Peningkatan Kemampuan Menulis (Rahayu Dwi Putriani) 806
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI PURBALINGGA THE IMPROVEMENT OF WRITING ABILITY USING STUDYTOUR METHOD Oleh: Rahayu Dwi Putriani, Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis dan kemampuan menulis deskripsi menggunakan metode karyawisata untuk siswa tunarungu kelas X di SLB Negeri Purbalingga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaborasi menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan subjek empat siswa tunarungu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan partisipasi siswa dan peningkatan proses pembelajaran kemampuan menulis terlihat siswa lebih senang dan tertarik mengikuti proses pembelajaran. Peningkatan nilai rerata kemampuan menulis deskripsi pada siklus I sebesar 11,25, yang kondisi awal 58,75, meningkat menjadi 70 dan peningkatan nilai rerata kemampuan menulis deskripsi pada siklus II sebesar 25, yang kondisi awal sebesar 58,75, meningkat menjadi 83,75. Kata kunci: menulis deskripsi, metode karyawisata, anak tunarungu Abstract This research was aimed to improve the process of learning to write and writing ability a description for deaf children of X grade SLB Negeri Purbalingga by applying studytour method. The kind of this research is belonging to collaborative classroom action research which was used Kemmis and Mc Taggart model. This research is done in two cycle which the subject are four deaf students. The data collecting method was carried on test, observation, and documentation. The data analysis that had been used descriptive statistics. The results showed an increase in the participation of students and learning process of students writing ability seen in more pleased and interested in the learning process. Improvement average score of writing ability in 1st cycle that’s 11,25 pont, the initial condition of 58,75 increased to 70 and the 2nd cycle average score improve to 25 points, the initial conditions of 58,75 increased to 83,75 points. Keyword: write a description, studytour method, deaf children.
807
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
Bidang
Pendahuluan Anak tunarungu merupakan anak yang
akademik,
mengalami
kesulitan
anak
tunarungu
dalam
mengikuti
mengalami hambatan pada indera pendengaran,
pembelajaran bahasa lisan dan tulisan. Bahasa
baik sebagian maupun keseluruhan sehingga
tulisan dalam proses pembelajaran dapat berupa
menghambat
menulis deskripsi. Menulis deskripsi merupakan
sehari-hari.
komunikasi
kemampuan yang harus dikuasai dan dimiliki
tunarungu berdampak pada kehidupannya secara
oleh anak tunarungu untuk dapat menuangkan ide
kompleks terutama dalam bidang berbahasa yang
dan gagasannya. Selain itu juga dengan menulis
merupakan alat komunikasi paling penting. Untuk
deskripsi anak tunarungu dapat meningkatkan
kepentingan dalam berkomunikasi seseorang
kemampuan bahasanya sehingga dapat pula
harus memiliki kemampuan berbahasa yang
meningkatkan prestasi belajarnya. Akan tetapi
rendah yang mengakibatkan anak sulit untuk
dalam hal ini kemampuan menulis deskripsi anak
bersosialisasi dengan lingkungannya.
tunarungu kelas X di SLB Negeri Purbalingga
Edja
yang
kehidupan anak
Menurut
Hambatan
dalam
dimiliki
Sadjaah
(2013:108)
menunjukkan pada tingkat yang rendah.
kemampuan berbahasa anak tunarungu sangatlah
Anak tunarungu tingkat SMA di SLBN
penting untuk berimajinasi, mengemukakan ide
Purbalingga mempunyai kemampuan menulis
(gagasan), atau berkomunikasi secara luas dengan
deskripsi
lingkungan yaitu sebagai sarana memperoleh
dialami anak tunarungu dalam menulis deskripsi
pengetahuan.
tunarungu
selama ini adalah tidak dimunculkannya objek
memiliki kemampuan berbahasa yang minim
pengamatan secara langsung, hal ini membuat
sehingga dapat menghambat dalam memperoleh
anak
pengetahuan dan prestasi belajara. Menurut Mc.
mendeskripsikan
Kone cs. (1993) dalam (Edja Sadjaah, 2013: 52)
sehingga, hasil belajarnya masih rendah. Selain
bahwa
objek
Akan
intelegensi
tetapi
anak
rata-rata
anak
gangguan
yang
rendah.
