1 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KONSEP ENERGI MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS Dian Hartono, Novi Yanthi1, Susilowati2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang ditemukan peneliti di SDN Beor 01 sehingga berdampak terhadap rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA di SD. Pembelajaran masih berpusat pada guru membuat siswa pasif dalam belajar, selain itu, hasil belajar siswa yang masih berada di bawah KKM menunjukkan bahwa siswa belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis. Peneliti menggunakan pendekatan konstruktivis untuk membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep energi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Beor 01 Cicalengka dengan subjek penelitian siswa kelas IV-B yang berjumlah 27 siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain model John Elliot. Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus, setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrument berupa lembar observasi, catatan lapangan, lembar evaluasi, lembar penilaian aktivitas siswa, dan dokumentasi. Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap tindakannya. Pada siklus I, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 1,74. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 2,03. Dalam siklus III nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 2,22. Sedangkan untuk nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 67,10, pada siklus II yaitu 73,13, dan pada siklus III yaitu 79,59. Dengan demikian, peneliti merekomendasikan penggunaan pendekatan konstruktivis sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususunya dalam pembelajaran IPA konsep energi di SD. Kata Kunci
1 2
: Konstruktivis, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Konsep Energi
penulis penanggung jawab penulis penanggung jawab
2 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
THE INCREASE IN ACTIVITY AND THE STUDENTS LEARNING OUTCOMES THE CONCEPT OF ENERGY THROUGH THE CONSTRUCTIVISM Dian Hartono, Novi Yanthi1, Susilowati2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] ABSTRACT This research is based by the problems that found by researchers at SDN Beors 01 that results in low activity and learning outcomes of students in the process of learning science in elementary school. Learning is still centered on teachers that make students passive in learning, in addition, student learning outcomes are still under KKM show that student have not completed implementing learning. Based on these problems we propose issues to be studied are how the activities and learning outcomes of students in learning by using a constructivism approach. Researchers used a constructivist approach to help improve the activity and student learning outcomes in science teaching on the concept of energy. This study was conducted in SDN Beors 01 Cicalengka with research subjects IV-B graders totaling 27 students. The method used in this research is Classroom Action Research (CAR) with the design of the model John Elliot. This study was conducted with three cycles, each cycle consisting of three acts. In this study, researchers used the instrument in the form of sheets of observations, field notes, sheet evaluation, assessment of student activity sheet, and documentation. The research data were analyzed qualitatively and quantitatively. Based on data analysis, it can be concluded that the activity and learning outcomes of students has increased. It can be seen from the increase in the average value of the activity and student learning outcomes in each of his actions. In the first cycle, the average value of student's learning activities, namely 1.74. In the second cycle the average value of student's learning activities, namely 2.03. In the third cycle the average value of student's learning activities, namely 2.22. As for the average value of student learning outcomes, namely 67.10 in the first cycle, the second cycle is 73.13, and the third cycle is 79.59. Thus, the researchers recommend the use of a constructivist approach as one of the solutions to improve the activity and student learning outcomes,especially of teaching primary energy concepts in elementary school. Keywords: Constructivism, Learning Activity, Learning Outcomes, Energy Concept
1 2
penulis penanggung jawab penulis penanggung jawab
3 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
Melihat dari waktu ke waktu segala sesuatu semakin maju dan berkembang, perkembangan tersebut salah satunya dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Hal ini menyebabkan berbagai persaingan didalam bidang kehidupan terutama dalam bidang pendidikan, untuk sekarang ini diperlukan peningkatan mutu pendidikan agar dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas yang akan membangun bangsa ini. Untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah itu salah satunya yaitu dengan memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang terdapat dalam bidang pendidikan. Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal, proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Sedangkan menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan utama pendidikan adalah membantu siswa untuk dapat menemukan makna baru mengenai apa yang dipelajari. Dengan demikian diperlukan pembelajaran yang mampu menciptakan suasana atau kegiatan pembelajaran yang kondusif sehingga pembelajaran menjadi bermakna. 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
