PENINGKATAN KINERJA MENGAJAR GAMBAR TEKNIK MELALUI PENGEMBANGAN METODA MENGAJAR DAN MEDIA AJAR Rusmardi (1) (1)
Staf Pengajar Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang ABSTRACT
Pursuant to existing problem backgaround, can be formulated that : as for problems to be studied by that is : Process learn to teach technique picture which still not yet adequate and according to, especially in the case of media and method teach so that require to be improved again, less it is learn room becoused minimized the more or less 40% from previous size measure. This matter cause the lack of draught, facility in teaching to become to decrease so that the condition of becoming less condusif, less balmy and less the existence of caused by calmness the increasing of noise in class or draw studio and addition two theory class room beside picture studio. While method which is used development is: Method delivers a lecture and instructional, method deliver a lecture amd demonstrate, methods deliver a lecture and discussion, method deliver a lecture and simulation (playing role), taxonomy of is target instructional, psikomotor taxonomy. Keywords: method teaching 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kedudukan mata kuliah Kedudukan matakuliah dalam kurikulum dengan identifikasi sebagai berikut: Nama matakuliah: Gambar Teknik. Kode matakuliah: MKK 104, bobot SKS: 4 (2x2). Status matakuliah: wajib. Jurusan: Teknik Mesin. Semester 1 (ganjil), jumlah pertemuan 16 kali, jumlah mahasiswa 25 orang, dengan staf pengajar: 2 (dua) orang. Sistem penilaian: perkuliahan 50%, praktikum 50%, asistensi tidak ada penilaian. Matakuliah persyaratan: menggambar mesin (semester 2/genap). Prasyarat tidak ada. b. Gambaran umum isi mata kuliah Isi matakuliah ini disampaikan kepada mahasiswa enam belas kali pertemuan dalam satu semester. Pemahaman mahasiswa tentang materi kuliah yang disampaikan pada proses belajar mengajardapat diketahui dari hasil latihan-latihan yang relevan dengan materi ajar. Kemampuan dan keterampilan mahasiswa yang diharapkan sebagai berikut: Menjelaskan berbagai jenis dan bentuk alat yang digunakan pada gambar teknik. Menggambar sesuai dengan ketentuan gambar teknik mesin menurut standar internasional (ISO). Membuat bagan atau visualisasi gambar teknik mesin menurut standar internasional (ISO). Membaca dan menganalisis gambar sesuai dengan ketentuan standar internasional (ISO). c. Metoda pembelajaran yang digunakan saat ini
Pada saat ini metoda pembelajaran diperkirakan masih belum memadai karena masih menggunakan
metoda ceramah untuk materi teori dan mendemonstrasikan untuk praktek. Memberikan Tanya jawab untuk pemantapan. Untuk umpan balik telah diberikan kuis, tugas, latihan, praktikum, dan praktek. Untuk penilaian dilakukan evaluasi terhadap pelajaran teori dan praktek gambar. d. Masalah yang dihadapi Laporan penelitian Politeknik tahun 2002/2003 sebanyak 20% mahasiswa mendapatkan nilai C. Mahasiswa memberi nilai C terhadap metoda pengajaran. Evaluasi terhadap metoda perkuliahan ini meliputi penyampaian materi ajar, kehadiran mahasiswa dan staf pengajar, dan evaluasi terhadap ketersediaan fasilitas penunjang perkuliahan. Dalam dua tahun terakhir menunjukkan mahasiswa memperoleh nilai A sebanyak 4%, nilai B sebanyak 20%, dan nilai C dan D sebanyak 70% atau lebih rendah sebanyak 6%. Rendahnya nilai ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kurang memadainya ruang belajar untuk menunjang pelaksanaan metoda dan media mengajar yang sesuai dengan kondisi saat ini karena materi gambar teknik pada saat tertentu harus disampaikan dengan program power point, film, slide, over head projector (OHP), kaset video, flip chart, dan lain sebagainya. Masih sedikitnya alokasi dana untuk biaya penyusunan, rekonstruksi, kontrak, GBPP, SAP, dan evaluasi belajar. Masih dibutuhkan juga perawatan dan perbaikan alat-alat dan meja gambar di studio gambar secara rutin. Semua ini tidak terlepas dari sangat terbatasnya ketersediaan dana saat ini. Dengan hasil penelitian diperoleh perubahan dan pencerahan peningkatan kompetensi matakuliah gambar teknik bagi mahasiswa atau lulusan nantinya. Secara tidak
Peningkatan Kinerja Mengajar Gambar Teknik Melalui Pengembangan Metoda Mengajar dan Media Ajar (Rusmardi)
langsung akan memberikan motivasi pula bagi staf pengajar untuk menggambarkan metoda dan media mengajar yang efisien dan efektif. Sehingga akhirnya staf pengajar memiliki kinerja yang handal dan menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam gambar teknik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat dirumuskan bahwa: Adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu: 1. Dibutuhkan pengembangan metoda dan media mengajar sehingga perlu ditingkatkan lagi. 2. Dibutuhkan sarana peningkatan belajar yang mendorong motivasi belajar.
