdapat perbedaan periode penggantian untuk beberapa komponen yaitu minyak rem, minyak kopling, oli transmisi, minyak power steering, oli gardan, saringan AC, kanvas rem dan ban. Hasil perhitungan total biaya service hingga periode 100.000 km, diketahui bahwa dari perspektif customer lebih mahal sebesar Rp 472.430,dibandingkan estimasi total biaya dari service center. Untuk menentukan total biaya service yang minimal skenario penggantian komponen. maka dibuatlah Berdasarkan analisis sensitivitas antara reliability dan total biaya service, diketahui bahwa reliability komponen berbanding lurus dengan biaya service. Apabila nilai reliability komponen dikehendaki tinggi maka biaya yang dikeluarkan juga akan semakin besar, begitupun sebaliknya.
Kata Kunci—Preventive Maintenance, Algoritma Penggantian Komponen, Analisis Sensitivitas.
I. PENDAHULUAN
I
NDUSTRI otomotif terutama mobil berkembang dengan pesat. Di Indonesia sendiri, terjadi peningkatan total penjualan mobil sebesar 26,91% dari tahun 2011 dengan total penjualan mobil pada tahun 2012 mencapai 1.116.000 unit [1]. Total penjualan tertinggi adalah mobil
Toyota yaitu mencapai 406.026 unit atau kurang lebih 36% dari total penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2012. Mayoritas penjualan mobil Toyota adalah jenis Avanza. Menurut data penjualan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) 2012 mencatat total penjualan Toyota Avanza sebesar 192.146 unit atau 17,2% dari total penjualan mobil di Indonesia dan menduduki peringkat 1 dari segmen Multi Purpose Vehicle (MVP). Rata-rata penjualan mobil Avanza per bulannya kurang lebih mencapai 15.000 unit [2]. Dengan semakin meningkatnya angka penjualan mobil di Indonesia maka kebutuhan akan layanan purna jual (after sales services) juga akan semakin meningkat. Juehlin, et.al mengklasifikasikan service pada industri otomotif terbagi ke dalam 3 tahapan yaitu : pre sales, sales, dan after sales [3]. Dengan semakin meningkatnya penjualan mobil, maka keberadaan jasa setelah penjualan produk (after sales service) pada industri otomotif sangatlah penting. Seperti yang diungkapkan oleh Gaiardelli, et.al (2007) bahwasannya after sales market dapat mencapai 4 atau 5 kali lebih besar daripada penjualan produk (sales product market) [4]. AUTO 2000 merupakan salah satu service center yang melayani jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota dimana manajemennya ditangani penuh oleh PT Astra International Tbk. Saat ini AUTO2000 merupakan main dealer Toyota yang menguasai antara 70-80 % dari total penjualan Toyota. Terdapat 145 cabang yang mewakili penjualan AUTO2000 di seluruh Indonesia termasuk di Surabaya [5].
Saat ini, service tidak semata-mata dilihat sebagai “black box” tetapi sebagai bagian dari desain aktivitas bisnis [6]. Service center mengetahui rincian biaya service meliputi biaya penggantian dan jasa service serta parameter/uji komponen untuk mengetahui apakah suatu komponen harus diganti diperbaiki atau masih bisa digunakan. Seperti yang diungkapkan oleh Wu (2011) level dari preventive maintenance untuk perbaikan maupun penggantian komponen pada saat dilakukan service, hanya diketahui oleh service center [7]. Sedangkan customer hanya mengetahui biaya service yang harus dikeluarkan meliputi biaya penggantian komponen dan jasa service. Dengan demikian terdapat perbedaan pengetahuan (knowledge gap) antara service center dan customer. Secara umum output yang diharapkan oleh service center dan customer dari kegiatan service berkala adalah
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
2
berfungsinya mobil secara optimal (mobil tidak megalami kerusakan) hingga interval service berikutnya dilakukan. Kegiatan service ini berkaitan dengan biaya service dimana dari perspektif service center, menginginkan adanya cost effective yaitu dengan mengikutsertakan kegiatan penggantian komponen pada saat service berkala, meskipun sebenarnya komponen tersebut masih reliabel atau bisa digunakan (belum mencapai batas umur hidupnya). Dari perspektif customer, penggantian komponen yang dilakukan saat komponen masih bisa digunakan merupakan suatu kerugian karena biaya service yang dikeluarkan pada periode tersebut akan lebih banyak. Customer tentunya menginginkan agar biaya