perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR DENGAN PENGUATAN POHON PRESTASI PADA SISWA KELAS IV
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD N Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/ 2012)
SKRIPSI
OLEH : PUTRI NOVITA SARI K7108056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Putri Novita Sari
NIM
: K7108056
Jurusan/Program Studi
: IP/ PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
AKSARA
JAWA
MELALUI
PENGGUNAAN
MEDIA
PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR DENGAN PENGUATAN POHON PRESTASI PADA SISWA KELAS IV ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas
IV SD N Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun
Ajaran 2011/ 2012)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Putri Novita Sari
commitiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR DENGAN PENGUATAN POHON PRESTASI PADA SISWA KELAS IV
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD N Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/ 2012)
Oleh: PUTRI NOVITA SARI K7108056
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR DENGAN PENGUATAN POHON PRESTASI PADA SISWA KELAS IV ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD N Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/ 2012)” Disusun oleh: Nama NIM
: Putri Novita Sari : K7108056
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Juli 2012
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Suharno, M. Pd
Drs. Tri Budiarto, M. Pd
NIP. 19521129 198003 1 001
commitivto user
NIP.195912211988031001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M. PdDrs. Kartono,M.Pd Sekretaris: Drs. Hasan Mahfud, M. PdDrs. Sukarno,M.Pd Anggota I: Dr. Suharno,M.Pd Anggota II: Drs. Tri Budiarto,M.Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n. Dekan pembantu Dekan II
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
commitvto user
Rabu 19 – 09 -
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Putri Novita Sari. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR DENGAN PENGUATAN POHON PRESTASI PADA SISWA KELAS IV ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD N Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/ 2012). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca Aksara Jawa dengan menggunakan media kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi pada siswa kelas IV SD N Pondok, Karanganom, Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pondok, Karanganom, Klaten yang berjumlah 23 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dan analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa siswa kelas IV SD N Pondok. Peningkatan kemampuan membaca Aksara Jawa tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai kemampuan siswa membaca Aksara Jawa pada setiap siklus, yaitu nilai rata-rata kemampuan siswa membaca Aksara Jawa sebelum tindakan hanya sebesar 60,65; pada siklus I nilai rata-rata kemampuan siswa membaca Aksara Jawa menjadi 75,21; dan pada siklus II meningkat menjadi 86,19. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥65) hanya sebanyak 12 siswa atau 56,5%, pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau 75,2%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 22 siswa atau 95,6%. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca Aksara Jawa pada siswa kelas IV SD N Pondok, Karanganom, Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci:kemampuan membaca Aksara Jawa, kartu bergambar, pohon prestasi
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Putri Novita Sari. IMPROVEMENT THE READING COMPETENCY OF JAVANESE SCRIPT WITH PICTURE CARD LEARNING MEDIA AND REINFORCEMENT OF ACHIEVEMENT TREES ON FOURTH GRADE STUDENTS (Classroom Action Research on Fourth Grade Students of SDN Pondok Karanganom Klaten at 2011/2012 Academic Year). Minithesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. July 2012. The purpose of this study was to determine the increase in reading skills of Java Script picture card media and reinforcement trees on the achievements of fourth grade students SD N Pondok, Karanganom, Klaten. This research is classroom action research (CAR) carried out in two cycles. Each cycle consist of planning, action implementation, observation, and reflection. The subject of this research is fourth grade students SDN Pondok, Karanganom, Klaten that amounting of 23 students. Data collection techniques used were the documentation, observation, interviews, and tests. Test the validity of the data in this study using triangulation of data and triangulation methods. Data analysis technique used is the interactive analysis and comparative descriptive analysis. The result indicated that through the use of a picture card media and reinforcement trees on the achievements can improving the reading competency of javanese script on fourth grade students SDN Pondok. Improved ability to read Java Script can be seen by the increasing of student’s value reading competency of Javanese Script for each cycle, that are before action (precycle), the average of reading competency javanese script among students was 60,65; in first action, the the average grade increase to 75,21; and in second cycle, increase to 86,19. Before the action implementation, students who got KKM grade (≥65) just 12 students (56,5%), in first action increase to 18 students (86,2%), and in second action increase again to 22 students (95,6%). The Conclusions of the research is implementation of card media and reinforcement trees on the achievements can improving the reading skills of Java Script on fifth grade students SDN Pondok, Karanganom, Klaten at 2011/2012 academic year.
Key word: Javanese script, picture card media, the achievemrnts trees
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Ridho, lakukan semua hanya karenaNya dan untukNya
Ketika kau menghadapkan cermin ke orang lain, ketika itu pula kau membelakangi cermin dan tidak bercermin.
Tidak ada yang perlu dibesar-besarkan ketika manusia berbuat salah karena sepanjang hidup manusia merupakan suatu jenjang pendidikan dan ujian kelulusannya berupa masalah. Laluilah dengan sederhana. Semangat kesederhanaan!
commitviiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan teriringi rasa syukurku kepada Alloh SWT, kupersembahkan karya ini untuk: “Keluarga Besarku”
Kedua orang tua tercinta, Bapak Mrajak Subakdo dan Ibu Sriyatun. Terima kasih yang tidak terhingga untuk bapak dan ibu terbaik di dunia. Kakak-kakak tersayang; Wakhid Wahyudi, Dhanik Tri Agustin. Terima kasih untuk dorongan, kasih sayang dan doa-doanya. Terkhusus kakakku Alm. Setyo Adi Purwono. Terima kasih menjadi teladan dan inspirasiku. Sosokmu kan selalu ku kenang, ilmu dari mu kan selalu ku gunakan Keponakan dan sepupuku : Gagah Setia Leksana dan Aditya Ariyanto. Mari bersama mengejar matahari yang tinggi tapi tak akan lari meskipun dikejar. Teman-temanku semua, terima kasih untuk kebersamaan kita selama di PGSD ini.
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA
PEMBELAJARAN
KARTU
BERGAMBAR
DENGAN PENGUATAN POHON PRESTASI PADA SISWA KELAS IV ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas
IV SD N Pondok, Kecamatan
Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/ 2012)” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik dosen pembimbing maupun teman-teman PGSD. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dr. Suharno, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Drs. Tri Budiarto M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala SD Negeri Pondok yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
commitxto user
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Guru mata pelajaran Bahasa Jawa SD N Pondok yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8.
Teman-teman Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan semangat yang tak henti-hentinya.
9.
Teman – teman blok E Asrama PGSD yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta dan kakak-kakak yang selalu mendoakan. 11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini pastilah masih terdapat banyak kekurangan, karena tidak ada sesuatu hal pun yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna terciptanya skripsi yang lebih baik. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012 Penulis
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vii HALAMAN MOTTO .................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN.. ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 5 A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5 1. Hakikat Kemampuan Membaca Aksara Jawa............ ................... 5 a. Pengertian Kemampuan Membaca...... ................................... 5 b. Pengertian Aksara Jawa.... ...................................................... 8 2. Hakikat Media Pembelajaran Kartu Bergambar dengan Penguatan Pohon Prestasi .............................................................. 16 a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................. 16 b. Pengertian Kartu Bergambar .................................................. 19 c. Pengertian Penguatan....... ...................................................... 20 d. Pengertian Pohon Prestasi ...................................................... 23 B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 24 C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 26 D. Hipotesis Tindakan............................................................................. 27
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 28 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28 1. Tempat Penelitian .......................................................................... 28 2. Waktu Penelitian ........................................................................... 28 B. Subjek Penelitian................................................................................ 29 C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................... 29 D. Sumber Data ....................................................................................... 29 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30 F. Validitas Data ..................................................................................... 31 G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 32 H. Indikator Kinerja ................................................................................ 34 I. Prosedur Penelitian............................................................................. 34 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN............... ................ 40 A. Deskripsi Tindakan.......................................... .................................. 40 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus................................................ 41 1. Prasiklus ........................................................................................ 41 2. Siklus I ........................................................................................... 44 3. Siklus II ......................................................................................... 57 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 64 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 74 A. Simpulan ............................................................................................ 74 B. Implikasi ............................................................................................. 74 C. Saran ................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 77 LAMPIRAN .................................................................................................. 80
commitxiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
Gambar 1.
Aksara Jawa Bentuk Ngetumbar.............................................. 10
Gambar 2.
Aksara Jawa Bentuk Mbata Sarimbag.....................................
10
Gambar 3.
Gaya Penulisan Aksara Jawa Daearah Jogjakarta...................
11
Gambar 4.
Gaya Penulisan Aksara Jawa Daerah Surakarta......................
11
Gambar 5.
Gaya Penulisan Aksara Jawa Selain Daerah Jogjakarta dan Surakarata................................................................................
11
Gambar 6.
Aksara Jawa Nglegena............................................................
12
Gambar 7.
Aksara Carakan Sunda............................................................. 13
Gambar 8.
Bagan Kerangka Berpikir........................................................
28
Gambar 9.
Komponen-Komponen Analisis Data......................................
34
Gambar 10.
Bagan Strategi Penelitian......................................................... 36
Gambar 11.
Grafik Nilai Kemampuan Membaca Aksara Jawa Pada Pra Siklus.......................................................................................
44
Gambar 12.
Grafik Nilai Siswa Siklus 1.....................................................
52
Gambar 13.
Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ( Afektif ) Siklus I Pertemuan Ke-1.......................................................................
Gambar 14.
54
Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ( Afektif ) Siklus I Pertemuan Ke-2......................................................................
55
Gambar 15.
Grafik Hasil Pengamatan Psikomotor Siklus I........................
56
Gambar 16.
Grafik Nilai Akhir Siswa Siklus II..........................................
62
Gambar 17.
Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa (Afektif ) Siklus II
63
Gambar 18.
Grafik Hasil Pengamatan Psikomotor Siklus II......................
64
Gambar 19.
Grafik Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II.................................................................................... 68
Gambar 20.
Perbandingan Nilai Rata-Rata Siswa.......................................
69
Gambar 21.
Perbandingan Prosentase Ketuntasan .....................................
70
commitxivto user
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 22.
Gambar 23.
digilib.uns.ac.id
Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Aksara Jawa Antara Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II............
71
Perbandingan Hasil Pengamtan Kinerja Guru.........................
73
commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
halaman
Tabel 1.
Sandhangan Swara...................................................................
Tabel 2.
Sandhangan Panyigeg Wanda.................................................. 15
Tabel 3.
Jadwal Penelitian.....................................................................
29
Tabel 4.
Data Nilai Pemahaman Konsep Siswa Pada Prasiklus............
43
Tabel 5.
Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV pada Prasiklus........................................................................
14
44
Tabel 6.
Nilai Tes Siswa Siklus I........................................................... 52
Tabel 7.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan Ke-1.........................................................................................
Tabel 8.
53
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan Ke-2.........................................................................................
54
Tabel 9.
Hasil Pengamatan Psikomotor Siklus I..................................
56
Tabel 10.
Nilai Tes Akhir Siklus II.........................................................
61
Tabel 11.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II................... 62
Tabel 12.
Hasil Pengamatan Psikomor Siklus II.....................................
63
Tabel 13.
Nilai Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I Dan Siklus II....
68
Tabel 14.
Perbandingan Rata-Rata Hasil Pengamatan
Siswa pada
Siklus I dan Siklus II............................................................... Tabel 15.
Tabel 16.
69
Data Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Aksara Jawa Antara Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II............
70
Perbandingan Hasil Kinerja Guru Siklus I Dan Siklus II........
72
commitxvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Lampiran 1
halaman Kisi-kisi instrumen.................................................................. 81
Lampiran 2
Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa Membaca Aksara
84
Jawa Lampiran 3
Daftar Nilai Tes Tertulis Kemampuan Membaca Aksara Jawa........................................................................................
87
Lampiran 4
Daftar Nilai Tes Lisan Kemampuan Membaca Aksara Jawa..
88
Lampiran 5
Nilai Kemampuan Membaca Aksara Jawa.............................
89
Lampiran 6
Daftar Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa...........................
90
Lampiran 7
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I.......
91
Lampiran 8
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II......
92
Lampiran 9
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...........................
93
Lampiran 10
Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa.......................
94
Lampiran 11
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I........
95
Lampiran 12
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II.......
96
Lampiran 13
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...........................
97
Lampiran 14
Hasil Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa.................................
98
Lampiran 15
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-1......
99
Lampiran 16
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-2......
100
Lampiran 17
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II...............................
103
Lampiran 18
Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam Pembelajaran............................................................................ 105
Lampiran 19
Lembar Wawancara Guru sebelum Tindakan.........................
108
Lampiran 20
Lembar Wawancara Peserta Didik Sebelum Tindakan...........
112
Lampiran 21
Silabus Pembelajaran...............................................................
114
Lampiran 22
Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan I.........................................
116
Lampiran 23
Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan II........................................
117
Lampiran 24
Kisi-kisi Soal Siklus II.............................................................
118
commit xviito user
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 25
digilib.uns.ac.id
Soal Tes Kemampuan Membaca Aksara Jawa untuk Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II..............................................
119
Lampiran 26
Contoh Kartu Bergambar......................................................... 125
Lampiran 27
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I......
126
Lampiran 28
Lembar Kerja Siswa I..............................................................
135
Lampiran 29
Lembar Kerja Siswa 2.............................................................. 138
Lampiran 30
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II.....
Lampiran 31
Lembar Kerja Siswa 3.............................................................. 151
Lampiran 32
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.........................
Lampiran 33
Lembar Kerja Siswa 4.............................................................. 164
Lampiran 34
Pedoman Wawancara untuk Guru setelah Diterapkan
143
156
Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Bergambar dan Penguatan Pohon Prestasi........................................................ Lampiran 35
180
Panduan Wawancara Pesertadidik setelah Dilaksanakan Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Bergambar dan Penguatan Pohon Prestasi........................................................
182
Lampiran 36
Contoh Cara Perhitungan Statistik..........................................
184
Lampiran 37
Presensi Siswa Kelas IV SD N Pondok...................................
185
Lampiran 38
Contoh Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan..........................
186
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang multilingual (memiliki banyak bahasa). Sebelum mengenal bahasa Indonesia, pada umumnya mereka mengenal lebih dahulu bahasa daerah. Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki bahasa daerah masing-masing. Namun tidak semua daerah memiliki huruf atau aksara. Penulisan Bahasa Jawa memiliki aksara sendiri. Beberapa daerah di Jawa mempunyai aksara masing-masing antara lain Jawa tengah yang sering dikenal Aksara Jawa Hanacaraka dan Jawa Barat yang sering disebut Aksara Carakan. Penetapan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII pasal 33 ayat (2) yang menerangkan bahwa bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan mendukung eksistensi bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi di daerah. Seiring dengan dukungan dari pemerintah guru sebagai pelaku pendidikan berkewajiban untuk menyalurkan bahasa daerah kepada peserta didik, termasuk Aksara Jawa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Jawa SD N Pondok diketahui bahwa kemampuan tentang mata pelajaran bahasa Jawa di SD Pondok pada umumnya relatif rendah dan khususnya kemampuan membaca aksara Jawa di kelas IV. Terbukti dari rendahnya penentuan nilai KKM yaitu 6, 5 jauh dibawah nilai KKM sekolah lain. Dengan KKM 6,5 masih didapati siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 anak dari 23 jumlah siswa, yaitu tingkat kelulusan persentase 52,2%
dan nilai rata-rata kelas 6 (lampiran 2, halaman 85).
