PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL KELAS I SDN 14 SIMANGAMBAT KEC. SIABU - MADINA Roswati Rambe Guru SDN No. 014 Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Surel:
[email protected] Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca awal dan aktivitas siswa pada kelas I SD Negeri 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal melalui penggunaan media gambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Populasi penelitian seluruh siswa setiap kelas I yang berjumlah 23 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan berupa tes dan lembar observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada siklus I diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa 64,0% dan skor nilai ketuntasan kelas 55,6% dengan nilai terendah 50 dan nilai terbaik 90. Sedangkan pada siklus II diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100% dan skor nilai ketuntasan kelas 87,1% dengan nilai terendah 70 dan nilai terbaik 90. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 62,16%, sedangakan pada siklus II sebesar 74,48%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 12,32% melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran di kelas. Kata Kunci: Kemampuan, Membaca Awal, Aktivitas Siswa, Media Gambar. Abstract. The purpose of this study is to improve the ability of early reading and student activities in class I SD Negeri 014 Simangambat, Mandailing Natal distric through the use of picture media. This study is a classroom action research. The research population of all students in each class I is 23 students. Data collection tool used the form of test and observation sheet. Data analysis technique is done descriptively and percentage. The results showed that, in the first cycle obtained by the percentage of students' mastery of 64.0% and grade score of 55.6% with the lowest score 50 and the best value 90. While in cycle II obtained 100% student completeness percentage and score score Mastery class 87.1% with the lowest score 70 and the best value 90. The results of student activity observation on the first cycle of 62.16%, while in the second cycle of 74.48%. This means that there is an increase in student activity from cycle I to cycle II of 12.32% through the use of picture media in classroom learning. Keywords: Ability, Preliminary Reading, Student Activitie, Picture Media
Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
28
PENDAHULUAN Kemampuan membaca harus segera dikuasai siswa di sekorah dasar karena keterampailan tersebut secara langsung berkorelasi erat dengan seluruh proses pembelajaran di dalam kelas, keberhasilan proses belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh tingkat penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak memiliki kemampuan membaca (tidak mampu membaca) dengan baik akan mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran semua mata pelajaran. Mereka tentu mengalami kesulitan dan memaknai informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan pendukung dan sumbersumber belajar tertulis yang lain, hal ini berdampak pada keterlambatan belajar siswa dibandingkan dengan teman-teman mereka yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Dengan demikian keterampiran membaca merupakan dasar bagi siswa untuk mempelajari berbagai keterampilan lain. Tanpa meliliki kemampuan membaca baik siswa diyakini akan mengalami berbagai kesulitan untuk mempelajari semua mata pelajaran yang ada di sekolah. Pada test awal dengan materi pelajaran tentang membaca awal diperoleh nilai belajar siswa rendah, diketahui dari nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 40 dengan rata-rata nilai 59,8. Dan 76,0% nilai siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai kurang (rentang 50 – 69) sebanyak 18 siswa atau 72,0% dan 1 siswa atau 4,0% memperoleh nilai sangat kurang (rentang <50). Berdasarkan prinsip belajar tuntas, pembelajaran dikatan berhasil apabila 75% - 100% menguasai materi yang di ajarkan. Pada data tersebut siswa yang menguasai materi baru mencapai 57,1% sehingga dalam pembelajaran membca awal dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
