PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: Ignatus Galih Prasetyo NIM: 121314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: Ignatus Galih Prasetyo NIM: 121314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persambahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan mencurahkan kasihnya kepada saya. 2. Kedua orang tuaku “Brigita Jasmini dan Andreas Sukatmo” yang selalu memberikan doa dan dukungan serta senantiasa mengasihi saya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes, 13:34) Tidak peduli betapa kuat dirimu, jangan pernah mengatasi semua sendirian, jika itu kau lakukan pasti kau akan gagal. (Itachi Uchiha) Jangan melupakan yang pernah kita dapat dari masa lalu, jadikan sebagai pengajaran dan pembelajaran untuk membentuk masa depan yang lebih baik. (Ignatus Galih Prasetyo)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis: Nama
: Ignatus Galih Prasetyo
NIM
: 121314042
Program Studi
: Pendidikan Sejarah
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi
: PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya dalam karya ilmiah.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ignatus Galih Prasetyo NIM
: 121314042
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK” Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 04 Oktober 2016
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK Ignatus Galih Prasetyo Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) motivasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan (2) prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian adalah motivasi belajar siswa, prestasi belajar siswa dan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Metode penelitian meliputi 4 tahap yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar observasi, (2) lembar kerja siswa, (3) kuesioner, dan (4) tes. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan (1) motivasi belajar sejarah siswa, hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata motivasi belajar sejarah keadaan awal sebesar 73,34, meningkat menjadi 75,82 atau 2,48% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,61 atau 7,79%. (2) prestasi belajar sejarah baik dari segi rata-rata maupun KKM. Dari segi rata-rata, keadaan awal sebesar 72,61, meningkat menjadi 82,19 atau 9,58% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,25 atau 4,09%. Dari segi KKM, keadaan awal siswa yang mencapai KKM sebesar 41,93%, pada siklus I meningkat menjadi 90,32%, dan pada siklus II meningkat menjadi 93,54%.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF THE MOTIVATION AND ACHIEVEMENT OF LEARNING HISTORY THROUGH LEARNING MODEL TYPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TOWARD THE STUDENTS OF THE XI GRADE OF SOCIAL 2 IN NGAGLIK 2 SENIOR HIGH SCHOOL Ignatus Galih Prasetyo Sanata Dharma University 2016 This study aims to improve: (1) students’ motivation to learn history through Numbered Head Together (NHT) learning model and (2) students’ achievement to learn history through Numbered Head Together (NHT) learning model. This research uses Classroom Action Research model of Kurt Lewin. The research subjects are the XI Grade of Social 2 the students of Ngaglik 2 Senior High School which consists of 31 students. The research objects are students’ motivation, students’ achievement and Numbered Head Together (NHT) learning model. The research methodology includes 4 phases: planning, action, observation, and reflection.The instrument used in this research were (1) the observation sheet, (2) the student work sheet, (3) questionnaire, and (4) test. Data analysis using descriptive comparative analysis with percentages. The results of the research show that the implementation of learning model Numbered Head Together (NHT) can increase (1) students’ motivation to learn the history shown by the average score of motivation to learn the history from 73.34, increasing to 75.82 or 2, 48% in the first cycle, and the second cycle increased to 83.61 or 7.79%. (2) the achievement is good in terms of average and minimum completeness criteria (KKM). In terms of average, from the initial state 72.61, increasing to 82.19 or 9.58% in the first cycle, and the second cycle increased to 86.25 or 4.09%. In terms minimum completeness criteria, from the initial state 41.93%, in the first cycle increasing to 90.32%, and the second cycle, 93.54%.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah. 3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan tulus meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan serta memberikan dorongan sampai skripsi ini selesai. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 5. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungannya, baik dukungan moral berupa semangat maupun dukungan finansial serta doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk saya. 6. Kepada adik saya Agustinus Sigit Prasojo yang selalu memberikan dukungan dan doa.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Kepada Kepala SMA Negeri 2 Ngaglik yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian. 8. Kepada Ibu Siti Aptinah selaku guru sejarah SMA Negeri 2 Ngaglik yang telah memberikan bimbingan kepada saya ketika penelitian berlangsung. 9. Kepada Dewi Asmarawati Gulo dan Mugianto yang mau berbagi pengalaman, pengetahuan dan ilmu dalam melaksanakan penelitan sampai penyusunan skripsi. 10. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah mendukung. 11. Kepada Agnes Wahyu I yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya sehingga terselesaikannya tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan masukan yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.
Yogyakarta, 04 Oktober 2016 Penulis
Ignatus Galih Prasetyo
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii HALAMAN PESEMBAHAN ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR BAGAN ....................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR DIAGRAM .................................................................xviii DAFTAR GAMBAR GRAFIK ......................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5 C. Batasan Masalah...................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Pemecahan Masalah ................................................................................ 6 F. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 G. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7 1. Manfaat bagi sekolah ........................................................................ 7 2. Manfaat bagi guru ............................................................................. 7 3. Manfaat bagi siswa ............................................................................ 7 4. Manfaat bagi peneliti......................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ............................................................................................ 8 1. Motivasi ............................................................................................ 8 a. Pengertian Motivasi .................................................................... 8 b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik ................................................ 9 c. Pentingnya Motivasi Belajar ..................................................... 10 2. Konsep Belajar ................................................................................ 10 3. Konsep Sejarah................................................................................ 12 4. Materi Pelajaran .............................................................................. 13 5. Prestasi Belajar Sejarah ................................................................... 14 6. Teori Konstruktivisme (Constructivism) ........................................ 15 7. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah................................ 17 8. Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 19 9. Model Pembelajaran Numbered Head Together ............................. 21 B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 22 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 23 D. Hipotesis Kerja ...................................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 26 B. Setting Penelitian .................................................................................. 27 1. Tempat Penelitian............................................................................ 27 2. Waktu .............................................................................................. 27
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek Penelitian................................................................................... 27 D. Obyek Penelitian ................................................................................... 27 E. Variabel-variabel Penelitian .................................................................. 27 F. Definisi Operasional.............................................................................. 28 G. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 29 1. Observasi ......................................................................................... 29 2. Tes ................................................................................................... 29 3. Wawancara ...................................................................................... 29 H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 29 1. Alat pengumpulan data ................................................................... 30 2. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 30 3. Hasil Uji Coba Instrumen................................................................ 32 I. Desain Siklus Penelitian........................................................................ 34 J. Teknik Analisis Data ............................................................................. 34 1. Data Kualitatif ................................................................................. 35 2. Data Kuantitatif ............................................................................... 36 K. Prosedur Penelitian................................................................................ 37 1. Pra Siklus ........................................................................................ 37 2. Rencana Tindakan ........................................................................... 38 a) Siklus 1 ...................................................................................... 38 b) Siklus 2 ...................................................................................... 39 L. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Observasi Pra Siklus ....................................................................... 41 2. Siklus I ............................................................................................ 48 a. Perencanaan Siklus I ................................................................. 49 1) Membuat Perangkat Pembelajaran ...................................... 49 2) Membuat Kuesioner ............................................................ 50 b. Tindakan Siklus I ...................................................................... 50
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Tindakan Pertemuan I ......................................................... 51 2) Tindakan Pertemuan II ........................................................ 52 c. Pengamatan atau Observasi....................................................... 54 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I ........................ 54 2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I .......................................... 55 3) Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................ 58 d. Refleksi Siklus I ........................................................................ 60 3. Siklus II ........................................................................................... 62 a. Perencanaan Siklus II ................................................................ 62 b. Tindakan Siklus II ..................................................................... 62 1) Pertemuan I ......................................................................... 62 2) Pertemuan II ........................................................................ 64 c. Pengamatan atau Observasi....................................................... 65 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas ...................................... 65 2) Motivasi Belajar Siklus II ................................................... 67 3) Prestasi Belajar Siklus II ..................................................... 69 d. Refleksi ..................................................................................... 72 B. Komparasi Aktivitas Belajar, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar ...................................................................................... 74 1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas .................................. 74 a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ...................................... 74 b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II......................................... 75 2. Komparasi Motivasi Belajar ........................................................... 76 a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ...................................... 76 b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II......................................... 79 3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa ................................................... 82 a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ...................................... 82 b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II......................................... 85 C. Pembahasan ........................................................................................... 89 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa ...................................................... 89 2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ........................................................ 92
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 95 B. Saran ...................................................................................................... 96 1. Bagi Sekolah ................................................................................... 96 2. Bagi Peneliti Berikutnya ................................................................. 96 3. Bagi Guru ........................................................................................ 96 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97 LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR BAGAN Gambar I
: Bagan Skema Kerangka Berpikir ............................................... 25
Gambar II : Bagan Rancangan Siklus Penelitian ........................................... 34
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR DIAGRAM Gambar III
: Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar ............................. 45
Gambar IV
: Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar ............................... 48
Gambar V
: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I .............................. 57
Gambar VI
: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus I................................ 60
Gambar VII
: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 69
Gambar VIII : Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................... 72
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR GRAFIK Gambar IX
: Diagram Perbandingan Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I .................................................................................... 79
Gambar X
: Diagram Perbandingan Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ................................................................................... 82
Gambar XI
: Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I ..................................................................................... 85
Gambar XII : Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II .................................................................................... 88
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
: Kriteria penilaian hasil pengamatan aktivitas belajar .................... 36
Tabel 2
: Tingkat Penguasaan Kompetensi ................................................... 37
Tabel 3
: Target Indikator Keberhasilan ....................................................... 40
Tabel 4
: Ontas .............................................................................................. 42
Tabel 5
: Offtas.............................................................................................. 43
Tabel 6
: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar............................................ 44
Tabel 7
: Data Tingkat Kriteria Keadaan Awal Motivasi Belajar ................. 45
Tabel 8
: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar ............................................. 46
Tabel 9
: Data Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar ........................... 48
Tabel 10 : Data Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus I ........................ 54 Tabel 11 : Data Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ........................... 55 Tabel 12 : Data Motivasi Belajar Siklus I ....................................................... 56 Tabel 13 : Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus I ........................................ 57 Tabel 14 : Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I ........................... 58 Tabel 15 : Data Presentase Prestasi Belajar Siklus I ....................................... 59 Tabel 16 : Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus II .......... 66 Tabel 17 : Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ............. 66 Tabel 18 : Data Motivasi Belajar Siswa Siklus II ........................................... 67 Tabel 19 : Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus II....................................... 68 Tabel 20 : Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ........................................ 70
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 21 : Data Persentase Prestasi Belajar Siklus II ..................................... 71 Tabel 22 : Komparasi Aktivitas Belajar Pra Siklus dengan Siklus I............... 74 Tabel 23 : Komparasi Aktivitas Belajar Siklus I dengan Siklus II ................. 75 Tabel 24 : Komparasi Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I ............... 77 Tabel 25 : Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus II .......................................................................................... 78 Tabel 26 : Komparasi Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II.................. 80 Tabel 27 : Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ............................................................................. 81 Tabel 28 : Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I ................. 83 Tabel 29 : Komparasi Tingkat Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I ................ 84 Tabel 30 : Komparasi Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ................... 86 Tabel 31 : Komparasi Tingkat Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ............................................................................. 87
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1a
: Surat Penelitian dari Universitas Sanata Dharma .................. 99
Lampiran 1b
: Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 2 Ngaglik ....................................................... 100
Lampran 2
: Silabus ................................................................................. 101
Lampiran 3a
: RPP Pertemuan I .................................................................. 112
Lampiran 3b
: RPP Pertemuan II ................................................................ 120
Lampiran 3c
: RPP Pertemuan III ............................................................... 129
Lampiran 3d
: RPP Pertemuan IV ............................................................... 135
Lampiran 4
: Kisi-kisi Soal ....................................................................... 141
Lampiran 5a
: Soal Uji Kompetensi Siklus I .............................................. 147
Lampiran 5b
: Soal Uji Kompetensi Siklus II ............................................. 154
Lampiran 6
: Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ............................................... 160
Lampiran 7
: Kuesioner Motivasi ............................................................. 161
Lampiran 8
: Presensi (Daftar Hadir) ........................................................ 164
Lampiran 9
: Lembar Kerja Siswa ............................................................ 166
Lampiran 10
: Lembar Jawaban .................................................................. 167
Lampiran 11a : Validitas Motivasi Pra Siklus .............................................. 168 Lampiran 11b : Validitas Instrumen Motivasi Siklus I ................................. 169 Lampiran 11c : Validitas Instrumen Motivasi Siklus II ................................ 170 Lampiran 12a : Reliabilitas Instrumen Motivasi Pra Siklus ......................... 171
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12b : Reliabelitas Instrumen Motivasi Siklus I ............................ 172 Lampiran 12c : Reliabilitas Instrumen Motivasi Siklus II ............................ 173 Lampiran 13a : Validitas Butir Soal Siklus I ................................................ 174 Lampiran 13b : Validitas Butir Soal Siklus II............................................... 176 Lampirian 14a : Reliabilitas Butir Soal Siklus I ............................................ 178 Lampiran 14b : Reliabilitas Butir Soal Siklus II ........................................... 179 Lampiran 15
: Dokumentasi ........................................................................ 180
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan pendidikan seseorang dapat manggapai cita-cita yang diinginkan dan didamba-dambakan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 mendefinisikan pendidikan sebagai berikut “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, ahklah mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1 Oleh karena itu pendidikan sangat penting untuk seluruh bangsa khususnya bangsa Indonesia. Pentingnya pendidikan ini dikarenakan pendidikan mempunyai tujuan yang harus dicapai demi pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional di negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmasi dan rohani.2 Pendidikan di sekolah tidak lepas dari proses kegiatan belajar mengajar. Dalam proses ini melibatkan guru dan peserta didik yang keduanya tidak bisa dipisahkan. Namun pada saat ini masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan
1
Ramlah Ahmadi, Pengantar Pendidkan: Asas dan Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 38. 2 Ibid, hlm. 48.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
adalah lemahnya proses pemebelajaran. Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitar.3 Dalam proses pembelajaran ini siswa kurang mampu mengembangkan keampuaan berpikir yang ada dalam dirinya. Untuk mengatasi itu diperlukan adanya interaksi antara peserta didik dan guru maupun peserta didik dengan peserta didik yang baik. Interaksi antara guru dan peserta didik sangat penting, karena semua itu menentukan tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran terjadi karena adanya suatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai4. Ketercapain tujuan ini dapat dicapai bila ada intreksi yang baik antara guru dan peserta didik. Sama halnya dengan pembelajaran sejarah, hendaknya dalam pembelajaran sejarah guru mampu membangun interaksi dan komunukasi dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik. Sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang peristiwa masa lalu. Dari situ, banyak peserta didik yang kurang tertarik terhadap pelajaran sejarah yang menyebabkan motivasi belajar menjadi rendah dan akhirnya akan membuat prestasi belajar peserta didik menjadi rendah. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran karena dengan adanya motivasi peserta didik akan lebih antusias dalam mengikuti semua proses pembelajaran. Dengan motivasi belajar yang tinggi maka peserta didik akan bisa mendapatkan prestasi yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting bagi perkembangan 3
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2014, hlm 7. 4 Ibid, hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui prestasi belajar seorang guru bisa mengetahui tingakat keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Pada saat ini banyak dari peserta didik mengganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang kurang menarik. Mereka juga beranggapan bahwa pelajaran sejarah hanyalah pelajaran yang kurang penting karena hanya mempelajari tentang masa lalu dan mengakibatkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu minat belajar yang rendah terhadap pelajaran sejarah juga merupakan masalah tersendiri yang harus diatasi. Motivasi belajar yang kurang juga menjadi permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi dalam pelajaran sejarah. Lalu pemilihan metode serta model pembelajaran yang kurang sesuai juga merupakan salah satu faktor yang menyebebkan rendahnya minat dan motivasi belajar perserta didik terhadap pelajaran sejarah yang nanti ujungnya akan berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar peserta didik. Dilihat dari berbagai permasalahan di atas dapat dikatagorikan dalam dua hal, yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri seperti minat belajar rendah, motivasi belajar rendah, peserta didik kurang aktif dan prestasi belajar yang rendah. Lalu faktor dari luar, seperti pemilihan model belajar yang tidak tepat. Berdasarkan faktor-faktor di atas mengakibatkan banyak peserta didik tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah prestasi (nilai) dan motivasi belajar peserta didik kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman yang rendah dan nilai berada di bawah KKM. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
observasi di kelas tingkat motivasi peserta didik dalam belajar sangat rendah. Hal ini terlihat banyak dari peserta didik dalam proses pembelajaran mereka cendurung pasif, jarang ada siswa yang mau bertanya serta mereka sibuk sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Peserta didik juga malas untuk mencatat hal-hal yang penting yang sudah disampaikan oleh guru. Kemudian, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 2 Ngaglik pada kelas XI IPS 2 prestasi belajar sejarah yang diperoleh peserta didik rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyak peserta didik yang melakukan perbaikan (remidi) dari hasil MID semester. Hampir semua dari perseta didik melakukan perbaikan ini. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar sejarah masih rendah. Oleh kerena itu, perlu diadakan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah perlu penggunaan model dan metode pembelajaran yang bisa membuat peserta didik tertarik dalam proses pembelajaran serta melibatkan langsung peserta didik dalam proses pembelajaran seterta menuntut agat peserta didik dapat aktif dan siap dalam melakukan proses pembelajaran. Upaya yang dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran “Numbered Head Together” dalam proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran ini menuntut agar peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik diharapkan mampu menguasai materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk diskusi, interaksi dan kerja sama dalam kelas yang menarik dalam setiap proses pembelajaran, sehingga minat dan motivasi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
didik dalam belajar menjadi lebik baik. Selain itu, model pembelajaran ini juga mengajarkan kepada peserta didik agar siap dalam proses pembelajaran. Artinya dengan menggunakan model pembelajaran ini peserta didik dituntut harus siap dan melatih kesiapan mereka dalam belajar di kelas. Dalam setiap proses pembelajaran, model pembelajaran ini memuat pemasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang harapannya akan membangkitkan ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sejarah dan akan membangkitkan motivasi belajar dan pada akhirnya akan meningkatakn pesertasi belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat kita melihat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi lemah yaitu: 1. Peserta didik mengganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang kurang menarik 2. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran 3. Motivasi belajar yang rendah 4. Pemilihan metode serta model pembelajaran yang kurang sesuai 5. Minat belajar sejarah yang rendah 6. Prestasi belajar sejarah yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
C. Batasan Masalah Pada batasan masalah, penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Numbered Head Together. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan masalah: 1. Apakah melalui model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Ngaglik? 2. Apakah melalui model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Ngaglik? E. Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dalam pembelajaran mata pelajaran sejarah. Model pembelajaran ini dapat melatih kesiapan siswa saat proses pembelajaran dan melatih kerja sama antar siswa sehingga siswa akan mudah untuk bertukar pemikiran dan saling berbagi pengetahuan. F. Tujuan Penelitian Adapun dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk: 1. Meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Ngaglik melalui model pembelajaran Numbered Head Together.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Ngaglik melalui model pembelajaran Numbered Head Together. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat dijadikan acauan guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang harus aktif dalam proses pembelajaran. 3. Manfaat bagi siswa Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dan bisa dijadikan sebagai acuan untuk pemilihan model pembelajaran. 4. Manfaat bagi peneliti Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menggunakan atau menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together yang baik dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Motivasi a. Pengertian Motivasi Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat
mereka
tetap
melakukannya,
dan
membantu
mereka
dalam
menyelesaikan tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya. Motivasi sangat penting untuk mendorong kemauan seseorang (peserta didik) untuk lebih aktif lagi untuk mempelajari berbagai hal. Dalam hal ini, motivasi meliputi dalam dua hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari; (2) memahami mengapa hal tersebut patut untuk dipelajari5. Peserta didik belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong tejadinya belajar disebut motivasi
5
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2008, hlm. 40.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
belajar6. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar. Siswa akan memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan dan setrategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Memberikan motivasi kepada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu7. Dengan memberikan motivasi ini maka siswa akan merasa bahwa ada keinginan untuk melakukan proses belajar. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya8. Maka semakin tinggi motivasi siswa maka makin tinggi juga keinginan siswa untuk belajar dan akhirnya akan menetukan pencapain prestasi siswa. b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motifmotif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.9 Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang akitf dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar10.
6
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, PT. Reneka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 80. Sardiman AM, op.cit., hlm. 77. 8 Ibid, hlm. 86. 9 Syaiful Bahri J, Psikologo Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hlm. 149. 10 Ibid, hlm. 151. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
c. Pentingnya Motivasi dalam Belajar Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingya motivasi belajar adalah sebagai berikut:11 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. 2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingakan dengan teman sebaya. 3) Mengarahkan kegiatan belajar sebagai ilustrasi, setelah diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius. 4) Membesarkan semangat belajar. Menyadarkan tentang adanaya perjalan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan. 2. Konsep Belajar Sebagian
orang
beranggapan
bahwa
belajar
adalah
semata-mata
mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran12. Belajar tidak hanya seperti yang diungkapkan di atas. Dalam belajar, di dalamnya terdapat proses yang penting yang harus dilalui sehingga dapat memahami serta mengumpulkan fakta-fakta yang ada dalam setiap proses belajar. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Selain itu, dangan kemapuan berubah melalui belajar itu, manusia (peserta didik) secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan memutuskan keputusan yang penting dalam setiap proses belajar. Oleh sebab itu, belajar sangatlah penting dalam memahami segala sesuatu khususnya dalam dunia pendidikan.
