Peningkatan Penguasaan Kosakata .... (Oktavia Triami Putri) 355
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD DI SD NEGERI SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA IMPROVING KNOWING ABILITY OF ENGLISH VOCABULARY BY USING FLASHCARD IN ELEMENTARY SCHOOL
Oleh: Oktavia Triami Putri, UNY,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui penggunaan media flashcard di SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 22 siswa. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes unjuk kerja, dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media flashcard dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa. Pada pratindakan, nilai rata-rata kelas sebesar 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 32,5 lalu mengalami peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami peningkatan sebesar 20,83 pada siklus II menjadi sebesar 73,73 pada rentang skor 0-100. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah mencapai 90% dan melalui penggunaan media flashcard. Kata kunci: penguasaan kosakata, flashcard, sekolah dasar Abstract This research aimed to improve the knowing ability of English vocabulary through the used of flashcard in SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. This research used the type of classroom action research by using Kemmis and Taggart’s model. The subjects were students of grade 2 totaling 22 students. The research was conducted in two cycles, each cycle consisting of three meetings. In gathering the data used observation techniques, test performance, and field notes. The data was analysed by used quantitative descriptive and qualitative descriptive technique. The results showed that through the used of flashcard, could improve the knowing ability of English vocabulary. At the begining, the average mark of grade 2 in English vocabulary was 39.55 with the highest score was 65 and the lowest was 32.5 and increased 13.35 in the first cycle to 52.9. While the score of the first cycle also increased by 20.83 on the second cycle amounted to 73.73 on the score range 0-100. Students who scored ≥60 has reached 90% and through the used flashcard. Keywords: vocabulary, flashcard, elementary school
di kelas awal yang masih memiliki rasa
PENDAHULUAN Pembelajaran pada sekolah dasar sangatlah penting sebagai dasar pijakan
ingin tahu yang sangat tinggi. Pembelajaran
bukan
sekedar
anak untuk mengkonstruksi pengetahuan
pemindahan informasi dari guru ke siswa
selanjutnya.
seperti yang telah diungkapkan oleh
berbagai
Anak hal
belajar yang
melalui kemudian
Paulo
Freire
(2011:51)
tentang
memotivasinya untuk ingin tahu dan
pendidikan gaya bank dimana siswa
mencoba. Hal ini sesuai dengan sifat anak
hanya sebagai wadah untuk menabung
356
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-5 2016
informasi yang diberikan guru sedangkan
bahasa asing seperti Bahasa Inggris atau
siswa
untuk
terkadang ditambah dengan bahasa Mandarin
berkembang. Namun pembelajaran yang
dan Arab dan diikuti dengan muatan lokal yang
ideal adalah untuk menggali potensi dan
mengandung
bakat
untuk
Pembelajaran bahasa asing merupakan salah
membantu mempersiapkan siswa hidup
satu pembelajaran yang dirasa sulit bagi siswa.
dalam
Pembelajaran
Bahasa merupakan pembiasaan bagi seseorang.
berarti siswa juga harus berkembang
Bila ia tidak biasa menggunakan suatu bahasa
sesuai dengan pemikirannya, sehingga
dalam keseharian, maka akan sulit untuk
bukan
monoton
menguasai bahasa tersebut, begitu juga dengan
menceramahi dan menjejali ilmu kepada
kesulitan siswa belajar bahasa asing yang tidak
siswa
untuk
biasa dipakai dalam keseharian. Jadi sangat
dan
perlu adanya pembiasaan sehari-hari baik
sendiri
yang
tidak
diajak
dimiliki
sisiwa
masyarakatnya.
hanya
guru
namun
yang
siswa
memahami
diajak
materi
mengembangkannya sendiri.
daerah
setempat.
melalui membaca, mendengar atau pengucapan
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan
bahasa
semua
komponen
agar membantu siswa lebih mudah mengahafal. Bahasa Inggris diperlukan bagi siswa
masyarakat melalui peran serta dalam
untuk
penyelenggaraan dan pengendalian mutu
tantangan global. Pembelajaran di SD bukan
layanan pendidikan. Menurut Undang-
hanya mengenai pembelajaran saat ini namun
Undang
2003,
juga sebagai dasar untuk kehidupan mendatang.
yang
Pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan
proses
masyarakat yang ada, karena pendidikan bukan
pencapaian tujuan pendidikan nasional
hanya menggali potensi yang dimiliki siswa
yaitu mengembangkan potensi peserta
namun juga mempersiapkan siswa untuk siap
didik agar menjadi manusia yang beriman
hidup di tengah masyarakatnya sesuai dengan
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
norma-norma yang ada di masyarakat itu.
