Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN 2338 3240
Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah Sitti Mutmainnah, Muhammad Ali, dan Nurasyah Dewi Napitupulu *email:
[email protected] Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah Abstrak - Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa
kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah. Masalah yang diteliti adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Fisika. Alternatif pemecahan masalah adalah menerapkan teknik pembelajaran probing - prompting. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah, dengan jumlah siswa 24 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan materi pokok getaran dan gelombang, masing-masing siklus meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi (iv) refleksi. Penerapan teknik pembelajaran probing - prompting dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VIIIA. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh nilai rata - rata ketuntasan belajar klasikal sebesar 62,50% dan nilai rata - rata daya serap klasikal 66,75% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang dan yang belum tuntas sebanyak 9 orang. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata ketuntasan belajar klasikal sebesar 87,50% dan nilai rata - rata daya serap klasikal 81,83% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dan yang belum tuntas sebanyak 3 orang, yang artinya sudah melebihi standar ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan yaitu diatas 80%. Peningkatan daya serap klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 15,08% dan ketuntasan belajar klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 25%. Untuk hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II meningkat dari kategori baik dengan persentase 88,75% menjadi kategori sangat baik dengan persentase 96,25%. Kata Kunci:, Teknik Pembelajaran Probing – Prompting, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN
fisika tidak cukup hanya dengan menghafal atau
Proses belajar mengajar akan berhasil bila
mengingat saja, diperlukan pemahaman pada
hasilnya mampu membawa perubahan. Dalam
setiap materi yang diajarkan karena materi fisika
proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar
merupakan
dan
saling berhubungan. Pembelajaran fisika yang
siswa
adanya
sebagai
profil
pengetahuan,
subyek
kualifikasi kemampuan,
belajar,
dituntut
tertentu
dalam
nilai
sikap,
serta
hanya
sekumpulan
memberikan
pengetahuan
konsep-konsep
sekumpulan
kepada
siswa
pemahamannya
dengan efektif dan efisien.
mengembangkan kebebasan intelektual. Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
mengakibatkan
sifat-sifat pribadi, agar proses itu berlangsung
Materi Fisika merupakan kumpulan hukum,
kurang
fakta
yang
dan
dengan
tidak
guru
teori, prinsip, aturan atau rumus-rumus yang
fisika kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah
terbangun sesuai pengkajiannya. Pembelajaran
diperoleh informasi bahwa kriteria ketuntasan
38
minimal (KKM) di SMP Negeri I Banawa Tengah
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN 2338 3240 pembelajaran dengan cara guru menyajikan
adalah 70. Sedangkan yang terjadi di SMP Negeri
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun
I Banawa Tengah diketahui bahwa motivasi siswa
menggali sehingga terjadi proses berpikir yang
terhadap mata pelajaran fisika masih kurang,
mengaitkan
sehingga siswa kebanyakan tidak fokus pada
pengalamannya dengan pengetahuan baru yang
mata pelajaran yang diajarkan dalam kelas.
sedang dipelajari.
Model
pembelajaran
yang
diterapkan
masih
menggunakan model pembelajaran konvensional
pengetahuan
Adapun
setiap
langkah-langkah
siswa
Teknik
dan
Probing
Prompting adalah sebagai berikut:
dengan menggunakan ceramah, sehingga siswa hanya mendengar, mencatat, dan keaktifan siswa
1.
Guru menghadapkan siswa pada situasi
dalam proses pembelajaran pun masih kurang.
baru,
Berikut ini adalah daftar nilai rata-rata ujian
gambar, rumus, atau situasi lainnya yang
semester mata pelajaran Fisika kelas VIII SMP
mengandung permasalahan.
Negeri 1 Banawa Tengah Semester I (ganjil)
2.
Tahun ajaran 2012/2013.
saat
untuk
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
merumuskan
jawaban
diskusi
kecil
atau dalam
merumuskannya.
Ajaran 2012/2013. Kelas VIII A VIII B VIII C
memperhatikan
beberapa
melakukan
VIII SMP Negeri I Banawa Tengah Semester Ganjil Tahun
dengan
Menunggu
untuk
Tabel 1. Nilai Rata - rata Ujian Semester IPA Fisika Kelas
No 1. 2. 3.
misalkan
Nilai Rata – rata 66,73 68,87 66,87
3.
Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) atau indikator kepada seluruh
Sumber : SMP Negeri I Banawa Tengah
siswa. Dari tabel dapat dilihat pula bahwa kelas VIIIA
4.
merupakan kelas yang memperoleh nilai ratarata hasil ujian yang terendah, sehingga kelas
memegang
peranan
penting
dilaksanakan.
permasalahan
itu
Sehubungan
maka
di
perlukan
saat
untuk
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
merumuskan
melakukan dalam
menentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang
beberapa
untuk
VIIIA dijadikan sebagai subyek penelitian. Guru
Menunggu
diskusi
jawaban kecil
atau dalam
merumuskannya. 5.
Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab
dengan
pertanyaan. Jika jawabannya tepat maka
adanya
guru meminta tanggapan kepada siswa lain
penggunaan suatu teknik pembelajaran yang
tentang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah
meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat
satu
dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
solusi
yang
digunakan
sebagai
upaya
jawaban
tersebut
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
Namun
menerapkan
probing-
kemacetan jawab dalam hal ini jawaban
adalah
yang diberikan kurang tepat, tidak tepat,
prompting.
teknik Teknik
pembelajaran probing-prompting
jika
siswa
tersebut
mengalami
39
atau
diam,
maka
guru
pertanyaan-pertanyaan jawabannya
lain
merupakan
penyelesaian
mengajukan
jawab.
petunjuk Lalu
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN 2338 3240 siswa merasa senang dalam pembelajaran, dan
yang
guru merasa senang dan puas dengan proses
jalan
pembelajarannya”.
dilanjutkan
II. METODOLOGI PENELITIAN
dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi,
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai
kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus.
dengan kompetensi dasar atau indikator.
Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan,
Pertanyaan yang dilakukan pada langkah
tindakan,
keenam
penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan
ini
sebaiknya
diajukan
pada
beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa
6.
terlibat
dalam
seluruh
kegiatan
observasi,
dan
refleksi.
Desain
MC.Taggart [1]. Subyek
penelitian ini adalah seluruh siswa
probing-prompting.
kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah yang
Guru mengajukan pertanyaan akhir pada
terdaftar pada semester genap tahun ajaran
siswa
lebih
2012/2013 yang berjumlah 24 orang siswa yang
menekankan bahwa Tujuan Pembelajaran
terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 12 orang
Khusus
siswa perempuan, metode pengumpulan data
yang
berbeda
(TPK)/indikator
untuk
tersebut
benar-
benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
pada penelitian ini, meliputi beberapa cara yaitu, observasi menggunakan lembar observasi, tes
Adapun kelebihan dari teknik pembelajaran probing-prompting
mendorong
diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas guru,
keterlibatan siswa, meningkatkan keberhasilan,
aktivitas siswa, kinerja kelompok, serta hasil
dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
belajar siswa. Analisa data terbagi menjadi dua
positif dan aman secara emosional dan dapat
kelompok yaitu analisa data kuantitatif dan data
mempermudah siswa melakukan akomodasi dan
kualitatif.
membangun
adalah
dapat
hasil belajar,dan wawancara. Faktor-faktor yang
Siswa
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah
mengkonstruksi sendiri konsep – prinsip - aturan
melalui penerapan teknik pembelajaran probing –
menjadi
prompting
sendiri.
pengetahuan baru. Alasan lain dari
pengambilan sudah
pengetahuanya
teknik
terbukti
pembelajaran
mampu
Hasmawir
[2]
berdasarkan bahwa
teknik pembelajaran tersebut belajar
siswa
rata-rata
di
meningkat, atas
adalah
meningkatkan
belajar fisika. Ini dibuktikan penelitian
ini
pada siswa kelas VIIIA
hasil
belajar
SMP Negeri I
hasil
hasil
ketuntasan
batas ketuntasan
meningkatkan
Banawa Tengah. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
”penerapan
membuat
dengan
hasil
fisika
dapat
minimal,
keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat,
Pelaksanaan
pembelajaran
penerapan
teknik
prompting
penelitian
fisika
pembelajaran ini
dijelaskan
dengan probingsebagai
berikut.