Agar staf pengajar atau dosen dapat memanfaatkan metoda ceramah dan mengurangi kelemahan metoda tersebut, Melalui kombinasi tersebut tujuan instruksional menjadi dapat tercapai. 2.1 Penerapan Metoda Instruksional
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang direncanakan ini adalah: 1. Mencari metoda yang tepat dalam perkuliahan gambar teknik. 2. Mencari media yang tepat dalam perkuliahan gambar teknik. 3. Membuat dan menyempurnakan perkuliahan gambar teknik.
Metoda kuliah ceramah adalah metoda yang paling banyak digunakan dalam proses mengajar. Hampir lebih dari separuh waktu mengajar dipakai staf pengajar berceramah (Ford.L, 1987). Keunggulan metoda ceramah cepat menyampaikan informasi dan dapat menyampaikan informasi dalam jumlah yang banyak dengan waktu singkat kepada sejumlah besar pendengar. Kelemahan metoda ceramah, yaitu komunikasi satu arah, sukar memenuhi kebutuhan individual dan PBM berpusat pada staf pengajar (PAU, 1997).
kontrak
4. Membuat dan menyempurnakan rekonstruksi perkuliahan gambar teknik. 5. Membuat dan menyempurnakan GBPP dan SAP gambar teknik. 6. Membuat dan menyempurnakan media mengajar gambar teknik. 7. Membuat analisis instruksional. Manfaat dari penelitian yang direncanakan adalah : 1. Terciptanya kondisi untuk berinovasi dalam memecahkan masalah yang rulevan dengan pengajar perkuliahan gambar teknik. 2. Menghasilkan suasana perkuliahan yang menguntungkan dalam melatih kompetensi gambar teknik bagi mahasiswa. 3. Dapat menanggulanggi keterbatasan institusi dalam hal dana untuk peningkatan mutu proses belajar mengajar gambar teknik. 2. TINJAUAN PUSTAKA Gambar teknik merupakan dasar yang harus dikuasai oleh seorang ahli teknik, baik sebagai perencana ataupun sebagai pembuat. Setiap perencana akan dituangkan kedalam lembar kerja, dan bagi pembuat sebagai patokan kerja. Gambar kerja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perencana dan pembuat, maka harus memakai bahasa yang sama atau standar.
Beberapa bentuk metoda mengajar, yaitu : 1.
Metoda ceramah dan media instruksional
Penelitian membuktikan bahwa konsentrasi mahasiswa akan menurun dengan cepat setelah mendengarkan ceramah lebih dari dua puluh menit secara terus menerus. (E.J. Thomas, 1972). Media visual seperti over head projector (OHP) dan papan tulis dapat mengurangi menurunnya konsentrasi belajar mahasiswa dalam mendengarkan ceramah. Selain itu dengan menggunakan metoda ceramah yang dikombinasikan dengan media visual, daya ingat mahasiswa terhadap materi akan meningkat. Media visual lain dapat dipakai waktu berceramah diantaranya video, film, slide, peta, benda hidup atau benda mati. Hand out juga media visual yang membantu mahasiswa untuk lebih konsentrasi terhadap isi ceramah. Melalui hand out, mahasiswa dapat memusatkan perhatian pada materi melalui penjelasan dosen sehingga tidak sibuk mencatat. 2.
Metoda ceramah dan demonstrasikan
Metoda demonstrasi dapat mengurangi waktu yang bisa dipakai dosen “menerangkan” menjadi “memperlihatkan”sesuatu kepada mahasiswa. Keuntungan metoda demosntrasi, informasi menjadi bermakna dan cepat seperti, juga mengurangi kesalahpahaman mahasiswa terhadap konsep atau alur yang diajarkan. Metoda ceramah yang dikombinasikan dengan metoda demonstrasi cocok mengajar keterampilan. Pada matakuliah fisika terapan, misalnya untuk menjelaskan cara mengukur arus searah, dosen dapat menerangkan dan sekaligus memperlihatkan ukuran pengukuran, tahap-tahap atau prosedur aktivitas yang didemonstrasikan disajikan secara tertulis sehingga mahasiswa dapat memfokuskan perhatian pada demonstrasi yang disajikan. Disamping itu, pelaksanaan demonstrasi juga harus memiliki kesiapan dan keterampilan dalam 125
Jurnal Teknik Mesin
Vol. 4, No. 2, Desember 2007
mendemonstrasikan materi. Hal ini untuk menghindari kebingunggan dan kesalahpahaman mahasiswa terhadap konsep yang dipelajari. 3.
Tujuan psikomotor berorientasi kepada keterampilan, motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Dalam literature tujuan ini tidak banyak ditemukan penjelasannya dan biasanya dihubungkan dengan latihan menulis, berbicara, dan olahraga, serta matakuliah yang berhubungan dengan keterampilan teknis atau kompetensi.
