Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Sains Anak Usia Dini Dengan Pemanfaatan Media Telur Di TK Cendrawasih Kartikajaya Aini Riswati (08260008) Mahasiswa PG PAUD IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang : Pembangunan Nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga akan menjadi bangsa yang beradap dan dapat bersaing didunia internasional. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya pendidikan sejak dini saat masih kecil. Sebagai upaya mencapai tujuan tersebut anak didik mulai diberi pendidikan secara berencana dan sitematis agar pendidikan yang diberikan lebih bermakna dan berarti bagi anak didik. Namun demikian TK merupakan tempat yang menyenangkan kegiatanya berupa belajar sambil bermain atau bermain seraya belajar. Tapi dalam kegiatan belajar di TK Cendrawasih Kartikajaya masih belum maksimal karena masih ada anak didik yang kurang semangat dalam belajar, masih ada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar, sarana bermain yang kurang lengkap, ada anak didik yang mudah bosan, sistem mengajar guru yang monoton dan guru yang kurang memanfaatkan sumber yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berupaya meningkatka pemahaman sains anak usia dini dengan pemanfaatan media telur di TK Cendrawasih Kartikajaya Kecamatan Patebon Kabuaten Kendal. Rumusan penelitian : 1. Apakah dengan pemanfaatan media telur dapat meningkatkan pemahaman sains pada siswa TK Cendrawasih Kartikajaya patebon Kendal, 2. Bagaimana hasil peningkatan pemahaman sains pada siswa TK Cendrawasih Kartikajaya Patebon Kendal dengan pemanfaatan media telur?Posentase kemampuan memahami sains setelah mengadakan penelitian pada siklus I 62%, pada siklus II 66%, dan pada siklus III 75 %. Jadi peningkatan dari siklus I sampai siklus III rata-rata 13% Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan pemanfatan media telur dapat meningkatkan pemahaman sains pada siswa TK Cendrawasih Kartikajaya Patebon Kendal. Kata kunci : Peningkatan, Sains, Pemanfaatan, Media
PENDAHULUAN Pembangunan Nasional dutujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga akan menjadi bangsa yang beradap dan dapat bersaing di dunia Internasional. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya pendidikan sejak dini saat masih kecil. Desentralisasi pengelolaan pendidika untuk menyusun kurikulum Taman kanak-kanak mengacu pada Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,yaitu pasal 3
tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan.Juga adanya tunyuta globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan hasil pendidikan Negara negara maju sesusi dengan pemberlakuan Undang undang replubik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah menuntut pelaksanaan 1
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
otonomi daerah dan wawasan demokratis dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik bedubah desentralistik. Pemberlakuan kurikulum 2004 TK yang berbasis kompetensi berimplikasi kegiatan pembelajaran pada perlunya pengembangan pembelajaran guru TK, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu mempersiapkan diri.salah satu bentuk persiapan adalah menyusun model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristtik perkembangan fisik dan psikologi anak TK, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana pendidikan. Di TK, guru dituntut meningkatkan profesinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, serta mengembangkan kreativitasnya dalam mengelola kelas, sumber belajar, penilaian dan memilih bahan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan minat dan kemampuan anak didik. Untuk meningkatkan pengetahuan sains pada anak usia dini yaitu usia anak pra sekolah, alangkah baiknya kita ajak anak didik kita untuk mengenal sains dengan mengenali lingkungannya dan alam sekitar kita. Karena Indonesia Negara kita ini merupakan Negara yang sangat kaya raya di bidang sumber alam. Kekayaan ala mini perlu digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Karena itu perlu pengenalan dan pemberian kesempatan untuk mengeksplorasi alam dan kekayaan sejak sedini mungkin.
