PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI TURUNAN FUNGSI MENGGUNAKAN TEKNIK PROBING PROMPTING DI KELAS XI IPA 1 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PALEMBANG Megariati
Abstract: This research is an action research, aims to find out the improvements studied mathematics through the use of learning techniques of probingprompting, to the subject of research is the grade XI IPA 1 SMA Negeri 2 Palembang as many as 41 students, even in the first half year of 2009/2010 study from 17th April – 15th May, 2010, with the material derivative. In the implementation of this research consists of two cycles covering the stages of planning, implementation, observation and reflection. Collecting data to find out the results of the study carried out by giving a test after the learning process on each cycle progresses. While as supporting data to find out students ' activities carried out observation at the time of execution of the instruction. The results of this study showed an increase in the results of learning math, i.e. in cycle 1 average increased 65.9 class at cycle 2 be 78,8. Standard of classical learning with KKM assigned 75%, cycle 1 have not been met, namely only 68,25% However, in cycle 2 to 85,0%. Besides learning activities of students during the learning process also experienced an increase from cycle 1 to cycle 2 it shows that the technique can improve the results prompting probing learning of mathematics. The study recommends that effective techniques for prompting probing is used as an alternative teaching techniques in an attempt to improve the results of learning math students. Keywords: results of students learning, probing prompting technique Abstrak: Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui pembelajaran menggunakan teknik probing-prompting, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 palembang sebanyak 41 orang, pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dari tanggal 17 April s.d 15 mei 2010, dengan materi turunan fungsi. Dalam pelaksanaannya penelitian ini terdiri dari dua siklus yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Pengumpulan data untuk mengetahui hasil belajar dilakukan dengan memberikan tes setelah proses pembelajaran pada setiap siklus berlangsung. Sedangkan sebagai data pendukung untuk mengetahui aktivitas siswa dilakukan observasi pada waktu pelaksanaan pembelajaran.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika, yaitu pada siklus 1 rata-rata kelas 65,9 meningkat pada siklus 2 menjadi 78,8. Ketuntasan belajar klasikal dengan KKM yang ditetapkan 75% , pada siklus 1 belum terpenuhi yaitu hanya 68,25% namun pada siklus 2 menjadi 85,0% . Disamping itu aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran juga mengalami kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 Hal itu menunjukkan bahwa teknik probing prompting Alumni Magister Pendidikan Matematika FKIP Unsri
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada dapat meningkatkan hasil belajar matematika.Penelitian ini merekomendasikan bahwa teknik probing prompting efektif untuk digunakan sebagai salah satu alternatif teknik mengajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kata Kunci : Hasil Belajar siswa, Teknik Probing Prompting
didik untuk mengembangkan kemampuan
Pendahuluan Perubahan dilakukan
kurikulum
oleh
Departemen
pemerintah
Pendidikan
(Depdiknas).
telah
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis
melalui
dan kreatif serta kemampuan bekerja
Nasional
Kurikulum
terbaru
Dalam pembelajaran matematika
dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan
diharapkan siswa benar-benar kreatif.
Pendidikan (KTSP) yang disesuaikan
Sehingga akan berdampak pada ingatan
dengan kondisi dan keadaan sekolah.
siswa yang akan lebih lama bertahan
Selain disesuaikan dengan jenjang dan
tentang apa yang akan dipelajari. Suatu
program
keahliannya.
matematika diterapkan
Setiap
materi
konsep akan mudah dipahami dan diingat
untuk
dapat
oleh siswa jika konsep tersebut disajikan
diaplikasikan
dalam
melalui prosedur dan langkah-langkah
diarahkan atau
kehidupan sehari-hari melalui soal-soal
yang
aplikasi.
keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat
Matematika
tepat,
jelas
dan
menarik
ilmu
pemahaman, penguasaan materi serta
universal yang mendasari perkembangan
prestasi belajar siswa. Semakin tinggi
teknologi modern, mempunyai peran
pemahaman dan penguasaan materi serta
penting dalam berbagai disiplin dan
prestasi belajar maka semakin tinggi pula
memajukan
tingkat keberhasilan pembelajaran.
daya
merupakan
pikir
manusia.
Perkembangan pesat dibidang teknologi
75
sama.
Namun kenyataan
yang terjadi
informasi dan komunikasi dewasa ini
selama ini adalah masih banyak siswa
dilandasi oleh perkembangan matematika
yang menganggap bahwa matematika
dibidang teori bilangan, aljabar, analisis,
tidaklah lebih dari sekedar berhitung dan
teori peluang, logika matematika dan
bermain dengan rumus dan angka-angka.
matematika diskrit. Untuk menguasai dan
Saat ini banyak siswa yang hanya
menciptakan teknologi dimasa depan
menerima
diperlukan penguasaan matematika yang
matematika
kuat
pelajaran
mempertanyakan mengapa dan untuk apa
matematika perlu diberikan pada peserta
matematika harus diajarkan. Tidak jarang
sejak
dini.
Mata
begitu di
saja
pengajaran
sekolah,
tanpa
muncul keluhan bahwa matematika cuma
percaya
bikin pusing siswa dan dianggap sebagai
latihan dan baru akan mengerjakan
momok yang menakutkan bagi siswa.
setelah soal selesai dikerjakan oleh guru
Begitu beratnya gelar yang disandang
atau siswa lain yang berperan aktif.
matematika yang membuat kekhawatiran pada prestasi belajar matematika siswa. Berkaitan
mengerjakan
soal-soal
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka perlu
masalah
dicarikan
pembelajaran
tersebut, pada pembelajaran matematika
sehingga
dapat
meningkatkan
di SMA Negeri 2
pemahaman
konsep
siswa
masalah
dengan
diri
juga ditemukan
rendahnya
hasil
matematika. Hal ini
belajar
didapat peneliti
yang
pembelajaran matematika. berusaha
untuk
tepat,
pada
Guru harus
menyusun
berbagai
dan
selaku guru di SMA Negeri 2 Palembang.
menerapkan
Hasil analisis penulis dari 41 siswa kelas
bervariasi
XI IPA1 yang mencapai ketuntasan
bersemangat dalam belajar matematika.
belajar pada semester 1 tahun pelajaran
Dalam berinteraksi antara siswa dengan
2009/2010 hanya 56 % dengan Kriteria
guru, diharapkan guru dapat menjalankan
Ketuntasan Minimal ( KKM ) 65 pada
peranannya
skla 0 s.d 100.
pendidik.
agar
model
siswa
yang
tertarik
sebagai
pengajar
dan
dan
Selain itu dari hasil pengamatan
Proses pembelajaran khususnya
peneliti selama mengajar di SMA Negeri
pembelajaran matematika akan lebih
2 peran aktif atau partisipasi siswa dalam
efektif dan bermakna apabila siswa
mengikuti pembelajaran masih kurang.
berpartisipasi
Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa
kebermaknaan
proses belajar mengajar matematika yang
mengajar adalah adanya keterlibatan atau
berlangsung di kelas sebenarnya telah
partisipasi siswa dalam proses belajar
melibatkan
mengajar. Partisipasi merupakan suatu
siswa,
misalnya
siswa
aktif.