tunarungu
yang
suatu
abstrak,
Permasalahan
kebingungan objek
yang
kemampuan
yang
dalam diamati
menulis
pendengaran lebih rendah daripada intelegensi
memiliki dua unsur bahasa dan non bahasa.
anak normal. Hal ini disebabkan oleh gangguna
Unsur bahasa meliputi ejaan dan struktur kalimat,
bicaranya,
keterlambatan
sedangkan unsur non bahasa meliputi idea atau
belajar anak tunarungu tidak saja disebabkan oleh
gagasan dalam sebuah tulisan yang meliputi
tingkat kecerdasannya, namun juga ditopang oleh
pengatahuan dan pengalaman.
dengan
demikian
kemampuan berbahasanya. Hal ini dikarenakan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
minimnya kemampuan berbahasa anak tunarungu
dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia di
yang berdampak terhadap akademiknya. Dampak
SLB Negeri Purbalingga pada hari Rabu, tanggal
yang terjadi dalam bidang akademik anak
6 Januari 2016 pukul 09.00-12.00 menyatakan
tunarungu di bawah rata-rata anak normal.
bahwa anak tunarungu di sekolah tersebut
Peningkatan Kemampuan Menulis (Rahayu Dwi Putriani) 808
mengalami hambatan dalam hal menuangkan ide,
lingkungan sekolah maupun tempat wisata yang
pikiran, baik perasaan maupun pengalamannya
ada di daerah tersebut. Metode ini dapat
dalam
menulis
dilakukan dengan cara mengajak anak ke luar
merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
kelas untuk dapat memperhatikan peristiwa-
setiap peserta didik termasuk anak tunarungu.
peristiwa di luar kelas yang ada hubungannya
Anak tunarungu juga memiliki kesulitan dalam
dengan materi pelajaran. Peserta didik tidak
hal menulis kalimat yaitu dalam hal penyusunan
hanya bersenang-senang mengunjungi tempat
pola kalimat seperti SPOK sehingga kalimat yang
melainkan ada upaya untuk memahami atau
dihasilkan tidak runtut dan sulit dipahami. Untuk
mempelajari sesuatu dari tempat yang dikunjungi.
itu
kemampuan
Metode karyawisata juga menuntut peserta didik
menulis deskripsi anak tunarungu kelas X di SLB
untuk membuat suatu laporan atau karangan
Negeri Purbalingga. Upaya yang dilakukan dalam
mengenai apa yang sudah dilihat dan diamati di
meningkatkan kemampuan menulis deskripsi
tempat wisata.
bentuk
perlu
tulisan.
adanya
Padahal
peningkatan
dapat berupa latihan menulis secara intensif, hal
Metode karyawisata dapat meningkatkan
ini mengingat anak tunarungu memiliki daya
kreativitas
anak
karena
ingat yang rendah dan daya abstraksi serta
berhadapan langsung dengan lingkungan dan
imajinasi yang rendah. Di samping itu juga anak
materi secara kongkrit dan anak dapat mengamati
tunarungu memiliki perbendaharaan kata yang
objek secara langsung. Hal ini sejalan dengan
minim yang mengakibatkan kurang sempurnanya
pendapat Oemar Hamalik (1977:177) yang
perkembangan bahasa anak tunarungu. Sementara
mengemukakan
proses pembelajaran yang dialami anak tunarungu
kegiatan pendidikan yang realistis dan berguna
kelas X di SLB Negeri Purbalingga masih
untuk memperoleh pengalaman secara langsung.
menggunakan metode ceramah dimana metode
Dengan
tersebut masih astrak untuk anak tunarungu.
diharapkan dapat mempermudah anak tunarungu
Pembelajaran yang seperti ini menyebabkan
dalam menyusun laporan deskripsi mengenai apa
siswa kurang aktif, dan tidak memiliki daya minat
yang telah diamati selama proses karyawisata.
bahwa
mengamati
anak
tunarungu
karyawisata
objek
secara
adalah
langsung
untuk belajar. Siswa juga kurang tertarik terhadap
Berdasarkan penelitian ini penulis ingin
materi yang disampaikan dan kurang dapat
mengetahui apakah metode karyawisata dapat
mengembangkan daya imajinasi.
