Peningkatan Mutu Pendidikan Guru Pendidikan Vokasional
PENINGKATAN MUTU POROGRAM STUDI MELALUI PENGEMBANGAN KURIKULUM BERDASARKAN TRACER STUDY Suryawati Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, Jn Rawamangun Muka, Jakarta Timur 13220
[email protected] Abstrak Tingkat penggangguran semakin lama semakin meningkat (BPS, 2008), karena belum semua lulusan dapat terserap pada lapangan kerja yang tersedia, hal ini disebabkan adanya kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang diberikan disekolah dengan kompetensi yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan tracer study guna meningkatkan mutu program study. Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptive melalui metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relevansi kurikulum prodi harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi baik dibidang pendidikan yang mencakup perluasan materi ajar, penggunaan media pembelajaran berbasis IT dan perkembangan industri. Kurikulum merupakan cerminan kemampuan dan kompetensi lulusan serta ukuran standart mutu program study Key words : pengembangan, kurikulum, tracer study, mutu, program study Abstract The unemployment rate progressively increasing (CBS, 2008), because not all graduates will be absorbed in jobs that are available, this is due to the gap between the knowledge and skills provided in schools with the required competencies. This research aims to develop a curriculum based on the tracer study in order to improve the quality of programs of study. Data analysis using statistical deskriptive through a survey method. The results showed that the relevance of the curriculum of study programs should be adapted to the development of science and technology both in the field of education that includes the expansion of the teaching material, the use of media-based learning and development of the IT industry. The curriculum reflects the skills and competencies of graduates as well as the size of the standard of quality programs of study Key words: development, curriculum, tracer studies, quality, study program
Pendahuluan
Kualitas pendidikan di Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah, hal ini bisa dilihat dari lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki.1 Pendidikan tinggi dituntut untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan pasar. 2 Program pendidikan itu yang disebut relevansi pendidikan tinggi dengan dunia nyata.3
1
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.1 2 H. A. R Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21, (Magelang: Tera Indonesia, 1998), h.231 3 Ibid., h. 231
standar isi dan pelaksanaan pembelajaran yang disebut kurikulum. Landasan kurikulum yang ditetapkan Universitas Negeri Jakarta mengacu kepada keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000, tanggal 20 Desember 2000, tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Nomor 045/U/2002, tanggal 2 April 2002, tentang Kurikulum inti Pendidikan Tinggi, Universitas Negeri Jakarta mengembangkan kurikulum berdasarkan konsep kompetensi umum, kompetensi utama, dan kompetensi pendukung yang dijabarkan dalam elemen kompetensi pengembangan kepribadian (MPK), keilmuan dan keterampilan (MKK), perilaku berkarya (MPB), keahlian berkarya (MKB), dan berkehidupan bermasyarakat (MBB), Pengembangan kurikulum ini disasarkan pada profil lulusan yang profesional sesuai dengan kebutuhan masyarakat.4 Di Universitas Negeri Jakarta terdapat dua kurikulum, yaitu kurikulum pendidikan dan kurikulum non pendidikan. Program studi S1 Tata Busana mengarahkan lulusan untuk menyiapkan diri menghadapi dunia kerja di bidang pendidikan maupun bidang non pendidikan. Baik didalam bidang pendidikan, lulusan disiapkan mampu mengajar semua mata pelajaran yang berhubungan dengan bidang busana baik di sekolah formal maupun sekolah non formal, dan juga lulusan disiapkan untuk memiliki kemampuan bersaing, managerial, entrepreneur, dan pendidikan berkarakter. Menurut pengamat ekonomi Berry Priyono, bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif.5 Untuk itu peneliti ingin mengadakan Tracer Study, studi penelusuran S1 Tata Busana yang bekerja, baik di bidang pendidikan maupun di bidang non pendidikan (industri) untuk mengetahui indeks prestasi lulusan, lama masa studi lulusan, waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan pertama, peluang kerja bagi lulusan S1 Tata Busana, rata-rata gaji pertama yang diperoleh, tingkat kepuasan dan keberhasilan lulusan, dan relevansi / kesesuaian kurikulum S1 Tata Busana. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Penelitian tracer studi lulusan program studi tata busana mencangkup beberapa aspek, yaitu (1) Indeks Prestasi Kumulatif Lulusan, (2) Lama studi lulusan, (3) Waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan, (4) Peluang kerja bagi lulusan S1 Tata Busana di bidang pendidikan, (5) Rata-rata gaji pertama yang mereka peroleh, (6) Tingkat kepuasan dan keberhasilan lulusan, dan (7) Relevansi kurikulum Tata Busana S1. Responden penelitian ini adalah seluruh alumni prodi tata busana yang lulus antara tahun 2012-2014 yang berjumlah 124. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui instrumen dengan 39 butir pertanyaan yang di isi oleh alumni prodi tata busana yang telah di 4 5
Ibid., h.34 Kunandar, Op.cit, h.1
uji validitas dan reliabilitasnya. kuantitatif.
