PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (Penelitian Tindakan di Kelompok A PAUD Izzati Baros Serang Banten Tahun 2013)
RATIH KUSUMAWARDANI Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta Km.5, Serang. Email:
[email protected]
Abstract: The objective of this research was (1) to understand the enhancement of creativity after the Brain Based Learning Approach was implemented; and (2) to understand the implementation process of Brain Based Learning Approach in enhancing creativity.The research used two cycles action research method. Data were collected through participant observation using interview, observation, and recording, analyzed through data reduction, data display, and verification. Research finding showed that (1) the creatvity of seven children from kindergarten A in pre assessment was 11,61% and increased to 48,21% at the end of cycle 2; and (2) Brain Based Learning Approach has been succesfully enhancing creativity through seven stages and three elements of learning appropriate with the natural work of human brain. It was showed that the creativity of Kindergarten A Children in PAUD Izzati Serang Banten has enhanced 36,61% through implementing Brain Based Learning Approach. Keywords: creativity, Brain Based Learning approach, Kindergarten A children
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan kreativitas anak melalui pendekatan Brain Based Learning; dan (2) mengetahui proses penerapan pendekatan Brain Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan dengan dua siklus. Data diperoleh melalui metode pengamatan, wawancara, dan dokumentasi yang dianalisis melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) rata-rata kreativitas tujuh anak kelompok A saat asesmen awal sebesar 11,61% dan meningkat menjadi 48,21% di akhir siklus 2; dan (2) pendekatan Brain Based Learning yang diterapkan melalui tujuh tahap dan tiga unsur pembelajaran yang sesuai dengan kinerja alami otak telah berhasil meningkatkan kreativitas. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas anak kelompok A di PAUD Izzati Serang Banten mengalami peningkatan sebesar 36,61% setelah diberikan tindakan berupa pendekatan Brain Based Learning. Kata Kunci: kreativitas, pendekatan Brain Based Learning, anak kelompok A
Kreativitas merupakan bagian
memecahkan berbagai permasalahan,
dari aktualisasi diri dan salah satu
memberikan
kebutuhan pokok manusia. Melalui
meningkatkan
kreativitas, mewujudkan
kepuasaan, kualitas
bahkan hidupnya.
seseorang
dapat
Manusia yang kreatif akan menjadi
dirinya,
dapat
modal penting dalam membangun 143
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
bangsa yang maju dan mampu
setelah diterapkan pendekatan Brain
bersaing di era globalisasi. Untuk
Based Learning; dan (2) mengetahui
menghasilkan manusia yang kreatif
proses
diperlukan anak usia dini yang
Learning
kreatif. Oleh karena itu, kreativitas
kreativitas anak Kelompok A di
sangat penting dikembangkan sejak
PAUD Izzati Baros Serang Banten.
pendekatan
Brain
dalam
Based
meningkatkan
usia dini karena usia dini merupakan usia
keemasan
yang
merupakan
Kreativitas
pondasi dalam membangun manusia berkualitas.
Menurut 400)
Sternberg
kreativitas
(2008:
mencerminkan
Rendahnya kreativitas anak
kemampuan untuk mencipta lebih
kelompok A di PAUD Izzati Baros
banyak. Kemampuan mencipta lebih
Serang
menjadi
banyak
permasalahan tersendiri. Berdasarkan
berpikir
hasil
tindakan,
dengan banyak jawaban atas satu
menunjukkan
masalah. Hal ini diperkuat oleh
persentase sebesar 11,61% yang
pernyataan Ormrod (2010: 406-407)
mengindikasikan
rendahnya
bahwa, kreativitas bukanlah suatu
kreativitas. Sebagian besar anak
entitas tunggal yang dimiliki atau
belum
indikator-
tidak
kreativitas
merupakan kombinasi dari banyak
menjelajah
proses berpikir, karakteristik, dan
melakukan
perilaku yang spesifik. Jadi dapat
Banten
asesmen
kreativitas
pra
anak
memunculkan
indikator
dari
seperti
bertanya,
lingkungan
aspek
sekolah,
dapat
diartikan
divergen
dimiliki
atau
orang,
sebagai berpikir
melainkan
kegiatan yang unik, menyebutkan
disimpulkan
banyak jawaban atas satu pertanyaan,
adalah proses berpikir, karakteristik,
dan mencoba hal-hal baru. Untuk
dan
mengatasi permasalahan rendahnya
jawaban atas satu masalah.
bahwa
perilaku
mencari
kreativitas
banyak
kreativitas, maka peneliti bermaksud
Menurut Munandar (2012:
untuk (1) mengetahui peningkatan
45-46), Kreativitas dipengaruhi oleh
kreativitas anak Kelompok A di
empat
PAUD Izzati Baros Serang Banten
pendorong, proses, dan produk atau
144
aspek,
yaitu
pribadi,
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
lebih dikenal dengan 4P dalam
negatif
kreativitas. Jadi, kreativitas bukan
berkompromi karena anak kreatif
semata tentang produk atau hasil,
biasanya berpikir bebas tanpa batas
tetapi juga tentang termotivasinya
dan cederung melakukan hal-hal
seseorang pribadi yang kreatif untuk
yang diinginkannya secara spontan.
terlibat dalam proses berpikir kreatif sehingga
menghasilkan
kreatif.
