perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X.5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI Oleh : INO SETIYAWAN NIM. K4608114
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user Juni 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Ino Setiyawan
NIM
: K 4608114
Jurusan/Program Studi
: JPOK/ PENJASKESREK
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul
“ PENINGKATAN HASIL
BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET MEALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X.5 SMA N 2 KARAGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 21 Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Ino Setiyawan
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X.5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : INO SETIYAWAN NIM. K4608114
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user Juni 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ino Setiyawan. PENINGKATAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET MELALUI PENEREPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X.5 SMA N 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni.2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar dengan menerapkan modifikasi alat pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar yang berjumlah 37 Siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus bersifat teacher-centered selain itu guru penjasorkes kurang inovatif dan kreatif dalam menciptakan alat pembelajaran, ketika proses belajar mengajar berlangsung guru hanya menggunakan alat pembelajaran yang sebenarnya. Motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sangat minim sekali sehingga hasil belajar lay up shot bola basket rendah. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada prasiklus hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 2,70%, baik 13,51 %, cukup 18,91 %, kurang 59,45 %, dan kurang sekali 5,40 % jumlah siswa yang tuntas adalah 6 siswa. Pada siklus I hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 16,21%, baik 27,02 %, cukup 59,45 %, dan kurang 2,70 % jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Sedangkan pada siklus II hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 75,67 %, baik 18,91 %, dan cukup 5,40 % jumlah siswa yang tuntas adalah 35 siswa. Peningkatan terjadi pada siklus I. Hasil belajar lay up shot bola basket meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar lay up shot bola basket meningkat menjadi lebih baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga bisa mendukung suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ino Setiyawan. THE IMPROVEMENT OF BASKETBALL LAY UP SHOT LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH THE APPLICATION OF MODIFIED LEARNING INSTRUMENT IN THE X.5 GRADERS OF SMA N 2 KARANGANYAR IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012, Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. June 2012. The objective of research is to improve the basketball lay up shot learning achievement of the X.5 Graders of SMA N (Public Senior High School) 2 Karanganyar by applying the modified learning instrument. This study was a classroom action research (CAR). This research was carried out in two cycles, each of which consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the X.5 Graders of SMA N 2 Karanganyar consisting of 37 students. The data source derived from teachers and students. Techniques of collecting data used were observation, interview, questionnaire, and document or archive. The data validation technique used was method triangulation. The data analysis was conducted using descriptive comparative statistical and critical analyses techniques. The procedure of research used was an interrelated spiral model. The result of research showed that the application of modified learning instrument could improve the basketball lay up shot learning achievement from pre-cycle to cycle I, and from cycle I to cycle II. The learning process in pre-cycle was teacher-centered. In addition, the physical educator was less innovative and creative in creating learning instrument; during teaching-learning process, the physical educator only used modest learning instrument. The student motivation in attending the teaching-learning process was so minimal that the learning achievement of basketball lay up shot was low. From the result of analysis, it could be found a significant improvement occurring from pre-cycle to cycle I and from cycle II to cycle II. In pre-cycle the learning achievement of basketball lay up shot belonging to very good category was 2.7%, good 13,51 %, fair 18,91 %, poor 59.45 %, and very poor 5.40 %; the number of passing students was 6 students. In cycle I the learning achievement of basketball lay up shot belonging to very good category was 16.21%, good 27,02 %, fair 54,05%, and poor 2.70%; the number of passing students was 16 students. Meanwhile, in cycle II the learning achievement of basketball lay up shot belonging to very good category was 75,67 %, good 18,91 %, and fair 5,40 %; the number of passing students was 35 students. The improvement occurred in cycle. The learning achievement of basketball lay up shot improved despite less optimally. The implementation of cycle II made the learning achievement of basketball lay up shot better and created the learning process more actively, effectively, efficiently, and conveniently thereby supporting the high-quality learning process.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Hari ini anda adalah orang yang sama dengan anda di lima tahun yang mendatang, kecuali dua hal orang-orang di sekeliling anda dan buku-buku yang anda baca (Dimas Maulana Koharudin) # Teori sehebat apapun hanyalah konsep belaka, beranikanlah diri dalam melangkah, penuh komitmen dan konsisten dalam berusaha Sukses pasti menyambut kita (Andri Wongso) # Dua pemikiran yang berbeda akan menciptakan suatu konsep yang luar biasa # Orang yang hebat adalah orang yang tidak memperlihatkan kebaikan dan kelebihanya secara terang-terangan di hadapan orang lain #
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk : “Bapak dan Ibu” Yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, membelajarkan arti tetang kehidupan, bapak ibulah yang membuat saya dapat berjalan sejauh ini dan bapak ibulah yang selalu menginspirasi kehidupan saya. “Erwin Ariyantoro dan Agung Tri Angono Terimakasih adikku karena selalu memberikan dukungan, perhatian, dan semangat dan selalu menemaniku dalam keadaan apapun. “Teman Seperjuanganku Penjas 2008” Terimakasih sahabat-sahabatku sampai kapanpun saya tidak akan melupakan kaliyan semua, kebaikan, perjuangan, semangat, canda tawa, kebersamaan kita akan aku ukir dalam kehidupanku. “Pandy, Ibnu, Ilfan, Nonik, Bowo, Huda, Dimas, Prima, Shidol, Uswan, Aditya, Iwan, Anang, Dkk” Terimakasih kawan atas semangat, perjuangan, dan kerjasamanya. “Bapak Karjo,S.Pd dan Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar” Yang selalu memberikan dukungan dan sepenuhnya telah membantu penelitian saya.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu dan, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X.5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Karjo, S.Pd., selaku Guru mata pelajaran Penjasorkes, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Para siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak dan sahabat-sahabat saya yang turut membantu dalam penyusuan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, 21 Juni 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL .............................................................................................................
i
PERNYATAAN ...............................................................................................
ii
PENGAJUAN ..................................................................................................
iii
PERSETUJUAN ..............................................................................................
iv
PENGESAHAN ..............................................................................................
v
ABSTRAK .......................................................................................................
vi
MOTTO ...........................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ................................................................................
5
1. Permainan Bola Basket .................................................................
5
a. Pengertian Bola Basket ........................................................
5
b. Teknik Dasar Bola Basket ...................................................
6
c. Pentingnya Permainan Bola Basket untuk siswa SMA .......
7
d. Pengertian Lay Up Shot .......................................................
8
e. Teknik Dasar Lay Up Shot ...................................................
9
2. Belajar dan Pembelajaran .............................................................. commit to user a. Pengertian Belajar ................................................................
10
xii
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Ciri-ciri Belajar ....................................................................
12
c. Hasil Belajar ........................................................................
13
d. Pengertian Pembelajaran .....................................................
16
Media Pembelajaran .................................................................
18
a. Pengertian Media Pembelajaran ..........................................
18
b. Tujuan dan Manfaat Media pembelajaran ...........................
19
c. Fungsi Media Pembelajaran ................................................
21
d. Alasan Pengunaan Media Pembelajaran ..............................
21
e. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ....................
22
4. Modifikasi Alat Pembelajaran .......................................................
23
a. Pengertian Modifikasi Alat Pembelajaran ...........................
23
b. Prinsip-prinsip Pemilihan Alat Pembelajaran ......................
23
c. Berbagai Jenis Modifikasi Alat Pembelajaran .....................
24
B. Kerangka Berpikir ..............................................................................
28
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................
32
3.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
33
B. Subjek Penelitian................................................................................
34
C. Sumber Data .......................................................................................
34
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..................................................
34
E. Uji Validitas Data ...............................................................................
35
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................
35
G. Prosedur Penelitian ............................................................................
36
H. Indikator Capaian Penelitian ..............................................................
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan......................................................................
40
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ...............................................
42
1. Siklus I...........................................................................................
42
a. Rencana Tindakan ....................................................................
43
b. Pelaksanaan Tindakan I ............................................................ commit toTindakan user c. Observasi dan Interprestasi I ....................................
44
xiii
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I .............................................
54
e. Deskripsi Data Tindakan I ........................................................
56
2. Siklus II .........................................................................................
57
a. Rencana Tindakan II.................................................................
57
b. Pelaksanaan Tindakan II...........................................................
59
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan II ...................................
62
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ............................................
64
e. Deskripsi Data Tindakan II ......................................................
65
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus .......................................
66
D. Pembahasan .......................................................................................
67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................................
69
B. Implikasi ............................................................................................
70
C. Saran ..................................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
73
LAMPIRAN ....................................................................................................
75
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1 Dua Langkah Sebelum Melakukan Lay Up Shot ........................................
9
2 Irama Langkah Untuk Tembakan Lay Up Shot...........................................
9
3 Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran...........................................
11
4 Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Ban Bekas Warna ...........
25
5 Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Bilah Bambu Warna .......
26
6 Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Telapak Kaki Bayangan .
27
7 Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Ring Basket Bayangan ...
28
8 Alur Kerangka Berpikir...............................................................................
31
9 Satu siklus PTK Sebagai Prosedur Mikro ...................................................
37
10 Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Pratindakan ..................................
42
11 Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus I .........................................
57
12 Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus II ........................................
66
13 Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Tiap Siklus ............
67
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1 Indikator dan Cara Pengungkapan Hasil Belajar ..........................................
14
2 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ...............................
33
3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...........................................................
34
4 Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa ....................................................
39
5 Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket ......................
41
6 Diskripsi Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus I ...........................
56
7 Diskripsi Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus II ..........................
65
8 Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket ................................
66
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Pertama ..................................
75
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua .....................................