11
Dimyati, op.cit., hlm. 84. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Roedakarya, Bandung, 1997, hlm. 90. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahanan, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan prilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak13. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology: The Teacher-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif14. Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefiniskan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman15. Kemudian belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan16. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memahami dan berdaptasi serta memperoleh suatu perubahan tingkah laku berdasarakan pengalaman yang dialami. Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan, sampai taraf tertentu, tidak menghilang.17 Perubahan yang diakibatkan oleh belajar ini bisa benar-benar bertahan lama bila siswa mampu mengikuti proses pembelajaran 13
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 4. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Roedakarya, Bandung, 1997, hlm. 90. 15 Muhibbin Syah, loc.cit., hlm. 90. 16 Ibid, hlm. 94. 17 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Sketsa, Yogyakarta, 2014, hlm. 57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dengan baik. Oleh karena itu belajar harus selalu diarahkan pada hal-hal yang positif, agar siswa mampu mengolah potensi yang ada dalam diri siswa secara maksimal. Belajar juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku18. Oleh karnanya belajar juga berkaitan erat dengan motivasi. Dalam membangun motivasi, belajar ini bisa menjadi faktor penting dalam setiap proses dalam memperoleh pengetahun. Belajar itu meliputi tiga bidang belajar, yaitu belajar di bidang kognitif, sensorik-motorik serta dinamika afektif.19 Melalui bidang kognitif, anak memperoleh pengetahuan dan pemahan. Melalui bidang belajar sensorik-motorik anak memperoleh berbagai ketrampilan yang melibatkan bagian tubuh yang berupa motorik (penggerak) dan sensorik (indra), namun pemikiran, perasaan dan kemauan juga berperan juga (psikomotorik). Melalui belajar dinamika-afektif, anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang ikut menentukan tindakantindakan yang diambil oleh anak itu sendiri. 3. Konsep Sejarah Sejarah merupakan bagian penting dalam hidup kita. Dengan sejarah kita bisa belajar banyak dan menjadi lebih baik. Maka sejarah sangat lah penting untuk dipelajari. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajara berarti terjadi, syajarah berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, bahasa Inggris history20.
18
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 1. 19 W.S. Winkel, op.cit., hlm. 23. 20 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Bentang Pustaka, Yogyakarta, 1995, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Pada istilah “history” tekanan pengertian diletakkan pada usaha/keinginan untuk mengetahui apa yang telah terjadi sebelum kehidupan kita, atau keinginan untuk mengetahui perjalanan waktu21. Sedangkan menurut I Gede Widja dalam bukunya menjelaskan sejarah suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu yang lampau dan yang telah meninggalkan jejakjejaknya di waktu sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan terutama pada aspek peristiwanya sendiri dalam hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan perkembanganya yang kemudian disusun dalam ceritera sejarah22. Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan cara: (1) perkembangan dalam filsafat, (2) perkembangan dalam teori sejarah, (3) perkembangan dalam ilmu-ilmu lainnya, dan (4) perkembangan dalam metode sejarah. Perkembangan sejarah selalu berarti berubah bahwa sejarah selalu responsif terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi23. Dalam hal ini juga, pembelajaran sejarah juga harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang ada supaya pembelajaran sejarah tidak membosankan dan masih tetap relevan dengan perkembangan zaman. 4. Materi Pelajaran Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini: a. Akar-akar Nasionalisme Indonesia KD 3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini.
21
I Gede Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana, Semarang, 1988, hlm. 7. 22 Ibid, hlm. 9. 23 Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
1) Materi pembelajaran Akar-akar nasionalisme Indonesia b. Peristiwa Sekitar Proklamasi KD 3.11 Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan arti penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan saat ini. 1) Materi pembelajaran Peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan 5. Prestasi Belajar Sejarah Dalam pembelajaran, prestasi sangat lah penting untuk mengetahui seberapa berhasil kah proses pembelajaran itu sendiri. Maka harus dipahami seperti apa itu prestasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)24. Sedangkan belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memahami dan beradaptasi serta memperoleh suatu perubahan tingkah laku berdasarakan pengalaman yang dialami. Maka prestasi belajar sejarah dapat disimpulkan bahwa suatu yang diperoleh atau dicapai berdasarkan usaha yang dilakukan seseorang dalam melakukan adaptasi (proses pembelajaran) dengan lingkungan (kelas) sehingga memperoleh suatu perubahan prestasi (nilai) berdasarkan pengalaman belajar di kelas yang dialami. Dalam bukunya Winkel menyatakan bahwa “hasil belajar” tidak jauh sama dengan “prestasi” (performance); di dalam prestasi hasil belajar menampakkan 24
Depdikud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2010, Jakarta, hlm. 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
diri.25 Maka yang menentukan baiknya prestasi siswa adalah hasil belajar yang didapat siswa harus juga baik. Karena dengan hasil belajar yang baik siswa akan lebih mudah dalam mengikuti tes untuk menguji hasil belajar yang telah diperoleh ketika proses pembelajaran berlangsung dan hasilnya prestasinya pun akan menjadi baik. 6. Teori Konstruktivisme (Contructivism) Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman 26. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi dari dalam diri seseorang. Muslich mengemukakan, konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahanan sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan yang terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta konsep, dan kaidah yang siap dipraktikkan. Manusia harus mengkonstruksinya terlebih dahulu pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam konstruktivisme ada beberapa hal-hal sebagai berikut. 1. Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. 2. Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengkonstruksi pengetahuan, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuan (discovery). 25
W.S. Winkel, op.cit., hlm. 59. M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad XII: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 270. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
3. Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang dimiliki. Kemudian Kukla memberikan pandangan konstruktivismenya dengan menyatakan “all our concept are constructed”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semua konsep yang didapat oleh setiap organisme merupakan suatu hasil dari proses konstruksi.27 Richarson menyatakan bahwa constructivism as the position that “individual create their own understanding, based upon the interaction of what the already know and believe, dan the phenomena or ideas which they come in concept” menurutnya konstruktivisme merupakan sebuah keadaan di mana individu menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan percayai, serta ide dan fenomena di mana mereka berhubungan28. Maka di sini peserta didik bisa mengambangkan potensi yang ada dalam diri mereka khususnya dalam proses pembelajaran. Maka dapat disimpulkan pembelajaran konstruktivisme merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang menuntut agar individu bisa menemukan dan membuat konsepnya sendiri yang muncul dari pendangan dan gamabaran individu itu sendiri serta berdasarkan inisiatif individu.
27 28
Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 22. Ibid, hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
7. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah Telah diuraikan di atas, konstruktivisme merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang menuntut agar individu bisa menemukan dan membuat konsepnya sendiri yang muncul dari pendangan dan gamabaran individu itu sendiri serta berdasarkan inisiatif individu, seperti yang telah dinyatakan oleh Brooks bahwa “the constructivism approach stimulates learning only around concept in whicht the students have a prekindled interst29. Pembelajaran sejarah yang membahas tentang masa lalu sangat berkaitan dengan waktu. Sejarah ialah ilmu tentang waktu30. Maka konstruktivisme sangat penting untuk proses pembelajaran sejarah. Dengan pendekatan konstruktivisme ini pembelajaran sejarah akan menjadi lebih menarik karena siswa dapat menemukan dan membuat konsep pemahaman mereka sendiri untuk memahami pelajaran sejarah. Dengan konsrtuktivisme dalam pembelajaran sejarah, siswa dituntut untuk bergerak lebih aktif dan mengoptimalkan serta memaksimalkan potensi yang ada dalam diri siswa itu sendiri sehingga siswa mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang ada dalam proses pembelajaran. Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan sesuatu kegiatan yang memungkinkan bisa membangun pengetahuannya sendiri.31 Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme:
29
Sigit Mangun Wardoyo, op.cit., hlm. 23. Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 14. 31 Paul Suparno, Filasafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta, 2012, hlm. 65. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
1. Siswa membawa pengetahuan awal yang khas dan keyakinan-keyakinan pada situasi pembelajaran; 2. Pengetahuan dibangun secara unik dan individu/personal dalam berbagai cara, lewat berbagai perangkat, sumber-sumber, dan konteks; 3. Belajar merupakan proses yang aktif dan reflektif; 4. Belajar adalah proses membangun. Kita dapat mempertimbangkan keyakinan dengan mengasimilasi, mengakomodasi, atau bahkan menolak informasi baru; 5. Interaksi sosial mengenalkan perspektif ganda pada pembelajaran; Belajar dikendalikan secara internal dan dimediasi oleh siswa32. Dalam pembelajaran sejarah, siswa perlu untuk mampu mengkonstruksi pengetahuannya agar ilmu yang disampaikan dapat mereka pahami dengan mudah. Di sisi lain agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya dengan baik, guru juga harus mampu memberikan contoh yang konkret agar siswa semakin mudah dalam mengolah daya pikirnya. Maka di sini tugas guru adalah membantu agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sesuai situasi yang konkret maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi siswa.33 Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengetian yang berbeda.34 Siswa harus punya pengalaman dengan membuat pemahaman mereka sendiri dengan dalam proses belajar. Mereka harus bisa membuat hipotesis,
memahami konsep-konsep dengan pemikiran mereka
sendiri,
memecahkan persoalan serta mengadakan atau membuat refleksi untuk membentuk konstruksi yang baru. 32
Moh Yamin, Teori dan Metodologi Pembelajaran, Madani, Malang, 2015, hlm. 71. Paul Suparno, op.cit., hlm. 69. 34 Ibid, hlm. 63 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Dalam aliran konstruktivisme, guru bukanlah seorang yang mahatahu dan siswa bukanlah yang belum tahu dan karena itu harus diberi tahu. Dalam proses pembelajaran siswa aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar pencarian itu berjalan baik. Dalam banyak hal guru dan murid bersama-sama membangun pengetahuan. Dalam artian inilah hubungan guru dan murid lebih sebagai mitra yang bersama-sama membangun pengetahuan.35 8. Pembelajaran Kooperatif Slavin mengemukakan, “In cooperative learning methods, student work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Dari urain tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar36. Pembelajaran
kooperatif
(cooperative
learning)
merupakan
sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur37. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar berkelompok karena dalam pembelajaran ini ada
35
struktur
dorongan
atau
tugas
yang
bersifat
kooperatif
sehingga
Ibid, hlm. 71. Tukaran Taniredja, Dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 55. 37 Tukaran Taniredja, Dkk, loc.cit., hlm. 55. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
memungkinkan akan terjadinya interaksi secara terbuka antara sesama siswa maupun dengan guru. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika peserta didik mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju membentuk manusia sosial38. Maka diharapkan dengan diterpakannya model pembelajaran kooperatif ini bisa menumbuhkan rasa sosial peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab peserta didik akan lebih banyak belajar melalu proses pembentukan (contrucing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran39. Maka diharapkan dalam penerapan pembelajaran kooperatif ini peserta didik dapat lebih aktif dalam kelas karena seharusnya dalam proses pembelajaran peserta didik lah yang harus lebih aktif. Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran. Serta mambantu siswa dalam menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri siswa. Teori
yang
melandasi
pembelajaran
kooperatif
adalah
teori
konstruktivisme.40 Maka dalam pembelajaran kooperatif siswa menjadi sentral. Siswa harus mampu mengolah fakta-fakta yang diperoleh dari hasil berbagi dalam pembelajaran kooperatif dan selanjutnya siswa harus mengkonstruksi serta
38
Daryanto dan Mulyo Harajo, Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2012, hlm. 229. 39 Daryanto dan Mulyo Harajo, loc.cit., hlm. 229. 40 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT. Rajagrafindo Persada, Depok, hlm. 201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
mengolah fakta-fakta itu dalam pemikiran dan pemahaman mereka agar mereka bisa merasakan pengalaman belajar secara langsung. 9. Model Pembelajaran Numbered Head Together Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu dari strategi pembelajaran kooperatif. Numbered Head Together pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut41. Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antar siswa yang satu dengan yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima satu dengan yang lainya42. Model pembelajaran ini cocok untuk melatih kedisiplian setiap siswa karena setiap proses pembelajaran siswa dituntut untuk bertanggung jawab atas kerjaanya atau pun tugas yang diberikan dalam kelompoknya. a. Langkah-langakah
dalam
Model
Pembelajaran
Numbered
Head
Together43 1) Setiap siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
41
Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain Model Pemebelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep Landasan an Implementasi pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TIK), Prendamedia, Jakarta, 2014, hlm. 131. 42 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 108. 43 Ibid, hlm. 108.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya dengan baik. 4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atu menjelaskan hasil kerja sama mereka. 5) Tanggapan dari teman yang lainya, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan. b. Kelebihan Model Pembelajaran Numbered Head Together Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah setiap siswa menjadi siap, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi. c. Kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together Adapun kekurangan dari model pembelajaan ini adalah tidak terlalu cocok untuk diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel yang ada pada judul penelitian ini. Peneltian yang relevan juga dapat dijadikan acuan peneliti dalam menentukan bagaimana kedepanya penelitian ini akan dilaksanakan. Dalam hal ini peneliti mengambil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Italia mahasiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Universitas Sanata Dharma dengan judul “Peningkatan Keaktivan dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Siswa Kelas X-D SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Numbered Head Together. Dari ratarata awal 50,52 pada siklus pertama meningkat menjadi 78,74 atau 34,85% kemudian di siklus dua mengalami peningkatan menjadi 80,75 atau 11, 33%. Selain itu penelitan yang sama yang dilakukan oleh Rusto dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Dalam Belajar IPS (Sejarah) Siswa Kelas VII.2 Pada Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Sumberejo Tahun Pelajaran 2013/2014” juga berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalami peningkatan dari tiap siklus. Pada siklus I terdapat 55,56 % aktivitas siswa yang sudah cukup baik. Siklus II terdapat 63,89 % aktivitas siswa yang sudah cukup baik dan siklus III terdapat 71,42 % aktivitas yang sudah baik. C. Kerangka Berpikir Pembelajaran ini dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Bila siswa dapat aktif dalam pembelajaran maka siswa akan mudah untuk memahami materi pelajaran yang diberikan. Pembelajaran ini juga dirancang untuk menumbuhkan rasa kerja sama siswa dalam proses pembelajaran. Dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran siswa juga dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Numbered
Head
Together
merupakan
model
pembelajaran
yang
memanfatkan media nomor/angka dalam pembelajaran yang dibagiakan kepada siswa yang dibentuk dalam kelompok. Melalui model pembejaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan melatih kerja sama dalam megerjakan tugas atau soal yang telah diberikan kepada setiap kelompok. Dalam kelompok siswa dapat saling bertukar pikiran dan berbagi informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan Numbered Head Together dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan melatih kerja sama setiap siswa serta dapat melatih kesiapan siswa dalam pembelajaran yang berdampak akan meningkatnya motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Selain itu, model pembelajaran ini juga melatih tanggung jawab siswa terhadap tugas mereka masing-masing karena adanya tuntutan setiap siswa harus siap dalam proses pembelajaran. Untuk lebih mudah memahami kerangka berpikir tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Proses Pembelajaran:
Model Pembelajaan Number Head Together
Pembelajaran Sejarah
1) Siswa aktif dalam kelas 2) Siswa bekerja sama dengan anggota kelomponya untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan 3) Siswa akan siap belajar dalam setiap proses pembelajaran 4) Siswa saling berbagi pemikiran dalam proses pembelajaran
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah
Gambar I: Bagan Skema Kerangka Berpikir D. Hipotesis Kerja Adapaun hipotesis kerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan
model
pembelajaran
Numbered
Head
Together
dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik. 2.
Pelaksanaan
model
pembelajaran
Numbered
Head
Together
dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas.44 Maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.45 Dalam bukunya yang berjudul “Penelitian Tindakan 2010”, Suharsimi menjelasakan PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus dan dalam satu siklus terdiri atas empat langkah yaitu, (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.46 PTK ini sangat bermanfaat untuk peneliti karena bisa melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan model pemebajaran yang lebih baik dan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Melalui PTK juga peneliti dapat berperan langsung di dalamnya sehingga peneliti bisa merasakan dan mengangamati seluruh proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Berikut ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian yaitu:
44
Amirudin Hatibe, Meodologi Penelitian Tindakan Kelas, Suka Press, Yogyakarta, 2012, hlm. 13. 45 Ibid, hlm. 14. 46 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan 2010, Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
B. Setting Penelitian Penjelasan mengenai setting penelitian ini akan dibahas sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik untuk mata pelajaran sejarah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 di semester II, yaitu pada bulan April – Mei 2016. Waktu penelitian disesuaikan dengan kalender akademik dari sekolah. C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian tindakan kelas untuk mengatasi peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik. Adapun jumlah siswa kelas XI IPS 2 adalah berjumlah 31 siswa. D. Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Numbered Head Together, motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. E. Variabel-variabel Penelitian Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (X)
: model pembelajaran Numbered Head Together
2. Variabel terikat (Y)
: motivasi dan prestasi belajar sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
F. Definisi Operasional Variabel 1. Belajar Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahanan, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan prilaku yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Motivasi Penggerak (daya dorong suatu keinginan) seseorang (peserta didik) untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah belajar. Sehingga membuat peserta didik menjadi mempuanyai keingin untuk belajar secara terus menerus. 3. Prestasi Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai yang berupa nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. 4. Konstruktivisme Proses menyusun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang didapat peserta didik dalam proses pembelajaran. 5. Pembelajaran Kooperatif Sebuah metode pembelajaran yang menekankan agar peserta didik saling bekerja sama dalam kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
6. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Numbered Head Together merupakan model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antar siswa yang satu dengan yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima satu dengan yang lainnya. G. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal keadaan kelas sebelum penerapan model pembelajaran Numbered Head Together maupun setelah penerapan model pembelajaran tersebut. 2. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum maupun sesudah pembelajaran berlangsung. 3. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa yang digunakan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat untuk melakukan PTK ini. H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tesebut menjadi sistematis dan memudahkan dalam memperoleh data tersebut47.
47
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
1. Alat pengumpulan data a) Observasi Obrsevasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Adapun alat-alat dalam observasi adalah lembar observasi aktivitas siswa di kelas serta lembar kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. b) Tes hasil belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together. Adapun alat-alat dalam tes hasil belajar adalah seperti soal-soal pilihan ganda dan essay dan serta tugas diskusi di kelas. c) Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan awal motivasi dan prestasi siswa. Adapun alat dalam wawancara ini adalah lembar pertanyaan untuk guru mata pelajaran dan peserta didik. 2. Validitas dan Reliabilitas a) Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kreteria48. Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. 48
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Akasara, Jakarta, 2013, hlm. 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Keterangan: rxy = koofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan N = jumlah siswa tes XY = jumlah perkalian antara X dengan Y X2 = kuadrat dari X Y2 = kuadrat dari Y Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus49:
Keterangan: t = taraf signifikan r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah butir item Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t signifikan50. b) Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes. Konsep reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila peneliti sudah memahami konsep validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.51 Dalam mencari reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown yakni dengan teknik belah dua.