Taksonomi tujuan Instruksional
Suatu kegiatan instruksional dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu hasil belajar berupa tingkah laku mahasiswa. Tanpa adanya tujuan instruksional yang jelas pengajaran akan menjadi tanpa arah dan menjadi tidak efektif. Untuk dapat dengan jelas menentukan tujuan pembelajaran yang diharapkan, pemahaman taksonomi tujuan atau hasil belajar menjadi sangat penting bagi dosen akan dapat menentukan dengan jelas dan tugas dari tujuan instruksional mata kuliah yang diasuhnya, mungkin bersifat kognitif, dan mengacu kepada tingkat intelektual tertentu, atau lebih bersifat afektif atau psikomotor. Perumusan tujuan instruksional yang jelas, terukur dan dapat diamati menjadi semakin penting untuk dapat menentukan mengenai proses belajar mengajar mencapai tujuan atau tidak. Cara merumuskan tujuan instruksional secara tepat dapat dilihat pada buku ”Desain Instruksional” bab III (Atwi Suparman, 1993). Berdasarkan PAU tahun 1996, taksonomi tujuan instruksional membagi tujuan pendidikan dan instruksional kedalam tiga kelompok yaitu, tujuan yang bersifat: a.
Kognitif Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir” mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu “mengingat” sampai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang menuntut mahasiswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metoda, atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan kognitif ini paling sering digunakan dalam proses intelektual.
b.
Afektif Tujuan afektif yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Tujaun afektif terdiri dari yang paling sederhana, yaitu “memperlihatkan suatu fenomena” sampai dengan komplek yang merupakan faktor interval seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani. Dalam literature tujuan afektif ini disebutkan sebagai minat, sikap hati, sikap menghargai, sistem nilai, serta kecendrungan emosi.
c.
ISSN 1829-8958
Pada kenyataannya menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran ketiga domain (kawasan) tersebut berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan belajar. Tujuan kognitif dapat disusun berdasarkan taksonomi Bloom, Gague, Merill atau Gerlach dan Sullivan. Tujuan psikomotorik dapat disusun menurut Harrow yang membagikan kompetensi psikomotor kedalam lima tingkatan yang bersifat hirarkis. Tujuan afektif dapat disusun berdasarkan taksonomi menurut Krath Wohl, Martin, dan Briggs. 2.2 Taksonomi Psikomotor Tujuan instruksional bagian psikomotor dikembangkan oleh Harrow pada tahun 1972. taksonomi Harrow ini juga menyusun tujuan psikomotor secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup tingkat meniru sebagai tingkatan yang paling sederhana. Dan naturalisasi sebagai tingkatan yang paling kompleks. Prilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuro muscular, yaitu keterampilan yang bersangkutan dengan gerak otot. Tujuan psikomotor tersebut adalah meniru, manipulasi, ketepatan gerak, artikulasi, dan naturalisasi. 1.
Meniru (imitation)
Tujuan instruksional pada tingkat ini mengharapkan mahasiswa untuk dapat meniru suatu prilaku yang dilihatnya (PAU, bagian satu, 1996). Contoh kata kerja: Mengulangi Mengikuti Memegang Menggambar Mengucapkan Contoh tujuan instruksional, yaitu:
Mahasiswa dapat mengulangi menyapukan kuas dengan benar memperoleh bentuk tertentu.
Mahasiswa ddapat menggambar sesuai dengan ketentuan standar internasional (ISO).
Psikomotor 2.
gerak untuk
Artikulasi (articulation) 126
Peningkatan Kinerja Mengajar Gambar Teknik Melalui Pengembangan Metoda Mengajar dan Media Ajar (Rusmardi)
Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan untuk menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat. Contoh kata sifat yang menunjukkan artikulasi ialah:
Selaras Terkoordinasi Stabil Lancar, dan sebagainya.
Contoh tujuan instruksional, yaitu:
3.
Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat gambar teknik dengan lancar (meja gambar modern).
seorang telah mencapai tingkat naturalisasi ini apabila dirinya telah menyatu dengan mobil, sehingga seolah-olah alat-alat mobil merupakan perpanjangan dirinya, tanpa harus berfikir lagi. Contoh kata sifat yang menggambarkan tingkat naturalisasi :
Dengan otomatis
Dengan sempurna
Dengan lancar, dan sebagainya
Contoh tujuan instruksional, yaitu:
Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan yang ada pada meja gambar (mesin gambar) dengan lancar.
Mahasiswa dapat menulis huruf dengan angka sesuai standar internasional (ISO)
Manipulasi (manipulation)
Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan untuk melakukan suatu prilaku tanpa bantuan visual, sebagaimana tingkat meniru. Mahasiswa diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal, dan diharapkan melakukan tindakan (perilaku) yang diminta.
3. METODA PENELITIAN i. Metoda Penelitian 1. Metoda ceramah dan media instruksional
Contoh: kerja sama dengan untuk kemampuan meniru.
2. Metoda ceramah dan demonstrasikan
Contoh tujuan instruksional, yaitu :
4. Metoda ceramah dan simulasi (bermain peran)
4.
Mahasiswa dapat menggunakan meja gambar dengan manual (buku pedoman) dan penjelasan secara verbal. Ketepatan Gerak (Precision)
Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan melakukan suatu prilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan akurat. Dalam melakukan prilaku tersebjt kecil kemungkinan untuk membuat kesalahan, karena mahasiswa telah mahir melakukannya. Contoh kata sifat yang menunjukkan tingkat presisi ini adalah:
Dengan tepat
Dengan lancar
Tanpa kesalahan, dan sebagainya.