91
3 Rekapitulasi Penilaian Psikomotor Lay Up Shot Bola Basket ....................
105
4 Rekapitulasi Penilaian Kognitif Lay Up Shot Bola Basket .........................
106
5 Rekapitulasi Penilaian Afektif Lay Up Shot Bola Basket ...........................
107
6 Rekapitulasi Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Pra Siklus ................
108
7 Rekapitulasi Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus Pertama ........
109
8 Rekapitulasi Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus Kedua ...........
110
9 Contoh Soal Siklus Pertama ........................................................................
111
10 Contoh Soal Siklus Kedua ..........................................................................
112
11 Rekapitulasi Hasil Kartu Ceria ...................................................................
115
12 Contoh Kartu Ceria Siklus Pertama Pertemuan Pertama ............................
116
13 Contoh Kartu Ceria Siklus Pertama Pertemuan Kedua...............................
117
14 Contoh Kartu Ceria Siklus Pertama Pertemuan Ketiga ..............................
118
15 Contoh Kartu Ceria Siklus Kedua Pertemuan Pertama...............................
119
16 Foto Pembelajaran Pratindakan ..................................................................
120
17 Foto Pembelajaran Pada Siklus Pertama .....................................................
121
18 Foto Pembelajaran Pada Siklus Kedua .......................................................
122
19 Daftar Persensi Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar Kelas X.5 ..................
123
20 Pengajuan Judul ..........................................................................................
124
21 Validasi Proposal Skripsi ............................................................................
125
22 Surat Permohonan Ijin Research .................................................................
126
23 Surat Ijin Menyusun Skripsi........................................................................
128
24 Surat Keteragan Penelitian di SMA Negeri 2 Karanganyar........................
129
25 Surat Rekomendasi Research BAPPEDA ..................................................
130
26 Surat Rekomendasi Research Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga ......
131
27 Surat Tidak Keberatan (STB) Badan commitKesatuan to user Bangsa dan Politik ...........
132
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang
kreatif,
berdaya
cipta,
dan
mampu
menyesuaikan
dengan
lingkungan.Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, emosional, intelektual, sosial, moral dan estetika. Selain itu pengaruh positif dari pendidikan jasmani diharapkan mampu untuk menunjang perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi siswa secara ideal. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolahsekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah lanjutan telah dikemukakan di dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani salah satunya yaitu kurangya kreatifitas guru untuk memodifikasi alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kebanyakan guru pendidikan jasmani juga kurang kreatif dalam memberikan pembelajaran, gaya mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar juga cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Gaya mengajar yang masih digunakan oleh kebanyakan guru pendidikan jasmani ialah gaya komando. Gaya komando adalah pendekatan mengajar yang paling commit to semua user aspek pengajaran, sepenuhnya bergantung pada guru. Guru menyiapkan
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
bertanggung jawab, berinisiatif terhadap pengajaran, dan memantau kemajuan belajar. Model pemanasan yang digunakan juga cenderung konvensional, sehingga membuat minat dan motifasi belajar kurang. Guru harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi alat bantu pembelajaran yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat perkembangan siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Banyak beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah satunya kurang kreatifnya guru penjasorkes dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran, guru kurang kreatif dalam penerapan model-model pembelajaran sehingga proses belajar mengajar kurang menarik bagi siswa. Salah satu materi ajar yang diberikan kepada siswa kelas X SMA sesuai dengan silabus pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah permainan bola basket. Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukan bola kedalam keranjang lawan. Adapun tujuan dari permainan bola basket ialah berusaha untuk memasukan bola ke ring basket lawan sebanyakbanyaknya dengan cara yang sportif sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Ada beberapa teknik dasar dalam permainan bola basket antara lain sebagai berikut : Mengoper atau melempar bola, menggiring bola (dribbling ball), pivot atau memoros, shooting, dan lay up shot. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kolaborator pra penelitian yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Karanganyar kelas X.5, ketika proses belajar mengajar berlangsung guru penjasorkes kurang inovatif dan kreatif dalam menciptakan alat pembelajaran akibatnya siswa merasa kesulitan saat melakukan teknik lay up shot bola basket. Ketika proses belajar mengajar berlangsung hanya ring basket yang sebenarnya dan bola basket yang digunakan guru penjasorkes ketika mengajar, sehingga banyak siswa yang merasa kesulitan untuk melakukan teknik lay up shot bola basket khususnya siswa putri, karena ring basket yang terlalu tinggi. Selain itu ketika siswa melakukan teknik lay up shot bola basket siswa merasa kesulitan untuk mengambil tumpuan karena tidak commit to usersiswa untuk melakukan tumpuan. ada check mark atau tanda untuk membantu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Dalam pembelajaran seharusnya guru penjasorkes memberikan materi dari yang sederhana menuju ke materi yang lebih kompleks salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran agar siswa termotifasi untuk mengikuti proses belajar mengajar. Ketika proses belajar mengajar berlangsung ada beberapa siswa yang dapat memasukkan bola basket ke dalam ring tetapi tidak menggunakan teknik yang benar dan minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajarpun sangat kurang. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar dalam proses pembelajaran lay up shot bola basket masih dibawah KKM (Kriteria kelulusan minimal) yakni dari 37 siswa kelas X.5 hanya 16,21 % tingkat keberhasilan belajar lay up shot bola basket, jadi hanya 6 siswa dari 37 siswa yang tuntas sesuai kriteria kelulusan minimal. Menunjukkan proses pembelajaran yang kurang aktif, kurangnya kreatifitas guru untuk modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan beberapa masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar dengan judul “Peningkatan hasil belajar lay up shot bola basket melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran pada Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapat perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lay up shot bola commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
basket melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran pada Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru penjas SMA Negeri 2 Karanganyar Kelas X.5 a. Sebagai masukan guru pendidikan jasmani dalam memilih alternatif pembelajaran yang akan dilakukan. b. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 2 karanganyar bahwa modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa SMA Negeri 2 Karanganyar. c. Untuk membantu guru pendidikan jasmani SMA Negeri 2 Karanganyar dalam mengembangkan alat bantu pembelajaran yang dimodifikasi. 2. Bagi Siswa kelas X.5 a. Dapat meningkatkan motif dan minat belajar siswa, serta meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shot bola basket siswa SMA Negeri 2 Karanganyar. b. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Bola Basket a. Pengertian Bola Basket Bola basket adalah merupakan olahraga berkelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima orang pemain yang saling berkompetisi secara sportif untuk memasukkan bola ke keranjang basket lawan dan berusaha bertahan agar keranjangnya tidak kemasukan bola. Mengenai prinsip yang mendasar dalam permainan bola basket, Agus Margono (2010) berpendapat, “Bahwa permainan bola basket merupakan suatu permainan yang dilakukan tanpa unsur kekerasan atau tidak begitu kasar, dengan tidak ada unsur menendang, menjegal dan menarik, serta tidak begitu susah untuk dipelajari” (hlm. 7). Setiap orang dalam melakukan aktivitas jasmani mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Dalam permainan bola basket ada sebagian seseorang yang bermain hanya sekedar rekreasi untuk mengisi waktu luang, ada beberapa orang bermain memang karena mengejar prestasi ingin menjadi pemain profesional, dan ada sebagian orang bermain bola basket karena pendidikan. Tujuan seseorang dalam melakukan sesuatu memang tidak selalu sama, sehingga dalam pelaksanaanyapun juga pasti berbeda mulai dari teknik-teknik dasar yang dipelajari sampai strategi permainan yang dipelajari. Permainan bola basket dimulai dengan bola loncat atau jump ball dari tengah lapangan, dimana kedua tim saling berhadapan untuk merebutkan bola yang dilambungkan oleh wasit. Lama permainan dalam bola basket adalah selama 2 x 20 menit bersih dan dengan waktu istirahat antara babak pertama dengan babak kedua selama 10 menit waktu permainan bisa dirubah berdasarkan kesepakatan dari kedua kelompok commit pertandingan to user yang bermain dengan pelaksana tersebut. Bola dinyatakan
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
mati apabila terjadi kesalahan, pelanggaran, dan bola keluar dari lapangan permaian. Dalam permainan bola basket kelompok dikatakan sebagai pemenang apabila dapat memasukan bola basket lebih banyak ke dalam keranjang lawan.
b. Teknik Dasar Bola Basket Dalam permainan bola basket ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain, agar dapat menciptakan suasana permainan yang berkualitas. Adapun teknik dasar tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Teknik dasar mengoper bola (Passing) Mengoper adalah merupakan bentuk teknik dasar pertama dalam permainan bola basket dengan operan para pemain dapat mendekati ring basket untuk melakukan serangan atau tembakan. Selain itu operan juga dapat digunakan untuk menggatur irama permainan. Operan dapat dilakukan dengan cepat, keras, dan lunak. Yang penting bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. 2) Teknik Dasar Menerima Bola Menerima bola adalah merupakan bentuk teknik dasar yang sangat penting. Karena apabila seorang pemain memiliki kemampuan menerima operan dalam berbagai posisi dan situasi dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas permainan dan percaya diri teman satu tim. 3) Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling) Menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang pemain boleh membawa bola lebih dari satu langkah tetapi bola harus tetap dipantulkan pada lantai dan hanya menggunakan satu tangan, baik dengan berjalan maupun berlari. Menggiring bola berfungsi untuk mencari peluang untuk melakukan serangan, menerobos pertahanan lawan, ataupun commit to user memperlambat tempo permainan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
4) Teknik Dasar Menembak (Shooting) Keahlian dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain bola basket adalah menembak, hal ini agak berbeda dengan jenis permainan lainnya, misalnya permainan sepak bola, keahlian menembak lebih ditekankan kepada pemain penyerang, sementara kepada pemain belakang atau bertahan hanya diberikan keahlian untuk bertahan dan memberikan bola ke depan untuk membuat suatu angka. Menembak adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga bola basket. Teknik dasar seperti operan, menggiring, bertahan, dan rebounding mengantar pemain untuk memperoleh peluang besar untuk membuat skor, tetapi tetap saja seorang pemain harus mampu melakukan tembakan. Bahkan menembak dapat menutupi teknik dasar lainnya. Ada beberapa teknik tembakan dalam permainan bola basket. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat seorang pakar olahraga yang menyatakan: Bahwa pada umumnya pemain bola basket menggunakan 7 (tujuh) teknik dasar tembakan, yaitu: (1) One hand set shot (tembakan satu tangan), (2) Free throw (tembakan bebas), (3) Jump shot (tembakan sambil melompat), (4) Three poin shot (tembakan tiga angka), (5) Hook shot (tembakan mengkait), (6) Lay Up Shot, (7) Runner (Lay Up Shot yang di perpanjang) (Akros Abidin, 1999: 59). c. Pentingnya Permainan Bola Basket Untuk Siswa SMA Permainan dan olahraga adalah merupakan standar kompetensi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Salah satu dari permainan dan olahraga tersebut yaitu permainan bola basket. Permainan bola basket yang diajarkan disekolah berbeda dengan permainan bola basket yang diajarkan di klub. Penerapan aturan dalam permainan bola basket dalam sekolah tidak harus sesuai dengan peraturan yang sebenarnya. Guru pendidikan jasmani boleh memodifikasi peraturan bahkan alat bantu pembelajaran yang dipakai. Pada bola basket pendidikan ini unsur yang diutamakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
adalah penguasaan teknik dasar dan kemampuan gerak dasar, serta untuk menambah pengetahuan dan menumbuhkan sikap sportif siswa. Bola basket adalah olahraga berkelompok yang terdiri atas dua tim yang beranggotakan masing-masing lima orang yang saling berkompetisi mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket juga merupakan salah satu jenis olahraga yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani seseorang, menggembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Permainan bola basket juga dapat meningkatkan beberapa komponen fisik dalam olahraga yaitu kelincahan, ketangkasan, kecepatan, dan ketepatan. Permainan bola basket juga merupakan sumber penggerak jasmani aktif karena permainan bola basket dapat merangsang seseorang untuk bergerak dalam suatu lapangan yang terbatas yang dilengkapi dengan pembatasan waktu dan tata tertib peraturan. Menurut Agus Margono (2010: 10) permainan bola basket dikatakan pemberi sumber kegembiraan dan gairah bagi para pelaku-pelakunya.