maintenance dapat ditekan seminimum mungkin dengan mengoptimalkan umur penggunaan komponen mengingat adanya limited budget (dana yang terbatas) yang dimiliki oleh customer. Dengan adanya perbedaan tujuan/hal yang ingin dicapai serta adanya perbedaan pengetahuan (knowledge gap) dari kegiatan service mobil antara service center dan customer, maka perlu dilakukan penjadwalan preventive maintenance berdasarkan perspektif service center dan customer. Auto2000 Jemursari merupakan salah satu dari 8 cabang Auto2000 yang berada di Surabaya. Mayoritas penjualan mobil Toyota di AUTO2000 Jemursari pada tahun 2012 adalah merek Avanza dengan total penjualan mencapai 52,32% dari total penjualan mobil Toyota dengan rata-rata 75 unit terjual tiap bulannya. Selain melayani kegiatan penjualan (sales), Auto2000 juga memberikan layanan after sales. Patton J. (1980) menyatakan after sales services merupakan suatu layanan pendukung produk yang bertujuan untuk membuat produk dapat bekerja dengan wajar untuk jangka waktu yang lama [8]. Beberapa layanan after sales yang ditawarkan oleh Auto2000 dianatranya Toyota Home Services (THS), work in service meliputi booking dan non booking serta express maintenance. Rata-rata UE per bulannya dari AUTO2000 Jemursari pada tahun 2012 untuk work in sebesar 1332 dan THS sebesar 282 dimana 50-60% dari total UE perbulannya adalah Toyota Avanza yaitu sekitar 600-800 unit. Jika dibandingkan dengan unit sales Avanza, maka unit entry service dari Toyota Avanza dapat mencapai 9 kali lebih besar daripada unit sales Avanza. Untuk membuat jadwal maintenance mobil maka terlebih dahulu perlu mengidentifikasi susunan komponen mobil (block diagram). Susunan komponen (block diagram) digunakan untuk melihat hubungan seri-paralel antara komponen pembangun produk.
Secara garis besar, komponen Toyota Avanza terdiri dari dua fungsi yaitu engine dan chasis & body. Kedua fungsi utama Toyota Avanza yaitu engine dan chasis & body ini tersusun secara seri atau bersifat dependen yang artinya ketika engine rusak maka fungsi chasis & body tidak dapat berjalan begitupun sebaliknya. Reliability sistem (Toyota Avanza) itu sendiri dibangun dari komponen penyusun sistem secara keseluruhan sehingga block diagram sistem merupakan gabungan antara komponen penyusun fungsi engine dan chasis & body. Engine berfungsi sebagai motor penggerak dimana di dalamnya terdapat beberapa sistem yaitu sistem pengapian, sistem pembakaran dan emisi kontrol, sistem pelumasan, sistem pendinginan dan sistem pengisian. Struktur dari engine (mesin) beserta sistem yang membangunnya ditunjukkan pada gambar-1 :
Gambar 1. Sruktur Engine dan Sistem Pembangunnya
Chasis & body berfungsi membentuk kerangka/bentuk mobil yang terdiri dari sistem penggerak, sistem rem, sistem penerangan (lampu), dan sistem lainnya. Struktur chasis & body beserta sistem pembangunnya ditunjukkan pada gambar 2: Gambar 2. Sruktur Chasis & Body dan Sistem Pembangunnya
Dari masing-masing sistem pembangun fungsi engine serta chasis & body yang ditunjukkan pada gambar 1 dan 2, di dalamnya terdapat beberapa komponen penyusun sistem. Berikut ini merupakan gambar block diagram
Toyota Avanza untuk fungsi engine serta chasis & body dengan komponen penyusun yang ditunjukkan pada gambar 3 dan 4 :
Gambar 3. Block Diagram Fungsi Engine
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
3
Gambar 4. Block Diagram Fungsi Chasis & Body
Kegiatan service tidak hanya menjadi kepentingan bagi service center sebagai aktivitas bisnis namun juga bagi customer sebagai pegguna mobil (penerima jasa). Untuk mengetahui anggaran dana (budget) yang dimiliki oleh customer , maka dilakukan penyebaran kuisioner kepada 100 responden. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner, customer terbagi ke dalam 2 golongan dalam hal pembiayaan service hingga periode 100.000 km. Pertama, golongan menengah ke atas dengan estimasi total anggaran dana sebesar Rp 30.000.000,- . Kedua, golongan menengah ke bawah estimasi total anggaran dana Rp 15.000.000,-. Estimasi total biaya yaitu Rp 15.000.000 dan Rp 30.000.000 nantinya akan dijadikan sebagai pembanding antara realisasi total biaya service yang dikeluarkan oleh customer dengan estimasi anggaran dana (budget) yang dimiliki apakah sesuai atau tidak.
