135
ISSN : 2303-307X
PENINGKATAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES Hotib1,
SD Jukong 2, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan
ABSTRACT Based on the observations made in SDN Jukong 2 in Indonesian Language Lesson 2015/2016 subjects known mastering the writing skills of students is still low. To address this, it is necessary to find solutions in order to improve innovative and creative learning. The Learning Model Examples non Examples are seen as the relevant form of action to address the above learning problem. This teacher simply not only provides knowledge to the students, but the students must build their knowledge and seek their own ideas at the time of writing. Implementation of learning models Examples of non examples in the learning process of Indonesian language there is an increase in writing skills and student activities. Based on observation data, it is proven that in cycle I there is still 21% with classification of C value (enough), while in cycle II which belongs to classification C (enough) 0%. Even the classification of A (very good) in cycle I is 42.11% and increased to 84.21% in cycle II. The application of this Examples non Examples learning model has significantly increased writing skill competence from only 20 students (71,43%) completed in cycle I, to 25 students (100%) in cycle II. Increasing the competence of writing news text that occurs from cycle I to cycle II is 28.57% (10 students), so that on the second cycle learning completeness target of 85% of the total number of students has been achieved. It can be concluded that the learning model of Examples non Examples can improve students' writing skill. Keywords: Model Examples non Examples, Learning, Indonesian language ABSTRAK Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SDN Jukong 2 pada mata pelajaran bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2015/2016 diketahui penguasaan keterampilan menulis siswa masih rendah. Untuk menyikapi hal tersebut, perlu kiranya ditemukan solusi pemecahan dalam rangka perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Model Pembelajaran Examples non Examples dipandang sebagai bentuk tindakan yang relevan untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran di atas. Hal ini guru semata-mata tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan siswalah yang harus membangun pengetahuannya serta mencari ide-idenya sendiri pada saat menulis. Penerapan model pembelajaran Examples non Examples pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat peningkatan keterampilan menulis dan aktivitas siswa. Berdasarkan data hasil observasi, terbukti pada siklus I masih terdapat 21% dengan klasifikasi nilai C (cukup), sementara pada siklus II yang termasuk klasifikasi C (cukup) 0%. Bahkan klasifikasi A (sangat baik) pada siklus I terdapat 42,11% dan meningkat menjadi 84,21% pada siklus II. Penerapan model pembelajaran Examples non Examples ini, mengalami peningkatan kompetensi keterampilan menulis yang signifikan dari hanya 20 siswa (71,43%) yang tuntas pada siklus I, menjadi 25 siswa (100%) pada siklus II. Peningkatan kompetensi menulis teks berita yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 28,57% (10 siswa), sehingga pada siklus II target ketuntasan belajar 85% dari jumlah siswa secara keseluruhan sudah tercapai. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Examples non Examples mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa. Kata Kunci : Model Examples non Examples, Pembelajaran, Bahasa Indonesia
1Korespondensi
: Hotib1, SDN Jukong 2, Kecamatan Labang, Bangkalan. Email:
[email protected]
136
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
yang
PENDAHULUAN Era globalisasi
sekarang
ini,
kemajuan di bidang teknologi dituntut untuk memajukan masyarakat khususnya di bidang ilmu pendidikan. Karena itu, pembaharuan menyeluruh pada setiap komponen
sistem
pendidikan
dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
pengetahuannya merupakan salah satu bagian dari pembaharuan di bidang pendidikan.
melakukan menguasai
yang profesional pembelajaran setiap
akan
materi
dalam dapat yang
disampaikan sehingga dengan mudah dapat
dikuasai
oleh
peserta
didik,
sebaliknya guru yang tidak memiliki kualitas tidak akan mampu membawa peserta didik kepada hasil yang optimal. Sebagaimana yang terjadi di SDN Jukong 2 Kecamatan Labang pada siswa kelas IV pada semester 1 tahun pembelajaran 2015/2016.
