PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN KEMAMPUAN, KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA KELAS VII SMP N 5 SLEMAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP MASSA JENIS
Catarina Delisa Sulistya Anggraini Putri 111424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN KEMAMPUAN, KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA KELAS VII SMP N 5 SLEMAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP MASSA JENIS
Catarina Delisa Sulistya Anggraini Putri 111424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Failure is not the opposite of success. It is part of success.”
“Success doesn’t happen to you. It happens because of you.” “Don’t be afraid to fail. Be afraid not to try.” “Happiness is not a destination, it is way of life.”
Ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu dan ada yang terdahulu yang akan menjadi terakhir. (Lukas 13:22-30)
Skripsi ini ku persembahkan untuk : Bapak Fx. Tri Sulistya dan Ibu Bernadeta Setya Hartuti yang saya cintai Kakakku Ig. Dimas Setya A. S. dan istrinya 2 boy keponakanku ito dan awi yang ganteng Keluarga saya MC. Setyadi yang saya sayangi Kekasih/teman/sahabat saya Jefri Tosa Adi Kusuma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Catarina
Delisa
Sulistya
A.
P.
2017.
PENINGKATAN
KEMAMPUAN,
KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA KELAS VII SMP N 5 SLEMAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP MASSA JENIS. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Kata Kunci : Keaktifan, Minat, Hasil Belajar, Massa Jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode discovery dapat: (1) meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas VII di SMP N 5 Sleman pada materi massa jenis; (2) meningkatkan keaktifan siswa kelas VII di SMP N 5 Sleman dalam materi massa jenis ; dan (3) meningkatkan minat siswa kelas VII di SMP N 5 Sleman pada materi massa jenis. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-23 November 2016. Subyek penelitian yaitu 32 siswa kelas VII C dan 32 siswa kelas VII D SMP N 5 Sleman. Instrumen yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai hasil tertulis, lembar observasi keaktifan dan kuesioner minat belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode discovery meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMP N 5 Sleman untuk materi massa jenis; (2) metode discovery belum dapat mengaktifkan siswa kelas VII C SMP N 5 Sleman untuk materi massa jenis; (3) metode discovery meningkatkan minat belajar siswa siswa kelas VII C SMP N 5 Sleman untuk materi massa jenis.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Catarina Delisa Sulistya A. P. 2017. RISING THE ABILITY, BEING ACTIVE, AND PROCLIVITY OF STUDENT ON CLASS VII AT SMP N 5 SLEMAN USING THE DISCOVERY METHOD ON THE CONCEPT OF DENSITY MATERIAL. Physics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. Advisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Keywords: Involvement, Interest, Learning Outcome, Density. This research aims to determine whether the discovery method: (1) improves students’ learning outcome of class VII SMP N 5 Sleman on density material; (2) improves the students’ involvement of class VII SMP N 5 Sleman in density material; and (3) improves students’ interest of class VII SMP N 5 Sleman on density material. The research was conducted on November 16-23, 2016. The research subjects were 32 students of class VII C and 32 students of class VII D SMP N 5 Sleman. The instruments consisted of pre-test and post-test as the written result, involvement observation sheet, and interest-study questionnaire. The results showed that: (1) discovery method improves students’ learning outcome of class VII C SMP N 5 Sleman for density material; (2) discovery method has not been able to involve students of class VII C SMP N 5 Sleman for density material; (3) discovery method improves students’ interest of class VII C SMP N 5 Sleman for density material.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan, Keaktifan dan Minat Siswa Kelas VII SMP N 5 Sleman Menggunakan Metode Discovery Pada Konsep Massa Jenis”. Tugas akhir berbentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat, saran, arah dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma. 2. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., sebagai dosen pembimbing yang dengan pengertian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, motivasi, serta sebagai masukan yang sangat berharga bagi penulis sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini. 3. Karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar surat perizinan penelitian. 4. Bapak Aris Susila Pambudi, S. Pd., M. Pd., selaku kepala sekolah SMP N 5 Sleman yang telah memberi ijin penelitian. 5. Ibu Puji Astuti, S. Pd., sebagai guru bidang studi fisika kelas VII sekolah SMP N 5 Sleman yang telah membantu dan memberikan masukan selama penelitian. 6. Siswa kelas VII C dan VII D SMP N 5 Sleman yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu dalam kelancaran penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBIMNG ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv PERNYATAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii ABSTRACT .................................................................................................................viii KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Permasalahan .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 5 A. Hakikat Belajar............................................................................................ 5 1.
Pengertian Belajar .............................................................................. 5
2.
Hasil Belajar ....................................................................................... 6
B. Metode Discovery ....................................................................................... 8 1. Pengertian Discovery ........................................................................... 8 2. Proses Discovery.................................................................................. 9 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery .............................. 10 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Macam-macam Discovery ................................................................... 11 5. Keuntungan Discovery ........................................................................ 12 6. Kelemahan Discovery .......................................................................... 13 C. Keaktifan ..................................................................................................... 14 1. Pengertian Keaktifan ........................................................................... 14 2. Asas Keaktifan dalam Pendidikan ....................................................... 16 D. Minat ........................................................................................................... 16 1. Pengertian Minat.................................................................................. 16 2. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar ....................................... 17 3. Meningkatkan Minat Siswa ................................................................. 19 E. Massa Jenis ................................................................................................. 19 1. Pengertian Massa Jenis ........................................................................ 19 2. Satuan SI untuk Massa Jenis ............................................................... 21 3. Menentukan Massa Jenis Zat ............................................................... 22 4. Perhitungan Massa Jenis ...................................................................... 24 5. Konsep Massa Jenis dalam Pemecahan Masalah Keseharian ............. 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 28 A. Desain Penelitian ......................................................................................... 28 B. Waktu Penelitian ......................................................................................... 29 C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 29 1. Populasi penelitian.............................................................................. 29 2. Sampel Penelitian ............................................................................... 29 D. Treatment .................................................................................................... 29 E. Instrumen .................................................................................................... 30 1. Pretest dan posstest ............................................................................ 31 2. Analisis keaktifan belajar siswa .......................................................... 34 3. Kuesioner/angket minat belajar siswa ................................................. 35 F. Validitas ...................................................................................................... 37 G. Analisis Data ............................................................................................... 38 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pretest dan posstest ............................................................................ 38 2. Analisis keaktifan siswa ..................................................................... 39 3. Analisis minat belajar siswa ................................................................ 40 BAB IV DATA DAN ANALISIA DATA ................................................................ 43 A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 43 B. Data dan Analisis Data ................................................................................ 54 1. Hasil belajar siswa ............................................................................. 54 2. Keaktifan belajar siswa....................................................................... 61 3. Minat belajar siswa ............................................................................. 65 C. Pembahasan ................................................................................................. 75 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 84 A. Kesimpulan ................................................................................................. 84 B. Saran............................................................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86 LAMPIRAN ............................................................................................................... 87
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Massa jenis berbagai zat ..............................................................................27 Tabel 3.1 Desain penelitian .........................................................................................28 Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest ................................................................31 Tabel 3.3 Skoring soal no. 1 ........................................................................................32 Tabel 3.4 Skoring soal no. 2 ........................................................................................33 Tabel 3.5 Skoring soal no. 3, no. 4 dan no. 5 ..............................................................33 Tabel 3.6 Skoring soal no. 6 ........................................................................................34 Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa kelas eksperimen.........................................................................................35 Tabel 3.8 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa kelas kontrol ...............................................................................................35 Tabel 3.9 Kisi-kisi angket minat belajar ......................................................................37 Tabel 3.10 Penskoran pengamatan keaktifan belajar ..................................................40 Tabel 3.11 Presentase skor pengamatan keaktifan belajar ..........................................41 Tabel 3.12 Pensekoran butir angket minat belajar siswa.............................................41 Tabel 3.13 Presentase skor angket minat belajar siswa ...............................................42 Tabel 4.1 Skor pretest dan posttest kelas kontrol ........................................................53 Tabel 4.2 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas kontrol ........................................54 Tabel 4.3 Skor pretest dan posttest kelas eksperimen .................................................55 Tabel 4.4 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas eksperimen..................................56 Tabel 4.5 Skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................................56 Tabel 4.6 Analisis SPSS pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen .........................57
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen .......................................58 Tabel 4.8 Analisis SPSS posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................59 Tabel 4.9 Skor keaktifan siswa kelas VII D ................................................................60 Tabel 4.10 Kriteria keaktifan siswa kelas VII D .........................................................61 Tabel 4.11 Skor keaktifan siswa kelas VII C ..............................................................62 Tabel 4.12 Krieteria keaktifan siswa kelas VII C ........................................................63 Tabel 4.13 Analisis SPSS keaktifan kelas kontrol dan kelas eksperimen ...................63 Tabel 4.14 Skor minat kelas VII D sebelum proses pembelajaran .............................64 Tabel 4.15 Kriteria minat kelas VII D sebelum pembelajaran ....................................65 Tabel 4.16 Skor minat kelas VII D sesudah pembelajaran ..........................................65 Tabel 4.17 Kriteria minat kelas VII D sesudah pembelajaran .....................................67 Tabel 4.18 Skor minat kelas VII C sebelum pembelajaran .........................................67 Tabel 4.19 Kriteria minat kelas VII C sebelum pembelajaran ....................................68 Tabel 4.20 Skor minat kelas VII C sesudah pembelajaran .........................................68 Tabel 4.21 Kriteria minat kelas VII C sesudah pembelajaran .....................................70 Tabel 4.22 Analisis SPSS minat belajar kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran ................................................................................................70 Tabel 4.23 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran ...............................................................................................71 Tabel 4.24 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran ..............................................................................................72 Tabel 4.25 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan elas kontrol sesudah pembelajaran ..............................................................................................73
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 (a) Setetes air ........................................................................................... 20 Gambar 2.1(b) Air dalam gelas dengan takaran yang berbeda ................................... 20 Gambar 2.2 Bagun balok ............................................................................................ 23 Gambar 2.4 Segitiga rumus massa jenis ..................................................................... 24 Gambar 4.1 Siswa kelas eksperimen saat mengerjakan angket minat siklus 1 dan soal pretest .............................................................................................. 43 Gambar 4.2 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume balok........................ 45 Gambar 4.3 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume air pada gelas ukur yang terisi batu................................................................................ 45 Gambar 4.4 Siswa kelas eksperimen ketika megamati batu yang akan dimasukkan kedalam gelas ........................................................................................... 45 Gambar 4.5 Penelitian membantu siswa memahami kembali apa yang harus di praktekkan ................................................................................................ 45 Gambar 4.6 Siswa masih kebingungan dalam perhitungan ........................................ 46 Gambar 4.7 Siswa kelas eksperimen ketika mempresentasikan hasil percobaan ....... 46 Gambar 4.8 Siswa kelas eksperimen ketika mempraktekkan peristiwa telur tenggelam, terapung dan melayang......................................................... 48 Gambar 4.9 Siswa kelas eksperimen ketika memberi kesimpulan ............................. 48 Gambar 5.0 Siswa kelas kontrol setelah mengerjakan angket minat siklus 1 dan soal pretest .............................................................................................. 49 Gambar 5.1 Peneliti menjelaskan bagaimana menentukan massa jenis zat dengan ... 51
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.2 Penelitian memberikan kesempatan siswa kelas kontrol untuk menjawab pertanyaan............................................................................... 51 Gambar 5.3 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan soal-soal dibuku paket ............ 51 Gambar 5.4 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan soal di papan tulis ................... 51 Gambar 5.5 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan angket minat siklus 2 dan soal posttest .............................................................................................. 52
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran .................................................................................................................. 87 Lampiran 1. Surat permohonan ijin penelitian dari Kampus ................................. 88 Lampiran 2. Surat permohonan ijin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa ....... 89 Lampiran 3. Surat permohonan ijin penelitian dari BAPPEDA ............................. 90 Lampiran 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari SMP N 5 Sleman . 91 Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran .................................................. 92 Lampiran 6. Soal pretest ......................................................................................... 100 Lampiran 7. Soal posttest ....................................................................................... 101 Lampiran 8. Jawaban soal pretest dan posttest ....................................................... 102 Lampiran 9. Pedoman Pengamatan Keaktifan Siswa ............................................... 105 Lampiran 10. Lembar observasi keaktifan.............................................................. 106 Lampiran 11. Lembar observasi keaktifan siswa saat pembelajaran ...................... 108 Lampiran 12. Denah tempat duduk siswa ............................................................... 110 Lampiran 13. Angket minat ................................................................................... 112 Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa 1 ..................................................................... 113 Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 2 ..................................................................... 116 Lampiran 16. Contoh pekerjaan angket minat siswa kelas VII C sebelum proses dan sesudah proses pembelajaran .................................................... 118 Lampiran 17. Contoh pekerjaan angket minat siswa kelas VII D sebelum proses dan sesudah proses pembelajaran ................................................... 122 Lampiran 18. Contoh jawaban soal pretest dan soal posttest siswa kelas VII C .... 126 Lampiran 19. Contoh jawaban soal pretest dan soal posttest siswa kelas VII D ..... 130 Lampiran 20. Contoh jawaban Lembar Kerja Siswa 1 ........................................... 134 Lampiran 21. Contoh jawaban Lembar Kerja Siswa 2 ............................................ 140
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Melalui belajar, seseorang mampu menyelesaikan berbagai macam masalah dan hal penting bagi proses peningkatan kemampuan. Untuk meningkatkan kemampuan, seseorang harus mengalami proses belajar. Dalam proses belajar mengajar siswa mampu mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 45). Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu kegiatan menguntungkan atau menarik, maka dia akan memiliki minat yang tinggi; tetapi ketika sesuatu yang ingin didapat tersebut tidak menarik lagi maka minat akan menurun. Salah satu penunjang keberhasilan siswa dipengaruhi minat terhadap sesuatu. Banyak metode penyampaian dalam belajar yang menarik dan dapat membantu siswa dalam memahami dan menjelaskan tentang konsep-konsep dalam mempelajari fisika. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan menerapkan metode discovery.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Metode discovery, jika dibandingkan dengan metode ceramah lebih tepat dipakai untuk memperkenalkan keterampilan yang belum dikuasai, konsep dan prinsip kepada siswa (atau sekelompok siswa). Metode ini memungkinkan siswa terlibat dalam pelajaran dan sungguh-sungguh mempunyai inisiatif dan cenderung lebih menarik minat siswa daripada guru mendominasi pelajaran. Pembelajaran dengan metode discovery memungkinkan siswa menggunakan segala potensinya (kognitif, afektif, dan psikomotor), terutama mentalnya untuk menemukan sendiri konsep-konsep atau prinsip-prinsip Fisika atau IPA, memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. Dalam metode ini siswa berperan aktif dalam proses belajar, menimbulkan keingintahuan siswa, dan melatih keterampilan memecahkan persoalan. Akan tetapi metode ini kurang berhasil digunakan di kelas besar karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Dalam kelompok besar harus dibentuk kelompok-kelompok kecil yang nantinya dapat membantu berdiskusi, saling menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Guru fisika di SMP N 5 Sleman belum pernah menggunakan metode discovery karena memang membutuhkan cukup waktu untuk membuat siswa mampu menemukan sendiri konsep Fisika atau IPA. Guru masih menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran di sekolah, sehingga siswa kurang mengeksplorasi kemampuannya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
metode discovery ini bisa membantu siswa dalam belajar Fisika atau IPA dan dapat meningkatkan kemampuan, keaktifan serta minat siswa di sekolah tersebut. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah yang ingin diteliti adalah: 1. Apakah penggunaan metode discovery dapat meningkatkan kemampuan belajar fisika siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam materi massa jenis ? 2. Apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis? 3. Apakah metode discovery dapat meningkatkan minat siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Peningkatan kemampuan belajar siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis lewat metode discovery; 2. Peningkatan keaktifan siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis lewat metode discovery; 3. Peningkatan minat siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis lewat metode discovery.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode discovery dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran dan siswa dapat membantu teman yang lain untuk dapat memahami materi, sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru Sebagai bahan masukan dalam memilih metode atau strategi yang dapat
digunakan dalam
pembelajaran
yang dapat
meningkatkan
kemampuan, keaktifan dan minat belajar siswa. 3. Bagi penelitian Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti sebagai calon guru untuk menambah wawasan tentang salah satu metode pembelajaran. Penelitian ini
juga
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan.
terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Belajar 1.
Pengertian Belajar Menurut Yamin (2014: 6) belajar merupakan sebuah manifestasi diri untuk dapat mengenal sesuatu yang sedang dibaca dan dipelajari secara lebih mendalam dan serius sehingga ada sesuatu yang substansial yang bisa diperoleh. Dalam kegiatan belajar, ada sebuah proses berfikir kritis yang sedang dilakukan secara serius dan tegas. Belajar berusaha menjawab berbagai kelesuan hidup yang selama ini berlangsung. Menurut R. Gagne (dalam Susanto, 2013: 1-2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seseorang pendidik atau guru. Gagne (dalam Hasibuan dan Moedjiono, 1986: 5) mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuantujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam,
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah: a.
Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik).
b.
Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
c.
Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
d.
Keterampilan motorik
yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya. e.
Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang
dimiliki
seseorang,
sebagaimana
dapat
disimpulkan
dari
kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian. 2. Hasil Belajar Menurut Susanto (2013: 5) makna hasil belajar, yaitu perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi (dalam K. Brahim 2007 : 39, dalam Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh oleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5). Menurut Mundilarto (2012: 7) hasil belajar fisika dapat dikelompokkan ke dalam kompetensi yang berupa perilaku (behavioral objectives) dan kompetensi bukan perilaku (nonbehavioral objectives). Kompetensi yang berwujud perilaku khusus yang harus ditunjukkan oleh peserta didik bahwa telah terjadi proses belajar, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Adapun kompetensi bukan perilaku berupa soft skills atau outcomes, misalnya peserta didik mampu bersikap dewasa dalam menghadapi masalahmasalah nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau juga misalnya, peserta didik mampu menghargai alam lingkungan, mampu mengendalikan
emosi,
bijaksana
dalam
mengambil
keputusan,
dll.
Kompetensi-kompetensi yang berupa soft skills atau outcomes ini lebih bersifat terbuka, dan untuk mengembangkannya, guru disarankan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
menciptakan pengalaman-pengalaman belajar yang melibatkan minat dan motivasi peserta didik.
B. Metode Discovery 1. Pengertian Discovery Suryosubroto (2002: 192) mengartikan metode penemuan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Metode tersebut merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Sund (1975, dalam Suryosubroto, 2002: 193) berpendapat bahwa discovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya: mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Yang dimaksud konsep, misalnya: segi tiga, demokrasi, panas, energi, dan sebagainya. Sedangkan prinsip misalnya: logam apabila dipanasi mengembang, lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan organisme, dan sebagainya. Sund berpendapat bahwa penggunaan discovery dengan batas-batas tertentu adalah baik untuk digunakan bagi siswa-siswa kelas yang lebih tinggi. Siswa dapat berkembang kemampuan berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
discovery apabila ia terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menuntun pelaksanaan tugas penggunaan proses mental siswa. Metode discovery adalah salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh. Jerome Bruner (dalam Dahar, 1988:125) menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. 2. Proses Discovery Menurut Suparno (2007:73) proses discovery meliputi: a.
Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi.
b.
Menggolongkan. Siswa mengklasifikasi apa-apa yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.
c.
Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.
d.
Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan.
e.
Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan.
f.
Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang didapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery Menurut
Suryosubroto
(2002:
199-200)
kalau
langkah-langkah
pelaksanaan metode discovery yang disarankan oleh Gilstrap ini dibandingkan dengan langkah-langkah yang ditemukan oleh Richard Scuhman, maka dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah metode discovery itu dapat disederhanakan sebagai berikut: a.
Identifikasi kebutuhan siswa;
b.
Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang akan dipelajari;
c.
Seleksi bahan, dan problema/tugas-tugas;
d.
Membantu memperjelas; 1) Tugas/ problema yang akan dipelajari; 2) Peranan masing-masing siswa.
e.
Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;
f.
Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa;
g.
Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
h.
Membantu siswa dengan informasi/ data, jika diperlukan oleh siswa;
i.
Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
j.
Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
k.
Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan;
l.
Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
4. Macam-macam Discovery Weimer (1975, dalam Burden & Byrd, hal 104, dalam Suparno, 2007:74) mengidentifikasi adanya 6 tipe discovery, yaitu: a.
Discovery. Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip, atau pengertian sendiri.
b.
Discovery teaching. Model mengajar dengan cara menemukan sesuatu, seperti yang telah dibicarakan pada nomer 1 dan 2. Ini lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.
c.
Inductive discovery. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap seperti metode ilmiah.
d.
Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak lengkap. Ketidak lengkapan dapat pada data yang diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll.
e.
Unguided or pure discovery murni: siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
f.
Guided discovery: siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru menyediakan hint (petunjuk) dan arahan bagaimana memecahkan pesoalan itu.
5. Keuntungan Discovery Menurut Bruner beberapa keuntungan dari penggunaan discovery dalam belajar fisika, antara lain sebagai berikut (Bruner, dalam Trowbridge & Bybee, 1996: 177, dalam Suparno, 2007:75) : a.
Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat mengembangkan pikirannya dengan berpikir, dengan menggunakan pikiran itu sendiri. Dengan model discovery pikiran siswa digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.
b.
Mengembangkan motivasi intrinsik. Dengan menemukan sendiri dalam discovery siswa merasa puas secara intelektual. Kepuasan ini merupakan penghargaan dari dalam diri sendiri yang akan lebih menguatkan untuk terus mau menekuni sesuatu.
c.
Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain di kemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
d.
Ingatlah lebih tahan lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari; dan sesuatu yang ditemukan sendiri biasanya tahanlama; tidak mudah dilupakan.
e.
Discovery juga menimbulkan keingintahuan siswa dan memotivasi siswa untuk terus berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu.
f.
Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih siswa untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.
6. Kelemahan Discovery Menurut Suryosubroto (2002 : 201-202) kelemahan metode discovery antara lain sebagai berikut : a. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subjek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain. b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
C. Keaktifan 1. Pengertian Keaktifan Dimyati dan Mudjiono (2006:44-45) menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan, yang beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain. Menurut Aunurrahman (2012: 119-121) keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
emosional dan fisik jika dibutuhkan. Adapun Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a.
Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya;
b.
Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperiman;
c.
Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru;
d.
Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Menurut
Sriyono
(1992:
75)
waktu
guru
mengajar
ia
harus
mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani dan rohani itu meliputi antara lain: a.
Keaktifan
indera:
murid-murid
harus
dirangsang
agar
dapat
menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. b.
Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah.
c.
Keaktifan ingatan: pada waktu pengajaran anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpan di otaknya.
d.
Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2.
Asas Keaktifan dalam Pendidikan Keaktifan anak dalam mencoba atau mengerjakan sesuatu amat besar artinya dalam pendidikan dan pengajaran. Percobaan-percobaan yang ia lakukan akan memantapkan hasil studinya. Lebih dari itu akan menjadikannya rajin, tekun, tahan uji dan percaya pada diri sendiri. Ia mempunyai rasa optimis dalam menghadapi hidup. Sebagai contoh seorang murid yang berhasil dalam menulis atau mengarang, ia tentu akan lebih tekun, rajin dan mempunyai pandangan yang lebih luas. Cara melaksanakan asas keaktifan dapat melalui: menyuruh anak menjawab pertanyaan atau menyuruh membuat pertanyaan dan menjawab sendiri pertanyaannya. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada murid lebih baik daripada sekedar memberi pelajaran secara lisan saja. Sebab, hal itu akan mendorong mereka memecahkan masalah dan mendorong guru lebih kreatif dan berinisiatif.
D. Minat 1. Pengertian Minat Menurut Sukardi ( 1988:61, dalam Susanto, 2013:57), minat dapat diartikan sebagai kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Menurut Sardiman ( 2007: 77, dalam Susanto, 2013:57), minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Menurut Susanto (2013:58) minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Menurut Slameto (2010: 180) minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya. 2. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
sangkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar tadi. Minat merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang sehingga orang tersebut dapat berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar tersebut. Dengan demikian, minat merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar siswa (Susanto, 2013:66). Kenyataan ini juga diperkuat oleh pendapat William James dalam Uzer Usman (2000: 27, dalam Susanto, 2013: 66), bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran, tentunya minat yang diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari diri siswa itu sendiri, tanpa ada paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif dan baik. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak jarang siswa mengikuti pelajaran dikarenakan terpaksa atau karena adanya suatu keharusan, sementara siswa tersebut tidak menaruh minat terhadap pelajaran tersebut. Yang baik seharusnya anak mengetahui akan minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinya, maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan tercapai dengan baik (Susanto, 2013:67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3. Meningkatkan Minat Siswa Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan mengembangkan minat siswa yang telah ada. Tanner (1975, dalam Slameto, 2010: 181) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaanya bagi siswa dimasa mendatang.
E. Massa Jenis 1. Pengertian Massa Jenis Massa jenis merupakan massa per satuan volume benda. Untuk berbagai zat yang sejenis, massa dan volumenya bisa berbeda tetapi hasil bagi massa dan volumenya selalu tetap. Karena massa jenis zat yang sejenis selalu sama, maka salah satu ciri khas zat adalah massa jenisnya (Kanginan, 2002: 90). Zat atau materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda dan volume adalah perhitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek (Foster, 2004: 30). Hasil bagi massa dan volume mendapatkan suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain yaitu massa jenisnya. Perhatikan contoh di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Gambar 2.1 (a) Setetes air
Gambar 2.1 (b) Air dalam gelas dengan takaran yang berbeda
Dari gambar 2.1 (a) dan gambar 2.1 (b) di atas, setetes air dengan beberapa gelas yang berisi air dengan takaran berbeda memiliki massa jenis yang sama yaitu 1 gr/cm3. Perbandingan massa zat terhadap volumenya bisa dihitung dengan massa zat tersebut dibagi volumenya. Secara sistematis bisa dituliskan sebagai berikut:
m v
Dengan lambang 𝜌 adalah massa jenis (kg/m3), V adalah volume (m3), dan m adalah massa (kg).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2. Satuan SI Untuk Massa Jenis Massa benda diukur dalam kg, volume diukur dalam m3, sehingga satuan massa jenis adalah :
Satuan massa jenis
satuan massa satuan volume
kg m3
Jadi, satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m3.
