Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki) 1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-20 MENGGUNAKAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I DASAR SLB NEGERI 2 BANTUL THE IMPROVEMENT ABILITY TO IDENTIFY NUMBERS 1-20 USING PROJECT BASED LEARNING FOR THE DEAF STUDENTS AT 1ST GRADE SLB 2 BANTUL Oleh: Sri Rejeki Jurusan Pendidikan Luar Biasa,Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan 1-20 menggunakan metode project based learning pada siswa tunarungu kelas satu dasar di SLB Negeri 2 Bantul. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian berupa perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian yaitu dua siswa tunarungu kelas satu dasar SLB Negeri 2 Bantul. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes dan observasi. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian terjadi peningkatan kemampuan mengenal bilangan 1-20 pada siswa tunarungu kelas satu dasar. Pada hasil pre-test presentase rata-rata kelas sebesar 55% dengan kriteria kurang, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 72,5% dengan kriteria cukup. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 87,5% dan berada pada kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal bilangan 1-20 siswa tunarungu kelas satu dasar dapat ditingkatkan menggunakan metode project based learning. Kata kunci: kemampuan mengenal bilangan 1-20, project based learning, siswa tunarungu
This research aims to improve the ability to identify numbers 1-20 using project based learning for the deaf students at 1st grade SLB 2 Bantul. This type of research is a classroom action research is planning, action, observation, and reflection. The study consisted of two cycles. Subject of research is two deaf students at 1st grade class SLB 2 Bantul. Data collection methods using achievement test and observation. The analytical method using descriptive quantitative and qualitative descriptive. The results showed an increased ability to identify numbers 120 on 1st grade deaf students at SLB 2 Bantul. Indicators. In the pre-test average percentage is 55% with less criteria, then increased in the first cycle to 72.5% with sufficient criteria. In the second cycle the average increased to 87.5% and is in very good criteria. It can be concluded that the ability to identify numbers 1-20 1st grade deaf students can be enhanced using project based learning.
Keyword: the ability to identify number 1-20, project based learning, deaf children
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki)
2
dengan
PENDAHULUAN
nama
bilangan.
Mengenal
dan
anak
menulis lambang bilangan yaitu kemampuan
dengan gangguan organ pendengaran yang
mengenal bentuk lambang bilangan dan
berdampak pada keterbatasan komunikasi
menuliskannya berdasarkan konsep bilangan
terutama
tertentu. Sedangkan menghubungkan jumlah
Anak
tunarungu
dalam
merupakan
menerima
informasi.
Penerimaan informasi sangat erat kaitannya
benda
dengan jumlah pengetahuan yang diterima
kemampuan anak dalam mengaplikasikan
oleh anak, hal ini juga berpengaruh pada
pemahaman konsep bilangan dengan konsep
perkembangan
Distribusi
lambang bilangan. Keempat tahapan di atas
kecerdasan anak tunarungu tidak berbeda
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dengan anak normal, hal ini disebabkan
dipisahkan karena dalam penggunaannya
karena anak tunarungu memiliki tingkat
saling berhubungan.
intelektual.
dengan
lambang
bilangan
yaitu
kecerdasan yang beragam seperti di atas rata-
Berdasarkan observasi yang dilakukan di
rata, rata-rata maupun di bawah rata-rata.
kelas satu SLB Negeri 2 Bantul terdapat
Namun, proses pencapaian pengetahuan pada
beberapa masalah yang ditemukan khususnya
anak
dalam
tunarungu
terhambat
karena
mengenal
bilangan.
Dalam
intelektual tidak memiliki kesempatan untuk
menghitung anak telah mampu menunjuk
berkembang yang disebabkan oleh tingkat
benda satu persatu tanpa mengalami masalah
penerimaan informasi yang terbatas. Hal
namun anak masih mengalami kesulitan dan
tersebut
terbolak-balik
menyebabkan
anak
tunarungu
dalam
penyebutan
nama
memiliki daya abstraksi yang rendah. Seperti
bilangan misalnya terdapat sepuluh buah
yang dikemukakan oleh Edja Sadja’ah (2013:
benda kemudian anak menyebutkan dengan
52) sedikitnya informasi yang diperoleh oleh
sembilan. Kemudian dalam menyebut nama
anak tunarungu menyebabkan daya abraksi
bilangan, anak menyebut bilangan 14 dengan
rendah.
sebelas empat dan bilangan 16 dengan belas
Seiring dalam perkembangannya, anak tunarungu
mengalami
mengenal
bilangan
merupakan
suatu
abstrak.