4. Penentuan Jadwal Penggantian Komponen Berdasarkan algoritma jadwal penggantian maka selanjutnya dibuat jadwal penggantian untuk tiap komponen baik dari perspektif service center maupun customer. 5. Perhitungan Total Biaya Service Berdasarkan jadwal penggantian komponen maka dapat dihitung total biaya service baik dari perspektif service center maupun customer. 6. Skenario Penggantian Komponen Untuk menemukan total biaya service yang minimal (mendekati dengan estimasi dari service center) maka dibuatlah skenario jadwal penggantian komponen. 7. Analisis Sensitivitas antara Total Biaya Service dengan Reliability Tahap terakhir pada metodolgi penelitian ini adalah melakukan analisis sensitivitas antara total biaya service dengan reliability.
II. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini dibagi ke dalam 7 tahapan yaitu sebagai berikut : 1. Penggambaran Blok Diagram Komponen Langkah awal dilakukan dengan penggambaran block diagram untuk mengetahui susunan seri-paralel dari suatu komponen. 2. Perhitungan Reliability Komponen Perhitungan reliability dilakukan untuk mengetahui pada periode berapa suatu komponen harus diganti.Pada perhitungan reliability ini diperlukan input parameter kerusakan komponen (etha dan beta) yang diperoleh dari hasil fitting distribusi menggunakan weibull++6. 3. Pengembangan Algoritma Jadwal Penggantian Komponen Setelah diketahui nilai reliability dari tiap komponen, maka dapat diketahui pada periode berapa suatu komponen harus diganti. Selanjutnya dikembangkan algoritma jadwal penggantian komponen.
III. URAIAN PENELITIAN A. Perhitungan Reliability Komponen Pada perhitungan reliability, diperlukan parameter etha (η) dan beta (β) dari tiap komponen yaitu berupa data TTF (Time To Failure). Terdapat dua data TTF yaitu berdasarkan data historis dan sesuai jadwal service berkala. Nilai etha dan beta untuk tiap komponen diperoleh berdasarkan hasil fitting distribusi dengan software weibull ++6. Setelah diketahui parameter etha dan beta kemudian dilakukan perhitungan reliability komponen dengan rumus weibull 2 parameter yaitu sebagai berikut [9]: ܴሺݐሻ = ݁
ഁ ആ
ିቀ ቁ
(1)
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6
4
Dimana : e = 2.718281 t = periode (km) β = nilai betha komponen η = nilai etha komponen Untuk mengetahui pada periode berapa suatu komponen harus diganti maka perlu mengetahui batas nilai minimal reliability komponen yang ditentukan oleh manufacturer. Hasil perhitungan reliability berdasarkan jadwal service berkala diketahui bahwa batas minimal reliability komponen (R*) adalah 0,3679 sehingga ketika suatu komponen nilai reliability-nya ≤ 0,3679 maka pada periode tersebut harus diganti. B. Pengembangan Agoritma Penggantian Komponen Tujuan dari pengembangan algoritma ini adalah memilih alternatif penjadwalan penggantian yang optimal dimana dapat meminimalkan total biaya service yang dikeluarkan oleh customer. Pengembangan algoritma ini mengacu pada algoritma penjadwalan yang dikembangkan oleh Prasetyawan, Yudha (2011) yaitu penjadwalan dengan ekspektasi fungsi keandalan [10]. Berikut ini merupakan algoritma penjadwalan penggantian komponen mobil yang ditunjukkan pada gambar 5 :
Gambar 5. Algoritma Jadwal Penggantian Komponen (lanjutan)
C. Penentuan Jadwal Penggantian Komponen Setelah dilakukan perhitungan reliability tiap komponen, maka selanjutnya dapat dibuat estimsi waktu/periode penggantian untuk tiap komponen. Berikut ini merupakan jadwal penggantian komponen berdasarkan perspektif service center yang ditunjukkan pada tabel 1 : Tabel 1 Jadwal Penggantian Komponen berdasarkan Perspektif Service Center
Gambar 5. Algoritma Jadwal Penggantian Komponen
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6 Tabel 1 Jadwal Penggantian Komponen berdasarkan Perspektif Service Center (lanjutan)
Keterangan : P = Pemakaian/Penggunaan G= Ganti/Penggantian Berikut ini merupakan jadwal penggantian komponen berdasarkan perspektif service center yang ditunjukkan pada tabel 2 : Tabel 2 Jadwal Penggantian Komponen berdasarkan Perspektif Customer
Tabel 7 Jadwal Penggantian Komponen berdasarkan Perspektif Customer (lanjutan)
