Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja Melalui Model Talking Stick
Oleh : Ni Luh Asri Mailani, (NIM 0914021067), (e-mail:
[email protected]) I Ketut Margi*) Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja semester genap tahun ajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran talking stick, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja semester genap tahun ajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran talking stick, (3) mengetahui tanggapan siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja semester genap tahun ajaran 2012/2013 terhadap penerapan model pembelajaran talking stick dalam pelajaran IPS. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ialah (1) Penentuan Subjek Penelitian, (2) Membuat Rencana Tindakan, (3) Melaksanakan Tindakan, (4) Melakukan Observasi, (5) Evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) motivasi belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja pada siklus I adalah 58,19 dengan kategori tinggi ,meningkat dengan rata-rata pada siklus II menjadi 61,19 dengan kategori tinggi; (2) hasil belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja pada siklus I mencapai rata-rata 65% dengan kategori sedang, serta ketuntasan belajar siswa mencapai 53,84% meningkat pada siklus II yaitu rata-rata hasil belajar IPS siswa mencapai 80,38% dengan kategori tinggi, serta ketuntasan belajar mencapai 84,61%; (3) Tanggapan siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja terhadap penerapan model pembelajaran talking stick mencapai rata-rata 39,34 dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dengan penerapan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja. . ABSTRAC This study aims to (1) determine students' motivation increased class VII-5 junior Lab Undiksha Singaraja through the application of learning models talking stick, (2) to increase student learning outcomes junior class VII-5 Lab Undiksha Singaraja through the application of learning models talking stick, (3) determine the response class VII-5 junior Lab Undiksha Singaraja towards the implementation model of learning in social studies, talking stick. This research is
Classroom Action Research (CAR) at the stages of (1) Determination of Research Subjects, (2) Creating an Action Plan, (3) Implement measures, (4) Conducting Observation, (5) evaluation and reflection. The results showed: (1) motivation class VII-5 junior Lab Undiksha Singaraja in the first cycle was 58.19 with a high category, increased by an average of 61.19 on the second cycle into the high category, (2) learning outcomes class VII-5 junior Lab Undiksha Singaraja in the first cycle reaches an average 65% with moderate category, as well as mastery learning students achieve 53.84% increase in cycle II, which is an average student learning outcomes IPS reached 80.38% by category high, as well as mastery learning reaches 84.61%, (3) response class VII-5 junior Lab Undiksha Singaraja on the application of learning models talking stick averaged 39.34 with the high category. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Model Pembelajaran Talking Stick *)
Dosen Pembimbing Artikel.
1
Kualitas pendidikan di Indonesia
namun pembelajaran IPS masih memiliki
dianggap tidak mampu menghasilkan
beberapa
sumber daya manusia yang kompeten
pembelajaran IPS tidak berhasil bahkan
sehingga tidak mampu bersaing pada era
cenderung
globalisasi saat ini. Hal tersebut tercermin
penyebabnya yaitu, sebagian besar guru
pada masih rendahnya penguasaan materi
IPS belum terampil menggunakan model
ilmu pengetahuan sosial (IPS). Salah satu
pembelajaran yang dapat merangsang
penyebab rendahnya penguasaan materi
motivasi belajar siswa, ketersediaan alat
IPS adalah pengajaran masih dipandang
dan bahan belajar di sebagian besar
sebagai
belum
sekolah ikut mempengaruhi proses belajar
sebagai upaya membangun pengetahuan,
IPS, proses belajar mengajar IPS masih
ketrampilan proses dan sikap serta siswa
dilakukan dalam bentuk pembelajaran
banyak
konvensional,
transfer
pengetahuan
mengalami
kesulitan-kesulitan
hambatan
yang menjadikan
membosankan.
sehingga
Adapun
peserta
didik
yang berasal dari diri siswa itu sendiri
hanya memperoleh hasil faktual saja dan
yang
dan
tidak mendapat hasil proses, dan dalam
kesulitan yang berasal dari luar diri siswa
hal implementasi atau proses pelaksanaan
yang disebut dengan kesulitan eksternal.