Menurut Suparno (1997, hlm. 54) belajar bermakna terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran bermakna maka setiap individu yang belajar harus dapat mengaitkan konsep atau pengetahuan yang relevan yang sudah diketahui. Sebaliknya dalam pembelajaran secara hafalan maka pengetahuan diperoleh hanya dengan menghafal di luar kepala memasukannya ke dalam struktur pengetahuannya tanpa ada interaksi dengan apa yang sudah diketahuinya. Akan tetapi banyak orang yang berpandangan bahwa dalam mengajar diasumsikan pengetahuan itu dapat dipindahkan dari pikiran guru kepada siswa atau transfer ilmu dari guru ke siswa seperti menuangkan air kedalam gelas kosong. Padahal dalam kenyataannya siswa pada saat proses pembelajaran sebenarnya sudah memiliki pengetahuan yang dia dapat sebelumnya dari lingkungannya. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan guru menerapkan pendekatan yang dapat memberi kesempatan kepada siswa agar dia mampu mengaitkan materi baru ke materi yang sudah dipelajari sebelumnya sehingga pembelajaran tersebut dapat dikatakan sebagai pembelajaran bermakna. Akan tetapi faktanya pembelajaran di sekolah dasar yang peneliti observasi pada mata pelajaran IPA konsep Energi masih ditemukan masalah yang sangat sederhana sepertidiawal pembelajaran guru tidak pernah menyampaikan terlebih dahulu apersepsi kepada siswa. Biasanya guru langsung menginstruksikan siswa untuk mencatat materi yang sudah ditulis guru dipapan tulis atau yang didiktekannya, masalah ini terlihat seperti bukan masalah yang besar namun hal ini juga merupakan hal yang penting. Karena dalam pembelajaran apersepsi ini adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan, karena dalam apersepsi sebelum
4 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
kegiatan inti guru mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Setelah siswa selesai mencatat guru langsung menjelaskan materi yang telah dicatat oleh siswa tadi. Pada saat guru menjelaskan materi banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa tersebut ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya dan ada juga beberapa siswa yang malah bermain-main pada saat guru menjelaskan. Masalah-masalah tersebut timbul disebabkan guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dan tidak disertai media dan alat peraga dalam pembelajarannya. Selain itu juga guru tidak melakukan pengamatan atau eksperimen tentang konsep Energi, sehingga pembelajaran tersebut cenderung membosankan dan mengakibatkan pemahaman siswa tidak berkembang. Pada saat guru bertanya tentang materi yang telah disampaikan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan. Selain itu hanya beberapa siswa juga yang aktif bertanya dan memberikan pendapat pada saat pembelajaran berlangsung. Ternyata berbagai kendala dan masalah tersebut berakibat terhadap aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar tersebut dapat terbukti dari hanya sekitar 37% siswa saja yang mampu memahami materi yang telah disampaikan. Hasil evaluasi yang didapat siswa pun kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh guru dan hanya 10 siswa dari 27 siswa yang dapat mencapai KKM yang bernilai 70 setelah diberikan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru. Agar berbagai masalah tersebut dapat dihindari atau diminimalisir, maka salah satu alternatif solusinya yaitu dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme karena pendekatan ini dapat memperbaiki proses pembelajaran siswa sehingga pembelajarannya itu dapat lebih bermakna. Pendekatan konstruktivis juga sesuai 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
diterapkan dalam pembelajaran IPA khususnya mengenai konsep energi karena dalam pembelajaran ini, siswa akan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, siswa dapat mengembangkan kemampuan mandiri, siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri, karena aktivitas pembelajarannya itu akan berpusat pada siswa serta guru disini memiliki peran sebagai fasilitator, mediator dan manajer dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu. 1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran konsep Energi dengan menggunakan pendekatan konstruktivis di kelas IV SDN Beor I? 2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep Energi dengan menggunakan pendekatan konstruktivis di kelas IV SDN Beor I? Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuannya yaitu. 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran konsep Energi dengan menggunakan pendekatan konstruktivis. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi konsep Energi melalui penerapan pendekatan konstruktivis. Tinjauan pustaka yang dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai hakikat pembelajaran, yang terdiri dari pengertian belajar, pengertian pembelajaran dan pembelajaran IPA. Selain itu, teori kedua yang dibahas dalam tinjauan pustaka yaitu mengenai definisi dan karakteristik pendekatan konstruktivis, kelebihan dan kekurangan pendekatan konstruktivis, tahapan dalam pendekatan konstruktivis, dan teori belajar yang mendukung pendekatan konstruktivis. Teori ketiga dalam tinjauan pustaka ini membahas mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa yang terdiri dari pengertian aktivitas
5 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