Nomor
pendidikan penting
20
mempunyai
dalam
Tahun andil
menentukan
bekal
mereka
dalam mengahadapi
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Menurut Kasihani Suyanto (2010: 2),
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
pembelajaran bahasa Inggris diterapkan karena
warga Negara yang demokratis serta
adanya dukungan pemerintah dalam kebijakan
bertanggung jawab. Sehingga kegiatan
mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar
pendidikan
dapat
yang diatur dalam Kebijakan Depdikbud
semua
Republik Indonesia Nomor 0187/11/1992 Bab
menciptakan
diupayakan kemajuan
pada
individu dan masyarakat tanpa kecuali. Salah satu mata pelajaran yang
VIII yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat
menambah
mata
pelajaran
dalam
diajarkan di sekolah dasar adalah bahasa
kurikulumnya asalkan mata pelajaran tersebut
yang meliputi bahasa Indonesia dan
tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan
Peningkatan Penguasaan Kosakata .... (Oktavia Triami Putri) 357
Mata pelajaran tambahan yang
digunakan oleh orang asing (di luar masyarakat
dimasud dapat berupa bahasa asing dan juga
dalam kelompok atau bangsa). Oleh sebab itu,
bahasa daerah setempat sehingga biasanya
dalam belajar bahasa kedua inilah diperlukan
terdapat perbedaan antara sekolah daerah yang
metode belajar dan pengajar yang seutuhnya.
nasional.
satu dengan yang lain untuk mata pelajaran
Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar di Yogyakarta ada yang dimulai sejak
muatan lokal dan kesenian. Kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan
kelas awal, namun juga ada yang dimulai sejak
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
kelas 4 sesuai Undang-Undang yang berlaku.
060/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang
Pembelajaran tersebut meliputi pengajaran
dimungkinkannya program bahasa Inggirs lebih
kosakata dan ketrampilan berbahasa Inggris
dini sebagai satu mata pelajaran muatan lokal
lainnya. Sedangkan di SD Negeri Surokarsan 2
dan dianjurkan dimulai sejak kelas 4 SD,
Yogyakarta,
namun pada beberapa sekolah pembelajaran
dimulai sejak kelas 1 dengan materi yang
bahasa Inggris ini sudah dimulai sejak kelas 1
sederhana berupa kosakata yang berkaitan
atau kelas 2. Pembelajaran bahasa Inggris
dengan lingkungan sekitar. Namun demikian
adalah bahasa yang baru bagi siswa, sehingga
masih
diperlukan adanya cara baru dalam belajar.
penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa
Perlu ada pembiasaan bagi siswa untuk
kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2. Menurut hasil
menggunakan bahasa Inggris. Jika siswa sudah
observasi dan wawancara awal dengan guru
terbiasa dan lekat pada bahasa Inggris, maka
mata pelajaran bahasa Inggris pada tanggal 16,
semakin baik bagi siswa dalam mempersiapkan
23, dan 30 April 2015, jumlah kosakata bahasa
diri mereka untuk kehidupan global mendatang.
Inggirs siswa kelas 2 masih rendah. Hal ini
Pembelajaran bahasa Inggris dimulai dari
dibuktikan dengan nilai siswa saat diberikan
belajar kosakata yang sering digunakan dalam
evaluasi kosakata pada pelajaran sebelumnya.
sehari-hari,
berhubungan
Siswa diminta untuk menuliskan kosakata yang
dengan anggota tubuh, hewan, dan lainnya. Hal
tepat pada sebuah kalimat rumpang dengan
ini karena siswa akan lebih mudah belajar
menghubungkannya ke gambar yang mewakili
tentang hal konkret yang sering siswa temui.
kosakata tersebut. Kosakata tersebut adalah
Pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas
kosakata pada tema yang dipelajari dan pada
awal yang masih belum lancar menulis, akan
pelajaran sebelumnya sudah diajarkan, namun
lebih
siswa
misalnya
ditekankan
pada
yang
pengenalan
dan
pembelajaran
ditemukan
masih
bahasa
adanya
kesulitan
dalam
Inggris
kekurangan
mengingat
penguasaan kosakata secara lisan. Menurut
kosakata baru mereka. Kosakata yang diberikan
penelitian Ahmad Izzan (2010: 22),
belajar
sesuai dengan tema yang saat itu diajarkan
bahasa kedua termasuk sukar, baik bahasa yang
masih baru bagi anak sehingga sulit untuk
digunakan secara umum oleh masyarakat luas
dihafal.