Satuan massa jenis lain yang sering digunakan adalah g/cm3 atau g/mL Perlu diingat bahwa 1 cm3 = 1 mL, sehingga g/cm3 adalah identik dengan 3
g/mL. Volume zat padat biasa dinyatakan dalam cm , karena itu massa jenis 3
zat padat biasa dinyatakan dalam g/cm . Sementara volume zat cair diukur dengan gelas ukur yang skalanya dalam mL, karena itu massa jenis zat cair biasa dinyatakan dalam g/mL. Benda-benda dengan massa jenis lebih kecil daripada massa jenis air akan mengapung. 3
Bagaimana mengkonversi atau mengubah satuan massa jenis (g/cm ke 3
kg/m atau sebaliknya)? Misalnya kita memiliki massa jenis dalam satuan 3
g/cm
3
(atau g/mL) dan hendak mengubahnya ke dalam kg/m . Cara
megubahnya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
1 kg 1 g g 1000 1 3 1 cm 1 cm 3 3 m 1000000 1 1000000 kg 3 1 1000 m 1
1
3
Sebaliknya berlaku 1 kg/m =
1000
g kg 1000 3 3 cm m
g/cm3 = 0,001 g/cm3
3. Menentukan Massa Jenis Zat Cara menentukan massa jenis zat sangatlah mudah, cukup mengukur massa dan volumenya. a. Menentukan massa jenis zat padat 1) Bentuknya teratur Untuk zat padat yang bentuknya teratur, massanya diukur secara langsung dengan neraca atau timbangan sedang mengukur volum zat menggunakan rumus berdasarkan bentuknya misalnya kubus dan balok (gambar 2.2). Menentukan massa jenis zat dengan membagi massa zat dengan volume zat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Volume balok: tinggi
V = panjang x lebar x tinggi Massa jenis balok:
𝜌=
𝑚
lebar
𝑣
panjang
Gambar 2.2 Bangun Balok 2) Bentuknya tidak teratur Untuk zat padat yang bentuknya tak teratur ataupun zat cair, volumenya hanya dapat ditentukan secara langsung dengan gelas ukur; sedang massanya tetap diukur secara langsung dengan neraca atau timbangan. Misalnya mengukur massa jenis batu, langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: a) Menimbang batu dengan menggunakan neraca untuk mengetahui massa batu. b) Gelas ukur diisi air dan mencatat volume awal. c) Memasukkan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air, mencatat volume akhir. d) Menghitung volume batu, caranya volume akhir dikurangi volume awal. e) Menghitung massa jenis zat dengan membagi massa zat dengan volume zat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
4. Perhitungan Massa Jenis Dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan massa jenis diselesaikan dengan menggunakan persamaan di bawah ini: 𝜌=
m
𝑚 𝑉
:
Persamaan di atas dapat diubah ke bantuk m = 𝜌 𝑉 atau V =
𝝆
x
V
𝑚 𝜌
Gambar 2.4 Segitiga rumus massa jenis Bentuk rumus massa yang digunakan dalam hitungan bergantung pada besaran apa yang ditanyakan. Untuk memudahkan mengingat bentuk rumus yang akan digunakan, dapat digunakan segitiga rumus massa jenis, seperti ditunjukkan pada gambar 2.4 di atas. Cara menggunakan segitiga rumus secara umum adalah sebagai berikut. 1) Keluarkan besaran yang ditanyakan dari segitiga; 2) Besaran yang ditanyakan, yang ditulis di ruas kiri tanda sama dengan kedua besaran yang tertinggal di dalam segitiga rumus. Contoh 1. Besaran massa jenis yang ditanyakan dari segitiga rumus massa jenis. Sebuah benda bermassa 300 g memiliki volume sebesar 40 cm3. Tentukan massa jenis benda tersebut.
𝝆
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Contoh 2. Besaran volume yang ditanyakan dari segitiga rumus massa jenis. Sebuah benda memiliki massa jenis 800 kg/m3 memiliki massa sebesar 2 kg. Tentukan volume benda tersebut.
V
Contoh 3. Besaran massa yang ditanyakan dari segitiga rumus massa jenis. Sebuah kubus memiliki volume 5 cm3. Jika massa jenis kayu sebesar 250 g/cm3. Tentukan massa benda tersebut.
m
5. Konsep Massa Jenis dalam Pemecahan Masalah Keseharian Dalam kehidupan sehari-hari konsep massa jenis banyak diterapkan. Berikut beberapa konsep massa jenis: a. Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam: Benda terapung : massa jenis benda < massa jenis air Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran air dan banyak garam akan terapung, karena massa jenis telur lebih kecil daripada massa jenis air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Benda melayang : massa jenis benda = massa jenis air Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran air dan sedikit garam akan melayang, karena massa jenis telur sama dengan massa jenis air. Benda tenggelam : massa jenis benda > massa jenis air Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air akan tenggelam, karena massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. b. Balon dapat melayang di udara. Helium adalah gas yang paling ringan. Oleh karena itu, helium sering dipakai untuk mengisi balon udara. Balon berisi helium mudah membumbung tinggi karena didorong oleh gaya udara yang massa jenisnya lebih besar dari gas helium. c. Aluminium adalah logam yang massa jenisnya terkecil. Oleh karena itu, aluminium dipakai sebagai bahan industry peralatan rumah tangga karena ringan dan mudah dilebur untuk dicetak. d. Cara montir menera keasaman air aki pada aki, masih bagus atau sudah waktunya diganti. Mereka akan menggunakan pengukuran masa jenis zat cair yang disebut densimeter. Massa jenis langsung bisa dibaca langsung pada skala ketika densimeter dimasukkan ke dalam air aki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Tabel 2.1 Massa jenis berbagai zat Wujud Zat
Bahan
Besi Platina Kuningan Tembaga Emas Perak Seng Alumunium Uranium Kaca Ebonit Batu Bara Es Air (4ºC) Air Laut Raksa Spiritus Alkohol Bensi Terpentin Udara (27ºC) Helium Oksigen Karbon dioksida Hidrogen (Sukabdiyah, 2007: 54)
PADAT
CAIR
GAS
Dalam (g/cm3) 7,90 2145 8,40 8,90 19,30 10,15 7,14 2,70 18,70 2,50 1,20 1,50 9,20 1,00 1,30 13,60 0,83 0,79 0,70 0,87 0,00129 0,0018 0,00143 0,00198 0,00009
Dalam (kg/m3) 7900 21450 8400 8900 19300 101500 7140 2700 18700 2500 1200 1500 9200 1000 1030 13600 830 790 700 870 1,29 0,18 1,43 1,98 0,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif ekperimental dengan design pretest-posstest control group. Secara umum riset kuantitatif adalah riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik. Dalam design pretest-posstest control group ini terdapat dua kelompok. Satu kelompok diberi treatment dan yang lain tidak. Keduanya diukur dengan diberi pretest-posttest untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kedua group (Suparno, 2010:142). Rancangan design pretest-posstest untuk kedua group yang digunakan seperti pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Desain penelitian Treatment group
P1
X1
P2
Control group
P1
X2
P2
Keterangan
:
P1 : tes awal (pretest) dilakukan sebelum diberi treatment. X1 : treatment diberikan kepada siswa dengan menggunakan metode discovery. X2 : tanpa treatment, siswa belajar menggunakan metode ceramah aktif. P2 : tes akhir (posttest) dilakukan setelah diberi treatment.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 16 November 2016 s/d 23 November 2016 di SMP Negeri 5 Sleman, Karangasem, Pendowoharjo.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP N 5 Sleman tahun ajaran 2016/2017. 2. Sampel Penelitian Sampel dari penelitian ini berjumlah 32 siswa-siswi kelas VII C untuk kelas eksperimen dan 32 siswa-siswi kelas VII D untuk kelas kontrol di SMP N 5 Sleman.
D. Treatment Treatment adalah perlakukan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51). Treatment yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode discovery untuk kelas eksperimen, sedangkan metode ceramah aktif untuk kelas kontrol pada materi massa jenis. 1.
Metode discovery untuk kelas aksperimen 1) Guru membagi siswa dalam 8 kelompok. 2) Siswa mendapatkan LKS dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
3) Siswa memahami perintah-perintah discovery dalam LKS. 4) Siswa melakukan discovery dalam kelompok dengan topik massa jenis. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai percobaan. 6) Siswa mendiskusikan data yang telah diperoleh dalam kelompok secara bersama. 7) Siswa menemukan kesimpulan dari hasil discovery. 8) Bersama siswa menyimpulkan dari hasil discovery secara bersama dikaitkan dengan materi pelajaran. 2.
Metode ceramah aktif untuk kelas kontrol Pembelajaran untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah aktif di mana guru berceramah, menjelaskan materi yang akan dipelajari. Metode ceramah aktif ini diselingi dengan guru mengajukan pertanyaan pada siswa, siswa berdiskusi dan mengerjakan soal dalam kelompok. Pengajaran dengan metode discovery dan ceramah aktif dapat dilihat dalam RPP dan LKS. RPP dan LKS terlampir.
E. Instrumen Instrumen adalah alat untuk mengambil data seperti: angket, wawancara, tes, observasi, dll (Suparno, 2010: 53). Instrumen pengumpulan data berupa tes, yang terdiri dari pretest dan posttest serta bentuk non-tes yang berupa angket/kuesioner dan pengamatan/observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1. Pretest dan posstest Pretest digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi sebelum dilakukan proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posstest digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran untuk kedua kelas, yakni kelas eksperimen dengan metode discovery dan kelas kontrol dengan metode ceramah aktif. Posstest diberikan setelah materi massa jenis diajarkan kepada siswa. Untuk pembuatan soal pretest dan posstest dibutuhkan kisi-kisi. Kisi-kisi soal berdasar pada kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa. Tabel 3.2 adalah kisi-kisi soal pretest dan posstest. Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelaja ran
Kegiatan Pembelajaran
Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
Massa Jenis
Melakukan percobaan menentukan massa jenis berbagai zat dengan menggunakan alat-alat.
Indikator
Menjelaskan dari hasil penemuan (discovery) bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat. Menghitung massa jenis suatu zat.
No. Soal
Aspek
1
Hafalan
2
Pemahaman
3,4,5
Penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Mengaplikasikan Menggunakan konsep massa jenis untuk konsep massa berbagai penyelesaian jenis dalam masalah dalam kehidupan kehidupan sehari-hari. sehari-hari.
6
Pemahaman
Untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa sebelum dan setelah diberi treatment, diukur melalui test yaitu pretest dan posstest. Penskoran terhadap hasil kerja siswa dilakukan dengan membuat skala skor. Berikut adalah penentuan bobot untuk masing-masing soal: a. Soal no. 1 bobot soal 5 Tabel 3.3 Skoring soal no. 1 Keterangan
Skor
Siswa tidak mengerjakan
0
Jawaban siswa sama sekali tidak berhubungan
1
Siswa memberikan jawaban mendekati benar
3
Siswa menjawab dengan benar
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
b. Soal no. 2 bobot soal 10
Tabel 3.4 Skoring soal no. 2
Keterangan
Skor
Siswa tidak mengerjakan
0
Jawaban siswa tidak sesuai
2
Jawaban siswa benar, tanpa disertai penjelasan
8
Siswa menjawab dengan benar
10
c. Soal no. 3, no.4 dan no.5 dengan bobot masing-masing soal 20 Tabel 3.5 Skoring soal no. 3, no.4 dan no.5 Keterangan
Skor
Siswa tidak mengerjakan
0
Pekerjaan siswa tidak sesuai
2
Pekerjaan siswa hanya sampai menuliskan besaran yang diketahui dan
5
ditanyakan secara lengkap Pekerjaan siswa hanya sampai pada menulis rumus lengkap
10
Siswa mengerjakan dengan menulis rumus lengkap dan memasukkan angka
15
tetapi jawaban tidak sesuai Jawaban siswa benar tapi tidak mencantumkan satuan
19
Pekerjaan siswa sesuai pedoman jawaban
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
d. Soal no. 6 bobot soal 5 Tabel 3.6 Skoring soal no. 6 Keterangan
Skor
Siswa tidak mengerjakan
0
Jawaban siswa sama sekali tidak berhubungan
2
Siswa memberikan jawaban mendekati benar
3
Siswa menjawab dengan benar
5
2. Pengamatan/observasi keaktifan belajar siswa Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, rekaman gambar, rekaman suara, dll) (Suparno, 2010: 63). Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode dsicovery dan metode ceramah aktif. Pengamatan keaktifan belajar siswa ini diperlukan kisi-kisi pedoman pengamatan. Bedasar pendapat para ahli yang telah dijabarkan dalam bab kajian pustaka, indikator keaktifan meliputi minat belajar yang berkaitan dengan partisipasi, mengemukakan pendapat dan tanggungjawab. Tabel 3.7 dan tabel 3.8 adalah kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa kelas eksperimen Variabel
Indikator Partisipasi
Kriteria Pengamatan Keaktifan Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan Mengemukakan pendapat
Mendengarkan penjelasan dari guru.
