Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA KOMPETENSI DASAR BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL JIGSAW Kenang Tri Hatmo SMP N 2 Sukoharjo
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan dan peningkatan strategi model jigsaw guna meningkatkan keterampilan bermain drama pada siswa kelas VIII SMP N 2 Sukoharjo tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Sukoharjo Tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi, Teknik analisis data menggunakan data model Interpretasi yaitu kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dan data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan analisis data. Hasil penelitian menunjukan pembelajaran bahasa Indonesia melalui model jigsaw jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada kompetensi dasar bermain drama. Hasil tes yang dicapai siswa yaitu pada siklus I sebanyak 25 siswa (62,5%) tuntas dan pada siklus II sebanyak 36 siswa (90%) tuntas, sehingga meningkat sebanyak 12 siswa (30%), Keterampilan berbicara pada kompetensi dasar bermain drama pada akhir siklus II semua siswa mengalami peningkatan. Kata Kunci : Ketrampilan Berbicara, Bermain Drama
IMPROVING SPEAKING SKILL ON ROLE PLAYING COMPETENCY THROUGH JIGSAW MODEL Kenang Tri Hatmo SMP N 2 Sukoharjo
[email protected] Abstract The purposes of this research are to describe the strategic implementation and development of role playing of eight graders of SMP N 2 Sukoharjo, academic year 2015/2016. This research uses a class action research method. The subjects of this research are eight graders of SMP N 2 Sukoharjo, academic year 2015/2016. The technique of collecting the data uses observation, test, field report, and documentation. The technique of data analysis uses data interpretation, which is an activity to interpret the facts gained and data selected on the previous stage to be analyzed. The result of this research is that the strategies used in lesson of Bahasa Indonesia through jigsaw model can progress the ability of role playing . It can be seen from the students’ test result on the first cycle, as many as 25 students (62.5%) have succeed; and on the second cycle, as many as 36 students (90%) have succeed, so it has improved as many as 12 students (30%). At the end of the second cycle, all students have improved their speaking skill on basic competence of role playing. Keywords:Speaking Skills, Role Playing
173
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
secara teoritis siswa kelas VIII telah
PENDAHULUAN Pada
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
dasarnya
dalam
memiliki
kompetensi
sebagaimana
pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang
dinyatakan dalam indikator tersebut.
pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Sebagai
(SMP) secara khusus diberikan mulai di
kompetensi demikian menjadi tanggung
kelas I. Berbicara merupakan suatu
jawab para pendidik terutama guru,
sistem tanda-tanda yang dapat didengar
kepala sekolah dan jajarannya. Dalam
dan yang kelihatan yang memanfaatkan
kehidupanoisehari-harioidioimasyarakat,
sejumlah otot dan jaringan otot tubuh
berbicara
manusia
kemampuan
demi
institusi
pendidikan
juga
formal
sangat
maksud
dan
tujuan
gagasan-gagasan
atau
ide-ide
yang
menjadi dasar bagi pembentukan pribadi
dikombinasikan.
Lebih
jauh
lagi
dan keberhasilan hidupnya di tengah
berbicara
merupakan
suatu
bentuk
tersebut
penting. benar-benar
masyarakat.
penilaian manusia yang memanfaatkan
Namun harus diakui secara jujur
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,
bahwa di kalangan siswa, khususnya di
semantik
sedemikian
kelas VIII SMP N 2 Sukoharjo tentang
ekstensif, secara luas sehingga dapat
keterampilan berbicara pada kompetensi
dianggap sebagai alat manusia yang
dasar bermain drama belum seperti yang
paling
diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari
dan
linguistik
penting
bagi
kontrol
sosial
(Tarigan,1993:15). Kompetensi
proses pembelajaran bahasa Indonesia di berbicara
sangat
sekolah
yang
dibutuhkan untuk pengembangan prestasi
membantu
atau kemampuan akademiknya. Bertitik
prestasinya.