Kemungkinan hal ini dapat timbul karena (1) Guru belum menggunakan media pembelajaran inovatif. (2) Anggapan siswa bahwa membaca bahasa Jawa itu sulit dan membosankan. (3) Guru tidak memberikan penguatan setiap kali siswa commit to user menunjukkan prestasinya. (4) Bahasa Jawa kurang diminati atau kurang menarik 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
bagi siswa. Maka dari itu guru hendaknya menggunakan media pembelajaran inovatif. Salah satu media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran membaca aksara Jawa adalah kartu bergambar. Media kartu bergambar termasuk dalam media visual yang tidak diproyeksikan. Menurut Sri Anitah ( 2009 : 128 ) media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan projektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak. Kartu bergambar dirasa mampu meningkatkan aktifitas dan kemampuan belajar siswa karena menimbulkan daya tarik bagi siswa dan membangkitkan minat serta perhatian siswa. Menurut Edgar Dale ( 1963 ) mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dari lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkret ( Sri Anitah, 2009: 129 ). Kelebihan lain penggunaan kartu bergambar, kartu bergambar dapat diaplikasikan pada berbagai metode dan model pembelajaran. Jadi dapat mempermudah guru mengatur pemilihan metode dan model sesuai kebutuhan. Selain menggunakan media pembelajaran yaitu kartu bergambar, guru hendaknya memberikan penguatan kepada siswa. Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal (Sofa, 2010). Penguatan perlu diberikan kepada siswa bahkan Rasulullah SAW pernah mencontohkan bentuk penguatan. Menurut Jamal Abdur Rahman ( 2007: 94 ) dalam sebuah hadist disebutkan, bahwa “ Rasulullah SAW pernah membariskan Abdullah
dan
Ubaidillah,
juga
sejumlah
anak-anak
Al-Abbas.
Beliau
mengumumkan,” Siapa yang lebih dulu datang kepadaku, akan aku berikan ini dan itu.” Maka mereka pun berlomba-lomba untuk segera sampai pada Rasulullah SAW hingga mereka sampai pada punggung dan dada beliau. Rasulullah SAW kemudian mencium mereka dan menepati janjinya.” (HR. Ahmad). Apa yang diberikan Rasulullah kepada anak-anak setelah sampai kepada Rasulullah SAW itu termasuk penguatan non verbalcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Salah satu bentuk penguatan non verbal lainnya ialah pohon prestasi. Melalui pohon prestasi guru dapat memberikan penguatan positif dan penguatan negatif sekaligus. Menurut Sofa (2010) penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merespon perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu. Ranting-ranting pada pohon prestasi dapat menunjukkan tingkat prestasi siswa. Siswa dengan prestasi tertinggi bertempat di ranting tertinggi dan siswa dengan prestasi rendah bertempat di ranting yang rendah pula. Sehingga bagi siswa dengan prestasi tinggi akan termotivasi untuk menjaga prestasinya. Dan bagi siswa dengan prestasi rendah akan termotivasi untuk menaikkan prestasinya, dalam penelitian ini prestasi yang diharapkan adalah kemampuan aksara Jawa. Penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon
prestasi
dapat
meningkatkan
kemungkinan
keberhasilan
belajar.
Berdasarkan pada hukum-hukum teori belajar koneksionisme menurut Slavin, dkk. 1994 dan Elliot, dkk. 2000 dalam Soli Abimanyu, dkk (2008: 1.2-1.4) yaitu hukum kesiapan, hukum latihan, hukum akibat, dan transfer latihan. Melalui media kartu bergambar menerapkan hukum latihan, dapat menjadi latihan bagi siswa dan penguatan pohon prestasi menerapkan hukum akibat, dapat meningkatkan perilaku yang diharapkan pada siswa. Bertolak dari uraian di atas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Membaca Aksara Jawa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Bergambar dengan penguatan Pohon Prestasi pada Siswa Kelas IV( Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD N Pondok, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/ 2012)”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakannya penelitian ini sebagai berikut: Meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa melalui penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Meningkatnya kemampuan membaca aksara Jawa nglegena dan sandhangan panyigeg wanda b. Bagi guru Memberikan masukan alternatif media dan penguatan dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena dan sandhangan panyigeg wanda. c. Bagi sekolah Meningkatnya kualitas pendidikan melalui inovasi penggunaan media pembelajaran dan pemberian penguatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. a.
Hakikat Kemampuan Membaca Aksara Jawa
Pengertian Kemampuan Membaca Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang merupakan kata sifat dan
mendapatkan imbuhan ke-an sehingga menjadi kata benda. Kata mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu atau dapat. Jadi kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan (Artikata).
Pengertian tersebut sama
dengan arti kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) yaitu kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. Jadi pengertian kemampuan dalam penelitian ini berarti kecakapan atau kesanggupan untuk melakukan sesuatu. Pengertian dari membaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) membaca adalah 1. melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 2. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. 3. Mengucapkan. 4. Meramalkan; mengetahui. 5. Menduga; memperhitungkan; memahami. Pendapat lain tentang pengertian membaca dikemukakan oleh Y. Budi Artati (2008: 2) yaitu membaca adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan. Pesan tersebut dapat berupa media kata-kata. Proses tersebut menuntut agar kelompok kata dapat diketahui maknanya. Jika hal ini tidak terpenuhi, pesan tidak dapat dipahami. Oleh karena itu, proses membaca tidak dapat terlaksana. Pengetian membaca lain menurut Anderson (1972: 209- 210) dalam Y. Budi Artati (2008: 2) dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (decoding). Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencangkup pengubahan tulisan/ cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Kemampuan membaca menurut Undang Sudarsono dan Bastiano,(2009: 4.6 – 4.7) : commit5to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Kemampuan membaca merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh masyarakat yang sedang belajar. Kemampuan membaca dapat diidentifikasi dengan faktor-faktor, yakni : (1) cara berpikir yang ditandai dengan “... interaction requires: the extraction of information and an active response to ideas”( Haris, 1980), (2) domain afektif dalam membaca, yakni kemampuan “ ... mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan apa yang telah dibacanya...”( Harris, 1980 ), (3) tujuan membaca adalah suatu titik tolak yang penting dalam membaca karena tujuan membaca itu memfokuskan pembaca kepada aspek spesifik yang terseleksi. Kemampuan membaca yang bermanfaat untuk belajar itu dapat dikuasai melalui pelajaran dan kebiasaan membaca yang bertujuan agar pandai membaca. Sedangkan
kemampuan
membaca
menurut
Fatoni
secara
umum
melibatkan penyuaraan kata-kata. Kemampuan baca yang benar-benar fasih tidak dilakukan dengan menyuarakan setiap huruf namun dengan secara langsung mendapatkan arti keseluruhan kata dari memori (keseluruhan kata yang berdasar visual). Kunci bagi kemampuan baca yang fasih adalah proses automatization (otomatisasi), yakni pemerolehan arti kata tanpa melakukan usaha (otomatis). Dan menurut Jeanne Chall (1979) kemampuan membaca merupakan gabungan dari lima tahapan, dimulai dari ketrampilan pre-reading hingga ke kemampuan membaca yang sangat tinggi pada orang dewasa Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003) menempatkan kemampuan membaca menjadi sesuatu yang penting untuk dikuasai anak. Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003): Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan menemukan kebutuhan emosional. Berdasarkan paparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan kemampuan membaca adalah kecakapan menyuarakan kata-kata yang penting untuk dimiliki anak yang merupakan gabungancommit dari tahapan to user ketrampilan pre-reading sampai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
kemampuan membaca tinggi. Dan kemampuan membaca pada penelitian ini merupakan kecakapan untuk menguraikan tulisan melalui proses pembacaan sandi ( decoding ). Mengacu dari pengertian membaca yang dikemukakan oleh Anderson. Membaca penting dalam perkembangan. McKenna (2001) noted that reading attitudes and motivations are crucial to the development of lifelong literacy. McKenna (2001) mencatat bahwa sikap dan motivasi membaca sangat penting untuk perkembangan seumur hidup.
1) Manfaat membaca Menurut Y. Budi Artati (2008: 2-4) manfaat membaca sebagai berikut: 1) Merangsang sel-sel otak Membaca merupakan proses berpikir positif 2) Menumbuhkan daya cipta Orang yang pandai biasanya kemampuan membacanya tinggi. Setelah membaca, ada keinginan menciptakan hal yang baru. Hanya orang-orang yang rajin membaca yang mampu membawa perubahan. 3) Meningkatkan perbendaharaan kata Membaca merupakan usaha penyerapan kosakata maupun pengetahuan bahasa. Dengan demikian, membaca merupakan salah satu cara meningkatkan perbendaharaan kata. 4) Membantu mengekspresikan pemikiran Semakin banyak membaca mempengaruhi baik buruknya cara mengekspresikan pemikiran. 5) Terhindar dari kegiatan yang tidak berguna Sedangkan menurut Sunindyo (1975:2) dalam Undang Sudarsono ( 2009: 4-7) membaca sangat bermanfaat karena membaca tersebut dapat : a) Mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna b) Menambah pengetahuan di samping pengetahuan yang didapat dari sekolah c) Meningkatkan ketrampilan yang berhubungan dengan hobi, olah raga, dan seni yang sesuai dengan keperluannya sendiri d) Mengembangkan watak dan perilaku yang baik e) Memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada di dalam masyarakat. 2) Aspek membaca Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut Y. commit to user Budi Artati (2008: 2-4) yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
a) Ketrampilan yang bersifat mekanis Ketrampilan ini dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur kebahasaan, pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi, kecepatan membaca. b) Ketrampilan yang bersifat pemahaman Ketrampilan ini dianggap berada pada urutan yang labih tinggi. Aspek ini mencakup: memahami pengertian sederhana, memahami tujuan pengarang, penilaian, kecepatan membaca yang fleksibel, mudah disesuaikan keadaan. b. Pengertian Aksara Jawa Aksara menurut Kamus Bahasa Indonesia yang diakses pada tanggal 23 Januari 2012 adalah(1) sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran; (2) jenis sistem tanda grafis tertentu, misal aksara Pallawa, aksara Inka; (3) huruf. Aksara dalam Ensiklopedia Indonesia jilid 1 halaman 133 adalah lambang bunyi atau fonem. Aksara Jawa Hanacaraka termasuk ke dalam kelompok turunan aksara Brahmi, sebagaimana semua aksara Nusantara lainnya. Aksara ini memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Aksara Brahmi sendiri merupakan turunan dari aksara Assyiria. Hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau cacarakan (bahasa Sunda) adalah aksara turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Madura, bahasa Melayu (Pasar), bahasa Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Sasak(Wikipedia). Pengertian di atas senada dengan pengertian yang dikemukakan oleh Aditya Fajar : Aksara Jawa (atau dikenal dengan nama hanacaraka atau carakan) adalah aksara jenis abugida turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Madura, bahasa Melayu, bahasa Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Sasak. Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi dan merupakan abugida.Aksara Jawa Hanacaraka termasuk ke dalam kelompok turunan aksara Brahmi, sebagaimana semua aksara Nusantara lainnya. Aksara ini memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Aksara Brahmi sendiri merupakan turunan dari aksara Assyiria. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Aksara jawa disebut juga dengan nama aksara Legenda. Aksara Legena merupakan aksara Jawa pokok yang jumlahnya 20 buah( Idham, 2012 ). Muhammad Jibril Ar-Rasyid mengemukakan makna dari Aksara Jawa. Aksara Jawa tersebut memiliki pengertian: Ha:Hana hurip wening suci - adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci. Na: Nur candra,gaib candra,warsitaning candara-pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi. Ca: Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadisatu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal. Ra: Rasaingsun handulusih rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani. Ka: Karsaningsun memayuhayuning bawana - hasrat diarahkan untuk kesejahteraan alam. Da: Dumadining dzat kang tanpa winangenan - menerima hidup apa adanya. Ta: Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa - mendasar ,totalitas,satu visi, ketelitian dalam memandang hidup. Sa: Sifat ingsun handulu sifatullah- membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan. Wa: Wujud hana tan kena kinira - ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas. La: Lir handaya paseban jati - mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi. Pa: Papan kang tanpa kiblat - Hakekat Allah yang ada disegala arah. Dha: Dhuwur wekasane endek wiwitane - Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar. Ja: Jumbuhing kawula lan Gusti -selalu berusaha menyatu memahami kehendakNya. Ya: Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi - yakin atas titah /kodrat Illahi. Nya: Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki - memahami kodrat kehidupan. Ma: Madep mantep manembah mring Ilahi - yakin - mantap dalam menyembah Ilahi. Ga: Guru sejati sing muruki - belajar pada guru nurani. Ba: Bayu sejati kang andalani menyelaraskan diri pada gerak alam. Tha: Tukul saka niat - sesuatu harus dimulai - tumbuh dari niatan. Nga: Ngracut busananing manungso melepaskan egoisme pribadi –manusia Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan aksara Jawa ialah huruf atau aksara warisan budaya yang merupakan keturunan dari Aksara Brahmi dan sering digunakan dalam penulisan naskah berbahasa Jawa, bahasa Melayu, Bahasa Sunda, dan berbagai bahasa Daerah lain. Pengertian Aksara Jawa dalam penelitian ini ialah huruf keturunan dari Aksara Brahmi yang merupakan warisan budaya dan sering digunakan dalam penulisan naskah berbahasa Jawa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
1) Bentuk aksara Jawa Dalam ensiklopedia Indonesia jilid 1 disebutkan bahwa menurut sejarah timbulnya aksara dibagi menjadi 4 jenis yaitu piktografik, ideografik, silabik, dan fonetik. Aksara Jawa termasuk dalam silabik yaitu yang menggambarkan sukusuku kata. Menurut S. Hadiwirodarsono (2012:4) dari berbagai sumber sejarah disebutkan bahwa aksara Jawa berasal dari huruf Pallawa, India. Seiring perkembangan budaya, bentuk aksara Jawa mengalami perubahan. Menurut Wikipedia, gaya penulisan aksara Jawa dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan bentuk aksara dan berdasarkan daerah asal pujangga/ manuskrip. Berdasarkan Bentuk aksara Penulisan aksara Jawa dibagi menjadi 3 yakni: a) Ngetumbar
Gambar 1. Aksara Jawa Bentuk ngetumbar b) Mbata Sarimbag
Gambar 2. Aksara Jawa bentuk Mbata sarimbag c) Mucuk eri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Berdasarkan Daerah Asal Pujangga/Manuskrip, dikenal gaya penulisan aksara Jawa : a) Jogjakarta
Gambar 3. Gaya penulisan Aksara Jawa daearah Jogjakarta b) Surakarta
Gambar 4. Gaya penulisan Aksara Jawa daerah Surakarta c) Lainnya
Gambar 5. Gaya penulisan Aksara Jawa selain daerah Jogjakarta dan Surakarata Saat ini bentuk ngetumbar yang dipakai dalam penulisan aksara Jawa. Hal ini didasari dari pertimbangan “Wewaton Sriwedari, 1926 dan persetujuan 3 Gubernur : D I Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur tahun 1966. Ngetumbar berasal dari kata tumbar yaitu jenis rempah-rempah, bentuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
ngetumbar dipandang bernilai estetika dan menjadi ciri khas aksara Jawa ( S. Hadiwirodarsono, 2010: 4 ).