Contoh tujuan instruksional, yaitu:
5.
3. Metoda ceramah dan diskusi 5. Taksonomi tujuan Instruksional 6. Taksonomi Psikomotor ii. Strategi Pelaksanaan Konsep perbaikan dan pengembangan pengajaran di arahkan kepada pemahaman terhadap materi matakuliah gambar teknik dan dapat menerapkannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan di bidang gambar teknik. Peralatan-peralatan gambar teknik sangat dibutuhkan sehingga dapat sangat membantu mahasiswa dalam proses perancangan tugas akhir sehingga hasil belajar yang dicapai mahasiswa semakin baik. Di dalam proses pelaksanaan menggunakan classroom action research dan penelitian evaluatif dengan melihat nilai akhir dari mahasiswa yang mengikuti matakuliah gambar teknik. Langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini meliputi:
Mahasiswa dengan tepat akan melakukan sambungan garis gambar dalam menggambar teknik.
a).
Persiapan materi / bahan ajar, kontrak perkuliahan, rekonstruksi membuat GBPP, dan SAP Gambar Teknik.
Naturalisasi (naturalization)
b).
Persiapan media ajar (power OHT/OHP, slide, flip chart, dsb).
c).
Mengajar (Real teaching)
d).
Penyelesaian.
Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan melakukan gerakan tertentu secara spontan atau otomatis. Mahasiswa melakukan gerakan tersebut tanpa berfikir lagi cara melakukannya dan urutannya. Contoh yang mudah adalah mengendarai mobil,
point,
127
Jurnal Teknik Mesin
Vol. 4, No. 2, Desember 2007
Pretest Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan, kegiatan mengajar diawali dengan pretest pada awal perkuliahan untuk satu pokok bahasan. Durasi waktu sekitar 15 menit. Pretest ini dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar aktif. Bentuknya dalah essai yang dirancang sedemikian rupa berisikan tentang materi yang akan dibahas pada perkuliahan. Pretest dapat menjadi informasi bagi dosen tentang pengetahuan mahasiswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan. Pretest juga membantu dosen mengidentifikasi yang akan dibahas dalam kegiatan berikutnya. Sesuai dengan tujuan peneltian, maka aktifitas pelaksanaan pengajaran diarahkan kepada tujuan tersebut yakni untuk “meningkatkan pembelajaran mahasiswa dalam matakuliah gambar teknik”. Dalam porses pengajaran upaya yang dilakukan adalah melibatkan aktifitas belajar mahasiswa sebanyak mungkin dengan memberi peluang dan membimbing mahasiswa agar termotivasi melaksanakan aktifitas mereka. Pertemuan tatap muka Menggunakan berbagai jenis metode mengajar secara tepat dan penuh kesadaran akan mampu memperbesar minat belajar para peserta dengan demikian berpotensi mempertinggi hasil belajar mereka (Alipandie,1984, 72). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran akan meningkat bila dalam proses itu melibatkan bahasiswa sebanyak mungkin. Keterlibatan itu dapat terlaksana jika materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran disampaikan dengan cara menarik. Berangkat dari pendapat diatas setelah selesai pretest mahasiswa diberi kesempatan berdiskusi dan bertanya termasuk permasalah yang dihadapi dalam mengerjakan soal pretest. Kegiatan selanjutnya memberikan penjelasan tentang teori, konsep untuk materi yang dibahas. Dalam proses kuliah tatap muka menyampaikan materi, selesai membahas setiap sub konsep mahasiswa diberi kesempatan bertanya, atau dosen yang mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang belum dipahami. Dalam membahas contoh soal, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengerjakan sendiri di depan kelas dengan maksud agar mahasiswa dapat aktif dalam kegiatan perkuliahan. Setelah suatu materi ajar selesai disajikan, mahasiswa diberi tugas. Tugas Agar mahasiswa terbiasa bekerja dengan aktif maka setelah materi pada minggu bersangkutan selesai
ISSN 1829-8958
