BUKU PANDUAN PRAKTEK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN TINGKAT III DI DESA MENDALANWANGI KEC. WAGIR KAB. MALANG TANGGAL 20 April – 15 Mei 2015
Penyusun : TIM KOMUNITAS PRODI KEPERAWATAN POLTEKKES RS. DR. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN MALANG 2014/ 2015
BAB 1 TARGET DAN KOMPETENSI
A. PENDAHULUAN a. Kegiatan praktek lapangan mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes dr. Soepraoen semester VI dilaksanakan sebagai aplikasi dari kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah khususnya pada mata kuliah perawatan kesehatan komunitas dalam konteks kesehatan utama dan praktek klinik keperawatan III serta mencerminkan perpaduan Tri Darma Perguruan Tinggi yang merupakan suatu bentuk kegiatan kuliah dan sarana belajar bagi mahasiswa yang berkaitan dengan ilmu pengetahuannya secara komprehensif dan kemampuan penalaran secara logis. b. Kegiatan praktek lapangan ini menggunakan pendekatan PKMD (Pembangunan
Kesehatan
Masyarakat
Desa)
dimana
dalam
perawatan kesehatan masyarakat melibatkan seluruh masyarakat, bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral melalui upaya yang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat. c. Dengan demikian kegiatan praktek lapangan mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes dr. Soepraoen yang berada di dalam wilayah kerja Puskesmas dan mengikuti program terpadu yang akan dan sedang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat.
B. TUJUAN a. Tujuan Umum : Diharapkan mahasiswa dapat membantu dan memotivasi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya agar dapat menjalankan fungsi kehidupannya secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Page | 1
b. Tujuan Khusus : Pengalaman yang diharapkan dalam praktek lapangan ini yaitu agar mahasiswa dapat : 1. Mengenal keadaan masyarakat dengan melaksanakan pengkajian kesehatan. 2. Mengikutsertakan masyarakat dalam : a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat b. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat c. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan mayarakat d. Mengevaluasi tindakan keperawatan kesehatan masyarakat 3. Mengenali
dan
memanfaatkan
sumber
daya
yang
ada
di
masyarakat guna mengatasi masalah kesehatan masyarakat. 4. Bekerjasama dengan Puskesmas dan lintas sektor lainnya dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. 5. Melaksanakan
dokumentasi
dan
pelaporan
hasil
kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat.
C. WAKTU PELAKSANAAN Praktek lapangan mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes dr. Soepraoen dilaksanakan selama 4 minggu mulai tanggal 20 April sampai dengan 15 Mei 2015
D. PESERTA Peserta
adalah
mahasiswa
Prodi
Keperawatan
Poltekkes
dr.
Soepraoen Tingkat III semester VI sebanyak 118 orang. (daftar terlampir).
E. PEMBIMBING Pembimbing praktek lapangan adalah : a. Dosen tetap Prodi Keperawatan Poltekkes dr. Soepraoen b. Pimpinan dan Pembimbing Lahan dari Puskesmas Wagir yang telah ditunjuk
Page | 2
F. BEBAN TUGAS a. Setiap
kelompok
diwajibkan
membuat
1
asuhan
keperawatan
komunitas tingkat RW/dukuh. b. Setiap kelompok desa membuat satu asuhan keperawatan komunitas tingkat desa.
G. PENILAIAN Bobot kredit pada praktek lapangan ini adalah setara dengan 2 sks dengan penilaian sebagai berikut : a. Laporan asuhan keperawatan komunitas tingkat dukuh dengan bobot 60% b. Laporan asuhan keperawatan komunitas tingkat desa dengan bobot 20% c. Jumlah kehadiran, sikap, kedisiplinan dengan bobot 20%.
H. JADWAL KEGIATAN 1.
Tanggal 20 April 2015 : a. Pembukaan praktek lapangan b. Orientasi.
2. Tanggal 20 – 27 April 2015: a. Pengumpulan data status kesehatan masyarakat b. Pengumpulan data Puskesmas 3. Tanggal 28 April – 3 Mei 2015 : a. Penyajian hasil pendataan di masyarakat melalui musyawarah masyarakat desa/ lokakarya mini. b. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat bersam-sama dengan masyarakat. c. Bersama-sama dengan masyarakat menyusun rencana tindakan kesehatan masyarakat. 4. Tanggal 4 – 14 Mei 2015: a. Bekerjasama dengan Puskesmas dan melaksanakan
rencana
tindakan
masyarakat dalam
perawatan
kesehatan
masyarakat. b. Mengevaluasi hasil kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
Page | 3
c. Melaksanakan
pencatatan
dan
pelaporan
hasil
kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat 5. Tanggal 15 Mei 2015 a. Penutupan/perpisahan praktek lapangan.
Malang, Maret 2015 Mengetahui, Ketua Prodi Keperawatan
Mustriwi,S.Kep., Ners
Koordinator PKMD
Bambang Soekotjo, SST
Mayor Ckm (K) NRP 11960028590773
Page | 4
JADWAL KEGIATAN PKMD PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS MAHASISWA TK. III POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN DESA MENDALANWANGI KEC. WAGIR KABUPATEN MALANG TA. 2014/2015
NO
1.
KEGIATAN
Check
In
TANGGAL
Ke
KETERANGAN
Lokasi Minggu, 19 April Seluruh
PKMD
2015
Peserta
PKMD
Diharap
berkumpul di Depan Kantor
Prodi
Keperawatan Pukul 13.00
sesuai
dengan kelompoknya
Minggu Pertama
20
–
26
April
2015 2.
Pembukaan
Praktek
PKMD
Tempat
di
Desa
Sukodadi
Pukul
Balai
09.30
-
Selesai Seluruh
peserta
PKMD wajib pakai almamater 3.
Orientasi/Penjajakan
Kelompok
wilayah
supaya
kerja
masing dukuh.
masing-
diharap menemui
ketua RW atau RT masing-masing dukuh untuk ijin dan koordinasi
untuk
Page | 5
pemetaan
daerah
binaan 4.
Melakukan awal
persiapan
Mahasiswa
survey
melakukan
dengan
pendahuluan, pertemuan
mulai
pendataan keluarga
dengan tokoh formal dan informal
di
komunitas,
menyusun
kontrak
kerjasama
dengan
komunitas
dan
menyiapkan
instrumen
pengkajian . Kelompok
Melaksanakan 5.
pengumpulan
mengirimkan
data
berdasarkan
dapat
wakilnya
instrumen
ke
pengumpulan data serta
puskesmas
menyiapkan
desa
alat
atau untuk
pengambilan
pendukung
yang dengan
data
berkaitan kesehatan
sesuai
dengan
kebutuhan 27 April – 3 Mei
Minggu Kedua
2015
6.
Melakukan tabulasi data,
Target
diskripsi
serta
Tingkat RW harus
serta
sudah
data
visualisasi
data
analisis data
MMR
terlaksana
minggu tanggal
7.
kedua 11
Mei
2013 Merumuskan
diagnosa
Page | 6
keperawatan dan faktor penyebab
timbulnya
masalah
8.
Melaksanakan
Pra
Musyawarah Masyarakat Tingkat RW (Pra MMRW) :
merencanakan
kepanitiaan MMD/Lokakarya mini
9.
Melaksanakan Musyawarah Masyarakat Tingkat
RW
(MMRW)/lokakarya mini
10.
Sarasehan dan dengan pendapat dengan Direktur Poltekkes
11
Menyusun
program
kerja Selama 2 minggu ( MMD )
Page | 7
4 – 10 Mei 2015
Minggu Ketiga
11. Persiapan pelaksanaan
Pelaksanakan program kerja atau kegiatan diintegrasikan dengan
12
program
Melanjutkan pelaksanaan
Pengabdian
kegiatan sesuai dengan
Masyarakat
rencana
meliputi seperti :
disusun masyarakat
yang
telah bersama
yang
1. Pembinaan dan pelatihan
Kader
Kesehatan/ revitalisasi/ refreshing
kader
posyandu 2.
Bantuan
dukungan
alat
kegiatan Posyandu Lansia, balita dan ibu. 3. Pelatihan pengelolaan sampah 8.
Training
pemmbinaan remaja, dll
Page | 8
11 – 14 Mei 2015
Minggu Ke Empat 13.
Mengevaluasi
hasil
kegiatan sesuai dengan rencana
yang
disusun
telah bersama
masyarakat
14.
Menyusun LaporaTingkat RW dan Desa
15.
Penutupan/perpisahan praktek PKMD
16.
Presentasi hasil kegiatan 15 Mei 2015 selama PKMD.
17.
Check Out / Kembali ke Kampus
Page | 9
I. TATA TERTIB MAHASISWA
PERATURAN DAN TATA TERTIB PESERTA PRAKTEK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA PRODI KEPERAWATAN POLTEKKES Rs. dr. SOEPRAOEN MALANG TA. 2014/2015
Peserta diwajibkan : 1. Mengikuti Pembekalan 2. Tinggal di kelurahan binaan / Menginap 3. Apabila meninggalkan tempat praktek harus ijin kepada koordinator praktek 4. Berpakaian bebas (sopan) 5. Pada saat Pembukaan Dan Penutupan Praktek mahasiswa mahasiswa berpakaian putih hijau dengan jas almamater 6. Dalam melaksanakan tugas lapangan menggunakan jas almamater 7. Dalam melaksanakan setiap kegiatan koordinasi dengan pembimbing 8. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan 9. Hadir dalam setiap proses bimbingan kelompok 10. Menjaga ketertiban dan keamanan 11. Mengormati nilai-nilai dan sosial budaya masyarakat 12. Tidak berpolitik 13. Tidak berbuat / tidak membantu kegiatan kriminal 14. Membuat laporan dan menyelesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
Page | 10
J. KEGIATAN BIMBINGAN DOSEN DAN MAHASISWA
No.
1
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Pembimbing/Dosen
Mendampingi
Memantau
Mengoreksi hasil pendataan
Memberikan penilaian
Mengarahkan
diagnosa
Mengarahkan
faktor
Memberikan penilaian
Mengarahkan
Tingkat RW (Pra MMRW)
Mendampingi
Musyawarah Masyarakat Tingkat
Mendamping
RW (MMRW)
Memberikan
Penjajagan / pengenalan (Wilayah,
Lembaga
formal/informal,
dan
Tokoh
masyarakat)
2
Pendataan
3
Tabulasi data
4
Merumuskan keperawatan
dan
penyebab timbulnya masalah 5
6
Pra
Musyawarah
Masyarakat
masukan
masukandari
hasil
musyawarah
Memberi penilaian
7
Menyusun program kerja
Mengarahkan
8
Persiapan pelaksanaan
Mengarahkan
9
Melaksanakan kegiatan sesuai
Mendampingi
dengan
rencana
yang
telah
disusun bersama masyarakat Page | 11
11
kegiatan
Mengarahkan
sesuai dengan rencana yang
Memberikan penilaian
Mengarahkan
Menyetujui
Mengevaluasi
telah
hasil
disusun
bersama
masyarakat
12
Menyusun laporan
dan
menandatangani laporan
Page | 12
BAB 2 REVIEW ASUHAN KEPEPERAWATAN KOMUNITAS
A. KONSEP KOMUNITAS SEBAGAI KLIEN
Konseptualisasi Komunitas sebagai klien dan pengevaluasian klien untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan merupakan fungsi praktek keperawatan kesehatan Komunitas. Untuk memahami praktik dalam ruang lingkup yang spesifik ini, kita perlu memahami dua disiplin yang merupakan asal dari pengetahuan, keahlian, dan pendekatan konseptual terhadap praktek yang digunakan oleh perawat Komunitas. Dua disiplin ini adalah keperawatan dan kesehatan public. Berdasarkan integrasi kedua disiplin inilah perawat mendefinisikan ruang lingkup, sikap, dan aktifitas praktek keperawatan kesehatan Komunitas.
1.1 PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL Pada pendahulu Asosiasi Perawat Amerika (ANA), Standards Of Nursing Practice (Standar Praktek Keperawatan), praktik keperawatan didefinisikan sebagai 'layanan langsung, tujuan yang dapat diarahkan dan dapat diadaptasikan pada kebutuhan individu, kefuarga dan Komunitas baik saat mereka sakit atau saat mereka sehat." Keperawatan adatah layanan yang diberikan oleh manusia. Manusia adalah focus dan subyek aktifitasnya. Focus ini sering mengarah pada pemahaman bahwa keperawatan adalah aktjfitas yang terfokus pada klen dan pasien. Keperawatan berhubungan dengan
indentifikasi
kebutuhan
manusia
yang
berhubungan
dengan
kesehatan baik sebagai individu, keluargta, atau kelompok yang lebih besar. Manusia tanpa mempertimbangkan umur dan tempat adalah subyek dari keper:awatan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan, menjaga dan memperbaiki kesehatan, untuk menghindarkan manusia dari penyakit serta untuk menawat dan membantu orang untuk melewati penyakit. Konsep 'unit layanan' atau ‘unit perawatan' mengarah ke point pusat praktek perawat dan memunculkan definisi klien yang dirawat. Focus yang ada mungkin bersifat individu seperti dalam perawatan klinik atau pengobatan Page | 13
klinik; atau kelompok atau Komunitas yang terdefinisi secara spesifik, seperti dalam perawatan kesehatan masyarakat dan praktek kesehatan masyarakat. Setiap unit layanan (pasien/klien) dipandang sebagai satu kesatuan individu yang berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternalnya. Perawat juga berurusan dengan hubungan diantara unit-unit layanan ini. Keperawatan memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan memberi kepastian bahwa kebutuhan klien tersebut telah terpenuhi. Peranrat tidak hanya mengunakan
sumber
daya
mereka
sendiri
tetapi
juga
menggunakan sumber daya orang lain termasuk klien. Oleh karena itu, untuk memberikan perawatan kesehatan, perawat memiliki tanggung jawab yang besar untuk membentuk koordinasi dan konsultasi dengan klien, orang penting lainnya dalam system yang mendukung Klien, dan anggola tim disiplin ilmu lainya. Dalam proses ini perawat harus mengenali dan menghormati
hak-hak
klien
untuk
memifiki
perbedaan
kebutuhan,
karakteristik, nilai, orientasi kultur dan sislam peresponan Kebutuhan Kesehatan. Perawatan oleh perawat terimplementasi kedalam penggunaan proses keperawatan yang merupakan rangkaian yang sistematik, terorganisasi, berkelanjutan, dan berputar dan tahap-tahap yang saling tergantung satu sama lain yang mencakup pengevaluasian klien, formulasi diaonosa keperawatan, perencanaan dan penerapan intervensi keperawalan dan pengevaluasian
perubahan
pada
status
kesehatan
klien.