(bukan bahasa dalam keluarga) maupun yang
358 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-5 2016
Siswa sulit meningkatkan kosakata bahasa
Saat
pelajaran,
siswa
lebih
banyak
Inggris karena jarang menggunakannya dan
bermain dan jalan-jalan bahkan sampai ke luar
juga jarang menemui kata-kata itu dalam
kelas karena guru hanya memberikan kosakata
keseharian. Masalah lain yang timbul adalah
secara lisan saja sehingga anak tidak tertarik
karena siswa sulit mengikuti pembelajaran
memperhatikan
bahasa
lebih
mengakibatkan beberapa anak yang memang
cenderung asik bermain sendiri daripada
dapat berkonsentrasi dalam pelajaran malah
mengikuti
sebagian
menjadi terganggu karena teman-teman mereka
besar siswa berlarian sampai ke luar kelas dan
yang berlarian ataupun berteriak. Hal ini salah
yang
teman
satunya disebabkan karena guru mata pelajaran
sebangkunya. Berdasarkan data hasil belajar
bahasa Inggris bukan guru kelas yang mereka
siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris, nilai
sering temui setiap hari sehingga siswa
rata-rata dari 22 siswa adalah 39,55 dengan
bertindak kurang sopan.
Inggris
lain
sehingga
pembelajaran,
asik
mereka
bahkan
bercerita
dengan
nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 30.
pelajaran.
Hal
tersebut
Sebagai alternatif pemecahan masalah
Pelajaran bahasa Inggris masih baru bagi
tersebut digunakan suatu metode baru, yaitu
siswa kelas 2, namun mereka sudah diminta
kartu bahasa atau flashcard yang dibaca sesuai
untuk menghafal kosakata, seperti anggota
tema
tubuh, hewan dan buah, nama ruangan, dan
Penggunaan media flashcard sebagai salah satu
sebagainya. Apalagi di taman kanak-kanak
metode dalam membiasakan siswa berbahasa
memang belum diajarkan pelajaran bahasa
Inggris,
Inggris, lingkungan siswa juga tidak semuanya
jumlah kosakata siswa. Ahmad Susanto (2011:
menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan
108) mengemukakan bahwa flashcard adalah
sehari-hari sehingga
kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-
siswa tidak terbiasa
menggunakan bahasa Inggris.
kata.
pelajaran
yang
diasumsikan
akan
dapat
Gambar-gambar
diajarkan.
meningkatkan
pada
flashcard
Rendahnya penguasaan kosakata siswa
dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-
kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 ini salah
buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka,
satunya karena pembelajaran bahasa Inggris
dan sebagainya. Kartu ini dimainkan dengan
yang siswa terima sebelumnya kurang menarik
cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan
perhatian dan konsentrasi, juga karena media
secara cepat. Tujuan dari metode ini adalah
pembelajaran yang terbatas sehingga kurang
untuk melatih otak kanan untuk mengingat
bervariasi.
gambar
Keterbatasan
media
ini
salah
dan
kata-kata,
sehingga
satunya disebabkan oleh penyediaan sekolah
perbendaharaan kata dapat bertambah dan
yang memang masih kurang, sehingga media
meningkat.
yang digunakan dalam pembelajaran menjadi kurang bervariasi.
Media kartu bahasa adalah sebuah media yang memusatkan pada penambahan jumlah kosakata siswa melalui cara belajar yang
Peningkatan Penguasaan Kosakata .... (Oktavia Triami Putri) 359
menarik. Media ini dilengkapi dengan gambar
spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian
yang dapat menarik perhatian dan minat belajar
tindakan
siswa, apalagi siswa kelas 2 SD memang lebih
(perencanaan),
mudah untuk mengalami pembelajaran konkret
(pelaksanaan dan
dengan melihat bukan hanya tulisan saja namun
(refleksi).
juga
gambar
yang
diasosiasikan
ini
terdiri action
dari: and
planning observation
observasi), dan reflection
dengan
kehidupan sehari-harinya.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang diperlukan
METODE PENELITIAN
diperoleh
Jenis Penelitian Jenis
Penelitian ini
adalah
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Peneliti berkolaborasi
dengan
menggunakan
teknik
pengumpulan data sebagai berikut. 1. Soal tes unjuk kerja
dengan guru bahasa Inggris SD Negeri
Soal tes unjuk kerja, digunakan untuk
Surokarsan 2 Yogyakarta untuk meningkatkan
mengukur jumlah penguasaan kosakata
penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa
siswa.
kelas 2 dengan menggunakan media flashcard.
individual yang diberikan di akhir materi.