Memperhatikan penjelasan dari guru.
Mencatat informasi penting.
Bertanya kepada guru dan teman.
Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
Mengajukan pendapat dan gagasan pada saat diskusi dan presentasi.
Tanggungjawab
Mengerjakan tugas individu.
Mengerjakan tugas secara kelompok.
Melakukan percobaan sesuai perintah.
Tabel 3.8 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa kelas kontrol Variabel
Indikator Partisipasi
Kriteria Pengamatan Keaktifan Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan
Mendengarkan penjelasan dari guru.
Memperhatikan penjelasan dari guru.
Mencatat informasi penting.
Mengemukakan
Bertanya kepada guru dan teman.
pendapat
Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
Mampu memberikan pendapat dengan baik dan benar.
Mengerjakan tugas individu.
Tanggungjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Menyelesaikan tugas secara tepat waktu.
Mengerjakan tugas sesuai perintah.
3. Kuesioner/angket minat belajar siswa Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan pertanyaan dan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban (Suparno, 2010:61). Ada lima (5) pilihan jawaban yang disediakan oleh peneliti, yaitu sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, kurang setuju (KS) = 3, tidak setuju (TS) = 2 dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Angket ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian proses pembelajaran bersama peneliti. Pemberian angket ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan metode discovery dan metode ceramah terhadap minat belajar siswa. Pembuatan kuesioner minat belajar ini diperlukan kisi-kisi kuesioner minat. Bedasar pendapat para ahli yang telah dijabarkan dalam bab kajian pustaka, indikator minat meliputi minat belajar yang berkaitan dengan perasaan senang dan suka/butuh untuk melakukan belajar, perhatian, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
daya tarik. Tabel 3.7 dan tabel 3.8 adalah kisi-kisi kuesioner minat belajar siswa. Tabel 3.9 Kisi-kisi angket minat belajar Variabel
Minat Belajar
Indikator
Contoh Soal
Perasaan senang dan
Saya senang dengan
suka/butuh untuk
pelajaran fisika menarik
melakukan belajar.
dan menyenangkan.
Perhatian
siswa
pembelajaran.
saat Saya bertanya kepada
Jumlah butir soal 2
No item soal 1,9
3
2,5,7
5
3,4,6,
guru jika saya kurang memahami penjelasan guru dan mengalami kesulitan dalam belajar fisika.
Daya tarik siswa pada Ketika ada tugas pembelajaran.
pelajaran fisika, saya
8,10
mengerjakan tugas tepat waktu tanpa menunda.
F. Validitas Validitas adalah mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2010: 67-68).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2010: 182).
G. Analisis Data 1. Pretest dan posstest a. Menguji apakah metode discovery dan metode ceramah aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak, dengan menganalisis pretestposttest pada kelas dengan menggunakan uji-t untuk kelompok dependen. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
trel =
(𝑥1 − 𝑥2 ) 2 2 (∑ 𝐷) ] [∑ 𝐷 √ 𝑁 𝑁(𝑁−1)
Di mana: 𝑥1 : skor pretest 𝑥2 : skor posttest
(3-1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
𝐷 : perbedaan antara skor tiap subjek = Xi1 -Xi2 𝑁 : jumlah pasang skor Derajat kebesaran : df =N-1 b. Menguji pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah sama atau sungguh berbeda, dengan menggunakan uji-t untuk 2 group yang independen. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
tindep =
(𝑥1 − 𝑥2 ) 𝑠 2 𝑠 2 √[ 1 + 2 ] 𝑛1 𝑛2
(3-2)
Signifikan level 𝛼 =0.05; two tailed Df untuk t = (n1-1) + (n2-1) atau N- 2 Persamaan yang digunakan adalah n1 = n2 2. Analisis keaktifan siswa Observasi keaktifan belajar siswa dilakukan peneliti di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil observasi keaktifan siswa di kelas yang dilakukan oleh peneliti kemudian dianalisis dengan mencari presentase keaktifan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Dari
presentase yang telah di dapatkan kemudian disimpulkan dari kriteria presentase keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Cara menentukan presentasi dari aspek yang diamati dan kemudian dikategorikan sesuai yang telah ditentukan adalah dengan menggunakan rumus: Nilai =
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100 %
Nilai
: Hasil penilaian.
𝛴 Skor Perolehan
: Hasil yang diperoleh siswa dari aspek yang dinilai.
𝛴 Skor Maksimal
: Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang dinilai.
Skor maksimal keaktifan sebesar 50. Skor 50 didapat dari setiap siswa maksimal dapat melakukan aktivitas sebanyak 5 kali dari jumlah 10 kriteria pengamatan keaktifan. Satu kriteria memiliki skor maksimal 5 dan minimal 1. Untuk mengetahui ada tidaknya keatifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh rekan untuk pengamatan di kelas. Tabel 3.10 Penskoran Pengamatan Keaktifan Belajar Kriteria Keaktifan Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
Skor 5 4 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Perhitungan data dari pengamatan keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: Mencari presentase maksimal = Mencari presentase minimal =
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100% =
𝑥 100% =
1 5
5 5
𝑥 100% = 100%
𝑥 100% = 20%
Mencari perolehan presentase rentang = 100% − 20% = 80% Interval kelas presentase =
80% 5
𝑥 100% = 16
Tabel 3.11 Presentase Skor Pengamatan Keaktifan Belajar Kategori Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
Hasil Nilai Skor 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
3. Analisis minat belajar siswa Minat belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan angket/ kuesioner minat siswa. Angket minat terdiri dari sepuluh pernyataan, dimana semua pernyataan positif. Untuk setiap pernyataan dilengkapi dengan lima alternatif jawaban. Tabel 3.12 Penskoran Butir Angket Minat Belajar Siswa Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 5 4 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Perhitungan data dari minat belajar siswa adalah sebagai berikut: Mencari presentase maksimal = Mencari presentase minimal =
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100% =
5 5
𝑥 100% = 100%
1
𝑥 100% = 5 𝑥 100% = 20%
Mencari perolehan presentase rentang = 100% − 20% = 80% Interval kelas presentase =
80% 5
𝑥 100% = 16
Cara menentukan presentasi dari aspek yang diamati dan kemudian dikategorikan sesuai yang telah ditentukan adalah dengan menggunakan rumus: Presentase =
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100 %
Presentase
: Nilai hasil penilaian.
𝛴 Skor Perolehan
: Hasil yang diperoleh siswa dari aspek yang dinilai.
𝛴 Skor Maksimal
: Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang dinilai.
Tabel 3.13 Presentase Skor Angket Minat Belajar Siswa Presentase Skor yang diperoleh 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIA DATA A.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian telah dilakukan pada siswa kelas SMP N 5 Pendowoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 16 November 2016. Penelitian dilakukan dengan pembagian dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti mengambil dua kelas sampel penelitian. Kelas VII C dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas kontrol. 1.
Proses pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen a.
Senin, 14 November 2016 Hari pertama untuk melakukan penelitian bertepatan dengan Tes Pendalaman Materi (TPM) untuk kelas IX, jadwal untuk kelas VII dan kelas VIII diubah tidak seperti biasa. Peneliti masuk kelas pada pukul 08.00 – 09.00 WIB. Siwa dipindahkan di lab komputer karena kelas dipakai oleh kelas IX dan aktivitas siswa mengerjakan angket minat dan soal pretest (lihat gambar 4.1). Pada pertemuan pertama sebelum pelajaran dimulai peneliti memperkenalkan diri dan rekan peneliti yang membantu penelitian. Selanjutnya dengan dibantu oleh beberapa siswa dan rekan, peneliti membagikan angket minat dan soal pretest dengan alokasi waktu pengerjaan adalah 50 menit. Setelah proses
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
pengerjaan angket minat dan soal pretest, peneliti membentuk kelompok praktikum dan menyampaikan materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya. Gambar 4.1 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan pertama.
Gambar 4.1 Siswa kelas eksperimen saat mengerjakan angket minat siklus 1 dan soal pretest. b.
Jumat, 18 November 2016 Peneliti masuk kelas pada pukul 07.40 – 09.00 WIB. Pada pertemuan kedua peneliti menyampaikan materi ajar dan membagikan LKS 1 untuk setiap kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Siswa mengerjakan LKS 1 yaitu menentukan massa jenis berbagai zat. Peneliti mendampingi siswa selama melakukan eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.4, 4.5 dan 4.6. Pada gambar 4.2, 4.3 dan 4.4 aktivitas siswa kelas eksperimen dalam melakukan percobaan. Pada pertemuan kedua ini, kendala yang dihadapi peneliti antara lain adanya keterbatasan alat praktikum dimana sekolah mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
timbangan tetapi sudah rusak dan gelas ukur yang minim, sehingga peneliti menyiapkan beberapa bahan dari rumah; alokasi waktu yang kurang, sehingga tidak sesuai dalam RPP karena jumlah siswa yang begitu banyak; sebagian siswa lamban dalam memahami prosedur percobaan dan budaya membaca sangat minim; banyak siswa yang sering keluar masuk kelas tanpa ijin, sehingga keadaan belajar menjadi tidak kondusif. Ada beberapa kelompok yang belum sempat menyelesaikan eksperimen dengan tepat waktu, sehingga kelompok tersebut melanjutkan eksperimen dihari berikutnya. Kelompok yang sudah selesai melakukan eksperimen kemudian mempresentasikan hasil percobaannya
tersebut.
Awalnya
siswa
belum
berani
untuk
membacakan hasil diskusi mereka didepan kelas. Peneliti menunjuk salah satu kelompok untuk membacakan hasil percobaan didepan kelas bersama-sama anggotanya dapat dilihat pada gambar 4.7. Bagi kelompok
yang
belum
menyelesaikan
eksperimen,
dapat
mempresentasikan hasil percobaannya dihari berikutnya. Setelah beberapa kelompok selesai mempresentasikan hasil percobaannya, peneliti membahas sekilas mengenai percobaan yang telah dilakukan siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Kesempatan untuk bertanya tidak digunakan oleh siswa. Kemudian peneliti
menyimpulkan materi
yang didapat
pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
pertemuan kedua ini. Tidak lupa peneliti mengingatkan siswa pada hari berikutnya akan dilaksanakan eksperimen sehingga siswa perlu membawa bahan-bahan untuk melakukan percobaan. Gambar 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan kedua.
Gambar 4.2 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume balok
Gambar 4.3 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume air pada gelas ukur yang terisi batu
Gambar 4.4 Siswa kelas eksperimen ketika mengamati batu yang akan dimasukkan kedalam gelas
Gambar 4.6 Siswa masih kebingungan dalam perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Gambar 4.6 Siswa masih kebingungan dalam perhitungan
Gambar 4.7 Siswa kelas ekperimen ketika mempresentasikan hasil percobaan
a. Sabtu, 19 November 2016 Peneliti masuk kelas pada pukul 07.50 – 09.10 WIB. Pada pertemuan terakhir, siswa kembali berdinamika dengan kelompok dan mempelajari serta melaksanakan percobaan LKS 2 yaitu terapung, melayang dan tenggelam. Bagi kelompok yang belum menyelesaikan percobaan LKS 1 dapat meneruskan percobaan bersamaan melakukan percobaan LKS 2. Peneliti mendampingi siswa selama melakukan percobaan, berjalan keliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memperhatikan percobaan yang dilakukan siswa. Gambar 4.8 menunjukkan aktivitas siswa dalam melakukan percobaan telur yang dicampur dengan garam. Pada pertemuan terakhir ini, kendala yang dihadapi peneliti antara lain sebelum percobaan berlangsung sangat di sayangkan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
banyak bertanya apa yang harus siswa lakukan sedangkan siswa belum membaca terlebih dahulu prosedur percobaan dan peneliti sudah menyampaikan percobaan LKS 2 yaitu tentang terapung, melayang dan tenggelam. Selain itu bahan percobaan yang akan dipakai yaitu sebuah telur ayam pecah karena dibuat mainan, sehingga peneliti memberikan cadangan telur ayam untuk percobaan siswa. Jika siswa tidak
diperhatikan
dalam
melakukan
percobaan,
siswa
tidak
melakukan percobaan dan mengobrol sendiri. Setelah siswa selesai melakukan percobaan, siswa menuliskan hasil percobaan pada lebar kerja siswa (lihat gambar 4.9), kemudian beberapa kelompok mempresentasikan hasil percobaannya tersebut. Selanjutnya peneliti membahas mengenai hasil percobaan LKS 2 dan pada akhir kegiatan peneliti bersama siswa menyimpulkan bersama mengenai pertistiwa terapung, melayang dan tenggelam. Kemudian peneliti dibantu siswa membagikan soal posttest. Alokasi waktu pengerjaan 30 menit. Setelah siswa menyelesaikan soal posttest, peneliti meminta salah satu siswa untuk memberi tanggapan apa yang dirasakan siswa mengenai percobaan dan pelajaran yang telah dilaksanakan. Karena waktu tidak cukup, peneliti belum membagikan angket minat untuk siklus 2. Peneliti meminta tambahan waktu dihari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
lain untuk pengisian angket minat. Gambar 4.8 dan 4.9 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan ketiga.
