PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X-I SMAN 5 MADIUN KOTA MADIUN MELALUI TEKNIK TERATAI ( TERJUN AMATI RANGKAI) SRI MEILANY Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi dengan teknik Teratai siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun, (2) meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi dengan Teknik Teratai siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Dengan prosedur persiapan penelitian melalui survei awal yang dilakukan secara kolaboratif dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-I SMAN 5 Madiun tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 25 siswa. Peneliti sebagai pengamat dan berkolaborasi dengan guru kelas X-I sebagai pengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik teratai dapat (1) meningkatkan motivasi belajar siswa karena proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, (2) teknik teratai dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun dalam menulis puisi. Kata-kata kunci: peningkatan, kemampuan, menulis puisi, teknik teratai
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu tuntutan kurikulum 2006 berbasis kompetensi. Untuk mencapai tuntutan di atas diperlukan sumber daya pendukung. Salah satunya adalah media pembelajaran yang dapat digunakan guru dan siswa. Sayangnya, aktivitas menulis tidak banyak disukai orang, karena mungkin tidak merasa berbakat,
serta tidak tahu apa dan bagaimana harus menulis. Dari beberapa survey yang dilakukan terhadap guru bahasa Indonesia, umumnya mereka menyatakan bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai murid dan gurunya adalah menulis atau mengarang. Secara umum kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis puisi menurut pengamatan penulis di lapangan berupa: (1) kesulitan menemukan ide; (2) kesulitan menentukan katakata pertama dalam menulis puisi; dan (3)kesulitan dalam mengembangkan ide karena minimnya pengetahuan kosa kata. Kenyataan ini juga terjadi pada siswa Kelas X-I Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Madiun Kota Madiun tahun
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 316
pelajaran 2012/2013, berdasarkan data awal yang penulis peroleh pada saat melaksanakan kegiatan observasi dan suvervisi kelas di Kelas X- I yaitu rata-rata nilai siswa 65,68 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar menulis puisi. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Guna mengatasi permasalahan tersebut, tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan perbaikan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Teknik Teratai dan menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga siswa mampu menulis puisi dengan baik. Sejalan dengan uraian di atas , rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah "Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun melalui Teknik Teratai?". Adapun rumusan masalah khusus dibagi dalam dua tahapan agar dapat dengan mudah untuk memperbaiki apabila ditemukan suatu permasalahan, yaitu sebagai berikut.(1) Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran menulis puisi dengan Teknik Teratai siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun. (2) Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi dengan Teknik Teratai siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun . Tujuan Penelitian ini adalah: (1) Peningkatan proses pembelajaran menulis puisi dengan Teknik Teratai siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun. (2) Peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi dengan Teknik Teratai siswa Kelas X-I SMAN 5 Madiun Kota Madiun.
Manfaat yang dapat diambil dariPenelitian ini adalah: (1) Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan empiris untuk memilih teknik pembelajaran menulis puisi secara sistematis dan bertahap. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan guru dalam rangka merancang, melaksanakan mengevaluasi pembelajaran menulis puisi.(2) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menulis puisi. Lebih khusus lagi untuk membantu mengembangkan daya imajinasi dalam menulis puisi. (3) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal untuk penelitian sejenis sebagai bahan bandingan sekaligus pertimbangan dalam menentukan topik, fokus, atau latar penelitian yang lebih luas dan mendalam. Menurut Sagoro (http://sagoroindo.blogspot.com,2013) Teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode kontekstual. Dalam teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter; terjun, at; amati, ai; rangkai. 1. Terjun: Terjun di sini mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Menurut Ahmadi ( 1990:60) kita (siswa) mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari keadaan sekeliling lingkungan kita. Kita berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kita secara konstan dan menyadari sumber-sumber informasi yang terpercaya. 2. Amati :Amati di sini mengandung pengertian, siswa