49
Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380. Ibid, hlm, 491. 51 Suharsismi Arikunto, op.cit., hlm. 101. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Keterangan: r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11 = koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan 3. Hasil Uji Coba Instrumen Berikut ini merupakan hasil dari pengujian instrumen penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti. a) Validitas Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas. Bila taraf signifikan instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas di lapangan. 1) Motivasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 40 item yang valid berjumlah 37 item, dan instrumen yang gugur berjumlah 3, yaitu nomer 4, 11 dan 16. 2) Prestasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 30 item yang valid berjumlah 25 item dan instrumen yang gugur berjumlah 5 item yaitu nomer 2, 7, 11, 22 dan 25 pada siklus I. Kemudian pada siklus II, dari 30 item yang valid berjumlah 25 item dan instrumen yang gugur berjumlah 5 item yaitu nomer 5, 7, 11, 21 dan 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
b) Reliabilitas Instrumen dinyatakan reliabel jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas. Bila taraf signifikan instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabilitas di lapangan. 1) Motivasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,748 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 40 item pada pra siklus. pada siklus I, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,742 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 40 item. Pada siklus II, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,714 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 40 item. 2) Prestasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,646 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 30 item pada siklus I. Pada siklus II, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,678 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 30 item. Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas, maka dapat disimpulkan instrumen penelitian ini layak untuk digunakan untuk melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
I. Desain Siklus Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan:
Gambar II: Bagan Siklus Rancangan Penelitian52 J. Teknik Analisis Data Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data adalah melakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan dalam setiap aspek penelitian. Pada saat pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang proses ataupun kegiatan pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat langsung menganalisis mengenai hal yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi antar siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa dan lain sebagainya. Analisis data itu sendiri mempunyai peranan yang penting dalam penelitian 52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
tindakan kelas. Oleh karena itu peneliti harus memahami analisis data dengan baik dan tepat agar manfaat penelitian mempunyai nilai ilmiah yang tinggi. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat mengumpulkan data yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data Kualitatif Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis kualitatif, dimana data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together. Aspek yang diamati meliputi berani mengkomunikasikan jawaban, mengambil giliran, mendengarkan teman saat diskusi, memberikan argumentasi atau pendapat, dan mencatat hal-hal penting pada saat diskusi kelompok. Selain itu, kerja sama dalam kelompok juga dapat dilihat dan dinilai saat proses kegiatan diskusi dalam kelompok berlangsung. Pengamatan aspek-aspek di atas bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kelas. Kemudian hasil pengamatan dianalsis dengan membandingkan (analisis komparatif) aspek-aspek pengamatan pada setiap siklus. Kriteria penilaian menggunakan skala likert 1 – 5 dengan kriteria: Skor 1 = Sangat Rendah Skor 2 = Rendah Skor 3 = Cukup Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 1: Kriteria penilaian hasil pengamatan aktifitas belajar Kriteria Indikator 90-100 80-89 70-79 60-69 <59
Nilai Kualitatif Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Penilaian dilihat pada lebar observasi akitvitas siswa dalam kelas melalui model pembelajaran Number Head Together. Skor maksimal dalam penelitian aktivitas siswa dalam kelas yang didapat dari aspek pengamatan dikalikan kriteria penilaian menggunaan skala likert 1 – 5. Cara memperoleh skor sebagai berikut:
Keterangan: N skor perolehan skor maksimal
= nilai hasil pengamatan = hasil perolehan skor dari aspek yang dinilai = hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati
2. Data Kuantitatif Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analis komparatif. Datadata yang diperoleh dari pengamatan dan tes dianalisis dengan analisis komparatif. Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan rata-rata dan persentase skor tiap siklusnya. Analisis tiap siklus didasarkan pada hasil pengamatan atau obeservasi dari pra siklus. Setelah kondisi awal sudah diketahui kemudian tahap selanjutnya adalah peneliti menuju ke siklus pertama. Jika pada siklus pertama prestasinya masih kurang, maka peneliti melanjutkan ke siklus yang kedua. Berikut ini adalah tabel tingkat penguasaaan kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 2: Tingkat Penguasaan Kompetensi Tingkat Penguasaan Kompetensi 90-100 80-89 70-79 60-69 <59
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Cara memperoleh skor sebagai berikut
Keterangan: N skor perolehan skor maksimal
= nilai hasil pengamatan = hasil perolehan skor dari aspek yang dinilai = hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspekyang diamati
K. Posedur Penelitian Dalam proses penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan melalui dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Adapun prosedur pelaksanaanya diuraikan sebagai berikut: 1. Pra Siklus a) Permintaan Izin Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dan Ketua Jurusan IPS Universitas Sanata Dharma. b) Observasi Observasi dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan jumlah 31 siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian dan mengatahui model pembelajaran serta media yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together. c) Menysun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun sebanyak 4 kali dalam dua siklus. dua RPP digunakan untuk siklus I dan dua RPP digunkan untuk siklus II. d) Mempersiapkan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam penelitian adalah power point, kartu angka, dan lembar kerja siswa. e) Menyiapkan Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yaitu soal test, lembar pengamatan siswa, lembar diskusi, kuesioner motivasi dan lembar observasi wawancara. 2. Rencana Tindakan PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi. Tahap-tahap ini diterapkan pada setiap siklus, di mana siklus yang dijalankan minimal dua siklus, dan PTK ini masih bisa dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. a) Siklus 1 1) Perencanaan Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, seperti bahan ajar maupun alat peraga yang dibutuhkan saat melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
2) Tindakan Setalah melakukan perencanaan, peneliti melaksanakan tindakan penelitian di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan ini, pertama peneliti menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengantar, peneliti membagi siswa kedalam kelompok, setiap siswa mendapatkan nomor, peneliti memberikan pertanyaaan kepada setap kelompok, setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, peneliti memanggil siswa berdasarkan nomor yang telah dibagikan dan siswa mempresentasikan hasil diskusi, memberi kesempatan siswa lain memberikan tanggapan, dan kesimpulan. 3) Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap kelompok, mengamati kerja sama kelompok dalam menjawab pertanyaan. Dalam pengamatan ini dibantu dengan mengunakan instrumen observasi. 4) Refleksi Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran maka peneliti memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Setelah dilakukan tes, peneliti mengetahui hasilnya dan hasil dari tes ini peneliti membuat rencana untuk perbaikkan pada siklus kedua dan menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua. b) Siklus 2 Tahap-tahap dalam siklus yang kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan pada siklus yang pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
1) Perencanaan Peneliti membuat perencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan merupakan renacana tindakan selanjutnya pada siklus kedua. 2) Pelaksanaan Peneliti mengimplementasikan model pembelajaran Numbered Head Together berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3) Pengamatan Tim peneliti yaitu peneliti dan kolaborator (teman peneliti), melakukan pengamatan terhadap akitivitas pembelajaran model Numbered Head Together. 4) Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Kemudian melihat adakah peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus 1. L. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai tingakat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam melakukan peningkatan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai target keberhasilan yaitu sebagai berikut: Tabel 3: Target Indikator Keberhasilan Variabel Motivasi Prestasi
Keadaan Awal 54,84% 41,93%
Siklus 1 70% 80%
Siklus 2 75% 85%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman yang terdiri dari dua siklus. Dalam setiap siklus terdapat 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan pertemuan ketiga atau terakhir digunakan untuk uji kompetensi atau tes. Sebelum kegiatan penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa di kelas. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan selama 3 minggu tepatnya pada 12 April – 3 Mei 2016. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan jumlah 31 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak juga sebagai pengajar di kelas (guru). 1. Observasi Pra Siklus Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 di kelas IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik pada mata pelajaran sejarah. Observasi pra siklus ini dilakukan pada jam pelajaran ke-7 dan 8. Guru mata pelajaran sejarah di kelas ini adalah Ibu Siti Aptinah. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai telihat banyak siswa yang mengeluarkan buku pelajaran sejarah. Ketika guru memberikan apersepsi sebelum masuk ke materi pelajaran terlihat beberapa siswa kurang memperhatikan apa yang diberikan oleh guru. Pada saat apersepsi juga guru sempat memberikan
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
pertanyaan kepada siswa namun hanya sedikit yang berani mengemukakan jawaban di kelas. Ketika kegiatan belajar mengajar guru membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam diskusi kelompok terlihat hanya beberapa siswa yang aktif dalam diskusi. Banyak dari mereka yang mengobrol dengan teman satu kelompok. Setelah selesai diskusi kelompok, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, yang diwakilkan oleh salah seorang anggota kelompok. Dalam hal ini, terlihat banyak siswa yang tidak mau mempresentasikan dan cenderung saling tunjuk untuk maju ke depan kelas. Dalam proses pembelajaran juga hanya sedikit siswa yang mau bertanya. Berikut ini merupakan tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa SMA Negeri 2 Ngaglik di kelas. Tabel 4: Ontas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Aspek yang Diamati Siswa siap mengikuti proses pembelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Mendengarkan teman saat presentasi Siswa mencatat hal-hal penting Siswa mengerjakan tugas dengan baik Siswa bertanya kepada guru Siswa membawa buku paket Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Siswa aktif berkerja sama dalam proses pembelajaran Siswa berani mengemukakan pendapat di depan kelas Siswa mengambil giliran
Jumlah Siswa 15 13 10 10 18 6 31 9
Persentase (%) 48,38% 41,93% 32,25% 32,25% 58,06% 19,35% 100%
16
51,61%
7
22,58%
15
48,38%
29,03%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel 5: Offtas No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang Diamati Siswa mengobrol dalam kelas Siswa banyak yang mengantuk Siswa sibuk bermain Handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan proses pembelajaran
Jumlah Siswa 15 7 6 4
Persentase (%) 48,38% 22,58% 19,35% 12,90%
19
61,29%
Berdasarkan obeservasi pra siklus di atas, menunjukkan siswa yang bertanya kepada guru hanya berjumlah 6 siswa atau 19,35%. Siswa yang berani mengemukakan pendapat berjumlah 7 siswa atau 22,58%. Dan masih banyak siswa yang kurang memperhatikan ketika proses pembelajar berjumlah 19 siswa atau 61,29%. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa siswa cenderung masih pasif dalam proses pembelajaran. Seharusnya yang diharapkan adalah siswa harus mampu aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam observasi pra siklus peneliti juga melakukan pengamatan terhadap motivasi siswa. Pengamatan motivasi siswa ini dilakukan dengan memberikan kuesioner pada siswa yang tujuannya untuk mengetahui motivasi belajar siswa di kelas. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 Ngaglik. Berikut ini tabel kondisi awal motivasi belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 6: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MSS NUN PP PNS PWO RR RAP RP SH SER SSS SRA SAS TK TWS TP VFAS WSC YPN YPR YP ZD Rata-rata Skor Tertinggi Skor Terendah
SKOR 67.50 66.00 61.00 78.00 69.50 68.00 97.50 69.00 88.00 78.50 74.00 60.00 66.50 85.00 67.00 76.50 65.50 60.00 84.50 81.00 82.50 67.00 65.00 84.00 77.00 75.00 69.00 69.00 69.50 72.00 80.50 73.34 97,50 60,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut: Tabel 7: Data Kriteria Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Motivasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Frekuensi 1 7 9 14 0 31
Persentase (%) 3,23 22,58 29,03 45,16 0 100
Ratarata
73,34
Berdasarkan data di atas, motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 masih rendah. Ini ditunjukkan dengan adanya data menyebutkan 45,16% motivasi belajar sejarah siswa yang rendah. Hampir dari setengah jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah sisanya adalah 3,32% motivasi belajar sejarah sangat tinggi, 22,58% motivasi belajar tinggi, dan 29,03% motivasi belajar cukup. Berikut ini merupakan diagram persentasi keadaan awal motivasi belajar siswa:
3,23% Sangat Tinggi 45,16%
22,58%
Tinggi Cukup
29,03%
Rendah
Gambar III: Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Selain observasi terhadap motivasi belajar siswa, peneliti juga melihat keadaan awal prestasi siswa. Ini dilakukan karena salah satu tujuan PTK ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil data prestasi belajar siswa diambil dari nilai MID semester genap. Berikut ini tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 Ngaglik: Tabel 8: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 NO.
Nama
Keterangan
Nilai
Lulus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MSS NUN PP PNS PWO RR RAP RP SH SER SSS SRA SAS TK TWS TP VFAS WSC YPN
72 80 86 72 68 80 84 68 75 72 80 75 65 76 78 76 65 73 64 68 72 68 62 72 68 72 75 75
Tidak Lulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
29 30 31
YPR YP ZD Jumlah KKM Persentase Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata
76 66 68
13
18
41,93%
58, 06%
75 86 64 72,61
Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 sebelum diterpakannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) menunjukkan siswa yang mencapai KKM yang ditentukan dari sekolah adalah 13 siswa atau 41,93%. Sedangkan siswa yang masih di bawah KKM berjumlah 18 siswa atau 58,06%. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sebagian besar siswa kelas XI IPS 2 pada pelajaran sejarah yaitu ada 58,06% siswa yang masih berada di bawah KKM. Berdasarkan data di atas, pretasi belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan setengah lebih dari jumlah siswa belum mencapai KKM dan harus dilakukan perbaikkan. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 9: Data Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Prestasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Frekuensi 0 5 15 11 0 31
Persentase (%) 0 16,13 48,39 35,48 0 100%
Ratarata
72,61
Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria pretasi belajar rendah masih cukup banyak yaitu berjumlah 35,48%. Sedangkan siswa dengan prestasi belajar tinggi hanya berjumlah 16,13% dan siswa dengan kriteria prestasi belajar sangat tinggi 0%. Untuk mengetahi jumlah persentase tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Sangat Tinggi 16,13%
Tinggi
35,48% Cukup 48,39%
Rendah Sangat Rendah
Gambar IV: Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa 2. Siklus I Siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan yaitu pada pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk mengajar yaitu pada tanggal 12 dan 15 April 2016 sedangkan pertemuan terakhir untuk tes yaitu pada tanggal 22 April 2016. Pada pertemuan pertama materi pelajarannya tentang “Akar-akar Nasionalisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Indonesia” dan pada pertemuan ini semua siswa hadir saat kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pada pertemuan kedua materinya membahas “Peristiwa Sebelum Proklamasi Kemerdekaan” dan pada pertemuan ini ada 3 siswa yang tidak hadir. Pada siklus pertama ini mulai diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yang akan diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindikan siklus I adalah sebagai: 1) Peneliti membuat perangkat pembelajaran meliputi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, media pembelajaran. Urain dari setiap perangkat dijabarkan sebagai berikut: a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP merupakan rancangan kegiatan pembalajaran di kelas yang berupa langkah-langkah kita dalam menentukan proses pembelajaran. RPP dibuat dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together. Dalam perencanaan siklus I ini peneliti membuat dua RPP untuk pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Dalam penyusunan RPP ini peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing maupun guru bidang studi. b) Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini adalah tentang akarakar nasionalisme Indonesia dan pristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tepatnya peristiwa sebelum Proklamasi Kemerdekaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
c)
Lembar Kerja Siswa Dalam penelitian ini, lembar kerja siswa yang digunakan siswa yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus didiskusikan dalam kelompok yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
d) Media Pembelajaran Media
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together adalah kartu bernomor, yang akan diberikan kepada semua siswa yang gunanya untuk memanggil siswa untuk presentasi kedepan kelas. Selain itu peneliti juga menggunakan media pembelajaran berupa Power Point untuk mempermudah menyampaikan pengantar materi kepada siswa. 2) Membuat Kuesioner Motivasi Dalam penelitian ini tidak hanya prestasi saja yang ditingkatkan namun motivasi belajar juga ditingkatkan. Dalam tahap persiapan ini peneliti membuat kuesioner tentang motivasi yang berjumlah 40 pernyataan yang akan diberikan ketika siklus pertama telah selesai. b. Tindakan Siklus I Tindakan yang dilakukan pada siklus pertama ini mengacu pada RPP. Dalam tahap ini peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran. Pada siklus I tindakan dilakukan sebanyak dua kali. Berikut ini merupakan uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus pertama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
1) Pertemuan I Dalam tindakan pertemuan I ini, penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mulai dilakukan. Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 14 April 2016, jam pelajaran 7 – 8 (12.15-13.30 WIB). Materi pembelajaran yang dibahas adalah tentang “Akar-akar Nasionalisme Indonesia”. Pertemuan pertama ini dibuka dengan salam dan menanyakan kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar serta mengecek kebersihan kelas. Pada kegiatan awal peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan tayangan gambar-gambar yang terkait dengan materi. Dalam kegiatan apersepsi, masih banyak siswa yang belum termotivasi untuk menjawab maupun menanggapi gambar-gambar yang ditayangkan. Pada pertemuan pertama ini hanya beberapa siswa saja yang antusias untuk menanggapi gambar-gambar yang ditayangkan. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara singkat mengenai materi tentang akar-akar nasionalisme Indonesia. Setelah itu, siswa dibagi dalam 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu nomor kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk didiskusikan setiap kelompok. Pada awalnya, siswa kebingungan dengan model pembelajaran yang digunakan karena semua siswa mendapatkan nomor. Namun setelah diberikan penjelasan oleh peneliti, siswa pun mulai paham dengan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
pembelajaan Number Head Together. Pada saat diskusi kelompok siswa masih banyak yang kurang aktif. Hanya sebagian siswa yang semangat dalam kegiatan pembelajaran. Masih banyak yang mengobrolkan hal yang bukan dari materi pelajaran. Setelah selesai berdiskusi, peneliti memanggil secara acak nomornomor yang telah dibagikan kepada semua siswa. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan
hasil
diskusinya
di
dapan
kelas.
Setelah
selesai
mempresentasikan hasilnya kemudian peneliti memanggil kembali nomor secara acak lalu siswa mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Pada sesi presentasi pada pertemuan pertama ini masih banyak siswa yang dipanggil nomornya untuk presentasi tidak mau. Siswa yang berani untuk presentasi ke depan kelas hanya sedikit saja. Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas lanjutan dan meminta kepada siswa agar merefleksikan meteri pembelajaran yang telah didapat dalam kehidupan mereka. 2) Pertemuan II Pada pertemuan kedua, tindakan yang dilakukan hampir sama dengan pertemuan yang pertama. Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal 15 April 2016, jam pelajaran ke 3-4 (08.30-10.30 WIB). Materi pembelajaran yang dibahas pada pertemuan kedua ini adalah tentang “Peristiwa Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Pada awal pembelajaran peneliti memberi salam dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar serta mengecek kebersihan kelas. Kemudian menanyakan kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua ini, ada tiga siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
tidak masuk karena mengikuti lomba. Kemudian guru memberikan apersepsi dan selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada pertemuan kedua mulai ada perubahan. Siswa yang awalnya banyak yang kurang aktif dalam menanggapi apersepsi yang berupa gambar yang diberikan peneliti, pada pertemuan kedua ini banyak siswa yang mulai aktif dalam menanggapi gambar-gambar yang ditayangkan. Pada kegiatan inti peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai peristiwa sebelum proklamasi kemerdekaan. Kemudian membagi siswa kedalam 7 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu nomor kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk didiskusikan setiap kelompok. Pada pertemuan kedua ini terjadi perubahan. Siswa yang awalnya banyak yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi, pada pertemuan kedua ini mulai banyak yang aktif. Ini terlihat dari siswa mulai berani untuk mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan diskusi di dalam kelas. Setelah selesai berdiskusi, peneliti memanggil secara acak nomor-nomor yang telah dibagikan kepada semua siswa. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya di dapan kelas. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai berani presentasi ke depan kelas. Namun masih ada beberapa siswa yang belum berani untuk presentasi ke depan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya kemudian
guru
memanggil
kembali
nomor
secara
acak
lalu
siswa
mempresentasikan hasil diskusinya dan begitu seterusnya. Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas lanjutan kepada siswa untuk belajar di rumah karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
minggu depan ada uji kompetensi untuk siklus I dan meminta kepada siswa agar merefleksikan meteri pembelajaran yang telah didapat dalam kehidupan mereka. Setelah tindakan pertemuan kedua selesai kemudian peneliti memberikan lembar observasi motivasi yang berupa kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. c. Pengamatan atau Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa di kelas. Selain itu, pengamatan juga dilakukan terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar. Berikut ini merupakan penjabaran dari hasil observasi atau pengamatan: 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I Aktivitas kegiatan siswa di kelas diukur dengan indikator yang telah dibuat di RPP pada kegiatan diskusi. Indikator yang digunakan untuk menilai aktivitas diskusi siswa di kelas adalah mengkomunikasikan, mengambil giliran, mendengarkan, berargumen, mencatat hal penting dalam diskusi. Berikut ini merupakan tabel aktivitas siswa di kelas pada pertemuan pertama dan kedua di siklus I. Tabel 10: Data Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Siswa
Aspek Model NHT yang Diamati Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok Menggambil giliran saat diskusi Mendengarkan teman saat diskusi kelompok Memberikan argumentasi saat diskusi Mencatat hal penting dalam diskusi Pada
pertemuan
pertama
di
siklus
12 24 18 18 20 I,
terlihat
Persentase (%) 38,70 77,41 58,06 58,06 64,51 siswa
yang
mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 38,70%. Siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
mengambil giliran sebanyak 32,25%. Lalu siswa yang mau mendengarkan teman yang sedang memberikan argumentasinya adalah 58,06%. Siswa yang memberikan agumentasi dan mencatat hal penting saat diskusi kelompok yaitu 58,06%. Pada pertemuan pertama dari semua indikator masih sangat rendah terlihat pada persentase tabel di atas. Indikator yang paling rendah persentasenya adalah mengambil giliran. Tabel 11: Data Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Model NHT yang Diamati Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok Menggambil giliran saat diskusi Mendengarkan teman saat diskusi kelompok Memberikan argumentasi saat diskusi Mencatat hal penting dalam diskusi
Jumlah Siswa 18 22 18 20 22
Persentase (%) 58,06 70,96 58,06 64,51 70,98
Pada pertemuan kedua di siklus I, terlihat siswa yang mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 58,06%. Siswa yang mengambil giliran sebanyak 70,96%. Lalu siswa yang mau mendengarkan teman yang sedang memberikan argumentasinya adalah 58,06%. Siswa yang memberikan agumentasi sebanyak 64,51% dan mencatat hal penting saat diskusi kelompok yaitu 58,06%. Pada pertemuan kedua terjadi perubahan yang mencolok pada indikator mengambil giliran dan memberkan argumentasi saat diskusi. 2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I Motivasi belajar pada siklus I dinilai berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikerjakan oleh siswa di kelas. Adapun hasil motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 12: Data Motivasi Belajar Siklus I Siswa Kelas XI IPS 2 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MSS NUN PP PNS PWO RR RAP RP SH SER SSS SRA SAS TK TWS TP VFAS WSC YPN YPR YP ZD Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
SKOR 64.57 74.29 60.57 80.00 73.14 72.00 97.14 74.86 88.57 84.57 69.71 82.29 72.57 71.43 71.43 78.29 70.29 79.43 81.71 74.86 80.57 73.71 73.71 80.57 77.71 79.43 72.57 72.00 72.57 68.00 77.71 75,82 97,14 60,57
Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 13: Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus I Siswa Kelas XI IPS 2 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Motivasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Frekuensi 1 9 18 3 0 31
Persentase (%) 3,23 29,03 58,06 9,68 0 100%
Ratarata
75,82
Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar sejarah siswa mulai mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang motivasi belajarnya rendah adalah 9,68%. Kemudian motivasi belajar siswa dengan kriteria cukup berjumlah 58,06%, siswa dengan motivasi belajar tinggi presentasenya adalah 29,03% dan siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi hanya 3,23%. Berikut ini merupakan diagram tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I. Pada siklus I ini terdapat perubahan terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan pada kriteria motivasi belajar cukup. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap motivasi belajar siswa. Untuk mengetahui tingkat motivasi sangat rendah sampai dengan sangat tinggi dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
9,68% 3,23% Sangat Tinggi Tinggi
29,03% Cukup
58,06%
Rendah Sangat Rendah
Gambar V: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
3) Prestasi Belajar Siswa Siklus I Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan hasil penelitian proses dan hasil penilaian produk. Hasil penilain proses yaitu berupa hasil penilaian terhadap tugas-tugas kelompok dan pengamatan keterampilan kooperatif siswa saat diskusi. Sedangkan hasil penilaian produk adalah berupa hasil tes. Adapun prestasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14: Data Ketuntasan Pretasi Belajar Siswa Siklus I Kelas XI IPS 2 Keterangan NO.