belajar, pengertian hasil belajar, dan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar.Teori keempat yang dibahas dalam tinjauan pustaka ini mengenai konsep energi yang terdiri dari energi panas, energi bunyi dan energi alternatif. Konstruktivis ini lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky, keduanya menyatakan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui proses ketidakseimbangan dalam upaya memperoleh informasi baru. Jadi pembelajarannya itu lebih menekankan adanya hakikat sosial dalam belajar, sehingga dalam pembelajarannya itu dibentuk kelompok kecil yang anggota dalam kelompoknya itu bersifat heterogen sehingga diusahakan terjadinya perubahan pengertian atau belajar.Menurut Karli (2003, hlm. 2). Konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Adapun langkah-langkah pendekatan konstruktivisadalah sebagai berikut : 1. Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaanpertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. 2. Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini peserta didik mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang mau dipelajari. Kemudian siswa menggali, menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung. 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
3. Tahap ketiga adalah diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan temuannya. Guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok lain serta memotivasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab. 4. Tahap keempat adalah pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial. Kemudian siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV-B SDN Beor 01, yang terletak di Kp. Beor, DesaBabakanPeuteuy, KecamatanCicalengka, Kabupaten Bandung yang berdampingan dengan SDN Beor 02. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV-B sekolah dasar dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian ini akan menghasilkan
6 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
data secara deskriptif dalam bentuk laporan uraian. PTK merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dengan maksud untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Menurut pendapat Burns (dalam Kunandar, 2008, hlm. 44) penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang di lakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi dan orang awam. Selain pendapat Burns dalam buku ini juga Kurt Lewin berpendapat bahwa Penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian langkah yang memiliki empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasar pada desain penelitianyang berbentuk siklussiklus yang mengacu pada model rancangan penelitian John Elliot. Dari model PTK John Elliot ini digambarkan pelaksanaan penelitian yang terdiri atas tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri atas tiga tindakan. Dalam setiap tindakan akan menghasilkan tindakan selanjutnya jika memang tindakan tersebut masih mempunyai kelemahan dan belum berhasil serta harus ditingkatkan lagi supaya hasil yang didapatkan benar-benar optimal. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar penilaianaktivitassiswa, lembar tes atau lembar evaluasi, lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan pendekatan konstruktivisme sesuai RPP, catatan lapangan dan yang terakhir yaitu dokumentasi. Selain itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, evaluasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk yaitu, data kualitatif, kuantitatif dan triangulasi. 1 2
penulis penanggung jawab penulis penanggung jawab
Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengolah data yang bersifat deskriptif dari hasil penilaian aktivitas belajar, lembar observasi, catatan lapangan dan dokumentasi yang yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung. Data yang dihasilkan berupa uraian informasi berbentuk kalimat yang menggambarkan keseluruhan proses pembelajaran. Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswasebagai penentu keberhasilan keberhasilan dari tindakan yang dilakukan oleh guru. Untuk pengolahan data secara kuantitatif menurutSudjana (2014, hlm. 109) data tersebut diolah dengan menggunakan rumus: ππ Keterangan: πΜ
= β πΜ
= rata-rata π f = frekuensi X = skor N =jumlahsiswa Triangulasi merupakan suatu teknik analisis data yang menggabungkan antara teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif. Teknik ini menggabungkan analisis terhadap data hasil belajar siswa dengan data lain, yakni aktivitas belajar siswa melalui pembelajaran konstruktivisme dalam proses penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan Penelitian Siklus pertama dilakukan dalam tiga tindakan. Sebelum melakukan tindakan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran, dan menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar penilaian aktivitas siswa, lembar catatan lapangan, lembar evaluasi serta kamera digital yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
7 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