2) Aksara Jawa nglegena Aksara Jawa nglegena adalah aksara yang belum mendapat “sandhangan” atau belum diberi sandhangan ( belum disandhangi ) (S. Hadiwirodarsono, 2010: 5). Aksara Jawa ngelgena berjumlah 20 dengan bentuk huruf yang hampir sama. Perbedaannya antara lain terletak pada jumlah kaki,ada tidaknya lengkungan, terpisah atau disambung. Aksara Jawa diawali dengan huruf ha dan diakhiri dengan huruf nga. Gambar Aksara Jawa nglegena dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini : Aksara nglegena
Ha
Na
Ca
Ra
Ka
Da
Ta
Sa
Wa
La
Pa
Dha
Ja
Ya
Nya
Ma
Ga
Ba
Tha
Nga
Gambar 6. Aksara Jawa ngelena Aksara Jawa nglegena adalah aksara atau huruf dasar yang belum mendapatkan tambahan apa-apa seperti: huruf pasangan (aksara pasangan), huruf utama (aksara murda), sandhangan, dan lain-lain. Pada aksara Jawa hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara nglegena), yang biasa diurutkan menjadi suatu "cerita pendek". Menurut S. Hadiwirodarsono (2010:5). Carakan itu ditulis 4 baris, setiap baris merupakan kalimat yang mengandung ceritera. a ha
n na
c ca
r ra
k ka
f da p
t ta d
s sa j
w wa y
l la : saling bertengkar v commit to user
: ada utusan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
pa m ma
dha g ga
ja b ba
ya q tha
nya z nga
: sama saktinya : sama-sama menjadi bangkai/ mati
3) Penulisan Aksara Jawa dalam Cacarakan Sunda Aksara Jawa yang berkembang di daerah Jawa Barat sering disebut Aksara Carakan sunda. Gambar Aksara Carakan Sunda ialah sebagai berikut:
Gambar 7. Aksara Carakan Sunda Terdapat tiga perbedaan antara Aksara Jawa dan Aksara Cacarakan Sunda dimana aksara "Nya" dituliskan dengan menggunakan aksara "Na" yang mendapat pasangan "Nya". Sedangkan Aksara "Da" dan "Tha" tidak digunakan dalam Cacarakan Sunda. Juga ada penambahan aksara Vokal Mandiri "É" dan "Eu", sandhangan "eu" dan "tolong"(Wikipedia). 4) Sandhangan Swara Sandhangan dalam aksara Jawa dapat diibaratkan seperti atribut bagi aksara tersebut. Sandhangan dikenakan pada aksara Jawa nglegena. Penulisan penggunaan sandhangan beriringan dengan huruf Jawa, seperti di atas, di bawah, di depan, di belakang, atau diapit. Macam-macam sandhangan ada tiga yaitu meliputi sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan pambukaning wanda. Tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 macam sandhangan yaitu sandhangan swara dan sandhangan panyigeg wanda. Sandhangan swara digunakan untuk menulis Aksara Jawa dengan vokal commit to user selain “a”. Menurut Hadiwirodarsono sandhangan swara disebut juga sandhangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
sastra Jawa. Guna sandhangan swara adalah jika disandhangkan pada huruf nglegena akan mengubah bunyi vokalnya (S. Hadiwirodarsono, 2010: 7-8). Macam – macam sandhangan swara ada 5 dan dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Sandhangan Swara Nama Sandhangan Aksara Jawa Keterangan Wulu
tanda vokal i
Suku
tanda vokal u
Taling
tanda vokal é
Pepet
tanda vokal e
Taling Tarung
tanda vokal o
a) Sandhangan wulu mengubah huruf bervokal i dan ditulis di atas huruf yang disandhangi. Contoh : pipi (pipi). b) Sandhangan suku mengubah huruf bervokal u dan ditulis dengan disambungkan pada kaki belakang huruf yang disandhangi. Contoh : kuku (kuku). c) Sandhangan taling mengubah huruf bervokal e dan ditulis segaris di depan huruf yang disandhangi. Contoh : [l[l (lele). d) Sandhangan taling tarung mengubah huruf bervokal o dan ditulis di depan dan di belakang huruf yang disandhangi (mengapit hurufnya). Contoh: [so[to (soto). e) Sandhangan pepet mengubah huruf bervokal “e” dan ditulis di atas huruf yang disandhangi. Contoh : sepet\ (sepet). 5) Sandhangan Panyigeg Wanda Sandhangan panyigeg wanda adalah sandhangan untuk menghentikan wanda atau suku kata ( sigeg: berhenti) (S. Hadiwirodarsono, 2010: 9-11). Macam-macam sandhangan panyigeg wanda dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Tabel 2. Sandhangan panyigeg wanda Nama Sandhangan Aksara Jawa Keterangan Layar
tanda ganti konsonan r
Pangkon
tanda ganti konsonan h
Cecak
tanda ganti konsonan ng
Pangkon
tanda penghilang vokal
a) Jika suku kata/ wanda berakhir huruf nga di ganti dengan cecag dan ditulis di atas huruf yang disigeg. Contoh : ly= (layang). b) Jika suku kata/ wanda berakhir huruf ra diganti dengan layar dan ditulis di atas huruf yang di sigeg. Contoh : ks/ (kasar). c) Jika suku kata/ wanda berakhir huruf ha diganti dengan pangkon dan ditulis segaris dan berada di belakang huruf yang di sigeg. Contoh : gjh (gajah). d) Jika suku kata/ wanda berakhir huruf selaih nga, ra , dan ha agar suku kata mati/ berhenti diberi pangkon. Contoh: bd\ (badak). Aksara Jawa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah susunan huruf atau aksara Jawa yang mendapatkan sandhangan panyigeg wanda yaitu tanda ganti konsonan yang digunakan pada suku kata (layar, cecag, dan pangkon). Jadi kemampuan membaca aksara Jawa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk proses pembacaan sandi ( decoding) atau menguraikan tulisan aksara Jawa yang mendapatkan sandhangan penyigeg wanda ( layar, cecag, pangkon, pangkon ).
2.
Hakikat Media Pembelajaran Kartu Bergambar dengan Penguatan Pohon Prestasi
a. Pengertian Media Pembelajaran Pengertian media menurut Sri Anitah (2009: 123) kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti commit to user sesuatu yang terletak di tengah atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebgai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
perantara atau penghubung antara dua pihak,yaitu sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Ada beberapa pengertian media pembelajaran yang dikemukakan para ahli. Masing –masing definisi memberi penekanan pada hal tertentu. Menurut Sri Anitah (2009: 123) media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Pendapat yang lebih menekankan pada proses pembelajaran dikemukakan oleh Asra, dkk ( 2007: 5.5) kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar Kedua definisi tersebut senada dengan pendapat dari Smaldino,dkk (2005) dalam Sri Anitah ( 2009: 123-124) menyatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa latin “medium” yang berati antara, media menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Dikatakan media pembelajaran, bila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Sedikit berbeda dengan pendapat dari Gerlach dan Ely ( 1980 ) dalam Sri Anitah ( 2009: 123 ) yang menekankan pada kebendaan media yaitu media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Pendapat ini juga didukung dari definisi menurut Lesle J. Briggs ( 1979 ) dalam Asra, dkk ( 2007: 5.5 ) media pembelajaran
sebagai
“the
physical
means
of
conveying
instructional
content..book, films, videotapes, etc”. Yang berarti media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran termasuk buku, film, rekaman video, dll. Definisi lebih lanjut dikemukakan oleh Bretz ( 1977 ) dalam Sri anitah (1009: 123). Bretz sudah membedakan konsep antara media pembelajaran dengan commit to user alat peraga:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah bahwa yang pertama merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakkan saling tindak antara pembelajar dengan subyek yang dipelajari, sedangkan yang kedua semata-mata adalah penunjang pada penyajian yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan beberapa pengertian yang dipaparkan di atas pengertian media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana perantara antara pebelajar dengan sumber belajar yang dapat mengkondisikan seseorang untuk belajar dalam suatu proses pembelajaran. 1) Manfaat Media Menurut Akhmad Sudrajat (2008) media memiliki beberapa fungsi, diantaranya : a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbedabeda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2) Klasifikasi Media Jenis-jenis media pembelajaran menurut Rudy Brets dalam Asra ( 2007: 57) ada 7 klasifikasi media yaitu: media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio semi gerak, media visual bergerak, media visual diam, media audio, dan media cetak. Sedangkan menurut Asra ( 2007: 5.8-5.9 ) media dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu: a. b. c. d.
media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat media audio yaitu media yang hanya bisa didengar media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar multimedia yaitu media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap. e. media realia yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Oleh Sri Anitah (2009: 128-189) media dikelompokkan menjadi 4 yaitu media visual, media audio, media audio visual, dan multimedia. Media visual disebut juga media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Media ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan. b. Pengertian kartu bergambar Media kartu bergambar dalam penelitian ini termasuk dalam klasifikasi media visual atau media grafis. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat ( Asra: 2007, 5.8). Sedangkan Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Lebih lanjut lagi kartu bergambar termasuk dalam media visual yang tidak diproyeksikan. Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana,
tidak membutuhkan projektor dan
layar untuk memproyeksikan
perangkat lunak. Media ini tidak tembus cahaya, maka tidak dapat dipantulkan pada layar.( Sri Anitah , 2009: 128). Gerlach & Ely (1980) dalam Sri Anitah (2009: 128-129) menyatakan commit to user bahwa gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
seribu mil. Menurut Edgar Dale ( 1963 ) mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dari lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkret ( Sri Anitah, 2009: 129 ). Menurut Sri Anitah ( 2009: 129) gambar diam yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran yaitu potret, kartupos, ilustrasi dari buku, katalog, gambar cetak. Melalui gambar dapat diterjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistis. Menurut Sri Anitah (2009: 197-199) panduan untuk menciptakan tampilan visual yang jelas dan efektif antara lain: relevansi, koherensi dan konsistensi, proporsi dan kontras, kesatuan dan arah, gambar yang besar. Kata kartu pada kartu bergambar menurut kamus Bahasa Indonesia berarti kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dng karcis). Sedangkan bergambar (1) berarti dihiasi dengan gambar; ada gambarnya; (2) berpotret (diambil gambarnya dng alat potret): dl acara perpisahan, pelajar kelas enam ~ bersama. 1) Kelebihan media kartu bergambar Kelebihan media gambar menurut Asra ( 2007: 5.20) ialah (1) sifatnya konkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal. (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua. (3) murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Manfaat gambar sebagai media visual antara lain ( Sri Anitah, 2009: 130): a. Menimbulkan daya tarik bagi pebelajar. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian belajar. b. Mempermudah pengertian pebelajar. Suatu penjelasan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga pebelajar lebih mudah memahami apa yang dimaksud. c. Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, dapat diperbesar bgaian-bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas. d. Menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar saja. Media pembelajaran kartu bergambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang dihiasi dengan gambar sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
sarana
perantara
antara pebelajar dengan
sumber belajar
yang dapat
mengkondisikan seseorang untuk belajar. c. Pengertian penguatan Pengertian penguatan menurut Kamus Bahasa Indonesia yaitu [n] proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan. Sedangkan dalam website sekolah dasar definisi penguatan Menurut Hasibuan (1991:56) yang dimaksud ”penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku, yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali tingkah laku tersebut”. Menurut Winataputra (2008) “Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut”. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang betujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas jawaban atau perbuatannya sebagai suatu motivasi ataupun koreksi(Sekolah Dasar, 2011). Menurut Sofa (2010) Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa paparan di atas bahwa penguatan adalah respon yang diberikan guru kepada siswa sebagai balikan kepada
siswa
terhadap
perilakunya,
agar
dapat
meningkatkan
atau
mempertahankan perilaku positif dan mengurangi atau menghilangkan perilaku commit to user negatif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Dalam website sekolah dasar (2010) ketika memberikan penguatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu cara penggunaan, prinsip pemberian penguatan, dan komponen pemberian penguatan. 1) Cara penggunaan pemberian penguatan Pertama, cara penggunaan pemberian penguatan adalah sebagai berikut: a) Penguatan kepada pribadi tertentu Penguatan
harus
jelas
ditujukan
kepada
siswa
tertentu
dengan
menyebutkan namanya sambil memandang siswa yang berkepentingan langsung. b) Penguatan kepada kelompok siswa Penguatan juga dapat diberikan kepada sekelompok siswa; umpamanya, apabila satu kelas telah menyelesaikan tugas dengan baik, maka guru memperbolehkan siswa bekerja bebas atau istirahat, tetapi dapat juga menggunakan keterampilan dasar mengajar memberi penguatan secara verbal (dalam bentuk kata atau kalimat). c) Pemberian penguatan dengan segera Penguatan harus segera diberikan begitu tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan muncul. d) Penguatan tidak penuh Apabila seorang siswa memberikan jawaban yang benar sebagian, tindakan guru yang efektif ialah member penguatan tidak penuh. Misalnya, “ya, jawabanmu sudah baik, hanya masih perlu dikembangkan”. e) Variasi dalam penggunaan Dalam pemberian penguatan kepada siswa harus bervariasi atau tidak monoton, umpamanya penguatan dengan mengacungkan ibu jari kemudian diganti dengan memberikan pujian. 2) Prinsip-prinsip penggunaan penguatan Kedua, dalam pemberian penguatan perlu memperhatikan prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip dalam memberikan penguatan antara lain: a) Kehangatan dan keantusiasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Dalam memberikan penguatan hendaknya diwarnai dengan kehangatan dan antusiasme. Suara, mimik, dan gerakan badan guru adalah petunjuk adanya kehangatan dan keantusiasan sehingga penguatan yang diberikan akan menjadi lebih efektif. b) Kebermaknaan Penguatan yang diberikan harusnya dapat menimbulkan kesan kepada siswa sehingga dapat menimbulkan semangat siswa. c) Hindari respon negatif Penguatan yang diberikan harus bersifat positif tanpa adanya ucapan bernada ejekan ataupun sindiran karena hal ini dapat mematahkan semangat siswa. 3) Komponen pemberian penguatan Ketiga, yang perlu diperhatikan dalam memberikan penguatan ialah komponen-komponen memberikan penguatan. Komponen-komponen pemberian penguatan menurut harjadi (2008:-), terdiri dari: a) Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata atau kalimat. b) Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati, memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol atau benda maupun penguatan tak penuh seperti “yah, jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan” Manfaat dari memberikan penguatan menurut Sofa (2010) Manfaat penguatan
bagi
siswa
untuk
meningkatnya
perhatian
dalam
belajar,
membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif. 6) Pengertian Pohon Prestasi Penguatan pohon prestasi merupakan penguatan non verbal karena penguatan ini ditunjukkan melalui simbol, yaitu tingkatan pada ranting pohon. Pengertian kata pohon dalam Kamus Bahasa Indonesia [n] (1) tumbuhan yg berbatang keras dan besar; pokok kayu: -- asam; -- mangga; (2) bagian yg commit to user(3) asal mula; pokok sebab. Dan permulaan atau yg dianggap dasar; pangkal;
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
pengertian atau definisi kata prestasi [n] hasil yg telah dicapai (dr yg telah dilakukan, dikerjakan, dsb): ia merasa kecewa thd -- yg telah dicapai anak asuhnya; -- nya itu telah menumbangkan rekor sebelumnya. Menurut Zaif (2009) pohon prestasi merupakan salah satu bentuk usaha penyelenggaraan pembelajaran PAIKEM. Zaif mendefinisikan pohon prestasi menjadi tiga pengertian yaitu: a. Pohon prestasi merupakan tempat bagi guru untuk memberikan penghargaan kepada siswa. b. Pohon prestasi dapat berupa gambar pohon di kertas dan ditempelkan di tembok. c. Pohon prestasi dapat pula di buat dari ranting pohon sungguhan dan penghargaan berupa bintang atau yang lain di kaitkan pada ujung-ujung ranting tersebut Dalam artikel yang berjudul Amplop Bekas Undangan Antarkan Wahyuningsih Juara Karya Ilmiah tanggal 16 November dalam harian Suara Merdeka disebutkan bahwa pohon prestasi adalah pohon yang beranting berupa lembaran nilai-nilai siswa untuk memacu prestasi. Penguatan pohon prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon guru kepada siswa berprestasi melalui penempatan tanda penghargaan pada ranting pohon yang tinggi dan tanda penghargaan pada ranting rendah bagi siswa berprestasi rendah, dengan harapan siswa dengan prestasi tinggi akan termotivasi untuk menjaga prestasinya. Dan bagi siswa dengan prestasi rendah akan termotivasi untuk menaikkan prestasinya.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Luluk Zulaika pada penelitian dengan judul Pemanfaatan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA kelas IV di SDN Cepoko III Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo tahun ajaran 2010/2011 (penelitian tindakan kelas). Hasil penelitian menunjukkan (1) Pemanfaatan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA sangat efektif dan efisien karena dapat dilaksanakan dalam dua pokok bahasan yang berbeda yaitu "Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya" serta commit to user "Hubungan Antar Mahluk Hidup Dan Antar Mahluk Hidup Dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Lingkungannya" dengan metode active learning strategi sort card (2) memanfaatan media kartu bergambar dapat meningkatakan aktifitas, partisipasi dan motivasi belajar siswa di SDN Cepoko III Dan (3) secara kuantitatif hasil belajar siswa di SDN Cepoko III setelah memanfaatkan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA menunjukkan tingkat ketuntasan belajar yang tinggi. Karena pada siklus I prosentase ketuntasan belajar sebelum memanfaatkan media kartu bergambar mencapai 55%, dan setelah memanfaatkan media kartu bergambar meningkat menjadi 70%, %" Siklus II prosentase ketuntasan belajar sebelum memanfaatkan media kartu bergambar sebanyak 57% dan meningkat menjadi 78% setelah memanfaatkan media kartu bergambar. Penelitian kedua yang relevan dengan variabel kartu bergambar dilaksanakan oleh Sulaseh dengan judul penelitian Penerapan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament dengan Media Kartu Bergambar Untuk Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Ekosistem Kelas VII E Mts N Surakarta II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui (1) penerapan strategi pembelajaran Teams Games Tournament dengan media kartu bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar biologi materi ekosistem pada siswa kelas VIIE MTs N Surakarta II tahun pelajaran 2011/2012. (2) penerapan strategi pembelajaran Teams Games Tournament dengan media kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi ekosistem pada siswa kelas VIIE MTs N Surakarta II tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini yaitu Penerapan strategi pembelajaran Teams Games Tournament dengan media kartu bergambar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi materi ekosistem pada siswa kelas VIIE MTs N Surakarta II tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut didukung oleh fakta-fakta sebagai berikut (1) motivasi siswa selama siklus 1 sebesar 42,60% dan meningkat menjadi 70,57% pada siklus II, (2) data tingkat pencapaian hasil belajar siswa dapat dilihat pada prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 43, 90% pada siklus I dan meningkat 73,17% pada siklus II. Ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Teams Games Tournament dengan media kartu bergambar to user memberikan peningkatan motivasicommit dan hasil belajar biologi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Penelitian lain yang relevan pada variabel kemampuan membaca aksara Jawa dilakukan oleh Muhammad Irkham K.R dengan judul Penggunaan Media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran Aksara Jawa sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu, 2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Aksara Jawa dengan menggunakan media kartu huruf pada siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu, 3) mendeskripsikan proses evaluasi pembelajaran Aksara Jawa dengan menggunakan media kartu huruf pada siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran aksara Jawa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Bukti secara kualitatif dapat diketahui dari suasana kelas yang menjadi lebih aktif dan semangat kerjasama dengan kemlompoknya. Sedangkan bukti secara kuantitatif dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Anik Miftakhul Jannah tahun 2011 juga merupakan penelitian yang relevan dengan variabel aksara Jawa. Penelitian Anik berjudul peningkatan kemampuan membaca aksara Jawa menggunakan flashcard bagi siswa kelas 3 SDN Gadingkasri Malang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN Gadingkasri Malang dengan banyak siswa 41 anak. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) penggunaan flashcard sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan
siswa
membaca
aksara
Jawa
dan
suasana
pembelajaran lebih menyenangkan, (2) kemampuan siswa membaca aksara Jawa menggunakan flashcard mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 62 pada siklus ke-1 dan 70 pada siklus ke-2.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun to user suatu kerangka pemikiran. Padacommit kondisi awal siswa lebih cepat bosan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
menganggap pelajaran sulit karena guru belum menggunakan media pembelajaran inovatif. Guru belum memberikan penguatan yang bervariasi sehingga siswa kurang
termotivasi
untuk
meningkatkan
kemampuannya.