Nama
Nilai Lulus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MSS NUN PP PNS PWO RR RAP RP SH SER SSS SRA SAS TK TWS TP
84 80 88 84 76 82 86 74 82 88 88 80 76 82 86 80 78 84 82 72 86 88 64 88 84
Tidak Lulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
26 27 28 29 30 31
VFAS WSC YPN YPR YP ZD
88 88 80 84 84 82 Jumlah KKM Persentase Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata
28
3
90,32%
9,67%
75 88 64 82,19
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang nilainya mencapai KKM berjumalah 28 siswa atau 90,32%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM hanya berjumalah 3 siswa atau 9,67%. Dan rata-rata yang dicapai pada siklus pertama ini adalah 82,19. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus pertama terdapat peningkatan terhadap prestasi siswa. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 15: Persentase Prestasi Belajar Siklus I Siswa Kelas XI IPS 2 No.
Kriteria
Skala Pretasi
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
0 25 5 1 0 31
Persentase (%) 0 85,65 16,13 3,23 0 100%
Ratarata
82,19
Pada siklus I peningkatan begitu terlihat pada kriteria prestasi belajar tinggi. Siswa yang masuk dalam kriteria prestasi belajar rendah mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
penurunan. Untuk melihat prestasi belajar siswa dari yang sangat tinggi sampai sangat rendah dapat dilihat pada diagram di dibawah ini:
3,23%
Sangat Tinggi Tinggi
16,13%
Cukup Rendah 81,65% Sangat Rendah
Gambar VI: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus I d. Refleksi Siklus I Refleksi siklus I dilakukan terhadap proses kegiatan pembelajaran, hasil observasi terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan hambatan. Kekurangan dalam siklus I ini seperti pengelolaan waktu yang kurang sesuai dengan yang telah dialokasikan dalam RPP. Selain itu, pada saat proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang aktif serta masih ada beberapa siswa yang mengobrolkan hal selain tugas diskusi sehingga waktu untuk berdiskusi menjadi berkurang dan akibatnya ada beberapa kelompok yang belum siap untuk presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Pada pertemuan pertama saat penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I ini tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik. Pada awal pelaksanaan proses pembelajaran siswa masih kebingungan dengan diterapkannya model pembelajaran ini karena semua siswa diberikan nomor oleh peneliti. Namun setelah ada penjelasan dari peneliti, siswa paham dengan model yang digunakan saat pembelajaran. Pada pertemuan yang kedua, mulai nampak terlihat motivasi belajar siswa mengalami peningkatan meskipun dalam kriteria yang cukup, ini terlihat dari proses pembelajaran di kelas siswa mulai banyak aktif dalam kegiatan diskusi dan siswa mulai berani presentasi di depan kelas. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus I, penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Namun hasil yang diperoleh sudah cukup baik dari segi motivasi belajar maupun prestasi belajar. Namun ada beberapa hal yang menjadi perhatian yang nantinya perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya seperti: 1) Masih ada beberapa siswa yang mengobrolkan hal yang bukan menjadi materi diskusi kelompok. 2) Beberapa siswa juga masih ada yang bermain Handphone saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi di atas, diharapkan dalam siklus selanjutunya dalam penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat ditingkatkan dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus I ini. Diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
pada siklus selanjutnya motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan lagi. 3. Siklus II Penelitian siklus II didasari dari siklus I. Dalam siklus II dilakukan sebanyak dua kali. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 26 April 2016, ada dua siswa yang tidak hadir. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 29 April 2016 dan semua siswa hadir. Tahapan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Berikut ini merupakan tahapan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II: a. Perencanaan Siklus II Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I maka diadakan tindakan selanjutnya, yaitu siklus II. Perencanaan pada siklus II hampir sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu menyusun RPP, lembar kerja siswa, menyiapakan materi pelajaran, menyiapkan media pembelajaran dan kuesioner motivasi. b. Tindakan Siklus II Tindakan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Tindakannya juga dilakukan sebanyak 2 kali. Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan pada siklus II. 1) Pertemuan I Tindakan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2016 pada jam pelajaran ke 3-4 (8.30-10.30 WIB). Pada pertemuan pertama ini materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
pelajaran yang dibahas adalah tentang “Peristiwa-peristiwa Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam kemudian menanyakan kehadiran siswa. Lalu mengecek kebersihan kelas dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti memberikan apersepsi dan selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada pertemuan pertama ini siswa sudah semakin aktif dan antusias dalam menanggapi gambar-gambar yang ditayangkan pada saat apersepsi. Pada kegiatan inti peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa sesudah proklamasi kemerdekaan. Kemudian membagi siswa ke dalam 8 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu nomor kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk didiskusikan setiap kelompok. Kegiatan diskusi pada pertemuan ini sudah berjalan dengan baik. Siswa semakin aktif dalam kegiatan diskusi yang ditunjukkan dengan siswa saling berkerja sama dengan baik. Setelah selesai berdiskusi, peneliti memanggil secara acak nomor-nomor yang telah dibagikan kepada semua siswa. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya di dapan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya kemudian peneliti memanggil kembali nomor secara acak lalu siswa mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Pada pertemuan pertama ini siswa sudah semakin banyak yang berani untuk presentasi ke depan kelas. Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
lanjutan serta meminta kepada siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang didapat pada pertemuan pertama di siklus II ini. 2) Pertemuan II Tindakan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016 pada jam 30-10.30 WIB. Pada pertemuan kedua ini materi pelajaran yang dibahas adalah tentang “Penegakan Kedaulatan Negara”. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam kemudian menanyakan kehadiran siswa. Lalu mengecek kebersihan kelas dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti memberikan apersepsi berupa gambar-gambar mengenai materi pada pertemuan pertama dan selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam kegiatan apersepsi siswa semakin aktif ditunjukkan dengan siswa semakin banyak yang menganggapi gambar bahkan banyak yang bertanya. Peda kegiatan inti peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai penegakan kedaulatan negara. Kemudian membagi siswa kedalam 8 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, kemudian peneliti memberikan kartu nomor kepada semua siswa. Lalu peneliti memberikan soal-soal untuk didiskusikan setiap kelompok. Pada pertemuan ini kegiatan diskusi berjalan dengan baik. Siswa semakin banyak yang saling berkerja sama yang ditunjukkan dengan saling berbagi pendapat atau argumentasi serta mencatat hal-hal yang penting. Lalu mendengarkan teman yang sedang presentasi. Setelah selesai berdiskusi, peneliti memanggil secara acak nomor-nomor yang telah dibagikan kepada semua siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusinya di dapan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya kemudian peneliti memanggil kembali nomor secara acak lalu siswa mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Pada kegiatan penutup peneliti memberikan tugas lanjutan yaitu meminta siswa untuk belajar karena pertemuan selanjutnya diadakan uji kompetensi atau tes serta meminta kepada siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang didapat pada pertemuan pertama di siklus II ini. Setelah tindakan pertemuan kedua selesai kemudian peneliti memberikan lembar observasi motivasi yang berupa kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. c. Pengamatan atau Observasi Observasi yang dilakukan pada silkus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu melihat aktivitas kegiatan siswa di kelas, melihat tingkat motivasi belajar sejarah pada siklus II serta melihat hasil prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Berikut ini merupakan deskripsi hasil pengamatan atau observasi terhadap siklus II. 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Pada siklus II, observasi yang dilakukan sama halnya dengan yang dilakukan pada siklus I. Aktivitas kegiatan siswa di kelas diukur dengan indikator yang telah dibuat di RPP pada kegiatan diskusi. Indikator yang digunakan untuk menilai aktivitas diskusi siswa di kelas adalah mengkomunikasikan, mengambil giliran, mendengarkan, memberikan argumentasi atau pendapat, mencatat hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
penting dalam diskusi. Berikut ini merupakan tabel aktivitas siswa di kelas pada pertemuan pertama dan kedua di siklus I: Tabel 16: Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus II No.
Aspek Model NHT yang Diamati
Jumlah Siswa 20
Persentase (%) 64, 51
24
77,41
2.
Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok Menggambil giliran saat diskusi
3.
Mendengarkan teman saat diskusi kelompok
20
64,51
4.
Memberikan argumentasi saat diskusi
21
67,74
5.
Mencatat hal penting dalam diskusi
21
67,74
1.
Pada
pertemuan
pertama
di
siklus
II,
terlihat
siswa
yang
mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 64,52%. Siswa yang mengambil giliran sebanyak 77,41%. Lalu siswa yang mau mendengarkan teman yang sedang memberikan argumentasinya 64,51%, siswa yang memberikan argumentasi saat diskusi adalah 67,74%. Siswa yang mencatat hal penting saat diskusi kelompok yaitu 67,74%. Pada pertemuan pertama ini aktivitas belajar siswa
yang
paling
dominan
adalah
mengambil
giliran
sedangkan
mengkomunikasikan jawaban masih rendah. Tabel 17: Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus II No.
Aspek Model NHT yang Diamati
Jumlah Siswa 24
Persentase (%) 77,41
26
83,87
2.
Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok Menggambil giliran saat diskusi
3.
Mendengarkan teman saat diskusi kelompok
26
83,87
4.
Memberikan argumentai saat diskusi
25
80,64
5.
Mencatat hal penting dalam diskusi
23
74,19
1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Pada
pertemuan
kedua
di
siklus
II,
terlihat
siswa
yang
mengkomunikasikan jawabanya saat diskusi adalah 77,41%. Siswa yang mengambil giliran dan mau mendengarkan teman yang sedang memberikan argumentasinya sebanyak 83,87%.
Lalu
siswa
yang mau memberikan
agumentasinya 80,64%. Siswa yang mencatat hal penting saat diskusi kelompok yaitu 74,19%. Pada pertemuan kedua yang paling dominan adalah mengambil giliran mendengarkan teman dan memberikan argumentasi. 2) Motivasi Belajar Siswa Siklus II Penilaian motivasi belajar siswa pada siklus II ini cara melihatnya sama dengan siklus I. Hasil motivasi belajar diperoleh dari penilaian terhadap kuesioner yang diberikan saat tindakan dua pada setiap siklus sudah selesai. Berikut ini merupakan tabel motivasi siswa: Tabel 18: Data Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas XI IPS 2 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
NAMA GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MSS NUN PP PNS PWO RR RAP
SKOR 81.71 80.57 84.57 80.00 81.71 82.86 99.43 80.57 90.29 95.43 80.00 82.29 83.43 86.29 82.29 82.86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
RP SH SER SSS SRA SAS TK TWS TP VFAS WSC YPN YPR YP ZD Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
80.00 84.57 85.14 86.86 80.00 80.57 86.29 84.57 82.29 80.57 80.57 82.86 82.86 80.57 80.00 83,61 99,43 80
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut. Tabel 19: Data Keadaan Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas XI IPS 2 No.
Kriteria
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Motivasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Frekuensi 3 28 0 0 0 31
Persentase (%) 9,68 90,32 0 0 0 100%
Ratarata
83,61
Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar sejarah siswa mulai mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang motivasi belajarnya rendah adalah 0%. Kemudian motivasi belajar siswa dengan kriteria cukup berjumlah 0%, siswa dengan motivasi belajar tinggi persentasenya adalah 90,32% dan siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
motivasi belajar sangat tinggi hanya 9,68%. Berikut ini diagram persentase keadaan motivasi belajar siswa siklus II:
9,68% Sangat Tinggi Tinggi Cukup 90,32%
Rendah Sangat Rendah
Gambar VII: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan diagram di atas, peningkatan paling dominan terjadi pada motivasi tinggi dan motivasi sangat tinggi juga terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya. 3) Prestasi Belajar Siswa Siklus II Pengukuran prestasi belajar siswa pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Adapun prestasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 20: Data Ketuntasan Prestasi Belajar Sejarah Siklus II Kelas XI IPS 2 NO.
Nama
Keterangan
Nilai
Lulus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MSS NUN PP PNS PWO RR RAP RP SH SER SSS SRA SAS TK TWS TP VFAS WSC YPN YPR YP ZD Jumlah KKM Persentase Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata
90 90 88 74 90 90 90 84 86 88 88 80 82 90 90 74 86 82 90 80 90 86 82 86 88 88 90 90 90 86 86
Tidak Lulus
29
2
93,54%
6,45%
75 90 74 86,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 29 siswa atau 93,54%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM hanya berjumalah 2 siswa atau 6,45%. Dan rata-rata yang dicapai pada siklus pertama ini adalah 86,25. Nilai tertingginya adalah 90 dan nilai terendahya adalah 74. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua terdapat peningkatan terhadap prestasi siswa. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 21: Data Persentasi Prestasi Belajar Siklus II Siswa Kelas XI IPS 2 No.
Kriteria
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Prestasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Frekuensi 12 17 2 0 0 31
Persentase (%) 38,71 54,84 6,45 0 0 100%
Rata-rata
86,25
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar sangat tinggi mengalami peningkatan mejadi 38,71%. Prestasi belajar tinggi berjumlah 54,84%. Prestasi belajar cukup tinggi adalah 6,45%. Untuk prestasi belajar rendah dan sangat rendah adalah 0%. Pada siklus kedua ini tejadi peningkatan dimana ditunjukkan dengan persentase siswa dengan prestasi sangat rendah dan rendah menjadi 0%. Untuk melihat tingkat prestasi yang sangat rendah sampai prestasi sangat tinggi dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
6,45% Sangat Tinggi Tinggi
38,71% Cukup
54,84%
Rendah Sangat Rendah
Gambar VIII: Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II d. Refleksi Siklus II Seperti halnya dengan siklus yang pertama, pada siklus II juga dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa di kelas. Dalam proses pembelajaran siswa semakin terlibat aktif dalam setiap kegiatan diskusi. Walaupun demikian, masih ada kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan model pembelajaran ini. Refleksi terhadap pelaksanaan siklus II ini juga mengacu pada refleksi yang sudah dilakukan pada siklus I. Kekurangan pada siklus I seperti alokasi waktu yang tidak sesuai dengan yang di RPP sudah bisa diatasi. Kemudian siswa yang mengorolkan hal yang bukan materi diskusi sudah berkurang. Refleksi terhadap pengunaan atau penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat siswa mulai nyaman dengan penerapan model pembelajaran ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Pada awal penerapan siswa masih kebingungan kemudian siswa menjadi terbiasa dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ini ditunjukkan dengan siswa banyak yang memberikan argumentasinya dan bertanya serta mereka saling bekerja sama dalam kegiatan diskusi untuk menjawab pertanyaan. Siswa juga mulai terbiasa presentasi ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka masing-masing. Pada siklus II prestasi belajar yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus yang pertama. Siswa yang tidak tuntas atau belum mencapai KKM mulai berkurang bahkan hanya beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Selain prestasi, motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Ini terlihat dari hasil kuesioner yang telah diberikan menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus II ini lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I. Dari hasil di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Motivasi dan Prestasi Belajar Untuk melihat peningkatan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) maka diperlukan adanya komparasi atau perbadingan hasil dari setiap siklusnya. Berikut ini merupakan penjabaran komparasi aktivitas belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. 1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Untuk mengetahui peningkatan atiktivitas belajar siswa di kelas sebelum dan sesudah diterpapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis menggunakan perbandingan disetiap siklusnya. Berikut ini hasil komparasi atau perbandingan aktivitas belajar siswa di kelas. a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I Berikut ini merupakan hasil komparasi yang dilakukan pada aktivitas belajar siswa di kelas pada pra siklus dan siklus I. Tabel 22: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I No.
1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Model NHT yang Diamati Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok Menggambil giliran saat diskusi Mendengarkan teman saat diskusi kelompok Memberikan argumentai saat diskusi Mencatat hal penting dalam diskusi
Pra Siklus
Siklus I
Keterangan Selisih
Jmh
%
Jmh
%
7
22,58
15
48,38
8
15
48,38
23
74,19
8
10
32,25
18
58,06
8
7
22,58
19
61,29
12
10
32,25
21
67,74
11
Naik
Turun
25,80 %
-
25,80 % 25,80 % 38,70 % 35,48 %
-
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar di kelas ketika diterpakannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
pada setiap aspeknya. Ini terlihat terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Komparasi terhadap aktivitas siswa di kelas pada pra siklus dengan siklus pertama yang dominan mengalami peningkatan adalah pada aspek mengambil giliran. Pada pra siklus hanya berjumlah 48,38% kemudian pada siklus pertama menjadi 74,19% ini berarti pada aspek mengambil giliran mengalami peningkatan sebesar 25,80%. Peningkatan yang cukup dominan juga terjadi pada aspek mencatat hal penting. Pada pra siklus hanya berjumlah 32,25% kemudian pada siklus pertama menjadi 67,74% ini berarti pada aspek mencatat hal penting mengalami peningkatan sebanyak 35,48%. Begitu juga pada aspek memberikan argumentasi, pada pra siklus hanya 22,58% pada siklus pertama menjadi 61,29% ini berarti pada aspek memberikan argumentasi mengalami peningkatan sebanyak 38,70%. b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II Berikut ini merupakan hasil komparasi yang dilakukan pada aktivitas belajar siswa di kelas pada siklus I dan siklus II. Tabel 23: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II No.
1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Model NHT yang Diamati Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok Menggambil giliran saat diskusi Mendengarkan teman saat diskusi kelompok Memberikan argumentai saat diskusi Mencatat hal penting dalam diskusi
Siklus I
Siklus II
Keterangan Selisih
Jmh
%
Jmh
%
15
48,38
22
70,96
6
23
74,19
25
80,64
2
18
58,06
23
74,19
5
19
61,29
23
74,19
4
21
67,74
22
70,96
1
Naik
Turun
19,35 %
-
6,45 % 16,12 % 12,90 % 3,25 %
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar di kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada setiap aspeknya. Ini terlihat terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada aspek mengkomunikasikan jawaban terjadi peningkatan sebesar 19,35%. Ini dikarenakan pada siklus I jumlah persentasenya adalah 48,38% kemudian pada siklus II menjadi 70,96%. Kumudian pada aspek mengambil giliran mengalami peningkatan sebesar 6,45% terlihat pada siklus I persentasenya sebesar 74,19% menjadi 80,64% pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada aspek mendengarkan teman saat diskusi sebesar 16,12%, ditunjukkan dengan pada siklus I sebesar 58,06% kemudian pada siklus II menjadi 74,19%. Pada aspek memberikan argumentasi juga mengalami peningkatan sebesar 12,90%, terlihat pada siklus pertama sebesar 61,29% meningkat pada siklus II menjadi 74,19%. Aspek mencatat hal-hal penting juga mengalami peningkatan sebesar 3,25% 2. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setip siklusnya. Berikut ini merupakan penjelasan analisis komparatif motivasi belajar siswa. a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk melihat peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil komparasi motivasi belajar siswa antara pra siklus dengan siklus I: Tabel 24: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I Motivasi No.
Nama
1. GGP 2. IL 3. KNK 4. KAY 5. LSZ 6 LII 7 MBB 8 MFK 9 MM 10 MSS 11 NUN 12 PP 13 PNS 14 PWO 15 RR 16 RAP 17 RP 18 SH 19 SER 20 SSS 21 SRA 22 SAS 23 TK 24 TWS 25 TP 26 VFAS 27 WSC 28 YPN 29 YPR 30 YP 31 ZD Jumlah Rata-rata Tertinggi Terendah
Pra Siklus
Siklus I
67.50 66.00 61.00 78.00 69.50 68.00 97.50 69.00 88.00 78.50 74.00 60.00 66.50 85.00 67.00 76.50 65.50 60.00 84.50 81.00 82.50 67.00 65.00 84.00 77.00 75.00 69.00 69.00 69.50 72.00 80.50 2273,5 73,34 97,5 60,00
64.57 74.29 60.57 80.00 73.14 72.00 97.14 74.86 88.57 84.57 69.71 82.29 72.57 71.43 71.43 78.29 70.29 79.43 81.71 74.86 80.57 73.71 73.71 80.57 77.71 79.43 72.57 72.00 72.57 68.00 77.71 2350 75,82 97,14 60,57
Selisih
Ket
Persentase
-2.93 8.29 -0.43 2.00 3.64 4.00 -0.36 5.86 0.57 6.07 -4.29 22.29 6.07 -13.57 4.43 1.79 4.79 19.43 -2.79 -6.14 -1.93 6.71 8.71 -3.43 0.71 4.43 3.57 3.00 3.07 -4.00 -2.79
Menurun Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Menurun Menurun Meningkat Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Menurun
2.93 % 8.29 % 0.43 % 2.00 % 3.64 % 4.00 % 0.36 % 5.86 % 0.57 % 6.07 % 4.29 % 22.29 % 6.07 % 13.57 % 4.43 % 1.79 % 4.79 % 19.43 % 2.79 % 6.14 % 1.93 % 6.71 % 8.71 % 3.43 % 0.71 % 4.43 % 3.57 % 3.00 % 3.07 % 4.00 % 2.79 %
Berdasarkan analisis komparatif terhadap motivasi belajar siswa secara individu menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together pada pra siklus dan siklus I hasil yang diperoleh siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
peningkatan dan penurunan. Pada pra siklus rata-rata yang diperoleh adalah 73,34 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 75,82. Skor tertinggi yang diperoleh pada pra siklus adalah 97,5 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 97,14. Untuk skor terendah, pada pra siklus adalah 60,00 dan pada siklus I adalah 60,57. Untuk mengetahui secara rinci keadaan motivasi siswa pada setiap siklusnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini. Tabel 25: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
No.