Pada setiap pertemuan peneliti dibantu oleh observer yang bertugas mengamati kegiatan peneliti serta kegiatan siswa dengan menggunakan lembar observasi selama pembelajaran berlangsung. Setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Materi yang diajarkan selama penelitian yaitu mengenai konsep energi. DeskripsiPelaksanaanTindakanSiklus I Kegiatan pembelajaran di SDN Beor 01 pada siklus I tindakan 1 dilaksanakan hari Jumat tanggal 8 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir dari 27 siswa yaitu sebanyak 21 orang. Materi yang disampaikan yaitu mengenai pengertian energi dan sumber energi panas. Kegiatan awal pada tindakan pertama yaituguru mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa pada kondisi pembelajaran yang kondusif dengan memberi instruksi kepada siswa untuk meluruskan bangku tempat duduk dengan barisan paling depan. Sebelum guru mengecek kehadiran siswa, guru dan siswa berdoa bersama-sama.Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran untuk menggali konsep awal siswa. Pembelajaran dilanjutkan pada tahap eksplorasi. Dalam tahap ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang tertera pada RPP yaituguru menayangkan video tentang pengertian energi dan sumber energi panas, dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai video yang ditayangkan. Setelah selesai memperhatikan tayangan video kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah tiap kelompok sebanyak 4-5 orang. Kemudian guru membagikan LKS tentang sumber energi panas pada tiap kelompok, kemudian guru memberikan petunjuk 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
tentang langkah-langkah pengerjaan LKS, dan selama diskusi berlangsung guru berkeliling membimbing dan mendampingi siswa dalam mengerjakan LKS dan diskusi kelompok. Pada tahap diskusi dan penjelasan konsep. Pada tahap ini setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan kelompok lain menanggapinya.Namun belum ada kelompok yang berani menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok yang telah dipresentasikan. Guru memberikan penguatan terhadap kelompok yang menjawab kurang tepat dan guru memberikan kesempatan kepada siswa apabila ada hal yang belum dipahaminya atau ada hal yang ingin ditanyakan. Pada saat guru memberikan kesempatan bertanya belum ada siswa yang berani bertanya. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap akhir yaitu pengembangan dan aplikasi konsep, siswa diberikan lembar evaluasi berupa soal. Guru membagikan lembar evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 24 orang.Materi pembelajaran pada siklus I tindakan 2 yaitu mengenai perpindahan energi panas.Pembelajaran yang dilakukan mengikuti langkah-langkah yang tertera dalam RPP. Tindakan 3 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 21 orang.Materi pembelajaran pada siklus I tindakan 3 yaitu mengenai pengertian dan sumber energi bunyi. Pembelajaran pada tindakan 3 dilakukan dengan mengikuti
8 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
langkah-langkah pembelajaran sebelumnya. Bedamya pada tindakan III sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa untuk melakukan warming up yaitu bernyanyi bersama, hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa supaya lebih bersemangat lagi sebelum memulai pembelajaran. RefleksiSiklus I Berdasarkan hasil analisis diketahuibahwa pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran siklus I sudah terlaksana dengan baik. Namun pelaksanaan pada siklus I tidak luput dari kekurangan dan hal-hal yang menghambat keberhasilan siswa. Maka berdasarkan hasil temuan siklus I tindakan 1, 2 dan 3 peneliti memperoleh gambaran dan masukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus dan tindakan selanjutnya. Perbaikan yang akan dilakukan adalah: 1. Pada kegiatan awal, guru perlu mengarahkan siswa ke dalam situasi belajar yang kondusif dengan cara memberikan aturan yang disepakati bersama. Selain itu, siswa dibiasakan untuk memperhatikan arahan guru dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.Guru juga perlu melakukan warming up bersama siswa sebelum memulai pembelajaran. Dengan melakukan warming upsiswa akan lebih bersemangat lagi untuk melakukan pembelajaran. 2. Guru akan memberikan teguran kepada siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, misalnya dengan memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru. 3. Masih ada siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa masih ada yang kurang aktif dalam bertanya, mengemukakan pendapat, bahkan merasa malu dan takut ketika menyampaikan hasil diskusi di depan kelas atau bertanya pada saat guru memberikan kesempatan untuk 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
4.
5.
6.
7.
menanyakan materi yang belum dipahaminya. Maka dari itu siswa yang mengalami kesulitan perlu dibimbing diberi arahan, rangsangan dan reward berupa stiker bintang, selain itu siswa juga akan dibiasakan untuk mempunyai rasa percaya diri dalam bertanya dan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas agar terbentuk kepercayaan dirinya sejak dini. Siswa juga harus dibiasakan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-temannya baik itu teman yang sudah dekat maupun teman yang kurang dekat dan lawan jenis. Guru perlu membimbing dan memberikan penguatan agar siswa tidak canggung lagi untuk berinterkasi dengan semua teman di kelasnya. Dalam siklus ini siswa masih kebingungan ketika akan melakukan percobaan. Maka dari itu, guru perlu memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa sebelum melakukan percobaan. Hal tersebut dilakukan agar dapat meminimalisir kesalahan siswa dalam melakukan percobaan. Pada kegiatan akhir, siswa masih belum dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh karena itu guru perlu menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesimpulan dan guru harus lebih mengarahkan siswa ketika membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran. Siswa yang tidak memperhatikan arahan guru hendaknya ditegur agar memperhatikan dan ikut serta dalam penyimpulan materi pembelajaran. Guru perlu memberikan bimbingan kepada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami soal evaluasi. Hal ini dilakukan agar hasil belajar siswa dapat meningkat dan seluruh siswa nilainya berada di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM).