refleksi penulis terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran membaca awal belum menggunakan media. Jika hal demikian terus berlangsung maka keterampilan siswa membaca awal tidak berkembang. Dan akan berpengaruh pada hasil belajar Bahasa Indonesia secara keseluruhan. Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah dapat mencapai KKM (>70) yang telah ditentukan untuk tiap-tiap kompetensi dasar. Pada pembelajaran membaca awal kemampuan siswa masih perlu ditingkatkan menggunakan media yang sesuai. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh minat dan aktivitas belajar siswa yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan lembar observasi yang peneliti laksanakan di SD Negeri No. 014 Simangambat, dimana pada saat proses belajar mengajar berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. Pola pembelajaran yang seperti ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Dari permasalahan diatas penelitian ini dibatasi pada masalah: (1) Apakah ada peningkatan hasil belajar membaca awal siswa melalui penerapan media gambar di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat? (2) Apakah ada peningkatan aktivitas belajar membaca awal siswa melalui media gambar di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat? METODOLOGI PENELITIAN Waktu yang digunakan dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini selama 4 bulan, yaitu dari bulan Januari – April 2016. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No. 014 Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Peneliti memutuskan untuk memilih lokasi ini dikarenakan beberapa hal, diantaranya Peneliti mengajar di sekolah tersebut 29
sehingga memudahkan Peneliti untuk mengumpulkan data, menghemat waktu serta biaya. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Kecamatan Siabu yang berjumlah 25 siswa. Laki-laki 12 orang, perempuan 13 orang. Untuk memperoleh data yang diperlukan, diberikan tes kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pretest dan postest. Test yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu mengetahi kemampuan awal membaca. Pemberian tes awal kepada siswa adalah sebagai acuan dalam membagi siswa kedalam kelompokkelompok belajar agar setiap kelompok memiliki anggota yang berbeda kemampuannya. Tes awal ini diberikan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Dalam pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung, juga dibantu oleh observer yaitu guru di sekolah tersebut. Adapun perannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian pembelajaran. Lembar observasi terhadap kegiatan pembelajaran tesebut ditujukan kepada aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dan siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data-data yang diperoleh dicatat dalam suatu catatan observasi untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan persentase. Analisis deskriftif digunakan untuk menggambarkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan adanya perbaikan peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
sebelumnya. Data yang dikumpulkan berdasarkan analisis data : (a) Menghitung Nilai Mean (Rata-Rata) Untuk menghitung mean untuk setiap data digunakan rumus:
X
X N
Keterangan: X = rata-rata yang dicari (dihitung) X = Jumlah nilai N= Jumlah peserta tes (b) Menghitung Persentase Aktivitas Siswa (Ketuntasan Belajar): Persentase siswa yang telah mencapai daya serap lebih dari 70% secara klasikal dapat dirumuskan : D
X x 100% N
Keterangan : D : Persentase siswa yang mencapai KKM X: Jumlah siswa yang mencapai KKM N: Jumlah siswa (c) Menghitung Persentase Skor Ketuntasan Kelas: Persentase penilaian kriteria ketuntasan belajar kelas dapat digunakan rumus:
Persentase
Skor Ketuntasan
Skor yang terendah Skor maksimal
Kelas
x 100 %
Menurut Arikunto (2006), secara garis besar ada empat tahapan penelitian tindakan kelas, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Pada kegiatan perencanaan, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lengkap dengan instrumen yang diperlukan agar tindakan 30