1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Motivasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Pra Siklus F
%
1 7 9 14 0 31
3,23 22,58 29,03 45,16 0 100
Siklus I
Ratarata
F
%
Ratarata
73,34
1 9 18 3 0 31
3,23 29,03 58,06 9,68 0 100
75,82
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan ratarata keadaan awal 73,34 pada siklus I meningkat menjadi 75,82. Selain itu peningkatan motivasi belajar juga terlihat dari tabel motivasi belajar. Terlihat pada kriteria motivasi rendah pada pra siklus jumlahnya mencapai 45,16% kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I menjadi berkurang pada siklus I menjadi 9,68%. Peningkatan yang cukup mencolok terlihat pada kriteria motivasi cukup tinggi di mana pada pra siklus adalah 29,03%, pada siklus I menjadi 58,06. Untuk kriteria motivasi tinggi juga mengalami peningkatan, pada pra siklus 22,58% mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 29,03%. Namun pada kriteria motivasi belajar sangat tinggi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
mengalami peningkatan. Persentasennya adalah 3.23% dan pada siklus I dan pada pra siklus sama. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini.
20 18 Sangat Tinggi
16 14
Tinggi
12 10
Cukup
8
Rendah
6 4
Sangat Rendah
2 0 Pra Siklus
Siklus I
Gambar IX: Grafik Komparasi Tingkat Motivasi belajar siswa Pra Siklus dengan Siklus I b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan pada motivasi belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil komparasi motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Tabel 26: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II Motivasi No.
Nama
1. GGP 2. IL 3. KNK 4. KAY 5. LSZ 6 LII 7 MBB 8 MFK 9 MM 10 MSS 11 NUN 12 PP 13 PNS 14 PWO 15 RR 16 RAP 17 RP 18 SH 19 SER 20 SSS 21 SRA 22 SAS 23 TK 24 TWS 25 TP 26 VFAS 27 WSC 28 YPN 29 YPR 30 YP 31 ZD Jumlah Rata-rata Tertinggi Terendah
Siklus I
Siklus II
64.57 74.29 60.57 80.00 73.14 72.00 97.14 74.86 88.57 84.57 69.71 82.29 72.57 71.43 71.43 78.29 70.29 79.43 81.71 74.86 80.57 73.71 73.71 80.57 77.71 79.43 72.57 72.00 72.57 68.00 77.71 2350 75,82 97,14 60,57
81.71 80.57 84.57 80.00 81.71 82.86 99.43 80.57 90.29 95.43 80.00 82.29 83.43 86.29 82.29 82.86 80.00 84.57 85.14 86.86 80.00 80.57 86.29 84.57 82.29 80.57 80.57 82.86 82.86 80.57 80.00 5992,02 83,61 99,43 80
Selisih
Ket
Persentase
17.14 6.28 24.00 0.00 8.57 10.86 2.29 5.71 1.72 10.86 10.29 0.00 10.86 14.86 10.86 4.57 9.71 5.14 3.43 12.00 -0.57 6.86 12.58 4.00 4.58 1.14 8.00 10.86 10.29 12.57 2.29
Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menutun Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
17.14 % 6.28 % 24.00 % 0.00 % 8.57 % 10.86 % 2.29 % 5.71 % 1.72 % 10.86 % 10.29 % 0.00 % 10.86 % 14.86 % 10.86 % 4.57 % 9.71 % 5.14 % 3.43 % 12.00 % 0.57 % 6.86 % 12.58 % 4.00 % 4.58 % 1.14 % 8.00 % 10.86 % 10.29 % 12.57 % 2.29 %
Berdasarkan analisis komparatif terhadap motivasi belajar siswa secara individu menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I dan siklus II hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dan hanya sedikit sekali yang mengalami penurunan. Pada siklus I rata-rata yang diperoleh adalah 75,82 kemudian pada siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
meningkat menjadi 83,61. skor tertinggi yang diperoleh pada pra siklus adalah 97,14 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 99,43. Skor terendah pada pra siklus adalah 60,57 dan pada siklus I adalah 80,00. Untuk mengetahui secara rinci keadaan motivasi siswa pada setiap sisklusnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini. Tabel 27: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
No.
1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Motivasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
Siklus I F
%
1 9 18 3 0 31
3,23 29,03 58,06 9,68 0 100
Siklus I Ratarata
75,82
F
%
Ratarata
3 28 0 0 0 31
9,68 90,32 0 0 0 100
83,61
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan ratarata pada siklus I 75,82 pada siklus II meningkat menjadi 83,61. Selain itu peningkatan motivasi belajar juga terlihat dari tabel motivasi belajar. Terlihat pada kriteria motivasi rendah pada siklus I jumlahnya 9,68% kemudian pada siklus I menjadi 0%. Peningkatan yang cukup dominan terlihat pada kriteria motivasi tinggi di mana pada siklus I adalah 29,03%, pada siklus II menjadi 90,32. Untuk kriteria motivasi sangat tinggi juga mengalami peningkatan. Pada siklus I berjumlah 3,23% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 9,68. Untuk mengetahi peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
30 25 Sangat Tinggi
20
Tinggi
15
Cukup Rendah
10
Sangat Rendah 5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar X: Grafik Komparasi Tingkat Motivasi belajar siswa Siklus I dengan Siklus II 3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setip siklusnya. Berikut ini merupakan penjelasan analisis komparatif prestasi belajar siswa. a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajara Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil komparasi antara pra siklus dengan siklus I prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Tabel 28: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I Pra Siklus No.
Siklus I
Keterangan
Nama Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Nilai
Tuntas
Naik
84
12%
1
GGP
72
2
IL
80
80
0%
3
KNK
86
88
2%
4
KAY
72
84
12%
5
LSZ
68
76
8%
6
LII
80
82
2%
7
MBB
84
86
2%
8
MFK
68
9
MM
75
10
MSS
72
11
NUN
80
12
PP
75
13
PNS
65
14
PWO
76
15
RR
78
16
RAP
76
17
RP
65
18
SH
19
74
6%
82
7%
88
16%
88
8%
80
5%
76
11%
82
6%
86
8%
80
4%
78
13%
73
84
18%
SER
64
82
11%
20
SSS
68
72
21
SRA
72
86
22
SAS
68
88
23
TK
62
64
24
TWS
72
88
16%
25
TP
68
84
16%
26
VFAS
72
88
16%
27
WSC
75
88
13%
28
YPN
75
80
5%
29
YPR
76
84
8%
30
YP
66
84
18%
31
ZD
68
82
14%
Jumlah Persentase
13
18
41,93 %
58,06%
Rata-rata
72,61
82,19
Tertinggi
86
88
Terendah
64
64
14% 20%
28 90,32 %
4%
3 9,67%
2%
Turun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Berdasarkan hasil analisis komparatif di atas, terlihat terjadinya peningkatan. Pada pra siklus rata-rata nilai adalah 72,61 dengan nilai tertinggi adalah 86 dan nilai terendahnya 64. Kemudian siswa yang mencapai KKM berjumalah 41,93% sedangkan yang belum mencapai KKM adalah 58,06%. Setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus pertama terjadi peningkatan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 82,19. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendahnya 64. Kemudian siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 90,32% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM jumlahnya berkurang menjadi 9,67%. Pada pra siklus, dari segi prestasi individu juga semua siswa mengalami peningkatan dari pra siklus dibandingkan dengan siklus I. Untuk melihat perbandingan tingkat pretasi siswa pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 29: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I Pra Siklus No.
1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Pretasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
F
%
0 5 15 11 0 31
0 16,13 48,39 35,48 0 100
Siklus I Ratarata
F
%
Ratarata
72,61
0 25 5 1 0 31
0 85,65 16,13 3,23 0 100
82,19
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan yang cukup mencolok terlihat pada kriteria pretasi belajar tinggi ini ditunjukkan dengan jumlah persentase yang mencapai 85,65% pada siklus I sedangkan pada pra siklus hanya 16%. Perubahan yang mencolok juga terlihat pada kriteria prestasi rendah, di mana pada pra siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
berjumlah 35,48% menurun pada siklus I menjadi 3,23%. Sedangkan kriteria cukup tinggi pada pra siklus adalah 48,39% dan pada siklus I adalah 16,13%. Pada kriteria pretasi sangat tinggi dan sangan rendah tidak ada perubahan. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
30 25 20
Sangat Tinggi Tinggi
15
Cukup Rendah
10
Sangat Rendah 5 0 Pra Siklus
Siklus I
Gambar XI: Grafik Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan pada pretasi belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut ini merupakan hasil komparasi prestasi belajar siswa siklus I dengan siklus II:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Tabel 30: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II Siklus I No.
Siklus II
Keterangan
Nama Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
Naik
1
GGP
84
90
6%
2
IL
80
90
10%
3
KNK
88
88
0%
4
KAY
84
74
5
LSZ
76
90
14%
6
LII
82
90
8%
7
MBB
86
90
4%
8
MFK
74
84
10%
9
MM
82
86
4%
10
MSS
88
88
0%
11
NUN
88
88
0%
12
PP
80
80
0%
13
PNS
76
82
6%
14
PWO
82
90
8%
15
RR
86
90
4%
16
RAP
80
74
17
RP
78
86
18
SH
84
82
19
SER
82
90
8%
20
SSS
72
80
8%
21
SRA
86
90
4%
22
SAS
88
86
23
TK
64
82
24
TWS
88
86
25
TP
84
88
4%
26
VFAS
88
88
0%
27
WSC
88
90
2%
28
YPN
80
90
10%
29
YPR
84
90
6%
30
YP
84
86
2%
31
ZD
82
86
4%
28 90,32 %
Jumlah Perentase
3
9,67%
Rata-rata
82,19
86,25
Tertinggi
88
90
Terendah
64
74
10%
29 93,54 %
Turun
6% 8% 2%
2% 18% 2%
2 6,45%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Pada siklus II terjadi pula peningkatan pada prestasi belajar siswa. Siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa meningkat menjadi 86,25 sedangkan pada siklus I rata-rata yang diperoleh 82,19. Nilai tertinggi yang yang dicapai siswa pada siklus II adalah 90 sedangkan pada siklus I adalah 88. Dan nilai terendah pada siklus II adalah 74 sedangkan pada siklus I adalah 64. Kemudian siswa yang mencapai KKM pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93,54% dan yang belum mencapai KKM 6,45%. Sedangkan pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 90,32% dan yang belum mencapai KKM adalah 9,67%. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke Siklus II. Berdasarkan data di atas, penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan pretasi belajar karena pada setiap siklus terjadi peningkatan hasil prestasi belajar. Untuk melihat perbandingan tingkat pretasi siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 31: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Siklus I dengan Siklus II Siklus I No.
1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah
Skala Pretasi 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 59
F
%
0 25 5 1 0 31
0 85,65 16,13 3,23 0 100
Siklus II Ratarata
82,19
F
%
Ratarata
12 17 2 0 0 31
37,71 54,84 6,45 0 0 100
86,25
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan yang cukup dominan dapat dilihat pada kriteria pretasi belajar sangat tinggi. Ini dapat dilihat pada siklus I kriteria prestasi belajar sangat tinggi berjumlah 0% sedangkan pada siklus II meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
menjadi 37,71%. Perubahan juga terjadi pada kriteria prestasi belajar rendah pada siklus I memang sudah mengalami perubahan, yaitu hanya 3.23% sedangkan pada siklus II persentasenya adalah 0%. Kemudian pada kriteria prestasi belajar tinggi pada siklus I adalah 85,65% sedangkan pada siklus II adalah 54,84%. Pada kriteria prestasi belajar sangat rendah pada siklus I dan II adalah 0%. Untuk melihat peningkatan pretasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut ini:
30 25 20
Sangat Tinggi Tinggi
15
Cukup Rendah
10
Sangat Rendah 5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar XII: Grafik Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada rata-rata nilai yang diperoleh siswa XI IPS 2. Rata-rata nilai awal siswa adalah 72,61. Kemudian diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I meningkat menjadi 82,19 dan pada siklus II menjadi 85,25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
C. Pembahasan Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan,
penerapan
model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa serta mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai motivasi belajar serta prestasi belajar siswa. 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat secara langsung pada saat proses pembelajaran di kelas. Pada siklus pertama dan kedua motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Ini berarti penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena dalam implementasinya menekankan kepada siswa untuk siap dalam proses pembelajaran dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan pertanyaan dari guru. Selain itu penerapan model pembelajaran ini juga meningatkan aktivitas belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin banyak siswa yang bertanya serta mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan yang diberikan. Peningkatan aktivitas belajar ini merupakan bentuk dari motivasi belajar siswa yang semakin tinggi. Pada pra siklus rata-rata skor motivasi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik adalah 73,34, setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together pada siklus pertama terjadi peningkatan rata-rata skor motivasi belajar siswa menjadi 75,82. Lalu pada siklus kedua juga terjadi peningkatan rata-rata skor motivasi belajar siswa menjadi 83,61. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
dapat simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik. Terjadinya peningkatan ini dikarenakan siswa sudah paham dengan cara kerja model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan siswa mulai merasakan nyaman dalam setiap proses kegiatan pembelajarannya. Kondisi ini membuat situasi kelas menjadi kondusif serta siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Ini ditunjukkan dengan siswa banyak yang bertanya, siswa mengambil giliran saat proses pembelajaran, dan siswa berani mengemukakan pendapat serta siswa mau menghargai teman yang sedang berbicara atau mengemukakan pendapat. Penerapan model pembelajaran ini juga menuntut siswa agar selalu siap saat proses pembelajaran, hal ini menyebabkan siswa termotivasi agar selalu menyiapkan diri ketika kegiatan pembelajaran dimuai di kelas. Menurut Syaiful Bahri, tumbuhnya motivasi berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.53 Peningkatan motivasi pada siklus pertama dan kedua tidak terlepas dari kedua faktor tersebut. Pada siklus pertama faktor ekstrinsik lebih dominan dari pada faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik itu adalah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yang menekankan pada kerja sama dan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. Pada awal pertemuan siswa masih bingung, namun setelah paham dengan model pembelajaran ini siswa mulai antusias dalam kegiatan pembelajaran
53
Syaiful Bahri J, op.cit., hlm. 149.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
serta motivasi belajar siswa mulai muncul. Peningkatan ini ditunjukkan dengan siswa banyak yang mengambil giliran, mencatat hal penting serta mengemukakan pendapat. Pada siklus kedua peningkatan motivasi belajar yang berasal dari dalam diri mereka sendiri atau intrinsik adalah siswa merasa terdorong untuk selalu siap dalam kegiatan pembelajaran, ini membuat peningkatan motivasi siswa semakin baik karena dengan kesiapan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa akan bisa lebih mendalam dalam mengeksplor kemampuan dan potensi dalam diri mereka. Selain model pembelajaran faktor ekstrinsik yang mempengaruhi meningkatnya motivasi belajar siswa adalah materi pelajaran yang membahas tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Siswa sangat antusias dalam menanggapi materi ini sehingga dalam proses pembelajaran siswa banyak yang mengajukan pertanyaan. Materi ini juga menumbuhkan motivasi siswa untuk menemukan nilai-nilai yang penting yang terdapat dalam setiap materi, seperti sikap nasionalisme, patriotisme dan persatuan. Hal ini ditunjukkan dengan ketika siswa diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai apa saja yang dapat dipelajari dari materi, siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam materi pelajaran. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi meningkatnya motivasi belajar adalah model pembelajaran yang diterapkan membuat mereka nyaman dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk saling bekerja sama sehingga siswa merasa saling dihargai satu dengan yang lainnya. Dampaknya adalah mereka merasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pendapat saat proses pembelajaran. Peningkatan motivasi ini telihat dari banyaknya siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
mengambil giliran, banyak siswa yang mencatat hal penting dan siswa yang berani mengemukakan pendapat serta mendengarkan teman ketika mengeluarkan pendapatnya. 2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada siklus pertama dan siklus kedua, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra siklus rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 72,61. Kemudian, setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus pertama rata-rata nilai yang diperoleh siswa meningkat menjadi 82,19. Pada siklus kedua juga mengalami peningkatan terhadap prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai pada siklus kedua meningkat menjadi 86,25. Peningkatan prestasi belajar siswa ini disebabkan adanya perbaikan pada kualitas pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas kegiatan pembelajaran di kelas dan motivasi belajar siswa yang tinggi. Peningkatan prestasi belajar siswa juga tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor dari dalam atau faktor intrinsik adalah timbulnya motivasi dari dalam diri siswa untuk semakin mendalam dalam mempelajari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa semakin termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik agar bisa memperoleh prestasi yang baik. Sedangkan faktor dari luar atau faktor ekstrinsik lebih kepada penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran ini menuntut agar siswa lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu model pembelajaran ini juga mengajarkan kepada siswa agar saling bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Pada awal penerapan siswa memang agak kebingungan dengan model pembelajaran ini. Namun setelah meraka paham mereka mulai nyaman dengan langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran ini, salah satu ciri khas medel pembelajaran ini adalah menuntut kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. Maka, dengan penerapan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk semakin disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga mereka mudah memahami materi-materi yang diberikan dan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini ditunjukkan siswa semakin kritis dalam setiap proses pembelajaran. Siswa semakin berani mengemukakan pendapat di kelas serta siswa semakin aktif bertanya kepada teman maupun kepada guru. Selain melatih kesiapan model pembelajaran ini juga dalam penerapannya mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerja sama. Keadaan ini memungkinkan setiap siswa untuk saling bertukar informasi dan pengetahun dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan pada saat diskusi kelompok. Ini memberi peluang kepada semua siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka agar potensi-potensi yang ada dalam diri siswa semakin keluar. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan hal-hal baru serta lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang diberikan karena adanya kerja sama dalam kelompok dan berdampak pada peningkatan pretasi belajar siswa. Selain model pembelajaran materi pelajaran juga memicu peningkatan prestasi belajar siswa. Materi pelajaran yang membehas Akar-akar Nasionalisme dan Proklmasi Kemerdekaan membuat siswa semakin tertarik untuk mendalami materi yang disampaikan oleh guru. Mereka semakin ingin mengetahui nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
yang terdapat dalam materi pelajaran serta memaknai setiap materi yang diberikan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan atau penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) secara baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah yang ada dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngalik. Berdasarkan hasil penelitian, setiap indikator pada setiap siklusnya sudah tercapai. Maka penelitian tidak melanjutkan ke siklus yang selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik secara umum dapat dikatakan baik. Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) juga berjalan dengan baik meskipun masih ada beberapa kekurangan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata skor motivasi yang diperoleh setiap siklusnya. Pada keadaan pra siklus skor rata-rata motivasi belajar sejarah siswa adalah sebesar 73,34, kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75,82 atau 2,48%. Pada siklus kedua motivasi belajar sejarah siswa juga mengalami peningkatan menjadi 83,61 atau 7,79%. 2. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah baik dalam hal nilai rata-rata maupun KKM. Dalam hal nilai rata-rata, ditunjukkan dengan peningkatan yang diperoleh setiap siklusnya. Nilai rata-rata prestasi belajar pada pra siklus adalah 72,61, setelah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 82,1 atau
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
9,58% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,25 atau 4,09%. Dalam hal pencapaian KKM, pada pra siklus siswa yang mencapai KKM hanya 41,93%. Setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 90,32% pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 93,54%. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan kepala sekolah sebagai acuan dalam memilih model pembelajaran Numbered Head Together untuk diterapkan di sekolah. Dengan penerapan model pembelajaran ini, siswa akan selalu aktif dalam proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di sekolah dan juga akan meningkatkan mutu sekolah tersebut. 2. Bagi Peneliti Berikutnya Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai kajian untuk mengembangkan penelitian lanjutan yang menggunakan model pembelajaran yang sama terhadap variabel yang berbeda. 3. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai acuan untuk menentukan model pembelajaran yang menarik dan inovatif agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group. Amirudin Hatibe. 2012. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Suka Press. Aris Shihomin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Daryanto dan Harjo Mulyono. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Daryanto.
2011. Tindakan
Penelitian Sekolah
Tindakan Beserta
Kelas
Dan
contoh-concohnya.
Penelitian Yogyakarta:
Gava Media. Depdikud. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati. 1998. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Renika Cipta. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad XII: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. I Gede Widja. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana. Kontowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng Pustaka. Mohamad Surya. 2014.
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy. Mohammad Yamin. 2015. Teori dan Metodologi Pembelajaran. Malang: Madani. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Roedakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Ramlah Ahmadi. 2014. Pengantar Pendidkan: Asas dan Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: PT. Rajagrafindo Persada. Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. ________________. 2010 Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media. ________________. 2010. Managemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. ________________. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Akasara. Suparno, Paul. 2012. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Taniredja Tukaren dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Trianto Ibnu Badar Al-Tabani. 2014. Mendesain Model Pemebelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep Landasan an Implementasi pada Kurikulum
2013
(Kurikulum
Tematik
Integratif/TIK).