Salah
dalam
proses
dan mencatat pelajaran yang diberikan.
keterlibatan, atau proses belajar bersama
Tetapi sebagian besar siswa terlihat
saling
jarang
merencanakan dan melakukan tindakan
mengutarakan
pendapatnya
atau
walaupun
guru telah berulang kali meminta agar
memahami,
ikut
belajar
sikap
pertanyaan
serta,
ciri
mendengar guru menerangkan, membaca
mengajukan
berperan
satu
serta,
menganalisis,
(Hartono dalam Tutik Ningsih, 2006).. Pelajaran
matematika
tidak
siswa jika ada hal-hal yang kurang jelas,
segera dikuasai dengan mendengarkan
banyak
dan mencatat saja, masih perlu lagi
siswa
terlihat
malas,
tidak
76
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada partisipasi siswa dalam kegiatan lain seperti
bertanya,mengerjakan
Teknik
probing
adalah
suatu
latihan,
teknik dalam pembelajaran dengan cara
mengerjakan PR, maju ke depan kelas,
mengajukan satu seri pertanyaan untuk
mengadakan diskusi, mengeluarkan ide
membimbing
atau
hal
menggunakan pengetahuan yang telah
mengajukan pertanyaan, tidak ada guru
ada pada dirinya guna memahami gejala
yang tidak pernah tidak bertanya kepada
atau
siswanya
melaksanakan
sehingga terbentuk pengetahuan baru
efektifkah
(Wijaya, 1999). Teknik probing diawali
gagasan.
Khusus
dalam
selama
pembelajaran, pertanyaan
namun guru
keadaan
yang
atau
sedang
siswa
diamati
Dalam
dengan menghadapkan siswa pada situasi
dipandang
baru yang mengandung teka-teki atau
sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
benda-benda nyata. Situasi baru itu
membimbing dan menilai kemampuan
membuat siswa mengalami pertentangan
berpikir
dengan
pembelajaran,
tersebut?.
pembelajar
bertanya
siswa.
Bagi
siswa
sendiri
pengetahuan
yang
kegiatan bertanya merupakan bagian
dimilikinya
penting
peluang kepada siswa untuk mengadakan
dalam
pembelajaran
melaksanakan
menggali
mengkonfirmasikan
apa
informasi, yang
sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian
sehingga
sudah
akomodasi,
memberikan
disinilah
probing
(pembimbingan menggunakan satu seri pertanyaan) mulai diperlukan.
pada aspek yang belum diketahuinya.
Menurut
Djamarah
(2005),
Untuk mengefektifkan pertanyaan
Prompting adalah cara yang dilakukan
guru dalam pembelajaran dapat dipilih
guru untuk menuntun (prompt) siswa
suatu alternatif yaitu penggunaan teknik
memberikan jawaban dengan baik dan
probing
benar atas pertanyaan yang guru ajukan.
yaitu
pertanyaan
berseri
saling
berupa yang
beberapa terprogram,
berhubungan
berkesinambungan
agar
pembelajaran
didefinisikan
sebagai
ini
bertujuan
untuk
merespon
dan
(menanggapi) jawaban siswa apabila
kompetensi
siswa gagal menjawab pertanyaan atau
siswa dapat tercapai. Pengertian probing dalam
Hal
di
kelas
suatu
teknik
jawaban kurang sempurna. Menurut Suherman dkk (2009) Teknik
Probing
Promting
dengan
adalah
membimbing dengan mengajukan satu
pembelajaran
seri pertanyaan pada seorang siswa
menyajikan serangkaian pertanyaan yang
(Dahar, 1996).
sifatnya
menuntun
cara
dan
guru
menggali
sehingga terjadi proses berpikir siswa. 77
Siswa dibimbing menuju konsep atau
Amiati (2010) pembelajaran matematika
teori
dengan
dengan menggunakan teknik probing
menggunakan pengetahuan yang telah
prompting terhadap kecakapan berpikir
ada pada dirinya menjadi pengetahuan
siswa pada materi bangun ruang sisi
baru. Siswa dapat dibimbing dari tingkat
lengkung dapat dikategorikan sangat
berpikir yang rendah ke tingkat yang
baik.
yang
diinginkan
lebih tinggi dengan pertanyaan “apa” dan
Berdasarkan uraian diatas penulis
“kapan” untuk mengungkap pengetahuan
ingin
siswa, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan
prompting
“bagaimana” dan “mengapa”.
matematika pada materi turunan fungsi di
menerapkan
teknik
dalam
probing
pembelajaran
Dalam belajar matematika siswa
kelas XI IPA 1 Sekolah Menengah Atas
harus berpikir, karena itu peserta didik
Negeri 2 Palembang untuk meningkatkan
harus difasilitasi agar mau berpikir.
hasil belajar siswa.