Tes
dikerjakan
siswa
secara
2. Catatan lapangan Tempat dan Waktu Penelitian
Catatan Lapangan dilakukan dengan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
mendokumentasikan proses pembelajaran
Surokarsan 2 Yogyakarta yang beralamatkan
kosakata baik dari aktivitas guru maupun
Jalan Taman Siswa Gang Basuki, MG II/582
siswa
Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada
pembelajaran dan foto kegiatan selama
bulan September 2015.
proses belajar mengajar baik sebelum
serta
lingkungan
atau
kondisi
maupun ketika dilaksanakan tindakan. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
Teknik Analisis Data
kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta
Penelitian ini menggunakan teknik analisa
dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri dari
data menggunakan deskriptif kuantitatif dan
13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
deskriptif
Adapun objek dari penelitian ini adalah
menggunakan instrumen soal tes unjuk kerja
peningkatan
dan catatan lapangan. Adapun teknik analis
penguasaan
kosakata
bahasa
Inggris melalui media flashcard.
kualitatif.
Data
dikumpulkan
data-data tersebut sebagai berikut: a. Menghitung nilai penguasaan kosakata
Prosedur Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model
pada pra siklus, siklus I, dan siklus II b. Menghitung
nilai
rata-rata
(mean)
penguasaan kosakata siswa pada pra siklus,
360 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-5 2016
X = Nilai rata-rata (mean)
Tabel 1. Perbandingan penguasaan kosakata pratindakan, siklus I, dam siklus II Rata-rata Nilai pra 39,55 tindakan Nilai 52,90909 Siklus I Nilai Siklus II 73,72727 Dari hasil penelitian yang dilakukan
∑x = Jumlah nilai seluruh siswa
dalam dua siklus pada siswa kelas 2 SD Negeri
N = Jumlah siswa
Surokarsan 2 Yogyakarta, penggunaan media
siklus I, dan siklus II. Menghitung nilai rata-rata (mean) dapat dilakukan dengan rumus:
Keterangan :
c. Menghitung persentase siswa yang sudah
flashcard dalam meningkatkan kosakata dapat
berhasil mencapai KKM yang ditetapkan.
tercapai baik peningkatan lisan maupun tulisan.
Persentase yang dicari dapat diperoleh dari: P=
Keterangan : P = angka persentase Selanjutnya nilai rata-rata (mean) dan angka
persentase
diperoleh
ketuntasan
dibandingkan
dari
yang kegiatan
sebelum tindakan dan kegiatan sesudah tindakan untuk membandingkan apakah sudah
diperoleh
peningkatan
setelah
diadakan tindakan atau belum
II.
Pembahasan peningkatan
penguasaan
Yogyakarta menggunakan media flashcard pada siklus I masih belum maksimal dan nilai
Hasil Tindakan
Kelas
ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan SeptemberOktober 2015. Setiap siklus dilakukan dalam kali
meningkat dari pra tindakan, sklus I dan siklus
kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2
PEMBAHASAN
tiga
bahwa peningkatan penguasaan kosakata siswa
Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
Penelitian
Gambar 1. Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Kosakata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat
pertemuan.
Pada
akhir
siklus
dilakukan evaluasi tindakan. Berikut ini adalah hasil nilai rata-rata siswa:
beberapa
siswa
ada
yang
turun
dari
pratindakan. Namun nilai rata-rata kelas sudah meningkat dari nilai pra tindakan. Siswa yang belum meningkat penguasaan kosakatanya dikarenakan pada saat evaluasi penguasaan kosakata
kurang
pembelajaran
fokus
karena
dalam pada
mengikuti
pembelajaran
Peningkatan Penguasaan Kosakata .... (Oktavia Triami Putri) 361
sebelumnya tidak dapat melihat kosakata dalam
dan diberi jawaban yang salah sehingga
flashcard dengan jelas.
akhirnya malah menjerumuskan dan mendapat
Pembelajaran kosakata bahasa Inggris
nilai yang belum maksimal.
di kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta
Penggunaan media flashcard dapat
cenderung didominasi dengan metode ceramah
digunakan untuk mengajarkan kosakata baru
dan membuat siswa cepat bosan hal ini sesuai
bagi siswa, hal ini sesuai dengan pendapat
dengan pendapat Nasution dalam Ali Mustadi
Mary Slattery dan Jane Willis (2001: 72-74).