kurikulum
disebut
kesulitan
internal
untuk
kurikulum,
baik
berbasis
dengan
kompetensi
menghendaki
di
masih
bidang
pelaksanaan
pada kelas VII-5. Pemilihan kelas VII-5 sebagai subyek penelitian didasarkan pada hasil wawancara dan analisis nilai siswa.
yang merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
Dari analisis nilai ulangan harian
pendidikan
dan
(Adnyana, 2007). Meskipun pembaharuan kurikulum
telah
dilakukan
hakekat
terjadi di SMP Lab Undiksha Singaraja
program
dengan menerapkan kurikulum KTSP
satuan
memahami
(Oktaseiji, 2011). Hal yang sama juga
yang
pendidikan IPS yang powerful, maupun
maisng-masing
belum
kurikulum baru ini sebagaimana mestinya
kurikulum
(KBK)
mendapat
faktor ini juga menyebabkan mereka
penguasaan materi IPS adalah dengan pembaharuan
yang
diklat sangat terbatas sekali, sehingga
memperbaiki
melakukan
guru
sosialisasi dalam bentuk penataran atau
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
ini
nilai
UAS
sebagai berikut.
untuk
meningkatkan penguasaan materi IPS, 2
siswa,
digambarkan
Tabel 1.1: Nilai siswa kelas VII Kelas
memperoleh nilai minimal 70,0 dan kelas dikatakan
Nilai
tuntas
apabila
ketuntasan
klasikal (KK) mencapai ≥ 70,0 pula. Dari
Rata-rata UH
Rata-rata UAS
VII-1
74,2
57,2
dengan nilai UTS siswa. Hasil UAS siswa
VII-2
72,6
56,0
kelas VII-5 mencapai rerata 51,0 dan
VII-3
73,3
55,8
ketuntasan klasikal mencapai 0,0. Hasil
VII-4
72,3
55,9
VII-5
67,6
51,0
analisis nilai UAS tidak jauh berbeda
analisis UH I juga menunjukkan hal serupa. Rerata siswa kelas VII-5 pada UH I mencapai 56,29 dengan ketuntasan klasikal mencapai 18,5.
Dari tabel di atas terlihat bahwa
Hasil observasi dan wawancara
kelas VII-5 memiliki hasil belajar yang
menunjukkan
kurang dibandingkan dengan kelas VII
motivasi dan hasil belajar siswa pada mata
yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa
pelajaran IPS kelas VII-5 SMP Lab
penguasaan materi IPS kelas VII-5 masih
Undiksha
Singaraja
jauh dari harapan.
Pertama,
model
penyebab
rendahnya
sebagai
berikut.
pembelajaran
yang
Berdasarkan hasil wawancara yang
diterapkan di kelas VII-5 masih berpusat
dilakukan pada tanggal 6-9 Oktober 2012
pada guru (teacher centered). Kedua,
dengan guru pengajar IPS
sekaligus
siswa yang masih dalam keadaan masa
analisis hasil UTS siswa kelas VII-5 SMP
transisi. Ketiga, game mendidik dalam
Lab Undiksha Singaraja, menunjukkan
pembelajaran jarang dilakukan. Keempat,
penguasaan materi IPS siswa belum
sarana
mampu mencapai standar ketuntasan yang
memadai. Kelima, motivasi belajar siswa
diterapkan
masih rendah. Motivasi adalah kekuatan
oleh
sekolah.