40
Penerapan
pembelajaran
menggunakan
teknik
dengan
pembelajaran
probing-
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN 2338 3240 didominasi oleh guru tanpa banyak melibatkan siswa.
Sehingga
siswa
dalam
melakukan
prompting merupakan pembelajaran dengan cara
keterampilan-keterampilan yang dilatihkan masih
guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang
mengalami
sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi
langsung secara terarah oleh guru/peneliti.
kesulitan
dan
butuh
bimbingan
proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap
siswa
pengetahuan
dan baru
pengalamannya yang
sedang
dengan dipelajari.
Berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran pada tiap siklus, diambil kesimpulan bahwa aktivitas guru
dan
siswa
selama
mengikuti
proses
pembelajaran siklus I dan II menurut pengamat sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari grafik
Pada tindakan siklus II, dari data observasi terhadap
aktivitas
selama
kegiatan
pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 menurut
pengamat
rata-rata
berada
dalam
kriteria sangat baik. Data hasil observasi aktivitas siswa berupa lembar penilaian afektif pertemuan I
rata-rata
dan pertemuan 2 berada dalam
kriteria sangat baik. Sedangkan hasil penilaian psikomotor
peningkatannya pada Gambar Grafik 1.
guru
pertemuan
1
dan
pertemuan
2
kedua-duanya berada dalam kriteria sangat baik. 98
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa
96
sudah mulai bisa melakukan aspek psikomotor
94
dengan baik. Aktivitas siswa
92 90
Aktivitas Guru
88 86
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, memberikan
informasi
bahwa
teknik
pembelajaran yang digunakan merupakan salah
84
satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar 1
2
fisika. Hal ini dapat dilihat pada Gambar Grafik 2.
Gambar 1 Analisis Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I Sedangkan dari hasil observasi aktivitas siswa
100 80
pertemuan I,
60
pertemuan 2 berada dalam kriteria baik dan
Daya Serap Klasikal
40
Ketuntasan Klasikal
berupa lembar penilaian afektif
sangat
baik.
Sedangkan
hasil
penilaian
psikomotor pertemuan 1 dan pertemuan 2 ratarata berada dalam kriteria cukup dan baik. Hasil pengamatan
menunjukkan
bahwa
kualitas
pembelajaran masih rendah karena siswa masih
20 0 Siklus I
Siklus II
Gambar Grafik 2 Siklus II
terbiasa dengan pembelajaran konvensional yang
41
penerapan
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN 2338 3240 untuk tuntas individu 65,83% dan nilai rata–rata
dalam
untuk daya serap klasikal 66,75 %. Meskipun
pembelajaran, masih ada siswa yang belum
demikian, data yang diperoleh pada siklus I
begitu tanggap dalam memahami pertanyaan
menunjukkan
berseri yang diberikan peneliti. Hal ini disebabkan
tindakan belum tercapai.Ini berarti kemampuan
kemampuan
dalam
siswa dalam menyelesaikan soal masih kurang
membimbing siswa apalagi dengan jumlah siswa
khususnya pemahaman.Rendahnya hasil belajar
sebanyak 24 orang dan masih ada juga siswa
siswa pada tes akhir pada tindakan siklus I
yang cenderung diam walaupun ada beberapa
disebabkan,
konsep yang tidak dipahaminya baik kepada
penjelasan
peneliti
berlangsung.Seringnya
Meskipun teknik
demikian
pada
saat
probing-prompting
peneliti
maupun
kelompoknya.
masih
dengan
Siswa
ke
kurang
sesama
guru
kurang pada
keberhasilan
memperhatikan
saat siswa
pembelajaran salah
dalam
menyelesaikan soal, karena kemampuan peneliti
menyelesaikan tugas dengan baik, untuk siswa
dalam memberikan bimbingan masih kurang.
berkemampuan sedang dan rendah juga telah
Selain
mampu menyelesaikan soal dengan cukup baik.