Kesulitan
kajian yang
dalam
di atas sebelas. Contoh lain, anak kurang
bilangan
paham apabila guru mengucapkan nama
bersifat
bilangan, anak baru paham apabila guru
masalah
mengingat
enam. Hal tersebut dominan untuk bilangan
yang dialami
anak
tunarungu dalam mengenal bilangan dapat
menunjukan jumlah bendanya. Selain
masalah
di
atas,
anak
juga
berupa kesulitan dalam memahami konsep
mengalami masalah pada konsep lambang
bilangan, mengenali dan menulis lambang
bilangan dan jumlah bendanya. Dalam
bilangan serta menghubungkan jumlah benda
menentukan jumlah benda sesuai dengan
dengan lambang bilangan. Konsep bilangan
lambang bilangannya anak masih sering
meliputi jumlah suatu kumpulan benda
salah, terutama untuk benda dengan jumlah
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki) 3
di atas sepuluh. Pada lambang bilangan di
dalam
bawah sepuluh anak mengalami masalah
pengetahuan. Siswa dituntut aktif dalam
dalam menentukan jumlah benda di atas
pembelajaran agar penyerapan materi terjadi
lima. Kemudian untuk lambang bilangan di
secara maksimal. Selain melibatkan peran
atas sepuluh anak sangat kesulitan dalam
dan keaktifan siswa, metode juga harus
menentukan
Sebagai
bersifat menarik karena hal menarik akan
contoh, anak disuruh membuat gambar sesuai
mendorong minat dan motivasi siswa dalam
dengan lambang bilangan 13 akan tetapi anak
pembelajaran.
jumlah
bendanya.
hanya membuat gambar sebanyak delapan. Berdasarkan
masalah
tersebut
dapat
pembelajaran
guna
membentuk
Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan
mengenal
dikatakan bahwa kemampuan anak dalam
bilangan 1-20 pada siswa tunarungu kelas
mengenal bilangan 1-20 masih rendah karena
satu dasar yaitu metode project based
belum mampu mengaplikasikan konsep nama
learning atau sering disebut dengan metode
dan lambang bilangan ke dalam jumlah
proyek. Project based learning merupakan
benda.
metode pembelajaran yang menggunakan
Dalam mengikuti pembelajaran, siswa sering
mengobrol
mengalihkan
sendiri
pembicaraan.
dan
kadang
Siswa
baru
kegiatan/proyek
dalam
memperoleh
pengetahuan. Alasan penggunaan metode project based learning
adalah membuat
memperhatikan pembelajaran apabila guru
peserta didik lebih aktif dalam dalam proses
memberi
mengambilan
peringatan.
Berdasarkan
hal
informasi
dan
mampu
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
siswa memerlukan metode pembelajaran
Metode ini mampu meningkatkan motivasi
yang mampu menarik perhatiannya supaya
belajar
materi pembelajaran dapat diperoleh secara
menggali atau menemukan informasi sesuai
maksimal.
dengan
dan
mendorong
kemampuannya.
siswa
Hal
dalam
tersebut
Berdasarkan permasalahan di atas, maka
berkenaan dengan perbedaan gaya belajar,
kemampuan mengenal bilangan 1-20 pada
modalitas serta kemampuan yang dimiliki
anak
ditingkatkan.
setiap siswa sehingga pembelajaran dapat
Diperlukan suatu metode pembelajaran yang
disesuaikan dengan ketiga hal tersebut tanpa
melibatkan
dalam
mengurangi semangat belajar siswa. Dalam
mengenal
pembelajaran, metode juga dapat mendorong
tunarungu
harus
peran
meningkatkan
seluruh
kemampuan
siswa
bilangan 1-20. Hal tersebut berdasarkan
siswa
untuk
mengembangkan
dan
pendapat Tombokan Runtukahu dan Selpius
mempraktikan kemampuan komunikasi siswa
Kandau (2014: 31) yang mengatakan bahwa
karena terdapat kolaborasi antar siswa dan
salah satu prinsip-prinsip praktis dalam
guru sehingga tercipta interaksi sosial dua
pembelajaran matematika yaitu anak aktif
arah.
