Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI EKSPORT KERAJINAN BATIK LUKIS DAN KAYU LUKIS DI KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Tutut Dewi Astuti1, Martinus Budiantara2, Asep Rokhyadi Permana Saputra3 1. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, 2. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi 3. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Email:
[email protected];
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK Tujuan kegiatan pengabdian program Ipteks bagi Produk Eksport (IbPE) ini adalah pertama, peningkatan kapabilitas manajemen dan eksport, menambah pengetahuan dan pelatihan manajemen pemasaran hibrid, serta didesiminasi hasil pengabdian kepada khalayak umum sebagai wahana pembelajaran. Program IbPE ini diterapkan pada dua Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yaitu di desa Pandak dan Sendangsari, keduanya berada di Kabupaten Bantul yakni UKM Batik Lukis “Lanting” dan UKM Kayu Lukis “Miftah Art”. Kedua UKM tersebut dipilih dalam Program IbPE karena UKM tersebut telah melakukan eksport, namun eksport tersebut masih melalui agen eksport atau pihak ketiga. Program prioritas yang menjadi kesepakatan adalah pembelian bahan baku sebagai bahan yang over head dalam proses produksi, pembelian mesin karena umur ekonomis yang telah usang, serta manajemen pemasaran hibrid. Metode yang digunakan pada program IbPE tersebut adalah (1). Eksplorasi permasalahan UKM dan menyepakati permasalahannya yang diprioritaskan untuk diselesaikan, (2). Pemilihan IPTEK yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang diprioritaskan, (3). Diskusi dan Pelatihan. Hasil yang dicapai menunjukkan hasil yang menggembirakan dan baik. Telah terjadi peningkatan produksi dari sisi waktu dan jumlah produksi. Dari sisi waktu, terjadi peningkatan 40% sebuah lonjakan yang sangat signifikan, sementara dari sisi jumlah sebesar mencapai 30 %. Hal tersebut disebabkan telah terintegrasi dalam pembelian bahan baku yang berkesenimbungan, peremajaan mesin atau teknologi, serta ujung tombak pemasaran yang lebih baik walau belum eksport. Hal ini membuktikan peningkatan kapabilitas usaha akan meningkatkan kinerja. Kata kunci: Batik Lukis, Kayu Lukis, Manajemen Pemasaran hibrid, Eksport. ABSTRACT Improvement of Production Capacity and Exporto of Batik Painting and Wood Painting In The District Bantul Yogyakarta Province
The objective of the Ipteks bagi Produk Eksport (IbPE) program are, improvement of management capabilities and export, increase knowledge and management training marketing hybrid, dissemination service as a result of learning. IbPE Program applied to two small medium and enterprises (SMEs) that are in Pandak dan Sendangsari Village, both in Bantul district, Batik lukis “Lanting” and Kayu lukis “Miftah Art”. SMEs have in the program IbPE for doing export, but export will be through export agents or third parties. Priority programs into the agreement is the purchase of raw material as the material over head in the process of production, purchase of machinery for the economic life of which has expired, as well as the hybrid marketing management. The method used in the program IbPE are, (1). Exploration of SMEs problems and agree on priority problems to be solved, (2). Selection of the IPTEK in solving problems 21
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
prioritized, (3). discussion and training.The results achieved have shown encouraging results and good. There has been increasing production in terms of time and the amount of production. In terms of time, an increase of 40% a very significant spike, while in terms of numbers of up to 30%. This is because we have built into the purchase of raw materials sustainability, new machine or technology, spearhead better marketing. This means increasing the capability of the business will improve performance (Burgoyne, et al., 2004). Targeted outcomes of this form of IbPE activity are, (1). Increased production results, (2). Increasing the capability of raw materials and production equipment, (3). Training hybrid marketing management capabilities, (4). Articles of national scientific publications. Keywords: Batik Painting, Wood Painting, hybrid Marketing Management, Export.
LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi di kabupaten Bantul mulai nampak tumbuh pesat sebagai akibat dari pertumbuhan sektor industri kecil dan menengah. Beberapa di antaranya sentra itu adalah yang terletak di daerah Pandak dan Sendangsari seperti sentra industri kecil dan menengah (UKM) kain batik, kayu batik, tempurung kelapa, perhiasan pengantin, makanan tradisional, dan dan sebagainya. Diantara sentra kerajinan tersebut, UKM batik lukis dan kayu lukis memiliki pertumbuhan yang cukup baik, serta telah mengarah pada orientasi eksport. UKM yang telah berhasil memasarkan produk kerajinannya antar pulau dan antar negara diantaranya adalah UKM Batik Lukis “Lanting” dan UKM Kayu Batik “Miftah Art”. Pemilihan kedua UKM tersebut dilakukan karena adanya kesamaan proses, alat, dan sebagian bahan baku, termasuk bahan dasarnya, serta informasi pasar eksport. Tentu akan sangat memudahkan dalam memilih dan memilah jika UKM yang akan di treatment memiliki kesamaan seperti tersebut diatas, disamping itu pemilihan kedua UKM tersebut relatif dekat dengan Universitas Mercu Buana Yogyakarta sebagai tempat pengabdi bekerja, sehingga intensitas hasil yang diharapkan relatif lebih mudah direalisasikan. Target Dan Luaran Program IbPE Target dan luaran program ini sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang hendak dicapai dan diselesaikan pada kedua UKM. 1. Target Program Target kegiatan program ini pun terdiri dari tiga bagian yakni: a. Bahan Baku. Adanya kerjasama dengan pihak penyuplai bahan baku. Kerjasama ini diharapkan terjadinya keberlanjutan suplai bahan baku secara berkesinambungan dan terciptanya harga yang relative lebih stabil (tidak berfluktuasi berdasar harga pasar). b. Alat. Penambahan alat produksi untuk meningkatkan kapabilitas proses produksi. Alat yang menjadikan percepatan proses produksi diharapkan mampu mencapai target produksi dari sisi kuantitas dan waktu. Pencapaian ini penting mengingat ketetatapan waktu hasil produksi umumnya ditetapkan oleh pembeli atau konsumen. c. Pelatihan. Meningkatkan keilmuan dan teknologi dalam manajemen pemasaran. Pemasaran yang menjadi jantung usaha, dirasa menjadi makin penting dalam roda ekonomi usaha saat ini yang penuh dengan persaingan. Pelatihan tatacara pemasaran yang baik tentu harusa 22
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
dilakukan. Model hybrid marketing tentu “wajib” dijalankan. Model ini mengkombinasikan antara model pemasaran secara klasik dan model pemasaran secara online. 2. Luaran Program Program ini pun tidak terlepasa dari luaran kegiatan berupa: a. Peningkatan hasil Produksi. seiring dengan pembelian Bahan Baku, alat dan pelatihan manajemen pemasaran hibrid, tercipta hasil produk yang mempu diapresiasi oleh pangsa pasar. b. Artikel publikasi ilmiah nasional yang didesiminasikan pada seminar nasional pengabdian kepada masyarakat. c. Memiliki kemampuan dalam manajemen pemasaran hibrid
MASALAH Permasalahan utama bagi UKM tersebut adalah belum mandirinya eksport bagi mereka ke luar negeri, namun masih mengandalkan agen eksport. Berikut akan diuraikan secara detail analisis situasi kondisi kekinian (exsisting) dari UKM Batik Lanting (UKM I) dan UKM Kayu Batik Miftah (UKM 2).Uraikan tentang permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat, persoalan atau kebutuhan pokok dalam masyarakat dikaitkan dengan target kegiatan yang dilaksanakan. Tabel 1. Kondisi UKM Kondisi Bahan Baku Peralatan Produksi Proses Produk Manajemen Pemasaran Sumber Daya Manusia