9 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
DeskripsiPelaksanaanTindakanSiklus II Pada siklus II tindakan 1 dilaksanakan hari Jumat tanggal 22 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.10 WIB.Jumlah siswa yang hadir dari 27 siswa adalah sebanyak 21orang. Materi yang diajarkan yaitu perambatan energi bunyi. Pembelajaran dilakukan sesuai dengantahapan yang berada di RPP. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa.sebelum mengecek kehadiran siswa guru dan siswa berdoa bersama-sama. Kemudian guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatanwarming up dengan menyanyikan lagu Tok Tok Bunyi Sepatu. Gurumelakukanapersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada tahap eksplorasi seperti tindakan sebelumnya guru menayangkan video tentangperambatan energi bunyi. Siswa sangat antusias melihat video yang ditayangkan.Kemudian guru mengarahkan siswa untuk duduk secara berkelompok dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk dikerjakan siswa. selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling membimbing dan mendampingi siswa dalam diskusi. Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi dan percobaan, siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Setiap kelompok satu per satu menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Setelah selesai guru dengan siswa membahas hasil presentasi bersama-sama. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang menjawab kurang tepat. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahaminya. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.Siswa sudah terlihat mengerti bagaimana membuat kesimpulan dan berani dalam menyampaikannya. Pada tahap akhir dalam pengembangan dan aplikasi konsep, siswa diberikan 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
lembar evaluasi berupa soal essay untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. tindakan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 22 orang. Dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 8 orang dan siswa perempuan sebanyak 14 orang. Materi pembelajaran pada siklus II tindakan 2 yaitu pemantulan dan penyerapan bunyi.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tindakan II ini dilaksanakan mengikuti langkah-langkah pembelajaran dalam RPP seperti sebelumnya. Siklus II tindakan 3 dilaksanakan hari Senin tanggal 25 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 21 orang. Dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan siswa perempuan sebanyak 12 orang. Materi pembelajaran pada siklus II tindakan 3 yaitu mengenai perubahan bentuk energi panas dan bunyi.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tindakan III dilaksanakan mengikuti langkah-langkah pembelajaran dalam RPP seperti sebelumnya. Bedanya padakegiatan eksplorasi dalam tindakan III guru tidak menayangkan video seperti tindakan sebelumnya. RefleksiSiklus II Berdasarkan analisis siklus II, maka perbaikan yang akan dilakukan yaitu. 1. Pada kegiatan tanya jawab, peneliti sebaiknya membuat peraturan dan lebih mengkondisikan siswa agar ketika guru mengajukan pertanyaan tidak ada siswa yang menjawab secara serentak. Selain itu peneliti juga perlu menghindari pertanyaan yang dapat mengundang siswa menjawab secara serentak sehingga pembelajaran kurang kondusif.
10 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
2. Peneliti akan menampilkan video untuk kegiatan eksplorasi pada tindakan selanjutnya. Hal ini disebabkan siswa lebih tertarik dan senang ketika belajar dengan menggunakan video. 3. Peneliti akan lebih memotivasi lagi dan membimbing siswa yang masih kurang aktif di dalam kelas. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bertanya, menyampaikan pendapat ataupun menjawab pertanyaan guru dengan benar. 4. Dilihat dari hasil evaluasi pada siklus II, masih terdapat beberapa siswa yang nilainya jadi menurun. Untuk itu peneliti perlu membuat siswa bersemangat dan mengoptimalkan lagi hasil belajarnya. Peneliti harus memberi penguatan dan arahan agar siswa lebih giat lagi belajar. DeskripsiPelaksanaanTindakanSiklus III Proses pembelajaran pada siklus III tindakan 1 dilaksanakan sesuai rencana yaitu menggunakan pendekatan konstruktivis.Selamakegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh observer untuk mengamati dan mencacat seluruh kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran siklus III tindakan 1 dilaksanakan hari Rabu tanggal 27 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 08.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran (70 menit). Jumlah siswa yang hadir dari 27 siswa adalah sebanyak 22orang. Materi yang diajarkan yaitu tentang energi alternatif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa pada kondisi pembelajaran yang kondusif.Pada siklus III siswa sudah terlihat siap saat akan memulai pembelajaran dengan peneliti. Sebelum 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