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 317
melakukan pengamatan terhadap berbagai obyek di alam sekitar. 3. Rangkai : Siswa mulai menyusun dan merangkainya menjadi sebuah bangunan puisi. Bangunan puisi yang dicipta oleh siswa bukan berarti lengkap sesuai dengan unsur-unsur dalam puisi, tapi beberapa saja. Menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia Ganesa Imam Taufik (2010:1047), menulis berasal dari kata tulis. Menulis adalah membuat huruf, (angka, dsb) dengan pena, (pensil, kapur, dsb). Melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Pranoto, (2009:v), Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), kata kreatif diartikan: (1) memiliki daya cipta; (2) memiliki kemampuan untuk menciptakan; dan (3) bersifat (mengandung) daya cipta. Maka, sesuai dengan arti kata kreatif tersebut, penulisan kreatif atau creative writing adalah penulisan yang sifatnya mencipta suatu karya tulis dengan menggunakan bahasa literer dan imajinatif. Puisi merupakan karya sastra. Apabila ditinjau secara etimologis, puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat atau poesis yang berarti pembuatan dan dalam bahasa Inggris puisi disebut poem atau poetry. Puisi berarti pembuatan, karena dengan menulis puisi berarti telah menciptakan sebuah dunia (Sutedjo 2008:1-2). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun Poerwodarminto (2007:915) puisi adalah karangan kesusastraan yang berbentuk sajak (syair, pantun dsb). Sutedjo (2008:108) menyatakan rima adalah bunyi yang berulang, baik dalam larik maupun pada akhir kalimat (larik). Selanjutnya
Aminudin (dalam Sutedjo, 2008:108) mengemukakan ada 5 jenis rima yaitu: (1) Rima akhir adalah perulangan bunyi yang terdapat pada akhir larik puisi.(2) Rima dalam adalah perulangan bunyi yang terdapat pada kata-kata dalam satu larik, baik bunyi vokal maupun konsonan. (3) Rima identik adalah perulangan bunyi yang terdapat pada setiap bait.(4) Rima sempurna adalah perulangan bunyi yang meliputi pengulangan konsonan maupun vokal dalam setiap larik.(5) Rima rupa adalah perulangan bunyi hanya tampak pada penulisan suatu bunyi, sedangkan pelafalannya tidak sama. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan di SMAN 5 Madiun Kota Madiun pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 . Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun Kota Madiun tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 25 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan 12 perempuan. Seluruh siswa dilibatkan dalam kegiatan penelitian, karena mengikuti konteks alamiah pada proses pembelajaran yang sesungguhnya. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilalui, yang meliputi langkah persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan pada penelitian ini adalah dialog awal untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan menyatukan ide untuk perbaikan pembelajaran menulis puisi. Pada tahap ini ada 4 kegiatan yang dilakukan yakni (1) melakukan
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 318
diskusi dengan guru kelas X-1 SMAN 5 Madiun Kota Madiun tentang materi pembelajaran menulis puisi, (2) menetapkan rencana pembelajaran, (3) menetapkan pelaksanaan penilaian, (4) simulasi pembelajaran dan penilaian pada materi menulis puisi. Penyusunan rencana tindakan ini berlandaskan pada prinsip kolaborasi antara peneliti dan guru kelas X-1 SMAN 5 Madiun Kota Madiun pada materi menulis puisi. Adapun langkah yang dilakukan adalah: (1) Peneliti dan guru kelas X-1 SMAN 5 Madiun Kota Madiun 2 menyusun rencana pembelajaran meliputi (a) penetapan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran, (b) menentukan materi atau bahan