Perawat
menggunakan aktivitasnya seperti edukasi kesehatan, pemecahan dan pengurangan masalah kesehatan agar dia dapat membantu klien dalam pengembangan Kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan kesehatanya senoiri. Tujuan jangka panjang perawat dalam hubungannya dengan klien adalah untuk menolong agar klien tersebut dapat mencapai level kesehatan yang optimal dan tidak lagi dan bergantung pada perawat. Perawat membantu klien dan system yang menopang Klien untuk teorin bertanggung jawab kepada pemenuhan kebutuhan kesehatan. Untuk memnuhi tujuan ini, perawat harus sering memposisikan dirinya sebagai penghubung antara klien dengan system perawatan kesehatan yang membantu klien untuk mengunakan sumber dayanya dan menawarKan iayanan untuK meningxatxan penggunaan sumber daya tersebut. Proses ini Page | 14
akan mengarah ke identifikasi. pemahaman, dan dukungan terhadap peningkatan kesehatan, perawatan oleh perawat oan system perawaran kesehatan. Dengan menggunakan pendekatan holistik yang terpusat pada klien dengan fokus pengoptimalan kesehatan, perawat memiliki perspektif yang lebih bagus. Perspektif ini penting dalam perencanaan pengoptimalan Kesenatan pada selulun level dari lokal ke internasional. Oleh karena itu, dalam proses pencapaian kebutuhan kesehatan dan perencanaan perawatan kesehatan, perawat harus terlibat juga dengan profesi dan konsumen kesehatan lainya. Pada tahun 1958, standar akreditasi Persatuan Perawat Nasional Amerika yang telah terevisi memutuskan bahwa persatuan tersebut tidak lagi mengakreditasi program pendidikan yang memberikan spesialisasi pada level sarjana muda. Pada waktu itu, bidang kesehatan komuitas dan pendidikan keperawatan terdapat pada program post-basik pada level sarjana muda. Setelah lima tahun, hanya program sarjana muda yang mencakup keperawatan kesehatan masyarakat saja yang terakreditasi. Hal ini memberikan tanggung jawab kepada pendidikan keperawatan sarjana muda untuk mempersiapkan keperawatan kesehatan Komunitas. Oleh karena itu, pendidikan keperawatan sarjana muda memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan lulusan yang dapat: 1) Bertugas pada setting yang terstruktur dan yang tidak, 2) Bertugas pada posisi level staf dalam agensi Komunitas, 3) Mengidentifikasi masalah kelompok atau populasi klien
1.2 PRAKTEK KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan disiplin ilmu ini sama yaitu untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Akan tetapi tujuan tersebut akan memiliki berbagai macam metode ruang lingkup praktek. Keperawatan kesehatan masyarakat berdasar pada ilmu kesehatan masyarakat. Hilleboe mendefinisikan kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni pengaplikasian pengetahuan dan keahlian kedokeran dan ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan
mempertahankan
dan
usaha
Komunitas
meningkatkan
yang
kesehatan
terorganisir kelompok.
untuk Hanlon
berpendapat bahwa definisi Winslow mengenai kesehatan masyarakat yang Page | 15
ditulis pada tahun 1920 tetapi menjadi definisi yang dapat diterima secara luas, dimana sebagian berbunyi : "Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk 1) mencegah penyakit, 2) menjaga agar usia tetap lama, dan 3) meningkatkan kesehatan dan efsiensi melalui organisasi yang terorganisir.... Sehingga pengorganisasian hal-hal tersebut diatas dapat memungkinkan masyarakat dapat menikmati kesehatan dan umur yang panjang. Hilleboe juga berpendapat bahwa praktik kesehatan masyarakat dikakukan lebih dengan dasar dokter masyarakal unluk mesyarakat dan bukanlah dokter pribadi untuk pasien secara individu. Meskipun mungkin nantinya terdapat kesamaan fungsi antara dokter kesehatan masyarakat dan dokter praktek pribadi, focus dan tanggung jawab utama dokter kesehatan masyarakat tetap pada Komunitas atau masyarakat keseluruhan. Meskipun kedua dokter akan menyarankan imunisasi campak, dokter kesehatan masyarakat akan tertarik untuk melakukan pencegahan campak tersebut dalam masyarakat. Dokter praktik pribagi akan cenderung untuk melindungi kfien secara individu dari dari penyakit campak tersebut. Hilleboe dengan jelas
mendefinisikan
pemahaman
praktik
seperti
tersebut
saat
dia
menjelaskan tujuan kesehatan masyarakat : "untuk mengurangi penyebaran penyakit, kematian, kelemahan dan ketidakmampuan yang disebabkan oleh penyakit tersebut serla meningkatkan kesehatan masyankat secara umum. " oleh karena itu, focus praktek ini adalah Komunitas sebagai suatu satu kesatuan dengan pada penekanan dan peningkatan kesehatan. Melode dan sumber daya yang digunakan dan prioritas yang dipilih akan berbeda dalam setiap Komunitas dan diambil berdasarkan pada pengevaluasian kondisi masyarakat.
1.3 PRAKTEK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT Pemyataan
dari
Asosiasi
Perawat
Amerika,
bagian
praktek
keperawatan kesehatan Komunitas dan bagian keperawatan kesehatan masyarakat menjelaskan hubungan antara dua disiplin ini : Keperawatan
kesehatan
Komunitas
kepenwatan dan praktek kesehatan
merupakan
sintetis
dari
praktek
masyankat yang diaplikasikan untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatan populasi. Sifat praktek ini umum dan komprehensif. Praktek ini tidak terbatas pada umur atau kelompok diagnostic Page | 16
tertentu. Praktek ini tidak berkelanjutan dan tidak lerputus-pulus. Tanggung jawab yang dominan adalah terhadap masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, perawatan diarahkan ke individu, keluarga, atau kelompok yang mengarah ke kesehatan keseluruhan populasi. Pendekatan holistic akan menggunakan peningkatan kesehatan, penjagaan kesehatan, pendidikan kesehatan,
koordinasi
dan
kontiyuitas
perawatan.
Tindakan
perawat
membutuhkan pemahaman akan perencanaan kesehatan, pengenalan pengaruh sosial dan masalah ekologis, pemberian perhatian pada populasi, dan penggunaan kekuatan dinamis yang dapat memunculkan perubahan Definisi ini sama dengan pernyataan Asosiasi Kesehatan Masyarakat bagian Keperawatan : Kebutuhan perawatan kesehatan dan kesehatan itu sendiri akan diperiksa oleh perawat atau bersama dengan disiplin ilmu lain Bidang kepenwatan kesehatan masyarakat adalah keperawatan professional yang diarahkan ke seluruh Komunitas alau populasi dimana prakteknya mencakup identifikasi subgroup dan keluarga sefia individu di dalamnya. Penekanan praktek
ini
adalah
pada
perencanaan
penwatan
Komunitas
secara
menyeluruh dan bukanlah secara individu. Tujuan praktek ini adalah untuk meningkatkan kesehatan Komunitas melalui interuensi perawat. Tujuan itu dicapai bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin Komunitas, kelompok yang memiliki hubungan dengan kesehatan, kelompok yang berada dalam bahaya, keluarga dan individu, serta dengan terlibat dalam tindakan sosial yang relevan. Satu komponen yang membedakan praktek kesehatan masyar:akat dengan praktek lainya adalah pemeran analisis Komunitas Dapat dilihat bahwa perawat kesehatan Komunitas berorientasi pada kelaurga secara tradisional. Perawat akan bekerja dengan keluarga sebagai klien sebagaimana juga individu dalam keluarga tersebut. lebih lanjut, perawat
memiliki
tanggung
jawab
terhadap
seluruh
keluarga
tanpa
mempertimbangkan identifikasi orang yang pertama kali terkena penyakit. Untuk orang yang hidup sendiri, perawat mengangap orang tersebut dan orang penting lainya yang membentuk system yang mendukung orang tersebut sebagai unit keluarga. Keluarga merupakan bagian dari integral dari Komunitas. Keluarga-keluarga tersebut berhubungan atau oleh struktur dan fungsi
Komunitas.
Dalam
bekerja
dengan
keluarga,
perawat
harus
Page | 17
menganalisa pengaruh Komunitas pada pertumbuan dan perkembangan keluarga tersebut Sama seperti saat perawat bekerja dengan individu dalam keluarga dan keluarga sebagai ktien, perawal juga bekerja dengan keluarga dalam Komunitas dan Komunitas sebagai klien. Untuk beberapa orang, konsep Komunitas sebagai klien masih asing. Meskipun demikian kesehatan komunitaslah yang menjadi konsep dan perhatian perawat. Hal tersebut dapat menjelaskan ruang lingkup praktek keperawatan kesehatan Komunitas. Akhir-akhir ini, keperawatan dibedakan antara keperawatan yang diberikan pada fasilitas keperawatan atau institusi yang diperuntukkan untuk orang sakit (perawat eplsodic) dengan perawatan kesehatan yang dilakukan diluar fasilitas seperti itu (perawatan distributive). Perawatan episodic mengarah kepada "episode'dalam kehidupan manusia dengan batasan waktu yang berhubungan dengan kondisi saat itu yang membutuhkan layanan khusus. Perawatan distributive mencakup layanan dalam rangkaian yang luas terhadap Komunitas pada periode tertentu. Perawatan kesehatan yang ditransfer kedalam setting Komunitas dengan penekanan perawatan primer, peran praktisi perawat, dan klinik perawat tidak sama dengan keperawatan kesehatan Komunitas. Ahli-ahli seperti itu mungkin akan mengabaikan Komunitas secara keseluruhan. Penentuan praktik keperawatan kesehatan Komunitas terletak pada apakah perawat tersebut terfokus hanya pada individu dan keluarga dan apakah perawatan terfokus dan terdefinisi berdasar kebutuhan masyarakat. Fokus kunci prakek kepenwatan kesehatan Komunitas adalah pengidentifikasian populasi dan pengaturan layanan yang secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi keadaan Komunitas tersebut. Oleh karena itu, tugas perawat dalam ruang tungkup ini adalah tetap menjaga perspektif tersebut dalam pikiran mereka bahwa Komunitas sebagai satu kesatuan adalah klien. Meskipun hal ini merupakan perbedaan yang tidak berarti, perawat kesehatan Komunitas akan lebih baik jika melihat hutan selain melihat pohon. Program, layanan, dan prioritas tidak akan sesuai lagi jika
kebutuhan
Komunitas secara keseluruhan telah berubah. Perubahan pada karakteristik pada populasi dapat terjadi pada satu area geografis, seperti menurunnya Page | 18
jumlah penduduk dengan disertai peningkatan pensentase populasi orang tua atau peningkatan perpindahan pada area tertentu. Jika focus hanya diberikan pada kebutuhan klien secara individu, kesehatan Komunitas tidak akan memiliki peranan penting sampai muncul masalah yang akan memaksa layanan perawatan kesehatan menggunakan pendekatan krisis sehingga dibutuhkan kembali sumber-sumber daya ( uang, tenaga kerja, dan layanan). Perawat kesehatan Komunitas juga memiliki orientasi kesehatan dan tugas utama mereka adalah pencegahan: untuk meningkatkan kesehatan, untuk mencegah penyakit dan untuk menjaga level fungsi anggota Komunitas dalam posisi yang tertinggi. Penyakit yang memiliki jangka waktu yang panjang dan kronis akan memunculkan kondisi yang mengakibatkan penderitaan manusia. Tefah dikembangkan pendekalan baru yang langsung mengarah kekelompok dengan resiko yang tinggi. Meningkatkan daya hidup yang sehat menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit yang kronis sama halnnya dengan meningkatkan lingkungan yang sehat. Meskipun perubahan dalam gaya hidup akan sangat tergantung pada individu, usaha perubahan gaya
hidup
dan
peningkatan
lingkungan
terbukti
akan
efektif
jika
menggunakan pendekatan Komunitas secara luas. Jika perawat dapat mengembangkan dan meningkatkan perspektif bahwa Komunitas secara keseluruhan adalah klien, perawat akan menyadari bahwa Komunitias memiliki kepribadian, cara bertindak dan cara memfungsikan diri. Komunitas memiliki perspektif histories yang akan mempemgaruhi cara menerima segala sesuatunya, penanganan masalah, dan pembuatan keputusan. Perubahan pada Komunitas atau usaha untuk mempertahankan keseimbangan yang dimanis dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Komunitas. Tipe pemahaman ini dapat membantu perawat agar dapat mendekati klien secara holistic dan menempatkan perawatan dalam posisi yang tepat sehingga perawatan dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan dengan efektif. Berdasarkan ruang lingkup ini, perawat harus bisa menilai, merencanakan, dan memberi perawatan pada klien unit mereka yaitu Komunitas
1.4 KOMUNITAS Untuk memahami pengertian Komunitas sebagai kfien, kita terlebih dahulu harus mendefinisikan arti "Komunitas'. Terdapat berbagai macam Page | 19
pengertian pada istilah Komunitas sebagaimana juga pada individu dan keluarga. Definisi global yang tepat, akurat, dan komperhensif sutit untuk dibentuk. Meskipun demikian terdapat beberapa kunci elemen yang dapat membedakan dan mengidentifikasi Komunitas sebagai entitas (kesatuan) yang terpisah dari lingkungan sekitar. Diskusi elemen berikut ini berdasarkan pada daftar komponennya Connor. Seluruh Komunitas termasuk berbagai macam individu dapat dipahami sebagai kelompok (dengan ukuran apapun) atau kelompok social (yang mengidentifikasikan beberapa tipe interaksi). Dalam hubungannya dengan aspek kemanusiaan di Komunitas, dapat dengan mudah dimengerti bahwa seluruh Komunitas terdii dari manusia. Manusia sebagai anggata masyankat saling berinteraksi baik secara formal atau tidak dalam bebenpa tipe struktur dalam organisasional. Orang yang tinggal di hotel residen tertentu dan pekerja yang memanen tanaman merupakan contoh dari komuitas dengan batasan strukturaf yang terdefinisi dengan jefas dan terbuka. Orang
dalam
Komunitas
memiliki
perspektif
kelompok
yang
membedakan dengan kelompok lain. Perspekiif ini dapat memiliki banyak bentuk atau mungkin merupakan kombinasi dari beberapa karakteristik. Perspektif ini mencakup pada identitas yang berdasar pada kultur, kepercayaan,dll. Contoh Komunitas yang sesuai dengan deskripsi ini adalah berdasar pada etnis, ras, atau agama . Saat imigran berpindah dari satu negara ke negara lain., mereka cenderung bertempaat tinggal dengan berkelompok dengan identitas cultural yang sama. Banyak contoh dari hal ini dapat kita temui di kotakota besar. Agregrat populasi seperti anak-anak remaja, atau kelomok manapun yang memiliki karakteristik sama kadang dapat digunakan sebagai altematif lain guna tujuan pengevaliasian. Agregrat populasi juga dapat digunakan untuk menandai wilayah tertentu akan kebutuhan kesehatan. Jika agregrat populasi tidak berfungsi sebagai kesatuan denan identitas kefompok dan mode interaksi, maka implementasi rencana untuk memperbaiki kesehatan akan lebih mencakup kerja secara terpisah pada setiap individu dalam agregrat, dari pada keseluruhan kelompok.