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki)
4
d. Melakukan pre-test sebagai dasar untuk
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .
menentukan presentase peningkatan hasil tindakan. e. Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) 2. Tindakan
Waktu dan Tempat Penelitian
Tindakan dilakukan sebanyak dua siklus,
Penelitian dilakukan dari tanggal 28
dengan
setiap
siklus
terdapat
tiga
kali
Maret 2016 sampai 4 Mei 2016. Penelitian
pertemuan. Adapun langkah tindakannya yaitu
ini dilaksanakan di SLB Negeri 2 Bantul
sebagai berikut:
yang beralamat di Jalan Imogiri Barat KM
a. Kegiatan Awal
4,5,
Sewon,
Bantul,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
Sebelum mulai pada kegiatan pembelajaran, guru
mengkondisikan
siswa
untuk
mengikuti proses pembelajaran. Subyek Penelitian
b. Kegiatan Inti
Subyek penelitian ini adalah siswa
1) Siswa
dibimbing
guru
tunarungu kelas I Dasar SLB Negeri 2 Bantul
proyek
dengan jumlah siswa yaitu dua siswa
dilakukan
dalam
tunarungu laki-laki.
membuat
miniatur
pembelajaran
menentukan yang
akan
pembelajaran
ini
bangunan
dari
building blocks. Prosedur
2) Siswa
Desain penelitian
yang ini
digunakan
yaitu
desain
dalam yang
dibimbing
langkah-langkah bangunan
guru
merancang
pembuatan
miniatur
building
blocks
dari
dikembangkan oleh Kemmis dan McTagart.
berdasarkan penjelasan dan arahan dari
Desain ini terdiri dari dua siklus dan setiap
guru.
siklus terdapat empat tahapan atau langkah-
3) Siswa dan guru bersama-sama menyusun
langkah. Tahapan tersebut meliputi:
jadwal pembuatan miniatur bangunan
1. Perencanaan
dari building blocks.
a. Melakukan persiapan penelitian yang
4) Sebelum membuat miniatur bangunan
meliputi perizinan dan mempersiapkan
dari building blocks, guru membimbing
instrumen pengambilan data.
siswa untuk:
b. Melakukan observasi untuk melihat
a) Menghitung jumlah building blocks
kemampuan awal siswa dan kondisi
yang digunakan untuk menyusun
pembelajaran di kelas.
produk
c. Melakukan koordinasi dengan guru kelas mengenai masalah yang menjadi fokus penelitian dan metode yang dipakai.
warna).
(berdasarkan
bentuk
dan
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki) 5
b) Menyebutkan nama jumlah bilangan sesuai dengan hasil hitungan dan menirukan nama bilangan yang
pada
karakteristik
pembelajaran
metode
project based learning. 4. Refleksi
diucapkan guru.
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi
c) Menuliskan lambang bilangan di
proses dan hasil pembelajaran mengenal
buku tulis sesuai dengan jumlah
bilangan 1-20 menggunakan metode project
building blocks yang telah dihitung.
based learning. Adapun tujuan dari refleksi
5) Setelah mengetahui jumlah bahan-
yaitu untuk mengetahui faktor kendala dan
bahan yang digunakan untuk membuat
hasil yang diperoleh dari tindakan yang
miniatur
bangunan
dilakukan.
blocks,
selanjutnya
mengerjakan
dari
building
mulai
proyek
siswa
berdasarkan
Hasil
dari
kegiatan
refleksi
digunakan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus II.
media yang telah disediakan. 6) Guru
memantau
siswa
dalam
pembuatan miniatur bangunan dari building
blocks
dan
melakukan
pengamatan kegiatan pembelajaran. 7) Guru memeriksa hasil proyek yang telah dibuat siswa.