Analisis data dilakukan dengan teknik data dekriptif
Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan jumlah lulusan S1 Tata busana tahun lulusan 20122014 sebanyak 124 orang, terdiri dari 68 orang yang bekerja di bidang non pendidikan, 37 orang bekerja di bidang pendidikan, 10 orang yang hanya menjadi ibu rumah tangga, 3 orang yang belum bekerja dan 6 responden yang tidak dapat profil data dikarenakan sulitnya komunikasi. Dari penelitian hasil survei Penelusuran Lulusan S1 Prodi Tata Busana Jurusan IKK FT UNJ tahun 2012-2014, berikut adalah 7 indikator beserta kesimpulan data hasil survei: 1. Indikator Indeks Prestasi Lulusan Tabel 4.1 Indeks Prestasi Lulusan Total No
Terdapat di Profil
Isi
Hasil IPK
x
Pernyataan Jml
%
2,00 - 2,75
4
3,2
2,76 - 3,50
86
69,3
3,51 - 4,00
34
27,4
124
100
3,37
Total
75%
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan indikator indeks prestasi lulusan yang memiliki IPK 2,76 - 3,50 dengan predikat sangat memuaskan adalah 69,3%. Responden yang mendapatkan IPK 3,51 – 4,00 dengan perdikat dengan pujian (cumlaude) terdapat sebesar 27,4% dan hanya sebesar 3,2% responden yang mendapatkan IPK 2,00 – 2,75. Rata-rata dari IPK responden adalah 3,37 dengan persentase 75%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua lulusan cukup dapat menerima ilmu dan pengetahuan yang telah di berikan selama masa kuliah hingga mendapatkan IPK dengan predikat sangat memuaskan (cumlaude). 2.
Indikator Lama masa studi lulusan
Tabel 4.2 Lama masa studi lulusan Total No
Isi
Pernyataan
Terdapat di
Lama masa
< 5 Tahun
Jml
%
29
23,4
Profil
studi
5 Tahun > 5 Tahun Total
63 32
50,8 25,8
124
100
Masa Studi adalah masa studi terjadwal yang ditempuh oleh mahasiswa sesuai dengan rentang waktu yang dipersyaratkan. Tabel diatas menunjukkan bahwa 5 tahun adalah lama studi terbesar dengan persentase yaitu 50,8%. Berbeda dengan lama masa studi diatas 5 tahun 25,8 %. Dengan demikian, persentase lama studi terbesar yang ditempuh responden adalah 5 tahun dan dapat dikatakan bahwa responden dapat menerima ilmu dan pengetahun yang telah diberikan selama masa perkuliahan dengan cepat tanpa perlu waktu yang lebih dari lama. 3. Indikator Waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan pertama Tabel 4.3 Waktu tunggu untuk memperoleh pekejaan pertama B.1 Bentuk pertanyaan pilihan ganda terbuka No Isi Pernyataan
1
Lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh pekerjaan Total
Jumlah
%
1-3 bulan
52
49,5
4-6 bulan
34
32,4
7-12 bulan
18
17,1
> 1 tahun
1
0,9
105
100
Waktu tunggu adalah masa dimana mahasiswa telah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi sampai mahasiwa tersebut mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh waktu tunggu yang diperlukan untuk memeperoleh pekerjaan dengan perolehan persentase terbesar yaitu 49,5% dengan tenggang waktu tunggu 1 - 3 bulan, dan waktu tunggu >1 tahun memperoleh persentasi terendah yaitu sebesar 0,9%. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa waktu tunggu terbesar responden adalah 1-3 bulan dengan persentase 49,5%, hal ini menunjukkan bahwa banyak lulusan yang mempunyai keterampilan dan ilmu pengetahuan yang cukup memenuhi dunia lapangan kerja dan alasan responden menerima pekerjaan pertama karena sesuai dengan cita-cita dan bakat dengan persentase terbesar yaitu 49,5%. Terdapat alasan lain antara lain sebagai batu loncatan dan pekerjaan untuk memperoleh pengalaman.