TINJAUN PUSTAKA Pengertian Sains Sains adalah suatu subjek bahasan yang berhubungan dengan bidang studi tentang kenyataan atau fakta dan teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena alam. Ada beberapa pembagian cabang dalam ilmu pengetahuan, yaitu Biologi, Fisika, Kimia, dan ilmu Bumi. Selanjutnya masing-masing cabang akan terbagi menjadi bagian yang lebih spesifik. Zoologi dan Botani yang menyatakan ranting dari cabang Biologi. Maka sesungguhnya ruang lingkup program pembelajaran sains yang akan dikembangkan meliputi tiga subtansi mendasar yaitu pendidikan dan pembelajaran sains berisi program yang memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produk sains, serta program yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains. Pengenalan, pemahaman, serta kecintaan terhadap sains wajib dimulai sejak dini bila kita tak ingin generasi muda kita kalah bersaing dengan generasi muda mancanegara. Setiap anak dapat memetik manfaat dari berbagai peristiwa sains dan menganalisisnya: mengumpulkan aneka macam daun, batu, kerang; lempar-tangkap bola; membaca tentang berbagai jenis hewan; dan lainlain.Sebagai pendidik, kita harus lebih dulu memahami dan menyadari bahwa sains adalah kegiatan yang amat sangat berguna dan tidak bersifat eksklusif (hanya milik ilmuwan).
2
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Aktifitas sains untuk anak usia dini tampaknya memang sederhana sekali, namun reaksi atau respons dari anak-anak merupakan peluang bagi para guru dan orang tua bila ingin membentuk anak yang berlogika dan berpikir sehat serta mampu bekerja layaknya seorang ilmuwan. Sejak usia dini, anak-anak perlu memilki pemahaman bahwa sains bukanlah sihir sebab metode sains member kesempatan pada mereka untuk membuat sesuatu terjadi dan mereka dapat mengulanginya kembali berkali-kali. Pendidikan Anak Usia Dini Paud adalah program pendidikan untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan formal selanjutnya. Pendidikan ini lebih menitik beratkan pada perkembangan fisik (motorik kasar dan halus), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, Kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap perilaku dan agama), serta bahasa dan komunikasi sesuai dangan keunikan dan tahab-tahab perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Untuk membantu perkembangan anak usia dini, dibutuhka sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu sarana tersebut adalah buku, baik buku untuk peserta didik maupun buku panduan untuk guru dan orang tua.
METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian Tempat penelitian di lakukan di Taman Kanak-kanak Cendrawasih Desa Kartika Jaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini selama kurang lebih tiga (3) bulan, mulai bulan April 2011 s/d Juni 2012. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas A dan B Taman Kanak-kanak Cendrawasih Kartika Jaya Kab Kendal yang terdiri dari 28 siswa, kelompok A terdiri dari 16 siswa dan kelompok B terdiri dari 12 siswa. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah tentang peningkatan pemahaman sains pada anak usia dini dengan pemanfaatan media telur, dapat meningkatkan pemahaman sains TK Cendrawasih Kartika Jaya. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi : 1. Metode Observasi 2. Metode Dokumentasi 3. Metode Literatur 3
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Pada tahap pra siklus, guru memberi pertanyaan pada anak tentang kegiatan sains yang akan dilaksanakan, dengan memperkenalkan jenis-jenis telur kemudian cara memahami konsep terapung tenggelam, guru memperagakan bagamana cara memasukan telur kedalam toples yang berisi air bening dan memasukkan telur kedalam air yang diberi garam, kemudian anak disuruh memperagakanya seperti yang dicontohkan guru tersebut. Anak disuruh memperhatikan apa yang terjadi setelah telur dimasukkan kedalam air bening dan telur dimasukkan ke air garam? Lalu apa yang terjadi?. Tidak hanya itu kemudian ada kegiatan proses permentasi (pengasinan) anak menunggu kurang lebih seminggu kemudian direbu dan dirasaka telur asin yang lezat. Kegiatan ini diberikan pada kelompok A dan B TK Cendrawasih Kartikajaya yang berjumlah 28 anak. Adapun dalam table seperti berikut ini : Tabel 1. Tabel kemampuan anak dalam memahami sains dan memahami konsep terapung tenggelam No
Uraian Keberhasilan Siswa
Kualitas
1
Berhasil mengerjakan sendiri tanpa bantuan guru
15 Anak
2
Dibantu guru
10 Anak
3
Tanpa mengerjakan sama sekali
3 Anak
Grafik 1. Grafik Kondisi Awal Sebelum Perbaikan 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Berhasil
Dibantu Guru
Tidak Mengerjakan
Berdasarkan tebel dan grafik diatas, dapat dikatakan masih rendahnya tingkat pemahaman anak tentang sains pada kelompok A. Padahal yang diharapkan dalam kegiatan tersebut 80% anak berhasil mengerjakan. Data yang diperoleh dalan kegiatan sains untuk memahami konsep terapung dan tenggelam dapat diartikan bahwa metode demonstrasi dan pemberian tugas dengan menggunakan alat seadanya belum dapat menarik minat anak dalam memahami sains.