d. Pengertian Lay Up Shot Menurut Nuril Ahmadi (2007: 19) pengertian lay up shot adalah “tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerakan dua langkah”. Tembakan lay up shot disebut juga dengan gaya tembakan langkah tiga. Gerakan melangkah dapat dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring bola. Melangkahkan kaki dua kali, mengoper, atau menembakkan bola merupakan unsur yang sangat penting dalam gerakan lay up shot. Mengenai teknik tembakan lay up shot bola basket, Imam Sodikun (1992) berpendapat, “Tembakan lay up shot dimulai dari menangkap bola sambil melayang depan
menumpu satu kaki
melangkah kaki lain ke
menumpu satu kaki melompat setinggi-tingginya atau commit(hlm to user sedekat-dekatnya dengan basket” 64).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 19) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tembakan lay up shot, yaitu: 1) Saat menerima bola, badan harus dalam keadaan melayang. 2) Saat melangkah, langkah pertama harus lebar atau jauh guna mendapatkan jarak maju sejauh mungkin, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggitingginya. 3) Saat melepaskan bola, bola harus dilepaskan dengan kekuatan kecil. e. Teknik Dasar Lay Up Shot Menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) teknik dasar melakukan lay up shot dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Bila tolakan pertama dengan kaki kanan maka langkah pertama dengan kaki kiri dan langkah kedua dengan kaki kanan atau sebaliknya.
Gambar 1. Dua Langkah Sebelum Melakukan Lay Up Shot (Sumber: Nuril Ahmadi, 2007: 20)
commit to user Gambar 2. Irama Langkah Untuk Tembakan Lay Up Shot
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
(Sumber: Abdul Rohim, 2010: 26) 2) Ketika melakukan lay up shot, biasakan berlari dengan langkah lebar dengan badan condong kedepan. Kemudian berilah tanda dan rintangan agar dapat melangkahkan kaki sesuai dengan langkah lay up shot, langkah pertama lebar kemudian langkah kedua pendek dan diakhiri dengan lompatan setinggi-tingginya. 3) Langkah pertama harus lebar dan badan condong ke depan untuk memperoleh jarak maju sejauh mungkin dan memelihara keseimbangan. Langkah kedua pendek denagan maksud mempersiapkan diri untuk membuat awalan agar dapat menolakkan kaki sekuat-kuatnya supaya memperoleh lompatan setinggitingginya. 4) Lompatan terakhir harus setinggi-tingginya dengan maksud mendekatkan diri dengan keranjang basket, dan menghilangkan kecepatan kedepan. 5) Setelah langkah kaki terakhir, kaki ditolakkan sekuat-kuatnya agar dapat mencapi titik tinggi sedekat mungkin dengan keranjang basket. Pada saat berhenti pada titik tertinggi, luruskan tangan memegang bola keatas, dan pada saat berhenti lepaskan tangan kiri yang membantu memegang bola, serta lecutkan pergelangan tangan yang memegang bola (tangan kanan) hingga jalanya bola tidak kencang. 2. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Menurut pandangan B.F. Skinner yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2009: 14) belajar adalah “Suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responsnya menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Ada beberapa pandangan dari beberapa ahli tentang pengertian belajar salah satunya yaitu menurut pandangan Robert M. Gagne yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2009) yang menyatakan, “Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar” (hlm 17). Setelah belajar orang memiliki commit to user psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan demikian dapat ditarik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
kesimpulan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru. Ada beberapa komponen penting dalam belajar menurut Gagne yang dikutip Syaiful Sagala (2009) berpendapat: Belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu: (1) kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, (2) kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan (3) hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, ketrampilan intelek, ketrampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif (hlm 17). Kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar. Untuk memperjelas interaksi tersebut Dimyati dan Mujiono yang dikutip Syaiful Sagala (2009: 18) melukiskan komponen-komponen esensial belajar dan pembelajaran dalam bentuk skema atau bagan berikut ini. Kondisi Internal belajar
Hasil belajar
Keadaan internal dan
Informasi verbal
proses kognitif siswa
Ketrampilan intelek Ketrampilan motorik Sikap Siasat Kognitif
Berinteraksi dengan
Srimulus dari lingkungan
Acara Pembelajaran
commit to user Kondisi eksternal belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Gambar 3. Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran (Sumber: Bell Gredler dikutip Syaiful Sagala, 2009: 18)
b. Ciri-ciri Belajar Seorang pakar pendidikan secara rinci menjelaskan tentang ciri-ciri belajar antara lain sebagai berikut: 1) proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui, 2) proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu, 3) pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu, 4) pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan, 5) proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi atas dan lingkungan 6) proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan siswa, 7) proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasilhasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan siswa, 8) proses belajar yang terbaik ialah apabila siswa mengetahui status dan kemajuanya 9) proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur, 10) hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah, 11) proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan 12) hasilhasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan ketrampilan, 13) hasilhasil belajar diterima oleh siswa apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan berguna serta bermakna baginya, 14) hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman yang dapat depersamakan dan dengan pertimbangan yang baik, 15) hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda, 16) hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis (Oemar Hamalik mengutip pendapat Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin, 1989: 12) Ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar menurut Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin (1989: 13) adalah sebagai berikut : 1) Bahwa perubahan itu intersional dalam arti pengalaman atau praktek atau latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya dan bukan secara kebetulan; dengan demikian perubahan karena kematangan atau commit keletihan atau karena penyakit tidak dapat to user dipandang sebagai perubahan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
2) Bahwa perubahan itu positif dalam arti sesuai dengan yang diharapkan (normatif) atau kriteria keberhasilan, baik dipandang dari segi peserta didik (tingkat abilitas dan bakat, khususnya tugas perkembangannya, dan sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan masyrakat orang dewasa sesuai dengan tingkatan standar kulturalnya). 3) Bahwa perubahan itu efektif dalam arti mempunyai pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar yang bersangkutan, serta fungsional dalam arti perubahan hasil pelajar itu relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksikan seperti dalam pemecahan masalah, baik dalam ujian, ulangan, dan sebagainya. Maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup. c. Hasil Belajar Salah satu tugas pokok guru ialah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat sejauhmana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable), kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai tentang indikator-indikator perubahan perilaku dan siswa. Karena itu kita biasanya berusaha mengambil cuplikan saja yang diharapkan mencerminkan keseluruhan perubahan perilaku itu. Dengan demikian teranglah sejauh mana kecermatan evaluasi atas taraf keberhasilan prose belajar mengajar itu akan banyak bergantung pada tingkat kecepatan, kepercayaan, keobjektifan, dan kerepresentatifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh. Identifikasikan wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Untuk mempermudah sistematikanya dapat kita gunakan pengolongan perilaku menurut Bloom dalam kawasan-kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menyadari sepenuhnya bahwa mungkin sekali ada jenis perubahan atau hasil belajar itu yang sukar untuk dimasukkan secara tegas kepada salah satu diantaranya. Menurut Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar,commit dan toZainal user Arifin yang mengutip Abin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Syamsuddin (1989: 22-23), beberapa indikator dan kemungkinan cara mengungkapkannya secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 1. Indikator dan Cara Pengungkapan Hasil Belajar Jenis Hasil Belajar
Indikator-indikator
Cara Pengungkapan
a. Kognitif - Pengamatan/perseptual
- Dapat menunjukkan, -
Tugas, test, obsevasi
membandingkan, menghubungkan - Hafalan/ingatan
- Dapat menyebutkan, -
Pertanyaan, tugas, tes
menunjukan lagi - Pengertian/ pemahaman
- Dapat
menjelaskan, -
mendefinisikan dengan
Pertanyaan, soalan, tes, tugas
kata-kata
sendiri - Aplikasi/penggunaan
- Dapat
memberikan -
contoh,
Tugas, persoalan, tes, observasi
menggunakan dengan tepat - Analisis
- Dapat menguraikan, -
Tugas, persoalan, tes
mengklasifikasikan - Sintesis
- Dapat
-
Tugas, persoalan, tes
-
Tugas, persoalan, tes
menghubungkan, menyimpulkan, mengeneralisasikan - Evaluasi
- Dapat menginterpretasikan, memberikan
kritik,
memberikan pertimbangan penilaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b. Afektif
digilib.uns.ac.id 15
-
- penerimaan
Bersikap menerima, -
Pertanyaan, tes skala
menyetujui,
sikap
atau
sebaliknya
- sambutan
-
Bersedia
terlibat, -
Tugas, observasi, tes
berpatisipasi, memaafkan,
atau
sebaliknya - penghargaan/apresiasi
-
Memandang penting,
-
bernilai, berfaedah
Skala penilaian, tugas, observasi
indah, harmonis, kagum, atau sebaliknya - internalisasi/
-
pendalaman
Mengakui,
-
Skala sikap,
mempercayai,
tugas,ekspresif, pro
meyakinkan, atau
ektif
sebaliknya - karakterisasi/
-
penghayatan
Melembagakan,
-
observasi
-
Tugas, observasi, tes,
membinasakan, menjelmakan dalam pribadi dan lakunya sehari-hari
c. psikomotorik - ketrampilan
-
bergerak/bertindak - ketrampilan ekspresi verbal dan non verbal
Koordinasi mata, tangan, dan kaki
-
Gerak, mimik, ucapan
tindakan -
Tugas, observasi, tes, tindakan
(Sumber: Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin, 1989: 22-23) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
d. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa. Konsep pembelajaran menurut Corey yang dikutip Syaiful Sagala (2009: 61) adalah “Suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru ataupun sesuatu yang baru. Ada beberapa pengertian dari beberapa ahli tentang pembelajaran salah satunya dari Dimiyati dan Mudjiono yang dikutip Syaiful Sagala (2009: 62) berpendapat “Bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain
intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Dalam pembelajaran guru harus bisa memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Menurut pandangan Bruner yang dikutip Syaiful Sagala (2009) menyatakan “Teori belajar itu bersifat deskriptif, sedangkan teori pembelajaran itu preskriptif” commit to user (hlm. 63).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Hal ini menggambarkan bahwa orang yang berpengetahuan adalah orang yang terampil memecahkan masalah, mampu berinteraksi dengan lingkunganya dalam menguji hipotesis dan menarik generalisasi dengan benar. Jadi belajar dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berpikir dan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri, tetapi dikonstruksi dalam diri individu siswa. Pengetahuan tidak diperoleh dengan cara diberikan atau ditransfer dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri, sehingga siswa itu mampu mengembangkan intelektualnya. Seorang pakar pendidikan menjelaskan tentang karekteristik pembelajaran dalam dua batasan sebagai berikut: Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2009: 63). Pembelajaran atau pengajaran kelas (Classroom Teaching) menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip Syaiful Sagala (2009: 63) berada pada empat variabel interaksi yaitu: (1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik, (2) variabel konteks (context variables) berupa siswa, sekolah, dan masyarakat, (3) variabel proses (process variables) berupa interaksi guru dan siswa, dan (4) variabel produk (product variables) berupa perkembangan siswa dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi dalam pembelajaran guru memiliki peran yang sangat penting yaitu guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Bovee yang dikutip Hujair AH Sanaky (2011 : 3) berpendapat bahwa “Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan
pembelajaran,
sedangkan
pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Hujair AH Sanaky (2011: 3) mengatakan bahwa, “Bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan”. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, di antaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Media juga bisa berupa benda atau alat. Maka dengan beberapa bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran. Pemberian stimulus dalam pendidikan jasmani juga dapat mempermudah siswa untuk melakukan gerakan-gerakan yang disajikan oleh guru. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 152) “Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut”. Hujair AH Sanaky mengutip pendapat Gagne (2011: 3) mengatakan bahwa “Media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar”. Briggs dikutip Hujair AH Sanaky (2011: 3), mengatakan bahwa “Media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar”. Hujair AH Sanaky mengutip pendapat Y.Miarso (2010: 4), mengatakan bahwa “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan pembelajar committerjadinya to user sehingga dapat mendorong proses belajar pada diri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
pembelajarnya”. Maka secara umum media adalah “alat bantu” yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran baik dikelas maupun dilapangan. Selain itu substansi media pembelajaran yaitu (1) bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar, (2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, (3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar, dan (4) bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual, dan audio-visual.
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran 1) Tujuan Media Pembelajaran Ada beberapa tujuan media pembelajaran salah satu pakar pendidikan berpendapat sebagai berikut: “Pertama, mempermudah proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas; kedua meningkatkan efisiensi proses pembelajaran; ketiga menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar; keempat membantu kosentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran” (Hujair AH Sanaky, 2011: 4). Sedangkan menurut Mulyani Sumantri dan H.Johar Permana (2001: 153) tujuan penggunaan media pengajaran adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
a) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan. b) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar. c) Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena siswa tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu. d) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa. 2) Manfaat Media Pembelajaran Menurut Hujair AH Sanaky (2011: 4) ada beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu antara lain sebagai berikut: Pertama, agar pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; kedua bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik; ketiga metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pembelajar tidak kehabisan tenaga; dan keempat pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendegarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas yang lain yang dilakukan seperti : mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Hujair AH Sanaky (2011: 4) juga menjelaskan tentang manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar yaitu sebagai berikut: 1) memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan, 2) menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik, 3) memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik, 4) memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran, 6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan 7) meningkatkan kualitas pengajaran. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu untuk 1) meningkatkan motivasi pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar, 3) memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar, 4) memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik sehingga memudahkan commitpembelajar to user untuk belajar, 5) merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 6) meciptakan kondisi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
dan situasi belajar tanpa tekanan, dan 7) pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran. c. Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap kepada siswa sehingga siswa itu dapat menangkap, memahami, dan memiliki pesanpesan dan makna yang disampaikan itu. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: 1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. 3) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. 4) Membangkitkan motivasi belajar siswa. 5) Mempertinggi mutu belajar siswa. Derek Rowntrie dikutip Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) menyebutkan fungsi media pendidikan atau pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Engange the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar) 2) Recall earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari) 3) Provide new learning stimuli (menyediakan stimulus belajar) 4) Activate the student’s response (mengaktifkan respon peserta didik) 5) Give speedy feedback (memberika balikan dengan cepat/segera) 6) Encourage appropriate pratice (menggalakkan latihan yang serasi) d. Alasan Pengunaan Media Pembelajaran Seorang guru menggunakan media pembelajaran pasti memiliki alasanan yang positif selain untuk mempermudah dalam penyampaian materi, media pembelajaran juga berfungsi untuk merangsang motivasi commit to user siswa dalam belajar. Selain itu media pembelajaran dapat berfungsi untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. Dengan media pembelajaran pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan siswa meguasai materi pelajaran dengan baik, metode pembelajaran lebih bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan guru. Dapat disimpulkan dengan media pembelajaran siswa tidak mudah bosan dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
e. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Setelah mengetahui tujuan dan manfaat media pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hujair AH Sanaky (2011) berpendapat, “Pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pengajaran, bahan pelajaran, metode mengajar, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi mengajar, minat dan kemampuan pembelajar, situasi pengajaran yang sedang berlangsung” (hlm.6) Keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan kondisi pembelajaran, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memilih hubungan secara timbal balik dengan empat aspek tersebut. Dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Menurut Oemar Hamalik (1980: 18) pembuatan suatu media pendidikan yang berguna untuk suatu pelajaran tertentu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Rasionil, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. 2) Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. 3) Ekonomis, sesuai dengan kemampuan yang pembiayaan yang ada, hemat. 4) Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek disekolah dan bersifat sederhana. 5) Fungsional, berguna dalam pelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa. 4. Modifikasi Alat Pembelajaran a. Pengertian modifikasi alat pembelajaran Modifikasi alat pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai alat atau sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi dari suatu pihak ke pihak lain yang disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga siswa merasa senang untuk mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. Alat yang dimaksud harus menunjang tujuan proses belajar mengajar dan juga membantu proses berfikir siswa agar dapat dengan segera memahami informasi yang dimaksud. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153) alat pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pecapaian tujuan pembelajaran tersebut.
b. Prinsip-prinsip Pemilihan Alat Pembelajaran Sebelum memutuskan untuk menggunakan alat pembelajaran tertentu dalam suatu peristiwa pengajaran, seorang guru perlu memahami prinsip-prinsip atau faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alat pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip pemilihan alat pembelajaran menurut commit to user Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 156) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
1) Memilih alat harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan. 2) Memilih alat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. 3) Memilih alat harus sesuai dengan kemampuan guru baik dalam pengadaanya dan penggunaannya. 4) Memilih alat harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. 5) Memilih alat harus memahami karakteristik dari alat bantu itu sendiri. Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih alat pembelajaran menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 156) adalah sebagai berikut: 1) Objektivitas, artinya pemilihan alat pembelajaran tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar hiburan sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya dengan bahan dan karakteristik siswa. 2) Program pengajaran, artinya memilih alat pembelajaran harus disesuaikan dengan program pengajaran karena tidak semua alat bantu pembelajaran dapat digunakan untuk semua pengajaran. 3) Situasi dan kondisi, artinya pemilihan alat pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar artinya disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas. 4) Kualitas teknik, yaitu kesiapan operasional alat pembelajaran sebelum digunakan, misalnya untuk tape recorder apakah semua masih berjalan dengan baik atau ada kerusakan. 5) Keefektifan dan efisiensi penggunaan artinya, penggunaan alat pembelajaran dia bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen-komponen, tetapi apakah alat bantu pembelajaran itu betul-betul berguna untuk memudahkan penguasaan siswa. c. Berbagai Jenis Modifikasi Alat Pembelajaran Alat pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru pendidikan jasmani dalam pengajaran itu banyak jenisnya, tetapi seorang guru pendidikan jasmani juga harus melihat tujuan dan bahan pengajaran yang akan disampaikan. Selain itu alat pembelajaran yang digunakan juga harus bisa menumbuhkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Menurut Samsudin (2008: 53) modifikasi alat pembelajaran dalam pendidikan commitjasmani to user secara umum dapat disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
melalui berbagai alat bantu pembelajaran, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film, video, OHP, gambar-gambar dan sebagainya. Selain alat pembelajaran tersebut, guru pendidikan jasmani masih dapat membuat modifikasi alat pembelajaran untuk menyampaikan informasi kepada siswanya dengan jalan memodifikasi, yaitu dengan cara: 1) Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran Ban Bekas Warna. Pembelajaran menggunakan modifikasi ban bekas warna merupakan bentuk belajar lay up shot bola basket yang pelaksanaanya ditekankan dalam pembelajaran langkah kaki dalam lay up shot bola basket. Dengan ban bekas warna, siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan gerakannya karena ada sasaran kaki untuk melangkah. Siswa juga termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar karena alat bantu pembelajaran yang digunakan sangat menarik.