dinilai
siswa
telah
gagal
mengembangkan
tolak pada masalah di atas pembelajaran
Hasil Observasi di lapangan juga
berbicara wajib diajarkan pada kelas VIII
menunjukkan fenomena yang hampir
semester I jenjang pendidikan SMP.
sama, sebagian besar siswa berada dalam
Indikator memerankan tokoh dengan
tingkat yang rendah dalam berbicara pada
memperhatikan
kompetensi dasar bermain drama. Dalam
penghayatan
lafal, dan
intonasi,
ekspresi
dari
pandangan
Lilian Herlands Hornstein “The
kompetensi dasar bermain drama sesuai
dalam
bukunya
dengan naskah yang disediakan. Melalui
Companion
to
ketentuan ini, dapat dikemukakan bahwa
menjelaskan
bahwa
World
Reader’s Literature”
‘drama’
adalah
174
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
sebuah karya sastra yang ditulis dalam
memprihatinkan. Indikator rendahnya
bentuk dialog, dan dimaksudkan untuk
dalam
dipertunjukkan oleh para pemain, pelaku,
rendahnya siswa dalam aspek berbicara
atau pemeran (Harymawan, 1981:22).
dan menulis.
Sementara itu, menurut Clay Hamilton dalam Harymawan (1981:25)
hal
ini
Jika
dapat
kondisi
dilihat
pada
pembelajaran
bahwa
semacam itu dibiarkan berlarut-larut,
“Tiap drama merupakan suatu cerita,
bukan tidak mungkin terjadi di kalangan
yang
untuk
siswa SMP akan terus berada pada tataran
dipertunjukkan oleh pelaku-pelaku di atas
yang rendah. Para siswa akan terus-
penggung di depan publik”.
menerus mengalami kesulitan dalam
dikarang
dan
disusun
Demikian juga, sebagian besar
mengekspresikan kreatifitasnya.
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukoharjo
Konteks demikian, diperlukan
tahun Pelajaran 2015/2016. Indikator
pendekatan model jigsaw yang benar-
yang
mengukur
benar inovatif dan kreatif sehingga proses
keberhasilan siswa adalah keterampilan
pembelajaran bisa berlangsung aktif,
berbicara pada kompetensi dasar bermain
efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak
drama
hanya diajak untuk belajar, berlatih dalam
digunakan
dari
penghayatan,
untuk
aspek dan
lafal,
intonasi,
ekspresi
dengan
konteks
dan
melihat hasil belajar siswa dengan
sesungguhnya
standar ketuntasan belajar minimal.
dialogis,
Kenyataan
interaktif,
yang
suasana
yang
menarik,
dan
menyenangkan. Dengan cara demikian,
hasil
siswa tidak akan terpasung dalam suasana
informasi dari kegiatan sharing yang
pembelajaran yang kaku, monoton, dan
khusus dilakukan dengan sesama teman
membosankan.
guru kemampuan sebagian siswa masih
keterampilan berbicara pun menjadi
sangat rendah keterampilan berbicaranya.
sajian materi yang selalu dirindukan dan
Hal ini dapat dilihat melalui nilai harian
dinantikan oleh siswa.
dan
lapangan
dalam
tutur
dari
pengamatan
di
situasi
berdasarkan
Pembelajaran
di kelas tersebut. Dari jumlah siswa 40
Menurut Priyanto Pembelajaran
orang yang nilainya cukup memadai
kooperatif adalah pembelajaran yang
dalam
dasar
secara sadar menciptakan interaksi yang
bermain drama baru 30 % (12 orang),
silih asah sehingga sumber belajar bagi
sisanya 70 % (28 orang) masih sangat
siswa bukan hanya guru dan buku ajar,
berbicara
kompetensi
175
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
tetapi juga sesama siswa (Nurhadi dan
jawabnya. Keempat, Diskusi Kelompok
Senduk, 2003). Oleh karena itu, langkah
Asal (Induk) yaitu anggota kelompok ahli
real dalam melakukan model jigsaw
kembali ke kelompok asal masing-
adalah sebagai berikut (Priyanto, 2007).
masing.