Menurut Jozua Sabandar ada beberapa hal yang dipandang perlu dikuasai dan dilakukan oleh guru agar proses berpikir
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
siswa dapat berlangsung, yaitu guru harus
rancangan penelitian tindakan kelas.
menggunakan teknik prompting, teknik
Rancangan penelitian ini dipilih karena
probing, teknik scafolding dan teknik
tujuan penelitian ini untuk meningkatkan
cognitive conflict.
hasil belajar matematika berdasarkan
Materi turunan merupakan salah
prinsip refleksi terhadap tindakan yang
satu materi yang memiliki cakupan
diberikan sebagai terapi terhadap masalah
aplikasi yang sangat luas baik dalam
yang dihadapi.
matematika itu sendiri, maupun dalam
Penelitian ini dilakukan dengan
cabang-cabang ilmu yang lain seperti
tahapan-tahapan sesuai dengan tahapan
dalam bidang sains, teknologi, ekonomi
Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
dan sebagainya. Sedangkan materi ini
1.perencanaan
merupakan materi yang
2.pelaksanaan tindakan
sulit untuk
dipahami oleh siswa. Hasil penelitian (2009)
3. pengamatan Septianingsih
menyatakan bahwa adanya
peningkatan partisipasi siswa belajar matematika
melalui
teknik
probing
4.refleksi ( Kusnanda,2008). Banyaknya penelitian
tindakan
siklus kelas
dalam ini
tidak
prompting, selain itu hasil penelitian 78
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada dibatasi secara pasti, namun direncanakan
dengan
dilaksanakan dalam dua siklus untuk
berlangsung.
Yaitu
dapat mengambil keputusan. Apabila
pengamatan
yang
pada
menampilkan aspek-aspek dari proses
siklus
kedua
peneliti
belum
memperoleh hasil yang diharapkan, dapat
teknik
probing
promting
berupa
lembar
sudah
rinci
yang harus diamati.
dilanjutkan ke siklus berikutnya sehingga peneliti merasa puas terhadap hasil yang
c. Persiapan penelitian
ditelitinya. Jika peneliti sudah merasa
Tahap persiapan penelitian ini meliputi :
puas, dapat menghentikan penelitiannya. Ada
beberapa tahapan dalam
1. Menetapkan kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian dari kelas XI
metode penelitian tindakan kelas ini :
IPA yang ada di SMA Negeri 2
a. Settng penelitian
palembang.
Lokasi penelitian ditentukan dalam
2.
Melakukan
analisis
kurikulum
rangka untuk mengetahui kondisi
untuk mengetahui kompetensi dasar yang
yang akan diteliti, sehingga dapat
akan disampaikan
ditentukan
subjeknya.
Subjek
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan
penelitian ditentikan terlebih dahulu
Pembelajaran
sehingga peneliti dapat menentukan
teknik probing Promting.
perlakuan kepada
yang
akan
peserta
penelitian ditentukan
dikenakan
didik.
Objek
sesuai tujuan
dari penelitian dengan menilai hasil
dengan
menggunakan
4. Membuat Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 5. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
belajar yang diperoleh setelah dikenai
6. Menyusun kisi-kisi soal tes
perlakuan.
7. Menyusun soal tes
b. Metode pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan tes dan observasi.
data tentang hasil belajar siswa
1.Perencanaan pembelajaran
berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang
dipergunakan untuk
sudah diminta saran dan pendapat dari
mengumpulkan data tentang aktifitas
beberapa pakar dan teman sejawat,
siswa pada waktu proses belajar mengajar
peneliti lakukan perbaikan. Begitu juga
79
Observasi
Siklus I
Perangkat
1. Tes digunakan untuk mendapatkan
2.
d. Rencana Tindakan
dengan
alat
evaluasi
yang
akan
penelitian. Data yang berkenaan dengan
digunakan pada setiap akhir siklus yang
peserta didik dikelompokkan dalam satu
sudah peneliti uji cobakan pada kelas lain
data pendukung penelitian
peneliti analisa dan lakukan perbaikan.. 2. Pelaksanaan tindakan Pada
tahap
Data
pendukung
penelitian
ini
meliputi :
ini
melaksanakan
peneliti
1. Keaktipan
pembelajaran
menggunakan teknik probing prompting
siswa
dalam
proses
belajar mengajar 2. Keaktipan siswa mengerjakan tugas
seperti yang sudah dibuat pada rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Refleksi
3. Pengamatan
Dari data dikaji keberhasilan
Yang perlu diamati adalah: 1) Keaktifan
siswa
pembelajaran,
2)
dalam
mengikuti
Keberanian
dan kegagalannya untuk mencapai tujuan sementara
penelitian
serta
direfleksi
siswa
untuk menentukan tindakan pada siklus
bertanya selama proses pembelajaran
kedua dalam rangka mencapai tujuan
berlangsung,
akhir penelitian.
3)
Keaktifan
siswa
menjawab pertanyaan, 5) Kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal uji kompetensi
Siklus II 1.
4. Refleksi
Perencanaan a. Menyiapkanrencana pembelajaran
Pada akhir siklus dilihat apakah
b. Penyempurnaan LKS
target penelitian sudah tercapai atau belum.
c. Menyiapkan soal 2.
Jika belum tercapai
maka
perlu
Tindakan
Pada
tahap
ini
peneliti
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Refleksi
melaksanakan
inilah yang dijadikan
menggunakan teknik probing prompting
acuan untuk
menentukan langkah- langkah
pembelajaran
pada
seperti yang sudah dibuat pada rencana
siklus 2. Untuk itu perlu melakukan
pelaksanaan pembelajaran yang sudah
analisis
mengalami perbaikan hasil refleksi pada
data
yang
diperoleh
dan
melakukan refleksi a) Analisis Data Dari pengamatan yang didapat dari lembar pengamatan terhadap peserta
siklus I. 3. Pengamatan Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
didik, hasilnya difokuskan kearah tujuan 80
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
untuk menentukan tindakan pada siklus ketiga dalam rangka mencapai tujuan
2. Keberanian siswa bertanya selama
akhir penelitian.
proses pembelajaran berlangsung 3. Keaktifan siswa menjawab pertanyaan 4. Kemampuan siswa dalam menjawab
e. Data Penelitian 1. Data
soal-soal uji kompetensi
dikumpulkan
a. Aktifitas peserta didik dalam
Dari tiap akhir siklus dilihat apakah
pembelajaran
target penelitian sudah tercapai atau
b. Kemampuan peserta didik (hasil
belum. Refleksi inilah yang dijadikan untuk
akan
meliputi hal-hal berikut.
4. Refleksi
acuan
yang
menentukan
belajar)
langkah-
c. Temuan yang diperoleh melalui
langkah dalam siklus 3 bila target belum
catatan lapangan
tercapai dalam siklus 2. Untuk itu perlu melakukan analisis data yang diperoleh dan melakukan refleksi.
d. Hasil refleksi 2.
Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Tes, yang diberikan pada akhir
pertemuan
setelah
a. Analisis Data
menempuh tiap-tiap siklus. Tes
Dari pengamatan melalui lembar
dilakukan
untuk
pengamatan bagi peserta didik, hasilnya
hasil
difokuskan kearah tujuan penelitian. Data
setelah
yang berkenaan dengan peserta didik
pembelajaran
dengan
dikelompokkan
menggunakan teknik
probing
dalam
satu
data
pendukung penelitian tindakan kelas.
belajar
mengetahui
peserta
didik
memperoleh
prompting
Data pendukung penelitian tindakan kelas tersebut meliputi:
b. Observasi,
1. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 2. Keaktifan
peserta
untuk
yang
digunakan
mengukur
indikator-
indikator didik
mengerjakan tugas.
keberhasilan
pembelajaran. Bentuknya berupa lembar pengamatan yang secara
b. Refleksi
rinci menampilkan aspek-aspek
Hasil data dikaji keberhasilannya dan
dan proses yang harus diamati.
kegagalannya untuk mencapai tujuan
Bertindak
sementara
adalah teman sejawat.. Teman
81
penelitian
serta
direfleksi
sebagai
observer
sejawat
mengamati
jalannya
proses pembelajaran dari awal
dengan cara mengkonsultasikannya pada table berikut ini :
sampai akhir.
kegiatan pembelajaran dengan
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktifitas Belajar Siswa Skor (%) Kriteria
teknik probing prompting
90-100
Sangat baik
89-89
Baik
Instrumen Pengumpulan Data
70-79
Cukup
mengenai.
< 70
kurang
c. Dokumen,
3.
berupa
foto-foto
a. Aktifitas Peserta didik dalam pembelajaran
menggunakan
lembar observasi b.
Kemampuan
(Modifikasi Nosoetion,2007)
g. Indikator Keberhasilan
peserta
didik
menjawab soal pada tes siklus.
Keberhasilan
pembelajaran,
mengandung makna belajar
dan
ketuntasan dalam
ketuntasan
dalam
proses
f. Metode Analisis Data
pembelajaran.Kriteria keberhasilan adalah
Data Hasil Belajar
patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi
Data hasil belajar yang diperoleh
belajar yang mengacu pada kompetensi
berdasarkan tes uji kompetensi dalam
dasar
bentuk
ditetapkan yang mencirikan penguasaan
soal
objektif
dengan
menggunakan skala 0s/d 10
kemudian
dan
konsep
standar
atau
kompetensi
ketrampilan
yang
yang
dapat
dianalisis dengan menghitung rata-rata,
diamati dan diukur. Sedangkan indikator
dan ketuntasan belajar kelas.
adalah acuan penilaian untuk menentukan
Data hasil observasi
apakah
Data tentang aktivitas belajar siswa diperoleh
pada
berlangsung lembar
saat
proses
dengan
obeservasi.
belajar
menggunakan
Aktivitas
siswa
diamati selama proses pembelajaran pada saat
siswa
berdiskusi
untuk
dianalisis
hasil
secara
observasi deskriftif
menguasai
didik
telah
kompetensi.
berhasil Untuk
mengumpulkan informasi apakah suatu indikator
telah
tampil
pada
siswa,
dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya. Kriteria
ketuntasan
belajar
setiap
indikator yang telah di-tetapkan dalam
menyelesaikan soal-soal pada LKS. Data
peserta
akan
kualitatif
suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masingmasing indikator lebih besar dari 75%.
82
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Namun sekolah dapat menetapkan kriteria
fungsi dan turunan
fungsi dalam
atau tingkat pencapaian indikator, tetapi
pemecahan masalah”.
Pada standar
dengan pertimbangan-pertimbnagn tertentu
kompetensi ini terdapat enam kompetensi
satuan pendidikan dapat menetapkan kri-
dasar, tetapi yang akan peneliti terapkan
teria ketuntasan minimal dibawah 75 %.
dengan teknik probing prompting ini
Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi
hanya satu kompetensi saja, yaitu :”
sekolah, seperti kemampuan peserta didik
Menggunakan konsep dan aturan turunan
dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana (surya Dharma, 2008)
Berdasarkan
dalam
ketetapan
diatas
rata-rata minimal 65 dan ketuntasan
penelitian dilakukan
ini dengan
tahap cara
yang
Negeri 2 Palembang dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA
sedangkan kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan
Menentukan
turunan
dengan
fungsi
menggunakan
Menjelaskan arti geometri turunan
Menentukan rumus turunan fungsi trigononetri dengan menggunakan sifat limit
Menentukan
turunan
trigonometri
fungsi dengan
menggunakan sifat-sifat turunan
Pendidikan (KTSP). akan
diajarkan
dengan teknik probing prompting adalah dengan
standar
kompetensi “Menggunakan konsep limit 83
turunan
di satu titik.
1 yang berjumlah 41 orang siswa
fungsi
Menentukan sifat-sifat
sifat-sifat turunan
dijadikan tempat penelitian adalah SMA
yang
fungsi
aljabar
pada sekolah tempat dilaksanakannya sekolah
turunan
fungsi
menganalisis kurikulum yang digunakan
Adapun
Menentukan aljabar
A. Deskripsi Persiapan penelitian
turunan
Menentukan turunan suatu fungsi di satu titiktertentu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Materi
Menghitung limit fungsi yang mengarah ke konsep turunan
klasikal 75%.
penelitian.
fungsi“.
dari 1 kompetensi dasar tersebut adalah
ini adalah : Hasil belajar siswa mencapai
persiapan
turunan
Sedangkan indikator yang ingin dicapai
indikator keberhasilan dalam penelitian
Pada
perhitungan
Untuk
mencapai
indikator-
indikator tersebut diperlukan bahan ajar yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu berupa Lembar
Kerja Siswa. Untuk setiap pelaksanaan
siswa untuk menemukan konsep turunan
pembelajaran
fungsi.
peneliti
menyiapkan
seperangkat LKS yang berisi pertanyaan
Pada pertemuan pertama siklus 1
yang bersifat menuntun dan menggali.