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan dua teknik yaitu observasi dan tes. 1. Observasi Dalam penelitian ini observasi dilakukan
c. Kegiatan Akhir 1) Siswa
Teknik Pengumpulan Data
pada kegiatan pembelajaran dengan sasaran
mempresentasikan
hasil
kondisi pembelajaran di kelas seperti interaksi
proyeknya dengan menjelaskan bagian-
pembelajaran, tingkah laku siswa, masalah
bagian
yang dihadapi di kelas.
produk
yang
telah
dibuat
(bentuk produk dan jumlah bagian). 2) Setelah
dilakukan
2. Tes
kegiatan
Pada penelitian ini tes dilakukan untuk
siswa
mengetahui kondisi awal siswa sebelum
melakukan refleksi kegiatan belajar
dilakukan tindakan dan kondisi setelah adanya
mengenai partisipasi dan kendala yang
tindakan
dihadapi siswa.
peningkatan atau tidak.
pembelajaran,
guru
dan
sehingga
diketahui
terjadi
3. Pengamatan Dalam penelitian ini, kegiatan observasi
Teknik Analisis Data
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan teknik
tindakan. Kegiatan observasi ini dilakukan
analisis kuantitatif deskriptif dan kualitatif
untuk mengetahui kondisi pembelajaran di
deskriptif yang dihitung dengan rumus.
kelas. Adapun fokus pengamatan mengacu
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki)
6
dan keterampilan (Hosnan, 2014: 321).
HASIL PENELITIAN Munandar (Ahmad Susanto, 2011: 97)
Adapun tujuan pembelajaran menggunakan
mengemukakan kemampuan sebagai daya
metode project based learning
untuk melakukan suatu tindakan sebagai
Mulyasa (2014: 145) yaitu: 1) membimbing
hasil dari pembawaan dan latihan.
siswa
pada
proyek
kolaboratif
teritegrasi
dibahas
kurikulum, 2) memberikan kesempatan siswa
mengenai pengertian mengenal bilangan.
menggali materi pembelajaran menggunakan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
caranya sendiri, 3) melakukan eksperimen
Ketiga (2005: 150) bilangan dapat diartikan
secara kolaboratif.
diketahui
kemampuan,
pengertian
selanjutnya
akan
sebagai jumlah atau banyaknya suatu benda
berbagai
yang
tentang
Setelah
dari
menurut
materi
pada
Langkah-langkah pembelajaran project
atau satuan jumlah. ST. Negoro dan Harahap
based learning Menurut Hosnan (2014: 325)
(1998:
antara
36)
mengemukakan
bilangan
lain
1)
Penentuan
proyek,
2)
merupakan keterangan mengenai banyaknya
perancangan langkah-langkah penyelesaian
anggota
kedua
proyek, 3) penyusunan jadwal pelaksanaan
pernyataan di atas bilangan dapat diartikan
proyek, 4) pelaksanaan proyek dengan
sebagai
suatu
fasilitasi dan monitoring guru, 5) penyusunan
kumpulan benda yang ditunjukan melalui
laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek,
satu, dua, tiga, dst. dan bersifat abstrak
dan 6) evaluasi proses dan hasil proyek.
suatu
himpunan.
jumlah
atau
Dari
banyaknya
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas
Project based learning digunakan dalam
dapat disimpulkan kemampuan mengenal
penelitian ini karena pembelajaran menuntut
bilangan
atau
siswa aktif, hal ini terlihat dari prinsip
kecakapan seorang anak dalam mengenal
pembelajaran yaitu pembelajaran terpusat
konsep jumlah suatu kumpulan benda.
pada siswa melalui tugas-tugas konkret,
Adapun tahapan yang dilakukan dalam
adanya ekperimen terhadap proyek nyata
mengenal
dalam
merupakan
bilangan
dikemukakan meliputi menunjuk
kesanggupan
Diah
seperti Hartati
mengenalkan angka,
(1994:
konsep
menulis
yang 77)
bilangan,
angka,
dan
pembelajaran.
berdasarkan
pada
Alasan
pendapat
tersebut Tombokan
Runtukahu dan Selpius Kandau (2014: 31) yang mengemukakan bahwa salah satu
menghubungkan lambang bilangan dengan
prinsip
praktis
bilangan.
matematika
adalah
dalam anak
pembelajaran aktif
dalam
Project based learning atau pembelajaran
pembelajaran guna membentuk pengetahuan.
berbasis proyek (PBP) merupakan strategi
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mengembangkan sikap, pengetahuan
kemampuan mengenal bilangan terlihat dari siklus I sampi siklus II. Peningkatan hasil diperoleh dari dari hasil tes pra tindakan, tes
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki) 7
pasca tindakan I, dan tes pasca tindakan II akan
Pada tahap ini kriteria penilaian berada pada
dijabarkan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:
kriteria sangat baik yang menunjukan bahwa
Tabel 1. Data peningkatan kemampuan
tindakan berhasil.