Gambar 4. Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Ban Bekas Warna 2) Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran Bilah Bambu Warna. Pembelajaran gerak dasar langkah lay up shot bola basket dapat menggunakan bilah bambu warna. Pembelajaran dengan bilah bambu warna ini bertujuan untuk membiasakan gerakkan langkah lay up shot bola basket yang awalnya belajar dengan sasaran ban bekas warna, kemudian digantikan dengan bilah bambu warna. Dengan modifikasi alat pembelajaran bilah warna ini, maka commit to user akan mempermudah anak didik dalam melaksanakan proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
mengajar dan siswapun akan lebih tertarik karena terdapat modifikasi alat pembelajaran. Selain itu modifikasi alat pembelajaran bilah warna juga memiliki banyak keuntungan antara lain: ekonomis (sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat), praktis (dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana).
Gambar 5. Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Bilah Bambu Warna 3) Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran Telapak Kaki Bayangan. Pembelajaran menggunakan telapak kaki bayangan merupakan bentuk belajar lay up shot yang pelaksanaanya bertujuan untuk mempermudah langkah kaki ketika melakukan teknik lay up shot. Dengan check mark telapak kaki bayangan yang terbuat dari kardus siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan gerakannya karena sudah ada sebuah tanda yang sangat jelas. Sehingga dengan bentuk check mark yang menarik siswa akan termotivasi untuk melakukan gerakkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Gambar 6. Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Telapak Kaki Bayangan 4) Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran Ring Basket Bayangan. Pembelajaran menggunakan ring basket bayangan merupakan bentuk belajar lay up shot yang pelaksanaanya sebuah ring basket yang sebenarnnya yang tinggi dari permukaan lantai 305 cm digantikan dengan sebuah ring yang dimodifikasi yang tingginya ± 150 cm. Dengan ring bayangan, saat pembelajaran siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan gerakannya karena ringnya pendek dan bisa dijangkau oleh semua siswa. Ring bayangan bertujuan untuk merangsang motivasi siswa untuk melakukan gerakkan dengan tingkat kompleksitas pembelajaran yang sederhana menuju ke tingkat pembelajaran yang lebih kompleks.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Gambar 7. Pembelajaran Lay Up Shot Bola Basket dengan Ring Basket Bayangan B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Alat bantu pembelajaran yang digunakanpun juga sangat terbatas dan kurang menarik motif siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Permasalahan tersebut muncul dalam pembelajaran lay up shot bola basket di SMA Negeri 2 Karanganyar pada kelas X.5 kurang masksimalnya pembelajaran lay up shot bola basket dikarenakan model pembelajaran guru yang tradisional dan kurangnya pengunaan alat bantu pembelajaran. Khususnya dalam to user pembelajaran praktik teknik dasarcommit lay up shot bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan
menyenangkan,
sasaran
pembelajaran
ditujukan
bukan
hanya
mengembangkan ketrampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendegarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi alat bantu tersebut. Penggunaan modifikasi alat pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar modifikasi alat pembelajaran yang digunakan antara lain yaitu, ban bekas warna, bilah bambu warna, bola tangan, telapak kaki bayangan, dan ring basket bayangan yang digunakan untuk pembelajaran dalam teknik dasar lay up shot bola basket. Secara lebih rinci jenis-jenis media dijabarkan dalam RPP, setiap pertemuan. Kurang kreatifitasnya guru dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar commit to pendidikan user siswa antara lain kurang kreatifnya guru jasmani disekolah dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
membuat dan menggembangkan modifikasi alat pembelajaran, guru kurang akan model-model pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran pendidikan jasmani hanya bersifat monoton, orientasi pembelajaran hanya berpusat pada guru siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, dan guru hanya mengejar materi yang disampaikan tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaiman pembelajaran tersebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Pemanfaatan modifikasi alat pembelajaran, ban bekas warna, bilah bambu warna, bola tangan, telapak kaki bayangan, dan ring basket bayangan sebagai saran membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lay up shot bola basket pada siswa. Melalui modifikasi alat pembelajaran tersebut guru dapat memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar lay up shot bola basket. Guru juga mampu membelajarkan siswa dari teknik-teknik dasar yang sederhana menuju teknik-teknik dasar yang kompleks.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Siswa:
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran
Melalui model pembelajaran dengan menggunakan alat pembelajaran, akan membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil pembelajaran bisa maksimal.
Gambar 8. Alur kerangka berpikir commit to user
a. Motivasi belajar siswa sangat kurang dan siswa cepat bosan mengikuti pelajaran penjas. b. Hasil belajar penjas rendah c. Kualitas gerakan siswa kurang memuaskan Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket, melalui modifikasi alat pembelajaran.
Siklus II : upaya perbaikan dari tindakan siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket, melalui modifikasi alat pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai berikut: Penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai bulan Mei 2012.
Tabel 2. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No
Rencana Kegiatan
Tahun 2012 Jan
1.
Feb
Persiapan Penelitian a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Izin Penelitian
2.
Pelaksanaan a. Seminar Proposal b. Pengumpulan Data Penelitian
3.
Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian Skripsi
commit to user
33
Mar
April
Mei
Juni
Juli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
B. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
C. Sumber Data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah sebagai
berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar lay up shot bola basket melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2012. 2. Guru, sebagai kolabolator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan modifikasi alat pembelajaran dalam pembelajaran lay up shot bola basket pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik dan pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini
terdiri dari : Tes dan Observasi. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar lay up shot bola basket yang dilakukan siswa. 2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan modifikasi alat pembelajaran. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel berikut : Tabel 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian No
Sumber Data
Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Instrumen
Data commit to user
Penilaian sikap melalui observasi lapangan (sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Afektif
dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP) Soal tes (sesuai dengan
1.
Siswa
Kognitif Hasil
rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP)
belajar lay
Tes praktik yang meliputi
up shot bola
kemampuan teknik dasar
basket
Psikomotor
lay up shot bola basket (sesuai dengan aspek psikomotorik pada RPP)
E. Uji Validitas Data Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian. Trianggulasi yang digunakan yaitu: Validitas data PTK ini menggunakan: 1. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. 2. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan atau nara sumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihakpihak yang lain (Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid) 3. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, tes) sehingga didapat hasil yang akurat mengenai subyek.
F. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus Penelitian Tindakan Kelas dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
G. Prosedur Penelitian Langkah-langkah
pelaksanaan
Penelitian
Tindakan
Kelas
secara
prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru dengan tim lainya) bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Prosedur makro pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ditempuh melalui langkah-langkah yang meliputi: Identifikasi dan analisis masalah, penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penjelasan mengenai prosedur makro pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut : 1. Identifikasi dan Analisis Masalah Penelitian Tindakan Kelas a. Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah proses untuk mempertajam masalah. b. Analisis Masalah Penelitian Tindakan Kelas adalah proses penguraian yang bersifat reflektif atas masalah yang berhasil diidentifikasikan. c. Pemilihan Alternatif Tindakan (Solusi praktis) adalah merupakan alternatif tindakan yang berupa berbagai pilihan-pilihan tindakan, baik tindakan peneliti utama atau tindakan kolaborator. 2. Penetapan Fokus Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas yaitu diperolehnya rumusan masalah yang layak untuk ditindak lanjuti dalam sebuah kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Perencanaan Tindakan yaitu meliputi beberapa hal yang terkait dengan: pembuatan skenario pembelajaran, persiapan sarana pembelajaran, persiapan instrument penelitian untuk pembelajaran, dan simulasi pelaksanaan tindakan. 4. Pelaksanaan Tindakan adalah pelaksanaan atas apa yang sudah direncanakan. 5. Observasi adalah merupakan sebuah proses pengamatan kejadian pada saat pelaksanaan tindakan. 6. Refleksi merupakan tahap untuk menelaah dan memproses data yang didapat saat pelaksanaan observasi. Isi dari setiap siklus Penelitian Tindakan Kelas itu dapat diilustrasikan dalam commit to user gambar 5 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Plan
Reflection Action/ Observation
Satu Siklus
Revised Plan
Gambar 9. Satu Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Prosedur Mikro (Sumber: Agus Kristiyanto, 2010 : 55)
H. Indikator Capaian Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah meliputi: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lay up shot bola basket dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
2) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, penilaian lay up shot bola basket. 3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lay up shot bola basket. 2) Melakukan pemanasan 3) Melakukan teknik dasar lay up shot bola basket : a) Teknik dasar pada awal yaitu
c. Tahap Observasi Kegiatan observasi dilakukan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran lay up shot bola basket pendidikan jasmani yang diterapkan terhadap proses pembelajaran lay up shot bola basket.
d. Tahap Refleksi Refleksi merupakan tahap untuk menelaah dan memproses data yang didapat saat pelaksanaan observasi. Pada tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan pertama yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Tabel 4. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa Prosentase terget capaian Aspek yang
Kondisi
diukur
Awal
Siklus 1
Siklus 2
Kemampuan teknik dasar lay
Cara mengukur
Diamati melaui proses 16,21 %
40 %
70 %
pembelajaran dan unjuk
up shot bola
kerja praktik sesuai
basket siswa
dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Pemahaman
29,72 %
40%
70%
Melalui tes kemampuan
siswa terhadap
kognitif siswa sesuai
materi lay up
dengan pedoman rubrik
shot bola basket
penilaian RPP
Sikap siswa
56,75 %
75 %
85 %
Melalui penilaian sikap
dalam mengikuti
sesuai dengan pedoman
pelaksanaan
rubrik penilaian RPP
materi lay up shot bola basket
2. Rancangan Siklus II Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interpretasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, yang mengikuti mata pelajaran penjasorkes materi lay up shot bola basket adalah 37 Siswa, yang terdiri atas 16 siswa putra dan 21 siswa putri. Dalam proses pembelajaran penjasorkes materi lay up shot bola basket, masih banyak siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Terbukti dari beberapa siswa, ada yang duduk ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dilihat dari proses pembelajaran lay up shot bola basket, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil. 2. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung sulit diatur saat proses pembelajaran penjasorkes materi lay up shot berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat proses belajar mengajar penjasorkes materi lay up shot berlangsung, siswa menunjukkan sikap semaunya sendiri, kurang memperhatikan komando dari guru, tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya, sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut belum dapat dicapai secara maksimal, akibatnya berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa yaitu banyak siswa yang tidak mencapai kriteria kelulusan minimal dalam pembelajaran. 3. Minimnya sarana dan prasarana dan belum adanya kreatifitas guru penjasorkes dalam memodifikasi alat pembelajaran, karena guru hanya memanfaatkan media pembelajaran yang ada tanpa adanya upaya untuk memodifikasi alat pembelajaran, sehingga banyak siswa yang jenuh, mudah bosan, kesulitan to user ketika proses belajar mengajar commit berlangsung.