disebabkan
Penggunaan LKS juga sangat membantu dalam
pembelajaran peneliti kurang dapat mengelola
kelancaran
Dalam
waktu dengan baik, sehingga alokasi waktu untuk
penelitian ini digunakan LKS penuntun percobaan
menyelesaikan soal berkurang. Oleh karena data
untuk menggali pemahaman siswa, sehingga
yang diperoleh pada siklus I belum mencapai
model pembelajaran dapat tercapai selain itu
keberhasilan, maka peneliti melaksanakan siklus
peneliti
II dengan memperbaiki hal-hal yang kurang pada
juga
pertanyaan
pembelajaran.
memasukkan
bimbingan
pintar
Siswa
indikator
telah
kegiatan
yang
anggota
bahwa
kepada
pertanyaan siswa
agar
indikator pembelajaran dapat tercapai.
itu,
rendahnya karena
hasil
belajar
dalam
tersebut
pelaksanaan
siklus I. Pembelajaran
pada
siklus
II
dilaksanakan
Dalam mengerjakan tes pada setiap siklus,
untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I.
terlihat masih terdapat sejumlah siswa yang
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan
belum
lancar sesuai dengan rencana. Siswa terlihat aktif
bisa
mengerjakan
tes
dengan
baik,
khususnya dalam mengerjakan tes dalam bentuk pemahaman dan perhitungan. Berdasarkan
hasil
penelitian
melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar siswa secara lengkap ditunjukkan
yang
telah
oleh Tabel 2.
dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran probing-prompting dapat memberikan
pengalaman
bermakna
kepada
siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Pada siklus I diperoleh nilai rata–rata untuk ketuntasan klasikal 62,50 %, nilai rata–rata
42
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN 2338 3240 IV. KESIMPULAN
Tabel 2. HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II Hasil No.
Berdasarkan
Aspek Perolehan Suklus I
Siklus II
tindakan
1.
Skor maksimal
100
100
penerapan
2.
Skor tertinggi
80
100
prompting
3.
Banyak siswa yang memperoleh skor tertinggi
1 orang
2 orang
hasil
kelas
dapat
teknik dapat
analisis
disimpulkan
pembelajaran
meningkatkan
Skor terendah
5.
Banyak siswa yang memperoleh skor terendah
6.
Banyaknya siswa yang tuntas
7.
Banyaknya siswa yang tidak tuntas
9 orang
3 orang
8.
Persentase daya serap klasikal
66,75%
81,83%
9.
Persentase ketuntasan belajar klasikal
73,33%
87,50%
hasil
bahwa probingbelajar
fisika pada siswa kelas VIIIa SMP Negeri I Banawa Tengah. Dari hasil
4.
penelitian
analisis siklus I
30
40
diperoleh nilai rata–rata untuk tuntas individu
1 orang
1 orang
sebesar 65,83%, nilai rata-rata untuk ketuntasan belajar klasikalnya 62,50% serta rata-rata daya
15 orang 21 orang
serap klasikal sebesar 66,75%. Meningkat untuk siklus II dengan nilai rata-rata untuk tuntas individu sebesar 81,83%, nilai rata-rata untuk ketuntasan belajar klasikalnya 87,50% serta nilai rata-rata
untuk
daya
serap
klasikal
sebesar
81,83%. Peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi berdasarkan dalam
tabel
2,
ini
pelaksanaan
disebabkan
siklus
II,
DAFTAR PUSTAKA
karena peneliti
[1]
Depdiknas, (2003). Penelitian Tindakan
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-
Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
kelompok
Nasional
belajar
sehingga
siswa
yang
berkemampuan kurang memperoleh masukanmasukan termotivasi
dari
teman
Teaching Metode – Metode Pengajaran
mengembangkan
Meningkatkan Belajar Siswa TK – SMA.
pemahamannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan semakin baik.
Jacobsen, D. A. Dkk. (2009). Methods For
dan
kelompoknya
untuk
[2]
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Selain itu, siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kuantitatif telah memenuhi
indikator
keberhasilan
yang
telah
ditetapkan untuk tuntas individu 70% dan tuntas klasikal 80% serta daya serap klasikal minimal 80% peningkatan tersebut menunjukkan bahwa tindakan penelitian berhasil.
43