Prendamedia. Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
Jakarta:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Lampiran 1a Surat Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Lampiran 1b Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitan di SMAN 2 Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Lampiran 2 SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL) Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 NGAGLIK Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan Kelas : XI Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
2.1 Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggungjawab, peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.2 Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 3.1 Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha untuk menentukan faktor yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu dan masa kini. 3.2 Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Islam untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada kehidupan
KerajaanKerajaan Besar Indonesia pada Masa Kekuasaan Hindu-Buddha dan Islam Sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaankerajaan besar Hindu-Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa
Mengamati: Membaca buku teks tentang sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar HinduBuddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan perluasan bahan analisis mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar HinduBuddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Tugas: Membuat analisis mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaankerajaan besar HinduBuddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Peserta didik boleh memilih salah satu pokok bahasan yang tercantum dalam Materi Pokok ini.
Mengeksplorasi: Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan sistem pemerintahan, sosial,
Observasi: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses
16 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Sumber lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 masyarakat Indonesia pada itu dan masa kini. 4.1 Menyajikan warisan sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan dan media lain. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi warisan sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Islam di Indonesia yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan dan media lain.
3.3 Menganalisis keterkaitan antara pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di
kini. Sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaankerajaan besar Islam di Indonesia yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Peristiwa di Eropa yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Umat Manusia Pemikiran dan peristiwaperistiwa penting di Eropa
ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, melalui bacaan dan sumber lain yang tersedia. Mengasosiasi: Menganalisis informasi dan data yang didapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaankerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai laporan tertulis hasil analisis mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Mengomunikasikan: Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Tes: Menilai menganalisis tentang sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaankerajaan besar HinduBuddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Mengamati: Membaca buku teks tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.
Tugas: Membuat karya tulis tentang salah satu pemikiran dan peristiwaperistiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri
16 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Sumber/ media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 dunia pada masa itu dan masa kini. 4.3 Membuat karya tulis tentang pemikiran dan peristiwaperistiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri yang berpengaruh bagi Indonesia dan dunia.
antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.
Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang pemikiran serta peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini. Mengeksplorasikan: Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumbersumber lainnya yang terkait sesuai dengan pertanyaan yang diajukan peserta didik yang bersangkutan. Mengasosiasi: Menganalisis informasi dan data yang didapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai pemikiran dan peristiwaperistiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini. Mengomunikasikan: Membuat karya tulis mengenai pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance,
dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini. Observasi : Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai karya tulis peserta didik tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang pemikiran dan peristiwaperistiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini. 3.4 Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. 4.4 Menyajikan hasil analisis tentang revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia dalam bentuk tulisan dan media lain.
Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya Terhadap Umat Manusia Revolusirevolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.
Mengamati: Membaca buku teks mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.
Mengeksplorasi: Mengumpulkan data dan informasi mengenai keterkaitan antara revolusirevolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya yang terkait, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan peserta didik. Mengasosiasi: Menganalisis informasi dan data yang didapat mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-
Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.
Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik. Peserta didik memilih peristiwa yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukannya. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.
20 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Gambar Revolusirevolusi besar dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 sumber lainnya. Mengomunikasikan: Membuat laporan dalam bentuk tulisan dan media lain mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumbersumber lainnya.
3.5 Menganalisis hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini. 4.5 Menyajikan hasil analisis tentang hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika dalam bentuk tulisan dan media lain.
Ideologi, Perang Dunia dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Kemerdekaan di Asia dan Afrika. Perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.
Mengamati: Membaca buku teks mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini. Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di AsiaAfrika pada masa itu dan masa kini. Mengeksplorasikan: Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan pertanyaan dan materi mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di AsiaAfrika pada masa itu dan masa kini, sesuai dengan pertanyaan yang diajukannya.
Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini. Peserta didik membuat tulisan mengenai salah satu peristiwa yang dipilihnya. Observasi: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti
12 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Sumber lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Mengasosiasi: Menganalisis informasi dan data yang didapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini. Mengomunikasikan: Membuat laporandalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.
3.6 Menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosialekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. 4.6 Menyajikan hasil evaluasi tentang pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional dalam bentuk tulisan dan media lain.
Perang Dunia dan Kelembagaan Dunia Pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosialekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.
Mengamati: Membaca buku teks mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Mengeksplorasi: Mengumpulkan informasi mengenai
nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.
Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan perkembangan fahamfaham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini. Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional, sesuai dengan pilihannnya. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan.
20 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Sumber/media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional, melalui bacaan serta sumber-sumber lain yang terkait, sesuai dengan pertanyaannya. Mengasosiasi: Menganalisis informasi dan data yang didapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait untuk menyimpulkan keterkaitan pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Mengomunikasikan: Menyajikan dalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosialekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB). 3.7
3.8
Menganalisis pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosialbudaya, pendidikan dan agama serta perlawanan kerajaan Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme Barat. Menganalisis peran Sumpah Pemuda bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa itu
Kebangkitan Heroisme dan Kesadaran Kebangsaan Pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia Sumpah Pemuda Pendudukan meliter Jepang di Indonesia. Akar-akar nasionalisme
Mengamati: Membaca buku teks dan mengamati sumber lain mengenai Imperialisme dan Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia. Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai Imperialisme dan Kolonialisme Bartat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan peserta didik.
Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosialekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai salah satu pokok bahasan : Imperialisme dan Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pengumpulan data,
28 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Sumber/media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 dan masa kini. 3.9
3.10
4.7
Menganalisis kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini.
Menyajikan hasil evaluasi tentang pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosialbudaya, pendidikan dan agama serta perlawanan kerajaan Indonesia dalam bentuk tulisan dan media lain.
4.8
Menyajikan hasil evaluasi penerapan semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan generasi muda Indonesia dan dalam kehidupan bernegara bangsa Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan atau media lain.
4.9
Membuat kliping tentang kehidupan sosial,
yang terkandung dalam Sarekat Islam, Indische Partij, dan Budi Oetomo,
Mengeksplorasi: Mengumpulkan data atau informasi melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait mengenai Imperialisme dan Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia. Mengasosiasi: Menganalisis dan menyimpulkan pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia, peran Sumpah Pemuda bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia, kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan pada zaman pendudukan Jepang, serta akar-akar nasionalisme Indonesia Mengomunikasikan: Menyajikan dalam bentuk tulisan dan atau media lain tentang kajian yang dilakukan pada kegiatan menanya dan mengexplorasi tentang: Imperialisme dan Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia.
analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai Imperialisme dan Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis mengenai Imperialisme dan Kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. 4.10 Menyajikan berbagai peristiwa yang menunjukkan akar-akar nasionalisme Indonesia seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Budi Utomo, dalam bentuk tulisan dan media lain. 3.11 Menganalisis peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. 4.11
Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bentuk media visual.
Proklamasi Kemerdekaan sebagai Penegakan Hak Bangsa Indonesia Peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.
Mengamati: Membaca buku teks dan mengamati sumber lain mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Mengeksplorasi: Mengumpulkan data dan informasi melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Mengasosiasi: Menganalisis dan menyimpulkan mengenai
Tugas: Membuat media gambar mengenai peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pengumpulan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai media gambar karya peserta didik tentang peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu
24 jp
Buku Teks Pelajaran Sejarah Kelas XI Buku-buku lainnya Internet (jika tersedia) Gambar-gambar peristiwa proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Mengomunikasikan: Menyajikan dalam bentuk media gambar hasil penalaran mengenai peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.
dan masa kini. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Lampiran 3a RPP Pertemuan Pertama PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial) Kelas/ Semester : XI / Genap Materi Pokok : Akar-akar Nasionalisme di Indonesia Alokasi Waktu : 2x45 Menit A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 1.1. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
2. KD pada KI-2 2.2. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 3. KD pada KI-3 3.10. Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini. 4. KD pada KI-4 4.10. Menyajikan berbagai peristiwa yang menunjukkan akar-akar nasionalisme Indonesia seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Budi Utomo, dalam bentuk tulisan dan media lain. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung jawab dalam kegiatan diskusi mengenai akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas yang diberikan mengenai akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini. 3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu menjelaskan sebab-sebab munculnya akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya Peserta didik mampu menganalisis peranan organisasi-organisasi seperti Sarekat Islam, Budi Oetomo, Indische Partij dan lainya dalam melahirkan nasionalisme di Indonesia Peserta didik mampu menganalisis pengaruh akar-akar nasionalisme Indonesia bagi masa kini 4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang berbagai peristiwa yang menunjukkan akar-akar nasionalisme Indonesia seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Budi Utomo, dalam bentuk tulisan maupun presentasi D. Materi Pembelajaran 1. Akar-Akar Nasionalisme Indonesia Budi Oetomo, Indische Partij, dan Sarekat Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP) Kegiatan
Pendahuluan
Inti
Deskripsi Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Mengucapkan salam dan doa sebelum pembelajaran Menayakan kehadiran peserta didik (presensi) Menanyakan kesiapan peserta didik dalam proses pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai Mengamati a. Peserta didik mengamati tayangan gambar tokoh masa pergerakan Nasional Menanya a. Setelah mengamati beberapa gambar yang ditayangkan diharapakan peserta didik akan akan mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang disampaikan Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok a. Peserta didik dibagi kedalam 7 kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapatkan nomor b. Guru memberikan tugas dan masingmasing kelompok mengerjakannya Tugas kelompok : Menyebutkan Latar belakang berdirinya, Tujuan, Kontribusi, pembelajaran yang dapat diambil dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawaban dengan baik
Alokasi Waktu
10 Menit
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Penutup
Mencoba/Mengasosiasikan a. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompok melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka b. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan diskusi Peserta didik merefleksikan pembelajaran yang didapat hari ini Guru memberikan tugas lanjutan membuat tulisan tetang nilai Memberikan kesimpulan dari semua pertemuan hari ini
20 Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap - Observasi b. Penilaian Pengetahuan - Penugasan - Tanya jawab - Observasi terhadap kegiatan diskusi 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok No
Nama
Mengkom unikasikan
Mengambi l giliran
Mendeng arkan
1 2 Dst
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Skor 1 = Sangat Rendah Skor 2 = Rendah Skor 3 = Cukup Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
Berargu mentasi
Mencat at
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
b. Instrument Penilaian Pengetahuan 1) Hasil Diskusi No
Nama
Aspek Penilaian Kelengkapan Keteladanan Yang Jawaban Dapat Diambil
Jumlah
Skor
1 2 Dst.
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut Nilai tertinggi 50 Nilai terendah 0
2) Soal Uji Kompetensi (Terlampir)
3) Lembar Penilaian Tugas Lanjutan No
Nama
EYD
Isi Tulisan
1 2 Dst
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Skor 1 = Sangat Rendah Skor 2 = Rendah Skor 3 = Cukup Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
Nilai yang penting yang diambil
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan mengerjakan kembali soal uji kompetensi. Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas 75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai peranan Budi Utomo, Sarekat Islam dan Indische Partij. G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media a. Laptop b. Viewer c. Spidol d. Papan tulis 2. Bahan a. Lembar Kerja 3. Sumber Belajar a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud. b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga c. Buku – buku lain yang relevan d. Internet
Yogyakarta, April 2015 Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
LAMPIRAN A. Materi Pelajaran 1. Budi Utomo Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya. Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds. Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut: 1. memajukan pengajaran; 2. memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan; 3. memajukan teknik dan industry 4. menghidupkan kembali kebudayaan. Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik melainkan merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya. Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya), Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut. 1. Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik. 2. Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan. 3. Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura. 4. Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua. 5. Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi. 2. Sarekat Islam Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo. Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini. a. Agama Islam. b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya). c. Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja. Mengingat perkembangan Sarekat Islam yang begitu pesat maka timbullah kekhawatiran dari pihak Gubernur Jenderal Indenberg sehingga permohonan Sarekat Islam sebagai organisasi nasional yang berbadan hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal. Pada tahun 1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan hukum. Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya. Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal. Pada tanggal 17–24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan anggota 360.000 orang anggota. Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah "nasional", dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa. 3. Indiche Partij Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran 3b RPP Pertemuan Kedua PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial) Kelas/ Semester : XI / Genap Materi Pokok : Preistiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Alokasi Waktu : 2x45 Menit A. Kompetensi Inti KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 1.2. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
2. KD pada KI-2 4.2. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 3. KD pada KI-3 3.11. Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. 4. KD pada KI-4 4.11. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bentuk media visual. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung jawab dalam kegiatan diskusi mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. 3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa penting sebelum proklamasi kemerdekaan Peserta didik mampu menganalisis peranan tokoh-tokoh dalam menyiapkan proklamasi kemerdekaan Peserta didik mampu menjelaskan peranan BPUPK dan pembentukan PPKI Peserta didik mempu menganalisis peristiwa-peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan 4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini dalam bentuk tulisan maupun presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
D. Materi Pembelajaran Akar-Akar Nasionalisme Indonesia a. Peristiwa-peristiwa sebelum proklamasi kemerdekaan b. Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan E. Kegiatan Pembelajaran (2JP) Kegiatan
Pendahuluan
Inti
Deskripsi Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Mengucapkan salam dan doa sebelum pembelajaran Menayakan kehadiran peserta didik (presensi) Menanyakan kesiapan peserta didik dalam proses pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai Mengamati a. Peserta didik mengamati tayangan gambar sekitar proklamasi kemerdekaan Menanya a. Setelah mengamati beberapa gambar yang ditayangkan diharapakan peserta didik akan akan mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang disampaikan Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok a. Peserta didik dibagi kedalam 7 kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapatkan nomor b. Guru memberikan tugas dan masingmasing kelompok mengerjakannya Tugas kelompok : Peseta didik menganalisis dan mendiskusikan tentang dan pembelajaran yang penting yang dapat diambil dari peristiwa-peristiwa di bawah ini 1) Pembentukan BPUPKI
Alokasi Waktu
10 Menit
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Penutup
2) Sidang-sidang BPUPKI 3) Pembentukan PPKI 4) Landasan Dasar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 5) Peristiwa Rengasdengklok 6) Perumusan teks proklamasi kemerdekaan 7) Detik-detik proklamasi kemerdekaan c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawaban dengan baik Mencoba/Mengasosiasikan a. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompok melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka b. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan diskusi Peserta didik merefleksikan pembelajaran yang didapat hari ini Guru memberikan tugas lanjutan untuk mempelajari kisi-kisi soal uji kompetensi Memberikan kesimpulan dari semua pertemuan hari ini
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap - Observasi b. Penilaian Pengetahuan - Penugasan - Tanya jawab - Observasi terhadap kegiatan diskusi
20 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
2. Instrumen Penilaian a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok No
Nama
Mengkomu nikasikan
Mengamb il giliran
Mendeng arkan
Berargu mentasi
Mencat at
Jumlah Skor
Aspek Penilaian Kelengkapan Keteladanan Yang Jawaban Dapat Diambil
Jumlah
Skor
1 2 Dst
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Skor 1 = Sangat Rendah Skor 2 = Rendah Skor 3 = Cukup Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
b. Instrument Penilaian Pengetahuan 1) Hasil Diskusi No
Nama
1 2 Dst.
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 0
2) Soal Uji Kompetensi (Terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan mengerjakan kembali soal uji kompetensi. Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas 75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media a. Laptop b. Viewer c. Spidol d. Papan tulis 2. Bahan a. Lembar Kerja 3. Sumber Belajar a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud. b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga c. Buku – buku lain yang relevan d. Internet
Yogyakarta, April 2016 Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
LAMPIRAN A. Materi Pelajaran 1. Pembentukan BPUPKI Jepang membentuk sebuah badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil ketua, serta para anggotanya, sebagai berikut : 1. Ketua: Dr.K. R. T.Radjiman Wediodininingrat. 2. Wakil ketua : Itibangase Yosio dan R. P. Soeroso. 3. Anggota :Sejumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan wakil ketua. Dari 60 orang anggota, tidak termasuk ketua dan wakil ketua, bangsa Indonesia kebanyakannya berasal dari pulau Jawa, tetapi terdapat beberapa dari Sumatra, Maluku, Sulawesi, dan beberapa orang peranakan Eropa, China, Arab.Semuanya itu bertempat tinggal di Jawa, karena Badan Penyelidik Itu diadakan oleh Sikikan di Jawa. Jadi, BPUPKI bukanlah badan yang dibentuk atas dasar pemilihan yang demokratis, meskipun Soekarno dan Muhammad Hatta berusaha agar anggota dalam badan ini cukup representative mewakili berbagai golongan dalam masyarakat Indonesia. 2. PPKI PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 beranggotakan 21 orang. 12 orang Jawa, 3 orang dari Sumatera, 3 orang dari Sulawesi, sedangkan Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Tionghua diwakili masing-masing 1 orang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, wakil ketua Dr. Moh. Hatta, dan penasihat Ahmad Soebardjo.Anggota PPKI dipilih langsung oleh Jenderal Terauchi selaku penguasa perang tertinggi Jepang di Asia Tenggara. Tanpa sepengetahuan Jepang, PPKI menambah 6 orang lagi anggota yakni R.A.A. Wiranatakoesoema, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Koesumasumantri, dan Mr. Ahmad Soebardjo. Dengan demikian, PPKI diambil alih oleh bangsa Indonesia dari badan bentukan Jepang menjadi alat perjuangan rakyat Indonesia sendiri. PPKI dibentuk sesaat setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945, karena BPUPKI dianggap terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia merdeka, dan juga menolak adanya keterlibatan pemimpin pendudukan Jepang dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 1. Peristiwa menjelang Proklamasi Penyerahan Jepang kepada Sekutu menyebabkan reaksi yang berbeda di antara para tokoh pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para anggota PPKI, seperti Soekarno dan Hatta tetap menginginkan proklamasi dilakukan sesuai mekanisme PPKI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Alasannya kekuasaan Jepang di Indonesia belum diambil alih. Tetapi, golongan muda, seperti Tan Malaka dan Sukarni menginginkan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin. Para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam keadaan vakum atau kekosongan kekuasaan. Pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda inilah yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Soekarno Hatta. Mereka telah menyetujui bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus segera dikumandangkan. Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00. Setelah singgah di rumah masing-masing, mereka langsung menuju rumah kediaman Laksamada Maeda. Hal ini dilakukan karena pertemuan Soekarno dengan Mayjen Nishimura dalam rangka membahas Proklamasi Kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 tidak membuahkan hasil. Soekarno baru sadar bahwa berbicara dengan penjajah tidak ada gunanya. Nishimura melarang Soekarno dan Hatta untuk melaksanakan rapat PPKI dalam rangka melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan. Berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang berbunyi: Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Djakarta, 17-8-’05 Wakil-wakil bangsa Indonesi. 3. Detik-detik Proklamasi Pada waktu fajar tanggal 17 Agustus 1945, para perumus teks proklamasi baru keluar dari rumah laksamana Maeda. Beberapa jam berikutnya, mereka berkumpul kembali dikediaman Soekarno untuk melaksanakan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia. Orang-orang kemudian sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara. Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung Karno dan pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera merah putih yang dijahit ibu Fatmawati telah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief Hendraningrat dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga disekitar rumah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara. Diantaranya Dr. Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono, S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan para tokoh pemuda. Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara: a. Pembacaan teks Proklamasi. b. Pengibaran bendera merah putih. c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Lampiran 3c RPP Pertemuan Ketiga PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial) Kelas/ Semester : XI / Genap Materi Pokok : Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Alokasi Waktu : 2x45 Menit A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 1.3. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
2. KD pada KI-2 4.3. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 3. KD pada KI-3 3.12. Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. 4. KD pada KI-4 4.12. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bentuk media visual. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung jawab dalam kegiatan diskusi mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. 3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa penting sesudah proklamasi kemerdekaan Peserta didik mampu menganalisis peranan tokoh-tokoh dalam menyebar-luaskan proklamasi kemerdekaan Peserta didik mempu menganalisis tindakan-tindakan Heroik di berbagai daerah setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini dalam bentuk tulisan maupun presentasi D. Materi Pembelajaran Peristiwa Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 1. Penyeberluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 2. Peristiwa Heorik di Berbagai Daerah Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP) Kegiatan
Pendahuluan
Inti
Deskripsi Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Mengucapkan salam dan doa sebelum pembelajaran Menayakan kehadiran peserta didik (presensi) Menanyakan kesiapan peserta didik dalam proses pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai Mengamati a. Peserta didik mengamati tayangan gambar pristiwa proklamasi kemerdekaan Menanya a. Setelah mengamati beberapa gambar yang ditayangkan diharapakan peserta didik akan akan mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang disampaikan Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok a. Peserta didik dibagi kedalam 7 kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapatkan nomor b. Guru memberikan tugas dan masingmasing kelompok mengerjakannya Tugas kelompok : Peseta didik menganalisis dan mendiskusikan serta mengambil nilai-nilai penting tentang: 1) Penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan 2) Rapat Raksasa di Lapangan Ikada 3) Pernyataan Sri Sultan HB IX dan tindakan Heroik di Yogyakarta 4) Tindakan heroik di Surabaya, Sulsel, Bali
Alokasi Waktu
10 Menit
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Penutup
5) Tindakan heroik di Banda Aceh, Sumbawa, Palembang c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawaban dengan baik Mencoba/Mengasosiasikan a. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompok melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka b. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan diskusi Peserta didik merefleksikan pembelajaran yang didapat hari ini Memberikan kesimpulan dari semua pertemuan hari ini
20 Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap - Observasi b. Penilaian Pengetahuan - Penugasan - Tanya jawab - Observasi terhadap kegiatan diskusi 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok No
Nama
1 2 Dst
Mengkom unikasikan
Mengambi l giliran
Mendeng arkan
Berargu mentasi
Mencat at
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Skor 1 = Sangat Rendah Skor 2 = Rendah Skor 3 = Cukup Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
b. Instrument Penilaian Pengetahuan 1) Hasil Diskusi No
Nama
Aspek Penilaian Kelengkapan Keteladanan Yang Jawaban Dapat Diambil
Jumlah
Skor
1 2 Dst.