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
4. Dilihat dari hasil penilaian guru penjasorkes, kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar, rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan teknik lay up shot bola basket hanya 16,21 % dari 37 jumlah siswa yang tuntas sesuai batas kriteria kelulusan minimal. Sebagian besar siswa hanya sekedar melangkah dan memasukan bola, bahkan ada beberapa siswa yang tidak tahu sama sekali bagaimana melakukan teknik lay up shot bola basket. 5. Guru kesulitan menemukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang konvensional mengakibatkan siswa jenuh, sehingga motivasi belajar siswa kurang, selain itu siswa juga kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran materi lay up shot bola basket. Hasil observasi antara peneliti dan guru tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi nyata keadaan kelas saat proses belajar mengajar materi lay up shot berlangsung pada kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar. Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti utama dan kolabolator berkolaborasi untuk mendiskripsikan kondisi awal keadaan kelas sebelum diberikan tindakan. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari: tes unjuk kerja kemampuan lay up shot bola basket (psikomotor), pemahaman konsep gerak (kognitif), pengamatan sikap (afektif) pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 Kondisi hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan menggunakan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 5. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Sebelum Diterapkan Tindakan Pembelajaran Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran. Rentang
Keterangan
Kriteria
Nilai ≥ 80
Jumlah
Prosentase
Anak Sangat Baik
Tuntas
1
2,70 %
75 - 79
Baik
Tuntas
5
13,51 %
70 - 74
Cukup
Tidak Tuntas commit to user
7
18,91 %
perpustakaan.uns.ac.id
65 - 69
digilib.uns.ac.id 42
Kurang
≤ 64
Tidak Tuntas
22
59,45 %
Kurang sekali Tidak Tuntas
2
5,40 %
37
100%
Jumlah
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Kurang Sekali
Kurang Cukup Baik
Baik Sekali Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 10. Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Pratindakan Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil yang baik, prosentase ketuntasan belajar 16,21 % dari 37 siswa kelas X.5 hanya 6 siswa yang masuk dalam kriteria ketuntasan belajar sedangkan 31 siswa belum tuntas. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang sekali. Maka akan dilakukan tindakan dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran lay up shot bola basket pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I Pembelajaran lay up shot bola basket dengan menggunakan commit to user modifikasi alat pembelajaran pada siklus I adalah perkenalan teknik dasar lay
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
up shot basket, yang meliputi; (1) Mempraktikkan teknik lay up shot kanan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna dan bilah bambu warna tanpa menggunakan bola, (2) Mempraktikkan teknik lay up shot kanan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna dan bilah bambu warna dengan menggunakan bola, (3) Mempraktikkan teknik lay up shot bola basket dengan menggunakan ring basket bayangan yang tingginya 2,40 M, (4) Mempraktikkan teknik lay up shot bola basket dengan menggunakan ukurang ring yang sebenarnya. Pembelajaran teknik dasar lay up shot bola basket pada siklus pertama tersebut dilakukan selama tiga kali pertemuan. Adapun tahapantahapan yang dilakukan pada siklus pertama adalah sebagai berikut: a. Rencana Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari selasa, 27 maret 2012 di SMA Negeri 2 Karanganyar. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini,seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama tiga kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari siswa Kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 37 siswa, terdapat 31 siswa yang masih belum mencapai batas ketuntasan belajar. Setelah dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa dan pengamatan, ternyata sebagian siswa masih belum dapat memahami dan mempraktekkan tentang materi lay up shot bola basket yang telah diajarkan. Sebagian besar siswa yang mengikuti tes belum bisa melakukan gerakan lay up shot dengan baik dan benar. Pada siklus I peneliti dan guru merancang rencana pelaksanaan tindakan I sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
1) Peneliti bersama guru merancang skenario penerapan modifikasi alat pembelajaran, untuk meningkatkan penguasaan siswa dalam melakukan lay up shot bola basket. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) keterampilan teknik dasar lay up shot bola basket dengan menerapkan modifikasi alat pembelajaran. 3) Peneliti dan guru menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran lay up shot bola basket seperti; bola basket, bilah bambu warna, ban bekas warna, ring basket bayangan, dan telapak kaki bayangan. 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tes keterampilan (psikomotor). Unsur-unsur yang dinilai dalam tes keterampilan adalah kesempurnaan melakukan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. 5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik dasar lay up shot bola basket. 6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di lapangan olahraga SMA Negeri 2 Karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni sesuai jadwal mata pelajaran penjasorkes kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar pada hari kamis tanggal 29 Maret 2012, 5 April 2012, dan 26 Mei 2012, di SMA Negeri 2 Karanganyar. Tindakan tidak bisa dilaksanakan pada setiap hari kamis dikarenakan pada hari kamis tanggal 12 April 2012 SMA Negeri 2 Karanganyar kelas X dan kelas XI di liburkan karena sekolah to user menyelengarakan uji coba commit persiapan ujian nasional untuk kelas XII dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
pada hari kamis 19 April 2012 kelas X dan Kelas XI di liburkan untuk yang kedua kalinya dikarenakan pelaksanaan ujian nasional belum selesai. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. 1) Pertemuan I Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Kamis, 29 Maret 2012) adalah praktik teknik gerakan lay up shot tanpa bola dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa dan presensi. 2. Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3. Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran. 4. Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi lay up shot dan permainan-permainan yang dimodifikasi yang menuju ke arah teknik dasar lay up shot bola basket. 5. Peneliti dan guru mengenalkan modifikasi alat pembelajaran yang akan digunakan dan menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni gerak dasar lay up shot bola basket. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti. 6. Siswa diminta melakukan teknik lay up shot kanan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna dan bilah bambu warna yang dimulai dari langkah pertama kaki kanan lebar, langkah kedua kaki kiri pendek kemudian melompat setinggi-tingginya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
sampai akhir gerakan sesuai dengan contoh yang demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru. 7. Sebelum melakukan gerakan siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri. Kelompok putra masingmasing kelompok terdiri dari 8 siswa sedangkan kelompok putri karena jumlahnya tidak sama kelompok yang pertama terdiri dari 11 siswa dan kelompok kedua terdiri dari 10 siswa. 8. Pembelajaran pertama, siswa diminta melakukan gerakan langkah lay up shot kanan tanpa bola dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna dan bilah bambu warna sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru. 9. Setelah siswa melakukan gerakan beberapa ulangan dilanjutkan dengan melakukan gerakan lay up shot kanan dengan menggunakan bola. 10. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan lay up shot kanan yang telah dilakukannya serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan. 11. Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan model pembelajaran pertama. 12. Peneliti dan guru menyampaikan model pembelajaran selanjutnya yakni gerakan lay up shot kanan keseluruhan dengan menggunakan ring bayangan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan lay up shot kanan keseluruhan dari awalan sampai melepaskan bola yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 13. Siswa diminta melakukan gerakan lay up shot kanan keseluruhan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru dengan menggunakan ring bayangan. 14. Siswa secara bergantian sesuai dengan kelompok masing-masing melakukan gerakan lay up shot kanan dengan menggunakan ring to user bayangan. Setelah commit siswa melakukan lay up shot kanan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
melakukan reboundkemudian di passing ke teman satu kelompok untuk melakukan gerakan yang sama, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru. 15. Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan lay up shot kanan yang akan dilakukannya, serta kesempatan untuk bertanya tentang materi praktik yang dilakukan. 16. Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. 17. Setelah penyampaian materi selesai guru dan peneliti memberikan suatu permainan untuk siswa yang didalam permainan tersebut siswa dituntut untuk mengaplikasikan teknik lay up shot yang sudah diajarkan oleh guru dan peneliti, permainan tersebut sangat sederhana sekali yakni; siswa sesuai kelompok yang sudah dibagi berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya menggunakan teknik lay up shot kanan kedalam ring bayangan, kelompok dikatakan sebagai pemenang apabila kelompok mampu memasukkan 10 bola kedalam ring bayangan. 18. Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. 19. Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya. 2) Pertemuan II Materi pada pelaksanaan tindakan I,pertemuan kedua (Kamis, 5 April 2012) adalah pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan ke tingkat gerakan yang lebih komplek yaitu melakukan gerakan lay up shot kanan bola basket menggunakan ring yang sebenarnya dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran telapak kaki bayangan. Telapak kaki bayangan berfungsi sebagai check commit to userlangkah siswa sebelum siswa mark/tanda untuk mempermudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
melakukan rangkaian teknik lay up shot kanan bola basket. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan presensi. b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran. d) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi lay up shot bola basket dan permainan-permainan yang mengarah ke teknik lay up shot bola basket. e) Peneliti dan guru merefresh materi pada pertemuan pertama sebelum masuk pada pertemuan kedua, peneliti dan guru menunjuk secara random siswa untuk melakukan gerakkan lay up shot kanan yang diajarkan pada pertemuan pertama.Siswa dituntut untuk ikut aktif mengevaluasi gerakan yang telah dilakukan oleh temannya, kemudian guru dan peneliti menjelaskan dan memberikan contoh gerakkan yang benar. f) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni: gerak dasar yang terdiri dari gerakan langkah pertama kaki kanan lebar, langkah kedua kaki kiri pendek dan melompat setinggi-tingginya tanpa bola dengan menggunakan alat bantu bilah bambu warna dan ban bekas warna, gerakan lay up shot kanan dengan menggunakan bola, dilanjutkan dengan gerakan lay up shot kanan keseluruhan dari gerakan langkah kaki sampai melepaskan bola dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ring basket bayangan. Pengulangan dilakukan sampai siswa benar-benar bisa melakukan teknik lay up shot bola basket dengan baik dan benar sebelum menggunakan ring commit to user basket yang sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
g) Setelah dirasa cukup melakukan pengulangan materi pertemuan pertama dilanjutkan dengan materi kedua yakni melakukan teknik lay
up
shot
kanan
dengan
menggunakan
modifikasi
alat
pembelajaran telapak kaki bayangan ke dalam ring basket yang sebenarnya. h) Siswa melakukan gerakan sesuai dengan contoh yang dilakukan guru dan peneliti secara bergantian. i)
Sebelum melakukan gerakkan siswa berbaris sesuai kelompok yang sudah ditentukan oleh guru dan peneliti.