ajar, (c) menetapkan teratai sebagai teknik pembelajaran, (d) Melakukan kegiatan pembelajaran yang berupa kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, dan (e) evaluasi pembelajaran;(2)menyusun indikator dan kriteria pencapaian siswa dalam pembelajaran; dan (3) menyusun pedoman pengamatan dan format pengamatan. Rencana tindakan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus ditetapkan masing-masing 1 kali pertemuan atau 2 X 45 menit. Peneliti dan praktisi secara kolaboratif merencanakan kegiatan pembelajaran setiap siklusnya. Pelaksanaan: Terjun, Amati (1) Guru membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk menulis puisi bebas, (2) Guru memberi contoh puisi yang baik (3) Guru menjelaskan tata cara menulis puisi, (4) Guru membimbing siswa agar dapat menemukan ide yang dikembangkan dalam bentuk puisi,
(5) Guru mengajak siswa mengamati lingkungan sekolah dan mencatat ide-ide yang akan dituangkan dalam bentuk puisi. Rangkai, (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dalam tahap pemburaman, (2) Guru membentuk kelompok kerja siswa setiap kelomk terdiri antara 4 s.d 5 siswa, (3) Guru mengarahkan dan membimbing penulisan draf puisi berdasarkan kerangka pada tahap pramenulis, (4) Guru mengamati dan membantu siswa dalam menulis puisi dengan pola individual maupun kelompok, (5) Guru mengamati dan membimbing siswa dalam membuat puisi. Perevisian, (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis puisi pada tahap perevisian, (2) Guru menjelaskan tata cara merevisi kelengkapan dan kebahasaan menulis puisi, (3) Guru memfokuskan perhatian siswa adanya merevisi terhadap hasil karya puisi. Pengeditan, (1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil, (2) Guru menugaskan masingmasing kelompok kecil untuk saling menukar draf individual, (3) Guru mengamati dan membimbing siswa memberi saran terhadap penulisan puisi.Pemublikasian, (1) Siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas, (2) Setiap kelompok menempelkan atau mempublikasikan hasil puisi pada papan publikasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai data yang diperlukan serta mengetahui kendala yang dihadapi guru dan siswa berkaitan dengan pembelajaran. kegiatan pengamatan ini dimaksudkan mengetahui penerapan dan peningkatan pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Teratai (baik
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 319
proses maupun hasil) yang terjadi sebagai akibat dari tindakan. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siswa X-1 SMAN 5 Madiun dengan teknik Teratai yang telah dilakukan berhasil atau tidak dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Siklus I Perencanaan tindakan peningkat-an kemampuan menulis puisi melalui teknik teratai pada siklus I disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas X-1 SMAN 5 Madiun Kota Madiun. Peneliti pada penyusunan rencana pembelajaran ini lebih memfokuskan pada tahapan menulis dan tahapan pembelajaran menulis puisi. Siklus I pada pertemuan pertama yakni tahap terjun dan tahap amati dilaksanakan pada hari jumat, 19 April 2013 jam pelajaran 1-2. Pada tahap terjun dan amati, guru membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk menulis puisi, memberi contoh puisi yang baik, siswa dibentuk menjadi 5 (lima) kelompok setiap kelompok ada yang beranggotakan 5 (lima). Siswa diajak keluar kelas secara berkelompok menuju tempat yang telah ditentukan dan mencatat ide-ide pokok puisi. Pertemuan kedua yaitu tahap perevisian dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 April 2013 jam pelajaran ke 1-2. Pada tahap perevisian guru bersama siswa membahas hasil karya siswa pada pertemuan pertama. Siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah dan kriteria menulis puisi yang baik.