(2012:2) yang menyatakan bahwa dalam
Guru sebaiknya memberi contoh berulang-
kenyataan kebanyakan proses belajar mengajar
ulang tentang pelafalan kosakata dan siswa
masih dilakukan secara klasikal. Kondisi
menirukan. Siswa juga diperkenalkan dengan
demikian tentu membuat proses pembelajaran
cara penulisannya. Setelah itu barulah siswa
hanya bersifat umum atau tidak spesifik dan
diajak untuk mencocokkan antara tulisan dan
cenderung
kurang
gambar yang ada dalam flashcard dan diajak
menguasai kosakata yang diajarkan. Kurangnya
untuk mencoba sendiri melafalkannya, hal
minat belajar siswa dalam kosakata bahasa
inilah
Inggris salah satunya disebabkan karena guru
pelaksanaan tindakan siklus I. Guru hanya
kurang banyak menggunakan media dalam
fokus pada pembelajaran saja dan kurang
pembelajaran. Siswa menjadi kurang tertarik
memperhatikan siswa yang ternyata ada masih
dalam
belum jelas melihat tulisan dalam flashcard
pasif,
akhirnya
pembelajaran
siswa
kosakata
dan
saat
yang
mempengaruhi
dievaluasi terlihat bahwa penguasaan kosakata
sehingga
bahasa Inggris siswa masih rendah dilihat dari
menuliskan kosakatanya.
nilai rata-rata kelas yaitu 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 32,5.
saat
Peran
dievalusi
guru
guru
masih
dalam
dalam
bingung
kegiatan
pembelajaran selain sebagai fasilitator juga
Pada siklus I, beberapa siswa sudah
sebagai pembimbing siswa, hal ini sesuai
menunjukkan kemajuan dalam penguasaan
dengan pendapat Wina Sanjaya (2010: 185)
kosakata namun karena dalam dua pertemuan
yang menyatakan peran guru dalam kegiatan
awal kurang fokus dalam memperhatikan
pembelajaran
kosakata yang ditunjukkan sehingga saat
pelayanan pada siswa yang memerlukan. Guru
evaluasi masih bingung melafalkan kosakata
perlu melakukan kontrol pada siswa untuk
tersebut dan akhirnya malah melafalkannya
melayani setiap siswa, terutama siswa yang
dengan bahasa Indonesia dan dengan lirih
dianggap lambat dalam belajar. Namun, pada
karena ragu akan jawabannya. Siswa lain juga
pelaksanaan tindakan siklus I, guru belum
masih banyak yang berlarian keluar kelas dan
maksimal dalam memberikan bimbingan pada
mengganggu teman lain sehingga kelas sulit
siswanya. Guru kurang dapat mengkondisikan
dikondisikan. Saat evaluasi banyak siswa yang
kelas
ragu menjawab malah bertanya pada teman lain
yang
memberikan
ramai
bantuan
sehingga
guru
dan
sulit
362 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-5 2016
membimbing
siswa
satu
persatu
saat
bebas dan bersemangat dalam berbicara, selain itu siswa juga lebih termotivasi berbicara aktif.
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran
kosakata
pada
tindakan siklus II sudah berjalan dengan baik.
siklus II cukup memuaskan dan siswa sudah
Siswa menjadi lebih siap mengikuti kegiatan
mengalami peningkatan. Hal ini juga dapat
pembelajaran menggunakan flashcard. Siswa
dilihat dari proses siswa ketika di kelas
juga dibagi dalam kelompok kecil untuk saling
mengikuti pembelajaran dan saat evaluasi.
menjadi tentor sebaya bagi temannya karena
Siswa sudah lebih percaya diri dan lantang
dinilai cukup efektif. Pembentukan kelompok
dalam melafalkan kosakata. Bahkan karena
ini menurut Helena Curtain dan Carol Ann
pertemuan sebelumnya sudah saling bersaing
Dahlberg
memberi
dengan teman satu kelompokknya, siswa sudah
kesempatan siswa untuk daling berinteraksi dan
menghafalkan kosakata dan berlatih sendiri
membangun
lebih giat sehingga saat dievaluasi banyak
walaupun
(2010:
97-98)
komunikasi jam
pelajaran
dapat
inerpersonal terbatas.