Gambar 4.8 Siswa kelas ekperimen ketika mempraktekan peristiwa telur tenggelam, terapung dan melayang
Gambar 4.9 Siswa kelas eksperimen ketika memberi kesimpulan 2.
Proses pelaksanaan penelitian di kelas kontrol a.
Senin, 14 November 2016 Hari pertama untuk melakukan penelitian bertepatan dengan Tes Pendalaman Materi (TPM) untuk kelas IX, maka jadwal untuk kelas VII dan kelas VIII diubah tidak seperti biasa. Peneliti masuk kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
pada pukul 07.00 – 08.00 WIB. Pada pertemuan pertama sebelum pelajaran dimulai peneliti memperkenalkan diri kembali kepada siswa, karena peneliti pernah bertemu sebelumnya sewaktu observasi dan peneliti memperkenalkan rekan peneliti yang membantu penelitian. Selanjutnya dengan dibantu oleh beberapa siswa dan rekan peneliti membagikan angket minat dan soal pretest dengan alokasi waktu pengerjaan adalah 50 menit. Setelah proses pengerjaan angket minat dan soal pretest, peneliti menyampaikan materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberi pekerjaan rumah. Gambar 5.0 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan pertama.
Gambar 5.0 Siswa kelas kontrol setelah mengerjakan angket minat siklus 1 dan soal pretest.
b.
Jumat, 15 November 2016 Peneliti masuk kelas pada pukul 09.15 – 09.55 WIB. Pada pertemuan
kedua
peneliti
mengingatkan
kembali
pertemuan
sebelumnya dimana peneliti memberi sebuah pertanyaan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
pekerjaan rumah dan dapat ditanggapi pada pertemuan kedua ini. Kemudian peneliti menjelaskan materi tentang bagaimana menentukan massa jenis zat serta perhitungan massa jenis (lihat gambar 5.1). Peneliti memberi 3 contoh soal, dimana soal tersebut menanyakan besaran yang berbeda. Contoh soal pertama yaitu ditanya besaran massa jenis, soal kedua yaitu ditanya besaran volume, dan soal ketiga yaitu ditanya besaran massa benda. Kemudian peneliti membawa sebuah media balok kayu yang digunakan untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan siswa lebih antusias dalam belajar. Peneliti menjelaskan bagaimana cara menentukan massa jenis sebuah balok kayu, jika diketahui massa dan volume. Bagaimana menentukan volume pada sebuah balok kayu, jika diketahui massa jenis balok kayu dan massa balok kayu. Kemudian bagaimana cara menentukan massa balok kayu, jika diketahui volume dan massa jenis balok kayu. Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti, kemudian peneliti memberi sebuah pertanyaan: “peristiwa apa saja yang pernah dijumpai berkaitan dengan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari? “, lalu siswa saling berdiskusi. Beberapa pendapat siswa ditampung dan kemudian dibahas bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Gambar 5.1, 5.2, 5.3
dan 5.4
menunjukan aktvitas siswa pada
pertemuan kedua.
Gambar 5.1 Peneliti menjelaskan bagaimana menentukan massa jenis zat
Gambar 5.2 Peneliti memberi kesempatan siswa kelas kontrol untuk menjawab pertanyaan
Gambar 5.3 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan soal-soal dibuku paket
Gambar 5.4 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan soal di papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
c. Sabtu, 19 November 2016 Peneliti masuk kelas pada pukul 09.25 – 10.45 WIB. Pada pertemuan terakhir sebelum siswa mengerjakan angket minat siklus 2 dan soal posttest, peneliti bertanya apa yang dipelajari pada hari sebelumnya. Kemudian siswa dan peneliti menyimpulkan materi yang telah didapat. Dengan alokasi waktu 50 menit siswa mengerjakan soal posttest dan angket minat siklus 2. Setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti bersama siswa membahas soal pretest dan posttest. Kemudian diakhir pelajaran, peneliti mengucapkan terima kasih dan berpamitan dengan siswa. Gambar 5.5 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan ketiga.
Gambar 5.5 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan angket minat siklus 2 dan soal posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
B.
Data dan Analisis Data 1. Hasil belajar siswa kelas VII SMP N 5 Sleman a.
Uji pretest dan posttest kelas kontrol. Uji pretest dan postest menggunakan analisis uji-t untuk kelompok dependen. Tabel 4.1 Skor pretest dan posttest kelas kontrol Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29
Pretest 2 25 8 13 3 14 8 10 44 11 24 31 25 10 28 26 41 26 31 24 42 23 25 31 45 23 9 1 47
Posttest 42 43 24 48 68 66 31 73 46 72 48 72 65 59 33 39 51 29 55 31 47 12 42 26 32 47 28 74 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32 Rata-rata
34 26 21 22.84
62 68 26 47.97
Tabel 4.2 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas kontrol Paired Samples Statistics Mean
N
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Pretest
22.8438
32
12.95429
2.29002
Posttets
47.9688
32
17.84247
3.15413
Pair 1
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
df
Sig.
Std.
Std. Error
95% Confidence
(2-
Deviation
Mean
Interval of the
tailed)
Difference Lower
Pair 1
Pretest -
-
Posttets
25.12500
Upper -
22.61280
3.99742
-33.27778
16.9722
-6.285
31
.000
2
Hail output SPSS dapat dilihat bahwa: -
t = -6,285. p = .000 < 𝛼 = .05; maka signifikan.
-
Berarti posttest lebih baik dari pretest. Maka pembelajaran pada kelas kontrol meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
b.
Uji pretest dan posttest kelas eksperimen. Uji pretest dan postest menggunakan analisis uji-t untuk kelompok dependen. Tabel 4.3 Skor pretest dan posttest kelas eksperimen Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32 Rata-rata
Pretest 27 7 24 12 27 25 12 11 42 27 22 25 30 25 27 25 30 27 25 25 59 25 25 25 27 10 15 22 12 14 7 16 22.88
Posttest 22 42 45 11 14 51 59 60 45 62 45 5 45 7 32 5 11 22 5 7 26 26 29 48 34 43 40 49 11 49 44 59 32.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 4.4 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas eksperimen Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
22.8750
32
10.27289
1.81601
Posttest
32.9063
32
18.65192
3.29722
Pair 1
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std. Error
95% Confidence
Deviation
Mean
Interval of the
df
Sig. (2tailed)
Difference Lower Pair 1
Pretest -
-10.03125 23.24135
Posttest
4.10853
-18.41065
Upper -1.65185 -2.442
31
.021
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa: -
t = -2,442. p = .021 < 𝛼 = .05; maka signifikan.
-
Berarti posttest lebih baik dari pretest. Maka pembelajaran pada kelas eksperimen meningkatkan hasil belajar siswa.
c.
Uji pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji pretest menggunakan analisis uji-t untuk kelompok independen. Tabel 4.5 Skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen Pretest kontrol 2 25 8 13 3 14 8
Pretest eksperimen 27 7 24 12 27 25 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
10 44 11 24 31 25 10 28 26 41 26 31 24 42 23 25 31 45 23 9 1 47 34 26 21
11 42 27 22 25 30 25 27 25 30 27 25 25 59 25 25 25 27 10 15 22 12 14 7 16
Tabel 4.6 Analisis SPSS pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen Group Statistics Kelompok Pretest
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
32
22.8438
12.95429
2.29002
Eksperimen
32
22.8750
10.27289
1.81601
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F Pretest
Equal variances
2.752
assumed Equal variances not assumed
Sig. .102
t -.011
df
Mean
tailed)
Std. Error
Difference Difference
Difference Lower
62
.992
-.03125
2.92268
-5.87360
5.81110
-.011 58.940
.992
-.03125
2.92268
-5.87964
5.81714
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa: -
t = -0,011. p = .992 > 𝛼 = .05; maka TIDAK signifikan.
-
Berarti
tidak ada perbedaan
pretest
kedua kelas. Maka
pengetahuan awal siswa kedua kelas adalah sama. d.
Upper
Uji posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji posttest menggunakan analisis uji-t untuk kelompok independen. Tabel 4.7 Skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen Posttest kontrol 42 43 24
Posttest eksperimen 22 42 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
48 68 66 31 73 46 72 48 72 65 59 33 39 51 29 55 31 47 12 42 26 32 47 28 74 76 62 68 26
11 14 51 59 60 45 62 45 5 45 7 32 5 11 22 5 7 26 26 29 48 34 43 40 49 11 49 44 59
Tabel 4.8 Analisis SPSS posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen Group Statistics Kelompok Posttest
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
32
47.9688
17.84247
3.15413
Eksperimen
32
32.9063
18.65192
3.29722
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Posttest
Equal variances
.405
assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
t
.527 3.301
Equal variances
3.301
not assumed
df 62 61.87 8
Std.
95% Confidence
Mean
Error
Interval of the
Sig. (2-
Differenc
Differenc
Difference
tailed)
e
e
Lower
Upper
.002 15.06250
4.56292
5.94135 24.18365
.002 15.06250
4.56292
5.94099 24.18401
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa: -
t = 3,301. p = .002 < 𝛼 = .05; maka signifikan.
-
Berarti ada perbedaan posttest kedua kelas. Pengetahuan akhir siswa kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen.
2.
Keaktifan belajar siswa kelas VII SMP N 5 Sleman a.
Data keaktifan siswa 1) Kelas Kontrol Tabel 4.9 Skor keaktifan siswa kelas VII D
Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4
Skor Keaktifan Presentase Skor Skor Keaktifan Maksimal Skor Maksimal (%) Kategori Keaktifan 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif 15 50 0.3 30 Sangat kurang aktif 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif 21 50 0.42 42 Kurang aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
24 23 20 22 22 29 14 25 20 20 17 16 24 15 23 12 14 11 15 22 12 16 16 24 38 18 24 11
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0.48 0.46 0.4 0.44 0.44 0.58 0.28 0.5 0.4 0.4 0.34 0.32 0.48 0.3 0.46 0.24 0.28 0.22 0.3 0.44 0.24 0.32 0.32 0.48 0.76 0.36 0.48 0.22
48 46 40 44 44 58 28 50 40 40 34 32 48 30 46 24 28 22 30 44 24 32 32 48 76 36 48 22
Kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
Tabel 4.10 Kriteria keaktifan siswa kelas VII D Interval Skor 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
Jumlah Siswa 1 15 16
Jumlah Siswa (%) 3,125 46,875 50
Kriteria Minat Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
2) Kelas Eksperimen Tabel 4.11 Skor keaktifan siswa kelas VII C Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
Skor Keaktifan 7 36 31 11 10 29 31 29 18 18 14 13 20 10 11 16 13 16 13 12 20 15 16 18 13 20 21 19 13 29 31 30
Skor Maksimal 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Skor Keaktifan Skor Maksimal 0.14 0.72 0.62 0.22 0.2 0.58 0.62 0.58 0.36 0.36 0.28 0.26 0.4 0.2 0.22 0.32 0.26 0.32 0.26 0.24 0.4 0.3 0.32 0.36 0.26 0.4 0.42 0.38 0.26 0.58 0.62 0.6
Presentase (%) 14 72 62 22 20 58 62 58 36 36 28 26 40 20 22 32 26 32 26 24 40 30 32 36 26 40 42 38 26 58 62 60
Kategori Keaktifan Sangat kurang aktif Aktif Cukup aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Cukup aktif Cukup aktif Cukup aktif Kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Sangat kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif Cukup aktif Cukup aktif Cukup aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Tabel 4.12 Kriteria keaktifan siswa kelas VII C Interval Skor Jumlah Siswa 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
b.
Jumlah Siswa (%) 21,875 21,875 56,25
7 7 18
Kriteria Minat Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
Analisis data keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan uji-t untuk kelompok independen
Tabel 4.13 Analisis SPSS keaktifan kelas kontrol dan kelas eksperimen
Group Statistics Kelas Keaktifan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
32
19.0938
5.87152
1.03795
Eksperimen
32
18.8438
7.79209
1.37746
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence
F Keak Equal variances tifan
assumed Equal variances not assumed
2.624
Sig. .110
t
df
Mean
Std. Error
Interval of the
Sig. (2-
Differenc
Differenc
Difference
tailed)
e
e
Lower
Upper
.145
62
.885
.25000
1.72474
-3.19771
3.69771
.145
57.621
.885
.25000
1.72474
-3.20293
3.70293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Hasil Output SPSS dapat dilihat bahwa: -
t = -0,145. p = .885 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
-
Berarti tidak ada perbedaan keaktifan siswa pada kelas kontrol dan kelas ekpserimen.
3.
Minat belajar siswa kelas VII SMP N 5 Sleman a.