4. Indikator peluang kerja yang didapat bagi lulusan S1 Tata Busana di Bidang Non Pendidikan Tabel 4.4 Peluang kerja yang didapat bagi lulusan S1 Tata Busana Isi
Cara untuk memperoleh pekerjaan
Pertanyaan
Pernyataan Melamar pekerjaan sendiri tanpa koneksi
N
%
87
72
Melamar pekerjaan dengan koneksi
29
23,5
Ikatan dinas Iklan Lain-lain
0 4 18
0 3 1,5
Sangat Positif Jml %
Prodi Pendidikan Tata Busan IKK FT UNJ sangat 2 terkenal di lapangan pekerjaan Perlu ada Instansi yang menyediakan 11 tenaga kerja di bidang busana
2.9
16.2
Jawaban Cukup Positif Kurang Positif Jml % Jml %
50
48
73.5
70.5
11
5
Negatif Jml %
16.2
7.4
5
4
7.4
5.9
Pertanyaan
Jawaban
Jml
%
Pekerjaan sampingan apa yang dapat dilakukan
Order Jahitan Bisnis Online Bisnis Makanan Wirausaha Pattern Maker Stylish Wedding
62 34 2 2 2 1
60.2 33.1 1.9 1.9 1.9 1
Responden berpendapat bahwa Prodi pendidikan S1 Tata Busana IKK FT UNJ ternyata cukup dikenal di lapangan pekerjaan dengan persentase 73,5%. Responden yang berpendapat bahwa perlu ada instansi yang menyediakan tenaga kerja di bidang busana untuk mempermudah lulusan setelah dinyatakan lulus memperoleh persentase 70,5%. Dapat disimpulkan peluang kerja untuk lulusan S1 Tata Busana IKK FT UNJ cukup besar dengan cukup dikenalnya bidang Tata Busana di lapangan kerja. Walaupun responden mendapatkan pekerjaan dengan cara melamar pekerjaan sendiri tanpa koneksi akan tetapi, banyak responden yang berpendapat juga bahwa perlu adanya instasti yang menyediakan tenaga kerja di bidang busana untuk mempermudah lulusan setelah dinyatakan lulus..
5. Indikator peran serta pencapaian yang di peroleh lulusan S1 Tata Busana di dunia industri Tabel 4.5 Peran serta pencapaian lulusan S1 Tata Busana di dunia industri No
Isi
7
Jenis pekerjaan saat ini
Pernyataan Produksi Jasa Periklanan mode Wirausaha Lain-lain
N 18 31 5 13 1
% 26,5 45,5 7,4 19,1 1,5
Designer Pattern Maker Wardrobe Wiraswasta Lain-lain
124 18 4 17 13 16
100 26,5 5,9 25 19,1 23,5
124
100
Total
8
Jabatan saat ini
Total
Berdasarkan hasil penelitian, dalam indikator peran serta pencapaian yang diperoleh lulusan S1 Tata Busana di dunia industri, diperoleh hasil dari B.1 yaitu pertanyaan pilihan ganda terbuka. Responden yang memilih jenis pekerjaan dibidang jasa terdapat sebesar 45,5% yang merupakan pilihan terbanyak yang diberikan oleh responden, kemudian jenis pekerjaan selanjutnya yang merupakan pilihan ke-2 yang dipilih responden yaitu di bidang produksi dengan persentase 26,5%. Dalam bekerja pasti terdapat posisi atau jabatan yang kita sanggah dan kita pertanggungjawabkan sama hal nya seperti dalam penelitian ini. Jabatan yang diperoleh dengan persentase terbesar adalah sebagai designer dengan persentase yaitu 26,5% di susul wardrobe, wiraswata, juga pattern maker dengan persentase 25%, 19,1% dan 5,9%. Dapat disimpulkan peran sera pencapain yang diperoleh lulusan S1 Tata Busana di dunia industri cukup berperan dan pekerjaan yang didapat responden di bidang jasa dengan jabatan designer menunjukkan kemampuan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki responden memiliki kinerja kerja yang cukup baik dan responden tidak sungkan untuk berbagi ilmu dengan orang lain atau sesama rekan kerja sehingga mempunyai hubungan yang cukup baik dengan rekan sekerjanya. 6. Indikator relevansi kurikulum S1 Tata Busana IKK FT UNJ Tabel 4.7 Relevansi kurikuum S1 Tata Busana IKK FT UNJ
No
30
Pertanyaan
Kesesuaian kurikulum untuk prospek ke depan
Sangat Positif
Jawaban Kurang Cukup Positif Positif
Negatif
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
1
1,4
24
36,8
42
61,8
0
0
31
32
33
34