Page | 20
Karakteristik sama lainnya pada identitas kelompok adalah hukum, pekerjaan, atau wilayah tempat tinggal. Sama dengan wilayah tempat tinggal, hukum juga berfungsi untuk mengidentifikasi warganya sebagai bagian dari Negara dan komunits. Pekerjaan juga memiliki identifikasi dan karakteristik yang dapat menyatukan orang{rang kedalam Komunitas. Saat
wilayah
tempat
tinggal
digunakan
sebagai
karakteristik
Komunitas, istilah "tetangga" sering dapat ditukar denan istilah Komunitas. Tetangga biasanya mengarah kekomunitas kecil dalam Komunitas yang lebih besar. Tetangga merupakan kelompok orang yang bertempat tinggal dalam area tertentu dalam lingkungan tertentu. Tetangga dapat berupa tetangga atau tidak. Tetangga dapat dianggap Komunitas iika mereka merupakan kelompok sosral memiliki perpektif kelompok, dan berfungsi sebagai Komunitas. Terdapat banyak contoh untuk mengambarkan karakteristik yang sama. Apapun dasar yang digunakan untuk kesamaan itu, anggota kelompok memiliki pemahanan sebagai bagian dari sesuatu dan memiliki identilas kelompok. Pada waktu yang sama, individu dapat memiliki lebih dari satu kelompok. Mereka dapat memiliki beberapa Komunitas dan sub Komunitas. Hal Ini dapat dimengerti sebagai faktor yang
mempengaruhi
hubungan
dalam Komunitas. "hal ini sama dengan tubuh manusia yang terdiri dari bagian tubuh dan organ tubuh, masing-masing memberikan sesuatu pada yang lain dan masing-masing tergantung pada kesehatan dan keefisienan keseluruhan tubuh manusia.' Contohnya, perawat merupakan anggota dari perawat. Sebagai warga Negara, peran perawat dan warga Negara dapat saling mempengaruhi akan tetapi tidak menghilang keanggotaan pada dua kelompok lersebut. Ukuran Komunitas mungkin bervariasi dari Komunitas dengan ukuran besar sampai kecil. Masalah ekologis sering dipandang dari perspektif Komunitas global. Polusi udara mempengaruhi atmosfir sekitar bumi dan penduduk di sekitamya, meskipun industri ini disetujui dan dibenarkan oleh Negara. Pada akhir spectrum ukuran, individu yang menderita penyakit yang jarangpun dipandang dan diklasifikasikan dalam Komunitas.
Page | 21
Karakteristik ruang biasanya digunakan untuk menentukan batasan Komunitas. Beberapa definisi Komunitas mencakup tempat tlnggal dalam wilayah geografis spesifik tertentu. Kita mudah mengidentifikasi Komunitas ini jika Komunitias ini telah tersensus, atau sebuah sekolah, rumah sakit atau apartemen. Dasar identifikasi awal ini adalah wilayah tempat tinggal, identifikasi struktur, atau wilayah geografis yang digunakan untuk tujuan khusus. Aspek manusia kemudian menjadi individu-individu yang berinteraksi dalam batasan karakteristik ruang ini'
Jika Komunitas terbentuk berdasarkan kesamaan karakteristik kuttur, kepercayaan, atau adat istiadat, tugas untuk menentukan karakteristik ruang akan semakin sulit. Anggota kelompok dengan definisi yang sama tidak selalu berkumpul dalam satu wilayah. Beberapa orang mungkin akan terpisah. Maka kita harus membuat batasan artifikasi yang digunakan untuk membatasi ukuran Komunitas tersebut sehingga menjadi unit
yang merupakan
representative Komunitas secara keseluruhan.sekelompok mahasiswa kelas keperawalan kesehatan Komunilas ditugasi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin timbul dalam populasi etnis tertentu di wilayah kota tempat mereka belajar. Mereka tahu bahwa kelompok ini bertempat tinggal di satu wilayah di sebelah utara kota ini. Pada saat yang sama mereka menyadan bahwa ada segmen lain kelompok ini yang tinggal disebelah kota. Setelah melakukan perbincangan dengan pihak benrvenang di dua sisi kota tersebut, diketahui bahwa kedua kelompok tidak bersedja untuk diidentifikasi dengan kelompok lain. Mahasiswa berharap bahwa mereka dapat mengidentifikasi lokasi geografis tertentu untuk study Komunitas mereka. Mereka telah memutuskan bahwa ini adalah satu kelomok yang terpisah menjadi dua atau dua Komunitas dengan latar belakang kultur yang sama. Satu solusi mudah adalah memilih salah satu dari dua kelompok tersebut. jika pendekatan ini digunakan, mereka tidak yakin bahwa data tersebut telah mewakili keseluruhan kelompok. Akan tetapi, menggunakan dua lokasi akan memunculkan deskripsi lokasi yang pasti.
Page | 22
Waktu juga merupakan dimensi penting karakteristik ruang. Komunitas berubah dan berevolusi sebagaimana juga den gan individu-individu sebagai anggotanya.
Seseorang dapat disebut homeokinetis-istilah untuk usaha tubuh menjaga keseimbangan antara sehat dengan sakit sehingga tubuh dapat berfungsi
secara
komuneokinetis,
optimal. dimana
Komunitas Komunitas
dapat
juga
memiliki
disebut
dengan
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri dan berubah dalam pemenuhan kebutuhannya sehingga Komunitas dapat mencapai level optimal.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dapat digambarkan dalam contoh berikut. Sepenggal tanah pertanian terjual ke pengembang real estatet yang akan membangun perumahan untuk keluarga muda. Bayi akan lahir dan tumbuh sehingga Komunitas harus memenuhi kebutuhannya yang baru seperti tempat bermain, sekolah, trotoar, control lalu lintas. Hal ini adalah bukti bahwa Komunitas dapat bersifat komuneokinetis.
Setiap komunitas juga memiliki variasi periode aktifitas dan inaktifitas sama dengan bioritme manusia. Hal ini tergantung pada kultur dan adaptasi tempat tinggal, iklim, pekerjaan, atau faktor lainnya. Untuk pengidentifikasi Jadwal yang agak berbeda. penting kiranya untuk mengevaluasi terlebih dulu data yang dikumpulkan dalam periode waKtu tertentu.
Komunitas
merupakan
unit
sosial
yang
karakteristiknya
dapat
disamakan dengan karakteristik keluarga dan individu. Mereka berada dalam system atau lingkungan social yang lebih besar. Interaksi muncul antara anggota Komunitas, antara anggota dengan lingkungan sekitar, dan antara Komunitas denan lingkungannya. Hal tersebut memiliki hubungan dengan menajemen Komunilas. Komunitas diatur oleh aturan baik formal atau tidak dan hukum yang memiliki dasar yang berbeda tergantung dengan sifat Komunitas. Komunitas diatur dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota mereka.
Page | 23
Maslow telah mengidentifikasi 'kebutuhan hirarkis" individu dengan dasar teoristis. Kebutuhan dasar ini dan organisasi mereka dalam level hirarkis adalah cara penting untuk mengevaluasi individu. Arena Komunitas dipandang sebagai kesatuan (klien), maka ide untuk bertahan hidup, berkembang, dan pemenuhan kebutuhan hidup Komunitas terus dipandang pula sebagai kesatuan. Komunitas harus diatur dalam aturan hirarkis yang sama dengan milik Maslow dengan premis yang sama bahwa tevel yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum levelyang lebih tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, beberapa fungsi harus dibentuk oleh anggota individu Komunitas, oleh Komunitas secara keseluruhan, atau oleh masyarakat yang lebih besar disekitamya untuk keuntungan anggota Komunitas. Fungsi ini akan ditopang oleh hukum, aturan, dll yang dikembangkan baik dari dalam atau dari luar unit komunitas. Klien mengidentifikasi fungsi Komunitas tertentu yang penting untuk eksistensinya. Fungsi-fungsi ini telah direoeganisasikan kedalam tujuh area yang dapat mengedentifikasi fungsi Komunitas sebagai klien. Tujuh area tersebut mencakup system: 1.
Penggunaan ruangan-perumahan, jalan masuk dan keluar, sosialisasi dan rekreasi.
2.
Sarana hidup-pekerjaan, kesehatan, makanan.
3.
Produksi, disrtibusi, dan konsumsi barang dan servis.
4.
Perlindungan anggotanya-menciptakan dan memberlakukanorma dan kontrol pencegahan bencana fisik.
5.
Pendidikan-sosialisasi orang dewasa, anak-anak, dan pendatang.
6.
Partisipasi-komunikasi, intervensi sosial.
7.
Hubungan dengan system lain yang menyelesaikan kebutuhan anggotanya saal komunits tidak dapat atau tidak melakukan tungsi ini.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Komunitas adalah kelompok orang dengan perspektif atau identitas yang sama, menempati wilayah dengan periode waktu teftentu, dan kelompok orang yang bertugas untuk menjalankan fungsinya melaluisysfem social untuk memenuhi kebutuhannya dalam lingkungan sosial yang lebih besar. Page | 24
1.5 PERBANDINGAN PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT PADA INDIVIDU DENGAN KOMUNITAS
Sekarang setelah mendefinisikan dan menjelaskan arti Komunitas, proses
keperawatan
dapat
digunakan
sebagai
sarana
pemberian
keperawatan terhadap klien individu yaitu memeriksa kebutuhan pertamanya, perawat kesehatan Komunitas memeriksa untuk mengidentifikasi kebutuhan, memberikan prioritas, rencana, pengimplementasian, dan mengunakan dasar data dan keahlian yang sama yang digunakan perawat saat memeriksa klien individu; meskipun demikian, isi data pemeriksaannya berbeda. Hal berikut ini adalah contoh beberapa keahlian pemeriksaan dan hasil data yang perawat gunakan dalam pemeriksaan klien individu dan bagaimana pemeriksaan ini memiliki hubungan dan kesamaan dengan pemeriksaan Komunitas. 15.1 OBSERVASI INSPEKSI Dalam
melakukan
observasi
pada
klien
individu,
perawat
menggunakan pemahaman pandangan, suara,bau, dan sentuhan. Seperti apa lukanya? Apakah ada area yang hangat jika disentuh? Apakah lukannya banyak mengeluarkan darah atau berbau? Seperti apa tangisan bayinya? Pengertian tersebut juga dapat digunakan dalam mengobservasi Komunitas.
Apa
yang
dilihat
perawat?
Seperti apa
masyarakatnya,
geografisnya, dan lingkungannya? Suara apa yang dapat didengar? Apakah bising atau sunyi? Bahasa apa yang digunakan? Apakah suara industri mempengaruhi Komunitas? Makanan apa yang dimasak? Apakah bunga di taman tumbuh? Apakah udaranya terpolusi? Pilihan makanan apakah yang ada di restaurant dan di toko? Dalam Komunitias, pengertian sentuhan akan lebih luas dari sekedar merasakan secara fisik. Pengertian sentuhan adalah untuk merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Apakah masyarakalnya terbuka, hangat, dan ramah atau bermusuhan terhadap orang asing.
1.5.2 TANDA-TANDA VITAL (AUSKULTASI, PALPASI, PERKUSI) Perawat
menggunakan
keahlian
ini
untuk
menentukan
dan
menjelaskan fungsi system yang vital, apakah tekanan darahnya baik? Page | 25
Apakah paru-parunya berfungsi baik? Apakah ada denyut peripheral? Dapatkah seseorang membedakan antara batasan liver dengan cairan dalam abdomen dengan Perkusi? Dalam Komunitas, beberapa informasi vital tersebut berbentuk biostatistik yang menjelaskan status kesehatan Komunitas. Bagaimana data demografisnya, yang menlelaskan poputasi dan sfafisUc vitat sepefti ketahinn dan kematian? Apakah ada data epidemiotogis yang mengidentifikasi keadaan dan distribusi masalah kesehatan dalam populasi?
1.5.3 MANFAAT LABORATORIUM Laboratorium akan membcntu perawat menjelaskan keadaan yang didapat dan pemeriksaan atau memberi arah untuk pemeriksaan tambahan. Organisme apa yang terkultur dari luka tersebut? bagaimana keadaan hemoglobin, gas darah arterial, level glukosa darah klien? Dalam Komunitas, perawat harus dapat memonitor dan menginterprestasikan banyak aspek data fingkungan. Bagaimana level karbon onoksidanya? Level kebisingannya? Apa yang menjadi masalah epidemic sakit kepata dan muntah+nuntah? Apakah suplai air terkontaminasi sampah ?
1.5.4 RIWAYAT INTERVIEW KEPERAWATAN Apa
yang
kesehatannya,
dirasakan
bagaimana
dan
dipikirkan
kemampuan
orang?
Apakah
mengatasinya?
Dan
masalah apakah
kebutuhan layanannya? Kondisi penting apa yang terdapat pada klien? Sumber dan system penopang apa yang telah digunakan atau yang telah tersedia sehubungan dengan masalah kesehatan tersebut? Sama halnya saat perawat mengumputkan data subyektif-contohnya perspektif, kepercayaan, nilai, kebutuhan dan tujuan klien, perawat yang memerjksa Komunitas juga harus menentuan kebutuhan dan tujaun Komunitas . Bagaimana sikap mereka terhadap masalah kesehatan? Apakah masalah riwayat masalah kesehatannya? Apa perspektif hidup, kuftur, nifai, dan kepercayaan yang terdapat dalam Komunitas ? Data psikososial, antropologi cultural sangat penting dalam menentukan prioritas dan sesuai tindakan altematif. Sumber daya Komunitas apa (fasilitas, uang dan pekerja) yang tersedia dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan? Untuk Page | 26
melakukan perubahan dalam komunitas, perawat harus mengevaluasi dan mengembangkan
pemahaman
system
kekuatan-politis-sosial
dalam
Komunitas, Hal ini penting untuk memahaim bagaimana komuitas bekerja alau "apa yang membuatnya kurus" seperti pada klien individu.
1.5.6 PENILAIAN KLINIS Untuk klien individu, perawat harus memahami arti data dan menginterpretasikan manfaat mereka. Apakah sikap klien adalah hasil dari proses penyakit, respon obat atau kecemasan? Data harus dibandingkan dengan spesifik umur klien? Data harus dibandingkan dengan norma spesifik umur dan jenis kelamin atau standar dari urutan yang benar. Perawat
yang
memeriksa
Komunitas
membandingkan
data
pemeriksan dengan norma dan standar. Apakah kualitas udara dalam batasan yang benaP Apakah jumlah kematian lebih besar darijumlah rata-rata nasional? Apakah perubahan mengidikasikan status kesehatan semakin "lebih baik" atau 'lebih buruk"? apakah ada layanan yang sesuai dengan perpindahan dalam populasi, tua ke muda, rural ke urban? Bagaimana kekuatan Komunitas dan batasannya? Bagaimana status perkembangan komunitas? Turun atau naik? Seberapa baik komunitas dapat menyediakan kebutuhan populasi Pemeriksaan seperti itu sama dengan pemeriksaan yang dijelaskan pada standar 1 slandar praktek keperawatan ANA. Secana ringkas, standar itu berisi bahwa data status kesehatan mencakup pertumbuhan dan perkembangan; sfafus biofisik; status emosional; cuftural, agama, Iatar belakang
sosio-ekonomi;
pertorma
aktifitas
seharihari;
bentuk
penanganannya; bentuk interaksi; persepsi dan kepuasan klien terhadap status kesehatan tujuan kesehatan klien, sumber daya materiil lingkungan (fisik,sosia!,emosional,ekologis). Data ini dikumpulkan dari klien/pasien, keluarga, orang penting lainnya, personil perawatan kesehatan, individu dalam lingkungan didekatnya. Data didapat dari dari interview, penelitian, observasi, dan dari laporan atau catatan. Satu aspek praktek keperawatan professional adalah keperawatan keseharan Komunitas. Perhatian dalam hal ini adalah Komunitas sebagai
Page | 27
klien. Klien ini dapat dikenakan pemeriksaan pada tahap pertama proses keperawatan.