Data kuesioner minat belajar siswa sebelum pembelajaran 1) Kelas Kontrol a) Sebelum Proses Pembelajaran
Tabel 4.14 Skor minat kelas VII D sebelum proses pembelajaran Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19
Skor Skor Minat Maksimal 31 50 43 50 40 50 37 50 38 50 43 50 37 50 33 50 33 50 41 50 39 50 42 50 35 50 39 50 32 50 32 50 38 50 32 50 41 50
Skor Minat Skor Maksimal 0.62 0.86 0.8 0.74 0.76 0.86 0.74 0.66 0.66 0.82 0.78 0.84 0.7 0.78 0.64 0.64 0.76 0.64 0.82
Presentase (%) 62 86 80 74 76 86 74 66 66 82 78 84 70 78 64 64 76 64 82
Kategori Minat Cukup Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Cukup Tinggi Cukup Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
39 42 38 34 32 39 35 38 36 44 37 41 36
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0.78 0.84 0.76 0.68 0.64 0.78 0.7 0.76 0.72 0.88 0.74 0.82 0.72
78 84 76 68 64 78 70 76 72 88 74 82 72
Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Tabel 4.15 Kriteria minat kelas VII D sebelum pembelajaran Interval Skor 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
Jumlah Siswa 5 20 7 -
Jumlah Siswa (%) 15,625 62,5 21,875 -
Kriteria Minat Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
b) Setelah Proses Pembelajaran Tabel 4.16 Skor minat kelas VII D sesudah pembelajaran Kode Minat Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4
Skor Minat 35 39 37 36
Skor Maksimal 50 50 50 50
Skor Minat Skor Maksimal 0.7 0.78 0.74 0.72
Presentase (%) 70 78 74 72
Kategori Minat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
37 44 38 31 37 39 38 44 32 39 36 37 38 36 38 39 41 36 36 36 40 33 41 35 44 38 33 36
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0.74 0.88 0.76 0.62 0.74 0.78 0.76 0.88 0.64 0.78 0.72 0.74 0.76 0.72 0.76 0.78 0.82 0.72 0.72 0.72 0.8 0.66 0.82 0.7 0.88 0.76 0.66 0.72
74 88 76 62 74 78 76 88 64 78 72 74 76 72 76 78 82 72 72 72 80 66 82 70 88 76 66 72
Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Tabel 4.17 Kriteria minat kelas VII D sesudah pembelajaran Interval Skor 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
Jumlah Siswa 3 25 4
Jumlah Siswa (%) 9,375 78,125 12,5
-
-
Kriteria Minat Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
2) Kelas Eksperimen a) Sebelum Proses Pembelajaran Tabel 4.18 Skor minat kelas VII C sebelum pembelajaran Kode Minat Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18
Skor Skor Skor Minat Minat Maksimal Skor Maksimal 36 50 0.72 31 50 0.62 35 50 0.7 40 50 0.8 34 50 0.68 34 50 0.68 39 50 0.78 40 50 0.8 42 50 0.84 35 50 0.7 33 50 0.66 35 50 0.7 35 50 0.7 40 50 0.8 42 50 0.84 39 50 0.78 40 50 0.8 33 50 0.66
Presentase (%) 72 62 70 80 68 68 78 80 84 70 66 70 70 80 84 78 80 66
Kategori Minat Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
38 38 36 49 34 46 38 43 35 40 33 37 45 38
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0.76 0.76 0.72 0.98 0.68 0.92 0.76 0.86 0.7 0.8 0.66 0.74 0.9 0.76
76 76 72 98 68 92 76 86 70 80 66 74 90 76
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Tabel 4.19 Kriteria minat kelas VII C sebelum pembelajaran Interval Skor 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
Jumlah Siswa 3 25 4 -
Jumlah Siswa (%) 9,375 78,125 12,5 -
Kriteria Minat Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
b) Sesudah Proses Pembelajaran Tabel 4.20 Skor minat kelas VII C sesudah pembelajaran Kode Minat Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4
Skor Skor Minat Maksimal 40 50 29 50 42 50 38 50
Skor Minat Skor Maksimal 0.8 0.58 0.84 0.76
Presentase Kategori Minat (%) 80 Tinggi 58 Cukup 84 Sangat Kurang 76 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
32 34 37 40 45 33 29 37 42 38 40 39 34 34 35 35 34 50 35 45 35 44 37 39 32 42 45 40
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
0.64 0.68 0.74 0.8 0.9 0.66 0.58 0.74 0.84 0.76 0.8 0.78 0.68 0.68 0.7 0.7 0.68 1 0.7 0.9 0.7 0.88 0.74 0.78 0.64 0.84 0.9 0.8
64 68 74 80 90 66 58 74 84 76 80 78 68 68 70 70 68 100 70 90 70 88 74 78 64 84 90 80
Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Cukup Cukup Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tabel 4.21 Kriteria minat kelas VII C sesudah pembelajaran Interval Skor 84% - 100% 68% - 83% 52% - 67% 36% - 51% 20% - 35%
b.
Jumlah Siswa 8 20 4 -
Jumlah Siswa (%) 25 62,5 12,5 -
Kriteria Minat Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Analisa data kuesioner minat belajar dengan uji-t untuk kelompok dependen 1) Kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran
Tabel 4.22 Analisis SPSS minat belajar kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
37.4063
32
3.72316
.65817
Sesudah
37.4688
32
3.16212
.55899
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 32
.666
Sig. .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation Pair Sebelum 1
Sesudah
Difference
Std. Error Mean
Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
.0625
2.86173
.50589
-1.09426
.96926
-.124
31
.902
0
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa : -
t = -0,124. p = .902 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
-
Berarti tidak ada perbedaan minat sebelum dan sesudah pembelajaran.
2) Kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran Tabel 4.23 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
37.9063
32
4.16870
.73693
Sesudah
37.8438
32
4.93251
.87195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 32
Sig.
.796
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation Pair Sebelum 1
.0625
Sesudah
0
Difference
Std. Error Mean
2.99395
Lower
.52926
Sig. (2-
Upper
-1.01693
1.14193
t
df
.118
tailed)
31
.907
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa : -
t = -0,118. p = .907 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
-
Berarti tidak ada perbedaan minat sebelum dan sesudah pembelajaran.
3) Kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran Tabel 4.24 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran
Group Statistics Kelas Minat
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
32
37.4063
3.72316
.65817
Eksperimen
32
37.9063
4.16870
.73693
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Mi
Equal variances
.148
nat assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
t
.702
Equal variances
-.506
-.506
not assumed
df
Std.
95% Confidence
Mean
Error
Interval of the
Sig. (2-
Differen
Differen
Difference
tailed)
ce
ce
62 61.22 4
Lower
Upper
.615
-.50000
.98805 -2.47509
1.47509
.615
-.50000
.98805 -2.47559
1.47559
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa : -
t = -0,506. p = .615 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
-
Berarti tidak ada perbedaan minat antara kedua kelas sebelum pembelajaran.
4) Kelas kontrol dan kelas eksperimen sesudah pembelajaran Tabel 4.25 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah pembelajaran
Group Statistics Kelas Minat
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
32
37.4688
3.16212
.55899
Eksperimen
32
37.8438
4.93251
.87195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
Mean Sig. (2F Min Equal variances at
Sig.
6.648
assumed
.012
Equal variances
t -.362
-.362
not assumed
df
tailed)
62 52.79 9
Std.
95% Confidence
Error
Interval of the Difference
Differenc Differenc e
e
Lower
Upper
.719
-.37500
1.03575 -2.44543
1.69543
.719
-.37500
1.03575 -2.45263
1.70263
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa : -
t = -0,362. p = .719 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
-
Berarti tidak ada perbedaan minat antara kedua kelas sesudah pembelajaran.
C.
Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa Pembelajaran menggunakan metode discovery dan metode ceramah aktif dengan pretest dan posstest yang telah diberikan kepada kedua kelas kemudian dilakukan perhitungan. Pada kelas eksperimen, sebelum diberikan treatment dengan metode discovery siswa memiliki rata-rata skoring sebesar 22,88 dan setelah diberikan treatment meningkat menjadi 32,91 dari maksimal skor 80 dapat dilihat pada tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
4.20. Sedangkan pada kelas kontrol, sebelum siswa diberikan treatment dengan metode ceramah aktif memiliki rata-rata skoring sebesar 22,84 dan setelah diberikan treatment meningkat menjadi 47,97 dari maksimal skor 80 dapat dilihat pada tabel 4.18. Namun, jika dibandingkan dengan nilai standar ketuntasan minimum di sekolah yang besarnya 75, maka peningkatan belum memenuhi standar kelulusan. Hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment pada kelas eksperimen mengalami peningkatan berdasarkan perbandingan nilai pretest dan posttest, tetapi jauh lebih lemah pembelajaran beradasarkan metode ceramah aktif pada kelas kontrol. Analisis SPSS menunjukkan pretest kedua kelas tidak mengalami perbedaan untuk awal sebelum dilakukan treatment dan untuk
posttest kedua kelas mangalami
perbedaan setelah dilakukan treatment dapat dilihat pada tabel 4.23 dan 4.25. Faktor yang dapat mempengaruhi siswa saat dilakukan treatment dengan metode discovery salah satunya adalah faktor peneliti, karena peneliti secara langsung dapat mempengaruhi siswa. Peneliti kurang mampu memotivasi siswa dalam belajar, sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran, siswa kurang menaruh perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh peneliti dan materi yang disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari siswa. Selain itu peneliti juga kurang menguasai kelas saat sedang gaduh tidak fokus dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
pembelajaran,
sehingga
suasana
kelas
yang
tidak
menunjang
mengganggu siswa dalam belajar. Perlunya komunikasi dan pendekatan yang lebih baik kepada siswa agar terciptanya suasana belajar yang nyaman. 2. Keaktifan Belajar Siswa Pada penelitian yang dilaksanakan di SMP N 5 Sleman dengan subjek peserta didik berjumlah 32 siswa kelas kontrol dan 32 siswa kelas eksperimen. Keaktifan ini memuat beberapa indicator yaitu partisipasi dalam belajar, keberanian siswa mengungkapkan pendapat, dan siswa bertanggungjawab terhadap tugasnya dapat dilihat pada tabel 3.7 kisikisi angket minat belajar. Hasil pertemuan selama proses pembelajaran berlangsung dengan peneliti, menunjukan bahwa aktivitas siswa belum banyak terlihat, kebanyakan siswa belum aktif mengemukakan pendapatnya. Ini terlihat saat diskusi mengerjakan LKS, kebanyakan siswa hanya diam dan tidak sedikit menjawab LKS sendiri. Aktivitas mendengarkan penjelasan guru sudah baik, namun beberapa siswa terlihat mengobrol dan bermain sendiri bahkan sampai keluar kelas tanpa ijin. Aktivitas mencatat atau merangkum pelajaran masih kurang baik karena peneliti juga tidak membimbing siswa. Keberanian siswa dalam bertanya pada peneliti cukup baik akan tetapi jika menjawab pertanyaan dari peneliti hanya siswa tertentu saja yang menjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Keaktifan siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen diamati dengan menggunakan bantuan lembar observasi keaktifan siswa. Peneliti dibantu oleh rekan peneliti mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil analisis SPSS kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak mengalami perbedaan keaktifan dapat dilihat pada tabel 4.5 analisis SPSS keaktifan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Beberapa kesulitan peneliti saat mengamati keaktifan siswa yaitu jumlah siswa yang begitu banyak membuat peneliti dan rekan peneliti sulit menghafal nama seorang siswa. Banyak siswa bertanya secara bersamaan peneliti dan rekan peneliti sampai melewatkan dalam mencatat keaktifan siswa pada lembar pengamatan. Ada 10 poin yang harus diamati dengan jumlah siswa yang banyak, butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui keaktifan siswa dalam satu kelas. Dalam mengamati keaktifan peneliti tidak memakai dua rekan dan bantuan video sehingga untuk pengamatan keaktifan kurang maksimal. Peneliti tidak menggunakan video karena saat peneliti meminta bantuan rekan untuk merekam kegiatan kelas peneliti tidak memiliki dua kamera untuk merekam. Kurangnya kesiapan peneliti saat akan melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
3. Minat Belajar Siswa Pada penelitian ini, data minat belajar sebelum pembelajaran dan minat belajar setelah pembelajaran diperoleh melalui angket yang diberikan dan diminta untuk diisikan oleh masing-masing siswa. Dari hasil analisis minat sebelum pembelajaran dan minat sesudah pembelajaran untuk kelas kontrol tidak ada perbedaaan, maka minat belajar siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung adalah sama dapat dilihat pada tabel 4.14. Maka pembelajaran dengan metode ceramah tidak meningkatkan minat belajar siswa. Hasil analisis minat sebelum dan sesudah pembelajaran untuk kelas eksperimen tidak ada perbedaan, maka minat belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode discovery tidak mengalami peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.15. Untuk hasil analisis antara kelas kontrol dan kelas ekpserimen sebelum pembelajaran yaitu tidak ada perbedaan, begitu juga dengan minat siswa sesudah pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.16 dan 4.17. Dari hasil analisis terlihat bahwa sebelum dan sesudah pembelajaran kelas eksperimen lebih berminat pada pelajaran fisika dari pada kelas kontrol. Minat belajar fisika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak mengalami peningkatan karena sebelum mengisi angket minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
peneliti bertanya kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen apakah pelajaran IPA khususnya fisika itu menyenangkan bagi siswa, kebanyakan siswa menjawab pelajaran IPA khususnya fisika itu biasa saja. Salah satu penyebabnya tidak meningkatnya minat siswa dalam belajar yaitu peran peneliti yang kurang membangkitkan minat semua siswa terhadap pelajaran fisika dan peneliti kurang merekayasa sistem pembelajaran dengan strategi yang bervariasi. Siswa merasa tertekan saat diberikan tugas oleh peneliti, dimana faktor waktu yang kurang maksimal dalam belajar menjadi tergesa-gesa sehingga tidak adanya timbul rasa senang ketika melakukan diskusi atau percobaan. Peneliti merasa perlu banyak waktu untuk melalui pendekatan dengan siswa dalam proses belajar mengajar.
