PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS HERWINA DEWI LIBRIANTY & M. SYARIF SI .MAN I R I PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract: This research is aimed at increasing of students participation in English learning through conversation method. This research involved twenty nine students of Year Two from SDIT Ash-Shiddiiqi as respondent. Research used the method of action research spiral cycle model developed by Kemmis & Taggart and succesfully completed in two cycles. Qualitative data of student's participation were analized through the performence of early assessment, assessment of each cycle and the performence of last assessment after actions. Quantitative data score of student's participation improvement was analyzed using descriptive statistics. The results show that: The student's participation between cycles has increased, which is an average scores of the pre-action 57',9%, first cycle 67,6%, second cycle 72,3% and post action 79,8%. Keywords .-Children, Participation, Conversation Method
Abstrak: Hasilpenelitiantentangpeningkatanpeningkatan partisipasi belajar melalui metode bercakap-cakap pada pembelajaran bahasa inggris. Penelitian ini diikuti oleh 29 anak di kelas 2dari SDIT Ash-Shiddiiqi sebagai responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan model spiral dari Kemmis& Taggart dan berhasil dalam dua siklus. Data kualitatif partisipasi anak dari analisis melalui pada awal penilaian, saat penilaian dan penilaian diakhir tindakan. Data kuantitatif di dapat dari skor partisipasi anak di analisis menggunakan statistik deskriptif. Hasilnya menunjukkan: partisipasi anak antar siklus meningkat, dapat dilihat dari skor pra-intervensi 57,9%, siklus I 67,6%, siklus II 72,3% dan akhir tindakan 79,8%.' Kata Kunci: Anak, Patisipasi, MetodeBercakap-cakap
1
JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
Partisipasi merupakan elemen yang sangat krusial dalam sebuah proses pembelajaran.
menggunakan kosa kata baru tersebut dalam sebuah setting percakapan Kegiatan bercakap-cakap juga lebih
Berpartisipasi saat belajar akan mendorong kemampuan
berpikir
kritis
siswa
untuk
bersifat
sehingga
diharapkan
dapat
melakukan berbagai aktivitas pembelajaran.
mengurangi rasa cemas anak selama proses
Banyak
yang
pembelajaran. Ini akan mendorong percepatan
menyimpulkan bahwa dengan berpartisipasi aktif,
pencapaian target pembelajaran bahasa asing.
kualitas pembelajaran siswa akan meningkat dan
Guru sebagai desainer dan kreator berbagai
mereka akan menguasai pelajaran lebih baik
aktivitas kelas dapat merancang kegiatan yang
dibandingkan siswa yang hanya bersikap pasif
menimbulkan rasa ingin tahu anak. Rasa ingin
selama proses pembelajaran. Terkait dengan
tahu yang besar secara alamiah memancing
pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa
partisipasi dalam kegiatan.Berbagai peluang
asing, keberhasilan dalam belajar juga sangat
inilah yang bisa dimanfaatkan guru untuk
tergantung
mengajak anak bereksplorasi aktif menggunakan
Pendapat
fakta-fakta
pada ini
penelitian
peran
semakin
aktif
pebelajarnya.
menguatkan
bahwa
bahasa barunya. Berdasarkan
berpartisipasi secara verbal akan mempermudah
paparan
fakta
serta
siswa mencapai keberhasilan pada pembelajaran
beberapa teori tentang arti penting partisipasi pada
sebuah
pembelajaran bahasa, sangat menarik perhatian
bahasa
asing.