4
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Siklus I Pada siklus I penulis menggunakan metode pembelajaran bercakap-cakap, praktek langsung, dan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga tentang indicator pengetahuan umum dan sains yang kemudian dalam siklus I kegiatanya antara lain: a. Kegiatan Siklus I Guru memberikan penjelasan tentang sain kepada anak misalnya rasa asin, manis, asam, manis dari gula asin dari garam asam dari cuka. Anak disuruh mendengarkan dan mengawali pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru memperagakan atau mendemonstrasikan cara memasukkan telur kedalam toples yang berisi air tawar dan yang berisi air garam. Anak ikut melakukan kegiatan memasukkan telur kedalam toples air tawar dan kedalam air garam. Guru menanyakan kepada anak mengapa telur yang dimasukkan dalam air tawar tenggelam dan telur yang dimasukkan kedalam air garam terapung. Anak berpikir dan menjawap pertanyaan dari guru. 1) Rancangan Siklus I Rancangan Siklus I ada kelompok A dan B dengan tema rekreasi dengan sub tema bekal perlengkapan rekreasi dilaksanakan pada tanggal 1 dan 4 mei 2012 dengan tujuan perbaikan yaitu pengenalan sains untuk peningkatan pemahaman sains dengan pemanfaatan media telur. Adapun satuan kegiatan harian untuk siklus I adalah sebagai berikut : a) Rencana Kegiatan Harian (RKH) hari selasa 1 Mei 2012 tentang pengetahuan sains tentang konsep terapung tenggelam.mengapa telur kalau dimasukkan dalam air tampa garam tenggelam, dan kenapa kalau telur dimasukkan dalam air bergaran terapung. Ini memancing .anak-anak untuk berpikir dan mengemukakan pendapatnya b) Rencana Kegiatan Harian (RKH). Hari jumat 4 mei 2012.Demontrasi pratek langsung memasukkan telur air yang bergaram(proses permentasi) pengasinan dan menunggu selama seminggu. b. Oservasi dan Evaluasi Dari hasil observasi penulis tentang sains untuk peningkatan pemahaman sains dengan pemanfatan media telur pada kelompok A dan B di TK Cendrawasih dari RKH I dan RKH II dari tabel analisis,daya serap diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2. Tabel Prosentase kemampuan hasil pembelajaran siklus I No
RKH
1. I 2. II Rata - Rata 5
Hasil Rendah Sedang 3 10 1 7
Tinggi 15 20
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Prosentasi Rendah Sedang Tinggi 10,7% 35,7% 53,5% 3,57% 25% 71,4% 7,1% 30,35% 62,45%
Grafik 2. Prosentase Kemampuan Hasil Pembelajaran Siklus 1 20 18 16 14 12
rendah
10
sedang
8
tinggi
6 4 2 0 RKH 1
RKH 2
Dari hasil tabel grafik diatas dapat diperoleh kemampuan memahami tentang sains dengan pemanfatan media telur yaitu demontrasi praktek langsung memasukkan telur kedalam air tawar dan air garam pada kelompok A dan B, dari hasil analisa daya serap dengan rata-rata keberhasilan anak-anak sebagai berikut : Rendah : 7,1% Sedang
: 30,35%
Tinggi
: 62,45%
Hal ini berarti kemampuan memahami tentang sains dengan pemanfaatan media telur dengan memasukkan telur kedalam air tawar dan air bergaram belum sesuai dengan harapan penulis. Untuk itu tindak lanjut untuk perbaikan dalam peningkatan pemahaman sains di TK dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. c. Refleksi. Hasil dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I adalah kegiatan peningkatan pemahaman sains dengan pemanfaatan media telur sesui denan indicator yang dibutuhkan. Hasil observasi didapatkan bahwa kemampuan memehami sains dengan pemanfaatan media telur setelah dilaksanakan Siklus I masih rendah. Oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan Siklus Siklus II a. Kegiatan Siklus II Guru memberikan penjelasan tentang sain kepada anak misalnya rasa asin, manis, asam, manis dari gula asin dari garam asam dari cuka. Anak disuruh mendengarkan dan mengawali pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru memperagakan atau mendemonstrasikan cara memasukkan telur kedalam toples yang berisi air garam dan menunggu kudang lebih satu minggu untuk proses permentsi atau pengasinan. Anak ikut melakukan kegiatan memasukkan telur kedalam toples kedalam air garam.