Metode discovery belum pernah digunakan sebagai metode mengajar di kelas VII SMP N 5 Sleman pada pelajaran IPA. Peneliti ingin mencoba mevariasi metode discovery sebagai metode mengajar yang dapat menarik minat siswa untuk belajar, akan tetapi peneliti gagal dalam mengajar. Pengajaran yang dilakukan oleh peneliti bukanlah metode discovery yang sesungguhnya. Peneliti tidak melakukan semua langkah-langkah pelaksanaan metode discovery sehingga belum dinyatakan sebagai metode discovery.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Kurangnya persiapan peneliti dalam menggunakan metode discovery dan persiapan dalam mengajar. Perlunya waktu dan beberapa kali pengajaran untuk menerapkan metode baru agar siswa mampu menyesuaikan diri. Penggunaan metode discovery dengan melaksanakan langkah-langkah yang benar, siswa dapat mencari solusi dalam permasalahan yang diberikan, siswa dapat mencari informasi yang sesuai dengan masalah yang diberikan melalui penyelidikan yang
dilakukan
siswa
untuk
memperoleh
pengalaman
serta
dapat
menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari. Penerapan metode discovery memberi pengaruh positif tehadap nilai belajar, keaktifan dan minat, kemudian juga memberi pengalaman baru dalam proses belajar. Adapun beberapa tahap yang memberi pengalaman baru tersebut meliputi stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data atau informasi, menganalisis informasi yang mereka dapatkan. Dari beberpa pembahasan yang ada diatas menunjukkan bahwa tidak meningkatnya hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Keaktifan dan minat siswa juga tidak meningkat dari hasil data yang didapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
D.
Keterbatasan Penelitian Kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Rencana awal pelaksanaan pembelajaran Pada awalnya peneliti merencanakan proses pembelajaran masingmasing untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan alokasi waktu yang sudah dibuat sesuai jam pembelajaran seperti biasa, namun pada kenyataannya ada perubahan alokasi waktu. Bertepatan dengan Tes Pendalaman Materi (TPM) untuk kelas IX, alokasi waktu 80 menit diubah menjadi 60 menit.
2.
Pengamatan keaktifan siswa Peneliti mengalami kesulitan dalam melakukam pengamatan keaktifan siswa dikarenakan peneliti belum hafal nama setiap siswa dalam kelas begitu juga dengan rekan peneliti. Walau sudah dibuat tabel tempat duduk sehingga mempermudah pengamatan, tetapi masih sedikit kesulitan dalam mengamati 32 siswa dalam satu kelas. Peneliti membutuhkan 2 observer namun peneliti hanya dibantu satu rekan saja. Peneliti tidak menggunakan alat bantu video karena ada beberapa hal dimana peneliti kurang mempersiapkan dengan baik.
3.
Keterbatasan penguasaan metode Pada penelitian ini, peneliti menggunakan treatment (metode discovery) yang berbeda dengan yang guru gunakan selama pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Peneliti belum dapat trampil menggunakan metode discovery, peneliti menyadari bahwa pembelajaran yang diberikan kurang menarik, sehingga siswa kurang tertantang. Kemudian, siswa tidak terbiasa dengan treatment (metode discovery) yang diberikan peneliti. Saat melakukan eksperimen siswa terkadang bingung dan peneliti harus menjelaskan, sehingga waktu pelajaran tidak digunakan secara maksimal. Oleh karena itu, perlu diberikan latihan treatment terlebih dahulu sebelum mengambil data penelitian, agar siswa terbiasa dengan treatment yang digunakan. 4.
Keterbatasan dalam mengelola kelas Peneliti belum mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga kondisi kelas tidak kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Metode discovery dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mempelajari fisika khususnya pada materi massa jenis di kelas VII SMP Negeri 5 Sleman. Penerapan metode discovery kurang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa jika tidak dipersiapkan secara sungguh-sungguh dengan langkah-langkah yang benar. Hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode ceramah jauh lebih bagus dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode discovery. 2. Metode discovery belum dapat membuat siswa aktif dalam mempelajari fisika khususnya pada materi massa jenis di kelas VII SMP Negeri 5 Sleman. 3. Metode discovery belum dapat meningkatkan minat
siswa dalam
mempelajari fisika khususnya pada materi massa jenis di kelas VII SMP Negeri 5 Sleman.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
B.
Saran Berdasarkan penelitian, peneliti mengemukakan beberapa saran berikut; a. Disarankan bagi guru fisika agar menggunakan metode discovery yang sesungguhnya dengan langkah-langkah yang benar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya, menggunakan metode discovery dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. b. Dalam menilai keaktifan siswa sebaiknya menggunakan media bantu berupa kartu nama yang digunakan oleh subjek penelitian dan media video agar dalam pengamatan keaktifan berjalan dengan lancar. Selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan
peneliti mempersiapkan observer dengan
banyaknya
siswa
yang
diamati
sehingga
pengamatan yang dilakukan lebih optimal dan efektif. c. Pada peneliti selanjutnya, sebaiknya peneliti lebih mempersiapkan metode discovery dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga perlu mempersiapkan rencana pembelajaran yang matang dan persiapan media pembelajaran, sehingga peneliti dapat benar-benar menerapkan metode discovery dengan baik dan diperoleh hasil yang optimal. d. Bagi guru maupun peneliti selanjutnya sebaiknya mampu mengelola kelas dengan baik sebelum menerapkan metode pembelajaran yang baru. Sehingga kondisi kelas menjadi lebih kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Dahar, R.W. 1988.Teori-teori Belajar. Jakarta: LPTK. Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Foster, Bob. 2004. Eksplorasi Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Hasibuan, Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya CV Kanginan, Marthen. 2002. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Kusumatryani, M. Fransiska. 2015. Metode Discovery Untuk Meningkatkan Keaktifan, Minat dan Hasil Belajar Siswa SMP N 2 POCO RANAKA Pada Pokok Bahasan Massa Jenis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Mundilarto. 2012 .Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY Press. Prasodjo, Budi. 2007. IPA 1 TERPADU SMP/MTS KELAS VII. Jakarta: Yudistira. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukabdiyah, Sri. 2007. Kontekstual Sains Fisika SMP Kelas VII. Jakarta: PT Ghalia Indonesia Printing.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suryosubroto.2002. Proses BelajarMengajar di Sekolah.Jakarta: PT RINEKA CIPTA Susanto,Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama. Yamin, Moh. 2014. Teori Dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran
: SMP N 5 Sleman : Fisika : VII (Kelas Eksperimen)/1 (satu) : Massa Jenis
A. Standar Kompetensi 3. Memahami wujud zat dan perubahannya B. Kompetensi Dasar 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Menjelaskan dari hasil penemuan (discovery) bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat. 2. Menghitung massa jenis suatu zat. 3. Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mendefinisikan pengertian massa jenis. 2. Siswa mampu merumuskan persamaan massa jenis. 3. Siswa mampu menggunakan konsep massa jenis dalam penyelesaian soal. 4. Siswa mampu menerapkan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. E. Materi Ajar Terlampir F. Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran : kooperatif learning Metode pembelajaran : discovery (penemuan) G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama: 2 x 40 menit Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan
1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam
10 menit
2. Peneliti memperkenalkan diri, kemudian mengabsen siswa 3. Menyampaikan KD 3.2 yaitu mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari 4. Membagi angket minat siklus 1 5. Membagikan soal pretest Kegiatan Inti
1. Siswa mengisi angket minat siklus 1
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 2. Siswa mengerjakan pretest 3. Siswa diberi pertanyaan: “Apa yang akan terjadi jika minyak goreng dicampur dengan air?” 4. Siswa mengemukakan pendapatnya 5. Siswa dibentuk dalam 8 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 orang Penutup
1. Bersama siswa menyimpulkan materi yang di dapat
10 menit
2. Mengingatkan kembali bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan praktikum sehingga harus mengingat kelompoknya yang sudah dibentuk 3. Memberikan salam penutup
Pertemuan kedua: 2 x 40 menit Tahapan
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam
10 menit
2. Peneliti mengecek kehadiran siswa 3. Peneliti mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan bertanya pada siswa: “Apa yang kita pelajari pada pertemuan kemarin? Apa itu masa jenis? Bagaimana persamaan massa jenis?” 4. Menyampaikan bahan yang akan dipelajari yaitu penerapan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari Kegiatan Inti
1. Beberapa siswa membagikan LKS 1 kepada setiap kelompok 2. Siswa melakukan percobaan berdasarkan LKS 1 tentang massa jenis 3. Siswa mempresentasikan hasil percobannya
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Penutup
1. Bersama siswa menyimpulkan materi yang di dapat
10 menit
2. Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan posttest dan mempresentasikan hasil praktikum 3. Memberikan salam penutup
Pertemuan ketiga: 2 x 40 menit Tahapan
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Peneliti memberi salam pembuka
5 menit
2. Peneliti mengecek kehadiran siswa 3. Peneliti mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan bertanya pada siswa: “Pernahkah kalian melihat benda terapung, melayang dan tenggelam? Mengapa benda bisa terapung, melayang dan tenggelam? Apa saja contohnyacontohnya?” Kegiatan Inti
1. Siswa mengemukakan pendapatnya
70 menit
2. Beberapa siswa membagikan LKS 2 kepada setiap kelompok 3. Siswa melakukan percobaan berdasarkan LKS 2 tentang peristiwa terapung, melayang dan tenggelam 4. Siswa mempresentasikan hasil percobaannya 5. Peneliti membagi soal posttest 6. Siswa mengerjakan soal posttest 7. Peneliti memberi angket minat siklus 2 8. Siswa mengerjakan angket minat siklus 2 Penutup
1. Memberikan salam penutup 2. Berterimakasih
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 H. Sumber/bahan/alat 1. Sumber: Buku Fisika yang relevan LKS 1 : Menentukan Massa Jenis Berbagai Zat LKS 2 : Peristiwa Tenggelam, Melayang, dan Terapung 2. Materi Ajar (terlampir) I. Penilaian 1. Teknik penilaian : tes tertulis (pretest dan posstest) 2. Bentuk instrumen : tes uraian
Sleman, Mengetahui Kepala Sekolah
November 2016
Guru Mata Pelajaran
Aris Susila Pambudi, S. Pd., M. Pd.
Peneliti
Catarina Delisa Sulistya A. P. NIM 11142403
Puji Astuti, S. Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP N 5 Sleman
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VII (Kelas Kontrol)/1 (satu)
Materi Pembelajaran
: Massa Jenis
A. Standar Kompetensi 3. Memahami wujud zat dan perubahannya B. Kompetensi Dasar 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Menjelaskan dari hasil penemuan (discovery) bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat. 2. Menghitung massa jenis suatu zat. 3. Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu mendefinisikan pengertian massa jenis.
2. Siswa mampu merumuskan persamaan massa jenis. 3. Siswa mampu menggunakan konsep massa jenis dalam penyelesaian soal. 4. Siswa mampu menerapkan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. E. Materi Ajar Terlampir F. Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran : pembelajaran langsung Metode pembelajaran : ceramah aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama: 2 x 40 menit Tahapan
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam
10 menit
2. Peneliti memperkenalkan diri, kemudian mengabsen siswa 3. Menyampaikan KD 3.2 yaitu mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari 4. Membagi angket minat siklus 1 5. Membagikan soal pretest Kegiatan Inti
1. Siswa mengisi angket minat siklus 1
60 menit
2. Siswa mengerjakan pretest Penutup
1. Sebelum pelajaran berakhir siswa diberi pertanyaan:
10 menit
“Apa yang akan terjadi jika minyak goreng dicampur dengan air?”. Pernyataan tersebut sebagai refrensi belajar di rumah 2. Memberi pekerjaan rumah 3. Memberikan salam penutup
Pertemuan kedua: 2 x 40 menit Tahapan
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam 2. Peneliti mengecek kehadiran siswa 3. Peneliti mengingatkan kembali pertanyaan yang diberikan kepada siswa yaitu: “Apa yang akan terjadi jika minyak goreng dicampur dengan air?” 4. Kemudian peneliti bertanya pada siswa: “Apa itu masa jenis? Bagaimana persamaan massa jenis?” 5.