Fasilitas
Finansial
•
UKM 1 Kain primmissima pesan dr Jakarta
•
UKM 2 Harga kayu cenderung cepat naik
Umur Ekonomi >= 6 tahun
Umur Ekonomi >= 5 tahun
• Layout belum baik • Jaminan mutu baik Baik berkualitas eksport • Struktur Organisasi belum ada • Pencatatan sederhana • NPWP, laporan blm baik • Merk, belum HKI Eksport melalui pihak 3 • TK 22 • Lulusan SD,SMP • + • Listrik ada • Telepon • Akses jalan baik • • Administrasi belum tertata • Storage belum ada • Showroom sederhana • Jemuran sederhana
• Layout belum baik • Jaminan mutu baik Baik berkualitas eksport
• Modal sendiri • Belum tersentuh perbankan
• Modal sendiri • Kredit bank jika ada eksport
• Pencatatan sebatas nota • NPWP, laporan belum baik • Telah mendaftar HKI tp belum keluar Eksport melalui pihak ke 3 • TK 14 • Lulusan SD,SMP • • • • •
+ Listrik ada Telepon Akses jalan baik • Administrasi belum baik • Storage belum ada • Showroom belum ada
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa ada cukup banyak permasalahan baik di UKM 1 maupun di UKM 2, namun demikian beberapa hal yang perlu dicermati adalah permasalahan dasar yang mempengaruhi laju pertumbuhan pemasaran. Kesepakatan program dalam jangka pendek 23
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
yang menjadi prioritas adalah: pembelian bahan baku sebagai bahan yang over head, pembelian mesin karena umur ekonomis yang telah usang, manajemen pemasaran. Ketiga program tersebut menjadi prioritas dalam program tahun ini.
METODE PELAKSANAAN Adapun metode dalam penyelesaian permasalahan baik UKM 1 dan UKM 2, disajikan dalam selengkapnya di Tabel 2. Tabel 2. Metode pelaksanaan PRIORITAS DAN PEMILIHAN IPTEKS 2016 Bahan Baku
Alat
Pelatihan
UKM 1 Batik Lukis “Lanting”
• Kerjasama Pembelian bahan baku
• Frame, kenceng, Jemuran, Warna.
• Manajemen Pemasaran hibrid
UKM 2 Kayu Lukis “Miftah Art”
• Kerjasama Pembelian bahan baku
• Table saw, mesin planner
• Manajemen Pemasaran hibrid
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai menunjukkan hasil yang menggembirakan dan baik. Pertama pengadaan bahan baku, bahan baku yang berkualitas dengan kuantitas yang banyak ternyata diawal sulit diadakan bahkan dengan harga yang relatif tinggi dan fluktuatif. Kerjasama pembelian bahan baku dengan pihak suplayer akan lebih memudahkan pengadaan dan harga yang relatif stabil. Kedua, alat, pengadaan alat pada UKM 1 berupa frame, kenceng, jemuran, pewarnaan, dan UKM 2 table saw, mesin planner mempercepat proses produksi massal. Ratarata produksi pada 3 bulan pertama setelah pengadaan bahan baku dan alat terjadi peningkatan 30% selengkapnya pada tabel 3. Tabel 3. Realisasi target produksi UKM 1 (meter) UKM 2 (unit) Bulan Produksi Sebelum Sesudah % Sebelum Sesudah Bulan 1 480 525 9,38 1143 1247 Bulan 2 589 22,70 1399 Bulan 3 642 33,75 1503 Bulan 4 694 44,58 1571 Bulan 5 687 43,13 1611 Rata-rata 30,71
% 9,09 22,72 31,50 37,44 40,94 28,25
dari 480 meter menjadi 687 meter pada UKM 1, sementara itu 1143 unit menjadi 1611 unit pada UKM 2. Ketiga, pelatihan manajemen pemasaran hibrid, pelatihan ini meliputi pemasaran konvensional melalui positif word of mouth, leafleat, dan pameran, sementara metode pemasaran lainnya dengan menggunakan metode pemasaran online. Promosi ini bagi UKM memang masih dirasa baru, namun model ini mempermudah membentangkan sayap segmen pasar hingga tak terbatas. Kegiatan tersebut diatas secara terintegrasi menunjang hasil produksi dan pemasaran yang menggembirakan. 24