Akibat
dari
permasalahan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan siswa membaca aksara Jawa. Kemampuan membaca aksara siswa cenderung rendah. Penggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi merupakan salah satu alternatif pemecahan permasalahan. Dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa, khususnya membaca aksara Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda. Kartu bergambar dengan pohon prestasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena dapat menarik minat pebelajar dan memperjelas hal dalam bidang tertentu serta untuk segala usia. Pada
kondisi
akhir
dengan
pembelajaran
menggunakan
media
kartubergambar dengan panguatan pohon prestasi maka aktifitas, motivasi, dan minat siswa diharapkan meningkat sehingga pembelajaran lebih bermakna dan pada akhirnya kemampuan siswa membaca aksara Jawa meningkat. Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut: Kondisi awal
tindakan
Kondisi akhir
Belum menggunakan kartu bergambar dengan pohon prestasi
Kemampuan membaca aksara Jawa rendah
Dalam pembelajaran digunakan kartu bergambar dengan pohon prestasi Dengan menggunakan kartu bergambar dengan pohon prestasi kemampuan membaca aksara Jawa meningkat
to user berpikir Gambar 8.commit Bagan kerangka
Siklus I 1. Perencanaan. 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Siklus II 1. Perencanaan. 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
A. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu melalui penggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri Pondok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pondok, Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Peneliti memilih tempat tersebut dengan beberapa pertimbangan antara lain, lokasi mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti memperoleh data dan dapat efisien waktu dan biaya, tempat tersebut belum pernah diadakan penelitian dan diperbolehkan untuk mengadakan penelitian, dan di SD tersebut khususnya kelas IV terdapat siswa pindahan dari Jawa Barat ( Sunda ) yang menarik untuk di teliti. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012, selama 7 bulan yaitu mulai bulan Januari 2012 – Juni 2012. Perencanaan penelitian ini dapat dilihat pada jadwal penelitian berikut : Tabel 3. Jadwal penelitian
Kegiatan
Januari 1
2
Maret 3
4
1
2
April 3
4
1
2
Mei 3
1. proposal 2. perijinan penelitian 3. pelaksanaan tindakan 4. penyusunan laporan 5. pengiriman laporan
commit28to user
4
1
2
3
Juni 4
1
2
3
Juli 4
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pondok, Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Siswa berjumlah 23 orang yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, dengan 1 siswa pindahan dari Jawa Barat ( Sunda ).
C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan ( Sarwiji Suwandi, 2011: 12). 2. Strategi Penelitian Prinsip utama PTK yaitu adanya tindakan yang dilakukan dalam bentuk siklus yang berkelanjutan hingga mencapai suatu hasil yang diinginkan. Seperti yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu yang direncanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdapat dua kali pertemuan. Tiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Adapun alur dan tahap siklusnya yaitu mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi.
D. Sumber Data Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa kelas IV SD Negeri Pondok, Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. 2. Hasil Jawaban subjek penelitian dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan aksara Jawa sandhangan panyigeg wanda, yang diperoleh melalui tes awal penelitian dan tes akhir setiap akhir tindakan. 3. Jawaban subjek penelitian berupa pernyataan verbal yang diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dan subjek penelitian. 4. Jawaban guru bahasa Jawa berupa pernyataan verbal yang diperoleh dari commit to user hasil wawancara antara peneliti dengan guru bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
5. Hasil oberservasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru bahasa Jawa.
E. Tehnik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data dalam penelitian ini, maka tehnik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: 1. Wawancara Wawancara menurut Endang Purwanti, dkk ( 2008: 5.16) adalah suatu proses tanya Jawab lisan untuk memperoleh bahan atau informasi secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 227) secara garis besar ada dua maca pedoman wawancara yaitu: a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.. Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi awal dan perkembangan setelah diadakan tindakan. 2. Obeservasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 230) mengamati adalah menatap kejadian, gerak, atau proses. Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas siswa, kinerja guru, dan data lain yang diperlukan. 3. Tes Endang Purwanti, dkk ( 2008: 4.4) mendefinisikan tes menjadi tiga definisi yaitu: a. Tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu, dilakukan secara prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. b. Tes pada umumnya berisi sampel perilaku, cakupan tes yang bisa dibuat dari suatu materi tidak terhingga jumlahnya, yang secara keseluruhan user tes, sehingga tes harus dapat mungkin mustahil dapat commit tercakupto dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
mewakili kawasan (domain) perilaku yang diukur, untuk itu perlu pembatasan yang jelas. c. Tes menghendaki subjek agar menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang dipelajari dengan cara menJawab atau mengerjakan tugas dalam tes. Tes yang digunakan adalah tes formatif. Tes formatif dilakukan pada saat program pembelajaran berlangsung, tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran sampai tahap tertentu (Endang Purwanti, dkk, 2008: 4.8). Tehnik tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang nilai tes formatif sebagai pengukur kemampuan membaca aksara Jawa secara kuantitatif. 4. Dokumentasi Metode keempat yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi. Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengemukakan “Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari dokumen-dokumen yang sudah ada misalnya tentang jumlah siswa kelas IV yang ada, nama-nama siswa , dan nilai rapor siswa kelas IV di SD N Pondok tahun ajaran 2011/2012.
F. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasarf yang kuat dalam menarik kesimpulan ( Sarwiji Suwandi, 2011: 65). Tehnik yang digunakan untuk memeriksa validitas data dalam penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong ( 1995,178 ) dalam Sarwiji Suwandi ( 2011, 65 ) triangulasi adalah tehnik pemeriksaan validitas dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
1. Triangulasi sumber mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia (H. B. Sutopo, 2002 : 79). 2. Triangulasi metode bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknih atau metode pengumpulan data yang berbeda ( H. B. Sutopo, 2002: 80). G. Tehnik Analisis Data Setelah diperoleh data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut
agar
didapatkan
suatu
kesimpulan.
Sugiyono
(2011:
244),
mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data-data yang telah diperoleh dari pengumpulan data dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif dan analisis model deskriptif komparatif. 1. Teknik Analisis Interaktif Secara singkat, tiga komponen dalam analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data artinya merangkum, data yang telah diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di SD Negeri Pondok dipilih menurut hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. b. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, grafik, dan hubungan antar kategori.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
c. Penarikan Kesimpulan (Verification) Langkah ketiga dalam analisis data ini adalah penarikan
kesimpulan atau
verifikasi. Seluruh hasil analisis mulai dari reduksi data hingga penyajian data dikumpulkan untuk ditarik suatu kesimpulan. Selanjutnya, model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada Gambar 9, sebagai berikut: Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Gambar 9. Komponen-komponen Analisis Data (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011 : 247) Berdasarkan Gambar 2 di atas, maka dapat dijabarkan bahwa analisis data dalam penelitian ini diawali dengan pengumpulan data berupa arsip nilai siswa dan kurikulum tingkat satuan pendidikan dari sekolah, hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV mengenai pembelajaran Bahasa Jawa sebelum dan setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan media kartu berrrgambar dan penguaran pohon prestasi, hasil wawancara dengan siswa kelas IV mengenai pembelajaran Bahasa Jawa sebelum dan setelah menggunakan media kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi, nilai siswa pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II, dan informasi lain yang dibutuhkan peneliti. Selanjutnya data-data yang sudah didapatkan direduksi, dipilih antara data yang penting/pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk deskripsi uraian singkat, bagan, tabel, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
grafik, atau perbandingan antar kategori. Setelah itu pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data tersebut. 2. Teknik Analisis Deskriptif Komparatif Teknik analisis deskriptif komparatif dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan hasil pemahaman konsep daur air siswa tiap siklus, yaitu mulai dari nilai prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui besarnya peningkatan pemahaman konsep siswa.
H. Indikator Kerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2011: 66-67). Pada penelitian ini, indikator yang menjadi patokan keberhasilan adalah meningkatnya kemampuan membaca aksara Jawa yaitu aksara dengan sandhangan panyigeg wanda ( layar, cecag, wignyan, pangkon ) melalui penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi. Penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi dianggap tuntas atau berhasil, apabila 80% siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 ( KKM ).
I. Prosedur Penelitian Stategi dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian tindakan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 97).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
perencanaan
refleksi
siklus I
pelaksanaan
pengamatan
perencanaan
siklus II
refleksi
pelaksanaan
pengamatan
?
Gambar 10. Bagan strategi penelitian
Sesuai dengan gambar bagan 3 di atas prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum pada tahap siklus, peneliti mengadakan obeservasi awal dan identifikasi masalah. 1. Observasi awal. Pada tahap ini peneliti melaksanakan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal dan mengamatai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran. Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara dengan guru dan sejumlah siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2. Identifikasi masalah Setelah melaksanakan observasi, peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Masalah diidentifikasi dari hasil observasi awal yaitu hasil wawancara peneliti dengan guru dan sejumlah siswa. Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin. Masalah yang ditemui antara lain: a. Kemampuan membaca aksara Jawa siswa relatif rendah karena menganggap pelajarannya sulit dan membosankan. b. Guru belum menggunakan media pembelajaran inovatif. c. Guru belum melakukan inovasi pada pemberian penguatan. Seusai masalah dapat teridentifikasi peneliti memutuskan tindakan apa yang
akan
dilakukan
untuk
mengatasi
masalah
tersebut
yaitu
menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi. 3. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada hasil observasi awal dan identifikasi masalah. Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Membuat skenario pembelajaran 2) Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan. 3) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon pretasi. 4) Menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS, media dan bentuk penguatan yang diperlukan untuk membuat siswa belajar meningkatkan kemampuannya. 5) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan membaca aksara Jawa pada pelajaran bahasa Jawa dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi dapat ditingkatkan. b. Tindakan Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah tindakan. Rencana tersebut dilaksanakan sebagai tindakan yang mengacu pada skenario dan langkah kegiatan belajar mengajar. Pada pertemuan pertama guru membelajarkan aksara Jawa sandhangan wignyan dan cecag. Kegiatan awal 1) guru melakukan apersepsi. 2) menyampaikan pokok pembelajaran. 3) siswa diberi motivasi melalui tanya Jawab. Kegiatan inti diisi dengan 1) Kegiatan siswa mencari pasangan. Kartu bergambar dipasangkan dengan tulisan aksara Jawa yang sesuai. 2) pemberian kesempatan bertanya kepad siswa dan menyimpulkan pembelajaran. 3) pemberian penghargaan kepada siswa (penguatan). Dan kegiatan akhir diisi dengan kegiatan evaluasi dan kegiatan tindak lanjut. Pada pertemuan kedua guru membelajarkan aksara Jawa sandhangan layar dan pangkon. Kegiatan awal 1) guru melakukan apersepsi. 2) menyampaikan pokok pembelajaran. 3) siswa diberi motivasi melalui tanya Jawab. Kegiatan inti diisi dengan 1) siswa dibagi menjadi 8 kelompok. 2) kegiatan siswa membuat kalimat bertuliskan aksara Jawa sebagai soal untuk teman lainnya. 3) siswa mendemonstrasikan gambar pada kartu bergambar. 4) pemberian kesempatan bertanya dan penguatan kepada siswa. Dan kegiatan akhir diisi dengan kegiatan evaluasi serta kegiatan tindak lanjut. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanan tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan commit to user tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
d. Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja. Peneliti menganalisis kemampuan membaca Aksara Jawa siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi saat pembelajaran. Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I diketahui bahwa ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 78,2% atau 18 siswa mencapai KKM dari jumlah keseluruhan 23 siswa. Hal ini berarti indikator kinerja belum tercapai, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan media kartu berlajar dan penguatan pohon prestasi belum berhasil meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II. 4. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II ini adalah melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah jika hasil refleksi dari siklus I belum diperoleh hasil yang maksimal. Kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran dengan media pembelajaran kartu bergambar dan penguatan pohon prestasi. 2) Menentukan pokok bahasan 3) Mengembangkan skenario pembelajaran 4) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) 5) Menyiapkan sumber belajar dan media. 6) Mengembangkan format observasi pembelajaran. b. Tindakan Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada siklus pertama. Pada siklus II terdiri dari satu pertemuan dengan waktu 4 × jam pelajaran dengan materi pelajaran membaca aksara Jawa bersandhangan panyigeg wanda. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
1) Mengelompokkan siswa menjadi 5 tingkatan sesuai kemampuan masing-masing siswa dalam membaca aksara Jawa 2) Memberikan tugas sesuai tingkatannya a) tingkat 1 : huruf Jawa nglegena b) tingkat 2 : nglegena + sadhangan swara c) tingkat 3 : menyusun huruf Jawa
sandhangan panyigeg wanda
d) tingkat 4 : mencocokkan kartu huruf Jawa sesuai huruf Jawa e) tingkat 5 : membuat kalimat berdasarkan kartu bergambar 3) Bagi siswa yang pekerjaannya telah diperiksa dapat naik 1 tingkat dan mendapatkan 1 bintang.