5 dilakukan dengan menjumlahkan biaya penggantian komponen untuk tiap periode service yang ditandai dengan huruf “G”. Berdasarkan hasil perhitungan total biaya service, terdapat selisih sebesar Rp 472.430,- antara perhitungan total biaya service hingga 100.000 km dari perspektif customer dan service center. Hal ini dikarenakan pada perhitungan total biaya service dari perspektif customer terdapat penggantian komponen yang dilakukan diluar interval service berkala seperti minyak kopling, minyak rem, oli transmisi, kanvs rem dan saringan AC. Adanya beberapa komponen yang diganti di luar interval service berkala ini membuat customer harus membayar jasa penggantian untuk tiap komponen yang diganti. Sehingga total biaya service akan lebih mahal apabila customer melakukan penggantian diluar periode service berkala. E. Skenario Penggantian Komponen Skenario jadwal penggantian yang dibuat adalah untuk komponen yang diganti diluar periode service berkala. Skenario yang dibuat adalah dengan memajukan dan mengundur jadwal penggantian komponen yang sebelumnya diganti pada periode diluar service berkala sehingga jadwal penggantiannya terletak pada periode service berkala. Pada skenario-1 ini, komponen yang jadwal penggantiannya diluar periode service berkala ini dimajukan waktu penggantiannya. Seperti contohnya untuk komponen minyak kopling, minyak rem dan oli transmisi yang sebelumnya diganti pada periode 45.000 km dimajukan waktu penggantiannya menjadi 40.000 km. Sedangkan pada skenario-2, komponen yang jadwal penggantiannya diluar periode service berkala diundur waktu penggantiannya. Komponen yang bisa diundur waktu penggantiannya adalah kanvas rem. Berdasarkan perbandingan total biaya antara kondisi eksisting dengan skenario yang dibuat, diketahui bahwa total biaya service hingga 100.000 km akan lebih ekonomis apabila penggantian komponen dilakukan pada interval service berkala seperti yang direkomendasikan oleh service center. F. Analisis Sensitivitas antara Total Biaya Service dengan Reliability Pada analisis sensitivitas ini digunakan komponen kanvas rem sebagai variabel reliability karena berdasarkan perhitungan reliability, komponen ini memungkinkan untuk ditunda maupun dimajukan waktu penggantiannya. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, diketahui bahwa seiring penurunan nilai reliability komponen karena pemakaian, maka total biaya service yang dikeluarkan juga akan semakin meningkat. Ketika kanvas rem diganti, reliability-nya akan kembali tinggi dan secara kumulatif total biaya service akan semakin tinggi. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Keterangan : P = Pemakaian/Penggunaan G= Ganti/Penggantian D. Perhitungan Total Biaya Service Berdasarkan hasil jadwal penggantian komponen pada tabel 1 dan 2, selanjutnya dapat dihitung total biaya service untuk tiap periode service. Perhitungan total biaya service
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Pada penelitian telah dibuat jadwal maintenance untuk komponen yang mengalami penggantian dari perspektif service center dan customer. Jadwal penggantian komponen ini dibuat berdasarkan target minimal reliability untuk tiap komponen yaitu sebesar 0,3679. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari segi total biaya service antara service center dan customer. Total
JURNAL TEKNIK, (2013) 1-6 biaya service hingga periode 100.000 km berdasarkan jadwal penggantian dari perspektif service center adalah sebesar Rp 15.593.360,- untuk Avanza matic dan Rp 14.393.360,- untuk Avanza manual. Sedangkan total biaya service hingga periode 100.000 km berdasarkan jadwal penggantian dari perspektif customer adalah sebesar Rp 16.065.790,- untuk Avanza matic dan Rp 14.865.790,- untuk Avanza manual. 3. Hasil analisis sensitivitas antara reliability dan total biaya service dengan beberapa skenario penggantian kanvas rem, diketahui bahwa reliability komponen lebih sensitif terhadap perbedaan periode penggantian kanvas rem dibandingkan reliability sistem rem, fungsi chasis & body serta reliability mobil. Sedangkan kumulatif total biaya service sensitif terhadap penggantian komponen yang dilakukan diluar periode service berkala.