dibahas, diberikan tugas yang akan dikumpulkan secepatnya, karena sebahagian dari materi ini akan dibahas pada pertemuan tatap muka berikutnya. Dengan adanya tugas mahasiswa akan terpacu untuk meningkatakan aktifitas belajarnya ke arah yang lebih baik. Post test Setelah selesai dengan membahas satu pokok bahasan, kepada mahasiswa diberikan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang dibahas dalam pokok bahasan yang bersangkutan. Test yang dibuat untuk setiap pokok bahasan akan memberikan hasil yang baik daripada jika dilaksanakan dalam waktu yang lama tapi hanya satu kali (Agus Sujianto, 1981; Sumadi Surya Brata, 1986). Post test diberikan kepada mahasiswa dengan durasi waktu 30 menit. Soal dibuat dalam bentuk essay mengikuti karakteristik materi dan tujuan matakuliah yang hendak dicapai. Jumlah soal setiap post test berkisar sekitar dua sampai tiga soal sesuai dengan pokok bahasan yang telah diajarkan. Test yang diberikan dalam bentuk pretest dan post test dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih aktif. Dan test dapat dijadikan alat Bantu untuk menolong dosen didalam memotivasi mahasiswa dalam belajar. Sebelum pelaksanaan test, mahasiswa diberitahu tentang materi yang akan diadakan test dan hasilnya akan memberikan kontribusi terhadap hasil akhir dari matakuliah. Dengan adanya informasi ini diharapkan mahasiswa akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil terbaik. Hasil test ini akan dibagikan kepada mahasiswa sebelum perkuliahan untuk pokok bahasan berikutnya dengan tujuan agar menjadi umpan balik bagi mahasiswa untuk meningkatkan aktifitas selanjutnya. Ujian akhir Tujuan dari ujian akhir ini adalah untuk melihat pemahaman mahasiswa tentang materi yang pernah dibahas selama proses pengajaran berlangsung. Ujian akhir ini dapat dijadikan sarana untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa agar lebih giat. Pengalaman menunjukkan bahwa mahasiswa akan lebih giat belajar dan berusaha lebih sungguhsungguh apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program akan diadakan ujian mengenai prestasi mereka. (Saifuddin Anwar, 1984; 72). 4. HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil Implementasi Berdasarkan data di lapangan semua staf pelaksana instruksional gambar teknik adalah staf pengajar jurusan teknik mesin yang telah melaksanakan pelatihan di TEDC Bandung atau POLMAN (Polytechnic Mechanic Swiss) Bandung, berarti staf 128
Peningkatan Kinerja Mengajar Gambar Teknik Melalui Pengembangan Metoda Mengajar dan Media Ajar (Rusmardi)
Berdasarkan analisis di lapangan merupakan proses belajar mengajar gambar teknik belum memadai terutama metoda dan media ajar. Dengan adanya dana hibah pengajaran (Teaching Grant) dari TPSDP ini, maka mata kuliah gambar teknik telah dilengkapi dengan peningkatan wawasan staf pengajar dengan adanya pelatihan tambahan. GBPP, SAP dan Media alat pandang dengar (Audio Visual Aids) serta materi ajar yang telah dikembangkan. Kondisi yang kondusif Menunjang terhadap terhadap pelaksana perkuliahan gambar teknik pada jurusan teknik mesin, memberi kesempatan berinovasi dalam memecahkan masalah dan peningkatan kualitas hasil belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah gambar teknik. Namun demikian tentu pula akan berdampak positif pula terhadap proses belajar mengajar untuk mata kuliah lainnya yang disampaikan oleh masing – masing staf pengajar karena hasil penelitian ini harus disosialisasikan melalui seminar yang dihadiri oleh tim reviewer dan staf pengajar. Data sebagai indikator ditinjau dari evaluasi belajar yang dicapai mahasiswa pada semester ganjil 2002 / 2003 sebanyak 20% mahasiswa memperoleh nilai C. Dan mahasiswa memberikan nilai C terhadap metoda pengajaran yang dilaksanakan. Dari hasil evaluasi belajar dalam dua tahun terakhir diperoleh data sebagai berikut : 4% nilai A, 20% nilai B, 70% nilai C dan nilai D serta 6% nilai E. Hal ini terjadi disebabkan masih adanya kelemahan yang dialami dalam proses belajar mengajar (PBM) dan belum sempurnanya fasilitas-fasilitas lainnya. Dari data hasil belajar saat ini untuk semester ganjil 2006/2007 pada matakuliah gambar teknik diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Analisis Kuantitatif dan Perbandingan Evaluasi Belajar Semester ganjil 2002/2003 dengan 2006/2007 kelas I Regular dan Non Regular