yang dilakukan sesuai dengan tujuan. Instrumen adalah lembar observasi, lembar penilaian, dan gambar. Lembar observasi siswa untuk mengamati bagian kegiatan siswa dalam pelajaran membaca awal. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru atau peneliti melakukan aprepsi dengan tanyak jawab seputar membaca awal yang pernah ditulis dan di baca siswa. Pada pertemuan pertama, guru/peneliti memberi penjelasan materi tentang membaca awal, kemudian memberi tugas secara berkelompok kepada siswa untuk membaca awal. Selanjutnya tanyak jawab tentang hubungan gambar dengan membaca awal dan kemudian dilanjutkan membaca awal berdasarkan yang digambar di papan tulis. Pada pertemuan kedua, guru memeberi tugas individu untuk membaca awal berdasarkan gambar yang sama dengan memberi kata-kata kunci sesuai dengan gambar. Waktu luang disediakan sama yaitu 30 menit. Pada saat melakukan tindakan penelitian bantuan teman sejabatan untuk menjadi observer. Selama pembelajaran berlangsung observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa sebagai berikut : (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung, (2) tanggapan siswa terhadap bahan ajar/gambar/kartu huruf, (3) esan siswa terhadap alat peraga dan permainan bahasa (4) kemampuan siswa dalam melalui kalimat pertama berdasarkan gambar, (5) target pencapaian jumlah huruf dalam 10 menit pertama, (6) kemampuan siswa mengenali huruf dan kesesuaian sebutannya, (7) kemamapuan siswa menyebutkan huruf didalam kartu huruf/bahasa, (8) kemampuan siswa dalam menyusun huruf-huruf dalam bahasa yang utuh, (9) kesan akhir siswa terhadap materi ajar yang telah berlangsung dan (10) kemauan siswa untuk merespon pertanyaan guru. Observer juga mengamati dan mencatat semua yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
Observer menilai tugas individu sesuai dengan instrumen yang telah dipersiapkan. Setelah kegiatan inti, penelitian melakukan refleksi untuk mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan media gambar (kartu kata/bahasa) meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa. Selain itu juga mencari solusi atas hambatan-hambatan yang muncul untuk perbaikan pada kegiatan siklus kedua. Pada Siklus II. Penelitian memuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang baru menggunakan media gambar (kartu kata/bahasa) disertai dengan kata-kata kunci. Hal ini dimaksudkan dengan pengalaman pada tindakan pertama, membaca awal disertai kata untuk menuntun alur berpikir siswa, maka pada tindakan pertama kedua siswa diberikan materi dengan kesulitan yang lebih tinggi yaitu menulis berdasarkan gambar tanpa kata-kata kunci. Hal ini dimaksud agar krativitas siswa meningkat. Pada kegiatan awal guru atau peneliti melakukan apersepsi dengan tanya jawab seputar hasil tulisan pada siklus 1. Pada kegiatan inti, dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media. Pada pertemuan pertama, guru/peneliti memberi tugas secara individu kepada siswa untuk menulis kata-kata kunci berdasarkan objek gambar. Pada pertemuan kedua guru memfasilitas gambar huruf kepada dan siswa mencermati gambar tersebut.. Saat melakukan tindakan, peneliti tetap meminta bantuan teman sejawat dari guru bahasa indonesia untuk observer melakukan pengamatan terhadap semua siswa, sebagai berikut : (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung, (2) tanggapan siswa terhadap bahan ajar, (3) kesan siswa terhadap gambar, (4) kemampuan siswa dalam memulai mengenal huruf berdasarkan gambar, (5) target pencapaian jumlah huruf/kalimat dalam 10 menit pertama, (6) kesesuaian huruf dengan dengan gambar. 31
(7) kemampuan siswa menulis (menebalkan) huruf, (8) kemampuan siswa dalam membaca awal yang utuh, (9) kesan akhir siswa terhadap materi ajar yang telah berlangsung, dan (10) kemauan siswa untuk merespon pertanyaan guru. Observer juga mengamati dan mencatat semua yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Observer menilai tugas individu sesuai dengan instrumen yang telah dipersiapkan. Setelah melakukan tindakan peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa. Dan mencatat hambatan-hambatan yang muncul untuk perbaikan pada perbaikan pembelajaran selanjutnya. Direncanakan penelitian hanya 2 siklus. HASIL PENELITIAN Pada kondisi awal pembelajaran (pra-siklus) siswa memperoleh nilai yang kurang memuaskan, dimana siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 59,8 dan ada 19 orang atau sekitar 76,0% siswa mempunyai nilai kategori kurang (tidak tuntas) dari 25 orang. Ini berarti lebih dari setengahnya siswa mengalami ketidaktuntasan dalam belajar. sehingga