produk
Aspek pribadi terdiri dari
seperti
sulit
untuk
Aspek pendorong kreativitas menurut 107)
Csikszentmihalyi
dapat
dilakukan
(1996: melalui
empat aspek yaitu aspek kelancaran
kegiatan
(fluency),
terkondisi. Faktor pendorong akan
kelenturan
orisinalitas
(flexibility),
(originality),
yang
terprogram
dan
dan
menumbuhkan minat dan motivasi
kerincian (elaboration) (Guilford,
seseorang untuk menekuni suatu
1972). Indikator dari aspek pribadi
kegiatan atau mencari penyelesaian
kreativitas anak menurut Catron dan
dari
Allen (1999: 417) adalah anak yang
indikator
berani
ketika
adalah minat dan motivasi seseorang,
melakukan hal yang berbeda, baru
baik dari dalam ataupun luar dirinya
ataupun lebih sulit. Anak kreatif juga
untuk terlibat dalam proses kreatif.
mengambil
resiko
sebuah
permasalahan.
dari
aspek
Jadi,
pendorong
senang bercanda, senang bercakap-
Aspek kreativitas yang ketiga
cakap, banyak bertanya, imajinatif,
adalah aspek proses, yang dinyatakan
dan memiliki ketertarikan akan hal-
oleh Wallas (1970: 91-92) terdiri dari
hal yang baru. Selain itu, anak kreatif
empat
sangat
fleksibel
tahap,
yaitu
(1)
tahap
dan
memiliki
persiapan; (2) tahap pematangan
tinggi,
sehingga
(inkubasi); (3) tahap gagasan baru
menikmati
saat
(iluminasi); dan (4) tahap perbaikan
mengeksplorasi
lingkungan,
(verifikasi). Jadi, sebuah kreativitas
melakukan
yang
akan muncul jika seseorang yang
motivasi
yang
sangat
kegiatan
unik
menurutnya, dan saat memecahkan
memiliki
sebuah
pendorong
masalah.
Anak
kreatif
faktor dalam
pribadi
dan
kreativitas,
ternyata tidak selau menunjukkan
melibatkan dirinya dalam proses
perilaku positif, tetapi juga perilaku
kreatif. Pada tahap ini seseorang 145
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
akan
mencari
inspirasi,
tahu,
menemukan
memahami,
dan
memunculkan gagasan baru. Aspek
kreativitas
anak
bertanya,
tertarik
dengan
banyak kegiatan, mencoba hal-hal baru, menjelajah lingkungan sekolah,
yang
mudah
beradaptasi
dengan
terakhir adalah aspek produk yang
perubahan situasi, terlihat bebas
merupakan
dalam
hasil
dari
proses
melakukan
berbagai
hal,
hal
baru,
kreativitas. Menurut Cropley (1972:
terbuka
116-124), produk kreatif dihasilkan
melakukan kegiatan dengan cara
dari pribadi yang kreatif, yang akan
yang
membentuk
dan
memiliki banyak jawaban terhadap
konfigurasi tesebut dapat berbentuk
satu pertanyaan, mencoba hal-hal
gagasan,
sulit,
konfigurasi,
model,
tindakan,
cara
terhadap
berbeda
dari
temannya,
mengungkapkan
pendapat
menyusun kata, melodi, atau bentuk.
terhadap
Hal ini menjelaskan bahwa produk
memperlihatkan selera humor; (2)
kreatif adalah hasil dari pribadi
aspek
kreatif, yang didorong ke dalam
melakukan kegiatan atas keinginan
proses kreatif sehingga menghasilkan
sendiri, dan terlihat bersemangat dan
gagasan,
antusias dalam melakukan berbagai
model,
tindakan,
kata,
melodi, atau bentuk.
sebuah
masalah,
pendorong,
yaitu
dan
anak
kegiatan di sekolah; (3) aspek proses,
Berdasarkan pemaparan di
yaitu keterlibatan aktif anak dalam
dapat
bahwa
berbagai kegiatan di sekolah, baik
proses
kegiatan individu maupun kegiatan
kognitif yang muncul dari aspek 4P,
kelompok; dan (4) aspek produk
yaitu pribadi, pendorong, proses dan
yang berupa berupa model, tindakan,
produk. Keempat aspek itu adalah
gerakan, kata-kata, melodi, bentuk,
(1)
atau karya lainnya.
atas,
kreativitas
disimpulkan anak
aspek
adalah
pribadi,
yaitu
menggambarkan aspek kelancaran (fluency),
kelenturan
(flexibility),
Pendekatan
orisinalitas (originality), kerincian
Learning
(elaboration), (sensitivity) 146
dan dengan
Based
Salah satu pendekatan yang
kepekaan karakteristik
Brain
dapat
diterapkan
untuk
mening-
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
katkan
kreativitas
adalah
pembelajaran, yaitu tahap (1) Pra-
pendekatan Brain Based Learning.
paparan; (2) Persiapan; (3) Inisiasi
Menurut Jensen (2011: 5), Brain
dan Akuisisi; (4) Elaborasi; (5)
Based Learning atau pendidikan
Inkubasi dan Pengkodean Memori;
berbasis otak melibatkan tiga kata:
(6)
keterlibatan, strategi, dan prinsip.