Hal
ini
dan
prasarana
yang
siswa kelas VII-5 mencapai rerata 61,25
individu untuk melakukan suatu kegiatan
dan ketuntasan klasikal mencapai 29,63.
mencapai tujuan (Majid,2005). Hal ini
Ini menunjukkan bahwa pembelajaran
didukung oleh penyebaran angket kepada
belum mencapai standar ketuntasan yang
siswa di kelas VII-5, mereka mengatakan
ditetapkan di sekolah tersebut. Siswa
bahwa belajar IPS sulit dimengerti, kurang
dikatakan tuntas secara individu jika siswa
menarik
dan
pendorong
kurang
dibuktikan dengan nilai UTS yang dicapai
3
menjadi
yang
membosankan.
kegiatan
Hasil
penyebaran angket terhadap 27 orang
menemukan sesuatu melalui aktivitas
siswa
belajar
menghasilkan
motivasi
belajar
yang
dilakoninya
(Suprijono,
siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha
2010). Dengan demikian tugas guru
Singaraja terhadap mata pelajaran IPS
adalah
kurang tinggi, yaitu 29,6% menyatakan
mengembangkan skema yang terbentuk
bahwa pembelajaran IPS menyenangkan,
melalui proses asimilasi dan akomodasi
dan
itu (Sanjaya,2006).
70,3%
siswa
menyatakan
pembelajaran IPS sangat membosankan.
proses
pembelajarannya
permasalahan
tersebut
adalah
model
pembelajaran talking stick. Talking stick
materi dari pada pemahaman siswa.
adalah
metode
pembelajaran
dengan
penyebab
bantuan tongkat, siapa yang memegang
rendahnya motivasi dan hasil belajar
tongkat wajib menjawab pertanyaan dari
siswa pada mata pelajaran IPS di kelas
guru setelah siswa memepalajari materi
VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja
pokoknya (Irfatulaini, 2010). Adapun
Semester ganjil tahun ajaran 2012/2013,
alasan penggunaan model pembelajaran
maka perlu adanya perubahan dalam
talking stick dalam proses pembelajaran
metode pembelajaran yang menyangkut
ini disesuaikan dengan permasalah yang
penerapan model pembelajaran inovatif.
ada pada kelas VII-5 yaitu motivasi dan
Melalui
asumsi
untuk
diterapkan untuk mengatasi penyebab
lebih
banyak menekankan pada pengahafalan
Berdasarkan
siswa
Model pembelajaran yang dapat
Hal tersebut lebih diakibatkan karena dalam
mendorong
pendekatan
ini
hasil belajar siswa yang rendah. Secara
siswa
teoritis,
menemukan sendiri apa yang dipelajari, sedangkan
guru
berperan
Pembelajaran
model
aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan. Selain akan
ruang dan waktu untuk proses belajar pada siswa.
dengan
talking stick murni berorientasi pada
sebagai
fasilitator yang secara kreatif menyiapkan
diri
pembelajaran
mampu menumbuhkan motivasi serta
inovatif
semangat siswa juga akan mampu melatih
merupakan proses pemaknaan atas realitas
siswa
kehidupan yang dipelajari. Makna itu
untuk
mengemukakan
hanya bisa dicapai jika pembelajaran
belajar
berbicara
pendapat
serta
(Suprijono,
2010). Adapun kelebihan dari model
dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang
pembelajaran
memberi kesempatan kepada peserta didik
talking stick
yaitu, (1)
dapat mengembangkan pengetahuan, (2) 4
meningkatkan
kemajuan
belajar,
(3)
Undiksha
Singaraja.
menguji kesiapan siswa, (4) melatih siswa
penelitian
ini,
memahami dengan cepat, (5) menambah
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa VII-5
rasa senang berada di sekolah, (6)
SMP Lab Undiksha Singaraja Melalui
mendorong siswa lebih giat belajar, (7)
Model Talking Stick”..
menimbulkan persahabatan yang karab,
Penelitian
Adapun
yaitu
ini
judul
“Peningkatan
bertujuan
untuk
(8) melatih siswa lebih aktif dalam
mengetahui peningkatan motivasi belajar
berbicara dan berpendapat (Dewi,2010).
dan hasil belajar peserta didik kelas VII-5
Penerapan
model
SMP Lab Undiksha Singaraja dengan
pembelajaran
diterapkannya
talking stick dengan menggunakan media
tanggapan
siswa untuk belajar dengan baik dan
Pengertian dan strategi motivasi, (2)
peningkatan motivasi dan hasil belajar
Pengertian
siswa, apalagi mengingat hukuman bagi
hasil
belajar,
yang (3)
(4) Pengertian, langkah-langkah serta
menimbulkan motivasi belajar siswa.