Guru membagikan hasil karya puisi pada pertemuan pertama. Siswa disuruh membaca dan membenahi hasil karyanya sesuai dengan kaidahkaidah menulis puisi. Pada tahap perevisian guru mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dan memberikan komentar dan masukan terhadap tulisan-tulisan siswa. Pertemuan ketiga yaitu tahap pengeditan dan pemublikasian yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 April 2013. Pada tahap pengeditan guru bersama siswa membahas hasil karya puisi pada pertemuan kedua. Guru membagikan hasil karya siswa pada pertemuan kedua dan siswa saling menukarkan hasil karya tersebut dengan temannya.Guru menjelaskan cara mengedit hasil karya temannya. Siswa membetulkan puisi hasil karya temannya berdasarkan kaidah-kaidah menulis puisi. Siswa menulis kembali hasil karya yang telah diedit oleh temannya. Setiap kelompok memilih hasil karya terbaik dan ditempelkan di papan pajangan. Jumlah siswa yang tuntas:15 ,Jumlah siswa yang belum tuntas:10, Klasikal: BelumTuntas (60%). Hasil penilaian siklus I adalah skor/nilai rata-rata dari judul adalah 71,00%, diksi adalah 74,00%, penggunaan rima adalah 77,00%, kerapian dan keindahan 69,00% dari skor/nilai rata-rata adalah 71,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun baru mencapai kategori cukup. Sedangkan KKM pada kompetensi dasar menulis puisi 75. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan perbaikkan pembelajaran lebih lanjut Penelitian Siklus ke 2
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 320
Dalam tindakan perbaikan siklus II ini ada beberapa perubahan yang dimaksudkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan teknik teratai. Berikut dikemukakan perubahan-perubahan rencana tindakan kegiatan pembelajaran pada siklus II: (1) Perubahan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jika pada siklus I rencana pembelajaran direncanakan 3 kali pertemuan, maka pada siklus II direncanakan 4 kali pertemuan. Pada siklus I tahap terjun dan amati menjadi satu kali pertemuan, Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP pada siklus I kegiatan guru dan siswa menjadi satu, sedangkan pada siklus II kegiatan guru dan siswa dipisah sehingga akan tampak dengan jelas apa yang harus dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.2) Lokasi penelitian, Melihat nilai kelompok siswa terdapat perbedaan yang cukup signifikan khususnya pada lokasi lorong sekolah yang mendapat nilai paling rendah hal ini mungkin disebabkan karena siswa merasa kurang adanya hal yang diamati maka lokasi lorong kelas diganti dengan rumpun bambu. Jumlah siswa yang tuntas :24, siswa yang belum tuntas :1,Klasikal :Belum Tuntas (4%). Hasil penilaian pada siklus II adalah skor/nilai ratarata judul adalah 87,00%, diksi adalah 92,00%, penggunaan Rima adalah 89,00%,Kerapian dan keindahan 74,00% dan skor/nilai rata-rata menulis puisi dengan taktik Teratai adalah 84%. Dari hasil penilaian menulis puisi dalam pembelajaran di kelas tampak bahwa adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Perhatikan skor/nilai rata-rata dari judul siklus I
71,00%, pada siklus II menjadi 87,00%, pada diksi dengan skor/nilai rata-rata siklus I 74,00%, pada siklus II menjadi 92,00%, penggunaan Rima dengan skor/nilai pada siklus I 77,00%, pada siklus II menjadi 89,00%, Kerapian dan keindahan dengan skor/nilai pada siklus I 69,00 %,pada siklus II menjadi 74 % dan skor/nilai rata-rata pada siklus I 71,00%, pada siklus II menjadi 85,00%. Dengan adanya peningkatan yang signifikan tersebut disimpulkan bahwa penerapan taktik Teratai dalam pembelajaran menulis puisi siswa, ada peningkatan yang luar biasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun sudah mencapai kategori baik. Baik nilai produk maupun hasil dari pengamatan pun sudah baik. Oleh karena itu sudah tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran lebih lanjut, atau dapat dikatakan penelitian ini selesai. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa kelas X-1 SMA setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik Teratai, meliputi (1) kemampuan menemukan ide-ide pokok puisi; (2) kemampuan mengembangkan ide-ide pokok menjadi sebuah puisi; (3) kemampuan membuat judul sesuai dengan tema; dan (4) kemampuan merevisi puisi hasil karya sendiri dan mengedit puisi hasil karya temannya (5) kemampuan membuat puisi sesuai rima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario pembelajaran menulis puisi melalui teknik Teratai lebih berorientasi pada aktivitas siswa daripada guru. Dapat dikemukakan bahwa sejak pada
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 321