Bagi siswa yang tertinggal diberikan
bimbingan oleh guru. Siswa pada tingkat 5 diminta menuliskan kalimat yang telah disusunnya di papan tulis. Siswa lain mengkoreksi. Siswa yang pekerjaannya benar mendapatkan 1 bintang. 4) Guru memberikan penguatan berupa penghargaan kepada siswa berprestasi melalui penempatan nama siswa pada rangting pohon sesuai banyak bintang yang dikumpulkan dan memotivasi siswa yang kurang aktif. c. Observasi Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus II dan memonitor siswa serta membantu siswa jika menemui kesulitan. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanan tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari tindakantindakan tersebut. d. Refleksi Berdasarkan hasil tindakan siklus II diketahui ketuntasan klasikal sebesar 95,7% atau 22 dari 23 siswa telah mencapai KKM (65). Hal ini berarti indikator kinerja telah tercapai (80% dari jumlah siswa) sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pondok, kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Secara geografis SD Negeri Pondok terletak di Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Bangunan yang ada di SD Negeri Pondok antara lain 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 mushola, 1 perpustakaan, 1 ruang komputer, 1 ruang serbaguna, 1 ruangan dapur, kantin, tempat parkir, dan kamar mandi guru dan siswa. SD Negeri Pondok memiliki halaman yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran olah raga, upacara, dan kegiatan lapangan lainnya. Letak SD Negeri Pondok cukup strategis dan mudah dijangkau karena terletak di tepi jalan raya, serta akses jalan yang mudah di jangkau oleh masyarakat sekitar. Data personel ketenagakerjaan SD Negeri Pondok terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru penjaskes, 1 guru agama, 1 guru mapel bahasa Inggris, 1 guru mapel bahasa Jawa, 1 guru mapel bahasa Indonesia, dan 1 penjaga sekolah. Dengan 3 guru yang berstatus Wiyata Bakti (WB). SD Negeri Pondok terdiri dari 6 tingkatan kelas. Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Pondok yang diambil sebagai kelas penelitian ialah kelas IV tahun ajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa 23. Fasilitas yang ada di SD Negeri Pondok cukup memadai. Berbagai macam media pembelajaran tersedia antara lain media interaktif seperti LCD, KIT IPA, KIT matematika, media gambar seperti bagan daur air, Aksara Jawa, Peta dan berbagai media lainnyayang disesuaikan dengan tingkatan kelas. Keadaan media tersebut kurang terawat karena tidak dimanfaatkan oleh guru dengan alasan mengejar terselesaikannya materi atau keterbatasan kemampuan guru untuk menggunakan media. Hal ini terbukti dari keseluruhan guru kelas dan mapel yang mengajar di SD Negeri Pondok hanya satu guru yang dapat menggunakan KIT IPA materi pelajaran listrik dinamis. commit40to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti melaksanakan pra tindakan meliputi kegiatan observasi awal dan melakukan identifikasi masalah untuk mengetahui kondisi awal kemampuan membaca Aksara Jawa siswa kelas IV SD Negeri Pondok. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengumpulkan data awal atau data sebelum penelitian. Data yang dikumpulkan antara lain data kemampuan awal membaca Aksara Jawa yang diperoleh dari tes tertulis dan tes lisan, data cara guru mengajar yang diperoleh dari observasi dan wawancara, seta data tentang pengalaman belajar siswa membaca Aksara Jawa beserta kesulitannya yang diperoleh dari wawancara kepada guru dan siswa yang bersangkutan. Jadi data ini diperoleh dari hasil observasi awal yang disertai dengan tes dan wawancara terhadap guru dan siswa pada pembelajaran Bahasa Jawa. Hasil dari tes, observasi, dan wawancara tahap pra tindakan ini didapati bahwa 11 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang disebabkan oleh siswa menganggap pelajarannya sulit dan membosankan, guru belum menggunakan media pembelajaran inovatif, dan guru belum melakukan inovasi pada pemberian penguatan. Sehingga keadaan ini membuat siswa cenderung malas belajar bahkan tidak menganggap pelajaran Bahasa Jawa dan bersikap pasif karena kurang tertarik dengan pembelajaran. Keadaan seperti ini membuat kemampuan membaca aksara Jawa yang dimiliki siswa rendah. Dalam kegiatan pratindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam pembelajaran Bahasa Jawa, peneliti disini berperan sebagai observer jalannya pembelajaran. Di akhir kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan soal evaluasi kepada siswa yang akan digunakan sebagai data awal sebelum dilaksanakan penelitian. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan yang kemudian diambil rata-rata menjadi nilai tes kemampuan membaca Aksara Jawa. Hasil nilai tes kemampuan membaca Aksara Jawa pada tahap pra tindakan menunjukkan bahwa kemampuan membaca aksara Jawa siswa rendah, terbukti dari banyaknya nilai siswa yang masih di bawah KKM (65) yaitu commit to user sebanyak 11 siswa dari 23 siswa. Lebih rinci nilai tes kemampuan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
membaca Aksara Jawa pada tahap prasiklus dapat dilihat dalam Tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Data Nilai Tes Kemampuan Siswa Membaca Aksara Jawa Pratindakan No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai
Ket.
4 100 28 48 28 18 98 88
TT T TT TT TT TT T T
No Urut 9 10 11 12 13 14 15 16
Nilai
Ket.
85 75 25 100 85 78 72 82
T T TT T T T T T
No Urut 17 18 19 20 21 22 23
Nilai
Ket.
88 58 82 15 48 38 20
T TT T TT TT TT TT
Ketuntasan Klasikal = 52,2% Keterangan : TT = Tidak Tuntas T = Tuntas Berdasarkan Tabel 4 di atas dapatdisimpulkan bahwa kemampuan siswa membaca aksara Jawa tergolong rendah terbukti dari masih banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 6,5 sebanyak 11 siswa dari 23 siswa atau 47,8% yaitu siswa dengan nomor urut 1, 3, 4, 5, 6, 11, 18, 20, 21, 22, dan 23. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 13 siswa atau 52,2% yaitu siswa dengan nomor urut 2, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19. Lebih jelas lagi dari Tabel 4 di atas dapat dibuat data frekuensi seperti pada Tabel 5 sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Tabel 5. Data Frekuensi Nilai Tes Kemampuan Siswa Membaca Aksara Jawa pada Tahap Pratindakan No.
Interval
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
fi.xi
(fi)
Prosentase (%)
1
15-32
6
23,5
141
27,1
2
33-49
4
40,5
162
17,4
3
50-66
1
57,5
57,5
4,4
4
67-83
5
74,5
372,5
26,1
5
84-100
7
91,5
640,5
30,4
1373,5
100
Jumlah
23 Nilai Rata-rata = 59,7 Tingkat Ketuntasan = 52,2 %
Dari Tabel 5 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti Gambar 11 sebagai berikut :
banyak siswa 8 7
30,,4% 27,1%
frekuensi
6
26,1%
5
17,4%
4 3 2
4,4%
1 0 15-32
33-49
50-66
67-83
84-100
interval
Gambar 11. Grafik nilai kemampuan membaca Aksara Jawa pada pratindakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Berdasarkan gambar 11 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada pratindakan adalah 59,7 dengan tingkat ketuntasan klasikal hanya sebesar 52,2% dari 23 jumlah siswa. Nilai ini masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yaitu 65. Siswa yang memperolah nilai 15-32 sebanyak 6 siswa atau 26,1%. Siswa yang memperolah nilai 33-49 sebanyak 4 siswa atau 17,4%. Siswa yang memperolah nilai 50-66 sebanyak 1 siswa atau 4,4%. Siswa yang memperoleh nilai 67-83 sebanyak 3 atau 21,7%. Dan siswa yang memperoleh nilai 84-100 sebanyak 7 atau 30,4%. Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka perlu adanya suatu solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Salah satu solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan menerapkan penggunaan media pembelajaran yang menarik disertai penguatan yang inovatif, yaitu menggunakan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Penggunaan media dan penguatan ini dirancang menjadi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Media kartu bergambar berupa kartu berbentuk persegi panjang yang berisi gambar berukuran 10 × 15 cm dan penguatan pohon prestasi sebagai strategi untuk mempengaruhi pola interaksi kelas agar kelas lebih hidup dan siswa menjasi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih termotivasi belajar membaca aksara Jawa.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Dalam proses penelitian ini terdiri dari 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 pertemuan masing-masing pertemuan alokasi waktunya 2 × 35 menit dan siklus II terdiri dari 1 pertemuan dengan waktu 4× jam pelajaran. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. 1. Siklus I Setelah melaksanakan pengumpulan data awal pada tahap pra siklus, peneliti melanjukan penelitian pada tahap selanjutnya yaitu melaksanakan siklus I. Pada tahap siklus I diambil tindakan yang berasal dari permasalahan pada tahap to user dalam 2 kali pertemuan. Setiap pra siklus. Tindakan pada siklus commit I dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran ( 2 × 35 menit ). Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 April 2012 dan 17 April 2012. Adapun tahap-tahap dalam siklus I adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Kegiatan perencanaan ini didasarkan pada solusi dari permasalahan yang
teridentifikasi, yaitu merencanakan penggunaan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pembelajaran Sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, peneliti bersama guru kelas menyusun silabus pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum KTSP SD. Selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pmebelajaran (RPP) Bahasa Jawa untuk 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2×35 menit untuk setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi : Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator ( kognitif, afektif, dan psikomotor), tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian/ evaluasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini melewati proses konsultasi dan diskusi bersama guru mata pelajaran Bahasa Jawa. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas
dan
sarana
yang
dibutuhkan
dan
dipersiapkan
dalam
pembelajaran antara lain: a)
Ruang kelas didesain klasikal pada pertemuan pertama dan dikelompokkan menjadi 6 kelompok pada pertemuan kedua. Karena pada pertemuan pertama digunakan tehnik mencari pasangan sehingga dalam kelasnya pun tidak perlu didesain seperti kelompok besar. Dan pada pertemuan kedua digunakan tehnik Team Games Tournament sehingga perlu dibentuk kelompokkelompok dalam kelas. Ruang kelas IV cukup luas sehingga memudahkan pengaturan tempat duduk, berbagai macam penempatan atau pengaturan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
tempat duduk dapat digunakan dengan baik karena ketersediaan ruang yang cukup luas. b) Menyiapkan media kartu bergambar dan menggantung pohon prestasi pada tempat yang telah dipersiapkan beserta bintang yang akan diberikan kepada siswa yang aktif dan menjawab tugas dengan tepat. Pohon prestasi yang digantung dibuat dari kardus yang dibentuk menyerupai bentuk batang pohon dan bentuk daun, diwarnai coklat dan hijau sesuai. Kemudian direkatkan pada kertas karton sebagai dasar dan diberi pengait agar dapat digantung pada dinding kelas. Jumlah ranting atau daun pohon prestasi disesuaikan dengan keperluan, dalam hal ini peneliti hanya membuat 8 tingkatan ranting karena jumlah keseluruhan siswa hanya 23 siswa. c)
Menyiapkan media dan peralatan pendukung antara lain : kartu pasangan gambar yaitu kartu yang berisi Aksara Jawa, gambar aksara Jawa dan aksara carakan Sunda, kartu tanda pengenal masing-masing siswa yang akan dipajang di ranting pohon prestasi. Menyiapkan pula Lembar Kerja Siswa akan
tetapi Lembar Kerja Siswa tidak berbentuk lembaran kertas yang
dikerjakan pada kertas tersebut melainkan lebih bententuk kartu-kartu. Karena dengan bentuk seperti ini diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan siswa untuk mencontek jawaban teman. Sehingga jawaban yang diberikan siswa benar-benar hasil pemikirannya. Selain itu disiapkan pula camera digital digunakan sabagai sarana dokumentasi proses pembelajaran Bahasa Jawa materi membaca Aksara Jawa dengan sandhangan penyigeg wanda. 3) Menyiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian. Lembar pengamatan digunakan untuk merekam aktivitas siswa selama pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung. Lembar pengamatan adalah lembar pengamatan aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang diamati antara lain keaktifan, ketepatan, kerjasama, dan perhatian. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi kenerja guru (peneliti) dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Dan lembar penilaian disusun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
berdasarkan kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Tindakan Dalam tindakan ini, peneliti menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru mata pelajaran Bahasa Jawa SD Negeri Pondok sebagai observer yang bertugas mengobservasi pelaksanaan pembelajaran oleh pengajar dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 1)
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-1 dilaksanakan hari Selasa tanggal 10 April 2012 dari jam
09.15 – 10.25 ( 2 × 35 menit ), dua jam pelajaran yaitu pelajaran ke 3 dan 4. Materi yang dipelajari pada pertemuan ini yaitu membaca Aksara Jawa dengan sandhangan penyigeg wanda (wignyan dan cecag). Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut: a)
Kegiatan awal Sebelum kegiatan awal, pengajar melaksanakan kegiatan pra pembelajaran
yang meliputi kegiatan mengisi presensi, mengumpulkan pekerjaan rumah siswa, mengkondisikan siswa termasuk menata tempat duduk. Pada kegiatan awal teridiri dari tiga tahap kegiatan yaitu meliputi kegiatan apersepsi dengan bertanyajawab tentang materi sebelumnya yaitu sandhangan swara ( pepet, wulu, taling, suku, dan taling tarung). Kemudian menyampaikan pokok-pokok pelajaran yang dilanjutkan dengan memberikan motivasi melalui tanya jawab tentang kata-kata dalam lagu gambuh yang berakhiran konsonan r, h, ng, dan konsonan selain r, h, dan ng. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dengan menggunakan metode dan model pembelajaran disesuaikan dengan media yang digunakan. Metode tersebut antara lain : tanya jawab, diskusi, ceramah, penugasan dengan model pembelajaran kooperatif tehnik mencari pasangan. Kegiatan inti terdiri dari tiga proses atau tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. commit to user (1) Eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Langkah pada tahap eksplorasi meliputi kegiatan pembahasan dan penjelasan dari guru tentang penulisan aksara Jawa khusunya aksara Jawa sandhangan wignyan dan cecag. Guru menjelaskan penggunaan sandhangan panyigeg wanda khususnya sandhangan wignyan dan cecag disertai dengan cara penulisan sandhangan tersebut yaitu ditulis setelah huruf Jawa dan di atas huruf Jawa. Setelah itu siswa yang telah dibagi menjadi 6 kelompok mengambil satu set kartu bergambar. Masing-masing siswa mengambil satu bergambar lalu menyusun huruf Jawa yang telah disediakan. (2) Elaborasi Pada tahap ini sudah menerapkan tehnik mencari pasangan. Tehnik mencari pasangan ini dilaksanakan dua kali, yaitu kelompok putri dan kelompok putra dengan langkah-langkah yang sama. Sebelum permainan dimulai guru menjelaskan aturan permainan terlebih dahulu. 6 pasang kartu dibagikan kepada siswa secara acak kemudian diminta keluar kelas untuk mencari pasangan dari kartu yang dipegang. Siswa yang telah menemukan pasangannya masuk ke kelas untuk menunjukkan ke siswa lain, siswa di dalam kelas berlaku menjadi korektor. (3) Konfirmasi Pada tah ap konfirmasi siswa diberi kesempatan bertanya setelah itu menyimpulkan pelajaran bersama-sama. Kemudian diberikan penguatan kepada siswa. Siswa diminta menghitung bintang yang diperolehnya, siswa dengan bintang terbanyak menempati pohon prestasi pada ranting tertinggi. c)
Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir, pengajar membimbing siswa untuk merangkum inti
pembelajaran. Kemusian diberikan soal evaluasi dan memberikan tindak lanjut berupa PR yang dapat menunjang peningkatan kemampuan siswa menghafal aksara Jawa yaitu menulis aksara Jawa 1 hari 20 huruf, 6 hari 120 huruf. 2) Pertemuan ke-2 Pelakasanaan tindakan siklus I pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 April 2012. Sama seperti pertemuan sebelumnya, pertemuan commit to atau userdua jam pelajaran yaitu pada jam kedua ini dilaksanakan selama 2×35 menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
pelajaran ke-3 dan ke-4. Materi yang dipelajari pada pertemuan ke-2 ini yaitu membaca aksara Jawa sandhangan layar dan pangkon. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut : a) Kegiatan awal Sebelum kegiatan awal, pengajar melaksanakan kegiatan pra pembelajaran yang meliputi kegiatan mengisi presensi, mengumpulkan pekerjaan rumah siswa, mengkondisikan siswa termasuk menata tempat duduk.