B.
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
2.1 PENGKAJIAN KOMUNITAS A. Pengumpulan Data Dalam mengkaji mengumpulkan data - data masyarakat biasanya terdapat beberapa Komponen yang diperlukan untuk dijadikan sasaran pengkajian diantaranya Penduduk ( data demografi ) , geografi , fasilitas fisik ( baik fasilitas kesehatan maupun fasilitas lainya ), system pemerintahan , perekonomian dan system social. Untuk melihat komponen iaspek - aspek yang akan dikaji dalam masyarakat beberapa teori yang membahasnya , yaitu :
1.
Sander’s lnteractional flamework
.Klien's interactional framework
.Community assessment wheel ( community as client model )
Kerangka pengkajian profile masyarakat ( modifikasi )
Sander's Interactional Frame work Pengkajian data masyarakat menurut model ini ditekankan kepada
proses lntereaksi suatu komunitas. Model pengkajian inijuga dikenal sebagai pengkajian Tiga Dimensi. Komponen - komponen yang dikaji adalah sebagai berikut. : a. Komunitas sebagai sistem sosial ( Dimensi Sistem ): 1) Sistem kesehatan - Jenis pelayanan kesehatan - Jumlah pelayanan kesehatan - Jenis 10 penyakit terbesar - Jumlah kader kesehatan - Jenis pembiayaan kesehatan - Kondisi kesehatan penduduk - Pelayanan K.B Page | 28
- Riwayat KLB - Kondisi pemukiman , pemukiman , saluran air, sampah 2 ) Sistem Pendidikan - Jenis pendldikan formal, informal - Program pemberantasan buta Huruf 3 ) Sistem keluarga - Tipe keluarga - Pola hidup sehat keluarga 4 ) Sistem kesejahteraan - Program pengentasan kemiskinan - Kegiatan gotong royong 5 ) Sistem Ekonomi - Pekerjaan - Sumber ciaya aialtt - Industri Rakyat 6.) Sistem Politik - Cara pemiiinan pemimpin masyaraKat - Cara penetaPan Peratltran - Struktur pemerintahan 7) Sistem xekreast - Kebiasaan rekreasi Pendudttk - Sarana rekreasi 8) Sistem komunikasi - Hirarki komunikasi Penduduk - Alat komunikasi 9) Sistem keaganraan - Kegiatan keagamaan - Organisasikeagamaan 10) Sistem legal - Peraturan/ketentuan - Sanksi b. Masyarakat sebagai tempat (Dimensi Tempat) 1) Batasan komunitas - Batas wilayah Page | 29
- Karakteristik wilayah - Peta wilayah 2) Lokasi pelayanan kesehatan - Tempal pelayanan kesehatan - Jarak - Cara mencapai 3) Gambaran geografis - Kesuburan - Peta oeoorafi - Kemiringan tanah - Ketinggian tanah 4) lklim - Curah hujan - Prakiraan musim - Kelembaban udara 5) Flora dan fauna - Jenis tanaman - Jenis hewan 6) Lingkungan buatan - Lapangan - Sarana olah raoa - Sarana rekreasi - Lingkungan pemukiman
c. Masyarakat sebaqai kumpulan / kelomook manusia (Dimensi Populasi) 1) Ukuran - Jumlah penduduk - Jumlah KK - Jumlah Puskesmas 2) Kepadatan - Perbandinqan iumlah penduduk denoan luas wilavah - Perbandingan jumfah penduduk dengan fuas pemukiman
Page | 30
3) Komposisi penduduk - Berdasarkan kelompok umur - Berdasarkan jenis kelamin - Berdasarkan status perkawinan 4) Pertumbuhanoenduduk - Angka kelahiran - Angka kematian 5) Budaya social penduduk - Latar belakang budaya/etnis - Sejarah budaya penduduk 6) Kelas sosial penduduk - Tingkat kesejahteraan - Kemampuan baca - tulis - Tinqkat pendidikan - Pekerjaan 7) Mobilitas penduduk - Jenis kependudukan - Pemanfaatan waktu
2.
Klien-s Interactional Frame work Terdiri dari komponen - komponen : a.Masyarakat sebagai system social 1) Pola komunikasi 2) Penqambilan keputusan 3) Hubungan dengan system lain 4) Batas wilayah b. Penduduk dan linqkunqannva 1) Karakter penduduk ( demografi ) 2) Faktor lingkungan ; biologic dan social . 3) Lingkungan psikis yang kenyangkut nilai- nilai agama kepercayaan
3.
Community Assesment Wheel (Communrty as a client model ) Terdapat delapan elemen / komponen rang harus dikaji dalam suatu
masyarakat di tambah dengan data inti dari masyatakat itu sendiri yang Page | 31
berupa Community core. Komponen - komponen tersebut adalah sebagaii berikut:
1)
Community Cor (Data lnti )
Ada aspek yang akan dikaji dafam komponen ini yaitu : a.Historis dari Komunitas Dikaji sejarah perkembanqan komunitas b. Demografi , yang meliputi ; - Karakteristik umur & jenis
Kelamin
- Distribusi ras / etnis - Type keluarga - Status perkawinan c. Vital statistic yang meliputi ; - Angka kelahiran - Morbiditas - Mortafitas d. Sistem nilai / norma / kepercayaan & agama 2)
Physical Environment pada Komunitas sebagaimana mengkaji fisik pada individu terdapat beberapa komponen dan sumber datanya:
Komponen
Sumber data
1. lnpeksi
Individu -Otoscope -Ophtalmoscope
Masyarakat -Survey Datang kelingkungan masyarakat
2. Auscultasi
-Stetoscope
-Dengarkan keluhan masyarakat / tokoh / pemerintah setempat
3. Vital sign
-Termometer -Tensi meter
4. Sistem Review
-Head-to-toe
5. Laboratori study
-Blood test CT scan
-Observasi keadaan iklim , sumberdaya batas wilayah -Kegiatan masyarakat pertemuan , adannya KLB observasi : social system , yang terdiri dari :perumahan , ekonomi , tempat ibadah dsb .
Page | 32
Pengkajian lingkungan fisik pada komunitas dapat dilakukan dengan metode Winshiel Survey atau survey dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas dengan melihat bebrapa komponen
KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY ELEMEN
DESKRIPSI
Perumahan
Bangunan : Luas , bahan , ansitek , bersatu/ pisah
Lingkungan/daerah Halaman : di daerah , samping , belakang Lingkungan terbuka
Luas/sempit , kualjtas : adaltidak ada rumput bersihikotor , pribadil Umum
Batas
Apa batas daenah :jalan , sungai , got Kondisi : bersih/kotor
Kebiasaan
Tempat berkumpul : siapa , dimana , jam berapa .
Transportasi
Cara datang dan pergi , situasijalan dan jenis , alat transportasi
Pusat pelayanan
Klinik , tempat rekreasi , sekolah ke perawatan/ibadah, dipakaiitida k praktek pelayanan
Toko/warung
Jenis , siapa pemilik
Pusat perbelanjaan
Bagaimana mencapainya , jenis
Orang dijalan
Siapa yang dijumpai : ibu , bayi jualan ,. binatang
Suku –
Lokasi , cara komunikasi
Tempat ibadah
Masjid, gereja, wihara, pura
Health
Ada yang sakit akut,kronis , jarak ke pelayanan kesehatan
Politik
Kampanye , poster
Media
TV , radio , Koran , majalah , papan pengumuman dan lain - lain
Page | 33
3).
Pelayanan kesehatan dan social Untuk mengkaji pelayanan kesehatan dan social dibedakan menjadi dua
klasifikasi yakni fasilitas diluar komuniti dan fasilitas di dalam komuniti. Fasilitas pelayanan kesehatan baik didalam maupun diluar komuniti adalah sebagai berikut : a.
Hospital
b.
Praktik swasta
c.
Puskesmas
d.
Rumah perawatan
e.
Pelayanan kesehatan khusus .
f.
Perawatan dirumah
Fasilitas pelayanan social baik didalam maupun diluar communiti , antara lain adalah sebagai berikut : a.
Counsefing support services
b.
Pelayanan khusus ( social worker )
Dari kedua tempat pelayanan tersebut , aspek - aspek / data – data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut: a.
Pelayananya ( waktu , ongkos , rencana ketja )
b.
Sumber daya ( tenaga , tempat , dana , & perencanaan )
c.
Karakteristik pemakai ( penyebaran geografi , gaya hidup, sarana TransPortasi )
d.
Statistik, jumlah pengunjung perhari / minggu / bulan
e.
Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
4)
Ekonomi
Aspek / komponen Yang Perfu dikaji : a.
Karakteristik pendapatan keluarga / rumah tangga 1)
Rata - rata pendapatan keluarga / rumah tangga % pendapatan kefas bawah % keluarga mendapat bantuan social % keluarga dengan kepala keluarga wanita Page | 34
2) b.
Rata - rata pendapatan perorangan
Karakteristikpekerjaan 1)
Status ketergantungan Jumlah populasi secara umum ( umur > 18 tahun ) % yang mengangur % yang bekerja % yang menganggur terselubung Jumlah kelompok khusus
2)
Kategori yang bekerja , jumlah , prosentasenya - Manager - Teknikal - Pelayan - Petani - buruh
5)
Keamanan transportasi a.
Keamanan 1)
Protection Service : - Pemadam kebakaran - Pollsi - Sanitasi
2) b.
6)
7)
8)
Kualitas udara ( polusi udara ), kualitas air bersih (polusi air)
Transportasi 1)
Milik pribadi
2)
Milik umum : Bus umum - angkotan kota
Politik & Goverment a.
Jenjang pemerintahan
b.
Kebijaksanaan Departemen Kesehatan
Komunikasi a.
Formal communication : Mass media , TV , telepon, dll
b.
lnformal communication : papan pengumuman, selebaran, dll
Pendidikan a.
Status pendidikan Lama total sekolah Jenis sekofah Bahasa Page | 35
b.
Fasilitas pendidikan ( SD, SMP , SLTA , PT ) baik didalam maupun diluar community.
9)
Recreation Yang meyangkut tempat - tempat rekreasi baik didalam maupun diluar
Community
4.
Kerangka pengkajian profile komunitas ( modifikasi ) Pengkajian
ini
merupakan
hasil
modifikasi
dari
beberapa
teori
sebelumnya tentang pengkajian komunitas. Untuk melihat keadaan dan masalah yang ada dalam suatu komunitas maka kita harus mengetahui profil suatu komunitas baik dilihat dari status maupun fungsi dari suatu komunitas secara keseluruhan . Yang menjadi komponen - komponen dalam melakukan pengkajian menurut model ini sebagai berikut; a.
Gambaran umum tentang lalar belakang / sejarah dari komunitas
tersebut : Hal
ini
perlu
dipelajari
terciptanyakomunitas
itu.
untuk
mengetahui
Dengan
urutan
demikian
dan
dapat
alasan
diketahui
kecenderungan di masa mendatang dan reaksi komunitas terhadap perubahan yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut. b.
Komunitas sebagai tempat / wadah
Hal yang perlu diperhatikan / komponen yang perlu dikaji adalah : 1)
Batas lokasi
2)
Lingkungan : geografi , ikfim , pengawasan , lingkungan (pencemaran udara , air , dan pembuangaan air limbah )
3)
Perumahan Dengan menentukan batas lokasi ( dapat mengunakan peta ) dapat
menjelaskan dan mementukan luas lokasi . lmplikasinformasi ( data ) ini akan
diperlukan
pada
saat
membuat
kesimpulan
.Lingkungan
mempengaruhi masyarakat yang tinggaf jauh yang tinggal di daerah industri adalah : Kebutuhan transportasi , bertambahnya kelompok yang bervariasi , bentuk industri dan tipe yang mempengaruhi keadaan sehat dan sakit dan masyarakal. Penentuan karakteristik lingkungan terdiri dari letak wilayah ( industri , pertanian pantai dan sebagainya ) , Hukum ( aturan yang berlaku yang berkaitan dengan kesehatan , iklim dan Page | 36
pengawasan terhadap fingkungan tersebut ) . Pelaksanaan pengawasan lingkungan
termasuk
pencemaran
terhadap
udara,
air
,
dan
pembuangan air limbah serta tempat - tempat umum lainya . c.
Populasi Komunitas
-
Langkah selanjutnya adalah melihat populasi komunitas secara statistik .
Hal yang harus di ketahui tentang populasi adalah 1)
Umur dan jenis kefamin
2)
Stabilitas
3)
Status social dan ekonomi
4)
Ras I suku bangsa
5)
Agama
6)
Angka kelahiran , kematian dan kesekitan
Dengan melihat umur dan jenis kelamin dapat ditarik kesimpulan minat dan kebutuhan komunitas . Stablitas dari kelompok bergantung kepada seberapa sering penduduk berpindah dari tipe rumah mereka. Data sensus adalah sumber informasiyang baik tentang perubahan / perpindahan penduduk . Status social ekonomi anggota komunitas juga mempengaruhi tingkat kesehatan
dan
kemampuan
komunitas
untuk
membiayai
pelayanan
kesehatannya Perbedaan tingkat pendapatan anggota komunitas akan membedakan kebutuhan mereka terhadap pelayanan kesehatan ( ke praktek swasta atau ke klinik umum ) Agama juga menentukan komunitas dimana mereka mempunyai kelompok yang mengurus sekolah dan rumah sakit berdasarkan pelayanan keagamaan. Elemen lain yang menunjukan profile dari komunitas adalah angka - angka kelahiran , kesekitan, dan kematian membandingkan dengan angka statistic nasional atau antar komunitias lainnya . Hal ini akan menggambarkan keadaan kesehatan secara umum dan tipe pelayanan yang dibutuhkan dan pengaruh bagi masalah - masalah kesehatan Profil dari para pekerja anggota kelompok kelompok komunitas . harus dideskripsikan menurut tipe dan posisi penduduk itu tinggal . Jumlah rata rata dan prosentasi dari kelompok komunitas tertentu akan memperlihatkan kondisi ekonomi dan social kelompok komunitas tersebut
Page | 37
d. Komunitas sebagai suatu sistem Sebagai kelanjutan dari pembahasan mengenai profil maka berikut ini akan dibahas rencana rencana masyarakal dalam fungsinya sebagai system social . Banyak bidang yang berbeda satu sama lainnya dalam kaitanya dengan masyarakat sebagaisystem social , yaitu : 1). Sistem politis 2). Program dan fasilitas pendidikan 3). Program dan fasifitas rekreasi 4). Transportasi 5). lndustri dan perdagangan 6). Pelayanan kesehatan pemerintah 7). Pelayanan kesehatan masyarakat / swadaya / sukarela 8). Penyelengaraan perawatan kesehatan 9). Media komunikasi 10). Keamanan 11). Hubungan warga komunitas dengan instansi
Sisfem Wlitis yaitu pemerintah lokal memilih system komunitas yang spesifik dimana petugas dipilih secara resmi dan diberi kekuasaan oleh pemerintah untuk mengatasi . Program dan fasilitas pendidikan , adanya sekolah - sekolah negeri , swasta dan agama , pendidikan orang dewasa dari sekolah dasar sampai dengan uiversitas Program dan fasilitas rekreasi , penunjang bagi kesehatan individu merupakan priontas yang tinggi bagi rekreasi dalam masyarakat merupakan ,keluarga , kefompok kadang – kadang sarana rekreasi . Transportasi diperlukan setiap orang , tipe transportasi berbeda antara kota dan desa . Industri dan perdagangan dimana adanya pasar dan industri . Yang menyediakan barang - bar:ang untuk perdagangan , adanya sarana kesehatan yang di prioritaskan karena kaitanya ekonomi masyarakat . Mungkin masyarakat telah menyefengarakan balai perawatan kesehatan secara mandiri , Tetapi belum memadai sehingga memerlukan bantuan pemerintah Page | 38
Fasititas kesehatan oleh masyarakat seharusnya diawasi secara sukarela asebagaimana menyelengarakan rumah sakit , klinik dan lain sebagainya , terutama menyangkut kwalitas pelayanan yang mereka berikan . Media komunikasi termasuk surat kabar TV , radio dan lain sebagainya dengan system komunikasi dapat diketahui sebagaimana masyarakat menentukan prioritas Keamanan , adanya polisi khusus petugas pencegahan , pengunaan alat pemadam kebakaran adalah sangat penting . Masyarakat harus mengetahui telepon dan alamat penting kantor polisi dan pemadam kebakaran . Hubungan baik antara warga masyarakat dengan lembaga masyarakat perlu diperhatikan diketahui . bahkan hal ini kadang kala suit ditingkatkan kecuali bila kita adalah warga masyarakat yang bersangkutan .