yang
faktor-faktor
Pengertian dan tujuan pembelajaran IPS,
diterapkan sehingga nantinya akan mampu
konsekuensi
dan
mempengaruhi
siswa yang tidak bias menjawab dapat
hukuman
talking stick. Kajian teori
pada rumusan masalah diantaranya: (1)
menarik, tetapi juga berdampak pada
bahwa
model
tindakan kelas (PTK) yang berpedoman
membosankan menjadi pelajaran yang
mengatakan
dengan
yang digunakan adalah kajian penelitian
mata pelajaran IPS dari pelajaran yang
(Abimanyu,
siswa
pembelajaran
merubah pandangan mereka terhadap
dalam
pembelajaran
talking stck serta mengetahui bagaimana
tongkat, diharapkan mampu memotivasi
Skinner
model
kelebihan
2006)
dan
kekurangan
model
pembelajaran talking stick.
adalah
menghasilkan
METODE PENELITIAN
berkurangnya tingkah laku. Berdasarkan
Penelitian
ini
merupakan
jenis
latar belakang diatas, peneliti bermaksud
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-
mengatasi
melalui
tahap yang dilakukan dalam penelitian
(classroom
tindakan kelas (PTK) ialah (1) Penentuan
menerapkan
Subjek Penelitian, (2) Membuat Rencana
talking stick dalam
Tindakan, (3) Melaksanakan Tindakan,
penelitian action
permasalahan tindakan
research)
model pembelajaran
kelas
dengan
pembelajaran IPS di kelas VII-5 SMP Lab 5
(4) Melakukan Observasi, (5) Evaluasi dan refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Motivasi Belajar Siswa Tingkat motivasi kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja dari siklus I ke
Grafik 1.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa
Siklus II dapat dilihat pada grafik 1.1.
Kelas
VII-5
SMP
Lab
Undiksha Singaraja
80
70
Dari grafik 1.2 dapat diketahui bahwa
60
hasil belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab
50 40
Undiksha
Siklus II
Singaraja
mengalami
Siklus 1
30
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
20 10
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
0
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25
Model Pembelajaran Talking tick
Grafik 1.1 Tingkat Motivasi Siswa Kelas Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Talking Stick
VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja
50
45
Dari grafik 1.1 dapat diketahui bahwa
40 35
30
motivasi siswa kelas VII-5 SMP Lab
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Talking Stick
25 20
Undiksha
Singaraja
15
mengalami
10 5
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
0 1
Hasil Belajar Siswa
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25
Grafik 1.3 Tanggapan Siswa Kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja
Tingkat hasil belajar siswa kelas VII-5
Dari grafik 1.3 dapat diketahui bahwa
SMP Lab Undiksha Singaraja dari siklus I
tanggapan siswa kelas VII-5 SMP Lab
ke Siklus II dapat dilihat pada grafik 1.2.
Undiksha Singaraja tinggi.
6
Pembahasan
“tinggi”. Peningkatan nilai hasil belajar
Motivasi Belajar Siswa
siswa dari siklus I ke siklus II adalah 400,
Hasil motivasi belajar siswa kelas
peningkatan ketuntasan belajar mencapai
VII-5 pada siklus I mencapai 1513 dengan
30,77%, peningkatan rata-rata 15,38, dan
rata-rata 58,19. Jika dilihat dari kriteria
peningkatan rata-rata persen mencapai
penggolongan tingkat motivasi belajar
15,38%.
siswa, berada diantara 52,5 X 67,5
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
dengan kategori ”tinggi”. Pada siklus II
Model Pembelajaran Talking tick
jumlah motivasi siswa mencapai 1591 dengan rata-rata 61,19. Jika dilihat dari
Tangapan siswa kelas VII-5 SMP
kriteria penggolongan tingkat motivasi
Lab Undiksha Singaraja mencapai rata-
belajar siswa, berada diantara 52,5 X
rata nilai 39,34. Jika dilihat dari kriteria
”tinggi”.