melakukan apersepsi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar guru melakukanwarming upterlebih dahulu dengan menyanyikan lagu Burung Kakan Tua. Pada kegiatan eksplorasi, guru menayangkan video tentang energi alternatif.Kemudian guru dan siswa bertanya jawab mengenai video tersebut. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Siswa dibagi menjadi lima kelompok dengan jumlah tiap kelompok sebanyak 4-5 orang. Setelah siswa mengkondisikan diri sesuai dengan arahan guru, guru membagikan LKS kepada tiap kelompok dan menjelaskan petunjuk langkah-langkah pengerjaan LKS tersebut. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru berkeliling membimbing dan mendampingi siswa dalam diskusi kelompok. Pada tahap diskusi dan penjelasan konsep, setelah semua kelompok selesai mengerjakan pekerjaanya, siswa diminta guru untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk menanggapinya. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya satu per satu. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi dan menyamakan hasilnya. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Tidak ada kesulitan bagi siswa saat guru meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa telah terbiasa dan mengerti bagaimana menyimpulkan materi pembelajaran yang telah mereka lakukan. pada tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap ini siswa diberikan lembar evaluasi berupa soal untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. III tindakan 2 dilaksanakan hari Jumat tanggal 29 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 21orang. Dengan siswa laki-laki sebanyak
11 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
8 orang dan siswa perempuan sebanyak 13 orang. Materi pembelajaran dalam siklus III tindakan 2 yaitu energi alternatif matahari dan angin. Pembelajaran dilakukan sesuai langkah-langkah pembelajaran sebelumnya. Bedanya yaitu pada tindakan II tidak melakukan percobaan. tindakan 3 dilaksanakan hari Sabtu tanggal 29 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran (70 menit). Jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 20orang. Dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 8 orang dan siswa perempuan sebanyak 12 orang. Materi pembelajaran dalam tindakan III siklus 3 yaitu energi alternatif air dan panas bumi. Pembelajaran dilakukan sesuai ddengan RPP dan langkah-langkah pembelajaran sebelumnya. Bedanya dalam tindakan III dilakukan percobaan untuk membuktikan bahwa air dapat menggerakan kincir air. RefleksiSiklus III Dari hasi penelitian siklus III yang sudah dilaksanakan, tidak ada kendala berat yang menghambat pembelajaran. Hanya saja siswa menjawab pertanyaan dengan serentak pada saat apersepsi dalam tindakan 2. Namun hal itu dapat segera diatasi dan tidak mempengaruhi kegiatan selanjutnya. Selain itu, ada beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusi. Hal ini juga dapat segera diatasi oleh guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang aktif dan memotivasi siswa kurang percaya diri. Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus III tindakan 1 hingga 3 sudah menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang semakin membaik pada setiap siklusnya. Semua siswa sudah dapat memenuhi nilai KKM yang ditentukan. Selain hasil belajar yang 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
mengalami peningkatan, aktivitas belajar siswa selama pembelajaran juga mengalami peningkatan baik itu dalam aktivitas bertanya, aktivitas mengemukakan pendapat dan aktivitas diskusi. Berdasarkan data yang didapatkan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan konstruktivis ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. AnalisisHasilPenelitian Berdasarkan deskripsi, analisis dan refleksi setiap siklus yang peneliti lakukan. Data yang menjadi fokus penelitian ini yaitu aktivitas dan ahsil belajar siswa. Aktivitas siswa memiliki 3 aspek indikator dengan rentang nilai antara 1-3. Adapun untuk indikatornya yaitu aspek bertanya, aspek mengemukakan pendapat, dan aspek diskusi.Sedangkan hasil belajar didapat dari hasil evaluasi siswa yang dilakukan di akhir pembelajaran dalam setiap tindakannya.Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, terlihat adanya perubahan perilaku siswa pada setiap tindakannya. Perubahan yang terjadi adalah perubahan perilakusiswa ke arah yang lebih baik, seperti siswa sudah menunjukan keberanian dalam menjawab pertanyaan yang guru ajukan dan semakin mudahnya siswa untuk dikondisikan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini sejalan dengan Gagne dan Berliner (dalam Suyono, 2011, hlm. 13) yang mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.
12 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan dan lain sebagainya. 2.5 Pada tahap diskusi dan penjelasan 2 2.25 konsep 2.21 awalnya siswa masih terlihat malu2.1 2.06 2.1 2.2 2.17 malu dan tidak mau untuk menyampaikan 1.5 1.731.74 hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini 1 disebabkan siswa tidak mempunyai rasa 0.5 percaya diri yang tinggi dan siswa belum terbiasa menyampaikan hasil diskusi di 0 Siklus I Siklus II Siklus III depan kelas. Namun, setelah diberi Bertanya 1.73 2.06 2.17 motivasi dan dorongan oleh guru siswa Mengemukakan akhirnya mau menyampaikan hasil kerja 1.74 2.1 2.25 Pendapat kelompoknya di depan kelas. Hal ini sesuai Diskusi 2.1 2.2 2.21 dengan pendapat Hilgard (dalam Suyono, 2011, hlm.12) belajar adalah suatu proses Diagram1 dimana suatu perilaku muncul atau berubah Nilai Aktivitas Siswa Setiap Siklus karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selain itu siswa kesulitan dalam Berdasarkan diagram 1, skor aktivitas kesulitan saat menarik kesimpulan. Hal