Sumber data Dan Pengumpulan Data Ada baberapa macam sumber data dari informasi tertang kelompok masyarakat membantu bagaimana pendekatan yang di inginkan untuk menentukan profil masyarakat . Hal- hal yang perlu dipertimbangkan tentang sumber data yang tersedia adalah: 1) Media ( surat kabar lokal , radio dan TV ) 2). Pimpinan pemerintah setempat dan kegiatan kelompok 3). Agen resmi pelayanan kesehatan setempat dan kegiatan kelompok secana suka rela 4). Perpustakaan ( kelompok, sekolah dan agen resmi ) 5). Perantara / everansir . 6). Perencanaanorganisasi 7). Kantor pemerintah setempat 8). Sumber data statistic ( lokal nasional ) 9). Anggota kefompok masyarakat l0). Pengamatan langsung dilingkungan masyarakat Selain sumber data tersebut anda boleh mempunyai sumber data lain yang tersedia dalam keompok masyarakat cara yang anda pilih unluk pengumpufan data tergantung pada tipe kelompok masyarakat yang anda Page | 39
pilih untuk dipelajan , jumlah waktu untuk melengkapi proyek , dan jumblah orang yang terlibat dalam organisis data . Ciptakan intisari suatu rencana kegiatan sehingga anda dapat memimpin pengumpufan data dengan cara efektif mungkin , jika anda sedang mengerjakan tugas lain , tugas harus dibagi , dan slsihkan waktu untuk mempelalan / membicarakan masalah dan mengembangkan data Pengumpulan data umumnya dimulai dengan mengadakanp pemilihan kelompok masyarakat , dapatkan suatu perkiraan untuk eatat yang anda sukai dan nyatakan secara resmi , jika akan memperkenalkan din kelompok anda untuk analisa secara formil boleh anda memotret , ambil slide , atau gambar - gambar. Anda boleh meminjam audio-visual ini dari agen masyarakat Buatlah perjanjian untuk wawancara , jangan mengharapkan staf agen akan memben banyak waktu untuk anda bicaralah dengan alasanya bila mungkin . Bila anda membuat perjanjian katakanlah alasanya mengapa anda ingin wawancaru dan informasi apa yang anda inginkan . Selagi anda bicara soal ltu seseorang harus siap menyiapkan kunlungan , dan siapkan daftar pertantaan yang sesuai dengan materi yang anda inginkan dengan cara ini anda dapat menghemat waktu . Jalan lain yang terbaik untuk mempelajari kelompok masyarakat adalah: menyelengarakan pertemuan dengan kelompok masyarakat , observasi proses dengan pemimpin pertemuan , bila mungkin bicara dengan observer yang lain dan pastikan persepsi mereka dari pertemuan itu . Keuntungan yang dapat diambil dari pertemuan ini bifa pertemuan ini dibuat rutjn mereka akan mencerilakan masa lalunya , mengidentifikasi orang orang yang perlu diawasi dan dapat mendiskusikan hasil penghargaan . Bila ingin melakukan penyelidikan tergantung dan sifat dasar dan tipe kelompok masyaraka dari kelompok tersebut akan didapatkan faedah dan hambatan . Sebagai contoh - contoh pelajaran yang menjadi profil masyarakat bedasarkan pekerjaan , dimana yang dipilih dibeberapa kelompok masyarakat yang tinggal diperkotaan , kota tefah mengorganisir sendiri kedalam urutan yang sama atau berlreda kelompok masyarakat yang berlceda kelompok masyarakat yang terpisah . Mahasiswa dapat memilih satu kelompok masyarakat yang data statistiknya mudah dudapat , mereka dapat menyiapkan yang baik , penyimpanan baik dan mudah untuk didapat . pelalar Page | 40
yang memilih salah satu kelomok yang dipingir kota akan mendapat kesulitan , karena mereka seringkali mereka tidak memiJiki dan menyimpan angka statistic
,
sekalipun
ada
kurang
akurat
sehingga
kurang
dapat
mengembangkan angka statistic . Pada kasus ini mahasiswa telah terbiasa bila menyimpulkan dari data mereka yang berlaku
2.2 . ANALISA DATA DAN IDENTIFIKASI MASALAH Analisa Komunitas bertujuan : -
Menetapkan kebutuhan komuniti
-
Kekuatan komuniti
-
Identifikasi pola respon kesehatan
-
Identifikasi kecenderungan pelayanan kesehatan.
Cara mengkategorikan data : -
Karakteristik demografi
-
Karakteristik geografi
-
Kharakteristik sos-ek
-
sumber dan pelayanan kesehatan
Macam analisa data di komunitas 1. Analisis korelatif Mengembangkan tingkat hubungan , pengaruh dari dua atau lebih subvariabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistic . Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC dengan status kesehatan fisik : Fungsi pemafasan 2 . Analisis masalah berdasarkan kelompok data /data focus yang dianggap sebagai masalah Contoh : - Insiden penyaki terbanyak - Keluhan yang paling banyak dirasakan - Polalperilaku yang tidak sehat - Lingkungan yang tidak sehat - Pemanfaalan layanan kesehalan yang kurang efektif - Peran serta masyarakat yang kurang mendukung - Target/cakupan program kesehatan yang kurang tercapai
Page | 41
3. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya disebut dengan etiologi. Untuk menetapkan etiologi dari masalah keperawatan di Komunitas dapat menggunakan beberapa pilihan di bawah ini: a. Faktor budaya masyarakat b. Pengetahuan yang kurang c. Sikap masyarakat yang kurang mendukung d. Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal e. Kurangnya kader kesehatan di masyarakat f, Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat g. Kurang efektifnya pengorganisasian h. Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif i. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai j Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit k. Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan l. Faktor financial m. Komunikasi/ koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif n. Dll. Diagnosa keperawatan komunitas (Mueke, 1984) a. masalah b. karakteristik populasi c. karakteristik lingkungan
Contoh-contoh diagnosa komunitas menurut rumusan Mueke : 1. Resiko terjadi diare di RW 02 berhubungan dengan -
sumber air tidak memenuhi syarat
-
kebersihan perorangan kurang
Dimanifestasikan dengan : -
sampah berserakan, banyak lalat
-
sumber air minum tidak memenuhi syarat
2. Tinggi karies gigi di SD V berhubungan dengan -
kurangnya perawatan gigi
-
kurangnya fluor pada air minum Page | 42
Dimanifestasikan dengan : - 62% karies dengan inspeksi pada murid-murid di SD V 3. Tidak adequatnya pelayanan ante natal care di RW 4 berhubungan dengan - Kurangnya sumber/fasilitas kesehatan untuk melayani antepartal care - kurangnya tenaga bidan/tenaga kesehatan 4. Resiko terjadinya peradangan payudara pada buteki di Rw 6 sehubungan dengan : - Kurangnya pengetahuan Buteki tentang perawatan payudara yang benar 5. Resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada Balita di RW 7 berhungan dengan - Kurangnya pengetahuan Ibu balita cara perawatan anak sesuai dengan tumbuh kembang 6. Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi berhubungan dengan - Persepsi yang keliru ibu balita immunisasi penyebab timbulnya panas - Kurangnya pengetahuan tentang manfaat immunisasi bagi balita
2.3 . PERENCANAAN Proses : 1. Menyusun masalah sesuai dengan prioritas 2. Menetapkan sasaran dan tujuan 3. Strategi intervensi 4. Rencana evaluasi
MENYUSUN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Komponen : a. Prioritas masalah, menggunakan skoring b. Merumuskan Tujuan - Berorientasi pada masyarakat - Berorientasi pada masafah dan faktor-faktor penyebabnya - Jangka waktu pencapaian (angka panjang-jangka pendek ) c. Merumuskan kriteria hasil - Menufiskan ukuranlslandar pencapaian hasif yan diharapkan sesuai tujuan Page | 43
d. Menyusun Aktifitas/ lntervensi - Pendekatan 3 tingkat pencegahan - Kerjasama lintas program dan sector e. Menetapkan : . Penanggung jawab . Menetapkan waktu pelaksanaan . Menetapkan tempat pelaksanaan . Menetapkan metode dan media yang digunakan
Penyusunan Prioritas masalah menurut Mueke :
MSLH
KRITERIA PENAPISAN
KESH/DX
1
2
3
4
5
KEP.KOM
JML. 6
7
SUMBER 8 9 10 11
Keterangan : 1. Sesuai dengan peran CHN 2. Resiko terjadi
SKOR
TERSEDIA
12
Skore : 0-5 0 : paling rendah 5 : paling tinggi
3. Resiko parah 4. Potensi untuk health education 5. Interest komunitas 6. Kemungkinan diatasi 7. Sesuai dengan program 8. Tempat 9. Waktu Dana 10. Fasilitas 11. Sumber daya
Page | 44
2.4. TAHAP PELAKSANAAN
Adalah pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat dan bekerjasama dengan pimpinan formal di masyarakat, Puskesmas/Dinas Kesehatan atau sector terkait lainnya.,yang meliputi kegiatan : 1. Promotif : a.Pelatihan kader kesehatan b.Penyuluhan kesehatan/pendidikan kesehatan c.Standarisasi nutrisi yang baik d.Penyediaan perumahan e. Temoat - temoat rekreasi f. Konseling perkawinan g. Pendidikan seks dan masalah - masalah genetika h. Pemeriksaan kesehatan secara periodic
2.Preventif : a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan c. Pemberian nutrisi khusus d. Pengamanan/penyimpanan barang, bahan yang berbahaya e. Pemeriksanaan kesehatan secara berkala f. lmunisasi khusus oada kelomook khusus g. Personal Higiene dan kesehatan lingkungan h. Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerla . i. Menghindari dari sumber alergi
3. Pelayanan kesehatan langsung a. Pelayanan kesehatan di Posyandu Balita, lansia b. Home care c. Rujukan d. Pembinaan pada kelompok-kelompok di masyarakat
Page | 45
2.5 .TAHAP EVALUASI
1. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan 2, Pencapaian tujuan keperawatan ( Terutama tujuan jangka pendek ) 3. Efektifitas dan Efisien tindakan/kegiatan yang telah di lakukan . 4. Rencana tindak lanjut
Macam evaluasi : A. Formatif dan sumatif B. lnput, proses , output
Fokus EvaluasI: a. Relevansi Apakah program diperlukan yang ada/ yang baru b. Perkembangan dan kemajuan - Apakah yang dilaksanaKan sesuai dengan rencana - Baqaimana peran staf . fasilitas dan jumlah peserta c. Efisiensi biaya - Bagaimana biaya yang sudah dikeluarkan dapat mencapai tuluan ? - Apa keuntunqan program
Dampak - Apakah dampak jangka panjang - Apakah ada perubahan perilaku dalam 6 minggu / 6 bulan / l tahun - Apakah status kesehatan meningkat ?
Tingkat Evaluasi 1. Staff : - Apakah lujuan tercapai - Apakah instrument berguna - Apakah strateqi / aktifitas berguna 2. Pekerja sociaf masyarakat ( kader ) - Apakah mereka belajar melalui proses ini - Masukan / pelaiaran vanq berguna - Dimana saja dapat dicapai Page | 46
3. Masyarakat - Untungnya apa - Apakah mereka belajar penyebab masalah - Apakah mereka berpartisipasi pada masa yang akan datang
C.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
PENDEKATAN
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
3.1 Pendahuluan Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari suatu pembangunan kesehatan nasional, selain itu juga merupakan bagian iniegraf dai pembanguanan soslal dan eKonomt masyarakat.
Keterlibatan masayarakat dalam perencanaan, pengorganisasian, dan penqelolaan upaya kesehatan termasuk upaya perawatan diri, pada akhirnyakan menjadi lumpuan kemandirian masyaraKat dalam hal kesehatan.
Berbagai kegiatan masvarakat dalam upaya kesehatan telah banyak dilaksanakan di desa-desa, dengan budaya kerja sama, gotong royong dan musyawarah serta peluang-peluang kemandirian mereka seperti kemandirian dalam pembiayaan kesehatan.
Peran serta masvarakat merupakan hal yanq mutlak perlu dalam pembanqunan kesehatan, hal ini disebabkan oleh sistem yang dianut dalam pembangunan
nasional
adalah
sistem
oleh
seluruh
bangsa,
bukan
pemerintah saja. Dengan demikian peran serta masvarakat merupakan unsur mutlak dalam pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan.
Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insane agar dapat menialani hidup yang produktif dan bahagia. Agar setiap orang dimanapun dan kapanpun dapat memperoleh hidup sehat, kesehatan harus menjadi kemampuan yang melekat pada setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kefompok, berperan serta untuk Page | 47
meningkatkan kemampuan hidup sahatnya. Kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dan menjalankan upaya pemecahannya sendiri adalah kunci kelanqsunqan pembanqunan
3.1.1 Tujuan dan sasaran Tujuan
Tujuan umum : Meningkatnya jumlah dan mutu kegiatan masyarakat dibidang kesehatan'
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan kemampuan pemimpin / pemuka / tokoh masyarakat dalam merintisdanmenggerakkanupayakesehatandimasyarakat. 2. Meningkatkan
kemampuan
organisasi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. 3. Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
daram
mangatasi
dalam
menggali,
masalahkesehatannya secara mandiri' 4. Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
menghimpun'dan menge|o|a dana/sarana masyarakat untuk upaya kesehatan. Sasaran : Sasaran peningkatan peranserta masyarakat dalam pembanguanan kesehatan adalah :
individu yang berpengaruh atau tokoh masyarakat, baik forma| maupun informal.