guru yang bersangkutan akan berusaha melakukan remedial yang terus menerus terhadap siswa yang belum tuntas tersebut. Sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan guru terhadap kajian bahasa Indonesia menjadi dua kali yakni, secara reguler dan remedial. Jika pembelajaran tersebut dipertahankan maka dengan sendirinya guru akan membutukan waktu lebih banyak dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, ada siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Melihat kondisi tersebut, maka diupayakan kepada guru untuk lebih meningkatkan nilai siswa, salah satunya dengan penggunaan atau pemanfaatan alat Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
peraga sesuai dengan materi yang diajarkan. Kemudian didukung oleh metode pembelajaran yang lebih aktif melibatkan siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan di kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Maret 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan Pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 18 Maret 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru sebagai kolaborator, antara lain: 1) Peneliti mengusulkan model pembelajaran menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran yaitu belajar berdasarkan masalah dengan tujuan untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian dan percaya diri, 2) Peneliti menyamakan pokok bahasan membaca awal yang akan dibahas dengan guru untuk penelitian yang dilakukan, 3) Peneliti merumuskan indikator penelitian, Instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. 4) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Tahap-tahap perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) Membuat data keadaan siswa kelas sebelum penelitian. (2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dengan pokok bahasan Membaca awal. (3) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dengan model pembelajaran menggunakan media gambar dan responsden guru. (4) Membuat instrumen tes siswa dan jawaban siklus I. Gambaran umum pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan menghadirkan gambar peraga sesuai materi, kemudian menugaskan siswa menerangkan materi tentang membaca 32
awal ke depan kelas dan selanjutnya siswa mencoba mendiskusikan tugas. Guru berkeliling untuk memeriksa kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. kemudian guru menganalisis jumlah siswa yang benar mengerjakan ternyata sebagian siswa hampir bisa. Selanjutnya peneliti menunjuk beberapa orang anak maju kedepan kelas untuk menunjukkan atau menjawab soal yang ditulis oleh guru seputar pokok bahasan membaca awal. Guru juga memberikan soal secara individual dengan soal yang berbeda, dan hasilnya sangat baik tetapi masih ada yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Pertemuan pertama, dilakukan dengan cara: 1) diawali dengan ide-ide berupa harapan-harapan yang ingin dicapai dalam perbaikan pembelajaran, mengukur sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran dengan mengadakan pre-tes berupa pertanyaan yang merangsang siswa pada materi yang akan disampaikan. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. 3) Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. 4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, 5) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 6) Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Pertemuan Kedua, dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa, 2) Guru menjelaskan kembali garis-garis besar dari materi yang sudah dipelajari sebelumnya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
terhadap materi tersebut. 3) Guru mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari kemudian siswa mendengarkan dan menganalisis serta memikirkan apa yang disampaikan guru. 4) Guru memotivasi siswa agar tetap pada aktivitasnya dalam mempelajari materi dan siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru sehingga pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. 5) Guru memberikan soal siklus I, siswa mengerjakan soal dengan antusias, tapi ada juga beberapa siswa yang melihat jawaban dari siswa lain serta ada juga siswa yang ribut. Guru memberikan tegoran yang baik sehingga siswa tersebut kembali mengerjakan latihan soal degan sendiri tanpa mengeluarkan suara (ribut). 6) Guru mengumpulkan soal siklus I. 7) Guru menutup pelajaran dengan memberi salam dan memberikan arahan kepada siswa dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar lebih semangat lagi dalam pertemuan berikutnya. Berdasarkan hasil test belajar Bahasa Indonesia di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat pada siklus I dapat digambarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Tes Siswa Di Siklus I No 1 2 3