Kepercayaan; dan (7) Selebrasi dan
Atau dengan kata lain keterlibatan
Integrasi.
strategi
yang
anak
didasarkan
Verifikasi
dan
Pengecekan
pada
Berdasarkan pemaparan di
prinsip-prinsip yang berasal dari satu
atas maka dapat disimpulkan bahwa
pemahaman
pendekatan Brain Based Learning
tentang
pendidikan
otak.
berbasis otak
Jadi, adalah
adalah
pendekatan
pembelajaran
strategi-strategi yang dilakukan oleh
yang sesuai dengan kinerja alami
guru
otak yang terdiri tujuh tahap dan tiga
berdasarkan
kinerja
otak.
prinsip-prinsip
Strategi
tersebut
unsur Brain Based Learning. Tujuh
mempermudah guru dan anak dalam
tahap
pembelajaran, karena anak akan
Learning adalah tahap (1) Pra-
belajar secara alami dan guru akan
paparan; (2) Persiapan; (3) Inisiasi
mengikuti prinsip alamiah anak ini.
dan Akuisisi; (4) Elaborasi; (5)
Implikasi dari prinsip-prinsip
pendekatan
Brain
Based
Inkubasi dan Pengkodean Memori;
pembelajaran berbasis otak dalam
(6)
proses
Kepercayaan; dan (7) Selebrasi dan
pembelajaran
di
kelas
Verifikasi
dan
Pengecekan
menurut Caine dan Caine (2012)
Integrasi,
adalah adanya tiga unsur penting
pembelajaran adalah (1) suasana
dalam
pembelajaran,
relaxed
the
yang nyaman dan menyenangkan;
(2)
the
(2)
the
pengalaman; dan (3) proses aktif
immersion
experience.
active
of
processing
Ketiga
unsur
(1)
learner in complex experience; dan (3)
tiga
yaitu:
alertness;
orchestrated
sedangkan
unsur
lingkungan
yang
kaya
anak dalam pembelajaran.
of ini
diuraikan kembali secara rinci oleh Jensen (2011: 295) dalam tujuh tahap
METODE PENELITIAN Metode digunakan
penelitian
dalam
penelitian
yang ini 147
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
adalah metode penelitian tindakan menggunakan McTaggart
desain
(2)
pengamatan;
dan
Data yang diperoleh dari
Kemmis tahap
(1)
instrumen
tindakan
dan
pemantau tindakan, catatan lapangan,
melalui
perencanaan;
HASIL DAN PEMBAHASAN
(3)
refleksi.
catatan
kreativitas,
wawancara,
instrumen
dan
catatan
Tindakan diberikan kepada 7 anak
dokumentasi dianalisis menjadi data
kelompok A PAUD Izzati dalam dua
kualitatif
siklus dengan 7 tindakan di siklus 1
Berdasarkan hasil analisis secara
dan 5 tindakan di siklus 2. Tindakan
kuantitatif, rata-rata kreativitas anak
dinyatakan
ada
kelompok A di PAUD Izzati sebelum
peningkatan kreativitas sebesar 20%
diberikan tindakan adalah 11,61%.
dari
yang
Kreativitas anak meningkat di siklus
penelitian
1 sebesar 25,3%, namun tiga dari
berhasil
asesmen
diperoleh
awal. selama
jika
Data
dan
tujuh
wawancara dan dokumentasi hingga
peningkatan yang signifikan karena
jenuh. Data yang telah terkumpul
masih di bawah kriteria keberhasilan
diuji keabsahan datanya melalui
tindakan 20%. Penelitian dilanjutkan
perpanjangan
keikutsertaan,
ke siklus 2 dengan peningkatan
ketekunan pengamatan, triangulasi,
kreativitas kreativitas anak sebesar
analisis
negatif,
36,61%. Peningkatan kreativitas ini
pengecekan/diskusi teman sejawat,
tentu saja sudah melampaui kriteria
kecukupan
keberhasilan tindakan, yaitu 20%,
referensial,
dan
tidak
kuantitatif.
dikumpulkan melalui pengamatan,
kasus
anak,
data
peningkatan
mengalami
pengecekan anggota. Selanjutnya,
dengan
data dianalisis menggunakan teknik
tertinggi
analisis data Miles dan Huberman
kreativitas terendah sebesar 26,67%.
dengan tahapan (1) reduksi data; (2)
Peningkatan kreativitas anak dari
penyajian data; dan (3) penarikan
asesmen awal hingga siklus 2 dapat
kesimpulan.
dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.
sebesar
kreativitas
46,67%
dan
Peningkatan kreativitas juga terjadi pada keempat aspek kreativitas.
148
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
Tabel 1. Peningkatan Kreativitas Anak Kelompok A di PAUD Izzati Responden
Persentase %
Asesmen Awal
Siklus I
Persentase %
Peningkatan %
Siklus II
Persentase %
Peningkatan %
A
14,58
7
173
51,49
36,90
130
54,17
39,58
R
14,58
7
159
47,32
32,74
121
50,42
35,83
AT
6,25
3
75
22,32
16,07
108
45,00
38,75
I
12,50
6
139
41,37
28,87
112
46,67
34,17
C
12,50
6
95
28,27
15,77
94
39,17
26,67
D
14,58
7
160
47,62
33,04
147
61,25
46,67
S
6,25
3
67
19,94
13,69
98
40,83
34,58
Rata-rata
11,61
5,57
124,00
36,90
25,30
116
48,21
36,61
70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
A
R
AT Asesmen Awal
I
C
Siklus 1
D
S
Siklus 2
Gambar1. Grafik Peningkatan Kreativitas Anak Kelompok A di PAUD Izzati
Peningkatan kreativitas anak
dan 5. Keempat aspek kreativitas ini
sebagai munculnya empat aspek
sangat penting dalam perkembangan
kreativitas selama berlangsungnya
kreativitas karena anak yang kreatif
tindakan,
pribadi,
harus
produk
kreativitas, pribadi yang kreatif jika
dipaparkan dalam gambar 2, 3, 4,
didorong dalam proses kreatif akan
pendorong
yaitu proses,
aspek dan
memiliki
keempat
aspek
149
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
menghasilkan produk kreatif. Dari
signifikan,
yang
mengindikasikan
grafik dapat terlihat bahwa keempat
keberhasilan
aspek kreativitas pada setiap anak
pendekatan Brain Based Learning.