nilai A bersifat konstan, tidak terjadi peningkatan. Sedangkan nilai B terjadi kenaikan sebanyak 42%. Peningkatan nilai C dan D sebesar 36%. Dan nilai yang kecil dari D, yaitu nilai E terjadi penurunan dari 6% menjadi 0%. Bila dibandingkan nilai mahasiswa class action research dengan nilai rata-rata class non action research (IB-IC regular) nilai A bersifat konstan. nilai B meningkat 4,92%, nilai C dan D menurun 6,91%, dan nilai E menjadi 0%. Bila dibandingkan nilai hasil evaluasi belajar kelas action research dengan kelas non regular nilai A meningkat 3,04%, nilai B meningkat 32,59%, nilai C-D meningkat 34,62%, dan nilai E tetap (konstan) 0%. Dan jika dibandingkan antara nilai mahasiswa class action research dengan nilai target dari penelitian ini ternyata belum mencapai target, antara lain nilai A kurang mencapai target 21%, nilai B kurang 8%, Nilai C dan D kurang dari 29%, dan nilai E tercapai target 0%. Namun demikian mahasiswa pada kelas dengan perlakuan penelitian (class action research) yaitu kelas IA regular memiliki hasil evaluasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil evaluasi belajar mahasiswa kelas yang lain. (IB dan IC regular). Begitu juga jika dibandingkan dengan nilai evaluasi belajar mahasiswa kelas non regular Untuk lebih jelas grafik pada halaman berikut ini menunjukkan perbandingan nilai hasil belajar yang diperoleh oleh mahasiswa dalam dua tahun belakangan dan perbandingan nilai hasil evaluasi belajar mahasiswa pada masing-masing kelas. GRAFIK PERBANDINGAN NILAI BASED LINE GAMBAR TEKNIK PERSENTASE (%) NILAI
pengajar gambar teknik telah memiliki sertifikat pelatihan termasuk juga ketua tim dan anggota tim penelitian ini.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
TOTAL 100,00 99,97 100,00 99,99 99,98 100,00 98,18
70
NILAI A
NILAI B
20 0
6
4
NILAI A
B C+D E
NILAI C+D NILAI E
Grafik 1 Perbandingan nilai based line Gambar Teknik Nilai
Non Regular
(%)
IA (%)
IB (%)
IC (%)
(%) (%)
X IB (%) (%)
A
4,00
4,00
4,00
0,00
2,66
4,00
0,00 1,96
B
20,00 62,00 60,00 54,16 58,66 16,00 42,30 29,41
C+D
70,00 34,00 36,00 45,83 38,66 80,00 55,88 68,62
E
line
Regular
6,00
TOTAL 100,00
0,00
0,00
0,00
X
0,00
IA
0,00
0,00 0,00
99,97 100,00 99,99 99,98 100,00 98,18 99,99
Pada tabel analisis kuantitatif dan perbandingan evaluasi belajar semester ganjil 2002/2003 dengan 2006/2007 kelas I regular dan non regular, maka dapat disimpulkan pada tahun 2006/2007 perolehan
GRAFIK PERBANDINGAN NILAI GAMBAR TEKNIK CLASS ACTION RESEARCH/IA REGULAR PERSENTASE (%) NILAI
Based
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
TOTAL 100,00 99,97 100,00 99,99 99,98 100,00 98,18 NILAI A
62
NILAI B
34 0
4
0
NILAI C+D NILAI E
NILAI A
B C+ D E
Grafik 2 Perbandingan nilai Gambar Teknik class action research 1A regular
129
Jurnal Teknik Mesin
Vol. 4, No. 2, Desember 2007
PERSENTASE (%) NILAI
G R AF IK P E R B AN D IN G AN N IL AI G AM B AR T E K N IK K E L AS IB R E G U L AR 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
T O T A L 1 0 0 ,0 0 9 9 ,9 7 1 0 0 ,0 0 9 9 ,9 9 9 9 ,9 8 1 0 0 ,0 0 9 8 ,1 8 N IL A I A
60
N IL A I B
36
N IL A I C + D
0
4
0 N IL A I E
N IL AI A B C + D
E
Grafik 3 Perbandingan nilai Gambar Teknik kelas 1B regular
PERSENTASE (%) NILAI
GRAFIK PERBANDINGAN NILAI GAMBAR TEKNIK KELAS IC REGULAR 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
TOTAL 100,00 99,97 100,00 99,99 99,98 100,00 98,18 NILAI A
54.16 45.83
0
0
0
NILAI C+D NILAI E
Grafik 4 Perbandingan nilai Gambar Teknik kelas 1C regular
PERSENTASE (%) NILAI
GRAFIK PERBANDINGAN NILAI GAMBAR TEKNIK KELAS IA NON REGULAR TOTAL 100,00 99,97 100,00 99,99 99,98 100,00 98,18
80
NILAI A
NILAI B
16
NILAI C+D
4
0
NILAI A
B C+D E
0
NILAI E
Grafik 5 Perbandingan nilai Gambar Teknik kelas 1A non regular
PERSENTASE (%) NILAI
GRAFIK PERBANDINGAN NILAI GAMBAR TEKNIK KELAS IB NON REGULAR 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
TOTAL 100,00 99,97 100,00 99,99 99,98 100,00 98,18 NILAI A
55.88 42.3
NILAI B NILAI C+D
0
0
0 NILAI E
NILAI A
4.2 Pembahasan Belum tercapainya target nilai yang diharapkan dari penelitian disebabkan karena target yang ditetapkan terlalu tinggi dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan kenaikan rata-rata antara 2,5% – 5%. Hal ini juga dipengaruhi oleh factor lain , yaitu Kemampuan mahasiswa yang diantaranya dipengaruhi oleh minat belajar yang rendah, IQ, keteguhan,kesungguh-sungguhan, serta latar belakang mahasiswa, Kinerja staf pengajar yang sangat perlu ditingkatkan, Serta suasana ruang belajar yang kondusif dan nyaman sehingga pencapaian nilai target dapat terwujud. Sekilas tentang manajemen pendidikan yang ada pada Jurusan Teknik Mesin antara lain, yakni ketua jurusan yang bertanggung jawab kepada Direktur. Ketua jurusan dibantu oleh seorang sekretaris jurusan. Pada Jurusan Teknik Mesin dilengkapi pula beberapa tenaga administrasi untuk mengurus arsip akademis, daftar hadir dosen dan mahasiswa.