penggolongan tingkat tanggapan siswa,
67,5
dengan
kategori
Peningkatan motivasi dari siklus I ke
berada diantara 35 X 45, dengan
siklus II adalah 78 dengan rata-rata
kategori “tinggi”.
peningkatan mencapai 3%.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa
Hasil Belajar Siswa
pembelajaran
Pada siklus I jumlah semua nilai yang
didapat
dari
setelah
orang
model
talking stick motivasi
belajar dan hasil belajar siswa kelas VII-5
siswa
SMP Lab Undiksha Singaraja pada mata
mencapai 1690 dengan ketuntasan belajar
pelajaran IPS meningkat tinggi. Adapun
mencapai 53,84%, rata-rata 65, rata-rata
faktor penyebabnya yaitu, (1) Siswa mulai
persen 65%. Jika dibandingkan dengan
tertarik dan menyenangi pelajaran IPS
pedoman PAP Skala Lima berada pada
karena dalam proses pembelajaran siswa
rentangan
kategori
belajar sambil bermain dengan game yang
“sedang”. Pada siklus II jumlah semua
diterapkan guru sehingga suasana menjadi
nilai yang didapat dari 26 orang siswa
tidak
adalah 2090 dengan ketuntasan belajar
pembelajaran yang diterapkan oleh guru
mencapai 84,61%, rata-rata 80,38, rata-
berpusat pada siswa (student centered),
rata persen 80,38%. Jika dibandingkan
(3) Siswa dilatih untuk berpendapat,
dengan pedoman PAP Skala Lima berada
mengeluarkan
pada rentangan 80-90 dengan kategori
membuat siswa termotivasi untuk belajar
65-79
26
penerapan
dengan
7
membosankan,
isi
(2)
pikiran
Proses
sehingga
agar bisa menjawab pertanyaan yang
didapat dari 26 orang siswa adalah
diberikan oleh guru, (4) Penerapan model
1690
talking stick yang sesuai dengan situasi
mencapai 53,84%, rata-rata 65, rata-
kelas VII-5 sehingga dapat meningkatkan
rata persen 65%. Jika dibandingkan
motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
dengan pedoman PAP Skala Lima
dengan
ketuntasan
belajar
berada pada rentangan 65-79 dengan SIMPULAN
kategori “sedang”. Pada siklus II
Penerapan
model
talking stick
jumlah semua nilai yang didapat dari
pembelajaran
26 orang siswa adalah 2090 dengan
dapat meningkatkan
ketuntasan belajar mencapai 84,61%,
motivasi belajar siswa kelas VII-5 SMP
rata-rata
Lab Undiksha Singaraja pada mata
persen
pedoman PAP Skala Lima berada pada
hasil siklus I jumlah motivasi siswa
rentangan
mencapai 1513 dengan rata-rata 58,19.
80-90
dengan
kategori
“tinggi”. Peningkatan nilai hasil belajar
Jika dilihat dari kriteria penggolongan
siswa dari siklus I ke siklus II adalah
tingkat motivasi belajar siswa, berada
400, peningkatan ketuntasan belajar
diantara 52,5 X 67,5 dengan
mencapai 30,77%, peningkatan rata-
kategori ”tinggi”. Pada siklus II jumlah
rata 15,38, dan peningkatan rata-rata
motivasi siswa mencapai 1591 dengan
persen mencapai 15,38%.
rata-rata 61,19. Jika dilihat dari kriteria
Tanggapan siswa kelas VII-5 SMP Lab
penggolongan tingkat motivasi belajar
Undiksha Singaraja terhadap penerapan
siswa, berada diantara 52,5 X 67,5
model pembelajaran
dengan kategori ”tinggi”. Peningkatan
talking stick
sangat positif. Ini dapat dilihat dari
motivasi dari siklus I ke siklus II
hasil penyebaran angket yang telah
adalah 78 dengan rata-rata peningkatan
dilakukan rata-rata nilai yang di dapat
mencapai 3%.