tindakan,
sudah mengalami peningkatan yang
60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
A
R
AT
Asesmen awal
I siklus 1
C
D
S
siklus 2
Gambar 2. Peningkatan Kreativitas pada Aspek Pribadi 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
A
R
AT
Asesmen awal
I siklus 1
C
D
S
siklus 2
Gambar 3. Peningkatan Kreativitas pada Aspek Pendorong
150
yaitu
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
A
R
AT
Asesmen awal
I
C
siklus 1
D
S
siklus 2
Gambar 4. Peningkatan Kreativitas pada Aspek Proses 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
A
R
AT
Asesmen awal
I
C
siklus 1
D
S
siklus 2
Gambar 5. Peningkatan Kreativitas pada Aspek Produk.
Peningkatan Kreativitas Anak Sebelum diberikan tindakan berupa
pendekatan
Brain
Based
siklus
1
meningkat
25,3%.
Peningkatan yang masih di bawah kriteria
keberhasilan
20%
Learning, rata-rata kreativitas anak
dikarenakan tiga dari tujuh anak,
kelompok A di PAUD Izzati adalah
tidak mengalami peningkatan yang
11,61%. Setelah diberikan tujuh kali
signifikan karena masih di bawah
tindakan
kriteria keberhasilan tindakan. Hal
kreativitas
di
siklus anak
1
adalah
rata-rata 36,9%
sehingga rata-rata kreativitas anak di
ini
dikarenakan
tindakan
yang
dari tujuh diberikan
kali
selama 151
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
siklus 1, dua anak rata-rata hanya
alam pikiran di bawah sadar; (3)
hadir sebanyak empat kali, dan satu
Tahap gagasan baru (iluminasi) yaitu
anak belum memunculkan indikator
tahap munculnya suatu pemahaman
kreativitas
signifikan.
yang dalam (insight); dan (4) Tahap
Kehadiran ini sangat berpengaruh
perbaikan (verifikasi), yaitu tahap
terhadap minimnya partisipasi anak
munculnya suatu ide baru atau
dalam
mengeksplorasi
gagasan
mereka
sehingga
secara
kreativitas berpengaruh
baru.
Kurangnya
keterlibatan AT dan S dalam proses
terhadap skor rata-rata kemunculan
kreatif
indikator kreativitas anak. Hal ini
kurang
sangat sesuai dengan pernyataan
pencarian dan memecahkan masalah,
Csikszentmihalyi
proses
bahwa
(1996:
pembentukan
51-126) kreativitas
mengakibatkan terlibat
dalam
timbulnya
penemuan,
keduanya proses
inspirasi
proses
dari
pemahaman
memerlukan aspek pribadi, proses,
mendalam, dan proses memunculkan
dorongan, dan produk. Tanpa salah
ide atau gagasan baru.
satu aspek, kretivititas tidak akan
Penelitian
dilanjutkan
ke
terbentuk atau muncul. Kurangnya
siklus 2 dengan lima kali tindakan.
keterlibatan AT dan S dalam proses
Setelah siklus 2 berakhir rata-rata
kreatif akibat ketidakhadiran anak di
kreativitas anak menjadi 48,21%,
sekolah
sehingga ada peningkatan kreativitas
menyebabkan
rendahnya
kreativitas.
anak sebesar 36,61%. Peningkatan
Rendahnya
kreativitas
ini
kreativitas ini tentu saja sudah
dikarenakan anak tidak mengikuti
melampaui
kriteria
keberhasilan
proses kreatif yang dijelaskan oleh
tindakan, yaitu 20%.
Peningkatan
Wallas (1970: 91-92) sebagai (1)
kreativitas tertinggi dicapai oleh D
Tahap persiapan, yaitu anak dalam
dengan
proses pencarian dalam memecahkan
kreativitas
sebesar
46,67%,
masalah;
sedangkan
kreativitas
terendah
(2)
Tahap
pematangan
rata-rata
peningkatan
(inkubasi), yaitu proses timbulnya
dicapai oleh C dengan persentase
inspirasi sebagai titik awal dari suatu
26,67%. Keduanya telah mencapai
penemuan yang berasal dari keadaan
peningkatan
152
kreativitas
pada
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
keempat aspek di atas 20%. Secara
signifikan
keseluruhan pada aspek pribadi,
lainnya. C memang tertarik dengan
semua anak sudah meningkat lebih
banyak kegiatan, mudah beradaptasi,
dari 20%. Begitu pula dengan aspek
terbuka
terhadap
pendorong,
terlibat
aktif
proses,
dan
produk,
seperti
keenam
gagasan dalam
anak
baru,
berbagai
dimana semua anak sudah meningkat
kegiatan, dan bersemangat, tetapi
lebih dari 20%.
intensitas
Peningkatan kreativitas yang sangat
signifikan
indikator
seperti bertanya, mencoba hal-hal
D
baru, menjelajah area, melakukan
dikarenakan intensitas kemunculan
kegiatan yang unik, mengungkapkan
indikator-indikator kreativitas yang
pendapat, memiliki motivasi, dan
sangat
humoris
tidak
tindakan D senang sekali bertanya,
signifikan
atau
menjelajah setiap area di kelas di saat
banyak dimotivasi untuk melakukan
temannya
sesuatu, karena C lebih banyak
tinggi.
pada
kemunculan
Selama
yang
lain
diberikan
melakukan
kegiatan kelompok atau individu,
melakukan
mencoba hal-hal yang baru dan
kegiatan di kelas.
melakukan kegiatan yang berbeda dari
temannya.