Siswa
termotivasi untuk saling mencoba kosakata yang mereka pelajari dalam interaksinya
siswa yang sudah baik dalam penguasaan kosakata. Peningkatan keterampilan berbicara pada siklus II terjadi karena ada berbagai faktor
dengan teman sekelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk
antara lain: 1) guru memberikan bimbingan
memainkan sendiri media flashcard dan saling
secara
maksimal
tanya jawab dengan teman satu kelompoknya
pembelajaran, 2) motivasi dan penguatan dari
sehingga siswa lebih tertarik untuk bersaing
guru membuat siswa percaya diri dan tidak
dalam menguasai kosakata. Beberapa siswa
takut melafalkan kosakata, 3) siswa belajar dari
yang maju ke depan dan membacakan kosakata
pengalaman pada pelaksanaan tindakan siklus
yang ditempel di depan kelas juga sudah
I, dan 4) teknik tentor sebaya yang memotivasi
dengan suara yang lantang dan pelafalan yang
siswa
cukup bagus walaupun terkadang guru juga
kosakata. Secara umum, penguasaan kosakata
harus membantu mengkoreksi pelafalannya
siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2
yang salah, namun hal ini sangat membantu
Yogyakarta
semakin
siswa lain untuk menirukan pelafalan yang
pratindakan
sampai
siklus
dicontohkan di depan kelas dengan baik
penguasaan
kosakata
yang
daripada hanya guru yang mencontohkan di
penulisan dan pelafalan dikuasai siswa secara
depan kelas, hal ini seesuai pendapat Kasihani
bertahap.
untuk
bersaing
selama
dalam
kegiatan
menguasai
meningkat II. terdiri
dari Aspek dari
kegiatan
Saat siswa belajar kosakata menggunakan
pelafalan kosakata yang seperti ini leih
flashcard maka ia akan melihat contoh benda
menyenangkan karena siswa merasa lebih
yang sedang dipelajari secara konkret lewat
Suyanto
(2010:
23-34)
bahwa
gambar dua dimensi dan memudahkan siswa
Peningkatan Penguasaan Kosakata .... (Oktavia Triami Putri) 363
mengingat, maka hal ini juga membantu siswa dalam mengingat tulisan yang ada dalam flashcard
yaitu
susunan
kata
pembentuk
kosakata tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat Marry Slattery dan Jane Willis (2001: 47) bahwa ketika guru akan mengajarkan kosakata
baru
bagi
siswa,
guru
dapat
mengulang membacakan kosakata dan siswa menirukan. dalam mengenalkan kosakatanya juga dapat menggunakan gambar, suara, media gestur, dan aksi. Jika menggunakan gambar juga sebaiknya berwarna, dan guru harus sering mengulang
kosakata
tersebut
agar
siswa
Melalui penggunaan media flashcard dan contoh dari guru, siswa dapat mengerti bagaimana tekanan dan ketepatan pelafalan kosakata tersebut. Siswa yang melakukan dalam
memperbaikinya
siswa yang awalnya hanya mendengar dan menirukan, mereka akan mulai melihat tulisan yang berhubungan dengan gambar dalam flashcard
dan
belajar
spelling
kosakata
tersebut, hal inilah yang membantu siswa dalam mengingat penulisan kosakata tersebut. Penguasaan kosakata siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta dibuktikan dengan
menjadi terbiasa.