mencapai 39,34. Jika dilihat dari model
pembelajaran
kriteria
talking stick dapat meningkatkan hasil
Singaraja
pada
penggolongan
tingkat
tanggapan siswa, berada diantara 35
belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha
rata-rata
80,38%. Jika dibandingkan dengan
pelajaran IPS. Ini dapat dilihat dari
Penerapan
80,38,
X 45, dengan kategori “tinggi”.
mata
Dengan adanya peningkatan motivasi
pelajaran IPS. Ini dapat dilihat dari
belajar dan hasil belajar siswa kelas
hasil siklus I jumlah semua nilai yang 8
VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja,
ajar yang dapat meningkatkan hasil
maka penerapan model pembelajaran
belajar.
talking stick di kelas VII-5 SMP Lab
Ucapan terima kasih ditujukan kepada:
Undiksha
I Ketut Margi, selaku Pembimbing I
Singaraja
tahun
ajaran
2012/2013 dikatakan berhasil.
yang
telah
Saran yang disampaikan, antara lain:
waktunya
memberikan
Model pembelajaran
talking stick
penulis
dalam
pengetahuannya,
memotivasi dan membimbing dari
alternatuf metode pembelajaran dalam
awal sehingga penyusunan artikel ini
upaya meningkatkan motivasi dan
menjadi lancar dan dapat terselesaikan
hasil belajar siswa. Saran kepada guru
dengan baik.
pada
umumnya,
mengembangkan
agar
metode,
Tuty
dapat
Maryati,
M.
Pd.
selaku
pembimbing II yang telah memberikan
model
maupun strategi pembelajaran baru
motivasi,
yang dapat membuat siswa merasa
penulis dalam penyusunan artikel ini
senang mempelajari IPS sehingga
sehingga
berdampak pada hasil belajar yang
menjadi lancar.
melaksanakan
penelitian
kelas
menerapkan
dengan
yang
mencermati
artikel
ini
Abimanyu, Soli, dkk. 2006. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
model
sama,
hasil
kelebihan
dan
Adnyana,
kekurangan yang ditemukan sehingga akan lebih menyempurnakan hasil penelitian berikutnya. Bagi sekolah, untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
penyusunan
membimbing
tindakan
penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam
dan
DAFTAR RUJUKAN
Bagi peneliti dan guru yang ingin
pembelajaran
saran
memuaskan.
kepada
meluangkan
dapat digunakan sebagai salah satu
IPS
banyak
pembelajaran
seperti
penyediaan sumber belajar yaitu buku
9
Putu Budi. 2007. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Menyiapkan Sumber Daya Insani. Makalah disajikan dalam seminar dengan tema melalui KTSP kita tingkatkan kualitas pendidikan di sekolah, Undiksha, Laksmi Graha 23 Mei 2007
Dewi, Rindy Antika. 2010. Efektivitas Penerapan Metode Talking Stick dalam Pembelajaran Pola Kalimat Bahasa Jepang Terhadap Hasil Belajar Siswa. Tersedia pada http://repository.upi.edu/skripsivie w.php?no_skripsi=169 (diakses tanggal 15 Januari 2012) Irfatulaini, 2010. Penerapan Model Pembelajaran Inovatif melalui Metode Talking Stick untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP N 1 Singosari. Tersedia pada http://www.google.com/search?q= kegunaan+model+talking+stick&i e=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a (diakses tanggal 06 Februari 2012) Majid,
Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Oktaseiji, 2011. “Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia”. Tersedia pada http://oktaseiji.wordpress.com/2 011/04/24/upaya-pembaharuanpendidikan-ips-di-indonesia (diakses tanggal 16 Januari 2012) Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
-----------.
2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Kencana Prenada Media
Suprijono,
Agus.2010. Learning. Pustaka Pelajar
Cooperative Yogyakarta:
10
11