D
juga
terlihat jarang.
secara C
pengamatan
lebih
terhadap
Secara kualitatif, peningkatan
selalu
kreativitas anak dijelaskan sebagai
memiliki jawaban yang berbeda dari
munculnya empat aspek kreativitas
teman-temannya,
selama
melakukan
kegiatan yang unik di area, bebas
yaitu
melakukan
proses,
berbagai
hal
sesuai
berlangsungnya
tindakan,
aspek
pribadi,
pendorong,
dan
produk.
Setelah
dengan minatnya, senang bercanda
diberikan tindakan pendekatan Brain
baik dengan guru maupun teman-
Based
temannya, dan selalu bersemangat.
kelompok A yang semula belum
Lain halnya dengan C yang lebih
memunculkan
banyak
menjadi
pengamat.
kreativitas
Walaupun
kreativitas
C
sudah
indikatornya, mampu memunculkan
namun
berbagai indikator kreativitas. Aspek
terlalu
pribadi terlihat ketika anak-anak
mengalami peningkatan
peningkatan, ini
belum
Learning,
keempat dengan
anak-anak
aspek berbagai
153
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
bertanya, tertarik dengan banyak
gerakan, kata-kata, melodi, bentuk,
kegiatan,
baru,
atau karya lainnya.
sekolah,
Berdasarkan
mencoba
menjelajah
hal-hal
lingkungan
mudah
beradaptasi
dengan
atas
dapat
pemaparan
disimpulkan
di
bahwa
perubahan situasi, terlihat bebas
kreativitas yang meningkat pada
dalam
berbagai
hal,
anak kelompok A PAUD Izzati
hal
baru,
Baros Serang Banten tidak hanya
melakukan kegiatan dengan cara
berupa produk, tetapi merupakan
yang
peningkatan
melakukan
terbuka
terhadap
berbeda
dari
temannya,
dari
aspek
pribadi
memiliki banyak jawaban terhadap
kreatif, pendorong, proses kreatif,
satu pertanyaan, mencoba hal-hal
dan terakhir menghasilkan produk
sulit,
kreatif.
mengungkapkan
pendapat
Hal
ini
sejalan
dengan
terhadap sebuah masalah, dan senang
pernyataan Munandar (2012: 45-46)
bercanda.
bahwa kreativitas sangat dipengaruhi yang
oleh empat aspek, yaitu pribadi,
muncul selanjutnya adalah aspek
pendorong, proses, dan produk atau
pendorong di mana anak-anak selalu
lebih dikenal dengan 4P dalam
terlihat bersemangat dan antusias
kreativitas.
Aspek
kreativitas
dalam melakukan berbagai kegiatan di sekolah dan melakukan kegiatan
Proses
atas keinginan sendiri. Selain itu dari
Brain Based Learning
aspek
proses,
anak-anak
Penerapan
Berdasarkan
juga
Pendekatan
pengamatan
memperlihatkan kerlibatan aktifnya
yang dilakukan terhadap tindakan,
dalam berbagai kegiatan di sekolah,
yaitu proses penerapan pendekatan
baik
maupun
Brain Based Learning, guru telah
kegiatan kelompok. Aspek terakhir
melaksanakan pembelajaran sesuai
adalah
dengan desain pembelajaran yang
kegiatan
individu
aspek
ditunjukkan
produk
anak-anak
yang dengan
telah
dirancang
dalam
Rencana
menghasilkan satu atau lebih produk,
Kegiatan Harian (RKH). Pendekatan
baik
Brain
berupa
model,
tindakan,
Based
Learning
ini
dilaksanakan melalui tujuh tahap 154
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
yang
mengandung
tiga
unsur
pendekatan Brain Based Learning. Tahap pertama adalah tahap
bagi guru untuk membangkitkan motivasi
anak
dengan
membuat
suasana
yang
aman,
nyaman,
pra paparan. Tahap pra paparan ini
menyenangkan,
penting untuk memberikan otak satu
dengan berbagai alat peraga yang
tinjauan
baru
menarik, konkret, dan kontekstual.
sebelum benar-benar digali untuk
Pada tahap ini keingintahuan atau
membantu
kegembiraan
atas
pembelajaran
otak
mengembangkan
dan
bermakna
diciptakan
dengan
peta konseptual yang lebih baik
menghubungkan
(Jensen, 2011: 296). Pada tahap pra
sebelumnya (Jensen, 2011: 297).
paparan ini guru membangun konsep
Keingintahuan
diri yang positif dan membangkitkan
harus muncul karena sel saraf otak
semangat anak dan dalam penelitian
anak akan lebih mudah melakukan
ini guru menerapkannya dengan
hubungan-hubungan dalam menggali
mengajak
anak
atau
informasi yang ada dengan informasi
berkumpul
di
sekolah,
baru dan menyimpannya sebagai
bernyanyi,
berbaris halaman
menari,
bergerak,
pembelajaran
dan
kegembiraan
pengetahuan baru.