ini belajar siswa dalam siklus I terbagi disebabkan siswa jarang dibimbing oleh menjadi 3 aspek, yaitu aspek bertanya guru dalam menyimpulkan pembelajaran sebesar 1,73, aspek mengemukakan dan ada beberapa siswa yang tidak pendapat sebesar 1,74 dan aspek diskusi memperhatikan arahan guru. sebesar 2,10. Ini menunjukan ada beberapa Selanjutnya pada tahap pengembangan nilai aspek aktivitas belajar siswa yang dan aplikasi, masih ada siswa yang belum optimal. Banyak siswa yang belum kebingungan dalam mengerjakan soal mampu bertanya maupun menjawab evaluasi. Hal ini karena siswa belum pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain terbiasa dengan soal pemahaman sehingga itu siswa juga belum mampu siswa terlihat kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya ketika guru mengerjakannya. Namun, setelah guru meminta siswa mengemukakan membimbingnya siswa mampu pendapat.Pada siklus I siswa masih menyelesaikannya dengan baik. Sejalan kesulitan dalam menjawab dan dengan pendapat Gagne dan Berliner mengemukakan pendapat mereka. Hal ini (dalam Suyono, 2011, hlm. 13) yang ini disebabkan karena siswa masih merasa mendefinisikan belajar adalah suatu proses malu-malu dan kurang percaya diri. perubahan tingkah laku yang muncul Pada proses pembentukan kelompok karena pengalaman. awalnya siswa kesulitan dalam melakukan Pada siklus II nilai aktivitas belajar pengondisian karena siswa tidak pernah siswa dalam aspek bertanya sebesar 2,06, belajar secara berkelompok. Namun, aspek mengemukakan pendapat sebesar setelah guru mengarahkannya akhirnya 2,10 dan aspek diskusi sebesar 2,20. Dilihat siswa bisa mengondisikan diri dengan baik. secara keseluruhan pada siklus II sudah Hal ini sejalan dengan pendapat Wina menunjukan konsistensi peningkatan yang Sanjaya (2006, hlm. 176), yang lebih baik dari siklus sebelumnya meskipun mengungkapkan bahwa aktivitas adalah belum secara merata pada setiap individu. segala perbuatan yang sengaja dirancang Perkembangannya terlihat dari siswa oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan mampu bertanya, mengemukakan pendapat belajar siswa seperti kegiatan diskusi, dan aktif dalam diskusi kelompok. 3
1 2
penulis penanggung jawab penulis penanggung jawab
13 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
Pada umumnya di siklus II ini siswa sudah mulai menunjukan perubahan yang baik. Seperti siswa sudah menunjukan keberanian dalam menjawab pertanyaan meskipun siswa terlalu bersemangat dalam menjawabnya sehingga menimbulkan jawbaan yang serentakUntuk itu guru mensiasati hal tersebut dengan memberikan aturan ketika menjawab pertanyaan dan menghindari pertanyaan yang menimbulkan jawaban secara serentak. Hal ini sejalan dengan pendapat Rachman (1997, hlm. 95) yang menyatakan bahwa dalam dimensi pencegahan guru perlu mempersiapkan langkah-langkah yang harus direncanakan guru untuk menciptakan suasana struktur kondisi yang fleksibel baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam kegiatan eksplorasi juga sudah menunjukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pada siklus II siswa sudah mulai berani dalam menjelaskan hasil diskusi. Siswa juga dibiasakan untuk mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget (dalam Dahar, 1996, hlm. 162) yang menyatakan bahwa siswahendaknya dianjurkan untuk mempunyai pendapat sendiri (walaupun pendapat itu mungkin salah), mengemukakannya, mempertahankannya, dan merasa bertanggung jawab. Selain siswa sudah mampu menjelaskan hasil diskusi, siswa juga mulai bisa menarik kesimpulan pembelajaran dengan benar karena sudah mengikuti proses percobaan dengan langkah-langkah sesuai yang tertera di LKS dan konsisten, sehingga mereka dapat memperoleh data yang akurat dan hal tersebut membantu mereka dalam membuat kesimpulan berdasarkan data yang dipolakan oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Bundu (2006, hlm. 114) yang menyatakan bahwa kesimpulan atau inferensi harus selalu berdasarkan fakta hasil pengamatan sehingga harus dilakukan pengamatan dengan cermat dan hati-hati. 1 2
penulis penanggung jawab penulis penanggung jawab
Nilai aktivitas belajar siswa pada siklus III aspek bertanya sebesar 2,17, aspek mengemukakan pendapat sebesar 2,25 dan aspek diskusi sebesar 2,21. Keseluruhan nilai pada siklus III menunjukan peningkatan aktivitas belajar siswa yang semakin baik. Perkembangannya terlihat dari setiap aspek aktivitas belajar siswa yang semakin meningkat dari siklus I dan II. Pada pembelajaran siklus III ini, siswa sudah mulai terbiasa dengan langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan siswa sudah menunjukan perubahan yang baik dalam setiap langkahnya. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan setiap indikator dalam aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Hal ini juga terjadi terhadap hasil belajar siswa yang meningkat. 100 50
67.1
73.13
79.59
0 Siklus I
Siklus II Siklus III Diagram2
Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Menurut Arikunto (2005, hlm. 21) hasil belajar adalah suatu hasil yang menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.Berdasarkam grafik 2, nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklus. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I masih rendahyaitu 67,10, yang berarti nilai tersebut masih di bawah KKM yaitu 70.