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 0
3. Soal Uji Kompetensi (Terlampir) 4. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan mengerjakan kembali soal uji kompetensi. Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas 75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai peristiwaperistiwa sesuadah Proklamasi 17 Agustus 1945. G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media a. Laptop b. Viewer c. Spidol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
d. Papan tulis 2. Bahan a. Lembar Kerja 3. Sumber Belajar a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud. b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga c. Buku – buku lain yang relevan d. Internet
Yogyakarta, April 2016 Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Lampiran 3d RPP Pertemuan Keempat PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Mata pelajaran : Sejarah (Peminanatan Ilmu-Ilmu Sosial) Kelas/ Semester : XI / Genap Materi Pokok : Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Alokasi Waktu : 2x45 Menit A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, cinta damai) santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 1.4. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
2. KD pada KI-2 4.4. Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerjasama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 3. KD pada KI-3 3.13. Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. 4. KD pada KI-4 4.13. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bentuk media visual. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan YME dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik dapat menunjukkan prilaku kerja sama serta tanggung jawab dalam kegiatan diskusi mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Peserta didik menunjukkan sikap jujur dalam menyelesaikan tugas yang diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. 3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu menganalisis hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Peserta didik mampu menganalisis pembentukan KNIP, Kabinet, dan pembentukan Provinsi pada awal kemerdekaan Indonesia Peserta didik mempu menganalisis pemebentukan parpol, dan badan keamanan negara awal kemerdekaan Indonesia. 4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik dapat membuat membuat laporan tentang peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini dalam bentuk tulisan maupun presentasi D. Materi Pembelajaran 2. Akar-Akar Nasionalisme Indonesia a. Penegakkan Kedaulatan Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
E. Kegiatan Pembelajaran (2JP) Kegiatan
Pendahuluan
Inti
Deskripsi Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Mengucapkan salam dan doa sebelum pembelajaran Menayakan kehadiran peserta didik (presensi) Menanyakan kesiapan peserta didik dalam proses pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai Mengamati a. Peserta didik mengamati tayangan gambar pristiwa proklamasi kemerdekaan Menanya a. Setelah mengamati beberapa gambar yang ditayangkan diharapakan peserta didik akan akan mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang disampaikan Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok a. Peserta didik dibagi kedalam 7 kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapatkan nomor b. Guru memberikan tugas dan masingmasing kelompok mengerjakannya Tugas kelompok : Peseta didik menganalisis dan mendiskusikan tentang 6) Hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 7) Pembentukan KNIP, Kabinet, dan pembentukan Provinsi pada awal kemerdekaan Indonesia 8) Pemebentukan parpol, dan badan keamanan negara awal kemerdekaan Indonesia
Alokasi Waktu
10 Menit
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Penutup
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawaban dengan baik Mencoba/Mengasosiasikan a. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompok melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka b. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan diskusi Peserta didik merefleksikan pembelajaran yang didapat hari ini Memberikan kesimpulan dari semua pertemuan hari ini
20 Menit
F. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap - Observasi b. Penilaian Pengetahuan - Penugasan - Tanya jawab - Observasi terhadap kegiatan diskusi 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian sikap kegiatan diskusi kelompok No
Nama
Mengkom unikasikan
Mengambi l giliran
Mendeng arkan
1 2 Dst
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Skor 1 = Sangat Rendah Skor 2 = Rendah Skor 3 = Cukup
Berargu mentasi
Mencat at
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Skor 4 = Baik Skor 5 = Sangat Baik
b. Instrument Penilaian Pengetahuan 1) Hasil Diskusi No
Nama
Aspek Penilaian Kelengkapan Keteladanan Yang Jawaban Dapat Diambil
Jumlah
Skor
1 2 Dst.
Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kreteria sebagai berikut Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 0
2) Soal Uji Kompetensi (Terlampir) c. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakasanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai dibawah 75 dengan mengerjakan kembali soal uji kompetensi. Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai diatas 75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai penegakan kedaulatan negara Indonesia. G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media a. Laptop b. Viewer c. Spidol d. Papan tulis 2. Bahan a. Lembar Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
3. Sumber Belajar a. ---------. 2014. Sejarah Indonesia Kelas xi. Jakarta. Kemendikbud. b. Ratna Hapsar. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga c. Buku – buku lain yang relevan d. Internet
Yogyakarta, April 2016 Mengetahui,
Ignatius Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
KISI-KISI SOAL Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Ngaglik
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
Mata Pelajaran
: Sejarah (Peminatan Ilmu-ilmu Sosial)
Jumlah Soal
: 30 Soal
Kelas/Semester
: XI/IPS
Penulis
:
No
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
1.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruh bagi
2. 3. 4.
Materi
Indikator Soal Siswa dapat menentukan haluan organisasi Budi Utomo
1. Budi Utomo
2. Serikat Islam
Siswa dapat menyebutkan penyelenggaraan kongres pertama BU Siswa dapat menjelaskan tujuan organisasi BU dan menganlisis nilai yang dapat diambil Siswa dapat mengemukakan tujuan dibentuknya Serikat dagang Islam
Bentuk Tes
No. Soal
Tingkatan Soal
PG
1
C3
PG
2
C1
E
1
C4
PG
3
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
masa kini.
Siswa dapat menyebutkan tokoh yang mengubah Serikat Dagang Islam menjadi Serikat Islam
3. Indische Partij (PI)
3.11 Mengalisis peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan bangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini
4. Pembentukan Bandan penyelidik usahausaha Persiapan Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Siswa dapat menentukan tujuan dari serikat Islam Siswa dapat menyebutkan penyebab pecahnya Serikat Islam Siswa dapat menyebutkan tanggal berdirinya Indische Partij Siswa dapat menguraiakan program kerja Indiche Partij Siswa dapat menyebutkan tokoh pendiri Indiche Partij Siswa dapat menyebutkan organisasi pertama yang terangterangan menyebut diri sebagai partai politik Siswa dapat menyebutkan kota di Jepang yang di bom oleh sekutu Siswa dapat menyebutkan tanggal dibentuknya BPUPKI Siswa dapat menyebutkan ketua BPUPKI Siswa dapat menentukan topik kedua pada pembahasan BPUPKI Siswa dapat mengemukakan tujuan panitia Sembilan Siswa dapat menganalisis Piagam Jakarta Siswa dapat menyebutkan tempat menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia siswa dapat menyebutkan radio yang mengumumkan tentang kekalahlan Jepang terhadap sekutu. siswa dapat menyebutkan Landasan Dasar Nasional dalam menentukan proklamasi kemerdekaan Siswa dapat menjelaskan Piagam Atlantik Siswa dapat menyebutkan rumah tempat pegasingan Soekarno dan Moh. Hatta Siswa dapat menganalsis hasil sidang PPKI Siswa dapat menjelaskan perdaan pendapat tentang
PG
4
C1
PG
5
C3
PG
6
C1
PG
7
C1
PG PG
8 9
C2 C1
PG
10
C1
PG
11
C1
PG PG
12 13
C1 C1
PG
14
C3
PG E
15 2
C2 C4
PG
16
C1
PG
17
C1
PG
18
C1
PG
19
C2
PG
20
C1
E E
3 4
C4 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
25. 26. 27. 28. 29. 30.
Proklamasi antara golongan muda dan golongan muda Siswa dapat menyebutkan tokoh yang mengetik naskah proklamasi Siswa dapat menganalsis Rengasdengklok menjadi tempat pengasingan Soekarno dan Moh Hatta Siswa dapat megidentifikasi rumah yang menjadi tempat perumusan Siswa dapat menyebutkan penjahit bendera Merah Putih Siswa dapat menyebutkan tempat proklamasi Siswa dapat menyebutkan pengibar bendera pada saat Proklamasi
PG
21
C1
E
5
C4
PG
22
C2
PG PG
23 24
C1 C1
PG
25
C1
Yogyakarta, 29 Aprl 2016
Ig. Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581 KISI-KISI SOAL
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Ngaglik
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
Mata Pelajaran
: Sejarah (Peminatan Ilmu-ilmu Sosial)
Jumlah Soal
: 30 Soal
Kelas/Semester
: XI/IPS
Penulis
:
Kopetensi Inti
Kompetesi Dasar
3. Mengolah, menalar dan menyajikan daesuai kaidah keilmuanlam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari dipelajarinya disekolah secara mandiri bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu mengunakan metode
3.11 Menganalisis peristiwaperistiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.
Materi Peristiwaperistiwa setelah proklamasi kemerdekaan
Tindakan heroik diberbagai daerah
Indikator Siswa dapat menentukan nama surat kabar yang menyebarkan berita kemerdekaan Siswa dapat menyebutkan kantor berita yang menyiarkan dan menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Siswa dapat menyebutkan inti pidato Presiden Soekarno dilapangan Ikada Siswa dapat menganalisis hasil rapat raksasa di Lapangan Ikada Siswa dapat memahami penyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX terhadap dukungan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa dapat menyebutkan insiden bendera di Surabaya Siswa dapat menyebutkan kelompok yang menyusun kekuatan di Sulawesi selatan Siswa dapat menganalisis tindakan Heroik
Bentuk Soal
No. Soal
Tingkatan Soal
PG
1
C3
PG
2
C1
PG
3
C1
E
1
C4
PG
4
C2
PG
5
C1
PG
6
C1
E
2
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
9. 10. 11. 12. 13.
Penegakan Kedaulatan Negara Indonesia
14. 15. 16. 17. 18. 19.
Pembentukan Komite Nasional Indonesia
20. 21. 22. 23. 24. 25.
Pembentukan kabinet Pertama Republik Indonesia
pemuda di Surabaya yang berani melawan NICA dan Belanda Siswa dapat menyebutkan tanggal pemuda Bali merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Siswa dapat menunjukan tempat terbentuknya Angkatan Muda Indonesia Siswa dapat menentukan syarat terbentuknya negara Siswa dapat membedakan unsur-unsur pembentuk sebuah negara secara konstituf maupun deklaratif Siswa dapat menyebutkan ketua dari PPKI Siswa dapat membedakan hasil siding PPKI 1, 2, dan 3 Siswa dapat menganalisis hasil sidang PPKI 1 Siswa dapat membedakan hasil siding PPKI 1, 2, dan 3 Siswa dapat menganalisis daerah yang menjadi wilayah dari NKRI Siswa dapat menyebutkan Maklumat Wapres RI nomor X Siswa dapat menentukan hasil sidang KNIP pertama Siswa dapat menyebutkan isi Maklumat Pemerintah No. 3 tanggal 3 November 1945 Siswa dapat menyebutkan angota KNID Siswa dapat menyebutkan ketua Departeman Keamanan rakyat Siswa dapat menyebutkan ketua departeman Kehakiman Siswa dapat menyebutkan ketua Departeman Mahkamah Agung dalam empat alat kelengkapan negara Siswa mampu menyebutkan tanggal
PG
7
C1
PG
8
C1
PG
9
C3
PG
10
C2
PG
11
C1
PG
12
C2
E
3
C4
PG
13
C2
E
4
C4
PG
14
C1
PG
15
C3
PG
16
C1
PG
17
C1
PG
18
C1
PG
20
C1
PG
21
C1
PG
19
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
26. 27. 28. 29. 30.
Pembentukan provinsi Badan-Badan Perjungan Pembentukan tentara Keamanan
pembentukan Parpol berasarkan usul BP-NIP Siswa dapat menyebutkan perwakilan dari Provinsi Maluku Siswa dapat menyebutkan Markas Komite Van Aksi Siswa dapat menyebutkan tanggal pemilihan pemimpin TKR yang baru Siswa dapat menunjukkan tempat markas tertinggi TKR Siswa dapat menganalisis latar belakang terbentuknya TKR dan peranannya
PG
22
C1
PG
24
C1
PG
25
C1
PG
23
C1
E
5
C4
Yogyakarta, 29 April 2016
Ig. Galih Prasetyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Lampiran 5a Soal Uji Kompetensi I PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
Mata Pelajaran Kelas/Jurusan Hari/Tanggal Waktu
: Sejarah Peminatan : XI/IPS : Selasa, 19 April 2016 : 90 Menit
Kompetensi Dasar 3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruh bagi masa kini 3.11 Mengalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan bangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini I.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor 1-25 1. Perhatikan sifat haluan organisasi di bawah ini! 1) Bidang Agama 2) Bidang Sosial 3) Bidang Ekonomi 4) Bidang Kebudayaan 5) Bidang Politik Berdasarkan data-data di atas, 3 bidang yang menjadi haluan organisasi Budi Utomo adalah nomor …. A. 1), 2), 3) B. 2), 3), 4) C. 3), 4), 5) D. 4), 5), 1) E. 5), 1), 2) 2. Kongres pertama Budi Utomo diselenggarakan pada bulan Oktober 1908 bertempat di …. A. Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
B. Semarang C. Jakarta D. Surabaya E. Bandung 3. Tujuan dari dibentuknya Sarekat Dagang Islam oleh H. Samanhudi adalah …. A. Melawan pemerinah Hindia Belanda B. Membentuk sebuah negara Islam C. Melakukan perlawanan terhadap monopoli China dalam perdaganan dan membentuk kemandirian ekonomi pengusaha bumiputra. D. Bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda dalam perdaganagan E. Mendukung komunisme 4. Sarekat Dagang Islam yang dibentuk oleh H. Samanhudi kemudian pada tahun 1912 diubah menjadi Sarekat Islam. Tokoh yang mengubah perkumpulan ini adalah …. A. Soekarno B. Ki Hajar Dewantoro C. Haji H.O.S. Tjokroaminoto D. Semaun E. Alimin 5. Perhatikan pernyataan di bawah ini ! 1) Mendukung pemerintah Hindia Belanda 2) Menjalankan usaha dagang pribumi 3) Melakukan perlawanan terbuka terhadap pemerintah Hindia Belanda 4) Memperbaiki pendapat yang keliru dalam praktik agama Iaslam Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan tujuan dari Sarekat Islam ditunjukkan oleh nomor …. A. 1) dan 2) B. 2) dan 3) C. 3) dan 4) D. 1) dan 3) E. 2) dan 4) 6. Dalam perkembanganya Sarekat Islam (SI) mengalami perpecahan sehingga muncul SI Merah dan SI Putih. Penyebab dari perpecahan tersebut adalah …. A. Rendanya semangat berorganisasi para anggota SI B. Perbedaan pendapat di antara anggota-anggota SI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
C. Sistem Organisasi yang kurang kuat D. Masuknya pengaruh komunis ke dalam SI E. Adanya praktik korupsi di dalam organisasi 7. Selain Budi Utomo dan Sarekat Islam, ada salah satu organisasi penting dalam menumbuhkan akar-akar nasionalisme Indonesia yaitu Indische Partij (IP) yang didirikan pada tanggal …. A. 21 Desember 1912 B. 22 Desember 1912 C. 23 Desember 1912 D. 24 Desember 1912 E. 25 Desember 1912 8. Perhatikan pernyaraan di bawah ini! 1) Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia 2) Mempererat hubungan dengan pemerintah Hindia Belanda 3) Memberanta segala bentuk tindakan yang membangkitkan kebencian antaragama dan ras 4) Mendukung adanya komunisme di Indonesia Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan program kerja dari Indische Partij adalah …. A. (1) dan (2) B. (2) dan (3) C. (3) dan (4) D. (1) dan (3) E. (2) dan (4) 9. Indische Patij didirikan oleh tiga tokoh penting yang disebut dengan “Tiga Serangkai”. Tokoh-tokoh tersebut adalah …. A. Ki Hajar Dewantaro, Douwes Deker, dan Soekarno B. H. Samanhudi, Cipto Mangunkusumo, dan H.O.S Tjokroaminoto C. Douwes Deker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara D. Cipto Mangunkusumo, Soekarno, dan Douwes Deker E. H. Samanhudi, H.O.S Tjokroaminoto, dan Soekarno 10. Organisai pertama yang terang-terangan meyebut sebagai partai politik pada masa pergerakan nasional yaitu …. A. Indische Partij B. Sarekat Dagang Islam C. Budi Utomo D. Jong Java E. Sarekat Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
11. Kekalahan Jepang terhadap sekutu ditandai dengan dibomnya dua kota di Jepang yang mengakibkan dampak yang luar biasa bagi Jepang. Nama kedua kota tersebut adalah …. A. Tokyo dan Kyoto B. Hiroshima dan Tokyo C. Nagasaki dan Kyoto D. Tokyo dan Osaka E. Hiroshima dan Nagasaki 12. Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, maka dibentuk lah Badan Penyelidikan Usuah-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang terbentuk pada tanggal …. A. 25 Mei 1945 B. 26 Mei 1945 C. 27 Mei 1945 D. 28 Mei 1945 E. 29 Mei 1945 13. Pada tanggal 29 April diumumkan pengangkatan pengurus BPUPKI, dan ketua terpilihnya adalah …. A. Ir. Soekarno B. Drs. Moh. Hatta C. Dr. K.R.T Radjiman Widyodingnrat D. Ichibangase E. Mr. Moh. Yamin 14. Sidang BPUPKI yang kedua yang dilangsungkan pada 10-17 Juli 1945 membahas tentang …. A. rancangan undang-undang dasar B. rumusan dasar negara C. presiden dan wakil presiden D. naskah proklamasi kemerdekaan E. susunan lambaga negara 15. Dalam siding BPUPKI Pertama terbentuklah panitia kecil yang diebut Panitia Sembilan yang mempaunyai tugas untuk …. A. merancang dasar negara B. merancang Udang-Undang Dasar C. membentuk lembaga-lembaga negara D. merancang teks proklamasi E. merancang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
16. Tugas PPKI adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia. Tokoh yang ditunjuk sebagai penasehat PPKI adalah …. A. A.A Maramis B. Wongsonegoro C. Ahmad Subarjo D. Singgih E. Agus Salim 17. Pada tanggal 15 Agustus 1945, pasukan Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu. Berita tersebut dirahasiakan oleh tentara Jepang yang ada diwilayah Indonesia. Di bawah ini nama radio yang menyiarkan berita kekelahan Jepang terhadap sekutu adalah …. A. BBC B. Soeara Fadjar C. Times D. RRI E. Asia News 18. Yang merupakan landasan dasar nasional Republik Indonesia dalam menentukan proklamasi kemerdekaan adalah …. A. Pancasila B. Bhinika Tunggal Ika C. Pembukaan UUD 1945 D. Demokrasi E. Reformasi 19. Perhatikan penyataan berikut: 1. Tidak ada perluasan daerah tanpa persetujuan dari penduduk asli. 2. Hubungan kerjasama antar negara harus terjalin dengan baik 3. Setiap bangsa berhak menentukan dan menetapkan bentuk pemerintahannya sendiri 4. Setiap bangsa berhak mendapat kesempatan untuk bebas rasa dari rasa takut dan bebas dari kemiskinan. 5. Semua sumber daya alam harus dimanfaatkan sebaik mungkin Dari pernyataan diatas, yang merupakan isi Piagam Atlantik ditunjukkan oleh nomor …. A. B. C. D. E.
(1), (2), (3) (2), (3), (4) (3), (4), (5) (4), (5), (1) (3), (1), (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
20. Ketika diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno dan Moh Hatta di tempatkan di rumah milik warga keturunan Tionghoa yang bernama …. A. Laksamana Maeda B. Soe Hok Gie C. Zhang li D. Djiaw Kie Siong E. Wang Young 21. Tokoh yang berjasa dalam mengetik naskah proklamasi kemerdekaan adalah …. A. Sayuti Melik B. Sukarni C. Ahmad Subarjo D. Sudiro E. Sutan Syahrir 22. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut! 1) Merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia mencapai Kermerdekaan 2) Lahirnya negara republik Indonesia 3) Indonesia terlepas belenggu penjajahan asing 4) Indonesia menjadi negara yang maju 5) Indonesia menjadi Macan Asia Makna adanya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ditunjukan pada nomor …. A. 1), 2) dan 3) B. 1), 3) dan 5) C. 1), 3) dan 4) D. 2), 3) dan 5) E. 1), 3) dan 4) 23. Setelah pembacaan naskah proklamsi, acara dilanjutkan dengan pengibarkan bendara Merah Putih. Siapakah yang menjahit bendera Bedera Merah Putih tersebut …. A. Inggit Ganarsih B. Fatmawati C. Hartini D. Kartini Manoppo E. Haryati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
24. Pengibaran bendera Merah Putih di halaman Gedung Pegangsaan Timur dilakukan oleh …. A. Syahrir dan Sayuti Melik B. Ahmad Subarjo dan Sukarni C. Latief dan Arifin D. Sudarsih dan Harsimi E. Suhud dan Latief 25. Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsanakan di …. A. Jalan Pegangsaan Barat No. 45 B. Jalan Pegangsaan Barat No. 50 C. Jalan Pegangsaan Timur No. 56 D. Jalan Pegangsaan Timur No. 59 E. Jalan Pegangsaan Selatan No. 70 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas ! 1. Jelaskan tujuan organisasi Budi Utomo dan analsislah nilai apa yang dapat diambil dari organisasi Budi Utomo! 2. Panitia Sembilan menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia merdeka. Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Analsislah isi Jakarta Charter tersebut! 3. Jelaskan hasil sidang kedua PPKI 19 Agustus 1945! 4. Jelaskan pebedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan! 5. Analisislah mengapa rengasdengklok menjadi tempat pengasingan bagi Soekarno dan Moh Hatta!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Lampiran 5b Soal Uji Kompetensi II PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 2 NGAGLIK Alamat Jl. Besi Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Telp. (0274) 896375, Slaman 55581
Mata Pelajaran Kelas/Jurusan Hari/Tanggal Waktu
: Sejarah Peminatan : XI/IPS : Selasa, 3 Mei 2016 : 90 Menit
Kompetensi Dasar
3.12 Mengalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan I.
artinya bagi kehidupan bangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor 1-25 1. Perhatikan nama surat kabar berikut ini ! 1) Tjahaja 2) Kompas 3) Tempo 4) Soeara Asia Berdasarkan data-data di atas, surat kabar yang menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah …. A. B. C. D. E.