Kesesuaian kurikulum S1 Tata Busana dengan industri kerja Dapat mencetak lulusan yang mandiri sesuai perkembangan dan kebutuhan dunia kerja Dapat mencetak lulusan yang mempunyai sikap berwirausaha sesuai perkembangan dan kebutuhan dunia kerja MKBKP dapat memberikan pengalaman nyata kepada lulusan disetiap usaha dalam dunia kerja Total %
No
37
1
1,4
26
38,3
41
60,3
0
0
2
3
53
78
13
19
0
0
2
3
42
61,7
2
3
23
33,8
43
63,2
8
11,8
168
248,6
163
239,6
2,36%
35,3
0
0
0
0
0
0
47,92%
0%
Jml
%
Konstruksi pola
24
13,2
Desain busana
47
25,8
Teori warna
36
19,8
Draping
26
14,3
Tehnik menjahit
22
14,8
Kewirausahaan
27
12,1
Total
182
100
Total
124
100
Pertanyaan
49,72%
24
Jawaban
Mata kuliah yang mendukung kinerja saat ini
Berdasarkan hasil penelitian, dalam indikator relevansi kurikulum S1 Tata Busana IKK FT UNJ, diperoleh data kesesuaian kurikulum untuk prospek kedapan dikatakan kurang
sesuai oleh responden dengan persentase 61,8%. Demikian juga dengan kesesuian kurikulum S1 Tata Busana dengan industri kerja yang dinilai responden kurang sesuai pula dengan persentase 60,%. Sebesar 61,7% dan 78% responden yang berpendapat bahwa kurikulum S1 Tata Busana cukup dapat mencetak lulusan yang mempunyai sikap berwirausaha dan mandiri sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dunia kerja. Mata kuliah bidang keahlian dan penunjang cukup dapat memberikan pengalaman nyata kepada lulusan dengan persentase 63,2% dan mata kuliah dengan persentase terbesar yang mendukung kinerja responden saat ini terdapat sebesar 25,8% dengan mata kulah desain busana, disusul mata kuliah teori warna dengan persentase 19,8% dan persentase mata kuliah terkecil adalah kewirausahaan yaitu sebesar 12,1%. Mengenai saran responden tentang sarana dan prasarana selama masa kuliah dan sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan, lulusan yang memberikan pendapat terbanyak yaitu mengenai perbaharuan alat – alat praktek sebesar 33,8% dan 36,5% pendapat lulusan yang lainnya antara lain, penambahan jumlah waktu mata kuliah praktek, penambahan ruang kelas, kerjasama antar perusahaan yang dapat membantu mahasiswa dalam mendapatkan pekerjaan setelah lulus, kualitas kerjasama dengan tempat – tempat Praktek Kerja Lapangan(PKL), peningkatan kurikulum sesuai dengan perkembanagn zaman dan perkembanagn mode dan penambahan dosen pembimbing di mata kuliah praktek agar semua mahasiswa mendapatkan bimbingan. Dapat disimpulkan mengenai relevansi kurikulum S1 Tata Busana IKK FT UNJ dapat dikatakan belum sesuai dan kurikulum S1 Tata Busana IKK FT UNJ walaupun sudah cukup dapat mencetak lulusan yang mempunyai sikap berwirausaha dan mandiri sesuai dengan pekembangan dan kebutuhan dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan, Medan: USU Press, 2010 Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X , Jakarta: Esis, 2007 Bisri Mustofa, Metode Menulis Skripsi, Yogyakarta: Optimus, 2008 _______Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 H. A. R Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21, Magelang: Tera Indonesia, 1998 _______Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Pedoman Kegiatan Akademik Fakultas Teknik (FT), Jakarta: 2012/2013 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Mohamad Surya, Bunga Rampai Guru dan Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka, 2004 Moh. Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta: Diva Press, 2009 Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2009 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 2006) Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers, 2009
Schomburg Harald, Handbook for Graduate Tracer Studies: Centre for Research On Higher Education and Work, University of Kassel, Germany: 2003 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah Jakarta : Bumi Aksara, 2011 Sufean bin Hussin, Pentabdiran Dalam Pembangunan Pendidikan, Malaysia: Universiti Malaya, 2005