NILAI B
NILAI A B C+D E
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
ISSN 1829-8958
B C+D E
Grafik 6 Perbandingan nilai Gambar Teknik kelas 1B non regular
Teknik mesin memiliki 3 program studi, yaitu : program studi produksi, maintenance, dan alat-alat berat. Kemudian juga ada koordinator labor mekanik, CNC fisika, maintenance, alat-alat berat. Masingmasing bengkel ditugaskan pula tenaga teknisi untuk operasional masing-masing labor. Untuk mengatur alat-alat / bahan-bahan labor / bengkel disediakan pula tenaga yang bertanggung jawab sebagai kepala gudang dengan beberapa teknisi penunjang kegiatan operasional pada bidang ini. Seluruh staf pengajar gambar teknik dilatih dalam pelaksanaan instruksional selalu menambah wawasan dan keterampilan pengajar tentang gambar teknik. Terbukti bahwa setiap adanya kegiatan proyek pengempangan misal proyek due- like, proyek TPSDP, PEDC atau Pusat Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Program Diploma (P5D) Bandung dan sebagainya selalu ada pelatihan bagi staf pengajar gambar teknik dan staf pengajar matakuliah lainnya. Ada juga kegiatan magang industri tentang gambar teknik seperti di PT Semen Padang, di Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung, juga pernah diadakan pelatihan secara local tentang Auto-Cad dan Gratia bagi mahasiswa. Umumnya pelatihan-pelatihan tersebut dilaksanakan disaat liburan semester dengan tujuan agar tidak mengganggu kegiatan proses belajar mengajar (PBM) serta kegiatan lainnya. Pada saat ini telah dilakukan penggantian alat atau mesin gambar yang baru dengan merek Bofa sebanyak 25 buah, dan mesin gambar lama yang masih baik dan dapat dipakai dengan merek Pentax – EJ sebanyak 2 buah. Disamping itu karena di Politeknik Negeri Padang terjadi pertumbuhan dan perkembangan jurusan dan 130
Peningkatan Kinerja Mengajar Gambar Teknik Melalui Pengembangan Metoda Mengajar dan Media Ajar (Rusmardi)
karena terbatasnya anggaran maka tidak bisa dihindari lagi ruangan belajar gambar teknik diperkecil 40% dari luas semula yang akan digunakan untuk perkuliahan. Seluas 60% dari luas sebelumnya untuk ruang praktikum (studio gambar). Hal ini dapat berdampak negatif terhadap suasana belajar yang sebelumnya luas menjadi sempit sehingga sekarang meja gambar harus disusun semakin rapat. Akibatnya mahasiswa kurang leluasa menggunakan meja gambar disebabkan oleh ruangan yang sempit. Staf pengajar juga kurang leluasa seperti dulu lagi untuk berkeliling mengajar, membimbing, memeriksa, serta mengecek hasil gambar yang sedang dikerjakan mahasiswa. Ruangan belajar teori gambar teknik dirasakan sudah kurang sesuai lagi sebagaimana aslinya dulu. Apalagi jika ditinjau dari aspek sirkulasi udara. Bila dilihat dari sisi mahasiswa, jumlah peminat masuk jurusan teknik mesin dan semua jurusan di Politeknik Negeri Padang rata-rata tiap tahun terjadi penurunan. Terjadinya kecendrungan menurunnya minat masyarakat (calon mahasiswa) untuk masuk Politeknik Negeri Padang diduga disebabkan oleh beberapa aspek. Diantaranya aspek krisis ekonomi, aspek dorongan dari orang tua, kurangnya pemahaman masyarakat tentang kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha/dunia undustri terhadap lulusan Politeknik. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kurangnya informasi dan sosialisasi serta tidak tepatnya arah dan sasaran sosialisasi, promosi, dan kerja sama antara masyarakat, pihak terkait dengan Politeknik Negeri Padang. Kemungkinan juga disebabkan oleh budaya masyarakat yang masih menilai tamatan sarjana (S1) memiliki sebuah kebanggaan tersendiri dan dipandang sebagai sesuatu yang tinggi dan lebih baik maka banyak masyarakat yang berkeinginan anaknya menjadi seorang sarjana (tamatan S1). Sehingga hal ini berdampak negatif terhadap rasio kelulusan rekruitmen mahasiswa baru. Pada awalnya kelulusahan berbanding 10 : 1 dan sekarang rasio kelulusan 4 : 1. Hal ini disebabkan karena peminat calon mahasiswa untuk tahun 2007/2008 sebanyak 2000 orang untuk semua jurusan yang ada di Politeknik Negeri Padang. Terlihat dari data hasil belajar mahasiswa pada semester satu (ganjil) tahun ajaran 2006/2007. antara nilai gambar teknik class action research dengan yang bukan class action research terjadi peningkatan yang signifikan. Apalagi jika dibandingkan dengan data evaluasi semester ganjil 2002/2003. tetapi bila dilakukan perbandingan antara nilai mahasiswa regular dan non regular matakuliah gambar teknik maka mahasiswa non regular mempunyai nilai yang jauh lebih rendah. Berdasarkan analisis hal ini terjadi karena tingkat kemampuan akademis mahasiswa yang berbeda.
Berdasarkan analisis evaluasi belajar ada beberapa hal yang menjadi kendala nilai hasil belajar, yaitu :
Persiapan mengajar staf pengajar.