merasa kesulitan menuangkan ke dalam bentuk tulisan secara runtut dalam bentuk teks berita. Faktanya, bila terus berlanjut akan membawa dampak kurang baik bagi proses
pembelajaran,
pengamatan
yang
dilakukan di SDN Jukong 2 pada mata bahasa
Indonesia
Tahun
Pelajaran 2015/2016 diketahui bahwa masih rendah. Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa mereka memang mengalami kesulitan dalam mata
siswa,
sekolah, maupun kemajuan pendidikan pada umumnya. Proses pembelajaran kurang
menyebabkan menjadi
maksimal situasi
kurang
dapat
pembelajaran
kondusif,
kurang
menarik, dan siswa menjadi bosan. Di samping itu, apabila dilihat dari aspek guru, berarti guru merasa bersalah karena belum mampu menuntaskan kompetensi dasar yang telah direncanakan. Sebab siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan
pokok-pokok
menuangkan
pokok-pokok
berita, berita
ke
dalam bentuk teks berita, dan menyunting
takut
untuk memulai sesuatu, takut
berbeda dengan maksud guru sehingga dapat menurunkan minat belajar serta kreativitas siswa dalam menulis teks berita. Bila hal ini berlanjut, akibatnya dapat hubungan
mengurangi guru
dengan
pelajaran tersebut. Padahal dari 25 angket
1Korespondensi
guru,
teks berita. Belum lagi adanya perasaan
Berdasarkan
pelajaran
siswa,
mata pelajaran tersebut. Tetapi mereka
yang
Guru
kepada
menunjukkan adanya ketertarikan pada
perlu
dilakukan. Profesionalisme seorang guru
disebarkan
: Hotib1, SDN Jukong 2, Kecamatan Labang, Bangkalan. Email:
[email protected]
keharmonisan siswa
yang
Hatib : Peningkatan Kompetensi Keterampilan Menulis Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Examples
Non Examples
137
dampaknya bisa menurunkan kualitas
sebagai bentuk tindakan yang relevan
pendidikan secara umum.
untuk
Kondisi yang kurang kondusif
dapat
mengatasi
pembelajaran
di
masalah
muka.
Model
tersebut tidak serta-merta muncul begitu
Pembelajaran Examples non Examples
saja. Rendahnya kemampuan siswa kelas
telah menawarkan contoh gambar sebagai
IV dalam menulis teks berita disebabkan
model
oleh beberapa faktor. Guru yang kurang
memotivasi siswa untuk menulis teks
menguasai
materi
berita melalui diskusi kelompok. Model
pembelajaran dan cara penyajian bahan
pembelajaran ini memang sesuai dengan
ajar yang cenderung monoton, merupakan
jiwa kurikulum sekarang yang menuntut
salah satu penyebabnya. Belum lagi
siswa lebih aktif dan kreatif.
kompetensi
pembelajaran
yang
dapat
kreativitas guru yang rendah dalam
Penggunaan Model Pembelajaran
memilih dan mengembangkan bahan ajar
Examples non Examples diharapkan dapat
juga dapat mengurangi minat belajar
memotivasi siswa dalam pembelajaran
siswa.
media
bahasa
Indonesia.
akan
adanya
sarana
Bahkan
ketidakhadiran
pembelajaran
yang
bervariasi
semakin menambah kebosanan siswa. Menyikapi
diharapkan bisa
pembelajaran
menjembatani
siswa
dalam menuangkan ide-idenya. Sesuai
kiranya ditemukan solusi pemecahan
dengan masalah yang dirumuskan di
dalam rangka perbaikan pembelajaran
muka, tujuan penelitian ini adalah untuk
yang inovatif dan kreatif, yaitu suatu
mengetahui
pembelajaran
menulis
yang
tersebut
media
dengan
perlu
dengan
hal
Terlebih
dapat
mengembangkan
dilakukan
bahan
ajar,
teks
SDN
model
2015/2016.
yang
inovatif.
berita
kompetensi
dengan
Model
Examples non Examples siswa Kelas IV
media pembelajaran, maupun pemilihan pembelajaran
peningkatan
Jukong
2
Tahun
Pelajaran
Diadakannya pemilihan bahan ajar, media pembelajaran, dan model pembelajaran akan
dapat
memotivasi
minat
dan
METODOLOGI PENELITIAN Metode
penelitian
merupakan
kompetensi siswa. Berdasarkan jenis
suatu rancangan tindakan yang akan
masalah dan faktor penyebab munculnya
digunakan
masalah di muka, Model Pembelajaran
mengolah,
Examples
(Sugiyono, 2011:7). Bagian berikut akan
non
Examples
dipandang
untuk dan
mendapatkan,
menganalisis
data
138
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
diuraikan
tentang
setting
penelitian,
beberapa
cara.
Pertama,
observasi
waktu penelitian, desain penelitian (yang
pembelajaran di kelas IV SDN Jukong 2.
meliputi studi pendahuluan, perencanaan
Kedua, wawancara dengan beberapa guru
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan siswa serta pengisian kuesioner
tindakan, dan refleksi tindakan).
siswa/angket
Penelitian
ini
merupakan
penelitian tindakan (action research) karena
penelitian
dilakukan
tentang
pembelajaran
bahasa Indonesia, khususnya menulis teks berita.
untuk
Penelitian ini tidak melibatkan
memecahkan masalah pembelajaran di
siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru
kelas. Pelaksanaan penelitian tindakan ini
di kelas sebagai guru kelas dan dilakukan
melalui
yang
seperti pembelajaran biasa. Cara ini
berlangsung dalam bentuk siklus, yang
diharapkan mampu menghasilkan data
dikembangkan berdasarkan desain PTK
yang seobjektif mungkin demi kevalidan
Model Kemmis & McTaggart (dalam
data yang diperlukan. Tempat penelitian
Depdiknas,
ini
adalah tempat yang digunakan dalam
memfokuskan empat tindakan dalam satu
melakukan penelitian untuk memperoleh
siklus kegiatan yang dilaksanakan secara
data yang diinginkan. Penelitian ini
berdaur ulang. Tindakan tersebut berupa:
dilaksanakan
perencanaan
Tahun
beberapa
tahapan
2003:18).
Model
tindakan,
pelaksanaan
April
pelajaran
Semester
Genap
2015/2016.
Subjek
tindakan, observasi tindakan, dan refleksi
penelitian adalah siswa-siswi kelas V
tindakan. Jika dalam satu siklus belum
Semester
terjadi peningkatan yang signifikan, maka
Kecamatan
dipandang perlu untuk melakukan siklus
2015/2016 pada materi menulis teks
lanjutan.
berita.
Kegiatan
penelitian
Genap Labang
SDN
Jukong
Tahun
Pelajaran
dimulai
dengan studi pendahuluan. Secara umum,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan
Perencanaan Tindakan Siklus I
studi
dimaksudkan
pendahuluan
untuk
ini
mengidentifikasi
permasalahan pembelajaran, yang terjadi di
SDN
Jukong
2.
2
Kegiatan
ini
dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga bulan Oktober 2015, dengan
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan melalui observasi, wawancara, maupun pengisian kuesioner pada minggu kedua dan ketiga bulan November 2010, diperoleh data bahwa
Hatib : Peningkatan Kompetensi Keterampilan Menulis Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Examples
Non Examples
139
kemampuan siswa dalam hal menulis,
Salah satu ciri dari pembelajaran
khususnya menulis teks berita masih
dengan Model Examples non Examples
rendah.
adalah kerja kelompok. Untuk itu, siswa
Dari 25 siswa, yang tuntas hanya 9
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
siswa atau persentase ketuntasan secara
(kelompok 1 sampai dengan 7) dengan
klasikal hanya 25,71% dan 74,29% belum
masing-masing kelompok terdiri dari 5
tuntas. Namun demikian secara garis
siswa.
besar tentang perbandingan persentase
Selanjutnya
siswa
perkelompok
ketuntasan pada kegiatan prasiklus ini,
memasangkan
dapat dilihat pada diagram lingkaran
wacana berita tentang flu burung (Tugas
berikut ini.