bertepuk, memastikan semua anak
Tahap ketiga adalah tahap
sudah dalam kondisi senang, dan
inisiasi
sedikit
menerapkan kegiatan konkrit dan
bercakap-cakap
tentang
dan
kegiatan pagi hari di rumah atau
aktif,
selama menuju ke sekolah.
memilih
Tahap kedua adalah tahap
untuk
akuisisi
membebaskan kegiatan
yang
anak
yang
untuk
diminati
menstimulasi semua jenis
persiapan dimana guru dan anak
kecerdasan, kerjasama, menemukan,
berdoa,
mengeksplorasi,
menghafal
surat,
dan
merencanakan,
memasang kalender bersama. Guru
berdiskusi,
juga mengenalkan topik yang akan
pengetahuannya. Pada tahap ini guru
dibahas
menjelaskan
selama
menghubungkannya
satu
hari
dan
dengan
dilakukan
dan
membangun
kegiatan anak
yang
selama
bisa sehari,
pengalaman sebelumnya (apersepsi).
menjelaskan
Selama tahap persiapan ini penting
kegiatan lain di area, mengeksplorasi
kegiatan
inti
dan
155
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
pengetahuan anak tentang topik yang
tahap ini guru membebaskan anak
dibahas dan berdiskusi dengan anak
bekreasi
sehingga anak mampu membangun
penguatan serta motivasi jika anak
pengetahuan
untuk
menemui
tahap
meminta anak untuk menceritakan
berikutnya, yaitu tahap elaborasi.
hasil kerja atau karya yang telah
Guru menggali pengetahuan anak
dibuat.
baru
mempermudah
anak
ke
sebanyak-banyaknya
dan
dengan
memberikan
kesulitan.
Tahap
Guru
pendekatan
juga
Brain
memastikan anak memahami topik
Based Learning yang kelima adalah
yang dibicarakan, sehingga anak bisa
tahap
melakukan
selanjutnya
memori, dimana anak akan diberikan
berdasarkan
waktu untuk merenung agar otak
secara
kegiatan mandiri
inkubasi
pengetahuan yang dibangun pada
melakukan
tahap
harus
pengetahuan
dalam
menyimpannya
ini.
Guru
menenggelamkan pengalaman
anak
yang
dan
pengkodean
tinjauan
terhadap
baru
dan
dalam
memori.
nyata untuk
Tahap ini menekankan pentingnya
keingintahuan
waktu tanpa kegiatan (downtime) dan
sehingga anak menemukan makna
waktu tinjauan, karena walaupun
(Jensen, 2011: 297).
otak belajar sepanjang waktu, tetapi
menimbulkan
Tahap
dari
tidak sekaligus (Jensen, 2011: 298).
pendekatan Brain Based Learning
Pada penelitian ini tahap inkubasi
adalah tahap elaborasi, dimana pada
dan
tahap
banyak
memberikan kebebasan kepada anak
mengeksplorasi pengetahuan anak
untuk bermain di setiap area yang
dalam
diminati,
ini
keempat
guru
kegiatan
memperdalam
lebih
inti
baik
memori
secara
adalah
individu
yang
maupun kelompok, selama 30 menit.
telah diperoleh dari tahap inisiasi dan
Area yang telah dirancang sesuai
akuisisi.
dengan tema diharapkan mampu
Tahap
pengetahuan
untuk
pengkodean
elaborasi
adalah
tahap pengolahan yang menuntut
memperkuat
pemikiran agar pembelajaran lebih
tentang topik yang dibahas. Pada
bermakna (Jensen, 2011: 298). Pada
tahap
156
ini
pengetahuan
anak
anak
bebas
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
mengekspresikan keinginan, ide, dan
menanamkan
rasa
cinta
akan
minat di setiap area sebagai sarana
pembelajaran,
jadi
harus
dibuat
refleksi
menyenangkan,
dan
relaksasi.
Guru
ceria,
memperkuat setiap kegiatan yang
menggembirakan
dilakukan anak dan memotivasi anak
299).
yang mengalami kesulitan.
merayakannya
Tahap keenam adalah tahap verifikasi
dan
Guru
(Jensen,
dan
anak
dengan
dan 2011: dapat makan,
minum, ataupun musik agar otak
pengecekan
menerima pembelajaran yang telah
kepercayaan. Pada tahap ini guru
dilakukan sebagai hal yang unik
guru memastikan sejauh mana anak
sehingga otak melakukan hubungan-
memahami pembelajaran. Kegiatan
hubungan
yang dilakukan di tahap ini tanya
pengetahuan,
jawab atau kuis yang diberikan guru.
keahlian
Hal ini penting karena tahap ini
selebrasi setiap harinya dilaksanakan
memberikan kesempatan pada guru
dengan
dan anak untuk mengkonfirmasi
memberikan
pembelajaran yang berguna untuk
pulang hasil karya, berfoto, makan
diri
bersama atau sekedar tos (anak
mereka
sendiri
(lebih
untuk
membangun
pengalaman,
tentang
banyak
tema.
cara,
pujian,
dan Tahap
yaitu
membawa
memahami), karena pembelajaran
menepukkan
akan lebih mudah diingat ketika anak
tangannya ke telapak tangan guru).
salah
satu
telapak
memiliki satu model menyangkut
Selain ketujuh tahapan yang
konsep atau materi baru (Jensen,
telah disimpulkan, pendekatan Brain
2011: 299).