mengenal bilangan 1-20
No
Subjek
1 2
HS WH Total Rata-rata tes
Pre-test Skor 9 13
Dari segi observasi, peningkatan perilaku
Siklus I
Hasil
Skor
Hasil
13 16
65 % 80 %
45 % 65 % 110
Siklus II Skor Hasil 18 17
145
55 %
72,5%
90% 85% 175 87,5%
pembelajaran kedua subjek terus terjadi pada setiap pertemuan siklus I ataupun siklus II. Berikut merupakan data peningkatan hasil observasi siklus I dan siklus II: Tabel
2.
Peningkatan
Hasil
Observasi
Pembelajaran Mengenal Bilangan Menggunakan Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
Metode Project Based Learning
hasil pre-test dan post-test I skor mengalami Subjek
peningkatan yaitu dari 55% menjadi 72,5%. Peningkatan yang terjadi sebesar 17,5%. Pada
tahap
ini,
kriteria
kemampuan
Observasi I Siklus I
Observasi II Observasi III
mengenal bilangan 1-20 mengalami kenaikan yang mulanya ada pada kriteria kurang, naik menjadi
kriteria
cukup.
Kemudian
berdasarkan post-test I dan post-test II peningkatan terjadi dari 72,5% menjadi
Observasi I Siklus II
Observasi II
Skor Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor Hasil
Peningkatan
HS
WH
14 50% 15 53,57% 18 64,2% 22 78,58% 25 89,29% 39,29%
13 46,43% 14 50% 17 60,71% 21 75% 23 82,72% 36,29%
Ratarata 48,22% 51,79% 62,46% 76,79% 85,72% 37,5%
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan
87,5% yang menunjukan peningkatan sebesar
bahwa
15%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
pembelajaran mengenal bilangan 1-20 lebih
gambar di bawah ini:
baik bila dibandingkan dengan subjek WH.
100%
Pada
80%
Tes Pra Tindakan
60% Tes Paska Tindakan Siklus I I
40%
Tes Paska Tindakan Siklus II
20% 0%
subjek HS
subjek WH
aktivitas
perolehan
memperoleh
subjek
akhir,
presentase
HS
subjek
sebesar
HS
89,29%
sedangkan subjek WH hanya memperoleh 82,72%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa presentase rata-rata aktivitas
Gambar 1. Grafik peningkatan kemampuan
pada
siswa
pada observasi I siklus I sebesar 48,22%
mengenal bilangan 1-20 siswa tunarungu
kemudian meningkat menjadi 51,79%
Berdasarkan
dapat
observasi II. Pada observasi III hasil yang
disimpulkan bahwa peningkatan terus terjadi
diperoleh sebesar 62, 46%. Peningkatan
di setiap siklusnya. Dari keseluruhan skor
kembali terjadi pada siklus II dimana hasil
yang telah didapat pada pre-test, post-test I,
observasi I siklus II sebesar 76,79% dan
dan
bahwa
meningat menjadi 85,72% pada observasi II.
peningkatan yang terjadi sebesar 32,5%.
Berikut adalah grafik peningkatan aktivitas
post-test
gambar
II
dapat
di
atas
dilihat
di
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki)
8
siswa
tunarungu
pada
pembelajaran
mengenal bilangan 1-20:
terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil yang diperoleh berasal
100%
dari data yang berupa lembar tes dan lembar
80% 60%
Observasi I
40%
Observasi II
20%
Observasi III
observasi. Kedua data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal
0% Siklus I
Siklus II
bilangan
1-20
menggunakan
metode project based learning pada siswa
Gambar 2. Peningkatan aktivitas pembelajaran mengenal bilangan 1-20 pada siswa tunarungu
tunarungu kelas I dasar. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa
satu dasar SLB Negeri 2 Bantul, siswa
peningkatan terjadi pada setiap pertemuan.
tunarungu mengalami masalah pembelajaran
Total peningkatan yang terjadi pada seluruh
khususnya
pertemuan yaitu sebesar 37,5%.