Keluarga
Kelompokmayarakatdengankebutuhankhususkesehatan,seperti:genera si
muda, wanita, angkatan kerja dan lainlain'
organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
menyelenggarakanupayakesehatanseperti:organisasiprofesi'lembaga
swadaya masyarakat dan sebagainya'
Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus' Page | 48
3.1.2 Pembangunan Kesehatan Masyarakat : Pembangunan adalah suatu rangkaian perubahan dan pertumbuhan menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera. Tujuan pembangunan di Indonesia adalah manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat. untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan potensi-potensi yaitu : -Sumber daya alam - Sumber daya manusia - llmu dan tehnoloqi
Dengan demikian dapal dipahami bahwa manusja Indonesia disamping sebagai sasaran / tujuan (obyek) sekaligus sebagai pelaksana (subyek). lni menunjukkan bahwa peranan sumberdaya manusia sangat pentinq sehinqqa dituntut adanya manusia berkualitas dan produktif sociaf maupun ekonomi. Untuk memperofeh manusia yang penting, salah satu diantaranya adalah kesehatan.
Sehat adalah keadaan yang meliputi kesehatan jasmani, rohani dan social dan tidak hanya keadaan yang bebas daripenyakit, cacat, dan kelemahan saja. Sakit adalah ganggua terhadap kebugaran jasmani, rohani dan social manusia.Kesehatan masvarakat adalah upava kesehatan vano dituiukan aqar masvarakat dapat memperoleh:
Kemampuan mencegah penyakit yang mengancamnya.
Umur harapan hidup yang lebih paniang
Kemampuan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
Motivasi untuk berperan aktif dalam pemeliharaan kesehatannya melalui kerjasama dalam berorganisasi
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. umumnya akan dihambat oleh kondisi-kondisi didalam masyarakat yang sangat menentukan, yaitu : Kemiskinan, terutama didaerah pedesaan masih cukup banyak masyarakat yang belum beruntunq akan dapat pemenuhan kebutuhan akan sandang, Page | 49
panqan, papan, sehingga masih sulit hidupnya untuk membiayai bila jatuh sakit Kebodohan / ketidaktahuan, didalam Negara yang berkembang masih cukup banvak orang-orang yang masih termasuk 3 buta (Aksara. Anqka, Bahasa lndonesia) diantaranya akibat adanya kemiskinan sehingga tidak sempat mempunyai waktu untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan tehnologi. Penyakit menular,dalam iklim tropis seperti di lndonesia dapat berlangsung sepanjang
tahun.Kehidupan
vector-vektor
pembawa
penyakit
dapat
berkembang biak secara terus menerus sehingga penyakit menular umumnya dapat denqan mudah berpindah dari manusia satu ke manusia yanq lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit menular adalah agent, host dan environment. Hubungan penVakit aqent (orqanisme), Host (penerima penvakit) dan linqkunqan (keadaan dimana organisme / agen hidup). Agent butuh keadaan (lingkungan) nyaman untuk berkembang biak clan menyerang host. Host (orang) dipengaruhi oleh linqkunqan. tetapi linqkunqan dapat iuqa dirubah oleh host' Demikian juga lingkungan dapat mempengaruhi agent dan sebaliknya'
3.1.3 Penqembangan dan Penqorganisasian Masyarakat
Pengembangan Masyarakat Adalah suatu usaha-usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat mengqunakan denqan lebih baik semua potensi yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik Lanqkah-lanqkah dalam pengembanqan masyarakat
Page | 50
Ciptakan agar masyarakat dapat mengenal dan memanfaatkan potensi yang ada
Tingkatan mutu potensi yang acla
Pertahankan dan tinqkatkan keqiatan-kegiatan yang sudah ada
Tingkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada
Pengorganisasian Masyarakat Adalah suatu proses yang terjadi dimasyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan priontas dan kebutuhan-kebutuhan tersebut serta berusaha memenuhi kebutuhan tersebut denqan cara gotong royong Tahap-tahap pengorganisasian masvarakat Langkah-langkah dalam pengorganisasia masyar:akat adalah sebagai berikut 1. Persiapan social a. Pengenalan masyarakat b. Pengenalan masalah c. Penyadaranmasyarakat 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi 4. Perluasan
Cara dan langkah dalam meningkatkan peran serta masyarakat: Peningkatan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan proses yang beronentasi pada manusia dan hubungannya dengan manusia lainnya. Penting ditekankan bahwa para pembina peran serta masyarakat harus bersifat sebaqai fasilitator, pemberi bantuan teknis, bukan sebagai instruktor terhadap
masyarakat,
agar
mampu
mengembangkan
kemandirian
masyarakat dan bukan menimbulkan ketergantungan masyarakat. Secara garis besar, lanqkah penqembanqan peran serta masvarakat umum adalah sebagai berikut: Penqgalanqan dukunqan penentu kebijakan. pemimpin wilayah, lintas sektor dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilaksanakan melalui dialog, Page | 51
seminar dan lokakarya dengan memanfaatkan media massa dan system informasi kesehatan. Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi atau sarasehan di bidang kesehatan. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masvarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan swadaya yang dimiliki. Dalam suatu masvarakat. bagaimanapun sederhananva, selalu ada suatu mekanisme untuk bereaksi terhadap stjmufus. Mekanisme ini disebut mekanisme
pemecahan
masalah
atau
proses
pemecahan
masalah.
Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat sebenarnya lain dari pada menqembangkan mekanisme atau proses pemecahan masalah tersebut agar berlangsung lebih rasional. Sayangnya, ialah bahwa seringkali apa yang rasional menurut petugas kesehatan, tidak selamanya dianggap rasional pula oleh masyarakat. Perbedaan persepsi tersebut menyebabkan hambatan dalam berkembangnya mekanisme atau proses pemecahan masalah, sehingga berpengaruh pula terhadap perkembangan dan pembinaan partisipasi itu sendiri. Mengembangkan pekerjaan
gampang
dan
membina
partisipasi
partisipasi
masyarakat
masyarakat
memerlukan
bukan
kemampuan,
kesempatan dan motivasi. Kenyataan di masyarakat menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat terjadi karena berbagai alasan : a. Tingkat partisipasi masyarakat karena paksaan b. Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan c. Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau ingin meniru d. Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran e. Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak asasi dan tanggung jawab
3.1.4 Kepemimpinan Dalam pelaksanaan kepemimpinan yang diperankan oleh tokoh msyarakat maupun formal diharapkan memliki :
Pemahaman dan penghayatan mengenai kesehatan bagi semua
Sikap adil
Page | 52
Tanggap terhadap harapan, keresahan masyarakat dan dinamika masyarakat, terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah
Kemampuan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah pembangunan desa, dan kesehatan merupakan persyaratan mutlak sebagai pertimbangannya
Mampu berkomunikasi secara efektif
.Mampu membaca situasi dan kondisi organisasi dengan menetapkan permasalahan, ganggua dan tuntutan masyarakat dalam bidang pembangunan kesehatan.
Mampu menggerakkan sektor-sektor yang menujang pembangunan kesehatan untuk bekerjasama secara terintegrasi'
Mampu mempengaruhi masyarakat untuk mandiri serta berperan, berkewajiban dan bertanggungjawab memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan'
3.2 Tahap-tahap asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat : 3.2.1 Tahap 1 : Persiapan Sosial A, Pengenalan Masyarakat Tahap pengenalan masyarakat dipat dilakukan melalui jalur formal, sebagai pihak yang bertanqquno jawab secara teknis administrative dan birokratif suatu wilavah yanq akan dijadikan sebagai daerah binaan. Pendekatan jalur informaf umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan Puskesmas atau instansi terkait vanq bertanqqunq iawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Adapun langkah langkah dalam pengenalan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Desa / Kelurahan Binaan melalui konsultasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten I Kota dan Puskesmas. 2. Melaksanakan kunlungan ke kepala desa / kelurahan untuk menyampaikan secara lisan tentanq rencana proqram PKL Asuhan keperawatan komunitas bagi mahasiswa. 3. Pembuatan Proposal program PKL Asuhan keperawatan komunitas
Page | 53
4. Menyampaikan surat permohonan ijin vang dilampiri dengan proposal kepada Kepala Badan Perlindungan Masyarakat yang akan disampaikan kepada Kepala Kecamatan dan desa / kelurahan binaan. 5. Menvampaikan surat permohonan iiin vanq dilampiri denqan proposal kepada Dinas Kesehatan Kota /Kabupaten yang dilanjutkan kepada Puskesmas setempal. 6. Melakukan pendekatan kepada tokoh informal.
Hal ini pentinq untuk mendapat dukunqan terhadap pelaksanaan proqram yanq akan dijalankan. Tanpa bantuan tokoh informal kegiatan yang akan dilakukan sufit untuk tercapai secara maksimal. Kita ketahui bahwa tokoh-tokoh masyarakat informal pada umumnya merupakan panutan dari masyarakat secara keseluruhan dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan masyarakat secara keseluruhan. Mengenali tokoh masvarakat setempat Didalam suatu masyarakat biasanya ada orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat anggota masyarakat lainnya mengenai urusan-urusan tertentu. Mereka ini serinqkali memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak dengan cara-cara tertentu. Mungkin mereka itu menduduki jabatan formal,tetapi pengaruh itu bertaku secara informal, pengarung itu tumbuh bukan karena ditunjang oleh kekuatan atau birokrasi formal. Jadi kepemimpinannya mereka itu bukan diperoleh karena jabatan resminya, tetapi karena kemampuan dan hubungan antar pribadi mereka dengan anggota masyarakat' Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain seperti itu disebut tokoh masyarakat. Para tokoh masyarakat ini memainkan peranan penting dalam proses penyebaran jnovasi. Tetapi kita perfu ingat ada tokoh masyarakat yang aktif dan ada yang pasif terhadi inovasi. Mereka dapat mempercepat proses difusi, tetapi bisa pula mereka itu menghalangi dan menghancurkannya. Karena itu agen pembaru harus menaruh perhatian khusus kepada tokoh masyarakat pada system social yang menjadi kliennya. Mengenali tokoh masyarakat setempat adalah penting dalam pembangunan kesehatan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Page | 54
Ada beberapa tehnik untuk mengetahui atau mengenal atau menentukan siapa yang menjadi pemuka pendapat disuatu masyarakat, yaitu :
Tehnik Sosiometri : Tehnik ini dapat dilakukan dengan menanyakan anggota masyarakat
kepada siapa mereka meminta nasehat atau mencari informasi mengenai masalah-masalah kemasyarakatan yang mereka hadapi. Pemimpin, dalam hal ini adalah mereka yang banyak disebut oleh responden. Tehnik sosiometri ini merupakan alat pengukur yang paling valid untuk menentukan siapa-siapa pemimpin dalam suatu masyarakat sesuai dengan pandangan para pengikutnya. Akan tetapi tehnik ini sulit dilakukan jika system social yang dimaksudkan populasinya cukup besar
Tehnik Informat’s Rating : Dalam menggunakan tehnik ini, pada prinsipnya sama dengan
sosiometri' Tetapi yang ditanya bukan anggota masyarakat, melainkan orang yang dianggap nara sumber di sana yang dianggap mengenal dengan baik situasi system social. Kepada nana sumber ini ditanya, siapakah menurut pendapatnya yang dianggap pemimpin dan siapa yang oleh oendapat umum dioandanq pemimpin masvarakat. Dalam menggunakan tehnik ini kita harus dapat memilih para nara sumber yang betul-betul mengenaf masyarakat yang Klta maksud.
Tehnik Self Desiqnatinq : Dalam tehnik ini kepada siapa responden diajukan serangkaian
perlanyaan untuk menentukan seberapa Jaun ia menganggap dirinya sebagal pemlmpln dalam masyarakatnya. Pertanyaan khas yang dapat diajukan misalnya "menurut pendapat saudara, selain kepada pemuka pendapat, pada siapakah masyarakat meminta Informasi atau nasehat / atau - siapakah pemimpln anda, apakah anga Juga pemimpln ? Tehnik ini tergantung kepada keakuratan responden dalam penqenalan dirinya sendiri dan pengutaraan khayal pribadi mereka. Pengukuran kepemimpinan seperti ini tepat sekali jika dilakukan dengan wawancara terhadap suatu random dalam suatu system social
Page | 55
Ciri Tokoh Masvarakat: Tokoh masyarakat memiliki hubungan social lebih luas dari pada para pengikutnya. Memiliki pengetahuan dan Keahlian namun tidak menyimpan pengetanuan dan keahliannva itu untuk dirinya sendiri. melainkan berusaha untuk menyebarkan kepada orang lain, mereka menjadi tumpuan bertanya dan meminta nasehat.
B. Penqenalan masalah Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh yang benar-benar menjadi Kebutunan masyaraKat pada saat ini diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Hal ini dalap dilakukan melalui survey dalam ruang lingkup yang terbatas. Adapun langkah-langkah dalam pengenalan masalan adalan sebagal berlkut
1. Setelah adanya semua surat ijin, dilanjutkan survey awal untuk mengetahui :a. Gambaran kelembagaan - Hubungan / Koordlnasl dengan aparat dibawahnya -Konflik kelembagaan -Sikap terhadap program kesehatan b. Gambaran geografi dan demografi - Luas wilayah - Potensi wilayah - Kondisi jalan - Sarana transportasi - Keamanan - Keterjangkauan - Fasilitas umum - Fasilitas kesehatan - Jumlah RW/RT - Jumlah penduduk dan komposisi penduduk c. Gambaran umum tentang kesehatan - Angka Kelahiran - Angka Kematian - Cakupan Posyandu Page | 56
- Kader kesehatan - Perencanaan kesehatan - Penvakit yang sering diderita - Kejadian wabah I KLB - Musibah masal - Pembuangan samoah - Pembuangan limbah - Dana sehat
lndikator kesehatan merupakan titik awal untuk pengumpulan data. harus ditetapkan lebih dahulu sebelum langkah langkah manaiemen yang lain dilaksanakan, dengan membandingkan data yang diperoleh terhadap indikator yang ada, dapat dltentukan titik lemah dari data yang ada dan apa yang harus dilakukan selanjutnya Berdasarkan gambaran dari hasil survey awal tersebut kita dapat mengetahui seberapa jauh potensi Desa / Kelurahan binaan terhadap pembangunan kesehatan masyarakat serta hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi program
pembangunan kesehatan maupun masalah
kesehatian yang umum terjadi dimasyarakat 2. Mengadakan pertemuan awal / dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang Kelurahan / kepala desa, RWRT, tokoh masyarakat, kader dan puskesmas, dengan tujuan : a. Mengetahui permasalahan kesehatan b. Dapat memprioritaskan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan potensi yang ada dimasyarakat c. Bersama masyarakat dapat menyusun suatu program pembangunan kesehatan sesuai dengan prioritas. 3. Membuat instrumen pengumpulan data sesuai dengan permasalahan kesehatan hasif dari lokakarya mini Bentuk instrumen pengumpulan data dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner atau dokumentasi. Apabila sudah tersedia instrumen yang berstandar, maka boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Bila belum tersedia instrumen yang berstandar maka
Page | 57
harus membuat sendiri, mufai dari perencanaan, menyusun, mengadakan ujicoba, dan merevisi.