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Terget yang terpenuhi tersebut tidak terlepas secara eksplisit telah terjadi peningkatan produksi dari sisi waktu dan jumlah produksi. Dari sisi waktu, terjadi peningkatan 40% (ratarata membuat 1 unit kayu batik jika mengguanakan manual 2 menit 20 detik, jika menggunakan alat menjadi 1 menit 14 detik) bagi UKM 2, sebuah lonjakan yang sangat signifikan, sementara dari sisi jumlah sebesar mencapai 30 %. Secara umum membuktikan peningkatan kapabilitas usaha akan meningkatkan kinerja. (Burgoyne, et al., 2004). Hal tersebut disebabkan karena telah terintegrasri dalam pembelian bahan baku yang berkesenimbungan, mesin atau teknologi yang baru, serta ujung tombak pemasaran yang lebih baik walau belum eksport ditahun pertama program ini.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Target program telah terealisasikan dengan baik, dengan terintegrasinya pembelian bahan baku, peremajaan alat produksi dan pelatihan pemasaran hibrid. 2. Terget yang terpenuhi tersebut tidak terlepas dari metodologi kerjasama dengan pihak supplier yang menjamin ketersediaan bahan baku dengan harga yang lebih rendah disbanding harga pasar wajar. 3. Peremajaan alat produksi dilakukan dengan menambah alat produksi dari alat produksi yang telah usang. 4. Pelatihan pemasaran hibrid menjadikan hasil produksi meningkat baik dari sisi waktu maupun jumlah produk. Saran 1. Masih diperlukannya kiat yang lebih keras dalam hubungannya pemecahan permasalahan lain
yang berkenaan dengan fasilitas penyimpanan / gudang, dan showroom untuk display hasil produksi. 2. Seiring dengan peningkatan produksi tidak semata terpenuhinya bahan baku, alat, dan pemasaran, melainkan juga motivasi yang kuat bagi pelaku UKM untuk terus berjuang maju dan mengikuti perkembangan zaman. 3. Konsteks manajemen keuangan juga sangat perlu untuk diterapkan, utamanya dengan kebutuhan pihak ketiga, pajak, kredit, dan pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA Burgoyne, J., Hirsh,W., and Williams,S., (2004), The Development of Management and Leadership Capability and its Contribution to Performance: The evidence, the prospects and the research need, Departemen For Education And Skill, Lancaster University.
25
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah Asep Rokhyadi
Nama Penanya Deny Ratna Y
Asal Institusi UAJY
Aniek P.
UKDW
Isi Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana identifikasi masalah dan perencanaan program disusun terkait dengan kebutuhan peralatan yang besar biayanya dan baru diketahui pada saat pelaksanaan program? Mengatasi perubahan anggaran yang diajukan? Bagaimana mengatas masalah buyer yang menginginkan bahan alam dengan produsen yang lebihmempertimbangkan produksi?
Awal mula proposal sudah disepakati, tetapi ketika di review oleh reviewer disarankan untuk menerapkan sesuai proposal yang sudah diajukan. Kami mengikuti saran dari reviewer, sehingga dana dari perencanaan sebelumnya ada yang dikurangi dan ada yang ditambahkan.
26
Buyer menghendaki yang bahan ramah lingkungan dan proses yang lama. Sedangkan produsen lebih menghendaki produksi konvensional. Sehingga menuruti keingingan keduanya. Dengan mendatangkan teman yang bisa dijadikan agen penjualan tetapi untuk produk berbahan ramah lingkungan. Tetapi kedepannya diharapkan untuk menggunakan bahan yang ramah lingkungan.