ada dua indikator yang akan dicapai
Disamping itu peneliti juga menyiapkan
dalam pembelajaran yaitu menghitung
Rencana
Pembelajaran
limit fungsi yang mengarah ke konsep
menentukan
turunan dan menentukan turunan suatu
beserta
Pelaksanaan soal-soal
untuk
keberhasilan pada setiap siklus.
fungsi pada suatu titik tertentu. Pada pertemuan kedua indikator yang akan
B. Deskripsi Hasil Penelitian
dicapai
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. masing
Pada setiap siklus masingkelompok
diberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) sebagai panduan dalam
melaksanakan
adalah
menentukan
turunan
fungsi aljabar dan Pada pertemuan ketiga indikator yang akan dicapai adalah menentukan
turunan
fungsi
aljabar
dengan menggunakan sifat-sifat turunan.
pembelajaran
Sebagai panduan siswa dalam
dengan teknik probing prompting.
mengikuti pembelajaran menggunakan
1. Siklus Pertama
teknik
probing
prompting,
peneliti
Siklus 1 dilaksanakan dalam 4
membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
kali pertemuan yaitu tanggal 19 sampai
yang berisikan pertanyaan yang bersifat
26 april 2010. Pertemuan pertama sampai
menuntun dan menggali sehingga siswa
ketiga digunakan untuk melaksanakan
menemukan konsep turunan. Ada tiga
pembelajaran
lembar kerja siswa yang akan digunakan
dengan
menggunakan
teknik probing prompting. Sedangkan
dalam siklus 1 ini.
pada pertemuan keempat dilakukan tes 1.
Disamping itu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP)
a. Tahap Perencanaan Dalam
pembelajaran
Pembelajaran
yang akan menggambarkan
kegiatan
dalam
melaksanakan
menggunakan teknik probing prompting,
pembelajaran
kelas dibagi dalam 8 kelompok yang
probing prompting. Secara keseluruhan
masing-masing
kelompok
dalam setiap pertemuan, langkah-langkah
Lembar
Siswa
berisikan
Kerja
pertanyaan
diberikan
(LKS) yang
yang bersifat
menuntun dan menggali pengetahuan
menggunakan
teknik
pembelajarannya hampir sama, yang berbeda hanya materi pembelajarannya. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui dua cara yaitu pada 84
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada waktu proses pembelajaran berlangsung
turunan dengan menggunakan limit, dan
dan setelah proses pembelajaran . Pada
dilanjutkan dengan memberi motivasi
saat proses pembelajaran berlangsung,
kepada siswa bahwa ada cara lain untuk
pengumpulan data dilakukan dengan
menentukan turunan dari suatu fungsi
menggunakan
yaitu dengan menggunakan rumus.
lembar observasi dan
peneliti dibantu oleh 2 observer yang
Seperti
pada
kegiatan
inti
pada
kegiatan
inti
akan mengamati keaktifan siswa dalam
pertemuan
1,
pembelajaran. Sedangkan setelah proses
pertemuan
kedua
pembelajaran,
kesempatan
pengumpulan
data
dilakukan dengan memberikan soal tes. Pada tes 1 ada 10 soal yang berbentuk pilihan ganda.
guru
kepada
memberikan siswa
untuk
melakukan diskusi kelompok. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan
ketiga
sama
dengan
pertemuan pertama dan kedua, namun b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Sesuai pertama
rencana,
pembelajaran
pertemuan menggunakan
dengan indikator yang berbeda dan pertanyaan yang diberikan pada LKS juga berbeda.
teknik probing prompting dilaksanakan
Pada pertemuan keempat yaitu
pada tanggal 19 April 2010. Sebelum
tanggal 26 April 2010 dilaksanakan tes 1
pembelajaran
guru
untuk mengetahui hasil belajar siswa
mengkondisikan kelas dengan menyuruh
pada siklus 1. Tabel berikut ini adalah
siswa bergabung dalam kelompok yang
hasil belajar siswa setelah mengikuti
sudah ditentukan.
siklus 1
dimulai
Kegiatan pembelajaran diawali
Tabel 4.2
dengan memberi soal tentang limit fungsi
Hasil belajar siklus 1
sebagai apersepsi . Kemudian sebagai motivasi guru menyampaikan indikator yang akan dicapai pada pertemuan pertama.Kegiatan inti dimulai dengan memberi satu persoalan atau masalah berupa
pertanyaan-
pertanyaan
yang
terdapat dalam LKS 1. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dimulai dengan guru memberikan pertanyaan tentang rumus 85
Hasil belajar
Rata-rata
Ketuntasan
65,9
68,29 %
Pada tabel diatas,terlihat dari 41 siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
80,5%
kegiatan
siswa
sudah
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 48,8% siswa yang memberikan alasan
dari
diberikannya, memberikan
Gambar 4.8 Kegiatan siswa mengikuti tes 1
komentar
siswa atas
yang jawaban
kepada guru. Pada
Observasi dilakukan saat proses
probing
29,3%
yang
temannya dan 9,8% siswa yang bertanya
c. Hasil Obsevasi
pembelajaran
pertanyaan
menggunakan
prompting
teknik
berlangsung.
Observasi dilakukan oleh 2
orang
observer yang mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil
terlihat siswa belum aktif. Hal ini terlihat
pelaksanaan
pembelajaran pertemuan pertama, terlihat siswa kurang menguasi materi prasyarat. Hal ini terlihat ketika siswa tidak dapat menyelesaikan soal no 4b pada LKS yang dipakai pada pertemuan pertama. Disamping
pengamatan pada siklus 1 pada kegiatan inti yaitu melakukan diskusi kelompok
waktu
itu
hasil
tes
1
menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap
materi pembelajaran
masih
kurang. Hal ini terlihat dari hasil tes1
pada tabel berikut ini Tabel 4.3 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 1 Akti-
Skor
Skor
Persen-
Kete-
vitas
Perole-
Ideal
tase
rangan
diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 65,9, dari 41 siswa ada 11 siswa yang belum tuntas dan 30 siswa yang sudah tuntas. Ketuntasan hasil belajar klasikal yang dicapai siswa pada siklus 1 adalah 68,29
han I
132
164
80,5
Baik
II
60
123
48,8
Kurang
III
24
82
29,3
Kurang
IV
4
41
9,8
Kurang
%.