Skor Nilai 90 – 100 80 – 89 70 – 74
4
50 – 69
5
< 49
Katego ri Nilai Baik Sekali
Jumla Persenh tase 2 – 4,00% Orang Tunt – – Baik as Tunt 14 56,00 Cukup as Orang % Tida k 10 40,00 Kurang Tunt Orang % as Sangat – – – Kurang Ket
Gambaran hasil test belajar siswa Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal Tahun 33
Pelajaran 2015/2016 pada siklus I dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
16
70%
14
60% 50%
14
60% 48,0%
50%
10%
9 Org
10%
12,0% 0,0%
2
0
1 Org
2
0 Org
0 Org
0
Aktif
3 Org
4 Org
4
0,00% Sangat
4
4,0%
16,00%
0%
6
20%
6
20%
8
30%
8
30%
10
36,0%
40%
12 Org
12
9 Org
10
36,00%
40%
12 Org
12
48,00%
Aktif
Cukup
Kurang
Tidak
Sangat
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Tidak Aktif Aktif
0 Org
0
0% Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sekali
Sangat
Baik
Kurang
Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
Grafik 1. Rekapitulasi Persentase Dan Perolehan Nilai Test Siswa Pada Siklus I Selama pembelajaran peneliti mengamati dan mencatat aktifitas guru sebagai pengajar serta aktifitas siswa dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dengan model pembelajaran menggunakan media gambar masih tergolong cukup aktif 62,2% (sedang). Pengukuran nilai keaktifan belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat pada siklus I selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Observasi Nil ai 5 4 3 2 1
Kategori Aktivitas Siswa Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
Ket
Jumla h
SA
–
A CA KA TA
4 Orang 12 Orang 9 Orang –
Persentase – 16,00 % 48,00 % 36,00 % –
Gambaran hasil observasi aktivitas siswa kelas I SD No. 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siklus I dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
Grafik 2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih tergolong sedang atau cukup aktif. Adapun hasil observasi aktivitas guru selama siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Observasi Kinerja Guru Di Siklus I Jumlah No Indikator Nilai 1 Pembukaan 8 Keterampilan membuka 2 8 mata pelajaran 3 Penyajian materi 8 4 Strategi pembelajaran 6 Pemanfaatan media 5 6 pembelajaran 6 Pengelolaan kelas 8 7 Penilaian pembelajaran 10 Keterampilan menutup 8 6 pelajaran Sikap guru selama 9 8 pembelajaran Efisiensi penggunaan 10 8 waktu Jumlah 76 Kategorisasi nilai hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I, seperti tabel berikut:
34
Tabel 4. Kategori Nilai Observasi Kinerja Guru Di Siklus I Kategori No Skor Nilai Keterangan Nilai Baik Sangat 1 85 – 100 Sekali Aktif 2 75 – 84 Baik Aktif 3 65 – 74 Cukup Cukup Aktif Kurang 4 45 – 64 Kurang Aktif Sangat 5 < 44 Tidak Aktif Kurang Semua temuan yang ada pada lembar observasi didiskusikan. Hasilnya dapat digunakan sebagai pedoman pada siklus berikutnya. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada Siklus II. Data yang diperoleh melalui nilai test dan observasi di analisa untuk kemudian dijadikan sebagai perencaan ulang pada siklus II. Analisa data hasil tindakan dan obeservasi pada siklus I tersebut diperoleh resume dan data sebagai berikut: (1). Hasil belajar kemampuan awal membaca siswa pada siklus I masih kategori cukup, hal ini dapat dilihat dari KKM siswa sebesar 64,0% dengan rata-rata nilai kelas 67,20. Siswa yang tuntas ada sebanyak 16 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 9. Sedangkan skor KKM kelas 55,6% atau kategori cukup, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90. (2). Aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah pada siklus I, hal ini dilihat dengan presentase aktivitas siswa dengan rata-rata 62,16 atau termasuk kategori kurang aktif. Dimana sebanyak, 16,00% kategori aktif; 48,00% kategori cukup aktif dan 36,00% kategori kurang aktif (3). Aktivitas guru sudah tergolong aktif, hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru pada siklus I sebesar 76%. Untuk memperbaiki hasil belajar yang lebih baik lagi, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