j)
Siswa baris paling depan yang akan melakukan teknik lay up shot kanan melihat telapak kaki bayangan yang sudah disiapkan oleh guru dan peneliti, misalkan check mark terlalu jauh ataupun terlalu dekat siswa secara mandiri boleh untuk maju menyesuaikan check mark sesuai dengan langkah kaki
masing-masing. Setelah siswa
melakukan gerakan lay up shot kanan siswa melakukan rebound kemudian di passingkan kepada teman satu kelompok untuk bergantian melakukan gerakan lay up shot kanan. k) Para siswa mengulang–ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan peneliti dan guru. l) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan dan memberikan kesempatan apabila para siswa mengalami kesulitan. m) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. 3) Pertemuan III Pada pelaksanaan tindakan pertama pertemuan ketiga (Kamis, 26 April 2012) peneliti dan guru melakukan tes dan evaluasi hasil pembelajaran pada siklus I untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil
belajar siswa setelah diberikan tindakan modifikasi alat to user peneliti dan guru melakukan pembelajaran. Sebelum commit tes dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
pengulangan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya secara singkat dilanjutkan dengan tes siklus pertama. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: a) Peneliti
dan
guru
menyiapkan
siswa
dan
memulai
proses
pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi. b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran. d) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya dengan melakukan gerakan lay up shot kanan menggunakan modifikasi alat pembelajaran telapak kaki bayangan ke dalam ring basket yang sebenarnya. e) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik pembelajaran lay up shot kanan bola basket. f) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lay up shot kanan bola basket. Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan persensi, masing-masing siswa melakukan tes psikomotor sebanyak dua kali gerakan. g) Peneliti dan guru melakukan tes akhir untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan lay up shot kanan sesuai dengan performansi yang telah disepakati peneliti dan kolaborator. h) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan I Observasi dan interprestasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interprestasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I, yakni : 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lay up shot bola basket dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Pada pertemuan pertama (kamis, 29 Maret 2012 selama 2 x 45 menit), peneliti dan guru mengajarkan teknik dasar lay up shot bola basket yang dimulai dari langkah kaki pertama kanan lebar, langkah kedua kaki kiri pendek dan melompat setinggi-tingginya dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna dan bilah bambu warna. Dilanjutkan dengan melakukan langkah lay up shot kanan yang awalnya tanpa bola kemudian diteruskan dengan melakukan langkah lay up shot kanan menggunakan bola. Materi selanjutnya pada pertemuan pertama melakukan gerakan keseluruhan lay up shot kanan bola basket dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran ring basket bayangan. Pada pertemuan kedua (Kamis, 5 April 2012 selama 2 x 45 menit) peneliti dan kolaborator memberikan materi lanjutan yang awalnya melakukan teknik lay up shot kanan menggunakan ring bayangan. Pada pertemuan kedua ini siswa mencoba melakukan teknik lay up shot kanan menggunakan ring yang sebenarnya dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran telapak kaki bayangan. Pada pertemuan ketiga (Kamis, 26 April 2012 selama 2 x 45 menit), peneliti dan kolaborator mengulangi materi pada pertemuan sebelumnya yakni siswa melakukan teknik lay up shot kanan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran telapak kaki bayangan ke dalam ring yang sebenarnya kemudian peneliti melakukan tes akhir siklus I, untuk mengetahui hasil perkembangan proses pembelajaran selama siklus I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melakukan observasi sebagai bahan acuan dalam membandingkan keadaan awal dengan perkembangan proses sampai siklus pertama berakhir. 4) Peneliti dan kolaborator melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pemebelajaran langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa. 5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru.Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: a) Siswa yang aktif selama proses belajar mengajar materi lay up shot kanan berlangsung sebesar 40%, sedangkan 60% lainnya tampak berbicara dengan temannya, dan bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang jenuh dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan pesimis untuk melakukan gerakan lay up shot bola basket. b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 45%, sedangkan 55% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan peneliti. Siswa tersebut bermain sendiri mencari tempat yang teduh dengan temannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran lay up shot bola basket melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi: 1) Hasil belajar siswa dalam lay up shot kanan bola basket setelah Tidakan I dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria sangat baik adalah 16,21%, baik 27,02 % sedangkan sisanya (cukup 54,05 % dan Kurang 2,70 %) 2) Dalam hal ini sejumlah 16 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 21siswa Tidak Tuntas. Dalam pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I diantaranya adalah: 1) Sebagian siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti dan guru yakni penyampaian materi dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran yang berupa ban bekas warna, bilah bambu warna, ring bayangan, dan telapak kaki bayangan, sebab dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran tersebut siswa lebih mudah dalam melaksanakan setiap materi yang disampaikan oleh guru maupun peneliti sehingga memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, melalui penjelasan guru dan peneliti, selain itu pelaksanaan pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes. 2) Banyak siswa yang sudah berani mencoba melakukan setiap materi yang disampaikan sehingga akan semakin mudah dalam menyerap dan menguasai materi lay up shot kanan yang telah disampaikan oleh guru commit to user dan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
3) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik. Dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran siswa juga lebih mudah menerima materi yang telah disampaikan oleh guru dan peneliti. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah: 1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktikkan gerakan keseluruhan teknik lay up shot kanan dengan benar. 2) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan guru. 3) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya,
sehingga
peneliti
dan
guru
seringkali
mengulangi pelaksanaan materi pada minggu lalu. 4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerak dasar dan model pembelajaran yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti. 5) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan teknik lay up shot kanan karena takut bolanya tidak masuk. 6) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan dari guru dan peneliti sehingga sebagian siswa belum dapat menunjukan kualitas gerakan yang maksimal.
d. Analisis dan Reflesi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukkan hasil yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan cukup banyak commit to dalam user mengajar yang sedikit. dan bervariasi serta alokasi waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. 3) Modifikasi alat pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu meningkatkan antusiasme siswa, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal. 4) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukkan hasil yang maksimal walaupun telah menujukkan peningkatan akan tetapi belum sesuai dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut : a. Hasil belajar siswa lay up shot kanan bola basket setelah Tindakan I dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat baik 16,21%; Baik 27,02 %; Cukup 54,05 %; Kurang 2,70 %;. Dalam hal ini sejumlah 16 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 21 siswa masuk dalam kriteria Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus I, hasil belajar siswa dalam penguasaan teknik lay up shot kanan masuk dalam kategori Kurang. Akan tetapi dibandingkan dengan keadaan awal kemampuan siswa dalam melakukan teknik lay up shot kanan mengalami rata-rata kenaikan sebesar 27,03% sehingga perlu diadakan perbaikan melalui siklus selanjutnya. b. Apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil belajar siswa dalam smash normal menujukkan hasil yang meningkat dari data awal. 5) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, akan dipertahankan dan ditingkatkan. 6) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni : a) Siswa diminta mengingat teknik dasar lay up shot kanan bola basket sesuai yang telah diajarkan guru. b) Guru dan peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan commitGuru to user penjelasan kepada siswa. dan peneliti juga harus memonitor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. c) Guru dan peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya proses pembelajaran. Berdasarkan prestasi atau tes belajar yang dicapai siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan
sehingga
pembelajaran
perlu
dilanjutkan
pada
siklus
berikutnya.
e. Diskripsi Data Tindakan I Selama Pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan lay up shot kanan (psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun pelajaran 2011/2012. Kondisi hasil belajar lay up shot kanan setelah diberikan Tidakan I pembelajaran menggunakan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 6. Diskripsi Hasil Belajar lay up shot Bola Basket Setelah Diberikan Tindakan Penerapan Modifikasi Alat Pembelajaran Siklus I. Rentang
Keterangan
Kriteria
Nilai
Jumlah
Prosentase
Anak
≥ 80
Sangat Baik
Tuntas
6
16,21 %
75 - 79
Baik
Tuntas
10
27,02 %
70 - 74
Cukup
Tidak Tuntas
20
54,05 %
65 - 69
Kurang
Tidak Tuntas
1
2,70 %
≤ 64
Kurang sekali
Tidak Tuntas
0
0%
37
100 %
Jumlah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
60,00% 50,00%
Kurang Sekali
40,00%
Kurang
30,00%
Cukup
20,00%
Baik
10,00%
Baik Sekali
0,00% Sangat Baik
Baik
Cukup Kurang Kurang Sekali
Gambar 11. Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus I Berdasarkan hasil diskripsi siklus pertama, hasil belajar siswa kelas kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan Tidakan I adalah; Sangat baik dengan prosentase 16,21%, Baik 27,02 %, Cukup dengan prosentase 54,05 %, dan Kurang dengan prosentase 2,70%. Sejumlah 16 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 21 siswa Tidak Tuntas.