.
Gambar 4.9 Kegiatan Observasi 86
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada
d. Hasil Refleksi siklus 1 Kelemahan-kelemahan
berupa
pelaksanaan pembelajaran siklus 1 Siswa
kurang
Memberikan
pekerjaan soal-soal
berhubungan
menguasai
pengetahuan prasyarat yaitu limit
rumah yang
dengan
materi
prasyarat pada siklus 2
fungsi dalam pembelajaran
Menyuruh siswa untuk memberi komentar
Beberapa siswa kurang mengerti
atas
jawaban
diberikannya
dan
yang
memberi
dengan jawaban yang diberikannya.
kesempatan kepada siswa untuk
Hal ini terlihat masih banyak siswa
memberi komentar atas jawaban
yang
temannya
tidak
komentar
dapat dari
memberikan
jawaban
yang
diberikannya. Siswa
Pertanyaan-pertanyaan pada LKS diperbaiki lagi
belum
berani
memberi
komentar atas jawaban temannya Pertanyaan-pertanyaan
pada
Memberikan waktu yang lebih banyak
LKS
kepada
siswa
untuk
mengerjakan soal- soal latihan.
masih belum dimengerti oleh siswa, sehingga pada pembelajaran
waktu pelaksanaan guru
masih
menjelaskan maksud
harus
Siklus 2 dilaksanakan dalam 4
dari
kali pertemuan yaitu tanggal 28 April
pertanyaan- pertanyaan tersebut Kurangnya
waktu
untuk
2. Siklus kedua
sampai tanggal 5 Mei 2010. Pada pertemuan kelima, enam dan
siswa
latihan mengerjakan soal-soal latihan
tujuh
dilaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan teknik probing prompting
ketuntasan hasil belajar klasikal sebelum
dan pada pertemuan ke delapan diadakan
diadakan tindakan yaitu sebesar 56 %,
tes 2.
hasil tes 1 sudah ini sudah menunjukkan
a. Tahap perencanaan
Jika
dibandingkan
belum
Indikator yang akan dicapai pada
mencapai target ketuntasan hasil belajar
siklus 2 ini adalah menjelaskan arti
minimal
geometri
perbaikan.
Namun
yaitu
75
hasil
%.
ini
Untuk
itu
turunan
satu
titik.,
turunan
fungsi
pembelajaran dengan teknik probing
menentukan
prompting ini dilanjutkan pada siklus 2
trigononetri dengan menggunakan sifat
dengan beberapa perbaikan berdasarkan
limit dan menentukan turunan fungsi
kelemahan siklus 1 yaitu :
trigonometri dengan menggunakan sifat-
87
rumus
di
sifat turunan. Seperti hal nya pada siklus
b. Tahap Pelaksanaan
1, pada siklus 2 ini sebagai panduan untuk
mencapai
indikator
tersebut
Pelaksanaan
siklus
2
pada
dasarnya sama dengan siklus 1, tetapi
masing-masing kelompok diberi Lembar
peneliti
Kerja
berisi
beberapa kekurangan pada siklus 1.Pada
pertanyaan yang bersifat menuntun dan
pertemuan kelima sebagai apersepsi guru
menggali agar siswa sampai pada konsep
memberikan beberapa pertanyaan
turunan fungsi.
berhubungan dengan materi
Siswa
(LKS)
yang
melakukan
perbaikan
pada
yang
prasyarat
Berdasarkan hasil refleksi pada
yaitu menentukan persamaan garis lurus,
siklus 1, salah satu kelemahan yang
serta memberikan kesempatan kepada
didapat
siswa
adalah
siswa
masih
sulit
untuk
menanyakan
soal-soal
mengartikan maksud dari pertanyaan
pekerjaan rumah yang belum dapat
yang ada pada LKS. Disamping itu saran
dijawab.
dan pendapat dari pakar dan coba didapat ada
hasil uji
beberapa pertanyaan yang
pada LKS sulit dimengerti siswa.
Sebagai
motivasi
guru
mengingatkan siswa untuk lebih aktif dalam
pelaksanaan pembelajaran
dan
Oleh karena itu sebelum pelaksaan
mengingatkan beberapa siswa yang pada
pembelajaran
maka
siklus 1 terlihat tidak aktif baik pada
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
waktu diskusi kelompok maupun pada
LKS peneliti diperbaiki .
waktu mempresentasikan hasil diskusi
pada
Kelemahan
siklus
yang
2,
lain
yang
kelompok agar pada siklus 2 ini lebih
didapat pada siklus 1 adalah siswa masih
aktif
kesulitan dengan materi prasyarat. Oleh
berdiskusi, melakukan dan mengalami
karena
itu
pembelajaran
lagi.
Karena
belajar
dengan
sebelum
pelaksanaan
sendiri penemuan konsep matematika,
guru
memberikan
maka
pekerjaan rumah kepada siswa dengan
konsep
tersebut
akan
lebih
dipahami dan mengendap lebih lama.
memberi soal yang berhubungan dengan
Pada waktu kegiatan inti yaitu
materi prasyarat yang harus dikuasai oleh
melakukan diskusi kelompok siswa sudah
siswa. Dan dalam membuat Rencana
mulai
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) alokasi
mempresentasikan
waktu untuk kegiatan pendahuluan lebih
siswa sudah berani dan terlihat antusias
diperhitungkan lagi.
untuk menjawabnya. Siswa sudah dapat
aktif
dan hasil
pada
waktu
kelompoknya
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS walaupun guru masih terus 88
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada membimbing siswa dengan memberikan pertanyaan penuntun.