Based Learning juga mengandung 3
Tahap
pendekatan
Brain
unsur, yaitu suasana yang nyaman
Based Learning yang ketujuh adalah
dan menyenangkan, lingkungan yang
tahap selebrasi dan integrasi. Tahap
kaya
ini merupakan kegiatan puncak di
keterlibatan aktif anak dalam proses
akhir
pembelajaran. Ketiga unsur tersebut
materi,
topik,
tema,
atau
akan
pembelajaran untuk menunjukkan
telah
hasil
tindakan.
dari
proses
pembelajaran.
Tahap ini sangat penting untuk
pengalaman,
muncul
selama
dan
pemberian
Pembelajaran
sudah
dilaksanakan dengan suasana yang 157
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
nyaman dan menyenangkan melalui
tekanan atau stres (Connell, 2005:
kelas yang dibagi menjadi lima area
32-34). Lingkungan
agar anak lebih leluasa bergerak,
yang
kaya
bereksplorasi sesuai dengan minat
pengalaman juga telah dilaksanakan
dan
setiap
anak.
dengan membagi kelas menjadi lima
nyaman
dan
area dan melengkapi setiap area
terlihat
dengan alat permainan edukatif yang
ketika guru memberikan berbagai
beragam, sesuai dengan minat dan
metode yang variatif sehingga anak
perkembangan anak, yang sesuai
terus
untuk
dengan tema “Pekerjaan”. Selain
baru,
area dan APE yang beragam, guru
merespon setiap keinginan anak,
juga memberikan kegiatan, media,
memotivasi anak, membimbing dan
dan proyek yang beragam selama 12
selalu memberikan penguatan dan
kali tindakan untuk membuat setiap
penghargaan atas setiap hasil kerja
materi bermakna bagi anak sehingga
anak.
anak mampu bereksplorasi dalam
perkembangan
Suasana
yang
menyenangkan
merasa
melakukan
Hal
ini
tertantang
sesuatu
ini
juga
yang
sejalan
dengan
membangun
pengetahuan.
pendapat Maslow (1987: 20) bahwa
Kreativitas muncul dalam proses ini,
jika kebutuhan fisik dan keamanan
karena melibatkan proses integrasi
sudah dipenuhi, maka kebutuhan-
tingkat
kebutuhan selanjutnya yang lebih
menyediakan
tinggi akan mudah untuk dicapai.
membuat
Kebutuhan fisik dan kemanan ini
masalah,
dapat diperoleh dari nutrisi yang
mengulas
cukup,
menyelesaikan
lingkungan
rumah
yang
tinggi
anak
dan
guru
harus
pengalaman
yang
dapat
merasakan
merancang
strategi,
informasi,
dan
masalah
(Yanoff,
penuh kasih sayang, kelas yang
1972: 119). Montessori dalam Feez
nyaman, nada suara guru (prosody),
(2010: 35) juga menjelaskan bahwa
mimik wajah dan bahasa tubuh guru,
cara
air
kreativitas
yang
cukup,
lampu
nonfluorescent, dan meminimalkan
terbaik
membiarkan
dan
untuk
memupuk
imajinasi anak
adalah untuk
berhubungan dengan hal-hal yang 158
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
konkrit melalui cara yang bermakna
mampu
dan bermanfaat.
anak kelompok A di PAUD Izzati
Suasana yang nyaman dan menyenangkan
serta
meningkatkan
kreativitas
Serang Banten secara signifikan.
lingkungan
Pendekatan Brain Based Learning
yang kaya pengalaman tersebut pada
merupakan pendekatan pembelajaran
akhirnya menjadikan anak terlibat
yang
secara
proses
kreativitas anak. Hal ini dikarenakan
pembelajaran. Keaktifan anak ini
adanya tiga unsur dan tujuh tahapan
tidak sekedar bergerak fisik atau
pendekatan Brain Based Learning
motorik kasar, tetapi melibatkan
yang sangat sesuai dengan kinerja
keaktifan multisensori anak yang
alami otak. Pendekatan Brain Based
sangat
Learning mampu menstimulasi anak
aktif
dalam
diperlukan
mengaktifkan
sel-sel
dalam saraf
menghubungkannya
dan untuk
membangun pengetahuan. Hal ini juga
diperkuat
Yanoff
(1972:
oleh
untuk
bahwa
bereksplorasi
Melalui
indera, oleh karena itu lingkungan
mengakomodir
pembelajaran
kecerdasan,
stimulasi
multisensori.
pendekatan
Brain
Based Learning, anak disediakan lingkungan
menyediakan
memecahkan
tingkat perkembangan anak.
informasi dikirim ke otak melalui
harus
meningkatkan
masalah sesuai dengan minat dan
pernyataan
118),
mampu
yang
mampu
keingintahuan, dan
berbagai
Melalui
permasalahan yang dihadapi anak,
stimulasi multisensori anak dapat
karena pada dasarnya anak usia dini
bereksplorasi,
mencoba,
adalah manusia yang kreatif yang
bertanya,
selalu mencari berbagai informasi
menjawab, dan bercerita yang pada
baru untuk merangsang sel-sel saraf
akhirnya dapat berkreativitas.