Kemudian
setiap
anggota
asal
menjelaskan
Langkah pertama, Pembentukan
kelompok
Kelompok Asal yaitu tahapan dengan
menjawab
setiap kelompok asal terdiri dari 4-5
submateri
orang anggota dengan kemempuan yang
keahliannya kepada anggota kelompok
heterogen. Pembelajaran pada Kelompok
asal yang lain. Ini berlangsung secara
Asal yaitu setiap anggota kelompok asal
bergilir
mempelajari submateri pelajaran yang
kelompok asal telah mendapatkan giliran.
akan menjadi keahliannya, kemudian
Kelima, Diskusi Kelas yaitu dengan
masing-masing mengerjakan tugas secara
dipandu
individual.
Pembentukan
membicarakan konsep-konsep penting
Kelompok Ahli yaitu ketua kelompok
yang menjadi bahan perdebatan dalam
asal membagi tugas kepada masing-
diskusi kelompok ahli. Guru berusaha
masing anggotanya untuk menjadi ahli
memperbaiki salah konsep pada siswa.
dalam
pelajaran.
Keenam, Pemberian Kuis yaitu kuis
Kemudian masing-masing ahli submateri
dikerjakan secara individu. Nilai yang
yang sama dari kelompok yang berlainan
diperoleh
masing-masing
bergabung membentuk kelompok baru
kelompok
asal
yang disebut kelompok ahli. Ketiga,
memperoleh jumlah nilai kelompok.
Diskusi Kelompok Ahli yaitu anggota
Ketujuh,
kelompok ahli mengerjakan tugas dan
Kelompok yaitu Kepada kelompok yang
saling
masalah-
memperoleh
tanggung
diberikan penghargaan berupa piagam
Kedua,
satu
submateri
berdiskusi
masalah
yang
tentang menjadi
jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf
merasa
menyampaikan
yakin dan
yang
pelajaran
sampai
oleh
mengenai
yang
menjadi
seluruh
guru
diskusi
dijumlahkan
Pemberian
jumlah
anggota
kelas
anggota untuk
Penghargaan
nilai
tertinggi
dan bonus nilai. Jadi, model jigsaw adalah suatu
mampu
pembelajaran yang memiliki keunggulan
memecahkan
yaitu pembagian tugas pada setiap
persoalan yang menyangkut submateri pelajaran
pertanyaan
dan
menjadi
kelompok dapat dioperasikan. Siswa
tanggung
176
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
memperoleh
kesempatan
mengungkapkan
untuk
Indonesia dan siswa kelas VIII SMP
pengetahuannya
Negeri 2 Sukoharjo. Jumlah siswa yang
tentang
informasi
yang
melalui
kegiatan
kelompok,
dipelajari baik
kelompok asal maupun kelompok ahli. Siswa
terlibat
kelompok
dalam
sehingga
berkemampuan
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
menjadi
rendah
yang
penelitian
tersebut
sebanyak 40 anak, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan.
kerjasama
siswa
subjek
Instrumen dalam
PTK
ini
pengumpulan yaitu:
data
(1)Lembar
memiliki
Observasi yaitu mengamati langsung
tanggung jawab yang sama terhadap
kegiatan yang diteliti dengan tujuan
kesuksesan hasil kerja kelompoknya.
untuk memproleh data mengenai kinerja
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan
untuk
guru
dan
aktifitas
siswa
selama
mendeskripsikan
berlangsungnya pembelajaran berbicara
pelaksanaan-pelaksanaan model jigsaw
pada bermain drama dengan model
guna
jigsaw. Berdasarkan data hasil observasi
meningkatkan
berbicara
pada
keterampilan
kompetensi
dasar
ini maka dapat ditentukan rencana
bermain drama siswa kelas VIII SMP
tindakan
Negeri 2 Sukoharjo tahun Pelajaran
Wawancara yaitu untuk menanyakan
2015/2016. Selain itu, bertujuan untuk
terhadap kejadian, kegiatan, perasaan,
mendeskripsikan
motivasi, dalam
peningkatan
selanjutnya.