Kelompok
pada
potongan-potongan
LKS
1)
sehingga
membentuk teks berita yang runtut dan utuh.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaa siklus pertama diawali
Salah
mempresentasikan
satu
kelompok
hasil pekerjannya,
dengan kegiatan guru untuk memberikan
sementara anggota kelompok yang lain
apersepsi, motivasi, serta menanyakan
memperhatikan serta memberi tanggapan.
kesiapan
Diskusi
siswa
untuk
mengikuti
diakhiri
dengan kesepakatan
pembelajaran. Setelah semuanya siap,
urutan wacana yang runtut dan benar.
maka dilanjutkan dengan kegiatan siswa
Setelah dirasa pemahaman siswa tentang
untuk mengamati contoh-contoh berita
penulisan
dalam koran/surat kabar yang dibagikan
kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
oleh
pembelajaran
penarikan simpulan secara bersama antara
semakin hidup dengan adanya tanya
siswa dengan guru. Kegiatan pramenulis
jawab antara siswa dengan guru tentang
ini diakhiri dengan pembagian contoh
kebermaknaan sebuah berita. Selanjutnya
gambar menarik tentang suatu peristiwa
guru menggiring siswa pada kegiatan inti
untuk diamati dan dijadikan sebagai
pembelajaran
bahan untuk menyusun data pokok-pokok
guru.
Suasana
dengan
menyampaikan
kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan
pembelajaran,
serta
rencana
teks
berita
cukup,
maka
berita. Sementara
kegiatan
pramenulis
kegiatan yang akan dilaksanakan pada
pada pertemuan kedua pada dasarnya
pertemuan tersebut.
tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama.
Hanya
saja
setelah
guru
140
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
mengadakan apersepsi, motivasi, serta
menulis
menanyakan
untuk
ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari
mengikuti pembelajaran, guru langsung
persentase ketercapaian dari masing-
menjelaskan tentang kompetensi dasar
masing aspek yang dijadikan indikator
yang akan dicapai, tujuan pembelajaran,
penilaian. Bila diteliti lebih lanjut dari
serta
empat aspek yang digunakan sebagai
kesiapan
rencana
siswa
kegiatan
yang
akan
dilakukan.
teks
indikator
Selanjutnya secara perorangan, siswa
bahwa
berita
penilaian, dari
masih
dapat
indikator
perlu
diketahui kompetensi
mengamati gambar menarik tentang suatu
keterampilan menulis rata-rata persentase
peristiwa yang akan dijadikan sebagai
ketercapaian 77,14%, dari aspek isi berita
bahan untuk menyusun data pokok-pokok
mencapai 76,43%, dari aspek kepaduan
berita
mencapai
yang
selanjutnya
akan
78,57%,
dikembangkan menjadi sebuah teks berita
penggunaan
yang singkat, padat, dan jelas.
56,43%.
dan
ejaan
dari
hanya
aspek
mencapai
Setelah dilakukan evaluasi berupa tes menulis teks berita, hasil yang dicapai
Siklus II
berdasarkan rubrik penilaian hasil yang
Tahap Perencanaan
digunakan
sudah
menampakkan
Langkah-langkah kegiatan dalam
kemajuan. Siswa yang memperoleh skor
perencanaan tindakan ini sama dengan
18-20 dengan kualifikasi A (Sangat Baik)
yang dilakukan pada siklus I. Namun, ada
ada 1 orang (2,86%).