2. Siklus II Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada siklus I. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya; a. Rencana Tindakan II Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012, di SMA Negeri 2 Karanganyar. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaancommit Pembelajaran to user (RPP) siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran lay up shot kanan bola basket dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran, untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mencakup tiga aspek (afektif, psikomotor, dan kognitif). Dengan alur pembelajaran sebagai berikut : a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar b) Guru
mendemonstrasikan
keterampilan
dengan
benar,
atau
menyajikan informasi tahap demi tahap. c) Guru mengamati apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, dan saling memberikan evaluasi. d) Guru melihat apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik. 2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II lay up shot kanan bola basket dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran. 3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang akan digunakan seperti;bola basket, bilah bambu warna, ban bekas warna, ring basket bayangan, dan telapak kaki bayangan. 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan lay up shot kanan
dengan
penerapan
modifikasi
alat
pembelajaran
(aspek
psikomotor). Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. 5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik lay up shot kanan bola basket. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni pada lapangan olahraga SMA Negeri 2 Karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuanselama 2 minggu yakni pada setiap hari Kamis tanggal 3, Mei 2012 dan 10, Mei 2012 pengambilan data pada siklus II, di lapangan olahraga SMA Negeri 2 Karanganyar. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tindakan sebelumnya. a) Pertemuan I Materi pada pelaksanaan tindakan II,pertemuan pertama (Kamis, 3 Mei 2012)yaitu penguasaan teknik lay up shot kanan bola basket dengan menggunakan ring yang sebenarnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi siswa. b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran. d) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi lay up shot bola basket dengan permainan. e) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan lay up shot kanan bola basket dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran telapak kaki bayangan ke dalam ring yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
sebenarnya. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti. f) Sebelum melakukan gerakan siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri. Kelompok putra masingmasing kelompok terdiri dari 8 siswa sedangkan kelompok putri karena jumlahnya tidak sama kelompok yang pertama terdiri dari 11 siswa dan kelompok kedua terdiri dari 10 siswa. g) Siswa melakukan gerakan lay up shot kanan dengan koordinasi yang baik dan benar karena dibantu dengan telapak kaki bayangan, siswa melakukan pengulangan dan pemantapan gerakkan lay up shot kanan keseluruhan mulai dari langkah kaki sampai melepaskan bola kedalam ring basket. h) Siswa secara bergantian melakukan teknik lay up shot kanan ke dalam ring yang sebenarnya guru dan peneliti mengamati dan mengevaluasi gerakan yang dilakukan oleh siswa. i) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan lay up shot kanan bola basket yang akan dilakukannya. j) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya. k) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua. l) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yaitu gerakan lay up shot kanan tanpa menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran ke dalam ring yang sebenarnya. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti. m) Siswa diminta melakukan gerakan lay up shot kanan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru. n) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan commit to user lay up shot kanan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
o) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan lay up shot kanan bola basket yang akan dilakukannya. p) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan lay up shot kanan dengan baik dan benar serta maksimal. q) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. b) Pertemuan II Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Kamis, 10 Mei 2012) adalah pengulangan pada materi sebelumnya secara singkatdilanjutkan pengambilan data akhir tindakan II karena pada pertemuan
sebelumnya
setelah
diadakan
analisis
dan
refleksi
kemampuan siswa dalam semua aspek setelah diberikan tindakan penerapan modifikasi alat pembelajaran meningkat dengan sangat baik. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai proses pembelajaran dengan mempresensi. b) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran. d) Siswa mengulang gerakan pada materi sebelumnya secara singkat dilanjutkan dengan pengambilan data akhir siklus II. e) Siswa diberikan kesempatan untuk mencoba melakukan teknik lay up shot kanan secara mandiri sebelum proses pengambilan nilai dilaksanakan. f) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan II Observasi dan interprestasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interprestasi tindakan II peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan Tindakan II, yakni : 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lay up shot kanan bola basket melalui pembelajaran dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna, bilah bambu warna, ring basket bayangan, dan telapak kaki bayangan pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pemebelajaran langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa. 4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh teknik gerakan lay up shot kanan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru.Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu siswa yang aktif selama pemberian materi lay up shot kanan bola basket sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama commit to user diperoleh penjelasan bahwa di kegiatan belajar mengajar berlangsung,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
antara mereka ada yang kurang bisa melakukan unjuk kerja praktik lay up shot kanan karena kurang bisa mengontrol kekuatan ketika melepaskan bola ke dalam ring basket yang sebenarnya dan ada beberapa siswa yang merasa kesulitan waktu melompat karena tidak bisa melompat tinggi khususnya siswa perempuan. 5) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran lay up shot kanan bola basket melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi: 1) Hasil belajar siswa dalam materi lay up shot kanan setelah Tindakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat Baik 75,67 % sedangkan sisanya Baik 18,91 %; Cukup 5,40 %. 2) Sejumlah 37 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan. Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II diantaranya : 1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan lay up shot kanan dengan baik. Walau masih ada sebagian kecil siswa yang masih kesulitan dalam melakukan gerakan lay up shot kanan. 2) Melalui
proses
pembelajaran
menggunakan
modifikasi
alat
pembelajaran, sebagian besar siswa dapat perpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, commit to user pelaksanaan Tindakan II tersebut adapun kelemahan dan kekurangan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
adalah: Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran kurang maksimal diterima. d. Analisis dan Refleksi Tindakan II Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. 3) Pembelajaran menggunakan modifikasi alat pembelajaran ban bekas warna, bilah bambu warna, ring bayangan, dan telapak kaki bayangan yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik. 4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II, cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar. 5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut: a) Hasil belajar siswa dalam materi lay up shot bola basket setelah Tindakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat Baik 75,67 % sedangkan sisanya Baik 18,91 %; commit to user Cukup 5,40 %.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
b) Sejumlah 35 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian sesuai dengan target capaian yang diharapkan. Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah memenuhi target dari, rencana target yang diharapkan.
e. Diskripsi Data Tindakan II Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data penelitian Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan lay up shot kanan (psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) sesuai yang tercantum dalam RPP siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Kondisi hasil belajar lay up shot kanan bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan Tindakan II pembelajaran menggunakan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 7. Diskripsi Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket
Setelah
Diberikan Tindakan Penerapan Modifikasi Alat Pembelajaran Siklus II. Rentang
Keterangan
Kriteria
Jumlah
Nilai
Prosentase
Anak
≥ 80
Sangat Baik
Tuntas
28
75,67 %
75 - 79
Baik
Tuntas
7
18,91 %
70 - 74
Cukup
Tidak Tuntas
2
5,40 %
65 - 69
Kurang
Tidak Tuntas
0
0%
≤ 64
Kurang sekali
Tidak Tuntas
0
0%
37
100 %
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
80,00%
Kurang Sekali
60,00%
Kurang 40,00%
Cukup
20,00%
Baik Baik Sekali
0,00% Sangat Baik Cukup Kurang Kurang Baik Sekali
Gambar 12. Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Siklus II Berdasarkan hasil diskripsi siklus pertama, hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan Tidakan II adalah Sangat Baik 75,67 % sedangkan sisanya
Baik 18,91 %; Cukup 5,40 %. Sejumlah 35 Siswa
mencapai kriteria Tuntas sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Perbandingan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 pada akhir siklus I dan akhir siklus II disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sebagai berikut : Tabel 8.Perbandingan Hasil Belajar lay up shot Bola Basket Setelah Diberikan Tindakan Penerapan Modifikasi Alat Pembelajaran Siklus I dan SiklusII Rentang Nilai
Keterangan
Prosentasi Data Awal
Siklus I
Siklus II
Sangat Baik
2,70 %
16,21 %
75,67 %
75 - 79
Baik
13,51 %
27,02 %
18,91 %
70 - 74
Cukup
18,91 %
54,05 %
5,40 %
65 - 69
Kurang
59,45 %
2,70%
0%
Kurang sekali
5,40 %
0%
0%
≥ 80
≤ 64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
75,67%
80% 70%
59,45%
54,05%
60%
50% 40%
27,02% 18,91% 13,51%
30% 20% 10%
3%
0% Data Awal
18,91%
16,21% 2,70%
5%
0%
Siklus 1
Data Awal
5,40% 0% 0%
Siklus 2
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 13. Perbandingan Hasil Belajar Lay Up Shot Bola Basket Tiap Siklus
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat di simpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar lay up shot bola basket pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada prasiklus hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 2,70%, baik 13,51 %, cukup 18,91 %, kurang 59,45 %, dan kurang sekali 5,40 % jumlah siswa yang tuntas adalah 6 siswa. Pada siklus I hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 16,21%, baik 27,02 %, cukup 54,05 % dan kurang 2,70 % jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Sedangkan pada siklus II hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat sangat baik sebesar 75,67 %, baik 18,91 %, dan cukup 5,40 % jumlah siswa yang tuntas adalah 35 siswa. Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II setelah diberikan tindakan modifikasi alat pembelajaran. Hasil belajar lay up shot bola basket meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar lay up shot bola basket meningkat menjadi lebih baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga bisa mendukung suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa: Pembelajaran melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran yang meliputi ban bekas warna, bilah bambu warna, ring basket bayangan, dan telapak kaki bayangan dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basketsiswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada prasiklus hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 2,70%, baik 13,51, cukup 18,91 %, kurang 59,45 %, dan kurang sekali 5,40 % jumlah siswa yang tuntas adalah 6 siswa. Pada siklus I hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 16,21%, baik 27,02 %, cukup 54,05 %, dan kurang 2,70 % jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Sedangkan pada siklus II hasil belajar lay up shot bola basket pada kategori sangat baik sebesar 75,67 %, baik 18,91 %, dan cukup 5,40 % jumlah siswa yang tuntas adalah 35 siswa. Peningkatan terjadi pada siklus I. Hasil belajar lay up shot bola basket meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar lay up shot bola basket meningkat menjadi lebih baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga bisa mendukung suatu proses pembelajaran yang berkualitas. commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Kesimpulan penelitian ini adalah dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket siswa kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran merupakan cara yang efektif untuk dapat meningkatkan hasil belajar lay up shot bola basket. Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media pengajaran dengan modifikasi alat pembelajaran. 3. Penerapan modifikasi alat pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lay up shot bola basket, sehingga siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran penjasorkes. Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang bagi siswa. commit tomenyenangkan user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
4. Penerapan modifikasi alat pembelajaran dalam pembelajaran ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran penjasorkes yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan mengembangkan
kebugaran skill
dan
jasmani,
mengembangkan
mengembangkan
sikap
kerjasama,
kompetitif
yang
kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan penguasaan belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran: 1.
Bagi Guru Kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar a. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya. b. Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani. c. Guru hendaknya lebih kreatif dalam membuat dan mengembangkan modifikasi alat pembelajaran sehingga akan menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. d. Kepada guru yang belum menerapkan penggunaan modifikasi alat pembelajaran hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjasorkes sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil commit to user belajar anak didiknya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
e. Untuk pengertian yang halus bahwa dalam penelitian tindakan kelas bisa saja tidak sesuai dengan kesepakatan antara peneliti utama dan kolaborator. 2.
Bagi Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 2 Karanganyar a. Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru. b. Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.
commit to user