Suasana ruang belajar (kebisingan, suhu, penerangan, sirkulasi udara, dll).
Kesiapan alat-alat belajar.
Media mengajar.
Metoda mengajar.
Minat dan bakat peserta didik.
Jam belajar (pagi,sore), dsb.
Ternyata dengan peningkatan dan pengembangan metoda dan media ajar sangat memberikan kontribusi secara berarti terhadap nilai gambar teknik bagi mahasiswa yang memiliki angka rasio masuk Politeknik Negeri Padang yang juga semakin menurun. 5. PENUTUP 1.2 Kesimpulan 1.
Staf pengajar matakuliah gambar teknik telah memiliki kompetensi yangtelah ditetapkan.
2.
Pada dasarnya penerapan taksonomi Harrow dalam mengajar gambar teknik sangat mendukung terhadap peningkatan kinerja mengajar yang efisien dan efektif.
3.
Persiapan satuan acara perkuliahan (SAP), buku ajar, rekonstruksi dan media ajar yang selalu dikembangkan, terlihat secara signifikan memiliki keberartian dalam peningkatan kinerja mengajar yang efisien dan efektif.
4.
Kinerja mengajar sangat didukung oleh manajemen pendidikan di kelas secara khusus dan didukung oleh kelengkapan fasilitas proses belajar mengajar yang baik.
5.
Faktor krisis ekonomi, sosialisasi, ketepatan arah, budaya, tata nilai terhadap program sarjana (S1), dan sasaran promosi dapat mengurangi atau menambah peminat masuk ke Politeknik Negeri Padang.
6.
Secara signifikan kelas yang diperlakukan khusus untuk penelitian (class action research) dengan menerapkan pengembangan metoda ajar memiliki hasil evaluasi belajar mahasiswa yang baik dibanding dengan yang tidak diberi perlakuan khusus.
1.2 Saran 1.
Untuk pencapaian target yang ditentukan membutuhkan waktu minimal 5 tahun. Oleh 131
Jurnal Teknik Mesin
Vol. 4, No. 2, Desember 2007
karena itu diharapkan adanya penelitian lebih lanjut. 2.
3.
4.
Sebaiknya dipertahankan suasana ruang studio gambar yang nyaman, tenang, dan menyenangkan serta memiliki sirkulasi udara yang cukup. Diharapkan antara meja gambar yang satu dengan yang lainnya tidak terlalu rapat sehingga staf pengajar dapat lebih memperhatikan mahasiswa seperti semula. Perlu adanya lembaga / dewan penjamin mutu pendidikan ditingkat Politeknik maupun ditingkat jurusan. Agar dapat mendukung kinerja manajemen institusi dan sebagai pengawas mutu kinerja staf pengajar dalam perencanaan, proses mengajar dan evaluasi belajar. Staf pengajar harus selalu menambah wawasan dengan banyak membaca, dan mengikuti pelatihan-pelatihan serta berbagai lokakarya yang diadakan.
5.
Staf pengajar juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa sehingga mereka mempunyai minat baca, berlatih, dan belajar yang tinggi.
6.
Kinerja staf pengajar juga harus terus ditingkatkan seiring dengan peningkatan mutu penerimaan mahasiswa.
7.
Sinergi kinerja tingkat institusi jurusan atau staf pengajar yang sudah baik perlu ditingkatkan lagi. Agar di era global lulusan Politeknik Negeri Padang tetap mampu berkompetisi dalam meraih dan menciptakan lapangan kerja secara mandiri. Hal ini dibutuhkan agar visi dan misi Politeknik Negeri Padang dapat terwujud dan terlaksana dengan efisien dan efektif.
ISSN 1829-8958
Jakarta: PPAU – PPAI, Universitas Terbuka. 1996. 7.
Poerwanti, Endang. Model Pendidikan Keterampilan Vokasional Sebagai Upaya Membekali Siswa SMA Memasuki Kerja. Surabaya: Konferensi Nasional Pendidikan Indonesia V. 2004.
8.
Rusmardi. Konstruk, Kontrak, dan Evaluasi PBM Gambar Teknik. Padang : Politeknik Negeri Padang. 1999.
9.
Sato, G. Tokeshi & N. Sugiharto, H. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta : Pradnya Paramita. 1980.
10. Sudjana, N dan Rivai, A. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru. 1997. 11. Sodikun, Imam. Penilaian dan Evaluasi Pendidikan Dalam Berbagai Seminar dan Pelatihan. Padang : PPS – Universitas Negeri Padang. 2005.
PUSTAKA 1.
Arsyad, A. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
2.
Coleman, Marianne & Peter, Early. Leadership and Management in Education (Cultures, Change and Context). New York: Oxford University Press, 2005.
3.
Harijanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1997.
4.
Jensin & Helsel. Enggineering Drawing and Design Third Edition. USA: Gregg Division Mc. Graw Hill Book Company. 1980.
5.
La. Heij & L. A De Bruijn. Ilmu Pengetahuan Bangunan Mesin. Jakarta : Pradnya Paramita. 1986.
6.
PAU. Mengajar Di Perguruan Tinggi Bagian I dan Bagian III. Program Applied Approach. 132