meningkatkan kemampuan menulis deskripsi
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan
anak
tunarungu
kelas
X di
SLB
Negeri
dan
Purbalingga. Mengingat kemampuan menulis
digunakan pendekatan yang berbeda pada proses
deskripsi merupakan kemampuan yang harus
pembelajaran agar pembelajaran lebih diminati
dimiliki oleh peserta didik termasuk anak
siswa. Disini peneliti mencoba menggunakan
tunarungu. Selain itu juga aspek menulis dapat
metode
mengembangkan
tersebut
perlu
kiranya
karyawisata
dikembangkan
untuk
mengembangkan
kemampuan
yang
khusunya
berpikir
dan
untuk
anak
kemampuan menulis deskripsi anak tunarungu.
bersosialisasi
Metode karyawisata dapat dilakukan baik di
tunarungu masih memiliki kemampuan yang
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
809
rendah.
Sehingga
penulis
ingin
meneliti
rumus sebagai berikut.
“Peningkatan
Dari hasil praktik menulis siswa yang
Kemampuan Menulis Deskripsi Menggunakan
diperoleh kemudian dihitung dan dirata-rata.
Metode Karyawisata Untuk Anak Tunarungu
Hasil
Kelas X di SLB Negeri Purbalingga.
dibandingkan
penelitian
yang
berjudul
rata-rata
mengalami keterampilan
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunarungu kelas X di SLB Negeri Purbalingga sebanyak 4 siswa yang terdiri atas siswa laki-laki.
metode
nilai
pada
akhir
siklus
I
dengan
siklus
II.
kenaikan,
maka
pembelajaran
menulis
dengan
menggunakan
dapat
meningkatkan
karyawisata
Apabila
kemampuan menulis siswa. Nilai keterampilan menulis
siswa
dapat
dikategorikan
sebagai
berikut. Tabel 1. Indikator Peningkatan Hasil Tes
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri
No.
Nilai
Kategori
Purbalingga, pada bulan April-Mei di kelas X
1
80-100
Sangat Baik
semester genap tahun ajaran 2015/2016.
2 3 4
66-79 56-65 40-55
Baik Cukup Kurang
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi dan dokumentasi.
Sedangkan aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran
keterampilan
menulis
menggunakan metode karyawisata dicatat dalam Instrumen Penelitian
lembar observasi guru dan siswa. Kisi-kisi lembar
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
observasi guru dan siswa yang digunakan dalam
berupa tes yang digunakan untuk mengukur
penelitian adalah sebagai berikut.
keterampilan menulis siswa, lembar observasi
Tabel 2. Lembar Observasi Guru dan Siswa
digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan informasi kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran.
A
Analisis Data
rerata
dengan
menggunakan
Aspek yang diamati Proses pembelajaran siklus 1 1. Membuka pelajaran
yang
2. Penyajian materi 3. Penggunaan bahasa
digunakan dalam penelitian ini
4. Penggunaan waktu
adalah
5. Variasi gerak 6. Cara memotivasi siswa 7. Teknik bertanya 8. Penguasaan kelas
Analisis
dengan mencari
No.
data
statistik
deskriptif
9. Penggunaan metode
Deskripsi hasil pengamatan
Peningkatan Kemampuan Menulis (Rahayu Dwi Putriani) 810
B
10. Penggunaan media
untuk
11. Melakukan evaluasi
deskripsinya
12. Menutup pelajaran
keterampilan menulis pada siklus I sebesar 11,25,
Perilaku siswa dalam kelas
membacakan di
hasil
depan
tulisan kelas.
karangan
Peningkatan
yang kondisi awal sebesar 58,75 meningkat menjadi 70. Peningkatan tersebut dapat diihat
1. Perhatian terhadap materi 2. Keaktivan siswa
pada diagram batang dibawah ini. Gambar 1. Diagram Rata-rata Nilai Menulis Deskripsi pada Siklus I
Hasil Penelitian dan Pembahasan
80
Hasil Penelitian
70
Hasil penelitian yang diuraikan adalah mengenai
proses
pembelajaran
kemampuan
menulis dan kemampuan menulis dalam kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan metode karyawisata dan pelaksanaan tiap-tiap siklus. Hasil
penilaian
menunjukan
Keterangan :
kemampuan
peningkatan
menulis
setelah
siswa
dilakukan
pra tindakan 70
60
siklus I
58, 75
50 40 30 20 10 0
!