melakukan
menemukan,
berkreasi,
dalam
hubungan-hubungan memecahkan
berbagai
permasalahan atau dengan kata lain,
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis di
anak selalu melakukan hal-hal yang
dapat
bahwa
kreatif.Selain itu, penelitian ini juga
pendekatan Brain Based Learning
berimplikasi pada pengetahuan akan
atas
disimpulkan
159
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
kreativitas. dikembangkan karena
harus
kehidupan. Kreativitas tidak hanya
mungkin
berupa hasil karya atau produk tetapi
Kreativitas
anak
sedini yang
kreatif
akan
juga berhubungan dengan berbagai
menjadi manusia dewasa yang kreatif
perilaku
yang mampu memecahkan berbagai
perilaku kreatif. Kreativitas memiliki
permasalahan kehidupan. Kreativitas
empat aspek, yaitu aspek pribadi,
tidak hanya berupa hasil karya atau
pendorong, proses, dan produk, yang
produk
tetapi
dapat diterjemahkan dengan “pribadi
dengan
berbagai
juga
berhubungan
yang
mengindikasikan
yang
yang kreatif jika didorong ke dalam
kreatif
proses kreatif akan menghasilkan
dengan empat aspek, yaitu aspek
produk kreatif”. Jadi, keempat aspek
pribadi,
tersebut saling terkait satu sama lain,
mengindikasikan
perilaku perilaku
pendorong,
proses,
dan
sehingga anak yang kreatif adalah
produk.
anak yang memiliki keempat aspek tersebut.
SARAN Guru, orangtua dan masyarakat harus
memahami
pembelajaran
bahwa
bukan
sekedar
Pendekatan
Brain
Based
Learning terdiri dari 3 unsur, yaitu suasana
yang
nyaman
dan
lingkungan
yang
pengalaman,
dan
mencerdaskan tetapi juga bagaimana
menyenangkan,
anak
pengetahuan,
kaya
dan
keterampilan.
keterlibatan aktif anak dalam proses
dapat
dikembangkan
pembelajaran. Suasana yang nyaman
melalui penerapan pendekatan Brain
dan menyenangkan dapat diciptakan
Based Learning yang terdiri dari
dengan
tujuh
beberapa
membangun
pengalaman Kreativitas
tahap
dan
tiga
unsur
pendekatan Brain Based Learning. Kreativitas harus dikembangkan
akan
membagi
kelas
menjadi
area/sentra/sudut/pusat
kegiatan agar anak lebih leluasa bergerak,
bereksplorasi
sesuai
sedini mungkin karena anak yang
dengan minat dan perkembangan
kreatif akan menjadi manusia dewasa
setiap anak. Guru harus memberikan
yang
mampu
berbagai
metode
yang
variatif
memecahkan berbagai permasalahan
sehingga
anak
terus
merasa
160
kreatif
yang
Peningkatan Kreativitas… Ratih Kusumawardani
tertantang untuk melakukan sesuatu
DAFTAR PUSTAKA
yang
Caine, G., dan R.Caine. “Great Teaching,” Caine Learning Research Foundation. http://www.cainelea rning.com/RESEARCHFOUND ATION /Great-teaching.html (diakses 6 Desember 2012). Catron, Carol E., and Jan Allen. Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model. 2nd Edition. New Jersey: Prentice Hall, 1999. Connell, J. Diane. Brain-Based Strategies to Reach Every Learner. New York: Scholastic Inc, 2005. Cropley, A.J., “S-R Psychology and Cognitive Psychology”, Creativity. P.E. Vernon, ed. Victoria: Penguin Books, 1972. Csikszentmihalyi, Mihalyi. Creativity: Flow and the Psychology of Discovery and Invention. First Edition. New York: Harper Collins Publishers, 1996. Feez, Susan. Montessori and Early Childhood. London: Sage Publlication, 2010. Guilford, J.P. “Factors That Aid and Hinder Creativity” The Psychology of Open sTeaching and Learning An Inquiry Approach, eds. Silberman et al. Boston: Little, Brown and Company, 1972. Jensen, Eric. Pemelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru.Jakarta: Indeks, 2011. Maslow, Abraham H. Motivation and Personality. New York: Harper & Row Publisher, 1987.
baru,
merespon
setiap
keinginan anak, memotivasi anak, membimbing dan selalu memberikan penguatan dan penghargaan atas setiap
hasil
kerja
anak,
serta
menghargai keunikan setiap anak. Lingkungan pengalaman
yang
kaya
diterapkan
dengan
memberikan kegiatan, media, proyek yang beragam dan melengkapi setiap area/sentra/sudut/pusat
kegiatan
dengan alat permainan edukatif yang beragam, sesuai dengan minat dan perkembangan
anak,
dan
sesuai
dengan topik. Suasana
yang
menyenangkan
nyaman
serta
dan
lingkungan
yang kaya pengalaman tersebut pada akhirnya menjadikan anak terlibat secara
aktif
dalam
proses
pembelajaran. Keaktifan anak ini harus
melibatkan
keaktifan
multisensori anak agar anak mampu bereksplorasi, menemukan,
mencoba, berkreasi,
bertanya,
menjawab, dan bercerita yang pada akhirnya dapat berkreativitas dan membangun
pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan baru.
161
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 1, April 2015
Munandar, S.C. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2010. Silberman, Melvin., Jerome S. Allender, dan Jay M. Yanoff, The Psychology of Open Teaching and Learning An Inquiry Approach, ed. Jay M. Yanoff “The Function of the Mind in the Learning Process”. Boston: Little, Brown and Company, 1972. Sternberg, Robert J. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Wallas, G. The Art of Thought. New York: Penguin Book. 1970.
162