1) dan 2) 2) dan 3) 1) dan 4) 3) dan 4) 1) dan 5)
2. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, berita tentang peristiwa penting ini segera menyebar luas ke seluruh negeri. Namun ada kantor berita yang dilarang Jepang untuk menyiarkan dan menyebarluaskan berita ini. Nama kantor berita tersebut adalah …. A. Domei B. Suara Fadjar C. RRI D. Kedaulatan Rakyat (KR) E. Ramayana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
3. Berikut ini adalah hasil pidato singkat Ir. Soekarno dalam rapat raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) adalah, kecuali …. A. Mememinta dukungan rakyat Indonesia B. Meminta rakyat agar mematuhi kebijakan pemerintah dengan disiplin C. Menyerang tentarang Jepang yang menghalang-halangi rapat raksasa D. Meminta kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Republik Indonesia E. Memerintahkan rakyat untuk meninggalkan Lapangan Ikada dengan tenang 4. Setelah berita Proklamasi Kemerdekaan tersebar di berbagai daerah, tanggapan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah …. A. Tetap memilih untuk menjadi kerajaan yang independen B. Menyatakan negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bergabung menjadi bagian dari RI C. Tidak ikut campur dengan apa yang sedang terjadi di Republik Indonesia D. Mendukung kemerdekaan Indonesia tanpa ikut bergabung di dalamnya E. Negri Ngayogyakarta bergabung dengan RI dan melebur sistem kerajaan. 5. Insiden Bendera adalah peristiwa yang terjadi karena tindakan orang-orang Belanda bekas tawanan tentara Jepang mengibarkan bendera belanda di suatu hotel di Surabaya. Akibatnya para pemuda Indonesia tersulut emosinya dan merobek bendera belanda yang warnanya biru sehingga tinggalah hanya warna merah dan putih saja. Nama hotel yang menjadi saksi bisu peristiwa pemting ini adalah …. A. Hotel Melati B. Hotel Surabaya C. Hotel Perdjuangan D. Hotel Yamato E. Hotel Benteng 6. Rombongan Dr. Sam Ratulangi pada tanggal 19 Agustus 1945 datang di Sapura Bulukumba, kemudian Sam Ratulangi menusun pemeritahan dan menegakan kedaulatan Indonesi namun di tentang oleh pemuda. Mengapa para pemuda menentang rombongan Dr. Sam Ratulangi …. A. Terlalu berhati-hati dalam mengambil tindakan B. Terlalu radikal melawan para penjajah C. Kebanyakan rembukan ketimbang tindakan D. Tidak bergerak sama sekali E. Sangat otoriter dalam megambil keputusan 7. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Jepang masih menggangap mereka mempunyai kekuasaan di sana sehingga menimbulkan tindakan-tindakan Heorik di berbagai daerah. Di Bali, terdapat gerakan pemuda yang bertujuan untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang yang terjadi pada tanggal …. A. 13 Desember 1945 B. 14 Desember 1945 C. 15 Desember 1945 D. 16 Desember 1945 E. 17 Desember 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
8. Pada tanggal 6 Oktober 1945, terdapat sekelompok pemuda dan tokoh masyarakat yang membentuk Angkatan Pemuda Indonesi (API). Berikut ini yang merupakan tempat pembentukan API adalah …. A. Medan B. Palembang C. Surabaya D. Jakarta E. Aceh 9. Perhatikan unsur-unsur pembentuk negara di bawah ini! 1) Rakyat 2) Wilayah 3) Pemerintah yang berdaulat 4) Pengakuan dari negara lain Berdasarkan data di atas, yang merupakan 3 unsur pokok (konstitutif) syarat berdirinya sebuah negara adalah pada nomor … A. 1), 2), dan 3) B. 2), 3), dan 4) C. 3), 4) dan 1) D. 4), 1), dan 2) E. 3), 2), dan 4) 10. Berikut ini unsur pembentuk negara yang bersifat deklaratif adalah …. A. Rakyat B. Pemerintah yang berdaulat C. Pengakuan dari negara lain D. UUD E. Wilayah 11. Setelah dibubarkannya BPUPKI, kemudian dibentuk lah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh …. A. Ki Hajar Dewantoro B. Ir. Soekarno C. Ahmad Subarjo D. Moh. Hatta E. Otto Iskandardinata 12. Perhatikan pernyataan berikut ini! 1) Mensahkan UUD 2) Menetapkan kementrian negara 3) Mengangkat presiden dan wakil presiden 4) Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi 5) Membentuk komite nasional Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan hasil dari sidang PPKI yang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah …. A. 1) dan 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
13.
14.
15.
16.
17.
18.
B. 2) dan 3) C. 3) dan 4) D. 4) dan 5) E. 1) dan 3) Berdasarkan pernyatan nomor 12, yang merupakan hasil dari sidang kedua PPKI adalah ditunjukkan oleh nomor …. A. 1) dan 2) B. 2) dan 3) C. 1) dan 3) D. 2) dan 4) E. 4) dan 5) Pada tanggal 16 Oktober 1945, Wakil Presiden RI mengeluarkan Maklumat no. X. berikut ini yang merupakan isi dari maklumat tersebut adalah …. A. Pembentukan Badan Pekerja Komite Nasional B. Merumuskan haluan politik negara C. Pemberian kekuasaan legislatif D. Membantu tugas para mentri E. Melakukan peyempurnaan UUD Setalah terbentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), badan ini menyelenggarakan beberapa sidang. Berikut ini yang merupakan hasil dari sidang KNIP adalah …. A. Menetapkan dua belas kementrian yang membantu presiden B. Membagi wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi C. Membentuk badan keaman rakyar D. Mengusulkan kepada presiden supaya KNIP diberikan hak kekuasaan legislatif selama lembaga MPR/DPR belum terbentuk E. Membentuk partai nasional Pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat No. 3 yang isinya tentang …. A. anjuran pembentukan partai-partai politik B. ajuran pembentukan badan keamanan C. anjuran pembentukan kementrian negara D. anjuran untuk merevisi UUD E. anjuran pembentukan DPR/MPR Secara resmi anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1925 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Sisapakah yang menjadi ketua pada sidang KNIP pertama …. A. Kasman Singodimejo B. Mr. Ahmad Subarjo C. Abiskusno Cokrosuyono D. Wahid Hasyim E. Prof. Dr. Supomo Sebagai realisasi dari sidang PPKI kedua tanggal 19 Agustus 1945 tentang pembentukan dua belas kementrian, maka pada tanggal 2 September 1946
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
dibentuk Kabinet Pertama Republik Indonesia. Siapakah yang menjadi ketua Departemen Keamanan rakyat …. A. R.A.A Riranatakusuma B. Otto Iskandardinata C. Mr. R.M Sartono D. Mr. Amir Syarifudin E. Supriyadi 19. Berdasarkan usul BP-NIP menyetujuai pembentukan partai-partai politik sebagai wadah pergerakan dan aspirasi rakyat Indonesia. Berikut ini yang merupakan tanggal persetujauan pembentukan partai-partai politik adalah …. A. Tanggal 3 November 1945 B. Tanggal 4 November 1945 C. Tanggal 5 November 1945 D. Tanggal 6 November 1945 E. Tanggal 7 November 1945 20. Sebagai realisasi dari sidang PPKI kedua tanggal 19 Agustus 1945 tentang pembentukan dua belas kementrian, maka pada tanggal 2 September 1946 dibentuk Kabinet Pertama Republik Indonesia. berikut ini yang menjadi ketua Departemen Kehakiman rakyat adalah …. A. Mr. Ahmad Subarjo B. Mr. Amir Syarifudin C. Prof. Dr Supomo D. Supriadi E. Wahid Hasyim 21. Bersamaan dengan penetapan delapan provinsi, maka di tetapkan pula empat alat perlengkapan negara lainnya. Berikut ini yang nama tokoh yang menjadi ketua Mahkamah Agung adalah …. A. Dr. Kusumah Atmadja B. Gatot Tarumaniharja C. A.G. Pringgodigdo D. Sukarjo Wiryopronto E. Mahmud 22. Berdasarkan keputusan PPKI tanggal 19 Agustus, maka Presiden menugaskan Mr. Ahmad Suba rjo dan kawan-kawan membentuk suatu panitia kecil. Tugas panitia kecil adalah membentuk departemen dan membeagi wilayah Indonesia ke dalam provinsi-provinsi. Berikut ini yang menjadi perwakilan provinsi Maluku adalah …. A. Teuku Moh. Hassan B. R. Panji Suroso C. R.A Suryo D. G.S.S.J. Ratulangi E. I Latuharhary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
23. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 dibentuk lah Markas Tertinggi TKR. Berikut ini yang merupakan tempat Markas Tinggi TKR di Indonesia adalah … A. Jakarta B. Bandung C. Yogyakarta D. Blitar E. Surabaya 24. Pembentukan BKR tidak berkalan mulus. Hal tersebut terjadi karena adanya keinginan untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat namun ditolak oleh pemerintah. Penolakan tersebut membuat membentuk Komite Van Aksi. Berikut ini yang merupakan markas Komite Van Aksi adalah …. A. Jalan Menteng No. 30 Jakarta B. Jalan Menteng No. 31 Jakarta C. Jalan Pahlawan No. 32 Surabaya D. Jalan Pahlawan No. 33 Surabaya E. Jalan Pahlawan No. 34 Surabaya 25. Terbentuknya lascar-laskar perjuangan diberbagai daerah menyebabkan situasi keamanan Indonesia menjadi kacau. Hal tersebut diakibatkan tidak terkendalinya perlawanan melawan sekutu dan NICA. Maka dikeluarkanlah maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal berapakah dikeluarkannya maklumat tersebut …. A. 1 Oktober 1945 B. 2 Oktober 1945 C. 3 Oktober 1945 D. 4 Oktober 1945 E. 5 Oktober 1945
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas ! 1. Analisislah hal-hal yang penting yang terjadi pada saat rapat besar di Lapangan Ikada dan berilah sebutkan nilai yang perlu dicontoh dari hal tersebut! 2. Analisalah tindakan yang dilakukan para pemuda di Surabaya ketika insiden Bendera! dan sikap apa yang bisa dijadikan contoh sebagai generasi muda penerus bangsa? 3. Analisilah hasil sidang PPKI yang pertama! 4. Sebutkan daerah yang menjadi wilayah dari NKRI, dan jelaskan mengapa daerah-daerah itu dijadikan sebagai wilayah dari NKRI! 5. Jelaskan latar belakang terbentuknya TKR dan jelaskan sebarapa penting kah peranan TKR bagi Indonesia yang baru merdeka!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA Komponen Sikap No
1.
Variabel
Motivasi merupakan penggerakkan (daya dorong suatu keinginan) seseorang (peserta didik) untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah belajar. Sehingga membuat peserta didik menjadi mempuanyai keingin untuk belajar.
TOTAL
Indikator
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
1
2
3
4
5
6
6
Perhatian
7
8
9
10
11
12
6
Inisiatif
13
14
15
16
17
18
6
Komitmen
19
20
21
22
23
24
6
Kepuasan
25
26
27
28
29
30
6
5
5
5
5
5
5
30
Antusias
Persen tase
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
Lampiran 7 Instrumen Penilaian Motivasi Nama
:
No. Absen
:
Kelas/Jurusan
:
Petunjuk Pengisian 1) Tulislah identitas anda pada tempat yang tersedia. 2) Bacalah pernyataan – pernyataan dalam Kuisioner ini secara teliti dan cermat. 3) Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda ( ) pada kolom pilihan. 4) Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kesimpulan yang diambil dari data ini bisa benar. 5) Periksa kembali nomor pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan. Keterangan : SS = Sangat Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
S
TS
= Tidak Setuju
= Setuju
No
Pernyataan
1. 2.
Saya merasa terdorong untuk membaca buku sejarah Saya kurang semangat untuk membaca buku sejarah Saya merasa terdorong untuk mengetahui sejarah bangsa Indonesia Saya kurang tertarik dalam mempelajari sejarah bangsa Indonesia Saya merasa terdorong untuk mempelajari nilai-nilai penting yang terdapat dalam pelajaran sejarah Saya kurang paham tentang nilai-nilai yang terdapat dalam pelajaran sejarah
3. 4. 5. 6.
STS
Pilihan TS S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
20. 21. 22. 23.
24. 24.
Saya merasa terdorong untuk belajar sejarah karena dapat menumbuhkan nasionalisme Saya kurang semangat dalam belajar sejarah karena hanya mempelajari tentang masa lalu Saya merasa terdorong untuk membaca sumbersumber tetang sejarah Saya merasa membaca sumber-sumber tentang sejarah membosankan Saya merasa terdorong untuk selalu memahi pelajaran sejarah pada saat belajar Saya merasa sulit untuk mengerti pada saat penjelasan tentang pelajaran sejarah Saya merasa terdorong untuk menyelesaikan tugas pelajaran sejarah Saya merasa tugas sejarah sangat sulit untuk dikerjakan Saya merasa terdorong untuk mempelajari topik pelajaran selanjutnya karena saya menyukai pelajaran ini Saya merasa pelajaran sejarah dalam pembelajaranya membosankan dan tidak menarik Saya merasa pelajaran sejarah mengandung banyak informasi yang penting untuk dipelajari Saya merasa banyaknya informasi dalam pelajaran sejarah membuat saya sukar mengambil kesimpulan Saya merasa terdorong untuk membuat catatancatatan penting setelah mempelajari topik bahasan mengenai pelajaran sejarah Saya merasa pelajaran sejarah terlalu banyak mempelajari hal-hal yang sulit sehingga sulit untuk membuat catatan-catatan penting. Saya merasa terdorong untuk mengambil hikmah dari segala peristiwa sejarah yang terjadi Saya merasa peristiwa sejarah kurang penting karena sudah berlalu Saya merasa terdorong belajar sejarah karena menyenagkan bisa mengetahui berbagai perkembangan dunia Saya merasa tidak terlalu paham dengan berbagai perkembangan dunia yang termuat dalam pelajaran sejarah Saya merasa terdorong untuk mengetahui peranan tokoh-tokoh bangsa dengan membanca buku-buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
34.
35. 36. 37. 38. 39. 40.
sejarah Saya meresa bosan membaca biografi tentang para tokoh-tokoh dalam sejarah Saya merasa terdorong untuk selalu mencari kebenaran tetang sejarah masa lalu Saya merasa sejarah tidak perlu diungkap lagi kebenarannya Saya merasa terdorong untuk selalu aktif dalam setiap pembelajaran sejarah Saya merasa pasif dalam pembelajaran sejarah Saya merasa terdorong untuk beratanya kepada guru pada saat pelajaran sejarah Saya merasa kurang tertarik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat pelajaran sejarah Saya merasa terdorong untuk maju kedepan kelas untuk menyampaikan pendapat saya tentang materi pelajaran sejarah Saya merasa takut bila dipanggil guru untuk menyampaikan pendapat saya tentang materi pelajaran sejarah Saya merasa terdorong untuk saling berbagi pemikiran saat diskusi kelompok pada pelajaran sejarah Saya merasa bila sudah memahami materi pelajaran tidak perlu berdiskusi dengan teman lagi Saya merasa terdorong untuk selalu mempelajari materi pelajaran sejarah sebelum guru ajarkan di sekolah Saya merasa belajar sejarah saat diajarkan di sekolah saja Saya merasa terdorong untuk langsung mengerjakan tugas pelajaran sejarah setelah pulang sekolah Saya merasa mengerjakan tugas sejarah nanti-nanti saja karena kurang penting dibanding pelajaran lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Lampiran 8 Daftar Hadir Siswa (Presensi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa
LEMBAR HASIL DISKUSI Nama Anggota Kelomok
:_________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________
Kelas/Jurusan
:
Hari, Tanggal
:
Topik Pembahasan
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
Lampiran 10 Lembar Jawaban LEMBAR JAWABAN
Nama
Tanda Tangan
Kelas/Jurusan No. Absen
I. PILIHAN GANDA No
A
B
C
D
E
No
A
B
C
D
E
No
A
B
C
D
E
1
A
B
C
D
E
11
A
B
C
D
E
21
A
B
C
D
E
2
A
B
C
D
E
12
A
B
C
D
E
22
A
B
C
D
E
3
A
B
C
D
E
13
A
B
C
D
E
23
A
B
C
D
E
4
A
B
C
D
E
14
A
B
C
D
E
24
A
B
C
D
E
5
A
B
C
D
E
15
A
B
C
D
E
25
A
B
C
D
E
6
A
B
C
D
E
16
A
B
C
D
E
26
A
B
C
D
E
7
A
B
C
D
E
17
A
B
C
D
E
27
A
B
C
D
E
8
A
B
C
D
E
18
A
B
C
D
E
28
A
B
C
D
E
9
A
B
C
D
E
19
A
B
C
D
E
29
A
B
C
D
E
10
A
B
C
D
E
20
A
B
C
D
E
30
A
B
C
D
E
II. Uraian ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
Lampiran 11a Validitas Motivasi Pra Siklus
Keterangan: *gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Lampiran 11b Validitas Motivasi Siklus I
Keterangan: *gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Lampiran 11c Validitas Motivasi Siklus II
Keterangan: *gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Lampiran 12a Reliabilitas Motivasi Pra Siklus
RELIABILITAS MOTIVASI PRA SIKLUS Case Processing Summary N % Valid 31 100.0 a Excluded Cases 0 0.0 Total 31 100.0 Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .748
N of Items 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Lampiran 12b Reliabilitas Motivasi Siklus I
RELIABILITAS MOTIVASI SIKLUS I Case Processing Summary N % Valid 31 100.0 a Excluded Cases 0 0.0 Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .742
N of Items 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Lampiran 12c Reliabilitas Motivasi Siklus II RELIABILITAS MOTIVASI SISWA SIKLUS II Case Processing Summary N % Valid 31 100.0 a Excluded Cases 0 0.0 Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .716 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
Lampiran 13a Validitas Butir Soal Siklus I
Keterangan: *gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
VALIDITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS I NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MS NUN RP PRS PWO RR RAP RP TK SER SD SRA SAS TK TWS TR VSAF WSC YP YPR YP ZD rxy T Sig
Keterangan: *gugur
SOAL URAIAN SIKLUS I 1 2 3 4 5 3 5 3 3 4 3 5 3 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 5 5 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 3 4 4 3 5 3 5 3 3 5 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 3 4 5 3 5 3 3 2 3 4 3 4 2 4 5 3 5 4 3 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 5 3 5 3 4 5 3 3 2 3 3 3 5 3 4 5 3 4 3 5 5 3 4 3 5 4 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 3 5 3 5 4 3 5 3 4 4 3 3 3 4 5 0.417 0.452 0.373 0.722 0.645 2.47 2.73 2.17 5.62 4.54 0,99
0,99
0,975
0,995
0,99
JUMLAH 18 18 20 19 18 18 21 17 17 20 19 20 16 19 20 16 16 21 19 16 18 20 14 20 20 19 21 18 20 19 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
Lampiran 13b Validitas Butir Soal Siklus II
Keterangan: *gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
VALIDITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS II
Rxy
SOAL URAIAN SIKLUS II 1 2 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 0.795 0.670 0.532 0.536 0.825
T Sig
7.06 0,995
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA
GGP IL KNK KAY LSZ LII MBB MFK MM MS NUN RP PRS PWO RR RAP RP TK SER SD SRA SAS TK TWS TR VSAF WSC YP YPR YP ZD
Keterangan: *gugur
4.86 0,995
3.38 0,995
3.41 0,99
7.87 0,995
JUMLAH 21 21 20 16 23 21 23 21 19 20 20 19 20 21 21 16 19 19 21 18 21 20 20 19 20 20 21 21 21 20 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
Lampiran 14a Reliabilitas Butir Soal Siklus I RELIABILITAS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS I Case Processing Summary N % Cases Valid 31 100.0 a Excluded 0 0.0 Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .612 26
RELIABILITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS I Case Processing Summary N % Cases Valid 31 100.0 a Excluded 0 0.0 Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .680
N of Items 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
Lampiran 14b Reliabilitas Butir Soal Siklus II RELIABILITAS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS II Case Processing Summary N % Valid 31 100.0 a Excluded Cases 0 0.0 Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .473 26
RELIABILITAS BUTIR SOAL URAIAN SIKLUS II Case Processing Summary N % Valid 31 100.0 a Excluded Cases 0 0.0 Total 31 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .763 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180 Lampiran 15 Dokumentasi Pengambilan Data di SMA Negeri 2 Ngaglik
Proses Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Proses Diskusi Kelompok di Kelas
Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Siswa Menjawab Pertanyaan
SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 NGAGLIK