Pada tabel diatas terlihat
92,7%
siswa sudah menjawab pertanyaan yang
Untuk mengetahui keberhasikan
diberikan oleh guru, 90,2% siswa dapat
pembelajaran pada siklus 2 ini, pada
memberikan alasan dari jawaban yang
tanggal 5 Mei 2010 diadakan tes 2. Tabel
diberkan guru, 73,2% siswa sudah berani
berikut adalah hasil belajar pada siklus 2.
memberikan komentar atas jawaban dari
Tabel 4.4 Hasil belajar siklus 2 Rata-rata Ketuntasan Hasil 78,8 85,0 % belajar
temannya dan 78,0% siswa mau bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum mereka pahami Ada beberapa kelemahan yang terdapat pada siklus 2, diatara nya kurang
c. Hasil Obsevasi
nya waktu yang sudah peneliti alokasikan
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran menggunakan teknik probing prompting berlangsung . Dari hasil pengamatan pada siklus 2 ini, pada
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehungga siswa tidak dapat mengerjakan
semua soal-soal latihan
yang ada pada LKS.
waktu kegiatan inti yaitu melakukan diskusi kelompok terlihat siswa sudah aktif dan pada waktu mempresentasikan
d. Hasil Refleksi siklus 2 Hasil tes 2 diperoleh nilai rata-
hasil kelompoknya siswa sudah berani
rata kelas adalah 78,8. Dari 41 siswa ada
dan terlihat antusias untuk menjawabnya.
5 siswa yang belum tuntas dan 36 siswa
Tabel 4.5 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 2
yang sudah tuntas. Ketuntasan hasil belajar klasikal yang dicapai siswa pada siklus 1 adalah 85.0 %.
Akti-
Skor
Skor
Persen-
Kete-
vitas
Perolehan
Ideal
tase
rangan
I
152
164
92,7
Sangat Baik
II
111
123
90,2
Sangat Baik
III
60
82
73,2
Hasil belajar pada siklus 2 ini sudah mencapai target ketuntasan hasil belajar minimal yaitu 75 %. Untuk itu pembelajaran dengan teknik probing prompting ini diakhiri pada siklus 2.
Cukup
3. Pembahasan Hasil Penelitian IV
32
41
78,0
Cukup
Secara umum penggunaan teknik probing prompting dalam pembelajaran matematika pada materi turunan fungsi
89
sangat dapat meningkatkan hasil belajar
yang menyimpang dari yang diinginkan
siswa .
oleh
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pada
menyusun pertanyaan baru yang lain
setiap siklus berikut ini :
untuk menyesuaikan dengan jawaban
Tabel 4.6
siswa tersebut, agar siswa benar-benar
Tabel Pengolahan Hasil Belajar
guru
dapat
sehingga
membangun
guru
terpaksa
pengetahuannya
sendiri. Dan untuk menyusun pertanyaan Siklus I
Hasil
Siklus II
yang baru itu tidak mudah dilakukan
Rata-
Ketun-
Rata-
Ketun-
secara cepat.
rata
tasan
rata
tasan
Kelebihan teknik probing diantaranya
78,8
85,0%
adalah :
65,9
68,29
1.
Belajar
Guru
tidak
perlu
memberikan
penjelasan atau menjawab pertanyaan, terlihat
melainkan cukup membuat pertanyaan
ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1
menyangkut materi yang akan diajarkan
belum mencapai batas minimal yaitu 75
untuk kemudian mengajukan serangkaian
% , sehingga perlu dilakukan tindakan
pertanyaan tersebut kepada siswa
Dari
tabel
diatas
pada siklus 2. Namun pada siklus 2 ketuntasan
belajar
klasikal
sudah
2. Siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan
komunikasi
melalui
memenuhi syarat ketuntasan minimal.
komunikasi langsung dengan guru dalam
Disamping itu terjadi kenaikan rata-rata
membangun pengetahuan baru.
kelas dari siklus 1 ke 2 sebesar 12,9 dalam
skala
10
dan
peningkatan
3. Perhatian siswa terhadap bahan yang sedang dipelajarinya cenderung lebih
ketuntasan belajar secara klasikal sebesar
terjaga
18,71%.
mempersiapkan jawaban takut ditunjuk
Walaupun demikian, dari hasil
karena
siswa
selalu
oleh guru.
penganalisaan
4. Jumlah siswa yang terlibat dalam
penggunaan teknik probing prompting
pembelajaran dapat lebih ditingkatkan
memiliki kelemahan dan kelebihan.
dengan cara mendistribusikan pertanyaan
pengamatan
dan
Kelemahan teknik probing prompting
5. Siswa diberi kepercayaan untuk
adalah sebagai berikut : 1. Sulit merencanakan waktu
secara merata ke seluruh siswa.
secara
membangun sendiri pengetahuannya dan
tepat untuk setiap jenis kegiatan, karena
diarahkan
untuk
belajar
kadang-kadang adanya jawaban siswa
sehingga diharapkan apabila
mandiri, mereka 90
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada berhasil melakukannya mereka menjadi
pada
lebih
pengetahuan baru.
puas.
Pengetahuan
yang
diperolehnya diharapkan dapat melekat
2.
dirinya
untuk
membentuk
Jawaban siswa terhadap pertanyaan
lebih lama dan diharapkan pula mereka
guru, baik yang berupa jawaban
dapat
verbal, jawaban non verbal, maupun
lebih
bersemangat
untuk
melakukan hal sama pada situasi lain.
jawaban tertulis pada LKS-LKS pada mumnya tergolong baik, walaupun
KESIMPULAN DAN SARAN
belum sepenuhnya, seperti masih
1. Kesimpulan
adanya siswa yang diam dan adanya jawaban serempak, suasana yang
Berdasarkan pada uraian pada bab-bab
sebelumnya,
maka
masih terasa tegang, akibat belum
dapat
terbiasanya siswa dengan teknik
disimpulkan sebagai berikut : 1.
Dari
hasil
pengamatan
pembelajaran turunan fungsi dengan menggunakan prompting
teknik
secara
probing prompting.
pada 3.
pertanyaan
merata,
dapat
dan
tampak
terkonsentrasi
upaya meningkatkan hasil belajar
tertentu, terutama untuk pertanyaan
matematika siswa dalam membangun
tingkat
pengetahuannya
namun
distribusi
masih belum sempurna. Hal ini
sebagian
dikarenakan
persiapan
adanya jawaban serempak, sehingga
guru, belum terbiasanya siswa dalam
guru tidak sempat lagi menunjuk
mengikuti teknik probing prompting,
salah satu siswa. Namun demikian,
dan masih adanya kelemahan guru
teknik
dalam
pertanyaan,
digunakan untuk menjaga aktivitas
terutama pertanyaan yang bnar-benar
mental siswa selama pembelajaran,
berkaitan langsung dengan respon
sehingga siswa tetap berkonsentrasi
siswa,
sendiri,
kurangnya
menyusun
siswa-siswa
Kurang
pertanyaan besar
probing
baiknya tersebut
disebabkan
prompting
oleh
dapat
pada
prinsipnya
selama masa pembelajaran sehingga
prompting
adalah
aktivitas komunikasi matematik yang
siswa
dalam
terjadi cukup tinggi.
karena
membimbing
tinggi.
pada
masih
dikatakan sudah cukup efektif dalam
probing
memanfaatkan pengetahuan yang ada
4.