6
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Guru menanyakan kepada anak mengapa telur harus dimasukkan pada air yang bergaram dan kenapa harus menunggu selama kurang lebih satu minngu. Anak berpikir dan menjawap pertanyaan dari guru. b. Rancangan Siklus II 1) Rancangan Siklus II ada kelompok A dan B dengan tema rekreasi dengan sub tema bekal perlengkapan rekreasi dilaksanakan pada 15 dan 18 mei 2012 dengan tujuan perbaikan yaitu pengenalan sains untuk peningkatan pemahaman sains dengan pemanfaatan media telur. Adapun satuan kegiatan harian untuk siklus I adalah sebagai berikut : 2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) hari selasa 15 mei 2012 tentang pengetahuan sains tentang konsep permentasi atau proses pengasinan kenapa setelah dimasukkan pada air bergaram harus menunggu selama kurang lebih satu minggu. Ini memancing.anak-anak untuk berpikir dan mengemukakan pendapatnya 3) Rencana Kegiatan Harian (RKH). Hari jumat 18 mei 2012.Demontrasi pratek langsung memasukkan air yang bergaram untuk proses permentasi atau proses pengasinan. c. Oservasi dan Evaluasi Dari hasil observasi penulis tentang sains untuk peningkatan pemahaman sains dengan pemanfatan media telur pada kelompok A dan B di TK Cendrawasih dari RKH I dan RKH II dari tabel analisis,daya serap diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3. Tabel Prosentase kemampuan hasil pembelajaran siklus II Hasil
Prosentasi
No
RKH
1.
I
3
8
17
10,7%
28,6%
60,7%
2.