tahap terjun,amati, rangkai, perevisian, sampai dengan pengeditan puisi aktivitas berpusat pada siswa. Inilah yang dijadikan sebagai salah satu dasar untuk menyatakan skenario pembelajaran menulis puisi dengan teknik Teratai siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun relevan dengan hakikat KTSP. Hasil dan temuan penelitian menunjukan bahwa teknik pembelajaran menulis puisi dengan teknik Teratai dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun. Penerapan teknik Teratai memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut. Pertama, pembelajaran dilaksanakan dengan menarik, bermakna, dan bervariasi hal ini dapat dipahami dari proses menemukan ide-ide pokok puisi, mengembangkan ide-ide pokok menjadi puisi, menentukan judul puisi, perevisian dan pengeditan puisi. Kedua, siswa secara bebas mengemukakan ide dan gagasan dengan tema yang telah ditentukan. Ketiga, teknik Teratai melibatkan pengetahuan dan pengalaman praktis yang sebelumnya telah dimiliki oleh siswa. Dengan demikian, siswa SMA kelas X-I melalui teknik Teratai sudah dapat mengungkapan perasaan dan pikirannya dalam wujud sebuah karya puisi. Prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2004 mencantumkan pembelajaran hendaknya terpusat pada siswa dengan cara dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk komunikasi, bukan dituntut lebih banyak menguasai pengetahuan tentang bahasa (Depdiknas, 2003:4). Sejalan dengan hal ini teknik Teratai menjadi semakin relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran
menulis puisi di SMA. Siswa dalam hal ini memiliki kesempatan seluasluasnya untuk terlibat secara aktif dan menyampaikan pengetahuan/pengalaman nyata yang telah dimiliki sebelumnya. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa dengan cara melakukan beberapa hal, yakni: (1) mengobservasi proses menulis siswa; (2) mencatat dan mengecek seluruh hasil menulis siswa; (3) menyusun tugas dan latihan kelompok; (4) memberikan kesempatan khusus bagi siswa yang memiliki kemampuan berbeda dengan yang lain; (5) memperlajari hasil refleksi diri siswa dalam menulis; dan (6) melakukan penilaian secara adil dan terbuka. SIMPULAN DAN SARAN Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi melalui teknik Teratai siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun dapat ditingkatkan. Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan tindakan dalam dua siklus. Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Teratai Peningkatan proses pembelajaran menulis puisi melalui teknik Teratai siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun meliputi tahap terjun , amati, rangkai, perevisian dan pengeditan. Dicapai melalui fokus pembelajaran mengarahkan pada membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk menulis puisi baru dan memahami cara menulis puisi yang baik. Hasilnya (1) siswa telah mampu ketepatan menyelesaikan tugas; (2) siswa telah mampu mengemukakan pendapat dalam diskusi; (3) siswa
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 322
dapat bekerja sama dalam kelompok dan dapat berdiskusi; (4) siswa mempunyai keaktifan dalam melaksanakan tugas. Sehingga di dalam proses pembelajaran di dapatkan hasil baik. Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Teratai Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui teknik Teratai meliputi 6 tahap yaitu tahap terjun, amati, rangkai, perevisian, pengeditan dan pemublikasian. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Tahap Terjun dan Amati Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui teknik Teratai siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun pada tahap terjun dan amati dicapai melalui fokus pembelajaran mengarahkan pada membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk menulis puisi baru dan memahami cara menulis puisi yang baik. Hasilnya (1) siswa telah mampu menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang puisi yang dibacakan; (2) siswa telah memahami tata cara menulis puisi yang baik dengan rubrik penilaian menulis puisi yaitu: (a) kesesuaian judul dengan isi; (b) pilihan kata atau diksi; (c) penggunaan majas; (d) penggunaan ejaan; dan (e) kerapian dan keindahan tulisan. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Tahap Rangkai Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui teknik Teratai siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun pada tahap rangkai dicapai melaui fokus pembelajaran yang membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan ide-ide pokok puisi dan mengembangkan ide-ide pokok dalam bentuk puisi.