!
pembelajaran dengan metode karyawisata pada siklus 1. Peningkatan tersebut antara lain terlihat
Bila
dilihat
dari
persentase
ketuntasan
pada siklus I, siswa menjadi lebih senang dan
menulis deskripsi dengan menggunakan metode
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran,
karyawisata pada siklus I meningkat sebesar
siswa lebih mudah memahami isi gagasan cerita
11,25 dan masih ada 1 siswa yang belum
dan mudah menuangkan isi gagasan ke dalam
mencapai KKM. Kriteria keberhasilan dalam
bentuk
penelitian ini belum terpenuhi yaitu 70% dari
tulisan,
dan
lebih
antusias
dalam
mengikuti pembelajaran menulis deskripsi, dan
jumlah
siswa
yang
mengikuti
siswa lebih berani membacakan hasil tulisan di
pembelajaran
yang
depan kelas. Sedangkan peningkatan kegiatan
keterampilan
menulis
guru antara lain guru membimbing siswa untuk
demikian siklus I dapat dikatakan belum berhasil,
menuliskan judul karangan sesuai dengan hasil
sehingga peneliti dan guru sepakat melanjutkan
pengamatan siswa saat berkaryawisata, guru
penelitian tindakan pada siklus II.
telah
kegiatan
mencapai
sebesar
65.
KKM Dengan
membimbing siswa untuk menuliskan kerangka
Pada siklus 2 tetap dilakukan pembelajaran
karangan deskripsi, kemudian membimbing siswa
dengan metode karyawisata namun dengan
untuk
karangan
beberapa perbaikan yang telah disepakati guru
deskripsi menjadi sebuah paragraf yang utuh dan
dan peneliti saat diadakan evaluasi siklus 1.
padu. Guru sudah menjelaskan cara menuliskan
Upaya perbaikan yang dilakukan berdampak pada
tulisan deskripsi dengan menggunakan ejaan yang
proses
benar. Selanjutnya guru membimbing siswa
keterampilan
mengembangkan
kerangka
pembelajaran
yang
menulis
lebih
siswa
baik
dan
mengalami
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
811
peningkatan. Pada siklus II peningkatan proses
Pembahasan
pembelajaran kemampuan menulis terlihat dari siswa
yang
sudah
dan
perhatian siswa terhadap materi pelajaran cukup
meningkatnya
baik, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru
keberanian siswa untuk membacakan hasil tulisan
tentang materi yang dipelajari dengan sungguh-
di depan kelas. Sedangkan aktivitas guru juga
sungguh.
mengalami peningkatan berupa pengkondisian
bersemangat dengan adanya metode karyawisata.
guru kepada siswa terlihat lebih baik, sehingga
Keaktifan siswa sudah baik, ketika ada materi
siswa
lebih
yang belum jelas segera ditanyakan. Pada akhir
memperlambat tempo dalam penyampaian materi
pertemuan, siswa sudah berani maju ke depan
agar siswa lebih paham. Peningkatan nilai rerata
kelas untuk membacakan hasil tulisan karangan
kemampuan menulis deskripsi pada siklus II
deskripsinya. Meskipun masih terdapat beberapa
sebesar 25, yang kondisi awal 58,75 meningkat
siswa yang kurang memperhatikan, namun
menjadi 83,75.
sebagian besar siswa sudah memperhatikan
menyatakan
berani
pendapat,
menjadi
lebih
90
bertanya
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I,
dan
tertib.
Guru
Siswa terlihat
senang dan
lebih
pembelajaran. Siswa yang kurang memperhatikan
Keterangan :
80
pra tindakan
segera ditegur oleh guru agar tidak mengganggu
70
siklus I
siswa yang lain.
60
Penggunaan
50
metode
karyawisata
dalam
siklus II
pembelajaran menulis deskripsi membuat siswa
40 30
lebih
20
pembelajaran. Selain itu siswa lebih mudah
10
memahami isi gagasan cerita dan siswa lebih
0
senang
dan
tertarik
dalam
proses
mudah menuangkan isi gagasan ke dalam bentuk tulisan karena metode karyawisata membantu
Gambar 2.