Prosedur yang harus ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah: a. Perencanaan, meliputi perumusan lujuan, menelapkan variabef, dan kategori variabel. b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara. c. Uji coba baik skala kecil maupun besar d. Penganalisaan hasil, analisa item dan melihat pola jawaban e. Mengadakan revisi terhadap item-item yang kurang baik. Langkah pembuatan instrumen merupakan kegiatan yang sangat penting karena benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Langkah - lanqkah pendataan 1. Penetapan populasi/ sampel Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai Kuantttas dan KaraKtensttK tenentu. Jaot populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam lainnva. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas berbagai populasi dapat ditampilkan antara lain : Anak, remaja, angkatan kerja, lansta, lbu hamil, perumanan, lahan Kosong dan laln-laln. Sampel adalah sebaqian dari jumlah dan karakteristik vano dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuK populasl. untuk ltu sampel yang diambil dan populasi harus betul-betul representative. Salah satu sasaran pada asuhan keperawatan komunitas kadanq mempunvai jumlah yang sangat banyak, sehingga metode sampling dapat dipertimbangkan untuk effisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan program.
2. Melaksanakan pendataan dan tabulasi data Dalam pefaksanaan pendataan sebaiknya melibatkan kader kesehatan yang ada, sehingga perlu dipersiapkan pada setiap petugas penggali data Page | 58
agar dapat mempersepsikan instrumen pendataan secara benar sehingga dapat memperoleh data yang lengkap dan benar. Untuk selanjutnya data yang terkumpul ditabulasi. tabulast data dapat dilakukan secara periodic sesuai oengan kebutuhan
Analisa data Analisa data harus dilakukan secara cermat disemua tingkatan dan
harus lahu cara menginterpretasikan data. Prinsip dasar Interpretasi data adalah Komunikatif dan lengkap. dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami isinya. bebarapa cara penyajian data yang dapat dikemukakan disini adalal : tabel, grafik maupun diagram.
Tabel :
Penyajian data dalam bentuk tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan, karena lebih efisien dan cukup komunikatif. Tabel yang baik adalah : - Judul harus terdapat keterangan subyek, tempat dan waktu . Setiap kolom terdapat judul kolom - Dibawah tabel terdapat sumber data . Harus ada interpretasi atau keterangan tabel
Contoh : Interpretasi data dalam bentuk tabel. No Tingkat Pendidikan
F
%
1 2 3 4
67 19 10 4
67% 19% 10% 4%
100
100%
SD SMP SMA PT
Jumlah Sumber data : Primer
lnterpretasi : Tingkat pendidikan masyarakat berpendidikan SD dan sebagian RW II Kelurahan X tahun 2005 sebagian besar (67 %) kecil (4 %) Perguruan tinggi.'
Page | 59
3.2.2 Tahap 2 : Pelaksanaan Setelah melaksanakan musyawarah masyarakat, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun berdasarkan hasil musyawarah masyarakat. Berberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan suatu kegiatan adalah : 1. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat 2. Pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, tokoh,tokoh masyarakat dan bekerjasama dengan pimpinan formal di masyarakat, Puskesmas/Dinas Kesehatan atau sector terkait lainnya sesuai dengan hasil musyawarah masyarakat. 3. Disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada msyarakat 4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat, bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah
3.2.3 Tahap 3 : Evaluasi Tujuan : a. Mengetahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana b. Mengetahui apakan waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar c. Mengetahui sebab-sebab terjadinya peyimpangan
Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dengan dua cara : 1. Selama kegiatan berlangsung (formatif), penilaian ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan tindakan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Penilain semacam ini dapat disebut dengan monitoring. 2. Setelah program selesai dilaksanakan (sumatif), Penilaian yang dilakukan setelah melaluijangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan, atau disebut juga penilaian pada akhir program.
Page | 60
Langkah : a. Pelajari tujuan b. Tentukan indicator dan cara pengkurannya c. Susun intrumen evaluasi d. Susun rencana evaluasi e. Laksanakan evaluasi f. Susun laporan evaluasi
Pembuatan laporan Laporan ini sangan berguna untuk masukan dan bahan pertimbangan tindakan kegiatan, juga untuk masukan sector lain yang terkait serta untuk doKumentasi
3.2.4 Form pengkajian komunitas
3.2.4.1 Form analisa data
No
Kelompok Data
Penyebab
Masalah
3.2.4.2 Form daftar masalah
Tanggal
Masalah
Tanggal Teratasi
Muncul
Page | 61
3.2.4.3
N o
Form perencanaan
Dx. Tujuan Kep.
3.2.4.4
No
Kriteria Hasil
Inte rve nsi
Penang gung jawab
Waktu
Temp at
M e t o d e
Media
Form Evaluasi
Masalah Kesehatan
Rekomendasi dan tindak lanjut
KONSEP SURVEY MAWAS DIRI Pengertian Survei Mawas Diri (SMD) Survei Mawas Diri
adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok masyarakat setempat dibawah bimbingan
kepala
Desa/Kelurahan
dan
petugas
kesehatan
(petugas
Puskesmas, Bidan di Desa). (Depkes RI, 2007)
Page | 62
Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja.
Tujuan Survei Mawas Diri (SMD) a)
Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat. c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan. d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) a)
Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b)
Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,
c)
Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d)
Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan masalah yang dihadapi
Sasaran Survei Mawas Diri (SMD) Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada umumnya di desa/kelurahan.
Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD) a)
Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data (menyusun
daftar pertanyaan
sederhana),
cara
pengamatan,
cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian b) Tokoh masyarakat di desa Page | 63
Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) a)
Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
·
Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
· ·
Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b)
Pelaksana SMD Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
c)
Pengolahan Data Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.
Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) Pengamatan langsung dengan cara : ·
Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW siaga tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan strategi pelaksanaannya.
·
Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk) :
·
Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya.
·
Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok
Page | 64
Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD) a)
Persiapan
·
Menyusun daftar pertanyaan :
1)
Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa (data sekunder)
2) 3)
Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat mempengaruhi responden
4)
Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
5)
Menampung juga harapan masyarakat
·
Menyusun lembar observasi (pengamatan) Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
·
Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah KK
b)
Pelaksanaan:
·
Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
·
Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c)
Tindak lanjut
·
Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
·
Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan
·
Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d)
Pengolahan data Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
1)
Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2)
Prioritas masalah
3)
Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan masalah
Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD) Ada 3 cara penyajian data yaitu : 1)
Secara Tekstular (mempergunakan kalimat) Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
2)
Secara Tabular (menggunakan tabel) Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel, disusun Page | 65
dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim. 3)
Secara Grafikal ( menggunakan grafik) Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data berupa angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data tabel yng telah dibuat.
KONSEP LOKAKARYA MINI
A. PENGERTIAN Loka karya mini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam perencanaan perawatan komunitas yang melibatkan peran serta masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan / keperawatan serta merencanakan tindakan pemecahan masalah sesuai dengan potensi yang dimiliki .
B. TUJUAN 1. Difahaminya masalah –masalah kesehatan/ keperawatan yang terjadi di wilayahnya. 2. Dapat menetapkan masalah yang jadi prioritas. 3. Terciptanya peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam penyelesaian masalah kesehatan/keperawatan yang ada. 4. Terjalin hubungan kerja lintas sektor dan lintas program dalam upayaupaya yang mendukung kesehatan.
C. INDIKASI 1. Ditemukannya masalah kesehatan/ keperawatan pada masyarakat wilayah binaaan. 2. Adanya kesedian masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan.
D. KONTRA INDIKASI · Dalam keadaan timbulnya bencana alam. · Situasi konflik./ gangguan stabilitas keamanan .
Page | 66
E. PROSEDUR 1. Tahap Persiapan. 1.1. Persiapan Masyarakat sebagai klien. a. Tokoh Masyarakat ( Guru, Kepala adat, Orang yang dituakan, dll). b. Tokoh Agama ( Kiayi, Ustadz, Ketua/pengurus DKM, Pimpinan pondok pesantren) c. Tokoh Pemuda ( Karang taruna, remaja mesjid, dll) d. PKK e. Kader Kesehatan. f. Petugas kesehatan ( Puskesmas, Puskeskel, Bidan desa, dll) g. Pengelola layanan kesehatan swasta. h.
Pengurus
dan
anggota
organisasi
kemasyarakatan
dan
politik
(LSM,Parpol) i. Ketua dan anggota BPD/ Dewan Kelurahan. j. Aparat pemerintahan desa/kelurahan. k. Pengurus RW dan RT. l. Unsur departemen terkait.
1.2. Persiapan sarana, media dan tenaga. a. Tempat pertemuan. b. Pengeras suara c. Data yang akan disajikan ( dalam bentuk diagram, table, dll) d. Kertas flif chard dan spidol. e. Papan tulis / papan plif chart. f. Buku Catatan. g. Petugas ( Penyaji, Moderator Notulis, dll)
2. Tahap Pelaksanaan. Pembukaan. 2.1.
Moderator
mengawali
pertemuan
dengan
mengucapkan
salam.
2.2. Moderator menjelaskan maksud loka karya mini. 2.3. Moderator menyampaikan tahapan-tahapan / susunan acara yang akan dilakukan selama loka karya mini berlangsung. Page | 67
2.4.
Moderator
membuka
loka
karya
mini
dengan
Bassmallah.
2.5 Moderator memberikan kesempatan kepada presenter/ penyaji untuk pemaparan data dan permasalahan hasil temuan.
Penyajian Data 2.6. Penyaji penyampaikan temuan data-data yang terkait dengan masalah kesehatan/keperawatan. ( Penyajian disampaikan secara singkat, padat, lugas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dengan bantuan media yang berfariasi serta melaksanakan klarifikasi ) 2.7. Penyaji memberikan kesempatan kepada peserta lokmin untuk mengklarifikasi data, masalah dan mengadaklan Tanya jawab. 2.8. Bersama-sama masyarakat / peserta lokmin mengidentifikasi masalah kesehatan . 2.9. Penyaji menyampaikan/ menjelaskan kembali masalah-masalah yang telah
teridentifikasi
untuk
dapat
disepakati
oleh
peserta
lokmin.
2.10. Melakukan prioritas masalah bersama-sama masyarakat dengan menggunakan beberapa criteria penapisan. ( 12 kriteria ) 2.11. Memberikan penilaian / scor pada masing-masing criteria penapisan berdasarkan kondisi yang dirasakan masyarakat. 2.12. Penilaian pada masing-masing criteria dilakukan terhadap seluruh masalah kesehatan yang teridentifikasi. 2.13.
Menetapkan
masalah
berdasarkan
urutan
prioritasnya.
Menyusun Rencana Intervensi. 2.14. Merumuskan tujuan ( jangka panjang dan jangka pendek.) 2.15. Menetapkan Indikator./ Kriteria dan standar. 2.16. Menetapkan rencana tindakan/kegiatan/ intervensi yang akan dilakukan. 2.17. Menentukan waktu, tempat, orang (SDM) yang dilibatkan. 2.18. Mengidentifikasi sarana dan pra sarana serta sumber dana yang diperlukan. 2.19.
Menyimpulkan
hasil
kesepakatan
dari
lokmin.
2.20. Penandatangan kontrak program kerja hasil lokakarya mini .
Page | 68
2.21. Moderator menutup lokakarya mini dengan hamdallah ( atau diawali dengan pembacaan do’a)
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN. 1. Pastikan persiapannya telah matang . 2. Mengupayakan selama lokmin berlangsung suasana hangat/hidup. 3. Penyajian tidak monoton. 4. Memberikan perhatian pada audience/masyarakat yang hadir. 5. Ciptakan komunikasi dua arah aatau lebih.
Page | 69
3.2.5 Sistematika Laporan
Lembar Cover Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I : ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS A. Pengkajian B. Analisa data C. Daftar masalah D. Perencanaan E. Pelaksanaan F. Evaluasi
BAB II : PENUTUP A. Kesimpulan B.Saran Lampiran-lampiran : A. Lampiran Laporan Hasil Kegiatan Pra MMRW -
Daftar hadir
-
Keputusan hasil Pra MMRW ( kepanitiaan )
B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan MMRW -
Daftar Hadir
-
Keputusan dan program kerja hasil MMRW
C. Lampiran Pelaksanaan Pelatihan Dan Pembinaan Kader D. Lampiran Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan E. SAP, daftar hadir, bahan/materi penyuluhan, leaflet dan diskripsi singgkat respon kegiatan
Page | 70
BAB 3 EVALUASI DAN CONTOH PENGORGANISASIAN
A. Format Evaluasi dan Penilaian FORMAT PENILAIAN SIKAP MAHASISWA SELAMA PROSES PEMBIMBINGAN
NO
ASPEK YANG DINILAI
1
Kedisiplinan
SKOR NILAI 15
2
Tanggungb jawab
15
3
Inisiatif dan kreatifitas
20
4
Stabilitas emosi
10
5
Kejujuran
15
6
Kerja sama dalam kelompok
15
7
Penampilan
10
JUMLAH
100
Keterangan : A = 81 – 100 B = 68 – 80 C = 56 – 67 D = 41 – 55 E = 0 – 40
NILAI YG KET DICAPAI
Malang, Pembimbing
(-----------------------------------)
Page | 71
FORMAT PENILAIAN LAPORAN ASKEP KOMUNITAS
NO
ASPEK YANG DINILAI
1
Asuhan Keperawatan Komunitas : A. Pengkajian B. Analisa data C. Daftar masalah D. Perencanaan E. Pelaksanaan F. Evaluasi
2
Penutup : A. Kesimpulan B. Saran
15
4
Lampiran-lampiran
25
JUMLAH
100
Keterangan : A = 81 – 100 B = 68 – 80 C = 56 – 67 D = 41 – 55 E = 0 – 40
SKOR NILAI 60
NILAI YG KET DICAPAI
Malang, Pembimbing
(-----------------------------------)
Page | 72
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI MMRW ( MUSYAWARAH MASYARAKAT TK. RW ) NO. ASPEK YANG DINILAI
NILAI
NILAI
MAK
DICAPAI
1.
Persiapan tempat
5
2.
Persiapan audio visual
5
3.
Menyampaikan tujuan pokok kegiatan
5
4.
Kejelasan dalam penyampaian materi
20
5.
Ketepatan waktu
5
6.
Kemampuan menyampaikan argumentasi
10
7.
Kemampuan memahami pertanyaan
10
8.
Ketepatan menjawab sesuai dengan teori
20
9. 10.