II
1
7
20
3,57%
25%
71,4%
7,1%
26,8%
66,05%
Rendah Sedang
Tinggi
Rata - Rata
Rendah
Sedang
Tinggi
Grafik 3. Prosentase Kemampuan Hasil Pembelajaran Siklus II 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Rendah Sedang tinggi
RKH I
RKH II
Dari hasil tabel grafik diatas dapat diperoleh kemampuan memahami tentang sains dengan pemanfatan media telur yaitu demontrasi praktek langsung memasukkan telur kedalam air tawar
7
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
dan air garam pada kelompok A dan B, dari hasil analisa daya serap dengan rata-rata keberhasilan anak-anak sebagai berikut : Rendah : 7,1% Sedang
: 26,8%
Tinggi
: 66,05%
Hal ini berarti kemampuan memahami tentang sains dengan pemanfaatan media telur dengan memasukkan telur kedalam air tawar dan air bergaram belum sesuai dengan harapan penulis. Untuk itu tindak lanjut untuk perbaikan dalam peningkatan pemahaman sains di TK dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. d. Refleksi. Hasil dari pelaksanaan indakan kelas siklus I adalah kegiatan peningkatan pemahaman sains dengan pemanfaatan media telur sesui denan indicator
yang dibutuhkan. Hasil observasi
didapatkan bahwa kemampuan memehami sains dengan pemanfaatan media telur setelah dilaksanakan Siklus I masih rendah. Oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan Siklus II. Siklus III a. Kegiatan Siklus III Guru memberikan penjelasan tentang sain kepada anak misalnya rasa asin, manis, asam, manis dari gula asin dari garam asam dari cuka. Anak disuruh mendengarkan dan mengawali pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru memperagakan atau mendemonstrasikan sebelum telur, terlebih dahulu telur direbus kemudian dibelah atau dikupas dan dirasakan telur itu asin apa tawar. Anak ikut melakukan kegiatan memakan telur untuk merasakan telur itu apakah asin atau tidak…? Guru menanyakan kepada anak apa rasa telur itu? kenapa bisa asin…? Anak berpikir dan menjawap pertanyaan dari guru b. Rancangan Siklus III Pada kelompok A dan B dengan tema rekreasi dengan sub tema bekal perlengkapan rekreasi dilaksanakan pada 22 dan 25 mei 2012 dengan tujuan perbaikan yaitu pengenalan sains untuk peningkatan pemahaman sains dengan pemanfaatan media telur. Adapun satuan kegiatan harian untuk siklus I adalah sebagai berikut : 1. Rencana Kegiatan Harian (RKH) hari selasa 22 mei 2012 tentang pengetahuan sains tentang konsep rasa,sebelum anak-anak merasakan telur asin terlebih dahulu telur direbus sesudah matang lalu dibelah dan sesudah dingin lalu dirasa
oo… ternyata rasanya jadi asin.Ini
memancing. Anak-anak untuk berpikir dan mengemukakan pendapatnya 2. Rencana Kegiatan Harian (RKH). Hari jumat 25 mei 2012.Demontrasi pratek langsung merasakan rasa asin dari telur. 8
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
c. Oservasi dan Evaluasi Dari hasil observasi penulis tentang sains untuk peningkatan pemahaman sains dengan pemanfatan media telur pada kelompok A dan B di TK Cendrawasih dari RKH I dan RKH II dari tabel analisis, daya serap diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4. Tabel Prosentase kemampuan hasil pembelajaran siklus III Hasil
Prosentasi
No
RKH
1.
I
3
5
20
10,7%
17,8%
71,4%
2.
II
2
4
22
7,1%
14,3%
78,6%
8,9%
16,05%
75%
Rendah Sedang
Tinggi
Rata - Rata
Rendah
Sedang
Tinggi
Grafik 4. Prosentase Kemampuan Hasil Pembelajaran Siklus III 25 20 15
Renda h
10
Sedang
5 0 RKH I
RKH II
Dari hasil tabel grafik diatas dapat diperoleh kemampuan memahami tentang sains dengan pemanfatan media telur yaitu demontrasi praktek langsung makan telur asin pada kelompok A dan B, dari hasil analisa daya serap dengan rata-rata keberhasilan anak-anak sebagai berikut : Rendah : 8,9% Sedang
: 16,05%
Tinggi
: 75%
Hal ini berarti kemampuan memahami tentang sains dengan pemanfaatan media telur dengan memasukkan telur dan air bergaram untuk proses permentasi atau pengasinan, belum sesuai dengan harapan penulis. Untuk itu tindak lanjut untuk perbaikan dalam peningkatan pemahaman sains di TK dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. d. Refleksi. Hasil dari pelaksanaan indakan kelas siklus II adalah kegiatan peningkatan pemahaman sains dengan pemanfaatan media telur sesui denan indicator yang dibutuhkan. Hasil observasi didapatkan bahwa kemampuan memahami sains dengan pemanfaatan media telur setelah 9
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
dilaksanakan Siklus III dapat dilihat dari nilai keberhasilan dalam menyelesaikan tugas atau kegiatan yang diberikan guru mengalami kenaikan atau peningkatan dalam mengenal sains. Hasil refleksi siklus I ada 62,4% dan meninkat pada siklus II menjadi 66,5% , meningkat sedikit 4% saja,maka dilanjutkan siklus III menjadi 75 %.jadi dari siklus I sampai siklus III meningkat 13 %. PEMBAHASAN Dari pembelajaran dari siklus I II dan III. Tabel prosentasi pemahaman sains pada kelompok A dan B TK Cendrawasih Kartika jaya mengalami peningkatan dengan pemanfaatan media telur tersebut. Tabel 5. Tabel Prosentasi pemahaman sains dengan pemanfatan media telur Siklus I, Siklus II dan Siklus III No
Siklus
Rendah
Sedang
Tinggi
1.