Karena
kesuksesan
berbahasasangat memerlukan partisipasi aktif
peneliti
siswa untuk
bercakap-cakap dapat meningkatkan partisipasi
dapat
mempraktekkan
bahasa
untuk
mengatahuiapakah
metode
belajar siswa pada proses pembelajaran bahasa
tersebut sesuai konteks. Namun berdasarkan hasil survey pada
Inggris. Untuk menjawab pertanyaan ini peneliti
pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas 2A SDIT
melakukansebuah penelitian tindakan kelas yang
Ash-Shidiiqi Kota Jambi, pembelajaran tampak
difokuskan pada upaya peningkatan partisipasi
terpusat pada guru dan sangat mengandalkan
belajar siswa di kelas 2 A SDIT Ash- Shiddiqi
unsur kognitif. Sementara latihan percakapan tak
Kota Jambi berusia 7-8 tahun yang berjumlah 29
pernah dilakukan. Akibatnya siswa tampak tak
orang melalui metode bercakap-cakap dalam
bersemangat menjalani proses pembelajaran
pembelajaran Bahasa Inggris pada
karena mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif. Selama dua jam pelajaran siswa lebih banyak berpartisipasi dalam aktivitas motorik, seperti mencatat kosa-kata baru dan mengerjakan
2
santai
latihan.Mereka
tak
pernah
yang berpusat pada anak menurut Sujiono (2011 : 203) yaitu sebagai suatu kegiatan belajar di mana Semester II (genap) Tahun Pelajaran 2012/2013. terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan anak lainnya. Pada dasarnya Partisipasi Belajar seorang anak adalah pebelajar aktif yang dengan Berdasarkan
pengertian
kata ataupun tanpa diminta secara naluriah akan
participation disertai dua kata yang memiliki berpartisipasi atau melibatkan dirinya dalam suatu kemiripan arti yaitu involved dan engaged, aktivitas yang mengusik rasa ingin tahunya. partisipasi
berhubungan
dengan
proses Sebuah pembelajaran dikatakan baik apabila
mengambil bagian atau terlibat pada sesuatu memungkinkan seluruh pebelajar tanpa terkecuali kegiatan. Engagement atau keterlibatan mencakup dapat berpartisipasi didalamnya. Sebagaimana perilaku
seperti
atensi/perhatian,
usaha, pendapat Kostelnik, Soederman dan Whiren
persistensi, dan resistensi terhadap distraksi (2007;91) yang mengatakan bahwa : "Highmaupun emosi seperti antusiasme, rasa bangga, interest activities and activities in which children minat dan kegembiraan. Keterlibatan bersifat can become actively engaged are desirable for kognitif
karena
siswa-siswa
yang
terlibat children of all stages. In addition, whole group
menginvestasikan kemampuan mentalnya dalam instruction is appropriate only when all the pembelajaran.
Sementara
Duranti
(1997:21) children in the group are able to participate in the
mendefinisikan partisipasi sebagai komponen learning. " pemenuhan kebutuhan makhluk hidup dalam Jadi
dari
beberapa
pengertian
berinteraksi dengan lingkungan yang tidak hanya partisipasi belajar secara umum dan partisipasi secara fisik tapi juga bermakna. belajar yang dikaitkan dengan konteks anak usia Jika partisipasi dikaitkan dengan proses dini, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran.
Partisipasi
siswa
mencakup partisipasi belajar adalah suatu proses keterlibatan
berbagai bentuk aktivitas seperti berbicara, yang dilakukan anak, mencakup fisik maupun mendengar, membaca, menulis dan bahasa tubuh mental melalui pengaktifan panca indera pada atau pergerakan tubuh. Karena partisipasi lisan serangkaian kegiatan belajar yang meliputi adalah perilaku yang dapat dan paling banyak aktivitas visual, aktivitas diteliti, maka studi dalam pembelajaran bahasa lebih berfokus pada signifikansi partisipasi siswa secara lisan. Peningkatan Partisipasi Belajar ................ Herwina Dewi Librianty, M. Syarif Sumantri
Partisipasi anak dalam pembelajaran juga tergambar dalam definisi pendekatan
3
JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
mendengar, aktivitas oral, aktivitas motorik,
bahwa
percakapan
merupakan
proses
emosional dan bahasa tubuh serta berbuat sesuai
pemahaman. Inilah karakteristik dari setiap
ketentuan dalam struktur partisipasi belajarnya,
percakapan sejati saat setiap orang membuka diri
sebagai upaya memenuhi rasa ingin tahu akan
bagi orang lain, sehingga benar-benar menerima
suatu keterampilan atau materi pelajaran, yang
sudut pandangnya sebagai hal yang layak
akan memberi pengaruh pada peningkatan
dipertimbangkan dan menyelami orang lain
kualitas diri anak.
hingga ia memahami bukan sekedar individu tertentu, tetapi juga hal yang dikatakan individu tersebut.