(2)Lembar
kegaiatan bermain
keterampilan berbicara pada kompetensi
drama dengan model jigsaw yang
dasar bermain drama siswa kelas VIII
dilakukan dengan guru dan siswa tentang
SMP N 2 Sukoharjo tahun Pelajaran
peningkatan kemampuan bermain drama
2015/2016 yang disampaikan melalui
dengan
model jigsaw.
Lapangan yaitu mencatat informasi-
model
jigsaw.
(3)Catatan
informasi atau kejadian-kejadian selama METODE PENELITIAN
berlangsungnya proses pembelajaran
Desain pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan setiap siklus
meliputi
terdiri
dari
(a) (c)
perencanaan,
(b)
pelaksanaan,
pengamatan,
(d)
refleksi.
penelitian
ini
yaitu
guru
Subyek
bermain drama melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw, yang terkait dengan adanya tindakan yang bersifat kualitatif. (4)Observasi/rubrik penilaian yaitu mendata kemampuan berbicara
bahasa
177
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
2015/2016 hanya pada aspek intonasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang didapat,
ada 2 siswa (5%) yaitu kode siswa X.1,
pada pembelajaran bahasa Indonesia
X.29 dan aspek ekspresi 3 siswa (7,5%)
khususnya berbicara pada kompetensi
yaitu kode siswa X.5, X.10, X.16. hal ini
dasar
dapat dilihat pada tabel 11.
bermain
drama
sebelum
menggunakan model jigsaw yang dinilai
Berdasarkan
pelaksanaan
dari aspek lafal, intonasi, penghayatan,
prasiklus, siklus I dan siklus II dapat
ekspresi diperoleh data siswa nilainya
diketahui
belum lulus 25 siswa(62,5%) dan yang
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
lulus 15 siswa (37,5%).
siswa, khususnya dalam peningkatan
bahwa
penerapan
model
Berdasarkan hasil siklus I dapat
keterampilan berbicara pada kompetensi
dilihat bahwa, pada pembelajaran bahasa
dasar bermain drama pada pembelajaran
Indonesia khususnya berbicara pada
Bahasa dan Sastra Indonesia pada kelas
kompetensi dasar bermain drama yang
VIII. Sesuai hasil penelitian indikator
dinilai
keberhasilan
dari
aspek
lafal,
intonasi,
untuk
meningkatkan
penghayatan, ekspresi diperoleh data
keterampilan berbicara pada kompetensi
siswa nilai lulus 25 siswa (62,5%) dan
dasar bermain drama dengan penerapan
tidak lulus 15 siswa (37,5%). KKM
model jigsaw apabila 90 % dari siswa
(Ketuntasan Kelulusan Minimal) untuk
sudah mencapai kriteria ketuntasan
mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
minimal dengan batas tuntas 6,5.
65. dari data diatas yang diperoleh maka
Berikut
adalah
grafik
keterampilan
berbicara
dapat ditentukan bahwa terdapat 15
peningkatan
siswa (37,5%) belum memenuhi standar
pada kompetensi dasar bermain drama
KKM. Nilai rata-rata kelas siklus I
dengan
adalah 68,10.