I
7.1%
30,35%
62,45%
2.
II
7,1%
30,35%
66,05%
3.
III
8,9%
16,05%
75%
Grafik Perbandingan Prosentase Kemampuan Hasil Belajar Siklus I,II dan III Grafik 5. Prosentase Kemampuan Hasil Pembelajaran Siklus 1 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
rendah sedang tinggi
RKH 1
RKH 2
Grafik 6. Prosentase Kemampuan Hasil Pembelajaran Siklus II 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Rendah Sedang tinggi
RKH I
10
RKH II
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Grafik 7. Prosentase Kemampuan Hasil Pembelajaran Siklus III 25 20 15 10 5 0
Ren dah
RKH I
RKH II
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan mengenal sains
pemahaman sains anak
kelompok A dan B mengalami kenaikan dari perbaikan yaitu Siklus I 62 %, Siklus II 66% sedangkan Siklus III 75%. Jadi dari Siklus I sampai Siklus III mengalami peingkatan sebasar 13%.
KESIMPULAN Dengan perolehan data yang berhasil di kumpulkan pada analisis dan ditafsirkan dari penelitian tindakan kelas, sehingga dapat disimpulkan permasalahan perbaikan yaitu apakah kemampuan pengenalan sains dapat meningkatkan pemahaman sains pada anak yang dilaksanakan pada tiga siklus, kemudian diambil kesimpulan penerapan pengenalan sains dengan pemanfatan media telur pada anak dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil Siklus I, Siklus II, Siklus III bahwa dengan pemanfatan media telur dapat meningkatkan pemahaman sains, pada anak TK Cendrawasih kartikajaya patebon kendal. 2. Metode atau cara untuk memberikan anak kegiatan dalam hal ini untuk menghindari dari kebosanan dan kejenuhan anak denga pemanfatan media telur hasil yang dicapai dari rata-rata Siklus I 62% meningkatkan menjadi 66% pada Siklus II dan dari Siklus III menjadi 75%. Jadi dari Siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan rata-rata 13%.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha Ali. 2005, Pengembangan pembelajaran Sain Pada Anak Usia Dini. Jakarta Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kualitas dan Kuantitas R & D, Bandung. Arsyad A, 1996, Media Pembelajaran, divisi buku perguruan tinggi. W Mulyadi, 1983, Telur, Bunda karya Jakarta. Patmonodewo S, 1995, Buku Ajar Pendidikan Pra Sekolah, Jakarta. Depdikbud. Chinantya D, 2011, Assesmen Untuk Anak Usia Dini, Semarang. Soetopo H, 2009, Pintar Memakai Alat Bantu Ajar, Divisi dari penerbit erlangga. Supatmi H, 2008, Kerangka Pengembangan Kurikulim Paud, Dikpora. Danardono N, 2007, Beternak Burung Piaraan. Yogyakarta. 11
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Pedoman Pembinaan Kesehatan Anak Didik di TK, 1996, Depkes, Jakarta Pedoman pembelajaran di TK, 2009, Dikpora Metode Khusus Pengembangan Daya Piker di TK, 1997 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Jakarta. Didaktik / Metodik umum di TK, 1996 Depenkeb, Jakarta Standar kompetensi Taman Kanak-Kanak, 2009 Dikpora. IGTKI 2012, Pelangi IGTKI, Jakarta.
12
| Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang