Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Andreany Kusumowardani, SKM, MCEP * Endang Sri Wahyuni, SST, MPH* *) Jurusan Okupasi Terapi, Poltekkes Kemenkes Surakarta
Abstrak Proses degeneratif yang terjadi seiring dengan menuanya seseorang, akan menyebabkan berbagai masalah fisik, kognitif, psikologis, dan sosial. Latihan fisik, seperti senam, telah terbukti memberikan manfaat besar bagi kesehatan, baik untuk jasmani maupun kesehatan mental dan kognitif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan aktivitas yang menyehatkan serta mampu meningkatkan daya tahan fisik, kemampuan mental berpikir, motivasi, serta interaksi sosial lansia di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali. Metode yang dilakukan meliputi kegiatan penyuluhan tentang manfaat olah raga bagi lansia, pemberian modul senam, serta pelaksanaan kegiatan senam bersama. Secara obyektif, kegiatan ini memberikan manfaat pada peningkatan aspek mental lansia, khususnya pada memori dan kemampuan mengikuti instruksi, serta tekanan darah yang lebih terkontrol. Sedangkan secara subyektif, dengan mengikuti kegiatan senam secara rutin lansia merasa lebih sehat dan bertenaga, keluhan pegal, sakit punggung, dan mudah lelah berkurang. Secara umum, lansia merasakan manfaat dari kegiatan senam yang dilaksanakan, sehingga kegiatan ini terus dilanjutkan walaupun kegiatan pengabdian masyarakat telah berakhir. I.
cukup
LATAR BELAKANG Kelompok
lanjut
besar
menimbulkan
usia
ini
dapat
permasalahan
Indonesia
baru. Proses degeneratif yang
kecenderungan
terjadi seiring dengan menuanya
peningkatan dalam jumlah dan
seseorang, akan menyebabkan
proporsinya
seiring
dengan
berbagai masalah fisik, kognitif,
peningkatan
angka
harapan
psikologis, dan sosial (Dewi et
hidup, yaitu 5,3 juta jiwa atau
al., 2007). Penurunan fungsi
4,48%
kognitif umumnya dialami lansia
(lansia)
di
menunjukkan
pada tahun 1971 dan
meningkat
secara
sebagai
signifikan
akibat
dari
proses
Dampak
dari
menjadi 28,8 juta jiwa atau
penuaan.
11,34%
2010
penurunan fungsi kognitif ini
Adanya
akan menyebabkan keterbatasan
peningkatan jumlah lansia yang
dalam melaksanakan aktivitas
(Kuntjoro,
pada
tahun
2002).
1
fungsional.
Kecelakaan-
darah, mengontrol kadar gula
kecelakaan kecil dapat terjadi
darah,
akibat penurunan kewaspadaan,
kekuatan otot dan daya tahan
dan rasa cemas serta ketakutan
tubuh
dapat
Kenney, 2008).
meningkat
akibat
gangguan orientasi. Kemampuan berpikir,
daya
meningkatkan
(Wilmore,
Castill,
Selain
&
memberikan
dan
manfaat jasmani, latihan fisik
yang
juga berperan dalam kesehatan
berkurang menyebabkan lansia
mental dan kognitif. Latihan fisik
kesulitan dalam melaksanakan
dapat menurunkan ketegangan
aktivitas
dan
pemecahan
dalam
ingat,
serta
masalah
sehari-hari, aktivitas
sebelumnya
bahkan
rutin
dapat
yang
dilakukan
dengan mudah.
kelelahan
pikiran,
meningkatkan
motivasi,
memberikan
perasaan
keberhasilan
(a
sense
of
telah
achievement),
mengungkapkan bahwa latihan
kegembiraan,
fisik memberikan manfaat besar
sosial yang lebih baik (Mental
bagi kesehatan. Aktivitas ini
Health Foundation, 2012).
Banyak
tidak
hanya
literatur
dan
kehidupan
dan
Desa Ngesrep merupakan
berbagai
salah satu desa di Kecamatan
penyakit, tetapi secara klinis juga
Ngemplak, Kabupaten Boyolali
berperan dalam penyembuhan
yang memiliki penduduk cukup
dan pemulihan dari penyakit
banyak, yaitu 6099 jiwa. Jumlah
(Powers & Howley, 2001). Hal
penduduk
ini dimungkinkan karena latihan
tergolong lansia sebanyak 1748
fisik
berbagai
orang, hampir 1/4 penduduk
yang
termasuk lansia (diatas 45 tahun
memberikan dampak positif bagi
menurut kriteria WHO). Di Desa
tubuh, seperti memperbaiki kerja
Ngesrep
jantung,
Lansia namun kegiatan yang
mengurangi
mencegah
meningkatkan
resiko
menyebabkan
perubahan
fisiologis
memperlancar
aliran
Ngesrep
terdapat
yang
Posyandu
2
dilaksanakan sebatas pengukuran
diharapkan
lansia
berat
Ngesrep
dapat
badan
dan
pembagian
makanan tambahan. Sesekali saja
pemahaman
dilaksanakan
di
Desa
memiliki mengenai
senam
lansia
pentingnya melakukan aktivitas
penyuluhan
yang
fisik untuk kesehatan fisik dan
dilakukan oleh kader maupun
mental serta termotivasi untuk
petugas kesehatan lainnya. Tidak
melakukannya
semua lansia mengikuti kegiatan
Kegiatan senam ini dilaksanakan
dikarenakan
di Posyandu lansia sehingga
maupun
berbagai
alasan
secara
situasi, kondisi dan kepentingan
membuat
yang lain. Tidak banyak kegiatan
semakin bervariasi dan dapat
yang dilakukan oleh lansia di
menarik minat para lansia untuk
sana,
mengunjungi Posyandu.
khususnya
yang
sudah
kegiatan
teratur.
Posyandu
tidak produktif lagi. Para lansia yang
non
mengalami
aktif
ini
penurunan
akan
II. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan
fungsi
pengabdian
fisik dan mental yang lebih cepat
masyarakat
dibandingkan lansia yang aktif.
dengan pendekatan individual
Dalam jangka panjang hal ini
dan kelompok. Untuk mencapai
akan menimbulkan dampak pada
target
ketidakmampuan
koordinasi
melaksanakan
untuk
pekerjaan
atau
dilaksanakan
sasaran dan
dilakukan kerja
sama
dengan pihak terkait khususnya
aktivitas kehidupan sehari-hari.
kader
Selain itu, ditemukan beberapa
wilayah (kepala desa, kepala
lansia yang memiliki penyakit
dusun, dan ketua RT) serta
kronis
petugas kesehatan (bidan desa)
seperti
Diabetes
Mellitus,
hipertensi, rematik,
bahkan pasca stroke di wilayah
pengabdian
pemangku
di Desa Ngesrep. Pendekatan
yang
dilakukan meliputi penyuluhan
tersebut. Melalui
kesehatan,
kegiatan masyarakat
ini
kesehatan
mengenai
manfaat
olah raga bagi lansia, pemaparan 3
hasil
penelitian
mengenai
berkurang
melalui
senam
pengaruh latihan fisik (senam)
tersebut. Sedangkan dari hasil
terhadap kemampuan kognitif
wawancara
lansia, pemberian modul senam
bahwa
lansia,
merasakan
dan
pelaksanaan
dapat
para
diketahui
lansia
tersebut
manfaat
senam
aktivitas senam lansia. Modul
terhadap kesehatannya, antara
senam
diberikan
lain tidak mudah capek, pegal-
diharapkan dapat memfasilitasi
pegal berkurang, sakit punggung
para
dan
yang
kader
Posyandu
untuk
salah
urat
pada
leher
ini
berkurang. Seorang lansia pasca
meskipun kegiatan pengabdian
stroke menceritakan bahwa saat
masyarakat telah berakhir.
pertama kali mengikuti kegiatan
melanjutkan
kegiatan
pengabdian
senam ini, ia masih belum
“Peningkatan
mampu mengangkat tangannya
Kesehatan Fisik dan Mental
ke atas, keseimbangannya saat
Lansia Melalui Aktivitas Senam
berjalan
di
Kec.
beberapa persendian terasa nyeri
Ngemplak, Kab. Boyolali” ini
ketika digerakkan serta merasa
telah
baik.
pusing saat memutar kepala.