perencanaan sebagai berikut: a) Memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan membacanya, b) lebih intensif membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca serta menggali potensi keaktifan belajar siswa dalam belajar, c) menggali potensi kognitif (pengetahuan) siswa khusus dalam memahami dan menggabungkan huruf. Penelitian Siklus II ini dilakukan di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal Tahun Pelajaran 2015/2016. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 April 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan Pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 8 April 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru sebagai kolaborator, hal-hal yang didiskusikan antara lain: 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas. 2) Guru membantu siswa mengenal dan menggabungkan huruf, 3) Guru menunjukkan dan menjelaskan bagian membaca awal. 4) Guru menyuruh siswa untuk menunjukkan membaca awal. 5) Guru mengaplikasikan materi dengan kehidupan sehari-hari (menunjukkan gambar huruf) dan menanyakan kembali materi yang diberikan kepada siswa, 6) Guru memberi pujian agar siswa lebih semangat dalam belajar, dan 7) Kesimpulan/penutup. Tahap-tahap perencanaan tindakan kelas meliputi kegiatan hal-hal sebagai berikut: 1) Membuat silabus dan RPP siklus II dengan pokok bahasan alat pernapasan pada hewan, 2) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dengan model pembelajaran menggunakan media gambar dan responsden guru. 3) Membuat instrumen tes belajar siswa dan jawaban siklus II. Pada pelaksanaan kegiatan ini peneliti mengamati proses pelaksanaan 35
pembelajaran yang dilakukan siswa, penulis membentuk kelompok untuk mencoba memahami materi dan soal pokok bahasan membaca awal. Guru memeriksa kelompok siswa yang mengalami kesulitan. Setelah selesai penulis menganalisis jumlah siswa yang benar mengerjakan tugas. Setelah selesai guru menugaskan siswa mengerjakan tugas secara berkelompok, kemudian perwakilan kelompok membacakan di depan kelas. Guru memberikan soal secara individual dengan soal yang berbeda dan hasilnya sangat baik tetapi masih ada yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Namun secara sebagian besar siswa ternyata siswa hampir benar dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil test belajar siswa kelas I SDN 014 Simangambat pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Tes Belajar Siswa Di Siklus II No 1 2 3 4 5
Skor Nilai
Katego Ket Jumlah ri Nilai Baik 85 – 100 Tuntas 5 Orang Sekali 75 – 84 Baik Tuntas 9 Orang 11 60 – 74 Cukup Tuntas Orang Tidak 41 – 59 Kurang – Tuntas Sangat Tidak < 40 – Kurang Tuntas
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Observasi Belajar Siswa Siklus II Nilai
5 4
1
CA
3 Orang 18 Orang 4 Orang
12,00% 72,00% 16,00%
KA
–
–
TA
–
–
18 Org
60% 50%
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
72,00%
70%
40% 30% 20% 10%
16,00%
12,00%
0%
–
Persentase
Jumlah
Gambaran hasil observasi belajar siswa Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siklus II dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
20,0%
Sangat Aktif
Aktif
4 Org
3 Org
0 Org
Cukup
Kurang
Tidak
Sangat
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Cukup Aktif
0 Org
Kurang Tidak Aktif Aktif
–
Selama pembelajaran berlangsung penulis mengamati dan mencatat aktifitas guru sebagai pengajar serta aktifitas siswa dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung. Hasil pekerjaan siswa dan guru ternyata sangat memuaskan. Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dengan model pembelajaran menggunakan media gambar pada siklus II tergolong aktif 74,48 (baik). Pengukuran nilai keaktifan siswa diperoleh hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
A
Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
2
80%
44,0%
Aktif
3
Persentase
36,0%
kategori aktivitas Ket siswa Sangat SA Aktif