Dari keseluruhan hasil penelitian dapat penggunaan
91
guru
berdasarkan siswa ditunjuk belum
probing
umum
Distribusi
disimpulkan
bahwa
teknik
probing
prompting
dalam
pembelajaran
cukup baik untuk meningkatkan hasil
motivasi untuk berprestasi baik pada guru maupun siswa.
belajar matematika, sehingga teknik probing prompting tersebut efektif
2. Saran
untuk digunakan sebagai salah satu
Seandainya semua guru mampu
alternatif teknik mengajar dalam
dan mau mengembangkan kreativitasnya
upaya meningkatkan hasil belajar
dalam
matematika siswa.
memvariasikan
5. Penggunaan teknik probing oleh guru dalam
pembelajaran
matematika
pembelajaran,
khususnya
kemasan
skenario
pembelajarannya dengan memilih metode termasuk didalamnya teknik-teknik yang
sangat memungkinkan, bahkan dalam
sesuai
pembelajaran mata pelajaran yang
maupun
lain. Hal ini mengingat bahwa semua
kompetensinya,
guru tentunya telah menguasai jenis-
proses pembelajaran akan efektif. Dengan
jenis
ketrampilan
demikian besar harapan bahwa proses
bertanya yang meliputi penggunaaan
pembelajaran sebagaimana yang tertera
pertanyaan/ teknik bertanya, tujuan
dalam standar proses ( Permendiknas R.I.
bertanya
menanggapi
No.41 Tahun 2007, Tentang Strandar
jawaban siswa. Disinilah ruang gerak
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar
guru
Dan
pertanyaan,
maupun
dalam
mengembangkan
dengan
materi
indikator
pembelajaran pencapaian
kemungkinan
Menengah),
khususnya
besar
pada
kreativitasnya, untuk memvariasikan
kegiatan inti dapat dicapai. Adapun
metode
Dengan
kegiatan inti yang dimaksud adalah:
memvariasikan metode pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan
diharapkan berbagai gaya belajar
proses pembelajaran untuk mencapai
siswa
KD yang dilakukan secara interaktif,
pembelajaran.
dapat
pembelajaran
terlayani, dapat
suasana
tampil
beda
inspiratif, menyenangkan, menantang,
sehingga siswa dapat belajar dalam
memotivasi
keadaan yang santai yang tentunya
berpartisipasi aktif, serta memberikan
dapat
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativi-
meningkatkan
efektivitas
peserta
didik
untuk
pembelajarannya.Peningkatan
tas, dan kemandirian sesuai dengan
efektifitas
bakat, minat dan perkembangan fisik serta
pembelajaran
memunculkan
peningkatan
belajar
dapat
yang
hasil
psikologis peserta didik. Kegiatan inti
memberikan
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan 92
Megariati, Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.1997.Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Echols dan Shadily. 1996. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Daryanto.2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta:AV Publisher Departemen Pendididikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasisi Kompetensi.Jakarta: Diknas .............. 2008. Panduan Analisis Butir Soal, Jakarta : Depdiknas Amiati, Lara, 2010. Penerapan Teknik Probing Prompting Terhadap Kecakapan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran MatematikanDi Kelas IX smp Negeri 10 Palembang. Skripsi Palembang: Universitas Sriwijaya . Djamarah, SB. 2005. Guru dan anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikokogis. Jakarta: PT. Renika Cipta Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Hamzah. 2000. Pembelajaran Matematika I. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoyo, Herman .1988. Mengajar Belajar Matematika, Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta Jacob, C .2002. Matematika sebagai Komunikasi. Jurnal Matematika atau Pembelajarannya. (8), 378-382 93
Kusnandar .2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada Marno, Idris M .2008. Strategi Dan Metode Pengajaran. Jogjakarta:ArRuzz Media Nasution, S. (1986). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Jemmars. Natawidjaya, Rochman .1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Institut Keguruan Dan Pendidikan, Depdikbud. Puspita, Nita .2009. Efektifitas Belajar Mengajar Matematika dengan Teknik Probing http://www.jurnalkopertis4.org. Didownload pada tanggal 8 Agustus 2009 Roestiyah, N.K.1989. Didaktik Metodik. Bandung: Jemaars. Sabandar,Jozua.2009. Thinking Clssroom Dalam Pembelajaran Matemática Di Sekolah. http://www.Math.Sps.spi,edu.Didow nload pada tanggal 2 Oktober 2009 Septianingsih, Isnaini .2009. Upaya Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Teknik Probing Prompting. Skripsi, FKIP Muhammadiyah Surakarta: Tidak diterbitkan Siroj, A Rusdy .2006. Teori-Teori Belajar Mengajar matemátika. Materi Pelatihan Guru: Tidak diperdagangkan Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: RinekaCipta
Staton, Thomas. F. (Terjemahan). (1978). Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik, Metode-metode Mengajar Moderen dalam Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Diponogoro. Sudjana, Nana. 2001. Model-Model Mengajar CBSA. Bandung : Sinar Baru Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : ICA – Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ). Suparno, Paul. (1996).Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta:Kanisius Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Surakarta). Surakarta: FKIP UMS (Skripsi tidak diterbitkan). Usman, Moh. Uzer.2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Utari. 2003. Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah Disajikan pada Pelatihan Guru Matematika di STKIP Siliwangi Ciamis. Bandung : Tidak diterbitkan Wijaya, Maman. 1999. Pendidikan Teknik Probing dan Pembelajaran Benda Tegar. Tesis UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Ningsih, Tutik. 2006. Upaya Peningkatan Partisipasi Siswa Melalui Pendekatan Peer Teaching (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Zulkardi, M.I Komp., M.Sc dan Dr. Yusuf Hartono sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan tesis ini.
94