Pada kegiatan awal
Pada kegiatan awal meliputi apersepsi dengan bertanyajawab tentang materi sebelumnya yaitu sandhangan panyigeg wanda ( wignyan dan cecag ). Kemudian menyampaikan pokok-pokok pelajaran yang dilanjutkan dengan memberikan motivasi melalui tanya jawab tentang kata-kata yang berakhiran konsonan r dan konsonan selain r, h, dan ng. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dengan menggunakan metode dan model pembelajaran disesuaikan dengan media yang digunakan. Metode tersebut antara lain : tanya jawab, diskusi, demonstrasi dengan model pembelajaran kooperatif tehnik Team Games Tournament. Kegiatan inti terdiri dari tiga proses yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (1) Eksplorasi Langkah pada tahap eksplorasi siswa telah dibagi menjadi 6 kelompok kemudian perwakilan kelompok memilih satu kartu bergambar dan mendemontrasikannya. Anggota kelompk lain mencari
menebak gambar
dengan cara menjawabnya mencari tulisan aksara Jawa yang sesuai. Kelompk yang menjawab benar mendapat poin 100 (2) Elaborasi Setelah menebak gambar samapi habis perkelompok diberikan satu kartu bergambar dan bertugas membuat kalimat dengan aksara Jawa. Perwakilan kelompok menuliskan kalimat di papan tulis, tugas kelompok lawan adalah membaca tulisan Jawa tersebut. Kelompok yang menjawab benar mendapat poin 100. Kelompok dengan jumlah poin terbanyak mendapatkan bintang commit to user tambahan bagi anggota kelompoknnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
(3) Konfirmasi Pada tahap konfirmasi siswa diberi kesempatan bertanya setelah itu menyimpulkan pelajaran bersama-sama. Kemudian diberikan penguatan kepada siswa. Siswa diminta menghitung bintang yang diperolehnya, siswa dengan bintang terbanyak menempati pohon prestasi pada ranting tertinggi. c) Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir, pengajar membimbing siswa untuk merangkum inti pembelajaran. Kemusian diberikan soal evaluasi dan memberikan tindak lanjut berupa PR yang dapat menunjang peningkatan kemampuang siswa menghafal aksara Jawa yaitu menulis aksara Jawa 1 hari 20 huruf bersandhangan swara. 6 hari 120 huruf bersandhangan swara .
c.
Observasi Observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran SD Negeri Pondok selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi aktivitas siswa dan kinerja pengajar dilakukan oleh guru selaku observer. Observasi kinerja pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja pengajar dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Pada pengamatan aktivias siswa dilakukan bersamaan saat pengajar melaksanakan pembelajaran. Guru mengamati aktivitas siswa kemudian mencatat keaktifan tersebut dalam lembar pengamatan aktivitas siswa. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus I. Hasil pengamatan dalam pelaksanaan ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya prosentase dihitung dari banyaknya jumlah siswa kelas IV SD Negeri Pondok yaitu 23 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran Bahasa Jawa materi membaca Aksara Jawa bersandhangan penyigeg wanda berlangsung, diperoleh gambaran aktivitas siswa selama pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
1) Aspek Kognitif Nilai atau hasil membaca Aksara Jawa mengacu pada hasil tes akhir atau tes individu. Pada penelitian ini tes individu dilakukan di setiap akhir siklus yaitu pada pertemuan kedua. Data nilai tes akhir siklus I dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6. Nilai tes akhir siklus I No
Interval Frekuensi
Nilai Tengah
fi.xi
Prosentase
1
22-34
2
28
56
8,7
2
35-47
2
41
82
8,7
3
48-60
1
54
54
4,3
4
61-73
3
67
201
13,1
5
74-86
5
80
400
21,7
6
87-100
10
93
930
43,5
Jumlah
23
1723
100
Nilai Rata-rata = 1723:23=75 tingkat ketuntasan = 78,3%
Dari data nilai tes akhir yang diperoleh siswa pada siklus I diketahui bahwa 5 siswa belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM=65 ) atau sebesar 21,7%.Dari tabel 6 di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
banyak siswa 12 43,5%
10
frekuensi
8 6
21,7%
4 8,7%
13,1%
8,7%
2
4,3%
0 22-34
35-47
48-60
61-73
74-86
87-100
interval
Gambar 12. Grafik nilai akhir siswa siklus 1 Berdasarkan data nilai akhir siswa kelas IV pada siklus I terdapat 5 siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 21,7%. Nilai rata-rata kelas 75. Siswa yang memperoleh nilai 22-34 sebanyak 2 Siswa atau sebesar 8,7%. Siswa yang memperoleh nilai 35-47 2 siswa atau sebesar 8,7%. Siswa yang memperoleh nilai antara 48-60 sebanyak 1 anak atau sebesar 4,3%. Siswa yang memperoleh nilai antara 61-73 sebanyak 3 anak atau sebesar 13,1%. Siswa yang memperoleh nilai antara 74-86 sebanyak 5 anak atau sebesar 21,7%. Dan siswa yang memperoleh nilai antara 87-100 sebanyak 10 anak atau sebesar 43,5%. 2) Aspek afektif Pada aspek afektif yang diamati antara lain perhatian, kerjasama, ketepatan, dan keaktifan. Adapun data yang deperoleh sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
a) Pertemuan ke-1 Tabel 7. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 no
Kategori
Aspek
A
B
C
D
1
perhatian
23
0
0
0
2
kerjasama
9
9
5
0
3
ketepatan
8
15
0
0
4
keaktifan
7
16
0
0
Dari tabel di atas, dapat disajikan dengan grafik pada gambar 13 berikut: 25
23
20 15
16
15
10
9
8
9 7 5
5
0 A
B
C
D
Kategori 1 perhatian
2 kerjasama
3 ketepatan
4 keaktifan
Gambar 13. Grafik hasil pengamatan aktivitas siswa ( afektif ) siklus I pertemuan ke-1 Dari tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek perhatian sebanyak 23. Siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek kerjasama sebanyak 9, nilai B sebanyak 9, nilai C sebanyak 5. Siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek ketepatan sebanyak 8 dan nilai B sebanyak 15. Serta siswa yang mendapat nilai A pada aspek keaktifan sebanyak 7 dan nilai B commit to user sebanyak 16.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
b) Pertemuan ke-2 Tabel 8. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-2 no
Kategori
Aspek
A
B
C
D
1
perhatian
3
14
6
0
2
kerjasama
2
12
9
0
3
ketepatan
10
11
2
0
4
keaktifan
11
2
10
0
Dari tabel di atas, dapat disajikan dengan grafik pada gambar 14 berikut: 16 14 14 12 12
11
11
10
10
10
9
8 6 6 4
3 2
2
2
2 0 A
B
C
D
Kategori 1 perhatian
2 kerjasama
3 ketepatan
4 keaktifan
Gambar 14. Grafik hasil pengamatan aktivitas siswa ( afektif ) siklus I pertemuan ke-2 Dari tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek perhatian sebanyak 3, nilai B sebanyak 2 siswa, nilai C 6. Siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek kerjasama sebanyak 2, nilai B sebanyak 12, nilai C sebanyak 9. Siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek ketepatan sebanyak 10, nilai B sebanyak 11, nilai C sebanyak 2. Serta siswa yang mendapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
nilai A pada aspek keaktifan sebanyak 11, nilai B sebanyak 2, nilai C sebanyak 10. 3) Aspek psikomotor Aspek psikomotor yang diukur pada siklus I antara lain : menyusun huruf Jawa sesuai gambar, mencari pasangan kartu bergambar, membuat kalimat dengan aksara Jawa berdasarkan gambar, dan menebak gambar dengan memilih kartu tulisan Jawa yang sesuai. Adapun hasil rekapitulasi pengamatan psikomotor sebagai berikut: Tabel 9. Hasil pengamatan psikomotor siklus I No
Interval
Frekuensi
1
45-52
2
2
53-60
3
Nilai
fi.xi
Prosentase
48,5
97
8,7
1
56,5
56,5
4,4
61-68
6
64,5
387
26,1
4
69-76
6
72,5
435
26,1
5
77-84
3
80,5
241,5
13
6
85-92
5
88,5
442,5
21,7
1659,5
100
Jumlah
Tengah
23
Nilai Rata-rata = 1659,5:23=72
Dari tabel 9 di atas dapat dibuat grafik seperti pada gambar 15 sebagai berikut: banyak siswa 7
26,1%
26,1%
6
21,7%
frekuensi
5 4 3
13% 8,7%
2
4,4%
1 0 45-52
53-60
61-68
commit interval to user
69-76
77-84
85-92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Gambar 15. Grafik hasil pengamatan psikomotor siklus I Berdasarkan data hasil pengamatan psikomotor siswa kelas IV pada siklus I terdapat 3 siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 13%. Nilai rata-rata kelas 72. Siswa yang memperoleh nilai 45-52 sebanyak 2 Siswa atau sebesar 8,7%. Siswa yang memperoleh nilai 53-60 hanya 1 siswa atau sebesar 4,4%. Siswa yang memperoleh nilai antara 61-68 sebanyak 6 anak atau sebesar 26,1%. Siswa yang memperoleh nilai antara 69-76 sebanyak 6 anak atau sebesar 26,1%. Siswa yang memperoleh nilai antara 77-84 sebanyak 3 anak atau sebesar 13%. Dan siswa yang memperoleh nilai antara 8592 sebanyak 5 anak atau sebesar 21,7%. d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian kemampuan membaca Aksara Jawa dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau acuan dalam mengambil tindakan selanjutnya. Dari hasil analisis dan refleksi dapat disimpulkan bahwa pada siklus I belum mencapai target penelitian sehingga penelitian perlu dilanjutkan pada siklus ke-2. Adapun hasil pengamatan selama proses pembelajaran ditemukan permasalahan antara lain: 1) Berdasarkan hasil nilai siklus I sudah mengalami kenaikan dibanding nilai pra siklus tapi masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM = 65 ). Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa membaca Aksara Jawa tidak rata, ada kesenjangan antara siswa yang kurang menguasai dengan siswa yagn telah menguasai. Kesalahan guru terletak pada perlakuan yang sama kepada seluruh siswa. Oleh karena itu guru perlu membuat strategi untuk siswa dapat belajar membaca Aksara Jawa sesuai tingkatan kemampuannya. 2) Pada saat siswa dalam kelompok, terdapat anggota yang meniru pekerjaan teman dan kurang berperan dalam kegiatan berkelompok. Oleh karena itu guru harus lebih memperhatikan siswa ketika berdiskusi. 3) Terdapat kelompok yang tidak memperhatikan ketika kelompok lain berada commitkalimat to userdengan huruf Jawa, tidak semua di depan kelas untuk menuliskan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
anggota kelompok berperan mengoreksi jawaban kelompok lain. Oleh karena itu guru harus lebih meningkatkan pengawasan kepada individu maupun kelompok.
2.
Siklus II Tindakan pada siklus II dalam 1 kali pertemuan dalam 2 jam pelajaran ( 4
× 35 menit ). Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 Mei 2012. Adapun tahap-tahap dalam siklus II adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Kegiatan perencanaan ini didasarkan pada solusi dari refleksi siklus I
dengan merencanakan penggunaan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pembelajaran Sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, peneliti bersama guru kelas menyusun silabus pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum KTSP SD. Selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pmebelajaran (RPP) Bahasa Jawa untuk 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4×35 menit untuk setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi : Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator ( kognitif, afektif, dan psikomotor), tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian/ evaluasi. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas
dan
sarana
yang
dibutuhkan
dan
dipersiapkan
dalam
pembelajaran antara lain: a)
Ruang
kelas
didesain
berkelompok-kelompok
karena
guru
akan
mengelompokkan siswa sesuai kemampuan membaca Aksara Jawa. b) Menyiapkan media kartu bergambar dan menggantung pohon prestasi pada tempat yang telah dipersiapkan beserta bintang yang akan diberikan kepada siswa yang aktif dan menjawab tugas dengan tepat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
c)
Menyiapkan media dan peralatan pendukung antara lain : kartu aksara Jawa, kartu pasangan gambar, gambar aksara Jawa dan aksara carakan Sunda, kartu tanda pengenal masing-masing siswa yang akan dipajang di ranting pohon prestasi. Selain itu disiapkan pula camera digital digunakan sabagai sarana dokumentasi proses pembelajaran Bahasa Jawa materi membaca Aksara Jawa dengan sandhangan penyigeg wanda.
3) Menyiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian. Lembar pengamatan digunakan untuk merekam aktivitas siswa selama pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung. Lembar pengamatan adalah lembar pengamatan aktivitas siswa. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi kenerja guru (peneliti) dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Dan lembar penilaian disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Tindakan Dalam tindakan ini, peneliti menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru mata pelajaran Bahasa Jawa SD Negeri Pondok sebagai observer. Pada siklus II tindakan dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu tanggal 1 Mei 2012. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal meliputi apersepsi dengan bertanyajawab tentang materi sebelumnya yaitu sandhangan panyigeg wanda. Kemudian menyampaikan pokok-pokok pelajaran yang dilanjutkan dengan memberikan motivasi dengan melakukan tepuk sandhangan swara dan tepuk penyigeg wanda. 2) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dengan menggunakan metode dan model pembelajaran disesuaikan dengan media yang digunakan. Metode tersebut antara lain : tanya jawab dan penugasan dengan model pembelajaran konstektual. Kegiatan inti terdiri dari tiga proses yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
(a) Eksplorasi Langkah pada tahap eksplorasi meliputi pembagian kelompok bagi siswa. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok sesuai tingkatan kemampuan membaca Aksara Jawa. Guru bertugas untuk memberikan tugas kepada setiap kelompok sesuai tingkatan siswa. Kemudian guru menjelaskan cara mengerjakan tugas untuk masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan tugas tersebut. (b) Elaborasi Siswa yang telah menyelesaikan tugas mendapatkan bintang dan dapat naik ke tingkat selanjutnya. Sebanyak 80% dari 23 siswa ditargetkan dapat menyelesaikan tugas sampai ke tingkat teratas yaitu tingkat 5, menyusun kalimat dan bagi siswa yang tertinggal diberi bimbingan oleh guru. Siswa pada tingkat 5 diminta menuliskan kalimat yang telah dibuatnya di papan tulis. Siswa lain bertugas untuk mengoreksi dan siswa yang pekerjaannya benar mendapatkan bintang. (c) Konfirmasi Pada tahap konfirmasi siswa diberi kesempatan bertanya setelah itu menyimpulkan pelajaran bersama-sama. Kemudian diberikan penguatan kepada siswa. Siswa diminta menghitung bintang yang diperolehnya, siswa dengan bintang terbanyak menempati pohon prestasi pada ranting tertinggi. d) Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir, pengajar membimbing siswa untuk merangkum inti pembelajaran.
Kemudian
siswa
mengerjakan
evaluasi.
Setelah
selesai
pembelajaran guru menyampaikan salam perpisahan. c. Observasi Observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran SD Negeri Pondok selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi aktivitas siswa dan kinerja pengajar dilakukan oleh guru selaku observer. Observasi kinerja pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja pengajar dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan pengajar dalam pelaksanaan commit to user pembelajaran selanjutnya. Pada pengamatan aktivias siswa dilakukan bersamaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
saat pengajar melaksanakan pembelajaran. Guru mengamati aktivitas siswa kemudian mencatat keaktifan tersebut dalam lembar pengamatan aktivitas siswa. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus II. Hasil pengamatan dalam pelaksanaan ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya prosentase dihitung dari banyaknya jumlah siswa kelas IV SD Negeri Pondok yaitu 23 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran Bahasa Jawa materi membaca Aksara Jawa bersandhangan penyigeg wanda berlangsung, diperoleh gambaran aktivitas siswa selama pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: 1) Aspek Kognitif Nilai atau hasil membaca Aksara Jawa mengacu pada hasil tes akhir atau tes individu. Dari data nilai tes akhir yang diperoleh siswa pada siklus II diketahui bahwa 1 siswa belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM=65 ) atau sebesar 4,3%.
Data nilai tes akhir siklus II dapat dilihat pada tabel 10
sebagai berikut : Tabel 10. Nilai tes akhir siklus II No
Interval
Frekuensi
1
42-52
1
2
53-63
3
Nilai
fi.xi
Prosentase
47
47
4,3
0
58
0
0
64-74
3
69
207
13
4
75-85
5
80
400
21,7
5
86-96
14
91
1274
61
Jumlah
Tengah
23
1928
Nilai Rata-rata = 1928:23=83,8 tingkat ketuntasan = 95,6% Dari tabel 10 di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
banyak siswa 16 61%
14
frekuensi
12 10 8 21,7%
6 4
13%
4,3%
2
0%
0 42-52
53-63
64-74
76-85
86-96
interval
Gambar 16. Grafik nilai akhir siswa siklus 1I Berdasarkan data nilai akhir siswa kelas IV pada siklus II terdapat 1 siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 4,3%. Nilai rata-rata kelas 83,8. Siswa yang memperoleh nilai 42-52 sebanyak 1 Siswa atau sebesar 4,3%. Siswa yang memperoleh nilai 53-63 tidak ada atau sebesar 0 %. Siswa yang memperoleh nilai antara 64-74 sebanyak 3 anak atau sebesar 13%. Siswa yang memperoleh nilai antara 75-85 sebanyak 5 anak atau sebesar 21,7%. Siswa yang memperoleh nilai antara 86-96 sebanyak 14 anak atau sebesar 61%. 2) Aspek afektif Pada aspek afektif yang diamati antara lain perhatian, kerjasama, ketepatan, dan keaktifan. Adapun data yang deperoleh sebagai berikut: Tabel 11. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II no
Aspek
Kategori A
B
C
D
1
perhatian
23
0
0
0
2
kerjasama
12
10
1
0
3
ketepatan
17
6
0
0
4
keaktifan
19 4 0 0 userpada gambar 17 berikut: Dari tabel di atas, dapat disajikan commit dengan to grafik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
25
23
20 15
17
19
12
10
10
6
5
4 1
0 A
B
1 perhatian
C
D
2 kerjasamaKategori 3 ketepatan
4 keaktifan
Gambar 17. Grafik hasil pengamatan aktivitas siswa ( afektif ) siklus II Dari tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek perhatian sebanyak 23. Siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek kerjasama sebanyak 12, nilai B sebanyak 10, nilai C sebanyak 1. Siswa yang mendapatkan nilai A pada aspek ketepatan sebanyak 17 dan nilai B sebanyak 6. Serta siswa yang mendapat nilai A pada aspek keaktifan sebanyak 19 dan nilai B sebanyak 4. 3) Aspek psikomotor Aspek psikomotor yang diukur pada siklus II ialah menyusun kalimat dengan huruf Jawa. Adapun hasil rekapitulasi pengamatan psikomotor sebagai berikut: Tabel 12. Hasil pengamatan psikomotor siklus II No
Interval
Frekuensi
Nilai Tengah
fi.xi
Prosentase
1 2 3 4 5 6
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
4 6 2 3 4 4
62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5
250 411 149 241,5 346 370
17,4 26,1 8,7 13 17,4 17,4
1767,5
100
Jumlah
23
Nilai Rata-rata = 1767,5:23=76,8 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Dari tabel 12 di atas dapat dibuat grafik seperti pada gambar 18 sebagai berikut: banyak siswa 7 26,1%
6
frekuensi
5
17,4%
4
17,4%
17,4%
84-89
90-95
13%
3
8,7%
2 1 0 60-65
66-71
72-77
78-83
interval
Gambar 18. Grafik hasil pengamatan psikomotor siklus II Berdasarkan data hasil pengamatan psikomotor siswa kelas IV pada siklus II terdapat 1 siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 4,3%. Nilai rata-rata kelas 76,8. Siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 4 Siswa atau sebesar 17,4%. Siswa yang memperoleh nilai 66-71 6 siswa atau sebesar 26,1%. Siswa yang memperoleh nilai antara 72-77 sebanyak 2 anak atau sebesar 8,7%. Siswa yang memperoleh nilai antara 78-83 sebanyak3 anak atau sebesar 13%. Siswa yang memperoleh nilai antara 84-89 sebanyak 4 anak atau sebesar 17,4%. Dan siswa yang memperoleh nilai antara 9095 sebanyak 4 anak atau sebesar 17,4%. d. Refleksi Sebagaimana dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini juga dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran siklus II, proses pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah menunjukkan perubahan yang berarti, baik dari segi keaktifan siswa maupun dari hasil nilai akhir tes kemampuan membaca Aksara Jawa. Siswa belajar sesuai dengan tingkatannya sehingga siswa merasa tidak dipaksakan belajar sesuatu yang commitbelum to userdipahaminya. Siswa diberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
pembelajaran membaca Aksara Jawa secara bertahap, hal ini menjadikan siswa lebih mudah memahami dan menghafal huruf. Serta siswa dapat belajar secara perlahan dan bertahap dengan menaiki tingkatan-tingkatan pengelompokkan, siswa termotivasi untuk segera naik ke tingkat selanjutnya sehingga membuat siswa aktif belajar sendiri dengan bimbingan dari guru. Sampai pada siklus II masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Akan tetapi siswa tersebut sudah menunjukkan adanya perkembangan dengan nilai tes akhir sebesar 60 ( selisih 5 dari Kriteria Ketuntasan Minimal ). Nilai-nilai pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai membaca aksara Jawa sebesar 83,8. Siswa yang memenuhi KKM sebanyak 22 siswa dari 23 siswa atau sebesar 95,6%. Sedangakan siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,3%. Hal ini sudah menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan siklusI. Indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80% sudah tercapai, sehingga penelitian sudah cukup. C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I tediri dari 2 × pertemuan dan pada siklus II hanya terdiri dari 1 pertemuan. Tahapan dalam penelitian ini yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai II dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebelum peneliti melaksanakan tindakan, peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SD N Pondok. Dari hasil observasi, peneliti dapat menyatakan bahwa kemampuan siswa membaca Aksara Jawa masih tergolong rendah. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi untuk dalam pembelajaran Bahasa Jawa materi membaca Aksara Jawa. Media kartubergambar ini digunakan karena media ini mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran dan dapat menignkatkan ketertarikan siswa dalam belajar membaca Aksara Jawa. Penguatan pohon prestasi digunakan karena penguatan ini belum pernah digunakan dan dapat menjadi penguatan positif dan negatif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk melaksanakan siklus I. Materi dalam pembelajaran siklus I sampai siklus II, yaitu membaca Aksara Jawa. Pelaksanaan siklus I guru menjelaskan mengenai pohon prestasi dan kegunaannya dalam pembelajaran nanti, setelah itu guru dan juga siswa belajar bersama dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Pada pertemuan pertama digunakan tehnik mencari pasangan dan pada pertemuan kedua digunakan metode demonstrasi dengan tehnik Team Games Tournament. Banyak dari siswa antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Pada pertemuan pertama sebelum menggunakan kartu bergambar siswa diberikan pemanasan melalui permainan menyusun huruf Jawa. Media kartu bergambar digunakan dalam permainan mencari pasangan. Kelas dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok putra dan kelompok putri. Masing-masign kelompok diberikan kesempatan melaksanakan permainan yang sama. Jasi permainan dilaksanakan dua kali. Anggota kelompok diberikan kartu bergambar dan pasangannya secara acak. Tugas anggota kelompok pertama tersebut ialah mencari pasangan dari kartu yang dibawanya dan tugas anggota kelompok lain mengoreksi jawaban anggota kelompok kedua. Setelah permainan kelompok pertama usai disambung dengan kelompok kedua dengan aturan yang sama. Setiap siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik mendapatkan bintang yang akan ditempel di belakang kartu identitas, siswa dengan jumlah bintang terbanyak meletakkan kartu identitasnya pada ranting tertinggi pohon prestasi. Dalam pertemuan yang ke – 2 kartu bergambar digunakan sebagai soal gambar yang harus diperagakan siswa. Siswa melaksanakan pembelajaran secara berkelompok, sebagian anggota mendemonstasikan gambar pada kartu bergambar sisa anggota kelompok menebak gambar melalui gerakan temannya kemudian mencari kartu huruf Jawa yang sesuai arti gerakan. Pada pertemuan kedua dilaksanakan pengambilan nilai lisan dan tertulis sebagai data kemampuan siswa membaca Aksara Jawa. Berdasarkan hasil nilai tersebut ternyata masih banyak sisiwa yang kurang mampu membaca Aksara Jawa dengan baik. Karena itu, commit torencana user pembelajaran siklus II untuk peneliti mencari solusi dan menyusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran kemampuan membaca Aksara Jawa pada siklus I. Dengan adanya masalah yang masih ada dalam siklus I, maka peneliti dan guru kelas melaksanakan siklus II. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dalam siklus 2 ini siswa di bentuk dalam beberapa kelompok belajar sesuai tingkat kemampuan membaca Aksara Jawa. Masing-masing kelompok belajar mendapatkan tugas sendiri. Tugas disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam kelompok tersebut. Sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya. Setiap siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas pada kelompoknya dapat naik satu tingkat kempok belajar. ditemukan salah satu siswa yang bermasalah pada siklus ini karena dia mengalami kesulitan dalam menghafal huruf Jawa, dengan pendekatan yang guru lakukan akhirnya siswa
tersebut
perlahan dapat sedikit menghafal huruf Jawa. Setiap siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik mendapatkan bintang yang akan ditempel di belakang kartu identitas, siswa dengan jumlah bintang terbanyak meletakkan kartu identitasnya pada ranting tertinggi pohon prestasi. Hasil dari siklus II ini mengalami peningkatan daripada siklus I, terlihat dari nilai kemampuan membaca Aksara Jawa sudah mencapai prosentase ketuntasan yang diharapkan oleh peneliti. Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan, keberhasilan pembelajaran Bahasa Jawa materi membaca Aksara Jawa dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa meningkat Data perbandingan peningkatan nilai aktivitas siswa antara siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan, yaitu pada siklus I rata-rata nilai aktivitas siswa adalah dalam kategori B (baik), sementara pada siklus II rata-rata nilai aktivitas siswa meningkat ke dalam kategori A (sangat baik). Selanjutnya, data perbandingan nilai aktivitas siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 13 sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Tabel 13. Nilai Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II no
Nilai
aspek
siklus I
siklus II
1
perhatian
3,2
4
2
kerjasama
2,3
3,39
3
ketepatan
3,3
3,74
4
keaktifan
2,7
3,83
2,9
3,7
rata-rata
Dari tabel 13 di atas, dapat dibuat grafik pada gambar 19 berikut: 4.5
4
3.5
3.83
3.74
4 3.39
3.2
3.3 2.7
3 2.3
2.5 2 1.5 1 0.5 0 perhatian
kerjasama siklus I
ketepatan
keaktifan
siklus II
Gambar 19. Grafik perbandingan nilai aktivitas siswa siklus I dan siklus II Berdasarkan data pada Tabel 13 di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa hasil nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,9 dan pada siklus II adalah sebesar 3,7; ini berarti terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. 2. Peningkatan hasil pengamatan psikomotor Aspek psikomotor yang diamati meliputi kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas. Tugas diberikan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa tapi jawaban diberikan tidak diberikan hanya dalam bentuk tertulis melainkan lisan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
dan perbuatan. Perbandingan hasil
pengamatan psikomotorik siswa antara
siklus I dan siklus II dapat dijabarkan ke dalam Tabel 14 sebagai berikut : Tabel 14. Perbandingan Rata-rata hasil pengamatan Siswa Siklus I dan Siklus II Tingkat Ketuntasan
No
Tindakan
Nilai Rata-rata
1
Siklus I
70
87
2
Siklus II
77
95
(%)
Nilai rata-rata pada tabel 14 di atas, dapat dibuat grafik pada gambar 20 berikut: 78
77
76 74 72 70 70 68 66 siklus I
siklus II
Gambar 20. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Prosentase tingkat ketuntasan hasil pengamatan psikomotor pada tabel 14 di atas juga dapat disajikan dalam grafik pada gambar 21 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
96%
95%
94% 92% 90% 88%
87%
86% 84% 82% siklus I
siklus II
Gambar. 21. Perbandingan prosentase ketuntasan Dari Tabel 14 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata tes individu pada siklus I sebesar 70 dengan tingkat ketuntasan 87% dan pada siklus II nilai rata-rata tes individu mencapai 77 dengan tingkat ketuntasan sebesar 95%. Dengan demikian besar peningkatan rata-rata hasil pengamatan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 7 atau meningkat sebesar 8 %. 3. Peningkatan nilai tes kemampuan membaca Aksara Jawa Perbandingan hasil perolehan nilai rata-rata kemampuan siswa membaca Aksara Jawa antara prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini: Tabel 15. Data Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Aksara Jawa antara Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Kriteria