kooperatif model jigsaw sebagai berikut:
menerapkan
pembelejaran
Pada siklus II siswa betul-betul paham dengan model jigsaw jigsaw dan merasa senang, terbukti dengan nilai kurang pada aspek lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi siswa kelas VIII SMP N 2 Sukoharjo tahun Pelajaran
178
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
kompetensi dasar bermain drama juga mengalami peningkatan. Jumlah nilai dan rata-rata menunjukkan peningkatan, yaitu pada tahapan pra siklus rata-rata siswa = 61,42, siklus I = 68,33, dan siklus II = 76,68. Persentase pencapaian ketuntasan belajar pada keterampilan Gambar 1. Grafik Nilai Ketrampilan Berbicara pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II.
berbicara
pada
kompetensi
dasar
bermain drama siswa kelas VIII SMP N 2 Sukoharjo dari tiap-tiap siklus juga menunjukkan peningkatan. Pada tahap
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data di
pra siklus persentase ketuntasan = 40 %.
dapat
bahwa:
Pada tindakan siklus I = 70 %. Dan
Pertama, Penggunaan model jigsaw
tindakan siklus II persentase ketuntasan
dalam
belajar = 90 %.
atas,
disimpulkan
pembelajaran
berbicara
pada
keterampilan
kompetensi
dasar
bermain drama menunjukkan adanya
DAFTAR PUSTAKA
perbedaan
Abbas,
yang
signifikan
antara
Saleh.
2006.
Pembelajaran
kemampuan awal dengan prestasi hasil
Bahasa Indonesia Yang Efektif.
belajar setelah adanya tindakan. Hasil
Jakarta:Departemen
observasi
Nasional.
selama
pembelajaran
menunjukkan peningkatan jumlah siswa
Ahmadi,
Mukhsin.
Pendidikan
1990.
Strategi
siswa
Belajar Mengajar Ketrampiulan
berdasarkan atas penilaian beberapa
Berbahasa dan Apresiasi Sastra.
aspek. Hasil observasi dalam bentuk skor
Malang:YA 3 Malang.
dan
juga
peningkatan
mengalami
persentase
peningkatan
baik
Akhadiah,
S.
dkk.
1991.
Bahasa
secara
Indonesia III. Jakarta: Depdikbud.
individu maupun peningkatan motivasi
Aqib, Zaenal dan Diniati, Eko. 2008.
peningkatan
motivasi
siswa
siswa dalam kelompok satu kelas. Kedua, Pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Sukoharjo
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung:Yaam Widya.
dalam keterampilan Berbicara pada
179
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol 1, No 2, Juni 2017
Dediknas. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia
Materi
Terintegrasi.
Jakarta: Depdiknas.
Satuan
Pendidikan.
Jakarta:Depdiknas. D.
2008.
Learning,
teori
Pembelajaran
Aplikasi
Yogyakarta:Pustaka
Susilo, Herawati dan Chotimah Husnul Dwitasari,
Penelitian
Yuyun.
Tindakan
2000. Kelas
Berbahasa
Sebagai Sarana Pengembangan
Bandung:Pustaka
Keprofesionalan Guru dan Calon
Latifah.
Guru.
FKIP Univet. 2009. Pedoman Teknik Penulisan
dan
Pelajar.
dan
Keterampilan Indonesia.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Paikem.
Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat
Djuanda,
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163
Skripsi
Jurusan
Malang:Bayumedia
Publishing. Waluyo, Hermawan J. 2001. Drama
Pendidikan Bahasa dan Seni.
Teori
Sukoharjo:FKIP Univet.
Yogyakarta:PT. Hanindita Graha
FKIP Univet. 2008. Klitika Jurnal Pendidikan
dan
dan
Pengajarannya.
Widya.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra. Sukoharjo : FKIP Univet. Haryadi, Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan
Berbahasa
Indonesia. Jakarta:Depdikbud. Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung:CV Rosda. Sanjaya,
Wina.
2006.
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Pendidikan.
Proses
Jakarta:Kencana Prenada Media. Satoto, Soediro. 1993. Kajian Drama. Surakarta:STSI Press. Sukidin. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan
Kelas.
Jakarta:Insan
Cendikia.
180