Metode Bercakap-cakap
Duranti
Bercakap-cakap merupakan kegiatan
mengatakan
bahasa produktif yang paling sering dilakukan
membicarakan sebuah bahasa berarti sebuah
oleh manusia. Chaer (2009:44-45) menempatkan
kemampuan untuk menggunakan bunyi-bunyi
bercakap-cakap sebagai salah satu dari kegiatan
bahasa yang membuat kita dapat berpartisipasi
berbahasa. Berbahasa adalah salah satu perilaku
dalam interaksi dengan orang lain dengan
dari
dengan
menampilkan lebih banyak dari apa yang kita bisa
untuk
berpikir,
lihat atau sentuh pada setiap kesempatan. Lalu
ataupun
bersiul.
Nurgiyantoro (2012:397) menyebutkan bahwa
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara
kegiatan berbicara pada umumnya merupakan
proses
aktivitas
kemampuan
kemampuan
manusia,
dan
bercakap-cakap,
perilaku bersuara
produktif
dari
sama
pembicara
untuk
memberi
dan
menerima
bahasa,
menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna
menyampaikan gagasan dan pesan kepada lawan
dan berguna, dan proses reseptif dari pendengar
bicara dan pada waktu yang hampir bersamaan
yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna
pembicara akan menerima gagasan dan pesan
dan berguna, yang disampaikan pembicara
yang disampaikan lawan bicara tersebut. Untuk
melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui
dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik,
alat-alat pendengaran.
pembicara harus menguasai lafal, struktur dan
Linguistik, bahasa lisan adalah rangkaian bunyi bahasa yang diucapkan oleh penutur. Pendengar
sebagai
mitra
penutur
mampu
memahami bunyi bahasa yang diujarkan oleh penutur melalui pendengarannya (Kushartanti & Yuwono (2009:32-33). Berbicara merupakan bagian yang sangat krusial dari pembelajaran dan pengajaran bahasa kedua. Lalu Gadamer dalam Doddington dan Hilton (2010:113) menjelaskan 4
(1997:21)
kosa-kata yang bersangkutan. Disamping itu diperlukan juga penguasaan
karena posisinya yang mempresentasikan sebuah topik percakapan. Pola ini paling sering dipakai masalah atau gagasan yang disampaikan, serta guru saat mengajar. kemampuan memahami bahasa lawan bicara. Maka dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap
Kegiatan Berakap-cakap Pembelajaran Bahasa Inggris
adalah sebuah cara yang digunakan untuk
Suyanto
Untuk
(2008:15) berpendapat
meningkatkan partisipasi dalam pembelajaran
bahwa salah satu hal penting dalam pembelajaran
melalui kegiatan berbahasa secara produktif
bahasa
dalam bentuk lisan yang melibatkan ide, gagasan,
menumbuhkan minat anak untuk belajar bahasa
pemikiran, bahasa verbal maupun non verbal
Inggris.Agar dapat mencapai tujuan tersebut kita
dalam interaksi yang dilakukan oleh seseorang
perlu memahami karakteristik anak sehingga kita
dengan lawan bicara secara pribadi maupun
bisa memilih metode dan bahan pembelajaran
kelompok.
yang tepat bagi mereka. Salah satu cara yang
Inggris
di
sekolah
dasar
adalah
cukup efektif dan dapat menarik minat anak Pola Interaksi Dalam Metode Bercakap-cakap
adalah melalui metode bercakap-cakap, karena
Pada dasarnya proses pembelajaran itu
pada dasarnya anak sangat menyukai percakapan.
merupakan proses komunikasi yang sebagian
Namun kegiatan berbicara untuk anak-anak,
besarnya merupakan percakapan timbal balik
terutama anak-anak yang baru belajar bahasa
antara guru sebagai pembicara dan siswa sebagai
Inggris, perlu direncanakan dengan cermat.