Nilai Rata-rata Kemampuan
Ketuntasan
Membaca Aksara Jawa
Prosentase (%)
Minimal
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
(KKM)=65
59,7
75
83,8
52,2
78,3
95,6
Dari Tabel 15 di atas, dapat dibuat grafik pada Gambar 22 berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Frekuensi/ Prosentase
120 95,6%
100 75
80 60
59.7
78,3%
83.8
52,2%
40 20 0 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan
Gambar 22. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Aksara Jawa antara Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Dari data pada Tabel 15 dan grafik pada Gambar 22 di atas, diketahui bahwa nilai pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, dengan tingkat ketuntasannya dari prasiklus yang hanya 52,2% siswa tuntas, selanjutnya pada siklus I meningkat menjadi 78,3% siswa tuntas, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 95,6%. Namun masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM yaitu 1 siswa atau 4,3% dikarenakan anak tersebut cenderung sulit mengahafal aksara Jawa sehingga kurang mampu membaca aksara Jawa. Peningkatan nilai tes kemampuan Jawa dari tahap pra tindakan sampai siklus II dapat dilihat dari tabel berikut
Peningkatan
Tahap
Prosentase
Pra tindakan ke siklus I
26,1 %
Siklus I ke siklus II
17,3%
Peningkatan prosentase ketuntasan klasikal dari tahap pra tindakan ke siklus I sebesar 26,1%., yaitu dari 52,2% meningkat menjadi 78,3%. Serta commit to user peningkatan prosentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
17,3%, yaitu dari 78,3% menjadi 95,6%. Peningkatan dari tahap pra tindakan ke siklus I lebih besar daripada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada tahap pra tindakan belum digunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dan pada siklus I sudah digunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Sehingga lebih mudah menarik minat dan meningkatkan motivasi siswa. Sedangkan pada tahap siklus I dan siklus II sama-sama menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Sehingga minat dan motivasi siswa tidak meningkat sebesar seperti sebelumnya. 4. Peningkatan kinerja guru Berdasarkan hasil analisis kegiatan guru saat pembelajaran, dapat disimpulkan
bahwa
kemampuan
guru
mengajar
atau
melaksanakan
pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Guru lebih mampu dalam menyiapkan pembelajaran, seperti menyiapkan ruang kelas, menyiapkan media, menentukan strategi pembelajaran. 2. Guru mampu melakukan kegiatan awal dalam pembelajaran, antara lain mampu melakukan apersepsi, memberi motivasi, menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai. 3. Guru lebih menguasai materi pelajaran 4. Guru mampu melakukan strategi pembelajaran dengan lebih baik 5. Guru mampu menggunakan media dengan baik dalam pembelajaran 6. Guru mampu meningkatkan antusiasme siswa dan partisipasi aktif siswa 7. Guru mampu melakukan penilaian dengan baik 8. Guru mampu menutup pelajaran dengan melakukan refleksi dan tindak lanjut Observasi kinerja guru disini mencakup apersepsi, penjelasan materi, penggunaan media kartu bergambar, variasi metode, interaksi guru-murid dan murid-murid, kemampuan memberikan evaluasi, memberikan penghargaan dengan
menggunakan
penguatan pohon prestasi, menentukan nilai, commit user menyimpulkan materi pembelajaran serta to kemampuan menutup pelajaran. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
meningkatnya kinerja guru dalam pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dan pemberian penguatan pun meningkat karena disini terdapat kesejalanan antara keduanya. Dari data hasil observasi kinerja guru diketahui bahwa terdapat peningkatan kinerja guru dari siklus I ke siklus II, adapun peningkatan kinerja guru tersebut dapat dibuat ke dalam Tabel 16 sebagai berikut: Tabel 16. Perbandingan Hasil Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II Siklus I
Siklus II
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-2
1 x Pertemuan
3,3
2,2
3,45
Berdasarkan tabel 16 di atas, hasil kinerja guru dapat disajikan dalam grafik pada gambar 23 berikut : 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
3.45
3.3 2.2
siklus I pertemuan ke-1
siklus II pertemuan ke-2
1 x pertemuan
Gambar 23. Perbandingan Hasil Pengamtan Kinerja Guru Dari data tabel 16 dan grafik pada gambar 23 di atas, diketahui bahwa kinerja guru pada pertemuan pertama siklus I cukup baik yaitu 3,3 tetapi pada pertemuan ke-2 mengalami penurunan yaitu menjadi 2,2. Hal ini disebabkan oleh metode demonstrasi yang dipilih pengajar memerlukan perhatian lebih sedangkan keterbatasan pengalaman guru mengakibatkan kurangnya penguasaan kelas. commitdrastis to usermenjadi 3, 45. Pada siklus II ini Kinerja guru pada siklus II meningkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
dapat mencapai 3, 45 sebab pada siklus II, siswa dibagi menjadi berkelompok sesuai
kemampuan
sehingga
memudahkan
guru
menguasai
kelas
dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Hasil penelitian ini didapatkan prosentasu kelulusan yang lebih besar dari pada penelitian dari Luluk Zulaika pada penelitian dengan judul Pemanfaatan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA kelas IV di SDN Cepoko III dengan hasil pada siklus I adalah 70% dan siklus II menjadi 78%. Begitu pula dengan penelitian dari Sulaseh dengan judul penelitian Penerapan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament dengan Media Kartu Bergambar Untuk Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Ekosistem Kelas VII E Mts N Surakarta II Tahun Pelajaran 2011/2012, hasilnya ialah 43, 90% pada siklus I dan meningkat 73,17% pada siklus II. Serta penelitian dari Anik Miftakhul Jannah tahun 2011 juga merupakan penelitian yang relevan dengan variabel aksara Jawa. Penelitian Anik berjudul peningkatan kemampuan membaca aksara Jawa menggunakan flashcard bagi siswa kelas 3 SDN Gadingkasri Malang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN nilai rata-rata 62 pada siklus ke-1 dan 70 pada siklus ke-2. Pada penelitian relevan lain didapati hasil kualitatif yang sama yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh Muhammad Irkham K.R dengan judul Penggunaan Media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu yaitu secara kualitatif dapat diketahui dari suasana kelas yang menjadi lebih aktif dan semangat kerjasama dengan kemlompoknya. Banyak hambatan-hambatan yang ditemui selama peneliti melakukan tindakan. Hambatan yang peneliti temui antara lain dalam pengelolaan kelas yang belum sepenuhnya baik pada pertemuan kedua, kurang meratanya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Jawa, dan menciptakan suasana yang kondusif. Waktu pelaksanaan tindakan yang tidak teratur sehingga menyebabkan pola belajar siswa tidak teratur pula sehingga hafalan huruf Jawa siswa kurang terjaga. Serta adanya kesenjangan kemampuan membaca Aksara Jawa. Akan tetapi peneliti berusaha untuk selalu memperbaiki di setiap tindakan agar sesuai dengan tujuan yang di commit to user harapkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi perhatian, kerjasama, ketepatan, dan keaktifan. Pada siklus pertama nilai aktivitas siswa rataratanya hanya mencapai 2,9 karena siswa belum beradaptasi dengan cara mengajar peneliti. Akan tetapi dalam pengamatannya sudah nampak aktifitas siswa yang tidak pasif. Siswa sudah berperan menjadi subyek pembelajaran bukan lagi menjadi obyek pembelajaran. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat. Hal ini disebabkan oleh adaptasi siswa terhadap cara mengajar peneliti dan juga pengelompokan siswa sesuai tingkatan kemampuannya menjadikan siswa merasa nyaman untuk belajar, tidak dipaksakan sesuatu yang belum mereka kuasai. Hal ini sesuai dengan salah satu hukum pada teori belajar koneksionisme yang dikemukakan oleh Slavin, dkk 1994 dan Elliot, dkk. 200 dalam Soli Abimanyu ( 2008: 1-3) yaitu hukum kesiapan ( Law of Readiness ). Menurut hukum kesiapan, hubungan antara stimulus dan respon mudah terbentuk kalau ada persiapan pada diri seseorang. Pengelompokkan siswa juga bertujuan untuk menghargai perbedaan respon yang akan diberikan anak terhadap sesuatu. Kluckholm and Murray (1955) described psychology as a search for three different kinds of order in human behaviour: Every person is like every other person in some ways. Every person is like some other person in some ways. Every person is like no other person in some ways. Yang dapat diartikan Kluckhlom dan Murray mengelompokkan tiga jenis respon dari manusia. Setiap orang sama dengan yan lain pada hal tertentu. Setiap orang sama dengan beberapa yang lain terhadap hal tertentu. Setiap orang berbeda dengan yang lain terhadap hal tertentu. Nilai psikomotor siswa diambil melalui pengamatan. Selama pembelajaran siswa melakukan kegiatan unjuk kerja. Pada siklus I terdapat tiga siswa yang belum mencapai ketuntasan. Meskipun tingkat ketuntasan termasuk tinggi yaitu 87%, nilai rata-rata kelas hanya 70. Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan siswa belum dapat dikategorikan baik. Pada siklus II jumlah siswa yang belum tuntas tinggal 1 siswa, tetapi nilai rata-rata kelas hanya meningkat menjadi 77. Penyebab nilai rata-rata kelas belum dapat dikategorikan baik karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
pada penilaian psikomotor siswa dituntut unjuk kerja secara spontan sehingga waktu berpikir yang diberikan kepada siswa sedikit. Peningkatan nilai kemampuan membaca Aksara jawa cukup baik. Nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas berbanding lurus. Pada akhir siklus II didapati hanya satu siswa yang belum tuntas dengan rata-rata kelas mencapai 8,3. Hal ini karena kemampuan siswa menghafal huruf Jawa meningkat sehingga kemampuan membaca huruf Jawanya pun ikut meningkat. Peningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa diupayakan melalui penggunakan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Asra (2007) dan Anitah (2009) bahwa media gambar dapat memperjelas masalah dalam bidang apa saja serta dapat menimbulkan daya tarik bagi si pebelajar (lihat bab II). Pendapat lain dikemukakan dalam web sekolah dasar (2011) bahwa penguatan bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas Jawaban atau perbuatannya sebagai suatu motivasi ataupun koreksi (lihat bab II). Penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan motivasi siswa belajar membaca Aksara Jawa. Dengan demikian siswa menjadi aktif mengikuti pembelajaran yang berimbas pada peningkatan kemampuan membaca Aksara Jawa. Cara kerja penguatan pohon prestasi ialah dengan memanfaatkan tingkatan ranting. Ranting-ranting pada pohon prestasi dapat menunjukkan tingkat prestasi siswa. Siswa dengan prestasi tertinggi bertempat di ranting tertinggi dan siswa dengan prestasi rendah bertempat di ranting yang rendah pula. Sehingga bagi siswa dengan prestasi tinggi akan termotivasi untuk menjaga prestasinya. Dan bagi siswa dengan prestasi rendah akan termotivasi untuk menaikkan prestasinya, dalam penelitian ini prestasi yang diharapkan adalah kemampuan aksara Jawa. Hal ini karena penguatan positif dapat mengakibatkan pengulangan hal yang dianggap baik dan penguatan negatif dapat mengurangi atau menghilangkan hal yang dianggap kurang baik (Sofa, 2010, lihat bab 1). Penggunaan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi secara bersamaan berdasarkan pada hukum-hukum teori belajar koneksionisme user2000 dalam Soli Abimanyu, dkk menurut Slavin, dkk. 1994 dan commit Elliot, to dkk.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
(2008) yaitu hukum kesiapan, hukum latihan, hukum akibat, dan transfer latihan, melalui media kartu bergambar dapat menjadi latihan bagi siswa dan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan perilaku yang diharapkan pada siswa (lihat bab I). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
penggunaan
pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi
media dapat
meningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri Pondok Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus pada pembelajaran Bahasa Jawa di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Pondok tahun ajaran 2011/2012 untuk membaca Aksara Jawa dalam pembelajaran Bahasa Jawa tentang kemampuan membaca Aksara Jawa, khususnya membaca Aksara Jawa dengan sandhangan penyigeg wanda.. Terbukti dari adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan siswa membaca Aksara Jawa. Hal tersebut dilihat pada kondisi awal atau prasiklus nilai rata-rata kemampuan siswa membaca Aksara Jawa adalah 59,7 dengan ketuntasan klasikal sebesar 51,1%. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa meningkat menjadi 75 dan ketuntasan klasikal sebesar 78,3%. Pada siklus II nilai rata-rata kemampuan membaca Aksara Jawa meningkat menjadi 83,8 dan ketuntasan klasikal sebesar 95,6%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa siswa kelas IV SD Negeri Pondok tahun ajaran 2011/ 2012.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat meningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa siswa kelas IV SD Negeri Pondok tahun ajaran 2011/ 2012. Sehubungan dengan hasil penelitian ini dapat dikemukakan implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut: 1.
Memberikan pengetahuan pada guru bahwa dengan menggunakan media commit to userpenguatan pohon prestasi dapat pembelajaran kartu bergambar dengan 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
meningkatkan kemampuan membaca Aksara Jawa pada siswa kelas IV SD N Pondok. 2.
Melalui penggunaan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dapat memotivasi siswa untuk belajar membaca Aksara Jawa, menghafal huruf Jawa, belajar bersama dalam kelompok, sehingga siswa lebih aktif dan senang di dalam pembelajaran.
3.
Menunjukan bahwa penggunaan media dan inovasi penguatan dapat mempengaruhi hasil dari pembelajaran yang dilakukan. Media pembelajaran dan inovasi penguatan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Aksara Jawa materi membaca Aksara Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda ialah media kartu bergambar disertai dengan adanya penguatan berupa penguatan pohon prestasi. Melalui media pembelajaran ini siswa diberikan media menarik yang sekaligus menjadi bahan latihan dan dengan adanya penguatan pohon prestasi semua siswa dapat melihat perkembangan peringkat ranting pohon sehingga akan termotivasi untuk meraih peringkat tertinggi
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri Pondok antara lain: 1. Bagi Siswa Siswa harus lebih aktif, kreatif, jujur, dan disiplin dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan, pemahaman, meningkatkan hasil belajar. Serta dapat menggunakan media kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi untuk meningkatkan motivasi belajarnya sendiri. 2. Bagi Guru a. Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan to user terhadap siswa untuk lebihcommit memahami konsep, dan keterampilan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
b. Selain menggunakan media pembelajaran, guru hendaknya melakukan inovasi dalam memberikan penguatan. Sehingga memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar secara sadar. c. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Serta guru hendaknya berkenan lebih mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa secara lebih mendalam dan mau menerima kritik, saran, dan belajar dari semua sumber.s d. Guru sebaiknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan penguatan pohon prestasi dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. e. Guru hendaknya berani mengadakan variasi dalam pembelajarannya baik penggunaan media, metode, model, maupun penguatan. 3. Bagi Sekolah Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan mengadakan pelatihan bagi guru agar mau menggunakan media pembelajaran dan penguatan yang inovatif. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam pembelajaran itu sendiri, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang hendak mengkaji permasalahan yang sama. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu bagi peneliti yang hendak mengakaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat, kreatif dan lebih luas lagi dalam mengkaji teori-teori yang berkaitan media pembelajaran kartu bergambar serta penguatan pohon rpestasi (variabel X) dan kemampuan membaca Aksara Jawa (variabel Y) agar dapat melengkapi kekurangan pada penelitian ini dan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. commit to user