Kemampuan mendorong diskusi secara aktif Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi
Jumlah
YANG
10 10 100
Keterangan :
Malang,
A = 81 – 100
Pembimbing
B = 68 – 80 C = 56 – 67 D = 41 – 55 E = 0 – 40
(-----------------------------------)
Page | 73
A. Contoh Tabulasi data dan analisa data secara diskriptif Tabulasi data demografi 1.1 Komposisi umur Tabel 1. Usia warga pada masyarakat RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjungsekar, Juni 2005 Usia
Frekuensi
Prosentase
0-<1
-
0
1-<5
17
13,39
5 - < 13
20
15,75
13 - < 20
10
7,87
20 - < 55
67
52,76
≥ 55
13
10,24
Jumlah
127
100
Sumber : Data Primer Interpretasi : berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa 67 orang ( 52,76 % ) berusia 20 - < 55 tahun dan sebagian kecil 10 orang ( 7,87 % ) berusia 13 - < 20
1.2 Pasangan Usia Subur Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa hampir setengahnya ( 47,05 % ) dari warga RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung sekar adalah PUS dan sebagian kecil ( 18 % ) adalah pasangan usia tidak subur
Page | 74
1.3 Tingkat Pendidikan Tabel 2 Tingkat pendidikan pada masyarakat RT 07 RW 0 2 Kelurahan Tunjungsekar, Juni 2005 Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
Tidak tamat
12
9,45
SD
28
22,05
SLTP
42
33,07
SLTA
16
12,60
D3
2
1,57
S1
10
7,87
S2
4
3,15
Belum sekolah
13
16,24
Jumlah
127
100
Sumber : Data Primer Interpretasi : berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa hampir setengahnya ( 33,07 % ) dari warga RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung sekar mempunyai tingkat pendidikan SLTP
Page | 75
TABULASI KESEHATAN LINGKUNGAN RT 07
1. Jenis rumah Tabel 1 kepemilikan lingkungan berdasarkan jenis rumah pada masyarakat di RW 07 Kelurahan Tunjung Sekar, Juni 2005. No
Jenis rumah
Frekuensi
%
1
Permanen
34
100
2
Semi Permanen
0
0
3
Non permanen
0
0
34
100
Jumlah
Interpretasi : berdasarkan data diatas di RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung sekar didapatkan bahwa seluruhnya ( 100% ) masyarakat di RT 07 memiliki jenis rumah permanen 7. Jenis WC Tabel 2 kepemilikan lingkungan jenis WC pada masyarakat di RW 07 Kelurahan Tunjung Sekar, Juni 2005. No
Jenis WC
Frekuensi
%
1
Leher angsa
31
91,18
2
Cemplung
0
0
3
Plengsengan ke sungai
3
8,82
34
100
Jumlah
Interpretasi : berdasarkan data diatas di RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung sekar didapatkan bahwa hampir seluruhnya ( 91,18 % ) memiliki WC jenis leher angsa dan sebagian kecil ( 8,82 % ) memiliki WC jenis plengsengan ke sungai
Page | 76
TABULASI BALITA DAN ANAK 1. usia anak dan balita Tabel 1 kesehatan Anak dan Balita berdasarkan usia pada masyarakat di RW 07 Kelurahan Tunjung Sekar, Juni 2005. No
Usia
Frekuensi
%
1
0 - <1
0
0
2
1 - <5
17
50
3
5 - <13
17
50
34
100
Jumlah Interprestasi Data :
Berdasarkan hasil pendataan pada masyarakat RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung sekar didapatkan balita dan anak berdasarkan jenis usia yaitu usia >1 - <5 tahun sebanyak 17 orang, usia >5 - <13 sebanyak 17 orang (50%)
B. Contoh SAP ( Satuan Acara Pembelajaran ) penyuluhan
( Sudah jelas )
C. Contoh kepanitiaan pre planning MMRW ( Musyawarah Masyarakat Tingkat RW )
Page | 77
CONTOH
KEPANITIAN
DAN
SUSUNAN
ACARA
PRE
PLANNING
MUSYAWARAH MASYARAKAT TINGKAT RW ( MMRW ) Penanggung Jawab
:Lurah Desa Mendalanwangi dan Pembimbing
Akademik
Ketua
: Ketua RW
Sekretaris
: Warga
Sie Acara
: Mahasiswa
Sie Konsumsi
: Warga dan Mahasiswa
Sie Perlengkapan
: Mahasiswa dan Warga
Sie ilmiah - Pokjakes Kesling
: Warga/kader dan mahasiswa
- Pokjakes
KIA
: Warga/kader dan mahasiswa
- Pokjakes Lansia
: Warga/kader dan mahasiswa
- Pokjakes P2M
: Warga/kader dan mahasiswa
D. Contoh susunan acara MMRW ( Musyawarah Masyarakat Tingkat RW )
Page | 78
CONTOH SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH MASYARAKAT RUKUN WARGA ( MMRW ) DESA MENDALANWANGI KEC WAGIR KAB. MALANG
Pembukaan
5 Menit
Sambutan : Lurah Ketua RW Pembimbing Akademik Mahasiswa
5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit
Penjelasan tujuan kegiatan MMRW
5 Menit
Acara Inti : Penyajian Data Diskusi kelompok
15 Menit 15 Menit
a. b. c. d.
Penyajian hasil diskusi Kesehatan lingkungan KIA Lansia P2M
5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit
a. b. c. d. e.
Tanggapan hasil diskusi Pemerintah desa Tokoh masyarakat Puskesmas Institusi pendidikan Masyarakat
5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit
-
-
Pembacaan hasil kesepakan oleh pembawa acara
5 Menit
Do’a
5 Menit
Penutup
5 Menit 120 menit
Page | 79
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA PRAKTEK KOMUNITAS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POLTEKKES dr SOEPRAOEN DI DS. MENDALANWANGI KEC. WAGIR TA. 2014/2015 FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS I.
DATA DEMOGRAFI A.
N o
:
:
B. Daftar Anggota Keluarga Nama/ Umur Jenis Hub Aga Kelami Klg ma n L P
C.
II.
Struktur Keluarga Nama KK Umur : Jenis Kelamin : Agama : Pendidikan : Pekerjaan Suku/ Bangsa :
Pend
Pekj
Kead Fisik
Seha t
Data Ekonomi a. Penghasilan rata-rata perbulan : (dalam 1 KK) 1.
Ket
Sakit
3. >Rp 3.000.000
LINGKUNGAN FISIK A. Perumahan Page | 80
B.
a. Status Kepemilikan : 1. Sewa 2. Numpang 3. Milik sendiri b. Jenis Rumah 1. Permanen 2. Semi permanent 3. Tidak permanen c. Lantai 1. Tanah 2. Papan 3. Tegel 4. Semen d. Ada jendela di setiap kamar 1. Ya 2. Tidak e. Kebersihan rumah 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang f. Ada jendela di setiap rumah 1. Ya 2. Tidak g. Jika Ya, apakah dibuka setiap hari 1. Ya 2. Tidak h. Ventilasi rumah 1. > 10% dari luas lantai 2. < 10% dari luas lantai i. Pencahayaan dalam rumah di siang hari 1. Terang 2. Remang-remang 3. Gelap j. Jarak rumah dengan tetangga 1. Bersatu 2. Dekat 3. Terpisah k. Halaman di sekitar rumah 1. Ada 2. Tidak l. Jika ada , lokasinya 1. Di depan 2. Disamping 3. Di belakang m. Pemanfaatan pekarangan 1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang n. Berapa luas rumah………m2 Sumber Air a. Sumber air untuk masak dan minum 1. PAM 2. Sumur 3. Air mineral b. Jika di PAM, sumur 1. Dimasak 2. Tidak c. Sumber air mandi/ mencuci 1. PAM 2. Sumur 3. Sungai 4. Lain-lain, sebutkan……….. d. Jarak sumber air dengan septic tank 1. < 10 m 2. > 10 m e. Tempat penampungan air sementara 1. Bak 2. Gentong 3. Ember 4. Lain- lain, sebutkan……………. f. Kondisi tempat penampungan air 1. Terbuka 2. Tertutup g. Kondisi air dalam penampungan Page | 81
C.
D.
E.
III.
1. Berwarna 2. Berbau 3. Berasa 4. Tidak berasa/ berwarna h. Ada jentik dalam penampungan air 1. Ya 2. Tidak Pembuangan Sampah a. Dimana keluarga membuang sampah 1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar 4. Sembarang tempat 5. Lain-lain, sebutkan………. b. Penampungan sampah sementara 1. Ada 2. Tidak ada/ berserakan c. Bila ada, keadaannya 1. Terbuka 2. Tertutup d. Jarak dengan rumah 1. Dekat (< 5 m) 2. Jauh (> 5 m) Pembuangan Limbah a. Kebiasaan keluarga BAB & BAK 1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang b. Kondisi kamar mandi/ WC 1. Bersih/ tidak licin 2. Kurang bersih/ licin c. Jenis jamban yang digunakan 1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher angsa d. Pembuangan air limbah 1. Resapan 2. Got 3. Semabarangan e. Kondisi saluran pembuangan 1. Lancar 2. Menggenang/ becek 3. Tersumbat/ tidak mengalir Kandang Ternak a. Kepemilikan kandang tenak 1. Tidak 2. Ya, jenisnya…………. b. Bila Ya, letak kandang 1. Dalam rumah 2. Di luar rumah c. Kondisi 1. Terawat 2. Tidak terawatt d. Kebersihan 1. Kotor, berbau 2. Cukup bersih
KONDISI KESEHATAN UMUM A. Pelayanan Kesehatan a. Sarana kesehatan terdekat 1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dr/ Perawat/ Bidan 4. Balai pengobatan 5. Lain-lain, sebutkan………. b. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit 1. RS 2. Puskesmas 3. Dokter praktik Page | 82
B.
IV.
4. Perawat 5. Bidan 6. Dukun 7. Tidak pernah 8. Lain-lain, sebutkan……. c. Kebiasaan Keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan 1. Beli obat bebas 2. Jamu Jenisnya ……… d. Sumber pendanaan kesehatan keluarga 1. ASTEK/ASKES 2. Tabungan 3. Dana sehat 4. JPS/ASKES MASKIN 5. Tidak ada e. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga 1. Jalan kaki 2. Becak 3. Angkot 4. Kendaraan pribadi f. Jarak rumah dengan sarana kesehatan 1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km 4. > 5 Km Masalah Kesehatan Khusus a. Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir 1. Demam berdarah 2. Batuk pilek 3. Asma 4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular seksual 7. Lain-lain, sebutkan………..
IBU HAMIL DAN MENYUSUI A. Pasangan Usia Subur (Usia 20- 44 tahun) a. Apakah salah satu anggota keluarga ada PUS (Pasangan Usia Subur) 1. Tidak 2. Ya b. Bila Ya, apakah menjadi akseptor KB 1. Tidak 2. Ya c. Bila Ya, jenia kontrasepsi yang dipakai 1. IUD 2. Suntik 3. Pil 4. Susuk 5. Kondom 6. Tubektomi 7. Vasektomi d. Bila tidak, alasannya 1. Dilarang suami 2. Agama 3. Tidak tahu 4. Lain-lain, sebutkan………. B. Ibu Hamil a. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga 1. Tidak 2. Ya b. Bila Ya, umur kehamilan trimester 1. I (0- 3 bulan) 2. II (4- 6 bulan) 3. III (7- 9 bulan) c. Bila Ya, kehamilan yang ke 1. 1 2. 2 3. 3 4. > 3 d. Berapa usia bumil saat ini 1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun e. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya Page | 83
1. Tidak
C.
D.
2. Ya, sebutkan…………..
f. Bila Ya 1. 2 kali 2. 3 kali 3. 4 kali g. Bila Tidak, alasannya 1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat 3. Tidak tahu 4. Lain-lain, sebutkan………… h. Apakah mendapatkan TT 1. Tidak 2. Ya i. Bila Ya 1. Lengkap (2 kali) 2. Tidak lengkap (1 kali) j. Adakah penyakit/ keluhan yang dirasakan bumil saat ini 1. Lemah, letih, lesu 2. Pusing 3. Mual & muntah 4. Bengkak di kaki atau tempat lain 5. Lain-lain, sebutkan……... Ibu Menyusui a. Apakah ada buteki 1. Tidak 2. Ya b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya 1. Tidak 2. Ya c. Bila Ya, lamanya menyusui 1. < 1 bulan 2. 1 – 4 bulan 3. 5 – 12 bulan 4. > 12 bulan d. Bila Tidak, alasannya 1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3. Penyakit 4. Lain-lain, sebutkan……… Balita a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita 1. Tidak 2. Ya b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu 1. Tidak 2. Ya c. Bila Tidak, alasannya 1. Jauh 2. Tidak ada waktu 3. Lain-lain, sebutkan…. d. Apakah anak ibu sudah diimunisasi 1. Tidak 2. Ya e. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan 1. Polio….kali 2. BCG 3. DPT…..kali 4. Hepatitis 5. Campak f. Bila tidak diimunisasi, alasannya 1. Tidak tahu 2. Waktu 3. Lain-lain, sebutkan g. Apakah anak memiliki KMS 1. Tidak 2. Ya Page | 84
E.
h. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada 1. Di daerah garis hijau 2. Diatas garis hijau sampai kuning 3. Di bawah garis titik-titik 4. Di bawah garis merah Anak dan Remaja a. Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/ remaja 1. Tidak 2. Ya b. Jika Ya, usia anak saat ini 1. 6 – 10 tahun 2. 11 – 15 tahun 3. 16 – 21 tahun c. Pendidikan anak berada pada tingkat 1. SD 2. SMP 3. SMA
d.
e. f. g. h.
i.
F.
4. PT Kegiatan anak di luar sekolah 1. Kegamaan, sebutkan….. 2. Karang Taruna 3. Olahraga, sebutkan……… 4. Lain-lain, sebutkan….. Apakah ada anak yang menderita penyakit 1. Tidak 2. Ya, sebutkan Jika Ya, sudahkah berobat 1. Sudah 2. Belum, alasannya Jika sudah, berobat kemana 1. Medis, sebutkan…. 2. Non medis, sebutkan…. Bagaimana penggunaan waktu luang anak 1. Musik/ TV 2. Olahraga 3. Rekreasi 4. Keagamaan Kebiasaan anak 1. Merokok 2. Alkohol 3. Narkoba 4. Lain-lain, sebutkan……..
Usia Lanjut a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari 60 tahun) 1. Tidak ada 2. Ada, usianya…….. b. Usia lansia termasuk 1. Middle age 2. Eldery 3. Very Old c. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit 1. Tidak 2. Ya d. Jika Ya, jenis penyakitnya 1. Asma 2. TBC 3. Hipertensi 4. Kencing manis 5. Rheumatik/arthritis 6. Katarak 7. Osteoporosis 8. Penyakit kulit 9. Jantung Page | 85
e.
f.
g. h. i. j. k. l. m. n.
10. Liver 11.Lain-lain, sebutkan……. Upaya yang telah dilakukan 1. Berobat ke sarana kesehatan 2. Berobat ke non medis 3. Diobati sendiri 4. Lain-lain, sebutkan…….. Penggunaan waktu senggang pada lansia 1. Berkebun/pekerjaan rumah 2. Jalan-jalan 3. Senam 4. Lain-lain, sebutkan……… Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara 1. Tidak ada 2. ada Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut 1. Tidak 2. Ya…….kali/bulan Jika tidak, alasannya 1. Tidak tahu 2. Tidak mau Kebutuhan Nutrisi (frekuensi) 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Kualitas makan 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang IMT 1. Lebih 2. Normal 3. Kurang Kebiasaan makan 1. Tinggi garam 2. Tinggi Lemak 3.Tinggi Purin 4. Tinggi gula Psikososial
o. Aktifitas (bartle indeks)
Page | 86
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www. promkes.go.id, diunduh pada tanggal 25 September 2005. Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice in Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park, CA: Sage. Departemen kesehatan RI, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1989
Departemen kesehatan RI, Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1988
Departemen kesehatan RI, Konsep Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1988
Muhyidin D, Konsep Ilmu Perawatan Kesehatan Masyarakat kaitannya dengan Program Kesehatan Masyarkat, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XV, No 1 1 Agustus 1984
Page | 87