bilangan 1-20 karena bilangan bersifat
Peningkatan terjadi pada semua aspek yang
menjadi
sasaran
observasi
yaitu
kesulitan
dalam
mengenal
abstrak. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudaryanti
(2006:
1)
bahwa
bilangan
meliputi aspek mengambil keputusan dalam
merupakan suatu obyek matematika yang
menentukan
aspek
bersifat abstrak dan tidak didefinisikan.
memecahkan masalah yang dihadapi saat
Kesulitan tersebut muncul karena siswa
mengerjakan
mengalami gangguan pendengaran yang
proses
kerangka
proyek,
dimana
proyek,
aspek
siswa
merancang mandiri
berdampak pada komunikasinya sehingga
menentukan jumlah building blocks yang
penerimaan informasi yang bersifat abstrak
digunakan
proyek,
rendah. Penjelasan di atas sesuai dengan
menghitung building blocks, menuliskan
pendapat Sutjihati Soemantri (2006: 98)
nama dan lambang dari sejumlah building
menyatakan bahwa kemampuan kognitif
block. Selain itu juga ada aspek berfikir
anak tunarungu tergantung pada pemerolehan
kritis, kolaboratif dan komunikatif dimana
bahasa,
hal tersebut menunjukan seberapa besar
rendahnya daya abstraksi. Selain itu, dalam
keaktifan
siswa
pembelajaran siswa kurang memperhatikan
Kemudian
ada
untuk
secara
membuat
pada aspek
pembelajaran. mencari
dan
keterbatasan
pembelajaran,
siswa
informasi
pasif
dan
menanggapi
memperoleh informasi, aspek merefleksi
pertanyaan dari guru, siswa kurang mandiri
proses dan aspek mengkomunikasikan hasil.
dalam
pembelajaran
seperti
menunggu
perintah dan arahan dari guru sehingga prestasi
PEMBAHASAN Penelitian
yang
telah
anak
rendah
khususnya
pada
dilakukan
pembelajaran mengenal bilangan. Perilaku
merupakan penelitian tindakan kelas yang
pembelajaran siswa tunarungu tersebut sesuai
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki) 9
dengan
karakteristik
siswa
tunarungu
memusatkan perhatian. Hal ini sesuai dengan
menurut Telford dan Sawrey (dalam Frieda
definisi project based learning menurut
Mangunsong 2014: 85) yaitu tunarungu tidak
Hariyanto dan Warsono, (2013:154) dimana
mampu memusatkan perhatian yang sifatnya
project based learning merupakan suatu
kronis,
kegagalan
teknik pengajaran yang mampu memotivasi
dalam memberikan respon apabila diajak
dan mendorong para siswa berhadapan
berbicara
mengalami
dengan konsep-konsep pengetahuan secara
Perilaku
langsung. Selain itu, menurut penelitian
pembelajaran di atas juga sesuai dengan
Chanivah Fitra Citrannissa (2015) metode
karakteristik
oleh
project based learning mampu membuat
Permanarian Somad dan Tati Herawati
siswa lebih antusias dan termotivasi dalam
(1996:
mengikuti pembelajaran.
tunarungu mengalami
dan
ketertinggalan
tunarungu di
yang
36)
yaitu
sekolah.
dikemukakan
1)
anak
tunarungu
cenderung merasa kesulitan dan memiliki
Selain itu, pembelajaran memberikan
prestasi yang lebih rendah dibandingkan
kesempatan
dengan anak normal, 2) anak tunarungu
kemampuannya
bersifat egosentris bila dibandingkan dengan
keputusan, merancang proses, memecahkan
anak normal, 3) anak tunarungu memiliki
masalah, berfikir kritis, kolaboratif, dan
ketergantungan terhadap orang lain.
komunikatif,
Berkenaan
dengan
karakteristik
informasi,
siswa
untuk
meningkatkan
dalam
mengambil
mencari
merefleksi
dan
mengelola
proses
dan
hasil
tunarungu yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran, serta mengkomunikasikan atau
memperoleh dan memahami informasi, pada
mempresentasikan hasil mengingat kedua
pembelajaran mengenal bilangan 1-20 siswa
subjek pasif dalam kegiatan pembelajaran di
ditutut aktif sehingga proses masuknya
kelas.