14 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
Pada siklus kedua nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 75,22.Artinya nilai tersebut sudah mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata hasil belajar keseluruhan pada siklus ketiga mengalami peningkatan yang signifikan dan semakin baik pada siklus sebelumnya mencapai 79,59. Dengan nilai tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa semakin baik dalam setiap siklusnya.Hal ini juga terlihat pada siklus III tindakan III, yaitu dari 20 siswa yang hadir semua siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan. Apabila dipresentasikan 100% siswa sudah dapat memenuhi nilai KKM. Berdasarkan nilai tersebut menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang maksimal. KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian, deskripsi, analisis dan pembahasan pada pembelajaran IPA tentang konsep energi dengan menggunakan pendekatan konstruktivis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan di SDN Beor 01 Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi konsep energi melalui penggunaan pendekatan konstruktivis mengalami peningkatan dari setiap tindakan dan setiap siklusnya. Hal tersebut terlihat dari tiga aspek yang diukur yaitu kemampuan siswa dalam bertanya yang semakin meningkat dalam tiap siklusnya, begitu juga dengan aspek mengemukakan pendapat dan diskusi yang semakin membaik dari setiap siklus dan tindakannya, kemampuan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan adanya sikap percaya diri yang tinggi. Hal tersebut dapat digambarkan pada rata-rata skor keaktifan siswa dengan rentang nilai 1-3 setiap indikatornya. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas 1 2
penulis penanggung jawab penulis penanggung jawab
siswa yaitu 1,74, pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu sebesar 2,03. Sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa dalam siklus III yaitu sebesar 2,22. Seluruh aspek dalam aktivitas belajar siswa dari siklus I hingga III menunjukan peningkatan yang sangat baik. Keseluruhan kegiatan aktivitas siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran IPA materi energi menggunakan pendekatan konstruktivis menunjukkan hasil yang optimal. 2. Hasil belajar siswa pada materi energi dengan menggunakan pendekatan konstruktivis mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dalam setiap siklus yaitu pada siklus I 67,10 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 73,13 dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 79,59. Selain itu, hasil belajar siswa juga terlihat pada perubahan sikap serta perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Siswa lebih disiplin dan mudah dikondisikan dalam belajar serta dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Dari 20 siswa yang hadir semua siswa sudah mampu memenuhi nilai KKM. Ini berarti 100% siswa mampu memenuhi nilai KKM yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisdapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik. Adapun implikasi dari penggunaan pendekatan konstruktivis iniyaitu: 1. Penggunaan pendekatan konstruktivisdalam pembelajaran IPA di SD dapat dilakukan dengan perencanaan yang matang. Persiapan yang dilakukan berkaitan dengan alokasi waktu, media dan alat peraga yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik siswa serta konsep yang diajarkan. 2. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivis guru dapat mengajak siswa untuk menemukan pengalaman
15 Antologi
Volume 3 Edisi No. 2 Agustus 2015
baru yang beragam dalam pembelajaran IPA. 3. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivis, guru dapat menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas. Ketepatan memilih pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan akan sangat menentukan keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran tersebut. Berdasarkan implikasi di atas, peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut. 1. Penelitian ini dapat dijadikan bekal untuk mengembangkan pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu pendekatan ini dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Pada saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis sebaiknya guru memperhatikan waktu dengan baik dalam tahapan-tahapannya. 3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis akan berjalan dengan baik jika kegiatan eksplorasi dilakukan dengan berbagai cara yang beragam. 4. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis guru sebaiknya mempersiapkan reward untuk diberikan kepada siswa yang telah berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar sehingga aktivitas belajar siswa dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap 1 penulis penanggung jawab 2 penulis penanggung jawab
Ilmiah dalam Pembelajaran SainsSD. Jakarta : Depdiknas. Dahar. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga. ISBN. (2010). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2010. Bandung : Citra Umbara. Karli, H. Dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi. Kunandar. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Paul, Suparno (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Rachman, Maman. (1997). Manajemen Kelas. Semarang : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.Bandung: Rosda.