Diagram Rata-rata Nilai Menulis
Deskripsi pada Siswa Siklus II Bila
dilihat
keterampilan
dari
menulis
siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan penggunaan metode karyawisata siswa
persentase deskripsi
ketuntasan dengan
menggunakan metode karyawisata pada siklus II
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi. Setelah melaksanakan tindakan siklus I,
meningkat sebesar 25 yang kondisi awal 58,75
terdapat
peningkatan
meningkat
deskripsi
dengan
menjadi
83,75.
Hal
tersebut
keterampilan
menulis
diterapkannya
metode
menunjukkan bahwa keberhasilan tindakan telah
karyawisata.
mencapai target yang ditentukan yaitu 70%. Dari
keterampilan menulis deskripsi pada siklus I
perolehan tersebut, penelitian ini dikatakan
sebesar 11,25, yang kondisi awal sebesar 58,75
berhasil dan siklus dihentikan pada siklus II.
meningkat menjadi 70. Pada siklus I terdapat
Peningkatan
nilai
rerata
siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: a)
Peningkatan Kemampuan Menulis (Rahayu Dwi Putriani) 812
kurang
mencatat hal-hal penting dan materi pelajaran
memperhatikan ejaan, b) siswa masih belum
yang telah disampaikan guru. Siswa lebih
memahami penulisan tulisan deskripsi, dan c)
antusias
guru belum maksimal memberikan bimbingan
pembelajaran. Dalam proses menulis tulisan
kepada siswa yang kesulitan dalam menulis
deskripsi siswa mengerjakan dengan tenang dan
deskripsi
baik. Siswa mengamati lingkungan Pasar Ikan
masih
ada
beberapa
siswa
yang
Hasil observasi kegiatan siswa tidak
dengan
dan
bersemangat
baik
dan
dalam
semakin
proses
lancar
dalam
terlepas dari kegiatan guru dalam menerapkan
menuangkan ide gagasan ke dalam suatu bentuk
metode karyawisata pada pembelajaran bahasa
tulisan deskripsi..
menulis
Dengan menggunakan metode karyawisata,
untuk
siswa lebih senang dan tertarik dalam proses
dengan
pembelajaran menulis tulisan deskripsi. Siswa
pengalaman nyata, membimbing siswa untuk
lebih mudah memahami isi gagasan cerita dan
menuliskan
dengan
siswa lebih mudah menuangkan isi gagasan ke
pengamatan siswa, membimbing siswa untuk
dalam bentuk tulisan karena metode karyawisata
menuliskan
kerangka
deskripsi,
membantu siswa dalam proses pembelajaran.
kemudian
membimbing
untuk
Dengan penggunaan metode karyawisata siswa
Indonesia
khususnya
deskripsi.
Guru
mengaitkan
keterampilan
membimbing
metode
judul
siswa
karyawisata
karangan
sesuai
karangan siswa
mengembangkan kerangka karangan deskripsi
menjadi
menjadi sebuah paragraf yang utuh dan padu.
pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu juga
Guru sudah menjelaskan cara menuliskan tulisan
siswa dapat memperoleh pengalaman empiris.
deskripsi dengan menggunakan ejaan yang benar.
Hal ini sejalan dengan Sudarwan Danim (2010:
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk
38) metode karyawisata diartikan sebagai suatu
membacakan hasil tulisan karangan deskripsinya
strategi belajar mengajar, dimana guru dan
di depan kelas. Guru sudah memberikan pujian
muridnya mengunjungi suatu tempat tertentu
kepada
yang
siswa
yang
sudah
menyelesaikan
lebih
relevan
karangan deskripsinya dan membimbing siswa
pengalaman
untuk
pengalaman
menyimpulkan
materi
yang
sudah
menulis
dipelajarai pada kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan siklus II
antusias
untuk
deskripsi
mengikuti
memperoleh
empiris. emipris,
dalam
sejumlah
Selain
memperoleh
kegiatan
pembelajaran
menggunakan
metode
karyawisata juga mampu membuat siswa aktif
pembelajaran
mengikuti pembelajaran dengan cara mengamati,
keterampilan menulis deskripsi. Peningkatan
melihat, maupun mengalami langsung apa yang
proses
menulis
dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat
deskripsi terlihat pada perhatian siswa terhadap
Mafrukhi, Wahono, Prasetyo (2007:23) tentang
materi pelajaran cukup baik yaitu partisipasi
menulis deskripsi merupakan menulis dengan
siswa
menggambarkan
sesuatu
terhadap metode karyawisata membuat siswa
terperinci
bertujuan
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan
terjadi
peningkatan
pembelajaran
lebih
proses
keterampilan
meningkat.