informasi
secara
keuntungan dari pembelajaran project based
maksimal. Hal tersebut sejalan dengan
learning menurut Han dan Bhattacharya
pendapat Tombokan Runtukahu dan Selpius
(dalam Hariyanto dan Warsono, 2013: 157)
Kandau (2014: 31) yang mengungkapkan
yaitu: 1) mampu meningkatkan motivasi
bahwa salah satu prinsip-prinsip praktis
belajar siswa, 2) mampu meningkatkan
dalam pembelajaran matematika adalah anak
kemampuan
aktif dalam pembelajaran guna membentuk
masalah, 3) siswa mampu memperbaiki
pengetahuan.
keterampilan
pembelajaran
terjadi
Aktif pada penelitian ini
Hasil
tersebut
siswa
sesuai
dalam
dengan
memecahkan
menggunakan
media
maksudnya siswa secara langsung berperan
pembelajaran yang digunakan, 4) mampu
atau tidak pasif menerima pengetahuan
meningkatkan semangat dan kemampuan
mengenai bilangan 1-20. Pembelajaran aktif
kolaborasi siswa, 5) mampu meningkatkan
juga mampu memberikan motivasi dan
keterampilan siswa dalam menggunakan
membantu
sumber daya.
siswa
tunarungu
dalam
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki)
10
Pembelajaran
dalam
kedua subjek sebesar 32,5%. Sedangkan dari
meliputi
hasil observasi peningkatan pada siklus I
pembelajaran mengenal konsep bilangan
terjadi sebesar 14,24% dimana skor rata-rata
dimana siswa menghitung jumlah building
yang diperoleh kedua siswa yaitu observasi I
blocks yang digunakan dalam penyusunan
48,22%, observasi II 51,79%, dan observasi
proyek dan menyebutkan nama bilangannya.
III 62, 46%. Peningkatan juga terjadi pada
Kemudian
dan
siklus II dimana kedua subjek memperoleh
menuliskan simbol atau lambang bilangan
skor rata-rata 76,79% pada observasi I dan
dari jumlah building bloks yang telah mereka
85, 72% pada observasi II. Peningkatan
ambil untuk membuat proyek. Pada tahap
tersebut
sejalan
dengan
penelitian
Ani
terakhir
Ismayani
dan
Nuryanti
(2016)
yang
mengenal
yang
dilakukan
bilangan
siswa
siswa
1-20
mulai
menunjuk
menuliskan
perencanaan
pembuatan proyek di papan tulis yaitu
menyatakan bahwa dengan metode project
dengan menghitung jumlah benda, kemudian
based learning tingkat dan kualitas aktivitas
menuliskan nama bilangan dan lambang
siswa
bilangan. Tahapan tersebut sesuai dengan
dibandingkan
tahapan yang dikemukakan oleh Diah Hartati
konvensional. Tidak hanya itu, menurut
(1994: 77) dalam mengenal bilangan yaitu
penelitian
meliputi
pembelajaran berbasis proyek lebih efektif
menunjuk
mengenalkan angka,
konsep
menulis
bilangan,
angka,
dan
bila
meningkat
lebih
baik
dengan
Kasyfia,
pembelajaran
dkk.
dibandingkan
bila
(2015)
dengan
model
menghubungkan lambang bilangan dengan
pembelajaran
bilangan.
matematika khususnya bilangan merupakan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
konvensional
model
ilmu yang bersifat abstrak sedangkan anak-
pembelajaran menggunakan metode project
anak
based learning terbukti dapat meningkatkan
operasional konkrit.
kemampuan mengenal bilangan 1-20 pada
karena
masih
Dengan
berada
melihat yang
pada
pada
tahap
proses
dan
hasil
dilakukan,
dapat
siswa tunarungu kelas I dasar bila dilihat dari
penelitian
telah
peningkatan yang dialami oleh subjek pada
disimpulkan bahwa hipotesis positif. Dimana
hasil tes pra tindakan, tes paska tindakan
kemampuan mengenal bilangan 1-20 siswa
siklus I, tes paska tindakan siklus II dan hasil
tunarungu kelas I dasar SLB Negeri 2 Bantul
observasi siklus I dan siklus II. Pada hasil tes
dapat ditingkatkan dengan metode project
pra tindakan subjek memperoleh rata-rata
based learning.
sebesar 55% dan meningkat menjadi 72,5% pada tes paska tindakan siklus I. Kemudian
KESIMPULAN DAN SARAN
pada tahap akhir yaitu tes paska tindakan
A. Kesimpulan
siklus II rata-rata yang diperoleh subjek sebesar 87,5%. Peningkatan yang dialami
1 Langkah
pembelajaran
menggunakan
metode project based learning yaitu siswa
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki) 11
berdiskusi mengenai tema pembelajaran
3 Presentase rata-rata observasi I pada
dan menentukan proyek pembelajaran
siklus I sebesar 48,22% dan meningkat
yang akan dilakukan, dalam pembelajaran
menjadi
ini menggunakan media building blocks.