Menyampaikan bahan yang akan dipelajari yaitu
7 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 penerapan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari Kegiatan Inti
1. Bersama siswa mengecek dan membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
70 menit
2. Siswa diberi pertanyaan: “Pernahkah kalian melihat benda terapung, melayang dan tenggelam? Mengapa benda bisa terapung, melayang dan tenggelam? Apa saja contohnya-contohnya?” 3. Siswa mengemukakan pendapatnya 4. Peneliti melakukan ceramah aktif mengenai konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari 5. Peneliti memberi soal latihan uji pemahaman dan latihan soal di papan tulis 6. Siswa mengemukakan pendapatnya 7. Peneliti dan siswa bersama-sama membahas soal yang telah dikerjakan siswa di papan tulis dan membuat kesimpulan Penutup
1. Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa pada
3 menit
pertemuan berikutnya akan diadakan posttest 2. Memberikan salam penutup
Pertemuan ketiga: 2 x 40 menit Tahapan
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Peneliti memberi salam pembuka 2. Peneliti mengecek kehadiran siswa 3. Peneliti membagi soal posttest
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Kegiatan Inti
1. Siswa mengerjakan soal posttest
60 menit
2. Peneliti memberi angket minat siklus 2 3. Siswa mengerjakan angket minat siklus 2 Penutup
1. Memberikan salam penutup
10 menit
2. Berterimakasih
H. Sumber/bahan/alat 1. Sumber: Buku Fisika yang relevan 2. Materi Ajar (terlampir) I. Penilaian 1. Teknik penilaian : tes tertulis (pretest dan posstest) 2. Bentuk instrumen : tes uraian
Sleman, Mengetahui Kepala Sekolah
November 2016
Guru Mata Pelajaran
Aris Susila Pambudi, S. Pd., M. Pd.
Puji Astuti, S. Pd.
Peneliti
Catarina Delisa Sulistya A. P. NIM 111424038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Soal Pretest Nama : No. absen : Kelas : Hari/Tanggal : Pertanyaan : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan massa jenis dan tuliskan persamaan massa jenis! 2. Kamu mengambil sepotong kayu, kemudian membagi kayu itu menjadi dua potongan dengan ukuran, volum, dan massa yang berbeda. Apakah massa jenisnya berbeda atau massa jenisnya sama? Jelaskan pilihanmu! 3. Massa sebuah balok alumunium adalah 81 g. Berapa volum balok tersebut (massa jenis alumunium = 2,7 g/cm3)? 4. Massa jenis alumunium 2,7 g/cm3. Jika sepotong alumunium memiliki volume 3 cm3. Berapakah massanya? 5. Volume sebuah balok adalah 4 m3 dan massanya 1200 kg. Hitunglah massa jenis balok tersebut! 6. Sebutkan contoh penerapan konsep massa jenis yang kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari! Jawaban
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Soal Posttest
Nama : No. absen : Kelas : Hari/Tanggal : Pertanyaan : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan massa jenis dan tuliskan persamaan massa jenis! 2. Kamu mengambil sepotong kayu, kemudian membagi kayu itu menjadi dua potongan dengan ukuran, volum, dan massa yang berbeda. Apakah massa jenisnya berbeda atau massa jenisnya sama? Jelaskan pilihanmu! 3. Massa sebuah balok alumunium adalah 81 g. Berapa volum balok tersebut (massa jenis alumunium = 2,7 g/cm3)? 4. Massa jenis alumunium 2,7 g/cm3. Jika sepotong alumunium memiliki volume 3 cm3. Berapakah massanya? 5. Volume sebuah balok adalah 4 m3 dan massanya 1200 kg. Hitunglah massa jenis balok tersebut! 6. Sebutkan contoh penerapan konsep massa jenis yang kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari! Jawaban
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Kunci Jawaban Pretest-Posttest Nama : No. absen : Kelas : Hari/Tanggal : Pertanyaan : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan massa jenis dan tuliskan persamaan massa jenis! 2. Kamu mengambil sepotong kayu, kemudian membagi kayu itu menjadi dua potongan dengan ukuran, volum, dan massa yang berbeda. Apakah massa jenisnya berbeda atau massa jenisnya sama? Jelaskan pilihanmu! 3. Massa sebuah balok alumunium adalah 81 g. Berapa volum balok tersebut (massa jenis alumunium = 2,7 g/cm3)? 4. Massa jenis alumunium 2,7 g/cm3. Jika sepotong alumunium memiliki volume 3 cm3. Berapakah massanya? 5. Volume sebuah balok adalah 4 m3 dan massanya 1200 kg. Hitunglah massa jenis balok tersebut! 6. Sebutkan contoh penerapan konsep massa jenis yang kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari! Jawaban
:
1. Massa jenis merupakan massa per satuan volume benda. 𝑚 Persamaan massa jenis : 𝜌 = 𝑣 Dengan lambang 𝜌 adalah massa jenis (kg/m3), V adalah volume (m3), dan m adalah massa (kg). 2. Massa jenis dari sepotong kayu yang dibagi menjadi dua potongan dengan ukuran, vulome dan massa yang berbeda tersebut massa jenisnya sama karena zatnya sama yaitu kayu. Benda/zat meskipun memiliki bentuk, massa dan volume yang berbeda tetapi massa jenisnya akan selalu sama. 3. Diketahu : m (massa alumunium) = 81 g 𝜌 (massa jenis alumunium) = 2,7 g/cm3 Ditanyakan : V (volume balok alumunium) = ……………. g/ cm3? 𝑚 Penyelesaian : V = 𝜌
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
V=
81 g
2,7𝑔/𝑐𝑚3 V= 30 g/cm3
: 𝜌 (massa jenis alumunium) = 2,7 g/cm3 V (volume sepotong alumunium) = 3 cm3 Ditanyakan : m (massa sepotong alumunium) = ………… g ? Penyelesaian : m = 𝜌 x V m = 2,7 g/cm3 x 3 cm3 m = 8,1 g 5. Diketahui : V (volume balok) = 4 m3 m (massa balok) = 1200 kg Ditanyakan : 𝜌 (massa jenis balok) =………. kg/ m3 ? 𝑚 Penyelesaian : 𝜌 = 𝑣 4. Diketahui
1200 kg 4 𝑚3 𝜌 = 300 kg/m3
𝜌=
6. Contoh penerapan konsep massa jenis yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut : Peristiwa terapung, malayang dan tenggelam. Benda terapung : massa jenis benda < massa jenis air Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran air dan banyak garam akan terapung, karena massa jenis telur lebih kecil daripada massa jenis air. Benda melayang
: massa jenis benda = massa jenis air
Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran air dan sedikit garam akan melayang, karena massa jenis telur sama dengan massa jenis air. Benda tenggelam
: massa jenis benda > massa jenis air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air akan tenggelam, karena massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air.
Ban karet untuk berenang ataupun untuk pertolongan kecelakaan angkutan air. Udara yang dipompakan ke dalam ban tersebut menurunkan massa jenis ban. Orang yang berada di air akan lebih mudah terapung dengan bantuan ban tersebut. Prinsip yang sama diterapkan ke perahu karet dan alat pengapung rambu-rambu laut. Untuk mengangkat benda yang tenggelam di dasar laut. Benda tersebut diikatkan ke balon yang akan dipompa dengan udara. Setelah berisi udara, balon kemudian mampu mengangkat benda tersebut dari dasar air. Prinsip yang sama digunakan dalam balon udara dan prinsip kerja kapal selam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 PEDOMAN PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS EKSPERIMEN Variabel
Indikator Partisipasi
Kriteria Pengamatan Keaktifan Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan Mengemukakan pendapat
Mendengarkan penjelasan dari guru.
Memperhatikan penjelasan dari guru.
Mencatat informasi penting.
Bertanya kepada guru dan teman.
Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
Mengajukan pendapat dan gagasan pada saat diskusi dan presentasi.
Tanggungjawab
Mengerjakan tugas individu.
Mengerjakan tugas secara kelompok.
Melakukan percobaan sesuai perintah.
PEDOMAN PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KONTROL Variabel
Indikator Partisipasi
Kriteria Pengamatan Keaktifan Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan
Mendengarkan penjelasan dari guru.
Memperhatikan penjelasan dari guru.
Mencatat informasi penting.
Mengemukakan
Bertanya kepada guru dan teman.
pendapat
Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
Mampu memberikan pendapat dengan baik dan benar.
Mengerjakan tugas individu.
Menyelesaikan tugas secara tepat waktu.
Mengerjakan tugas sesuai perintah.
Tanggungjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN KELAS VII C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN KELAS VII D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN VII C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN KELAS VII D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 DENAH TEMAPAT DUDUK KELAS VII C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 DENAH TEMPAT DUDUK KELAS VIID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 ANGKET MINAT SISWA SEBELUM TREATMENT DISCOVERY Nama
: __________________________________________
Kelas
: __________________________________________
No. Absen
: ___________________________________________
Petunjuk Pengisian
:
1. Bacalah setiap pertanyaan dalam kaitannya dengan materi massa jenis dengan cermat dan
pilihlah satu dari lima obsen jawaban yang tersedia. 2. Beri tanda silang (X) atau tanda centang (√) yang sesuai dengan pengalamanmu selama belajar materi massa jenis. Isi dengan benar sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang sebenarnya. 3. Bila ingin memperbaiki jawaban, coretlah jawaban sebelumnya dengan dua garis lurus secara horizontal (=).
No
Pertanyaan Sangat Setuju
1. 2.
3.
4. 5.
6. 7. 8. 9. 10.
Saya senang dengan pelajaran fisika menarik dan menyenangkan. Saya bertanya kepada guru jika saya kurang memahami penjelasan guru dan mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Ketika ada tugas pelajaran fisika, saya mengerjakan tugas tepat waktu tanpa menunda. Saya berinisiatif mengerjakan soal-soal fisika tanpa diperintah oleh guru. Saat guru mengajukan pertanyaan dalam pelajaran fisika, saya menjawab pertanyaan dari guru dengan jawaban yang benar. Saya berusaha memahami materi fisika dengan belajar mandiri dirumah. Saya fokus mengikuti pelajaran fisika dari awal sampai akhir pelajaran. Saya maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal yang diberikan guru. Saya senang ketika guru mengajar materi fisika di dalam kelas. Saya mudah memahami materi fisika dengan metode yang digunakan guru.
Jawaban Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 Lembar Kerja Siswa 1 Menentukan Massa Jenis Berbagai Zat Hari/tanggal Kelas Nama Anggota Kelompok 1. 2. 3. 4.
: : :
A. Tujuan 1. Siswa dapat menggunakan timbangan untuk mengukur massa benda dan gelas ukur untuk mengukur volume benda 2. Siswa dapat menentukan massa jenis zat 3. Siswa dapat menunjukkan bahwa massa jenis zat adalah ciri khas suatu zat. B. Alat dan bahan Timbangan Penggaris Air Beker gelas Batu, balok kayu, dan kelereng C. Prosedur percobaan Sebelum melakukan percobaan, baca dengan teliti langkah-langkah percobaan. Percobaan Langkah-langkah percobaan 1. Isilah gelas ukur dengan air Pertama 2. Ukur massa tiap batu 3. Masukan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air 4. Ukur volume tiap batu 5. Masukkan data dalam tabel 6. Bagilah massa dengan volume setiap batu Ke dua
1. 2. 3. 4. 5.
Ukur volume balok kayu dengan penggaris Ukur volume tiap balok kayu Ukur massa tiap balok kayu Masukkan data dalam tabel Bagilah massa dengan volume setiap balok kayu
Ke tiga
1. Isilah gelas beker dengan air 2. Tuangkan sedikit minyak 3. Aduk air dan minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 Lembar Kerja Siswa 1
D. Data hasil percobaan Tabel 1. Percobaan 1 dengan bahan batu Batu ke-
Percobaan ke-
Massa Batu (gr)
Volume air mulamula (cm3)
Volume akhir (cm3)
𝝆 (gr/cm3)
Pertama
I
Kedua Ketiga Pertama
II
Kedua Ketiga
Tabel 2. Percobaan 2 dengan bahan balok kayu Balok Kayu ke-
Percobaan ke-
Pertama
I
Kedua Ketiga Pertama
II
Kedua Ketiga
Massa Balok Kayu (gr)
Volume Balok Kayu(cm3)
𝝆 (gr/cm3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Lembar Kerja Siswa 1
E. Kesimpulan 1. Bagaimana hasil bagi antara massa dan volume tiap batu? ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ 2. Bagaimana hasil bagi antara massa dan volume tiap balok kayu? ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ 3. Apa itu massa jenis? ________________________________________________________ ________________________________________________________ 4. Bagaimana persamaan massa jenis? ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ 5. Benda sejenis meskipun memiliki massa dan volume yang berbeda tetapi massa jenisnya selalu________________________________________________________ 6. Apa yang terjadi kalau minyak dan air dicampur? Mengapa minyak goreng dan air tidak bercampur, meskipun diaduk? ________________________________________________________ ________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Lembar Kerja Siswa 2 Peristiwa Tenggelam, Melayang dan Terapung Hari/tanggal : Kelas : Nama Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4.
A. Tujuan Menjelaskan peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dengan konsep massa jenis B. Alat dan bahan Gelas Telur Garam Air Sendok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Lembar Kerja Siswa 2 C. Prosedur percobaan 1. Isilah gelas dengan air jangan sampai penuh. 2. Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa campuran garam kemudian amati yang terjadi. 3. Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut. 4. Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut. 5. Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang diperlukan 6. Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tabel. D. Hasil percobaan Banyaknya garam (sendok) 0 1
Peristiwa yang terjadi
E. Kesimpulan 1. Apa yang terjadi ketika telur dimasukkan ke dalam air yang belum dicampur dengan garam? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu? ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ 2. Apa yang terjadi ketika telur dalam air dicampur dengan sedikit garam? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu? ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ 3. Apa yang terjadi ketika telur dalam air dicampur dengan banyak garam? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu? ________________________________________________________ ________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143