Grafik 3. Rekapitulasi Persentase Dan Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Hasil Observasi Pada Siklus II Semua temuan yang ada pada lembar observasi didiskusikan. Hasilnya dapat digunakan sebagai pedoman pada siklus berikutnya. Kekurangan pada siklus II akan diperbaiki pada Siklus selanjutnya (apabila diperlukan). Analisa data hasil tindakan dan obeservasi pada siklus II tersebut diperoleh data sebagai berikut: 1) Hasil belajar siswa pada siklus II masih tergolong baik, hal ini dapat dilihat dari 36
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 100% dengan rata-rata nilai kelas 78,4. Semua siswa dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Menggunakan media gambar telah tuntas sebanyak 25 orang begitu juga dengan skor penilaian kelas 87,1% atau kategori baik, 2) Aktivitas belajar siswa masih tergolong baik atau aktif pada siklus II, hal ini dilihat dengan presentase aktivitas siswa dengan rata-rata 78,4 atau termasuk kategori aktif. Dimana sebanyak 24,00% siswa termasuk kategori sangat aktif; 36,00% kategori aktif dan 40,00% kategori cukup aktif. 3) Aktivitas guru masih tergolong sangat aktif, hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru pada siklus II sebesar 86%. Karena pada siklus II ini semua indikator telah melewati keberhasilan 70% maka penelitian ini diberhentikan sampai disini. Penelitian ini berakhir setelah selesai pelaksanaan siklus II, karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Data nilai test siswa yang ditemukan pada Pra-Siklus pada pelajaran di kelas I SD No. 014 Simangambat Kabupaten Mandailing Natal pada tahun Pelajaran 2015/2016 masih kategori kurang yaitu sebanyak 19 siswa mendapat nilai kurang atau tidak tuntas dalam pembelajaran (rentang 50 – 69) ini berarti sebanyak 76,0% belum memahami materi, nilai rata-rata kelas 59,80 dan skor nilai rata-rata kelas sebesar 57,1%. Hal ini disebabkan metode yang digunakan guru selama ini hanya ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa kurang perhatian dan akhirnya materi tidak dapat dipahami. Pada Siklus I hasil nilai tes siswa mengalami sedikit peningkatan yaitu sebanyak 9 siswa dapat nilai kurang (tidak tuntas) yang berarti masih ada 36,0% siswa yang belum memahami pelajaran. Nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 67,20. Hal ini disebabkan peneliti berupaya memberikan pemahamam kepada siswa melalui pengembangan model pembelajaran Menggunakan media Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
gambar dengan pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas, melakukan pendekatan, dan penggunaan gambar peraga serta simulasi dengan baik. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, guru dan siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran menggunakan media gambar, namun masih terdapat kekurangan-kekurangan. Dimana kekurangan itu ada yang berasal dari guru dan ada juga yang berasal dari siswa. Diantaranya sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan pada saat guru menyampaikan materi dan kekurangan yang berasal dari guru adalah belum terlaksananya semua komponen dalam skenario pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru belum dapat mengukur waktu sebaik mungkin, guru terlalu banyak memberikan waktu pada siswa untuk bekerja menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan guru merasa canggung dan belum terbiasa dengan model pembelajaran menggunakan media gambar. Melihat kekurangan yang masih ada serta prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa terhadap materi Membaca awal, pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. Halhal yang harus diperbaiki pada tindakan siklus II adalah guru harus bersikap tegas menegur atau memberi sanksi kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru juga harus mampu mengelola waktu dengan efeisien agar semua tahapan pembelajaran dapat terlaksana. Pada tindakan siklus II, model pembelajaran menggunakan media gambar tetap terlaksana. Bersasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah meningkat dari sebelumnya. Siswa juga sudah mulai memperhatikan penjelasan guru dan sudah mulai berani mengungkapkan gagasangagasannya, bahkan siswa juga sudah muali aktif dan mulai memotivasi diri 37