Hasilnya (1) siswa telah mampu menemukan ide-ide pokok puisi hasil dari pengamatan di lingkungan sekolah. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, setiap kelompok mengamati objek yang telah ditentukan yaitu taman, lapangan olah raga, kantin, lorong kelas, jalan raya. (2) Siswa telah mampu mengembangkan ide-ide pokok puisi menjadi draf puisi. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Tahap Perevisian Hasilnya (1) siswa telah mampu melakukan revisi judul puisi; (2) siswa telah mampu melakukan revisi kata-kata yang kurang tepat dalam tulisan puisi; (3) siswa telah mampu melakukan revisi penggunaan majas; (4) siswa telah mampu melakukan revisi penggunaan ejaan; dan (5) siswa telah mampu melakukan revisi kerapian tulisan. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Tahap Pengeditan Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui teknik Teratai siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun pada tahap pengeditan dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk membetulkan puisi hasil karya temannya sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan. Hasilnya (1) siswa telah mampu melakukan pengeditan judul puisi; (2) siswa telah mampu melakukan pengeditan kata-kata yang kurang tepat dalam tulisan puisi; (3) siswa telah mampu melakukan pengeditan penggunaan majas; dan (4) siswa telah mampu melakukan pengeditan penggunaan ejaan. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Tahap Pemublikasian Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui teknik Teratai
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 323
siswa kelas X-1 SMAN 5 Madiun kota Madiun pada tahap pemublikasian dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk membacakan dan menempelkan pada papan pajangan hasil karyanya. Hasilnya (1) siswa telah mampu membacakan puisi hasil karya sendiri di depan kelas; (2) siswa telah mampu memajangkan hasil karya terbaik pada papan pajangan. Penilaian Hasil Menulis Puisi Penilaian hasil terhadap kemampuan menulis puisi siswa dari refleksi awal, penerapan siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. Peningkatan prestasi belajar menulis puisi sebelum penerapan siklus I siswa yang belum mencapai ketuntasan (memperoleh nilai di bawah 75). Dari jumlah keseluruhan 25 siswa, yang telah memenuhi KKM baru 4 siswa atau 16% dan yang belum tuntas 21 siswa atau 84%. Setelah penerapan siklus I dari jumlah keseluruhan 25 siswa , Jumlah yang tuntas 15 siswa, yang belum tuntas 10 siswa. Rata-rata ketuntasan secara klasikal mengalami kenaikan dari pratindakan 16 %, menjadi 60 % di siklus I. Pada penerapan siklus II dari jumlah keseluruhan 25 siswa, Jumlah yang tuntas 24 siswa, yang belum tuntas 1 siswa. Rata-rata ketuntasan secara klasikal mengalami kenaikan dari pratindakan 16 %, menjadi 60 % di siklus I dan 84 % di siklus II. Dari data tersebut jika dikonfirmasikan dengan pedoman penerapan siklus sebagaimana dalam bab III maka dapat dipastikan bahwa dengan penerapan siklus II ini maka penelitian dapat dihentikan. Dengan kata lain, mengingat ketuntasan
secara individu telah mencapai 100% penelitian sudah sesuai dengan tujuan dan kreteria yang ditetapkan yakni siklus akan dihentikan jika ketuntasan secara individu dan klasikal lebih dari atau sama dengan 75 Saran Salah satu faktor yang memperngaruhi peningkatan kemampuan siswa tersebut adalah keterlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Untuk itu, kepada guru Bahasa Indonesia kelas X di sarankan untuk: (a) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran; (b) menerapkan teknik pembelajaran teratai atau teknik lainnya yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi, (c) menggunakan media pembelajaran menulis puisi yang sesuai dengan usia, kematangan kepribadian, pengetahuan, dan pengalaman siswa, (d) memberikan saran dan masukan baik yang berkaitan dengan kesalahan maupun kelebihan pada tulisan puisi siswa, (e) memberikan kebebasan siswa untuk menyampaikan ide/gagasan selama pembelajaran menulis puisi, dan (f) memberikan arahan dan motivasi selama siswa melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi. DAFTAR RUJUKAN Alex Suryanto.Agus Haryanta, 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMA.Jakarta : Esis Arikunto Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Kurikulum Bahasa Indonesia 2004 SMA, Jakarta: Depdiknas
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 324
Depdiknas. 2006a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA, Model Silabus Kelas X. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006b. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Jakarta: Depdiknas. Junaidi Mistar, 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Universitas Islam Malang Mu’izzah Sayidah, Kamarul Shukri. Puisi. (Online). (www.muizzah.blogspot.com. diakses 9 Januari 2013) Sagoro, 2013 Menulis Puisi Teknik Teratai ( Online )
(http://sagoroindo.blogspot.com, ) diakses Desember 2012 Sudibyo Arief. 2008. Ayo Menulis Puisi. (Online). (http://republikpuisireeve.blogspot.com/2008/06/sek ilas-tentang-menulis-puisi.html). Diakses April 2013 Taufik Imam,2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Ganesa Wahyuni, Sri 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa Indonesia.Universitas Islam Malang Wiriaatmadja Rochiati. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya
NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 325