Peningkatan
Siswa
langkah-langkah
observasi III yaitu dengan perolehan
pembuatan proyek dimana terdapat materi
presentase sebesar 62,46%. Pada siklus II
mengenal
meliputi
peningkatan terlihat di hasil observasi I
pembelajaran mengenal konsep bilangan
yaitu sebesar 76, 79% dan observasi II
yaitu siswa menghitung dan menyebutkan
sebesar
nama bilangan sejumlah building blocks
peningkatan pada hasil observasi yaitu
yang digunakan untuk menyusun proyek,
sebesar 37,5%.
merancang
bilangan
yang
51,79%
pada
observasi
kembali
85,72%.
terjadi
Total
II. pada
presentase
siswa menunjuk simbol atau lambang bilangan dari jumlah building bloks yang
B. Saran
telah mereka hitung sebelumnya, serta
Berdasarkan
hasil
penelitian,
siswa menuliskan perencanaan pembuatan
pembahasan, dan kesimpulan yang telah
proyek di papan tulis yaitu dengan
dipaparkan, maka peneliti menyampaikan
menggambar
saran sebagai berikut:
kerangka
proyek,
menghitung jumlah benda, kemudian
1. Bagi Guru
menuliskan nama bilangan dan lambang
a. Guru
bilangan.
Siswa
menyusun
selalu
memantau
dan
jadwal
memberikan arahan kepada masing-
pembuatan proyek dan mulai mengerjakan
masing siswa dalam menghitung
proyek.
siswa
benda, menyebutkan nama benda,
mengkomunikasikan hasil proyek yang
menunjuk dan menulis lambang
telah dibuat serta bersama dengan guru
bilangan
merefleksi proses pembelajaran.
jumlah benda dan bilangan.
Tahap
akhir
2 Presentase rata-rata hasil pre-test yang diperoleh
kedua
subjek
yaitu
b. Guru
55%
kepada
serta
menghubungkan
memberikan
kebebasan
siswa
merancang
untuk
kemudian meningkat pada hasil post-test I
proyek yang akan dibuat pada
sebesar
presentase
pembelajaran mengenal bilangan 1-
menjadi 72,5%. Kemudian presentase
20 menggunakan metode project
hasil belajar meningkat kembali pada
based learning.
post-test
17,5%
II
sehingga
sebesar
15%
sehingga
2. Bagi Peneliti Sekanjutnya
presentase akhir menjadi 87.5% dan masuk
kriteria
sangat
baik.
Peneliti selanjutnya agar melakukan
Total
tahap pelatihan pembelajaran mengenal
peningkatan yang terjadi dari pre-test
bilangan menggunakan metode project
sampai post-test II sebesar 32,5%.
based
learning
sebelum
penelitian
Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 (Sri Rejeki)
12
dilaksanakan supaya pembelajaran berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media. Ani
Ismayani dan Nuryanti. (2016). Penerapan Metode Project Based Learning dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Aktivitas Belajar Siswa. Surakarta:Universitas Muhammadyah Surakarta.
Chanivah Fitra Citrannissa. (2015). Dampak Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Surakarta: Universitas Muhammadyah Surakarta. Diah Hartati. (1994). Program Kegiatan Belajar TK. Jakarta: Departemen Pendidikan TK. Edja
Sadja’ah. (2013). Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Bandung: refika Aditama.
Frieda Mangunsong. (2014). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok: LPSP3 UI.
Hariyanto dan Warsono. (2013). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kasyfia, I Gusti Ngurah Japa dan Sumantri. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. M. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyasa. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou. (2014). Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sudaryanti. (2006). Mengenal Matematika Anak Usia Dini. Yogyakarta: UNY Press.