pendengar atau sebaliknya. Pola Roda merupakan pola
interaksi
seluruh
menanggapi, berani dan tidak malu atau takut
informasi kepada individu yang menduduki posisi
membuat kesalahan dalam menggunakan bahasa
sentral. Orang yang berada pada posisi sentral itu
Inggris.
akan menerima pertanyaan, kritik, saran dan
beberapa contoh kegiatan yang dapat membuat
sebagainya
berada
siswa aktif dan mau berbicara antara lain melalui:
Lingkaran
(a) Dialog sederhana; (b) Self-Introduction; (c)
dari
disekelilingnya.
yang
mengarahkan
Hal ini diperlukan agar anak-anak mau
orang
lain
Sedangkan
yang
Pola
memberi peluang setiap orang yang terlibat
Suyanto
(2008:59-61)
memberikan
Classroom Language; (d)
melakukan percakapan melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Pola
alir
saling
sebagai
posisi
interaktif dengan Peningkatan Partisipasi Belajar................ Herwina Dewi Librianty, M. Syarif Sumantri
menempatkan
seseorang
sentral yang akan menjadi pusat perhatian
5
JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
Role Play atau Situational Dialogs. Paradis,
Pengumpulan data untuk mengukur peningkatan
Kirova
partisipasi siswa menggunakan instrumen yang
&
Dachsyhyn
(2009:14-15)
juga
menyarankan beberapa kegiatan bercakap-cakap
dikembangkan
oleh
peneliti.
Data
skor
yang dapat menarik perhatian anak yaitu: (a) story
peningkatan partisipasi dianalisa secara statistik
telling dan retelling; (b) puppets; (c) describing
deskriptif.
unseen objects; (d) motivating activity; (e) HASIL DAN PEMBAHASAN
language based-games.
Setelah
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
dari
Yi-Chen
Lan,
Sheila
melaluimetode
diberikan
tindakan
bercakap-cakap,
terdapat
DegotardidanJneTorrmengenai "Factors Related
peningkatan skor partisipasi belajardari siklus I
to the Home Teaching of Engglish Language, to
sampai pada akhir siklus II.Berdasarkan data
Preschool aged Children: A Taiwanese Study
perkembangan partisipasi belajar pada tabel 1
(Journal of
Research in Early Childhood
terlihat bahwa penelitian tindakan ini telah
Education: PECERA, 2011) dan penelitian
mencapai indikator keberhasilan pada siklus II
lanjutan oleh Lan, Torrdan Degotar ditentang
dengan pencapaian skor rata-rata sebesar 72,3%.
"Taiwanese Mothers as Their Childs First English
Inilah yang menjadi dasar pertama bagi peneliti
Teacher: Issues and Challenges" (Journal of
dalam
Research
memang
in
Early
Childhood
Education:
menghentikan skor
penelitiannya
partisipasi
belajar
selain sudah
mengalami kenaikan sejak siklus I walaupun
PECERA, 2013).
angka yang ditembus hanya sebesar 67,6% yang masih berada di bawah standar indikator
METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan mengacu pada model
pencapaian
yang
menunjukkan bahwa partisipasi belajar siswa
dikembangkan
McTaggart,dan
berhasil
oleh
Kemmis
mencapai
&
indikator
adalah
sebesar
79,8%
yang
cukup stabil.