kesalahan
emphasis on communication has been established, attention to pronounciation becomes more appropriate. Teacher can assist experienced students in communicatingf more effectively and more preciesly by guiding improvement in pronounciation....” Melalui penggunaan media flashcard,
pelafalan saat
media
juga
dapat
flashcard
dibacakan berulang kali oleh guru, hal ini sesuai dengan pendapat Helena Curtain dan Carol Ann Dahlberg (2010: 60): “as as the case with others errors, early pronounciation problems can effectively be dealt with when teacher restate student message correctly as a form of reflective listening rather than in a correction mode. Most learners tend to be good initators, so there is no serious danger of reinforcing poor pronounciation habits”. Saat sudah mengerti bagaimana mengucapkan kata tersebut, maka siswa akan lebih berani dan lancar saat melafalkan kosakata tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat Helena Curtain dan Carol Ann Dahlberg (2010: 60) yang mengatakan “when students have gainde confidence and comfort with the new language, and the
nilai rata-rata pada tiap siklus yang meningkat. Nilai rata-rata pada kondisi awal adalah sebesar 39,55 dan meningkat menjadi 52,9 pada siklus I. Karena siklus I dianggap belum maksimal maka dilakukan perbaikan pada siklus II agar tujuan pembelajaran pada siklus II dapat tercapai. Nilai rata-rata penguasaan kosakata pada siklus II telah mencapai tujuan yaitu sebesar 73,73 dimana lebih dari 70 siswa mendapat nilai diatas 60 sehingga penelitian peningkatan
penguasaan
kosakata
bahasa
Inggris menggunakan media flashcard siswa kelas 2 SDNegeri Surokarsan 2 Yogyakarta telah berhasil
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media flashcard dapat meningkatkan
kemampuan
penguasaan
kosakata siswa kelas II SD Negeri Surokarsan
364 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-5 2016
2 Yogyakarta. Melalui penggunaan media
siswa diberi kesempatan untuk menggunakan
flashcard
dalam
sendiri media flashcard. Siswa juga dapat
pembelajaran kosakata bahasa Inggris sehingga
saling menjadi tentor sebaya dengan dibentuk
lebih memperhatikan pelajaran dan semangat
kelompok kecil agar saling belajar satu sama
untuk menguasai kosakata tersebut karena
lain dan tidak canggung menggunakan media
gambar yang disediakan berwarna-warni dan
flashcard.
siswa
lebih
tertarik
mudah diingat.
Bagi kepala sekolah, sebaiknya selalu
Penggunaan flashcard di depan kelas
memberi
dukungan
penyediaan
media
dengan bantuan teman sekelas juga dapat
pembelajaran kosakata bagi guru agar dapat
membantu
maksimal dan menarik dalam mengajarakan
siswa
dalam
berkonsentrasi
melafalkan kosakata karena siswa merasa lebih
kosakata kepada siswa.
bebas berbicara. Penulisan kosakata yang jelas dan dapat dibaca oleh seluruh siswa dengan
DAFTAR PUSTAKA
jelas juga sangat membantu pemahaman siswa
Ahmad Izzan. (2010). Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris. Bandung: Humaniora.
karena jika tulisan terlalu kecil maka siswa sulit membacanya dan hanya mengingat dari pelafalan yang telah dicontohkan oleh guru saja. Pembentukan kelompok kecil dalam pembelajaran juga sangat membantu siswa karena siswa akan lebih termotivasi dalam menguasai kosakata. Peningkatan
kemampuan
penguasaan
kosakata bahasa Inggris siswa dapat dilihat melalui nilai rerata kelas pada saat pratindakan sebesar 39,55 dan mengalami peningkata sebesar 13,35 pada siklus I menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami peningkatan sebesar 20,83 pada
Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Grup. Ali Mustadi. (2012). Peningkatan Active English Achievement Melalui Metode “Total Physical Response” Siswa Sekolah Dasar . PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Diambil dari https://scholar.google.co.id/citations?view_o p=view_citation&hl=id&user=dq4z5iAAAA AJ&cstart=20&pagesize=80&citation_for_vi ew=dq4z5iAAAAAJ:5nxA0vEk-isC pada tanggal 13 Januari 2016. Helena Curtain & Carol Ann Dahlberg. (2010). Language And Children; Making the Match : New Language for Young Learnes, Grades K-8. United States: Pearson.
siklus II menjadi sebesar 73,73. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah mencapai 70%.
Saran Berdasarkan simpulan penelitian di atas, peneliti menyampaikan saran sebaiknya guru lebih sering menggunakan media flashcard dalam mengajarkan kosakata kepada siswa dan
Mary Slattery & Jane Willis. (2001). English for Primary Teachers: A Handbook of Activities and Classroom Laguange. Oxford University Press. Kasihani K. E. Suyanto. (2010). English for Young Learners: Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class yang fun, Asyik, dan Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Peningkatan Penguasaan Kosakata .... (Oktavia Triami Putri) 365
Wina Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Grup. Suharsimi Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Paulo Freire. (2011). Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.