sendiri untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Pada Siklus II penulis melakukan pembelajaran dengan pengembangan metode penugasan, peragaan dan simulasi yang melibatkan seluruh siswa, hasilnya tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang (semua tuntas), nilai sedang atau cukup sebanyak 10 siswa (40,0%) dan yang mendapat nilai baik sebanyak 9 siswa (36,0%) dan bahkan ada sebanyak 6 siswa (24,0%) yang memperoleh nilai baik sekali, sehingga pada siklus II ini nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,4. Melihat hasil tes pada siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70%, hal ini berarti hipotesis tindakan telah tercapai dengan menggunakan model pembelajaran menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Dari hasil tindakan yang dilakukan terhadap pembelajran Bahasa Indonesia materi pokok membaca awal telah mencapai ketuntasan belajar. Tabel 5. Peningkatan Hasil Nilai Belajar Siswa Setiap Siklus No Uraian Kegiatan Siklus I 1 Jumlah Siswa 25 2 Nilai Rata-Rata 67,2 Persentase 3 Ketuntasan 64,0% Belajar Siswa Persentase Skor 4 55,6% Ketuntasan Kelas Hubungan Aktivitas siswa 0,405 > 5 terhadap nilai 0,396 hasil belajar
Siklus II 25 78,4 100% 87,1% 0,465 > 0,396
Hasil tersebut sudah melewati ambang batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan, dimana KKM untuk Bahasa Indonesia di SD Negeri No. 014 Simangambat ditetapkan, yakni sebesar 70. Sedangkan hubungan aktivitas siswa terhadap nilai hasil belajar masing-masing siklus dapat diterima atau Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
terdapat hubungan yang signifikan terhadap kedua variabel tersebut. Hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 100% 87.10% 78,40 67,20
64.00% 55.60%
Nilai Rata-Rata
Siklus I
Persentase Persentase Skor Ketuntasan Belajar Ketuntasan Kelas
Siklus II
Grafik Peningkatan Nilai Belajar Siswa Di Tiap Siklus
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa melalui penerapan model pembelajaran menggunakan media gambar pada materi membaca awal di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa 64,0% dan skor nilai ketuntasan kelas 55,6% dengan nilai terendah 50 dan nilai terbaik 90. Pada siklus II diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100% dan skor nilai ketuntasan kelas 87,1% dengan nilai terendah 70 dan nilai terbaik 90. Nilai tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dari siklus I ke siklus II, untuk presentase ketuntasan belajar terjadi peningkatan sebesar 36,0% dan skor nilai ketuntasan kelas sebesar 31,6%. 2) Ada peningkatan aktivitas belajar Bahasa Indonesia siswa melalui media gambar di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 62,16%, sedangakan pada 38
siklus II sebesar 74,48%. Hal ini berarti ada peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 12,32%. 3) Ada peningkatan aktivitas guru melalui model pembelajaran menggunakan media gambar di Kelas I SD Negeri No. 014 Simangambat Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 76%, sedangakan pada siklus II sebesar 86%. Hal ini berarti ada peningkatan kinerja guru dari siklus I ke siklus II sebesar 10%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut : 1) Sebaiknya guru senantiasa menggunakan metode yang sesuai dan bervariatif dalam melaksanakan pembelajaran. 2) Gunakan alat atau gambar peraga untuk menarik perhatian siswa dalam belajar, bila perlu lakukan simulasi (tergantung materi), 3) Kegiatan pembelajaran melibatkan seluruh siswa dan timbulkan keberanian siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dikuasainya.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Tampubolon, M. 1991. Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Menulis Pada Anak. Bandung: Angkasa. Uno,
Hamzah B. Kependidikan. Aksara.
2006. Profesi Jakarta: Bumi
Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajar. Jakarta : Grasindo. Yeti Nurhati, 2009, Bahasa Indonesia 1: Untuk SD dan MI Kelas 1 / penulis, Yeti Nurhayati ; Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. Pembelajaran. Grafindo. Aqib,
2006. Media Jakarta: Raja
Zainal. 2008. Membangun Profesialisme Guru Dan Pengawas Sekolah. Bandung : Yrama Widya
Iskandar, Sukini, 2009 Bahasa Indonesia 1: Untuk Kelas 1 SD/MI/. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Sadiman, Arif S. 2006. Media Pendidikan, Pengertian, Pembangunan Dan Pemanfaatanya, Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudjana, Nana. 2001. Media Pengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016
39