keberhasilan selama dua siklussebagaimana yang
Penelitian ini juga ditemukan hubungan
tergambar pada data kuantitatif dan data kualitatif
tidak langsung antara partisipasi belajar dengan
pada penelitian ini. Desain pembelajaran dibuat
hasil belajar siswa selama
peneliti dan disepakati oleh pihak sekolah. Kriteria pada
keberhasilan
tindakan
didasarkan
hasil kesepakatan kolaborator dengan
pihak pimpinan lembajga, kepala sekolah dan guru
bahwa
target
peningkatan
rata-rata
partisipasi belajar siswa ditetapkan diatas 70. 6
keberhasilan. Sedangkan pada asesmen akhir
Namun pada siklus kedua agak menurun sebesar 12% sehingga tingkat partisipasi hanya 75,9%. dua siklus.Tampak pada tabel 2 bahwa 16 orang Hal ini bukan disebabkan karena siswa enggan siswa masuk dalam kategori Partisipasi Belajar bernyanyi di siklus II, melainkan karena jumlah Tinggi (PBT), sementara 12 orang lainnya siswa yang tidak hadir pada pertemuan kedua terkategori Partisipasi Belajar Sedang (PBS) dan siklus II cukup banyak. sisanya 1 orang siswa masuk dalam kategori Partisipasi Belajar Rendah (PBR). Berdasarkan SIMPULAN hasil belajar yang ditampilkan oleh tabel tersebut Maka sebagai hasil dari penelitian ini dapat dapat dilihat bahwa ternyata memang partisipasi disimpulkan bahwa: (1) metode bercakap-cakap belajar memiliki pengaruh pada hasil belajar telah terbukti dapat meningkatkan partisipasi Bahasa Inggris dalam siklus I dan Il.Siswa yang belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris; masuk dalam kategori PBT rata-rata memiliki (2) Tingkat partisipasi belajar ternyata memang nilai yang relatif baik, namun sebagian siswa memiliki
pengaruh
secara
tidak
langsung
Ash-Shiddiqi,
teruslah
yang berada dalam kategori PBS juga memiliki terhadap hasil belajar siswa. nilai yang tidak jelek. Kenaikan yang cukup signifikan juga SARAN terjadi dalam kegiatan menjawab pertanyaan (1)
SDIT
guru. Menjawab sebuah pertanyaan berarti siswa telah
melakukan
aktivitas
oral
meningkatkan
kualitas
pendidikan
program
pembelajaran
dan
fungsi dengan
interaksional sekaligus aktivitas mental dan mengembangkan mendengar.Jika
guru
gambar
siswa
menggunakan
upaya berarti
dalam
waktu
diri
melalui
berbagai
media termasuk
melalui
penelitian
yang tindakan yang dapat dilakukan sendiri oleh
bersamaan juga melakukan aktivitas visual. Pada guru maupun bantuan penelitian dari para asesmen awal hanya sekitar separuh atau 55,2% akademisi
atau
ahli.
Temukan
berbagai
merevisi
berbagai
siswa yang berani menjawab pertanyaan gurunya. inovasi
dan
terus
Pada siklus I jumlah ini berhasil ditingkatkan kekurangan untuk mengatasi hambatan dan menjadi 60,3% dan kembali meningkat di siklus gangguan yang tak akan pernah berhenti II dengan pencapaian sebesar 86,2% atau sebagaimana kemajuan yang terus terjadi; mengalami kenaikan sebesar 25,9%. Tingkat (2) Para
pengelola
dan
Pendidik
partisipasi siswa untuk kegiatan bernyanyi yaitu PAUD
agar
dapat
terus
meningkatkan
87,9% selama siklus I. Peningkatan Partisipasi Belajar ................ Herwina Dewi Librianty, M. Syarif Sumantri
pengetahuan
tentang
dunia kepaudan,
7
JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
menyediakan lingkungan pembelajaran sebagai
karakter dan gaya belajarnya. Carilah terus
tempat eksplorasi anak dengan sebaik-baiknya.
strategi dan metode belajar yang bisa
Memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya
mengakomodir semua itu;
bagi anak untuk mengekspresikan diri sesuai
&Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009
DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009 Doddington, Christine- & Hilton, Mary. Pendidikan Berpusat Pada Anak, Membangkitkan kembali tradisi Kreatif. Penterjemah : Febrianti Ika Dewi. Jakarta :PT Indeks ,2010 Duranti, Alessandro. Linguistic Anthropology.New York: Cambridge University Press, 1997 Kostelnik, Marjorie J, Soderman, Anne K. & Whiren, Alice P. Developmentally Appropriate Curricullum Best Practices in Early Childhood Education. New Jersey : Pearson Education Ltd,2007 Kushartanti dan Yuwono, Untung dan Lauder, Multamia RMT.Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta :BPFE ,2012 Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks, 2011 Suyanto, Kasihani K.E. English for Young Learners. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008 Woolfolk, Anita. Educational Psychology Active Learning Edition. Penterjemah Drs Helly Prajitno Soetjipto, MA
8