6 DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Adapun pemberian saran/rekomendasi sebagai perbaikan dan pengembangan penelitian Tugas Akhir berikutnya adalah: 1. Pendekatan yang digunakan untuk mencari data historis kerusakan komponen sebaiknya terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu data historis kerusakan untuk customer yang selalu atau sering melakukan service dengan tepat waktu dan data historis kerusakan untuk customer yang jarang atau tidak pernah tepat waktu dalam melakukan service berkala. Sehingga hasil perhitungan reliability maupun total biaya service dapat lebih efektif dalam merepresentasikan kebiasaan (behavior) customer dalam melakukan service. 2. Melakukan update biaya service, baik untuk biaya penggantian komponen, jasa service berkala maupun jasa penggantian komponen diluar periode service berkala karena biaya service ini tentu akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Mita Musoffa Asti sangat bersyukur atas perlindungan Allah SWT dalam segala kesehatan dan kehidupan. Juga tidak lupa terima kasih kepada kedua orang tua Bapak Abadi dan Ibu Sujinawati (alm.) atas limpahan kasih sayang dan doa yang tulus tiada henti. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing dan Pak Rico selaku pembimbing perusahaan yang dengan sangat sabar memberikan arahan dan nasihat selama pengerjaan Tugas Akhir. Keluarga Besar Lab. Sistem Manufaktur JTI ITS yang memberikan dukungan dan fasilitas. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan dan dukungan dalam penyelesaian penelitian Tugas Akhir ini.
Kompas. (2012, January 4). Kompas.com. Diambil kembali dari Kompas Otomotif : http://otomotif.kompas.com/read/2012/01/04/306/Penjualan.Mobil.20 11.Sudah.Mencapai.893.420.unit. Amri, A. B. (2013, January 15). Berita Industri. Diambil kembali dari Berita Industri Otomotif: http://industri.kontan.co.id/news/inidaftar-20-mobil-terlaris-di-2012/2013/01/15BPS. 2011. Juehlin, E., Torney, M., Hermann, C., & Droeder, K. (2010). Integration of Automotive Service and Technology Strategies. CIRP Journal of Manufacturing Science and Technology, III, 1-9 Gaiardelli, P., Saccani, N., & Songini, L. (2007). Performance measurement of the after-sales service network—Evidence from the AUTOmotive industry. Computers in Industry, 1. Auto2000,. (2013, January 7).Sekilas AUTO2000. Retrieved January 7, 2013, from Sekilas AUTO2000: http://livebeta.auto2000.co.id/page/sekilas_auto2000 Juehlin, E., Torney, M., Hermann, C., & Droeder, K. (2010). Integration of Automotive Service and Technology Strategies. CIRP Journal of Manufacturing Science and Technology, III, 1-9 Wu, S. (2011). Assessing Maintenance Contracts when Preventive Maintenance is Outsourced. Reliability Engineering and System
Safety, 66-72. Patton, J. (1980). Maintainability and Maintenance Management. North Carolina-USA: The Instrument Society of America. [9] Lewis, E. (1987). Introduction to Reliability Engineering. Canada: John Wiley & Sons. [10] Prasetyawan, Yudha, (2011), “Penjadwalan Pemeliharaan Sederhana Berdasarkan Prinsip Preventive Maintenance”, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri XV, Teknik Industri ITS, Surabaya. [8]