Tujuan dari kegiatan pengabdian
Namun setelah beberapa kali
masyarakat
mengikuti kegiatan senam ini, ia
Kegiatan masyarakat
Desa
Ngesrep,
berjalan
Melalui
dengan
dapat
pemeriksaan
tercapai. MMSE
juga
belum
merasakan
stabil,
peningkatan
dapat diketahui bahwa terdapat
kesehatan yang cukup besar.
peningkatan pada aspek mental
Sekarang ia mampu mengangkat
dan kognitif lansia khususnya
tangan
pada memori dan kemampuan
keseimbangan jalannya semakin
mengikuti
lurus
ke
atas,
instruksi.
Dari
baik, tidak merasakan nyeri
tekanan
darah
sendi, serta tidak merasa pusing
dapat diketahui bahwa beberapa
saat memutar kepala. Lansia ini
lansia yang biasanya tekanan
menjadi
rajin
darahnya
kegiatan
senam,
pemeriksaan
tinggi
menjadi
mengikuti bahkan 4
meneruskan kegiatan tersebut di
Kesehatan
rumah
Lansia Melalui Aktivitas Senam
karena
merasakan
manfaat yang besar dari senam
di
tersebut.
Ngemplak,
Respon
masyarakat,
Fisik
Desa
dan
Mental
Ngesrep, Kab.
membantu
Kec.
Boyolali”
lansia
dalam
khususnya para lansia cukup
mempertahankan tingkat status
bagus. Mereka sangat antusias
kesehatannya.
mengikuti kegiatan senam dan
memberikan
aktivitas
yang
penyuluhan
menyehatkan
sehingga
lansia
Kegiatan
yang
senam
diberikan. ini
semula
dapat
Kegiatan
ini
mempertahankan
dan
menjadi bagian dari kegiatan
meningkatkan kemampuan fisik
Posyandu
lansia
(daya
dilaksanakan
sebulan
Tetapi
karena
yang sekali.
antusiasme
tahan
ketangkasan), kognitif
serta
tubuh
dan
mental,
dan
memfasilitasi
masyarakat yang cukup tinggi,
interaksi sosial. Bahkan kegiatan
maka kegiatan ini dilaksanakan
ini telah menjadi bagian dari
setiap
pemberdayaan
2
minggu.
Bahkan
masyarakat
masyarakat juga mengupayakan
mana
sehingga dalam setiap kegiatan
kesadaran
senam disediakan minuman dan
kesehatan
makanan
untuk
mengupayakan senam ini tetap
dan
berlangsung walaupun kegiatan
sekedarnya
memberikan
motivasi
masyarakat
di
akan
memiliki
pemeliharaan sehingga
pengabdian
masyarakat
Sekarang, kegiatan senam ini
Poltekkes
Surakarta
telah
berakhir.
menanmbah
menjadi
semangat.
bagian
dari
dari telah
rutinitas para lansia di Desa Ngesrep. REFERENSI III. KESIMPULAN Kegiatan masyarakat
pengabdian “Peningkatan
Dewi, S.Y., Danardi., Dharmono S., Heriawan, C., Aries, W., dan Ariawan, I. (2007). Faktor5
faktor yang berperan terhadap terjadinya Depresi pada Pasien Geriatri yang di rawat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Dalam Cermin Dunia Kedokteran Vol.34 no.3/156 Depresi Tahun 2007. Jakarta: Grup PT Kalbe Farma Tbk. Kuntjoro, Z.S. (2002). Masalah kesehatan jiwa lansia. Diakses 4 Desember 2010 dari: http://www.epsikologi.com/ep si/lanjutuisa_detail.asp?id=182 -17k- . Mental Health Foundation. (2012). Exercise and Mental Health.
Diakses 13 Maret, 2012, dari http://www.mentalhealth.org. uk/help-information/mentalhealth-a-z/E/exercise-mentalhealth/ Powers, S.K. & Howley, E.T. (2001). Exercise Physiology – Theory and Application to Fitness and Performance (4th ed). New York: Mc Graw Hill Wilmore, J.H., Costill, D.L. & Kenney, W.L. (2008). Physiology of Sport and Exercise (4th ed). Illinois: Human Kinetics
6