yang
beberapa tindakan tambahan yang perlu
dengan
disesuaikan dengan hasil refleksi tindakan
orang
sebelumnya. Tindakan tersebut berupa
memperoleh kualifikasi
skor B
(Baik)
Siswa
16-17 ada
9
(25,71%). Siswa yang memperoleh skor
guru
benar-benar
14-15 dengan kualifikasi C (Cukup) ada
kesiapan
15 orang (42,86%). Siswa yang hanya
pembelajaran, membuat ilustrasi untuk
memperoleh skor kurang dari 14 dengan
menjembatani siswa ke fokus maupun
kualifikasi K (Kurang) berjumlah 10
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
orang (28,57%).
benar-benar
siswa
mengondisikan
sebelum
memantau
memulai
perkembangan
Dari data di atas dapat diketahui
kemajuan belajar siswa selama proses
bahwa meskipun sudah terdapat kenaikan,
pembelajaran, meningkatkan perannya
hanya saja
sebagai
kompetensi siswa dalam
fasilitator,
mediator,
dan
Hatib : Peningkatan Kompetensi Keterampilan Menulis Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Examples
Non Examples
motivator
141
dalam
membekali
sementara anggota kelompok yang lain
siswa dengan meningkatkan kompetensi
memperhatikan serta memberi tanggapan.
siswa
Guru benar-benar memfasilitasi siswa
dalam
diskusi,
menulis
teks
berita
khususnya penggunaan ejaan.
dalam diskusi tersebut. Diskusi diakhiri dengan kesepakatan bersama tentang urutan wacana yang runtut dan benar.
Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan
pertama
kegiatan
guru
diawali
untuk
dengan
Setelah dirasa pemahaman siswa tentang penulisan
teks
berita
cukup,
maka
memberikan
kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
apersepsi, motivasi, serta menanyakan
penarikan simpulan secara bersama antara
kesiapan
siswa dengan guru. Kegiatan pramenulis
siswa
pembelajaran.
untuk
Kesiapan
mengikuti siswa
ini
ini diakhiri dengan pembagian contoh
menjadi perhatian utama guru sehingga
gambar menarik tentang suatu peristiwa
siswa benar-benar siap baik fisik maupun
untuk diamati dan dijadikan sebagai
psikisnya dalam mengikuti pembelajaran.
bahan untuk menyusun data pokok-pokok
Kemudian dilanjutkan dengan adanya
berita.
tanya jawab antara siswa dengan guru
Sementara
kegiatan
pramenulis
tentang kebermaknaan sebuah berita.
pada pertemuan kedua pada dasarnya
Selanjutnya
tidak jauh berbeda dengan pertemuan
guru
menyampaikan
kompetensi dasar yang akan dicapai,
pertama.
tujuan
mengadakan apersepsi, motivasi, serta
pembelajaran,
serta
rencana
Hanya
saja
setelah
kegiatan yang akan dilaksanakan pada
menanyakan
pertemuan tersebut.
mengikuti pembelajaran, guru langsung
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya
(kelompok
1
sampai
potongan
dilakukan.
tentang
untuk
yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, serta
berita
siswa
menjelaskan tentang kompetensi dasar
dengan 7) untuk memasangkan potonganwacana
kesiapan
guru
rencana
kegiatan
Kegiatan
ini
yang
akan
dilanjutkan
Peringatan Hardiknas di Irian Jaya (Tugas
dengan kegiatan tanya jawab tentang
Kelompok
sehingga
kegiatan penulisan teks berita secara
membentuk teks berita yang runtut dan
berkelompok yang sudah dilakukan pada
utuh.
pertemuaan sebelumnya.
pada
Salah
mempresentasikan
LKS
1)
satu
kelompok
hasil
pekerjannya,
142
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
Secara keseluruhan hasil observasi terhadap
aktivitas
siswa
menulis teks berita. Sebagai gambaran
selama
peningkatan hasil pembelajaran menulis
pembelajaran dalam siklus II sudah baik.
teks berita yang telah dilakukan, berikut
Terbukti dari delapan aspek yang dinilai,
disajikan
enam
pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
poin menunjukkan skor ideal.
tabel
perbandingan
hasil
Hanya ada dua poin dengan skor 3 dan itu pun merupakan skor yang baik.