Ketertarikan
siswa
yang
dengan
jelas
dan
melukiskan
atau
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
813
sejelas-jelasnya sehingga seolah-olah pembaca
Purbalingga. Peningkatan proses pembelajaran
merasakan,
kemampuan menulis deskripsi terlihat pada
melihat,
mendengar
apa
yang
meningkatnya partisipasi siswa dalam mengikuti
dideskripsikan. Kegiatan guru pada siklus II mengalami
pembelajaran.
Ketertarikan
siswa
terhadap
peningkatan berupa pengkondisian siswa terlihat
metode karyawisata membuat siswa lebih aktif
lebih baik, sehingga siswa menjadi lebih tertib.
dalam proses pembelajaran. Siswa mencatat hal-
Guru
dalam
hal penting dan materi pelajaran yang telah
penyampaian materi agar siswa lebih paham.
disampaikan guru. Dalam proses menulis tulisan
Selain itu guru menjelaskan kembali materi
deskripsi siswa mengerjakan dengan tenang dan
tulisan deskripsi kepada siswa, serta memberikan
baik. Dengan menggunakan metode karyawisata,
kesempatan bertanya kepada siswa yang kurang
siswa lebih senang dan tertarik dalam proses
paham, sehingga siswa menjadi lebih paham.
pembelajaran menulis tulisan deskripsi. Siswa
lebih
memperlambat
tempo
Setelah melaksanakan tindakan siklus II,
lebih mudah memahami isi gagasan cerita dan
menulis
siswa lebih mudah menuangkan isi gagasan ke
deskripsi. Peningkatan nilai rerata keterampilan
dalam bentuk tulisan karena metode karyawisata
menulis deskripsi pada siklus II sebesar 25, yang
membantu siswa dalam proses pembelajaran.
kondisi awal 58,75 meningkat menjadi 83,75.
Selain
Pada siklus II semua siswa tunarungu kelas X
karyawisata siswa menjadi lebih antusias dalam
mengalami peningkatan dan sudah memenuhi
mengikuti pembelajaran menulis deskripsi. Pada
KKM yang telah ditentukan. Dengan demikian
saat siswa diminta untuk membacakan hasil
penggunaan
tulisan
terdapat
peningkatan
metode
keterampilan
karyawisata
untuk
itu,
dengan
deskripsinya,
penggunaan
siswa
berebut
metode
untuk
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi
membacakan hasil tulisan deskripsinya di depan
siswa
kelas.
telah
mencapai
kriteria
keberhasilan
penelitian yang telah ditentukan, dan dapat
Peningkatan nilai rerata kemampuan menulis
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
deskripsi pada siklus I sebesar 11,25, yang
yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
kondisi awal 58,75 meningkat menjadi 70 dan
menulis deskripsi pada siswa tunarungu kelas X
peningkatan nilai rerata keterampilan menulis
di SLB Negeri Purbalingga dinyatakan berhasil,
deskripsi pada siklus II sebesar 25 yang kondisi
maka penelitian berakhir pada siklus II.
awal sebesar 58,75 meningkat menjadi 83,75. Saran Berdasarkan
Kesimpulan Dan Saran
penelitian
dan
pembahasan, peneliti memberikan beberapa saran
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode karyawisata
hasil
dapat
meningkatkan
proses
sebagai berikut. 1. Guru
sebaiknya
pembelajaran
menggunakan
yang
bervariasi
metode agar
pembelajaran kemampuan menulis deskripsi pada
pembelajaran lebih menarik. Salah satunya
siswa tunarungu kelas X di SLB Negeri
dengan menggunakan metode karyawisata.
Peningkatan Kemampuan Menulis (Rahayu Dwi Putriani) 814
2. Kepala
sekolah
sebaiknya
menyarankan
kepada guru agar menggunakan metode pembelajaran menulis yang bervariasi seperti media karyawisata.
Daftar Pustaka Edja Sadjaah. (2013). Bina Bicara Persepsi Bunyi dan Irama. Bandung : Refika Aditama. Mafrukhi, Wahono, Prasetyo, dkk. (2007). Kompeten Berbahasa Indonesia Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Oemar Hamalik. (1977). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni. Sudarwan Danim. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.