PEMBAHASAN Melalui
14 12
hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa Model Examples
10 8
non Examples memiliki dampak positif
6 4
dalam meningkatkan Kompetensi siswa.
2 0
Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya kompetensi siswa dalam Prosentase Aktivitas Siswa Siklus II
pembelajaran
Prosentase Ideal
Bahasa
Indonesia
khususnya materi menulis narasi teks. . Gambar 1. Diagram Persentase Aktivitas Siswa
Terbukti pada siklus I masih terdapat 21%
Siklus II
dengan Tahap Refleksi
klasifikasi
nilai
C
(cukup),
sementara pada siklus II yang termasuk
Berdasarkan temuan-temuan dalam
klasifikasi C (cukup)
0%. Bahkan
pelaksanaan tindakan siklus II, dapat
klasifikasi A (sangat baik) pada siklus I
disimpulkan bahwa pembelajaran menulis
terdapat 42,11% dan meningkat menjadi
teks berita dengan Model Examples non
84,21% pada siklus II.
Examples, dengan beberapa tindakan
Berdasarkan data hasil observasi
tambahan yang dilakukan, menunjukkan
aktivitas siswa pada siklus I masih
peningkatan
siklus
terdapat 25% yang memiliki kualifikasi C
sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti dan
(cukup), sementara pada siklus II menjadi
guru berpendapat bahwa proses dan hasil
0%. Pada kualifikasi A (sangat baik) pada
yang sudah dicapai pada tindakan siklus
siklus I 12,5% dan pada siklus II
II ini sudah dapat dijadikan tolak ukur
mengalami peningkatan menjadi 75%.
bagi
dari
keefektivan
Examples
non
pelaksanaan
penerapan
Model
Examples
dalam
pembelajaran menulis, terutama kegiatan
Hatib : Peningkatan Kompetensi Keterampilan Menulis Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Examples
Non Examples
143
PENUTUP
meningkatkan kompetensi siswa. Oleh
Simpulan
karena itu, diharapkan pada guru mata
Dari hasil kegiatan pembelajaran
pelajaran Bahasa Indonesia di SDN
yang telah dilakukan selama dua siklus,
Jukong 2 yang memiliki latar belakang
Model Examples non Examples pada
siswa dan kelas yang sama dengan
proses pembelajaran Bahasa Indonesia
kondisi di Kelas IV SDN Jukong 2 untuk
terdapat peningkatan kompetensi siswa.
menerapkan
Dari data hasil tes, membuktikan bahwa
pembelajaran menulis umumnya dan
adanya
menulis teks berita khususnya.
peningkatan
yang
signifikan
model
ini
kompetensi siswa dari siklus I ke siklus
Penerapan
II. Terbukti pada siklus I masih terdapat
Examples dalam pembelajaran menulis
21% dengan klasifikasi nilai C (cukup),
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
sementara pada siklus II yang termasuk
memerlukan variasi media pembelajaran
klasifikasi C (cukup)
dan menuntut keterlibatan siswa secara
0%. Bahkan
Model
dalam
mulai
dari
Examples
kegiatan
non
klasifikasi A (sangat baik) pada siklus I
penuh
terdapat 42,11% dan meningkat menjadi
kelompok, diskusi kelas, sampai dengan
84,21% pada siklus II.
kerja mandiri. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran
Saran
hendaknya
guru benar-benar menyiapkan dengan
Berdasarkan penerapan
diskusi
hasil
Model
penelitian,
Examples
non
baik
sehingga
bisa
meningkatkan
kompetensi siswa secara optimal.
Examples dalam pembelajaran menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia dapat
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
144
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM. Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
`